korupsi kepala daerah

Upload: rafi-bohaycrew-perfomance

Post on 22-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    1/18

    MAKALAH

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KORUPSI

    ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD)

    NAMA : 1. AKBAR

    2. SYAHRIR

    PROGRAM STUDI S2 ILMU KEDOKTERAN DASAR

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

    2014

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. L!" B#$%&'

    Semenjak di tetapkannya Undang-Undang Ootonomi daerah semakin

    sering kita mendapatkan dari berbagai media cetak dan elektronik berita

    mengenai kasus korupsi para kepala daerah.Dari 536 kabupaten/ kota yang ada

    saat ini sudah ada !"# kepala daerah yang menjadi tersangka kasus korupsi. $ika

    dilihat proporsinya lebih dari separuh kepala daerah %5& persen' telah terjerat

    kasus korupsi. $umlah tersebut sangat mungkin masih akan bertambah karena

    masih banyak kasus-kasus yang belum ditangani baik karena hambatan politis

    maupun hambatan-hambatan nonteknis lainnya. (akta tersebut adalah

    keprihatinan kita semua. %SU)*) +,*D,) *abu 3 )pril !#3'.

    0erdasarkan catatan emdagri sebanyak 3& kepala daerah tercatat terlibat

    dalam kasus korupsi. )ngka tersebut melambung cukup signi1ikan selama

    sepekan termasuk kasus dugaan suap 0upati 2unung +as ambit 0intih

    terhadap etua non-akti1 +ahkamah onstitusi )kil +ochtar baru-baru ini.

    %*epublika Online- Sabtu 4 Oktober !#3'. +enteri Dalam egeri 2amaan

    (au7i mengatakan semakin banyak kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi.

    8Dari data kami ada 33 kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi atau sekitar

    46!! persen8 kata 2amaan di gedung ementerian Dalam egeri *abu

    %9,+:O.;O $akarta !3 $uli !#&.'

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    3/18

    euangan daerah yang dikorupsi membuat upaya pembangunan daerah

    tidak berjalan dengan semestinya. Dalam jangka pendek korupsi menumpulkan

    program-program yang seharusnya tepat guna. Sebutlah pembangunan

    in1rasuktur seperti sarana irigasi dan jalan. arena dana pengembangan atau

    perbaikan jalan dikorupsi maka masyarakat tidak ada akses untuk

    memperdagangkan produk pertanian dan peternakan yang mereka hasilkan

    sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyengsarakan masyarakat.

    9erkait pengembangan sumber daya masyarakat jangka panjang korupsi

    membuat kuantitas dan kualitas sekolah tidak memadai demikian pula dengan

    upaya perbaikan kebutuhan dasar seperti ketersediaan air bersih dan pelayanan

    kesehatan masyarakat.

    Seiring gelombang otonomi daerah ada beberapa perubahan dalam

    hubungan antara eksekuti1 dengan legislati1. Pertama eksekuti1 bersama dean

    mempunyai otonomi penuh untuk membuat kebijakan-kebijakan lokal< dan kedua

    anggota dean memiliki otonomi penuh dan mempunyai peluang besar dalam

    proses legislasi. eenangan dean dalam membuat kebijakan tidak terbatas hanya

    dalam memilih kepala daerah tetapi juga berenang membuat undang-undang

    pengaasan in=estigasi dan bersama-sama dengan eksekuti1 menyusun ):0D

    yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. >mplikasi lain dari otonomi daerah adalah

    pelimpahan dana ini dibarengi dengan dilaksanakannya re1ormasi penganggaran

    dan re1ormasi sistem akuntansi keuangan daerah %alim !3'. *e1ormasi

    penganggaran yang terjadi adalah munculnya paradigma baru dalam penyusunan

    anggaran yang mengedepankan prinsip akuntabilitas publik partisipasi masyarakat

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    4/18

    dan transparansi anggaran. Disamping itu anggaran harus dikelola dengan

    pendekatan kinerja %performance oriented' prinsip e1isien dan e1ekti1 %Value For

    Money', keadilan dan kesejahteraan dan sesuai dengan disiplin anggaran

    %+ardiasmo !3'.

    amun eu1oria otonomi daerah ternyata banyak memunculkan dampak

    negati1. +enurut hudori %!&' salah satu yang menonjol adalah munculnya

    8kejahatan institusional8. 0aik eksekuti1 maupun legislati1 seringkali membuat

    peraturan yang tidak sesuai dengan logika kebijakan publik. $ika kejahatan

    institusional itu dipraktikkan secara kolekti1 antara eksekuti1 dan legislati1.

    ?egislati1 yang mestinya mengaasi kinerja eksekuti1 justru ikut bermain dan

    melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan cara yang 8legal8.

    8?egal8 karena dilegitimasi dengan keputusan.

    (enomena korupsi tersebut diatas menurut 0asir %#""6' pada dasarnya

    berakar pada bertahannya jenis birokrasi patrimonial di negeri ini. Dalam birokrasi

    ini dilakukannya korupsi oleh para birokrat memang sulit dihindari. Sebab kendali

    politik terhadap kekuasaan dan birokrasi memang sangat terbatas. :enyebab lainnya

    karena sangat kuatnya pengaruh integralisme di dalam 1ilsa1at kenegaraan bangsa

    ini sehingga cenderung masih mentabukan sikap oposisi. arakteristik negara kita

    yang merupakan birokrasi patrimonial dan negara hegemonik tersebut

    menyebabkan lemahnya 1ungsi pengaasan sehingga merebaklah budaya korupsi

    itu.

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    5/18

    +enurut Susanto %!#' korupsi pada le=el pemerintahan daerah adalah

    dari sisi penerimaan pemerasan uang suap pemberian perlindungan pencurian

    barang-barang publik untuk kepentingan pribadi. Sementara tipe korupsi menurut

    de )sis %!' adalah korupsi politik misalnya perilaku curang %politik uang' pada

    pemilihan anggota legislati1 ataupun pejabat-pejabat eksekuti1 dana ilegal untuk

    pembiayaan kampanye penyelesaian kon1lik parlemen melalui cara-cara ilegal dan

    teknik lobi yang menyimpang'. 9ipe korupsi yang terakhir yaitu clientelism %pola

    hubungan langganan'.

    1.2. R*& *$+

    (aktor-1aktor apa sajakah yang mempengaruhi banyak kepala daerah terlibat

    kasus korupsi@

    1.2.1. 9ujuan Umum

    +enjeleskan banyak kepala daerah terlibat kasus korupsi.

    1.2.2. 9ujuan husus

    1.,. +an1aat

    1.,.1. +an1aat 9eoritis

    Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti kongkrit

    dalam diskursus korupsi dan upaya strategi pemberantasan korupsi juga

    sebagai bahan untuk mendidik publik untuk mengetahui struktur dan

    komponen ):0D atau kelompok anggaran yang selama ini di korupsi serta

    besarnya ongkos sosial ekonomi yang ditimbulkan dari korupsi ):0D.

    1.,.2. +an1aat )plikati1

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    6/18

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

    2.1. P#&'#"!& K"/*

    orupsi berasal dari suatu kata dalam bahasa >nggris yaitu corrupt yang

    berasal dari perpaduan dua kata dalam bahasa latin yaitu com yang berarti bersama-

    sama dan rumpere yang berarti pecah dan jebol. +enurut 0ernardi %#""&' istilah

    korupsi juga dapat diartikan sebagai suatu perbuatan tidak jujur atau

    penyeleengan yang dilakukan karena adanya suatu pemberian. Sementara

    ermien .. %#""&' mende1inisikan korupsi sebagai kekuasaan tanpa aturan

    hukum. Oleh karena itu selalu ada praduga pemakaian kekuasaan untuk mencapai

    suatu tujuan selain tujuan yang tercantum dalam pelimpahan kekuasaan tersebut.

    2.2. P$-P$ K"/*

    0asir %#""3' menjelaskan ada A pola korupsi yang sering dilakukan oleh

    oknum-oknum pelaku tindak korupsi baik daari kalangan pemerintah maupun

    sasta. etujuh pola tersebut meliputi B %#' pola kon=ensional %!' pola upeti %!'

    pola komisi %&' pola menjegal order %5' pola perusahaan rekanan %6' pola kuitansi

    1ikti1 dan %A' pola penyalahgunaan eenang. Untuk menanggulangi terjadinya

    korupsi yang bermacam-macam jenisnya ini diperlukan strategi khusus dari semua

    bidang meskipun untuk menghilangkan sama sekali praktik korupsi adalah sesuatu

    yang mustahil tertapi setidaknya-tidaknya ada upaya untuk menekan terjadinya

    tindak korupsi. Strategi yang dibentuk hendaknya melibatkan seluruh lapisaan

    masyarakat dan pejabat struktur pemerintahan.

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    7/18

    Sementara menurut (adjar %!!' pola terjadinya korupsi dapat dibedakan

    dalam tiga ilayah besar yaitu < Pertama bentuk penyalahgunaan keenangan

    yang berdampak terjadinya korupsi adalah pertama< Mercenery abuse of power,

    penyalahgunaan eenang yang dilakukan oleh orang yang mempunyai suatu

    keenangan tertentu yang bekerjasama dengan pihak lain dengan cara sogok-

    menyogok suap mengurangi standar spesi1ikasi atau =olume dan

    penggelembungan dana %mark up'. :enyalahgunaan eenang tipe seperti ini

    adalah biasanya non politis dan dilakukan oleh le=el pejabat yang tidak terlalu

    tinggi kedudukannya.

    Kedua Discretinery abuse of power, pada tipe ini penyalahgunaan

    eenang yang dilakukan oleh pejabat yang mempunyai keenangan istimea

    dengan mengeluarkan kebijakan tertentu misalnya keputusan Calikota/0upati atau

    berbentuk peraturan daerah/keputusan Calikota/0upati yang biasanya menjadikan

    mereka dapat bekerjasama dengan kaan/kelompok %despotis' maupun dengan

    keluarganya %nepotis'.

    Ketiga diological abuse of power,hal ini dilakukan oleh pejabat untuk

    mengejar tujuan dan kepentingan tertentu dari kelompok atau partainya. 0isa juga

    terjadi dukungan kelompok pada pihak tertentu untuk menduduki jabatan strategis

    di birokrasi/lembaga ekskuti1 dimana kelak mereka akan mendapatkan kompensasi

    dari tindakannya itu hal ini yang sering disebut politik balas budi yang licik.

    orupsi jenis inilah yang sangat berbahaya karena dengan praktek ini semua

    elemen yang mendukung telah mendapatkan kompensasi.

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    8/18

    2.,. F%!"-F%!" P# K"/*

    9erjadinya korupsi disebabkan oleh beberapa 1aktor yaitu %#' sistem

    pemerintahan dan birokrasi yang memang kondusi1 untuk melakukan

    penyimpangan %!' belum adanya sistem kontrol dari masyarakat yang kuat dan

    belum adanya perangkat peraturan dan perundang-perundangan yang tegas. (aktor

    lainnya menurut (adjar %!!' adalah tindak lanjut dari setiap penemuan

    pelanggaran yang masih lemah dan belum menunjukkan gregetE oleh pimpinan

    instansi. 9erbukti dengan banyaknya penemuan yang ditutup secara tiba-tiba tanpa

    alasan yang jelas serta tekad dalam pemberantasan korupsi dan dalam penuntasan

    penyimpangan yang ada dari semua unsur tidak kelihatan. Disamping itu kurang

    memadainya sistem pertanggungjaaban organisasi pemerintah kepada masyarakat

    yang menyebabkan banyak proyek yang hanya sekedar pelengkap laporan kepada

    atasan.

    +enurut )ri1in %!' 1aktor-1aktor penyebab terjadinya korupsi adalahB

    %#' aspek prilaku indi=idu organisasi %!' aspek organisasi dan %3' aspek

    masyarakat tempat indi=idu dan organisasi berada. Sementara menurut ?ut1hi

    %!!' 1aktor-1aktor penyebab terjadinya korupsi adalahB %#' moti1 baik moti1

    ekonomi maupun moti1 politik %!' peluang dan %3' lemahnya pengaasan.

    0erdasarkan uraian sebelumnya dalam penelitian ini penulis mengelompokkan

    empat aspek yang menyebabkan terjadinya korupsi ):0D di ilayah +alang *aya

    yaituB

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    9/18

    ) A*/#% P"$% &3

    )pabila dilihat dari segi pelaku korupsi sebab-sebab dia melakukan

    korupsi dapat berupa dorongan dari dalam dirinya yang dapat pula dikatakan

    sebagai keinginan niat atau kesadaran untuk melakukan. Sebab-sebab manusia

    terdorong untuk melakukan korupsi antara lain B %a' si1at tamak manusia %b'

    moral yang kurang kuat menghadapi godaan %b' penghasilan kurang mencukupi

    kebutuhan hidup yang ajar %d' kebutuhan hiduop yang mendesak %e' gaya

    hidup konsumti1 %1' tidak mau bekerja keras %g' ajaran-ajaraan agamaa kurang

    diterapkan secara benar.

    Dalam teori kebutuhan +aslo demikian dikatakan Sulistyantoro

    %!&' korupsi seharusnya hanya dilakukan oleh orang untuk memenuhi dua

    kebutuhan yang paling baah dan logika lurusnya hanya dilakukan oleh

    komunitas masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup namum saat ini

    korupsi dilakukan oleh orang kaya pendidikan tinggi. Selanjutnya poling yang

    dilakukan oleh +alang ;orruption Catch %+;C' berdasarkan jaaban dari "!A3

    responden hasilnya menunjukkan sekitar 3!F korupsi terjadi karena aspek

    indi=idu demi kepentingan pribadinya. :ola-pola penyimpangan yang terjadi

    biasanya tidak bekerja pada saat jam kantor %#&!F' pemakaian 1asilitas kantor

    untuk kepentingan pribadi dan keluarganya %#F' dan %6'F adalah biaya

    pengurusan sesuatu yang berkaitan dengan adminstarsi %+;C !&'.

    ) A*/#% O"'&** K#/##"&!+&

    Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas termasuk

    sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    10/18

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    11/18

    e=alusi dan re=isi peraturan perundang-undangan. 0eberapa ide strategis untuk

    menanggulangi kelemahan ini telah dibentuk oleh pemerintah diantaranya dengan

    mendorong para pembuat undang-undang untuk melakukan e=aluasi atas

    e1ekti=itas suatu undang-undang secara terencana sejak undang-undang tersebut

    dibuat.

    ?embaga-lembaga ekskuti1 %0upati/Calikota dan jajarannya' dalam

    melakukan praktek korupsinya tidak selalu berdiri sendiri akan tetapi melalui

    suatu kosnpirasi dengan para pengusaha atau dengan kelompok kepentingan

    lainnya misalnya dalam hal penentuan tender pembangunan yang terlebih dahulu

    pengusaha menanamkan saham kekuasaannya leat proses pembiayaan

    pengusaha dalam terpilihnya bupati/Calikota tersebut. emudian mereka secara

    bersama-sama dengan D:*D 0upati/Calikota membuat kebijakan yang korupti1

    yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat yaitu para kolega

    keluarga maupun kelompoknya sendiri. Dengan kemampuan lobi kelompok

    kepentingan dan pengusaha kepada pejabat publik yang berupa uang sogokan

    hadiah hibah dan berbagai bentuk pemberian yang mempunyai moti1 korupti1

    telah berhasil membaa pengusaha melancarkan akti1itas usahanya yang

    berlaanan dengan kehendak masyarakat sehingga masyarakat hanya menikmati

    sisa-sisa ekonomi kaum borjuasi atau pemodal yang kapitalistik. Dari kasus ini

    dapat disimpulkan baha terjadinya korupsi ):0D sangat mungkin jika aspek

    peraturan perundang-undangan sangat lemah atau hanya menguntungkan pihak

    tertentu saja. al senada juga dikemukakan oleh 0asyaib dkk %!!' yang

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    12/18

    menyatakan baha lemahnya sistem peraturan perundang-undangan memberikan

    peluang untuk melakukan tindak pidana korupsi.

    asil pooling yang dilakukan olehMalang !orruption "atch %+;C'

    berdasarkan jaaban dari "!A3 responden menunjukan baha sekitar !!!F

    korupsi terjadi di 0adan Usaha +ilik Daerah %0U+D' %+;C !&'. 0entuk

    korupsi ini terjadi karena lemahnya peraturan perundang-undangan didaerah.

    A*/#% P#&'5*&

    :engaasan yang dilakukan instansi terkait %0:: >til >rjen

    0aasda' kurang bisa e1ekti1 karena beberapa 1aktor diantaranya %a' adanya

    tumpang tindih pengaasan pada berbagai instansi %b' kurangnya

    pro1esionalisme pengaas %c' kurang adanya koordinasi antar pengaas %d'

    kurangnya kepatuhan terhadap etika hukum maupun pemerintahan oleh pengaas

    sendiri. hal ini sering kali para pengaas tersebut terlibat dalam praktik korupsi.

    belum lagi berkaitan dengan pengaasan ekternal yang dilakukan masyarakat dan

    media juga lemah dengan demikian menambah deretan citra buruk pengaasan

    ):0D yang sarat dengan korupsi. al inis sejalan dengan pendapatnya 0asir

    %#""6' yang mengemukakan baha negara kita yang merupakan birokrasi

    patrimonial dan negara hegemonik tersebut menyebabkan lemahnya 1ungsi

    pengaasan sehingga merebaklah budaya korupsi itu.

    Secara umum pengaasan terbagi menjadi dua yaitu pengaasan

    internal %pengaasan 1ungsional dan pengaasan langsung oleh pimpinan' serta

    pengaasan bersi1at eksternal %pengaasan dari legislati1 dan masyarakat'.

    Dimana pengaasan ini kurang bisa e1ekti1 karena adanya beberapa 1aktor

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    13/18

    diantaranya adanya tumpang tindih pengaasan pada berbagai instansi kurang

    pro1esionalismenya pengaas serta kurangnya kepatuhan pada etika hukum

    maupun pemerintahan oleh pengaas sendiri. Dan berkaitan dengan hal ini

    pengaas sendiri sering kali terlibat dalam praktek korupsi.

    K"/* APBD

    Secara umum )nggaran :endapatan dan 0elanja Daerah Daerah %):0D'

    adalah pernyataan tentang rencana pendapatan dan belanja daerah dalam periode

    tertentu %# tahun'. :ada aalnya 1ungsi ):0D adalah sebagai pedoman pemerintah

    daerah dalam mengelola keuangan daerah untuk satu periode. Selanjutnya sebelum

    anggaran dijalankan harus mendapat persetujuan dari D:*D sebagai akil rakyat

    maka 1ungsi anggaran juga sebagai alat pengaasan dan pertanggungjaaban

    terhadap kebijakan publik. Dengan melihat 1ungsi anggaran tersebut maka

    seharusnya anggaran merupakan power relation antara eksekuti1 legislati1 dan

    rakyat itu sendiri %Sopanah G Cahyudi !&'.

    Semenjak D:*D mempunyai otoritas dalam penyusunan ):0D terdapat

    perubahan kondisi yang menimbulkan banyak masalah. :ertama, sistem pengalihan

    anggaran yang tidak jelas dari pusat ke daerah. edua karena keterbatasan aktu

    partisipasi rakyat sering diabaikan. etiga esensi otonomi dalam penyusunan

    anggaran masih dipelintir oleh pemerintah pusat karena otonomi pengelolaan

    sumber-sumber pendapatan masih dikuasai oleh pusat sedangkan daerah hanya

    diperbesar porsi belanjanya. eempat ternyata D:*D dimanapun memiliki

    kesulitan untuk melakukan asessment prioritas kebutuhan rakyat yang harus

    didahulukan dalam ):0D. elima =olume ):0D yang disusun oleh daerah

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    14/18

    meningkat hingga 4F dibandingkan pada masa orde baru hal ini menimbulkan

    masalah karena sedikit-banyak D:*D dan pemerintah daerah perlu berkerja lebih

    keras untuk menyusun ):0D. eenam meskipun masih harus melalui pemerintah

    pusat namun pemerintah menurut UU o !5 tahun #""" memiliki keenangan

    untuk melakukan pinjaman daerah baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri.

    ondisi yang berubah diatas memicu beberapa kecenderungan. :ertama

    adanya jargon dari pemerintah daerah yang begitu kuat untuk meningkatkan :)D

    %:endapatan )sli Daerah' dalam rangka otonomi daerah. Dengan demikian bagi

    beberapa daerah yang miskin SD) akan memilih menggali :)D dengan

    meningkatan pajak. 0agi daerah kaya sekalipun meningkatkan pajak adalah

    alternati1 yang paling mudah karena tidak perlu melakukan banyak in=estasi

    dibandingkan jika mengekplorasi SD). Oleh karena itu tidak heran bila

    kecenderungan meningkatkan pajak ini terjadi di banyak daerah bahkan daerah

    yang kaya sekalipun.

    Dengan mengingat baha tingkat korupsi birokrasi daerah di >ndonesia

    masih tinggi hal ini ditunjukkan dalam sur=ey kecenderungan korupsi birokrasi

    yang diselenggarakan oleh :,*;. :ada tahun #""" angka kecenderungan korupsi

    birokrasi menunjukkan angka 4 dari skala -#. Dimana angka nol berarti mutlak

    bersih dan # berarti mutlak memiliki kecenderungan korupsi. Dan satu tahun

    kemudian tahun ! angka ini tidak mengalami perbaikan. 0erdasarkan hasil

    penelitian tersebut maka meningkatkan :)D akan lebih baik bila diprioritaskan

    dengan cara mengurangi kebocoran pendapatan pemerintah daerah yang selama ini

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    15/18

    ada bukan dengan cara meningkatkan pajak karena akan menyengsarakan rakyat

    %)rdyanto !!'

    edua otoritas yang sangat besar bagi D:*D untuk menyusun ):0D dan

    menyusun anggaran untuk D:*D sangat memungkinkan terjadinya korupsi ):0D

    karena tidak ada pengaasan yang sistematis kecuali jika rakyat mempunyai

    kesadaran yang tinggi. Dengan demikian kembali pada kenyataan baha anggaran

    adalahpower relationmaka kemungkinan terjadinya suap %bribery' terhadap D:*D

    untuk menyetujui pos anggaran tertentu yang tidak dibutuhkan rakyat sangat

    mungkin terjadi.

    :ertanyaan yang muncul adalah mengapa korupsi begitu merajalela di

    >ndonesia@ Secara teoritis 9an7i %#""4' menunjukkan terjadinya korupsi ):0D

    dipengaruhi oleh 1aktor permintaan dan 1aktor penaaran. Dari sisi permintaan

    dimungkinkan karena adanya %#' regulasi dan otorisasi yang memungkinkan

    terjadinya korupsi %!' karakteristik tertentu dari sistem perpajakan dan %3' adanya

    pro=isi atas barang dan jasa di baah harga pasar. Sedangkan dari sisi penaaran

    dimungkinkan terjadi karena %#' tradisi birokrasi yang cenderung korup %!'

    rendahnya gaji di kalangan birokrasi %3' kontrol atas institusi yang tidak memadai

    dan %&' transparansi dari peraturan dan hukum. ?ebih ?engkap lihat catatan atas

    kelompok )nggaran %elmi )hmad dkk !!'.

    P* A&''"& 6!!&P#&/!& #. Darimana komponen :)D berasal dan bagaimana pengaruhnya

    bagi masyarakat. )pakah keinginan daerah untuk mengejar target

    :)D seringkali ditempuh dengan cara membebani masyarakat

    misalnya menaikkan pajak dan retribusi.

    !. Dana :erimbangan %selain D)U dan D)' memang terlihat

    memiliki angka prosentase yang cukup besar bagi daerah. amun

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    16/18

    sumber-sumber daya tersebut hanya berada di beberapa daerah

    tertentu.

    B#$&7

    A/"!"

    D#"+

    #. :ada dasarnya selain gaji pegaai pengeluaran-pengeluaran dalambelanja aparatur daerah potensial untuk dimanipulasi daan

    digunakan oleh pegaai pemerintah untuk mencari pendapatan

    tambahan.!. )danya pos-pos titipan dari unit kerja lain misalnya tunjangan

    anggota D:*D yang dititipkan di Sekan.

    3. :emberian honor kepada petugas atau unit tertentu padahal tugas

    tersebut sebenarnya adalah tugas pokok dan 1ungsinya sendiri.&. $umlah anggaran yang diperbesar misalnya dengan mempertinggi

    1rekuensi kegiatan atau acara-acara pejabat dengan anggaran yang

    bisa diambil dari dana taktis dan sesudahnya dikembalikan berdasarpembebanan atau urusan dari dinas-dinas. ;ontoh lain adalah

    pengadaan barang/)9/endaraan dinas/percetakan yang disertai

    pemberian komisi atau potongan yang tidak dicatat.

    5. 0iaya perjalanan dinas dari berbagai sumber untuk tujuanperjalanan yang sama misalnya dari biaya rutin kantor dan dari

    anggaran beberapa proyek. Selain itu sering terjadi penyimpangan

    berupa perhitungan yang dilebihkan jumlah orang diperbanyak danbiaya perjalanan dinas yang tidak ajar.

    6. :engeluaran tidak ajar atas suatu kegiatan tertentu dan

    penggandaan jumlah kebutuhan dalam kaitan dengan belanja barangmisal )9 tidak dibelikan karena sudah dipenuhi dari anggaran

    proyek dinas tersebut.

    A. O=erlapping sumber pengeluaran misalnya dana untuk pembelian

    obat-obatan atau peralatan *umah sakit yang sangat banyaksumbernya.

    B#$&7

    P#$&&

    P$%

    #. :emerintah cenderung tidak mengakomodir adanya perbedaan atau

    karakteristik masing-masing daerah. )danya penyeragaman pos-pos

    pengeluaran menyulitkan daerah untuk optimalisasi dana yang adapada jenis-jenis pengeluaran yang sesuai dengan kebutuhan dan

    tuntutan masyarakat.

    !. Dari segi alokasi dana dalam belanja pelayanan publik masihbelum dilandasi ukuran/indikator kinerja yang jelas.

    3. Sering terjadi suatu proyek diselenggarakan lebih dari satu kali

    telah masuk dalam satu sektor tetapi masuk juga dalam sektor lain.

    &. :os anggaran biaya administrasi proyek potensial untuk dijadikaanside income bagi pejabat.

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    17/18

    DAFTAR PUSTAKA

    )rdyanto Donny !!Korupsi di sektor pelayanan Publikdalam 0asyaib . dkk.%ed.' !!Mencuri #ang $akyat % &' kajian Korupsi di ndonesia 0uku !

    Hayasan aksara dan :atnership 1or 2ood 2o=ernance *e1orm $akarta

    0asir *e=risond #""3(konomi, Manusia dan (tika umpulan ,sai-esai 9erpilih0:(, Hogyakarta.

    IIIIIIIIIIIIII #""6(konomi Politik Kesenjangan, Konglomerasi, dan korupsi di

    ndonesia dalam bukuPembangunan (konomi dan Pemberdayaan $akyat

    0:(, Hogyakarta.

    0asyaib . olloay *. dan +akarim ). %ed.' !!Mencuri #ang $akyat % &'kajian Korupsi di ndonesia,0uku 3 Hayasan aksara dan :atnership 1or 2ood

    2o=ernance *e1orm $akarta

    0ernardi *.). #""& (raud Detection B )he (ffect of !lient ntegrity and !ompetence and

    *uditor !ogniti+e tyle )uditing B ) $ournal o1 :ractice and 9heory #3

    %Supplement' hal. 64-4&

    De )sis +aria 2on7ales !oalition-uilding to Fight !orruption :aper :repared 1or the

    )nti-;orruption Summit Corld 0ank >nstitute o=ember !.

    (adjar +ukti !!Korupsi dan Penegakan /ukum dalam pengantar urniaan ?!!Menyingkap Korupsi di Daerah >ntrans +alang

    alim )bdul !3unga $ampai Keuangan Daerah, U:: )+: H: $ogjakarta.

    elmi dkk !3Memahami *nggaran Publik >dea :ress $ogjakarta

    ermien .. #""&Korupsi di ndonesia% dari delik 0abatan ke )indak Pidana

    Korupsi ;itra )ditya 0akti 0andung

    aiser . Dan *ice $. #"A&(ducational and Psycological Measurement Jolume 3&o.# hal ###-##A.

    hudoriPolitik *nggaran Publik:ikiran *akyat *abu & (ebruari !&

  • 7/24/2019 korupsi kepala daerah

    18/18

    litgaard dkk %!!'.Penuntun Pemberantasan Korupsi dalam Pemerintahan Daerah

    Hayasan Obor >ndonesia G :atnership 1or 2o=ernance in >ndonesia $akarta

    +alang ;orruption Catch !&1aporan n+estigasi kasus *PD Malang $aya tidakditerbitkan.

    +ardiasmo !3Konsep deal *kuntabilitas dan )ransparansi 2rganisasi 1ayanan

    Publik +ajalah Sara +,: Jol. 3 o. 4 +aret +,: U2+ $ogjakarta.

    unnaly #"6APsycometric )heory, +c2ra-ill e Hork.

    :eraturan perundang-undangan omor ## tahun ! dan !& tahun !&

    *epublik >ndonesia !# #ndang-#ndang 3o. 44 dan 45 tahun &666 tentangPemerintah Daerah, ;itra Umbara 0andung.

    Saptaatmaja 9S.Korupsi dan /ipokrisi ompas *abu 4 September !&

    Sopanah G Cahyudi >sa !&*nalisa *nggaran Publik % Panduan )2) +alang

    ;orruption Catch %+;C' dan Happika $akarta

    Sulistyantoro 9.(tika Kristen dalam Menyikapi Korupsi ompas Senin ! )gustus!&

    Susanto )) !!Mengantisipasi Korupsi di Pemerintahan Daerahdi ambil dari

    httpB//.transparansi.or.id/artikel/artikelpk/artikel#5.html

    9unggal >.S. dan 9unggal ).C !*udit Kecurangan dan *kuntansi Forensikar=arindo $akarta.

    9an7i Jito #""4 !orruption *round the "orld% !auses, !onse7uences, cope, and

    !ures,>+( Corking :aper C:/"4/63 +ay #""4.

    http://www.transparansi.or.id/artikel/artikel_pk/artikel_15.htmlhttp://www.transparansi.or.id/artikel/artikel_pk/artikel_15.html