konstruksi pemberitaan dalam pemberitaan kasus …eprints.iain-surakarta.ac.id/1402/1/skripsi...
Post on 19-Mar-2019
241 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
KONSTRUKSI PEMBERITAAN DALAM PEMBERITAAN KASUS
KORUPSI DAHLAN ISKAN
(Analisis Framing Pada jawapos.com Edisi Oktober – November 2016)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ushuludin dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Oleh:
Nugroho Galih Wicaksono
NIM. 13.12.1.1.060
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
SURAKARTA
2017
ii
Dr. Muhammad Fahmi, M.Si
DOSEN JUR. KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
NOTA PEMBIMBING
Hal : Skripsi Sdr. Nugroho Galih Wicaksono
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Surakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan
perbaikan seperlunya terhadap skripsi saudara:
Nama : Nugroho Galih Wicaksono
NIM : 131211060
Judul : KONSTRUKSI PERS DALAM PEMBERITAAN
KASUS KORUPSI DAHLAN ISKAN (ANALISIS
FRAMING PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI
OKTOBER-NOVEMBER 2016)
Dengan ini kami menilai skripsi tersebut dapat disetujui untuk
diajukan pada Sidang Munaqosyah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 27 Juli 2017
Pembimbing II,
Dr. Muhammad Fahmi, M.Si
NIP. 19740412 200501 1 004
iii
Dr. ZAINUL ABAS, S.Ag., M.Ag.
DOSEN JUR. KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
NOTA PEMBIMBING
Hal : Skripsi Sdr. Nugroho Galih Wicaksono
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Surakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan
perbaikan seperlunya terhadap skripsi saudara:
Nama : Nugroho Galih Wicaksono
NIM : 131211060
Judul : KONSTRUKSI PERS DALAM PEMBERITAAN
KASUS KORUPSI DAHLAN ISKAN (ANALISIS
FRAMING PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI
OKTOBER-NOVEMBER 2016)
Dengan ini kami menilai skripsi tersebut dapat disetujui untuk
diajukan pada Sidang Munaqosyah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, 27 Juli 2017
Pembimbing I,
Dr Zainul Abas, S.Ag., M.Ag.
NIP. 19720505 200112 1 001
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nugroho Galih Wicaksono
NIM : 131211060
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas : Ushuluddin dan Dakwah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya yang
berjudul “KONSTRUKSI PERS DALAM PEMBERITAAN KASUS KORUPSI
DAHLAN ISKAN
(Analisis Framing Pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi Oktober – November 2016)”
adalah hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi hasil karya
orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila
terbukti pernyataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
peneliti.
Surakarta, 27 Juli 2017
Yang menyatakan,
Nugroho Galih Wicaksono
NIM. 131211060
v
HALAMAN PENGESAHAN
KONSTRUKSI PERS DALAM PEMBERITAAN KASUS KORUPSI
DAHLAN ISKAN
(Analisis Framing Pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi Oktober – November
2016)
Disusun Oleh:
NUGROHO GALIH WICAKSONO
NIM. 131211060
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Pada Hari: Rabu, 2 Agustus 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial
Surakarta, 2 Agustus 2017
Ketua Sidang,
Dr. Zainul Abas, S.Ag, M.Ag.
NIP. 19720505 200112 1 001
Penguji I, Penguji II,
Agus Sriyanto, S.Sos, M.Si Fathan, S.Sos, M.Si
NIP. 19710619 200912 1 001 NIP. 19690208 199903 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Dr. Imam Mujahid, S.Ag, M.Pd.
NIP. 19740509 200003 1 002
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Orang Tua
Keluarga besar
Seseorang yang selalu memberikan semangat
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Teman-teman seperjuangan KPI angkatan 2013 IAIN Surakarta
Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya penulisan skripsi
vii
HALAMAN MOTTO
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah
dilaksanakan/diperbuatnya
(Ali Bin Abi Thalib)
viii
KATA PENGANTAR
حيم حمنالر بسماللهالر
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia ke
jalan yang benar menurut tuntunan agama Islam.
Terselesaikannya skripsi ini berkat bantuan banyak pihak yang telah memberikan
dukungan kepada penulis berupa moral maupun materiil. Oleh karena itu,penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Mudhofir Abdullah, M.Pd, selaku Rektor IAIN Surakarta.
2. Dr. Imam Mujahid, S.Ag, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah IAIN Surakarta.
3. Fathan, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Surakarta.
4. Dr. Zainul Abas, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang tak lelah
membimbing dan mendampingi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
5. Dr. Muhammad Fahmi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang tak
lelah membimbing dan mendampingi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
6. Agus Sriyanto, S.Sos, M.Si dan Fathan, S.Sos, M.Si, selaku Dewan
Penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga menjadikan
skripsi ini layak.
7. Seluruh dewan dan staf redaksi Jawa Pos atas kerjasamanya.
8. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi penulis.
9. Bapak Ibu Tercinta, Heru Sutejo dan Esti Purwanti yang selalu
melantunkan do’a untuk keberhasilan studi dan kerja penulis.
10. Kakak, adik serta keluarga yang telah menghibur dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
11. Teman-teman seperjuangan penulis yaitu Adam, Adit, Abdul, Donix, Fahri
yang telah menemani, mengerjakan bersama dan selalu memberikan
semangat untuk tetap berusaha dan berdo’a.
12. Seluruh teman-teman KPI angkatan 2013 dan semua pihak yang tidak
mungkin disebut satu persatu, yang memberikan bantuan dan dukungan
sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi.
Semoga amalan dan kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari
Allah S.W.T dan skripsi ini dapat bermanfaat. Amin
Kartasura, 27 Juli 2017
Nugroho Galih W
131211060
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................v
HALAMAN MOTTO .........................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................8
C. Batasan Masalah ...............................................................................9
D. Rumusan Masalah ............................................................................9
E. Tujuan penelitian ..............................................................................9
F. Manfaat penelitian ............................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori......................................................................................11
1. Komunikasi..................................................................................11
2. Komunikasi Massa ......................................................................11
3. Surat Kabar ..................................................................................12
4. Teori Agenda Setting ...................................................................12
5. Media Massa dan Konstruksi ......................................................14
6. Teori Masyarakat Massa..............................................................15
7. Konstruksi Realitas ......................................................................15
xi
8. Pembentukan Realitas Politik Media...........................................16
9. Ideologi Media.............................................................................17
10.Kebijakan Redaksional...................................................................................18
11. Analisis Framing .........................................................................20
12. Efek Framing ...............................................................................21
B. Kajian Pustaka ..................................................................................22
C. Kerangka Berpikir ............................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................27
B. Objek Penelitian ...............................................................................28
C. Metode Pengumpulan Data ..............................................................28
D. Sumber Data .....................................................................................29
E. Metode Pengolahan dan Analisis Data.............................................29
1. Sintaksis .......................................................................................32
2. Skrip ............................................................................................34
3. Tematik ........................................................................................35
4. Retoris..........................................................................................36
F. Jadwal Penelitian ..............................................................................37
G. Setting Penelitian..............................................................................37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Jawa Pos .................................................................................38
1. Profil Jawa Pos ............................................................................38
2. Visi dan Misi ...............................................................................38
3. Latar Belakang Perseroan ............................................................39
4. Pemanfaatan Teknologi Informatika ...........................................40
5. Proses Produksi Berita .................................................................41
B. Temuan dan Sajian Data ..................................................................44
1. Temuan Data ...............................................................................44
2. Sajian Data...................................................................................47
a. Analisis Framing Pemberitaan Dahlan Iskan (Oktober-
November 2016) .....................................................................47
xii
1. Analisis Berita 1 .................................................................48
2. Analisis Berita 2 .................................................................54
3. Analisis Berita 3 .................................................................61
4. Analisis Berita 4 .................................................................66
5. Analisis Berita 5 .................................................................73
6. Analisis Berita 6 .................................................................78
3. Pembahasan .................................................................................84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................91
B. Saran .................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................94
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kerangka Pemikiran ...............................................................................25
Tabel 2 Struktur frame Zhongdang pan dan Gerald Kosicki ..............................31
Tabel 3 Jadwal Penelitian....................................................................................37
Tabel 4 Struktur Organisasi Jawa Pos .................................................................44
Tabel 5 Temuan Data ..........................................................................................46
Tabel 6Frame beritaMinta Dahlan Tidak Ditahan, Fahri Hamzah Siap Pasang
Badan...................................................................................................................48
Tabel 7 Frame berita Dipenjara, Nyawa Dahlan Iskan Dalam Bahaya ..............54
Tabel 8Frame beritaDukungan Moral #savedahlaniskan Terus Mengalir ..........61
Tabel 9 Frame beritaDahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan .........................66
Tabel 10 Frame beritaPerkara Dahlan Iskan Tak Bisa Disidangkan Lagi ..........73
Tabel 11 Frame beritaJaksa Paksa Bertemu Dahlan Malam Malam di RS ........78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Wawancara dengan Suryo Eko Prasetyo Redaktur jawapos.com
Gambar 2: Kantor Redaksi Jawa Pos
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi merupakan tindakan yang melanggar norma dalam kehidupan
karena merampas hak-hak orang lain. Tindak korupsi juga tidak sesuai dengan
ajaran agama Islam. Tindak korupsi sudah jelas tertulis dalam Al-Qur’an yaitu
surat Al-Baqarah;188 dan An-Nisa’; 29
Allah SWT berfirman,
أيىال او نتأكهىا فزيقا ي ى ول تأكهىا أيىانكى بيكى بانباطم وتدنىا بها إنى انحك با انا
ى تى تعه وأ
Artinya:
"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang
batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para
hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta
orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."(QS. Al-
Baqarah: Ayat 188
Allah SWT berfirman:
أيها ٱي كى ب نذي نكى بي ا أيى طم ٱءايىا ل تأكهى ا نب كى ول تقتهى زة ع تزاض ي تج أ تكى إل
ٱأفسكى إ ا لل بكى رحي كا
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu salingmemakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha
Penyayang kepadamu."(QS. An-Nisa': Ayat 29)
Dalam Ayat suci Al-Qur’an telah disebutkan bahwa tindak korupsi
merupakan larangan agama. Beranjak dari sebuah kasus korupsi yang melanda
2
pemilik perusahaan surat kabar Jawa Pos Dahlan Iskan, peneliti ingin mengkaji
pemberitaan terkait dengan kasus yang sedang dialami pemilik perusahaan
tersebut. Karena Dahlan Iskan adalah pemilik sebuah media dimana campur
tangan ataupun ideologi dari Jawa Pos akan mempengaruhi pemberitaan yang
akan diterbitkan. Dalam kasus ini, media sangat berperan penting guna
menginformasikan kepada khalayak mengenai pemberitaan kasus korupsi Dahlan
Iskan. Dengan media, seseorang dapat menyampaikan suatu isu yang berkembang
dengan menggunakan konstruksi yang dilakukan oleh wartawan jawapos.com
ataupun redaktur. Media memang alat yang paling efektif untuk menyampaikan
informasi-informasi yang sedang berkembang dimasyarakat untuk menyebarkan
suatu isu atau kebenaran pada era sekarang ini. Media dapat merubah suatu
pemikiran atau prasangka kepada masyarakat umum.
Media merupakan pihak yang bebas dan netral bagi kaum plural.
Pandangan ini di tolak oleh kaum kritis. Pandangan kritis melihat media bukan
hanya alat dari kelompok dominan,tetapi juga memproduksi ideologi dominan.
Media membantu kelompok dominan menyebarkan gagasannya,mengontrol
kelompok lain dan membentuk konsensus antar anggota komunitas. Media
bukanlah sekedar saluran yang bebas,ia juga subjek yang mengkonstruksi
realitas,lengkap dengan pandangan,bias,dan pemihakannya. (Eriyanto, 2001:36).
Dengan kebebasan media inilah media merupakan alat paling efektif untuk
menyebarkan suatu isu yang sedang berkembang.
Salah satu isu yang berkembang saat ini adalah kasus Dahlan
Iskan,seorang mantan menteri BUMN yang diduga korupsi penjualan aset PT
3
PWU. Dahlan Iskan yang menjabat sebagai direktur PT PWU tahun 2000-2010
diperiksa sebagai saksi sehubungan dengan kasus dugaan korupsi penjualan aset
BUMN Jawa Timur,PT Panca Wira Usaha(PWU).
Dahlan Iskan selain menjadi direktur di PT PWU,dia juga pemilik dari
surat kabar Jawa Pos yang salah satu anak cabangnya adalah Radar Solo. Pada
koran Radar Solo edisi 7 November 2016 koran ini menerbitkan gerakan
#savedahlaniskan dalam Car Free Day (CFD) di jl. Slamet Riyadi yang bertujuan
untuk menarik simpati masyarakat tentang kasus Dahlan Iskan. Aktifitas-aktifitas
seperti ini akan berpengaruh terhadap masyarakat.
Aktivitas media dalam melaporkan peristiwa-peristiwa sering membawa
dampak yang amat signifikan bagi perkembangan sosial politik. Disini, media
bukan saja sebagai sumber informasi, melainkan juga kerap menjadi faktor
pendorong terjadinya perubahan. Banyak aspek media massa yang membuat
dirinya penting dalam kehidupan. Pertama, daya jangkauannya yang sangat luas
dalam menyebarkan informasi. Kedua, kemampuan melipat-gandakan pesan yang
luar bias. Misalkan suatu peristiwa politik bisa dilipat-gandakan pemberitaannya
sesuai jumlah eksemplar yang tercetak, juga bisa diulang-ulang penyiarannya
sesuai kebutuhan. Alhasil, pelipat-gandaan ini menimbulkan dampak yang begitu
besar di tengah khalayak. Ketiga, setiap media bisa mewacanakan sebuah
peristiwa politik sesuai pandangan masing-masing. Kebijakan redaksional yang
dimiliki menentukan penampilan isi peristiwa yang diberitakan. Keempat, tentu
dengan fungsi agenda setting yang dimilikinya, media memiliki kesempatan yang
sangat luas untuk memberitakan suatu peristiwa. Kelima, pemberitaan peristiwa
4
oleh suatu media lazimnya berkaitan dengan media lainnya hingga membentuk
rantai informasi. (Sudibyo, 2001).
Melihat dari anak perusahaan Jawa Pos ini menerbitkan tulisan yang
begitu menarik untuk diteliti karena menyangkut dengan Dahlan Iskan itu sendiri,
penulis mencoba untuk menggali informasi dengan mencari data mengenai
terbitan pada jawapos.com yang memberitakan mengenai kasus korupsi Dahlan
Iskan.Dalam terbitan jawapos.com banyak sekali terbitan mengenai pemilik
perusahaan surat kabar tersebut. Kemudian,penulis meneliti lebih jauh mengenai
tulisan-tulisan tersebut.
Dalam berita yang telah terbit, kebanyakan berita yang ditampilkan
merupakan pemberitaan Dahlan Iskan yang mengasumsikan bahwa terjadi
pembentukan konstruksi pers yang dilakukan oleh wartawan maupun pemimpin
redaksi Jawa Pos. Misalnya pada terbitan Jawa Pos Rabu, 02 November 2016
10:10 yang berjudul “Dukungan Moral #SaveDahlanIskan Terus Mengalir”.
Dalam berita ini, Jawa Pos menampilkan tulisan yang menunjukan bahwa Dahlan
mendapat dukungan dari banyak masyarakat seperti dalam headline ini,”Gerakan
#SaveDahlanIskan terus menggema di berbagai daerah di tanah air. Setiap hari
selalu ada masyarakat yang menggalang tanda tangan untuk mendukung mantan
menteri BUMN itu melawan tudingan korupsi dari Kejaksaan Tinggi Jatim.
Mereka menilai kasus yang menimpa Dahlan sangat dipaksakan”. (Jawa Pos,
2016).
Dalam kasus ini, pihak Jawa Pos menerbitkan terbitan yang seolah-olah
mendukung Dahlan Iskan agar masyarakat terpengaruh oleh apa yang diberitakan
5
Jawa Pos. Hal ini dapat menjadi hal yang menarik karena pemberitaan-
pemberitaan Jawa Pos telah keluar dari garis merah kasus korupsi yang dialami
Dahlan Iskan. Yang seharusnya media itu menginformasikan secara idependensi,
namun kenyataannya masih menampilkan hal-hal diluar benang merah. Seperti
yang dikatakan oleh Peter. L Berger mengenai teori konstruksi sosial.
Teori konstruksi sosial dalam gagasan Berger mengandaikan bahwa
masyarakat dipandang sebagai sebuah kenyataan ganda, objektif dan subjektif
maka ia berproses melalui tiga momen dialektis, yakni eksternalisasi, objektivasi,
dan internalisasi. Dengan demikian, bisa dipahami bahwa realitas sosial
merupakan hasil dari sebuah konstruksi sosial karena diciptakan oleh manusia itu
sendiri. (Bungin, 2008:14-15).
Dalam fenomena ini,timbul pikiran penulis untuk menggali lebih jauh
konstruksi media yang diterapkan jawapos.com dalam menerbitkan kasus yang
tengah melanda pemilik perusahaan koran tersebut.
Dalam kasus ini,Dahlan Iskan diduga melakukan tindak korupsi pada
PT.PWU. Sebagai tokoh media,hal ini sangat mengejutkan bagi masyarakat.Lima
tahun belakangan ini dunia politik memasuki dunia media massa untuk
mendukung kepentingan-kepentingan tertentu. Masuknya pemimpin media massa
ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pemberitaan-pemberitaan
politik yang dimuat di media massa. Dengan demikian media tidak mungkin
terbebas dari kepentingan politik karena didukung oleh kekuatan politik tertentu.
Adanya kepentingan dari media massa turut mempengaruhi berita yang
ditampilkan kepada khalayak dan fakta yang disampaikan bukanlah fakta yang
6
objektif melainkan fakta yang telah dikontruksi oleh media atau wartawan dengan
latar belakang kepentingan tertentu. (Sudibyo, 2001:11).
Kasus Dahlan Iskan yang seorang pemilik perusahaan surat kabar Jawa
Pos juga mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhirnya resmi
ditahan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur pada 27/10/2016. Setelah menjalani
pemeriksaan kelima pemilik Jawa Pos tersebut ditetapkan sebagai tersangka oleh
kejaksaan tinggi Jawa Timur. Dahlan Iskan ditahan atas dugaan keterlibatan
dalam kasus penjualan aset milik PT Panca Wira Usaha (PWU),badan usaha milik
daerah (BUMD) yang dibawah pemerintah provinsi Jawa Timur.
Terkait berita-berita yang diterbitkan oleh jawapos.com ini, terdapat
penonjolan pemberitaan yang seolah-olah memperbaiki persepsi audiens
dengan apa yang di terbitkan oleh jawapos.com.
Misalnya,“Biarlah sekali-kali terjadi seorang yang mengabdi
setulus hati,tanpa dibayar,menjabat sebagai direktur perusahaan
daerah yang saat itu belum punya apa-apa,harus jadi tersangka. Bukan
karena makan uang atau menerima sogokan,bukan karena menerima
aliran dana,tapi karena harus tanda tangan dokumen dari anak buah”.
(Dahlan,Inilah Pernyataan Heroik Dahlan Iskan Sebelum Ditahan
Yang Menjadi Viral di Medsosdalam Jawa Pos : 2016).
Penyidik Kejati Jatim benar-benar bernafsu untuk
menggugurkan praperadilan yang diajukan Dahlan Iskan di
Pengadilan Negeri Surabaya. Hanya, cara mereka nakal. Jaksa
memaksa Dahlan untuk menandatangani dan menyetujui pelimpahan
kasus tersebut dari penyidikan ke penuntutan pada saat Dahlan wajib
lapor kemarin (Dahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan, dalam Jawa
Pos : 17/11/2016).
Dari contoh kutipan dari pemberitaan Dahlan Iskan di jawapos.com
tersebut, wartawan atau redaktur Jawa Pos berupaya mendeskripsikan
konseptualisasi sebuah peristiwa,keadaan,atau benda merupakan suatu usaha
7
mengkontruksi realitas. Oleh karena sifat dan kenyataan bahwa pekerjaan media
massa dalam hal surat kabar adalahmenceritakan peristiwa-peristiwa maka
kesibukan utamanya adalah mengkontruksikan berbagai realitas yang akan
diberitakan. Surat kabar/media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang
terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Dengan demikian,
seluruh isi media merupakan realitas yang telah dikonstruksikan dalam bentuk
yang bermakna. (Badara,2012:8).
Dalam hal konstruksi media yang dilakukan, media massa juga
membangun dan membentuk pesan berupa berita untuk suatu tujuan tertentu. Ada
motif dibalik setiap pesan yang ditampilkan yakni ada nilai-nilai yang ingin
ditanamkan dalam benak khalayak. Tidak hanya itu, media massa bukan sebagai
sarana informasi yang menyampaikan berita secara aktual dan faktual tetapi lebih
dari itu mereka mencoba membangun suatu nilai dalam pikiran khalayak. Semua
itu dapat dilakukan jika pesan itu dikemas dengan baik dan dapat diserap. Media
massa bukan hanya melaporkan informasi belaka, tetapi perlu memberikan makna
terhadap pesan itu. Dalam hal ini, wartawan atau media massa mempunyai upaya
melakukan kontruksi realitas dengan cara memberikan penonjolan terhadap
substansi-substansi persoalan dan esensi dari berbagai peristiwa dan isu politik
yang diberitakan. Penonjolan tersebut tentu disertai motif dan tujuan serta
kepentingan tertentu dari wartawan atau pemimpin redaksi media massa sesuai
dengan politik redaksi serta visi dan misi yang sudah ditetapkan sebagai kerangka
acuan. Motif tujuan dan kepentingan yang tersirat dalam frame sebuah institusi
8
media massa dapat bersifat politik atau bersifat ekonomi. (Arifin, 2010 dalam
Tamburaka, 2012:85-95).
Dalam hal ini media sangat berperan penting dalam pengkonstruksian
realitas. Salah satu peran media massa yakni berperan sebagai mediasi
(penengah/penghubung) antara realitas sosial yang objektif dengan pengalaman
pribadi “media massa” itu sendiri. Media massa berperan sebagai penengah dan
penghubung dalam pengertian bahwa: media massa seringkali berada diantara kita
(sebagai penerima) dengan bagian pengalaman lain yang berada di luar persepsi
dan kontak langsung kita;media massa dapat saja berada di antara kita dengan
institusi lain yang ada kaitannya dengan kegiatan kita-
hukum,industri,pemerintahan,dan lain-lain; media massa dapat menyediakan
saluran penghubung bagi berbagai institusi yang berbeda, media juga
menyalurkan pihak lain untuk menghubungi kita,dan menyalurkan kita untuk
menghubungi pihak lain; media massa seringkali menyediakan bahan bagi kita
untuk membentuk persepsi kita terhadap kelompok dan organisasi lain,serta
peristiwa tertentu. (Mcquail, 1987:52).
B. Identifikasi Masalah
1. Ada kesan penulisan berita dan pemberitaan jawapos.com dalam kasus
korupsi Dahlan Iskan pada PT.PWU yang berpihak.
2. Posisi Dahlan Iskan sebagai pemilik surat kabar Jawa Pos dalam kasus
korupsi PT.PWU menimbulkan dilema.
3. Konstruksi yang dilakukanjawapos.com dalam kasus korupsi Dahlan
Iskan mengesankan pembelaan terhadap Dahlan Iskan.
9
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan,penulis membatasi
penelitian ini dengan deskriptif kualitatif dengan metode analisis Framing. Berikut
batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu terbitan jawapos.com edisi Oktober -
November 2016 dalam kasus korupsi Dahlan Iskan.
D. Rumusan Masalah
Untuk sampai pemahaman yang sistematis dan untuk memberikan arahan
yang jelas agar tidak menyimpang dari tujuan semula, maka berikut ini peneliti
memberikan rumusan masalah yang akan di bahas yaitu
Bagaimana konstruksi pemberitaan Dahlan Iskan dalam kasus korupsi Dahlan
Iskan di jawapos.com?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
Untuk mendiskripsikan konstruksi berita dalam pemberitaan kasus korupsi Dahlan
Iskan di jawapos.com.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat akademis
Adanya penelitian ini, diharapkan dapat mengembangkan keilmuan
komunikasi dan penyiaran Islam terkait dengan pengetahuan mengenai
konstruksi media massa.
10
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti, masyarakat
dan mahasiswa mengenai penulisan berita dan pembingkaian yang
dilakukan oleh media.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Komunikasi
Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata
Latin communis yang berarti sama. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi
definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada
cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagai pikiran”,
“kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan”. Menurut (Tubbs
dan Moss dalam Mulyana 2005) mendefinisikan komunikasi sebagai proses
penciptaan makna antara dua orang atau lebih.
2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang melibatkan banyak
komunikator. Berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang
rendah, memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi dan biasanya
tidak memungkinkan umpan balik.
Dalam komunikasi massa, konsep komunikasi pada satu sisi
mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi
dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain
merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi
oleh audien. Pusat dari studi komunikasi massa adalah media. Media
merupakan organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk
2
budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media
merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem
kemasyarakatan yang lebih luas. (Rohim, 2009:160).
3. Surat Kabar
Surat kabar merupakan wujud yang tetap, bersifat komersial, umum dan
terbuka. Surat kabar memiliki kadar inovasi yang lebih tinggi dari buku cetak.
Jika dibandingkan dengan sarana komunikasi budaya lainnya, terletak pada
individualisme, orientasi pada kenyataan, kegunaan, sekuleritas, dan
kecocokan dengan tuntutan kebutuhan kelas sosial baru. Secara fungsional
yang tepat bagi kelas sosial tertentu yang berada pada iklim kehidupan yang
berubah dan suasana yang secara sosial dan politis lebih bersifat permisif.
(McQuail, 1996:9-10).
4. Teori Agenda Setting
Teori Agenda Setting ini mengatakan media (khususnya media berita)
tidak selalu berhasil memberitahu apa yang khalayak pikir, tetapi media
tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media
massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media
memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat
akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini media mempunyai kemampuan
untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau
peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang
3
tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang
harus kita dukung.
Dengan kata lain, agenda media akan menjadi agenda masyarakatnya.
Dalam sebuah kasus, jika media massa selalu mengarahkan untuk medukung
tokoh politik tertentu, bukan tidak mungkin khalayak akan ikut terpengaruh
mendukung tokoh tertentu yang didukung oleh media massa tersebut.
(McChombs dan Shaw (1973) dalam Nurudin, 2007:1995-1996).
Mengikuti pendapat (Chaffe dan Berger, 1997 dalam Nurudin,
2007:197) ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas
teori ini.
a. Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa
orang sama-sama menganggap penting suatu isu.
b. Teori itu mempunyai kekuatan memprediksikan sebab memprediksikan
bahwa jika orang-orang mengekspos pada satu media yang sama, mereka
akan merasa isu yang sama tersebut penting.
c. Teori itu dapat dibuktikan salah jika orang-orang tidak mengekspos
media yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa
isu media itu penting.
Sementara itu, (Stephen W. Littlejohn, 1992 dalam Nurudin,
2007:197) pernah mengatakan, agenda setting ini beroprasi dalam tiga
bagian sebagai berikut.
a. Agenda media itu sendiri harus diformat.proses ini akan memunculkan
masalah bagaimana agenda media terjadi pada waktu pertama kali.
4
b. Agenda media dalam banyak hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan
agenda publik. Pernyataan ini memunculkan pertanyaan, seberapa besar
kekuatan media mampu mempengaruhi agenda publik dan bagaimana
publik itu melakukannya.
c. Agenda publik mempengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda
kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan publik yang
dianggap penting bagi individu.
5. Media Massa dan Konstruksi
Tentang proses konstruksi, prinsipnya setiap upaya menceritakan
sebuah peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan politik adalah usaha mengkontruksikan realitas. Karena sifat
dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-
peristiwa, maka kesibukan utama media massa adalah mengkontruksi berbagai
realitas yang akan disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa
yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan
berita di media pada dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas hingga
membentuk cerita atau wacana yang bermakna. (Hamad, 2004:11).
Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. Ia
merupakan intrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat
konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita,
cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Lebih dari itu, menurut Giles
dan Wiemann (Newbury Park, 1987 dalam Hamad, 2004:14) teks mampu
menentukan konteks, bukan sebaliknya teks menyesuaikan diri dengan
5
konteks. Dengan begitu, lewat bahasa yang dipakainya seseorang bisa
mempengaruhi orang lain. Melalui teks yang dibuatnya, ia dapat memanipulasi
konteks.
6. Teori Masyarakat Massa
Teori ini menekankan ketergantungan timbal-balik antar institusi yang
memegang kekuasaan dan intregrasi media terhadap sumber kekuasaan sosial
dan otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani kepentingan
pemegang kekuasaan politik dan ekonomi. Namun demikian, meskipun media
tidak bisa diharapkan menyuguhkan pandangan kritis atau tinjauan lain
menyangkut masalah kehidupan, media tetap memiliki kecenderungan untuk
membantu publik bebas dalam menerima keberadaannya sebagaimana adanya.
Tinjauan terhadap masyarakat massa demikian bersifat pesimistis dan tidak
terlalu terbuka untuk diuji secara empiris, karena tinjauan tersebut sudah
merupakan cara pandang kita terhadap dunia. (McQuail, 1996:62).
Selain itu, teori tersebut seirama dengan pandangan sentrifugal negatif,
meskipun dalam terori ini konsep isolasi spiritual menduduki tempat yang
penting. Kontrol yang terpusat dapat diterapkan dengan menutup kemungkinan
bagi para individu untuk memenuhi kepentingan kolektif mereka sendiri.
7. Konstruksi Realitas
Realitas yang ditampilkan media tidak dipahami sebagai seperangkat
fakta, tetapi hasil pandangan tertentu dari hasil pembentukan realitas (Eriyanto,
2002: 29). Media memegang peranan khusus dalam mempengaruhi budaya
tetentu melalui penyebaran informasi. Dengan demikian media tidak bisa
6
dianggap netral dalam memberikan informasi mengenai isu atau peristiwa
kepada khalayak.
Informasi yang ada di media sangat ditentukan oleh tujuan dari pihak-
pihak di balik pemberitaan tersebut. Media bukanlah saluran yang bebas
tempat semua kekuatan sosial saling berinteraksi dan berhubungan. Sebaliknya
media hanya dimiliki oleh sekelompok yang dominan seperti politik media dan
elit media. Sehingga mereka lebih memiliki kesempatan untuk mempengaruhi
atau memaknai suatu peristiwa berdasarkan pandangan mereka. Media tersebut
menjadi sarana dimana kelompok dominan bukan hanya menetapkan posisi
mereka tetapi juga memarjinalkan dan menyingkirkan posisi kelompok yang
tidak dominan (Eriyanto, 2002:52).
8. Pembentukan Realitas Politik Media
Media massa tidak hidup dalam situasi yang vakum. Struktur dan
penampilan media ditentukan oleh banyak faktor baik eksternal maupun
internal. Dalam banyak kasus, sistem politik merupakan faktor eksternal yang
sangat berpengaruh terhadap struktur dan penampilan media. Sistem politik
yang diterapkan oleh sebuah negara ikut menentukan mekanisme kerja media
massa negara itu. Umumnya dalam sistem yang otoritarian, selera penguasa
menjadi acuan dalam mengkontruksikan realitas. (Hamad, 2004:25).
Sebuah media yang lebih ideologis umumnya muncul dengan
konstruksi realitas yang bersifat pembelaan terhadap kelompok yang sealiran
dan penyerangan terhadap kelompok yang berbeda haluan. Dalam sistem
7
libertarian, kecenderungan ini akan melahirkan fenomena media partisan dan
media non-partisan.
Tatkala faktor kapital telah menjadi unsur yang esensial dalam sistem
libertarian, hingga menciptakan fenomena konglomerasi media, proses
konstruksi pun diselaraskan dengan pertimbangan-petimbangan modal, baik
langsung maupun tidak langsung berkaitan denganusaha yang ada dibawah
konglomerasi media tersebut.
9. Ideologi Media
Produksi berita berhubungan dengan bagaimana rutinitas yang
terjadi dalam ruang pemberitaan yang menentukan bagaimana wartawan
didekte/ dikontrol untuk memberitakan peristiwa dalam perspektif tertentu.
Selain praktik organisasi dan ideologi profesional tersebut, ada satu aspek lain
yang sangat penting yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa
ditempatkan dalam keseluruhan produksi teks, yakni bagaimana berita itu bisa
bermakna dan berarti bagi khalayak. Stuart Hall (dkk) menyebut aspek ini
sebagai kontruksi berita. (Hall, 1978 dalam Eriyanto, 2002:119).
Aspek konstruksi berhubungan dengan bagaimana wartawan/
media menampilkan peristiwa tersebut sehingga relevan bagi khalayak. Karena
realitas dan peristiwa itu begitu kompleks dan acak, ia harus didefinisikan,
diidentifikasi dan dihubungkan dengan peristiwa lain yang diketahui oleh
khalayak dan ditempatkan dalam konteks sosial tertentu dimana khalayak
tersebut berada.
8
Dalam produksi berita, yang muncul menjadi dasar dari proses
produksi berita adalah adanya semacam konsensus: bagaimana suatu peristiwa
dipahami bersama dan dimaknai. Disini ada dua pengertian: pada satu sisi
peristiwa dan aktor yang direstui dan pada sisi lain adalah peristiwa dan
perilaku yang dikeluarkan dari pembicaraan. Konsensus menyediakan suatu
kesatuan : satu negara, satu masyarakat, satu budaya, dan sering diterjemahkan
sebagai “kami”: industri kami, kebudayaan kami, ekonomi kami, sistem
pemerintahan kami, sistem demokrasi kami, dan sebagainya.Melalui
konsensuus ini realitas yang beragam dan tidak beraturan diubah menjadi
realitas yang mudah dan dikenali, sesuatu yang plural menjadi tunggal. (Hall,
1978 dalam Eriyanto, 2002:123).
10. Kebijakan Redaksional
Dalam penulisan editorial, ada aturan atau prinsip dasar yang harus
dipenuhi sebagai pedoman yang tertuang dalam kebijakan redaksional. Hal ini
dimaksudkan agar tulisan yang dihasilkan sesuai dengan ideologi media yang
bersangkutan.
Menurut (Gunawan Winardi dalam Nurhasanah, 2011:21) kebijakan
secara umum diartikan sebagai kearifan mengelok. Dalam ilmu sosial,
kebijakan diartikan sebagai dasar-dasar untuk menentukan langkah-langkah
untuk tindakan-tindakan dalam mencapai suatu tujuan.
Penulis menyimpulkan bahwa kebijakan merupakan keputusan yang
telah disepakati untuk dianut atau menjadi patokan untuk mencapai suatu
tujuan.
9
Pengambilan kebijakan suatu media sebagai sebuah institusi sangat erat
kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Gejala ini seiring dengan
meningkatnya peran media sebagai institusi penting di masyarakat. Dalam hal
ini, media mempunyai kekuatan dan mempunyai peran penting dalam
perubahan sosial. Peranan ini dipengaruhi oleh aturan yang diwujudkan dalam
suatu kebijakan yang dimiliki suatu media.
Kemudian Sudirman Tebba, dalam bukunya, Jurnalistik Baru 2005,
mengatakan bahwa, “kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu
lembaga media massa untuk memberikan atau menyiarkan suatu berita.
Kebijakan redaksional juga merupakan sikap redaksi suatu lembaga media
massa, terutama media cetak, terhadap masalah aktual yang sedang
berkembang.
Dengan demikian, kebijakan redaksi merupakan suatu prinsip yang
menjadi pedoman dalam memilih dan menyususn, serta menolak atau
mengizinkan penerbitan sebuah tulisan atau berita.
Sudirman Tebba kemudian menambahkan bahwa ada beberapa dasar
pertimbangan media untuk menyiarkan suatu peristiwa, diantaranya sebagai
berikut:
1. Ideologi
Pertimbangan ideologi media massa biasanya ditentukan oleh
latar belakang pendiri atau pemilik media massa tersebut. Baik itu agama
ataupun nilai-nilai yang dihayati, seperti nilai kemanusiaan, kebangsaan,
dan sebagainya.
10
2. Politik
Kehidupan pers merupakan indikator demokrasi. Oleh sebab itu,
pers tidak pernah lepas dari masalah politik. Demokratis tidaknya suatu
negara ditentukan oleh kehidupan persnya yaitu bebas atau tidak.
3. Bisnis
Pemilik media massa lebih melihat pada pertimbangan siapa
sasaran yang paling besar agar media tersebut banyak dikonsumsi
masyarakat.
11. Analisis Framing
Analisis framing secara sederhana digambarkan sebagai analisis untuk
mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja)
dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui konstuksi.
Realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Peristiwa
dipahami dengan bentukan tertentu. Hasilnya pemberitaan media pada sisi
tertentu atau wawancara dengan orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut
tidak hanya bagian dari teknik jurnalistik tetapi menandai bagaimana sebuah
peristiwa dimaknai dan di tampilkan (Eriyanto, 2002: 8).
Pada dasarnya, framing adalah metode untuk melihat cara bercerita media atas
peristiwa. Cara bercerita itu tergambarkan pada cara melihat realitas yang
dijadikan berita oleh media. Cara melihat ini berpengaruh pada hasil akhir dari
konstruksi realitas. Analisis framing sebagai analisis yang dipakai untuk
melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas. Analisi framing juga untuk
melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Ada dua
11
esensi utama dari framing, yaitu pertama, Bagaimana peristiwa dimaknai. Ini
berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan bagian mana yang tidak
diliput. Kedua, bagaimana fakta ditulis, Hal ini berhubungan dengan
pemakaian kata, kalimat atau gambar untuk mendukung gagasan. Sebagai
sebuah metode analisis teks, analisis framing mempunyai karakteristik yang
berbeda dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif. Dalam analisis isi
kuantitatif, yang ditekankan adalah isi (content) dari suatu pesan/teks
komunikasi. Sementara dalam analisis framing, yang menjadi pusat adalah
pembentukan pesan dari teks. Framing, terutama melihat bagaimana
pesan/peristiwa dikonstruksi oleh media bagaimana wartawan mengkonstruksi
peristiwa dan menyajikannya kepada khalayak pembaca (Eriyanto, 2002: 11).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis framing
model Zhongdhang Pan dan Gerald M. Kosicki. Zhongdhang Pan dan Gerald
M. Kosicki melihat framing dengan metode analisis teks yang terdiri dari
Sintalsis, Skrip, Tematik, dan Retoris.
12. Efek Framing
Menurut (Eriyanto, 2002: 230) sekurangnya ada empat efek framing
antara lain sebagai berikut:
a. Framing mendefinisikan realitas tertentu dan melupakan definisi lain atas
realitas. Framing menyediakan alat bagaimana peristiwa dibentuk dan dikemas
dalam bentuk yang sederhana, mudah dipahami dan dikenal khalayak.
b. Framing yang dilakukan media akan menonjolkan aspek tertentu dan
mengaburkan aspek yang lain. Framing umumnya ditandai dengan
12
menonjolkan aspek tertentu dari realitas, akibatnya ada aspek lain yang tidak
mendapat perhatian yang memadai.
c. Framing yang dilakukan media akan menampilkan sisi tertentu dan
melupakan sisi yang lain. Dengan manampilkan sisi tertentu dalam berita ada
sisi lain yang terlupakan, menyebabkan aspek lain yang penting dalam
memahami realitas tidak mendapat liputan dalam berita.
d. Framing yang dilakukan media akan menampilkan fakta tertentu dan
mengabaikan fakta yang lain. Efek yang segera terlihat dalam pemberitaan
yang memfokuskan pada satu fakta, menyebabkan fakta lain yang mungkin
relevan dalam pemberitaan menjadi tersembunyi.
B. Kajian Pustaka
Maksud dari kajian pustaka ini adalah untuk mengetahui bahwa
permasalahan yang akan diteliti saat ini belum pernah diteliti dari pihak manapun.
Pertama, skripsi dari Donie Kadewandana, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah tahun 2008 yang berjudul, “Konstruksi Realitas Di Media
Massa (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P
Di Harian Kompas dan Republika). Dalam sekripsi Donie menggunakan metode
analisis Framing model Zhongdhang Pan dan Gerald M. Kosicki sama dengan
penelitian yang akan saya lakukan yaitu dengan metode tersebut. Letak
perbedaannya adalah Donie menggunakan dua objek untuk menganalisis
penelitiannya tersebut yaitu terbitan koran Kompas dan Republika sedangkan
yang akan saya teliti hanya terbitan koran Jawa Pos. Dalam penilitian ini
mendapatkan hasil penelitian sebagai berikut: Harian Republika dalam judul
13
terlihat lebih detil dibandingkan dengan harian Kompas. Sedangkan, dalam isi
kalimat yang digunakan Republika terlihat lebih halus dibandingkan dengan
harian Kompas.
Kedua, skripsi yang dibuat oleh Andi Sunarjo Simatupang, Ilmu
Komunikasi Universitas Sumatera Utara tahun 2010 yang berjudul,” Konstruksi
Berita 100 Hari SBY-Boediono (Studi Analisis Framing tentang Berita 100 Hari
SBY-Boediono Pada Harian Kompas). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konstruksi berita tentang pemberitaan 100 hari SBY-Boediono dalam Harian
Kompas. Isu 100 hari SBY-Boediono menjadi penting karena momen yang sama
baru terjadi setelah pemerintahan yang baru terbentuk. Sama dengan tinjauan
pusata sebelumnya, letak persamaan dengan penelitian ini adalah dengan metode
fraing namun berbeda metode analisisnya. Dalam penelitian ini metode yang
dipakai adalah analisis framing Robert M. Entman sedangkan penelitian ini
menggunakan metode framing Zhongdhang Pan dan Kosicki. Melalui metode ini
akan terlihat selektivitas isu, serta penonjolan aspek-aspek tertentu terkait isu
yang diangkat.
Ketiga, penelitian dari Ah. Januar As’ari, Universitas Mulawarman tahun
2016 yang berjudul,” Analisis Framing Pemberitaan Pilkada Kaltim di Surat
Kabar Kaltim Post dan Tribun Kaltim edisi 11 mei 2013.” Dalam penelitian
Januar ini letak persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada
metode analisinya yaitu menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki sedangkan perbedaan terletak pada objek yang diteliti. Januar
hanya menganalisis framing mengenai berita Pilkada Kaltim di surat kabar Kaltim
14
Post sedangkan penelitian yang akan saya lakukan akan mengkaji konstruksi
media dalam menerbitkan berita. Dalam skripsinya, berita di Kaltim Pos dan
Tribun Kaltim edisi 11 mei 2013 tentang pilkada Kaltim. Dalam pengemasannya,
sama-sama menempatkan pemberitaan mengenai Pilkada Kaltim di halaman
depan. Hanya saja Kaltim Pos mengemas pemberitaan tentang Pilkada kaltim
dilengkapi dengan tabel, dan perbandingan kekuatan politik dari dua pengamat
politik Kaltim.
Keempat, skripsi dari Boby Tridona, Ilmu Komunikasi Universitas Bandar
Lampung tahun 2015 yang berjudul,”Analisis Framing Pemberitaan Konflik
Gubernur DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta di Media Online.” (analisis
framing pada media online kompas.com dan detik.com periode 27 Februari-10
Desember 2015).” Sama dengan tinjauan pustaka sebelumnya, penelitian ini
menggunakan metode analisis framing yang sama dengan yang peneliti saat ini
gunakan, yaitu metode analisis framing model Zhongdhang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Namun, terdapat perbedaan dengan penelitian yang saat ini akan
dilakukan yaitu objek penelitian dari Boby Tridona menggambil objek dua surat
kabar yakni Kompas.com dan detik.com sedangkan penelitian yang akan saya
lakukan hanya berobjek pada satu media yaitu Jawa Pos. Dalam penelitian
tersebut fokus pada frame yang disajikan oleh media online kompas.com dan
detik.com dalam memuat pemberitaan konflik Gubernur DKI Jakarta dengan
DPRD DKI Jakarta. Dalam penelitian ini, dijelaskan terlihat perbedaan
pemberitaan tentang konflik antara Gubernur DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta
15
yang dimuat di kedua media online tersebut. Kemudian, keseimbangan tema
berita yang dimuat oleh kedua media juga terlihat jelas berbeda.
Kelima. Skripsi dari Sartika Dewi, Komunikasi Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi ini berjudul,”Analisis Framing Pada
Pemberitaan Larangan Pemakaian Jilbab Pada Polwan Dalam Surat Kabar Harian
Republika edisi 4-15 Juni dan Koran Kompas pada edisi 14 Juni sampai 9 Juli
2013. Berbeda dengan telaah pustaka sebelumnya, penelitian ini menggunakan
metode analisis framing model Gamson dan Medigliani sedangkan penelitian
yang akan saya lakukan menggunakan metode analisis framing model
Zhongdhang Pan dan Gerald M. Kosicki. Model Gamson dan Medigliani
menggunakan analisis dengan pendekatan konstruksionis yang memandang
representasi media seperti berita terdiri dari interpretasi yang mendukung makna
tertentu.
C. Kerangka Berpikir
Setiap surat kabar mempunyai ideologi masing-masing untuk membuat
atau menerbitkan suatu berita. Dalam sebuah berita terdapat sebuah kebijakan
redaksional dalam pengkonstuksian sebuah berita. Sebuah berita akan
dikonstruksi oleh media guna menerbitkan informasi yang menarik atau media
mengininkan khalayak untuk mempunyai pendapat dengan apa yang diingini oleh
media.
Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis framing untuk mengkaji
konstruksi media Jawa Pos mengenai pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan.
Dalam kasus ini, Dahlan Juga merupakan pemilik surat kabar tersebut.
16
Adapun yang menjadi acuan kerangka berpikir peneliti sebagai berikut.
output
I
N
P
U
T
Tabel 1: Kerangka Pemikiran (olahan peneliti)
Paradigma Konstruksionis
Analisis framing merupakan metode analisis teks yang berada dalam kategori penelitian
konstruksionis. Paradigma ini memandang bahwa berita adalah hasil konstruksi dari
pekerjaan media. Berita bukan fakta yang utuh melainkan hasil realitas bentukan media.
Dahlan Iskan Pemilik Jawa
Pos
Kasus Korupsi Dahlan Iskan
(Realitas/fakta)
Individual (ideologi
wartawan)
Ideologi media
Kepentingan Media
Kebijakan Redaksional
Jawa Pos
Terbitan Koran Jawa
Pos
1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode analisis Framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sebuah media
mengkontruksi suatu peristiwa atau kejadian ke dalam bentuk berita.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan
kualitatif. Krik dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan yang secara fundamental bergantung dari
pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam
peristilahannya. (Moleong, 2006:4).
Penelitian deskriptif kualitatif ini merupakan suatu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata baik tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan atau perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
dan individu secara utuh. Deskriptif dalam penelitian ini berarti data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan merupakan angka-
angka. Penelitian ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran atas
penyajiannya.
Penelitian ini juga merupakan suatu penelitian dengan menggunakan
metode analisis framing. Analisis framing menekankan pada pemaknaan teks dari
pada penjumlahan unit kategori. Dasar dari analisis framing adalah strategi
komunikasi dalam memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam
2
mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dihubungkan dengan rutinitas
konvensi pembentukan berita. (Eriyanto, 2002:252).
B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah teks yang terdapat pada jawapos.com pada
edisi bulan Oktober hingga November 2016 dalam pemberitaan kasus korupsi
Dahlan Iskan.
Berikut adalah data terbitan jawapos.com edisi Oktober-November 2016
pada kasus korupsi Dahlan Iskan:
1. Minta Dahlan Tidak Ditahan, Fahri Hamzah Siap Pasang Badan. (Jumat,
28 Oktober 2016:dna/jpg).
2. Dipenjara, Nyawa Dahlan Iskan Dalam Bahaya. (Jum’at, 28 Oktober
2016:Galih Cokro).
3. Dukungan Moral #savedahlaniskan Terus Mengalir. (Rabu, 2 November
2016: Dite Surendra).
4. Dahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan. (Jum’at, 18 November 2016:
Galih Cokro).
5. Perkara Dahlan Iskan Tak Bisa Disidangkan Lagi. (Selasa, 22 November
2016 13:17: Galih Cokro).
6. Jaksa Paksa Bertemu Dahlan Malam Malam di RS. (Rabu, 23 November
2016 12:30;atm).
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metode analisis teks dengan
pendekatan analisis framing untuk meneliti konstruksi pers pada pemberitaan
3
kasus korupsi Dahlan Iskan pada jawapos.com.Peneliti juga menggunakan metode
wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang valid. Wawancara
disini ditujukan untuk redaktur, wartawan Jawa Pos yang membawahi terbitan
kasus korupsi Dahlan Iskan.
D. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari terbitan-terbitan
jawapos.com pada kasus korupsi Dahlan Iskan edisi Oktober hingga November
2016. Selain itu, data primer juga diperkuat dengan wawancara mengenai
kontruksi pemberitaanjawapos.com disandingkan dalam Pemberitaan kasus
korupsi Dahlan Iskan edisi bulan Oktober hingga November. Wawancara pada
penelitian ini di tujukan untuk Redaktur, dan Wartawan Jawa Pos yang
membidangi terbitan kasus korupsi Dahlan Iskan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai referansi ,
buku, jurnal dan internet dan hasil penelitian terdahulu yang masih berkaitan.
E. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data, yaitu teknik analisis
deskriptif kualitatif yaitu :
a) Analisis deskriptif kualitatif
Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu cara analisis atau
pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat
4
atau kata-kata, kategori – kategori mengenai suatu objek ( benda, gejala, variabel
tertentu ), sehingga akhirnya diperoleh kesimpulan.
Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data
dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian di analisis
dalam bentuk kategori-kategori. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk
mengolah data hasil analisa kontruksifisme surat kabar Jawa Pos dalam
pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan. Analisis deskriptif kualitatif merupakan
suatu teknik pengolahan data yang dilakukan dengan mengelompokkan informasi
– informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran
perbaikan yang terdapat pada hasil wawancara.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing. Framing
adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikontruksi
oleh media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah
adanya bagian tertentu realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.
(Eriyanto, 2002:66).
1. Analisa Teks
Dalam skripsi ini, framing yang digunakan adalah model
Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki, wacana
media merupakan proses kesadaran sosial yang melibatkan tiga pemain,
yaitu sumber, jurnalis, dan audien dalam memahami budaya dan
menyangkut dasar-dasar kehidupan sosial yang telah diatur, sedangkan
framing yang digunakan oleh kaum konstruktivis dalam menguji wacana
media difokuskan pada konseptualisasi teks media ke dalam dimensi yang
5
bersifat empiris dan operasional berupa struktur sintaksis, struktur naskah,
struktur tematik, dan struktur retoris.
Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat
menunjukan framing dalam suatu media. Kecenderungan wartawan dapat
diamati melalui keempat struktur tersebut. Dengan kata lain,ia dapat
diamati dari bagaimana wartawan menyusun peristiwa kedalam bentuk
umum berita, cara wartawan memisahkan peristiwa, kalimat yang dipakai,
dan pilihan kata atau idiom yang dipilih. Ketika menulis berita dan
menekankan makna atas peristiwa, wartawan akan memakai semua
strategi wacana itu untuk meyakinkan khalayak pembaca bahwa berita
yang dia tulis adalah benar.
Pendekatan itu dapat digambarkan ke dalam bentuk skema sebagai
berikut:
Struktur Perangkat Framing Unit Yang
Diamati
SINTAKSIS
Cara wartawan
menyusun
fakta
1. Skema Berita Headline, lead,
latar, informasi,
kutipan sumber,
pernyataan,
penutup
6
SKRIP
Cara wartawan
mengisahkan
fakta
2. Kelengkapan
Berita
5W+1H
TEMATIK
Cara wartawan
menulis fakta
3. Detail Paragraf,
proposisi, kalimat,
hubungan antar
kalimat
4. Koherensi
5. Bentuk
Kalimat
6. Kata Ganti
RETORIS
Cara wartawan
menekankan
fakta
7. Leksikon
(kosa kata)
Kata, idiom,
gambar/foto,
grafik 8. Grafis
9. Metafora
Tabel 2dalam Eriyanto, 2002:256
Sintaksis
Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase
dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian
susunan dari bagian berita, headline, lead, latar informasi, sumber,
penutup, dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Bagian itu
tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema
yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun. Sintaksis yang
paling populer adalah bentuk piramida terbalik. Dalam bentuk piramida
terbalik, bagian yang atas ditampilkan lebih penting dibandingkan dengan
7
bagian bawahnya. Elemen sintaksis memberi petunjuk yang berguna
tentang bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak ke mana
berita tersebut akan dibawa.
Headline
Merupakan aspek sintaksis dari wacana berita dengan tingkat
kemenonjolan yang tinggi yang menunjukan kecenderungan berita.
Pembaca cenderung mengingat headline yang dipakai dari pada isi
berita.headline mempunyai fungsi framing yang kuat. Headline
mempunyai pengaruh yang dimengerti untuk kemudian digunakan dalam
membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka berikan.
Headline digunakan wartawan untuk mengkonstruksi isu, seringkali
dengan menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk
menunjukan sebuah perubahan dan tanda kutip untuk menunjukan adanya
jarak perbedaan. Selain headline, lead juga perangkat sintaksis lain yang
sering digunakan.
Lead
Lead yang baik umumnya meberikan sudut pandang dari berita,
menunjukan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.
Latar
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna
yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang wartawan biasanya ketika
menulis suatu berita mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang
ditulis. Latar yang dipilih menentukan arah kemana pandangan khalayak
8
hendak dibawa. Latar umumnya ditampilkan si awal sebelum pendapat
wartawan yang sebenarnya muncul dengan maksud mempengaruhi dan
memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat beralasan. Karena itu,
latar membantu menyelidiki bagaimana seseorang memberi pemaknaan
atas peristiwa.
Pengutipan Sumber
Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun
objektivitas prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Ia juga merupakan
bagian berita yang menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan
bukan pendapat wartawan semata, melainkan pendapat dari orang yang
mempunyai otoritas tertentu. Pengutipan sumber ini menjadi perangkat
framing atas tiga hal. Pertama, mengklaim validitas atau kebenaran dari
pernyataan yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim otoritas
akademik. Kedua, menghubungkan poin tertentu dari pandangannya
dengan pejabat yang berwenang. Ketiga, mengecilkan pandangan tertentu
yang dihubungkan dengan kutipan atau pandangan mayoritas sehingga
pendapat tersebut tampak sebagai menyimpang.
Skrip
Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena
dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukan
hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa yang
ditulis sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi
menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca.
9
Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H (who,
what, when, where, why, dan how). Meskipun pola ini tidak selalu dapat
dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang
diharapkan diambil oleh wartawan untuk diberitakan. Unsur kelengkapan
berita ini dapat menjadi penanda framing yang penting.
Tematik
Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis.
Peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang
diungkapkan. Semua perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan
yang logis bagi hipotesis yang dibuat. Struktur tematik dapat diamati dari
bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur
tematik berhubungan dengan bagaimana fakta itu ditulis. Bagaimana
kalimat yang dipakai, bagaimana menempatkan dan menulis sumber ke
dalam teks berita secara keseluruhan.
Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari struktur tematik ini.
Diantaranya adalah koherensi: jalinan antar kata, proposisi atau kalimat.
Dua buah kalimat atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda
dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga fakta yang
tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang
menghubungkannya. Ada beberapa macam koherensi: pertama, koherensi
sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari
proposisi lain. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu
dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi
10
pembeda. Proposisi atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari
proposisi atau kalimat lain.
Retoris
Struktur retoris dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya
atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin
ditonjolkan. Wartawan menggunakan perangkat retoris untuk membuat
citra, meningkatkan tonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan
gambaran yang diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris juga
menggambarkan bahwa berita yang ditampilkan tersebut adalah
kebenaran.
Ada beberapa elemen retoris yang digunakan oleh wartawan. Yang
paling penting adalah leksikon, pemilihan dan pemakaian kata-kata
tertentu untuk menandai atau menggambarkan peristiwa. Suatu fakta
umumnya terdiri atas beberapa kata yang merujuk pada fakta. Selain lewat
kata, penekanan pesan dalam berita itu juga dapat dilakukan dengan grafis.
Dalam wacana berita, grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang
dibuat lain dibandingkan dengan tulisan lain.pemakaian huruf tebal, huruf
miring, pemakaian garis bawah, huruf yang dibuat dengan ukuran yang
lebih besar. Termasuk didalamnya adalah pemakaian caption, raste, grafik.
Gambar, tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan.
Unsur lain yang terdapat pada struktur retoris adala metafora.
Yakni kiasan yang mempunyai persamaan sifat dengan benda atau hal
yang bisa dinyatakan dengan kata atau frase. (dalam Eriyanto, 2002:260).
11
F. Jadwal penelitian
Penelitian ini di lakukan dimulai dari pembuatan proposal pada awal
semester delapan yakni bulan Maret 2017 dengan bimbingan dosen. Selanjutnya
dilakukan penelitian yang merupakan kelanjutan dari proposal penelitian dengan
pengumpulan data, pengolahan data.
No Kegiatan Tahun 2017
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi Awal v v v
2 Penyusunan Proposal v v V v v V
3 Pengumpulan Data v V
4 Observasi Utama V v v V
5 Analisis Data v v
6 Penyusunan Laporan v v
Tabel 3: Jadwal Penelitian
G. Setting Penelitian
Penelitian ini disasarkan pada jawapos.com edisi Oktober hingga
November 2016 pada pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan. Dipilihnya portal
ini karena memang ada hubungan dengan pihak peneliti dan surat kabar Radar
Solo merupakan anak dari surat kabar Jawa Pos.
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Jawa Pos
1. Profil Jawa Pos
Jawa Pos adalah Koran yang diterbitkan oleh sebuah perseroan dengan
nama N.V. Perusahaan Penerbitan Java Post, didirikan pada 1 Juli 1949 oleh The
Chung Sen ( Suseno Tedjo). Pada akhir tahun 1970an mengalami kemerosotan
yang tajam hingga pada tahun 1982 tirasnya tinggal 6.800 eksemplar/hari. Pada
tahun ini pula masuk manajemen baru dari kelompok TEMPO dibawah
kepemimpinan Dahlan Iskan. Pada Tahun 1985, tiras Jawa Pos sudah mencapai
150.000 eksemplar/hari, hal ini karena suksesnya meliput kejatuhan presiden
Marcos di Filipina. Jawa Pos kemudian berkembang cepat sekali tirasnya hingga
sekarang mencapai 350.000 eksemplar/hari dengan anak perusahaan sebanyak 90
koran lebih di daerah daerah seluruh propinsi di Indonesia. Jawa Pos sekarang
sudah menjadi salah satu kelompok industri media terbesar di Indonesia, dengan
sumber daya karyawan sekitar 400 orang lebih dari berbagai disiplin ilmu serta
mendirikan pabrik kertas koran dan percetakan-percetakan di daerah-daerah
dengan dukungan teknologi komputer dan komunikasi, maka Jawa Pos adalah
perusahaan yang sangat effisien dan asset Indonesia yang patut di perhitungkan.
(dokumen profil JawaPos).
2. Visi dan Misi
Menjadikan perusahaan media yang berkembang kokoh dan membawa
manfaat agar Indonesia tidak hanya maju di Ibukotanya, dengan
2
menyelenggarakan pers yag bebas dan bertanggung jawab di seluruh Indonesia.
(dokumen profil JawaPos).
3. Latar Belakang Perseroan
Perseroan didirikan oleh The Chung Sen (Suseno Tedjo) dengan nama NV
Perusahaan Penerbitan Java Post pada tahun 1949. Kemudian pada tahun 1982
manajemen baru mulai masuk dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan dengan tiras
6.800 eksemplar.Tiras Jawa Pos mencapai 150.000 eksemplar/hari ketika
meliputkejatuhan Presiden Marcos di Filipina pada tahun 1985. Pada tahun 1990
Jawa Pos mengalami kemajuan dengan membuat format halaman depan berwarna.
Selain itu, Jawa Pos juga mendirikan pabrik kertas untuk mendukung kebutuhan
bahan baku kertas untuk penerbitan koran. Hal ini terjadi pada tahun 1994. Selang
dua tahun Jawa Pos mulai menggunakan teknologi proses percetakan jarak jauh
dan mendirikan beberapa perusahaan percetakan. Setelah mengalami berbagai
kemajuan Jawa Pos mendirikan Gedung Graha Pena sebagai kantor pusat
perseroan. Jawa Pos juga menerbitkan Gou Ji Ri Bao, koran berbahasa Cina
terbesar di Indonesia dan mendirikan stasiun televisi swasta local di Surabaya,
Riau dan Batam pada tahun 2001. Jawa Pos juga mendirikan koran Radar dimana
saat ini telah beredar 16 Radar di kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali
yang juga membawahi 90 media cetak yang tergabung dalam Jawa Pos News
Network (JPNN) pada tahun 2002 hingga 2003. Kemudian pada tahun 2004 Jawa
Pos mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk menjaga
kontinuitas pasokan listrik di pabrik kertas. (dokumen profil JawaPos).
3
4. Pemanfaatan Teknologi Informatika
Jawa Pos sebagai perusahaan media cetak yang sedang berkembang pesat
tidak mungkin tanpa memanfaatkan tehnologi informatika dan komunikasi, baik
hardware & software. Sejak awal sudah menjadi komitmen, tehnologi
dimanfaatkan untuk mendukung effisiensi dan daya bersaing.
Jawa Pos adalah Koran pertama di Indonesia yang memanfaatkan PC
dengan Operating System DOS dari Microsoft, sekitar era 80an dimana PC baru
pertama kali di produksi. Ketika itu PC-PC langsung menggusur mesin ketik, baru
memanfaatkan MSDOS & WordStar serta disket, karena belum ada LAN saat itu.
Sejalan dengan perkembangan tehnologi, kemudian memanfaatkan
Windows versi 3.xx, barulah bisa bekerja secara workgroup dengan Server
Novell, karena Windows NT belum ada waktu itu. Selanjutnya begitu Windows
NT sudah ada dan layak di manfaatkan maka berpindahlah menggunakan
Windows Platform, tidak hanya di bagian produksi, tetapi juga di bagian
manajemen & administrasi.
Kita telah membuang juga word processor WordStar, dan kemudian
menggantikannya dengan Microsoft Word.
Sekarang dengan tehnologi Windows 2000/2003 dan XP tentu saja
membawa manfaat yang besar untuk Jawa Pos. Jawa Pos yang mempunyai Koran
di daerah daerah hampir seluruh Indonesia tentunya perlu mengatur aliran dan
penyimpanan data.Teknologi server dari Microsoft yang memungkinkan replikasi
langsung sangat bermanfaat bagi jaringan Jawa Pos dan grup yang gedungnya
terpisah di kota-kota besar di Indonesia.
4
Untuk masa mendatang, Jawa Pos akan menggabungkan software-
software dari Microsoft ini dengan Software-Software khusus yang dirancang
untuk manajemen industri media, hal ini sedang dikembangkan saat ini. (dokumen
profil JawaPos).
5. Proses Produksi Surat Kabar
1. Pencarian Topik Berita
Tidak semua berita merupakan berita yang direncanakan, karena
ada berita yang didapat dari kejadian langsung dan tidak direncanakan.
Namun bisa juga topik berita merupakan hasil perencanaan di rapat
Redaksi pagi hari ( jam 10.00-12.00).
Hasil rapat kemudian distribusikan ke wartawan masing-masing
tempat kerja lewat telepon, demikian juga penugasan kepada perwakilan-
perwakilan di Jakarta atau tempat lain.
Sore Hari (18.00-19.00) dilakukan LISTING berita, dimana berita yang
didapat dibuat daftarnya dan dilihat sampai seberapa bagus dan akan
ditempatkan di halaman mana.
2. Editing Berita
Setelah berita didapat dari wartawan-wartawan maka kemudian
dikirim ke redakturnya masing-masing, Redaktur kemudian mengkoreksi
apakah berita tersebut punya nilai tinggi hingga disebut sebagai berita.
Dalam editing berita, redaktur bertugas memeriksa apakah berita
mempertimbangkan keamanan dan tidak menimbulkan gejolak
dimasyarakat. Selain itu juga mempertimbangkan apakah berita tersebut
5
merugikan seseorang yang ditulis atau tidak. Untuk kelengkapan data,
redaktur akan mengkoreksi data yang diberikan wartawan. Jika data yang
diterima oleh redaktur belum lengkap maka akan diberikan informasi
tambahan atau bisa juga memotong tulisan yang keluar dari konteksnya.
Selain itu, redaktur juga bertugas mengedit tulisan wartawan agar benar
logikanya maupun bahasanya agar tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3. Pemuatan Berita
Tergantung kualitas beritanya, karena berita yang masuk di Jawa
Pos banyak sekali. Oleh karenanya berita yang ada tidak semuanya
dimuat, sehingga banyak berita yang tidak terpakai. Seleksi menjadi
semakin ketat bila jumlah iklan yang akan dimuat menjadi semakin
banyak. Berita-berita yang lolos dalam seleksi kemudian di lay-out
menjadi halaman-halaman koran oleh lay-out man. Lay-out man
mempertimbangkan bagaimana halaman menjadi terlihat bagus, di Jawa
Pos halaman harus seimbang foto/gambanya. Tidak boleh terlalu kosong
dari foto, namun juga tidak boleh terlalu banyak foto/gambarnya. Bagian
grafislah yang merancang model-model halaman di Jawa Pos.
4. Proses Percetakan
Jika Tata Muka sudah selesai, maka hasilnya kemudian dicetak
dalam bentuk film sebesar halaman koran. Film ini kemudian diserahkan
bagian percetakan untuk kemudian dibuat hal yang sama tapi dalam
bentuk plat aluminium, dan plat ini akan dilekatkan di mesin cetak untuk
mencetak kertas korannya.
6
Pencetakan dilakukan menggunakan mesin cetak dengan sistem
web, sistem ini mencetak koran dari bahan kertas yang masih
gulungan/gelondongan. Dari mesin ini kemudian akan dicetak sejumlah
koran yang telah dipesan oleh bagian Sirkulasi.
5. Pendistribusian
Koran yang sudah dicetak sebanyak yang dipesan bagian
Sirkulasi/Pemasaran itu kemudian diserahkan ke bagian Sirkulasi dalam
bentuk kemasan per 150/200 eksemplar. Kemudian akan diberi label &
nota kirim sesuai pesanan dan dikirim ke Agen, pengecer lewat Darat.
Para Agen dan pengecer itulah yang kemudian akan membagikan sampai
pada pelanggan.
Agar pembaca diluar kota bisa menerima koran sama paginya
dengan di dalam kota, maka Jawa Pos menerapkan Cetak Jarak Jauh (
Remote Printing).
SCJJ ini berupa pengiriman file-file jadi yang sudah dibuat oleh
lay-out man ke daerah-daerah yang sudah terhubung networknya dengan
Jawa Pos Surabaya. Kemudian file-file tersebut sama seperti disini, akan
dipindah dalam bentuk alumunium, kemudian dicetak.
Dengan system ini maka selisih waktu yang terbuang dijalan
(darat/udara) akan terkurangi, sehingga konsumen setempat akan
menerima koran sama paginya dengan orang di Surabaya. (dokumen profil
JawaPos).
7
Struktur Organisasi :
Pendiri/ Pemilik
Bapak dan Anak
Direktur Utama
Dir. Produksi Dir. Pemasaran Dir.Keuangan
Pemimpin Redaksi
Tabel 4: Struktur Organisasi Jawa Pos (Jawa Pos)
B. Temuan dan Sajian Data
1. TemuanData
Dahlan Iskan yang terjerat kasus korupsi karena dimintai tanda tangan
oleh bawahan untuk penjualan aset PT.PWU Jawa Timur dewasa ini menjadi
sorotan publik. Pertama, Dahlan Iskan dimintai keterangan sebagai saksi sebelum
ditetapkan penyidik sebagai tersangka pada 27 Oktober 2016. Tidak hanya itu,
Kepala Kejati Jatim Maruli Hutagalung juga memutuskan untuk menahan Dahlan
sampai 20 hari mulai 27 Oktober 2016 hingga 15 November 2016. Sementara itu,
anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengungkapkan, penetapan tersangka dan
penahanan Dahlan Iskan berpotensi menimbulkan diskursus baru dalam
penegakan hukum. Pada satu sisi, kejaksaan memang memiliki kewenangan
menyidik dan melakukan upaya paksa dalam pengusutan kasus korupsi. (Inilah
Dahlan Iskan
Azrul Ananda
Eddy Nugroho Leak Kustiya Andreas Didi
Nurwahid
8
Pernyataan Heroik Dahlan Iskan Sebelum Ditahan Yang Menjadi Viral di
Medsos,JawaPos 26/10).
Selain itu Guru besar hukum ekonomi Universitas Indonesia (UI) Erman
Rajaguguk menyatakan, tidak semua kesalahan yang terjadi dalam BUMN atau
BUMD harus dimintakan pertanggungjawaban hukum ke direksi. Menurut dia,
ketika direksi sudah menunjuk pelaksana teknis, seharusnya tanggung jawab
sudah melekat pada pelaksana teknis tersebut.
Karena itu, ketika dalam praktiknya pelaksana teknis menyeleweng atau
melakukan penyimpangan, dialah yang harus bertanggung jawab. Menurut
Erman, hal tersebut sudah jelas tertuang dalam KUHP. Erman selama ini
termasuk ahli yang berpandangan bahwa kekayaan BUMN atau BUMD PT bukan
termasuk kekayaan negara, tapi kekayaan negara yang sudah dipisahkan. Dengan
demikian, ketika sudah menjadi aset yang telah dipisahkan, kerugian BUMN atau
BUMD tidak bisa dianggap sebagai kerugian negara. (Inilah Pernyataan Heroik
Dahlan Iskan Sebelum Ditahan Yang Menjadi Viral di Medsos,JawaPos 26/10).
Sebelum sidang perdana, Dahlan Iskan bersama team kuasa hukumnya
mengajukan praperadilan kepada pengadilan, namun permintaan tersebut tidak
dikabulkan dan harus melalui proses dakwahan.Dengan isu yang sedang
berkembang dimasyarakat mengenai kasus korupsi yang dilakukan Dahlan Iskan
tersebut, JawaPos rutin menerbitkan pemberitaan baik di media cetak maupun
online. Bahkan dalam jawapos.com dalam sehari bisa menerbitkan 2-3 berita
sekaligus. Dengan kasus korupsi yang sedang dialami oleh Dahlan tersebut,
9
seperti apa konstruksi yang dilakukan Jawa Pos dalam menyampaikan informasi
yang berkaitan dengan Dahlan Iskan. Maka berikut menjadi temuan data,
No TEMUAN INDIKATOR KETERANGAN
1. Jawa Pos pro Dahlan Iskan. Melakukan gerakan
#savedahlaniskan.
Dilakukan oleh
Radar Solo dan
beberapa gerakan
di Surabaya.
2. Keberpihakan Jawa Pos
dalam memberitakan kasus
korupsi Dahlan Iskan
Analisis keenam berita Terbitan
jawapos.com
3. Hasil framing berita
menunjukan Jawa Pos
berpihak pada Dahlan Iskan.
1. Minta Dahlan Tidak
Ditahan, Fahri Hamzah
Siap Pasang Badan.
(Jumat, 28 Oktober
2016:dna/jpg).
2. Dipenjara, Nyawa Dahlan
Iskan Dalam Bahaya.
(Jum’at, 28 Oktober
2016:Galih Cokro).
3. Dukungan Moral
#savedahlaniskan Terus
Mengalir. (Rabu, 2
November 2016: Dite
Surendra).
4. Dahlan Iskan Dipaksa
Terbitan
jawapos.com
bulan Oktober
hingga November
2016.
10
Taken Pelimpahan.
(Jum’at, 18 November
2016: Galih Cokro).
5. Perkara Dahlan Iskan Tak
Bisa Disidangkan Lagi.
(Selasa, 22 November
2016 13:17: Galih Cokro).
6. Jaksa Paksa Bertemu
Dahlan Malam Malam di
RS. (Rabu, 23 November
2016 12:30;atm).
Tabel 5 : olahan peneliti
1. Sajian Data
a. Analisis Framing Pemberitaan Dahlan Iskan (Oktober-November
2016)
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode analisis framing model Zhongdhang Pan dan Robert M Kosicki. Dalam
framing ini Zhongdhang Pan dan M Kosicki mengangkat 4 elemen utama untuk
menganalisis pembingkaian berita yakni sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Empat elemen tersebut mencakup headline, lead, latar, kutipan, 5W+1H, majas,
dan gambar.
Untuk mendapatkan hasil yang relevan, peneliti mengambil enam berita
dari bulan Oktober dan November 2016. Berikut adalah analisis berita yang telah
diterbitan jawapos.com pada bulan Oktober hingga November 2016.
11
1. Hasil analisis framing berita yang berjudul,” Minta Dahlan Tidak Ditahan,
Fahri Hamzah Siap Pasang Badan,” adalah sebagai berikut:
STRUKTUR UNIT STRATEGI PENULISAN KETERANGAN
SINTAKSIS
Headline Minta Dahlan Tidak Ditahan,
Fahri Hamzah Siap Pasang
Badan
Headline
Lead Wakil Ketua DPR Fahri
Hamzah protes keras terhadap
penahanan Dahlan Iskan oleh
Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Paragraf 1
Latar mantan Menteri BUMN ini
tidak perlu ditahan karena
diyakini bukanlah sosok jahat
yang bisa melarikan diri dari
kasus yang tengah dihadapi.
Paragraf 2
Kutipan
Pernyataan 1. ”Dia ini kan orang
Indonesia asli, mengakar,
punya banyak teman,
mantan pejabat negara,
pernah dari dirut PLN,
Paragraf 3-4
12
Menteri BUMN, dan
kongkrit kontribusinya.
Bahkan pernah membantu
Pak Jokowi sebagai tim
sukses, setelah tidak
meneruskan di pencalonan
di Partai Demokrat. Jadi
nggak perlu lah pakai
nahan-nahan gitu,"
2. “Lagipula, katanya,
Dahlan masih berstatus
tersangka dan belum
dikenakan sanksi hukum.
"Jadi ini cara berfikir
hukum modern, bahkan
dalam konsep hukum
modern ngapain nahan-
nahan orang, dia punya
hidupnya sendiri, kecuali
kalau orang sudah
dihukum,"
3. "Dan kalau perlu jaminan,
saya karena mengerti Pak
13
Dahlan, dari muda saya
idolakan beliau sebagai
wartawan senior, saya
mau menjamin Pak
Dahlan, karena dia nggak
mungkin lari lah,"
Penutup "Dan kalau perlu jaminan,
saya karena mengerti Pak
Dahlan, dari muda saya
idolakan beliau sebagai
wartawan senior, saya mau
menjamin Pak Dahlan, karena
dia nggak mungkin lari lah,"
pungkas legislator asal NTB
itu.
Paragraf 6
SKRIP Who Fahri Hamzah
What Wakil Ketua DPR Fahri
Hamzah protes keras terhadap
penahanan Dahlan Iskan oleh
Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur.
Paragraf 1
Why mantan Menteri BUMN ini
tidak perlu ditahan karena
Paragraf 2
14
diyakini bukanlah sosok jahat
yang bisa melarikan diri dari
kasus yang tengah dihadapi.
When Jum’at (28/10) 20:07 Paragraf 3
Where Senayan, Jakarta Paragraf 3
How Fahri pun mengaku siap
menjadi penjamin Dahlan
agar tidak perlu adanya
penahanan.
Paragraf 5
TEMATIK Detil,
Koherensi,
Bentuk
Kalimat
1. "Dia ini kan orang
Indonesia asli, mengakar,
punya banyak teman,
mantan pejabat negara,
pernah dari dirut PLN,
Menteri BUMN, dan
kongkrit kontribusinya.
Bahkan pernah membantu
Pak Jokowi sebagai tim
sukses, setelah tidak
meneruskan di pencalonan
di Partai Demokrat. Jadi
nggak perlu lah pakai
Paragraf 3
15
nahan-nahan gitu,"
RETORIS Leksikon Sosok Jahat = Orang Jahat Paragraf 2
Grafis
Foto
Metafora
Tabel 6: Analisis Berita 1
Berikut adalah penjelasan mengenai tabel diatas,
Frame Jawa Pos dalam konstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan
Iskan dapat dilihat dari, pertama Sintaksis. Pada edisi Jumat, 28 Oktober 2016
20:07 Jawapos menerbitkan dengan judul,”Minta Dahlan Tidak Ditahan, Fahri
Hamzah Siap Pasang Badan”. Dari judul pada edisi ini terlihat bahwa Jawa Pos
ingin meyakinkan pembaca bahwa Dahlan bukan orang jahat dengan membuat
judul menggunakan nama wakil DPR.
Kemudian pada lead,”Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah protes keras
terhadap penahanan Dahlan Iskan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.” Selain di
judul diperlihatkan bahwa seorang wakil Ketua DPR siap pasang badan, Jawa Pos
menampilkan lead dengan aksi yang dilakukan Fahri Hamzah yakni protes
terhadap Kejaksaan Tinggi.
Latar informasi berisi tentang, mantan Menteri BUMN ini tidak perlu
ditahan karena diyakini bukanlah sosok jahat yang bisa melarikan diri dari kasus
yang tengah dihadapi. Informasi ini dikemukakan oleh wakil ketua DPR Fahri
16
Hamzah yang didukung dengan pernyataan-pernyataan lanjutan di paragraf
berikutya.
Dalam edisi ini tidak terdapat kutipan narasumber sebagai sumber
informasi terkait pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan. Namun lebih ke
pernyataan dari narasumber.
Pada analisis Skrip dapat dilihat dari kelengkapan unsur berita yakni
5W+1H yaitu: (Who) Fahri Hamzah, (What) Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah
protes keras terhadap penahanan Dahlan Iskan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur, (Why) mantan Menteri BUMN ini tidak perlu ditahan karena diyakini
bukanlah sosok jahat yang bisa melarikan diri dari kasus yang tengah dihadapi,
(When) Jumat, 28 Oktober 2016 20:07, (Where) Senayan Jakarta. Yang
ditonjolkan dari berita ini adalah aspek what yakni Fahri Hamzah protes keras
terhadap penahanan Dahlan Iskan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Hal ini
mengindikasikan bahwa Jawa Pos ingin pembacanya menafsirkan bahwa
penahanan Dahlan Iskan memang sebuah kesalahan.
Dalam unsur tematik, Jawa Pos mengambil pernyataan Fahri Hamzah
sebagai detil dari aksi yang dilakukannya. Disini dituliskan bahwa pernyataan
Fahri Hamzah menjelaskan latar belakang Dahlan Iskan yakni "Dia ini kan orang
Indonesia asli, mengakar, punya banyak teman, mantan pejabat negara, pernah
dari dirut PLN, Menteri BUMN, dan kongkrit kontribusinya. Bahkan pernah
membantu Pak Jokowi sebagai tim sukses, setelah tidak meneruskan di
pencalonan di Partai Demokrat. Jadi nggak perlu lah pakai nahan-nahan gitu,"
17
Pada analisis Retoris, Jawa Pos memperlihatkan dengan perangkat
Leksikon untuk menonjolkan yakni berupa kata bukan sosok jahat. Sosok jahat
disini bisa saja diganti dengan kata bukan orang jahat yang lebih halus maknanya.
Namun, dalam berita ini digunakan sosok jahat untuk perlakuan kejaksaan yang
semena-mena terhadap Dahlan. Selain leksikon, Jawa Pos juga menggunakan
grafis berupa foto untuk edisi ini.
2. Hasil analisis Framing dari berita,” Dipenjara, Nyawa Dahlan Iskan Dalam
Bahaya.” Adalah sebagai berikut:
STRUKTUR UNIT STRATEGI PENULISAN KETERANGAN
SINTAKSIS
Headline Dipenjara, Nyawa Dahlan
Iskan Dalam Bahaya
Headline
Lead Sejak ditahan di rumah
tahanan Medaeng Kamis
malam (27/10), nyawa
Dahlan Iskan dalam bahaya.
Ya, setelah menjalani
transplantasi hati pada 6
Agustus 2007, segala
sesuatu yang dikonsumsi
maupun di sekitar Dahlan
harus memenuhi standar
tertentu. Sekali standar
Paragraf 1
18
tersebut dilanggar,
kesehatannya berada dalam
bahaya besar.
Latar Sebagaimana diterangkan
dalam surat Sun Xiaoye,
ahli di Departemen
Transplantasi Tianjin First
Centre Hospital (TFCH),
Dahlan harus menjalani
sekian banyak medical
follow-up untuk menjaga
badannya tetap sehat Sebab,
setiap pasien transplantasi
hati memiliki risiko yang
sangat tinggi untuk
mengalami infeksi.
Paragraf 2
Kutipan Sebagaimana diterangkan
dalam surat Sun Xiaoye,
ahli di Departemen
Transplantasi Tianjin First
Centre Hospital (TFCH),
Dahlan harus menjalani
sekian banyak medical
Paragraf 2
19
follow-up untuk menjaga
badannya tetap sehat Sebab,
setiap pasien transplantasi
hati memiliki risiko yang
sangat tinggi untuk
mengalami infeksi.
Pernyataan 1. “Dengan pemicu sedikit
saja, infeksi dapat
muncul. "Apabila infeksi
serius terjadi, itu bisa
menyebabkan pasien
harus dilarikan ke ICU.
Dalam kondisi seperti
itu, sangat sulit
menyelamatkan pasien,"
Paragraf 5
Penutup Sayang, Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur tidak
memedulikan surat dari
rumah sakit itu. Mereka
dengan semena-mena
menahan Dahlan meski hal
tersebut membahayakan
nyawanya.
Paragraf 8
20
SKRIP Who Dahlan Iskan, Sun Xiaoye
What Sejak ditahan di rumah
tahanan Medaeng Kamis
malam (27/10), nyawa
Dahlan Iskan dalam bahaya.
Paragraf 1
Why setelah menjalani
transplantasi hati pada 6
Agustus 2007, segala
sesuatu yang dikonsumsi
maupun di sekitar Dahlan
harus memenuhi standar
tertentu. Sekali standar
tersebut dilanggar,
kesehatannya berada dalam
bahaya besar.
Paragraf 1
When Kamis malam Paragraf 1
Where rumah tahanan Medaeng Paragraf 1
How
TEMATIK Detil,
Koherensi,
Bentuk
Kalimat
Dengan pemicu sedikit saja,
infeksi dapat muncul.
"Apabila infeksi serius
terjadi, itu bisa
menyebabkan pasien harus
Paragraf 5
21
dilarikan ke ICU. Dalam
kondisi seperti itu, sangat
sulit menyelamatkan
pasien," jelas Sun Xiaoye
dalam suratnya.
Dalam penjara, tentu saja
kondisi yang dibutuhkan
Dahlan itu sangat sulit untuk
dipenuhi. Berkumpul
dengan banyak orang, risiko
dia tertular penyakit orang-
orang yang berada di
dekatnya akan sangat besar.
RETORIS Leksikon
Grafis
Foto
Metafora
Tabel 7: Analisis Berita 2
Berikut adalah penjelasan mengenai tabel diatas,
22
Frame Jawa Pos dalam konstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan
Iskan dapat dilihat dari, pertama Sintaksis. Pada edisi Jumat, 28 Oktober 2016
20:07 Jawapos menerbitkan dengan judul,”Dipenjara, Nyawa Dahlan Iskan Dalam
Bahaya.” Dari judul tersebut bisa dilihat bahwa Jawa Pos menunjukan sikap
Kejaksaan yang semena-mena.
Kemudian dari Lead, Sejak ditahan di rumah tahanan Medaeng Kamis
malam (27/10), nyawa Dahlan Iskan dalam bahaya. Ya, setelah menjalani
transplantasi hati pada 6 Agustus 2007, segala sesuatu yang dikonsumsi maupun
di sekitar Dahlan harus memenuhi standar tertentu. Sekali standar tersebut
dilanggar, kesehatannya berada dalam bahaya besar. Dari lead tersebut dapat
dilihat bahwa Dahlan Iskan yang belum lama menjalani transplantasi hati
kondisinya memang harus dijaga terlebih ia sedang dalam penjara.
Pada latar informasi Jawa Pos mengambil kutipan Sebagaimana
diterangkan dalam surat Sun Xiaoye, ahli di Departemen Transplantasi Tianjin
First Centre Hospital (TFCH), Dahlan harus menjalani sekian banyak medical
follow-up untuk menjaga badannya tetap sehat Sebab, setiap pasien transplantasi
hati memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami infeksi. Latar informasi
ini digunakan Jawa Pos untuk memperkuat alasan mengapa Dahlan tidak harus
ditahan. Selain itu Jawa Pos juga menyantumkan beberapa pernyataan dalam
berita ini seperti, “Dengan pemicu sedikit saja, infeksi dapat muncul. "Apabila
infeksi serius terjadi, itu bisa menyebabkan pasien harus dilarikan ke ICU. Dalam
kondisi seperti itu, sangat sulit menyelamatkan pasien," pernyataan ini juga
23
digunakan untuk memperkuat informasi-informasi diatas agar pembaca tau bahwa
kejaksaan memang berlaku semena-mena.
Pada analisis Skrip dapat dilihat dari unsur kelengkapan berita yakni
5W+1H yaitu: (Who) Dahlan Iskan, (What) Sejak ditahan di rumah tahanan
Medaeng Kamis malam (27/10), nyawa Dahlan Iskan dalam bahaya. (Why)
setelah menjalani transplantasi hati pada 6 Agustus 2007, segala sesuatu yang
dikonsumsi maupun di sekitar Dahlan harus memenuhi standar tertentu. Sekali
standar tersebut dilanggar, kesehatannya berada dalam bahaya besar. (When)
Kamis malam, (Where) Rumah Tahanan Medaeng). Dari analisis skriptersebut hal
yang ditonjolkan adalan aspek (Why) yakni penjelasan mengapa nyawa Dahlan
Iskan dalam bahaya.
Pada analisis Tematik Jawa Pos menonjolkan detil mengenai efek yang
diakibatkan pada kondisi Dahlan Iskan dan dengan pernyataan dari Sun Xiaoye
yakni Dengan pemicu sedikit saja, infeksi dapat muncul. "Apabila infeksi serius
terjadi, itu bisa menyebabkan pasien harus dilarikan ke ICU. Dalam kondisi
seperti itu, sangat sulit menyelamatkan pasien," jelas Sun Xiaoye dalam suratnya.
Dalam penjara, tentu saja kondisi yang dibutuhkan Dahlan itu sangat sulit
untuk dipenuhi. Berkumpul dengan banyak orang, risiko dia tertular penyakit
orang-orang yang berada di dekatnya akan sangat besar.Kemudian pada analisis
Retoris Jawa Pos menggunakan Foto dalam berita ini.
24
3. Hasil analisis framing dari berita,”Dukungan #savedahlaniskan Terus
Mengalir,” adalah sebagai berikut:
STRUKTUR UNIT STRATEGI PENULISAN KETERANGAN
SINTAKSIS
Headline Dukungan #savedahlaniskan
Terus Mengalir
Headline
Lead Gerakan #SaveDahlanIskan
terus menggema di berbagai
daerah di tanah air. Setiap
hari selalu ada masyarakat
yang menggalang tanda
tangan untuk mendukung
mantan menteri BUMN itu
melawan tudingan korupsi
dari Kejaksaan Tinggi Jatim.
Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat
dipaksakan.
Paragraf 1
Latar Setiap hari selalu ada
masyarakat yang menggalang
tanda tangan untuk
mendukung mantan menteri
BUMN itu melawan tudingan
Paragraf 1
25
korupsi dari Kejaksaan
Tinggi Jatim. Mereka menilai
kasus yang menimpa Dahlan
sangat dipaksakan.
Kutipan
Pernyataan "Ini bentuk rasa syukur kami
karena tuntutan kami
dikabulkan,"
Paragraf 4
Penutup Kalangan kampus juga
menyuarakan dukungan
untuk Dahlan. Kemarin
mahasiswa Universitas
Khairun di Ternate, Maluku
Utara, menyuarakan gerakan
#SaveDahlanIskan.
Bertempat di kampus B,
mereka menandatangani kain
putih dukungan agar Dahlan
segera mendapatkan keadilan
Paragraf 7
SKRIP Who Dahlan Iskan, Dahlanisme
What Gerakan #SaveDahlanIskan
terus menggema di berbagai
daerah di tanah air.
Paragraf 1
26
Why Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat
dipaksakan.
Paragraf 1
When 12:00 Paragraf 3
Where Rumah Dahlan Iskan Paragraf 3
How Simpatisan yang
mengatasnamakan diri
Dahlanisme mendatangi
rumah Dahlan di Sakura
Regency, Ketintang, kemarin.
Mereka melaksanakan nazar
untuk cukur gundul lantaran
Dahlan tidak lagi ditahan di
Rutan Medaeng. Sejak dua
hari lalu, status Dahlan sudah
berubah menjadi tahanan
kota.
Paragraf 2
TEMATIK Detil,
Koherensi,
Bentuk
Kalimat
Gerakan #SaveDahlanIskan
terus menggema di berbagai
daerah di tanah air. Setiap
hari selalu ada masyarakat
yang menggalang tanda
Paragraf 1
27
tangan untuk mendukung
mantan menteri BUMN itu
melawan tudingan korupsi
dari Kejaksaan Tinggi Jatim.
Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat
dipaksakan.
RETORIS Leksikon Tudingan = tuduhan Paragraf 1
Grafis
Foto
Metafora
Tabel 8: Analisis Berita 3
Berikut adalah penjelasan dari analisis diatas,
Frame Jawa Pos dalam konstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan
Iskan dapat dilihat dari, pertama Sintaksis. Pada edisi Jumat, 28 Oktober 2016
20:07 Jawapos menerbitkan dengan judul,”Dukungan #savedahlaniskan Terus
Mengalir,” dari judul tersebut Jawa Pos menunjukan bahwa Dahlan mempunyai
banyak pendukung dalam kasus yang sedang dialaminya. Tulisan ini
mengindikasikan bahwa Dahlan memang tidak bersalah dan banyak yang
mempercayai itu dengan memberikan berbagai dukungan.
Kemudian Lead terdapat tulisan Gerakan #SaveDahlanIskan terus
menggema di berbagai daerah di tanah air. Setiap hari selalu ada masyarakat yang
28
menggalang tanda tangan untuk mendukung mantan menteri BUMN itu melawan
tudingan korupsi dari Kejaksaan Tinggi Jatim. Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat dipaksakan. Dari tulisan ini dapat diartikan pendukung
Dahlan Iskan yang sedang mengalami kasus korupsi memang banyak orang yang
mendukungnya sebagai kasus yang sangat dipaksakan. Terlebih lagi, Jawa Pos
ingin menunjukan sebuah tindakan positif terhadap Dahlan kepada pembaca.
Analisis latar informasi berisi Setiap hari selalu ada masyarakat yang
menggalang tanda tangan untuk mendukung mantan menteri BUMN itu melawan
tudingan korupsi dari Kejaksaan Tinggi Jatim. Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat dipaksakan. Sama halnya dengan lead, latar ini dapat
diartikan bahwa banyaknya pendukung Dahlan Iskan dengan melihat kalimat
yang ditulis oleh Jawa Pos yakni setiap hari. Dari kalimat tersebut terlihat
pendukung Dahlan sangat begitu semangat menyampaikan dukungannya.
Pada analisa Skrip, dapat dilihat dari unsur kelengkapan berita yakni 5W+1H
yaitu (Who) Dahlan Iskan, Dahlanisme, (What) Gerakan #SaveDahlanIskan terus
menggema di berbagai daerah di tanah air, (Why) Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat dipaksakan, (When) 12:00, (Where) Rumah Dahlan
Iskan, (How) Simpatisan yang mengatasnamakan diri Dahlanisme mendatangi
rumah Dahlan di Sakura Regency, Ketintang, kemarin. Mereka melaksanakan
nazar untuk cukur gundul lantaran Dahlan tidak lagi ditahan di Rutan Medaeng.
Sejak dua hari lalu, status Dahlan sudah berubah menjadi tahanan kota. Dari aspek
tersebut yang paling ditonjolkan adalah aspek what. Hal ini mengindikasikan
29
bahwa Jawa Pos ingin pembaca menyoroti bahwa pendukung atau dukungan
untuk Dahlan Iskan ada diberbagai daerah.
Pada analisis Tematik, yang menjadi detil dari berita ini adalah Gerakan
#SaveDahlanIskan terus menggema di berbagai daerah di tanah air. Setiap hari
selalu ada masyarakat yang menggalang tanda tangan untuk mendukung mantan
menteri BUMN itu melawan tudingan korupsi dari Kejaksaan Tinggi Jatim.
Mereka menilai kasus yang menimpa Dahlan sangat dipaksakan. Kalimat tersebut
menjadi detil berita karena memang segala tujuan yang ingin Jawa Pos capai ada
di paragraf tersebut.
Analisis Retoris, Jawa Pos memperlihatkan dengan perangkat Leksikon
untuk menonjolkan yang berupa kata-kata misalnya pada paragraf pertama yakni
tudingan yang seharusnya bisa lebih formal lagi menjadi tuduhan. Selain itu, Jawa
Pos juga menggunakan grafis berupa foto untuk berita ini.
4. Berikut analisis framing berita “Dahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan”
STRUKTUR UNIT STRATEGI PENULISAN KETERANGAN
SINTAKSIS
Headline Dahlan Iskan Dipaksa Taken
Pelimpahan
Lead Penyidik Kejati Jatim benar-
benar bernafsu untuk
menggugurkan praperadilan
yang diajukan Dahlan Iskan
di Pengadilan Negeri
Paragraf 1
30
Surabaya. Hanya, cara
mereka nakal. Jaksa
memaksa Dahlan untuk
menandatangani dan
menyetujui pelimpahan kasus
tersebut dari penyidikan ke
penuntutan pada saat Dahlan
wajib lapor kemarin
Latar Proses lapor itu
sebenarnya sangat singkat.
Hanya, ketika Dahlan hendak
pulang, penyidik
mencegahnya. Penyidik
menyodorkan sejumlah
dokumen. Kepada Dahlan,
penyidik menyatakan bahwa
berkas tersebut merupakan
pelimpahan kasus PT PWU
dari tahap penyidikan ke
penuntutan.
Paragraf 3
Kutipan Pemaksaan tersebut terdengar
sampai ke telinga tim kuasa
Paragraf 6
31
hukum Dahlan. Indra
Priangkasa, juru bicara tim
kuasa hukum Dahlan,
mengaku tidak mengetahui
bahwa kemarin ada agenda
pelimpahan tahap kedua oleh
jaksa. Sebab, tidak ada
pemberitahuan bahwa
penyidik akan melimpahkan
kasus tersebut ke tingkat
penuntutan.
Pernyataan 1. "Saya melihat itu motif
lama. Kejati berupaya
menggugurkan
praperadilan. Kalau kejati
punya alasan hukum
dalam penetapan
tersangka, tentunya berani
diuji dalam sidang
praperadilan,"
2. "Kalau mau menegakkan
hukum, ya semangatnya
menegakkan hukum.
Paragraf 10, 11,
21
32
Bukan semangat bernafsu
menghukum,"
3. "Kami juga minta hakim
memerintahkan termohon
untuk menghentikan
penyidikan terhadap
pemohon,"
Penutup
"Kami juga minta hakim
memerintahkan termohon
untuk menghentikan
penyidikan terhadap
pemohon,"
Paragraf 21
SKRIP Who Dahlan Iskan
What Jaksa memaksa Dahlan untuk
menandatangani dan
menyetujui pelimpahan kasus
Paragraf 1
Why Penyidik menyodorkan
sejumlah dokumen. Kepada
Dahlan, penyidik menyatakan
bahwa berkas tersebut
merupakan pelimpahan kasus
Paragraf 3
33
PT PWU dari tahap
penyidikan ke penuntutan.
When 09.00 17/11 Paragraf 1
Where Pengadilan Negeri Surabaya Paragraf 1
How
TEMATIK Detil,
Koherensi,
Bentuk
Kalimat
Penyidik Kejati Jatim benar-
benar bernafsu untuk
menggugurkan praperadilan
yang diajukan Dahlan Iskan
di Pengadilan Negeri
Surabaya. Hanya, cara
mereka nakal. Jaksa
memaksa Dahlan untuk
menandatangani dan
menyetujui pelimpahan kasus
tersebut dari penyidikan ke
penuntutan pada saat Dahlan
wajib lapor
RETORIS Leksikon Bernafsu = keinginan yang
kuat
Nakal = tidak wajar
Paragraf 1
34
Grafis
Foto
Metafora
Tabel 9: Analisis Berita 4
Frame Jawa Pos dalam konstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan
dapat dilihat dari, pertama Sintaksis. Pada edisi Jumat, 28 Oktober 2016 20:07
Jawapos menerbitkan dengan judul,”Dahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan.”
Dari judul tersebut JawaPos menunjukan bahwa Dahlan dipaksa Kejati untuk
pelimpahan kasus korupsinya ke pengadilan. Dari pemaksaan ini terlihat adanya
sewenang-wenangan pihak Kejati dalam melaksanakan penegakan hukum. Oleh
karena itu, Jawa Pos ingin menyampaikan kepada pembaca apa yang sedang
dialami oleh Dahlan Iskan.
Dalam berita ini Jawa Pos menerbitkan Lead yaitu Penyidik Kejati Jatim
benar-benar bernafsu untuk menggugurkan praperadilan yang diajukan Dahlan
Iskan di Pengadilan Negeri Surabaya. Hanya, cara mereka nakal. Jaksa memaksa
Dahlan untuk menandatangani dan menyetujui pelimpahan kasus tersebut dari
penyidikan ke penuntutan pada saat Dahlan wajib lapor kemarin. Dari lead
tersebut terlihat bahwa Jawa Pos menunjukan ketidakadilan Kejati dalam
menegakan hukum dengan menuliskan kata memaksa dan cara yang nakal.
Kemudia pada latar informasi, Jawa Pos menuliskan,” Proses lapor itu sebenarnya
sangat singkat. Hanya, ketika Dahlan hendak pulang, penyidik mencegahnya.
Penyidik menyodorkan sejumlah dokumen. Kepada Dahlan, penyidik menyatakan
35
bahwa berkas tersebut merupakan pelimpahan kasus PT PWU dari tahap
penyidikan ke penuntutan.” Disini Jawa Pos menuliskan secara rinci kejadian agar
pembaca tahu yang terjadi bahwa jaksa mencegah Dahlan yang hendak pulang
untuk menandatangani dokumen.
Jawa pos juga menambahan kutipan untuk memperkuat berita ini yaitu
“Pemaksaan tersebut terdengar sampai ke telinga tim kuasa hukum Dahlan. Indra
Priangkasa, juru bicara tim kuasa hukum Dahlan, mengaku tidak mengetahui
bahwa kemarin ada agenda pelimpahan tahap kedua oleh jaksa. Sebab, tidak ada
pemberitahuan bahwa penyidik akan melimpahkan kasus tersebut ke tingkat
penuntutan.” Dengan kutipan tersebut terindikasi bahwa Jawa Pos ingin
menunjukan tentang posisi yang tidak benar bagi pihak Kejati dalam pelimpahan
kasus ini.
Selain kutipan, jawapos juga menambahkan banyak pernyataan
narasumber seperti, "Saya melihat itu motif lama. Kejati berupaya menggugurkan
praperadilan. Kalau kejati punya alasan hukum dalam penetapan tersangka,
tentunya berani diuji dalam sidang praperadilan,"
"Kalau mau menegakkan hukum, ya semangatnya menegakkan
hukum. Bukan semangat bernafsu menghukum,"
"Kami juga minta hakim memerintahkan termohon untuk
menghentikan penyidikan terhadap pemohon,"
Dari pernyataan-pernyataan yang ditampilkan Jawa Pos tersebut terlihat semakin
menunjukan posisi yang benar kepada Dahlan Iskan.
Pada analisis Skrip terdapat unsur kelengkapan berita yaitu 5W+1H yakni
(Who) Dahlan Iskan, (What) Jaksa memaksa Dahlan untuk menandatangani dan
menyetujui pelimpahan kasus, (Why) Penyidik menyodorkan sejumlah dokumen.
36
Kepada Dahlan, penyidik menyatakan bahwa berkas tersebut merupakan
pelimpahan kasus PT PWU dari tahap penyidikan ke penuntutan, (When) 09.00
17/11, (Where) Pengadilan Negreri Surabaya. Dari unsur tersebut hal yang
menonjol terdapat pada (What) dimana pemaksaan penandatanganan pelimpahan
kasus kepada Dahlan Iskan membuat beberapa pernyataan.
Kemudian pada analisa Tematik yang menjadi detil dari berita ini adalah
Penyidik Kejati Jatim benar-benar bernafsu untuk menggugurkan praperadilan
yang diajukan Dahlan Iskan di Pengadilan Negeri Surabaya. Hanya, cara mereka
nakal. Jaksa memaksa Dahlan untuk menandatangani dan menyetujui pelimpahan
kasus tersebut dari penyidikan ke penuntutan pada saat Dahlan wajib lapor. Dalam
detil ini ditunjukan sikap yang dilakukan Kejati kepada Dahlan yang sewenang-
wenang.
Pada analisis Retoris, Jawa Pos menggunakan usnsur leksikon dan grafis
berupa foto, leksikon yang digunakan Jawa Pos adalah kata bernafsu dan nakal
yang berarti keinginan Kejati yang kuat untuk menjatuhkan hukuman kepada
Dahlan Iskan.
5. Berikut adalah analisis framing berita “Perkara Dahlan Iskan Tidak Bisa
Disidangkan Lagi.”
STRUKTUR UNIT STRATEGI PENULISAN KETERANGAN
SINTAKSIS
Headline Perkara Dahlan Iskan Tak Bisa
Disidangkan Lagi
Lead Jaksa mulai kehabisan harapan Paragraf 1
37
untuk bisa menyidangkan
Dahlan Iskan. Sebab, berkas
penyidikan tidak bisa dijadikan
bukti untuk menyidangkan
ketika pra peradilan berhasil
dimenangkan Dahlan.
Meskipun perkara pidana
pokoknya sudah dilimpahkan
ke pengadilan
Latar berkas penyidikan tidak bisa
dijadikan bukti untuk
menyidangkan ketika pra
peradilan berhasil
dimenangkan Dahlan
Paragraf 1
Kutipan
Pernyataan Prof Prija Djatmika, ahli
pidana dari Universitas
Brawijaya Malang
mengatakan, jika hakim
memenangkan perkara pra
peradilan, maka berkas perkara
korupsi yang sudah
dilimpahkan ke pengadilan,
Paragraf 2
38
batal demi hukum.
Penutup Parahnya, audit kerugian
negara baru keluar tiga minggu
setelah jaksa menetapkan
tersangka. Jaksa menetapkan
Dahlan sebagai tersangka pada
27 Oktober 2016, sedangkan
audit kerugian negara baru
keluar 17 November 2016.
Paragraf 6
SKRIP Who Dahlan Iskan
What Perkara Dahlan Iskan Tak Bisa
Disidangkan Lagi
Why berkas penyidikan tidak bisa
dijadikan bukti untuk
menyidangkan ketika pra
peradilan berhasil
dimenangkan Dahlan
Paragraf 1
When
Where
How
TEMATIK Detil,
Koherensi,
Jaksa mulai kehabisan harapan
untuk bisa menyidangkan
Paragraf 1
39
Bentuk
Kalimat
Dahlan Iskan. Sebab, berkas
penyidikan tidak bisa dijadikan
bukti untuk menyidangkan
ketika pra peradilan berhasil
dimenangkan Dahlan.
Meskipun perkara pidana
pokoknya sudah dilimpahkan
ke pengadilan
RETORIS Leksikon
Grafis
Foto
Metafora
Tabel 10: Analisis Berita 5
Berikut penjelasan dari analisis diatas
Frame Jawa Pos dalam konstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan
Iskan dapat dilihat dari, pertama Sintaksis. Pada edisi Jumat, 28 Oktober 2016
20:07 Jawapos menerbitkan dengan judul,”Perkara Dahlan Iskan Tidak Bisa
Disidangkan Lagi.” Dari judul yang ditulis Jawa Pos menunjukan bahwa ksus
Dahlan Iskan tidak bisa dilanjutkan dalam sidang. Hal ini dituliskan JawaPos
untuk memberi tahu ke pembaca mengenai kasus korupsi yang dialami Dahlan
memang bukanlah perkara yang melanggar hukum.
40
Kemudian dianalisis lead Jawa Pos menulis Jaksa mulai kehabisan
harapan untuk bisa menyidangkan Dahlan Iskan. Sebab, berkas penyidikan tidak
bisa dijadikan bukti untuk menyidangkan ketika pra peradilan berhasil
dimenangkan Dahlan. Meskipun perkara pidana pokoknya sudah dilimpahkan ke
pengadilan. Dari lead tersebut dapat dilihat bahwa jaksa memang berharap Dahlan
melanjutkan sidang kasus tersebut namun jaksa telah kehabisan cara karena
berkasnya tidak lengkap. Ditambah lagi latar informasi yang dituliskan Jawa Pos
yaitu berkas penyidikan tidak bisa dijadikan bukti untuk menyidangkan ketika
pra peradilan berhasil dimenangkan Dahlan. Diperjelas dengan latar yang
menunjukan berkas yang dijadikan bukti tidak bisa digunakan penyidik untuk
sidang Dahlan Iskan.
Selain itu, Jawa Pos juga menambahkan pernyataan dari Prof Prija
Djatmika, ahli pidana dari Universitas Brawijaya Malang mengatakan, jika hakim
memenangkan perkara pra peradilan, maka berkas perkara korupsi yang sudah
dilimpahkan ke pengadilan, batal demi hukum. Jawa Pos mengambil pernyataan
dari ahli hukum agar pembaca lebih yakin mengenai kasus ini.
Pada analisa Skrip terdapat unsur kelengkapan berita yakni (Who) Jaksa,
Dahlan Iskan, (What) perkara Dahlan Iskan Tidak Bisa Disidangkan Lagi, (Why)
berkas penyidikan tidak bisa dijadikan bukti untuk menyidangkan ketika pra
peradilan berhasil dimenangkan Dahlan, (Where) Pengadilan Negeri Surabaya.
Dari unsur kelengkapan berita tersebut tidak adanya unsur when, yang berarti
berita ini dibuat tidak hanya satu hari. Kemudian unsur yang peling menonjol
adalah Why dimana berkas yang tidak bisa dipakai untuk sidang Dahlan Iskan
41
ketika pra peradilan sebagai pemicu terbitnya berita ini. Selain itu, Jawa Pos tidak
menggunakan leksikon pada berita ini hanya menggunakan grafis yaitu foto
sebagai pelengkap.
6. Berikut adalah analisis framing berita “Jaksa Paksa Bertemu Dahlan
Malam-Malam Di RS
STRUKTUR UNIT STRATEGI PENULISAN KETERANGAN
SINTAKSIS
Headline Jaksa Paksa Bertemu Dahlan
Malam-Malam di RS
Lead Jaksa Kejati Jatim semakin
menunjukkan kesewenang-
wenangannya. Seorang jaksa
memaksa menemui Dahlan
Iskan pada Selasa malam
(22/11) di Rumah Sakit Dr
Soetomo. Padahal Dahlan
sedang mendapat perawatan
khusus dari dokter.
Paragraf 1
Latar Seorang jaksa memaksa
menemui Dahlan Iskan pada
Selasa malam (22/11) di
Rumah Sakit Dr Soetomo.
Padahal Dahlan sedang
mendapat perawatan khusus
Paragraf 1
42
dari dokter
Kutipan
Pernyataan 1. ”Kalau ada apa pun, surat
menyurat, harus melewati
pengacara. Tidak bisa
langsung kepada yang
bersangkutan,”
2. “Karena sejak operasi
ganti hati, Pak Dahlan
tidak boleh sakit
mengingat sistem
kekebalan tubuhnya di
bawah orang normal,”
Paragraf 4 dan 6
Penutup Riri sebenarnya sudah
mempersilakan jaksa untuk
menyampaikan surat tersebut
ke kantor tim pengacara di
Jalan Arjuno Rabu (23/11)
pukul 09.00. Tapi jarum jam
menunjuk pukul 12.00, belum
ada satu pun jaksa maupun
kurir mengantarkan dokumen
terkait Dahlan. Saat ini tim
Paragraf 7
43
kuasa hukum sedang
mengkaji rencana melaporkan
kesewenang-wenangan ini ke
sejumlah lembaga negara
SKRIP Who Jaksa, Dahlan Iskan
What Jaksa Paksa Bertemu Dahlan
Malam-Malam di RS
Why jaksa yang mengaku bernama
Ahmad itu dari Kejati Jatim
dan harus menyampaikan
surat secara langsung kepada
Dahlan
Paragraf 2
When Selasa malam 22/11 Paragraf 1
Where Rumah Sakit Dr Soetomo Paragraf 1
How
TEMATIK Detil,
Koherensi,
Bentuk
Kalimat
Jaksa Kejati Jatim semakin
menunjukkan kesewenang-
wenangannya. Seorang jaksa
memaksa menemui Dahlan
Iskan pada Selasa malam
(22/11) di Rumah Sakit Dr
Soetomo. Padahal Dahlan
sedang mendapat perawatan
Paragraf 1 dan 2
44
khusus dari dokter.
Jaksa tak berseragam itu
datang seorang diri sekitar
pukul 21.00 WIB. Kepada
perawat rumah sakit, jaksa
yang mengaku bernama
Ahmad itu dari Kejati Jatim
dan harus menyampaikan
surat secara langsung kepada
Dahlan. Perawat langsung
menolak permintaan tersebut.
Sebab, Dahlan baru saja
diberi obat dan tidak bisa
diganggu dengan alasan apa
pun.
RETORIS Leksikon Tak berseragam = tidak
sedang bertugas
Paragraf 2
Grafis
Foto
Tabel 11: Analisis Berita 6
45
Berikut penjelasan analisa diatas
Frame Jawa Pos dalam konstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan
dapat dilihat dari, pertama Sintaksis. Pada edisi Jumat, 28 Oktober 2016 20:07
Jawapos menerbitkan dengan judul,”Jaksa Paksa Bertemu Dahlan Malam-Malam
Di RS.” Dari judul ini terlihat Jawa Pos menunjukan kesewenang-wenangan pihak
jaksa yang bukan merupakan jam kerja untuk menemui Dah;an. Selain itu,
terdapat kata “paksa” pada judul tersebut untuk memperkuat adanya kesewenang-
wenangan jaksa. Kemudia lead dari berita ini adalah Jaksa Kejati Jatim semakin
menunjukkan kesewenang-wenangannya. Seorang jaksa memaksa menemui
Dahlan Iskan pada Selasa malam (22/11) di Rumah Sakit Dr Soetomo. Padahal
Dahlan sedang mendapat perawatan khusus dari dokter. Ditulis oleh Jawa Pos
penjelasan dari judul pada kata “paksa” yakni kesewenang-wenangan pada bagian
Lead berita untuk menjelaskan judul yang ditulis. Pada analisa latar informasi
terdapat tulisan Seorang jaksa memaksa menemui Dahlan Iskan pada Selasa
malam (22/11) di Rumah Sakit Dr Soetomo. Padahal Dahlan sedang mendapat
perawatan khusus dari dokter.tulisan ini berarti bahwa Jawa Pos ingin
menunjukan Dahlan sedang tidak bisa diganggu oleh siapapun karena sedang
mendapatkan perawatan. Namun oleh jaksa, dia memaksa untuk menemuinya
untuk menandatangani berkas. Ditambah lagi terdapat pernyataan dalam berita ini
yaitu ”Kalau ada apa pun, surat menyurat, harus melewati pengacara. Tidak bisa
langsung kepada yang bersangkutan,”
“Karena sejak operasi ganti hati, Pak Dahlan tidak boleh sakit mengingat
sistem kekebalan tubuhnya di bawah orang normal,”. Jawa Pos mengambil
46
pernyataan dari juru bicara ti kuasa hukum Dahlan Iskan untuk menjelaskan
prosedur yang benar dalam menyampaikan surat harus melewati pengacara. Hal
ini memperkuat kesewenang-wenangan jaksa dalam melaksanakan tugas hukum.
Analisa Skrip, dalam analisa ini terdapat unsur kelengkapan berita yaitu
5W+1H yakni (Who) Jaksa, Dahlan Iskan, (What) Jaksa paksa bertemu Dahlan
malam-malam di RS, (Why) jaksa yang mengaku bernama Ahmad itu dari Kejati
Jatim dan harus menyampaikan surat secara langsung kepada Dahlan, (When)
Selasa malam 22/11, (Where) RS DR Soetomo. Pada analisis ini yang ditonjolkan
mengenai aspek (What) dimana jaksa memaksa untuk bertemu Dahlan yang
sedang dalam perawatan dokter. Kemudian pada analisa Tematik yang menjadi
detil dalam berita ini adalah Jaksa Kejati Jatim semakin menunjukkan
kesewenang-wenangannya. Seorang jaksa memaksa menemui Dahlan Iskan pada
Selasa malam (22/11) di Rumah Sakit Dr Soetomo. Padahal Dahlan sedang
mendapat perawatan khusus dari dokter. Jaksa tak berseragam itu datang seorang
diri sekitar pukul 21.00 WIB. Kepada perawat rumah sakit, jaksa yang mengaku
bernama Ahmad itu dari Kejati Jatim dan harus menyampaikan surat secara
langsung kepada Dahlan. Perawat langsung menolak permintaan tersebut. Sebab,
Dahlan baru saja diberi obat dan tidak bisa diganggu dengan alasan apa pun. Jawa
Pos menuliskan detil seperti itu memang mempunyai maksud agar pembaca tahu
posisi jaksa saat menemui Dahlan yang sedang dirawat di Rumah Sakit dan
kesewenang-wenangan jaksa dapat terlihat dari detil ini.
Pada analisa Retoris, Jawa Pos menggunakan perangkat leksikon untuk
mengganti kata agar terlihat lebih informan seperti kata tidak berseragam yang
47
bisa diartika sebagai sedang tidak bertugas. Selain leksikon, Jawa Pos juga
menggunakan unsur grafis berupa foto untuk kelengkapan berita.
3. Pembahasan
Dari keenam judul yang ditampilkan Jawa Pos, dapat dilihat bahwa judul-
judul tersebut terlihat penggunaan bahasa yang halus namun jelas dan
menonjolkan sosok Dahlan Iskan dalam perspektif positif sebagaimana
diungkapkan oleh Redaktur jawapos.com Suryo Eko Prasetyo, yaitu:
“Kebijakan menentukan judul redaksi JawaPos.com berlaku
secara keseluruhan. Tidak terbatas untuk perkara dugaan korupsi
Dahlan Iskan. Tata cara penulisan judul terdiri tiga kategori.
Pertama judul atas, kedua judul utama, dan ketiga judul bawah.
Judul utama mutlak dengan panjang tidak lebih dari 70 huruf.
Sedangkan judul atas maupun judul bawah menyesuaikan
kebutuhan. Judul atas untuk kategori berita kisah (features)
dengan ketentuan panjang tidak lebih dari 45 huruf. Begitu pula
judul bawah untuk kategori berita kilas (straight news) dengan
panjang tidak lebih dari 45 huruf.
Untuk gaya selingkung di JawaPos.com mengacu pada
penulisan khas redaksi Jawa Pos Koran yang deskriptif, bertutur,
menghindari kalimat bersayap atau majemuk bertingkat, dan
mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Khusus
bahasa tersebut sudah diatur dalam buku kitab bahasa, Satu Kata
Jawa Pos.”
Selain judul yang mengacu pada kamus buku JawaPos, unsur lain seperti
Skrip, Tematik, dan Retoris juga ada aturan yang tertuang dalam kamus JawaPos.
Kemudian dari tulisan Jawa Pos yang membedakan dengan media lain yaitu pada
unsur 5W+1H dimana Jawa Pos terdapat unsur “what next” seperti diungkapkan
oleh redaktur yaitu,
“JawaPos.com memberikan kebebasan kepada wartawan dalam
proses peliputan atas dasar kode etik jurnalistik dan
memperhatikan kelayakan dan kepatutan logika. Untuk paragraf,
proposisi, kalimat, hubungan antarkalimat hingga detail,
48
koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti merupakan teknis
penulisan standar bahasa Jawa Pos.
Skema berita dalam pemberitaan perkara Dahlan Iskan secara
proporsional. Penentuan headline, lead, latar, informasi, kutipan
sumber, maupun pernyataan, dan ending berita memperhatihan
kaidah jurnalistik pada umumnya.
Pemberitaan di JawaPos.com tidak hanya 5W (what, who,
where, when, why) +1H (how). Satu lagi unsur yang melengkapi
bahkan membedakan dengan pemberitaaan media lainnya
adalah what next.
Unsur retoris sudah diatur dalam prosedur standar operasi
peliputan. Setiap berita di JawaPos.com mutlak dilengkapi foto,
infografis, maupun pernyataan kutipan. Bahkan semakin
lengkap jika disertai video.”
Tidak hanya tulisan, Jawa Pos juga menerbitkan beberapa berita dengan
kasus yang sama selama satu hari. Dalam hal ini komunikasi sangat berperan aktif
sehingga strategi memunculkan beberapa berita dalam sehari adalah strategi yang
tepat. Jelas, Suryo Eko Prasetyo saat peneliti wawancara.
Komunikasi sendiri berarti proses penyampaian informasi dua pihak atau
lebih. Namun dalam penelitian ini lebih fokus ke komunikasi massa yang berarti
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang melibatkan banyak komunikator.
Berlangsung melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah,
memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran indrawi dan biasanya tidak
memungkinkan umpan balik.
Dalam komunikasi massa, konsep komunikasi pada satu sisi mengandung
pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan
pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana
pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audien. Jawa Pos sebagai
organisasi media sudah melakukan komunikasi massa dengan baik dengan
49
mengagendakan apa yang diingini Jawa Pos dalam memberikan informasi kepada
khalayak.
Selain itu, terdapat terbitan JawaPos dengan judul,”Dukungan
#savedahlaniskan Terus Mengalir.” Ini menunjukan bahwa Teori Agenda Setting
benar berlaku pada penelitian ini yang berbunyi,”Media pun mengatur apa yang
harus kita lihat, tokoh siapa yang harus kita dukung.” Terbitan itu menunjukan
bahwa JawaPos ingin memberitahu banyak masyarakat yang mendukung Dahlan
Iskan dalam kasus korupsi ini.
Tentang proses konstruksi, prinsipnya setiap upaya menceritakan sebuah
peristiwa, keadaan, atau benda tak terkecuali mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan politik adalah usaha mengkontruksikan realitas. Karena sifat dan faktanya
bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka
kesibukan utama media massa adalah mengkontruksi berbagai realitas yang akan
disiarkan. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga
menjadi cerita atau wacana yang bermakna. Pembuatan berita di media pada
dasarnya adalah penyusunan realitas-realitas hingga membentuk cerita atau
wacana yang bermakna. (Hamad, 2004:11).
Dalam proses konstruksi ini, Jawa Pos menyusun berbagai peristiwa
hingga menjadi cerita yang bermakna. Penyusunan ini dilakukan secara rinci dari
setiap peristiwa yang terjadi dan hal tersebut menunjukan hal yang positif pada
Dahlan Iskan. Pada teori masyarakat massa, media akan melayani kepentingan
pemegang kekuasaan politik dan ekonomi. Teori ini didukung oleh teori
konstruksi realitas yang berasumsi bahwa politik media dan elit media sangat
50
mempengaruhi dalam sebuah peristiwa. Pihak Jawa Pos dalam mengkonstruksi
pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan hanya sebatas perarturan yang berlaku.
Namun, sebuah media yang ideologis umumnya muncul dengan konstruksi
realitas yang bersifat pembelaan terhadap kelompok-kelompok yang sealiran dan
penyerangan terhadap kelompok yang berbeda haluan. Konstruksi yang dilakukan
Jawa Pos mengacu pada ideologi media, dimana wartawan dan redaktur didekte
atau dikontrol untuk memberitakan peristiwa dalam perspektif tertentu sesuai
dengan kebijakan redaksional JawaPos seperti yang redaktur sampaikan yaitu,
“Konstruksi perkara hukum didasarkan pada aturan yang
berlaku. Diperkuat pendapat atau opini maupun analisis pakar
hukum. Dalam analisis merekonstruksi realitas dari studi kasus
hukum perkara serupa.”
Dalam mengkonstruksi pemberitaan JawaPos mencoba menampilkan
setiap detil dari sebuah berita sesuai urutan kasus yang dialami Dahlan Iskan. Hal
ini disampaikan oleh Suryo Eko Prasetyo sebagai Redaktur JawaPos.com yaitu,
“JawaPos.com berupaya memberikan gambaran kasus sesuai
data dan fakta yang terungkap. Sebelum perkara dinyatakan
sempurna (P21) oleh pihak jaksa untuk dilimpahkan ke pihak
pengadilan, redaksi berusaha mendeskripsikan kronologis
sangkaan secara utuh. Harapannya masyarakat mendapatkan
informasi yang komprehensif.”
Dari analisis yang peneliti lakukan menunjukan bahwa dari keenam berita
tersebut pada unsur leksikon Jawa Pos memilih kata dengan benar dimana kata
tersebut dapat mendukung atau membuat padangan positif terhadap Dahlan Iskan
dan pandangan negatif terhadap kejaksaan. Secara tidak langsung, JawaPos ingin
membuat persepsi pembaca bahwa Dahlan Iskan tidak bersalah dalam kasus ini
dengan menampilkan secara detil setiap informasi yang menggambarkan citra
51
positif Dahlan Iskan. Ditetapkannya Dahlan Iskan sebagai tersangka membuat
Netizen melontarkan berbagai komentar di sosial media terutama Twitter seperti
akun @sahilmulachela
“Kesian Dahlan Iskan. Jaman skrg emang yg baik yg diserang.
Hukum kmn? Ke penguasa aja lah. Buktinya? Kasus yg lg rame
skrg.”
@fandagri, “Ngga rela kalo Pak Dis Dahlan Iskan ditetapkan
tersangka dan ditahan oleh Kejati Jatim. Beliau orang baik :’( .”
@nurisafaati “lumayan shock lihat berita Dahlan Iskan dijadikan
tersangka dan ditahan :’( :’( .”
@lagaligabone “Satu persatu perampok masuk bui. Kali ini giliran
Dahlan Iskan. Kapan Guritanya ya???”
@dianpramana “Siapa sebenarnya yang katanya sudah mengincar
“Dahlan Iskan”?”
Komentar-komentar tersebut menunjukan bahwa yang disampaikan Jawa Pos
mempengaruhi audiens dalam menerima informasi. Dalam hal ini agenda media
sangat berpengaruh kepada masyarakat walaupun terdapat pro dan kontra di
masyarakat mengenai tanggapan yang diberikan terhadap kasus Dahlan Iskan.
Dari keenam berita diatas yang telah peneliti analisa menunjukan
bahwa Jawa Pos mengkonstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan dengan
kategorisasi pembingkaian yang memihak. Maksud dari memihak itu sendiri
adalah Jawa Pos mengkonstruksi berita kasus korupsi Dahlan Iskan dengan
membuat berita yang mencitrakan positif terhadap Dahlan Iskan. Hal tersebut
sesuai dengan teori pembentukan realitas politik media yakni Media bukanlah
saluran yang bebas tempat semua kekuatan sosial saling berinteraksi dan
berhubungan. Sebaliknya media hanya dimiliki oleh sekelompok yang dominan
seperti politik media dan elit media. Sehingga mereka lebih memiliki kesempatan
untuk mempengaruhi atau memaknai suatu peristiwa berdasarkan pandangan
52
mereka. Media tersebut menjadi sarana dimana kelompok dominan bukan hanya
menetapkan posisi mereka tetapi juga memarjinalkan dan menyingkirkan posisi
kelompok yang tidak dominan (Eriyanto, 2002:52). Selain itu, teori masyarakat
massa berpendapat bahwa Teori ini menekankan ketergantungan timbal-balik
antar institusi yang memegang kekuasaan dan intregrasi media terhadap sumber
kekuasaan sosial dan otoritas. Dengan demikian isi media cenderung melayani
kepentingan pemegang kekuasaan politik dan ekonomi. Keenam berita tersebut
dapat dilihat bahwa Jawa Pos mempunyai karakter untuk mengkonstruksi seorang
pemilik perusahaannya yaitu berkarakter tegas, jelas, dan detil sebagaimana
dilihat dari analisis berita yang telah peneliti lakukan dan diperkuat dengan hasil
wawancara dengan Redaktur Jawa Pos. Namun, dengan pembelaan yang
dilakukan Jawa Pos, tidak ada campur tangan yang dilakukan Dahlan Iskan dalam
menentukan kebijakan redaksional. Sejak Dahlan menjabat Direktur utama PLN
tidak ada pengaruh Dahlan Iskan dalam kebijakan redaksi.
Dari hasil wawancara dan analisa yang telah dilakukan peneliti, Redaktur
mengatakan ada beberapa berita Dahlan yang terbit sehari bisa mencapai dua atau
tiga kali dan redaktur mengatakan bahwa kasus Dahlan Iskan penting bagi
mereka. Pernyataan ini dianalisa oleh peneliti sesuai dengan teori Agenda Setting
yaitu,”media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa
yang khalayak pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita
berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus
kita lakukan. Media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya,
sedangkan masyarakat akan mengikutinya. Menurut asumsi teori ini media
53
mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian
masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa
yang penting dan apa yang tidak penting.” Dalam ranah ini, Jawa Pos telah
berhasil melakukan agenda media dalam memberikan informasi kepada khalayak
dengan konstruksi yang dilakukan Jawa Pos. Agenda media tersebut
menggunakan agenda media yaitu menampilkan setial detail peristiwa yang
terjadi untuk mengangkat citra positif Dahlan Iskan seperti jadwal terbit, materi
yang harus ditampilkan dan tokoh-tokoh untuk mendukung tulisan tersebut. Jawa
Pos berhasil mengarahkan kita pada gagasan atau peristiwa tertentu. Jawa Pos
telah mengarahkan pembaca kepada sosok Dahlan Iskan dalam persepsi positif
dengan berita-berita yang diterbitkan Jawa Pos secara rutin, tegas, dan rinci.
1
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kasus korupsi yang menjerat pemilik perusahaan Jawa Pos tersebut,
Jawa Pos terlihat melakukan konstruksi pers terhadap pemberitaan Dahlan Iskan.
Konstruksi pers yang dilakukan Jawa Pos terlihat memihak terhadap Dahlan
Iskan. Hal tersebut terlihat dari analisis framing dari ke enam berita yang
diterbitkan Jawa Pos di jawapos.com. Selain itu, terdapat faktor lain yang
mempengaruhi Jawa Pos memihak terhadap Dahlan Iskan yaitu Dahlan Iskan
adalah pemilik perusahaan koran tersebut yang sekarang dipimpin oleh anaknya
yaitu Azrul Ananda.Hal tersebut sesuai dengan teori pembentukan realitas politik
media yakni Media bukanlah saluran yang bebas tempat semua kekuatan sosial
saling berinteraksi dan berhubungan. Sebaliknya media hanya dimiliki oleh
sekelompok yang dominan seperti politik media dan elit media. Sehingga mereka
lebih memiliki kesempatan untuk mempengaruhi atau memaknai suatu peristiwa
berdasarkan pandangan mereka. Media tersebut menjadi sarana dimana kelompok
dominan bukan hanya menetapkan posisi mereka tetapi juga memarjinalkan dan
menyingkirkan posisi kelompok yang tidak dominan (Eriyanto, 2002:52). Selain
itu, teori masyarakat massa berpendapat bahwa Teori ini menekankan
ketergantungan timbal-balik antar institusi yang memegang kekuasaan dan
intregrasi media terhadap sumber kekuasaan sosial dan otoritas. Dengan demikian
isi media cenderung melayani kepentingan pemegang kekuasaan politik dan
ekonomi
2
Dari hasil analisa framing dengan menggunakan metode Zhongdhang
Pan dan Robert M Kosicki terhadap pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan edisi
Oktober hingga November 2016 didapati kesimpulan bahwa Jawa Pos melakukan
konstruksi pemberitaan dengan keberpihakan Jawa Pos dalam materi pemberitaan.
Namun, dari segi penulisan Jawa Pos membuat tulisan yang halus namun sangat
bermakna sesuai prosedur peraturan yang berlaku. Namun, pada dasarnya
JawaPos telah mengkonstruksi pemberitaan kasus korupsi Dahlan Iskan dengan
berbagai unsur yaitu Skematik, Skrip, Tematik, Retoris, dan Waktu. Hal semacam
ini sudah tertuang dalam kamus JawaPos.
Dari hasil temuan menunjukan bahwa Jawa Pos melakukan konstruksi
berita dengan karakter jelas, rinci dan terorganisir. Selain itu, konstruksi yang
dilakukan Jawa Pos juga terkesan memihak akibat status kepemilikan perusahaan
yang masih terkait dengan Dahlan Iskan, sehingga citra Dahlan Iskan terangkat di
masyarakat secara positif. Konstruksi pers yang dibangun JawaPos sudah sampai
kepada masyarakat pembaca sesuai dengan agenda media. Sehingga masyarakat
pembaca juga akan mempunyai pandangan mengenai kasus Dahlan Iskan saat ini
sesuai dengan yang dituliskan oleh JawaPos.
B. Saran
Berdasarkan penelitian atas kasus korupsi Dahlan Iskan, ada beberapa hal
yang disarankan penulis kepada JawaPos sebagai berikut:
1. JawaPos diharapkan dapat terus memuat berita dengan mengacu pada
kode etik jurnalistik dan juga sesuai fakta agar tidak menimbulkan
permasalahan dan pandangan yang berbeda.
3
2. JawaPos harus bersikap netral dalam memberitakan apapun itu. Entah itu
menyangkut JawaPos ataupun tidak. Jika dalam membangun sebuah
konstruksi pers juga harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1
DAFTAR PUSTAKA
Ah. Januar, As’ari. 2016. Analisis Framing Pemberitaan Pilkada Kaltim di Surat
Kabar Kaltim Post dan Tribun Kaltim edisi 11 Mei 2013.
Ejurnal.ikom.fisip-unmul.ac.id, no. 3(4). 200-214.
Andi Sumarjo Simatupang. 2010.Konstruksi Berita 100 Hari SBY-Boediono
(Studi Analisis Framing tentang Berita 100 Hari SBY-Boediono pada
Harian Kompas), skripsi Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
ATM. 2016. Selamatkan Aset Strategis Yang Disita Bank. Surabaya: Jawa Pos
2016. Jaksa Paksa Bertemu Dahlan Malam Malam di RS.
Badara,Aris. 2012,”Analisis Wacana : Teori, Metode, Dan Penerapannya Pada
Wacana Media.” Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Boby, Tridona. 2015. Analisis Framing Pemberitaan Konflik Gubernur DKI
Jakarta dan DPRD DKI Jakarta di Media Online (Analisis Framing
pada Media Online kompas.com dan detik.com Periode 22 Februari-
10 Desember 2015). Skripsi Jurnal Universitas Lampung.
Burhan, Bungin, 2008. Konstruksi Sosial Media Massa:Kekuatan Pengaruh
Media Massa,Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen serta Kritik
Terhadap Peter L. Berger dan ThomasLuckmann, (Jakarta: Kencana,
2008), 14-15.
Cokro, Galih. 2016. Dipenjara, Nyawa Dahlan Iskan Dalam Bahaya.
Surabaya:Jawa Pos.
2016. Inilah Pernyataan Heroik Dahlan Iskan Sebelum Ditahan Yang
Jadi Viral di Medsos.
2016. Dahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan.
2016. Perkara Dahlan Iskan Tak Bisa Disidangkan Lagi.
2016. Jaksa Kejati Jatim Langgar HAM.
Dewi, Sartika. 2014. Analisis Framing Pada Pemberitaan Larangan Pemakaian
Jilbab Pada Polwan Dalam Surat Kabar Harian Republika edisi 4-15
Juni dan Koran Kompas pada edisi 14 Juni sampai 9 Juli 2013.
Skripsi Jurnal UIN Sunan Kalijaga.
DNA dan JPG. 2016. Minta Dahlan Tidak Ditahan, Fahri Hamzah Siap Pasang
Badan. Surabaya: Jawa Pos.
Eriyanto.2001,”Analisis Wacana (pengantar analisis teks media). Yogyakarta:
LkiS.
2
2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, Dan Politik Media.
Yogyakarta: Penerbit LkiS.
Hamad, Ibnu. 2004. Kontruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi
Critical Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik;
Pengantar: Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA. Edisi: 1. Jakarta: Granit
Kadewandana, Donie. 2008. Konstruksi Realitas Di Media Massa (Analisis
Framing Terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P Di
Harian Kompas dan Republika). Skripsi Jurnal Universitas Syarif
Hidayatullah.
Kaltim Post. 2013. Pemberitaan Pilkada Kaltim. Kalimantan.
Marliana, Ngatmin. 2007.Analisis Framing Kasus Poligami K.H Abdullah
Gymnastrian di Media Kompas dan Republika. Skripsi Jurnal
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa (Suatu Pengantar). Jakarta:
Erlangga.
1996. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga,
cet-4.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2013. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurudin, M.Si. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif. Ragam dan Aplikasi.
Jakarta: PR. Rineka Cipta.
Santoso, Puji. 2016. Kontruksi Sosial Media Massa. Jurnal.uinsu.ac.id, no.1, 39.
Sudibyo, Agus.2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta ;LKIS
3
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surendra, Dite. 2016. Dukungan Moral #savedahlaniskan Terus Mengalir.
Surabaya: Jawa Pos.
Tamburaka, Apriyadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Tebba, Sudirman. 2005. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia.
Tohaputra, Ahmad. H. 2001. Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. Al-Baqarah ;
188. Semarang: CV. Asy – Syifa’.
2001. Al-Qur’an dan Terjemahannya, QS. An-Nisa’ ; 29. Semarang:
CV. Asy – Syifa’.
Tribun, Kaltim. 2013. Pemberitaan Pilkada Kaltim. Kalimantan.
LAMPIRAN
Berikut adalah berita-berita yang menjadi data untuk peneliti analisa
sebagai berikut:
1. Minta Dahlan Tidak Ditahan, Fahri Hamzah Siap Pasang
Badan (Jumat, 28 Oktober 2016 20:07)
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah protes keras terhadap penahanan
Dahlan Iskan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.
Menurutnya, mantan Menteri BUMN ini tidak perlu ditahan karena
diyakini bukanlah sosok jahat yang bisa melarikan diri dari kasus
yang tengah dihadapi.
"Dia ini kan orang Indonesia asli, mengakar, punya banyak teman,
mantan pejabat negara, pernah dari dirut PLN, Menteri BUMN,
dan kongkrit kontribusinya. Bahkan pernah membantu Pak Jokowi
sebagai tim sukses, setelah tidak meneruskan di pencalonan di
Partai Demokrat. Jadi nggak perlu lah pakai nahan-nahan gitu,"
tegasnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta,
Jumat (28/10).
Lagipula, katanya, Dahlan masih berstatus tersangka dan belum
dikenakan sanksi hukum. "Jadi ini cara berfikir hukum modern,
bahkan dalam konsep hukum modern ngapain nahan-nahan orang,
dia punya hidupnya sendiri, kecuali kalau orang sudah dihukum,"
tegasnya.
Karena itu, Fahri pun mengaku siap menjadi penjamin Dahlan agar
tidak perlu adanya penahanan.
"Dan kalau perlu jaminan, saya karena mengerti Pak Dahlan, dari
muda saya idolakan beliau sebagai wartawan senior, saya mau
menjamin Pak Dahlan, karena dia nggak mungkin lari lah,"
pungkas legislator asal NTB itu. (dna/JPG).
2. Dipenjara, Nyawa Dahlan Iskan Dalam Bahaya. (Jum’at,
28 Oktober 2016: 17:00)
Sejak ditahan di rumah tahanan Medaeng Kamis malam
(27/10), nyawa Dahlan Iskan dalam bahaya. Ya, setelah
menjalani transplantasi hati pada 6 Agustus 2007, segala
sesuatu yang dikonsumsi maupun di sekitar Dahlan harus
memenuhi standar tertentu. Sekali standar tersebut dilanggar,
kesehatannya berada dalam bahaya besar.
Sebagaimana diterangkan dalam surat Sun Xiaoye, ahli di
Departemen Transplantasi Tianjin First Centre Hospital
(TFCH), Dahlan harus menjalani sekian banyak medical
follow-up untuk menjaga badannya tetap sehat Sebab, setiap
pasien transplantasi hati memiliki risiko yang sangat tinggi
untuk mengalami infeksi.
Bukan hanya infeksi, setiap orang dengan riwayat
transplantasi organ juga memiliki risiko penolakan. Untuk
menanggulangi risiko penolakan itu, setiap pasien
transplantasi organ harus minum obat imunosupresan.
Minum imunosupresan akan membuat daya tahan tubuh
seseorang turun. Karena itu, pasien transplantasi harus hidup
serbasteril. Mulai makanan, pakaian, tempat mandi,
lingkungan, hingga lain-lain.
Dengan pemicu sedikit saja, infeksi dapat muncul. "Apabila
infeksi serius terjadi, itu bisa menyebabkan pasien harus
dilarikan ke ICU. Dalam kondisi seperti itu, sangat sulit
menyelamatkan pasien," jelas Sun Xiaoye dalam suratnya.
Dalam penjara, tentu saja kondisi yang dibutuhkan Dahlan itu
sangat sulit untuk dipenuhi. Berkumpul dengan banyak
orang, risiko dia tertular penyakit orang-orang yang berada di
dekatnya akan sangat besar.
Belum lagi, Dahlan harus menjalani serangkaian tes untuk
memantau kondisi badannya. Dalam kondisi sehat pun,
Dahlan harus mengecek tekanan darahnya dua kali setiap
hari. Kadar gula darah juga harus senantiasa dipantau. Sebab,
obat-obatan yang dikonsumsi bisa meningkatkan kadar gula
darah.
Setiap bulan, dia juga harus menjalani pemeriksaan ginjal
untuk memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja. Itu perlu
dilakukan karena setiap hari dia harus meminum obat.
Sayang, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur tidak memedulikan
surat dari rumah sakit itu. Mereka dengan semena-mena
menahan Dahlan meski hal tersebut membahayakan
nyawanya. (lyn/c11/ang).
3. Dukungan Moral #savedahlaniskan Terus Mengalir.
(Rabu, 2 November 2016: 10:10
JawaPos.com - Gerakan #SaveDahlanIskan terus menggema
di berbagai daerah di tanah air. Setiap hari selalu ada
masyarakat yang menggalang tanda tangan untuk mendukung
mantan menteri BUMN itu melawan tudingan korupsi dari
Kejaksaan Tinggi Jatim. Mereka menilai kasus yang
menimpa Dahlan sangat dipaksakan.
Di Surabaya, simpatisan yang mengatasnamakan diri
Dahlanisme mendatangi rumah Dahlan di Sakura Regency,
Ketintang, kemarin. Mereka melaksanakan nazar untuk cukur
gundul lantaran Dahlan tidak lagi ditahan di Rutan Medaeng.
Sejak dua hari lalu, status Dahlan sudah berubah menjadi
tahanan kota.
Para simpatisan itu hadir di kediaman Dahlan sekitar pukul
12.00. Meski tidak bisa bertemu langsung dengan Dahlan.
Komunitas yang diketuai Daniel Lukas Rorong itu tetap
melakukan aksi cukur gundul di depan rumah bercat krem
tersebut.
"Ini bentuk rasa syukur kami karena tuntutan kami
dikabulkan," ucap Daniel. Tuntutan yang dimaksud adalah
perubahan status Dahlan dari tahanan rutan menjadi tahanan
kota.
Daniel dan rekan-rekannya akhirnya ditemui pimpinan
Pondok Pesantren Sabilil Muttaqien Magetan KH Miratul
Mukminin. Mewakili keluarga Dahlan, pria yang akrab
disapa Gus Amik itu menyatakan permohonan maaf dan rasa
terima kasih. "Mohon maaf, Pak Dahlan tidak bisa menemui
karena kondisi beliau yang kurang fit. Terima kasih sudah
mendukung Pak Dahlan," ujarnya.
Sementara itu, dukungan moral untuk Dahlan terus mengalir
dari masyarakat di berbagai daerah. Misalnya di Manado.
Senin malam (31/10) warga yang berkumpul di Taman
Kesatuan Bangsa membubuhkan tanda tangan di atas kain
putih bertema #SaveDahlanIskan. Aksi berlanjut kemarin
siang di tempat yang berbeda.
Kalangan kampus juga menyuarakan dukungan untuk
Dahlan. Kemarin mahasiswa Universitas Khairun di Ternate,
Maluku Utara, menyuarakan gerakan #SaveDahlanIskan.
Bertempat di kampus B, mereka menandatangani kain putih
dukungan agar Dahlan segera mendapatkan keadilan.
(aji/c11/fat).
4. Dahlan Iskan Dipaksa Taken Pelimpahan. (Jum’at, 18
November 2016: 11:33)
Penyidik Kejati Jatim benar-benar bernafsu untuk menggugurkan
praperadilan yang diajukan Dahlan Iskan di Pengadilan Negeri
Surabaya. Hanya, cara mereka nakal. Jaksa memaksa Dahlan untuk
menandatangani dan menyetujui pelimpahan kasus tersebut dari
penyidikan ke penuntutan pada saat Dahlan wajib lapor kemarin
(17/11).
Kemarin pagi Dahlan mendatangi gedung Kejati Jatim untuk wajib
lapor dua kali dalam seminggu, yakni Senin dan Kamis. Dia tiba di
gedung berlantai 8 itu sekitar pukul 09.00 tanpa didampingi
pengacara.
Proses lapor itu sebenarnya sangat singkat. Hanya, ketika Dahlan
hendak pulang, penyidik mencegahnya. Penyidik menyodorkan
sejumlah dokumen. Kepada Dahlan, penyidik menyatakan bahwa
berkas tersebut merupakan pelimpahan kasus PT PWU dari tahap
penyidikan ke penuntutan.
Melihat gelagat yang kurang baik, Dahlan menolak
menandatanganinya. Sebagai wartawan yang pernah berkecimpung
di dunia hukum, Dahlan memahami bahwa pelimpahan kasus tahap
kedua dari penyidik kepada jaksa penuntut umum tidak bisa
dilakukan tanpa didampingi pengacara Karena itulah, meski jaksa
terus memaksa untuk meneken dokumen, Dahlan bersikukuh
menolak.
Termasuk ketika jaksa memaksa untuk menandatangani berita
acara penolakan penandatanganan dokumen pelimpahan. Dahlan
pun menolak membubuhkan tanda tangan. Proses pemaksaan itu
memakan waktu berjam-jam. Dahlan tetap tidak dibolehkan
meninggalkan gedung Kejati Jatim sampai mau meneken dokumen
tersebut. Jaksa akhirnya angkat tangan dan mempersilakan mantan
menteri BUMN itu pulang.
Pemaksaan tersebut terdengar sampai ke telinga tim kuasa hukum
Dahlan. Indra Priangkasa, juru bicara tim kuasa hukum Dahlan,
mengaku tidak mengetahui bahwa kemarin ada agenda pelimpahan
tahap kedua oleh jaksa. Sebab, tidak ada pemberitahuan bahwa
penyidik akan melimpahkan kasus tersebut ke tingkat penuntutan.
"Makanya, kami (tim kuasa hukum, Red) tidak mendampingi.
Mosok absen saja didampingi," ujarnya.
Indra menyatakan, langkah jaksa yang memaksakan untuk
melimpahkan kasus tersebut melanggar KUHAP. Seharusnya,
lanjut dia, pelimpahan dari penyidikan ke penuntutan dilakukan
dengan mengirimkan surat panggilan terhadap tersangka lebih
dahulu. Panggilan itu menjelaskan kepentingan dan acara.
Menurut dia, sampai kemarin, tidak ada sepucuk surat pun yang
diterima Dahlan maupun tim hukumnya terkait dengan pelimpahan
tahap kedua. Selain itu, dalam pelimpahan tersebut, tersangka
harus didampingi pengacara. Karena itulah, Indra salut atas sikap
Dahlan yang menolak membubuhkan tanda tangan.
Dia menilai langkah jaksa tersebut merupakan bentuk pelanggaran
hukum. Dia justru bertanya-tanya mengapa penyidik tampak
terburu-buru melimpahkan perkara tersebut, sedangkan sidang
praperadilan masih berlangsung.
"Saya melihat itu motif lama. Kejati berupaya menggugurkan
praperadilan. Kalau kejati punya alasan hukum dalam penetapan
tersangka, tentunya berani diuji dalam sidang praperadilan,"
jelasnya.
Indra menganggap berkas Dahlan masih masuk dalam tahap
penyidikan. Karena itu, pelimpahan tersebut tidak memenuhi
syarat. Apalagi, sampai sekarang Dahlan belum mengajukan ahli
dan saksi yang meringankan. Kalaupun jaksa menyatakan sudah
dilimpahkan, dia memastikan pelimpahan itu tidak sah.
"Kalau mau menegakkan hukum, ya semangatnya menegakkan
hukum. Bukan semangat bernafsu menghukum," tegasnya.
Sampai berita ini ditulis, Kejati Jatim belum memberikan
keterangan resmi mengenai pemaksaan tersebut. Plt Kepala Seksi
Penerangan Hukum Kejati Jatim Roy Arizyanto tidak mengangkat
telepon meski empat kali dihubungi dan terdengar nada masuk
hingga tadi malam.
Sementara itu, jaksa Kejati Jatim kemarin akhirnya nongol dalam
sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Surabaya. Kepala Kejati
Jatim Maruli Hutagalung menunjuk empat jaksa untuk mewakili
penyidik. Dalam sidang kemarin, hanya seorang jaksa yang
muncul.
Sebagaimana sudah diprediksi, jaksa belum siap memberikan
jawaban atas permohonan praperadilan. Jawaban mereka baru akan
diberikan dalam sidang Senin pekan depan. Hakim tunggal
Ferdinandus sempat menanyakan alasan jaksa tidak membacakan
jawaban Jumat keesokannya. "Kami ada rapat paripurna besok
(hari ini, Red). Semua tim harus hadir," ucap Rhein Singal, jaksa
yang mewakili penyidik Kejati Jatim tersebut.
Selain itu, dia mengaku belum siap dengan jawaban. Alasannya,
jaksa penerima kuasa yang mewakili penyidik Kejati Jatim
menghadapi praperadilan baru ditunjuk Rabu (16/11) atau sehari
sebelum sidang kedua digelar. Padahal, Kepala Seksi Penyidikan
Dandeni Herdiana mengklaim bahwa penyidik sudah siap
menghadapi praperadilan sejak jauh hari. Bahkan, materi
praperadilan sudah diterima Kejati pada 6 November 2016.
"Baru kemarin (Rabu, Red) (saya) diberi perintah untuk menjadi
kuasa," ujar Rhein.
Hakim akhirnya menunda sidang pada Senin pekan depan (21/11).
Hakim menegaskan bahwa pemohon dan termohon diberi waktu
dua hari untuk melakukan pembuktian. Mulai pengajuan dokumen
hingga menghadirkan ahli. Jika melebihi tenggat waktu tersebut,
kesempatan pembuktian akan hangus.
Sementara itu, dalam sidang perdana kemarin, tim kuasa hukum
Dahlan membacakan materi praperadilan setebal 26 haÂlaman.
Salah satu yang dipermasalahkan adalah alat bukti jaksa sehingga
menetapkan Dahlan sebagai tersangka.
Kejanggalan yang paling kentara adalah surat perintah penyidikan,
surat penetapan tersangka, dan surat perintah penaÂhanan yang
dikeluarkan pada hari yang sama. Yaitu, 27 Oktober 2016. "Saat
itu Pak Dahlan dipanggil untuk diperiksa sebagai saksi. Tapi, pada
hari yang sama diperiksa sebagai tersangka," ungkap Riri Purbasari
Dewi, anggota tim kuasa hukum Dahlan.
Selain itu, jaksa belum bisa menunjukkan adanya kerugian negara.
Sampai sekarang, belum ada audit kerugian dari lembaga auditor
yang berwenang melakukan penghitungan. Parahnya, Kejati Jatim
melalui Asisten Intelijen Edy Borton saat ditanya hal tersebut oleh
wartawan menjawab bahwa bukti akan ditunjukkan di pengadilan.
Karena itulah, tim kuasa hukum yakin ada yang dilanggar penyidik
dalam melakukan penyidikan, penetapan tersangka, dan
penahanan. Riri meminta hakim menyatakan bahwa tiga surat itu
tidak sah dan tidak berdasar hukum sehingga tidak memiliki
kekuatan hukum yang mengikat.
"Kami juga minta hakim memerintahkan termohon untuk
menghentikan penyidikan terhadap pemohon," tegas Riri.
(atm/c5/nw).
5. Perkara Dahlan Iskan Tak Bisa Disidangkan Lagi.
(Selasa, 22 November 2016 13:17:
Jaksa mulai kehabisan harapan untuk bisa menyidangkan Dahlan
Iskan. Sebab, berkas penyidikan tidak bisa dijadikan bukti untuk
menyidangkan ketika pra peradilan berhasil dimenangkan Dahlan.
Meskipun perkara pidana pokoknya sudah dilimpahkan ke
pengadilan.
Kepastian tersebut terungkap dalam sidang pra peradilan di
Pengadilan Negeri Surabaya kemarin. Prof Prija Djatmika, ahli
pidana dari Universitas Brawijaya Malang mengatakan, jika hakim
memenangkan perkara pra peradilan, maka berkas perkara korupsi
yang sudah dilimpahkan ke pengadilan, batal demi hukum.
Alasannya, semua bukti dan proses penyidikan yang diajukan jaksa
dalam sidang sudah dinyatakan tidak sah. Karena tidak sah itu,
maka tidak bisa dijadikan digunakan lagi. Prija mengatakan,
hakim tidak perlu mengembalikan berkas tersebut ke jaksa
penuntut, karena sudah gugur dengan sendirinya.
Hal itu ditindaklanjuti dengan pengambilan kebijakan hakim.
Yaitu, hakim mengeluarkan penetapan hakim yang membatalkan
penetapan hari sidang dan penunjukkan majelis hakim. Sejauh ini
belum ada aturan yang mengatur khusus tentang hal tersebut.
Karena itulah, hakim bisa mengambil diskresi.
Batalnya sidang tersebut disebabkan berkas peyidikan Dahlan yang
ternyata melanggar prosedur. Salah satunya adalah penetapan
tersangka dikeluarkan pada hari yang sama dengan sprindik.
Padahal, sprindik merupakan dasar jaksa untuk melakukan
tindakan penyidikan. Dari pengumpulan barang bukti, hingga
penetapan tersangka.
Parahnya, audit kerugian negara baru keluar tiga minggu setelah
jaksa menetapkan tersangka. Jaksa menetapkan Dahlan sebagai
tersangka pada 27 Oktober 2016, sedangkan audit kerugian negara
baru keluar 17 November 2016. (atm).
6. Jaksa Paksa Bertemu Dahlan Malam Malam di RS.
(Rabu, 23 November 2016 12:30
Jaksa Kejati Jatim semakin menunjukkan kesewenang-
wenangannya. Seorang jaksa memaksa menemui Dahlan Iskan
pada Selasa malam (22/11) di Rumah Sakit Dr Soetomo. Padahal
Dahlan sedang mendapat perawatan khusus dari dokter.
Jaksa tak berseragam itu datang seorang diri sekitar pukul 21.00
WIB. Kepada perawat rumah sakit, jaksa yang mengaku bernama
Ahmad itu dari Kejati Jatim dan harus menyampaikan surat secara
langsung kepada Dahlan. Perawat langsung menolak permintaan
tersebut. Sebab, Dahlan baru saja diberi obat dan tidak bisa
diganggu dengan alasan apa pun.
Meski sudah diberi penjelasan secara gamblang, jaksa tersebut
terus memaksa agar bisa bertemu Dahlan. Tujuannya meminta
tanda tangan Dahlan dan menyampaikan surat dakwaan. Perawat
tetap bersikukuh melarang jaksa tersebut bertemu Dahlan secara
langsung.
Pihak rumah sakit kemudian menghubungi keluarga Dahlan dan
tersambung dengan pengacaranya. Melalui sambungan telepon,
jaksa tersebut diberi penjelasan bahwa Dahlan sejak ditetapkan
sebagai tersangka sudah didampingi tim pengacara. ”Kalau ada apa
pun, surat menyurat, harus melewati pengacara. Tidak bisa
langsung kepada yang bersangkutan,” kata Riri Purbasari Dewi,
juru bicara tim kuasa hukum Dahlan.
Riri sangat menyayangkan sikap Kejati Jatim tersebut. Menurut
dia, sikap tersebut sudah di luar kepatutan. Sebab Dahlan sedang
menjalani perawatan medis. Tapi meski sudah dijelaskan oleh
pihak rumah sakit, masih tetap memaksa untuk menemuinya. Dia
malah mempertanyakan motif jaksa sehingga memaksa untuk
bertemu Dahlan.
Pengacara yang mantan model itu menjelaskan, saat ini Dahlan
sedang menjalani pemeriksaan kesehatan secara khusus.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengevaluasi kondisi
kesehatannya setelah menjalani pemeriksaan maraton beberapa
waktu lalu. Seharusnya Dahlan sudah check up rutin ke Tianjin,
Tiongkok. Hal itu dilakukan untuk memantau apakah ada virus
atau bakteri yang berkembang pasca transplantasi. “Karena sejak
operasi ganti hati, Pak Dahlan tidak boleh sakit mengingat sistem
kekebalan tubuhnya di bawah orang normal,” jelasnya.
Riri sebenarnya sudah mempersilakan jaksa untuk menyampaikan
surat tersebut ke kantor tim pengacara di Jalan Arjuno Rabu
(23/11) pukul 09.00. Tapi jarum jam menunjuk pukul 12.00, belum
ada satu pun jaksa maupun kurir mengantarkan dokumen terkait
Dahlan. Saat ini tim kuasa hukum sedang mengkaji rencana
melaporkan kesewenang-wenangan ini ke sejumlah lembaga
negara. (atm).
Interview Guide
Pertanyaan untuk redaktur Jawa Pos bidang kasus korupsi Dahlan Iskan
Bagaimana kebijakan redaksi dalam menentukan judul dan gaya selingkung untuk
kasus yang dialami pemilik Jawa Pos?
Jawab: Kebijakan menentukan judul redaksi JawaPos.com berlaku secara
keseluruhan. Tidak terbatas untuk perkara dugaan korupsi Dahlan Iskan. Tata cara
penulisan judul terdiri tiga kategori. Pertama judul atas, kedua judul utama, dan
ketiga judul bawah. Judul utama mutlak dengan panjang tidak lebih dari 70 huruf.
Sedangkan judul atas maupun judul bawah menyesuaikan kebutuhan. Judul atas
untuk kategori berita kisah (features) dengan ketentuan panjang tidak lebih dari 45
huruf. Begitu pula judul bawah untuk kategori berita kilas (straight news) dengan
panjang tidak lebih dari 45 huruf.
Untuk gaya selingkung di JawaPos.com mengacu pada penulisan khas redaksi
Jawa Pos Koran yang deskriptif, bertutur, menghindari kalimat bersayap atau
majemuk bertingkat, dan mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Khusus bahasa tersebut sudah diatur dalam buku kitab bahasa, Satu Kata Jawa
Pos.
Apa yang ingin Jawa Pos capai dalam pemberitaan kasus korupsi yang sedang
dialami Dahlan Iskan?
Jawab: JawaPos.com berupaya memberikan gambaran kasus sesuai data dan fakta
yang terungkap. Sebelum perkara dinyatakan sempurna (P21) oleh pihak jaksa
untuk dilimpahkan ke pihak pengadilan, redaksi berusaha mendeskripsikan
kronologis sangkaan secara utuh. Harapannya masyarakat mendapatkan informasi
yang komprehensif.
Bagaimana pihak redaktur mengkonstruksi sebuah realitas dalam pemberitaan
Dahlan Iskan?
Jawab: Konstruksi perkara hukum didasarkan pada aturan yang berlaku.
Diperkuat pendapat atau opini maupun analisis pakar hukum. Dalam analisis
merekonstruksi realitas dari studi kasus hukum perkara serupa.
Bagaimana Redaktur Jawa Pos menentukan penulisan fakta yang akan ditulis oleh
wartawan? Seperti paragraf, proposisi, kalimat, hubungan antar kalimat? Yang
meliputi detail, koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti.
Jawab: JawaPos.com memberikan kebebasan kepada wartawan dalam proses
peliputan atas dasar kode etik jurnalistik dan memperhatikan kelayakan dan
kepatutan logika. Untuk paragraf, proposisi, kalimat, hubungan antarkalimat
hingga detail, koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti merupakan teknis
penulisan standar bahasa Jawa Pos.
Bagaimana skema berita yang Jawa Pos terapkan? Seperti Headline, lead, latar,
informasi, kutipan sumber, pernyataan dan penutup.
Jawab: Skema berita dalam pemberitaan perkara Dahlan Iskan secara
proporsional. Penentuan headline, lead, latar, informasi, kutipan sumber, maupun
pernyataan, dan ending berita memperhatihan kaidah jurnalistik pada umumnya.
Apakah terbitan Jawa Pos dalam Kasus Korupsi Dahlan Iskan harus mengacu
pada kelengkapan berita yaitu 5W+1H?
Jawab: Pemberitaan di JawaPos.com tidak hanya 5W (what, who, where, when,
why) +1H (how). Satu lagi unsur yang melengkapi bahkan membedakan dengan
pemberitaaan media lainnya adalah what next.
Apakah Retoris (Leksikon, Grafis, Metafora) yang meliputi kata, idiom,
gambar/foto, merupakan struktur yang ada dalam berita Kasus Korupsi Dahlan
Iskan?
Jawab: Unsur retoris sudah diatur dalam prosedur standar operasi peliputan.
Setiap berita di JawaPos.com mutlak dilengkapi foto, infografis, maupun
pernyataan kutipan. Bahkan semakin lengkap jika disertai video
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Nama : Nugroho Galih Wicaksono
Tempat,Tanggal lahir : Klaten,28 April 1994
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status : Mahasiswa IAIN Surakarta Jurusan Komunikasi dan Peyiaran
Islam (Jurnalistik)
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi / Berat badan : 175 / 55
Alamat : RT/RW 018/010, Krapyak Kidul, Pakahan, Jogonalan, Klaten
No. HP : 085643090492
Email : nugrohogalih91@gmail.com
Riwayat Pendidikan : - SD N 2 Kalikotes 2000 sampai dengan 2006
- SMP N 3 Klaten 2006 sampai dengan 2009
- SMA N 1 Jogonalan 2009 sampai dengan 2012
- IAIN Surakarta 2013 sampai sekarang
Pengalaman Organisasi: - Anggota HMJ Komunikasi IAIN Surakarta
- Wakil Ketua Karang Taruna
Keahlian Tambahan : - Fotografi
-Adobe Photoshop ( cukup ), Adobe Lightroom (cukup),
Coreldraw ( cukup )
Demikian Curriculum Vitae yang dapat saya sampaikan.
Hormat saya,
Nugroho Galih W
top related