kondisi ketenagalistrikan di indonesia · rumah tangga total tanpa rumah tangga total dengan rumah...

Post on 03-Mar-2019

241 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KONDISI KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA

Jika ingin menguasai dunia, kuasailah

energi (termasuk energi listrik). Hal ini

tentu bisa dipahami, karena energi listrik

memiliki peran yang sangat fital dan

strategis.

Hampir semua sendi-sendi kehidupan umat

manusia, membutuhkan ketersediaan

energi listrik. Oleh karenanya tak

berlebihan jika energi listrik telah menjadi

salah satu kebutuhan pokok/utama bagi

umat manusia.

Betapa sangat vital dan strategisnya energi

listrik, penyediaan dan pemanfaatannya

harus diwujudkan secara andal, aman dan

ramah (akrab) lingkungan (UU 30/2009,

BAB XI, Pasal 44, ayat 2).1

2

Suhu Udara / Suhu Alat Listrik (Panas/ Dingin)

Mekanik (gerak, getar, putar)

Cahaya/ Sinar/ Lampu

Suara/ Bunyi

Kombinasi/ Gabungan dari keempat tersebut di atas.

Mudah disalurkan dari dan pada jarak yang berjauhan.

K

O

N

V

E

R

S

I

K

E

U

N

G

G

U

L

A

N

Bersih (ramah) lingkungan.

Mudah didistribusikan untuk area yang luas.

Mudah diubah ke dalam bentuk energi lain.

3

INDUSTRI

BISNIS

SISTEM PEMBANGKIT

GARDU

STEP-UP

SISTEM TRANSMISI SISTEM DISTRIBUSI

GARDU

STEP DOWN

RUMAH

SOSIAL/

PUBLIK

PLTA

PLTD

PLTP

PLTG

PLTU

PLTGU

Lain-lain

KONSUMEN

TRAFO

STEP DOWN

4

Legends :Total IPP = 27

IPP IN OPERATION

IPP

Jawa-Bali 2004 2010

Sales (TWh) 79.7 125.9

No.of Cust. (M) 22.6 27.3

Capacity (GW) 18.6 28.3

Electrif Ratio 59.42 69.4

IPP 9,6

Sumatera 2004 2010

Sales (TWh) 11.6 16.3

No.of Cust. (M) 5.9 7.1

Capacity (GW) 3,0 6.0

Electrif Ratio (%) 53.1 61.9

IPP 0,9

Kalimantan 2004 2010

Sales (TWh) 3.2 4.5

No.of Cust. (M) 1.7 2

Capacity (GW) 0.7 1.3

Electrif Ratio (%) 46.6 52.9

Sulawesi 2004 2010

Sales (TWh) 3.1 4.4

No.of Cust. (M) 2.0 2.6

Capacity (GW) 0.8 1.3

Electrif Ratio (%) 47.2 53.8

IPP 0,4

Others 2004 2010

Sales (TWh) 1.3 5.3

No.of Cust. (M) 0.9 2.1

Capacity (GW) 0.5 1.1

Electrif Ratio 33 37.9

Indonesia 2004 2010

Sales (TWh) 99 145

No.of Cust. (M) 33,0 44

Capacity (GW) 24.3 37.9

Electrif Ratio (%) 54.8 70.0

IPP 10,8

5

6

JAM

2218 2406 12

POLA PRODUKSI LISTRIK

00

MW

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

Jam

MW

Sosial + Publik

Bisnis

Industri

Rumah Tangga

Total tanpa Rumah Tangga

Total dengan Rumah Tangga

KARAKTER KONSUMSI LISTRIK

ROR (2%)

MFO (7%)

COAL (42%)

HSD (17%)

WADUK (7%)

GAS (19%)

GEO (5%)

WBP

100 88.7

LOSS

TEKNIS

8

LOSS

ADMINIS

TRASI

1.5

LISTRIK

ILLEGAL

1.8

Pada proses penyaluran & pendistribusian sampai ke

instalasi pemanfaatan, terjadi kerugian (losses) daya

listrik, yang disebabkan oleh :

• Losses teknik.

• Losses administrasi.

• Listrik ilegal

Losses Nasional tahun 2005, sebesar 11,3 %

7

Ketika memproduksi harus mengikuti harga pasar (marketprice), sedangkan TDL menjadi kewenangan/keputusanPresiden (Kepres).

Yang paling memberatkan/membebani PLN jika pembangkitlistrik menggunakan energi primer BBM.

PLN diperlakukan sebagai industri, untuk membeli BBM harusmengikuti harga pasar, dan patokannya adalah harga pasarBBM dunia yang fluktuatif.

Jika harga pasaran BBM dunia di atas 100 US dollar per-barel,maka harga per-liter di atas Rp. 9.000,-

Jika PLN membeli BBM dengan harga Rp. 9.000,-/liter, makauntuk pembangkit listrik yang menggunakan BBM,membutuhkan BPP di atas Rp. 3.000,-/kwh.

perhitungan BPP per-kwh : Kebutuhan BBM : 1 liter = 3 kwh, berarti 1 kwh = Rp.3.000,-

Biaya delivery dan handling dari Depo Pertamina kepembangkit-pembangkit listrik PLN.

Biaya pembangunan (investasi) : pembangkit, transmisi dandistribusi beserta penunjangnya.

Biaya operasional lainnya.

8

Dengan BPP yang terdiri dari beberapa unsur di atas, jikadiakumulasikan biaya BPP per-kwh bisa mencapai hampir Rp.4.000,-

Bahwa pembangkit tenaga listrik PLN terdiri dari berbagai jenisdan menggunakan sumber energi primer antara lain : air, gas,batubara, BBM dan panas bumi.

Jika dibuat BPP rata-rata dari berbagai jenis pembangkit tenagalistrik yang dimiliki PLN tersebut, saat ini BPP rata-rata ± Rp.1.200,-/kwh. Sedangkan saat ini TDL ± Rp. 700,-/kwh.

Bagaimanapun juga kondisi seperti ini, berakibat PLN akanterus mengalami defisit. Jika dianggap sebagai bisnis, iniadalah bisnis yang ironis.

Agar listrik masih tetap bisa beroperasi dan melayanimasyarakat pelanggan PLN, pemerintah (negara) berkewajibanmemberikan subsidi (subsidi diberikan kepada masyarakat,bukan kepada PLN).

Pada tahun 2011, pemerintah (negara) memberikan subsidiuntuk penyediaan listrik sebesar ± RP. 65.000.000.000.000,-(enam puluh lima triliyun rupiah). Tanpa diberikan subsidi,dapat dipastikan listrik akan mengalami pemadaman bergilir.

9

Ambivalensi regulasi, keterbatasan dana dan BPP yang lebihtinggi daripada harga jual.

Ketidakpastian pasokan sumber energi primer (BBM, gas,batubara) dan dominasi penggunaan BBM sebagai sumberenergi primer.

Pertumbuhan demand yang lebih tinggi dibanding supply.

Calon investor wait and see, karena :

Menunggu regulatory frame work yang baru.

Country risk memerlukan jaminan investasi.

Law inforcement yang tidak jelas dan instabilitaskeamanan.

PLN tidak memiliki otoritas penuh dan TDL ditentukanPemerintah (Keppres).

10

Kondisi geografis yang kurang mendukung, terjadinyapergeseran norma-norma sosial dan budaya, serta berbagaipermasalahan lainnya.

Permasalahan di sisi pemanfaatan :

Instalasi yang tidak memenuhi standar ketentuan yangberlaku.

Banyaknya instalasi yang sudah sangat tua umurnya, tidakpernah dilakukan pengecekan dan rehabilitasi, sehinggakeandalan dan keamanan menurun.

Pengoperasian/pemanfaatan listrik yang kurang benar,tidak proposional bahkan ilegal.

Penggunaan listrik secara ilegal.

Pengertian dan fungsi pembangkit tenaga listrik :

Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari instalasielektrikal, mekanikal, bangunan-bangunan (civil work), bangunandan fasilitas pelengkap, serta bangunan dan komponen bantulainnya.

Berfungsi untuk membangkitkan energi listrik, yang merupakankonversi energi primer menjadi energi listrik (mengubah potensi/energi mekanik menjadi energi listrik).

12

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU).

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB).

Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Air Laut.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

13

Pembangkit Tenaga Listrik Makro dan dimanfaatkan secara massal :

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).

Pembangkit Listrik Tenaga Gas-Uap (PLTGU).

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Pembangkit Tenaga Listrik Mikro/Kecil yang dimanfaatkan secara massal :

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Pembangkit Tenaga Listrik dalam tahap penelitian dan pengembangan :

Pembangkit tenaga listrik yang menggunakan sumber energi baruterbarukan, antara lain : biodiesel, biometanol, biomassa, surya, bayu,samudera (air laut).

Pembangkit tenaga listrik yang menggunakan sumber energi primerUranium (PLTN).

14

Sumber energi primer tak terbarukan (fosil) : Batubara. Gas. BBM/HSD/MFO/Solar.

Sumber energi primer terbarukan (non fosil) : Air. Panas bumi. Surya (matahari). Bayu (Angin). Samudera (air laut).

Sumber energi baru terbarukan (non fosil) :

Biodiesel, yaitu minyak nabati yang berasal dari berbagai jenistumbuhan (tanaman jarak, randu, kelapa sawit, dan lain-lain).

Biometanol, yaitu cairan biokimia yang berasal dari sumberkarbohidrat (singkong, ubi, sagu, tebu).

Biomassa, yaitu energi yang dikembangkan dari berbagai jenis massabiologis (jerami, kayu, ranting-ranting pohon, limbah kelapa sawit,limbah pertanian/jerami, sampah).

15

Saat ini dibangun PLTU batubara 10.000 MW Tahap I dan untuk 10.000MW Tahap II akan dibangun PLTU batubara (40%), PLTP (60%),disamping pembangkit listrik kecil lainnya di berbagai daerah.

Pertimbangan pembangunan PLTU) :

Pertumbuhan beban yang cepat, sehingga sesegera mungkin harusdiatasi.

Membangun PLTU relatif lebih mudah dan lebih cepat jika dibandingmembangun PLTA.

Biaya pembangunan PLTU lebih murah jika dibanding PLTA.

Kapasitas daya yang dihasilkan dapat di desain sesuai yangdiinginkan.

Bisa dibangun diberbagai tempat sesuai pilihan kita.

Bisa dibangun di dekat pusat-pusat beban, sehingga biaya transmisi(penyaluran) lebih murah dan lebih efisien.

Kelemahan PLTU :

Menggunakan sumber energi primer tak terbarukan.

Sumber energi primer tersebut, saat ini over explored.

Ketidakpastian penyediaan sumber energi primer.16

Biaya operasional mahal.

Masalah polusi dan dampak lingkungan.

Mengapa tidak dibangun/dikembangkan PLTA ?

PLTA sangat tergantung kondisi alam.

Tidak bisa dibangun di sembarang tempat dan pada umumnyadibangun di daerah ketinggian/pegunungan.

Biaya pembangunan besar/mahal.

Proses dan pelaksanaan pembangunan memakan waktu yang lama.

Lokasi berjauhan dengan pusat beban, sehingga biaya transmisimahal.

Pembangunan infra struktur pendukung, mahal.

Tidak bisa mengatasi pertumbuhan beban yang cepat.

Ketersediaan air sulit diprediksi, karena iklim yang tidak menentu dankerusakan alam yang cukup parah.

Dan berbagai permasalahan lainnya.17

Mengapa tidak dibangun/dikembangkan PLTP ?

Pada dasarnya PLTP memiliki karakteristik yang sama dengan PLTA.

PLTP menggunakan panas bumi, juga membutuhkan air sebagaibahan baku untuk diuapkan.

Keberadaan panas bumi pada umumnya di hutan lindung.

Jika Pemerintah (PLN) merencanakan membangun pembangkit listrik10.000 MW Tahap II, dimana 60%-nya merupakan PLTP, harusdicermati kondisi alamnya.

Jadi pertimbangan-pertimbangan sebagaimana membangun PLTA,harus benar-benar dicermati.

Bagaimana dengan pembangunan/pengembangan pembangkit tenagalistrik yang menggunakan sumber energi terbarukan/baru terbarukan ?

Energi baru terbarukan adalah energi yang pada umumnya berupasumber daya non fosil yang dapat diperbaharui, sehingga tidak akanpernah habis.

18

Beberapa contoh potensi sumber energi terbarukan/baru terbarukandi Indonesia yang dapat menghasilkan listrik :

Panas bumi : 27.000 MW.

Air : 75.000 MW.

Biomassa/biogas : 50.000 MW.

Samudera (air laut) : 240.000 MW.

Dan lain sebagainya.

Untuk pembangkit tenaga listrik yang menggunakan sumber energibaru terbarukan surya, bayu, air laut, biomassa/biogas, fuel sell, barupada tahap penelitian/pengembangan, belum diproduksi secaramassal dan besar-besaran.

Pada umumnya hanya dapat menghasilkan listrik dalam skala kecil.

Tidak mampu mengimbangi pertumbuhan beban yang cepat danbesar.

Bagaimana dengan pembangunan/pengembangan PLTN ?

PLTN adalah salah satu solusi terbaik, karena PLTN-lah yang palingefisien. 19

Dari sisi ketersediaan sumber energi primer untuk PLTN, di

Indonesia cukup tersedia.

Masalah yang muncul adalah reaksi dari masyarakat (kelompok

masyarakat tertentu), yang menolak dibangunnya PLTN dan

sangat rendahnya disiplin bangsa Indonesia.

Perlu adanya sosialisasi dan pencerahan kepada masyarakat

secara lebih intens, sehingga pembangunan PLTN di Indonesia

bisa diterima dan diwujudkan.

Jika kita tidak sesegera mungkin melakukan antisipasi (termasuk

membangun PLTN), maka:

Supply energi listrik akan terus tertinggal dengan pertumbuhan

beban.

Semakin lama ketertinggalan supply energi listrik akan semakin

jauh terhadap pertumbuhan beban.

Pergerakan ratio elektrifikasi menjadi lambat.

Pertumbuhan beban tidak bisa dipenuhi oleh supply energi listrik. 20

Terhambatnya berbagai aktifitas umat manusia, utamanya di

kalangan Dunia Usaha/Dunia Industri.

Kita tidak bisa berharap Investor mau berinvestasi di Indonesia,

karena listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi DU/DI.

Implikasi terhadap pertumbuhan investasi, ekonomi dan berbagai

sektor kehidupan lainnya.

21

top related