koloid - copy
Post on 18-Jan-2016
119 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KIMIA UNSUR, KOLOID DAN KIMIA
LINGKUNGAN
DISUSUN
OLEH
MUHAMMAD ALFA CHAIR291324985
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN AR-RANIRY
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2014
BAB I
SISTEM KOLOID
1.Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda
dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena semua zat,
baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari.
Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian
juga merupakan sistem koloid. Karena sistem koloid sangat berpengaruh bagi kehidupan
sehari-hari, kita harus mempelajarinya lebih mendalam agar kita dapat menggunakannya
dengan benar dan dapat bermanfaat untuk diri kita.
a. perbandingan sifat larutan sejati, koloid, dan suspensi
Larutan Sejati(Dispersi molekuler): Diameternya partikel <10-7 cm,Homogen dan
transparan,Dispersan tidak tampak di bawah ultra,Tak dapat disaring dan Contoh: air
gula, alkohol dalam air.
Koloid:Diameter partikel:10-7 - 10-5 cm,Dispersan tampak dibawah ultra,Tidak
dapat menembus membran semipermiabel mikroskop,dapat disaring dengan kertas
saring ultra,dan Contoh: susu.
Suspensi: Diameter partikel >10-5 cm,Campuran heterogen,Jika dibiarkan agak
lama, dispersan akan mengendap, Tidak dapat menembus membran
semipermiabel,Dapat disaring dengan kertas saring ultra.
2. Koloid dalam kehidupan sehari-hari
Berberapa contoh larutan, koloid, dan suspensi
• contoh larutan : larutan gula, garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka,
air laut,udara yang bersih
• contoh koloid : buih, susu, santan, selai, jeli, mentega, mayonaise, cat
• contoh suspensi : air sungai yang keruh, campuran air-pasir
• Fakta : air sungai = setelah disaring masih mengandung zat terlarut dan
partikel koloid
3. Jenis-jenis koloid
•Penggolongan koloid didasarkan atas fase terdispersi dan medium pendispersinya
•Untuk fase terdispersi padat : sol (sol padat, sol cair, sol gas). Pengertian
secara umum : sol padat = sol, sol gas = aerosol
•Untuk fase terdispersi cair : emulsi (emulsi padat, emulsi cair, emulsi gas).
Pengertian secara umum : emulsi cair = emulsi, emulsi
gas = aerosol cair / aerosol
•Untuk fase terdispersi gas : buih (buih padat dan buih cari). Buih gas (tidak ada)
= larutan, bukan koloid
4. Penggunaan koloid
Koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat
yang tidak saling melarutkan secara “homogen” dan stabil. Contoh pemanfaatan sifat ini : cat
yang terdiri dari zat warna (pigmen) tak larut dalam air / medium cat, dengan koloid didapat
campuran yang “homoge” dan stabil. Contoh lain : industri kosmetik, farmasi, makanan,
tektil, sabun/detergen
B. Sifat – Sifat Koloid
1. Efek Tyndal
Merupakan efek penghamburan cahaya, sehingga nampak adanya berkas cahaya bila
cahaya dilewatkan ke dalamnya
Contoh : sorot lampu mobil, lampu proyektor bila ada yang merokok, berkas sinar
matahari melalui celah dedaunan
2. Gerak Brown
• Adalah gerak zig-zag dan terus menerus dari partikel koloid
• Ditemukan pertama kali oleh Robert Brown (ahli biologi dari Inggris)
• Terjadi akibat tumbukan antara partikel-partikel medium dengan partikel koloid.
3. Elektroforesis
• Merupakan gerakan partikel koloid akibat pengaruh medan listrik, yang menunjukkan
bahwa partikel koloid bermuatan listrik
• Partikel koloid bermuatan negatif akan bergerak ke arah anoda (elektrode positif)
• Sebaliknya, partikel koloid bermuatan positif akan bergerak ke arah katode (elektrode
negatif)
4. Adsorbsi
• Adalah kemampuan partikel koloid untuk menyerap ion / partikel lain pada permukaannya
• Adsorbsi ion menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik
a. Sol Fe(OH)3, bermuatan positif akibat adsorbsi ion-ion positif (ion-ion Fe3+)
b. Sol As2S3, bermuatan negatif akibat adsorbsi ion-ion negatif (ion-ion S-)
5. Koloid pelindung
• Merupakan koloid yang dapat berfungsi sebagai pelindung bagi koloid lain
• Koloid liofil bersifat lebih stabil daripada koloid liofob, sehingga koloid liofil berfungsi
sebagai koloid pelindung
• Contoh gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula
6. Dialisis
• Merupakan cara pemisahan partikel-partikel koloid dari ion-ion atau molekul sederhana
menggunakan selaput semipermeabel (contoh : kertas selofan, usus kambing)
• Mesin dialisis dapat digunakan untuk alat cuci darah
7. Koloid liofil dan liofob
• Dibedakan berdasarkan afinitas (daya tarik-menarik) antara fasa terdispersi dan medium
pendispersinya
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan untuk menarik medium
pendispersinya
• Pada koloid liofil, fasa terdispersi mempunyai kecenderungan kecil untuk menarik (atau
bahkan menolak) medium pendispersinya
8. Koagulasi
• Merupakan peristiwa peristiwa peng-gumpalan akibat bergabungnya partikel-partikel koloid
membentuk partikel yang lebih besar
• Dapat terjadi jika muatan partikel koloid dilucuti atau penambahan suatu elektrolit.
C. Pembuatan Koloid
Cara Dispersi dan Cara Kondensasi
Mengubah partikel besar menjadi kecil Mengubah partikerl larutan menjadi partikel koloid
• Hidrolisis FeCl3(aq) + 3 H2O(l) à Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
• Redoks 2 H2S(g) + SO2(aq) à 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
• Agregasi Ionik 2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) à As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
2. Peptisasi (penambahan ion sejenis), pembentukan sol Al(OH)3 2. Mencampurkan dua jenis
larutan
3. Proses Bredig: Pembuatan sol logam dengan loncatan bunga listrik
D. Pengelompokan Sistem Koloid
No Fase Terdispersi Medium Pendispersi Nama Contoh
1 Cair Gas Aerosol Cair Kabut
2 Padat Gas Aerrosol Padat asap, debu
3 Gas Cair Buih Busa sabun
4 Cair Cair Emulsi Susu,santan
5 Padat Cair Sol=suspensi Cat, larutan kanji
6 Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
7 Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara
8 Padat Padat Sol padat Paduan logam, permata
E. Pemisahan Koloid
1) Elektroforensis: pemisahan koloid bermuatan oleh pengaruh medan listrik.
Contoh: emisahan protein, penangkapan debu pada cerobong
asap, penentuan muatan koloid.
2) Penyaringan Ultra: memisahankan koloid melewati membran, berdasar perbadaan tekanan
osmosis.
3) Dialisis: memisahkan koloid melewati membran berdasar perbedaan laju transpor partikel.
F. Macam – Macam Koloid
1. Aerosol: Suatu sistem koloid jika padat atau cair terdispersi dalam gas.
Contoh: debu, kabut dan awan
2. Sol: Suatu sistem koloid jika partikel padat terdipersi dalam zat cair
3. Emulsi: Suatu sistem koloid jika partikel cair terdispersi dalam zat cair
4. Emulgator: Zat yang dapat menstabillkan emulsi
• Sabun adalah emulgator campuran air dan minyak.
• Kasein adalah emulgator lemak dalam air.
5. Gel: Adalah koloid liofil setengah kaku.
Gel terjadi jika medium pendispersi di absorbsi oleh partikel koloid sehingga terjadi koloid
yang agak padat. Larutan sabun dalam air yang pekat dan panas dapat berupa cairan tapi
jika dingin membentuk gel kaku. Jika dipanaskan cair lagi.
Daftar Pustaka
• Purba, Michael.2010.Kimia Untuk SMA Kelas XI . Jakarta: ERLANGGA
BAB II
KIMIA UNSUR
A.KELIMPAHAN UNSUR DI KERAK BUMI
B.KELIMPAHAN INSUR DALAM TUBUH MANUSIA
Beberapa unsur ditemukan di alam dalam keadaan bebas dan jumlahnya melimpah
seperti oksigen dan nitrogen. Ada juga unsur yang ditemukan di alam dalam keadaan bebas,
tetapi jumlahnya relatif kecil seperti emas dan perak (logam mulia) dan gas mulia. Sebagian
besar, unsur-unsur ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya, baik berupa batuan, garam,
maupun terlarut dalam air laut.
Di alam semesta, unsur yang paling banyak adalah gas hidrogen, berikutnya gas
helium, dan sisanya unsur-unsur lainnya. Di kerak (kulit) bumi, oksigen adalah unsur yang
paling banyak. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah silikon, aluminium, besi, kalsium,
dan sisanya unsur-unsur lainnya. Di atmosfer, kelimpahan unsur di urutan pertama, kedua,
ketiga, dan keempat berturut-turut adalah nitrogen, oksigen, argon, dan sisanya unsur-unsur
lainnya. Sementara itu di dalam tubuh manusia, berturut-turut mulai dari unsur yang paling
banyak adalah oksigen, karbon, hidogen, dan sisanya unsur-unsur lainnya.=
Berdasarkan sifat kelogaman, dari 90 unsur yang terdapat di alam, sebanyak 64 unsur
dikategorikan sebagai logam, 9 unsur termasuk metaloid, dan sisanya 17 unsur termasuk non
logam. Berdasarkan kemiripan sifatnya (kemiripan sifat ditentukan dari kesamaan jumlah
elektron valensinya), unsur-unsur yang ada digolongkan ke dalam dua macam golongan,
yaitu golongan A (golongan IA sampai VIIIA) dan golongan B (golongan IB sampai VIIIB).
Berada dalam satu golongan artinya sifatnya mirip karena memiliki jumlah elektron valensi
yang sama. Golongan dalam tabel periodik berada dalam lajur vertikal. Sedangkan lajur-lajur
horizontal menunjukan periode-periode unsur. Terdapat tujuh periode unsur, yaitu peride 1
sampai periode 7.
Berdasarkan golongan dan periodenya, unsur-unsur dipelajari tentang sumbernya,
sifat-sifatnya, cara pengolahannya (cara mendapatkan unsur), dan kegunaannya.
C.GAS MULIA
Gas mulia adalah sebutan untuk unsur-unsur golongan VIIIA. Unsur-unsur gas mulia
adalah helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr), xenon (Xe), dan radon (Rn). Gas
mulia diperoleh dari udara bebas, kecuali radon diperoleh dari rongga batuan uranium.
Helium selain diperoleh dari udara bebas juga dapat diperoleh dari pemisahan gas alam.
Gas mulia merupakan golongan unsur yang paling stabil. Hal ini ditunjukan oleh
keberadaannya di alam adalah dalam bentuk unsur bebasnya. Kestabilannya disebabkan oleh
energi ionisasinya yang sangat tinggi dan elektron valensinya yang duplet untuk helium dan
oktet untuk unsur gas mulia lainnya. Dalam tabel periodik, gas mulia berada di kolom paling
kanan. Ini artinya energi ionisasi gas mulia paling tinggi dibandingkan energi ionisasi
golongan unsur lainnya. Sementara itu, di alam unsur-unsur selain gas mulia umumnya
berada dalam bentuk senyawa. Keadaan seperti ini menunjukan ketidakstabilannya yang
disebabkan oleh energi ionisasinya yang relatif rendah dan elektron valensinya yang tidak
duplet (untuk hidrogen) atau tidak oktet (untuk unsur-unsur selain hidrogen). Tidak ada
senyawa alaminya dari unsur gas mulia, tetapi senyawa buatannya telah berhasil dibuat.
XePtF6 menjadi senyawa pertama dari unsur gas mulia yang telah berhasil dibuat oleh N.
Bartlett. Berikutnya senyawa gas mulia yang telah berhasil dibuat adalah senyawa dari unsur
kripton (KrF4 danKrF2) dan unsur radon (RnF2). Energi ionisasi He, Ne, dan Ar lebih tinggi
dibandingkan energi ionisasi Kr, Xe, dan Rn, sehingga He, Ne, dan Ar relatif lebih stabil
dibandingkan Kr, Xe, dan Rn. Oleh karena itu, senyawa dari He, Ne, dan Ar sampai saat ini
belum dapat dibuat, sedangkan senyawa dari Kr, Xe, dan Rn telah berhasil dibuat seperti
tersebut di atas. Gas mulia larut dalam air membentuk klatrat. Klatrat adalah keadaan
terjebaknya atom-atom gas mulia dalam struktur heksagonal molekul-molekul air. Makin ke
bawah dalam golongannya, unsur gas mulia makin larut dalam air. Hal ini disebabkan makin
ke bawah, ukuran atom gas mulia makin besar sehingga makin mudah membentuk klatrat
(makin mudah larut dalam air).
Cara mendapatkan gas mulia dari udara bebas adalah dengan mendestilasi udara
tersebut. Destilasi adalah cara pemisahan campuran menjadi zat-zat tunggal dengan dasar
perbedaan titik didih di antara zat-zat yang ada dalam campuran tersebut tidak berbeda jauh.
Khusus untuk Rn hanya diperoleh melalui isolasi gas Rn dari rongga batuan uranium.
Masing-masing gas mulia mempunyai kegunaannya. He berguna sebagai pengisi
balon udara, pencampur oksigen pada tabung penyelam, dan sebagai pendingin untuk suhu
mendekati 0 K. Ne, Ar, dan Kr, ketiganya berguna untuk pengisi bola lampu, lampu TL,
lampu reklame (Ne berwarna merah, Ar berwarna merah muda, Kr berwarna putih,
dan Xe berwarna biru) dan pendingin pada reaktor nuklir. Xe untuk obat bius pada
pembedahan. Senyawa Xe dengan oksigen, seperti XeO3, XeO4merupakan oksidator yang
sangat kuat. Rn bersifat radioaktif dan berguna untuk terapi kanker.
D.HALOGEN
Semua unsur halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Hal ini
disebabkan karena unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif akibat dari
keelektronegatifannya yang besar, bahkan paling besar di antara semua golongan unsur yang
ada. Garam dari air laut adalah sumber utama unsur-unsur halogen.
Unsur halogen bereaksi autoredoks dengan air. Kecuali flourin (F2) bereaksi dengan
air membentuk asam halida dan gas oksigen. Semua unsur halogen bereaksi dengan logam
membentuk garam halida. Hidrokrabon tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) akan
mengalami reaksi adisi bila direaksikan dengan unsur-unsur halogen. Unsur-unsur halogen
bila bereaksi dengan sesamanya akan membentuk senyawa interhalogen. Berikut adalah
reaksi-reaksinya:
#contoh reaksi garam halida dengan KMnO4:
#contoh elektrolisis lelehan dan larutan garamnya:
Asam dari unsur halogen ada dua macam, yaitu asam halida (HX) dan asam
oksihalogen (HXO). Untuk membuat asam halida dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Urutan tingkat keasaman dari asam halida adalah HI>HBr>HCl>HI.
Tingkat keasaman asam halida dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya.
Makin besar jari-jari atomnya, maka gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikatan makin
lemah, sehingga atom H mudah lepas dari molekul asam halidanya. Atom H mudah dilepas
itu menunjukan larutan senyawa halida makin asam karena dalam larutan makin banyak
mengandung ion-ion H+.
Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah HClO>HBrO>HIO. Yang
mempengaruhi tingkat keasamannya adalah keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih
elektronegatif akan memiliki sifat lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur
halogen yang sama, maka yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O
yang diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan semakin asam.
Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen dari atom Cl) adalah
HClO4>HClO3>HClO2>HClO.
Kegunaan unsur/senyawa halogen:
Pendingin: freon (CFC)/gas AC
Fotografi: AgI, AgBr
Pupuk batang & akar:KCl
Pengawet kayu: NaF
Ukiran gelas: HF
Anti septik: I2/betadine
Desinfektan: Ca(OCl)2/kaporit
E.ALKALI (IA) dan ALKALI TANAH (IIA)
Alkali dan alkali tanah bersumber dari air laut, batuan, dan peluruhan unsur
radioaktif. Litium diperoleh dari batuan spodumen (LiAl(SiO3)2, natrium dari air laut berupa
garam dapur (NaCl) dan dari sendawa chili (NaNO3), Kalium dari batuan karnalit
(KCl.MgCl2), sesium dari pollusit (CsAl(SiO3)2) dan fransium dari luruhan Ac-277 dengan
emisi sinar alfa. Berilium diperoleh dari beril (Be3Al2Si8O18), magensium dari magnesit
(MgCO3) dan dolomit/cangkang telur (MgCO3.CaCO3), kalsium dari batu kapur (CaCO3)
dan gips (CaSO42H2O), stronsium dari stronsianit (SrCO3), barium dari barit (BaSO4) dan
witerit (BaCO3), dan radium dari luruhan Th-230 dengan memancar sinar alfa.
Di alam, unsur-unsur alkali dan alkali tanah berada dalam bentuk senyawanya. Hal
ini di sebabkan karena alkali dan alkali tanah besifat sangat reaktif, mudah teroksidasi
sehingga keadaannya akan selalu bersenyawa dengan atom-atom unsur lain. Kereaktifan dan
kemudahan teroksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah disebabkan oleh energi ionisasi
dan potensial reduksi standarnya (E0) yang kecil. Baik alkali maupun alkali tanah bereaksi
dengan air dingin, kecuali Be tidak bereaksi dengan air dan Mg bereaksi dengan air panas.
Hasil reaksi antara air dengan alkali/alkali tanah adalah senyawa basa dan gas hidrogren.
Berikut adalah persamaan reaksinya:
Reaksi alkali dan alkali tanah dengan O2 akan membentuk tiga jenis senyawa, yaitu senyawa
oksida (biloks O=-2), peroksida (biloks O=-1), dan superoksida (biloks O=-1/2).
Reaksi dengan H2 membentuk senyawa hidrida. Reaksi dengan unsur halogen
membentuk garam halida. Reaksi dengan asam membentuk garam halida dan gas
hidrogen. Semua alkali tanah bereaksi dengan gas nitrogen membentuk garam nitrida. Dari
unsur alkali, hanya Li yang dapat bereaksi
dengan N2 membentuk garam nitrida/LiN3.
Uji nyala alkali dan alkli tanah memberikan warna yang khas untuk setiap unsurnya.
Dalam uji nyalanya unsur-unsur alkali: Li berwarna merah, Na berwarna kuning, K berwarna
bungur, Rb berwarna kuning biru, Cs berwarna biru dan unsur-unsur alkali tanah: Ca
berwarna orange, Sr berwarna merah, dan Ba berwarna hijau.
Dalam uji kelarutan garamnya dalam air, semua garam IA larut dalam air kecuali LiF
dan Li2CO3. Adapun garam-garam IIA, kelarutannya dalam air mengikuti pola-pola berikut:
Untuk mendapatkan unsur-unsur alkali dan alkali tanah hanya bisa dilakukan
dengan elektrolisis lelehan garamnya saja. Elektrolisis lelehan garam NaCl dan LiCl
untuk mendapatkan Li dan Na disebut proses Downs dan elektrolisis lelehan garam
MgCl2 untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow.
Berikut adalah kegunaan garam dan logam alkali dan alkali tanah, NaCl: bumbu
masakan/pengawet. NaOH: bahan baku pembuatan sabun/detergen. Senyawa alkali tanah:
campuran kembang api.Magnalium (Mg, Al, dan Ca) dan Duralumin ( Mg,Al, Cu, dan Mn):
konstruksi pesawat terbang/mobil. CaSO42H2O (Gips): pembalut tulang patah dan kapur
tulis. MgSO47H2O (garam inggris): obat cuci perut.
F.PERIODE III
Unsur-unsur yang ada dalam periode iii adalah natrium (Na), magnesium (Mg),
Aluminium (Al), silikon (Si), Fosfor (P), sulfur (S), klor (Cl), argon (Ar). Na diperoleh dari
air laut berupa garam dapur (NaCl), magnesium diperoleh dari magnesit (MgCO3) dan
cangkang telur/dolomit (MgCO3.CaCO3), aluminium diperoleh dari bauksit (Al2O3.2H2O),
silikion diperoleh dari pasir kuarsa/silika (SiO2), fosfor diperoleh dari apatit/batu
karang (Ca3(PO4)2), sulfur diperoleh langsung dalam bentuk unsurnya dari tanah belerang,
klor dari air laut berupa garam dapur, dan argon diperoleh dalam bentuk unsur bebasnya dari
udara bebas.
Untuk mendapatkan unsur Na dan Mg dapat dilakukan dengan mengelektrolisis
lelehan garamnya. Elektrolisis lelehan garam NaCl untuk mendapatkan Na disebut proses
Downs dan elektrolisis lelehan garam MgCl2untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow.
Sedangkan Al diperoleh dari bauksit (Al2O3.2H2O) dengan mengelektrolisis leburan Al2O3.
Proses elektrolisis leburan Al2O3 untuk mendapatkan Al disebut proses hall. Si diperoleh
dari reduksi pasir kwarsa/SiO2 dengan karbon/C. P diperoleh dari proses wohler yaitu
pemanasan batu karang dengan pasir, yang dilanjutkan dengan reaksi reduksi menggunakan
karbon. Adapun untuk mendapatkan S dilakukan proses frasch yaitu belerang dalam tanah
ditekan dengan udara dan uap air bersuhu dan tekanan tinggi. Cl diperoleh dari eletrolisis
baik larutan maupun lelehan garamnya. Sementara itu, unsur terakhir dari periode ketiga dari
kiri ke kanan yaitu argon diperoleh dari destilasi udara bebas dan dari reaksi udara bebas
dengan karbid (CaC2).
Adapun kegunaan unsur-unsur periode ketiga adalah Na untuk industri sabun,
penyedap, dan pemanis. Ar untuk pengisi bola lampu dan lampu reklame. Mg dengan Al dan
Ca (magnalium) untuk rangka pesawat terbang. Cl sebagai bahan untuk plastik dan
freon. Si untuk transistor, chips komputer, gelas, keramik, pengering (silika gel). S untuk
membuat asam sulfat H2SO4 sebagai bahan untuk pupuk, kertas, baterai, tekstil, farmasi dan
lain-lain, dan P untuk membuat H3PO4 sebagai bahan pupuk fosfat.
G.UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE IV
Unsur-unsur transisi periode IV adalah skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V),
kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Sc diperoleh dari Sc2O3XH2O, Ti diperoleh dari rutil/TiO2, V diperoleh dari
vanadit/Pb(VO2)2, Cr dari PbCrO4, Mn dari batu kawi (pirolusit)/MnO2, Fe dari
hematit/Fe2O3 dan magnetit/Fe3O4, Co dari CoS, Ni dari NiS, Cu dari CuFS2(kalkopirit)
dan seng dari ZnS (seng blende).
Ciri-ciri dari unsur-unsur transisi periode IV adalah elektron valensi tengah mengisi
d, semuanya logam, biloks bervariasi (kecuali Sc3+ dan Zn2+), senyawanya berwarna
(kecuali Sc3+, Zn2+, dan Ti4+), bersifat paramagnetik/menarik medan magnet (dikarenakan
mempunyai elektron tidak berpasangan pada orbital sub kulitnya), membentuk kompleks
koordinasi, dan dapat digunakan sebagai katalis. Misalnya Ni untuk katalis hidrogenasi, Fe
untuk katalis proses Haber-Bosch, dan V2O5 untuk katalis proses kontak dalam pembuatan
H2SO4.
Teknik untuk mengolah bijih menjadi logamnya disebut teknik
metalurgi. Langkah-langkah dalam teknik metalurgi adalah
1) Flotasi (pengapungan), yaitu membersihkan logam dari
pengotornya dengan teknik pengapungan oleh buih detergen.
2) Pemanggangan, yaitu cara mengolah logam menjadi senyawa
oksidanya dengan mengalirkan gas oksigen dalam suhu
yang tinggi ke dalam biji logam yang sudah dibersihkan.
3) Reduksi, yaitu mengolah senyawa oksida logam
menjadi logamnya dengan reaksi reduksi menggunakan
karbon.
4) Elektrolisis, yaitu proses memurnikan logam kotor yang
diperoleh dari proses reduksi menjadi logam murninya.
*Kegunaan unsur-unsur transisi periode IV:
Tembaga, seng, nikel: pipa, kabel listrik, perunggu (Cu dan Sn), kuningan (Cu dan Zn),
monel (Cu dan Ni), koin/mata uang (Cu, Sn, dan Zn).
Nikel, kromium, dan besi: katalis reaksi hidrogenasi (pembuatan margarin), stainless steel
(Cr, Ni, dan Fe), elemen pemanas/nikrom (Ni 80% dan Cr 20%).
Perak dan emas: perhiasan, mata uang, gigi palsu, film foto dan kertas foto (AgBr dan AgI)
BAB III
KIMIA LINGKUNGAN
Perkembangan IPTEK memacu terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran
air, tanah dan udara. Pencemaran air yang diakibatkan oleh dampak perkembangan industri
harus dapat dikendalikan, karena bila tidak dilakukan sejak dini akan menimbulkan
permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup manusia maupun alam sekitarnya. Salah
satu hal yang perlu dilakukan dalam pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan
adalah melakukan analisis unsur-unsur dalam ikan air tawar, terutama Pb, Cu, dan Hg.
Pencemaran logam-logam tersebut dapat mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada
konsumen, karena di dalam tubuh unsur yang berlebihan akan mengalami
etoksifikasi(keracunan) sehingga membahayakan manusia. Logam berat umumnya bersifat
racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah
kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang terkontaminasi
oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian
akan terakumulasikan. Jika keadaan ini berlangsung terus menerus, dalam jangka waktu lama
dapat mencapai jumlah yang membahayakan kesehatan manusia.
Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat serius untuk
ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Sejak kasus merkuri di
Minamata Jepang pada 1953, pencemaran logam berat semakin sering terjadi dan semakin
banyak dilaporkan. Agen Lingkungan Amerika Serikat (EPA) melaporkan, terdapat 13
elemen logam berat yang diketahui berbahaya bagi lingkungan. Di antaranya arsenik (As),
timbal (Pb), merkuri (Hg), dan kadmium (Cd). Logam berat sendiri sebenarnya merupakan
unsur esensial yang sangat dibutuhkan setiap makhluk hidup, namun beberapa di antaranya
(dalam kadar tertentu) bersifat racun. Di alam, unsur ini biasanya terdapat dalam bentuk
terlarut atau tersuspensi (terikat dengan zat padat) serta terdapat sebagai bentuk ionik.
Dampak dari pencemaran logam berat ini sering dilaporkan. (Dony Purnomo, 2009, Logam
Berat Sebagai Penyumbang Pencemaran Air Laut, )
Merkuri (Hg) merupakan zat yang mudah menguap yang terbentuk sebagai fraksi
halus, unsur, jejak, dan ion seharusnya diwaspadai apabila terakumulasidalam jumlah tertentu
karena berdampak merugikan bagi lingkungan hidup
Apabila ketika suatu zat pencemar yang berbahaya telah mencemari
permukaantanah dan menguap kemudian terbawa air hujan dan meresap kedalam tanah maka
akan mencemari air tanah. Di dalam perairan seperti sungai, logam berat banyak ditemukan
pada sedimen. Karena logam berat yang semula terlarut dalam air sungai diadsorbsi oleh
partikel halus (suspended solid) dan oleh aliran air sungai dibawa ke muara. Air sungai
bertemu dengan arus pasang di muara sungai, sehingga partikel halus. tersebut mengendap di
muara sungai. Hal inilah yang menyebabkan kadar logam berat dalam sedimen muara lebih
tinggi dari laut lepas larut mengalamiproses pengenceran yang berada di kolom air lama
kelamaan akan turun ke dasar dan mengendap dalam sedimen.
A.Pengertian Logam Berat
Mungkin istilah logam berat sudah tak asing bagi para kimiawan. Dari nomor atom
sampai efek fisiologis telah secara rinci dibahas dalam buku-buku kimia terutama kimia
anorganik dan kimia lingkungan. Tapi tak demikian dengan orang awam. Mungkin istilah
logam berat masih terasa asing di telinga mereka dan didefinisikan secara sederhana saja
yaitu logam yang berat (dalam artian ditimbang) seperti besi, baja, aluminium dan tembaga.
Terlepas dari definisi di atas, biasanya dalam literatur kimia istilah “logam berat” digunakan
untuk memerikan logam-logam yang memiliki sifat toksisitas (racun) pada makhluk hidup.
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai
alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 1995). Logam
berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain.
Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau
masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya
menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat
dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan
dalam pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim
(Wilson, 1988). Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama
dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari
tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil
limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam neraca global sumber yang berasal dari
alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3,
terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen,
1977). Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg)
merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S
menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim
bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus karboksilat (-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi
dengan logam berat. Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada sel-sel membran yang
menghambat proses transpormasi melalui dinding sel. Logam berat juga mengendapkan
senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya (Manahan, 1977).
Dampak merkuri bagi kesehatan
Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang
telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam
berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn,
Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial
atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau
bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat
tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja
enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan
bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur
masuknya adalah melalui kulit, pernapasan dan pencernaan.
Dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan
bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan Merkuri tingkat awal, pasien
merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau,
mudah lelah, gangguan psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala. Jika
terjadi akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil, gangguan
pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian dari otak kecil. Turunan oleh
Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang
dapat berupa gangguan mental. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat menyebabkan
kerusakan saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun
shock.
Penting untuk diketahui, air raksa sangat beracun bagi manusia hanya sekitar 0,01
mg dalam tubuh manusia dapat menyebabkan kematian. Sayangnya setelah air raksa yang
sudah masuk ke dalam tubuh manusia, tidak dapat dibawa keluar. Kontaminasi dapat melalui
proses menelan atau penyerapan melalui kulit. Efek jangka pendek dari uap raksa adalah
lemah, panas dingin, mual, muntah, diare, dan gejala lain dalam waktu beberapa jam. Jangka
panjang terkena uap raksa menghasilkan getaran, lekas marah, insomnia, kebingungan, keluar
air liur berlebihan, ritasi paru-paru, iritasi mata, reaksi alergi, dari kulit rashes, nyeri dan
sakit kepala dan lainnya. Mercury memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada
manusia, di antaranya sebagai berikut:
Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan
hati.
Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok
sulfur di dalam protein dan enzim.
Merkuri (Hg) organik dari jenis metil-merkuri dapat memasuki placenta dan merusak janin
pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom,
mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan merkuri dapat membawa epidermic
seperti : Tidak berfungsinya otak (gangguan syaraf seperti parestesia, ataxia,dysarthria),
Kanker, Kerusakan saluran pencernaan, Gangguan kardiovasculer, Gangguan psikologik
berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi, Kegagalan ginjal akut , Kerusakan liver
pada kelahiran (cacat lahir), dan Kematian.
Dampak yang ditimbulkan Merkuri (Hg) Bagi tanah dan air (Lingkungan)
Air raksa termasuk salah satu logam berat, dengan berat molekul tinggi. Dalam
kadar rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia. Beberapa logam berat lainnya adalah magnesium (Mg), timbal (Pb),
tembaga (Cu), kromium (Cr), dan besi (Fe). Air raksa (Hg) diperlukan untuk pertumbuhan
kehidupan biologis, tetapi dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun. Oleh karena itu,
keberadaan logam berat perlu mendapat pengawasan, terutama dari segi jumlah
kandungannya di dalam air (Noviardi drr., 2007). Air raksa dalam kondisi temperatur kamar
berbentuk zat cair, bila terjadi kontak dengan logam emas akan membentuk larutan padat
(Sevruykov drr., 1960). Larutan padat biasa disebut amalgam, yaitu merupakan paduan
antara air raksa dengan beberapa logam (emas, perak, tembaga, timah, dan seng). Aktivitas
penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yaitu tanah.
Salah satu kegiatan pertambangan yang memiliki pengaruh besar mencemarkan tanah adalah
pertambangan emas.
Pada pertambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri (Hg)
dalam proses pemisahan emas dari bijinya. Merkuri tergolong sebagai bahan berbahaya dan
beracun, yang dapat mematikan tumbuhan, organism tanah, dan mengganggu kesehatan
manusia. Mercury dapat terakumulasi dilingkungan dan dapat meracuni hewan, tumbuhan,
dan mikroorganisme.. Setelah raksa mencapai permukaan air atau tanah microrganisms dapat
dikonversi ke methyl mercury, suatu zat yang dapat diserap oleh sebagian besar organisme
dengan cepat dan diketahui menyebabkan kerusakan saraf. Ikan adalah organisme yang
menyerap jumlah besar methyl raksa dari permukaan air setiap hari.
Besar kecilnya kandungan air raksa disebabkan oleh adanya fluktualisasi kegiatan
penambangan, pengolahan, dan iklim/cuaca. Fluktuasi tersebut adalah sebagai berikut:
Aktivitas penambangan: jumlah penambang semakin banyak apabila ditemukan bijih
dengan kandungan emas yang cukup tinggi.Pengolahan: kadar emas yang baik dengan
jumlah bijih hasil penambangan besar, maka jumlah pengolah bijih emas juga akan
meningkat. Iklim/cuaca: pada musim kemarau konsentrasi air raksa akan lebih besar
dibandingkan dengan musim hujan. Tingkat mobilitas air raksa pada musim kemarau tidak
akan jauh dari tempat pengolahan (sumbernya) karena arus air sungai menurun, sedangkan
mobilitas air raksa akan terbawa arus air sungai lebih jauh dari tempat pengolahan
karena debit air lebih besar dibandingkan musim kemarau. Besar kecilnya arus air sungai
ini sangat bergantung pada iklim maupun cuaca.Jarak pengambilan percontoh air dengan
tempat pengolahan bijih emas: semakin jauh dari pengolahan bijih emas umumnya
penyebaran air raksa juga semakin kecil (menurun).
Air tanah yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, baik untuk air minum, sektor pertanian pangan, perikanan,peternakan bisa tercemar
merkuri melalui hujan yang membawa penguapan merkuri pada udara baik secara langsung
maupun tidak langsung, sehingga dampak yang diberikan oleh pemanfaatan air tanah tersebut
menyebabkan toksin dalam berbagai produk hasil pertanian, perikanan dan peternakan
tersebut mambawa dampak negative bagi manusia yang mengkonsumsinya,
dampak langsung dari bentuk racun dari air raksa saat masuk pada tubuh manusia
adalahmethyl mercury (CH3Hg+dan CH3 -Hg-CH3) dan garam organik, partikel
mercurickhlor (HgCl2).Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan
air yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut.Elemen merkuri
mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapipersenyawaan
methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama merkuri berbentuk metal
(logam) (Supriadi, 2007)
Merkuri (Hg) merupakan zat yang mudah menguap yang terbentuk sebagaifraksi
halus, unsur, jejak, dan ion seharusnya diwaspadai apabila terakumulasidalam jumlah tertentu
karena berdampak merugikan bagi lingkungan hidup. Apabila ketika suatu zat pencemar
yang berbahaya telah mencemari permukaantanah dan menguap kemudian terbawa air hujan
dan meresap kedalam tanah maka akan mencemari air tanah.
Merkuri adalah suatu senyawa kimiawi toksik yang menjadi perhatianglobal karena
menimbulkan bahaya yang signifikasi terhadap kesehatan manusia,satwa dan ekosistem.
Merkuri merupakan senyawa kimia berbahaya yangberbentuk cair . Karena berbentuk cair
sehingga sangatlah mudah mencemari tanahdan resapan permebealitas tanah menuju air
tanah. Ketika dilepas ke lingkungan,merkuri bergerak mengikuti aliran udara dan jatuh
kembali ke bumi. Kadang kala dekat dengan sumber asalnya dan terkadang jauh dari
sumbernya. Merkuri dapatmeresap melalui tanah lalu bergerak ke saluran-saluran
permeabilitas tanah,terendap dalam akuifer tanah. Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanahmendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara
dan air sekaligus penopang akar . Struktur tanah yang berongga-ronga juga menjadi tempat
yangbaik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh.Tanah juga menjadi habitatmikroorganisme.
Tanah dan air tanah merupakan tempat awal dari kehidupanrantai makanan. Tanah terdiri dari
empat komponen utama yaitu bahan mineral,bahan organik, udara dan air tanah. Tanah
mengandung 50 % ruang pori-poriterdiri dari udara (O2) dan air (H2O). Volume fase padat
menempati lebih kurang45 % bahan mineral tanah dan 5 % bahan organic. Pada kandungan
air yangoptimal untuk pertumbuhan tanaman, maka persentase ruang pori-pori adalah 25%
terisi oleh air dan 25 % oleh udara. Di bawah kondisi alami perbandingan udaradan air ini
selali berubah-ubah, tergantung pada cuaca dan faktor lainnya.
Merkuri merupakan bahan kimia yang stabil, tidak dapat bercampur dengan zat lainnya.
Tanah yang telah mengandung merkuri dapat menimbulkan pencemaran tanah dan air tanah.
Pencemaran tanah dan air tanah sebagaiberikut :
Merkuri dapat menguap ke dalam udara dan bersatu dengan hujan
Hujan masuk ke dalam tanah sehingga menyebabkan penurunan pH tanah dan mempengaruhi
kehidupan organisme tanah serta keasaman air tanah.
Merkuri dapat mempengaruhi tanaman di sekitar tanah yang tercemar sehingga tanah tidak
mempunyai penompang kesuburan akibatnya tanah menjdai gersang dan hilangnya air tanah
dalam tanah
Merkuri mempengaruhi organisme dalam tanah. Dampaknya adalah pada unsur hara dan
kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk buatan seperti fungisida merkuri dapat menyebabkan tanah menjadi asam,
yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman Tanaman menjadi layu,
berkurang produksinya dan akhirnya mati.
Pencemaran tanah oleh penyemprotan metal merkuri, sisa dari penyemprotan tersebut akan
terbawa oleh air hujan akhirnya mengendapdalam tanah
Penggunaan secara terus menerus dapat mengakibatkankerusakan tekstur tanah, tanah
mengeras dan akan retak pada musim kemarau
Merkuri dapat terendap di dalam tanah dalam jangkau waktu yang sangat lama. Sehingga
tanah sangatlah susah untuk dipulihkan kembali.
Aktivitas penambangan yang menggunakan merkuri selain bahan merkurinya dapat juga
menimbulkan longsor dan erosi dari kegiatan penambangan tersebut.
.
Media – media pencemaran tanah dan air tanah oleh merkuri
Media atau sumber pencemaran oleh merkuri di bumi ini di bagi atas :
Sekitar 65 % dari pusat pembakaran, diantaranya pembakaran batubara,pembangkit listrik
tenaga uap. Dan paling besar bersumber di USA dari pengguna seluruh bumi (40 %) Merkuri
dari sumber ini menguap ke udara dan bercampur menjadi hujan.Dankemudian merkuri
mengendap melalui run off dari hujan
Sekitar 11% dari produksi penambangan emas Salah satu fungsi dari merkuri adalah sebagai
bahan penambagan emas, yaitu pada pengolahanbijih emas. Namun pengolahan emas dengan
menggunakan raksa sangat berbahaya karena dapat merugikan dan menimbulkan pencemaran
bahkan hingga mampu menimbulkan korban jiwa. Sebagaimana kasus pencemaranyang
terjadi di teluk buyat pada beberapa tahun yang lalu. Masyarakat sekitar yang mengkonsumsi
ikan menderita penyakit gangguan syaraf dan kanker yang terjadi setelah sekian belas tahun.
Hasil studi lebih lanjut juga menemukan sejumlah fakta bahwa tanah sekitar daerah
pencemaran merkuriterkena imbas dari dampak ini. Proses pengolahan ini menjadi
sorotankarena menghasilkann tailing dengan kandunga Hg signifikan. Air yang tercemar
merkuri merembes ke permukaan tanah oler run ± off kemudianmengendap dalam kandungan
melibihi ambang pada tumbuhan sekitar dan biji-bijian. Kasus penimbunan senayawa
merkuri oleh binatang yang memakan tumbuhan dan organisme plaktonik yang mengandung
ion-ion merkuri.
Sekitar 6,8 % berasal dari produksi peleburan metal, baja, besi dan perak. Dimana merkuri
digunakan sebagai pencampuran peleburan merkuri yangdihasilkan berupa limbah merkuri.
Sekitar 6,4 % dari produksi semen merkuri dari sumber produksi semen untuk penetralan dan
pencampuran bahan semen menghasilkan limbah merkuri.
Sekitar 20 % berasal dari pengunaan Fungisida-merkuri Untuk membasmi fungi pada
peyimpanan gandum Fungisida ini adalah alkil merkuri yang sangat berbahaya Di dasar tanah
dan air tanah ataupun tempat yang berlumpur (campuran tanah dan air), bakteri dapat
mengubah merkuri anorganik menjadi metil merkuri yang beracun. Organisme dalam tanah
dapat menimbun merkuri 105 kali lebih besar dari konsentrasi merkuri Sedangkan air tanah
dapat mengendapkan 2 kali lipat dari hasil pengendapan itu karena air tanah terdapat di
lapisan bawah permukaan tanah.
Mengurangi jumlah klorofil pada tanaman akibat penyerapan air tanah yang telah tercemar
merkuri
Mengurangi pertumbuhan tanaman
Merusak pertumbuhan akar dan funginya
Merusak daun dan menurunkan produksi
Mematikan tanaman
1,4 % berasal dari industri baja
1,1 dari produksi merkuri terutama baterai
.
Proses Pencemaran tanah dan air tanah oleh merkuri
Merkuri merupakan benda cair,hydrargyrum, air/cairan perak unsur golongan transisi
berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur yang berbentuk cair dalam suhu
kamar serta mudah menguap. Karena merupakan benda cair sehingga merkuri dengan mudah
meresap ke dalam tanah. Tanah yang mengandung 50 % pori-pori yang terisi air dan udara
lebih mempermudah merkuri yang merupakan benda cair untuk bereaksi ke dalam tanah
Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah
yang melewati deposit Hg. Apabila masuk ke dalam air tanah, kemudaia air tanah mengalir
masuk menuju ke perairan dengan system. permeabilitas tanah. Merkuri mudah bereaksi
dengan unsur yang ada dalam tanah dan air dan membentuk HgCl (merkurianorganik).
Merkuri anorganik akan berubah oleh peran mikro organisme. Merkuri dapat pula
bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organomerkuri. Senyawa organo merkuri
yang paling umum adalah methyl merkuri yang dihasilkan oleh mikro organisme dalam tanah
dan air.
Komponen merkuri yang digunakan dalam pestisida, umumnya memasuki tanah dengan
jumlah 1g/ha sampai 200g/ha (0,0005±0,1 ppm), yang mana apabila lebih dari tingkatan itu
dapat menghancurkan organik dalam tanah dan nitrogen dalam mineral tanah. Tanah
mengandung CO2 dengan kesuburan tanah NH2dan NaOH. Merkuri dapat bereaksi dengan
nitrogen tanah membentuk methyl mercuryHg(NO2)3. Methyl merkuri dapat terendap
dengan skala waktu yang cukup lama di dalam tanah karena merkuri stabil dan tidak dapat
dipisahkan bahkan dicampurkan dengan zat lain
F. Upaya pencegahan dan pemulihan akibat merkuri
Air limbah yang bercampur merkuri dari proses produksi emas diperlukan sebelum di buang
ke lingkungan. Salah satu proses sederhana yang diperlukan untuk penurunan kadar merkuri
adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi dan filtrasi.
Penanggulangan (pengendalian dan pencegahan) dampak pencemaran dilakukan dengan
penataan kembali tata ruang
Kompensansi pemulihan dan rehabilitasi daerah yang tercemar agar tidak menyebar ke
lingkungan yang lebih luas karena bahkan untuk saat ini sangatlah susah untuk memulihkan
tanah dan air yang telah tercemar oleh merkuri apalagi untuk negara Indonesia penyebabnya
tentu saja kekurangan teknologi dan biaya
Fitoremidiasi yaitu teknologi pencegahan pencemaran polutan berbahayadalam tanah atau air
dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperkomulator plant)
Proses fitoremidiasi adalah :
Phytoacumulation : proses tumbuhan menarik zat kontamin sehingga berakumulasi di sekitar
akar tumbuhan
Rhizofiltration : proses adsoprsi/pengendapan zat kontamin oleh akar untuk menempel pada
akar
Phytostabilization : penempelan zat-zat kontamin tertentu pada akar yangtidak mungkin
terserap ke dalam batang tumbuhan
Rhyzodegradation : penguraian zat-zat kontaminan aloeh aktivitas mikroba
Phytodegradatrion : penguraian zat kontamin
Phytovolatization : transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah
menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya
top related