kiprah kh. zenal mustofa terhadap perkembangan …
Post on 21-Nov-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA TERHADAP PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM DI SUKAMANAH SINGAPARNA TASIKMALAYA
Oleh : Lukman Hakim
Abstrak
Dilihat dari perkembangan sejarah, kehadiran pendidikan Pondok Pesantren
tampaknya sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Oleh karena itu tak
salah jika disebut bahwa Pesantren adalah pendidikan pertama ada di Indonesia.
Tujuan pendidikan Pondok Pesantren adalah untuk menyebarkan ajaran islam,
yang melahirkan masyarakat cinta agama, bangsa dan negara, serta
transpormasi nilai-nilai dan ajaran ke-Islam-an, untuk menggali informasi tentang
sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa dan kiprahnya terhadap perkembangan
pendidikan si Singaparana Tasikmalaya, pengguna metode pendekatan kualitatif
secara umum penelitian kualitatif sifatnya deskriftif analitik.
Hasil dari penelitian bahwa perkembangan pendidikan di Tasikmalaya
mengalami peningkatan yang berarti, diantaranya berkat peran KH. Zenal
Mustofa, yang selanjutnya melahirkan ulama yang besar di Tasikmalaya dan
sekitarnya. Ke depan Pendidikan Pondok Pesantren harus lebih meningkatkan
eksistensi dan peran sertanya terlebih untuk meningkatkan kualitas sumber daya
melalui amal ma’ruf nahyi mungkar.
Abstract
According to the historical development, the presence of boarding school
education have appears far before Indonesia's independence. Therefore, it is not
wrong if it mentioned that boarding school is the first school in Indonesia.
The purpose of boarding school is to spread the teachings of Islam, that the
express of sociaty love religion, nation and state, as well as transpormation
values and teachings progress Islamic education, to discover of information about
the history of the struggle KH. Zenal Mustafa and his progress on the
development of the education in Singaparana Tasikmalaya, it’s using the
qualitative approach method. Generally, that the characteristic of qualitative
research is descriptive analytic.
The results from the research that the development of education in Tasikmalaya
has increased that means, such as KH. Zenal Mustafa, who is expressing great
scholars of islam in Tasikmalaya and its environs. Education Boarding school
must be increase of existence and participation especially to increase the quality
of resources through of amal ma'ruf nahyi mungkar
Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Dilihat dari spektrum pembangunan bangsa, peran pondok Pesantren di
samping menjadi lembaga pendidikan islam, Pesantren juga sebagai bagian
infrastruktur masyarakat secara sosiokultural ikut berkiprah dalam proses
pembentukan kesadaran masyarakat untuk memiliki idealisme demi
kemajuan bangsa dan negaranya.
Kini sesudah 63 tahun Indonesia merdeka dan berada dalam kesejarahan
Orde Reformasi, terutama setelah terpilih salah seorang tokoh pesantren
yaitu KH. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden RI ke-4, pondok pesantren
semakin ikut memerankan diri secara maksimal dalam kiprah kependidikan.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial tumbuh
diam-diam di pedesaan dan perkantoran. Jumlah lembaga tersebut terus
meningkat dari tahun ke tahun. Dalam catatan Departemen Agama jumlah
pesantren pada tahun 1977 sebanyak 4.195 buah dengan santri 677.384
orang. Jumlah tersebut meningkat menjadi 5.661 pesantren dengan 938.397
orang santri pada tahun 1981 (Yacub, 1985:68). Kemudian tahun 1999
jumlah tersebut meningkat secara signifikan menjadi 10.000 pesantren
(Depag, 1999).
Dalam hal pembangunan bangsa, keberadaan pesantren menjadi
penting. Karena tidak sedikit alumni-alumni pesantren yang menjadi
pimpinan bansa dan menjadi pahlawan (Ali, 1987:17).
Salah satu dari sekian banyak tokoh pesantren menjadi pahlawan
diantaranya KH.Zenal Mustofa dari Tasikmalaya. Ia lahir di kampung Bageur,
Desa Cimerah, kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya pada tahun
1901, (Muslim, 2000).
Kiprah KH. Zenal Mustofa dalam pengembangan pendidikan Islam di
Tasikmalaya tidak dapat diragukan lagi. Banyak diantara santri-santrinya
yang kini telah menjadi kyai besar, seperti KH. Ilyas Ruhiyat, yang pernah
menjadi Rois Syuriah PBNU periode 1994-1999 yang kemudian
mengembangkan Pesantren Cipasung.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
meneliti lebih jauh mengenai kiprah KH.Zenal Mustofa dalam perkembangan
pendidikan Islam khususnya di Singaparna Tasikmalaya.
Adapun permasalahan yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini
diantaranya :
a. Bagaimana sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa?
b. Bagaimana kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap perkembangan
pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya?
2. Rumusan Masalah
Penelitian tentang kiprah KH. Zenal Mustofa dalam perkembangan
pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya menjadi penting artinya bagi
generasi muda pesantren pelanjut perjuangannya dalam menegakkan
kebenaran dan mengembangkan Islam di daerah tersebut. sebab KH. Zenal
Mustofa merupakan seorang tokoh nasional yang mempunyai semangat
kejuangan dalam melawan penjajahan. Dalam kaitan ini minimal ada tiga
nilai kegunaan dari hasil penilitian ini, diantaranya yaitu :
a. Sebagai penambah wawasan keilmuan penulis tentang sejarah
perkembangan pendidikan Islam di kabupaten Tasikmalaya, khususnya
di Singaparna.
b. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan
acuan dalam penulisan sejarah pendidikan Islam di Tasikmalaya
khususnya, dan umumnya di tingkat nasional
c. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan
kepustakaan bagi pesantren Sukamanah
3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
a. Untuk menggali informasi tentang sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa
b. Untuk menggali informasi tentang kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap
perkembangan pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya
4. Definisi Operasional
Agar tidak menjadi salah penafsiran, maka perlu didefiniskan beberapa
istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Sejarah perjuangan KH. Zenal Mustofa yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah riwayat perjuangan KH. Zenal Mustofa mulai dari riwayat
hidupnya hingga akhir hayatnya
b. Kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap perkembangan pendidikan Islam di
Singaparna Tasikmalaya maksudnya adalah sumbangan dan perjuangan
KH. Zenal Mustofa dalam bidang pendidikan Islam di Singaparna
khususnya, ketika menjadi guru/kiai di Pesantren Sukamanah yang
melahirkan beberapa tokoh penting dalam dunia kepesantrenan
Kajian Pustaka
Penelitian tentang kiprah KH. Zenal Mustofa terhadap perkembangan
pendidikan Islam di Singaparna Tasikmalaya secara khusus masih terbilang
langka. Satu-satunya buku stensitan yang menceritakan sejarah perjuangan KH.
Zenal Mustofa diperoleh dari tulisan yang disusun oleh KH. A. Wahab Muhsin
(Sesepuh Pesantren Sukahideung) dan KH. Fuad Muhsin (Sesepuh Pesantren
Sukamanah), itupun masih bersifat terbatas.
Namun demikian untuk melihat perjuangan KH. Zenal Mustofa, perlu kiranya
ditampilkan sejarah pesantren secara umum sebab, KH. Zenal Mustofa
merupakan salah seorang tokoh pesantren yang berjuang melawan penjajah
melalui pengembangan pendidikan Islam pesantren tersebut.
Penelitian tentang kepesantrenan sudah banyak dilakukan oleh orang,
misalnya Clifford Greetz yang menulis tentang varian masyarakat Jawa ke dalam
tiga bagian, yaitu: santri, abangan dan priyayi. Kemudian Zakhsyari Dofier secara
khusus meneliti tentang tradisi pesantren, khususnya tentang kehidupan kyai.
Muastuhu juga meneliti tentang dinamika Sistem Pendidikan Pesantren.
Sedangkan Karel A. Steenbrink meneliti Pesantren, Madrasah dan Sekolah. Dan
masih banyak lagi penelitian tentang kepesantrenan. Akan tetapi dari sekian
banyak hasil penelitian, tidak satu pun yang meneliti secara khusus tentang
kiprah KH. Zenal Mustofa dalam perkembangan pendidikan Islam lebih bersifat
lokal daerah saja, kendatipun dirinya sudah dinobatkan sebagai pahlawan
nasional.
Kiprah perjuangan KH. Zenal Mustofa sebenarnya tidak lepas dari tradisi dan
moralitas pesantren yang ia kembangkan sebagai ruh perjuangannya. Melalui
pesantren itulah ia berangkat melaksanakan perjuangannya melawan penjajahan
dan kezaliman lainnya.
Jadi dengan demikian peneliti tentang KH. Zenal Mustofa belum pernah
dilakukan oleh para peneliti. Oleh karena itu dalam tulisan ini peneliti akan
dilakukan secara Grounded Research.
Kiprah Perjuangan KH. Zenal Mustofa dalam Perkembangan Pendidikan
Islam di Sukamanah Singaparna Tasikmalaya.
1. Riwayat hidup dan Perjuangan KH. Zenal Mustofa
Nama KH. Zenal Mustofa cukup dikenal di Tasikmalaya, khususnya di
Singaparna. Ia dilahirkan di Kampung Bageur, Desa Cimerah, Kecamatan
Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Pada tahun 1901. Nama kecilnya
adalah umri, kemudian sekembalinya dari menuntut ilmu di Pesantren,
namanya berganti menjadi Hudaemi. Selanjutnya sekembalinya dari
menunaikan ibadah haji, namanya diganti menjadi Zenal Mustofa (Muhsin,
2000).
Riwayat pendidikannya dimulai dari pendidikan Sekolah Rendahan di
kampung halamannya. Setelah mengenyam pendidikan formal, ia
melanjutkan pendidikan ke berbagai pesantren yang pernah disinggahinya,
diantaranya pesantren Gunung Apri dan Pesantren Cilenga selama kurang
lebih 17 tahun (Wahab, 2000).
Watak yang dimiliki oleh KH. Zenal Mustofa sangat terpuji. Ia adalah
seorang alim yang qona’ah, tabah diwaktu berhadapan dengan kesulitan dan
setiap cita-cita dikejarnya dengan himmatil’alilyah (semangat hidup).
Ia adalah seorang guru yang berbakat, dengan cara dan gayanya yang
khas dalam memberikan pelajaran, ia telah mencapai sukses yang besar.
Pada waktu berpidato pada pengajian-pengajian umum, dengan suaranya
yang nyaring, pembahasannya yang berisi padat, mantap dan meresap,
terpakulah mustami’in mengikuti dengan segala kesungguhan.
Disamping itu ia adalah seorang pemimpin yang memiliki syaja’ah,
berwibawa, disegani dan dihormati terutama oleh murid-muridnya. Dan tidak
kurang menonjolnya bahwa ia memiliki watak keras dan tegas terhadap
kemungkaran.
Pengalaman organisasinya tercatat sebagai pengurus Jam’iyah Nahdlatul
Ulama Kabupaten Tasikmalaya sebagai wakil Rois pada tahun 1933. Hal ini
semakin memperkuat kedudukannya sebagai pimpinan pesantren
Sukamanah dan sekaligus sebagai mubaligh, sehingga tidak heran apabila
para santri yang menaruh minat untuk belajar di pesantrennya.
Sikapnya yang keras terhadap kemungkaran ditunjukkan dengan
pertentangannya dengan penjajah Belanda saat itu. Dengan pandangan dan
sikapnya yang istiqomah, ia membenci Pemerintah Belanda. Karena
menurutnya, penjajah Belanda sudah keterlaluan menginjak-injak hak-hak
rakyat, sehingga wajar apabila ia memandang bahwa memerangi Belanda
adalah wajib bagi setiap muslim. Kebenciannya terhadap Belanda ia
tanamkan kepada murid-muridnya melalui pengajian.
Melalui kegiatan pengajian ia memberikan motivasi kepada umat Islam
untuk selalu berjuang melawan penjajah Belanda. Dengan isi pidatonya yang
cukup keras dalam menentang penjajahan Belanda, menimbulkan
kekhawatiran bagi pihak Belanda. Oleh karenanya setiap KH. Zenal Mustofa
melakukan pidato di depan umum, ia selalu dibuntuti oleh kaki tangan
Belanda, malahan seringkali ia diturunkan dari mimbar karena isi pidatonya
yang menyerang Belanda.
Tindakan pemerintah Belanda seperti itu tidak mengurangi semangatnya
untuk terus berjuang membebaskan tanah air dari cengkeraman penjajah.
Akhirnya, dengan rasa kesal, Belanda menangkap KH. Ruhiyat dari
Pesantren Cipasung, H. Riroj, Hambali dan Syafai’i, maka KH. Zenal
Mustofa dijebloskan ke penjara Tasikmalaya, dan kemudian dipindahkan ke
Sukamiskin dan pada tanggal 10 Januari 1942 dibebaskan.
Dalam sejarah perjuangan lainnya, KH. Zenal Mustofa tidak lepas dari
kehidupan penjara ke penjara. Sebab setelah dibebaskan dari penjara
Sukamiskin pada bulan Januari tahun 1942, kemudian pada bulan Februari
1942 ia dipenjarakan lagi di rumah tahanan Ciamis bersama KH. Ruhiyat
Cipasung.
Pada waktu Belanda menyerah kepada Jepang keadaan KH. Zenal
Mustofa masih mendekam di penjara Ciamis bersama KH. Ruhiyat. Baru
pada bulan Maret tahun 1942, berkat pertolongan seorang kolonel Jepang,
kedua tokoh Singaparna tersebut dibebaskan. Tujuan Jepang membebaskan
kedua kyai tersebut adalah untuk menarik keduanya agar bekerja sama
dengan penjajah Jepang.
Setelah keluar dari penjara Ciamis oleh pemerintah Jepang, untuk
beberapa waktu KH. Zenal Mustofa tidak melakukan perlawanan terhadap
penjajah. Untuk sementara waktu ia mempercayai bahwa Jepang jauh lebih
baik dari Belanda.
Namun setelah melihat kelakuan Jepang yang tidak jauh berbeda dengan
Belanda, dan bahkan jauh lebih kejam, akhirnya KH. Zenal Mustofa bangkit
kembali melakukan perlawanan.
Dengan adanya perlakuan Jepang yang kejam dan buas terhadap rakyat,
akhirnya KH. Zenal Mustofa menyusun kekuatan untuk melawan Jepang.
Melalui kegiatan pengajian dan tabligh KH. Zenal Mustofa membakar
semangat warga masyarakat dan santri untuk melakukan perlawanan
terhadap Jepang. Dengan mengambil pusat kegiatan di Pesantren
Sukamanah, kekuatan perlawanan santri dan masyarakat terhadap Jepang
tersebut semakin sengit. Akhirnya pada tanggal 24 Februari 1944, Jepang
mengirimkan satu pleton pasukan bersenjata lengkap untuk menangkap KH.
Zenal Mustofa bersama pengikutnya.
Kedatangan pasukan Jepang dengan maksud menangkap KH. Zenal
Mustofa dan pengikutnya tersebut dengan tidak menghilangkan semangat
mereka untuk melawan. Akhirnya dengan pekikan takbir mereka siap
menghadang pasukan Jepang. Saat itu pasukan Jepang dapat dipukul
mundur. Beberapa anggota pasukan ditahan oleh pengikut KH. Zenal
Mustofa di pesantren Sukamanah.
Kejadian tersebut sangat memukul penjajah Jepang, pada hari Jum’at 25
februari 1944, kira-kira jam 13.00, datang empat pasukan Jepang dengan
congkak dan sombong mendatangi pesantren Sukamanah dan meminta
supaya senjatanya yang dirampas oleh pasukan Jepang dikembalikan serta
menyerahkan KH. Zenal Mustofa ke Pemerintah Jepang. Namun dengan
semangat tinggi dan pekik gema takbir, permintaan kempetai Jepang itu
dijawab dengan perlawanan. Dari empat orang tentara Jepang datang ke
Pesantren Sukamanah, tiga diantaranya mati seketika karena diserang
pengikut KH. Zenal Mustofa, sedangkan yang seorang lagi dapat
menyelamatkan diri.
Selang beberapa waktu setelah terjadi pertempuran, pada waktu ashar
tiba, dalam keadaan siap siaga. Berjaga-jaga takut terjadi pembalasan dari
Jepang, tiba-tiba datang beberapa puluh truk membawa polisi bangsa
Indonesia yang sengaja datang ke Sukamanah untuk diadu domba dengan
pimpinan pesantren. Alangkah terkejutnya pihak Sukamanah melihat yang
berhadapan dengan mereka adalah saudaranya sendiri yang seharusnya
berada di pihak mereka. KH. Zenal Mustofa memerintahkan kepada
pengikutnya untuk tidak menyerang. Namun polisi Indonesia tersebut
sebenarnya hanyalah umpan belaka karena dibelakang truk polisi tersebut
muncul pasukan Jepang dengan senjata lengkap menyerang dengan tiba-
tiba. Akhirnya dengan persenjataan yang sederhana dan jumlah pasukan
yang minim, pasukan KH. Zenal Mustofa dapat dipukul mundur dan KH.
Zenal Mustofa sendiri ditangkap, di bawa ke Bandung dan akhirnya hilang
tanpa ada kabar lagi.
Kurang lebih 25 tahun, keberadaan KH. Zenal Mustofa tidak diketahui.
Namun berkat kekuasaan Alloh SWT, pada tanggal 23 Maret 1970 dengan
bantuan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto memberitahukan bahwa diantara
sederetan nama pahlawan Belanda yang dimakamkan di Ancol terdapat
nama KH. Zenal Mustofa bersama pengikutnya. Berdasarkan dokumen
tersebut, ternyata KH. Zenal Mustofa telah menjalani hukuman mati pada
tanggal 25 bulan Oktober tahun 1944 dan dimakam di Taman Pahlawan
Belanda Ancol Jakarta.
Dengan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya,
Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan nasional kepada
KH. Zenal Mustofa, dan pemerintah daerah tingkat II Kabupaten
Tasikmalaya mengabadikan namanya menjadi salah satu jalan di
Tasikmalaya.
2. Kiprah KH. Zenal Mustofa dalam mengembangkan Pendidikan Islam di
Singaparna
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa kehidupan KH. Zenal
Mustofa penuh dengan nilai-nilai kepahlawanan. Dengan semangat yang
tinggi, ia melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Jepang. Kendatipun
akhirnya ia wafat dihukum mati, namun namanya tetap harum sebagai
pejuang yang gigih dalam membela kebenaran di bumi pertiwi ini.
Dalam melakukan perjuangannya yang dijadikan sebagai masa dan
pertahanan adalah pesantren yang dipimpinnya. Dengan demikian
perjuangan KH. Zenal Mustofa dalam melawan kezaliman tersebut tidak
lepas dari keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan islam. Oleh
karena itu wajar apabila ia memiliki kiprah yang nyata dalam
mengembangkan pendidikan islam khususnya di Singaparna. Dengan
bermodalkan kepahlawanan dan keberanian, maka tidak sedikit masyarakat
dan para santri yang berguru di pesantrennya.
Keberadaan pesantren Sukamanah tidak asing lagi bagi masyarakat
Tasikmalaya dan Jawa Barat umumnya. Sebab, pesantren tersebut dijadikan
sebagai basis perjuangan melawan penjajah, juga tempat tumbuhnya
pengkajian-pengkajian keilmuan islam. Melalui pesantren Sukamanah itulah
banyak lahir ulama besar di Tasikmalaya.
Berdirinya Pesantren Sukamanah pada tahun 1927 merupakan wujud
nyata kiprah KH. Zenal Mustofa dalam perkembangan pendidikan islam di
Tasikmalaya. Selama lebih kurang 17 tahun, ia memimpin pesantren
tersebut. dengan kecerdasan ilmunya, banyak santri yang tertarik untuk
mondok di pesantren itu.
Sepeninggal KH. Zenal Mustofa, kepemimpinan Pesantren Sukamanah
dilanjutkan oleh menantunya yaitu KH. Muhammad Fuad Muhsin, hingga kini
pesantren tersebut terus berkembang dan cukup banyak santri yang belajar
didalamnya. Sebab, pesantren tersebut memiliki kekhasan dalam hal ilmu
Balaghah. Tidak sedikit ahli Balaghah di Tasikmalaya adalah jebolan
Sukamanah.
Kini murid-muridnya telah menyebar ke berbagai pelosok tanah air
menjadi pimpinan pesantren seperti Cipasung, keresek dan lainnya.
Kesimpulan
Akhirnya dengan keterbatasan literatur yang dimiliki, maka dari hasil
pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perkembangan pendidikan Islam di Tasikmalaya terus mengalami
peningkatan yang berarti. Salah satu diantaranya adalah berkat peran
KH. Zenal Mustofa
2. KH. Zenal Mustofa selain sebagai seorang pemimpin pesantren, ia pun
menjadi pahlawan nasional karena berkat jasa-jasanya dalam melawan
penjajah Belanda dan Jepang.
3. Melalui tangannya banyak lahir ulama-ulama dan pesantren di sekitar
Tasikmalaya yang berasal dari Pesantren Sukamanah. Hal ini berarti ia
telah berkiprah dalam pengembangan pendidikan Islam di Tasikmalaya,
karena dengan menyebarnya murid-murid beliau di berbagai daera
Daftar Pustaka
Yacub M, 1985. Pondok Pesantren dan Pembangunan Masyarakat Desa.
Cetakan Pertama, Angkasa, Bandung.
Departemen Agama Kabupaten Tasikmalaya tahun 1999.
Ali A, Mukti, 1987. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Cetakan Pertama,
Rajawali, Jakarta.
Muhsin A, Wahab dan M. Fuad Muhsin, 1973. Sejarah Singkat Perjuangan
Pahlawan Nasional KH. Zenal Mustofa. Pontren Sukamanah, Tasikmalaya.
KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFATERHADAP PERKEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM DISUKAMANAH SINGAPARNA
TASIKMALAYAby Dr. H. Lukman Hakim, M.si
Submission date: 18-Oct-2019 12:41PM (UTC+0000)Submission ID: 1195453228File name: 14._Kiprah_KH.docx (28.72K)Word count: 2509Character count: 16469
9%SIMILARITY INDEX
8%INTERNET SOURCES
0%PUBLICATIONS
4%STUDENT PAPERS
1 1%
2 1%
3 1%
4 1%
5 1%
6 <1%
7 <1%
8 <1%
KIPRAH KH. ZENAL MUSTOFA TERHADAP PERKEMBANGANPENDIDIKAN ISLAM DI SUKAMANAH SINGAPARNATASIKMALAYAORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
tammimsyafii.blogspot.comInternet Source
etheses.uin-malang.ac.idInternet Source
pt.scribd.comInternet Source
Submitted to Universitas Pendidikan IndonesiaStudent Paper
repository.unpas.ac.idInternet Source
anzdoc.comInternet Source
danielstephanus.wordpress.comInternet Source
khayatulkhoiri.blogspot.comInternet Source
9 <1%
10 <1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
15 <1%
16 <1%
17 <1%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches Off
seunuddoncity.blogspot.comInternet Source
agie-fahmi.blogspot.comInternet Source
Submitted to UIN Sunan Ampel SurabayaStudent Paper
www.scribd.comInternet Source
repo.iain-tulungagung.ac.idInternet Source
digilib.uinsby.ac.idInternet Source
leoniya-tknegeripembinablog.blogspot.comInternet Source
Submitted to IAIN Syaikh Abdurrahman SiddikBangka BelitungStudent Paper
Submitted to Universitas TerbukaStudent Paper
top related