khamir pengganti
Post on 28-Nov-2015
52 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RINGKASAN
Perkembangan Bioteknologi akhir-akhir ini semakin pesat dengan kajian molekuler. Salah satu obyek penelitiaan biologi molekuler dalam pengembangan Bioteknologi adalah Khamir. Pengenalan karakteristik digunakan sebagai acuan dasar budidaya, mendasari penelitian lanjutan maupun tataran aplikasi. Informasi molekuler akan mendasari rekayasa Bioteknologi modern terhadap Khamir laut sehingga memiliki daya guna lebih. Daratan selama ini menjadi lahan produksi utama bagi pemenuhan kebutuhan pangan dan ekonomi dunia. Namun sejalan dengan berkembangnya Bioteknologi, manusia kini berusa memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya hayati lautan. Salah satu sumberdaya yang berpotensi untuk dikembangkan melalui kajian Bioteknologi adalah Khamir laut. Penelitiaan Khamir laut sangat sedikit dilakukan di Indonesia, bahkan belum ada bank data tentang Khamir laut di perairan Indonesia. Khamir atau Yeast termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniselluler, reproduksi vegetatif terutama dengan pertunasan, tumbuh dan berkembang biak lebih cepat, dengan luas permukaan dan volume lebih besar jika dibandingkan dengan kapang. Secara sistematik Yeast termasuk dalam kingdom Fungi divisi Eumecotina yang terbagi dalam 4 subdivisi: Phycomycetes (Zigomycetes), Ascomecetes, Basydiomycetes, dan Deuteromycetes. Khamir laut merupakan salah satu anggota dari Khamir yang masih belum banyak dikembangkan potensinya di Indonesia.
Berdasarkan fenomena tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik Khamir laut melalui pendekatan fisiologis dan molekuler untuk memanfaatkan Khamir laut secara optimal baik untuk bidang pakan maupun pangan.
Tujuan umum dari penelitiaan ini adalah untuk mendapatkan spesies baru Khamir laut dan mengeksplorasinya secara molekuler untuk mengembangkan khamir laut dalam bidang pangan dan pakan pada sektor perikan. Gagasan ini ditulis berdasarkan analisis dari berbagai permasalahan yang terjadi pada pembudidaya ikan di Indonesia, yang di kombinasi dengan solusi logis dengan tinjauan pustaka yang ada.
Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa khamir laut masih belum banyak dimanfaatkan atau dieksplorasi terutama sebagai pakan pengganti tepung ikan. Untuk mengetahi potensi yang ada pada khamir laut maka dilakukan cara yang tetap untuk mengkultur khamir laut sebagai salah satu rroses dalam mendapatkan spesies yang tepat untuk pengganti tepung ikan pada pakan. Khamir berpotensi sebagai sumber protein, yang berfungsi sebagai zat pembangun karena asam amino yang dikandungnya.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan bernilai
gizi baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan ysaha
budidaya. Penyediaan pakan tidak sesuai dengan jumlah ikan yang di pelihara
menyebabkan laju pertubuhan ikan menjadi lambat. Akibatnya produksi yang
dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapakan.
Khamir dapat ditemukan diberbagai tempat di dunia. Saat ini lebih dari
700 spesies telah diklasifikasikan dalam 100 genus. Namun demikian,itu hanya
sebagian kecil dari biodiversitas. Diduga ada sekitar 62.000 genus dan 669.000
spesies khamir. khamir secara luas dapat ditemukan di perairan. Mereka juga
ditemukan berasosiasi dengan tubuh hewan tertentu di mana mereka bertindak
sebagai kommensals usus. Jenis nutrisi yang mencapai tanah menentukan
mikroflora khamir meskipun beberapa bentuk adalah penghuni tetap di tanah,
misalnya, spesies-spesies Cryptococcus, Rhodotorula, dan Sporobolomyces.
Khamir laut merupakan salah satu jenis khamir yang diisolasi langsung
dari laut. Merupakan organisme uniseluler dari golongan jamur, bersifat
kemoorganotrof, bereproduksi sesksual dengan spora dan aseksual dengan
pertunasan atau pembelahan (Cruger, 1984). Khamir termasuk fungi, tetapi
dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniseluler. Sebagai sel tunggal,
khamir tumbuh fdan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang
(Fardiaz, 1992).
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan potensi khamir
laut sebagai pengganti tepung ikan pada pakan di sektor budidaya perikanan.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kita
terhadap potensi yang dimiliki oleh khamir laut, sehingga dapat menjadi solusi
pada permasalahan di sektor budidaya khususnya pangan dan pakan.
GAGASAN
Prof. Sukoso telah meneliti penggunaan khamir laut sebagai bahan
alternatif pengganti atau substitusi kedelai dan tepung ikan dalam pembuatan
pakan. Khamir Laut (marine yeast) atau lebih dikenal dengan ragi laut merupakan
mikroorganisme yang diisolasi dari laut lalu dikembangkan untuk menghasilkan
massa sel. Proses kultur khamir laut, menurut lulusan terbaik Program Master
Kagoshima University Jepang ini dapat dimulai dengan mengisolasi
mikroorganisme tersebut dari laut untuk kemudian ditumbuhkan dalam media.
Media ini dapat berupa air laut yang telah diperkaya nutrisi, yang ditempatkan
dalam sebuah galon plastik pada suhu kamar. Dari pengalaman selama ini,
menurutnya sebanyak 20 galon plastik dalam satu minggu akan mampu
menghasilkan satu kg berat basah massa sel khamir laut. Pertumbuhan sel yang
cepat dalam wadah sederhana dengan teknologi pembiakan sederhana dan dapat
dilakukan dalam ruang yang sangat efisien merupakan keunggulan dari
pengembangan produk ini.
Tabel 1. Kandungan nutrisi, asam anino, asam lemak dan mineral kultur khamir laut.
KandunganPersentase
(%)mg/100 g
Asam amino esensial: Arginin 0,206 - Histidin 0,262 - Isoleucin 0,31 - Leucin 0,318 - Lisin 0,463 -
Threonin 0,187 - Metionin +Sistin 0,773 -
Valin 0,342 - Phenylalanin 0,274 -
Asam lemak: Oleat 14,447 - Linoleat 7,469 - Linolenat 0,875 -
Stearat 28,726 - Laurat 1,842 -
Palmitat 17,437 -Mineral: Ca 2.161 P 2,276 Cl 7.452,459 Mn 2.884
Zn 266.241 Mg 0,09
Sumber : Febriani (2001)
Khamir Sebagai Pakan Pengganti
Ekstrak khamir laut kultur masal hasil isolasi dari perairan jawa dalam
aplikasinya telah digunakan pada penelitian hidrolisis protein ikan peperek
(Leiognathus sp.) (Faharudin. 2002). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
nilai nutrisi asam amino ikan peperek. Namun saat ini, belum ada informasi yang
tersedia tentang karakteristik protease dari ekstrak khamir laut kultur masal
tersebut dan kapasitas hidrolisisnya terhadap ikan peperek. Protease atau enzim
proteolitik adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan efisien
terhadap ikatan peptida dari suatu molekul polipeptida atau protein. Protease dapat
berasal dari hewan, tanaman, maupun mikroorganisme (Ariyani dkk. 2003).
Protease dari mikroorganisme adalah yang paling umum digunakan dalam industri
(Tagaki, 1976). Khamir laut (marine yeast) adalah salah satu mikrorganisme
seluler dari golongan jamur yang menghasilkan protease (Ariyani dkk. 2003).
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Selain protein, khamir laut terbukti juga mengandung asam lemak esensial
yang berperan penting sebagai sumber energi. Selain itu, beberapa fungsi lain
asam lemak ini adalah mempertinggi penyerapan vitamin yang larut dalam lemak,
menyediakan prekursor untuk hormon steroid, memberi aroma pada ikan, serta
menjaga tubuh ikan agar tetap terapung dalam air.
Dengan skala laboratorium, saat ini Sukoso telah menghasilkan isolasi
khamir laut yang diberi nama YUB 2009, kepanjangan dari Yeast Universitas
Brawijaya 2009. Dalam penelitian ini, Sukoso mengaku mendapatkan
mikroorganisme khamir laut di sekitar perairan Pulau Jawa. Dalam
pengamatannya selama ini diketahui juga bahwa pemanfaatan pakan dengan
substitusi khamir laut mendapat respon bagus, diantaranya pada budidaya ikan
kerapu. Dengan memanfaatkan produk ini sebagai substitusi pakan sekitar 10
persen saja, menurutnya akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp 2.4 T per
tahun dengan asumsi harga khamir laut sekitar Rp 2000 dan kedelai Rp 7500.
Hanya saja, sebagai mikroorganisme mikroskopik, produk ini memerlukan
perawatan serius agar tidak terkontaminasi mikroorganisme lain dalam kulturnya
(http://prasetya.ub.ac.id, 2010).
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan,
maka upaya untuk meningkatkan pemahaman kepada para petani budidaya
terhadap potensi yand dimiliki oleh khamir laut sebagai diversifikasi pakan.
Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai
berikut :
Tabel 2. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program yang diterapkan.
Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan
Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
(LIPI)
Alokasi dana APBN Penelitian terhadap
spesies yang paling
berpotensi sebagai
komponen utama dalam
pembuatan pakan
pengganti tepung ikan.
Kalangan Akademisi
( Mahasiswa atau
Perguruan Tinggi)
Dana Pinjaman dengan
bunga rendah dari bank
milik Pemerintah
Pelatihan dan
Pelaksanaan Kultur
Khamir Laut.
Laboratorium Ilmu
Makanan Ikan
Hibah Penelitian Fakultas
tahun 2010 – 2013
maupun tingkat
universitas melalui Hibah
Penelitian terhadap
kelayakan Khamir
sebagai Pakan Pengganti
Penelitian Dosen Muda
tahun 2013 serta dana
mandiri.
LSM ( Lembaga
Swadaya Masyarakat)
Pengajuan usulan sebagai
program CSR perusahaan
yang berkelanjutan
(peluang besar
mendapatkan 3% dari
keuntungan perusahaan
UU No. 27 tahun 2008
tentang program CSR
perusahaan)
Sosialisasi kepada
masyarakat
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan
Gagasan peningkatan potensi yang dimiliki khamir laot dapat diimplementasikan
dengan baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan khamir di
Indonesia
2. Pemerintah segera mempertimbangan kebijakan terhadap pengembangan
marine yeast sebagai sumber pakan yang potensial, dan kebijakan
pemanfaatan produk hasil perikanan yang bernilai ekonomis rendah.
3. Adanya pertimbangan pembuatan UU yang mengatur bahwa penemuan
yang bermanfaat bagi orang banyak dapat dikelola olrh Negara dengan
tidak mengabaikan kompensasi bagi penemunya.
4. Komitmen antara pemerintah dan petani untuk menjadikan Indonesia
mampu mengolah khamir laut menjadi pakan yang dapat memberikan
potensi yang besar sehingga mampu menembus pasar luar negeri.
5. Diperlukannya riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas
tujuan, manfaat, dan dampak dari potensi yang dihasilkan oleh khamir
laut.
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Gagasan peningkatan dan pengembangan pemahaman terhadap peran dan
aplikasi kultur khamir laut secara sistematis, khususnya untuk para pembudidaya.
Hal ini dikarenakan khamir laut sangat berpotensi dalam mendukung kemajuan
pada sektor budidaya melalui usaha diverersifikasi pakan ikan yang lebih baik dari
produk sebelumya.
Teknik Implementasi Gagasan
Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan pada petani budidaya
adalah :
1. Identifikasi potensi yang dapat diperoleh dari khamir laut
2. Konsultasi permasalahan dengan petani budidaya dan pelaksanaan
sosialisasi
3. Mobilisasi petani budidaya untuk melaksanakan program yang telah
disepakati
4. Melakukan evaluasi secara periodikdan profesional.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Indonesia memiliki luas laut yang memadai untuk dilaksanakannya riset
dan pengaplikasian dalam pengembangan potensi khamir laut sebagai pengganti
pakan. Jika gagasan ini diterapkan dengan massive, sistematis dan konsisten di
seluruh Indonesia, maka sangatlah mendukung Indonesia untuk menjadi produsen
pada pakan alami di sektor budidaya dan tidak menjadikonsumen produk pakan
import.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, F., Saleh, M., Tazwir dan Hak, N., 2003, Optimasi Proses Produksi Hidrolisat Protein Ikan dari Mujahir (Oreochromis mossambicus), Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,
Crueger,W.& Crueger A. 1984. Biotechnology, A Text Book of Industrial Microbiology. Sinaeur Associates,Inc. Sunderland.
Febriani. 2001. Pemanfaatan Fungi Sebagai Sumber Protein Nabati Alternatif untuh Pertumbuhan dan Konversi Pakan Juvenil Ikan Kerapu Tikus. ISSN. 0852-5426. Teragreditas Dikti Nomor 050/0/I/98, nomor 395/Dikti/Kep/200/J. Institut Pertanian Malang “Agritek”.,11(2) : 2764-2769
Fahrudin. 1996. Analisis Ekonomi Pengelolaan Lahan Pesisir Kabupaten Subang, Jabar. Thesis Program Pasca Sarjana IPB.
Fardiaz,Srikandi.1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta http://prasetya.ub.ac.id, 2010Takagi S. 1976. Naturally occuring iron-chelating compounds in oat and rice-root
washing. Soil Sci Plant Nutrien.
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Ringkasan vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 1
GAGASAN
Khamir Sebagai Pakan Pengganti 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan 4
Gagasan Baru yang Ditawarkan 4
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan 5
KESIMPULAN
Inti Gagasan 7
Teknik Implementasi Gagasan 7
Prediksi Keberhasilan Gagasan 7
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan nutrisi, asam anino, asam lemak dan mineral khamir laut. 3
Tabel 2. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program yang diterapkan. 5
top related