keunggulan komparatif dan kompetitif ... pembangunan ekonomi adalah sub sektor perkebunan. salah...
Post on 27-Apr-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
iii
KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOMODITI KOPI ARABIKA (Coffea arabica) DI DESA ULIAN,
KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Oleh: Ni Made Metri Widhyapuri
NIM. 1205315019
KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2017
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalan skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti
bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan
plagiarism.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.
Denpasar, 7 Agustus 2017 Yang menyatakan,
Ni Made Metri Widhyapuri NIM. 1205315019
v
ABSTRACT
Ni Made Metri Widhyapuri. NIM 1205315019. The Comparative and Competitive Advantages of Arabica Coffee (Coffea arabica) Commodity in Ulian Village, Kintamani Sub-District of Bangli Regency. Supervised by: Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS and Ida Ayu Listia Dewi, SP. MAgb.
The study aimed to analyze the comparative and competitive advantages and the divergence of input and output of arabica coffee commodity, to find out the government protection policy against inputs and outputs; and to investigate the impact of changes in input and output prices on profits, comparative advantages, competitive advantages, divergence, and government protection against inputs and outputs. Methods of data collection was interview and observation. The respondents were 38 farmers in Ulian Village, Kintamani, Bangli and selected by random sampling. Data analysis used Policy Analysis Matrix and sensitivity analysis. The result of analysis by using Policy Analysis Matrix showed that the social profit was Rp 47.953.373 and private profit of Rp 33.202.446. The superiority of arabica coffee commodity in Ulian Village consists of comparative and competitive advantages expressed in DRC ratio of 0.23 and PCR ratio of 0.29. The divergence of input and output consists of divergence of revenue of Rp15,734,996; tradable input divergence was Rp 0, domestic factor divergence was Rp. 994.070; and divergence of net profit of Rp 14.750.927. Government protection was expressed in NPCO ratio of 0,75; EPC ratio of 0,75; PC ratio of 0,69; and SRP ratio of -0,24. These ratios indicate that arabica coffee farmers in Ulian Village, Kintamani, Bangli have no protection from the government. Changes in input and output prices during inflation were at 3,02 percent; an increase in input prices by 10 percent and a fall in the price of output by 50 percent resulted in arabica coffee commodities in Ulian Village, Kintamani, Bangli to have comparative and competitive advantages. There is no government protection on arabica coffee farmers in Ulian Village, Kintamani Sub-District of Bangli Regency when input and output prices changed. Keywords: comparative and competitive advantages, arabica coffee, divergence.
vi
ABSTRAK
Ni Made Metri Widhyapuri. NIM 1205315019. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Komoditi Kopi Arabika (Coffea arabica) di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS dan Ida Ayu Listia Dewi, SP. MAgb.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan komparatif dan kompetitif komoditi kopi arabika, mengetahui divergensi input dan output komoditi kopi arabika; mengetahui proteksi pemerintah terhadap input dan output; dan mengetahui dampak perubahan harga input dan output terhadap keuntungan, keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, divergensi, dan proteksi pemerintah terhadap input dan output. Metode pengumpulan data terdiri dari wawancara dan observasi. Sampel yang digunakan sebanyak 38 petani di Desa Ulian, Kintamani, Bangli dan dipilih secara random sampling. Analisis data menggunakan Policy Analysis Matrix dan analisis sensitivitas. Hasil analisis dengan menggunakan Policy Analysis Matrix menunjukkan keuntungan sosial sebesar Rp 47.953.373 dan keuntungan privat sebesar Rp 33.202.446. Keunggulan komoditi kopi arabika di Desa Ulian ini terdiri dari keunggulan komparatif dan kompetitif yang dinyatakan dalam rasio DRC 0,23 dan rasio PCR 0,29. Divergensi input dan output terdiri dari divergensi penerimaan sebesar Rp15.734.996; divergensi input tradabel sebesar Rp 0, divergensi faktor domestik sebesar Rp 994.070; dan divergensi keuntungan bersih sebesar Rp 14.750,927. Proteksi pemerintah dinyatakan dalam rasio NPCO diperoleh sebesar 0,75; rasio EPC sebesar 0,75; rasio PC sebesar 0,69; dan rasio SRP sebesar -0,24. Rasio ini menunjukkan bahwa petani kopi arabika di Desa Ulian, Kintamani, Bangli tidak menerima proteksi dari pemerintah. Perubahan harga input dan output ketika inflasi sebesar 3,02 persen; kenaikan harga input sebesar 10 persen dan penurunan harga otput sebesar 50 persen menyebabkan komoditi kopi arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Tidak terdapat proteksi pemerintah terhadap petani kopi arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ketika terjadi perubahan harga input dan output. Kata Kunci: keunggulan komparatif dan kompetitif, kopi arabika, divergensi.
vii
RINGKASAN
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) dalam World Trade Organization (WTO) di
Bali tahun 2013 lalu mengemukakan bahwa dalam Paket Bali terdapat tiga isu runding
yang belum dapat dijelaskan dalam 12 tahun perundingan putaran Doha. Salah satunya
isu pertanian berupa persaingan ekspor produk dan tuntutan terhadap fleksibilitas WTO
untuk meningkatkan taraf hidup petani kecil di pedesaan, ditambah agar produk pertanian
dari negara berkembang dapat masuk dan bersaing dg produk domestik di negara maju,
maka diberikan tuntutan terhadap produsen untuk mengembangkan produknya agar dapat
bersaing. Di Indonesia, salah satu sub sektor pertanian yang memegang peranan penting
dalam pembangunan ekonomi adalah sub sektor perkebunan.
Salah satu komoditas andalan perkebunan yang diandalkan pemerintah untuk
menambah devisa negara dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya adalah
komoditas kopi. Dilihat dari data kementrian pertanian tahun 2015, target produksi kopi
mencapai 725.000 ton yang menunjukan harapan ekspor kopi masih tinggi. Salah satu
jenis kopi yang menjadi andalan ekspor adalah komoditi kopi arabika. Di indonesia, salah
satu daerah penghasil kopi arabika berada di provinsi bali, kabupaten bangli, kecamatan
kintamani. Kecamatan kintamani merupakan daerah penghasil kopi arabika terbesar di
provinsi bali. Kecamatan kintamani memiliki beberapa desa penghasil kopi arabika salah
satunya adalah desa ulian. Perkembangan kualitas kopi arabika di desa ulian cukup baik
ditandai dengan adanya hasil uji citarasa kopi yang khas yang diselenggarakan oleh
AEKI, juga stabilnya permintaan kopi arabika dalam bentuk Hs oleh eksportir PT. Taman
Delta Semarang melalui koperasi MPIG. Fokus penelitian ini untuk mengetahui
keunggulan komparatif dan kompetitif.
Menurut Mantau 2009, suatu daerah dinyatakan memiliki keunggulan
komparatif apabila daerah tersebut mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak
dengan biaya yang lebih efisien dari daerah lain. Pada penelitian ini, keunggulan
komparatif merujuk pada efisiensi ekonomi domestik yang dihitung berdasarkan harga
sosial atau harga internasional, sedangkan keunggulan kompetitif merujuk pada
pengukuran kelayakan suatu aktivitas atau keuntungan privat yang dihitung berdasarkan
harga pasar domestik. Adanya daerah-daerah prodsen utama kopi arabika di kecamatan
kintamani mengakibatkan pengembangan ekspor kopi arabika di desa ulian dalam jangka
panjang sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas dan kemampuan daya saing merujuk
pada keunggulan komparatif dan kompetitif.
viii
Hasil analisis menggunakan Policy Analysis Matrix menghasilkan keunggulan
komparatif dan kompetitif. Keunggulan komparatif diperoleh dari rasio Domestic
Resource Cost (DRC) sebesar 0,23 dan keunggulan kompetitif berdasarkan rasio Private
Cost Ratio (PCR) diperoleh sebesar 0,29. Keuntungan sosial (keunggulan komparatif)
diperoleh sebesar Rp 47.953.373 dan keuntungan privat (keunggulan kompetitif) sebesar
Rp 33.202.446. Divergensi terhadap input dan output terdiri dari divergensi penerimaan
(output transfer) sebesar Rp -15.734.996, divergensi terhadap input tradable sebesar Rp
0, divergensi terhadap faktor domestik sebesar -984.070, dan divergensi terhadap
keuntungan bersih (net profit) sebesar Rp -14.750.927. Tingkat proteksi pemerintah
terhadap input dan output dengan rasio Nominal Protection on Output (NPCO) sebesar
0,75, rasio Effective Protection Coefficient (EPC) sebesar 0,75, rasio Profitability
Coefficient (PC) sebesar 0,69, dan rasio Subsidy Ratio to Producers (SRP) sebesar -0,24.
Rasio tersebut menunjukan petani kopi arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli tidak menerima proteksi dari pemerintah.
Perubahan harga input dan output berupa inflasi sebesar 3,02 persen berdampak
terhadap penerimaan (Output Transfer) sebesar Rp -16.262.118, terhadap input tradable
(Input Transfer) sebesar Rp 0, terhadap total faktor domestik sebesar Rp -1.016.285,
terhadap keuntungan privat sebesar Rp 34.296.186, terhadap keuntungan sosial sebesar
Rp 49.542.019 dan terhadap keuntungan bersih (Net Transfer) sebesar Rp -15.245.833.
Inflasi sebesar 3,02 persen menyebabkan komoditi kopi arabika di Desa Ulian memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif. Tidak terdapat proteksi pemerintah kepada petani
kopi arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ketika terjadi
inflasi.
Kenaikan harga input sebesar 10 persen berdampak terhadap penerimaan sebesar
Rp -15.734.996, terhadap input tradable sebesar Rp 0, terhadap total faktor domestik
sebesar Rp -1.080.236, keuntungan privat sebesar Rp 31.785.117, keuntungan sosial
sebesar Rp 46.439.877 dan terhadap keuntungan bersih sebesar Rp -14.654.760.
Kenaikan harga input sebesar 10 persen menyebabkan komoditi kopi arabika di Desa
Ulian memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Tidak terdapat proteksi
pemerintah kepada petani kopi arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli ketika terjadi kenaikan harga input sebesar 10 persen.
Penurunan harga output sebesar 50 persen berdampak terhadap penerimaan
sebesar Rp -7.867.498, terhadap input tradable sebesar Rp 0, terhadap total faktor
domestik sebesar Rp -984.070, terhadap keuntungan privat sebesar Rp 9.826.131 dan
terhadap keuntungan bersih sebesar Rp -16.709.559. Penurunan harga output sebesar 50
ix
persen menyebabkan komoditi kopi arabika di Desa Ulian memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif. Tidak terdapat proteksi pemerintah kepada petani kopi arabika
di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ketika terjadi penurunan harga
output sebesar 50 persen.
x
KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOMODITI KOPI
ARABIKA (Coffea arabica) DI DESA ULIAN, KECAMATAN KINTAMANI,
KABUPATEN BANGLI
Ni Made Metri Widhyapuri
NIM. 1205315019
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS Ida Ayu Listia Dewi, SP. MAgb NIP. 19600728 198601 1 002 NIP. 1980009 200501 2003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS NIP. 19630515 1988 1 001
Tanggal Lulus: 7 Agustus 2017
xi
KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF KOMODITI KOPI
ARABIKA (Coffea arabica) DI DESA ULIAN, KECAMATAN
KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI
Dipersiapkan dan diajukan oleh
Ni Made Metri Widhyapuri
NIM. 1205315019
Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji
pada tanggal 7 Agustus 2017
Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana
No. : 1172/UN14.2.6.IV.1/PD/2017
Tanggal : 7 Agustus 2017
Tim Penguji Skripsi adalah:
Ketua : Ir. Ni Wayan Putu Artini, MP
Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Ketut Budi Susrusa, MS
2. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS
3. Ida Ayu Listia Dewi, S.P. M.Agb
4. Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS
xii
RIWAYAT HIDUP
Ni Made Metri Widhyapuri lahir di Sumbawa pada tanggal
12 Desember 1993. Penulis merupakan anak kedua dari
pasangan AIPTU I Made Sumendra (ayah) dan Ni Luh Putri
Astuti (Alm) (ibu). Pendidikan dasar ditempuh di SDN 2
Sumbawa Besar (2000-2006) dan dilanjutkan pendidikan
sekolah menengah pertama di SMPN 1 Sumbawa Besar (2006-2009). Pendidikan
lanjutan tingkat atas ditempuh di SMAN 3 Sumbawa Besar jurusan Ilmu
Pengetahuan Alam (2009-2012). Selama masa SMA penulis aktif mengikuti
kegiatan diantaranya, sebagai Sekertaris II Organisasi Intra Sekolah (OSIS) SMA
Negeri 3 Sumbawa Besar, Peserta Kegiatan Lomba Debat Bahasa Inggris
SMA/SMK Tingkat Kabupaten, Peserta Kegiatan Olimpiade Astronimi Tingkat
Kabupaten, dan Anggota Pers dalam Buletin SMANIGA. Melalui jalur SNMPTN
Undangan tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Jurusan
Pengembangan Bisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana. Selama masa
perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan baik di dalam maupun di luar
kampus. Kegiatan tersebut berupa acara kepanitiaan yang diselenggarakan oleh
jurusan dan universitas. Kepanitiaan tersebut diantaranya, Anggota Sie
Pubdekdokhum dalam Jumpa Dekan Tahun 2013, Anggota Sie Kesehatan Dies
Natalies ke 51 Universitas Udayana, Panitia Bazzar Himagri Tahun 2013, Panitia
Program Penghijauan HIMAGRI tahun 2014, Sekertaris I KKN/PPM Universitas
Udayana Periode X Tahun 2015 dan mengikuti kegiatan luar perkuliahan di
Indonesia/Australia/Language/Foundation Bali.
xiii
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha puji syukur penulis panjatkan
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, skripsi dengan judul “Keunggulan
Komparatif dan Kompetitif Komoditi Kopi Arabika (Cofea arabica) di Desa
Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli” dapat diselesaikan. Skripsi ini
merupakan salah satu prasyarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian,
Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS selaku pembimbing I yang penuh perhatian,
kesabaran, ketulusan dan kerendahan hati memberikan bimbingan kepada
penulis hingga skripsi ini selesai.
2. Ida Ayu Listia Dewi, SP., M.Agb selaku pembimbing II yang penuh perhatian,
kesabaran, ketulusan dan ketelitian memberikan bimbingan kepada penulis
sampai skripsi ini selesai.
3. Prof. Dr. Ir. Ketut Budi Susrusa, MS., Dr. Ir. I Made Sudarma, MS., Ir. Wayan
Putu Artini, MP., Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si., Prof. Dr. Ir. Dwi
Putra Darmawan, MP., Ni Luh Prima Kemala Dewi, SP. MAgb., Dr. I Gede
Mekse Korri Arisena, S.P., M.Agb, dan Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb
selaku Penguji dan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas
masukannya.
xiv
4. Ketua UUP/UPH tahun 2015 ( Made Buarta), ketua UUP/UPH tahun 2013 (I
Made Sukerta), Kasi Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Bali (Ir. Ig. A.A.
Oka Antari, MMA), Kasi Panen, Pasca Panen dan Pengolahan Hasil (Ir. Dewa
Sutamba Wijaya, M.Agb), Direktur PT. Tunggal Bintang Sejati (Boentoro
Oetomo) dan seluruh jajarannya serta petani Subak Abian Ulian Murni yang
telah membantu dengan tulus selama pengumpulan data.
5. Keluarga tercinta terutama Bapak (I Made Sumendra), Nenek (Made Wari),
Kakak (Wira Adipredana), Kakak Ipar (Ni Luh Ayu Kartika), Paman, Bibi dan
Saudara semuanya atas kasih sayang, pengertian, doa dan dukungannya
sampai skripsi ini selesai.
6. Sahabat terdekat Catherine Anastasia Sinaga, A.A. Priyatna Wulandari, Putu
Cinthya Wiryani Pudja, Kencana Maharani, Wicanodian Surya, Ade
Pebriantari, Dessy Anestesia, Devy Adnyaswary, Ayu Ratna Budhiarti, Krisna
Damayanti, Putri Trisna Dewi, Ida Bagus Manik Brahmandhika, Gede
Wiratama Bhaskara, Made Juni Aditya, Bagus Wisnu Nugraha, dan Bagus
Utama Emtien atas semangat dan motivasinya untuk penulis. Teman-teman
SMP, SMA, KKN dan teman-teman kuliah angkatan 2012 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu serta teman- teman di dalam dan luar Fakultas
Pertanian Universitas Udayana, terima kasih atas semua bantuannya.
7. Staff Bagian Akademik dan Tata Usaha Fakultas Pertanian Universitas
Udayana atas bantuannya untuk kelancaran menyelesaikan skripsi ini.
xv
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik diterima. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait dan para pembaca.
Om Santih, Santih, Santih Om
Denpasar, 7 Agustus 2017
Penulis
xvi
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM ............................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................... ii ABSTRACT .......................................................................................... iii ABSTRAK ............................................................................................ iv RINGKASAN ....................................................................................... v HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. vii TIM PENGUJI ..................................................................................... ix RIWAYAT HIDUP ............................................................................... x KATA PENGANTAR ........................................................................... xi DAFTAR ISI ......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xx I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 7 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keunggulan Komparatif ........................................... 10 2.2 Teori Keunggulan Kompetitif ........................................... 12 2.3 Keuntungan Usahatani (Keuntungan Finansial dan Sosial) 17
2.4 Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia .............. 19 2.5 Kopi Arabika……………………………………….. ........ 26 2.5.1 Kopi Arabika Kintamani……………………….. ..... 27 2.6 Proses Penanganan Pascapanen Kopi………………. ....... 28 2.6.1 Panen…………………………………………. ........ 28 2.6.2 Sortasi Buah……………………………….. ............ 29 2.6.3 Proses Secara Basah…………………………. ......... 29 2.7 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 32 2.8 Kerangka Pemikiran .......................................................... 36 2.9 Hipotesis ............................................................................. 38
III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ................................. 39 3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................... 39
3.2.1 Jenis dan Sumber Data .......................................... 39 3.2.2 Pengumpulan Data ................................................ 40
3.2.3 Instrumen Penelitian ............................................. 41
xvii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………………… ............ 41 3.4 Variabel dan Pengukuran .................................................. 43 3.5 Metode Analisis Data ........................................................ 45 3.5.1 Metode Policy Analysis Matrix (PAM) ..................... 45 3.5.2 Analisis Sensitivitas .................................................. 51
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................ 52 4.1.1 Deskripsi Desa Ulian ................................................. 52 4.1.2 Deskripsi dan Sejarah UUP Ulian Murni…………. . 53 4.2 Struktur Organisasi UUP Ulian Murni…………………. .. 55 4.3 Proses Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni 56 4.4 Alur Proses Olah Basah Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni………………………………………………….. .... 56 4.5 Saluran Pemasaran Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni 57
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden .................................................... 59 5.1.1 Karakteristik Petani Kopi Arabika di Desa Ulian Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ......................... 59 5.1.2 Keadaan Lahan Pertanian Responden ....................... 60 5.1.3 Penerimaan Usahatani Kopi Arabika Tahun 2015 .... 61 5.2 Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli . 62 5.2.1 Tahap Alokasi Input Domestik dan Tradable Usahatani dan Pengolahan Kopi Arabika ................................... 63 5.2.2 Input Fisik Faktor Domestik dan Tradable Usahatani dan Pengolahan Kopi Arabika ................................... 64 5.2.3 Asumsi Ekonomi Makro Tahun 2015 ....................... 66 5.2.4 Harga Privat Input dan Output .................................. 68 5.2.5 Budget Privat Usahatani dan Pengolahan Kopi Arabika 73 5.2.6 Budget Sosial Usahatanidan Pengolahan Kopi Arabika 75 5.2.7. Keunggulan Komparatif Komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli 84 5.2.8 Keunggulan Kompetitif Komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli 85 5.3 Divergensi Terhadap Input dan Output Komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli 87 5.4 Proteksi Pemerintah Terhadap Input dan Output Komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli .............................................................. 89
xviii
5.5 Dampak Perubahan Harga Input dan Output Terhadap Keuntungan, Keunggulan Komparatif, Keunggulan Kompetitif, Divergensi serta Proteksi ................................ 92 5.5.1 Inflasi Sebesar 3,02 Persen ........................................ 93 5.5.2 Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen ................ 98 5.5.3 Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen ............. 104
VI. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ............................................................................ 109 5.2 Saran .................................................................................. 111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 112 LAMPIRAN …… .................................................................................. 118
xix
DAFTAR TABEL Halaman 1.1 Banyaknya Petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut
Jenisnya Per Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2015 ........... 4 2.1 Keunggulan Komparatif Amerika Serikat dan Inggris ................... 11 2.2 Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia ........................... 20 3.1 Variabel. Indikator, dan Skala Pengukursn Keunggulan Komparatif
dan Kompetitif Kopi Arabika .......................................................... 42 3.2 Policy Analysis Matrix .................................................................... 45 3.3 Pengalokasian Komponen Input Domestik dan Tradable Usahatani
Kopi Arabika ................................................................................... 48 5.1 Keadaan Lahan Pertanian Responden .............................................. 60 5.2 Penerimaan Usahatani Kopi Arabika Tahun 2015 ........................... 60 5.3 Input Fisik Faktor Domestik dan Tradable Usahatani dan Pengolahan
Kopi Arabika ................................................................................... 64 5.4. Asumsi Ekonomi Makro ................................................................. 66 5.5 Biaya Pemulihan Modal Peralatan Berdasarkan Harga Privat ........ 68 5.6 Harga Privat Input dan Output Komoditi Kopi Arabika ................. 70 5.7 Budget Privat Usahatani dan Pengolahan Kopi Arabika ................. 73 5.8 Harga Paritas Ekspor Kopi Arabika ................................................ 75 5.9 Biaya Pemulihan Modal Peralatan Berdasarkan Harga Sosial ........ 79 5.10 Harga Sosial Input dan Output Komoditi Kopi Arabika ................. 80 5.11 Budget Sosial Usahatani dan Pengolahan Kopi Arabika ................. 82 5.12 Keunggulan Komparatif Komoditi Kopi Arabika ........................... 83 5.13 Keunggulan Kompetitif Komoditi Kopi Arabika ............................ 85 5.14 Proteksi Pemerintah Terhadap Input dan Output ............................. 89 5.15 Inflasi Sebesar 3,02 Persen Terhadap Keuntungan Privat dan Sosial serta Divergensi ............................................................................... 93 5.16 Inflasi Sebesar 3,02 Persen Terhadap Keunggulan Komparatif,
Keungulan Kompetitif, Divergensi serta Proteksi Terhadap Input dan Output .............................................................................................. 95
5.17 Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen Terhadap Keuntungan Privat, Keuntungan Sosial dan Divergensi ................................................. 98 5.18 Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen Terhadap Keunggulan Komparatif, Kompetitif, serta Proteksi Terhadap Input dan Output 101 5.19 Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen Terhadap Keuntungan Privat, Keuntungan Sosial dan Divergensi ...................................... 104 5.20 Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen Terhadap Keunggulan
Komparatif, Kompetitif serta Proteksi Terhadap Input dan Output 106
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman 2.1 Interaksi Keempat Elemen Penting Terhadap Keunggulan Kompetitif 14 2.2 Kerangka Pemikiran Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Komoditi
Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli 37 4.1 Struktur Organisasi UUP Ulian Murni ............................................... 54 4.2 Alur Proses Olah Basah (Wet Process) Pengolahan Kopi Arabika ... 56 4.3 Saluran Pemasaran Kopi Arabika di UUP Ulian Murni .................... 57
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Identitas Responden Petani Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ..................................................................... 118 2. Input dan Output Faktor Domestik dan Tradable .............................. 119 3. Harga Per Satuan Input dan Output ................................................... 120 4. Biaya Pemulihan Modal Peralatan Berdasarkan Harga Privat ketika
Inflasi Nasional Sebesar 3,02 Persen ................................................. 121 5. Biaya Pemulihan Modal Peralatan Berdasarkan Harga Sosial ketika
Inflasi Nasional Sebesar 3,02 Persen ................................................. 121 6. Biaya Pemulihan Modal Peralatan Berdasarkan Harga Privat ketika Terjadi Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen ............................. 122 7. Biaya Pemulihan Modal Peralatan Berdasarkan Harga Privat ketika Terjadi Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen ............................. 122 8. Harga Privat Input dan Outuput ketika Inflasi Nasional Sebesar 3,02 Persen, Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen dan Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen ....................................................... 123 9. Harga Paritas Ekspor Kopi Arabika ketika Inflasi Nasional Sebesar 3,02 Persen, Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen dan Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen ....................................................... 124 10 Harga Sosial ketika Inflasi Nasional Sebesar 3,02 Persen, Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen dan Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen ........................................................................................... 125 11 Budget Privat Usahatani Kopi Arabika ketika Terjadi Inflasi Nasional
Sebesar 3,02 Persen, Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen dan Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen ..................................... 126
12 Budget Sosial Usahatani Kopi Arabika ketika Terjadi Inflasi Nasional Sebesar 3,02 Persen, Kenaikan Harga Input Sebesar 10 Persen dan Penurunan Harga Output Sebesar 50 Persen ..................................... 127
xxii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) dalam World Trade Organization
(WTO) di Bali tahun 2013 lalu mengemukakan bahwa dalam Paket Bali terdapat
tiga isu runding yang belum dapat dijelaskan dalam 12 tahun perundingan putaran
Doha. Salah satu isu tersebut adalah isu pertanian, yang mencakup masalah
penimbunan stok untuk ketahanan pangan, persaingan ekspor produk, dan
administrasi tariff rate quota. Tingginya muatan politik pada sektor pertanian di
negara maju sebagai rangsangan kepada petani, membuat subsidi dan fasilitas
lainnya yang diterima petani di negara maju ikut tinggi. Kini, saat sejumlah
negara berkembang memiliki ruang fiskal untuk melakukan subsidi kepada petani
karena didorong untuk menjamin ketersediaan pangan bagi penduduk yang
semakin bertambah, juga menuntut fleksibilitas WTO untuk meningkatkan taraf
hidup petani kecil dan golongan miskin di pedesaan melalui perdagangan hasil
pertanian (Wirjawan, 2013). Hal ini bertolak belakang dengan posisi negara maju
yang telah memberikan subsidi pertanian dalam jumlah besar dan dituntut untuk
menguranginya secara drastis agar produk pertanian dari negara berkembang
dapat masuk dan bersaing dengan produk domestik di negara maju. Agar petani
di negara berkembang dapat bersaing dan meningkatkan taraf hidup, maka
diberikan tuntutan terhadap produsen untuk mengembangkan produknya agar
dapat bersaing, baik dari segi harga, kualitas dan kuantitas. Adanya pembangunan
ekonomi saat ini dihadapkan pada suatu kondisi strategis berupa arus globalisasi
xxiii
ekonomi, perubahan preferensi konsumen, akses pasar dan kelestarian lingkungan
merupakan hal yang harus dipertimbangkan (Ali, 2009).
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian di
negara berkembang, khususnya Indonesia. Pertanian di Indonesia saat ini berada
dalam masa peralihan pertanian tradisional menjadi pertanian yang lebih modern
(Fatmawaty, 2015). Salah satu sub sektor pertanian yang memegang peranan
penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia adalah sub sektor perkebunan.
Data Kementrian Pertanian Republik Indonesia menunjukan
perkembangan pembangunan perkebunan di Indonesia makin meningkat tiap
tahunnya dan didukung terbentuknya regulasi pengembangan luas kawasan
perkebunan nusantara melaui masterplan komoditi andalan diantaranya tebu,
kelapa sawit, karet, kakao, kopi, kelapa, teh, lada, cengkeh, dan pala. Dilihat dari
target produksi 10 komoditas andalan perkebunan di Indonesia selama tahun 2014
dan 2015 masing-masing komoditi mencapai kenaikan yang signifikan sedangkan
pada tahun 2015 khususnya pada komoditas kopi mencapai target sebesar 725.000
ton dari tahun sebelumnya sebesar 685.089 ton (Kementrian Pertanian, 2016).
Target produksi kopi yang tinggi menunjukan harapan ekspor terhadap
perekonomian kopi di Indonesia tinggi pula. Berdasarkan data ekspor kopi robusta
dan arabika indonesia melalui International Coffee Organization, ekspor kopi
Indonesia terhadap dunia sebesar 4.791 ton pada tahun 2015 dari tahun
sebelumnya sebesar 4.007 ton (ICO, 2016). Ekspor ini membuktikan bahwa kopi
indonesia diakui pemerintah sebagai andalan negara untuk menambah devisa dan
kesejahteraan penduduknya.
xxiv
Salah satu jenis kopi yang menjadi andalan ekspor Indonesia adalah kopi
arabika. Di Indonesia, salah satu daerah penghasil kopi arabika berada di Provinsi
Bali, Kabupaten Bangli. Kabupaten Bangli merupakan salah satu daerah penghasil
kopi arabika dan merupakan daerah unggulan nasional, yaitu kopi arabika yang
memiliki sertifikat perlindungan Indikasi Geografis (Litbang Pertanian, 2015).
Indikasi Geografis (IG) mulai di perkenalkan dengan melakukan percobaan yang
dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Perkebunan Provinsi Bali yang
bekerjasama dengan badan penelitian Indonesian Coffee and Cacao Research
Institute dan International Coorperation Centre on Agrarian Research for
Development (CIRAD), Kantor Pemerintah Daerah Pusat, Sektor Swasta
(eksportir kopi dan roaster lokal) dan Kedutaan Besar Perancis di Jakarta. Proyek
percobaan IG untuk Kopi Arabika Kintamani diakukan dengan beberapa
petimbangan, salah satunya reputasi kopi Bali yang sudah terkenal di seluruh
dunia, baik itu kualitas maupun rasa yang khas (Mawardi, 2012).
Perlindungan Indikasi Geografis membuktikan bahwa suatu daerah
memiliki keunggulan tersendiri pada komoditasnya dan merupakan Hak
Kekayaan Intelektual. Daerah yang mendapat perlindungan Indikasi Geografis di
Kabupaten Bangli dibagi menjadi empat Kecamatan, yaitu Kecamatan Susut,
Bangli, Tembuku dan Kintamani. Pengalokasian luas areal lahan, banyaknya
petani, dan produksi tanaman kopi masing-masing menurut jenisnya per
kecamatan di kabupaten bangli pada tahun 2014, disajikan pada Tabel 1.1 sebagai
berikut.
xxv
Tabel 1.1 Banyaknya Petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut
Jenisnya Per Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2015
Kecamatan Jenis Tanaman
Jumlah Petani
Luas Areal Tanaman
Tanaman Muda Produktif Tanaman
Tua Jumlah Produksi
(ton)
1 2 3 4 5 6 7 8
Susut Robusta 4.029 0 82 0 82 64,19
Arabika 162 9 6 0 15 3,32
Bangli Robusta 1.152 0 34 0 34 30.438
Arabika 486 19 198 0 217 166.523
Tembuku Robusta 3.586 16 154 10 180 62,18
Arabika 89 20 10 0 30 3,31
Kintamani Robusta 0 0 0 0 0 0
Arabika 7.392 2.616 3.600 0 6.216 2.165,3
Jumlah
2014
16.896 2.680 4.084 10 6.774 2.495,19
2013
17.098 444 11.934 26 6.918 4.199,76
2012
10.425 325 10.484 36 9.445 3.123,17
2011
17.430 277 9.454 38 5.096 3.255,06
2010 16.718 729 3.583 46 4.358 2.161
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli, 2015 (diolah).
Berdasarkan Tabel 1.1 Kecamatan Kintamani merupakan penghasil
terbesar kopi arabika dengan total produksi sebesar 2.165,3 ton. Tetapi,
berdasarkan data perkembangan produksi komoditi Kopi Arabika di Kabupaten
Bangli pada tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini dilihat dari luas areal
tanaman produktif menurun sebesar 4.048 Ha dari tahun sebelumnya sebesar
11.934 Ha, sedangkan luas areal tanaman muda bertambah di tahun 2014
sebanyak 2.680 tanaman muda dari tahun sebelumnya sebanyak 444 tanaman
xxvi
muda, tetapi produksi kopi secara keseluruhan pada tahun 2014 ikut menurun
sebesar 2.495,191 ton dari tahun sebelumnya sebesar 4.199,76 ton (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangli, 2015).
Kecamatan Kintamani memiliki beberapa desa penghasil kopi arabika,
salah satunya Desa Ulian. Perkembangan kualitas kopi arabika di Desa Ulian
cukup baik ditandai dengan kopi yang beraroma jeruk melalui uji citarasa yang
diselenggarakan oleh AEKI. Permintaan Kopi Arabika Kintamani khususnya di
Desa Ulian cukup baik ditandai dengan stabilnya permintaan kopi Hs oleh PT.
Taman Delta di Jawa Tengah sebagai eksportir dan melalui Koperasi MPIG.
Suatu daerah dinyatakan memiliki keunggulan komparatif apabila daerah
tersebut mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang
lebih efisien dari daerah lain. Menurut Mantau (2009) Keunggulan komparatif
memiliki dua pengertian. Pertama, pengertian keunggulan komparatif mengenai
efisiensi produksi yang membandingkan antara dua atau lebih negara-negara yang
melakukan perdagangan. Kedua, pengertian keunggulan komparatif pada efisiensi
dari berbagai jenis produksi di dalam ekonomi domestik yang dibandingkan pada
pendapatan. Pada penelitian ini keunggulan komparatif merujuk pada efisiensi
ekonomi domestik yang dihitung berdasarkan harga sosial atau harga
internasional, sedangkan keunggulan komptetitif merujuk pada pengukuran
kelayakan suatu aktivitas atau keuntungan privat yang dihitung berdasarkan harga
pasar domestik.
xxvii
Pengukuran keunggulan komparatif dan kompetitif menggunakan
pendekatan Policy Analysis Matrix (PAM). Tabel PAM, selain digunakan untuk
mengetahui keunggulan komparatif dan kompetitif juga digunakan untuk
mengetahui penyimpangan (divergensi) serta proteksi pemerintah. Menurut
Gerungan (2013) dalam Monke, E.A. dan Pearson (1989), terdapat dua jenis
metode analisis PAM yang digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif
dan kompetitif yaitu, pertama menggunakan metode PAM single period dan
kedua PAM multi period karena kopi arabika memiliki masa tanam dan panen
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.
Adanya daerah-daerah produsen utama Kopi Arabika di Kecamatan
Kintamani mengakibatkan pengembangan ekspor Kopi Arabika Desa Ulian dalam
jangka panjang sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas dan kemampuan daya
saing yang merujuk pada keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana keunggulan komparatif dan kompetitif komoditi Kopi Arabika
di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli?
2. Bagaimana divergensi terhadap input dan output komoditi Kopi Arabika di
Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli?
3. Bagaimana proteksi pemerintah terhadap input dan output komoditi Kopi
Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli?
xxviii
4. Bagaimana dampak perubahan harga input dan output terhadap
keuntungan, keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, divergensi
serta proteksi terhadap input dan output?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui keunggulan komparatif dan kompetitif komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. 2. Mengetahui divergensi pemerintah pada input dan output komoditi Kopi Arabika di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. 3. Mengetahui proteksi pemerintah terhadap input dan output. 4. Mengetahui dampak perubahan harga input dan output terhadap keuntungan, keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif, divergensi serta proteksi terhadap input dan output. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi khususnya di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli tentang keunggulan komparatif dan kompetitif komoditi Kopi Arabika serta sebagai masukan untuk pemerintah dalam mengambil kebijakan pemberdayaan petani terkait dengan harga input dan harga komoditi kopi arabika. 2. Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan menjadi referensi untuk dikembangkan pada penelitian serupa atau selanjutnya yang berkaitan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif.
xxix
1.5 Ruang lingkup penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten
Bangli dimana di desa tersebut hanya terdapat satu organisasi petani yaitu Subak
Abian Ulian Murni. Sebagai tempat mengolah hasil dan memasarkannya Subak
Abian Ulian Murni memiliki satu unit usaha produktif (UUP) yaitu UUP Ulian
Murni. Secara sentralisasi UUP Ulian Murni melakukan pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian di Desa Ulian. Hasil pengolahan kopi arabika dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu jenis kopi kulit tanduk/hard skin (Hs) biji kopi beras, dan
kopi bubuk. Pada penelitian ini menggunakan kopi jenis hard skin (Hs) dengan
asumsi kopi jenis ini adalah komoditi ekspor.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi analisis keunggulan komparatif dan
kompetitif usahatani yang meliputi keuntungan privat dan sosial, analisis
kebijakan menggunakan Policy Analysis Matrik dan analisis dampak kebijakan
menggunakan pendekatan analisis sensitivitas. Secara terstruktur pengukuran
keunggulan komparatif dan kompetitif dilakukan secara bertahap dimulai dari
perhitungan struktur harga input dan output berdasarkan harga privat dan sosial.
Perhitungan struktur harga input dan output diawali dengan pengalokasian
komponen sumber daya domestik dan sumber daya asing (tradable) tujuannya
adalah mengetahui seberapa besar alokasi masing-masing input yang terapkan
oleh petani. Selanjutnya dilakukan perhitungan harga privat input dan harga privat
output. Tahap selanjutnya adalah tahap perhitungan harga sosial input serta output
dalam usahatani. Setelah masing-masing harga diketahui maka selanjutnya
dilakukan perhitungan budget privat dan budget sosial. Perhitungan budget privat
dan sosial dilakukan untuk menganggarkan biaya tiap tahunnya dan keuntungan
xxx
yang diperoleh. Pada matriks analisis kebijakan (PAM) dapat diketahui
keuntungan privat dan sosial sebagai indikator keunggulan komparatif dan
kompetitif. Selanjutnya terdapat baris divergensi yang menjelaskan adanya nilai
berupa distorsi, subsidi, dan kebijakan lainnya yang menyebabkan perbedaan
antara harga privat dan harga sosial. Proteksi pemerintah terhadap input output
menghasilkan indikator Nominal Protection Coefficient on Output (NPCO),
Nominal Protection Coefficient on Input (NPCI), Private Cost Ratio (PCR),
DRC, PC, EPC dan SRP yang menjelaskan tentang ada tidaknya kebijakan yang
bersifat protektif (melindungi) petani berdasarkan skala rasio.
top related