kementrian pekerjaan umum direktorat jenderal … filelarap link 047.2 padangsawah-simpangempat i...
Post on 30-Mar-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
i
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATUAN KERJA NON-VERTIKAL TERTENTU PERENCANAAN DAN PENGWASAN
JALAN DAN JEMBATAN
(P2JJ)
PROVINSI SUMATERA BARAT JL. Rasuna Said No. 85 A Padang 25114 Telp (0751) 70 51556 Faks (0751) 70 51556
LARAP
(LAND ACQUSITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN PADANGSAWAH – SIMPANG EMPAT (RUAS 047.2)
Maret 2011
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
I PENDAHULUAN DAN DESKRIPSI PROYEK 1
II SURVEY SOSIAL EKONOMI DAN INVENTARISASI ASET 6
Hasil identifikasi data lapangan 9
Hasil penelitian sosial ekonomi 13
Persepsi masyarakat terhadap proyek 19
Kompensasi 20
III PENGATURAN KOMPENSASI 21
IV RENCANA AKSI 30
Pembebasan Lahan 30
Prosedur dan Proses Pembebasan Lahan 31
Prosedur dan Penanganan Keluhan 34
Monitoring dan Pelaporan 35
Jadwal Pelaksanaan 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lokasi Administreasi Rencana Pelebaran Jalan Ruas 047.2 dan Pembangunan
Jembatan
2
Tabel 1.2 Dimensi Teknis Rencana Pelebaran Ruas Jalan Nasional Padangsawah –
Simpangempat
4
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk pada Wilayah Studi Kabupaten Pasaman (Keadaan Tahun 2008)
6
Tabel 2.2 Pekerjaan Utama Penduduk (10 Tahun ke atas) di Nagari Ladangpanjang (Keadaan
Tahun 2008)
7
Tabel 2.3 Kompilasi Jumlah Penduduk pada Wilayah Studi KAbupaten Pasaman Barat
(Keadaan Tahun 2008)
8
Tabel 2.4 Kompilasi Pekerjaan Utama Penduduk Nagari (10 Tahun ke atas) Di Wilayah Studi Kabupaten Pasaman Barat (Keadaan Tahun 2008)
8
Tabel 2.5 Distribusi Kuisioner Berdasarkan Wilayah Studi 12
Tabel 3.1 Harga Patokan Pemerintah berdasarkan Konstruksi Bangunan 22
Tabel 3.2 Harga Pasar Bangunan berdasarkan Fungsi dan Konstruksi 22
Tabel 3.3 Harga Pasar Bangunan lainnya sesuai dimensi dan Jenis Konstruksi 23
Tabel 3.4 Harga Patokan Pemerintah untuk Tanaman Ekonomi 23
Tabel 3.5 Harga Pasar (perkiraan) untuk Tanaman Ekonomi 24
Tabel 3.6 Hasil Studi LARAP untuk Tanaman Ekonomi 24
Tabel 3.7 Rekapitulasi Biaya Larap Peningkatan Jalan Nasional Padangsawah – Simpangempat
Link 047.2
25
Tabel 3.8 Rekapitulasi Biaya Gantirugi Pelebaran Jalan Pasangsawah – Simpangempat di
Kabupaten Pasaman
26
Tabel 3.9 Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk di Kabupaten Pasaman 26
Tabel 3.10 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk lainnya DI Kabupaten Pasaman 27
Tabel 3.11 Rekapitulasi Biaya Gantirugi Pelebaran Jalan Pasangsawah – Simpangempat di
Kabupaten Pasaman (Ganti Tabelnya)
28
Tabel 3.12 Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk menurut wilayah administrasi di Kabupaten
Pasaman Barat
28
Tabel 3.13 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk lainnya DI Kabupaten Pasaman
Barat
28
Tabel 3.14 Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomi Penduduk Di Kabupaten Pasaman Barat 28
Tabel 3.15 Biaya Penanganan Pasar Nagari di Kabupaten Pasaman Barat 29
Tabel 4.1 Rencana Kerja Pembebasan Lahan
Peningkatan Ruas Jalan Padangsawah – Simpangempat (Ruas 047.1)
Di Kabupaten Pasaman
37
Tabel 4.2 Rencana Kerja Pembebasan Lahan
Peningkatan Ruas Jalan Padangsawah – Simpangempat (Ruas 047.1) dan
Pembangunan Jembatan Aia Gadang Di Kabupaten Pasaman Barat
38
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek 2
Gambar 1.2 Foto Kondisi Lalulintas di Pasar Kinali dan Tampuruang 3
Gambar 2.1 Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Pasaman 13
Gambar 2.2 Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Pasaman Barat 13
Gambar 2.3 Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Pasaman 14
Gambar 2.4 Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden di Kabupaten Pasaman 14
Gambar 2.5 Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Pasaman Barat 14
Gambar 2.6 Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden di Kabupaten Pasaman Barat 14
Gambar 2.7 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Pasaman 15
Gambar 2.8 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Pasaman Barat 15
Gambar 2.9 Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Pasaman 15
Gambar 2.10 Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Pasaman Barat 16
Gambar 2.11 Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian Kabupaten Pasaman 16
Gambar 2.12 Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian Kabupaten Pasaman Barat 16
Gambar 2.13 Diagram Pendapatan Responden K5 di Pasar Kinali 17
Gambar 2.14 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang di Pasar Kinali 17
Gambar 2.15 Diagram Pendapatan Responden K5 di Pasar Tampuruang 17
Gambar 2.16 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang di Pasar
Tampuruang
17
Gambar 2.17 Diagram Tingkat Pendidikan Responden di Pasar Kinali 18
Gambar 2.18 Diagram Tingkat Pendidikan Responden di Pasar Tampuruang 18
Gambar 2.19 Diagram Persepsi Pedagang Pasar Kinali tentang Rencana Kegiatan 18
Gambar 2.20 Diagram Persepsi Pedagang Pasar Tampuruang tentang Rencana Kegiatan 18
Gambar 2.21 Diagram Tanggapan Pedagang K5 Pasar Kinali tentang Penataan Pasar 18
Gambar 2.22 Diagram Tanggapan Pedagang K5 Pasar Tampuruang tentang Penataan Pasar 19
Gambar 2.23 Diagram Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Kegiatan di Kabupaten Pasaman 19
Gambar 2.24 Diagram Sikap Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Pasaman 19
Gambar 2.25 Diagram Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Kegiatan di Kabupaten Pasaman
Barat
19
Gambar 2.26 Diagram Sikap Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Pasaman Barat 20
Gambar 2.27 Diagram Bentuk Kompensasi yang diingini Masyarakat Pasaman 20
Gambar 2.28 Diagram Bentuk Kompensasi yang diingini Masyarakat Pasaman Barat 20
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 1. Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
1.a. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan III Nagari Kabupaten Pasaman
Bangunan
1.b. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Bangunan
1.c. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat
Bangunan
1.d. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
Bangunan
1.e. Tabel Pedagang K5 Di Pasar Kinali dan Tampuruang TerkenaYang Pembebasan Proyek Lampiran 2
Format Risalah Konsultasi dan Sosialisasi Lampiran 3
Flowchart Mekanisme Penanganan Keluhan Lampiran 4
Formulir Monitoring dan Evaluasi Bulanan Pelaksanaan LARAP Lampiran 5
a. Rekapitulasi Perhitungan Gantirugi Pelebaran Jalan Link 047.2
b. Perhitungan Gantirugi Pelebaran Jalan Link 047.1 di Kabupaten Pasaman
c. Perhitungan Gantirugi Pelebaran Jalan Link 047.1 di Kabupaten Pasaman Barat Lampiran 6
a. Peta Lokasi Ruas Jalan Padangsawah - Simpangempat (Link 047.2) 3 Lembar
b. Gambar Profil Perencanaan di Padangsawah
c. Gambar Cross Section di Padangsawah
d. Gambar Profil Perencanaan di Kinali
e. Gambar Cross Section di pasar Kinali
f. Gambar Profil Perencanaan di Simpang Empat
g. Gambar Cross Section di Simpang Empat Lampiran 7
a. Bahan Pengumuman kepada Warga Sebelum Pelaksanaan Penelitian LARAP
b. Undangan, Daftar Hadir dan Notulasi Workshop Larap oleh Bintek PU Bina Marga
c. Surat Kepala Dinas Binamarga, Tatruang dan Pemukiman tentang Jadual Sosialisasi, Bahan
Informasi Proyek dan Dokumentasi Penempelan Materi Informasi di Kantor Camat dan Kantor
Walinagari di Wilayah Studi
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
1
I. PENDAHULUAN DAN DESKRIPSI PROYEK
1. Latar belakang. Pemerintah Indonesia, melalui Departemen Pekerjaan Umum, berencana
untuk menerapkan proyek peningkatan kapasitas untuk segmen Jalan Nasional Padangsawah -
Simpangempat (Ruas 047.2) dan pembangunan jembatan baru Aia Gadang (selanjutnya secara
kolektif disebut sebagai 'Proyek'), yang terletak di Kabuipaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman
Barat, Propinsi Sumatera Barat. Proyek ini akan dibiayai dengan pinjaman dari Bank Dunia melalui
Western Indonesia Proyek Perbaikan Jalan Nasional (WINRIP). Segmen jalan termasuk dalam
Koridor Sumatera Tengah, yang merupakan jalan alternatif untuk mendistribusikan barang dan jasa di
Sumatera.
2. Pelebaran Jalan Nasional Ruas Padangsawah – Simpangempat (Ruas 047.2) dan pembangunan
Jembatan Aia Gadang dilakukan untuk meningkatkan kinerja jalan yang pada akhirnya akan
melancarkan moda angkutan dari dan menuju Padang (Pelabuhan Teluk Bayur). Pelebaran yang
seluruhnya akan dilaksanakan di dalam RUMIJA sepanjang 40,693 KM dari KM 134+200 sampai
KM 174+893 dari Kota Padang, serta pembangunan jembatan baru bersebelahan dengan Jembatan
Aia Gadang yang ada saat ini, dilaksanakan dalam rangka penerapan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan
kelancaran bagi pengguna.
3. Pelebaran walau dilaksanakan dalam RUMIJA yang telah menjadi milik Negara, namun masih
memerlukan pembebasan terutama terhadap bangunan dan tanaman penduduk yang berada di
dalamnya. Sementara itu, pembangunan jembatan akan membutuhkan pembebasan lahan milik
masyarakat (Ulayat). Pembebasan juga dilakukan terhadap keberadan pedagang K5 dan pemarkiran
kendaraan di bahu jalan di kawasan Pasar Kinali dan Pasar Tampuruang yang selalu menimbulkan
kemacetan pada hari pasar sekali dalam seminggu masing-masing hari Senen dan Minggu. Karena
kegiatan pembebasan dan penataan pasar sering menimbulkan dampak pada lingkungan sosial
ekonomi, maka sesuai Petunjuk Operasional Bank Dunia (OP) No. 4.12, maka harus ditangani dengan
panduan atau kerangka acuan kerja yang jelas, sesuai hasil Studi Land Acquisition and Resettlement
Action Plan (LARAP).
4. LARAP adalah suatu kegiatan pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan dan
tanaman (Land Acquisition) serta pemindahan penduduk (Resettlement) yang menggunakan
pendekatan partisipasi, sehingga mendapatkan suatu kerangka kerja dalam pelaksanaan kegiatan
pembebasan yang dibutuhkan dalam pembangunan. Namun kegiatan pelebaran Ruas Jalan
Padangsawah – Simpangempat ini tidak memerlukan pemindahan penduduk. Hasil studi dan
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
2
pendataan terhadap masyarakat yang terkena pelebaran jalan, akan dijadikan dasar dalam proses
pembebasan lahan sesuai tujuan sebagaimana disebutkan berikut ini.
a) Memperkirakan secara baik dan akurat tentang jumlah penduduk, bangunan dan tanaman
yang akan terkena pelebaran jalan dan pembangunan jembatan.
b) Memperkirakan secara baik dan akurat tentang nilai atau harga bangunan dan tanaman
yang akan terkena proyek.
c) Melakukan usulan penataan kawasan Pasar Kinali dan Pasar Tampuruang dengan tetap
memperhatikan inspirasi masyarakat, sehingga pelebaran jalan tidak menimbulkan konflik
dengan masyarakat.
5. Pelebaran yang merupakan bagian dari Trans Sumatra Jalur Barat sepanjang 40,693 KM ini,
dimaksudkan untuk peningkatan kinerja jalan yang pada akhirnya akan melancarkan moda angkutan.
Secara administratif kegiatan ini berada pada 2 Kabupaten dan 4 kecamatan yang masing-masing
meliputi satu Nagari (setingkat Desa), keculi Kecamatan Pasaman melibatkan 2 Nagari sebagaimana
disampaikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1.
Lokasi Administreasi Rencana Pelebaran Jalan Ruas 047.2 dan Pembangunan Jembatan
No. KABUPATEN / KECAMATAN NAGARI KETERANGAN
A. KABUPATEN PASAMAN
1. Kecamatan III Nagari Ladang Panjang Jalan Link 047.2
B. KABUPATEN PASAMAN BARAT
1. Kec. Kinali Kinlai Jalan Link 047.2
2. Kec. Luhak Nan Duo Koto Baru Jalan Link 047.2
3. Kec. Pasaman Lingkuang Aua Jalan Link 047.2
Aia Gadang Jembatan Aia Gadang
6. Ruas 047.2 yang dimulai dari Padangsawah Nagari Ladang Panjang Kabupaten Pasaman dan
berakhir di Simpangempat Nagari Lingkuang Aua Kabupaten Pasaman Barat atau dari KM 134+200
sampai KM 174+893 dari Kota Padang. Bila ditinjau dari wilayah administrasinya, maka hanya 2,200
Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
3
Km ruas jalan ini yang berada di wilayah Kabupaten Pasaman, yakni dari KM 134+200 sampai KM
136+400, dan sepanjang 38,493 Km berada di Kabupaten Pasaman Barat yakni dari KM 136+400
sampai KM 174+893. Sementara itu, pembangunan jembatan Aia Gadang dimulai dari KM 284+062
sampai KM 284+424 dari Kota Padang.
7. Pada ruas jalan ini sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, ditemukan fasilitas pasar
yakni Kinali dan Tampuruang yang keberadaanya bersempadan atau yang sangat dekat dengan
pinggir jalan. Pada saat hari pasar sekali dalam seminggu, yakni masing-masing pada Senin dan
Minggu, sering terjadi kemacetan akibat pasar tumpah dan banyaknya kendaraan yang parkir di
pinggir jalan. Upaya penataan pada hari pasar sering dilakukan, namun belum memberikan hasil yang
optimal. Di sisi lain, hasil observasi mendapatkan bahwa rollen jalan - lahan kosong antara bangunan
dan pinggir RUMIJA - yang merupakan milik masyarakat setempat, sebagiannya telah disewakan
kepada pedagang K5 sehingga mengakibatkan pedagang K5 lain sering menggunakan bahu jalan
untuk menggelar dagangan. Hal inilah yang sering menyebabkan kemacetanan pada setiap Hari Pasar.
8. Berdasarkan studi Detail Engineering Design (DED), pelebaran jalan yang direncanakan akan
menjadikan ruas jalan ini dengan lebar perkerasan 7,0 m’ yang dilengkapi dengan bahu jalan dan
saluran drainase. Dimensi teknis rencana pelebaran sebagaimana disajikan pada Tabel 1.2. di bawah,
sedangkan Typical Cross section disajikan dalam lampiran. Selanjutnya Jembatan Aia Gadang akan
dibangun bersebelahan dengan jembatan yang ada, dengan panjang bentangan 100 m’ dengan lebar 9
m’ yang dilengkapi peningkatan ruas jalan sebelum dan sesudah jembatan dengan dua jalur. Pofil dan
Typical Cross section disajikan dalam Lampiran 6.
Gambar 1.2. Foto Kondisi Lalulintas di Pasar Kinali dan Tampuruang
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
4
Tabel 1.2.
Dimensi Teknis Rencana Pelebaran Ruas Jalan Nasional Padangsawah - Simpangempat
No. Perencanaan Satuan Dimensi
1. Lebar Badan Jalur meter 7,00
2. Lebar bahu jalan (Kiri dan Kanan) meter 4,00
3. Lebar Drainase (Kiri dan Kanan) meter 1,00
4. Kemiringan Normal Perkerasan % 2,00
5. Kemiringan Bahu Jalan % 4,00
Sumber : P2JJ Provinsi Sumatera Barat, 2010.
9. Proses dan Metodologi. Identifikasi aset terkena dampak, baik yang dimiliki masyarakat, mau
pun koorporat atau pemerintah, dilakukan melalui survey lapangan dengan memperhatikan posisinya
terhadap RUMIJA. Pencatatan aset di dalam RUMIJA dilakukan untuk kemudian diteliti lebih lanjut.
Sebelumnya dilakukan pengumuman terlebih dahulu terkait rencana studi-lihat lampiran 7a).
Penelitian terhadap aset masyarakat dilakukan melalui pencacahan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai mana diuraikan berikut ini.
a) Aset Masyarakat. Bangunan mayarakat diidentifikasi type konstruksi permanen, semi-
permanen dan gubuk atau bangunan kayu, fungsi dan penggunaannya sebagai rumah atau
tempat usaha, serta lokasi aset mencakup letak pada KM atau pun Sta berapa, serta posisi
di sebelah kiri atau kanan jalan dari arah Kota Padang. Bangunan Lainnya diidentifikasi
dengan memperhatikan jenis seperti teras, pagar, gorong-gorong dan decker, fondasi batas
tanah atau aset lainnya. Penelitian juga memperhatikan lokasi mencakup letak di KM atau
pun Sta berapa, serta posisinya di sebelah kiri atau kanan jalan dari arah Kota Padang.
Tanaman bernilai ekonomi milik masyarakat dilakukan dengan menghitung jumlah, jenis
dan lokasi mencakup tumbuh di KM atau pun Sta berapa, serta posisi di sebelah kiri atau
kanan jalan dari arah Kota Padang. Jenis yang ditanam seperti Sawit, Cokelat, Kelapa,
Pinang, Jati, serta tanaman buah-buahan lainnya seperti Mangga, Jambu, Durian dan lain-
lain.
b) Aset Publik. Beberapa fasilitas publik milik pemerintah maupun koorporate seperti tiang
listrik, telepon dan jaringan kabel bawah tanah atau pun pipa air bersih di dalam RUMIJA
dicatat jumlah dan lokasinya untuk kemudian dilakukan koordinasi dengan instansi
bersangkutan untuk dapat dipindahkan. Aktifitas Pasar Kinali dan Pasar Tampuruang yang
selalu macet setiap hari pasar, yakni Senen dan Minggu, diteliti guna dapat dilakukan
penataan terhadap pedagang K5 serta perparkiran di pinggir jalan. Penelitian melalui
penerapan diskusi kelompok terfokus atau focused group discussion/FGD dengan peserta
berasal dari kelompok aparat pemerintah (Kabupaten, Kecamatan dan Nagari), tokoh
masyarakat dan unsur masyarakat yang terkena dampak kegiatan pelebaran. Selain itu,
dilakukan wawancara bebas (spotcheck) dengan responden terpilih.
10. Penelitian data Sosial. Penelitian LARAP merupakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan
informasi tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat secara rinci dan lengkap serta dapat
mendeskripsikan fenomena sosial dan pendapat masyarakat terhadap rencana pelebaran Jalan
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
5
Nasional Padangsaawah – Simpangempat dan Pembangunan Jembatan Aia Gadang di Kabupaten
Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat.
11. Penelitian yang bersifat deskriptif-analitis ini menggunakan metode survai, dimana informasi
dikumpulkan dari responden pemilik aset yang terkena pelebaran dan pembangunan jembatan serta
para pedagang K5 di Pasar Kinali dan Tampuruang yang menempati RUMIJA, dengan memakai
kuisioner dengan tujuan untuk dapat menggali aspek kehidupan masyarakat yang terkait rencana
kegiatan. Secara garis besar 4 aspek yang akan ditinjau melalui studi adalah :
a) Ciri- ciri atau kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,
b) Lingkungan sosial ekonomi masyarakat,
c) Pengetahuan masyarakat terhadap rencana kegiatan,
d) Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.
12. Selain data primer di atas, digunakan pula data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait
seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten, Kantor Pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Nagari, baik
berupa data sosial ekonomi dan budaya, maupun peraturan perundang-undangan tentang ketetapan
harga dan tata cara pembayaran ganti rugi bangunan dan tanaman. Data sekunder dari literatur dan
data primer (hasil survey), selanjutnya dievaluasi dan dianalisa dengan menggunakan rumus yang
lazim digunakan. Hasil survey selanjutnya dientrikan ke dalam suatu tabel data dasar (database
entries) menggunakan perangkat pemograman WEB_php yang di disain untuk ini, untuk selanjutnya
digunakan dalam penganalisisan lebih lanjut dalam penyajiannya ke dalam bentuk tabel-tabel, gambar
atau peta, ataupun sebagai tampilan dan akses cepat ke setiap penduduk yang terkena dampak.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
6
II. SURVEY SOSIAL EKONOMI DAN INVENTARISASI ASET
13. Identifikasi WTP dan Aset Terkena Dampak Proyek. Wilayah administrasi studi LARAP
kegiatan pelebaran Ruas Jalan Nasional Padangsawah – Simpangempat (Ruas 047.2) berada pada 4
(empat) kecamatan, dimana 1 kecamatan di Kabupaten Pasaman yakni Kecamatan III Nagari, dan 3
kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat yakni Kinali, Luhak Nan Duo dan Pasaman. Masing-masing
kecamatan meliputi satu Nagari (setingkat Desa) berturut-turut Nagari Ladang Padanjang di
Kabupaten Pasaman dan Nagari Kinali, Koto Baru dan Lingkuang Aua di Kabupaten Pasaman Barat.
Sementara lokasi pembangunan Jembatan Aia Gadang berada berada di Nagari Aia Gadang
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat.
14. Pemanfaatan lahan di sepanjang trase jalan ini sebagian besar sudah menjadi kawasan
terbangun dan perkebunan dengan hasil utama kelapa sawit, kakao, jagung dan tanaman perkebunan
lainnya. Di Kecamatan Kinali, yakni di Kinali dan Tampuruang, dijumpai sarana pasar dengan hari
pasar sekali dalam seminggu yakni pada hari Senen di Pasar Kinali dan Minggu di Pasar Tampuruang,
dimana pada hari sering terjadi kemacetan akibat pasar tumpah dan pemarkiran kendaraan di pinggir
jalan.
Kabupaten Pasaman
15. Karekteristik Penduduk Jumlah penduduk di Nagari (setingkat desa) Ladangpanjang pada
Tahun 2008 mencapai 10.434 jiwa yang terdiri dari 2.613 Kepala Keluarga (KK) (Tabel 2.1.). Secara
demografi, kepadatan penduduk merupakan gambaran jumlah jiwa per-km2 dari luas wilayah
administratif terendahnya (Nagari) masing-masing. Berdasarkan luas wilayah administratif sebesar
62,16 km2, kepadatan penduduk Nagari Ladangpanjang 168 jiwa per-km2. Ha ini didukung dengan
posisinya berada di pertigaan menuju 3 lokasi pusat pemerintahan kabupaten, Lubukbasung di Agam,
Simpangempat di Pasaman Barat dan Lubuksikaping di Pasaman.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk pada Wilayah Studi Kabupaten Pasaman
(Keadaan Tahun 2008)
No
. Wilayah Studi
Luas
(km2)
Data Umum Kependudukan
Laki-laki
(jiwa)
Perempua
n (jiwa)
Jumlah
(jiwa)
Jumlah
KK
Kepadatan
(jiwa/km2)
1. Kec. Tigo Nagari
a. Nagari Ladang Panjang 62,16 5.289 5.145 10.434 2.613 168
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
16. Mata pencaharian penduduk di sepanjang ruas jalan yang ditingkatkan, Table 2.2, dinominasi
oleh kegiatan pertanian, yang dalam hal ini termasuk perkebunan yang ditopang oleh usaha industri
pengolahan hasil kebun. Hal ini juga terlihat dari sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan dan
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
7
Jasa-jasa lainnya yang erat hubungannya dengan sektor perkebunan, seperti perbankan, koperasi
usaha penyewaan alat berat dan sarana produksi kebun lainnya.
Tabel 2.2. Pekerjaan Utama Penduduk (10 Tahun ke atas) di Nagari Ladangpanjang
(Keadaan Tahun 2008)
No. Pekerjaan Utama Jumah (Jiwa) Keterangan
1 Pertanian 7.653
2 Pertambangan Penggaalian 95
3 Industri Pengolahan 134
4 Bangunan 41
5 Perdagangan, Hotel & Restoran 490
6 Pengangkutan & Komunikasi 111
7 Keuangan, Persewaan & Jasa 416
8 Jasa-Jasa 323
9 Lainnya 564
Jumlah 9.427
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
17. Pemanfaatan lahan disuatu wilayah sangat tergantung kepada potensi sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia yang ada, topografi, geomorfologi serta kultur budaya masyarakat. Lokasi
rencana kegiatan yang terletak di kawasan yang telah dikembangkan untuk usaha perkebunan
memiliki tingkat produktifitas yang tinggi, dimana sebagian besar telah dimanfaatkan sebagai
kawasan perkebunan. Jika ditinjau berdasarkan wilayah kecamatan, maka hampir keseluruhan lahan
telah dimanfaatkan masyarakat, baik penduduk setempat, atau anggota koperasi yang tidak bermukim
di kawasan ini, maupun oleh para investor perkebunan. Status kepemilikan lahan terdiri dari Milik
Ulayat Kaum dan Ulayat Nagari, serta Milik Perusahaan dan perorangan yang telah bersertifikat.
Kepemilikan ini menggambarkan ciri kepemilikan lahan pada umumnya di Minangkabau serta tidak
lepas dari kebijakan pengembangan kawasan yang dilaksanakan oleh Perusahaan Perkebunan Besar
pola inti-plasama.
18. Karakteristik. Secara umum struktur komunitas penduduk di wilayah studi didominasi oleh
etnis Minangkabau, disamping etnis lain seperti Mandailing, Jawa, Nias dan lain sebagainya.
Walaupun secara etnis terdapat kelompok yang dominan, namun pola interaksi yang berkembang
cukup harmonis dan tidak adanya pembentukan kelompok tersendiri secara eksklusif. Justru yang
berkembang adalah terbentuknya pengelompokan secara sosial ekonomi dalam bentuk koperasi
perkebunan dan kelompok sosial kemasyarakatan lainnya.
Kabupaten Pasaman Barat
19. Karakteristik Penduduk. Jumlah penduduk di wilayah administratif Nagari (setingkat desa)
yang dilewati ruas jalan pada Tahun 2008 mencapai 111.056 jiwa yang terdiri dari 23.520 Kepala
Keluarga (KK). Sebaran penduduk menurut satuan wilayah administrasi disajikan pada Tabel 2.3. Di
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
8
lokasi penduduk berkelamin laki-laki (56.595 jiwa) lebih besar dari perempuan (54.461 jiwa) dengan
jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kenagarian Kinali Kecamatan Kinali (25.134 jiwa) sedangkan
yang terendah sebesar 10.434 jiwa di Kenagarian Aia Gadang di Kecamatan Pasaman.
Tabel 2.3
Kompilasi Jumlah Penduduk pada Wilayah Studi (Keadaan Tahun 2008)
No
. Wilayah Studi
Luas
(km2)
Data Umum Kependudukan
Laki-laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
(jiwa) Jumlah KK
Kepadatan
(jiwa/km2)
1. Kec. Kinali
a. Nagari Kinali 365,57 25.314 24.158 49.472 8.663 135
2. Kec. Luhak Nan Duo
a. Nagari Koto Baru 211,10 12.785 12.349 25.134 6.041 119
3. Kec. Pasaman
a. Nagari Lingkuang Aua 158,54 13.292 12.724 26.016 6.360 164
b. Nagari Aia Gadang 130.44 5.204 5.230 10.434 2.456 80
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
20. Kepadatan Penduduk. Secara demografi, kepadatan penduduk merupakan gambaran jumlah
jiwa per-km2 dari luas wilayah administratif ternedahnya (Nagari) masing-masing. Berdasarkan luas
wilayah administratif yang dilewati ruas jalan mencapai 735,210 km2, kepadatan penduduk berkisar
antara 80 – 164 jiwa per-km2 dengan kepadatan rata-rata 151 jiwa/km2. Wilayah terpadat (164 jiwa
per-km2) penduduknya terdapat di Kenagarian Lingkuang Aua Kecamatan Luhak Nan Dua dan paling
rendah di Kenagarian Aia Gadang Kecamatan Pasaman yaitu sebesar 80 jiwa per-km2.
21. Karakteritisk Ekonomi. Mata pencaharian penduduk di sepanjang ruas jalan yang ditingkatkan,
Table 2.4, dinominasi oleh kegiatan pertanian, yang dalam hal ini termasuk perkebunan yang ditopang
oleh usaha industri pengolahan hasil kebun. Hal ini juga terlihat dari sektor Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan dan Jasa-jasa lainnya yang erat hubungannya dengan sektor perkebunan, seperti
perbankan, koperasi usaha penyewaan alat berat dan sarana produksi kebun lainnya.
Tabel 2.4. Kompilasi Pekerjaan Utama Penduduk Nagari (10 Tahun ke atas)
Di Wilayah Studi (Keadaan Tahun 2008)
No
. Pekerjaan Utama
Kecamatan Jumlah
Kinali Luhak Nan 2 Pasaman
1 Pertanian 14.880 7.559 18.379 40.818
2 Pertambangan Penggaalian 202 61 70 333
3 Industri Pengolahan 452 111 320 883
4 Listrik dan Air Bersih 5 1 16 22
5 Bangunan 71 83 834 988
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 2.027 803 805 3.635
7 Pengangkutan & Komunikasi 115 32 666 813
8 Keuangan, Persewaan & Jasa 1.516 381 710 2.607
9 Jasa-Jasa 2.425 729 522 3.676
10 Lainnya 30 21 8 59
Jumlah 21.723 9.781 22.330 53.834
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
9
22. Pola Pemanfaatan dan Kepemilikan Lahan. Pemanfaatan lahan pada suatu wilayah sangat
tergantung pada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada, topografi,
geomorfologi serta kultur budaya masyarakat. Lokasi rencana kegiatan yang terletak di kawasan yang
telah dikembangkan memiliki tingkat produktifitas yang tinggi, dimana sebagian besar lahan telah
dimanfaatkan sebagai kawasan perkebunan. Jika ditinjau berdasarkan wilayah administrasi
kecamatan, maka hampir keseluruhan lahan telah dimanfaatkan masyarakat, baik penduduk setempat,
atau anggota koperasi yang tidak bermukim dikawasan ini, maupun oleh para investor. Status
kepemilikan lahan terdiri dari Milik Ulayat Kaum dan Ulayat Nagari, serta Milik Perusahaan dan
perorangan yang telah bersertifikat. Kepemilikan ini menggambarkan ciri kepemilikan pada umumnya
di Minangkabau serta tidak lepas dari kebijakan pengembangan kawasan ini sebagai kawasan
perkebunan yang dilaksanakan oleh Perusahaan Perkebunan Besar pola inti-plasama.
23. Karaktristik Sosial Budaya. Secara umum struktur komunitas penduduk di wilayah studi
didominasi oleh etnis Minangkabau, disamping etnis lain seperti Mandailing, Jawa, Nias dan lain
sebagainya. Walaupun secara etnis terdapat kelompok yang dominan, namun pola interaksi yang
berkembang cukup harmonis dan tidak adanya pembentukan kelompok tersendiri secara eksklusif.
Justru yang berkembang adalah terbentuknya pengelompokan secara sosial ekonomi dalam bentuk
koperasi perkebunan dan kelompok sosial kemasyarakatan lainnya.
HASIL IDENTIFIKASI DATA LAPANGAN
24. Penyiapan LARAP ini dilakukan dengan pendekatan survey dengan menggunakan kuesioner
setelah suatu sosialisasi dilakukan yang kemudian dilengkapi dengan wawancara dan FGD. Survey ini
dilakukan tanggal 16-26 November 2010 dimana tanggal ini selanjutnya menjadi tanggal terakhir
pencatatan atas WTP dan aset terkena yang berhak untuk dikompensasi atau mendapatkan bantuan
lainnya. Jika ada jarak waktu antara pembuatan LARAP dan pelaksanaan proyek WINRIP atau sub-
sub proyek dibawahnya, PPT akan melakukan verifikasi atas hasil survey ini. Hasil survey ini telah
diumumkan (lihat lampiran 7c).
25. Aset Milik Masyarakat yang dijumpai dalam RUMIJA pada Ruas Link 047.2 dan
pembangunan jembatan di kedua kabupaten dimiliki oleh 62 Orang atau WTP. Aset ini dikategorikan
berupa lahan yang dimiliki oleh 2 WTP, bangunan rumah ataupun tempat usaha yang menjorok ke
RUMIJA yang dimiliki oleh 42 WTP, bangunan lainnya berupa pagar, gorong-gorong maupun teras
rumah dan lain-lain sebanyak 7 WTP, serta pemilik tanaman bernilai ekonomi sebanyak 13 WTP.
Uraian masing-masing aset sesuai wilayah administrasi sebagaimana disampaikan berikut ini. Tabel
detail data tentang WTP dan aset terkena dapat dilihat pada Lampiran 5.
26. Aset Terkena Dampak di Kabupaten Pasaman. Hasil pengolahan data lapangan menemukan
total bangunan penduduk yang terkena rencana pelebaran adalah 3 unit sebagai disampaikan berikut.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
10
1. Guguk 1 unit, yang digunakan sebagai bengkel,
2. Semipermanen 1 Unit digunakan sebagai warung.
3. Semipermanen 1 Unit digunakan sebagai rumah.
27. Ketiga bangunan yang menjorok dalam Rumija ini akan terkena lebih dari 75% sampai 100%
luas bangunannnya. Oleh karena itu mereka harus dibongkar, dan akan pindah ke lahan milik masing-
masing yang letaknya persis di dekat atau di belakang RUMIJA yang digunakan. Aset Lain yang
terkena proyek adalah Bangunan lainnya milik penduduk dalam RUMIJA berupa Teras Rumah
sebanyak 1 Unit. Dan tanaman bernilai ekonomi yang dimiliki masyarakat yang ditanam di dalam
RUMIJA hanya 1 pohon sawit yang dimiliki oleh 1 KK.
28. Aset Terkena Dampak di Kabupaten Pasaman Barat
a. Tanah. Pembangunan jembatan Aia Gadang membutuhkan pembebasan tanah milik
masyarakat sekitar, dimana saat ini terdapat dua bangunan. Proyek membutuhkan
320m2 tanah milik 2 orang yang telah mendirikan 2 unit bangunan yang akan terkena
dampak dan harus mengungsi. Status tanah yang terkena merupakan tanah komunal
namun sudah diakui sebagai hak milik pribadi (seperti Girik), dimana sisa tanah yang
dimiliki masih luas. 2 orang yang terkena akan membangun kembali bangunan
pengganti mereka pada lahan yang tersisa.
b. Bangunan. Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan, untuk pelebaran diperoleh
jumlah bangunan penduduk yang terkena rencana pembangunan ini adalah 37 unit
sedangkan untuk pebangunan jembatan sebayak 2 unit. Deskripsi bangunan yang
terkena pembangunan sebagai berikut.
1. Guguk 25 unit, 24 unit digunakan untuk tempat usaha dan 1 unit rumah
2. Semipermanen 10 unit yang digunakan untuk usaha
3. Permanen 4 unit, dimana 2 sebagai rumah dan lainnya sebagai warung.
c. Sebanyak 25 unit gubuk dan 8 unit bangunan semipermanen yang menjorok ke dalam
Rumija terkena lebih dari 75% sampai 100% luas bangunannnya sehingga harus
dibongkar. Mereka harus pindah ke lahan milik mereka masing-masing yang letaknya
persis di belakang RUMIJA yang digunakan. Dalam arti kata, bahwa penggunaan
RUMIJA untuk menirikan bangunan untuk berusaha dilakukan hanya untuk
mendekatkan mereka dengan pembeli.
d. Satu unit bangunan semipermanen dan 2 unit permanen, hanya sebagian kecil
bangunannya yang menjorok yang akan terkena pembebasan. Sementara 2 unit
bangunan permanen yang terletak di lahan masyarakat (Ulayat) akibat pembangunan
jembatan harus dibongkar karena akan terkena lebih dari 75% luas bangunan sehingga
pemiliknyanya harus pidah. Namun kepindahan mereka, karena masih merupakan
anggota ulayat, akan dilakukan ke lahan lain disebelahnya yang juga milik ulayat
mereka sendiri. Sesuai hasil penelitian, mereha meminta pengganti rugian berupa uang
tunai yang besarnya disesuaikan dengan kesepakatan bersama nantinya
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
11
e. Hasil pengamatan dan pengolahan data lapangan ditemukan 6 lokasi bangunan lainnya
milik penduduk yang dibangun di dalam RUMIJA. Bangunan tersebut berupa adalah
gorong-gorong dan pagar sebagaimana disampaikan berikut ini.
1. Gorong-gorong 2 lokasi
2. Pagar 4 lokasi,
f. Tanaman bernilai ekonomi yang dimiliki penduduk yang ditanam di dalam RUMIJA
sebanyak 34 pohon yang dimiliki oleh 12 KK, terdiri dari Pohon Sawit, Kakao, Kelapa,
Pinang dan pohon buah-buahan lain seperti Mangga, Rambutan dan Nangka.
1. Sawit 17 batanag
2. Kakao 12 batang
3. Pinang 5 batang
g. Aset publik dan koorporate yang terkena dampak di sepanjang jalan yang diperlebar
diantaranya tiang listrik, tiang telepon, saluran kabel fiber optik bawah tanah serta
jaringan PDAM di daerah Simpangempat.
29. Keberadaan Pasar Kinali dan Pasar Tampuruang. Pasar
Kinali, sama halnya dengan Pasar Bawan pada Ruas 047.1, juga
merupakan Pasar Nagari dengan hari pasar sekali dalam seminggu
setiap hari Senen. Pada hari-hari lain, sebagian toko atau warung
masih buka hanya untuk melayani kebutuhan masyarakat sekitar
dan tidak dijumpai adanya pedagang K5. Bangunan toko atau pun
warung di pasar ini semuanya berada di luar RUMIJA, namun
setiap hari pasar, suasana sangat ramai sehingga banyak pedagang K5 yang meluber ke badan jalan
dan selalu menimbulkan kemacetan. Kondisi ini diperparah akibat tidak tertatanya perparkiran serta
peyedia angkutan pedesaan, ojek, dan kendaraan pedagang memarkir kendaraannya di bahu jalan.
Upaya penataan yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari Kinali sebagai pihak pengelola belum
memberikan hasil yang optimal akibat pedagang K5 yang bersifat temporeri, sering menggunakan
bahu jalan untuk menggelar dagangannya. Jumlah pedagang K5 mingguan yang menempati RUMIJA
dan harus dipindah, berdasarkan data Wali Nagari dapat mencapai 15 orang, sedangkan yang
menggunakan rolen jalan - lahan kosong antara bangunan dan pinggir RUMIJA – mencapai 10
orang. Jumlah setiap minggunya tidak selalu sama dan selalu berubah.
Kondisi di atas, sama halnya dengan Pasar Tampuruang juga
terletak di Kecamatan Kinali, sama halnya dengan pasar Bawan
dan Kinali, juga merupakan Pasar Nagari dengan hari pasar setiap
hari Minggu. Pada saat hari pasar ini suasananya sangat ramai
sehingga pedagang K5 meluber sampai ke badan jalan dan
menimbulkan kemacetan. Kondisi ini diperparah akibat tidak
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
12
tertatanya perparkiran serta sering peyedia angkutan, ojek, dan kendaraan pedagang memarkir
kendaraan di bahu jalan. Jumlah pedagang K5 mingguan yang menempati RUMIJA dan harus
dipindah, berdasarkan data Wali Nagari dapat mencapai 15 orang, sedangkan yang
menggunakan rolen jalan - lahan kosong antara bangunan dan pinggir RUMIJA – mencapai
10 orang. Jumlah setiap minggunya tidak selalu sama dan selalu berubah. Mereka umumnya
menjual kebutuhan rumahtangga seperti sayur, cabe, buah-buahan, ikan kering, makanan
serta kebutuahan lainnya seperti peralatan dapur dan pakaian jadi. Sama halnya dengan pasar
lain sebelumnya, khusus bagi pedagang bahan hasil pertanian hanya akan berdagang jika
mendapatkan bahan dagangan dari petani. Penelitian berhasil mewawancarai Pedagang K5
sebanyak 11 orang dimana 9 orang diantaranya menempati bahu jalan dan 2 lainnya berjualan
di rollen jalan. Dari hasil wawancara diketahui bahwa sebagian dari mereka juga berjualan di
pasar lain seperti di Bawan atau pun di Kinali yang jaraknya tidak terlalu jauh, yakni pada
hari Jumat dan Senen.
30. Kuisioner: Aset Warga Terkena Proyek. Jumlah responden yang diwawancarai dalam
penelitian yang dilakukan dari tanggal 16 sampai 26 November 2010 di kedua kabupaten sebanyak 62
orang atau 100 %, meliputi 4 kecamatan dan 4 Nagari seperti disampaikan pada tabel berikut. Satu
Nagari, yakni Nagari Lingkuang Aua Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat tidak memiliki
karena tidak ada aset masyarakat yang terkena proyek. Jumlah ini sama dengan jumlah KK terkena
dampak baik secara perorangan maupun bahagian dari anggota Ulayat dari aset yang akan dibebaskan
baik berupa bangunan maupun tanaman. Dari data pada Tabel 2.5 terlihat bahwa besarnya responden
di Nagari Kinali Kecamatan Kinali menggambarkan bahwa banyak masyarakat mendirikan bangunan
atau kelengkapan bangunan, maupun menanam tanaman ekonomis di dalam RUMIJA. Hal ini
disebabkan kekurang-tahuan mereka atas fungsi dan kepemilikan RUMIJA, serta lemahnya
pengawasan dari pihak-pihak terkait.
Tabel 2.5 Distribusi Kuisioner Berdasarkan Wilayah Studi
No. Wilayah Studi Luas
(km2)
Jumlah (Jiwa) Responden (KK) Keterangan
Penduduk KK Jumlah % tase
A. Kabupaten Pasaman
1. Kec. III Nagari
Nagari Ladang Panjang 62,16 10.434 2.613 5 0,191 100% WTP
Sub-Jumlah 62,16 10.434 2.613 5 0,191
B. Kabupaten Pasaman Barat
1. Kec. Kinali
a. Nagari Kinali 365,57 49.472 8.663 49 0,566 100% WTP
2. Kec. Luhak Nan Duo
a. Nagari Koto Baru 211,10 25.134 6.041 6 0,099 100% WTP
3. Kec. Pasaman
a. Nagari Lingkuang Aua 158,54 26.016 6.360 - -
b. Nagari Aia Gadang 130.44 10.434 2.456 2 0,081 100% WTP
Sub-Jumlah 735,21 111056 23.520 57 0,0242
Jumlah Seluruhnya 797,37 121.490 26.133 62 0,237
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah) dan Penelitian Lapangan 2010
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
13
31. Kuisioner: Pedagang K5 Terkena Proyek. Jumlah responden pedagang K5 di kedua pasar yang
diwawancarai diwawancarai saat penelitian yang dilakukan pada hari Minggu dan Senen tanggal 16
dan 17 Januari adalah sebanyak 18 orang masing-masing 7 orang di Kinali dan 11 orang di
Tampuruang meliputi yang berdagang di rolen jalan maupun di bahu jalan. Jumlah ini mewakili
pedagang yang terkena dampak pelebaran.
HASIL PENELITIAN SOSIAL EKONOMI
32. Pekerjaan Utama WTP Kabupaten Pasaman. Dari 5 responden yang asetnya terkena proyek, 2
orang diantaranya berprofesi sebagai petani sedangkan 2 WTP lainya bergerak dibidng jasa dan
pedagang. Kondisi ini didukung kondisi lokasi yang berkebang sebagai kawasan perkebunan dan
berada di persimpangan jalan. Keadaan Sosial ekonomi responden salah satunya dapat dilihat
dari pekerjaan utama masing-masing. Jumlah responden yang berhasil diwawancarai dalam
penelitian ini sebanyak 57 orang meliputi 3 Nagari di 3 kecamatan seperti disampaikan pada
Gambar 2.2 berikut. Jumlah ini sama banyaknya (100%) jumlah KK yang terkena
pembebasan baik berupa bangunan maupun tanaman. Dari keseluruhan responden, terbanyak
berprofesi sebagai petani 61,4% dan 19,3 % pedagang.
Gambar 2.1.
Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Pasaman
Gambar 2.2.
Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Pasaman Barat
33. Tingkat Pendapatan WTP di Kabupaten Pasaman. Dari 5 responden yang diteliti tinggat
pendapatannya, 1 orang menyatakan pendapatannya lebih dari Rp. 1.500.100 per bulan dan 3 orang
lainnya berpendaparan antara Rp 500.000.- sampai Rp.1.000.000,- per bulan. Disamping itu, 2
orang responden memiliki pendapatan tambahan antara Rp 300.000 sampai Rp. 500.000,-
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
14
perbulan dan 1 responden berpendapatan tambahan lebih dari Rp. 800.000 perbulan.
Sementara itu 2 responden tidak memberikan opini.
Gambar 2.3.
Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Pasaman
Gambar 2.4.
Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden
di Kabupaten Pasaman
34. Tingkat Pendapatan WTP di Kabupaten Pasaman Barat Dari 57 responden yang diteliti tinggat
pendapatannya, 24 orang memiliki pendapatan antara Rp 500.000.- sampai Rp.1.000.000,- per bulan.
Sementara 14 responden berpendapatan lebih dari Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000 dan 16
responden lainnya berpendapatan lebih dari Rp. 1.500.000 per bulan.
Gambar 2.5.
Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Pasaman Barat
35. Pendapatan responden di kabupaten ini relatif lebih besar dari daerah penelitian lainnya,
mereka pun masih memiliki pendapatan tambahan dari usaha lainnya. 12 responden berpendapatan
tambahan lebih dari Rp. 800.000 per bulan dan 11 responden menyatakan memiliki pendapatan
tambahan antara Rp 500.000 sampai Rp. 800.000,- perbulan sebagaimana diagram berikut.
Gambar 2.6.
Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden
Di Kabupaten Pasaman Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
15
36. Jumlah Anggota Keluarga WTP di Kabupaten Pasaman. Dua responden memiiki jumlah
anggota keluarga 7 – 9 orang, sedangkan 2 responden masing-masing memiliki jumlah anggota
keluarga 4 – 6 orang dan kecil dari 4 orang.
Gambar 2.7
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Di Pasaman
37. Jumlah Anggota Keluarga WTP di Kabupaten Pasaman Barat. Responden di kabupaten ini
memiliki anggota keluarga kecil (31,58%) sampai sedang (57,89%) dengan jumlah anggota keluarga
antara 4 – 6 orang per keluarga.
Gambar 2.8
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
di Pasaman Barat
38. Tingkat Pendidikan WTP di Kabupaten Pasaman. Rata-rata responden berpendidikan tamat
SD sampai SLTA. 2 dari 5 responden berpendidikan Tamat SMA. Tingkat pendidikan responden, 4
dari 5 orang berpendidikan Tamat SMA.
Gambar 2.9.
Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan
di Kabupaten Pasaman
39. Tingkat Pendidikan WTP di Kabupaten Pasaman. Rata-rata responden di lokasi ini relatif lebih
tinggi dari daerah sekitarnya yakni 42,11 % berpendidikan tamat SLTA dan 35,09 % berpendidikan
Tamat SLTP sebagaimana disajikan pada diagram berikut.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
16
Gambar 2.10.
Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan
di Kabupaten Pasaman Barat
40. Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian di Kabupaten Pasaman. Kegiatan pelebaran jalan
dirasa akan memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi yang cukup luas di masyarakat.
Namun selama pelaksanaan pembanguannya, 3 dari 5 responden merasa usaha ekonominya akan
terganggu.
Gambar 2.11.
Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian
di Kabupaten Pasaman
41. Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian di Kabupaten Pasaman. Hanya 10,53 % responden
yang menyatakan bahwa pelaksnaan kegiatan tidak mengganggu keiatan ekonomi masyarakat
sedangkan 75,44 % menyatakan terganggu
Gambar 2.12.
Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian
di Kabupaten Pasaman Barat
42. Tingkat Pendapatan Pedagang K5 di Pasar Kinali dan Tampuruang . Dari 7 responden K5
Pasar Kinali yang diteliti tingkat pendapatannya, Hanya 1 orang yang berpendapatan kevil ari Rp.
500.000 per bulan, sedangkan 6 orang lainnya, masing-masing 2 orang, berpendapatan antara Rp.
500.000 sampai Rp. 1.000.000, antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000 dan diatas Rp. 1.500.000
per bulannya sebagaimana disajikan pada grafik 2.13 berikut.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
17
Gambar 2.13.
Diagram Pendapatan Responden K5 di Pasar Kinali
43. Ditinjau dari jumlah anggota keluarga, maka responden K5 di Pasar Kinali rata-rata
merupakan keluarga sedang dan kecil dengan jumlah anggota keluarga kecil 4 orang dan dengan
anggota keluarga 4 – 6 orang sebagaimana grafik berikut.
Gambar 2.14
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang
di Pasar Kinali
44. Tingkat pendapatan Pedagang K5 di Pasar Tampuruang memperlihatkan pendistribudian yang
hampir merata, baik yang kecil dari Rp. 500.000 per bulan, mau pun yang lebih besar dari Rp.
1.500.000 per bulannya.
Gambar 2.15.
Diagram Pendapatan Responden K5 di Pasar Tampuruang
45. Dari kesebelas responden, hanya ada satu yang merupakan keluarga besar, sedangkan 7 orang
lainnya merupakan keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga kecil dari 4 Orang.
Gambar 2.16
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang
di Pasar Tampuruang
46. Tingkat Pendidikan WTP Pedagang K5. Rata-rata pendidikan Pedagang K5 di Pasar Kinali
adalah tamatan SLTP dan SLTA, masing-masing 42,86 %. Sementara iru, di Pasar Tampuruang, di
dominasi oleh tamatan SLTP dan SD yang masing-masing 45,45 % dan 27,27%. Tingkat pendidikan
ini berpengaruh terhadap wawasan dan pola pikir seseorang serta hasil wawancara, pengisian
kuisioner dan tanggapannya terhadap proyek.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
18
Gambar 2.17
Diagram Tingkat Pendidikan Responden di Pasar Kinali
Gambar 2.18
Diagram Tingkat Pendidikan Responden di Pasar Tampuruang
47. Persepsi Pedagang K5 terhadap Proyek dan Penataan Pasar. Penjaringan persepsi pedagang
perlu dilakukan sebelum dimulainya kegiatan pelebaran dilaksanakan, agar dapat diketahui berapa
besarnya masyarakat yang mendukung maupun menolak kegiatan ini. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa semua responden di ke dua pasar menyatakan setuju dan sangat setuju. Tidak
ada responden yang tidak setuju atau pun menolak pelebaran jalan.
Gambar 2.19
Diagram Persepsi Pedagang Pasar Kinali tentang Rencana Kegiatan
Gambar 2.20
Diagram Persepsi Pedagang Pasar Tampuruang tentang Rencana Kegiatan
48. Di sisi lain, pedagang sangat pengetahui bahwa konsekuensi dari pelebaran ini akan
mengganggu keberadaan mereka di kedua pasar. Namun berdasarkan kuesioner, terlihat bahwa 5 dari
7 pedagang di Pasar Kinali dan 8 dari 11 pedagang di Pasar Tampuruang bersedia di tata atau di
pindahkan pada lokasi yahng ditawarkan pemerintah, yakni di lokasi pasar bersangkutan.
Gambar 2.21
Diagram Tanggapan Pedagang K5 Pasar Kinali
tentang Penataan Pasar
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
19
Gambar 2.22
Diagram Tanggapan Pedagang K5 Pasar Tampuruang
tentang Penataan Pasar
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROYEK
49. Kabupaten Pasaman. Hasil Kuisioner di Pasaman memperlihatkan bahwa 60% WTP merasa
terganggu kegiatan ekonominya selama masa pelaksanaan konstruksi, namun mereka (80%)
menyetujui rencana pelebaran, walau 1 responden tidak memberikan opini.
Gambar 2.23.
Diagram Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Kegiatan di Kabupaten Pasaman
Gambar 2.24.
Diagram Sikap Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Pasaman
50. Kabupaten Pasaman Barat, Lebih besar dari kondisi di Kabupaten Pasaman, maka 74,55%
responden di Kabupaten Pasaman menyatakan terganggu ekonominya selama masa pelaksanaan
konstruksi, namun semuanya menyatakan setuju atau sangat setuju dengan rencana pelebaran, walau 2
responden tidak memberikan opini. Jika diperhatian lebih lanjut, maka dua responden di Aia Gadang
yang rumah harus dibebaskan, satu menyatakan setuju dan satu lainnya sangat setuju.
Gambar 2.25.
Diagram Persepsi Masyarakat tentang Pelaksanaan Kegiatan
di Kabupaten Pasaman Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
20
Gambar 2.26.
Diagram Sikap Masyarakat tentang Rencana Kegiatan
di Kabupaten Pasaman Barat
KOMPENSASI
51. Kabupaten Pasaman. Sebelum dilakukan penetapan besaran kompensasi terhadap bangunan
dan tanaman yang terkena, pada umumnya masyarakat menginginkan dilakukannya musyawarah.
Masyarakat menyerahkan sepenuhnya cara penetapan sesuai aturan Pemerintah yang berlaku. Namun
bila dikaji dari bentuk kompensasi yang diinginkan, 80% dalam bentuk uang gantirugi dan 20% tidak
memberikan opini.
Gambar 2.27.
Diagram Bentuk Kompensasi yang diingini Masyarakat Pasaman
52. Kabupaten Pasaman Barat. Sama halnya dengan responden di Kabupaten Pasaman, maka 55
dari 57 responden menginginkan kompensasi diberikan bentuk uang gantirugi.
Gambar 2.28.
Diagram Bentuk Kompensasi yang diingini Masyarakat Pasaman
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
21
III. PENGATURAN KOMPENSASI
53. Prinsip kompensasi. Suatu kebijakan yang diambil oleh pihak Proyek terhadap semua aset
publik yang terkena proyek akan diberikan kompensasi. Kompensasi dapat dalam bentuk atau
pembayaran tunai atau rekonstruksi aset yang terkena berikut perjanjian antara pemilik aset / WTP
dan Pemerintah. Studi LARAP akan menghitung anggaran biaya kompensasi yang harus disediakan
untuk diimplementasi nanti.
54. Kompensasi untuk tanah. Kompensasi untuk tanah yang terkena dampak didasarkan pada
biaya penggantian nyata atau harga pasar. Jumlah kompensasi akan dibahas bersama antara WTP dan
Pemerintah Daerah berdasarkan penilaian lahan yang dilakukan oleh Tim Penilai Independen Tanah
sesuai dengan mekanisme pembebasan tanah (seperti tercantum dalam Keputusan Presiden No
36/2005; Keputusan Presiden RI Nomor 65/2006 dan Peraturan Badan Pertanahan Nomor 3 / 2007
tentang pembebasan tanah untuk kepentingan umum. Hasil penilaian yang diberikan kepada Komisi
Pembebasan Tanah sebagai dasar untuk melakukan negosiasi dengan WTP. Biaya dari pajak registrasi
dan transfer ditanggung oleh Pemerintah.
55. Kebutuhan ANggaran LARAP, suatu analisis telah dilakukan untuk mengasumsikan tingkat
kompensasi terhadap lahan yang terkena dampak. Asumsi dibuat dengan mempertimbangkan harga
pasar, lokasi dan fungsi dari aset yang terkena dampak. Harga pasar tanah di site saat ini berdasarkan
analisis LARAP adalah 75.000/m2. Analisis ini akan menjadi masukan bagi Tim Independen
Penilaian Tanah. Namun, harga pasar tanah untuk referensi Panitia Pembebasan Tanah akan diberikan
oleh Tim Penilai Tanah.
56. Kompensasi untuk Bangunan. Bangunan yang terkena dampak akan diberi kompensasi
berdasarkan harga pasar untuk bahan bangunan pengganti. Analisis LARAP menetapkan harga pasar
untuk bangunan yang terkena dampak dalam rangka agar WTP dapat terlibat dalam membangun
kembali aset mereka, serta digunakan untuk pengestimasian anggaran. Analisis ini dilakukan dengan
mempertimbangkan Standar Harga Pemerintah dan harga pasar bahan, jenis dan fungsi/penggunaan
dimensi bangunan dan aset lainnya. Harga ini tanpa memperhitungkan nilai penyusutan. Hasil ini
akan diusulkan ke Dinas Perumahan sebagai masukan yang selanjutnya akan diberikan kepada PPT
untuk negosiasi dengan WTP. Hasil analisis menunjukan kisaran harga pasar bangunan dari Rp
2.000.000 - 3.000.000/m2 untuk bangunan permanen dan Rp 1.000.000 - 1.500.000/m2 untuk
bangunan semipermanen, dan Rp 175.000-500.000/m2 untuk bangunan gubuk. Hal ini juga disajikan
harga standar dari pemerintah dan dari harga pasar sebagai pembanding.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
22
Tabel 3.1.
Harga Patokan Pemerintah berdasarkan Konstruksi Bangunan
No. Konstruksi Fungsi
Bangunan Harga x Rp.1.000/m2) KETERANGAN
1. Toko Permanen 425.000,0
2. Toko Semi Permanen 310.000,0
3. Warung Gunuk 145.000,0
4. Rumah Permanen 550.000,0
5. Rumah Semi Permanen 400.000,0
6. Rumah Gunuk 175.000
Sumber : Pemerintah masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
57. Penentuan harga pasar untuk bangunan yang dibebaskan memperhatikan bentuk dan umur
konstruksi, lokasi dan fungsi bangunan, serta prospektif pengembangan kawasan bersangkutan. Hasil
penelitian didapat bahwa bangunan berfungsi warung ataupun toko per m2mya di ibukota
kecamatan/Nagari lebih mahal dibanding bangunan yang sama jauh dari pusat pemerintahan (rural).
Selanjutnya bangunan rumah tinggal, lebih murah dibandingkan bangunan toko atau warung. Hal ini
berlaku untuk semua bentuk kontruksi berturut-turut permanen, semipermanen dan terakhir gubuk.
Tabel 3.2.
Harga Pasar Bangunan berdasarkan Fungsi dan Konstruksi
No. Konstruksi Fungsi
Bangunan Harga x Rp.1.000/m2) KETERANGAN
1. Toko Permanen 3.000.000,0
2. Toko Semi Permanen 1.500.000,0
3. Warung Gunuk 250.000,0
4. Rumah Permanen 2.500.000,0
5. Rumah Semi Permanen 1.250.000,0
6. Rumah Gunuk 200.000
Sumber : Hasil Studi di masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
58. Harga Bangunan Lainnya. Pagar dan teras masyarakat yang dijumpai dalam RUMIJA dikelola
atau diganti dengan penggeserannya ke luar rumija atau dilakukan dengan penggantirugian. Hasil
kuisioner dan wawancara dengan pemilik pagar dan teras, menyatakan sebagian penduduk
menginginkan dikembalikan kebentuk semula oleh pihak pemrakarsa, sedangkan sebagian lainnya
menginginkan pihak pemrakarsa membayar gantirugi dengan patokan harga sesuai kesepakatan ketika
dilakukan Studi LARAP. Dikarenakan pemerintah tidak memiliki standar harga untuk pembagunan
kembali aset lainnya ini, maka dilakukan analisis harga untuk aset terkena. Biaya penggantirugian
yang disampaikan berikut ini merupakan harga hasil Studi LARAP dengan memperhatikan dimensi
dan jenis pagar dan teras penduduk yang terkena pekerjaan pelebaran berdasarkan harga pasar
material bangunan saat ini tanpa menghitung nilai depresiasi. Harga ini akan digunakan sebagai
referensi ganti rugi.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
23
Tabel 3.3.
Harga Pasar Bangunan lainnya sesuai dimensi dan Jenis Konstruksi
No. Konstruksi Fungsi
Bangunan
Harga Menurut
Hasil Studi LARAP Keterangan
A. Teras
2. Permanen Lantai Semen 250.000,0
4. Semi Permanen Lantai Semen 200.000,0
5. Rangka Kayu lantai Semen 150.000,0
6. Rangka Kayu lantai Tanah 100.000,0
B. Pagar
Pagar Besi Rangka Batu 100.000,0
Pagar Batu 150.000,0
C. Pondasi Batas Tanah (Pilin)
Biaya Pemindahan Pondasi Batas 50.000,0
Sumber : Hasil Studi 2010 (diolah).
59. Harga Tanaman Ekonomis. Kompensasi untuk tanaman yang terkena dampak berdasarkan
umur dan besarnya tanaman yang terkena dampak serta harga panen saat ini. Analisis besaran
kompensasi tanaman yang terkena dampak dilakukan untuk masukan bagi lembaga yang bertanggung
jawab (Dinas Pertanian / Perkebunan) serta untuk PPT dalam memperkirakan anggaran. Dalam
analisis ini digunakan Harga Standar Pemerintah dan harga pasar berdasarkan hasil survei. Hasil
analisis pada Tabel 3.6 berkisar dari Rp 2.500.000 - 1.500.000/pohon untuk tanaman sawit yang tidak
terlalu tua (sangat produktif) dan RP 1.500.000 - 1.000.000/pohon untuk kelapa sawit yang telah
berusia lebih dari 20 tahun atau masih berbuah pasir.
Tabel 3.4.
Harga Patokan Pemerintah untuk Tanaman Ekonomi
No. Jenis Tanaman Patokan Harga (Rp./batang)
Besar Sedang Kecil
1. Sawit 250.000,0 200.000,0 100.000,0
2. Kelapa 75.000,0 60.000,0 40.000,0
3. Coklat 200.000,0 175.000,0 100.000,0
4. Pinang 75.000,0 60.000,0 40.000,0
5. Buah-buahan lainnya 100.000,0 75.000,0 50.000,0
Sumber : Pemerintah masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
24
Tabel 3.5.
Harga Pasar (perkiraan) untuk Tanaman Ekonomi
No. Jenis Tanaman Patokan Harga (Rp./batang)
Besar Sedang Kecil
1. Sawit 500.000,0 750.000,0 250.000,0
2. Kelapa 175.000,0 250.000,0 100.000,-
3. Coklat 350.000,0 600,000,0 150.000,0
4. Pinang 125.000,0 160.000,0 60.000,0
5. Buah-buahan lainnya 125.000,0 250.000,0 75,000,0
Sumber : Pemerintah masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
Tabel 3.6.
Hasil Studi LARAP untuk Tanaman Ekonomi
No. Jenis Tanaman Patokan Harga (Rp./batang)
Besar Sedang Kecil
1. Sawit 600.000,0 1.000.000,0 350.000,0
2. Kelapa 200.000,0 300.000,0 150.000,-
3. Coklat 450.000,0 600,000,0 200.000,0
4. Pinang 150.000,0 200.000,0 100.000,0
5. Buah-buahan lainnya 150.000,0 250.000,0 100,000,0
Sumber : Hasil Studi di masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
60. Seluruh bangunan dan asset terkena akan dibongkar setelah pembayaran ganti rugi selesai
diberikan atau bangunan pengganti selesai dibangunkan kembali. Penelitian terhadap keberadaan
pasar dan upaya penaganan masalah pelebaran jalan dan kondisi pasar yang selalu tumpah saat hari
pasar, dilakukan melalui diskusi dan wawancara terstruktur, serta dilanjutkan dengan group diskusi
terfokus (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat menyadari bahwa setiap hari pasar
selalu terjadi kemacetan dan mengharapkan adanya di penataan kawasan pasar. Untuk itu, masyarakat
pelaksana proyek pelebaran jalan, yakni P2JJ Provinsi Sumatera Barat, dapat sekaligus melakukan
penataan dengan penyediaan pelataran parkir dan pelataran lapak pedagang K5.
61. Keberadaan lapak pedagang K5 dan pemarkiran kendaraan, baik kendaraan pedagang,
angkutan pedesaan, maupun kendaraan roda dua pribadi dan ojek, pada setiap hari pasar yakni hari
Jumat, telah menimbulkan kemacetan di ruas jalan ini. Walau masyarakat menyadari terjadi
kemacetan, namun sampai saat ini belum ada upaya penyelesaian masalahnya seperti penataan
pedagang K5 ataupun pemarkiran kendaraan.
62. Rencana Aksi yang diajukan untuk masalah ini adalah penyediaan pelataran parkir serta
pelataran pedagang K5. Luas yang areal yang dibutuhkan untuk itu sebesar 1.500 m2 Pasar
Tampuruang dan 1.000 m2 untuk Kinali hanya dengan perkerasan lantai dengan konstruksi aspalt.
Upaya ini tentunya membutuhkan penyediaan lahan disamping perkerasan itu sendiri di area Pasar
Bawan sekitar 20-30m dari batas RUMIJA. Pengaturan tempat jualan akan diserahkan kepada
pengelola pasar yakni Pemerintah Nagari, dimana orang yang terkena proyek ini diprioritaskan untuk
mendapatkan tempat ini.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
25
63. Estimasi Anggaran Kompensasi. Estimasi nilai aset masyarakat untuk dikompensasi untuk
dibayarkan kompensasinya oleh pemerintah pada Ruas 047.2 Padangsawah – Simpangempat dan
Pembangunan Jembatan Aia Gadang sebesar Rp. 1.790.200.000,- sebagaimana Tabel 3.7. Penyediaan
ini dibutuhkan untuk pembayaran kompensasi lahan, bangunan rumah, warung bengkel dan sarana
ekonomi lainnya, bangunan lain masyarakat seperti pagar, teras rumah, ataupun batas tanah
masyarakat, serta tanaman ekonomis yang semuanya berada dalam RUMIJA. Dana ini juga
alokasikan untuk perbaikan beberapa bagian dari sarana pasar di Kinali dan Tampuruang sehingga
keberadaannya tidak mengurangi kinerja jalan yang sudah ditingkatkan.Biaya ini juga telah
dialokasikan untuk Panitia Pembebasan Lahan, baik tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi,
termasuk Biaya Evaluasi dan Monitoring yang disediakan oleh Departemen PU melalui APBN.
Pembiayaan masing-masing kabupaten sebagaimana diuraikan berikut. (penghitungan lihat lampiran
5a)
Tabel 3.7.Rekapitulasi Biaya Larap Peningkatan Ruas Jalan Nasional Padangsawah - Simpangempat Link 047.2
A. KABUPATEN PASAMAN
1. Gantirugi Bangunan 66.400.000,00 2. Gantirugi Bangunan Teras dan Lainnya 4.000.000,00 3. Gantirugi Tanaman Ekonomis 1.000.000,00 4. Biaya Panitia Pembebasan Lahan dan Gantirugi 15.000.000,00
Sub-Total 86.400.000,00 APBD I & IIB. KABUPATEN PASAMAN BARAT
1. Gantirugi Lahan 225.000.000,00 2. Gantirugi Bangunan 578.800.000,00 3. Gantirugi Bangunan Pagar dan Lainnya 7.800.000,00 4. Gantirugi Tanaman Ekonomis 25.200.000,00 5. Biaya Penanganan Pasar *) 707.000.000,00 6. Biaya Panitia Pembebasan Lahan dan Gantirugi 60.000.000,00
Sub-Total 1.603.800.000,00 APBD I & IIC. BIAYA EVALUASI DAN MONITORING
1. Monev oleh Dirjen Bina Marga 100.000.000,00 APBNT O T A L 1.790.200.000,00
No. URAIAN RAB KETERANGAN
Kabupaten Pasaman
64. Besar estimasi nilai aset masyarakat untuk dikompensasi di Kabupaten Pasaman berdasarkan
hasil analisis studi LARAP tanpa menghitung nilai depresiasi setelah mempertimbangkan hasil
wawancara, FGD dan Kuisioner sebersar Rp. 86.400.000,- (Tabel 3.8), sedangkan besar biaya untuk
masing-masing jenis aset sebagaimana diuraikan berikut, (penghitungan lihat lampiran 5b)
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
26
Tabel 3.8Rekapitulasi Biaya Gantirugi pelebaran Padangsawah - Simpangempat di Kabupaten Pasaman
1. Gantirugi Bangunan 66.400.000,00 2. Gantirugi Bangunan Teras dan Lainnya 4.000.000,00 3. Gantirugi Tanaman Ekonomis 1.000.000,00 4. Biaya Panitia Pembebasan Lahan dan Gantirugi 15.000.000,00
86.400.000,00
No. URAIAN RAB
65. Gantirugi Bangunan. Besar gantirugi 3 unit bangunan warung gubuk dan permanen penduduk
yang berada dalam rumija berdasarkan hasil analisis studi LARAP dihitung berdasarkan harga pasar
material bangunan tanpa menghitung nilai depresiasi setelah mempertimbangkan hasil wawancara,
FGD dan Kuisioner. Hasil penghitungan sebersar Rp. 66.400000,00 sebagaimana dilihat pada Tabel
3.9, sementara perhitungan harga menurut ketetapan pemerintah dan NJOP atau pun harga pasar
masing-masing bangunan disampaikan pada lampiran
Tabel 3.9
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk di Kabupaten Pasaman
Harga/m2
(Rp)
1 Nagari Ladang Panjang Permanen 1 16 2.500.000,0 40.000.000,0 Semipermanen 1 12 1.500.000,0 18.000.000,0 Gubuk 1 21 400.000,0 8.400.000,0
Total 66.400.000,0
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
Luas
Bangunan
(m2)*)
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
66. Gantirugi Bangunan Lainnya. Gantirugi bangunan masyarakat lainnya berupa teras di dalam
rumija, dalam penelitian ini di hitung tersendiri di luar bagunan induknya. Nilai gantirugi adalah
sebesar Rp 4.000.000,00, sebagaimana Tabel 3.10, dihitung berdasarkan justifikasi tim LARAP.
Tabel 3.10
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk Lainya di Kabupaten Pasaman
Harga/m2
(Rp)
1. Ladangpanjang Teras 1 8 500.000,0 4.000.000,0 Total 4.000.000,0
Luas
Banguna
n (m2)*)
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp) No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
67. Gantirugi Tanaman Ekonomis. Tanaman ekonomis dalam rumija di Kabupaten Pasaman hanya
di jumpai satu batang, berdasarkan hasil analisis studi LARAP, dengan mempertimbangkan hasil
wawancara, FGD dan Kuisioner, adalah nilainya Rp. 1.000.000,00. Sementara harga ketetapan
pemerintah dan harga pasaran terhadap tanaman ekonomis masyarakat yang ditanam dalam RUMIJA,
rekapitulasi perhitungannya disampaikan dalam Lampiran.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
27
Kabupaten Pasaman Barat
68. Hasil perhitungan nilai aset masyarakat di Kabupaten Pasaman Barat termasuk Biaya
penanganan 2 Pasar Nagari yang harus disediakan pemerintah untuk pelebaran Ruas 047.2
Padangsawah – Simpangempat dan pembangunan Jembatan Aia Gadang sebesar Rp. 1.603.800.000,-
sebagaimana Tabel 3.11. Penyediaan ini dibutuhkan untuk pembayaran ganti rugi lahan, bangunan
rumah, warung dan bengkel, serta bangunan lain masyarakat seperti pagar, teras rumah, ataupun batas
tanah masyarakat, serta tanaman ekonomis yang semuanya berada dalam RUMIJA. Dana ini juga
dialokasikan untuk perbaikan beberapa bagian dari sarana pasar di Kinali dan Tampuruang sehingga
keberadaannya tidak mengurangi kinerja jalan yang sudah ditingkatkan serta biaya untuk Panitia
Pembebasan Lahan, baik tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi. (penghitungan lihat lampiran
5c)
Tabel 3.11Rekapitulasi Biaya Larap Peningkatan Ruas Jalan NasionalManggopoh - Padangsawah - Simpangempat
1. Gantirugi Lahan 225.000.000,00 2. Gantirugi Bangunan 578.800.000,00 3. Gantirugi Bangunan Pagar dan Lainnya 7.800.000,00 4. Gantirugi Tanaman Ekonomis 25.200.000,00 5. Biaya Penanganan Pasar *) 707.000.000,00 6. Biaya Panitia Pembebasan Lahan dan Gantirugi 60.000.000,00
1.603.800.000,00
No. URAIAN RAB
69. Gantirugi lahan milik masyarakat di Aia Gadang berdasarkan hasil analisis studi LARAP,
dengan mempertimbangkan hasil wawancara, FGD dan Kuisioner, sebangaimana terlihat Pada Tabel
3.12 bagian A, adalah sebersar Rp. 225.000.000,00. Perhitungan harga bangunan dapat dilihat pada
Lampiran
70. Gantirugi Bangunan. Besar gantirugi 25 unit bangunan gubuk dan 10 unit bangunan semi
permanen serta 4 unit bangunan permanen penduduk yang berada dalam rumija berdasarkan hasil
analisis studi LARAP yang dihitung berdasarkan harga pasar material bangunan tanpa menghitung
nilai depresiasi setelah mempertimbangkan hasil wawancara, FGD dan Kuisioner. Hasil penghitungan
sebersar Rp. 578.800000,00 sebagaimana dilihat pada Tabel 3.12 bagian B, sementara perhitungan
harga menurut ketetapan pemerintah dan NJOP atau pun harga pasar masing-masing bangunan
disampaikan pada lampiran
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
28
Tabel 3.12
Perhitungan Biaya Gantirugi Lahan Bangunan Penduduk menurut wilayah Administrasi
H Harga/m2
( (Rp)
A. LAHAN
1 Nagari Aia Gadang Permanen 2 90 2.500.000,0 225.000.000,0 Total Sub Total 225.000.000,0
2. BANGUNAN
1 Nagari Kinali Permanen 2 33 2.500.000,0 82.500.000,0 Semipermanen 10 121 1.500.000,0 181.500.000,0 Gubuk 22 376 200.000,0 75.200.000,0
2 Nagari Koto Baru Permanen 2.500.000,0 - Semipermanen 1.500.000,0 - Gubuk 3 73 200.000,0 14.600.000,0
3 Nagari Aia Gadang Permanen 2 90 2.500.000,0 225.000.000,0 Total Sub Total 578.800.000,0
T O T A L 803.800.000,0
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
Luas
Bangunan
(m2)*)
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
71. Gantirugi Bangunan Lainnya. Gantirugi bangunan masyarakat lainnya seperti pagar dan
gorong-gorong di dalam rumija, dalam penelitian ini di hitung tersendiri di luar bagunan induknya.
Nilai gantirugi adalah sebesar Rp 7.800.000,0 sebagaimana Tabel 3.13, dihitung berdasarkan
justifikasi tim LARAP.
Tabel 3.13
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Lainya Penduduk
Harga/m2
(Rp)
1. Nagari Kinali Pagar 1 20 150.000,0 3.000.000,0 Gorong2 2 18 90.000,0 1.800.000,0
2 Nagari Koto Baru Pagar 3 35 150.000,0 3.000.000,0 Total 7.800.000,0
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp) No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
Dikmensi
(m2 atau
m')
72. Gantirugi Tanaman Ekonomis. Bersarnya gantirugi tanaman ekonomis berdasarkan hasil
analisis studi LARAP, dengan mempertimbangkan hasil wawancara, FGD dan Kuisioner, adalah
sebersar Rp. 25.200.000,00.
Tabel 3.14
Perhitungan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomis Penduduk menurut wilayah Administrasi
Harga/phn
(Rp)
1. Nagari Kinali Sawit 17 1.000.000,0 17.000.000,0 Kakao 12 600.000,0 7.200.000,0 Pinang 5 200.000,0 1.000.000,0
Total 25.200.000,0
No. WILAYAH ADMINISTRASI JenisJumlah
Pohon*)
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
73. Terjadi perbedaan penetapan harga satuan menuruty perhitungan pemerintah, harga pasar dan
analisis LARAP, desebabkan penetapan pemerintah dibuat pada tahun sebelumnya, dimana pada saat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
29
itu harga panen tanaman sedang dalam keadaan tertekan. Sementara saat ini harga panen sedang
dalam keadaan baik dan cenderung naik. Justifikasi ini untuk selanjutnya diharapkan mendapat
pengesehan dari pemerintah kabupaten masing-masing pada saat gantirugi akan dibayarkan nantinya.
74. Perhitungan Biaya Penanganan Pasar. Besarnya biaya penangan 2 unit pasar di sepanjang ruas
jalan ini, sebagai mana terlihat pada Tabel 3.15. Perbedaan biaya penanganan disesuaikan dengan
kondisi pasar bersangkutan. Pasar Kinali membutuhkan pemagaran sedangkan Pasar Tampuruang
tidak membutuhkannya. Selanjutnya, luas lahan yang disedikan juga berbeda, dimana di Pasar
Tampuruang membutuhkan 1.500 m2 sedangkan di Kinali hanya 1.000 m2.
Tabel 3.15Biaya Penanganan Kawasan Pasar Nagari di Kabupaten Pasaman Barat
1 Pasar Kinali Kabupaten Pasaman Barata. Pengadaan Lahan 1.000 m' @ Rp. 50.000 50.000.000,00 b. Perkerasan 1.000 m' @ Rp. 300.000,- 300.000.000,00 c. Pemagaran sempadan jalan 35 m' 7.000.000,00
Sub Jumlah 357.000.000,00
2 Pasar Tampuruang Kabupaten Pasaman Barata. Pengadaan Lahan 1.500 m' @ Rp. 50.000 75.000.000,00 b. Perkerasan 1.500 m' @ Rp. 300.000,- 350.000.000,00
Sub Jumlah Sub Jumlah 350.000.000,00
Jumlah 707.000.000,00
KeteranganLokasiNo. RAB *)
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
30
IV. RENCANA AKSI
PEMBEBASAN LAHAN
75. Landasan Hukum Pembebasan Lahan. Walaupun kegiatan peningkatan kualitas jalan tidak
memerlukan pembebasan lahan karena dilaksanakan di dalam RUMIJA, namun masih memerlukan
pembebasan dari bangunan dan tanaman ekonomi masyarakat yang berada di dalamnya. Peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan hukum proses pembebasan lahan dalam pembangunan
untuk kepentingan umum adalah :
a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2043.);
b. Undang-undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah
Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2106);
c. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah Dan
Benda-benda Yang Ada Di Atasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324);
d. Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Jalan.
e. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3501);
f. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
g. Undang Undang No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan
h. Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
i. Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006, tentang Perubahan Peraturan Presiden No. 36
Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
j. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah diubah
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
31
dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden No. 36 Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
k. Surat Gubernur No. 600/335/P.II/Bang-2010 tanggal 8 Oktober 2010 tentang Surat
Pernyataan Lahan Bebas.
l. Surat Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pembangunan Jalan dan Jembatan
Sumatera Barat tanggal 11 Oktober 2010 tentang Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
m. Petunjuk operasional Bank Dunia (OP) No.4.12, mengenai Pemukiman Kembali
Diluar Kehendak Penduduk (Involuntary Resettlement).
76. Kebijakan Pembentukan Panitia Pembebasan Lahan. Jalan Padangsawah – Simpangempat
merupakan bagian dari Jalan Trans Sumatra Jalur Barat yang secara administratif melewati dua daerah
administrasi kabupaten yakni Pasaman dan Pasaman Barat. Oleh karena itu, pembebasan ruas jalan
dari pemukiman dan tanaman ekonomis penduduk, sesuai Perpres Pasal 6 ayat (3), dibantu oleh
panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk oleh Gubernur. Panitia pembebasan tingkat provinsi,
bersama dengan Pemrakarsa, selanjutnya melakukan koordinasi dengan panitia pembebasan tanah
kabupaten yang dibentuk oleh Bupati.
PROSEDUR DAN PROSES PEMBEBASAN
77. Tahap Awal. Sesuai ketentuan yang berlaku, maka setiap proyek atau pun subproyek yang
memerlukan pembebasan lahan terlebih dahulu harus melakukan proses penyiapan yang mengacu
pada Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005, Perpress No. 65/2006 dan Aturan Kepala BPN No.3/2007
tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Untuk itu,
sesuai dengan Petunjuk Operasional Bank Dunia (OP) No.4.12, maka peningkatan Jalan Nasional
Ruas Padangsawah – Simpangempat dilakukan Studi LARAP.
78. Studi melakukan inventori aset berupa bangunan dan tanaman bernilai ekonomi penduduk
yang terdapat di dalam RUMIJA yang akan terkena proyek, serta melakukan survai sosial ekonomi
serta sosialisasi, konsultasi dan dikusi dengan masyarakat. Studi ini akan mendapatkan informasi yang
akurat tentang banyaknya bangunan dan tanaman ekonomi masyarakat serta sarana dan prasarana
umum yang terdapat di dalam RUMIJA yang nantinya perlu dibebaskan serta besar dan cara
penggantirugiannya. Tabulasi Rencana Aksi untuk masing-masing kabupaten sebagaimana
disampaikan pada bahagian akhir laporan ini
79. Tahap Persiapan Administrasi. Sesuai hasil Studi LARAP, maka Proyek Peningkatan Jalan
dan Jembatan Provinsi Sumatera Barat melalui Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tataruang dan
Pemukiman Propinsi Sumatera Barat menyampaikan surat Gubernur Sumatra Barat guna
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
32
pembentukan Panitia Pembebasan Lahan Tingkat Provinsi dengan susunan kepanitiaan terdiri dari
sembilan unsur yang dianggap sudah mewakili semua pihak terkait di pemerintahan dan selanjutnya
disebut Panitia Sembilan Provinsi.
80. Selanjutnya dimintakan juga kepada Gubernur Sumatra Barat untuk menyurati Bupati
Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat yang menginformasikan bahwa akan dilakukan pembebasan
lahan dari bangunan dan tanaman ekonomi masyarakat di dalam RUMIJA sepanjang ruas jalan
Padangsawah – Simpangempat karena akan dilakukan pelebaran jalan. Sehingga masing-masing
Bupati juga membentuk Panitia Sembilan Kabupaten yang nantinya akan bertugas mendapingi Panitia
Sembilan Provinsi dalam menangani proses penggantirugiaan.
81. Disamping itu, sebagai langkah awal dalam mempersiapkan kegiatan LARAP ini, telah
dilakukan work shop pada tanggal 16 Desember 2010 oleh Direktorat Jenderal Bina Marga melalui
Direktorat Bina Teknik dengan melibatkan steakholder seperti Camat dari masing-masing kecamatan
di walayah administrasi Kabupaten, Pemerintah Kabupaten yang berasal dari unsur Bappeda,
Pekerjaan Umum dan BPN, serta Pemerintah Provinsi yang juga berasal dari unsur Bappeda,
Pekerjaan Umum dan BPN dan Pihak Konsultan mengenai kerangka kebijakan pengadaan tanah dan
pemukiman kembali proyek WINRIP. (notulensi lihat lampiran 7b)
82. Tahap Sosialisasi Kemasyarakat
1) Panitia Sembilan Provinsi yang sudah diserahkan tugas untuk menangani proses
gantirugi lahan mulai bekerja dengan mengundang Panitia Sembilan Kabupaten untuk
berkoordinasi dan penyampaian informasi materi yang telah disampaikan dalam
LARAP. Materi menyangkut
Penyampaian hasil Studi LARAP
Melakukan koordinasi, pembagian tugas dan kewenangan
Menyusun skedul kegiatan pembebasan lahan
Membuat dan meyiapkan konsep Surat Keputusan Bapati tentang Penetapan
Harga Gantirugi Bangunan - termasuk pagar dan teras serta bangunan
lainnya – dan Tanaman bernilai Ekonomi Masyarakat yang terkena
Pekerjaan Pelebaran Jalan Padangsawah – Simpangempat.
2) Panitia Sembilan Kabupaten melakukan sosialisasi di wilayah kerja masing-masing
kepada masyarakat tentang proses pembebasan dan pembayaran gantirugi bangunan dan
tanaman yang terkena proyek dengan bantuan Kecamatan, Nagari dan unsur pemuka
masyarakat masing-masing Kecamatan atau Nagari. Acara ini di hadiri oleh Panitia
Sembilan Provinsi dan Pihak Proyek. Dalam pelaksanaan ini, Panitia dibantu oleh
Camat dan Walinagari.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
33
Camat bertugas mengundang semua pihak yang berkepentingan seperti
Walinagai, Tokoh Masyarakat masing-masing Nagari, terutama Masyarakat
yang bangunan dan tanamannya akan terkena proyek pelebaran jalam.
Sosialisasi tentang fisik proyek akan disampaikan oleh pihak proyek.
Sosialisasi tentang penggantirugian, akan disampaikan oleh Panitia Sembilan
Kabupaten didampingi oleh Panitia Sembilan Provinsi.
Semua pertemuan sosialisasi dan konsultasi akan didokumentasikan
(lampiran 2)
83. Selain sosialisasi, Panitia sembilan Kabupaten memiliki tugas-tugas sebagai berikut;
1) Melaksanakan pengukuran dan pematokan atas asset yang terkena.
2) Melakukan penghitungan/inventarisasi asset warga yang akan diberi kompensasi
3) Mengumumkan hasil penelitian dan inventarisasi asset kepada WTP
4) Memfasilitasi pembentukan Tim Pemantau Independen
5) Menerima hasil penilian harga atau tarif ditetapkan untuk bangunan atau tanaman atau
asset lain yang terkena dari instansi yang bertanggung jawab telah dibentuk untuk itu,
atau Dinas Pertanian/Perkebunan.
6) Melaksanakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dengan WTP mengenai bentuk
dan besaran kompensasi.
7) Menetapkan besarnya ganti rugi atas aset terkena
8) Melakukan pembayaran kompensasi kepada WTP
9) Menampung setiap keluhan, keberatan dan usulan dari WTP untuk kemudian di
musyawarahkan upaya pemecahannya serta hasilnya di publikasikan.
10) Membuat laporan bulanan kemajuan pelaksanaan LARAP selama rentang masa
kerjanya.
11) Menyerahkan laporan pelaksanaan LARAP kepada Bupati, Tim Monitoring dan
Pelaporan, dan WINRIP
84. Pengukuran dan Pengitungan Gantirugi
1) Pengukuran dan penghitungan detail di lapangan atas bangunan dan tanaman ekonomi
yang terkena proyek, disaksikan oleh pemilik dan dilakukan oleh Panitia Sembilan
Kabupaten serta dihadiri oleh Pihak Proyek dan Panitia Sembilan Provinsi.
2) Menyampaikan hasil pengukuran dan penghitungan kepada masyarakat melalui Rapat
Sosialisasi Tahap II. Bagi sebagian masyarakat belum mengetahui secara jelas bangunan
dan tanaman mereka yang terkena proyek pelebaran jalan, dapat meminta panitia
mengukur ulang atas luas bangunan dan tanaman mereka untuk kepastian pembayaran
gantirugi nantinya. Prosedur Keluhan dan Keberatan Masyarakat disampaikan dalam
Lampiran.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
34
3) Setelah proses pengukuran tanah dan jumlah tanah, bangunan dan tanaman selesai
didata secara akurat, maka Tim Penilai Independen akan menghitung nilai lahan yang
terkena dampak dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab akan menetapkan harga
untuk bangunan dan tanaman yang terkena dampak;
4) Masyarakat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atas asetnya yang terkena
proyek dalam tahapan proses konsultasi yang disediakan untuk itu.
85. Tahap Pembayaran Gantirugi. Panitia Sembilan Provinsi dan Kabupaten beserta Pihak Proyek
mengadakan rapat intern mengenai prosedur pembayaran gantirugi atas bangunan dan tanaman yang
terkena proyek. Pembayaran akan dilakukan kepada masyarakat yang sudah bersedia, serta kepada
mereka diminta untuk mempersiapkan beberapa dokumen yang harus diperlihatkan dan dilampirkan
saat pembayaran gantirugi. Setiap masyarakat yang menerima gantirugi akan difoto dengan latardepan
nilai gantirugi yang diterima sesuai dengan jenis aset yang dibebaskan. Untuk itu Panitia juga sudah
mempersiapkan seluruh dokumen dan dokumentasinya, sehingga dapat dipertanggung-jawabkan
dengan baik.
1) Gantirugi Lahan, Bangunan dan Banguanan Lainnya
Foto Copy Kartu Tanda Penduduk.
Foto Copy Sertifikat Tanah atau surat kepemilikan tanah lainnya untuk
bangunan yang sebagia lainnya berada di dalam RUMIJA. dan/atau
Untuk tanah ulayat harus ada surat dari Ninik Mamak, Walinagari, Camat
serta tidak bermasalah dengan hukum, dan/atau
Surat keterangan Walinagari atas kepemilikan bangunan yang seluruhnya
berada di dalam RUMIJA.
2) Tamaman Ekonomis
Foto Copy Kartu Tanda Penduduk.
Surat keterangan Walinagari atas kepemilikan tanaman ekonomi yang
ditanam mereka masing-masing di dalam RUMIJA.
PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN
86. WTP yang tidak puas atas pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan dapat mengajukan keluhan,
keberatan atau usulan kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten atau PTT sebagai penanggung
jawab program. Keluhan, keberatan dan usulan tersebut dapat disampaikan langsung atau melalui
surat menyurat ke alamat masing-masing Kantor Bupati atau kepada Kepala Satuan Kerja Non
Vertikal (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatra Barat, Jl. Rasuna Said No. 85
A Padang, 25114 Telp. (0751) 70 51556 Fax. (0751) 70 51556.
87. Mekanisme penanganan keluhan, keberatan ataupun usulan terhadap pelaksanaan LARAP
diproses melalui tahapan sebagai berikut :
1) Pemerintah Kabupaten dan WINRIP melalui Ketua Bappeda masing-masing kabupaten
dan Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Barat dan Tim
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
35
Monitoring dan Pelaporan, akan melakukan penelitian sesuai keluhan, keberatan dan
usulan yang disampaikan WTP.
2) Hasil penelitian dan investigasi tersebut akan di informasikan kepada warga WTP
paling lambat dalam jangka waktu 12 hari untuk kemudian di musyawarahkan dengan
WTP untuk diupayakan pemecahannya berdasarkan prinsip saling menguntungkan.
3) Penyelesaian masalah atau penanganan atas keluhan, keberatan dan usulan akan
didokumentasikan dan dapat di akses secara terbuka oleh masyarakat. Untuk
memudahkan masyarakat umum, khususnya WTP dalam meng akses informasi, maka
hasilnya akan di sebar luaskan melalui ruang public yang tersedia, seperti papan
pengumuman di kantor proyek, Kantor Camat dan Kantor Nagari. (diagram penanganan
keluhan lihat lampiran 3)
88. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan atau konsensus tentang jumlah kompensasi antara WTP
dan Pemerintah setelah lebih dari setahun, maka sub-proyek akan dikeluarkan dari Program WNRIP
atau akan dicari alternatif lain untuk melakukan penataan kembali (realignment).
MONITORING DAN PELAPORAN
89. Pembebasan tanah dilakukan setelah pelaksanaan LARAP evaluasi dan pemantauan oleh
bagian dari Kabupaten dan Pemerintah Provinsi, serta oleh Ditjen Bina Marga.
90. Pemerintah Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat akan membuat tim monitoring dan
pelaporan pada awal Rencana Kerja dan Pembebasan Tanah proses. Tim ini akan terdiri dari anggota
perguruan tinggi lokal dan universitas, organisasi non-pemerintah, dan wakil-wakil dari Pap.
Pemantauan dan melaporkan kegiatan akan dilakukan dengan pandangan mengawasi pelaksanaan
program, khususnya pembebasan lahan, memastikan bahwa semua berikut rencana dan prosedur, dan
memenuhi sasaran yang diharapkan dan sasaran.
91. Tugas Tim Monitoring dan Pelaporan:
1) Melakukan pengawasan untuk pelaksanaan program sebagaimana yang tercantum
dalam Rencana Aksi, yang meliputi kegiatan sosialisasi, konsultasi publik, termasuk
membuat lampiran pada harga kompensasi yang akan dibuat oleh penilai independen
berikutnya. Pemantauan akan berlanjut sampai semua kegiatan RAP dan komitmen
telah dipenuhi.
2) Mengadakan rapat koordinasi bulanan dengan Panitia Pembebasan Lahan, Bappeda dan
Proyek, untuk mendiskusikan masalah dan kendala yang dihadapi Proyek dan cara
mengatasinya, khususnya yang berkaitan dengan keluhan dan keberatan dari
masyarakat.
3) Menyusun laporan kemajuan bulanan untuk WINRIP dengan menggunakan formulir
yang disediakan oleh proyek yang dikirimkan pada Bappeda dan P2JJ Propinsi
Sumatera Barat, serta Bank Dunia. Laporan tersebut harus berisi informasi tentang
kemajuan pelaksanaan LARAP, seperti data rinci sosialisasi, hasil tanah, jenis penilaian
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
36
dan jumlah kompensasi dan kemajuan pembayaran, setiap keluhan yang disampaikan
oleh WTP dan resolusi, kemajuan sosial-ekonomi yang terkena orang (khususnya orang-
orang yang dipindahkan) (lihat lampiran 4)
JADWAL PELAKSANAAN
92. Jadwal pelaksanaan proses pembayaran gantirugi dimulai dengan tahap persiapan, dilanjutkan
dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada WTP, pengukuran aset serta negosiasi harga pada Tahun
Anggaran 2011. Anggaran untuk pelaksanaan LARAP sebagian besar berasal dari anggaran daerah
(APBD), dengan sebagian kecil ditanggung dengan anggaran nasional (APBN) sebagimana disajikan
pada rencana aksi berikut.
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
LAMPIRAN 1
Rekapitulasi Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
No Uraian Jumlah
A Jumlah PAP 62 WTP
B Lahan Terkena 2 WTP
Lahan 2 (320 M2)
C Bangunan Terkena : 42 WTP
a. Sepenuhnya > 50 % Bangunan 35 WTP
b. Sebagian < 50 % 7 WTP
1. Bangunan Milik Pribadi 42 WTP
a. Bangunan permanen 5 (139 m2)
b. Bangunan Semi permanen 11 (133 m2)
c. Bangunan Sementara/ Gubuk 26 (470 m2)
D Bangunan Lainnya Terkena 7 WTP
a. Pagar permanen 4 (55 m')
b. Gorong-gorong 2 (18 m')
c. Teras Semi Permanen 1 (8 m2)
E Pohon/Tanaman Terkena 13 WTP
Sawit 18 Pohon
Coklat 12 Pohon
Pinang 5 Pohon
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
LAMPIRAN 1.a
Daftar WTP yang Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Kecamatan III Nagari Kabupaten Pasaman
Bangunan
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 134+650 Kanan Zulkarnaini Bangunan Warung 12 M2
2 134+660 Kanan Hermansar Bangunan Rumah 16 M2
3 134+850 Kanan Rasnadi Bangunan Bengkel 21 M2
Bangunan Lainnya
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 135+150 Kiri Wenardi Bangunan Lainnya Teras warung 8 M2
Tanaman
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 134+950 Kanan TN Tanaman Sawit 1 Btg
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
LAMPIRAN 1.b
Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat
Bangunan
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 134+740 Kanan Romi Bangunan Warung 22 M2
2
137+250 Kanan Asnita Bangunan Warung 16 M2
3 141+150 Kanan Yusmanidar Bangunan Warung 18 M2
4 142+550 Kanan Eva Bangunan Warung 24 M2
5 143+850 Kanan Jusmaili Bangunan Warung 8 M2
6 143+950 Kanan Rita Bangunan Warung 6 M2
7 145+350 Kanan Asnita Bangunan Bengkel 24 M2
8 146+250 Kanan Nasution Bangunan Bengkel 12 M2
9 146+260 Kanan Sanidar Bangunan Warung 18 M2
10 146+350 Kanan Basri DT.Bandaro Basa Bangunan Warung 12 M2
11 146+750 Kanan Lita Bangunan Toko 10 M2
12 149+150 Kanan Evi Bangunan Warung 18 M2
13 150+050 Kanan Ena Bangunan Warung 12 M2
14 154+050 Kiri Wenardi Bangunan Warung 4 M2
15 154+150 Kiri War Bangunan Warung 4 M2
16 155+450 Kiri Fredi.S Bangunan Toko 8 M2
17 156+150 Kanan Mulyati Bangunan Warung 12 M2
18 156+650 Kiri Elly Bangunan Rumah 8 M2
19 157+250 Kanan Ida Bangunan Warung 24 M2
20 157+350 Kanan Nimar Bangunan Garase 6 M2
21 158+150 Kanan Rusidi Bangunan Warung 21 M2
22 158+250 Kanan Sari Bangunan Rumah 32 M2
23 158+550 Kiri Tika Bangunan Warung 8 M2
24 158+850 Kanan Elin Bangunan Warung 24 M2
25 158+950 Kanan YEL Bangunan Warung 18 M2
26 159+450 Kanan Erni Bangunan Warung 18 M2
27 160+350 Kanan Suar Bangunan Bengkel 12 M2
28 160+350 Kiri Fredi.S Bangunan Bengkel 8 M2
29 160+360 Kanan Asnimar Bangunan Garase 21 M2
30 161+150 Kanan Sumiati Bangunan Warung 21 M2
31 161+550 Kanan Ernita Bangunan Warung 12 M2
32 161+950 Kanan Asni Bangunan Warung 21 M2
33 162+050 Kanan Marliani Bangunan Warung 24 M2
34 165+050 Kanan Asnimar Bangunan Warung 27 M2
Bangunan Lainnya
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 139+150 Kiri TN (pagar smk kinali) Bangunan Lainnya Pagar 20 M
2 152+850 Kanan HJ. Endang Bangunan Lainnya Gorong-gorong 9 M
3 152+950 Kanan Asgul Bangunan Lainnya Gorong-gorong 9 M
Tanaman bernilai Ekonomi
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 136+750 Kanan Baina Tanaman Sawit 4 Btg
2 136+950 Kanan Warna Yusnita Tanaman Sawit 1 Btg
3 137+550 Kiri TN Tanaman Sawit 2 Btg
4 140+850 Kanan Sartini Tanaman Coklat 6 Btg
5 143+950 Kiri Aji Piri Tanaman Pinang 5 Btg
6 152+150 Kanan Nazzarudin Tanaman Sawit 2 Btg
7 152+150 Kanan Yet Tanaman Sawit 2 Btg
8 152+150 Kanan Rena Tanaman Sawit 1 Btg
9 156+550 Kanan Iren Tanaman Coklat 6 Btg
10 160+550 Kanan Juliar Tanaman Sawit 2 Btg
11 160+550 Kiri ISA Tanaman Sawit 1 Btg
12 162+100 Kanan Imel Tanaman Sawit 2 Btg
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
LAMPIRAN 1.c
Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat
Bangunan
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 165+050 Kanan As Bangunan Warung 27 M2
2 167+450 Kiri Darwin Bangunan Warung 10 M2
3 170+250 Kanan Ida Bangunan Bengkel 36 M2
Bangunan
Lainnya
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 163+850 Kiri Kelompok mutiara tani
Bangunan Lainnya Pagar besi
beton 4 M
2 170+750 Kanan Sari Jaminan Bangunan Lainnya Pagar beton 11 M
3 173+250 Kiri Jumiati
Bangunan Lainnya Pagar besi
beton 20 M
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
LAMPIRAN 1.d
Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Padangsawah - Simpangempat
Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat
Bangunan
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 284+150 Kiri Buyun Bangunan Rumah 60 M2
2 284+360 Kiri Amir Bangunan Rumah 40 M2
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
LAMPIRAN 1.e Pedagang K5 Di Pasar Kinali Terkena Yang Pembebasan Proyek Pindah ke lokasi lain yang ditawarkan pemerintah No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rumija Amri Jualan Beras 2 Berada dalam rumija Gadur Jualan Kacang Tanah 4 Berada dalam rumija Karani Jualan Kacabng Hijau 3 Berada dalam rolen jalan Hendri Jualan Beras 5 Berada dalam rolen jalan Kodiran Jualan Ayam
Pindah ke lokasi lain yang dicari sendiri dekat dari tempat semula No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rumija Santi Dewi Jualan Buah 2 Berada dalam rolen jalan Masril Jualan Makanan Sate
Tabel Pedagang K5 Di Pasar Tampuruang Terkena Yang Pembebasan Proyek Pindah ke lokasi lain yang ditawarkan pemerintah No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rumija Upik Jualan Beras 2 Berada dalam rumija Susanti Jualan Buah Pisang 3 Berada dalam rumija Suparno Jualan Beras 4 Berada dalam rumija Muskarno Jualan Makanan Sate 5 Berada dalam rumija Masita Jualan Makanan Goreng2an 6 Berada dalam rumija Mardiana Jualan Buah2an 7 Berada dalam rumija Defriwati Jualan Makanan Martabak 8 Berada dalam rolen jalan H. Tiar Jualan Beras
Pindah ke lokasi lain yang dicari sendiri dekat dari tempat semula No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rumija Erni Jualan Makanan Goreng2an 2 Berada dalam rumija Yan Jualan Makanan Sate 3 Berada dalam rolen jalan Yan Hayana Jualan Minuman air buah
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Lampiran 2 Format Risalah Konsultasi dan Sosialisasi
No Uraian Penjelasan
A. Tempat Rapat
B Materi Rapat
C Pihak Pemrakarsa
D Masyarakat yang Hadir:
• Tokoh Masyarakat yang Hadir
• Warga
• Jumlah Peserta hadir
E Isu yang di bahas (dapat berupa
pertanyaan atau apapun)
F Tindak Lanjut yang disepakati
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Lampiran 3 Bagan alir Tatacara Penanganan Keluhan Masyarakat
Mekanisme penanganan keluhan masyarakat dalam
pelaksanaan ganti rugi LARAP
Proses
Kurang dari 12 hari
kerja
WTP
M
O
N
I
T
O
R
I
N
G
PMU
WINRIP
- Bappeda
- Kepala Satker P2JJ
- PPT
- Tim Monitoring
Investigasi yang dilakukan oleh
Bappeda & Satker
Konsultasi
dengan WTP
Usulan Masyarakat
Kesepakatan dengan WTP
Implementatsi
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Lampiran 4
FORMULIR MONITORING BULANAN PELAKSANAAN LARAP
Kabupaten :.......................................
Sub-project : ........................................
: .........................................
Periode Pelaporan : …………….
Tanggal Target Kemajuan/ status di lapangan Masalah & rencana tindak lanjut
1. Pembayaran kompensasi Lampirkan: kopi tanda terima
- Lahan
- Bangunan
- Jumlah Rumah
- Jumlah Warung
- Bangunan Lainnya
- Jumlah Teras
- Jumlah Pagar
- Jumlah Bangunan Lainnya
- Tanaman
- Jumlah Tanaman sesuai Jenis
2. Penataan Pasar
- Jumlah Pedagang K5 yang ditata
- Jumlah fasilitas
3. Keluhan atau pengaduan Lampirkan:
- Jumlah keluhan yang diterima Daftar keluhan yang diajukan
- Jumlah keluhan yang telah diselesaikan Lampirkan:
[1] Jika kolom tidak mencukupi, silahkan digunakan lembar kertas tambahan.[2] Konsultasi untuk kompensasi adalah mengenai (i) harga pasar, (ii) jadwal untuk pembayaran kompensasi, dan (iii) kepemilikan aset, besaran dan bentuk kompensasi.[3] Konsultasi untuk Penataan Pasar mengenai (i) jadwal penataan (ii) lokasi penataan, dll.
Lampirkan: kopi jadwal relokasi yang dipublikasikan
IMPLEMENTASI
2. Penataan Pasar [3]
Laporan Kemajuan [1]Catatan
KONSULTASI
1. Kompensasi [2] Lampirkan: kopi notulensi kesepakatan
AktivitasRencana Kerja sesuai LARAP
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LAMPIRAN 6
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LAMPIRAN 7
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
LARAP Link 047.2 Padangsawah-Simpangempat
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat
top related