kemampuan koperasi jasa keuangan syari’ah … · dahulu kjks bmt sakinah bernama ksu bmt ......
Post on 19-Mar-2019
244 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEMAMPUAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH BAITUL MAAL
WAT TAMWIL SAKINAH SEBAGAI BADAN USAHA KENA PAJAK DALAM
MEMATUHI KETENTUAN DAN PERATURAN PERPAJAKAN ATAS PAJAK
PENGHASILAN TERHUTANG BADAN TAHUN 2010
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan
Oleh :
HENGGAR ARUMBAGASTI NAGAGINI
NIM F3408103
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu.
Kepemimpinan adalah Anda sendiri dan apa yang Anda lakukan (Frederick Smith).
Penulis persembahkan kepada:
- Mama dan papa yang selalu memberi kasih sayang dan dukungan tiada henti dalam
meraih cita-cita.
- Kakakku Priscanara Wimbrajanti serta adikku Westrika Anggumesti yang selalu
setia menemaniku dalam suka maupun duka.
- Tanteku Ning Subekti serta Eyang yang selalu memberi semangat dalam meraih
cita-cita.
- Teman-temanku mas fajar, mas joko, yenny, ani, serta teman yang lain secara
langsung maupun tidak langsung membantu dalam penulisan TA ini.
- Almamater, dan
- Pembaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-NYa sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul
“KEMAMPUAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH BAITUL MAAL WAT
TAMWIL SAKINAH SEBAGAI BADAN USAHA KENA PAJAK DALAM
MEMATUHI KETENTUAN DAN PERATURAN PERPAJAKAN ATAS PAJAK
PENGHASILAN TERHUTANG BADAN TAHUN 2010” ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya pada Program Diploma 3 Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
Dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang membantu penyusunan laporan tugas akhir ini ;
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Sri Suranta, SE, Ak, BKP selaku Ketua Program Studi Perpajakan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Suyanto, SE, M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan
pengarahan selama penyusunan tugas akhir.
4. Ahmad AS selaku Kepala yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan magang kerja dan penelitian.
5. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Namun demikian,
karya sederhana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihk-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 19 Juli 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………. i
ABSTRAK……………………………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………….... v
KATA PENGANTAR………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xi
BAB
I. PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………… 1
1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT Sakinah……………... 1
2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi KJKS BMT Sakinah….. 3
3. Struktur Organisasi KJKS BMT Sakinah……………………… 6
4. Deskripsi Tugas Jabatan dan Struktural……………………….. 7
5. Visi dan Misi KJKS BMT Sakinah……………………………. 13
B. LATAR BELAKANG MASALAH………………………………. 14
C. RUMUSAN MASALAH………………………………………….. 17
D. TUJUAN PENELITIAN…………………………………………. 17
E. MANFAAT PENELITIAN………………………………………. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F. TEKNIK ANALISIS DATA……………………………………... 18
1. Obyek Penelitian……………………………………………… 18
2. Jenis dan Sumber Data……………………………………….. 19
3. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 20
4. Analisis Penelitian……………………………………………... 20
II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI……………………………………………… 21
1. Pajak…………………………………………………………… 21
2. Pajak Pusat…………………………………………………….. 26
3. Pajak Penghasilan Badan……………………………………… 28
4. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah……………………………… 35
5. Laporan Keuangan……………………………………………... 40
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………… 43
1. Perhitungan PPh Badan…………………………………………. 43
2. Perhitungan Besarnya PPh Terhutang Badan yang Harus
Dibayar KJKS BMT Sakinah Tahun 2010………………………. 60 III. TEMUAN
A. KELEBIHAN………………………………………………………. 61
B. KELEMAHAN……………………………………………………... 62
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………... 63
B. SARAN……………………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Perbandingan Tarif PPh Badan Tahun 2008-2010……………………….. 34
II.2 Koreksi Fiskal Daftar Aktiva Tetap………………………………………. 53
II.3 Koreksi Fiskal Laporan Laba Rugi……………………………………….. 54
II.4 Koreksi Fiskal Neraca…………………………………………………….. 55
II.5 Neraca Fiskal……………………………………………………………… 56
II.6 Laporan Laba Rugi Fiskal………………………………………………… 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Struktur Organisasi KJKS BMT Sakinah………………………………….. 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan
3. Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
KEMAMPUAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH BAITUL MAAL
WAT TAMWIL SAKINAH SEBAGAI BADAN USAHA KENA PAJAK DALAM
MEMATUHI KETENTUAN DAN PERATURAN PERPAJAKAN ATAS PAJAK
PENGHASILAN TERHUTANG BADAN TAHUN 2010
Henggar Arumbagasti Nagagini
F3408103
KJKS BMT Sakinah was built on February, 3rd, 1998 in Sukoharjo. KJKS BMT
Sakinah usually arrange commercial financial report. KJKS BMT Sakinah use
financial report to calculating taxable income. Generally, commercial financial
report is different from financial report for taxation.
The purpose of this research are evaluating and calculating income tax in
KJKS BMT Sakinah in 2010. The research was done by comparing between theory
and a case study in KJKS BMT Sakinah. The data come from commercial financial
report on 2010. KJKS BMT Sakinah didn’t make fiscal financial report fulfil their tax
payable. So, must make fiscal correction in commercial financial report.
The analysis result shows the difference of revenue and costs conception. The
different of that revenue and costs conception is caused by the different of time
recognition between commercial financial report and fiscal financial report. From
the calculating result, net profit before the researcher makes fiscal correction is
Rp.127.207.948,55 and net profit after fiscal correction is Rp 9.750.100,00
The conclusion of this research are KJKS BMT Sakinah didn’t arrange fiscal
financial report and must do fiscal correction. KJKS BMT Sakinah didn’t know about
new taxation rules and must do up date. KJKS BMT Sakinah must have employee
who responsible in taxation.
Key word : profil, purpose, analysis,conclusion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah dan Perkembangan KJKS BMT Sakinah
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil Sakinah
(KJKS BMT Sakinah) merupakan salah satu badan usaha Muhammadiyah
Cabang Bekonang yang didirikan pada tanggal 3 Februari 1998 oleh Panitia-
panitia Pendiri BMT (P3B) dengan tujuan berpartisipasi dalam pengembangan
ekonomi umat. Dahulu KJKS BMT Sakinah bernama KSU BMT Sakinah.
KJKS BMT Sakinah beroperasi sebagai KSM (Kelompok Swadaya
Masyarakat) yang berprinsip kerja dari, oleh dan untuk masyarakat, dengan
mendapatkan sertifikat operasional dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis
Usaha Kecil) Jawa Tengah.
Pada tanggal 12 Februari 1998 KJKS BMT Sakinah diresmikan.
Peresmian ini bertujuan agar daerah pemasaran KJKS BMT Sakinah lebih
luas yaitu masyarakat wilayah kecamatan Mojolaban.
KJKS BMT Sakinah didirikan oleh 20 orang dan mendapat pengesahan
dari pejabat Departemen Koperasi dan PKM pada tanggal 20 Agustus 1998
dengan nomor badan hukum 002/BH/KWK 11.27/VIII/1998 Bertempat
kedudukan di jalan Pemuda 7 Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten
Sukoharjo. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 1.736.584.2-525,
serta TDUP 145/11.35/TDUP/X/1998.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pada tahun 2006 KJKS BMT Sakinah pindah lokasi di Jalan Lettu RM
Hartono 28, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah,
Kode Pos 57554. Dengan berbadan hukum koperasi
870/PAD/002.a/BH/XIV25/III/2010 , serta TDP 11352600060.
Secara umum perjalanan KJKS BMT Sakinah pada tahun 2010 berjalan
cukup stabil dan terkoordinasi dengan baik. Hal ini tampak pada
perkembangan kekayaan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar
Rp 2.300.000.000,00 dari kekayaan tahun 2009 sebesar Rp 6.470.000.000,00
atau meningkat sebesar 35,5%. Pencapaian jumlah kekayaan sebesar
Rp 8.770.000.000,00 pada tahun 2010 melebihi dari target kekayaan yang
ditetapkan yaitu sebesar Rp 8.300.000.000,00. Pada tahun 2010 manajemen
KJKS BMT Sakinah menetapkan target pertumbuhan kekayaan sebesar
Rp 1.230.000.000,00.
Jumlah kekayaan yang meningkat tentunya berbanding lurus dengan
peningkatan jumlah pendapatan kotor. Pendapatan kotor pada tahun 2010
berhasil dibukukan sebesar Rp 1.597.000.000,00 meningkat dibanding tahun
2009 sebesar Rp 1.042.000.000,00 atau mengalami peningkatan sebesar
Rp 555.000.000,00. Begitu pula dengan pencapaian SHU, dimana pada tahun
2009 SHU yang berhasil dibukukan sebesar Rp 105.474.000,00 dan pada
tahun 2010 meningkat menjadi sebesar Rp 121.638.000,00.
Tingkat kepercayaan anggota terhadap KJKS BMT Sakinah mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah simpanan anggota dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Rp.4.926.000.000,00 pada tahun 2009 menjadi Rp 6.872.000.000,00 pada
tahun 2010.
Keanggotaan KJKS BMT Sakinah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Calon Anggota
b. Anggota:
1) Anggota
2) Anggota Luar Biasa
3) Anggota Istimewa
Pembahasan pengaturan mengenai anggota luar biasa dan anggota
istimewa akan diatur secara khusus dalam Anggaran Rumah Tangga. Anggota
KJKS BMT Sakinah per tahun 2010 berjumlah 3.575 orang, meningkat
sebanyak 277 orang dibanding tahun 2009, dimana jumlah anggota KJKS
BMT Sakinah sebanyak 3.348 orang.
Berdasarkan perkembangan yang telah dicapai KJKS BMT Sakinah
pada tahun 2010 menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat percaya
dan yakin kepada KJKS BMT Sakinah dan bukti kesungguhan segenap
pengurus dan pengelola dalam menjalankan BMT secara profesional.
2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi KJKS BMT Sakinah
KJKS BMT Sakinah adalah Kelompok Swadaya Masyarakat sebagai
lembaga keuangan rakyat yang berupaya mengembangkan usaha–usaha
produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas
ekonomi pengusaha kecil dalam rangka pengentasan kemiskinan. KJKS BMT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Sakinah melaksanakan 2 kegiatan yakni sebagai kegiatan bisnis dan sebagai
kegiatan utama serta kegiatan sosial sebagai kegiatan penunjang.
a. Kegiatan Bisnis
Kegiatan utama KJKS BMT Sakinah adalah bertujuan membantu
pengusaha kecil dengan memberikan pembiayaan yang di pergunakan
sebagai modal dalam rangka mengembangkan usahanya. Dengan kegiatan
bisnis ini kegiatan KJKS BMT Sakinah akan memperoleh keuntungan dan
pendapatan kesinambungan secara mandiri. Oleh karena itu KJKS BMT
Sakinah mengembangkan kegiatan sebagai berikut:
1) Menggalang dan menghimpun dana yang dipergunakan untuk
membiayai usaha anggotanya. Modal awal KJKS BMT Sakinah di
peroleh dari simpanan pokok khusus para pendiri selanjutnya KJKS
BMT Sakinah mengembangkan modalnya dari simpanan lancar para
anggotanya.
2) Memberikan pembiayaan kepada anggotanya sesuai dengan penilaian
kelayakan usaha yang dilakukan pengelola KJKS BMT Sakinah.
Sebagai imbalan dari kegiatan ini KJKS BMT Sakinah akan
memperoleh bagi hasil sesuai mekanisme yang sudah diatur.
3) Mengelola usaha pinjaman tersebut secara professional, sehingga
kegiatan KJKS BMT Sakinah bisa menghasilkan keuntungan.
b. Kegiatan Sosial
Disamping KJKS BMT Sakinah menjalankan kegiatan bisnisnya,
juga mengadakan kegiatan-kegiatan sosial masyarakat yang bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
membantu meringankan beban ekonomi dengan tidak mengembalikan
keuntungan finansial.
Jangkauan pemasaran yang dilakukan KJKS BMT Sakinah tidak
terbatas akan tetapi meliputi seluruh lapisan masyarakat terutama di
Kabupaten Sukoharjo.
Fasilitas dan produk dari KJKS BMT Sakinah meliputi:
a. Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana ialah usaha untuk mengumpulkan dana dari
berbagai sumber, baik dari anggota maupun dari pihak lain. Tujuan
penghimpunan dana ini untuk memperbesar modal, asset dan operasi
penyaluran dana (pembiayaan).
b. Penyaluran Dana Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di
persamakan dengan pinjaman berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjaman antara KJKS BMT Sakinah dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak lain melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai
dengan pembayaran imbalan.
Fungsi dan peran KJKS BMT Sakinah menganut pada Undang–Undang
Nomor 25 Tahun 1992 pasal 4:
a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko–gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
3. Struktur Organisasi KJKS BMT Sakinah
Susunan organisasi KJKS BMT Sakinah sebagai berikut:
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT).
b. Dewan Penasihat Syari’ah
c. Pengurus, membawahi:
1) Staf Pengurus
2) Manajer
d. Manajer, membawahi:
1) Kepala Bagian Marketing, membawahi;
a) Unit Pembiayaan
b) Unit Funding
2) Kepala Bagian Operasional, membawahi;
a) Administrasi Umum dan Pembiayaan
b) Kasir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Struktur organisasi yang baru mengatur bahwa Pengurus dan Dewan
Penasihat Syari’ah dipimpin oleh beberapa Pengurus dan seorang Dewan
Penasihat Syari’ah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Rapat Anggota Tahunan. Pada bidang masing-masing dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian atau Kabag yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Manajer. Unit Pembiayaan dan Unit Funding berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Marketing. Sedangkan
Administrasi dan Umum serta Kasir berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Bagian Operasional. Untuk lebih jelas dapat di lihat dalam
Gambar I.1 halaman 9.
4. Deskribsi Tugas Jabatan dan Struktural
a. Rapat Anggota Tahunan (RAT)
Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan tingkatan tertinggi di
dalam Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah BMT Sakinah.
Fungsinya adalah sebagai berikut.
1) Mengesahkan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga
(ART) beserta peraturan dan perubahannya.
2) Mengesahkan Laporan Pengurus, Pengawas dan Program Kerja tahun
berikutnya.
3) Memilih perangkat organisasi lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Dewan Penasihat Syari’ah
Rapat anggota dapat mengangkat orang bukan anggota yang
mempunyai pengertian tentang koperasi syari’ah dan keahlian dalam
perusahaan koperasi syari’ah untuk menjadi anggota dewan penasehat.
Dewan penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberi uang
jasa yang disetujui oleh rapat anggota.
Dewan penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota
atau rapat pengurus. Dewan penasehat memberi saran anjuran kepada
pengurus untuk kemajuan koperasi baik diminta atau tidak.
c. Pengurus
Pengurus KJKS BMT Sakinah merupakan orang–orang
kepercayaan yang harus memiliki kemampuan di dalam memimpin dan
mengembangkan KJKS BMT Sakinah kearah profesionalisme.
1) Staf Pengurus
Subbagian staf pengurus mempunyai tugas untuk mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan data sebagai bahan penyusunan rencana
strategis dan program kerja tahunan Koperasi. Selain itu juga bertugas
sebagai pelaksana/melaksanakan monitoring dan pengendalian, analisa
dan evaluasi dan serta menyusun laporan hasil pelaksanaan rencana
strategis dan program kerja tahunan Koperasi.
2) Manajer
Subbagian Manajer mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
GAMBAR I.1
STRUKTUR ORGANISASI KJKS BMT SAKINAH
KABAG OPERASIONAL
Suranto
KABAG MARKETING
M. Nazarudin Latif, A.Md
UNIT FUNDING
Yuni Dwi H, SE
UNIT PEMBIAYAAN
Bambang Nugraha, SE Thoriq M. Al Umaro, SE
ADM UMUM & PEMBIAYAAN
Estiningtyas K, ST
KASIR
Dewi Suryandari
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
PENGURUS Ketua : H. Sugiarto HS Wk. Ketua : H. Karsidi, S.Pd., M.Pd Sekretaris : H. Bambang Sudirman MM Bendahara : H. Marwan Effendi Anggota : Siti Muslichah
DEWAN PENASIHAT SYARI’AH
H. Hurip Santoso, SE., M.M
Pj. Manajer
Ahmad AS
STAF PENGURUS
Faisal Abdul Haris, SE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
administrasi keuangan dan bertanggung jawab menjalankan lembaga.
d. Manajer membawahi:
1) Kepala Bagian Marketing
Fungsi utama bagian pemasaran/marketing adalah merencanakan,
mengarahkan, serta mengevaluasi target, lending dan funding serta
memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam upaya
mencapai sasaran termasuk dalam menyelesaikan pembiayaan
bermasalah.
Tanggung jawab utama bagian pemasaran meliputi lima hal pokok:
a) Tercapainya target marketing baik funding maupun
lending/pembiayaan.
b) Terselenggarakannya rapat marketing dan terselesaikannya
permasalahan ditingkat marketing.
c) Menilai dan mengevaluasi kinerja bagian marketing.
d) Melakukan penilaian terhadap potensi pasar dan pengembangan
pasar.
e) Memimpin rapat komite sebatas kewenangannya.
Kepala bagian marketing membawahi:
a) Marketing Pembiayaan
Marketing Pembiayaan adalah salah satu unit di bawah bagian
marketing. Tugas utama unit ini melayani pengajuan pembiayaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melakukan analisis kekayaan serta memberikan rekomendasi atas
pengajuan pembiayaan sesuai dengan hasil analisis yang telah
dilakukan.
Secara rinci tugas dan tanggung jawab marketing pembiayaan
adalah:
- Memastikan seluruh pengajuan pembiayaan telah diproses
sesuai dengan proses yang sebenarnya.
- Memastikan analisis pembiayaan telah dilakukan dengan tepat
dan lengkap sesuai dengan kebutuhan dan mempresentasikan
dalam rapat komite.
- Terselesaikannya pembiayaan bermasalah.
- Melihat peluang dan potensi pasar yang ada dalam upaya
pengembangan pasar.
- Melakukan penanganan atau angsuran pembiayaan yang
dijemput ke lokasi pasar.
b) Marketing Funding
Fungsi utama jabatan marketing funding menerapkan strategi dan
pola–pola tertentu dalam rangka menghimpun dana anggota,
sehingga tugas dan tanggung jawab marketing funding adalah:
- Memastikan target funding tercapai sesuai dengan rencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Membuka hubungan dengan pihak/lembaga luar dalam rangka
funding.
- Tersosialisasinya produk–produk funding ke masyarakat.
2) Kepala Bagian Operasional
Fungsi utama bagian operasional adalah merencanakan, mengontrol serta
mengevaluasi seluruh aktivitas di bidang operasional baik yang
berhubungan dengan pihak internal maupun eksternal yang dapat
meningkatkan profesionalisme BMT khusunya dalam pelayanan terhadap
mitra maupun anggota BMT. Bagian operasional dikomandani oleh
seorang manajer operasional yang membawahi bagian teller, CS,
pembukuan dan accounting.
Tanggung jawab bagian operasional:
a) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan kepada mitra/anggota.
b) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang ada
dalam operasional BMT.
c) Terbitnya laporan keuangan, laporan perkembangan pembiayaan dan
laporan mengenai penghimpunan dana anggota secara lengkap dan
akurat.
d) Terarsipkannya seluruh dokumen–dokumen keuangan, dokumen
lembaga, dokumen pembiayaan serta dokumen penting lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e) Terarsipkannya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat manajemen
dan rapat operasional.
f) Terselenggarakannya seluruh aktivitas rumah tangga BMT yang
mendukung aktivitas BMT.
g) Terselenggarakannya presensi kehadiran karyawan dan dokumentasi
hasil penilaian seluruh karyawan.
h) Peningkatan kualitas SDM.
Kepala bagian operasional membawahi:
a) Administrasi Umum dan Pembiayaan
Tugas dari administrasi umum dan pembiayaan yaitu melakukan
kegiatan administrasi serta kegiatan yang berhubungan dengan
pembiayaan.
b) Kasir
Tugas utama kasir ialah melakukan pelayanan berupa penyetoran
simpanan, penarikan simpanan, penyetoran angsuran pembiayaan dan
lain sebagainya.
5. VISI DAN MISI KJKS BMT Sakinah
a. Visi KJKS BMT Sakinah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menjadi koperasi jasa keuangan mikro syari'ah yang terdepan dan
terpercaya.
b. Misi KJKS BMT Sakinah
1) Profesional
Cepat dalam pelayanan, kompetitif dalam memberi keuntungan.
2) Istiqomah
Konsisten dalam pemberdayaan ekonomi umat serta mengedepankan
bermuamalah secara syari’ah.
3) Transparan
Terbuka dalam laporan keuangan
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Dilihat dari arti kata koperasi dalam bahasa asing cooperation dapat
diartikan sebagai kerjasama. Sedangkan dalam arti bisnis koperasi merupakan
bentuk kerjasama dari para anggota dengan tujuan agar dapat memenuhi
kebutuhan mereka bersama secara lebih ekonomis (Gitosudarmo, 1997).
Tujuan utama dari didirikannya koperasi adalah meningkatkan
kesejahteraan anggota dan kelangsungan hidup koperasi. Kemampuan koperasi
yaitu yang mencerminkan kemajuan dalam usaha koperasi, seperti kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melayani anggota (dan bukan anggota), kemampuan menginvestasikan,
kemampuan membayar utang–utang dan sebagainya (Soewandi, 1995).
Begitu halnya dengan Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Baitul Maal Wat
Tamwil Sakinah Mojolaban, Sukoharjo yang merupakan salah satu koperasi
dalam bidang simpan pinjam, dimana usahanya melayani simpan pinjam baik
untuk anggota atau umum. Dalam setiap tahunnya KJKS BMT Sakinah selalu
menyajikan laporan keuangan berupa laporan laba rugi, perubahan modal, neraca
serta arus kas. Laporan tersebut digunakan oleh intern KJKS BMT Sakinah untuk
mengukur kinerja manajemen, meramalkan keadaan usaha pada waktu yang akan
datang, distribusi SHU serta dijadikan pedoman pengambilan keputusan
manajerial pada masa yang akan datang.
Dalam setiap tahunnya KJKS BMT Sakinah menyusun laporan akuntansi
komersial. Laporan tersebut didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Indonesia. Untuk tujuan perpajakan KJKS BMT Sakinah juga diharuskan
menyusun laporan perpajakan yang sesuai dengan ketentuan dalam pasal 28
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang perubahan keempat atas Undang-
Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Karena masing-masing laporan baik akuntansi perpajakan menggunakan dasar
yang berbeda maka keduanya juga mempunyai perbedaan.
Perbedaan yang muncul antara laporan menurut akuntansi komersial dan
akuntansi perpajakan disebabkan oleh perbedaan konsep penghasilan menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terminology akuntansi komersial dan menurut terminology undang-undang
perpajakan (akuntansi perpajakan) seperti penilaian beban administrasi,
obyektivitas pengukuran penghasilan dan keadilan. Selain disebabkan oleh
perbedaan konsep, perbedaan yang timbul sebagai akibat dari kerangka tujuan
yang berbeda antara penghasilan menurut akuntansi dan menurut fiskal
penghitungan penghasilan menurut akuntansi bertujuan untuk memberi informasi
bagi manajemen, pemegang saham, investor, kreditur dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dan sebagai pertanggung jawaban manajemen sedangkan
penghitungan penghasilan fiskal adalah untuk memenuhi ketentuan undang-
undang dan peraturan perpajakan dalam kaitannya dengan penerimaan negara.
Terhadap perbedaan yang timbul tersebut, maka KJKS BMT Sakinah
melakukan koreksi fiskal sehingga diperoleh laporan keuangan yang
penyajiannya sesuai dengan peraturan perpajakan dan digunakan untuk keperluan
penghitungan besarnya pajak yang harus dibayar. Berkaitan dengan koreksi fiskal
tersebut, KJKS BMT Sakinah masih mengalami kesulitan dalam perlakuan
beberapa macam pendapatan dan beban secara perpajakan, misalnya: pendapatan
dividen, bantuan sosial, sumbangan dan penghitungan serta penentuan beban
penyusutan aktiva yang dimilikinya. Menurut peraturan perpajakan beban-beban
tersebut tidak boleh dikurangkan dengan penghasilan bruto, tetapi dalam laporan
keuangan KJKS BMT Sakinah beban-beban tersebut masih diperhitungkan
sebagai beban yang mengurangi penghasilan bruto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan evaluasi
penghitungan pajak penghasilan atas KJKS BMT Sakinah dengan melakukan
terlebih dahulu rekonsiliasi laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan
fiskal dengan tujuan dapat memberikan saran bagi KJKS BMT Sakinah dalam
hubungannya dengan penghitungan dan rekonsiliasi laporan keuangan komersial
ke laporan keuangan fiskal sebagai dasar penentuan besarnya pajak yang terutang.
Laporan keuangan yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan tahun
2010. Periode ini dipilih dengan alasan bahwa periode tersebut adalah periode
terkini.
Maka dalam penulisan Tugas Akhir ini, Penulis mengambil judul
mengenai “KEMAMPUAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARI’AH
BAITUL MAAL WAT TAMWIL SAKINAH SEBAGAI BADAN USAHA
KENA PAJAK DALAM MEMATUHI KETENTUAN DAN PERATURAN
PERPAJAKAN ATAS PAJAK PENGHASILAN BADAN TAHUN 2010”.
C. RUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penghitungan pajak penghasilan badan KJKS BMT Sakinah sudah
sesuai dengan peraturan perpajakan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayar KJKS BMT Sakinah pada
tahun 2010?
D. TUJUAN PENELITIAN
Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
jawaban atas pertanyan-pertanyaan yang telah penulis rumuskan sesuai dengan
permasalahan diatas. Tujuan penulisan yang ingin dicapai penulis dapat
dirumuskan seperti berikut ini.
1. Untuk mengetahui apakah tata cara penghitungan pajak penghasilan yang
dilakukan KJKS BMT Sakinah selama tahun 2010 sesuai dengan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
2. Untuk mengetahui besarnya pajak penghasilan KJKS BMT Sakinah yang
sebenarnya terutang.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian akan bernilai apabila memberikan manfaat yang positif bagi
seluruh pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penulis mendapat wawasan dan berkesempatan menerapkan ilmu pengetahuan
dalam bidang perpajakan secara langsung, yaitu dengan mengevaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengakuan beban dan pendapatan serta pengakuan laba baik menurut
akuntansi komersial dan menurut akuntansi fiskal, sehingga penulis dapat
mengetahui besarnya PPh terutang setelah dilakukan rekonsiliasi.
2. Bagi Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil Sakinah
Sebagai bahan masukan/sumbangan pemikiran sekaligus evaluasi kinerja bagi
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Baitul Maal Wat Tamwil Sakinah dalam
menyusun laporan keuangan fiskal ditahun yang akan datang, serta
pengetahuan dibidang akuntansi dan perpajakan, khususnya dalam
menentukan laba menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Undang–
Undang Perpajakan.
3. Bagi Pihak Lain
Penulis berharap karya ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan
masukan bagi pihak lain yang berkepentingan langsung dengan penelitian ini.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. OBYEK PENELITIAN
Obyek dari penelitian ini adalah evaluasi penghitungan PPh Badan
KJKS BMT Sakinah Sukoharjo Tahun 2010.
2. JENIS DAN SUMBER DATA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Jenis Data
1) Data Kualitatif: adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, dan gambar (Consuelo et al, 1993).
2) Data Kuantitatif: adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan (Consuelo et al, 1993).
b. Sumber data
1) Asal sumber data:
Data Sekunder
Kuncoro (2001) menjelaskan bahwa data sekunder biasanya telah
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data.
2) Sumber data diambil dari:
a) Informan, yaitu Kepala Bagian Operasional KJKS BMT Sakinah
beserta staffnya.
b) Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting
dalam penelitian kualitatif. Menurut Sutopo (2002) bahwa
“Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas, tetapi juga berupa gambaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu peristiwa
tertentu”.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dokumentasi
Dokumen yang diambil dalam penelitian ini adalah dokumen yang
berkaitan dengan Pajak Penghasilan Badan KJKS BMT Sakinah.
4. ANALISIS PENELITIAN
Analisis menurut Prastowo (2005) adalah suatu penguraian atas suatu
pokok atas berbagai bagiannya, dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antar bagian, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Analisis Studi Kasus yang merupakan rancangan penelitian yang
mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif. Meskipun jumlah
subjek cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti sangat luas dan
pembahasannya pun lebih mendalam. Penggalian data dilakukan melalui
observasi dan dokumentasi.
Penulis menggunakan teknik pembahasan deskriptif yaitu
menggambarkan secara langsung objek dari studi kasus yang nantinya akan
disajikan dalam bentuk angka maupun gambar grafik untuk memperjelas
dalam penyajian penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam hal ini Penulis akan melakukan studi kasus di KJKS BMT
Sakinah. Pertama, penulis akan melakukan observasi di KJKS BMT Sakinah.
Kedua, penulis mendokumentasikan data-data yang berkaitan dengan pajak
penghasilan KJKS BMT Sakinah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. Pajak
a. Pengertian Pajak
Menurut Soemitro seperti yang dikutip dalam Ilyas dan Burton
(2010) “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa-timbal
(kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Smeets seperti yang dikutip dalam Agoes (2010) “Pajak
adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma
umum, dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukkan secara individual; maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah”.
Waluyo (2010) yang mengutip pendapat Adriani mendefinisikan
pajak sebagai iuran kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) yang
terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,
dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintahan.
Dari tiga pengertian pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
lima unsur yang melekat dalam pengertian pajak menurut Ilyas dan
Burton (2010), yaitu sebagai berikut:
1) Pembayaran pajak harus berdasarkan Undang-Undang;
2) Sifatnya dapat dipaksakan;
3) Tidak ada kontra-prestasi (imbalan) yang langsung dapat dirasakan
oleh pembayar pajak;
4) Pemungutan pajak dilakukan oleh negara, baik oleh pemerintah pusat
maupun daerah (tidak boleh dipungut oleh swasta); dan
5) Pajak digunakan untuk membiayai berbagai pengeluaran pemerintah
(rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum.
b. Fungsi Pajak
Menurut Waluyo (2010) ada dua fungsi pajak yaitu:
1) Fungsi Penerimaan/Budgeter yaitu pajak sebagai sumber dana yang
diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
2) Fungsi mengatur/Reguler yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
c. Syarat Pemungutan Pajak
Mardiasmo (2008) mengemukakan lima syarat sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-
undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan
merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Sedangkan adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan hak
bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan
Pajak.
2) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi
negara maupun warganya.
3) Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat.
4) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan
mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
d. Sistem Pemungutan Pajak
Waluyo (2010) membagi sistem pemungutan pajak menjadi:
1) Official Assesment System
Official Assessment System memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.
Ciri-ciri Official Assesment System adalah sebagai berikut:
a) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada
pada fiskus.
b) Wajib Pajak bersifat pasif.
c) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
2) Self Assesment System
Self Assessment System merupakan pemungutan pajak yang memberi
wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk
menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus di bayar.
3) With Holding System
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
With Holding System merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau
memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
e. Tarif Pajak
Menurut Pudyatmoko (2009) ada empat macam tarif pajak yaitu:
1) Tarif proporsional/sebanding, yaitu “persentase tunggal” yang
dikenakan terhadap semua objek pajak berapapun nilainya. Jadi besar
kecilnya utang pajak ditentukan oleh nilai dasar objek yang dikenai
pajak.
2) Tarif tetap yaitu tarif yang berupa suatu jumlah tertentu yang sifatnya
tetap dan tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah dasar pajak, objek
pajak, maupun subjek pajak/wajib pajak.
3) Tarif progresif ialah persentase tarif yang meningkat seiring
peningkatan jumlah yang dikenai pajak.
4) Tarif degresif merupakan persentase tarif yang menurun seiring
meningkatnya jumlah yang dikenai pajak.
f. Pengelompokan Pajak
1) Pengelompokan pajak menurut golongannya, dibagi menjadi dua
(Mardiasmo, 2008):
a) Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan pada orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lain. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak
Penerangan Jalan, dan lain-lain.
b) Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pembebanannya dapat
dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai,
Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan lain-lain.
2) Pengelompokan pajak menurut sifatnya, dibedakan menjadi 2:
a) Pajak subyektif, yaitu pajak yang berpangakal pada subjeknya,
dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
b) Pajak obyektif, ialah pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
3) Pengelompokan pajak menurut pemungut dan pengelolanya, adalah
sebagai berikut:
a) Pajak Pusat, merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.
b) Pajak Daerah, ialah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
2. Pajak Pusat
a. Pengertian Pajak Pusat
Pajak Pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (Mardiasmo,2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Jenis Pajak Pusat
1) Pajak Penghasilan (PPh)
Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan ialah Undang-Undang
No.7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008. Undang-Undang Pajak Penghasilan
berlaku mulai tahun 1984 dan merupakan pengganti UU Pajak
Perseroan 1925, UU Pajak Pendapatan 1944, UU PBDR 1970.
2) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPN & PPnBM)
Dasar hukum pengenaan PPN & PPnBM yaitu Undang-Undang No. 8
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
undang No.42 Tahun 2009. Undang-Undang PPN & PPnBM efektif
mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1985 dan merupakan pengganti
UU Pajak Penjualan 1951.
3) Bea Materai
Dasar hukum pengenaan Bea Materai diatur dalam Undang-Undang
No. 13 Tahun 1985. Undang-Undang Bea Materai berlaku mulai
tanggal 1 Januari 1986 menggantikan peraturan dan Undang-Undang
Bea Materai yang lama (Aturan Bea Materai 1921).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Dasar hukum pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Undang-
Undang No.12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 12 Tahun 1994. Undang-Undang PBB berlaku mulai
tanggal 1 Januari 1986 dan merupakan pengganti:
a) Ordonasi Pajak Rumah Tangga tahun 1908.
b) Ordonasi Verponding Indonesia tahun 1923.
c) Ordonasi Pajak Kekayaan tahun 1932.
d) Ordonasi Verponding tahun 1928.
e) Ordonasi Pajak Jalan tahun 1942.
f) Undang-Undang Darurat nomor 11 tahun 1957 khususnya pasal
14 huruf j, k, l.
g) Undang-Undang nomor 11 prp Tahun 1959 Pajak Hasil Bumi.
5) Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Dasar hukum penganaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan ialah Undang-Undang No.21 Tahun 1997 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2000.
Undang-Undang BPHTB berlaku sejak tanggal 1 Jahuari 1998
menggantikan Ordonasi Bea Balik Nama Staadsblad 1924 No. 291.
3. Pajak Penghasilan Badan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Badan ialah UU No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.
b. Pajak Penghasilan Badan merupakan pajak penghasilan yang dikenakan
terhadap badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
diperoleh selama satu tahun pajak.
c. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha
yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam
bentuk apapun.firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap, dan bentuk badan
lainnya.
d. Wajib Pajak Penghasilan Badan ,yaitu badan yang menurut ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan
kewajiban perpajakan.
e. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan
usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f. Subjek Pajak Penghasilan Badan adalah:
a) Wajib Pajak Dalam Negeri berupa Badan Usaha
b) Wajib Pajak Luar Negeri berupa badan atau Bentuk Usaha Tetap
(BUT).
g. Objek Pajak Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP) Badan, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak Badan yang
bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun termasuk:
1) Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk
lainnya kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang Pajak
Penghasilan.
2) Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan;
3) Laba usaha;
4) Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
a) Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,
persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu
atau anggota;
c) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan atau pengambil alihan usaha;
d) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
5) Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan
sebagai biaya;
6) Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan
pengembalian utang;
7) Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi;
8) Royalti;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9) Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
10) Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
11) Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan
jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
12) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
13) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
14) Premi asuransi;
15) Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya
yang terdiri dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
16) Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
Objek Pajak yang dikenakan PPh final Atas penghasilan berupa:
1) Bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya;
2) Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek;
3) Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan,
serta
4) Penghasilan tertentu lainnya, pengenaan pajaknya diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Dikecualikan dari objek pajak adalah:
1) Yang tidak termasuk dalam objek pajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh Pemerintah dan para penerima zakat yang
berhak.
b) Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil
termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepe-
milikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan;
2) Warisan;
3) Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
4) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau
kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah;
5) Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6) Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan
terbatas sebagai WP Dalam Negeri, koperasi, BUMN atau BUMD
dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
b) Bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima
dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan
dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar
kepemilikan saham tersebut;
- Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik
yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
- Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana
pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Keuangan;
- Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan
kongsi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan
reksa dana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian
perusahaan atau pemberian izin usaha;
- Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan
modal ventura.
h. Dasar Pengenaan Pajak adalah Penghasilan Kena Pajak (PKP) X Tarif
pasal 17.
i. Tarif Pajak Penghasilan Badan
Tarif Pajak yang ditetapkan terhadap Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak
Badan untuk tahun 2008 adalah Tarif Pajak Progresif, sedangkan untuk
tahun 2009 dan 2010 adalah Tarif Pajak Tunggal.
TABEL II.1
Perbandingan Tarif PPhBadan UU No.36 Tahun 2008
Lapisan Kena Pajak UU No.17/2000
Pasal 17 ayat 1b
Pasal 17 ayat 2a
Berlaku untuk Tahun 2008 2009 2010 Sampai Dengan Rp. 50.000.000,-
10% 28% 25%
Di atas Rp.50.000.000 s/d 100.000.000,-
15%
Di atas Rp. 100.000.000,- 30%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
a. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)
Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Bintang dan Dahlan, 2000)
Berdasar pasal 2 ayat (1) huruf b Undang-Undang No.36 tahun
2008, koperasi merupakan badan usaha yang merupakan subjek pajak
yang memiliki hak dan kewajiban perpajakan yang sama dengan badan
usaha lainnya.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seoarang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (SAK, 2000).
Dari pengertian tentang Koperasi yang dikemukakan beberapa ahli
diatas, dapat dipahami bahwa Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum yang berlandaskan pada prinsip koperasi syari’ah dan merupakan
subjek pajak yang memiliki hak dan kewajiban perpajakan yang sama
dengan badan usaha lainnya.
b. Objek koperasi adalah penghasilan yang diperoleh koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Modal koperasi terdiri atas:
1) Modal anggota, yang berasal dari simpanan pokok, simpanan
sukarela, cadangan dan hibah.
2) Modal pinjaman, yang berasal dari anggota koperasi dan/atau usaha
lainnya, bank, lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan
surat hutang lainnya, dll.
d. Anggota koperasi tidak dibedakan antara orang pribadi dan badan hukum
dalam negeri.
e. Landasan yang mendasari berdirinya koperasi
Landasan idiil : Pancasila
Landasan struktural : UUD 1945
Landasan Operasional
1) UUD 1945 pasal 33 ayat 1
2) UU No. 24 Tahun 1992 tentang perkoperasian
3) AD dan Peraturan lain yang ditetapkan dalam RAT
f. Asas dan tujuan koperasi
Koperasi berasaskan kekeluargaan
Tujuan koperasi pada umumnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
2) Melaksanakan Program Kerja yang telah disyahkan.
3) Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
g. Kewajiban koperasi sebagai wajib pajak badan
Pada dasarnya, setiap badan hukum yang didirikan dan/atau
bertempat kedudukan di Indonesia dan menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan untuk memperoleh penghasilan, memberikan jasa kepada
anggota atau pemiliknya merupakan subjek pajak atau wajib pajak
penghasilan. Adanya entitas legal, usaha atau kegiatan yang dilakukan
oleh entitas tersebut untuk memperoleh penghasilan, atau untuk
memberikan jasa kepada anggota, pendiri atau pemiliknya adalah kriteria
terpenting untuk menentukan apakah suatu badan hukum merupakan
subjek pajak. Dengan demikian, setiap badan yang memenuhi kriteria
sebagai wajib pajak, tanpa memperhatikan pendiri atau pemiliknya
merupakan subjek pajak atau wajib pajak. Begitu pula dengan koperasi.
Kewajiban perpajakan pada koperasi dimulai pada saat koperasi
didirikan dan berakhir pada saat dibubarkan atau sudah tidak menjalankan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
usahanya. Pajak dikenakan atas penghasilan yang diterima koperasi dalam
menjalankan usahanya.
h. Penghasilan koperasi yang bukan merupakan objek pajak
1) Bantuan atau sumbangan yang diterima oleh koperasi sepanjang tidak
ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan (Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-undang Nomor 36 Tahun
2008).
2) Harta hibahan yang diterima oleh koperasi sepanjang antara pemberi
hibah dengan koperasi tersebut tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan dengan syarat bahwa nilai aktiva (nilai
kekayaan koperasi sebelum dikurangi dengan hutang) tidak termasuk
tanah dan bangunan pada saat akan menerima hibah, tidak melebihi
dari Rp 600.000.000,00. (Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2008 jo 604/KMK.04/1994 jo SE-05/PJ.4/1995).
3) Dividen atas bagian laba dari penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia (Pasal 4 ayat (3)
huruf f).
4) Sisa hasil usaha yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
5) Bunga simpanan yang tidak melebihi Rp 240.000,00 setiap bulannya
(Pasal 23 ayat (4) huruf g jo 605/KMK.04/1994).
i. PPh atas bunga simpanan yang dibayarkan kepada anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Pengertian bunga simpanan
Yang dimaksud dengan “penghasilan berupa bunga simpanan” adalah
imbalan berupa bunga simpanan yang diterima anggota koperasi orang
pribadi dari dana yang disimpan anggota koperasi orang pribadi pada
koperasi tempat orang tersebut menjadi anggota.
2) Pasal-pasal yang mengatur atas bunga simpanan yang dibayarkan
kepada anggota
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2009
adalah sebagai berikut:
Pasal 1
Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
yang didirikan di Indonesia kepada anggota koperasi orang pribadi
dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
Pasal 2
Besarnya Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
adalah:
a) 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan
sampai dengan Rp 240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu
rupiah) per bulan; atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan
berupa simpanan lebih dari Rp 240.000,00 (dua ratus empat
puluh ribu rupiah) per bulan.
Pasal 3
Koperasi yang melakukan pembayaran bunga simpanan kepada
anggota koperasi orang pribadi, wajib memotong Pajak Penghasilan
yang bersifat final sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 pada saat
pembayaran.
Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemotongan, penyetoran,
dan pelaporan Pajak Penghasilan atas bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi orang pribadi diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Pasal 5
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
j. Pengertian SHU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Yang merupakan pengertian dari Sisa Hasil Usaha (SHU) pada koperasi
adalah pendapatan perubahan koperasi yang diperoleh dalam suatu tahun
buku dengan penyusutan nilai barang dan segala beban yang dikeluarkan
dalam suatu tahun buku itu.
5. Laporan Keuangan
a. Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut.
(Munawir, 1995).
b. Kewajiban pembukuan
Yang mempunyai kewajiban melakukan pembukuan berdasarkan
Undang-Undang Perpajakan adalah:
1) Wajib pajak badan
2) Wajib pajak orang pribadi yang peredaran bruto selama satu tahun
tidak melebihi Rp 1.800.000.000,00.
Sedangkan syarat-syarat penyelenggaraan pembukuan adalah sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
2) Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara teratur
tentang sebagai berikut:
a) Keadaan kas dan bank,
b) Daftar utang piutang,
c) Daftar persediaan barang, dan
d) Pada setiap akhir Tahun Pajak membuat neraca dan perhitungan
laba rugi.
3) Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan:
a) Huruf latin,
b) Angka arab,
c) Satuan mata uang rupiah, dan
d) Disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang
diijinkan oleh Menteri Keuangan.
4) Dokumen atau pencatatan dan dokumen yang menjadi dasarnya serta
dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas Wajib Pajak harus disimpan selama sepuluh tahun.
5) Diselenggarakan dengan prinsip taat asas (konsistensi) dan dengan
stelsel akrual atau stelsel kas, yang mempunyai pengertian sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a) Stelsel akrual adalah metode penghitungan penghasilan dan biaya
dalam arti penghasilan diakui pada waktu diperoleh.
b) Stelsel kas adalah metode yang penghitungannya berdasarkan
pada penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar secara
tunai.
c. Tujuan laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan suatau perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi (PSAK,
2010).
d. Pemakai laporan keuangan koperasi
Pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota
koperasi beserta pejabat koperasi. Pemakai laporan keuangan lainnya
yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantaranya adalah calon
anggota koperasi, bank kreditur dan kantor pajak.
Menurut Tugiman (1996) tujuan pelaporan koperasi adalah:
1) Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota
koperasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Untuk mengetahui prestasi keuangan koperasi pada suatu periode
dengan SHU dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai ukurannya.
3) Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban
dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang bersangkutan
dengan anggota dan yang bukan anggota.
4) Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah sumber
daya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu periode
dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan yang
bukan anggota.
5) Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi
solvabilitas dan likuiditas koperasi.
B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Perhitungan PPh Badan
Dalam menganalisis dan membahas tentang perbedaan penghitungan pajak
penghasilan antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal diperlukan laporan
penghitungan pajak penghasilan terutang yang diselenggarakan oleh KJKS BMT
Sakinah dan penghitungan menurut peraturan perpajakan.
a. Perhitungan pajak penghasilan terhutang menurut koperasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam rangka penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PKP), KJKS
BMT Sakinah sistem pembukuannya menggunakan accrual basis, yaitu
prinsip pembukuan yang mendasarkan penghasilan diakui pada saat
terjadinya transaksi dan kas belum diterima tetap diakui sebagai
pendapatan.
Dalam menghitung PPh terutang yang dilakukan KJKS BMT
Sakinah adalah menyusun laporan, yang terdiri dari.
1) Laporan Laba Rugi
2) Neraca
3) Daftar Aktiva Tetap
Tafsiran PPh Badan KJKS BMT Sakinah tahun 2010 sebesar
Rp 3.600.000,00. Tafsiran PPh Badan beserta laporan tersebut diatas akan
disajikan dalam lampiran.
b. Evaluasi Penghitungan PPh terutang KJKS BMT Sakinah menurut peraturan perpajakan.
Data tersebut merupakan laporan keuangan dari KJKS BMT
Sakinah. Diatas juga disajikan penghitungan PPh terhutang menurut
KJKS BMT Sakinah. Untuk penghitungan PPh terhutang KJKS BMT
Sakinah menurut peraturan perpajakan maka harus dilakukan rekonsiliasi
fiskal antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal.
Analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data dan analisa untuk penyusunan rekonsiliasi fiskal
Berikut ini data yang diambil dari transaksi yang terjadi selama
tahun 2010 sebagai bahan penyesuaian guna menyusun laporan keuangan
fiskal.
1) Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha KJKS BMT Sakinah sebesar Rp 1.603.436.759,67
terdiri atas:
a) Pendapatan bagi hasil pembiayaan
b) Pendapatan bagi hasil bank
c) Pendapatan administrasi
d) Pendapatan lain-lain
Sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 4 ayat (1)
pendapatan usaha merupakan objek pajak, karena dapat menambah
kekayaan dan konsumsi wajib pajak.
2) Beban Bagi Hasil
Beban bagi hasil KJKS BMT Sakinah sebesar Rp 879.568.167,12
terdiri atas:
a) Beban bagi hasil hutang bank
b) Beban bagi hasil simpanan
c) Beban bagi hasil dana program
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Beban bagi hasil simpanan berjangka
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1)
pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.
3) Beban Usaha
Beban usaha KJKS BMT Sakinah sebesar Rp 558.408.434,00 terdiri
atas:
a) Beban operasional
- Beban operasional kantor
- Beban gaji karyawan
- Beban THR
- Beban RAT
- Beban audit
- Beban promosi
- Beban seragam karyawan
- Beban bonus
- Beban THT & kesehatan
- Beban studi banding
- Beban pendidikan & pelatihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
- Beban raker
- Beban pengajian akbar
b) Beban renovasi gedung
c) Beban perlengkapan
d) Beban cadangan penghapusan pembiayaan
e) Beban penyusutan aset tetap
f) Beban administrasi bank
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1)
pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.
4) Beban ZIS
Beban ZIS KJKS BMT Sakinah merupakan beban atas zakat, infak
dan sodaqoh sebesar Rp 38.252.210,00.
Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1)
pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau
kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berikut ini merupakan beberapa data yang perlu untuk dilakukan
rekonsiliasi fiskal, yang terdiri atas:
1) Pendapatan lain-lain sebesar Rp 11.374.774,33
Pendapatan yang boleh dimasukkan sebesar Rp 4.859.890,00. Karena
pendapatan lain-lain sebesar Rp 6.514.884,33 merupakan bantuan dari
pemerintah, sehingga harus dikeluarkan dan tidak boleh ditambahkan
dalam penghasilan bruto.
2) Di dalam beban usaha terdapat :
a) Beban gaji karyawan yang belum dimasukkan sebesar
Rp 275.050.000,00
b) Beban diklat yang belum dimasukkan sebesar Rp 56.663.400,00
c) Beban rapat bulanan belum dimasukkan sebesar Rp 6.250.000,00
3) Beban operasional kantor sebesar Rp 66.576.286,00
Seharusnya dimasukkan ke dalam rekening beban administrasi pada
beban bagi hasil.
4) Beban listrik dan telepon belum dimasukkan sebesar Rp 5.750.663,00
5) Beban pemeliharaan gedung dan taman belum dimasukkan sebesar
Rp 48.467.500,00
6) Beban gaji karyawan sebesar Rp 126.141.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merupakan beban atas pajak penghasilan karyawan, yaitu PPh pasal
21. Tidak boleh dikurangkan dalam penghasilan bruto dan harus
dikeluarkan sebesar Rp 126.141.000,00.
7) Beban THR sebesar Rp 18.000.000,00
Tunjangan Hari Raya diberikan dalam bentuk sembako merupakan
natura yang diberikan kepada anggota koperasi. Natura berdasarkan
Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 4 ayat (3) merupakan non
deductible expense sehingga tidak boleh dikurangkan dalam
penghasilan bruto. Dikoreksi fiskal sebesar Rp 18.000.000,00.
8) Beban RAT sebesar Rp 14.934.800,00
Merupakan beban RAT pada beban bagi hasil, sehingga perlu
dilakukan koreksi.
9) Beban audit sebesar Rp 3.500.000,00
Seharusnya dimasukkan ke dalam rekening beban administrasi pada
beban bagi hasil.
10) Beban promosi sebesar Rp 16.750.000,00
Beban promosi yang seharusnya dimasukkan sebesar
Rp 66.750.000,00 sehingga harus ditambahkan sebesar
Rp 50.000.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11) Beban transportasi
Beban transportasi belum dimasukkan sebesar Rp 66.752.210,00
12) Beban seragam karyawan sebesar Rp 10.750.000,00
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf e
merupakan natura atau kenikmatan yang tidak boleh dikurangkan
dalam penghasilan bruto, sehingga perlu dikoreksi sebesar
Rp 10.750.000,00.
13) Beban bonus sebesar Rp 68.600.000,00
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf e
merupakan natura atau kenikmatan yang tidak boleh dikurangkan
dalam penghasilan bruto, sehingga perlu dikoreksi sebesar
Rp 68.600.000,00.
14) Beban cadangan kesehatan sebesar Rp 39.130.950,00
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf e
merupakan natura atau kenikmatan yang tidak boleh dikurangkan
dalam penghasilan bruto, sehingga perlu dikoreksi sebesar
Rp 39.130.950,00.
15) Beban studi banding sebesar Rp 9.000.000,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Seharusnya dimasukkan ke dalam rekening beban diklat pada beban
bagi hasil.
16) Beban pendidikan dan pelatihan Rp 9.000.000,00
Seharusnya dimasukkan ke dalam rekening beban diklat pada beban
bagi hasil.
17) Beban Raker sebesar Rp 6.000.000,00
Seharusnya dimasukkan ke dalam rekening beban rapat pengelola pada
beban bagi hasil.
18) Beban pengajian akbar sebesar Rp 9.000.000,00
Merupakan beban yang tidak boleh dikurangkan dalam penghasilan
bruto, sehingga harus dikeluarkan sebesar Rp 9.000.000,00.
19) Beban renovasi gedung sebesar Rp 24.000.000,00
Seharusnya dimasukkan ke dalam rekening beban pemeliharaan
gedung dan taman pada beban usaha.
20) Beban perlengkapan sebesar Rp 19.500.000,00
Merupakan beban yang tidak boleh dikurangkan dalam penghasilan
bruto, karena beban perlengkapan ini digunakan untuk kepentingan
manajer (pribadi). Sehingga harus dikeluarkan sebesar
Rp 19.500.000,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21) Beban cadangan penghapusan pembiayaan sebesar Rp 85.000.000,00
Merupakan beban yang tidak diakui, sehingga tidak boleh dikurangkan
dalam penghasilan bruto dan harus dikeluarkan sebesar
Rp 85.000.000,00.
22) Beban penyusutan sebesar Rp 16.164.398,00
Setelah dilakukan koreksi, beban penyusutan yang harus dikurangkan
dalam penghasilan bruto sebesar Rp 32.547.750,00 sehingga
kekurangan sebesar Rp 16.383.352,00 harus ditambahkan.
Penghitungan penyusutan yang sesuai dengan peraturan perpajakan
dapat dilihat pada Tabel II.2 halaman 53 (Untuk beban penyusutan
mobil tidak dimasukkan).
23) Beban ZIS sebesar Rp 38.252.210,00
Merupakan beban yang tidak boleh dikurangkan dalam penghasilan
bruto, sehingga harus dikeluarkan sebesar Rp 38.252.210,00.
24) Beban administrasi bank sebesar Rp 16.361.000,00
Merupakan beban administrasi pada beban bagi hasil, sehingga harus
dilakukan penyesuaian.
Berikut koreksi fiskal pada neraca:
1) Kas & setara kas yang seharusnya dimasukkan Rp 921.219.864,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Penyisihan penghapusan pembiayaan tidak boleh dimasukkan,
sehingga harus dikeluarkan.
3) Inventaris kantor yang telah terpakai sebesar Rp 20.281.000,00.
4) Akumulasi penyusutan setelah penyesuaian Rp 84.293.125,00.
5) Aset lain yang tersisa Rp 20.547.500,00.
6) Simpanan dibulatkan menjadi Rp 3.319.429.812,00.
7) Rupa-rupa pasiva yang tersisa Rp 16.806.942,00.
8) Kewajiban jangka panjang dibulatkan Rp 1.099.444.444,00.
9) SHU tahun berjalan yang sebenarnya Rp 9.750.100,00.
10) PPh terhutang yang harus dibayar Rp 1.218.763,00.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel II.2 KJKS BMT Sakinah Daftar Aktiva Tetap
Koreksi Fiskal
Tahun Harga Nilai
Biaya
Penyusutan
Tahun 2010
2003 21303125 25%
25%
2005 3914000 25%
2005 750000 25%
2005 750000 25%
2005 1225000 25%
6639000
2005 9050000 12,5% 5656250 1131250 6787500 2262500
2005 2500000 12,5% 1562500 312500 1875000 625000
2004 1200000 12,5% 750000 150000 900000 300000
2005 1500000 12,5% 937500 187500 1125000 375000
2004 1875000 12,5% 1171875 234375 1406250 468750
2007 2115000 12,5% 793125 264375 1057500 1057500
2007 4750000 12,5% 1781250 593750 2375000 2375000
2007 4417000 12,5% 1656375 552125 2208500 2208500
2008 3070000 12,5% 767500 383750 1151250 1918750
2007 1075000 12,5% 403125 134375 537500 537500
2007 530000 12,5% 198750 66250 265000 265000
2008 8000000 12,5% 2000000 1000000 3000000 5000000
2007 10000000 12,5% 3750000 1250000 5000000 5000000
2008 9500000 12,5% 2375000 1187500 3562500 5937500
2009 50000000 12,5% 6250000 6250000 12500000 37500000
109582000 30053250 13697750 43751000 65831000
2010 502000000 5% 25100000 25100000 476900000
639524125 30053250 38797750 68851000 542731000Total
Printer HP D 2466
Printer Pass Book IBM
Software PNM
Brangkas
Mobil
Gedung
Printer FAX HP
Televisi
Peralatan
4 Komputer
Software TIA
Printer FX 1170
Printer LX 300
Brangkas
Kamera Digital
AC
Komputer P IV Komplit
Komputer P IV 631
Buku
Sepeda Motor
Inventaris Kantor
Meja Kursi
Telepon
Akumulasi Penyusutan
Tahun 2009 Tahun 2010
Almari
Jenis AktivaPerolehan Perolehan
Tarif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data diatas maka diperlukan laporan rekonsiliasi fiskal,
yang disajikan dalam Tabel II.3 halaman 54 dan Tabel II.4 halaman 55.
TABEL II.3 KJKS BMT Sakinah Laporan Laba Rugi
Koreksi Fiskal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Positif Negatif
2,484,765.34 - - 2,484,765.34
1,526,416,220.00 - - 1,526,416,220.00
63,161,000.00 - - 63,161,000.00
11,374,774.33 - 6,514,884.33 4,859,890.00
1,603,436,759.67 - 6,514,884.33 1,596,921,875.34
- - 275,050,000.00 275,050,000.00
170,737,481.67 - - 170,737,481.67
204,064,254.45 - - 204,064,254.45
21,759,500.00 - - 21,759,500.00
483,006,931.00 - - 483,006,931.00
- - 86,437,286.00 86,437,286.00
- - 74,663,400.00 74,663,400.00
- - 6,000,000.00 6,000,000.00
- - 6,250,000.00 6,250,000.00
- - 14,934,800.00 14,934,800.00
879,568,167.12 - 463,335,486.00 1,342,903,653.12
723,868,592.55 254,018,222.22
- - 5,750,663.00 5,750,663.00
- - 72,467,500.00 72,467,500.00
66,576,286.00 66,576,286.00 - 0
126,141,000.00 126,141,000.00 - 0
18,000,000.00 18,000,000.00 - 0
14,934,800.00 14,934,800.00 - 0
3,500,000.00 3,500,000.00 - 0
16,750,000.00 - 50,000,000.00 66,750,000.00
- - 66,752,210.00 66,752,210.00
10,750,000.00 10,750,000.00 - 0
68,600,000.00 68,600,000.00 - 0
39,130,950.00 39,130,950.00 - 0
9,000,000.00 9,000,000.00 - 0
Keterangan KomersialKoreksi
Fiskal
Pendapatan
Pendapatan Bahas Pembiayaan
Pendapatan Administrasi
Pendapatan Lain-lain
Jumlah Pendapatan
Beban Bagi Hasil
Beban Bahas Hutang Bank
Beban Bahas Simpanan
Beban Bahas Simpanan Berjangka
Beban Bahas Dana Program
Jumlah Beban Bahas
SHU Kotor
Beban Usaha
Beban Listrik & Telepon
Beban Pemeliharaan Gedung & Taman
Beban Operasinal Kantor
Beban Gaji Karyawan
Beban THR
Beban RAT
Beban Audit
Beban Promosi
Beban Transport
Beban Seragam Karyawan
Beban Bonus
Beban Cadangan Kesehatan
Beban Studi Banding
Pendapatan Bahas Bank
Beban Gaji Karyawan
Beban Administrasi Bank
Beban Diklat
Beban Rapat Pengelola
Beban Rapat Bulanan
Beban RAT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9,000,000.00 9,000,000.00 - 0
6,000,000.00 6,000,000.00 - 09,000,000.00 9,000,000.00 - 0
24,000,000.00 24,000,000.00 - 019,500,000.00 19,500,000.00 - 0
85,000,000.00 85,000,000.00 - 016,164,398.00 - 16,383,352.00 32,547,750.00
16,361,000.00 16,361,000.00 - 0558,408,434.00 244,268,123.00
165,460,158.55 9,750,099.22 38,252,210.00 38,252,210.00 - 0
127,207,948.55 9,750,100.00 3,600,000.00
123,607,948.55
Taksiran Pajak Penghasilan
SHU Setelah Pajak
Beban Penyusutan
Beban Administrasi BankJumlah Beban Usaha
SHU KotorBeban ZIS
SHU Kotor
Beban Cad. Penghapusan Pembiayaan
Beban Pendidikan & Pelatihan
Beban RakerBeban Pengajian Akbar
Beban Renovasi GedungBeban Perlengkapan
Sumber : data sekunder yang telah diolah
Tabel II.4 KJKS BMT Sakinah
Neraca Koreksi Fiskal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Positif Negatif
1,131,263,126.92 210,043,262.92 921,219,864.00
7,211,070,680.00 7,211,070,680.00
(131,046,960.00) (131,046,960.00) -
- -
8,211,286,846.92 8,132,290,544.00
502,000,000.00 502,000,000.00
21,303,125.00 21,303,125.00
86,502,000.00 20,281,000.00 66,221,000.00
609,805,125.00 589,524,125.00
(93,824,576.67) (9,531,451.67) (84,293,125.00)
515,980,548.33 505,231,000.00
45,547,500.00 25,000,000.00 20,547,500.00
8,772,814,895.25 8,658,069,044.00
Aset Lancar
Keterangan KomersialKoreksi
Fiskal
Aset
Kas & Setara Kas
Pembiayaan
Biaya dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar
Aset Tetap
Jumlah Aset
Penyisihan Penghapusan Pembiayaan
Kendaraan
Inventaris Kantor
Harga Perolehan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset Tetap
Aset Lain-lain
Tanah & Gedung
Lanjutan Tabel II.4
3,319,429,812.99 0.99 3,319,429,812.00
3,553,450,000.00 3,553,450,000.00
16,476,179.32 330,762.68 16,806,942.00
112,247,200.00 112,247,200.00
7,001,603,192.31 7,001,933,954.00
1,099,444,444.95 0.95 1,099,444,444.00
8,965,000.00 8,965,000.00
115,705,000.00 115,705,000.00
164,315,000.00 164,315,000.00
259,174,309.44 259,174,309.00
123,607,948.55 113,857,848.55 9,750,100.00
- (1.218.763) (1.218.763)
671,767,257.99 557,909,409.00
8,772,814,895.25 8,658,069,044.00
Simpanan Pokok Khusus
Cadangan
SHU Tahun Berjalan
Jumlah Kekayaan Bersih
Jumlah Kewajiban & Kekayaan Bersih
PPh Terhutang
Simpanan Wajib
Kewajiban & Kekayaan Bersih
Kewajiban Lancar
Simpanan
Simpanan Berjangka
Rupa-Rupa Pasiva
Biaya Harus Dibayar
Jumlah Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Kekayaan Bersih
Simpanan Pokok
Sumber: data sekunder yang telah diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal diatas, maka dapat disimpulkan
neraca dan laporan laba rugi fiskal KJKS BMT Sakinah dalam Tabel II.5 dan
Tabel II.6 halaman 58.
Tabel II.5 KJKS BMT Sakinah
Neraca Fiskal
Keterangan Jumlah ASET
Aset Lancar
Kas & Setara Kas 921.219.864
Pembiayaan 7.211.070.680
Jumlah Aset Lancar 8.132.290.544
Aset Tetap
Tanah & Gedung
Kendaraan
Inventaris Kantor
Harga Perolehan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Aset Tetap
Aset Lain-Lain
Jumlah Aset
502.000.000
21.303.125
66.221.000
589.524.125
(84.293.125)
505.231.000
20.547.500
8.658.069.044
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEWAJIBAN & KEKAYAAN BERSIH
Kewajiban Lancar
Simpanan
Simpanan Berjangka
Rupa-Rupa Pasiva
Biaya Harus Dibayar
Jumlah Kewajiban Lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Kekayaan Bersih
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Pokok Khusus
Cadangan
SHU Tahun Berjalan
PPh Terhutang
Jumlah Kekayaan Bersih
Jumlah Kewajiban & Kekayaan Bersih
3.319.429.812
3.553.450.000
16.806.942
112.247.200
7.001.933.954
1.099.444.444
8.965.000
115.705.000
164.315.000
259.174.309
9.750.100
(1.218.763)
557.909.409
8.658.069.044
Sumber : data sekunder yang telah diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel II.6 KJKS BMT Sakinah
Laporan Laba Rugi Fiskal
Keterangan Jumlah PENDAPATAN
Pendapatan Bahas Bank
Pendapatan Bahas Pembiayaan
Pendapatan Administrasi
Pendapatan Lain-Lain
Jumlah Pendapatan
2.484.765,34
1.526.416.220,00
63.161.000,00
4.859.890,00
1.596.921.875,34
BEBAN
Beban Bagi Hasil
Beban Gaji Karyawan
Beban Bahas Hutang Bank
Beban Bahas Simpanan
Beban Bahas Simpanan Berjangka
Beban Bahas Dana Program
Beban Administrasi
Beban Diklat
Beban Rapat Pengelola
Beban Rapat Bulanan
Beban RAT
275.050.000,00
170.737.481,67
204.064.254,45
21.759.500,00
483.006.931,00
86.437.286,00
74.663.400,00
6.000.000,00
6.250.000,00
14.934.800,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah Beban Bagi Hasil 1.342.903.653,12
Beban Usaha
Beban Listrik & Telepon
Beban Pemeliharaan Gedung & Taman
5.750.663,00
72.467.500,00
Beban Promosi
Beban Transport
Beban Penyusutan
Jumlah Beban Usaha
66.750.000,00
66.752.210,00
32.547.750,00
244.268.123,00
Laba Sebelum Pajak 9.750.100,00
PPh Pasal 25
PPh Pasal 29
(888.000,00)
(330.763,00)
Laba Setelah Pajak 8.531.337,00 Sumber: data sekunder yang telah diolah
2. Perhitungan Besarnya PPh Terhutang Badan yang Harus Dibayar KJKS
BMT Sakinah Tahun 2010
Setelah dilakukan penghitungan koreksi fiskal didapat laba sebelum
pajak sebesar Rp 9.750.100,00 yang merupakan Penghasilan Kena Pajak
(PKP) untuk menghitung besarnya pajak yang terhutang pada KJKS BMT
Sakinah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam penghitungan pajak yang sebenarnya terhutang untuk tahun
pajak 2010 adalah penghasilan netto yang dibulatkan seribuan penuh ke
bawah di kali tarif pajak.
(dalam ribuan)
Penghasilan Kena Pajak Rp 9.750.100,00
PPh (tarif pasal 17)
25% x (50% xRp 9.750.100,00) Rp 1.218.763,00
Kredit Pajak
PPh Pasal 25 (Rp 888.000,00)
PPh Terhutang Kurang Bayar RP 330.763,00
(PPh Pasal 29)
Jadi, pajak penghasilan badan KJKS BMT Sakinah yang sebenarnya
terhutang adalah Rp 330.763,00 sedangkan pajak yang ditaksirkan oleh KJKS
BMT Sakinah adalah Rp 3.600.000,00
Penghitungan PPh Pasal 25 untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1/12 x Rp 1.218.763,00 = Rp 101.564,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
TEMUAN
Setelah dilakukan pembelajaran dan analisis terhadap Laporan Laba/Rugi
KJKS BMT Sakinah tahun 2010, penulis menemukan beberapa kelebihan dan
kelemahan yang ditemukan dalam laporan keuangan tersebut. Kelebihan dan
kelemahan yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut:
A. KELEBIHAN
1. Untuk mengurangi terjadinya resiko dalam pembuatan laporan keuangan,
KJKS BMT Sakinah sudah menunjuk salah satu kantor akuntan publik dalam
pembuatan laporan keuangan.
2. KJKS BMT Sakinah telah melakukan pembukuan, yaitu dengan adanya
jurnal, buku besar dan laporan keuangan. Pembukuan yang disusun digunakan
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan dan sebagai dasar penghitungan
sisa hasil usaha atau laba kena pajak.
3. Angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan disajikan secara rinci,
yaitu dengan adanya angka dibelakang koma, sehingga memberi kesan teliti
dalam penyajian laporan keuangan.
4. KJKS BMT Sakinah sebagai wajib pajak badan telah memenuhi kewajiban
perpajakannya. Hal ini dibuktikan dengan penyampaian SPT Tahunan.
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. KELEMAHAN
1. KJKS BMT Sakinah belum melakukan penghitungan pajak yang sesuai
dengan peraturan perpajakan.
2. Di dalam KJKS BMT Sakinah tidak terdapat tenaga kerja yang ahli dan
terampil dalam bidang perpajakan.
3. KJKS BMT Sakinah dalam menghitung penyusutan terdapat kesalahan, yaitu
tidak menggunakan tarif penyusutan yang sesuai dengan peraturan
perpajakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bedasarkan hasil analisis pada KJKS BMT Sakinah periode 2010, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan PPh Badan yang ditaksirkan KJKS BMT Sakinah belum sesuai
dengan peraturan perpajakan. PPh Badan yang seharusnya dibayar oleh KJKS
BMT Sakinah pada tahun 2010 sebesar Rp 330.763,00.
2. Untuk menghindari besarnya kesalahan dalam pembuatan laporan keuangan,
KJKS BMT Sakinah menunjuk salah satu kantor akuntan publik untuk
pembuatan laporan keuangan. Akan tetapi, pembuatan laporan keuangan
tersebut dapat dikatakan kurang rinci. Tidak menjelaskan akun-akun beserta
jumlahnya secara detail, sehingga kurang memberikan kejelasan pada
pembacanya.
3. Berkaitan dengan perpajakan, KJKS BMT Sakinah tidak melakukan koreksi
fiskal atau rekonsiliasi fiskal terhadap akun-akun pendapatan dan beban.
Sehingga tidak jelas pendapatan dan beban apa saja yang diperbolehkan dan
tidak diperbolehkan dalam peraturan perpajakan.
4. Terdapat perbedaan penghitungan pajak yang dihasilkan oleh penulis dengan
penghitungan yang telah tercantum dalam laporan keuangan. Laba bersih
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebelum pajak yang dihasilkan penulis Rp 9.750.100,00 sedangkan yang
tercantum dalam laporan keuangan Rp. 127.207.948,55. Neraca yang
dihasilkan penulis Rp. 8.658.069.044,00 sedangkan yang tercantum dalam
laporan keuangan Rp. 8.772.814.895,25.
B. SARAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap KJKS BMT Sakinah,
maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. KJKS BMT Sakinah telah menunjuk salah satu kantor akuntan publik untuk
pembuatan laporan keuangan hendaknya dapat lebih rinci. Sehingga akan
mempermudah dalam mempelajari dan menganalisis laporan keuangan bagi
pembaca maupun pengguna.
2. KJKS BMT Sakinah sebaiknya memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil
dalam bidang perpajakan.
3. KJKS BMT Sakinah sebaiknya selalu melakukan up date peraturan
perpajakan untuk mendapatkan referensi peraturan perpajakan terbaru,
sehingga akan mempermudah dalam peyesuaian dan penerapan peraturan
terbaru tersebut.
top related