keluarga dan peranan wanita

Post on 13-May-2015

980 Views

Category:

Education

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KELUARGA DAN PERANAN WANITA

Oleh :Kelompok 3

Ahmid, Rustayim, Tulus, Redi, Dodi, Ratib Indra, Wisnu, Heni, Nia, Yuli,

Fanny dan Haris Setiawan

Kedudukan Hukum Wanita Indonesia di Hindia Belanda

(Faktor-faktor Pengaruh)

Pengaruh Sistem Hubungan Keluarga

Kedudukan hukum wanita Indonesia langsung terpengaruh oleh sistem susunan keluarga yang berlaku

Bentuk susunan keluarga yang berlaku di Indonesia yaitu : Matrilineal (di Minangkabau), Patrilineal (di Sumsel,dll) dan Parental (di daerah kolonisasi)

Pengaruh Faktor-faktor Sosial dan Ekonomi

Faktor sosial dan ekonomi mempengaruhi kedudukan seseorang pada suatu sistem keluarga (seperti di Minangkabau)

Pemilihan bentuk perkawinan erat huungannya dengan keadaan sosial dan ekonomis

Pengaruh atas kedudukan dalam kehidupan umum wanita ditentukan oleh asing atau tidaknya ia didalam keluarga

Kedudukan Hukum Wanita Indonesia di Dalam Kehidupan

Perkawinan, bukan merupakan urusan individual saja, tetapi juga kelompok yang lebih besar

Hukum adat melindungi perkawinan dari pihak ketiga dengan ancaman hukuman dan sanksi

Ditinjau dari kesejahteraan kelompok dan masyarakat hukum, perkawinan dan keluarga terbukti merupakan kepentingan kelompok

Hubungan, Hak dan Kewajiban Suami-Istri di Dalam Keluarga

Suami dan istri dalam keluarga saling berkomplemen dalam membentuk keluarga yang harmonis

Suami memiliki peran memimpin dan melindungi, sedangkan istri yang dipimpin

Hak dan kewajiban istri terpusat pada hal yang bersifat intern

Hak dan kewajiban suami meliputi: menghidupi keluarga dan mewakili keluarga dalam hidup bernegara dalam masyarakat hukumnya

Keluarga dan Famili

Genealogis, merupakan faktor terciptanya kelompok besar

Perlunya menjaga prinsip “bersama” dan menghilangkan individualistis dalam keluarga dan famili

SISTEM PERTANIAN PRIA DAN WANITA

Pembagian kerja pada daerah dengan sistem pertanian berpindah

Dominannya petani wanita dibandingkan petani pria pada sistem pertanian berpindah

Petani pria bekerja selama 15 jam/minggu atau kurang, sedangkan petani wanita lebih dari itu

Sistem pertanian berpindah banyak terdapat di daerah Afrika dan sbagian India

Pembagian kerja pada daerah dengan sistem

pertanianmenggunakan bajak

Dominasi petani pria terhadap petani wanita pada sistem pertanian menggunakan bajak

Petani pria bekerja 25-30 jam/minggu, sedangkan petani wanita kurang dari itu

Sistem pertanian menggunakan bajak banyak terdapat di Asia, terutama Asia tenggara

Pengaruh Buruh Tani Terhadap Pembagian kerja Petani Pria dan

Wanita

Penggunaan buruh tani, menguntungkan para petani wanita karena tergantikan perannya

Wanita yang tergantikan perannya, terbebas dari pekerjaan di sawah

Sistem ini tidak berlaku bagi masyarakat yang menganut sistem sama rasa sama rata

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

“ Sebutir berlian tak sebanding dengan sebuah bola kaca “

Maknailah oleh anda sendiri!( Maula Al-Ghina )

top related