kelainan refraksi

Post on 19-Jan-2016

71 Views

Category:

Documents

13 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

mata

TRANSCRIPT

KELAINAN REFRAKSIDisusun oleh:

Asep TP Prasetya

Pembimbing:

Dr. Hj. Fayca Aryono, Sp.M

Dr. Abdul Choliq, Sp.M

MEDIA REFRAKSI

Korna Aqueous humor Lensa Badan vitreous

KORNEA

• Selaput bening mata yang tembus cahaya• Terdiri dari 5 lapisan:1. Epitel2. Membran bowman3. Stroma4. Membran descement5. Endotel

AQUEOUS HUMOR

Dibentuk oleh korpus siliaris Mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan

lensa

LENSA

Didalam bola mata terletak di belakang iris dan transparan, berbentuk cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadi akomodasi

BADAN VITREOUS

Gel transparan yange terdiri atas air, sedikit kolagen dan molekul asam hialuronat

Penting untuk mempertahankan bentuk bola mata

PANJANG BOLA MATA

Menentukan keseimbangan dalam pembiasan.

Bila terjadi kelainan pembiasan sinar pada kornea atau kelainan panjang bola mata maka sinar tidak terfokus di makula.

KELAINAN REFRAKSI

Miopi Hipermetropi Astigmatisme Presbiopi

MIOPI • Dimana sinar akan dibiaskan membentuk

bayangan didepan retina

• Bentuk miopi:1. Miopi aksial2. Miopi refraktif

• Menurut derajat beratnya:1. Miopi ringan2. Miopi sedang3. Miopi berat

• Menurut perjalanan miopi:1. Miopi stasioner2. Miopi progresif3. Miopi maligna

ETIOLOGI

Sumbu aksial lebih panjang dari normal Kurvarta kornea atau lensa lebih kuat dari

normal Indeks bias mata lebih tinggi dari normal Perubahan posisi lensa (lebih kearah

anterior)

GEJALA KLINIS Kabur melihat jauh Sakit kepala Cenderung memicingkan mata

Funduskopi: Miopik kresen (gambaran bulan sabit di polus

posterior) Degenerasi makula dan degenerasi retina bagian

perifer

DIAGNOSIS

• Anamnesis :1. Penglihatan buram untuk melihat jauh2. Tidak ada keluhan untuk melihat dekat3. Tanpa mata merah4. Tanpa rasa nyeri

PEMERIKSAAN FISIK

Visus dasar penglihatan jauh Visus dengan kacamata Visus dengan pinhole Koreksi kacamata Funduskopi

PENATALAKSANAAN

Memberikan kacamata sferis negatif Lensa kontak Keratotomi radikal Laser-assisted in situ keratomielusis (LASIK) Laser-assisted subephitelial keratectomi

(LASEK) Pato refractiv keratectomy (PRT)

HIPERMETROP Dimana sinar akan dibiaskan membentuk

bayangan dibelakang retina

ETIOLOGI

Panjang axial Berkurangnya konveksitas dari kornea Berkurangnya indeks refraktif Perubahan posisi lensa

KLASIFIKASI • Berdasarkan gejala klinis:1. Hipermetrop simpleks2. Hipermetrop patologik3. Hipermetrop fungsional

• Berdasarkan derajat beratnya:1. Hipermetrop ringan2. Hipermetrop sedang3. Hipermetrop berat

• berdasarkan status akomodasi mata1. Hipermetrop laten2. Hipermetrop manifes3. Hipermetrop fakultatif4. Hipermetrop absolut5. Hipermetrop total

GEJALA DAN TANDA

Penglihatan dekat kabur Asthenopia akomodatif (fotofobia, kelelahan

mata, sakit kepala) Sering terjadi ambliopia akibat mata tanpa

akomodasi todak pernah melihat objek dengan baik dan jelas.

DIAGNOSIS • Anamnesis : sesuai dengan gejala• Pemeriksaan oftalmologi:1. Visus dasar2. Visus dengan kacamata3. Visus dengan pinhole4. Visus baca dekat• Retinoskopi• Autorefraktometer

PENATALAKSANAAN

Kacamata sferis positif LASIK LASEK PRK Conductive keratoplasty (CK)

ASTIGMATISME

Dimana sinar cahaya tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina.

• bisa terjadi dengan kombinasi kelainan refraksi yang lain termasuk:

1. Miopi2. Presbiopi3. Trauma atau jarungan parut pada kornea

KLASIFIKASI

Astigma reguler Astigma irreguler

GEJALA

Distrofi dari bagian-bagian lapang pandang Sakit kepala Mata berair Kelelahan mata Memiringkan kepala untuk melihat dengan

lebih jelas

DIAGNOSIS • Anamnesis : sesuai dengan gejala• Visus• Refraksi• Motilitas okular, penglihatan binokular, akomodasi• Reflek cahaya pupil• Tes konfrontasi• Penglihatan warna• TIO• Pemeriksaan menyeluruh segmen anterior dan

posterior

PENATALAKSANAAN

Pemberian lensa silinder Astigma miopi:silinder negatif Astigma hipermetrop: silinder positif LASIK LASEK Keratektomy fotorefraktif

PRESBIOPI

• Gangguan akomodasi pada usia lanjut• Terjadi akibat:1. Kelemahan otot akomodasi2. Lensa mata tidak kenyal atau berkurang

elastisitasnya akibat sklerotik lensa

GEJALA

Pada pasien berusia lebih dari 40 tahun akan memberikan keluhan setelah membaca berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas, merah, sakit kepala jika membaca terlalu lama, membaca dengan menjauhkan kertas.

DIAGNOSIS

• Anamnesis: sesuai gejala• Oftalmologi:1. Visus2. Refraksi3. Motilitas okular4. Penilaian kesehatan okular

PENATALAKSANAAN

Pemberian kacamata atau adisi diperlukan untuk membaca dekat yang berkekuatan :

+1,0 D untuk usia 40 tahun+1,5 D untuk usia 45 tahun+2,0 D untuk usia 50 tahun+2,5 D untuk usia 55 tahun+3,0 D untuk usia 60 tahun

top related