kebijakan publik untuk memanfaatkan sumber kekayaan alam bagi kesejahteraan bangsa
Post on 02-Nov-2014
646 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
dadang-solihin.blogspot.com 2
33dadang-solihin.blogspot.com
Materi• Alkir, Polkir dan KSU• Perkembangan Nasional: Asta Gatra• Kebijakan Publik• Implementasi Kebijakan Publik Saat Ini• Sumber Kekayaan Alam • Kesejahteraan Bangsa• Analisis SWOT untuk Perumusan:
– Permasalahan yang Ditemukan– Konsepsi Kebijakan Publik – Kebijakan Publik yang Diharapkan
4dadang-solihin.blogspot.com
ALUR
PIKIR
dadang-solihin.blogspot.com
PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT
LANDASAN TEORI
TINJAUAN PUSTAKA
PARADIGMA NASIONAL
INSTRUMENTAL INPUT
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PUBLIKSAAT INI
PERMASA-LAHAN YANG DITEMUKAN
KONSEPSI KEBIJAKAN
PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIKYANG
DIHARAPKAN
PEMANFAATAN SKA LEBIH
TERKELOLA
KESEJAHTERAAN BANGSA
MENINGKAT
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
ENVIRONMENTAL INPUT
1. Birokrasi berbelit-belit2. Infrastruktur kurang mendukung 3. Belum transparan dan tumpang
tindih 4. Kurang aspiratif dan pro rakyat5. Kurang koordinasi dan kurang
komitmen6. Terorisme7. KKN dari internasional
corporation8. Kerusakan lingkungan hidup9. Konflik 10.Masuknya tenaga asing
1. Memiliki regulasi lengkap2. SDM berkualitas3. Regulasi pemanfaatan SKA pro
rakyat4. Adanya kejelasan aturan untuk
memiliki jaminan sharing perusahaan asing dan lokal
5. Jaminan keamanan 6. Bargain power yang besar 7. Pasar internasional terbuka8. Adanya teknologi baru9. Modal asing melimpah10.Adanya kerjasama internasional
WEAKNESSES (KELEMAHAN)
OPPORTUNITIES (PELUANG)
THREATHS (ANCAMAN)
STRENGTHS (KEKUATAN)
ANALISA SWOT
KONDISI W - T
STRATEGI S-O
Wasantara sbg Landasan Visional
Tannas sbg Landasan Konsepsional
RPJMN sbg Landasan Operasional
SKORING
5
POLA
PIKIR
dadang-solihin.blogspot.com
PERATURAN PERUNDANGAN
TERKAIT
LANDASAN TEORI
TINJAUAN PUSTAKA
PARADIGMA NASIONAL
INSTRUMENTAL INPUT
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PUBLIKSAAT INI
KEBIJAKAN PUBLIKYANG
DIHARAPKAN
PEMANFAATAN SKA LEBIH
TERKELOLA
KESEJAHTERAAN BANGSA
MENINGKAT
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
ENVIRONMENTAL INPUT
• SUPRA STRUKTUR
• SUB STRUKTUR
• INFRA STRUKTUR
OBYEK METODESUBYEK
• PEMERINTAH• MASYARAKAT/ LSM• DUNIA USAHA• PERUNDANG-UNDANGAN
YG BERLAKU• SRAPRAS
• DIKLAT• SOSIALISASI
PER-UU-AN• BIMBINGAN
TEKNIS• REGULASI
FEEDBACK
6
dadang-solihin.blogspot.com 7
STRATEGI
Sinergi Kebijakan, Regulasi danKelembagaan
dalam PengelolaanSKA
KEBIJAKAN UPAYA
1.a1.b, dst
2.a2.b, dst
3.a3.b, dst
4.a4.b, dst
1. xxx
2. xxx
3. xxx
4. xxx
dadang-solihin.blogspot.com 8
Perkembangan NasionalAsta Gatra
? ……………
……………..
………….
………….
………………
………………………
?
??
???
……………
…………..
…………….
…………… ???
?Politik
Ekonomi
Sosbud
Tri Gatra
Hankam
Ideologi
Panc
a G
atra
Geografi Demografi SKA
dadang-solihin.blogspot.com 9
Apa Itu Kebijakan Publik• Kebijakan Publik adalah keputusan
pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara.
• Kebijakan Publik dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu politik, ilmu administrasi, ilmu ekonomi, dsb.
10dadang-solihin.blogspot.com
• “Public policy is whatever governments choose to do or not to do” (Dye in Anderson, 1978:2)
• “what governments do, why they do it, and what difference it makes.” (Dye, 1992)
• Di negara yang demokratis kebijakan publik yang dibuat mencerminkan aspirasi masyarakat
• Di negara yang belum demokratis, terjadi distorsi yang menghambat penyaluran aspirasi masyarakat kepada pembuat kebijakan.
Jenis Kebijakan PublikDISTRIBUTIF• Yaitu kebijakan publik yang
bertujuan untuk memberi fasilitas dan pelayanan bagi golongan penduduk tertentu
REDISTRIBUSI• Yaitu kebijakan publik yang
bertujuan untuk mengubah alokasi kemakmuran, pendapatan dan hak di antara berbagai kelompok dan kelas dalam masyarakat
• Contoh: Perpajakan yang progresif, Jaminan Sosial, dll
dadang-solihin.blogspot.com 11
PENGATURAN (Regulatory)• Yaitu kebijakan publik yang
bertujuan mengatur kehidupan masyarakat melalui pembatasan kebebasan bertindak dari subjek(golongan penduduk) untuk mengurangi pertentangan di antara golongan yang bersaingan
• Contoh: Anti Trust Legislation, Perlindungan Lingkungan Hidup
SELF-REGULATORY• Yaitu kebijakan yang diusahakan
dan didukung oleh kelompok kepentingan untuk memajukan dan melindungi kepentingan mereka
• Contoh: Izin Praktek oleh Asosiasi Professional, seperti IDI
Kebijakan vs RegulasiKebijakan Regulasi
1. Pilihan tindakan di antara sejumlah alternatif tindakan
1. Instrumen operasional dari tindakanyang terpilih
2. Kebijakan terpilih tidak harus/selalu menjadi norma regulasi.
2. Regulasi selalu bersubstansikan kebijakan
3. Mengarahkan perubahan: bersifat fleksibel dan dinamis.
3. Mengelola ketertiban: perubahan harus berlangsung secara tertib
4. Bebas norma: perubahan kebijakan dapat dilakukan kapan saja, tetapi kalau dalam format regulasi, ia harus patuh norma.
4. Terikat norma, mengacu pada strata regulasi (tidak boleh ada konflik norma, harus konsisten dan harmonis dengan norma yang lain).
5. Faktor Integrasi: mengintegrasikan kebijakan nasional/sektoral/regional ke dalam sistem regulasi nasional dalam rangka penyelenggaraan negara dan pencapaian tujuan bernegara.
dadang-solihin.blogspot.com 12
PERAN NEGARA
REGULATOR(KERANGKA REGULASI )
OPERATOR(KERANGKA PENDANAAN)
APBN = 15%-18% PDB
MASYARAKAT(GROSS NATIONAL PRODUCT)
dadang-solihin.blogspot.com 13
Permasalahan Kebijakan dan Regulasi
• Permasalahan– Penyusunan rumusan kebijakan bersifat sektoral– Proses perumusan kebijakan kurang partisipatif – Minimnya Pemahaman antara kebijakan dan regulasi– Kualitas Regulasi: regulasi yang multi tafsir; berpotensi konflik; tumpang
tindih; tidak harmonis/tidak sinkron; tidak adanya aturan pelaksanaannya; tidak konsisten; dan menimbulkan beban yang tidak perlu, baik terhadap kelompok sasaran maupun kelompok yang terkena dampak
– Kuantitas Regulasi: tidak proporsional (over regulation)• Penyebabnya:
– Lemahnya pengelolaan regulasi – Tidak jelasnya otoritas pengelola regulasi (masih tersebar).
dadang-solihin.blogspot.com 14
Permasalahan Kebijakan dan Regulasi
• Kebijakan dan Regulasi K/L dan Pemda selama ini berjalan parsial seperti tanpa koordinasi satu sama lain.
• Masih sering dijumpainya ketidakteraturan peraturan, tumpang tindih, inkonsistensi, tidak jelas, multitafsir, dan bertentangan antara peraturan satu dengan lainnya (tidak sinkron/harmonis) serta belum/tidak disusun peraturan pelaksanaanya.
• Pertentangan tersebut, dapat berupa antara inisiator sektor (K/L) satu dengan sektor lainnya ataupun antara sektor (K/L sebagai inisiator) dengan pemerintah daerah sebagai pelaksana dan objek dari peraturan tersebut.
• Lebih tajam perbedaan tersebut dijumpai ketika justru insiator produk peraturan tersebut adalah Pemda (baik Perda ataupun Perkada) karena acapkali menyalahi peraturan di atasnya (sektor yang diinisiatif K/L).
dadang-solihin.blogspot.com 15
Kelembagaan• Dalam konteks proses pembangunan, hadirnya kelembagaan yang
jelas akan membantu mengorganisasi ide, mengatur pertarungan kepentingan antar stakeholders, serta menyiapkan arena bermain yang sama bagi setiap aktor sehingga proses pertarungan ide dan kepentingan bisa dilakukan secara lebih teratur dan pasti.
• Kelembagaan menjadi “wasit” atas pertarungan ide dan kepentingan tersebut. Tanpa topangan kelembagaan yang kuat, pasti akan muncul disorder atau bahkan anarki dalam proses pembangunan.
• Kelembagaan akan membantu mengarahkan interaksi antar aktor ke arah/tujuan yang sama.
dadang-solihin.blogspot.com 16
Permasalahan Kelembagaan
1) Terdapat fragmentasi program/kegiatan pembangunan yang mengakibatkan ketidakefisienan dan ketidakefektifan dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan;
2) Fragmentasi organisasi dan duplikasi fungsi (internal dan eksternal K/L) menyebabkan inefesiensi (head cost biaya operasional), silo mentality, yang pada akhirnya menghambat efektifitas koordinasi, perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan;
3) Kurang tajamnya hubungan antara kegiatan dan sasaran pembangunan;
4) Lemahnya efektifitas koordinasi dalam mengelola program/ kegiatan yang bersifat lintas K/L dan atau lintas sektor;
dadang-solihin.blogspot.com 17
Kelembagaan masih menghadapi permasalahan, antara lain:
Permasalahan Kelembagaan5) Kebijakan Pusat dan Daerah yang kurang sinkron; 6) Kurang terkoordinasinya/ terintegrasinya keterlibatan stakeholders
untuk mendukung perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan yang efektif;
7) Lemahnya monitoring dan evaluasi karena permasalahan sistemdan instrument monev, monev yang melibatkan banyak K/L tidak terintegrasi, dan adanya lack forward system;
8) Kurangnya pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi bagi penyempurnaan implementasi kebijakan dan masukan untuk perencanaan tahap berikutnya;
9) Lemahnya penggunaan data bagi perumusan kebijakan karena adanya keterbatasan data dan kualitas data yang tersedia belum memadai untuk mendukung perumusan kebijakan yang baik;
dadang-solihin.blogspot.com 18
Permasalahan Kelembagaan
10) Sistem manajemen kinerja masih lemah antara lain karena problem desain kelembagaan dan belum terintegrasinya fungsi/instansi yang terkait;
11) Masih lemahnya penerapan prinsip good governance dalam perumusan, pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan;
12) Lemahnya kualitas peraturan perundang-undangan, baik substansi maupun sinerginya;
13) Belum optimalnya kapasitas kepemimpinan birokrasi; dan 14) Kuantitas dan kualitas SDM perumus, pelaksana, dan pengendali
pembangunan belum optimal.
dadang-solihin.blogspot.com 19
Definition of ‘Silo Mentality’• An attitude found in some
organizations that occurs when several departments or groups do not want to share information or knowledge with other individuals in the same company.
• A silo mentality reduces efficiency and can be a contributing factor to a failing corporate culture.
dadang-solihin.blogspot.com 20
Kerangka Konseptual Sinergi Kebijakan, Regulasi dan Kelembagaan
IMPLEMENTASI REGULASI(Substansi: Kebijakan Pembangunan Nasional/ Sektoral/ Kewilayahan)
TUJUAN BERNEGARAe.g. Kesejahteraan
BangsaSasaran RPJMN
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN
SISTEM REGULASI NASIONAL
SISTEM REGULASI NASIONAL
Kebijakan NasionalRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(Kerangka Regulasi, Kelembagaan dan Pendanaan)
dadang-solihin.blogspot.com 21
REGULATORYMAKING POLICY
MAKING
ENFORCEMENT
IMPLEMENTATION
GOAL
RegulasiPerilakuSosiall
EVALUATION
Hubungan antara Kebijakan dan Regulasi dalam Mewujudkan Tujuan
dadang-solihin.blogspot.com 22
NaskahAkademikdan RUU
REKOMENDASI ≠ REGULASI
REGULATORY POLICY(UU)
REKOMENDASI = REGULASI1. REGULATORY POLICY (PP
KEBAWAH)2. NON REGULATORY POLICY
KERANGKA KEBIJAKAN KERANGKA REGULASI
ALTERNATIVEPOLICY
UU
RUU
Pembahasan
evaluasi
PENGKAJIAN
PENELITIAN
Penyusunan Kebijakan dan Pembentukan Regulasi
PENGKAJIAN: meliputi kegiatan (1) problem definition; (2) objective setting; dan (3) identifikasi existing regulation
PENELITIAN: 1. Meliputi kegiatan indepth analysis terhadap hasil pengkajian termasuk cost and benefit analysis
dan/atau cost effectiveness analysis.2. Hasil penelitian tidak selalu merekomendasiakan pembentukan /amandemen/penggantian UU3. Dalam hal hasil penelitian tidak bersifat regulatory pada level UU, maka rekomendasi meliputi:
a. Pembentukan peraturan pelaksanaan UU (PP ke bawah)b. Kegiatan lain yang bersifat executorialdadang-solihin.blogspot.com 23
dadang-solihin.blogspot.com 24
Indonesia: Rich with Natural Resources
25
gas
petroleum
precious metals
coal
tropical forest
biodiversity
marine wealthgeothermal
dadang-solihin.blogspot.com
Lingkungan Strategis Ketahanan Energi (KE)Variabel Ketahanan Energi Lingkungan Strategis
Ketergantungan Impor
Semakin rendah persentase energi dari impor, KE-nya akan lebih baik
Kebutuhan minyak mentah (± 47%), BBM (± 52%), dan LPG (± 60%) masih sangat tergantung dari impor
Diversifikasi Pemanfaatan Energi
Semakin beragam dan seimbang jenis energi yang digunakan, KE-nya akan lebih baik
Pemanfaatan energi baru dan terbarukan masih sangat rendah (± 4%) dibandingkan energi fosil: minyak (48%), gas (21%), batubara (27%)
EfisiensiPenggunaan Energi
Semakin rendah konsumsi energi yang digunakan untuk pertumbuhan ekonomi, KE-nya akan lebih baik
Penggunaan energi masih belum efisien/boros (elastisitas energi masih di atas angka 1)
Akses energi Semakin merata dan mudah untuk mengakses energi dan listrik, KE-nya akan lebih baik
Akses energi belum merata dan masih terbatas• Jaringan gas kota hanya dinikmati oleh ± 73 ribu
RT• Jaringan SPBG hanya ada di Palembang, Jakarta,
Surabaya, Balikpapan• Rasio elektrifikasi di beberapa propinsi masih
rendah (Papua, NTT)• Akses BBM dan LPG terutama di pulau terkecil,
terluar, dan perbatasan masih sulit dan lebih mahal biayanya
BiayaPenyediaan Energi
Semakin murah biaya penyediaan energi, KE-nya akan lebih baik
Biaya penyediaan impor minyak mentah, BBM, dan LPG cukup tinggi sekitar USD 115 juta per hari. Potensi cadangan migas baru berada di kawasan laut dalam, biaya eksplorasi dan eksploitasinya lebih mahal dibandingkan onshore
Tantangan KE 2015-2019
27
1. Pengelolaan konsumsi energi final yang semakin meningkat (pertumbuhan 7-8% per tahun), dimana pada tahun 2019, konsumsi akan meningkat sebesar 50% dari konsumsi energi saat ini (2013).
2. Penyediaan atau pasokan energi untuk sektor industri akan semakin meningkat, sekitar 40-45% dari kebutuhan energi secara keseluruhan
3. Penyediaan atau pasokan energi primer, yang terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 5-6%/tahun, dimana batubara akan mendominasi penggunaan energi primer (40%)
4. Pengelolalan konsumsi BBM yang semakin meningkat dengan laju pertumbuhan 8% per tahun, dilain pihak produksi BBM dari kilang nasional ‘stagnant’.
Tantangan KE 2015-2019
28
5. Impor minyak mentah, BBM, dan LPG akan semakin membesar untuk memenuhi kebutuhan minyak mentah, BBM, dan LPG dalam negeri
6. Produksi minyak bumi semakin menurun dari 1,6 juta (1996) menjadi 826 ribu barel per hari (2013), sementara produksi batubara dapat meningkat namun pemanfaatannya menghadapi tantangan isu lingkungan
7. Pemerataan dan peningkatan akses masyarakat terhadap BBM dan tenaga listrik, terutama di pulau-pulau kecil, terluar, dan kawasan perbatasan
8. Pengelolaan subsidi energi yang lebih transparan, akuntabel, dan tepat sasaran
Tantangan KE 2015-2019
29
9. Realisasi subsidi energi mulai tahun 2010 selalu lebih besar dari yang direncanakan– 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan per bulan
terendah hanya menerima alokasi subsidi sebesar 15%. Sementara itu, 25% kelompok rumah tangga dengan penghasilan per bulan tertinggi menerima alokasi subsidi sebesar 77%,
– 89% BBM bersubsidi dinikmati transportasi darat, transportasi laut 1%, rumah tangga 6%, sektor perikanan 3%, dan hanya 1%dinikmati usaha kecil menengah
– Konsumsi premium untuk transportasi darat 53% justru dinikmati mobil pribadi, 40% dinikmati motor, 4% dinikmati mobil barang, dan 3% dinikmati kendaraan umum.
Sasaran Penguatan Ketahanan Energi
1. Produksi Minyak Bumi sebesar 904 – 907 ribu barel per hari; 2. Produksi Gas Bumi 9,34 – 10,47 juta kaki kubik per hari dengan
pemanfaatan di dalam negeri sebesar 56 – 75%; 3. Produksi Batubara sebesar 392 juta ton dengan pemanfaatan di
dalam negeri sebesar 30 – 40%; 4. Rasio Elektrifikasi mencapai 100%; dan 5. Bauran Energi Baru dan Terbarukan mencapai 6 – 9%.
dadang-solihin.blogspot.com 30
Sasaran Utama
Sasaran Penguatan Ketahanan EnergiStrategi Indikator Output
1. Peningkatan Pasokan Energi Primer
a. Produksi minyak bumi 904 – 907 ribu barel per hari
b. Produksi gas bumi 9,34 – 10,47 juta kaki kubik per hari
c. Produksi batubara 392 juta ton
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana Energi
a. Pembangunan kilang minyak 2 unit dengan total kapasitas 600 ribu barel per hari
b. Pembangunan FSRU 2 unit dengan total kapasitas 250 BCF per tahun
c. Pembangunan onshoreregasifikasi
1 unit dengan total kapasitas 560 BCF per tahun
d. Pembangunan pipa gas 680 km dengan kapasitas 200 BCF per tahun
e. Pembangunan SPBG 55 unit
f. Kapasitas terpasang pembangkit listrik
92,9 GW
dadang-solihin.blogspot.com 31
Sasaran Penguatan Ketahanan EnergiStrategi Indikator Output
3. Pemanfaatan Bahan Bakar Nabatia. Produksi biodiesel 2,35 – 4,12 juta KLb. Produksi bioetanol 0,2 – 0,58 juta KL
4. Penggunaan Energi yang Lebih Efisiena. Intensitas energi 517 SBM/Miliarb. Elastisitas energi 0,8
dadang-solihin.blogspot.com 32
Sasaran Penguatan Ketahanan Energi
Strategi Indikator Output5. Peningkatan Bauran Energi Baru dan Terbarukan
a. Bauran EBT 6 – 9 persenb. Kapasitas terpasang pembangkit
listrik (PLTP, PLTMH, PLTS, PLT Biomassa)
20 GW
c. Pilot project PLTN 1 lokasid. Pilot project PL tenaga arus laut 3 lokasi
6. Pengurangan Subsidi Energi secara Berkalaa. Besaran subsidi BBM Penyesuaian kenaikan harga Rp
500/liter per tahunb. Penurunan kapasitas PL BBM 0,8 persen pembangkit listrik masih
menggunakan BBM
dadang-solihin.blogspot.com 33
Arah Kebijakan dan Strategi PembangunanUntuk mewujudkan sasaran penguatan Ketahanan Energi, arah kebijakan yang akan ditempuh adalah meningkatkan diversifikasi pemanfaatan energi dan mempertahankan produksi minyak dan gas bumi yang didukung dengan sarana dan prasarana memadai serta teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan melalui:
Langkah Strategis Kegiatan PrioritasPeningkatan pasokan energi primer • Perluasan penerapan enhanced oil recovery
• Pelaksanaan pilot project gas unconventional
Penyediaan sarana dan prasarana energi
• Peningkatan peran serta swasta
Pemanfaatan bahan bakar nabati • Peningkatan kapasitas produksi
Penggunaan energi yang lebih efisien
• Pelaksanaan audit energi dan sosialisasi
Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan
• Pelaksanaan pilot project pembangkit listrik tenaga nuklirdan tenaga arus laut
• Peningkatan peran serta swasta
Pengurangan subsidi energi secara berkala
• Pengawasan berbasis teknologi informasi (RFID dan E-KTP)
• Penyesuaian kenaikan harga secara berkala
Kerangka Regulasi, Pembiayaan, dan Kelembagaan
StrategiKerangka
(dukungan) Regulasi
PembiayaanKelembagaan
Pemerintah Swasta
1.Peningkatan pasokan energi primer
Penataan kelembagaan industri hulu dan hilir, pembentukan petroleum fund, serta harmonisasi regulasi dan peran pemda
a. Pelaksanaan survei umum
b. Promosi dan penyiapan wilayah kerja baru
c. Monitoring dan evaluasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
a. Pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi
b. Pelaksanaan pilot project gas unconventional (shale gas dan CBM)
Kem. ESDMKemenkeuSKK MigasKem. BUMNPemda
2. Penyediaan sarana dan prasarana energi
Insentif untuk menarik minat partisipasi swastaberinvestasi membangun sarana dan prasarana energi
a. Pra studi kelayakanb. Pengadaan lahanc. Penyiapan dan
pelaksanaan tenderd. Membangun jaringan
prasarana migase. Monitoring dan evaluasi
pembangunan
Pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan saranadan prasarana energi(kilang, FSRU, regasifikasi, SPBG)
Kem. ESDMKemenkeuBPH MigasKem. BUMNPemda
3.Pemanfaatan bahan bakar nabati
Penetapan off taker, standard, dan harga
a. Subsidi bahan bakar nabati
b. Monitoring dan evaluasi produksi/pemanfaatan
Pembangunan,pengoperasian, dan pemeliharaan kapasitas produksi
Kem. ESDMKemenkeuBPH MigasPemda
Kerangka Regulasi, Pembiayaan, dan Kelembagaan
StrategiKerangka
(dukungan) Regulasi
PembiayaanKelembagaan
Pemerintah Swasta
4. Penggunaan energi yang lebih efisien
Insentif bagi industri/bangunan untuk alih teknologipenggunaan energi yang lebih efisien
a. Pembinaan dan pengawasan konservasienergi
b. Layanan audit energi
Investasi alih tehnologi yang ramah lingkungan dan efisiensi energi
Kem. ESDMKemenkeuKemenperinKem. PUPemda
5. Peningkatan bauran energi baru dan terbarukan
Penerapan feed in tariff danpenyederhanaan proses perizinan
a. Studi pendahuluan potensi energi baru dan terbarukan
b. Pembinaan dan pengawasan pemanfaatan energi baru dan terbarukan
c. Bantuan PLTS, PLTMH, biogas, DME untuk pemda
Pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan PLTP, PLTMH, PLTS, PLT Biomassa, PLTN, PL tenaga arus laut
Kem. ESDMBATANBPPTPemda
6. Pengurangan subsidi energi secara berkala
Kebijakan harga dan penentuan target sasaran
a. Subsidi energib. Pengawasan distribusi
BBM bersubsidic. Pengembangan
teknologi informasid. Monitoring dan evaluasi
Penyaluran BBM, BBN, LPG, tenaga listrik bersubsidi
Kem. ESDMKemenkeuBPH MigasPemda
dadang-solihin.blogspot.com 37
RPJPN 2005-2025
dadang-solihin.blogspot.com
38
Visi Pembangunan 2005‐2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
(UU 17 TAHUN 2007)
“...berbasis SDA yg tersedia...”
dadang-solihin.blogspot.com
KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015 – 2019 MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI
MIDDLE INCOME TRAP (MIT)
Keluar dari MIT
RT-RPJMN 2015 – 2019Amanat RPJP :SDA, SDM, Iptek
KerangkaRegulasi
Polhukam
Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change Ekonomi Kesra Lingkungan
-RB-Tertib hukum -Anti korupsi-Demokrasi-Stabilitas DN
- TranfromasiStruktur
- Resiliensi- Infrastruktur- Inovasi
Daerah
- Mutu SDM- Kemiskinan - Pemerataan- Employment- BPJS
- PengelolaanSDA dan biodiv
- Kelautan- Mitigasi
adaptasi PI
- Pemerataan- SPM terpenuhi- Urbanisasi- Pelaksanaan
Desentralisasi
KerangkaPendanaan:
APBN dan Non
KerangkaKelembagaan
• MembutuhkanComprehensif reform
• Not BAU (out the box)• Prinsip berkelanjutan• Terpadu tidak sendiri-
sendiri
Delivery Mechanism
Jangka Panjang:Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun
• Sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar MIT
• Tidak boleh meleset masa 5 tahunke depan.
39
PEREKONOMIAN NASIONAL
UNGGUL DAN KOMPETITIF
RPJM 2 RPJM 3 RPJM 4
PDB per kapita 2014:Sktr USD 4.000
2019:Sktr USD 7.000
2025:> USD 12.000
2015 2020 2025 20302010
Threshold Middle Income TrapUSD 12.000
BONUS DEMOGRAPHIC2010 2030
Keunggulan Kompetitif Perekonomian NasionalKeunggulan Kompetitif Perekonomian Nasional
dadang-solihin.blogspot.com 40
dadang-solihin.blogspot.com 41
PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN
KONSEPSI KEBIJAKAN
PUBLIK
KEBIJAKAN PUBLIK YANG DIHARAPKAN
dadang-solihin.blogspot.com 42
Threats(Ancaman)Threats
(Ancaman)
Weaknesses(Kelemahan)
Weaknesses(Kelemahan)
Strengths(Kekuatan)Strengths(Kekuatan)
Strategi STGunakan kekuatan
untuk menghindari atau mengatasi ancaman
Strategi STGunakan kekuatan
untuk menghindari atau mengatasi ancaman
Strategi WTMinimalkan kelemahan dan hindari ancaman
Strategi WTMinimalkan kelemahan dan hindari ancaman
Strategi WOAtasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Strategi WOAtasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Strategi SOGunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Strategi SOGunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang
Opportunities(Peluang)
Opportunities(Peluang)
INTERNALINTERNAL
EKSTERNAL
dadang-solihin.blogspot.com 43
Weaknesses(Kelemahan)
Weaknesses(Kelemahan)
Strengths(Kekuatan)Strengths(Kekuatan)
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber
Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber
Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa
Faktor di dalam Kebijakan
Publik yang mendukung
Faktor di dalam Kebijakan
Publik yang mendukung
Faktor di dalam Kebijakan
Publik yang tidak
mendukung
Faktor di dalam Kebijakan
Publik yang tidak
mendukung
dadang-solihin.blogspot.com 44
No Variabel NU BF NUxBF1 Memiliki regulasi lengkap 2 10 202 SDM berkualitas 4 30 1203 Regulasi pemanfaatan SKA pro rakyat 3 15 454 Adanya kejelasan aturan untuk memiliki
jaminan sharing perusahaan asing dan lokal
1 5 5
5 Jaminan keamanan 5 40 200Jumlah 100 390
dadang-solihin.blogspot.com 45
No Variabel NU BF NUxBF1 Birokrasi berbelit-belit 5 30 1502 Infrastruktur kurang mendukung 2 15 303 Belum transparan dan tumpang tindih 3 20 604 Kurang aspiratif dan pro rakyat 1 10 105 Kurang koordinasi dan kurang
komitmen4 25 100
Jumlah 100 350
dadang-solihin.blogspot.com 46
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber
Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa
Kebijakan Publik untuk Memanfaatkan Sumber
Kekayaan Alam bagi Kesejahteraan Bangsa
Faktor di luar Kebijakan
Publik yang memberikan
manfaat dalam
Faktor di luar Kebijakan
Publik yang memberikan
manfaat dalam
Faktor di luar Kebijakan
Publik yang menghalangi
Faktor di luar Kebijakan
Publik yang menghalangi
Threats(Ancaman)Threats
(Ancaman)
Opportunities(Peluang)
Opportunities(Peluang)
dadang-solihin.blogspot.com 47
No Variabel NU BF NUxBF1 Bargain power yang besar 4 25 100
2 Pasar internasional terbuka 5 45 225
3 Adanya teknologi baru 3 15 45
4 Modal asing melimpah 1 5 5
5 Adanya kerjasama internasional 2 10 20
Jumlah 100 395
dadang-solihin.blogspot.com 48
No Variabel NU BF NUxBF1 Terorisme 3 15 452 KKN dari internasional corporation 2 10 203 Kerusakan lingkungan hidup 5 40 2004 Konflik 4 30 1205 Masuknya tenaga asing 1 5 5
Jumlah 100 390
Weaknesses1.Birokrasi berbelit-belit2.Infrastruktur kurang mendukung 3.Belum transparan dan tumpang tindih 4.Kurang aspiratif dan pro rakyat5.Kurang koordinasi dan kurang komitmen
dadang-solihin.blogspot.com 49
Threats1. Terorisme2. KKN dari internasional
corporation3. Kerusakan lingkungan hidup4. Konflik 5. Masuknya tenaga asing
PERMASA-LAHAN YANG DITEMUKAN
dadang-solihin.blogspot.com 50
1. Strategi SO S + O = 390+ 395= 785
2. Strategi WO W + O = 350+ 395 = 745
3. Strategi ST S + T = 390+ 390 = 780
4. Strategi WT W + T = 350+ 390 = 740
KONSEPSI KEBIJAKAN
PUBLIK
dadang-solihin.blogspot.com 51
1. Strategi SO Gunakan Kekuatan untuk memanfaatkan Peluang
2. Strategi WO Atasi Kelemahan dengan memanfaatkan Peluang
3. Strategi ST Gunakan Kekuatan untuk menghindari atau mengatasi Ancaman
4. Strategi WT Minimalkan Kelemahan dan hindari Ancaman
1. Memiliki regulasi lengkap2. SDM berkualitas3. Regulasi pemanfaatan SKA
pro rakyat4. Adanya kejelasan aturan
untuk memiliki jaminan sharing perusahaan asing dan lokal
5. Jaminan keamanan
dadang-solihin.blogspot.com 52
1. Bargain power yang besar 2. Pasar internasional terbuka3. Adanya teknologi baru4. Modal asing melimpah5. Adanya kerjasama
internasional
1. Memiliki regulasi lengkap2. SDM berkualitas3. Regulasi pemanfaatan SKA pro rakyat4. Adanya kejelasan aturan untuk memiliki jaminan sharing
perusahaan asing dan lokal 5. Jaminan keamanan6. Bargain power yang besar7. Pasar internasional terbuka8. Adanya teknologi baru9. Modal asing melimpah10. Adanya kerjasama internasional
dadang-solihin.blogspot.com 53
KEBIJAKAN PUBLIK YANG DIHARAPKAN
54dadang-solihin.blogspot.com
top related