dinamika pengembangan obyek wisata bahari di...

24
DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI NIRWANA BEACH CLUB LAGOI-BINTAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: EKA NOVITA SARI NIM. 120563201015 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: trandang

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI NIRWANA

BEACH CLUB LAGOI-BINTAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

EKA NOVITA SARI

NIM. 120563201015

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

1

SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut

dibawah ini:

Nama : EKA NOVITA SARI

NIM : 120563201015

Jurusan/Prodi : Ilmu Administarsi Negara

Alamat : Kp. Krajan Rt.002/Rw.003 Kota Baru Teluk Sebong

Nomor TELP : 085765972575

Email : [email protected]

Judul Naskah : DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI

NIRWANA BEACH CLUB LAGOI-BINTAN

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan

untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 16 Desember 2016

Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Rumzi Samin, M.Si Fitri Kurniawati, M.Si

NIDN. 100903701 NIDN. 0016038702

Page 3: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

2

A B S T R A K

EKA NOVITA SARI

Dr. RUMZI SAMIN, M.Si

FITRI KURNIANINGSIH, M.Si

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH, [email protected]

Pengembangan obyek wisata disetiap daerah dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan

perekonomian daerah, membuka lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur disetiap daerah,

melestarikan dan mengembangkan obyek wisata serta membuka wawasan kepada masyarakat

tentang pentingnya menjaga, mengelola, mengembangkan dan melestarikan obyek wisata dengan

cara tidak merusak keindahan obyek wisata yang dimiliki. Oleh karena itu rumusan masalah yang

akan di teliti adalah bagaimana Dinamika Pengembangan Obyek Wisata Bahari di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Dinamika Pengembangan Obyek Wisata

Bahari di Nirwana Beach Club-Bintan. Informan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan

purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang dengan 1 orang sebagai

Informan kunci (Key Informan). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian pada Dinamika Pengembangan Obyek Wisata Bahari di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan berdasarkan faktor lingkungan belum sepenuhnya bersih, permasalahan limbah

hingga saat ini masih belum ada jalan keluar untuk menyelesaikannya, pelestarian ekosistem laut

hanya ada pengembangan pada budidaya koral dan penyu. Berdasarkan faktor teknologi sudah

cukup canggih dan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dan berdasarkan kemajuan

personil dan produktvitas sudah cukup bagus namun perlu dilakukan pengembangan dalam

kemahiran karyawan dalam berbahasa asing, adanya kerja sama yang dilakukan dengan Negara

Asing yaitu Negara Singapura dan Negara Eropa.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah berdasarkan faktor lingkungan sudah di lakukan

upaya kebersihan namun belum maksimal, karena masih adanya sampah terutama limbah laut

meskipun sudah dilakukan beberapa jalan keluar untuk menanganinya sehingga dapat berdampak

pada pelestarian ekosistem laut. Berdasarkan faktor teknlogi yang digunakan sudah memadai dan

modern sesuai dengan perkembangan zaman, tidak lagi menggunakan sistem manual. Dan

berdasarkan kemajuan personil dan produktvitas masih perlu dilakukan pengembangan dalam

kemahiran karyawan dalam berbahasa asing, sehingga gues comment yang diberikan tidak hanya

kepada beberapa karyawan tetapi juga keseluruhan karyawan.

Kata kunci : Pengembangan, Obyek Wisata Bahari

Page 4: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

3

ABSTRACT

EKA NOVITA SARI

Dr. RUMZI SAMIN, M.Si

FITRI KURNIANINGSIH, M.Si

Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH, [email protected]

Tourism development in each area is built with the aim to boost the regional economy,

creating jobs, infrastructure development in each region, preserve and develop tourism and

expand the horizons to the public about the importance of maintaining, managing, developing and

preserving the sights in a way not spoil the beauty of the sights which are owned. Therefore the

formulation of the problem to be researched is how the dynamics of development of marine

tourism places at Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

The purpose of this study was to determine the dynamics of development of marine

tourism places at Nirwana Beach Club-Bintan. Informants in this study were determined using

purposive sampling. Informants in this study amounted to 17 people with one person as key

informants (Key Informant). Data analysis techniques used in this research is descriptive

qualitative analysis techniques.

Results of research on the dynamics of development of marine tourism places at Nirwana

Beach Club Bintan Lagoi-based environmental factors is not entirely clean, waste problems until

now there is still no way out to solve it, the preservation of marine ecosystems there are only a

development of the aquaculture coral and turtles. Based on technological factors already quite

sophisticated and modern with the times. And based on the progress and productivity of the

personnel were nice enough but it is necessary to develop the skills of employees in a foreign

language, their cooperation undertaken with Foreign Countries, namely the State of Singapore

and European countries.

The conclusion of this study is based on the environmental factors are already in place but not

maximum hygiene efforts, because there is still garbage especially marine waste despite already

done several ways to handle it so that it can have an impact on the preservation of marine

ecosystems. Based teknlogi factors used are adequate and modern with the times, no longer uses

the manual system. And based on the productivity of the personnel and the progress still needs to

be done in the development of employee proficiency in a foreign language, so I gues comment

given not only to some employees but also the entire employee.

Keywords: Development, maritime tourism

Page 5: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

4

I. PENDAHULUAN

Kabupaten Bintan memiliki banyak

potensi besar yang dapat dijadikan sebagai

tempat obyek wisata, seperti pariwisata,

industri, perikanan, pertambangan dan

peternakan. Pariwisata di Kabupaten Bintan

dibangun dengan tujuan untuk

mengembangkan dan mengelola potensi

yang dimiliki seperti wisata pantai, bahari

(laut), objek cagar budaya dan untuk

meningkatkan pendapatan hasil daerah bagi

perekonomian di Kabupaten Bintan yang

diperoleh dari banyaknya jumlah wisatawan

asing maupun lokal yang datang berkunjung

untuk melakukan kegiatan wisata.

Dengan adanya obyek wisata maka

sangat dibutuhkan adanya pengembangan.

Karena pengembangan terhadap pariwisata

akan terus mengalami perubahan dari waktu

kewaktu. Baik dilihat pada perubahan pola,

bentuk dan cara mengembangkannya.

Menurut Marpaung dalam Esram (2012:28),

pengembangan adalah tidak terbatas dengan

membuat tempat serta pembuatan

lingkungan semata-mata. Rencana

pengembangan seharusnya mencoba

mengubah suatu obyek lingkungan menjadi

obyek yang baik sehingga menarik perhatian

wisatawan.

Pengelolaan pariwisata pada

hakikatnya untuk mengembangkan dan

memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata

terhadap kekayaan pada sumber daya alam

dan keragaman flora dan fauna yang

dimiliki. Pengembangan obyek wisata

dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan

perekonomian, membuka lapangan

pekerjaan, pembangunan infrastruktur,

melestarikan dan mengembangkan obyek

wisata serta membuka wawasan kepada

masyarakat tentang pentingnya menjaga,

mengelola, mengembangkan dan

melestarikan obyek wisata dengan cara tidak

merusak keindahan obyek wisata yang

dimiliki. Rencana dalam dinamika

pengembangan obyek wisata dilakukan

untuk mengubah obyek wisata menjadi

obyek yang lebih baik lagi dari sebelumnya

sehingga mampu meningkatkan daya tarik

bagi wisatawan.

Lagoi merupakan salah satu pusat

kawasan yang dijadikan sebagai tempat

obyek wisata di Kabupaten Bintan.

Berdirinya obyek wisata Lagoi karena

adanya kerjasama bisnis yang dilakukan

oleh Indonesia dengan Negara tetangga yaitu

Singapura. Kerja sama tersebut dilakukan

karena Singapura tidak memiliki banyak

sumber daya alam yang dikelola sehingga

melakukan kerja sama untuk saling

membantu dan bertukar pikiran dalam

pembangunan objek wisata yang berkualitas

dan mampu berdaya saing. Keuntungan yang

diperoleh digunakan untuk meningkatkan

perekonomian bagi Indonesia dan Negara

Singapura.

Kawasan Lagoi terdapat berbagai

fasilitas yang disediakan seperti resort,

restoran, lapangan golf, tempat ibadah, body

SPA, pusat perbelanjaan, hiburan, kebun

binatang dan fasilitas lainnya. Adapun

berbagai resort yang dapat dikunjungi di

kawasan lagoi adalah Angsana Resort,

Page 6: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

5

Bintan Resort Cakrawala, Bayan Tree, Club

Med, Nirwana Gardens Resort Bintan, Ria

Bintan Resort, Sedona Bintan Lagoon dan

masih banyak lagi resort baru lainnya. Setiap

tahunnya Lagoi mampu menghasilkan

keuntungan yang besar.

Keamanan di Lagoi juga sangat

terjaga dengan adanya pos pemeriksaan di

setiap jalan utama maupun di setiap jalan

masuk menuju resort-resort. Selain itu

kebersihan di Lagoi juga sangat terjaga,

sehingga wisatawan asing maupun lokal

merasa nyaman dan aman. Pantai di Lagoi

juga sangat indah karena pantainya memiliki

pasir yang putih, air yang jernih dan

pemandangan yang sangat menarik. Karena

tempat yang nyaman dan fasilitas yang

lengkap, sehingga banyak wisatawan asing

maupun lokal yang datang berkunjung ke

Lagoi untuk melakukan kegiatan wisata.

Namun selain datang berkunjung untuk

kegiatan berlibur banyak pula wisatawan

yang datang karena hal pekerjaan, seperti

rapat (meeting), ataupun mencari inverstor-

inverstor asing untuk melakukan kerjasama

di Negara mereka.

Pengembangan pada obyek wisata di

Lagoi sangat dibutuhkan karena sepanjang

pantai memiliki pemandangan yang sangat

indah sehingga dapat meningkatkan daya

tarik bagi para wisatawan. Selain itu dengan

bertambahnya wisatawan yang datang

berkunjung maka dapat bertambah pula pada

sumber pendapatan yang diperoleh sehingga

dapat memberikan keuntungan yang besar

bagi pihak Lagoi. Namun dalam

mengembangkan obyek wisata pula sangat

dibutuhkan adanya kekuatan (strenghths)

dan kesempatan (opportunities) untuk

menarik perhatian bagi para wisatawan baik

asing maupun lokal.

Nirwana Gardens Resort Bintan

merupakan salah satu hotel berbintang lima

yang terdapat di kawasan wisata Lagoi.

Dengan lahan seluas 330 ha, yang memiliki

properti yaitu Nirwana Resort Hotel,

Mayang Sari Beach Resort, Nirwana Beach

Club, Banyu Biru Villa dan Indramaya Villa

serta Resort Centre yang baru dibuka pada

tanggal 31 oktober 2008. Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan atau yang sering disebut

NBC merupakan obyek wisata bahari di

Nirwana Gardens Resort Bintan yang telah

dikembangkan sejak tahun 2007. Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan banyak

menyediakan berbagai fasilitas sarana dan

prasarana yang disediakan di bidang

olahraga air atau Water Sport untuk

wisatawan.

Namun, berdasarkan pengamatan

yang dilakukan peneliti, bila dilihat dari segi

kebersihan pada obyek wisata bahari di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan masih

kurang dalam pengembangannya. Dimana

dinamika pengembangan obyek wisata yang

dulunya menjadi pusat perhatian bagi para

wisatawan, karena pemandangan yang

indah, pantai yang bersih, lingkungan yang

nyaman dan dilengkapi fasilitas sarana dan

prasarana pantai yang memadai kini menjadi

obyek wisata yang kurang diminati bagi

wisatawan untuk melakukan kunjungan

wisata, terutama bagi wisatawan domestik

atau lokal.

Page 7: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

6

Adapun yang menjadi

permasalahannya adalah banyaknya sampah-

sampah yang mengganggu mata pengunjung

seperti sampah-sampah yang disebabkan

oleh limbah minyak pada musim utara,

sampah laut seperti tumbuhan dan kayu serta

sampah-sampah lainnya yang berasal dari

kurangnya kesadaran wisatawan untuk

membuang sampah pada tempatnya. Selain

itu juga pengembangan pada ekosistem laut

yang ada di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan masih perlu di tingkatkan, karena

hanya ada budidaya pada penyu dan koral

saja, tidak ada pengembangan pada budidaya

ekosistem laut lainnya seperti ikan, rumput

laut dan lain-lain.

Dalam meningkatkan pengembangan

pada Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

sangat dibutuhkan perencanaan, kemajuan

personil dan produktivitas. Perencanaan

tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana

pertumbuhan dan perkembangan obyek

wisata bahari di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan yang dikelola setiap tahunnya.

Sedangkan dari kemajuan personil dan

produktivitas dapat dilihat dari keahlian-

keahlian yang dimiliki karyawan.

Diharapkan mampu memberikan pelayanan

yang terbaik untuk wisatawan selain itu juga

untuk menggali, mengembangkan dan

melakukan kerja sama yang baik pula

sehingga mampu menjadikan Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan menjadi kawasan

obyek wisata bahari yang lebih baik lagi dari

sebelumnya yaitu obyek wisata bahari yang

berkualitas dan bertaraf internasional.

Sehingga tidak kalah saing dengan obyek

wisata bahari yang ada Negara sendiri

maupun di Negara Asing lainnya.

Pengawasan juga sangat diperlukan

dalam meningkatkan pengembangan obyek

wisata bahari di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan, dengan tujuan untuk menghindari

hal-hal yang tidak di inginkan seperti

pembuangan limbah minyak kapal,

pengeboman, pengerusakan atau

penangkapan ikan secara bebas. Hal-hal

tersebut dapat berdampak buruk terhadap

laut dan ekosistem yang ada di laut.

Kurangnya meningkatkan

pengembangan dapat berdampak pada

menurunnya jumlah wisatawan yang datang

berkunjung di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan. Wisatawan sangat menyukai pada

keindahan laut serta aktivitas olahraga yang

ada laut sepeti menyelam, berselancar, jet

sky, banana boat dan lainnya. Sehingga

dampak menurunnya jumlah wisatawan

sangat berpengaruh besar terhadap

pendapatan yang diperoleh. Untuk itu pihak

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan harus

memiliki strategi yang baik untuk

meningkatkan kualitas obyek wisata bahari

yang ada di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan agar tidak kalah saing dengan obyek

wisata bahari yang ada di kawasan resort

lainnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti,

sehubungan dengan Dinamika

Pengembangan Obyek Wisata Bahari di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan masih

ditemui gejala-gejala sebagai berikut :

1. Masih kurangnya pengawasan yang

dilakukan terhadap keadaan lingkungan

Page 8: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

7

yang ada di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan, baik itu dari segi kebersihan

maupun pengembangan terhadap

budidaya ekosistem laut yang ada di

Nirwana Beach Club.

2. Menurunnya jumlah wisatawan yang

datang berkunjung di Nirwana Beach

Lagoi-Bintan. Penurunan jumlah

wisatawan tersebut dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram I.1

Jumlah keseluruhan Wisatawan Di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan Tahun

2014-2016

Sumber: Water Sport Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan, Tahun 2016

Keterangan :

Berdasarkan jumlah keseluruhan wisatawan

Mancanegara di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan tahun 2014-2016 mengalami

penurunan jumlah kunjungan wisata.

Dimana pada tahun 2011 jumlah wisatawan

yang datang berkunjung sebesar 15.453

jiwa. Namun pada tahun 2015 jumlah

wisatawan mengalami penurunan menjadi

10.175 jiwa. Dan di tahun 2016 pada periode

januari-mei jumlah wisatawan baru

bejumlah 2.898 jiwa.

Sehingga dari narasi yang penulis

kemukakan ini, penulis tertarik untuk

membuat penelitian dengan mengambil

judul “DINAMIKA PENGEMBANGAN

OBYEK WISATA BAHARI DI

NIRWANA BEACH CLUB LAGOI-

BINTAN”.

II. LANDASAN TEORI

A. Dinamika

Dinamika adalah sesuatu yang

mengandung arti tenaga kekuatan, selalu

bergerak, berkembang dan dapat

menyesuaikan diri secara memadai terhadap

keadaan. Dinamika juga berarti adanya

interaksi dan interdependensi antara

anggota kelompok dengan kelompok secara

keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi

karena selama ada kelompok, semangat

kelompok (group spirit) terus-menerus ada

dalam kelompok itu, oleh karena itu

kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya

setiap saat kelompok yang bersangkutan

dapat berubah.

B. Pengembangan

Menurut Admosudirdjo dalam

Winardi (2009:318), menjelaskan bahwa

pengembangan organisasi atau

Organisation development (OD)

mempunyai dua arti yaitu pengembangan

organisasi sebagai fungsi administrator atau

fungsi administrasi dan pengembangan

organisasi sebagai fungsi spesialis

(specialist function) atau sebagai suatu

teknik manajemen.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

0

2014

2015

2016

Tahun

JumlahWisatawan

Page 9: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

8

1. Pengembangan organisasi sebagai

fungsi administrasi atau sebagai fungsi

administrator adalah kegiatan yang

merupakan fungsi dan kewajiban

daripada administrasi untuk selalu

mengembangkan dan menyesuaikan

organisasi kepada perkembangan tugas

pokok, kepada perkembangan keadaan

lingkungan, kepada kemajuan

teknologi yang dipergunakan, kepada

kemajuan personil serta produktivitas.

Dari pengertian tersebut selanjutnya

dapat diketahui bahwa pengembangan

organisasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor:

a. Faktor lingkungan

(environment),

b. Faktor teknologi,

c. Faktor kemajuan personil dan

produktivitas.

2. Pengembangan organisasi sebagai

fungsi spesialis (specialist function)

atau sebagai teknik manajemen

(menegement technique) merupakan

suatu strategi pendidikan yang

kompleks yang bertujuan mengubah

kepercayaan, sikap mental, nilai dan

struktur daripada organisasi untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan

teknologi, lingkungan serta tantangan-

tantangannya.

Menurut pengertian tersebut

selanjutnya dapat diketahui bahwa

sasaran pengembangan organisasi

antara lain adalah kepercayaan-

kepercayaan, sikap mental, nilai-nilai

dan struktur organisasi.

C. Obyek Wisata

Dalam dunia kepariwisataan segala

sesuatu yang menarik dan bernilai untuk

dikunjungi dan dilihat disebut “atraksi” atau

dinamakan obyek wisata (Pendit, 2006:21).

Istilah pariwisata terlahir dari bahasa

Sanskerta yang komponen-komponennya

terdiri dari :

Pari : penuh, lengkap, berkeliling

Wis (man) : rumah, properti, kampung,

komunitas

Ata : pergi terus-menerus, mengembara

(roaming about)

Sehingga bila dirangkai menjadi

satu kata melahirkan istilah pariwisata,

berarti pergi secara lengkap meninggalkan

rumah (kampung) berkeling terus-menerus.

D. Wisata Bahari

Menurut Samsuridjal dalam Esram

(2012:24), menjelaskan bahwa yang

termasuk dalam wisata bahari seperti:

menyelam (diving), berselancar (surfing),

berlayar dan memancing.

E. Dinamika Pengembangan Obyek

Wisata

Butler (dalam Pitana, 2005: 103)

menjelaskan ada 7 fase pengembangan

pariwisata atau siklus hidup pariwisata

(Destination Area Lifecycle) yang membawa

implikasi serta dampak yang berbeda, secara

teoritis diantaranya :

1. Fase exploration

(eksplorasi/penemuan). Daerah

pariwisata baru mulai ditemukan, dan

dikunjungi secara terbatas dan

sporadis, khususnya bagi wisatawan

petualang. Pada tahap ini terjadi

kontak yang tinggi antara wisatawan

dengan masyarakat lokal, karena

wisatawan menggunakan fasilitas

lokal yang tersedia. Karena jumlah

yang terbatas dan frekuensi yang

jarang, maka dampak sosial budaya

ekonomi pada tahap ini masih sangat

kecil.

2. Fase involvement (keterlibatan).

Dengan meningkatnya jumlah

kunjungan, maka sebagian

masyarakat lokal mulai menyediakan

berbagai fasilitas yang memang

khusus diperuntukan bagi wisatawan.

Kontak antara wisatawan dengan

masyarakat dengan masyarakat lokal

masih tinggi, dan masyarakat mulai

mengubah pola-pola sosial yang ada

untuk merespon perubahan ekonomi

Page 10: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

9

yang terjadi. Disinilah mulainya

suatu daerah menjadi suatu destinasi

wisata, yang ditandai oleh mulai

adanya promosi.

3. Fase development (Pembangunan).

Investasi dari luar mulai masuk, serta

mulai munculnya pasar wisata secara

sistematis. Daerah semakin terbuka

secara fisik, dan promosi semakin

intensif, fasilitas lokal sudah tesisih

atau digantikan oleh fasilitas yang

benar-benar berstandar internasional,

dan atraksi buatan sudah mulai

dikembangkan, menambahkan atraksi

yang asli alami. Berbagai barang dan

jasa inpor termasuk tenaga kerja

asing, untuk mendukung

perkembangan pariwisata yang pesat.

4. Fase consolidation (konsolidasi).

Pariwisata sudah dominan dalam

struktur ekonomi daerah, dan

dominasi ekonomi ini dipegang oleh

jaringan internasional atau major

chains and franchises. Jumlah

kunjungan wisatawan masih naik,

tetapi pada tingkat yang lebih rendah.

Pemasaran semakin gencar dan

diperluas untuk mengisi fasilitas yang

sudah dibangun. Fasilitas lama sudah

mulai ditinggalkan.

5. Fase stagnation (kestabilan).

Kapasitas berbagai faktor sudah

terlampaui ( diatas daya dukung,

carrying capasity), sehingga

menimbulkan masalah ekonomi,

sosial dan lingkungan. Kalangan

industri sudah mulai bekerja keras

untuk memenuhi kapasitas dari

fasilitas yang dimiliki, khususnya

dengan mengharapkan repeater guest

dan wisata konvensi/bisnis. Pada fase

ini, atraksi buatan sudah

mendominasi atraksi asli alami (baik

budaya maupun alam), citra awal

sudah mulai luntur, dan destinasi

sudah tidak lagi populer.

6. Fase decline (penurunan). Wisatawan

sudah mulai beralih ke destinasi

wisata baru atau pesaing, dan yang

tinggal hanya ’sisa-sisa’, khususnya

wisatawan yang hanya berakhir

pekan. Banyak fasilitas pariwisata

sudah beralih atau dialihkan

fungsinya untuk kegiatan non-

pariwisata, sehingga destinasi

semakin tidak menarik bagi

wisatawan. Partisipasi lokal mungkin

meningkat lagi, terkait dengan harga

yang merosot turun dengan

melemahnya pasar. Destinasi bisa

berkembang menjadi destinasi kelas

rendah atau secara total kehilangan

jati diri sebagai destinasi wisata.

7. Fase rejuvenation (Peremajaan).

Perubahan secara dramatis bisa

terjadi (sebagai hasil dari berbagai

usaha dari berbagai pihak), menuju

perbaikan atau peremajaan.

Peremajaan ini bisa terjadi karena

inovasi dan pengembangan produk

baru, atau menggali atau

memanfaatkan sumber daya alam dan

budaya yang sebelumnya

Dimana dalam dinamika

pengembangan suatu objek wisata harus

dapat menciptakan product style yang baik,

diantaranya adalah :

1. Objek tersebut memiliki daya tarik

untuk disaksikan maupun dipelajari.

2. Mempunyai kekhususan dan

berbeda dari objek yang lainnya.

3. Tersedianya fasilitas wisata.

4. Dilengkapi dengan sarana-sarana

akomodasi, telekomunikasi,

transportasi dan sarana mendukung

lainnya.

Dinamika pengembangan objek

wisata pada dasarnya mencakup tiga hal,

yaitu :

1. Pembinaan produk wisata.

Merupakan usaha meningkatkan

mutu pelayanan dan sebagai unsur

produk pariwisata seperti jasa

akomodasi, jasa transportasi, jasa

hiburan, jasa tour dan travel serta

pelayanan di objek wisata.

Pembinaan tersebut dilakukan

dengan berbagai kombinasi usaha

seperti pendidikan dan latihan,

Page 11: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

10

pengaturan dan pengarahan

pemerintah, pemberian rangsangan

agar tercipta iklim persaingan yang

sehat guna mendorong peningkatan

mutu produk dan pelayanan.

2. Pembinaan masyarakat wisata

Adapun tujuan pembinaan

masyarakat pariwisata adalah

sebagai berikut :

a. Menggalakkan pemeliharaan

segi-segi positif dari

masyarakat yang langsung

maupun tidak langsung yang

bermanfaat bagi

pengembangan pariwisata.

b. Mengurangi pengaruh buruk

akibat dari pengembangan

pariwisata.

c. Pembinaan kerjasama baik

berupa pembinaan produk

wisata, pemasaran dan

pembinaan masyarakat.

3. Pemasaran terpadu

Dalam pemasaran pariwisata

digunakan prinsip-prinsip paduan

pemasaran terpadu yang meliputi :

a. Paduan produk yaitu semua

unsur produk wisata seperti

atraksi seni budaya, hotel dan

restoran yang harus

ditumbuhkembangkan

sehingga mampu bersaing

dengan produk wisata lainnya.

b. Paduan penyebaran yaitu

pendistribusian wisatawan

pada produk wisata yang

melibatkan biro perjalanan,

penerbangan, angkutan darat

dan tour operator.

c. Paduan komunikasi artinya

diperlukan komunikasi yang

baik sehingga dapat

memberikan informasi tentang

tersedianya produk yang

menarik.

d. Paduan pelayanan yaitu jasa

pelayanan yang diberikan

kepada wisatawan harus baik

sehingga produk wisata akan

baik pula.

III. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif yaitu penelitian yang

memaparkan atau menggambarkan

semua peristiwa penelitian yang

diperoleh dari lapangan sesuai dengan

masalah yang telah dirumuskan pada

perumusan masalah. Mengemukakan

bahwa deskriptif adalah data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar

dan bukan angka-angka, dari pendapat

ini dijelaskan penelitian deskriptif untuk

mendapatkan data mungkin berasal dari

naskah, wawancara, catatan lapangan,

foto, video tape, dokumen pribadi,

catatan atau memo dan dokumen resmi

lainya.

Menurut sugiyono (2013:11-14)

“Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Page 12: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

11

variable mandiri, baik satu variable atau

lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan

antara variable satu dengan yang

lainnya. Sedangkan data kualitatif

adalah data yang berbentuk kata,

kalimat, skema dan gambar.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada

Kawasan Wisata Lagoi di Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan, jalan

Panglima Pantar Lagoi, di Lot A1, A2,

A3, Bintan Resort. Dengan luas 330 ha.

Alasan penelitian ini dilakukan di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

adalah untuk mengetahui lebih lanjut

bagaimana pengembangan obyek wisata

bahari pada kawasan wisata lagoi di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan.

3. Informan

Menurut Arikunto (2013:188),

informan adalah orang yang

memberikan informasi. Dengan

pengertian ini maka informan dapat

dikatakan sama dengan responden,

apabila pemberian keterangannya

karena dipancing oleh pihak peneliti.

Istilah “informan” ini banyak digunakan

dalam penelitian kualitatif. Teknik

penunjukkan informan adalah dengan

menggunakan teknik Purposive

Sampling. Purposive Sampling adalah

orang yang memberikan informasi.

Adapun yang menjadi

pertimbangan peneliti adalah orang

yang dijadikan Informan dianggap

paling tahu tentang pengembangan

obyek wisata bahari di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan, sehingga dapat

memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian dan mendapatkan informasi

yang valid dari pengetahuannya dan

pengalaman dalam menentukan

responden penelitian.

Informan dalam penelitian

yaitu terdiri dari Directur sebagai Key

Informan, Manager dan Supervisor

masing-masing berjumlah 1 orang,

Water Rec. di bidang Coordinator,

Mechanic, Maintenance, dan

Activities berjumlah 10 orang,

pengunjung atau wisatawan domestik

berjumlah 2 orang dan pengunjung

atau wisatawan asing berjumlah 2

orang. Sehingga jumlah keseluruhan

informan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 17 orang.

4. Sumber Data

Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi:

a. Data Primer

Menurut Arikunto

(2010:22), data primer adalah data

dalam bentuk verbal/kata-kata yang

diucapkan secara lisan, gerak-

gerik/perilaku yang dilakukan oleh

subjek penelitian (informan) yang

berkenaan dengan variabel

penelitian.

b. Data Sekunder

Menurut Arikunto

(2010:22), data sekunder adalah

data-data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen, foto-foto, film,

Page 13: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

12

rekaman, video, benda-benda, dan

lain-lain yang dapat memperkaya

data primer.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan

Data.

Dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan data dengan

menggunakan teknik dan alat

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Menurut Hadi dalam

Sugiono (2013:166)

mengemukakan bahwa,

observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua diantara yang

penting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan”.

Dalam hal ini penulis

menggunakan observasi

nonpartisipan, dimana penulis

tidak terlibat dan hanya sebagai

pengamat independen. Alat

yang digunakan adalah daftar

ceklist.

b. Wawancara

Menurut Sugiono

(2013:157) wawancara

digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk

menemukan permasalahan

yang harus diteliti dan juga

apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih

mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini

mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-

report, atau setidak-tidaknya

pada pengetahuan atau

keyakinan pribadi. Wawancara

dapat dilakukan secara

terstruktur maupun tidak

terstruktur dan dapat dilakukan

melalui tatap muka (face to

face) maupun dengan

menggunakan telepon.

Wawancara ini akan dilakukan

dengan responden sebagai

pihak-pihak yang terlibat

dalam mengelola

pengembangan Objek Wisata

Bahari serta kepada Key

Informan. Alat yang digunakan

dalam wawancara yaitu

pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Dokumentasi menurut

Arikunto (2013:274), yaitu

mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda,

dan sebagainya. Alat yang

digunakan yaitu buku-buku

yang mendukung dalam

penelitian.

Page 14: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

13

6. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data menurut

Miles dan Huberman dalam

Sugiono (2014:247) Dalam

analisis data kualitatif terdapat 3

(tiga) komponen yaitu sebagai

berikut :

a. Reduksi data (data reduction),

data yang diperoleh dari

lapangan jumlahnya cukup

banyak, untuk itu maka perlu

dicatat secara teliti dan rinci.

Karena semakin lama peneliti

ke lapangan, maka jumlah

data akan semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu

perlu segera dilakukan analisis

data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting.

Dengan demikian data yang

telah di reduksi akan

memberikan gambaran yang

lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya bila

diperlukan.

b. Penyajian Data (data display),

setelah data direduksi, maka

langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian

data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini miles dan

huberman menyatakan yang

paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan

mendisplaykan data, maka

akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan

(conclution drawing), langkah

terakhir dalam analisis data

kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat

sementara dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap

awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan

data maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

Page 15: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Faktor lingkungan

(environment).

Faktor lingkungan sangat

berpengaruh dalam pengembangan

pariwisata. Dimana lingkungan

yang bersih dan pemandangan yang

indah dapat meningkatkan daya

tarik bagi wisatawan yang datang

berkunjung untuk melakukan

kegiatan wisata di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan.

Berdasarkan hasil jawaban

wawancara yang dilakukan peneliti

di lapangan dari keseluruhan

informan, maka dapat di simpulkan

sementara bahwa kebersihan

lingkungan di Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan belum sepenuhnya

bersih meskipun sudah dilakukan

upaya untuk tetap menjaga

kebersihan dikawasan Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan. Karena

masih banyak terdapat sampah-

sampah seperti daun, kayu juga

sampah yang berasal dari

wisatawan domestik yang

membuang sampah tidak pada

tempatnya. Untuk itu perlu di

tingkatkan lagi dan dilakukan

pengawasan seperti memasang

papan peringatan dan penyediaan

tong sampah yang lebih terutama di

kawasan Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan yang sering

dikunjungi oleh wisatawan

domestik.

Terkait permasalahan

limbah hingga saat ini masih belum

ada jalan keluar untuk

menyelesaikannya. Meskipun sudah

ada pengawasan pantai yang

dilakukan oleh pihak angkatan laut,

namun tetap saja permasalahan

limbah tersebut belum bisa diatasi.

Limbah tersebut selalu ada pada

musim utara yaitu di bulan

November hingga April.

Untuk itu sebaiknya

dilakukan pengawasan yang ketat

dengan memberikan denda atau

sanksi tegas bagi kapal-kapal tanker

yang melintasi dan membuang

limbah minyaknya di area laut

Lagoi, sehingga tidak lagi

mencemari kawasan pantai dan laut

yang ada di Lagoi khususnya di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan.

Dampak dari limbah ini dapat

mengganggu dan merusak

ekosistem terhadap laut, selain itu

juga dapat mengurangi tingkat

kunjungan pada wisatawan.

Terkait pelestarian

ekosistem laut di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan hanya ada

pengembangan pada budidaya koral

dan penyu.

Dimana berdasarkan hasil

pengamatan, trinplantasi koral

tersebut sebelumnya dilakukan di

atas jaring di laut baru kemudian di

letakkan di dasar laut di Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan.

Page 16: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

15

Sedangkan untuk budidaya penyu,

pihak Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan telah merelease penyu

sebanyak 4600 ekor penyu yaitu

yang dilakukan dari tahun 2005

hingga tahun 2016.

Untuk itu kedepannya dapat

lebih ditingkatkan lagi dengan

mengembangkan budidaya

ekosistem laut lainnya sehingga

dapat meningkatkan daya tarik

kepada wisatawan dan wisatawan

merasa puas pada saat melakukan

snorkeling maupun diving di dasar

laut dengan keanekaragaman

ekosistem laut yang dimiliki.

Terutama budidaya pada mangrove,

ikan, kerang dan ekosistem laut

lainnya. Budidaya pada mangrove

sangat baik untuk menahan erosi

pada laut.

2. Analisis Faktor Teknologi

Dengan kemajuan teknologi

dapat memudahkan bagi pihak

Nirwana Garden Resort Bintan

untuk mempromosikan, berinteraksi

terhadap wisatawan domestik dan

asing maupun mengakses segala

fasilitas sarana dan prasarana yang

disediakan di Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan.

Berdasarkan hasil jawaban

wawancara yang dilakukan peneliti

di lapangan dari keseluruhan

informan, maka dapat di simpulkan

sementara bahwa sistem teknologi

yang digunakan di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan sudah cukup

canggih, modern dan memadai

sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan. Dimana pada aktivitas

yang dilakukan dilaut telah

disediakan radio, kompas, GPS,

dan menggunakan sistem opera

yang terhubung keseluruhan

jaringan sistem yang ada. Sehingga

apabila terjadi kecelakaan pada

wisatawan yang sedang melakukan

aktivitas dilaut pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan akan

langsung mengetahui lokasi tempat

kejadian tersebut.

Selain itu berdasarkan hasil

pengamatan yang dilakukan

peneliti, bahwa pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan juga

melakukan promosi melalui

website, dan facebook juga

melakukan kerja sama kepada

travel untuk akomodasi dan

transportasi yang diberikan kepada

wisatawan yang ingin melakukan

kunjungan atau kegiatan obyek

wisata bahari di Nirwana Beach

Club.

Terkait fasilitas sarana dan

prasarana yang disediakan oleh

pihak Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan sudah memadai. Penyediaan

fasilitas sarana dan prasarana

merupakan faktor utama yang

sangat penting untuk memberikan

pelayanan kepada wisatawan dalam

melakukan kegiatan wisata bahari.

Page 17: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

16

Namun upaya yang dilakukan

kedepannya adalah terus

meningkatkan pengembangan

fasilitas sarana dan prasarana yang

ada. Salah satunya adalah dengan

melakukan inovasi-inovasi terbaru

dengan penyediaan fasilitas sarana

dan prasarana yang mampu

meningkatkan daya tarik bagi

wisatawan.

Wisatawan jarang sekali

melakukan complain terkait

penyediaan teknologi fasilitas

sarana dan prasarana yang telah

disediakan di Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan. Apabila terjadi

complain pihak Nirwana Beach

Club langsung melakukan upaya

dengan breafing bersama untuk

mencari solusi dan menyelesaikan

complain tersebut.

Untuk itu upaya kedepannya

adalah lebih meningkatkan

pengawasan agar tidak terjadi

complain terhadap penyediaan

teknologi, fasilitas sarana dan

prasarana dan meningkatkan

pelayanan yang terbaik kepada

wisatawan.

3. Analisis Faktor Kemajuan

Personil dan Produktivitas

Dalam pengembangan

obyek wisata bahari di Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan sangat

dibutuhkan orang-orang yang

memiliki pengetahuan, keahlian,

keterampilan dan kerjasama yang

baik. Sehingga dapat meningkatkan

sarana dan prasarana, jumlah

pengunjung dan mampu berdaya

saing dengan resort-resort baru

lainnya.

Berdasarkan hasil jawaban

wawancara yang dilakukan peneliti

di lapangan dari keseluruhan

informan, maka dapat di simpulkan

sementara bahwa pengembangan

yang dilakukan terhadap kemajuan

personil dan produktivitas kerja

karyawan di Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan sudah cukup bagus.

Namun berdasarkan hasil

pengamatan peneliti di lapangan

adalah masih perlu dilakukan upaya

untuk meningkatkan kemajuan

personil dan produktivitas kerja

karyawan terutama pada kemahiran

karyawan dalam berbahasa asing,

sehingga karyawan tidak hanya

mengusai satu bahasa asing yaitu

pada bahasa inggris saja tetapi juga

pada bahasa asing lainnya, sehingga

gues comment terbaik dari

wisatawan tidak hanya diberikan

kepada beberapa karyawan saja

tetapi juga kepada karyawan

lainnya.

Breafing dilakukan setiap

pagi oleh pihak manager kepada

seluruh karyawan terkait

pembagian tugas apa saja yang

harus dikerjakan, memberikan

arahan kerja kepada karyawan, dan

adanya reward berupa uang atau

Page 18: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

17

hadiah yang diberikan kepada

karyawan bagi karyawan yang

mendapatkan gues comment

terbanyak dari wisatawan. Pihak

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

juga memberikan training kerja

kepada karyawan. Selain itu juga

adanya rapat rutin internal yang

dilakukan setiap tiga bulan sekali

oleh seluruh atasan untuk

mengevaluasi hasil kinerja yang

dilakukan karyawan.

Pihak Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan juga melakukan rapat

rutin internal setiap tiga bulan

sekali oleh seluruh atasan untuk

mengevaluasi hasil kinerja yang

dilakukan karyawan.

Pihak Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan melakukan kerja

sama dengan dua Negara Asing

yaitu Negara Eropa dan Negara

Singapura. Dimana pada Negara

Eropa pihak Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan melakukan kerja di

bagian diving sedangkan pada

Negara Singapura pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan banyak

melakukan kerja sama pada acara

atau event-event.

Untuk itu kedepannya dapat

melakukan lebih banyak kerja sama

kepada Negara-Negara Asing

lainnya sehingga dapat

meningkatkan keuntungan dan

saling bertukar pikiran terhadap

upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan pengembangan

obyek wisata bahari di Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan.

4. Analisis Meningkatkan Jumlah

Wisatawan

Obyek wisata bahari di

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

sangat dipengaruhi oleh jumlah

wisatawan yang datang berkunjung.

Untuk itu pengembangan obyek

wisata bahari harus terus dilakukan

sehingga mampu meningkatkan

daya tarik wisatawan untuk

melakukan kegiatan obyek wisata

bahari di Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan.

Berdasarkan hasil jawaban

wawancara yang dilakukan peneliti

di lapangan dari keseluruhan

informan, maka dapat di simpulkan

sementara bahwa jumlah wisatawan

di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan saat ini menurun. Salah satu

penyebab menurunnya jumlah

kunjungan wisatawan di Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan

disebabkan karena banyaknya

resort-resort baru yang telah di

dirikan.

Upaya yang dilakukan

adalah terus meningkatkan fasilitas

sarana dan prasarana dari

sebelumnya dan mengutamakan

service atau lebih meningkatkan

Page 19: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

18

dalam memberikan pelayanan yang

baik kepada wisatawan.

5. Analisis Meningkatkan

Pendapatan Bagi Pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan.

Meningkatnya jumlah

kunjungan wisatawan maka akan

meningkatkan pula sumber

pendapatan yang diperoleh pihak

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan,

sehingga dapat memberikan

keuntungan yang besar dan

membuka peluang yang besar pula

untuk meningkatkan

pengembangan obyek wisata bahari

di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan.

Pendapatan yang diperoleh

Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

saat ini stabil. Pendapatan yang

diperoleh tersebut dipengaruhi dari

banyaknya jumlah kunjungan tamu

yang datang berkunjung untuk

melakukan kegiatan obyek wisata

bahari di Nirwana Beach Club

Lagoi-Bintan.

Pendapatan yang diperoleh

karyawan sangat berpengaruh bila

dilihat dari jumlah wisatawan yang

datang berkunjung. Terkait

pendapatan yang diperoleh

karyawan dapat dilihat dari

banyaknya service yang mereka

peroleh dari tamu.

Untuk itu upaya yang

dilakukan kedepannya adalah

dengan memberikan pelayanan

yang lebih baik lagi kepada tamu

sehingga tamu merasa puas dan

tertarik untuk terus datang

berkunjung melakukan kegiatan

wisata bahari di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan mengenai Dinamika

Pengembangan Obyek Wisata Bahari

di Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan

dapat diketahui bahwa pengembangan

yang dilakukan perlu lebih

ditingkatkan lagi kedepannya baik dari

faktor lingkungan, faktor teknologi

maupun kemajuan personil dan

produktivitas yang dapat dilihat dari

hasil kerja yang dilakukan karyawan

dengan tujuan untuk meningkatkan

daya tarik terhadap jumlah wisatawan

dan meningkatkan pendapatan bagi

pihak Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah :

1. Secara keseluruhan

pengembangan yang

dilakukan oleh pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan

pada faktor lingkungannya di

nilai rata-rata cukup baik,

karena telah di lakukan

berbagai upaya untuk

Page 20: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

19

meningkatkannya. Namun

berdasarkan hasil pengamatan

yang dilakukan peneliti masih

belum maksimal upaya yang

dilakukan tersebut terutama

pada kebersihannya,

penanganan terhadap limbah

dan budidaya pada ekosistem

lautnya.

2. Pengembangan teknologi yang

digunakan maupun yang

disediakan oleh pihak

Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan di nilai telah memadai.

Baik itu pengembangan

teknologi yang disediakan

untuk melakukan aktivitas di

laut seperti radio, GPS,

kompas dan sistem opera yang

dapat terhubung keseluruhan

jaringan sistem maupun

pengembangan teknologi yang

diberikan kepada wisatawan

sehingga jarang sekali terjadi

complain kurangnya

pengembangan teknologi

maupun penyediaan fasilitas

sarana dan prasarana yang

tidak memadai.

3. Upaya yang dilakukan

terhadap kemajuan personil

dan produktivitas pihak

Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan dinilai cukup baik.

Karena pihak Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan melakukan

breafing dan training kerja.

Namun upaya tersebut masih

perlu ditingkatkan lagi

terutama dalam pemahaman

karyawan dalam berbahasa

asing. Sehingga guet comment

terbaik tidak hanya diberikan

kepada beberapa karyawan

saja. Selain itu, pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan juga

melakukan kerja sama kepada

Negara asing yaitu Negara

Singapura dan Eropa guna

meningkatkan pengembangan

obyek wisata bahari di

Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang

didapatkan peneliti di lapangan, maka

peneliti akan memberikan masukan

atau saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi pihak Nirwana

Beach Club Lagoi-Bintan. Adapun

saran-saran tersebut sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengawasan

terhadap kebersihan

lingkungan yang ada di area

pantai dan laut Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan dapat

dilakukan dengan menambah

penyediaan tong sampah dan

memasang papan larangan

agar wisatawan memiliki

kesadaran untuk tidak

membuang sampah tidak pada

tempatnya. Memberikan

Page 21: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

20

denda atau sanksi tegas bagi

kapal-kapal tanker yang

melintasi dan membuang

limbah minyaknya di area laut

Lagoi, sehingga tidak lagi

mencemari kawasan pantai

dan laut yang ada di Lagoi

khususnya di Nirwana Beach

Club Lagoi-Bintan. Dampak

dari limbah dapat

mengganggu dan merusak

ekosistem terhadap laut, selain

itu juga dapat mengurangi

tingkat kunjungan pada

wisatawan. Meningkatkan

pengembangan terhadap

budidaya ekosistem laut

lainnya sehingga dapat

meningkatkan daya tarik

kepada wisatawan dan

wisatawan merasa puas pada

saat melakukan snorkeling

maupun diving di dasar laut

dengan keanekaragaman

ekosistem laut yang dimiliki.

Terutama budidaya pada

mangrove, ikan, kerang dan

ekosistem laut lainnya.

Budidaya pada mangrove

sangat baik untuk menahan

erosi pada laut.

2. Menambah dan meningkatkan

sistem teknologi yang lebih

canggih dan modern sesuai

dengan kebutuhan dan

keinginan wisatawan sehingga

dapat memberikan kepuasan

serta memudahkan interaksi

maupun komunikasi yang

dilakukan dengan wisatawan.

Selain itu meningkatkan

penyediaan terhadap fasilitas

sarana dan prasarana yang

disediakan. Terutama pada

kawasan pantai dapat

ditambah dengan penyediaan

seperti kursi payung, gazebo

dan lainnya agar kawasan

pantai menjadi lebih menarik.

Selalu memberikan pelayanan

yang terbaik agar tidak terjadi

complain yang diberikan

wisatawan.

3. Pada kemajuan personil dan

produktivitas kerja, sebaiknya

ditingkatkan pada pelatihan

atau training bahasa asing

kepada karyawan. Karena

tidak semua karyawan

menguasai bahasa asing

sehingga gues comment

terbaik diberikan wisatawan

tidak hanya kepada beberapa

karyawan tetapi menyeluruh.

Pelatihan atau training bahasa

asing sangat diperlukan untuk

memudahkan karyawan dalam

berinteraksi dan memberikan

pelayanan kepada wisatawan

yang berasal dari berbagai

Negara dunia. Terkait kerja

sama sebaiknya tidak

dilakukan kepada beberapa

Negara saja tetapi kepada

Page 22: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

21

banyak Negara sehingga

selain memberikan

keuntungan, tetapi dapat

sebagai pembanding dan

saling bertukar pikiran

terhadap upaya yang

dilakukan guna meningkatkan

dinamika obyek wisata bahari

di Nirwana Beach Club Lagoi-

Bintan.

Page 23: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

22

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, Farid.2011. Teori dan Konsep

Administrasi dari Pemikiran

Paradigmatik Menuju Redefinisi.

Jakarta : Rajawali Pers.

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

-----------, Suharsimi.2013. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darsoprajitno H, Soewarno.2013.

Ekologi Pariwisata. Bandung: CV

Angkasa.

Esram, Juramadi.2012. Menjual

Pariwisata Tanjungpinang.

Tanjungpinang: Milaz Grafika.

Indrawijaya, Adam I.2009. Perilaku

Organisasi. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Pasolong, Harbani.2013. Teori

Administrasi Negara. Bandung:

CV. Alfabeta.

Prasiasa, Dewa Putu Oka.2013.

Destinasi Pariwisata Berbasis

Masyarakat. Jakarta: Salemba

Humanika.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung: Alfabeta.

------------.2014. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, Bambang.2013. Kebijakan

Pembangunan Destinasi Pariwisata

Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia. Yogyakarta: Gava

Media.

Sunyoto Danang, Burhanudin.2011.

Perilaku Organisasional.

Yogyakarta: CAPS.

S. Pendit, Nyoman.2006. Ilmu

Pariwisata. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Winardi.2009. Teori Organisasi dan

Pengorganisasian. Bandung:

Rajawali Pers.

Wursanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu

Organisasi. Yogyakarta: C.V

ANDI OFFSET.

B. Dokumen-dokumen

Argyo, Demartoto “Strategi

Pengembangan Obyek Wisata

Pedesaan oleh Pelaku Wisata di

Kabupaten Boyolali”. Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Universitas Sebelas Maret

Surakarta. 2008.

Febriana, Saputri “Peran Dinas

Pariwisata dalam Mengoptimalkan

Objek Wisata Cagar Budaya Bukit

Kerang di Kabupaten Bintan”.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Universitas Maritim Raja

Ali Haji. 2014.

Hendrayady Agus, Akhyary

Edy.2011. Pedoman Teknik

Penulisan dan Skripsi Serta Ujian

Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Maritim

Raja Ali

Haji. Tanjungpinang.

diploma-2014-320560-Chapter 1.

“Pengembangan Obyek Wisata

Pantai Pasir Padi Sebagai Daya

Tarik Wisata di Kota Pangkal

Pinang”. Undang-undang Republik

Indonesia No. 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan. 2010.

Pustaka Yustisia.

PP RI No. 18 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan

baik Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota.

Guza, SS Afnil. 2008. Undang-

Undang PEMDA. Jakarta : Asa

Mandiri.

Page 24: DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata terhadap kekayaan

23

C. Website

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepula

uan_Riau

http://bintankab.go.id/master/?page

_id=93

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupa

ten_Bintan

http://www.haluankepri.com/bintan

/48074-total-investasi-di-lagoi-1-

miliardolar-amerika.html

file:///C:/Users/acer/Downloads/s_

mrl_055809_chapter4(1)(1).pdf

Rizkiyah, Nur, 2014 Kajian

Pengembangan Obyek Wisata

Pantai Depok Terhadap Pendapatan

Asli Daerah, Jurnal Pendidikan

Geografi,(file:///C:/Users/acer/Dow

nloads/230-824-1-PB%20(1).pdf),

diakses 29 Maret 2016, 21.20 Wib).

Sari, Dewi Kusuma, 2011

Pengembangan Obyek Wisata

Pantai Sigandu Kabupaten Batang,

Jurnal Ilmu

Ekonomi,(file:///C:/Users/acer/Dow

nloads/Full_Text.pdf), diakses 29

Maret 2016, 21.00 Wib).

Tahajuddin, Eko Syamsul Ma’arif,

2011 Pengembangan Obyek Wisata

Wonderia di Kota Semarang,

Jurnal Ilmu Ekonomi,

(file:///C:/Users/acer/Downloads/11

731928.pdf), diakses 29 Maret

2016, 21.10 Wib).