dinamika pengembangan obyek wisata bahari di...
TRANSCRIPT
DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI NIRWANA
BEACH CLUB LAGOI-BINTAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
EKA NOVITA SARI
NIM. 120563201015
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
1
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut
dibawah ini:
Nama : EKA NOVITA SARI
NIM : 120563201015
Jurusan/Prodi : Ilmu Administarsi Negara
Alamat : Kp. Krajan Rt.002/Rw.003 Kota Baru Teluk Sebong
Nomor TELP : 085765972575
Email : [email protected]
Judul Naskah : DINAMIKA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BAHARI DI
NIRWANA BEACH CLUB LAGOI-BINTAN
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan
untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, 16 Desember 2016
Yang menyatakan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Rumzi Samin, M.Si Fitri Kurniawati, M.Si
NIDN. 100903701 NIDN. 0016038702
2
A B S T R A K
EKA NOVITA SARI
Dr. RUMZI SAMIN, M.Si
FITRI KURNIANINGSIH, M.Si
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH, [email protected]
Pengembangan obyek wisata disetiap daerah dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan
perekonomian daerah, membuka lapangan pekerjaan, pembangunan infrastruktur disetiap daerah,
melestarikan dan mengembangkan obyek wisata serta membuka wawasan kepada masyarakat
tentang pentingnya menjaga, mengelola, mengembangkan dan melestarikan obyek wisata dengan
cara tidak merusak keindahan obyek wisata yang dimiliki. Oleh karena itu rumusan masalah yang
akan di teliti adalah bagaimana Dinamika Pengembangan Obyek Wisata Bahari di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Dinamika Pengembangan Obyek Wisata
Bahari di Nirwana Beach Club-Bintan. Informan dalam penelitian ini ditentukan menggunakan
purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang dengan 1 orang sebagai
Informan kunci (Key Informan). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian pada Dinamika Pengembangan Obyek Wisata Bahari di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan berdasarkan faktor lingkungan belum sepenuhnya bersih, permasalahan limbah
hingga saat ini masih belum ada jalan keluar untuk menyelesaikannya, pelestarian ekosistem laut
hanya ada pengembangan pada budidaya koral dan penyu. Berdasarkan faktor teknologi sudah
cukup canggih dan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dan berdasarkan kemajuan
personil dan produktvitas sudah cukup bagus namun perlu dilakukan pengembangan dalam
kemahiran karyawan dalam berbahasa asing, adanya kerja sama yang dilakukan dengan Negara
Asing yaitu Negara Singapura dan Negara Eropa.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah berdasarkan faktor lingkungan sudah di lakukan
upaya kebersihan namun belum maksimal, karena masih adanya sampah terutama limbah laut
meskipun sudah dilakukan beberapa jalan keluar untuk menanganinya sehingga dapat berdampak
pada pelestarian ekosistem laut. Berdasarkan faktor teknlogi yang digunakan sudah memadai dan
modern sesuai dengan perkembangan zaman, tidak lagi menggunakan sistem manual. Dan
berdasarkan kemajuan personil dan produktvitas masih perlu dilakukan pengembangan dalam
kemahiran karyawan dalam berbahasa asing, sehingga gues comment yang diberikan tidak hanya
kepada beberapa karyawan tetapi juga keseluruhan karyawan.
Kata kunci : Pengembangan, Obyek Wisata Bahari
3
ABSTRACT
EKA NOVITA SARI
Dr. RUMZI SAMIN, M.Si
FITRI KURNIANINGSIH, M.Si
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH, [email protected]
Tourism development in each area is built with the aim to boost the regional economy,
creating jobs, infrastructure development in each region, preserve and develop tourism and
expand the horizons to the public about the importance of maintaining, managing, developing and
preserving the sights in a way not spoil the beauty of the sights which are owned. Therefore the
formulation of the problem to be researched is how the dynamics of development of marine
tourism places at Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
The purpose of this study was to determine the dynamics of development of marine
tourism places at Nirwana Beach Club-Bintan. Informants in this study were determined using
purposive sampling. Informants in this study amounted to 17 people with one person as key
informants (Key Informant). Data analysis techniques used in this research is descriptive
qualitative analysis techniques.
Results of research on the dynamics of development of marine tourism places at Nirwana
Beach Club Bintan Lagoi-based environmental factors is not entirely clean, waste problems until
now there is still no way out to solve it, the preservation of marine ecosystems there are only a
development of the aquaculture coral and turtles. Based on technological factors already quite
sophisticated and modern with the times. And based on the progress and productivity of the
personnel were nice enough but it is necessary to develop the skills of employees in a foreign
language, their cooperation undertaken with Foreign Countries, namely the State of Singapore
and European countries.
The conclusion of this study is based on the environmental factors are already in place but not
maximum hygiene efforts, because there is still garbage especially marine waste despite already
done several ways to handle it so that it can have an impact on the preservation of marine
ecosystems. Based teknlogi factors used are adequate and modern with the times, no longer uses
the manual system. And based on the productivity of the personnel and the progress still needs to
be done in the development of employee proficiency in a foreign language, so I gues comment
given not only to some employees but also the entire employee.
Keywords: Development, maritime tourism
4
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Bintan memiliki banyak
potensi besar yang dapat dijadikan sebagai
tempat obyek wisata, seperti pariwisata,
industri, perikanan, pertambangan dan
peternakan. Pariwisata di Kabupaten Bintan
dibangun dengan tujuan untuk
mengembangkan dan mengelola potensi
yang dimiliki seperti wisata pantai, bahari
(laut), objek cagar budaya dan untuk
meningkatkan pendapatan hasil daerah bagi
perekonomian di Kabupaten Bintan yang
diperoleh dari banyaknya jumlah wisatawan
asing maupun lokal yang datang berkunjung
untuk melakukan kegiatan wisata.
Dengan adanya obyek wisata maka
sangat dibutuhkan adanya pengembangan.
Karena pengembangan terhadap pariwisata
akan terus mengalami perubahan dari waktu
kewaktu. Baik dilihat pada perubahan pola,
bentuk dan cara mengembangkannya.
Menurut Marpaung dalam Esram (2012:28),
pengembangan adalah tidak terbatas dengan
membuat tempat serta pembuatan
lingkungan semata-mata. Rencana
pengembangan seharusnya mencoba
mengubah suatu obyek lingkungan menjadi
obyek yang baik sehingga menarik perhatian
wisatawan.
Pengelolaan pariwisata pada
hakikatnya untuk mengembangkan dan
memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata
terhadap kekayaan pada sumber daya alam
dan keragaman flora dan fauna yang
dimiliki. Pengembangan obyek wisata
dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan
perekonomian, membuka lapangan
pekerjaan, pembangunan infrastruktur,
melestarikan dan mengembangkan obyek
wisata serta membuka wawasan kepada
masyarakat tentang pentingnya menjaga,
mengelola, mengembangkan dan
melestarikan obyek wisata dengan cara tidak
merusak keindahan obyek wisata yang
dimiliki. Rencana dalam dinamika
pengembangan obyek wisata dilakukan
untuk mengubah obyek wisata menjadi
obyek yang lebih baik lagi dari sebelumnya
sehingga mampu meningkatkan daya tarik
bagi wisatawan.
Lagoi merupakan salah satu pusat
kawasan yang dijadikan sebagai tempat
obyek wisata di Kabupaten Bintan.
Berdirinya obyek wisata Lagoi karena
adanya kerjasama bisnis yang dilakukan
oleh Indonesia dengan Negara tetangga yaitu
Singapura. Kerja sama tersebut dilakukan
karena Singapura tidak memiliki banyak
sumber daya alam yang dikelola sehingga
melakukan kerja sama untuk saling
membantu dan bertukar pikiran dalam
pembangunan objek wisata yang berkualitas
dan mampu berdaya saing. Keuntungan yang
diperoleh digunakan untuk meningkatkan
perekonomian bagi Indonesia dan Negara
Singapura.
Kawasan Lagoi terdapat berbagai
fasilitas yang disediakan seperti resort,
restoran, lapangan golf, tempat ibadah, body
SPA, pusat perbelanjaan, hiburan, kebun
binatang dan fasilitas lainnya. Adapun
berbagai resort yang dapat dikunjungi di
kawasan lagoi adalah Angsana Resort,
5
Bintan Resort Cakrawala, Bayan Tree, Club
Med, Nirwana Gardens Resort Bintan, Ria
Bintan Resort, Sedona Bintan Lagoon dan
masih banyak lagi resort baru lainnya. Setiap
tahunnya Lagoi mampu menghasilkan
keuntungan yang besar.
Keamanan di Lagoi juga sangat
terjaga dengan adanya pos pemeriksaan di
setiap jalan utama maupun di setiap jalan
masuk menuju resort-resort. Selain itu
kebersihan di Lagoi juga sangat terjaga,
sehingga wisatawan asing maupun lokal
merasa nyaman dan aman. Pantai di Lagoi
juga sangat indah karena pantainya memiliki
pasir yang putih, air yang jernih dan
pemandangan yang sangat menarik. Karena
tempat yang nyaman dan fasilitas yang
lengkap, sehingga banyak wisatawan asing
maupun lokal yang datang berkunjung ke
Lagoi untuk melakukan kegiatan wisata.
Namun selain datang berkunjung untuk
kegiatan berlibur banyak pula wisatawan
yang datang karena hal pekerjaan, seperti
rapat (meeting), ataupun mencari inverstor-
inverstor asing untuk melakukan kerjasama
di Negara mereka.
Pengembangan pada obyek wisata di
Lagoi sangat dibutuhkan karena sepanjang
pantai memiliki pemandangan yang sangat
indah sehingga dapat meningkatkan daya
tarik bagi para wisatawan. Selain itu dengan
bertambahnya wisatawan yang datang
berkunjung maka dapat bertambah pula pada
sumber pendapatan yang diperoleh sehingga
dapat memberikan keuntungan yang besar
bagi pihak Lagoi. Namun dalam
mengembangkan obyek wisata pula sangat
dibutuhkan adanya kekuatan (strenghths)
dan kesempatan (opportunities) untuk
menarik perhatian bagi para wisatawan baik
asing maupun lokal.
Nirwana Gardens Resort Bintan
merupakan salah satu hotel berbintang lima
yang terdapat di kawasan wisata Lagoi.
Dengan lahan seluas 330 ha, yang memiliki
properti yaitu Nirwana Resort Hotel,
Mayang Sari Beach Resort, Nirwana Beach
Club, Banyu Biru Villa dan Indramaya Villa
serta Resort Centre yang baru dibuka pada
tanggal 31 oktober 2008. Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan atau yang sering disebut
NBC merupakan obyek wisata bahari di
Nirwana Gardens Resort Bintan yang telah
dikembangkan sejak tahun 2007. Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan banyak
menyediakan berbagai fasilitas sarana dan
prasarana yang disediakan di bidang
olahraga air atau Water Sport untuk
wisatawan.
Namun, berdasarkan pengamatan
yang dilakukan peneliti, bila dilihat dari segi
kebersihan pada obyek wisata bahari di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan masih
kurang dalam pengembangannya. Dimana
dinamika pengembangan obyek wisata yang
dulunya menjadi pusat perhatian bagi para
wisatawan, karena pemandangan yang
indah, pantai yang bersih, lingkungan yang
nyaman dan dilengkapi fasilitas sarana dan
prasarana pantai yang memadai kini menjadi
obyek wisata yang kurang diminati bagi
wisatawan untuk melakukan kunjungan
wisata, terutama bagi wisatawan domestik
atau lokal.
6
Adapun yang menjadi
permasalahannya adalah banyaknya sampah-
sampah yang mengganggu mata pengunjung
seperti sampah-sampah yang disebabkan
oleh limbah minyak pada musim utara,
sampah laut seperti tumbuhan dan kayu serta
sampah-sampah lainnya yang berasal dari
kurangnya kesadaran wisatawan untuk
membuang sampah pada tempatnya. Selain
itu juga pengembangan pada ekosistem laut
yang ada di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan masih perlu di tingkatkan, karena
hanya ada budidaya pada penyu dan koral
saja, tidak ada pengembangan pada budidaya
ekosistem laut lainnya seperti ikan, rumput
laut dan lain-lain.
Dalam meningkatkan pengembangan
pada Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
sangat dibutuhkan perencanaan, kemajuan
personil dan produktivitas. Perencanaan
tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana
pertumbuhan dan perkembangan obyek
wisata bahari di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan yang dikelola setiap tahunnya.
Sedangkan dari kemajuan personil dan
produktivitas dapat dilihat dari keahlian-
keahlian yang dimiliki karyawan.
Diharapkan mampu memberikan pelayanan
yang terbaik untuk wisatawan selain itu juga
untuk menggali, mengembangkan dan
melakukan kerja sama yang baik pula
sehingga mampu menjadikan Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan menjadi kawasan
obyek wisata bahari yang lebih baik lagi dari
sebelumnya yaitu obyek wisata bahari yang
berkualitas dan bertaraf internasional.
Sehingga tidak kalah saing dengan obyek
wisata bahari yang ada Negara sendiri
maupun di Negara Asing lainnya.
Pengawasan juga sangat diperlukan
dalam meningkatkan pengembangan obyek
wisata bahari di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan, dengan tujuan untuk menghindari
hal-hal yang tidak di inginkan seperti
pembuangan limbah minyak kapal,
pengeboman, pengerusakan atau
penangkapan ikan secara bebas. Hal-hal
tersebut dapat berdampak buruk terhadap
laut dan ekosistem yang ada di laut.
Kurangnya meningkatkan
pengembangan dapat berdampak pada
menurunnya jumlah wisatawan yang datang
berkunjung di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan. Wisatawan sangat menyukai pada
keindahan laut serta aktivitas olahraga yang
ada laut sepeti menyelam, berselancar, jet
sky, banana boat dan lainnya. Sehingga
dampak menurunnya jumlah wisatawan
sangat berpengaruh besar terhadap
pendapatan yang diperoleh. Untuk itu pihak
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan harus
memiliki strategi yang baik untuk
meningkatkan kualitas obyek wisata bahari
yang ada di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan agar tidak kalah saing dengan obyek
wisata bahari yang ada di kawasan resort
lainnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti,
sehubungan dengan Dinamika
Pengembangan Obyek Wisata Bahari di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan masih
ditemui gejala-gejala sebagai berikut :
1. Masih kurangnya pengawasan yang
dilakukan terhadap keadaan lingkungan
7
yang ada di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan, baik itu dari segi kebersihan
maupun pengembangan terhadap
budidaya ekosistem laut yang ada di
Nirwana Beach Club.
2. Menurunnya jumlah wisatawan yang
datang berkunjung di Nirwana Beach
Lagoi-Bintan. Penurunan jumlah
wisatawan tersebut dapat dilihat pada
diagram berikut :
Diagram I.1
Jumlah keseluruhan Wisatawan Di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan Tahun
2014-2016
Sumber: Water Sport Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan, Tahun 2016
Keterangan :
Berdasarkan jumlah keseluruhan wisatawan
Mancanegara di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan tahun 2014-2016 mengalami
penurunan jumlah kunjungan wisata.
Dimana pada tahun 2011 jumlah wisatawan
yang datang berkunjung sebesar 15.453
jiwa. Namun pada tahun 2015 jumlah
wisatawan mengalami penurunan menjadi
10.175 jiwa. Dan di tahun 2016 pada periode
januari-mei jumlah wisatawan baru
bejumlah 2.898 jiwa.
Sehingga dari narasi yang penulis
kemukakan ini, penulis tertarik untuk
membuat penelitian dengan mengambil
judul “DINAMIKA PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA BAHARI DI
NIRWANA BEACH CLUB LAGOI-
BINTAN”.
II. LANDASAN TEORI
A. Dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang
mengandung arti tenaga kekuatan, selalu
bergerak, berkembang dan dapat
menyesuaikan diri secara memadai terhadap
keadaan. Dinamika juga berarti adanya
interaksi dan interdependensi antara
anggota kelompok dengan kelompok secara
keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi
karena selama ada kelompok, semangat
kelompok (group spirit) terus-menerus ada
dalam kelompok itu, oleh karena itu
kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya
setiap saat kelompok yang bersangkutan
dapat berubah.
B. Pengembangan
Menurut Admosudirdjo dalam
Winardi (2009:318), menjelaskan bahwa
pengembangan organisasi atau
Organisation development (OD)
mempunyai dua arti yaitu pengembangan
organisasi sebagai fungsi administrator atau
fungsi administrasi dan pengembangan
organisasi sebagai fungsi spesialis
(specialist function) atau sebagai suatu
teknik manajemen.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
0
2014
2015
2016
Tahun
JumlahWisatawan
8
1. Pengembangan organisasi sebagai
fungsi administrasi atau sebagai fungsi
administrator adalah kegiatan yang
merupakan fungsi dan kewajiban
daripada administrasi untuk selalu
mengembangkan dan menyesuaikan
organisasi kepada perkembangan tugas
pokok, kepada perkembangan keadaan
lingkungan, kepada kemajuan
teknologi yang dipergunakan, kepada
kemajuan personil serta produktivitas.
Dari pengertian tersebut selanjutnya
dapat diketahui bahwa pengembangan
organisasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor:
a. Faktor lingkungan
(environment),
b. Faktor teknologi,
c. Faktor kemajuan personil dan
produktivitas.
2. Pengembangan organisasi sebagai
fungsi spesialis (specialist function)
atau sebagai teknik manajemen
(menegement technique) merupakan
suatu strategi pendidikan yang
kompleks yang bertujuan mengubah
kepercayaan, sikap mental, nilai dan
struktur daripada organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan
teknologi, lingkungan serta tantangan-
tantangannya.
Menurut pengertian tersebut
selanjutnya dapat diketahui bahwa
sasaran pengembangan organisasi
antara lain adalah kepercayaan-
kepercayaan, sikap mental, nilai-nilai
dan struktur organisasi.
C. Obyek Wisata
Dalam dunia kepariwisataan segala
sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat disebut “atraksi” atau
dinamakan obyek wisata (Pendit, 2006:21).
Istilah pariwisata terlahir dari bahasa
Sanskerta yang komponen-komponennya
terdiri dari :
Pari : penuh, lengkap, berkeliling
Wis (man) : rumah, properti, kampung,
komunitas
Ata : pergi terus-menerus, mengembara
(roaming about)
Sehingga bila dirangkai menjadi
satu kata melahirkan istilah pariwisata,
berarti pergi secara lengkap meninggalkan
rumah (kampung) berkeling terus-menerus.
D. Wisata Bahari
Menurut Samsuridjal dalam Esram
(2012:24), menjelaskan bahwa yang
termasuk dalam wisata bahari seperti:
menyelam (diving), berselancar (surfing),
berlayar dan memancing.
E. Dinamika Pengembangan Obyek
Wisata
Butler (dalam Pitana, 2005: 103)
menjelaskan ada 7 fase pengembangan
pariwisata atau siklus hidup pariwisata
(Destination Area Lifecycle) yang membawa
implikasi serta dampak yang berbeda, secara
teoritis diantaranya :
1. Fase exploration
(eksplorasi/penemuan). Daerah
pariwisata baru mulai ditemukan, dan
dikunjungi secara terbatas dan
sporadis, khususnya bagi wisatawan
petualang. Pada tahap ini terjadi
kontak yang tinggi antara wisatawan
dengan masyarakat lokal, karena
wisatawan menggunakan fasilitas
lokal yang tersedia. Karena jumlah
yang terbatas dan frekuensi yang
jarang, maka dampak sosial budaya
ekonomi pada tahap ini masih sangat
kecil.
2. Fase involvement (keterlibatan).
Dengan meningkatnya jumlah
kunjungan, maka sebagian
masyarakat lokal mulai menyediakan
berbagai fasilitas yang memang
khusus diperuntukan bagi wisatawan.
Kontak antara wisatawan dengan
masyarakat dengan masyarakat lokal
masih tinggi, dan masyarakat mulai
mengubah pola-pola sosial yang ada
untuk merespon perubahan ekonomi
9
yang terjadi. Disinilah mulainya
suatu daerah menjadi suatu destinasi
wisata, yang ditandai oleh mulai
adanya promosi.
3. Fase development (Pembangunan).
Investasi dari luar mulai masuk, serta
mulai munculnya pasar wisata secara
sistematis. Daerah semakin terbuka
secara fisik, dan promosi semakin
intensif, fasilitas lokal sudah tesisih
atau digantikan oleh fasilitas yang
benar-benar berstandar internasional,
dan atraksi buatan sudah mulai
dikembangkan, menambahkan atraksi
yang asli alami. Berbagai barang dan
jasa inpor termasuk tenaga kerja
asing, untuk mendukung
perkembangan pariwisata yang pesat.
4. Fase consolidation (konsolidasi).
Pariwisata sudah dominan dalam
struktur ekonomi daerah, dan
dominasi ekonomi ini dipegang oleh
jaringan internasional atau major
chains and franchises. Jumlah
kunjungan wisatawan masih naik,
tetapi pada tingkat yang lebih rendah.
Pemasaran semakin gencar dan
diperluas untuk mengisi fasilitas yang
sudah dibangun. Fasilitas lama sudah
mulai ditinggalkan.
5. Fase stagnation (kestabilan).
Kapasitas berbagai faktor sudah
terlampaui ( diatas daya dukung,
carrying capasity), sehingga
menimbulkan masalah ekonomi,
sosial dan lingkungan. Kalangan
industri sudah mulai bekerja keras
untuk memenuhi kapasitas dari
fasilitas yang dimiliki, khususnya
dengan mengharapkan repeater guest
dan wisata konvensi/bisnis. Pada fase
ini, atraksi buatan sudah
mendominasi atraksi asli alami (baik
budaya maupun alam), citra awal
sudah mulai luntur, dan destinasi
sudah tidak lagi populer.
6. Fase decline (penurunan). Wisatawan
sudah mulai beralih ke destinasi
wisata baru atau pesaing, dan yang
tinggal hanya ’sisa-sisa’, khususnya
wisatawan yang hanya berakhir
pekan. Banyak fasilitas pariwisata
sudah beralih atau dialihkan
fungsinya untuk kegiatan non-
pariwisata, sehingga destinasi
semakin tidak menarik bagi
wisatawan. Partisipasi lokal mungkin
meningkat lagi, terkait dengan harga
yang merosot turun dengan
melemahnya pasar. Destinasi bisa
berkembang menjadi destinasi kelas
rendah atau secara total kehilangan
jati diri sebagai destinasi wisata.
7. Fase rejuvenation (Peremajaan).
Perubahan secara dramatis bisa
terjadi (sebagai hasil dari berbagai
usaha dari berbagai pihak), menuju
perbaikan atau peremajaan.
Peremajaan ini bisa terjadi karena
inovasi dan pengembangan produk
baru, atau menggali atau
memanfaatkan sumber daya alam dan
budaya yang sebelumnya
Dimana dalam dinamika
pengembangan suatu objek wisata harus
dapat menciptakan product style yang baik,
diantaranya adalah :
1. Objek tersebut memiliki daya tarik
untuk disaksikan maupun dipelajari.
2. Mempunyai kekhususan dan
berbeda dari objek yang lainnya.
3. Tersedianya fasilitas wisata.
4. Dilengkapi dengan sarana-sarana
akomodasi, telekomunikasi,
transportasi dan sarana mendukung
lainnya.
Dinamika pengembangan objek
wisata pada dasarnya mencakup tiga hal,
yaitu :
1. Pembinaan produk wisata.
Merupakan usaha meningkatkan
mutu pelayanan dan sebagai unsur
produk pariwisata seperti jasa
akomodasi, jasa transportasi, jasa
hiburan, jasa tour dan travel serta
pelayanan di objek wisata.
Pembinaan tersebut dilakukan
dengan berbagai kombinasi usaha
seperti pendidikan dan latihan,
10
pengaturan dan pengarahan
pemerintah, pemberian rangsangan
agar tercipta iklim persaingan yang
sehat guna mendorong peningkatan
mutu produk dan pelayanan.
2. Pembinaan masyarakat wisata
Adapun tujuan pembinaan
masyarakat pariwisata adalah
sebagai berikut :
a. Menggalakkan pemeliharaan
segi-segi positif dari
masyarakat yang langsung
maupun tidak langsung yang
bermanfaat bagi
pengembangan pariwisata.
b. Mengurangi pengaruh buruk
akibat dari pengembangan
pariwisata.
c. Pembinaan kerjasama baik
berupa pembinaan produk
wisata, pemasaran dan
pembinaan masyarakat.
3. Pemasaran terpadu
Dalam pemasaran pariwisata
digunakan prinsip-prinsip paduan
pemasaran terpadu yang meliputi :
a. Paduan produk yaitu semua
unsur produk wisata seperti
atraksi seni budaya, hotel dan
restoran yang harus
ditumbuhkembangkan
sehingga mampu bersaing
dengan produk wisata lainnya.
b. Paduan penyebaran yaitu
pendistribusian wisatawan
pada produk wisata yang
melibatkan biro perjalanan,
penerbangan, angkutan darat
dan tour operator.
c. Paduan komunikasi artinya
diperlukan komunikasi yang
baik sehingga dapat
memberikan informasi tentang
tersedianya produk yang
menarik.
d. Paduan pelayanan yaitu jasa
pelayanan yang diberikan
kepada wisatawan harus baik
sehingga produk wisata akan
baik pula.
III. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis dari penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yaitu penelitian yang
memaparkan atau menggambarkan
semua peristiwa penelitian yang
diperoleh dari lapangan sesuai dengan
masalah yang telah dirumuskan pada
perumusan masalah. Mengemukakan
bahwa deskriptif adalah data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar
dan bukan angka-angka, dari pendapat
ini dijelaskan penelitian deskriptif untuk
mendapatkan data mungkin berasal dari
naskah, wawancara, catatan lapangan,
foto, video tape, dokumen pribadi,
catatan atau memo dan dokumen resmi
lainya.
Menurut sugiyono (2013:11-14)
“Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai
11
variable mandiri, baik satu variable atau
lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan
antara variable satu dengan yang
lainnya. Sedangkan data kualitatif
adalah data yang berbentuk kata,
kalimat, skema dan gambar.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada
Kawasan Wisata Lagoi di Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan, jalan
Panglima Pantar Lagoi, di Lot A1, A2,
A3, Bintan Resort. Dengan luas 330 ha.
Alasan penelitian ini dilakukan di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
adalah untuk mengetahui lebih lanjut
bagaimana pengembangan obyek wisata
bahari pada kawasan wisata lagoi di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan.
3. Informan
Menurut Arikunto (2013:188),
informan adalah orang yang
memberikan informasi. Dengan
pengertian ini maka informan dapat
dikatakan sama dengan responden,
apabila pemberian keterangannya
karena dipancing oleh pihak peneliti.
Istilah “informan” ini banyak digunakan
dalam penelitian kualitatif. Teknik
penunjukkan informan adalah dengan
menggunakan teknik Purposive
Sampling. Purposive Sampling adalah
orang yang memberikan informasi.
Adapun yang menjadi
pertimbangan peneliti adalah orang
yang dijadikan Informan dianggap
paling tahu tentang pengembangan
obyek wisata bahari di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan, sehingga dapat
memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian dan mendapatkan informasi
yang valid dari pengetahuannya dan
pengalaman dalam menentukan
responden penelitian.
Informan dalam penelitian
yaitu terdiri dari Directur sebagai Key
Informan, Manager dan Supervisor
masing-masing berjumlah 1 orang,
Water Rec. di bidang Coordinator,
Mechanic, Maintenance, dan
Activities berjumlah 10 orang,
pengunjung atau wisatawan domestik
berjumlah 2 orang dan pengunjung
atau wisatawan asing berjumlah 2
orang. Sehingga jumlah keseluruhan
informan dalam penelitian ini adalah
sebanyak 17 orang.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
a. Data Primer
Menurut Arikunto
(2010:22), data primer adalah data
dalam bentuk verbal/kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-
gerik/perilaku yang dilakukan oleh
subjek penelitian (informan) yang
berkenaan dengan variabel
penelitian.
b. Data Sekunder
Menurut Arikunto
(2010:22), data sekunder adalah
data-data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen, foto-foto, film,
12
rekaman, video, benda-benda, dan
lain-lain yang dapat memperkaya
data primer.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan
Data.
Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan data dengan
menggunakan teknik dan alat
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut Hadi dalam
Sugiono (2013:166)
mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang
penting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan”.
Dalam hal ini penulis
menggunakan observasi
nonpartisipan, dimana penulis
tidak terlibat dan hanya sebagai
pengamat independen. Alat
yang digunakan adalah daftar
ceklist.
b. Wawancara
Menurut Sugiono
(2013:157) wawancara
digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk
menemukan permasalahan
yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih
mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.
Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-
report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan atau
keyakinan pribadi. Wawancara
dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak
terstruktur dan dapat dilakukan
melalui tatap muka (face to
face) maupun dengan
menggunakan telepon.
Wawancara ini akan dilakukan
dengan responden sebagai
pihak-pihak yang terlibat
dalam mengelola
pengembangan Objek Wisata
Bahari serta kepada Key
Informan. Alat yang digunakan
dalam wawancara yaitu
pedoman wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi menurut
Arikunto (2013:274), yaitu
mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda,
dan sebagainya. Alat yang
digunakan yaitu buku-buku
yang mendukung dalam
penelitian.
13
6. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data menurut
Miles dan Huberman dalam
Sugiono (2014:247) Dalam
analisis data kualitatif terdapat 3
(tiga) komponen yaitu sebagai
berikut :
a. Reduksi data (data reduction),
data yang diperoleh dari
lapangan jumlahnya cukup
banyak, untuk itu maka perlu
dicatat secara teliti dan rinci.
Karena semakin lama peneliti
ke lapangan, maka jumlah
data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu
perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting.
Dengan demikian data yang
telah di reduksi akan
memberikan gambaran yang
lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya
dan mencarinya bila
diperlukan.
b. Penyajian Data (data display),
setelah data direduksi, maka
langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini miles dan
huberman menyatakan yang
paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan
mendisplaykan data, maka
akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
(conclution drawing), langkah
terakhir dalam analisis data
kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-
bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-
bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan
data maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Faktor lingkungan
(environment).
Faktor lingkungan sangat
berpengaruh dalam pengembangan
pariwisata. Dimana lingkungan
yang bersih dan pemandangan yang
indah dapat meningkatkan daya
tarik bagi wisatawan yang datang
berkunjung untuk melakukan
kegiatan wisata di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan.
Berdasarkan hasil jawaban
wawancara yang dilakukan peneliti
di lapangan dari keseluruhan
informan, maka dapat di simpulkan
sementara bahwa kebersihan
lingkungan di Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan belum sepenuhnya
bersih meskipun sudah dilakukan
upaya untuk tetap menjaga
kebersihan dikawasan Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan. Karena
masih banyak terdapat sampah-
sampah seperti daun, kayu juga
sampah yang berasal dari
wisatawan domestik yang
membuang sampah tidak pada
tempatnya. Untuk itu perlu di
tingkatkan lagi dan dilakukan
pengawasan seperti memasang
papan peringatan dan penyediaan
tong sampah yang lebih terutama di
kawasan Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan yang sering
dikunjungi oleh wisatawan
domestik.
Terkait permasalahan
limbah hingga saat ini masih belum
ada jalan keluar untuk
menyelesaikannya. Meskipun sudah
ada pengawasan pantai yang
dilakukan oleh pihak angkatan laut,
namun tetap saja permasalahan
limbah tersebut belum bisa diatasi.
Limbah tersebut selalu ada pada
musim utara yaitu di bulan
November hingga April.
Untuk itu sebaiknya
dilakukan pengawasan yang ketat
dengan memberikan denda atau
sanksi tegas bagi kapal-kapal tanker
yang melintasi dan membuang
limbah minyaknya di area laut
Lagoi, sehingga tidak lagi
mencemari kawasan pantai dan laut
yang ada di Lagoi khususnya di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan.
Dampak dari limbah ini dapat
mengganggu dan merusak
ekosistem terhadap laut, selain itu
juga dapat mengurangi tingkat
kunjungan pada wisatawan.
Terkait pelestarian
ekosistem laut di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan hanya ada
pengembangan pada budidaya koral
dan penyu.
Dimana berdasarkan hasil
pengamatan, trinplantasi koral
tersebut sebelumnya dilakukan di
atas jaring di laut baru kemudian di
letakkan di dasar laut di Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan.
15
Sedangkan untuk budidaya penyu,
pihak Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan telah merelease penyu
sebanyak 4600 ekor penyu yaitu
yang dilakukan dari tahun 2005
hingga tahun 2016.
Untuk itu kedepannya dapat
lebih ditingkatkan lagi dengan
mengembangkan budidaya
ekosistem laut lainnya sehingga
dapat meningkatkan daya tarik
kepada wisatawan dan wisatawan
merasa puas pada saat melakukan
snorkeling maupun diving di dasar
laut dengan keanekaragaman
ekosistem laut yang dimiliki.
Terutama budidaya pada mangrove,
ikan, kerang dan ekosistem laut
lainnya. Budidaya pada mangrove
sangat baik untuk menahan erosi
pada laut.
2. Analisis Faktor Teknologi
Dengan kemajuan teknologi
dapat memudahkan bagi pihak
Nirwana Garden Resort Bintan
untuk mempromosikan, berinteraksi
terhadap wisatawan domestik dan
asing maupun mengakses segala
fasilitas sarana dan prasarana yang
disediakan di Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan.
Berdasarkan hasil jawaban
wawancara yang dilakukan peneliti
di lapangan dari keseluruhan
informan, maka dapat di simpulkan
sementara bahwa sistem teknologi
yang digunakan di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan sudah cukup
canggih, modern dan memadai
sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan. Dimana pada aktivitas
yang dilakukan dilaut telah
disediakan radio, kompas, GPS,
dan menggunakan sistem opera
yang terhubung keseluruhan
jaringan sistem yang ada. Sehingga
apabila terjadi kecelakaan pada
wisatawan yang sedang melakukan
aktivitas dilaut pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan akan
langsung mengetahui lokasi tempat
kejadian tersebut.
Selain itu berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan
peneliti, bahwa pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan juga
melakukan promosi melalui
website, dan facebook juga
melakukan kerja sama kepada
travel untuk akomodasi dan
transportasi yang diberikan kepada
wisatawan yang ingin melakukan
kunjungan atau kegiatan obyek
wisata bahari di Nirwana Beach
Club.
Terkait fasilitas sarana dan
prasarana yang disediakan oleh
pihak Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan sudah memadai. Penyediaan
fasilitas sarana dan prasarana
merupakan faktor utama yang
sangat penting untuk memberikan
pelayanan kepada wisatawan dalam
melakukan kegiatan wisata bahari.
16
Namun upaya yang dilakukan
kedepannya adalah terus
meningkatkan pengembangan
fasilitas sarana dan prasarana yang
ada. Salah satunya adalah dengan
melakukan inovasi-inovasi terbaru
dengan penyediaan fasilitas sarana
dan prasarana yang mampu
meningkatkan daya tarik bagi
wisatawan.
Wisatawan jarang sekali
melakukan complain terkait
penyediaan teknologi fasilitas
sarana dan prasarana yang telah
disediakan di Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan. Apabila terjadi
complain pihak Nirwana Beach
Club langsung melakukan upaya
dengan breafing bersama untuk
mencari solusi dan menyelesaikan
complain tersebut.
Untuk itu upaya kedepannya
adalah lebih meningkatkan
pengawasan agar tidak terjadi
complain terhadap penyediaan
teknologi, fasilitas sarana dan
prasarana dan meningkatkan
pelayanan yang terbaik kepada
wisatawan.
3. Analisis Faktor Kemajuan
Personil dan Produktivitas
Dalam pengembangan
obyek wisata bahari di Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan sangat
dibutuhkan orang-orang yang
memiliki pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan kerjasama yang
baik. Sehingga dapat meningkatkan
sarana dan prasarana, jumlah
pengunjung dan mampu berdaya
saing dengan resort-resort baru
lainnya.
Berdasarkan hasil jawaban
wawancara yang dilakukan peneliti
di lapangan dari keseluruhan
informan, maka dapat di simpulkan
sementara bahwa pengembangan
yang dilakukan terhadap kemajuan
personil dan produktivitas kerja
karyawan di Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan sudah cukup bagus.
Namun berdasarkan hasil
pengamatan peneliti di lapangan
adalah masih perlu dilakukan upaya
untuk meningkatkan kemajuan
personil dan produktivitas kerja
karyawan terutama pada kemahiran
karyawan dalam berbahasa asing,
sehingga karyawan tidak hanya
mengusai satu bahasa asing yaitu
pada bahasa inggris saja tetapi juga
pada bahasa asing lainnya, sehingga
gues comment terbaik dari
wisatawan tidak hanya diberikan
kepada beberapa karyawan saja
tetapi juga kepada karyawan
lainnya.
Breafing dilakukan setiap
pagi oleh pihak manager kepada
seluruh karyawan terkait
pembagian tugas apa saja yang
harus dikerjakan, memberikan
arahan kerja kepada karyawan, dan
adanya reward berupa uang atau
17
hadiah yang diberikan kepada
karyawan bagi karyawan yang
mendapatkan gues comment
terbanyak dari wisatawan. Pihak
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
juga memberikan training kerja
kepada karyawan. Selain itu juga
adanya rapat rutin internal yang
dilakukan setiap tiga bulan sekali
oleh seluruh atasan untuk
mengevaluasi hasil kinerja yang
dilakukan karyawan.
Pihak Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan juga melakukan rapat
rutin internal setiap tiga bulan
sekali oleh seluruh atasan untuk
mengevaluasi hasil kinerja yang
dilakukan karyawan.
Pihak Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan melakukan kerja
sama dengan dua Negara Asing
yaitu Negara Eropa dan Negara
Singapura. Dimana pada Negara
Eropa pihak Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan melakukan kerja di
bagian diving sedangkan pada
Negara Singapura pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan banyak
melakukan kerja sama pada acara
atau event-event.
Untuk itu kedepannya dapat
melakukan lebih banyak kerja sama
kepada Negara-Negara Asing
lainnya sehingga dapat
meningkatkan keuntungan dan
saling bertukar pikiran terhadap
upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan pengembangan
obyek wisata bahari di Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan.
4. Analisis Meningkatkan Jumlah
Wisatawan
Obyek wisata bahari di
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
sangat dipengaruhi oleh jumlah
wisatawan yang datang berkunjung.
Untuk itu pengembangan obyek
wisata bahari harus terus dilakukan
sehingga mampu meningkatkan
daya tarik wisatawan untuk
melakukan kegiatan obyek wisata
bahari di Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan.
Berdasarkan hasil jawaban
wawancara yang dilakukan peneliti
di lapangan dari keseluruhan
informan, maka dapat di simpulkan
sementara bahwa jumlah wisatawan
di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan saat ini menurun. Salah satu
penyebab menurunnya jumlah
kunjungan wisatawan di Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan
disebabkan karena banyaknya
resort-resort baru yang telah di
dirikan.
Upaya yang dilakukan
adalah terus meningkatkan fasilitas
sarana dan prasarana dari
sebelumnya dan mengutamakan
service atau lebih meningkatkan
18
dalam memberikan pelayanan yang
baik kepada wisatawan.
5. Analisis Meningkatkan
Pendapatan Bagi Pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan.
Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan maka akan
meningkatkan pula sumber
pendapatan yang diperoleh pihak
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan,
sehingga dapat memberikan
keuntungan yang besar dan
membuka peluang yang besar pula
untuk meningkatkan
pengembangan obyek wisata bahari
di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan.
Pendapatan yang diperoleh
Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
saat ini stabil. Pendapatan yang
diperoleh tersebut dipengaruhi dari
banyaknya jumlah kunjungan tamu
yang datang berkunjung untuk
melakukan kegiatan obyek wisata
bahari di Nirwana Beach Club
Lagoi-Bintan.
Pendapatan yang diperoleh
karyawan sangat berpengaruh bila
dilihat dari jumlah wisatawan yang
datang berkunjung. Terkait
pendapatan yang diperoleh
karyawan dapat dilihat dari
banyaknya service yang mereka
peroleh dari tamu.
Untuk itu upaya yang
dilakukan kedepannya adalah
dengan memberikan pelayanan
yang lebih baik lagi kepada tamu
sehingga tamu merasa puas dan
tertarik untuk terus datang
berkunjung melakukan kegiatan
wisata bahari di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan mengenai Dinamika
Pengembangan Obyek Wisata Bahari
di Nirwana Beach Club Lagoi-Bintan
dapat diketahui bahwa pengembangan
yang dilakukan perlu lebih
ditingkatkan lagi kedepannya baik dari
faktor lingkungan, faktor teknologi
maupun kemajuan personil dan
produktivitas yang dapat dilihat dari
hasil kerja yang dilakukan karyawan
dengan tujuan untuk meningkatkan
daya tarik terhadap jumlah wisatawan
dan meningkatkan pendapatan bagi
pihak Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah :
1. Secara keseluruhan
pengembangan yang
dilakukan oleh pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan
pada faktor lingkungannya di
nilai rata-rata cukup baik,
karena telah di lakukan
berbagai upaya untuk
19
meningkatkannya. Namun
berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti masih
belum maksimal upaya yang
dilakukan tersebut terutama
pada kebersihannya,
penanganan terhadap limbah
dan budidaya pada ekosistem
lautnya.
2. Pengembangan teknologi yang
digunakan maupun yang
disediakan oleh pihak
Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan di nilai telah memadai.
Baik itu pengembangan
teknologi yang disediakan
untuk melakukan aktivitas di
laut seperti radio, GPS,
kompas dan sistem opera yang
dapat terhubung keseluruhan
jaringan sistem maupun
pengembangan teknologi yang
diberikan kepada wisatawan
sehingga jarang sekali terjadi
complain kurangnya
pengembangan teknologi
maupun penyediaan fasilitas
sarana dan prasarana yang
tidak memadai.
3. Upaya yang dilakukan
terhadap kemajuan personil
dan produktivitas pihak
Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan dinilai cukup baik.
Karena pihak Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan melakukan
breafing dan training kerja.
Namun upaya tersebut masih
perlu ditingkatkan lagi
terutama dalam pemahaman
karyawan dalam berbahasa
asing. Sehingga guet comment
terbaik tidak hanya diberikan
kepada beberapa karyawan
saja. Selain itu, pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan juga
melakukan kerja sama kepada
Negara asing yaitu Negara
Singapura dan Eropa guna
meningkatkan pengembangan
obyek wisata bahari di
Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang
didapatkan peneliti di lapangan, maka
peneliti akan memberikan masukan
atau saran yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi pihak Nirwana
Beach Club Lagoi-Bintan. Adapun
saran-saran tersebut sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengawasan
terhadap kebersihan
lingkungan yang ada di area
pantai dan laut Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan dapat
dilakukan dengan menambah
penyediaan tong sampah dan
memasang papan larangan
agar wisatawan memiliki
kesadaran untuk tidak
membuang sampah tidak pada
tempatnya. Memberikan
20
denda atau sanksi tegas bagi
kapal-kapal tanker yang
melintasi dan membuang
limbah minyaknya di area laut
Lagoi, sehingga tidak lagi
mencemari kawasan pantai
dan laut yang ada di Lagoi
khususnya di Nirwana Beach
Club Lagoi-Bintan. Dampak
dari limbah dapat
mengganggu dan merusak
ekosistem terhadap laut, selain
itu juga dapat mengurangi
tingkat kunjungan pada
wisatawan. Meningkatkan
pengembangan terhadap
budidaya ekosistem laut
lainnya sehingga dapat
meningkatkan daya tarik
kepada wisatawan dan
wisatawan merasa puas pada
saat melakukan snorkeling
maupun diving di dasar laut
dengan keanekaragaman
ekosistem laut yang dimiliki.
Terutama budidaya pada
mangrove, ikan, kerang dan
ekosistem laut lainnya.
Budidaya pada mangrove
sangat baik untuk menahan
erosi pada laut.
2. Menambah dan meningkatkan
sistem teknologi yang lebih
canggih dan modern sesuai
dengan kebutuhan dan
keinginan wisatawan sehingga
dapat memberikan kepuasan
serta memudahkan interaksi
maupun komunikasi yang
dilakukan dengan wisatawan.
Selain itu meningkatkan
penyediaan terhadap fasilitas
sarana dan prasarana yang
disediakan. Terutama pada
kawasan pantai dapat
ditambah dengan penyediaan
seperti kursi payung, gazebo
dan lainnya agar kawasan
pantai menjadi lebih menarik.
Selalu memberikan pelayanan
yang terbaik agar tidak terjadi
complain yang diberikan
wisatawan.
3. Pada kemajuan personil dan
produktivitas kerja, sebaiknya
ditingkatkan pada pelatihan
atau training bahasa asing
kepada karyawan. Karena
tidak semua karyawan
menguasai bahasa asing
sehingga gues comment
terbaik diberikan wisatawan
tidak hanya kepada beberapa
karyawan tetapi menyeluruh.
Pelatihan atau training bahasa
asing sangat diperlukan untuk
memudahkan karyawan dalam
berinteraksi dan memberikan
pelayanan kepada wisatawan
yang berasal dari berbagai
Negara dunia. Terkait kerja
sama sebaiknya tidak
dilakukan kepada beberapa
Negara saja tetapi kepada
21
banyak Negara sehingga
selain memberikan
keuntungan, tetapi dapat
sebagai pembanding dan
saling bertukar pikiran
terhadap upaya yang
dilakukan guna meningkatkan
dinamika obyek wisata bahari
di Nirwana Beach Club Lagoi-
Bintan.
22
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ali, Farid.2011. Teori dan Konsep
Administrasi dari Pemikiran
Paradigmatik Menuju Redefinisi.
Jakarta : Rajawali Pers.
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
-----------, Suharsimi.2013. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsoprajitno H, Soewarno.2013.
Ekologi Pariwisata. Bandung: CV
Angkasa.
Esram, Juramadi.2012. Menjual
Pariwisata Tanjungpinang.
Tanjungpinang: Milaz Grafika.
Indrawijaya, Adam I.2009. Perilaku
Organisasi. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Pasolong, Harbani.2013. Teori
Administrasi Negara. Bandung:
CV. Alfabeta.
Prasiasa, Dewa Putu Oka.2013.
Destinasi Pariwisata Berbasis
Masyarakat. Jakarta: Salemba
Humanika.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
------------.2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, Bambang.2013. Kebijakan
Pembangunan Destinasi Pariwisata
Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Yogyakarta: Gava
Media.
Sunyoto Danang, Burhanudin.2011.
Perilaku Organisasional.
Yogyakarta: CAPS.
S. Pendit, Nyoman.2006. Ilmu
Pariwisata. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Winardi.2009. Teori Organisasi dan
Pengorganisasian. Bandung:
Rajawali Pers.
Wursanto. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Organisasi. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET.
B. Dokumen-dokumen
Argyo, Demartoto “Strategi
Pengembangan Obyek Wisata
Pedesaan oleh Pelaku Wisata di
Kabupaten Boyolali”. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sebelas Maret
Surakarta. 2008.
Febriana, Saputri “Peran Dinas
Pariwisata dalam Mengoptimalkan
Objek Wisata Cagar Budaya Bukit
Kerang di Kabupaten Bintan”.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik. Universitas Maritim Raja
Ali Haji. 2014.
Hendrayady Agus, Akhyary
Edy.2011. Pedoman Teknik
Penulisan dan Skripsi Serta Ujian
Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Maritim
Raja Ali
Haji. Tanjungpinang.
diploma-2014-320560-Chapter 1.
“Pengembangan Obyek Wisata
Pantai Pasir Padi Sebagai Daya
Tarik Wisata di Kota Pangkal
Pinang”. Undang-undang Republik
Indonesia No. 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan. 2010.
Pustaka Yustisia.
PP RI No. 18 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
baik Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota.
Guza, SS Afnil. 2008. Undang-
Undang PEMDA. Jakarta : Asa
Mandiri.
23
C. Website
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepula
uan_Riau
http://bintankab.go.id/master/?page
_id=93
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupa
ten_Bintan
http://www.haluankepri.com/bintan
/48074-total-investasi-di-lagoi-1-
miliardolar-amerika.html
file:///C:/Users/acer/Downloads/s_
mrl_055809_chapter4(1)(1).pdf
Rizkiyah, Nur, 2014 Kajian
Pengembangan Obyek Wisata
Pantai Depok Terhadap Pendapatan
Asli Daerah, Jurnal Pendidikan
Geografi,(file:///C:/Users/acer/Dow
nloads/230-824-1-PB%20(1).pdf),
diakses 29 Maret 2016, 21.20 Wib).
Sari, Dewi Kusuma, 2011
Pengembangan Obyek Wisata
Pantai Sigandu Kabupaten Batang,
Jurnal Ilmu
Ekonomi,(file:///C:/Users/acer/Dow
nloads/Full_Text.pdf), diakses 29
Maret 2016, 21.00 Wib).
Tahajuddin, Eko Syamsul Ma’arif,
2011 Pengembangan Obyek Wisata
Wonderia di Kota Semarang,
Jurnal Ilmu Ekonomi,
(file:///C:/Users/acer/Downloads/11
731928.pdf), diakses 29 Maret
2016, 21.10 Wib).