kebijakan publik
Post on 12-Jul-2016
215 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Pertanyaan tentang kebijakan adalah pertanyaan sepanjang masa karena
kebijakan tetap ada dan terus ada sepanjang masih ada negara yang mengatur
kehidupan bersama. Beberapa ciri dari negara yaitu merdeka atau mempunyai
kedaulatan, mempunyai wilayah, rakyat dan pemerintahan. Serta satu hal lagi
yaitu pengakuan dari dunia internasional yang diwakili oleh PBB
Kehidupan bersama yang kita batasi sebagai negara secara absolut
mengatur apa dan siapa yang ada di dalamnya dan secara relatif mereka yang
menjadi bagian dari Negara tetapi tidak berada di dalam negara dan mereka yang
berhubungan dengan Negara tersebut.
Sebuah kehidupan bersama harus diatur dengan sebuah aturan aturan
tertentu yang sesuai dengan kondisi sebuah wilayah itu sendiri. Tujuannya adalah
supaya satu dengan yang lainnya tidak saling merugikan, terciptanya kehidupan
masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera. Aturan tersebut yang secara
sederhana kita pahami sebagai kebijakan. Dalam pembuatan rumusan suatu
kebijakan yang ideal dan baik tentulah pasti terdapat tahapan – tahapan tertentu.
Tahapan – tahapan tersebut membantu bagi para pembuat kebijakan dalam
perumusannya tersebut, serta menghindari adanya penyimpangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud kebijakan publik ?
2. Apakah unsur – unsur pembuatan kebijakan publik ?
C. Tujuan Penelitian
1.Untuk mendeskripsikan definisi kebijakan publik.
2.Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis unsur - unsur yang
terjadi dalam pembuatan kebijakan publik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat berguna secara teoritis maupun secara
praktis. Adapun konstribusi penelitian ini sebagai berikut :
1
1.Secara Teoritis
Sebagai bahan referensi dan sebagai bahan kajian bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya bagi pengembangan Ilmu Administrasi Publik.
2.Secara Praktis
Sebagai salah satu upaya memberikan masukan kepada para penyelenggara
pelayanan publik khususnya dalam proses pembuatan rumusan kebijakan publi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebijakan Publik
1. Kebijakan Publik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi dari kebijakan
adalah rangakaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
negara dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak
(terutama tentang pemerintahan, organisasi dll). Sedangkan pengertian atau
definisi dari publik adalah orang banyak (umum). Kebijakan publik secara
sederhana adalah konsep dasar rencana pemerintah atau organisasi publik untuk
mengatur kepentingan umum atau orang banyak. Sedangkan Secara umum,
pengertian kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak
dikerjakan oleh pemerintah untuk kepentingan umum. Segala sesuatu yang
dimaksud adalah setiap aturan dalam kehidupan bersama, baik itu hubungan
antarwarga maupun warga dengan pemerintah.
Kebijakan publik biasanya dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan seperti undang-undang (UU), peraturan presiden, dan peraturan daerah
(perda) merupakan bentuk-bentuk kebijakan publik. Kebijakan publik atau
kebijakan umum merupakan program-program yang diterapkan oleh pemerintah
dalam arti luas untuk mencapai tujuan masyarakat. Dengan kata lain, kebijakan
publik adalah suatu keputusan - keputusan dari lembaga yang berwenang atau
pemerintah yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Seperti kebijakan
tentang tarif dasar listrik (TDL), tarif telepon, harga BBM, dan tarif bus kota.
2. Pengertian kebijakan publik menurut pendapat para ahli - Berikut pendapat
para ahli mengenai definisi kebijakan publik :
Thomas R. Dye : Menurut Thomas R. Dye, pengertian kebijakan publik
adalah segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka
melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama tampil
berbeda
3
Carl Frederich : Menurut Carl Frederich, pengertian kebijakan publik adalah
serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah
dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada
David Easton : Menurut David Easton, pengertian kebijakan publik adalah
pengaruh dan aktivitas pemerintah.
Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa kebijakan dapat berasal
dari seorang pelaku atau sekelompok pelaku yang berisi serangkaian tindakan
yang mempunyai tujuan tertentu. Kebijakan ini diikuti dan dilaksanakan oleh
seorang pelaku atau sekelompok pelaku dalam rangka memecahkan suatu masalah
tertentu. Jadi pengertian dari kebijakan publik adalah segala peraturan dan
tindakan pemerintah yang disusun serta dilaksanakan untuk kepentingan umum
atau masyarakat (publik).
3. Macam-Macam Kebijakan Publik - Pada dasarnya kebijakan umum
dibedakan menjadi tiga, antara lain sebagai berikut..
Kebijakan Umum Ekstraktif adalah penyerapan sumber-sumber materiil dan
sumber daya manusia yang ada di masyarakat. Seperti pemungutan pajak
dan tarif, iuran dan retribusi dari masyarakat, dan pengolahan sumber alam
yang terkandung dalam wilayah negara
Kebijakan umum distributif adalah pelaksanaan distrubusi dan alokasi
sumber-sumber kepada masyarakat. Distribusi berarti pembagian secara
relatif merata kepada semua anggota masyarkat, sedangkan alokasi berarti
yang mendapat bagian cenderung kelompok atau sektor masyarakat tertentu
sesuai dengan skala prioritas yang ditetapkan atau sesuai dengan situasi
yang dihadapi pada waktu itu.
Kebijakan umum regulatif adalah pengaturan perilaku anggota masyarakat.
Kebijakan umum yang bersifat regulatif merupakan peraturan dan
kewajiban yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat dan para
penyelenggara pemerintahan negara.
4. Sebuah kebijakan yang dibuat pasti memiliki fungsi-fungsi. Fungsi Kebijakan
Publik adalah sebagai berikut :
Menciptakan ketertiban dalam masyarakat demi kelancaran pelakanan
kebijaksanaan ekstraktif dan distributif
4
Menjamin hak asasi warga masyarakat dari penyalahgunaan kekuasaan yang
dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan ataupun kelompok dominan di
masyarakat.
B. Unsur-Unsur Dalam Kebijakan Publik
Kebijakan publik merupakan suatu sistem ilmu yang terdiri dari subsistem,
dan dalam kebijakan publik terdapat dua (2) perspektif, yaitu perspektif proses
kebijakan dan struktur kebijakan.
Dari perspektif proses kebijakan terdapat tahapan identifikasi masalah,
formulasi kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan evaluasi kebijakan. Sebagai
berikut :
a. Identifikasi Masalah atau Agenda Setting
Agenda setting adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam
realitas kebijakan publik. Dalam proses inilah memiliki ruang untuk memaknai
apa yang disebut sebagai masalah publik dan prioritas dalam agenda publik
dipertarungkan. Jika sebuah isu berhasil mendapatkan status sebagai masalah
publik, dan mendapatkan prioritas dalam agenda publik, maka isu tersebut berhak
mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih daripada isu lain.
Dalam agenda setting juga sangat penting untuk menentukan suatu isu
publik yang akan diangkat dalam suatu agenda pemerintah. Issue kebijakan
(policy issues) sering disebut juga sebagai masalah kebijakan (policy problem).
Policy issues biasanya muncul karena telah terjadi silang pendapat di antara para
aktor mengenai arah tindakan yang telah atau akan ditempuh, atau pertentangan
pandangan mengenai karakter permasalahan tersebut. Menurut William Dunn
(1990), isu kebijakan merupakan produk atau fungsi dari adanya perdebatan baik
tentang rumusan, rincian, penjelasan maupun penilaian atas suatu masalah
tertentu. Namun tidak semua isu bisa masuk menjadi suatu agenda kebijakan.
Ada beberapa Kriteria isu yang bisa dijadikan agenda kebijakan publik
(Kimber, 1974; Salesbury 1976; Sandbach, 1980; Hogwood dan Gunn, 1986)
diantaranya:
Telah mencapai titik kritis tertentu jika diabaikan, akan menjadi ancaman
yang serius;
5
telah mencapai tingkat partikularitas tertentu berdampak dramatis;
menyangkut emosi tertentu dari sudut kepent. orang banyak (umat
manusia) dan mendapat dukungan media massa;
menjangkau dampak yang amat luas ;
mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat ;
menyangkut suatu persoalan yang fasionable (sulit dijelaskan, tetapi
mudah dirasakan kehadirannya)
b. Formulasi Kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas
oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari
berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Sama halnya dengan
perjuangan suatu masalah untuk masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap
perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih
sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah
c. Pelaksanaan Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses dasar
pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur oleh
kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah. Namun
warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah yang sah.Mendukung.
Dukungan untuk rezim cenderung berdifusi - cadangan dari sikap baik dan niat
baik terhadap tindakan pemerintah yang membantu anggota mentolerir
pemerintahan disonansi. Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-
simbol tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung
pemerintah.
d. Evaluasi Kebijakan
Secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak. Dalam hal ini , evaluasi dipandang sebagai suatu
kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap
akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan
demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalh-masalah
6
kebijakan, program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah
kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan
Sedangkan pada perspektif struktur, terdapat lima (5) unsure kebijakan,
sebagai berikut :
a. Tujuan kebijakan kebijakan yang baik harus mempunyai tujuan yang baik.
Tujuan yang baik tersebut sekurang-kurangnya harus memenuhi 4 kriteria
sebagai berikut :
Apa yang diinginkan untuk dicapai
Bersifat rasional atau realistis (rational or realistic)
Jelas (clear)
Berorientasi kedepan (future oriented)
b. Masalah merupakan unsur yang sangat penting dalam kebijakan. Kesalahan
dalam menentukan masalah secara tepat dapat menimbulkan kegagalan total
dalam seluruh proses kebijakan. Jadi kalau suatu masalah telah dapat
diidentifikasi secara tepat, maka ini berarti sebagian pekerjaan dapat
dianggap dikuasai. Sebab, apabila keliru mengidentifikasi masalah, maka
orang terperosok pada anggapan bahwa sebuah gejala sebagai masalah.
Sebagai contoh, kekeliruan mendiagnosa sakit panas pada tubuh pasien
antara orang awam dengan dokter. Demikian juga kekeliruan dalam
merumuskan masalah antara urbanisasi dengan tingkat kriminalitas.
c. Tuntutan (demand), secara umum sudah diketahui, bahwa partisipasi
merupakan indikasi dari masyarakat maju. Partisipasi itu dapat berbentuk
dukungan, tuntutan dan tantangan atau kritik. Seperti halnya prtisipasi pada
umumnya, tuntutan dapat bersifat moderat atau radikal. Kedua sifat ini
tergantung tingkat urgensinya, gerahnya masyarakat dan sikap pemerintah
dalam menggapai tuntutan itu. Tuntutan terjadi karena salah satu dari 2
sebab sebagai berikut :
Karena terabaikannya kepentigan suatu golongan dalam proses
kebijakan, sehingga kebijakan yang dibuat pemerintah dirasakan tidak
memenuhi atau merugikan kepentingan mereka.
Karena munculnya kebutuhan baru setelah tujuan tercapai atau suatu
masalah terpecahkan.
7
d. Dampak (Impact), dalam ekonomi, dampak ganda disebut multiplier effect.
Misalnya kebijakan dalam investasi, perpajakan, atau pengeluaran
pemerintah untuk membiayai program rutin atau pembangunan dan
sebagainya. Tindakan kebijakan itu membawa pengaruh pada pertambahan
atau pengurangan yang berlipat ganda atas pertambahan pendapatan
masyarakat secara menyeluruh. Multiplier effect juga dapat terjadi pada
bidang social dan politik baik positif maupun negative. Setiap kebijakan
yang bersifat positif ataupun negative dapat berdampak positif atau negative
pula.
e. Sarana (Policy Instrument), suatu kebijakan dilaksanakan dengan
menggunakan sarana dimaksud. Sarana tersebut antara lain berupa
kekuasaan, insentif, pengembangan kemampuan, simbolis dan perubahan
kebijakan itu sendiri. Misalnya menghapus becak dan rumah gubuk di DKI
Jakarta menggunakan sarana kekuasaan.
8
BAB IV
PENUTUPA. Kesimpulan
Pembuatan kebijakan publik adalah sebuah proses politik yang
melibatklan berbagai kepentingan dan sumber daya sehingga akhir dari proses
politik tersebut adalah produk subyektif yang diciptakan oleh pilihan-pilihan sadar
dari pelaku kebijakan.
Pembuatan kebijakan publik adalah sebuah proses politik yang
melibatklan berbagai kepentingan dan sumber daya sehingga akhir dari proses
politik tersebut adalah produk subyektif yang diciptakan oleh pilihan-pilihan sadar
dari pelaku kebijakan. Untuk itu pemahaman tentang makna kebijakan publik
menyangkut ruang lingkup, tahapan dan model-modelnya menjadi penting
dilakukan dalam rangka membangun demokrasi.
B. Saran
Kebijakan publik harusnya berorientasi kepada pencapaian tujuan
kesejahteraan rakyat, maka harus dimaknai dalam dua pengertian pokok, yaitu :
memecahkan masalah kesejahteraan rakyat dan memenuhi kebutuhan sosialnya.
Sehingga alur kebijakan publik dalam dimensi mencapai tujuan
kesejahteraan rakyat adalah: (1) mengidentifikasi dan menentukan tujuan
kesejahteraan rakyat; (2) Memecahkan masalah kesejahteraan rakyat; (3)
Merumuskan kebijakan publik untuk kesejahteraan rakyat; dan, (4) Memenuhi
kebutuhan sosial secara keseluruhan.
Secara lebih rinci, tujuan-tujuan kebijakan publik yang berkaitan dengan
kesejahteraan rakyat adalah: (1) Mengantisipasi, mengurangi, atau mengatasi
masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.(2) Memenuhi kebutuhan-
kebutuhan individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang tidak dapat mereka
penuhi secara sendiri-sendiri melainkan harus melalui tindakan kolektif. (3)
Meningkatkan hubungan intrasosial manusia dengan mengurangi kedisfungsian
9
sosial individu atau kelompok yang disebabkan oleh faktor-faktor internal-
personal maupun eksternal-struktural. (4) Meningkatkan situasi dan lingkungan
sosial-ekonomi yang kondusif bagi upaya pelaksanaan peranan-peranan sosial dan
pencapaian kebutuhan masyarakat sesuai dengan hak, harkat, dan martabat
kemanusiaan. (5) Menggali, mengalokasikan dan mengembangkan sumber-
sumber kemasyarakatan demi tercapainya kesejahteraan rakyat dan keadilan
sosial.
Kebijakan kesejahteraan rakyat harus memiliki efek pada penghilangan
segala bentuk diskriminasi. Kebijakan sosial harus mendorong bahwa semua
anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan, pekerjaan yang layak, berserikat dan berkumpul dalam organisasi
sosial, tanpa mempertimbangkan usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, ras,
suku bangsa, dan agama. Pendistribusian hak menunjuk pada perluasan
kesempatan individu dan kelompok dalam mengontrol sumber-sumber material
dan non-material. Ketiga aspek tersebut pada umumnya merupakan kerangka
acuan pemerintah dalam menentukan tujuan kebijakan publik berkaitan dengan
kesejahteraan rakyat.
Jelasnya, bahwa kebijakan kesejahteraan rakyat harus memperhatikan
distribusi barang dan pelayanan, kesempatan, dan kekuasaan yang lebih luas, adil
dan merata bagi segenap warga masyarakat. Sehingga diharapkan pembangunan
nasional dapat berjalan sesuai dengan tujuan nasional.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kita Punya. 2015, diakses pada bulan Maret 2016 dari http://www.kitapunya.net/2015/08/pengertian-tujuan-dan-contoh-kebijakan.html
Artikel Sianan. 2015, diakses pada bulan Maret 2016 dari, http://www.artikelsiana.com/2015/06/kebijakan-publik-pengertian-macam-jenis-fungsi-fungsi.html#
Genggam Internet. 2014, diakses pada bulan Maret 2016 dari, http://genggaminternet.com/pengertian-dan-definisi-kebijakan-publik/
Suryono, Agus. 2014. “Kebijakan Publik untuk Kesejahteraan Rakyat”. Jakarta.
Ramadan, Wahyudi. 2016. “Siklus Pembuatan Kebijakan”, pada tanggal 1 Maret 2016.
11
top related