kebiasaan menonton televisi

Post on 12-Jun-2015

992 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Tulisan tentang hasil penelitian yang dimuat di dalam buku Sociology of Education ini dimasudkan untuk:1. mencari derajat pengawasan orang tua terhadap kebiasaan anak menonton televisi dan lamanya anak kelas VI Sekolah Katolik di Sydney menonton televisi,2. mengetahui hubungan antara kebiasaan anak menonton televisi dan pengawasan orang tua dalam rangka peningkatan pengenalan televisi sebagai medium pendidikan dan sosialisasi anak,3. mengetahui pengaruh kebiasaan menonton televisi dengan pengalaman yang mereka peroleh.

TRANSCRIPT

ANALISIS KRITIS DARI HASIL PENELITIAN “KEBIASAAN ANAK MENONTON TELEVISI DAN

PENGAWASAN ORANG TUA”

Oleh

WIDIATMOKOE.: moko.geong@gmail.com

W.: http://mokogeong.multiply.comJakarta, Indonesia

PendahuluanLaporan ini mencoba memberikan paparan analisis kelebihan dan kekurangan atas hasil penelitian yang dilakukan oleh K.B. Canavan (Catholic Education Office, Sydney) yang berjudul ‘Kebiasaan Anak Menonton Televisi dan Pengawasan Orang Tua’ yang dimuat di dalam buku Sociology of Education tahun 1976.

AbstrakTulisan tentang hasil penelitian yang dimuat di dalam buku Sociology of Education ini dimasudkan untuk:1. mencari derajat pengawasan orang tua terhadap kebiasaan anak

menonton televisi dan lamanya anak kelas VI Sekolah Katolik di Sydney menonton televisi,

2. mengetahui hubungan antara kebiasaan anak menonton televisi dan pengawasan orang tua dalam rangka peningkatan pengenalan televisi sebagai medium pendidikan dan sosialisasi anak,

3. mengetahui pengaruh kebiasaan menonton televisi dengan pengalaman yang mereka peroleh.

Kelebihan dan Kelemahan pada LatarbelakangPenelitian ini memiliki berbagai kelebihan yang mendasarkan pada latarbelakang berbagai hasil penelitian di berbagai tempat baik di Australia E.: moko.geong@gmail.comW.: http://widiatmoko.blog.com

1

maupun Amerika Utara. Disebutkan bahwa kebiasaan atau kegiatan istirahat tidur merupakan kegiatan yang lebih banyak dilakukan oleh anak dibandingkan dengan kegiatan mereka yang bersinggungan dengan media masa. Hal ini sebagaimana survei yang dilakukan di Australia dan Amerika Utara yang mana anak-anak usia 5 – 14 tahun memiliki kebiasaan menonton televisi lebih dari 1.100 jam per tahun. Mereka juga menghabiskan sekitar 1.000 jam per tahun di kelas.

Banyak pihak memiliki pandangan yang kontradiktif tentang kebiasaan menonton televisi, baik itu orang tua, guru, rohaniwan, sampai kaum muda. Pendapat yang satu menyatakan bahwa menonton televisi menimbulkan minat baca, berfungsi sebagai media pengajaran, dan sebagai sarana hiburan. Sedangkan pendapat lainnya menyatakan sebaliknya yakni menonton televisi dapat mengajarkan kebohongan, menyita waktu bermain, meracuni pikiran mereka, dan, masih banyak pendapat-pendapat yang kontradiktif lainnya.

Berdasarkan atas alasan yang peneliti kemukakan, disorotilah peranan orang tua di era global untuk mengawasi kebiasaan anak-anak mereka. Hal ini sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Barcus ‘Pengaruh Orang Tua terhadap Anak Menonton Televisi’ yang dimuat di Television Quarterly tahun 1969. Menurutnya, para orang tua di Amerika Serikat tidak memiliki pengawasan terhadap program-program televisi yang anak-anak tonton.

Kelebihan lain dari penelitian ini adalah acuan hasil penelitian yang dilakukan oleh: (1) Hess dan Goldman yang berjudul ‘Pandangan Orang Tua tentang Pengaruh Televisi pada Anak-anak’ yang dimuat di dalam Child Development tahun 1962. Dikatakan bahwa lebih dari separuh anak-anak di Amerika memiliki kebebasan memilih program televisi yang mereka sukai, sementara yang lain masih adanya peranan orang tua – khususnya ibu – dalam menyeleksi program-program televisi bagi anak-anaknya. (2) Niven dalam penelitiannya ‘Siapa di dalam Keluarga yang Memilih Program Televisi?’ yang dimuat di dalam Journalism Quarterly tahun 1960 menemukan bahwa antara jam 7 dan 9 malam keputusan keluarga begitu bermakna atas program apa yang akan ditontonnya. (3) Wand dalam penelitiannya ‘Menonton Televisi dan Perbedaan Pilihan Keluarga’ tahun 1968 menemukan bahwa di dalam keluarga di Ottawa pilihan anak-anak yang lebih tua lebih dominan untuk menentukan program televisi kesukaannya daripada anak-anak yang lebih muda dan pilihan yang yang dilakukan oleh ibu merupakan program kesukaan ayahnya. Menurutnya juga, keluarga Amerika cenderung menonton televisi secara berkelompok

E.: moko.geong@gmail.comW.: http://widiatmoko.blog.com

2

atas program-program yang mencerminkan kesukaan bersama. (4) Chaffee dkk dalam penelitiannya ‘Pengaruh Orang Tua terhadap Penggunaan Media Orang Dewasa’ yang diterbitkan oleh American Behavioral Scientist tahun 1971 menemukan bahwa para orang tua di Amerika memiliki pengaruh terhadap para anaknya berkenaan dengan apa yang mereka tidak lakukan daripada apa yang mereka lakukan. Chaffee memberikan sebuah model bahwa orang tua yang bersinggungan dengan media memberikan model bagi perilaku anak-anaknya menonton televisi. (5) Efron dan Hickey dalam penelitiannya ‘Televisi dan Anak-anak: Upaya Mencari sebuah Jawaban’ yang diterbitkan tahun 1969 menemukan adanya pengaruh antara status sosial ekonomi dan pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya menonton televisi. Dikatakan, semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin tinggi tingkat pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya menonton televisi. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitiannya Blood yang berjudul ‘Kelas Sosial dan Pengawasan Orang Tua tentang Menonton Televisi’ tahun 1961. Ditemukan, 3,8 jam anak-anak dari kelas sosial ekonomi rendah dan 2,3 jam anak-anak dari kelas sosial ekonomi menengah ke atas memiliki kebiasaan menonton televisi. (6) Greenberg dan Dominik dalam penelitiannya ‘Sikap terhadap Televisi pada Anak-anak yang Kurang Beruntung’ tahun 1969 menemukan orang-orang Negro yang berpenghasilan rendah membutuhkan sekitar 7 jam untuk menonton televisi dan 4 jam pada anak-anak kulit putih berpenghasilan tinggi.

Kelemahan latarbelakang penelitian dan hasil penelitian yang relevan sebagai acuan teori sebagaimana tersebut di atas; Barcus (1969), Hess & Goldman (1962), Niven (1962), Wand (1968), Chaffee (1971), Efron & Hickey (1969), Greenberg & Dominik (1969), dan Blood (1961) menyajikan keadaan: kebebasan anak menonton televisi, siapa yang memberikan keputusan atas program televisi yang dipilih di dalam keluarga, pengaruh orang tua atas pilihan program televisi yang ditonton anak-anak, pengaruh tingkat sosial ekonomi terhadap pengawasan anak-anak menonton televisi, dan durasi waktu yang anak-anak habiskan untuk menonton televisi tanpa – bagi peneliti – menyajikan akibat atau pengaruh negatif menonton televisi bagi perkembangan mental dan kecerdasan anak-anak, pengaruh positif sebagai medium pembelajaran dan peningkatan wawasan sosial anak-anak. Di sini peneliti tidak berupaya mengemukakan hasil-hasil penelitian yang menyatakan adanya perbedaan antara anak-anak yang biasa menonton televisi dan yang tidak.

E.: moko.geong@gmail.comW.: http://widiatmoko.blog.com

3

Kelebihan dan Kelemahan dalam MetodologiKelebihan metodologi ini mencakupi: (1) penelitian ini bersifat deskriptif tanpa adanya manipulasi variabel, (2) adanya hipotesis penelitian, (3) teknik sampel kuota berjumlah 300 responden yang mewakili jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi orang tua yang mendasarkan pada hasil sensus, jenis sekolah yang mendasarkan keterwakilan dalam tingkat sosial ekonomi, dan (4) alat pengumpul data/instrumen yang berupa kuesioner yang diberikan kepada 300 responden.

Kelemahan metodologi ini mencakupi: (1) tidak menguji perbedaan pengaruh antara pengawasan orang tua dan kebiasaan anak menonton televisi, (2) hanya menguji hipotesis penelitian ‘anak-anak yang menonton dalam kategori sedang dan berat memiliki pengawasan yang kurang dari orang tua daripada mereka yang menonton dalam kategori sedikit. Di sini hipotesis tidak banyak mengacu pada kerangka teori yang dibangun yakni apakah ada perbedaan pengalaman anak-anak yang menonton televisi lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang sedikit; apakah adanya pengaruh positif anak-anak yang menonton televisi lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tidak; apakah adanya pengaruh negatif anak-anak yang menonton televisi lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tidak, (3) jumlah sampel kuota sejumlah 300 yang hanya terpenuhi sebanyak 258 responden, (4) cara pengambilan data dengan melalui pos yang berdampak tidak baik, yakni keterbatasan jaminan pada jumlah mereka yang mengembalikan kuesioner, tidak diketahuinya responden yang mengisi kuesioner (apakah anak-anak, orang dewasa, orang tua, dan sebagainya), tidak diketahuinya kepastian tentang apakah mereka mengisi secara benar atau tidak.

Kelebihan dan Kelemahan dalam Hasil AnalisisHasil analisis data penelitian menunjukkan (1) diketahuinya rata-rata 2,48 jam per hari siswa kelas 5 dan 6 yang menonton televisi dari Senin sampai Kamis, (2) adanya klasifikasi jenis penonton berat (3-6 jam), sedang (2-3 jam), ringan (0-2 jam) dengan persentase, (3) adanya temuan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi mereka semakin tinggi mereka mengontrol jumlah dan jenis program televisi yang mereka tonton.

Hasil analisis data penelitian menunjukkan beberapa kelemahan, yakni (1) uji Chi kuadrat menunjukkan tingkat perbedaan antara tingkat menonton televisi dan pengawas utama, tingkat menonton televisi dan status sosial ekonomi, waktu menonton televisi dan status ekonomi sosial tanpa adanya hipotesis penelitian sebelumnya, (2) tidak signifikannya uji

E.: moko.geong@gmail.comW.: http://widiatmoko.blog.com

4

hipotesis penelitian ‘Anak-anak yang menonton sedang dan berat memiliki pengawasan yang lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang sedikit’, (3) sampel yang digunakan adalah stratified - hal yang berbeda dari sampel kuota, (4) adanya fenomena yang tidak diharapkan bahwa ternyata anak-anak dari kelas menengah cenderung lebih banyak menonton televisi daripada anak-anak dari kelas pekerja dan bahwa mereka (kelas menengah) lebih memiliki kontrol yang lebih daripada mereka yang berasal dari kelas pekerja, hal yang tentu menolak hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan adanya hubungan antara status sosial ekonomi dan waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, (5) data status pekerjaan dari sensus bukanlah merupakan instrumen yang tepat untuk menentukan status sosial ekonomi orang tua, (6) daerah di mana penelitian berlangsung lebih banyak kelas pekerja, yang bermakna bahwa anak-anak ini cenderung memiliki nilai-nilai yang berbeda daripada mereka yang memiliki kebiasan pengawasan yang lebih terhadap anak-anaknya dan ini menimbulkan spekulasi untuk dilakukan penelitian selanjutnya, (7) tidak adanya hasil temuan yang menyatakan bahwa menonton berat memiliki pengawasan yang lebih rendah daripada mereka yang menonton sedang, yang ada hanya yang menonton berat dan sedang memiliki pengawasan yang lebih rendah daripada mereka yang menonton ringan.

PenutupBerdasarkan atas hasil penelitian yang berkenaan dengan kebiasaan menonton televisi pada usia anak-anak, diperoleh beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai tilikan kritis. Kritik itu berkaitan dengan latar, acuan teoretik, metodologi penelitian, dan analisis dan pembahasan hasil penelitian. Implikasi penelitian itu lebih berguna pada penerapan penanganan dan pendekatan pendidikan anak di lingkup keluarga di rumah oleh orang tua.

***

E.: moko.geong@gmail.comW.: http://widiatmoko.blog.com

5

top related