keadaan pendidikan di provinsi nanggroe aceh darussalam pasca gempa dan tsunami

Post on 30-Dec-2015

85 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

KEADAAN PENDIDIKAN DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PASCA GEMPA DAN TSUNAMI. DINAS PENDIDIKAN PROVINSI NAD 2005 Maret 2005. DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD. Menghancurkan dan merusak 1.086 gedung sekolah, 24 Dayah, 3 SKB dan 3 Gedung PAUD Percontohan. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

KEADAAN PENDIDIKAN DI PROVINSI NANGGROE ACEH

DARUSSALAMPASCA GEMPA DAN TSUNAMI

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI NAD2005

Maret 2005

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD

Menghancurkan dan merusak 1.086 gedung sekolah, 24 Dayah, 3 SKB dan 3 Gedung PAUD Percontohan.

Juga telah menghancurkan buku-buku, peralatan dan infrastruktur yang ada.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (02)

Menghancurkan/ merusak mebiler sekolah 3.320 ruang kelas.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (03)

Menghancur- kan/merusak pagar sekolah sepanjang 10.800 meter.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (04)

Menghan-curkan 652 unit Rumah Dinas Guru/ Kepala Sekolah/ Penjaga Sekolah.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (05)

Menewaskan 2.363 orang guru, 232 pegawai, dan 24.885 orang siswa.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (06)

Menewaskan ribuan sanak keluarga para guru/tenaga kependidikan lainnya.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (07)

Sekitar 3.000 guru/tenaga kependidikan kehilangan rumah pribadi dan harta benda lainnya.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (08)

Ribuan siswa kehilangan orang tua.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (09)

Sekitar 47.000 siswa ikut mengungsi dan 5.600 siswa pindah ke daerah lain.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (10)

Lebih dari 150.000 siswa menghadapi kendala belajar.

DAMPAK TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN NAD (11)

LANGKAH-LANGKAH DARURAT

Mendata kerusakan sarana/ prasarana dan korban (guru, pegawai, siswa).

Memberikan uang panik sebesar Rp.500.000,- per guru/pegawai yang menjadi korban.

Menetapkan tanggal 26 Januari 2005 sebagai hari kembali masuk sekolah.

Membersihkan sekolah yang masih utuh dari lumpur, sampah dan jenazah.

Membangun tenda-tenda tempat belajar.

Mendistribusikan bantuan buku-buku, alat tulis, pakaian seragam, dan lain-lain.

Bekerjasama dengan pihak keamanan dan relawan untuk memindahkan pengungsi yang menempati sekolah.

Mengkoordinasikan LSM yang melaksanakan pembelajaran darurat.

Mengkoordinasikan penerimaan siswa korban tsunami yang pindah ke luar daerah (diterima sementara tanpa persyaratan administrasi yang baku)

Mempersiapkan “remedial teaching” bagi siswa Kelas III SMP dan SMA.

Memersiapkan penempatan siswa Kelas III SMK ke PPPG (Medan, Yogyakarta, Malang dan Cianjur) serta ke SMK di Kabupaten/Kota lain dalam Provinsi NAD

POLA PEMBELAJARAN DARURAT Menempatkan siswa di sekolah-

sekolah terdekat (belajar sore hari). Menggunakan gedung fasilitas

umum sebagai tempat belajar. Menggunakan tenda-tenda sebagai

tempat belajar.

PELAKSANAAN PBM DI LAPANGAN Minggu-minggu pertama PBM

ditekankan pada “trauma counselling” Mengoptimalkan peran guru termasuk

relawan untuk pembelajaran darurat. Menyalurkan bantuan kelengkapan

belajar (seragam, alat tulis, school in a box, buku-buku, dll)

PBM yang menumpang pada sekolah lain berlangsung sore hari.

Kegiatan pendidikan luar sekolah ditekankan pada PADU dan Lifeskill Education.

Penyediaan gedung sekolah sementara atau penambahan ruang kelas baru di lokasi Hunian Sementara, termasuk penyediaan guru dan sarana penunjang kegiatan belajar.

PENDIDIKAN ANAK DI HUNTARA Strategi : Menempatkan anak ke

sekolah terdekat dengan Huntara (berjarak 0,5-3 km), dengan cara :- Menambah ruang kelas baru pada sekolah terdekat, atau- Pembangunan gedung sekolah

sementara/darurat di Huntara.

PENDIDIKAN ANAK DI HUNTARA (Lanjutan) Memenuhi kebutuhan guru di Huntara,

dengan cara :- Mengambil guru yang sekolahnya

tidak berfungsi lagi (rusak) - Penambahan guru bantu (kontrak)- Guru relawan.

PENDIDIKAN ANAK DI HUNTARA (Lanjutan) Memenuhi kebutuhan alat kelengkapan

siswa di Huntara, dengan cara :- Pakaian, buku, alat tulis, alat peraga, alat olahraga, alat bermain dari bantuan yang ada. - Makanan tambahan siswa dari WFP- Beasiswa

BANTUAN YANG DITERIMA

Antara lain dari :- Depdiknas RI - Unicef- Save the Children- LSM/NGO dalam

dan luar negeri- Perorangan/ Kelompok- Perusahaan- Pers (Suara Rakyat Merdeka, Kompas)- Dan lain-lain

Disalurkan ke Dinas Pendidikan Provinsi selanjutnya diteruskan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

PENYALURAN BANTUAN

PENYALURAN BANTUAN Disalurkan

langsung ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota oleh penyumbang tetapi dikoordinasikan di Provinsi.

Disalurkan langsung ke sasaran (lokasi) dengan atau tanpa koordinasi

TAWARAN BANTUAN

Save The Children JICA - Alat lab SMA/praktek SMK PT Indosat, Tbk - gedung sek 1 unit PASIAD (Turki) – International school,dl World Vision (Kristen Int)- Rehab/Kontrs Human Aid (Muslim Inggris) – boarding

school anak yatim

TAWARAN BANTUAN (Lanjutan) Malaysia - beasiswa Lions Club International - Pakaian Rep. Irlandia - Mebiler Jerman - SMK Italia - SMK IRC/CARDI - Alat

TAWARAN BANTUAN (Lanjutan) CONCERN AMURT - Rehabilitasi KOMPAS/TV7/Gramedia - buku tulis PARFI - gedung sekolah LSM HIDAYATULLAH - guru, beasiswa BMA (JAWA BARAT) - Rehabilitasi CORDAID - Rehabilitasi & Rekons

(Simeulue) DAN LAIN-LAIN LSM DALAM NEGERI

KENDALA DI LAPANGAN

Sulit mengumpulkan data riil karena selain pengungsi sering berpindah, sarana komunikasi/transportasi juga belum lancar.

Belum semua guru dan pegawai melaporkan diri dan masuk bertugas.

KENDALA DI LAPANGAN

Guru tidak punya tempat tinggal. Sebagian guru dan siswa mengungsi

jauh dari lokasi sekolah sementara sarana transportasi terbatas dan mahal.

Administrasi sekolah termasuk catatan hasil belajar siswa banyak yang hilang

UPAYA YANG DITEMPUH

“Rapid assesment” dengan batuan Unicef

Menyalurkan bantuan tenda untuk guru Mempersiapkan penerimaan 1.000 orang

guru kontrak yang akan dibiayai Unicef Mengoptimalkan peran guru yang ada

termasuk relawan

TAHAP REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI Diharapkan secara bertahap dapat

dimulai pembangunan kembali sekolah yang hancur/rusak, termasuk pengadaan sarana penunjangnya.

Pengangkatan guru PNS dan Guru Bantu.

Pengadaan buku, alat pelajaran, alat praktek, pakaian seragam siswa.

PERTIMBANGAN UNTUK REHABILITASI dan REKONSTRUKSI

Regrouping ----- > tidak semua sekolah perlu dibangun

Relokasi --- > Mempertimbangkan lokasi baru pemukiman penduduk

Sebagian sekolah perlu berasrama (boarding school)

PERTIMBANGAN UNTUK REHABILITASI dan REKONSTRUKSI

Pembangunan Rumah Dinas Guru dan Penjaga Sekolah ----- > Diprioritaskan.

Pengangkatan Guru PNS dan Guru Kontrak--- > Segera.

Boarding school untuk anak yatim ---- > Perlu dan mendesak.

PERTIMBANGAN UNTUK REHABILITASI dan REKONSTRUKSI

Batasan Peraturan Pemerintah dalam menerima bantuan asing -----> Dipertimbangkan, disederhanakan.

Momentum kebangkitan pendidikan NAD ----> memfasilitasi pembukaan Sekolah Internasional di NAD.

KEBUTUHAN BANTUANYANG SANGAT MENDESAK

Dana operasional untuk sekolah yang menampung anak pengungsi meliputi BOP sekolah dan honorarium guru bantu dan kelebihan jam mengajar.

Pakaian seragam, alat tulis serta buku pelajaran.

Mebiler untuk murid dan guru beserta kelengkapan belajar lainnya.

TERIMA KASIH

WASSALAMUALAIKUM WR. WB.

Banda Aceh, 7 Maret 2005

Bina Program

top related