kausalitas kota dan wilayah belakangnya

Post on 14-Apr-2017

583 Views

Category:

Education

2 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KAUSALITAS KOTA DAN WILAYAH BELAKANGNYA

ANISA REDINA TRIJAYANTIANITA SILVIA DAMAYANTI

FIRMAN SAKSONO

Pengertian Kota dan Wilayah Belakangnya

WILAYAH

WILAYAH FORMAL(FORMAL REGION)

WILAYAH FUNGSIONAL(FUNCTIONAL REGION)

(NODAL REGION)

Formal Region

Wilayah/daerah pesisir

Wilayah/daerah rawa

Wilayah/daerah pertanian

Nodal Region• Nodus atau inti yang

merupakan pusat kota (city).

• Internal area (hinterland), adalah wilayah sekitar kota yang fungsinya memasok kebutuhan harian kota tersebut.

• Eksternal area, adalah jalur penghubung antara kota wilayah pemasok kebutuhan kota tersebut.

• Ialah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (center) dan daerah belakangnya (hinterland).

• Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, arus faktor produksi, arus barang dan jasa, ataupun arus komunikasi dan arus transportasi. Dalam konteks ini menurut Allen dan MacLellan (dalam Sukirno, 1976), batasan wilayah nodal ditentukan oleh sejauhmana pengaruh dari suatu pusat kegiatan ekonomi terhadap kegiatan ekonomi di daerah lain (Centre – Periphery).

• Wilayah nodal memperlihatkan hubungan saling ketergantungan secara fungsional antar pusat dan daerah belakangnya.

Contoh: Jabotabek (Jakarta sebagai centre; Bogor, Tangerang, Bekasi; sebagai Hinterland)

AL

ALIRAN KLASIK

ALIRAN MODERN

Hinterland suatu daerah yang

berbatasan dengan kota dan baik secara langsung maupun tidak langsung mendapatkan pengaruh dari kota, hinterland itu sendiri biasanya berperan sebagai pemasok sumber daya baik alam maupun manusia bagi kota tersebut. Wilayah hinterland biasanya berupa perdesaan.

Definisi Kausalitas

• Sebab-akibat• Dibangun oleh adanya hubungan• Keterkaitan dan ketergantungan

Interaksi Desa dan Kota

Pembangunan wilayah kota selalu berkaitan erat dengan pembangunan daerah sekitarnya. Bahkan sering terjadi “interface” antara keduanya.

Cara-cara kota mempengaruhi desa

INVASI KOTA

PENETRASI KOTA KE DESA

KO-OPERASi KOTA DAN DESA

EKSPANSI KOTA KE DESA

Sifat Hubungan Kota dan Desa

1. Hubungan Saling menguntungkan 2. Hubungan yang Merugikan

Nilai tukar yang tidak seimbang

Surplus wilayah pedesaan banyak terserap ke kota

Alokasi dana pembangunan yang tidak seimbang

(+) Wilayah sekitar

(-) Kota

Migrasi Desa-Kota Kota sebagai pasar produk perdesaan. Kota memberikan lapangan kerja bagi penduduk desa. Ekonomi kota berkembang

(-) Wilayah sekitar

(+) Kota

Sistem Ekonomi Desa-Kota

Nilai tukar produk desa lebih rendah daripada produk kota. Surplus dari desa mengalir ke kota. Menikmati kemakmuran dari rendahnya nilai produk desa. lkut menikmati subsidi produk desa Surplus dari desa menggerakkan ekonomi kota.

(+) Wilayah Sekitar

(-) Kota

Migrasi penduduk desa masuk seklor informal kota. Beban pelayanan kota bertambah.

(-) Wilayah Sekitar

(+) Kota

Tenaga produktif desa berkurang. Beban pelayanan kota bertambah.

SIFAT HUBUNGAN PROSES HUBUNGAN

Bentuk-bentuk Kausalitas kota dan wilayah belakangnya

GENERATIF

PARASITIF

ENCLAVE

GENERATIF

kota yang menjalankan bermacam-macam fungsi, baik untuk dirinya sendiri atau untuk daerah belakngnya, sehingga bersifat saling menguntungkan/mengembangkan

SOLO

BARABAI

PARASITIF

kota yang tidak banyak berfungsi untuk menolong daerah belakangnya dan bisa mematikan berbagai usaha yang mulai tumbuh di desa.

BANDUNG

ENKLATIF

Enclatif merupakan bentuk kota yang tidak menguntungkan wilayah pedalaman/desa/hinterlandnya bersifat enclape(tertutup). Terjadi karena kota itu berkembang tetapi tidak mengharapkan input dari daerah sekitarnya melainkan dari luar

TembagaPura

Sawahlunto

top related