kata pengantar · 2020. 7. 29. · kedaruratan nuklir, biologi, dan kimia) 2. penyusunan naskah...
Post on 03-Nov-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya lah, kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019.
Penyusunan LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019 ini mengikuti
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019 menggambarkan
pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas/kegiatan Pusat Analisis Determinan
Kesehatan sepanjang Tahun 2019 berdasarkan Rencana Aksi dan Penrjanjian Kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019. Subtansi laporan mencerminkan hasil
capaian sasaran strategis Pusat Analisis Determinan Kesehatan atas pelaksanaan
program/kegiatan untuk Dukungan Managemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat Analisis
Determinan Kesehatan Tahun 2019 ini disusun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pelaksana dan penyusun program/kegiatan sebagai bahan evaluasi
program/kegiatan yang telah dilaksanakan maupun sebagai bahan perencanaan serta
penyusunan kegiatan/program untuk masa yang akan datang. Sehingga realisasi
program/kegiatan untuk tahun-tahun berikutnya dapat menjadi lebih baik. Kami juga
berharap agar laporan ini juga dapat memberikan manfaat maupun informasi bagi
perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia serta pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan.
Jakarta, Januari 2020
Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Pretty Multihartina
NIP. 196309271989012001
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Pusat Analisis Determinan
Kesehatan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 adalah penyusunan
dokumen analisis lingkungan strategis dan penyusunan dokumen analisis perilaku dan
kesehatan inteligensia. Di mana output tersebut telah terealisasi sebesar 100%. Kegiatan-
kegiatan tersebut mendapatkan dukungan anggaran dalam DIPA sebesar Rp Rp.
18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN, dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
15.302.817.344,- atau 83,32% dari anggaran yang dialokasikan.
Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan dengan menggunakan anggaran sebesar
81% dengan output kinerja, 100 %;
2. UPT Vertikal yang dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi Mental Bidang
Kesehatan dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan anggaran
sebesar 87%;
3. Layanan Prasarana dan Prasarana Internal dengan capaian output sebesar 100%
dengan menggunakan anggaran sebesar 87%;
4. Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output sebesar 100% dengan
menggunakan anggaran sebesar 80%;
5. Layanan Perkantoran dengan capaian output sebesar 100% dengan menggunakan
anggaran sebesar 90%. Meskipun serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun
semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa
hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain
penjadwalan kegiatan tidak tepat waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu
narasumber serta perbedaan paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu
permasalahan dalam kegiatan penyusunan dokumen analisis.
Selama tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menyelesaikan 1)
Analisis Regulasi Tentang Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem Elektronik Atau
Digital Di Indonesia, 2) Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian
Kesehatan 2020-2024; 3) Kesiapan Daerah Dalam Iplementasi Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota, 4) Analisis Pembiayaan Kesehatan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iii
5) Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Kebugaran Dan Jamu Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, 6) Analisis Perilaku Milenial Dalam Mendukung Percepatan
Germas Dan PIS-PK Pada 5 Program Prioritas Nasional,
7) Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah Tertinggal, Perbatasan
Dan Kepulauan Terluar, 8) Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju
Lanjut Usia Aktif (Active Ageing), 9) Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan
Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia; 10) Analisis Kebijakan Peran
Filantropi Untuk Pembangunan Kesehatan; 11) Jejaring Peningkatan Kebijakan
Pembangunan Kesehatan : Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Badan Nasional
Pariwisata Kesehatan.
Selain itu, Pusat Analisis Determinan Kesehatan juga telah menghasilkan capaian
kinerja lainnya yang antara lain : 1. Advokasi Hasil Analisis Kebijakan Kesehatan
Dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan Di Indonesia (Pertemuan Koordinasi
Implementasi Inpres 4 Tahun 2019 Tentang Peningkatan Kemampuan Dalam
Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons Wabah Penyakit Pandemi Global, Dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, Dan Kimia) 2. Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan
Badan Nasional Pariwisata Kesehatan 3) Analisis Penguatan Sistem Kesehatan
Nasional Dalam Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan 4). UPT Vetikal
Yang Dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan, 5).
Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional Administrator
Kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
IKHTISAR EKSEKUTIF ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tugas dan Fungsi................................................................................ 2
C. Struktur Organisasi ............................................................................. 3
D. Sistematika Penulisan ........................................................................ 5
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja .......................................................................... 6
B. Perjanjian Kinerja ............................................................................... 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A.1. Capaian Kinerja (4 tahun terakhir) .................................................... 11
1. Analisis Regulasi Tentang Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem
Elektronik Atau Digital Di Indonesia ............................................... 13
2. Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian Kesehatan
2020-2024 ...................................................................................... 19
3. Kesiapan Daerah Dalam Iplementasi Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota ......................................... 21
4. Analisis Pembiayaan Ketahanan Kesehatan ................................. 23
5. Analisis Kebijakan Pengembangan Wisata Kebugaran Dan Jamu
Pusat Analisis Determinan Kesehatan ........................................... 29
6. Analisis Perilaku Milenial Dalam Mendukung Percepatan Germas
Dan PIS-PK Pada 5 Program Prioritas Nasional ............................ 31
7. Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan Di Daerah
Tertinggal, Perbatasan Dan Kepulauan Terluar ............................. 35
8. Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju Lanjut
Usia Aktif (Active Ageing) ............................................................... 39
9. Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan Dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia ............................... 45
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan v
10. Analisis Kebijakan Peran Filantropi Untuk Pembangunan
Kesehatan ...................................................................................... 49
A.2. Capaian Kinerja Lainnya
1. Advokasi Hasil Analisis Kebijakan Kesehatan Dalam Mendukung
Pembangunan Kesehatan Di Indonesia (Pertemuan Koordinasi
Implementasi Inpres 4 Tahun 2019 Tentang Peningkatan
Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, Dan Merespons
Wabah Penyakit Pandemi Global, Dan Kedaruratan Nuklir,
Biologi, Dan Kimia) ...................................................................... 54
2. Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan :
Penyusunan Naskah Kajian Pembentukan Badan Nasional
Pariwisata Kesehatan ................................................................... 58
3. Penguatan Analisis Dan Penyusunan Rekomendasi Kebijakan
Pembangunan Kesehatan (Germas) ............................................ 60
4. Analisis Penguatan Sistem Kesehatan Nasional Dalam
Mendukung Pencapaian Spm Bidang Kesehatan ......................... 61
A.3. UPT Vetikal Yang Dibina Dalam Rangka Internalisasi Revolusi
Mental Bidang Kesehatan ................................................................... 65
A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Dan Jabatan
Fungsional Administrator Kesehatan ................................................... 70
A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan ........................................ 72
A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes) ........ 74
B. Analisis Capaian Kinerja 2019 ............................................................... 77
1. Definisi Operasional Indikator 2019 .................................................. 77
2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2019 .......... 77
C. Sumber Daya/ Realisasi Anggaran ....................................................... 77
1. Sumber Daya Manusia ..................................................................... 78
2. Sumber Daya Anggaran ................................................................... 80
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ............................................... 83
D. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................... 84
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 86
B. Tindak Lanjut .................................................................................... ... 87
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS)
Lampiran 2 Formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK)
Lampiran 3 Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Lampiran 4 Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Operasional Indikator ............................................................... 9
Tabel 2 Penjabaran Hasil Kerja .......................................................................... 9
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019............................................................... 10
Tabel 4 Capaian Kinerja 2016 ........................................................................... 12
Tabel 5 Capaian Kinerja 2017 s/d 2019 ............................................................. 12
Tabel 6 Sumber daya/Realisasi anggaran ......................................................... 80
Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2019 .................................. 84
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan viii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan ......................................................... 78
Grafik 2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 78
Grafik 3 Jumlah Pegawai Menurut Golongan ..................................................... 79
Grafik 4 Jumlah Pegawai Menurut JFT .............................................................. 79
Grafik 5 Jumlah Pegawai Menurut JFU .............................................................. 80
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 1
A. Latar Belakang
Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis
determinan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 860, Pusat Analisis Determinan Kesehatan
menyelenggarakan fungsi:
a) penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis lingkungan strategis, analisis
perilaku, dan kesehatan intelegensia;
b) pelaksanaan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan
kesehatan intelegensia;
c) pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis lingkungan strategis,
analisis perilaku, dan kesehatan intelegensia dan;
d) pelaksanaan administrasi Pusat.
Semangat reformasi telah mewarnai upaya pendayagunaan aparatur pemerintah
dengan tuntutan untuk mewujudkan sistem administrasi negara yang mampu
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas penyelenggaraan pemerintah dan
pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance. Pemerintahan
yang baik dan efektif, menuntut kesetaraan, integritas, profesionalisme, serta etos
kerja dan moral yang tinggi. Setiap instansi pemerintah, sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan, wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya, serta kewenangan pengelolaan sumber daya, berdasarkan
suatu perencanaan strategi yang ditetapkan oleh masing-masing instansi.
Pertanggungjawaban yang dimaksud, berupa laporan yang menggambarkan Kinerja
Instansi Pemerintah yang bersangkutan, yaitu Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Laporan tersebut disampaikan kepada atasan masing-masing, Lembaga
Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas, yang akhirnya akan disampaikan kepada
Presiden selaku Kepala Pemerintahan.
LAKIP tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan disusun sebagai
BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 2
pertanggungjawaban atas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun
anggaran 2019 dengan mengacu pada: 1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah; 2) Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
2019; 3) Peraturan Presiden RI nomor 29 tahun 2014, tentang: Sistem Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan ini juga menginformasikan mengenai siklus
SAKIP; dan 4) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2015 – 2019, dengan demikian, tahun 2019 ini, merupakan akhir dari RENSTRA 5
(lima) tahun Kementerian Kesehatan periode 2015 – 2019.
Laporan ini dapat memberikan gambaran tentang upaya yang telah
dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagai bentuk
pertanggungjawaban kepada masyarakat bahwa Pusat Analisis Determinan
Kesehatan mempunyai komitmen dan tekad yang kuat untuk melaksanakan kinerja
organisasi yang berorientasi pada hasil berupa output, di samping itu, LAKIP juga
dimaksudkan sebagai implementasi prinsip transparansi dan akuntabilitas yang
merupakan pilar penting dalam pelaksanaan good governance. LAKIP juga berfungsi
sebagai cerminan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun, agar
pada periode selanjutnya dapat melaksanakan kinerja dengan lebih produktif, efektif
dan effisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan,
maupun koordinasi pelaksanaannya.
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Analisis Determinan Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan teknis, pelaksanaan dan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis determinan kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyelenggarakan beberapa fungsi
dalam melaksanakan tugasnya tersebut, yaitu:
a. Penyusunan Analisis Politik Kesehatan, Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku
Dan Kesehatan Inteligensia;
b. Pelaksanaan Tugas Dukungan Substantif Di Bidang Analisis Politik Kesehatan,
Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku Dan Kesehatan Inteligensia;
c. Pemantauan, Evaluasi, Dan Pelaporan Pelaksanaan Tugas Dukungan Substantif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 3
Di Bidang Analisis Politik Kesehatan, Analisis Sosial Ekonomi, Analisis Perilaku
Dan Kesehatan Inteligensia;
d. Koordinasi Pelaksanaan Revolusi Mental Di Bidang Kesehatan.
e. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga Pusat.
f. Pelaksanaan Fungsi Lain Yang Di Berikan Oleh Menteri.
C. Struktur Organisasi
Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki struktur organisasi, sebagai berikut:
1) Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan;
2) Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari:
- Sub Bagian Program dan Anggaran
- Sub Bagian Kepegawaian, Keuangan dan Umum
3) Bidang Analisis Lingkungan Strategis, yang terdiri dari:
- Sub Bidang Analisis Politik Kesehatan
- Sub Bidang Analisis Sosial dan Ekonomi.
4) Bidang Analisis Perilaku dan Kesehatan Inteligensia, yang terdiri dari:
- Sub Bidang Analisis Perilaku
- Sub Bidang Analisis Kesehatan Inteligensia
5) Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4
STRUKTUR ORGANISASI
PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
(periode Januari 2019 – Desember 2019)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 5
D. Sistematika Laporan
LAKIP Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019 ini menjelaskan
pencapaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan selama tahun 2019.
Capaian kinerja tahun 2019 juga dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan program/kegiatan pada tahun berikutnya Sebagai penjelasannya, akan
diberikan beberapa keterangan tambahan..
Dengan kerangka pikir demikian, maka sistematika penyajian LAKIP Pusat
Analisis Determinan Kesehatan tahun 2019, adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif)
BAB I Pendahuluan
BAB II Perencanaan Kinerja
A. Perencanaan Kinerja, (visi, misi, tujuan, sasaran, DO indikator Kinerja
Kegiatan
B. Perjanjian Kinerja 2019
BAB III Akuntabilitas Kinerja,
A. Capaian Kinerja Organisasi (4 tahun terakhir)
B. Analisis Capaian Kinerja 2019
1. Definisi Operasional Indikator
2. Analisis Keberhasilan / Kegagalan Pencapaian Indikator 2019
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target
b. Permasalahan
c. Pemecahan masalah
d. Rencana Tindak Lanjut
B. Sumber daya / Realisasi Anggaran
1. Sumber Daya Manusia
2. Sumber Daya Anggaran
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
C. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
BAB IV Kesimpulan dan Tindak Lanjut
A. Kesimpulan
B. Tindak Lanjut
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Perencanaan yang dimaksud dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah adalah perencanaan strategis yang merupakan suatu proses awal dari
rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan atau rangkaian pengambilan
keputusan berorientasi pada hasil yang dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai
5 (lima) tahun, yang secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhatikan
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan
tantangan).
Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal,
nasional, dan global, serta tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perencanaan strategis instansi pemerintah merupakan
integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan perkembangan lingkungan strategis, nasional, dan
global, serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan Kepmenkes RI
Nomor HK. 03.01/60/I/2010 tentang RENSTRA Kementerian Kesehatan Tahun 2015
– 2019, yang berfungsi sebagai pedoman manajerial taktis strategis. Untuk
memudahkan pelaksanaan kegiatan tahunan, maka RENSTRA tersebut dijabarkan
ke dalam Perencanaan Kinerja Tahunan. Perencanaan Kinerja Tahunan tersebut
memuat sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 1 (satu) tahunan,
strategi yang digunakan untuk mewujudkan pencapaian sasaran tersebut, serta tolak
ukur dan target kinerja, yang akan digunakan untuk menunjukkan kualitas pencapaian
sasaran yang bersangkutan, yang dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja.
Perjanjjian Kinerja adalah suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan, untuk mewujudkan target kinerja
tertentu, berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki instansi yang bersangkutan.
Perjanjian Kinerja ini menjadi Kontrak Kinerja yang harus diwujudkan oleh para
pejabat di instansi tersebut sebagai penerima amanah, di mana pada setiap akhir
tahunnya akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja serta penilaian terhadap para
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 7
pejabatnya. Perjanjian Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini merupakan upaya dalam
membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan
berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan
kesejahteraan rakyat.
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pusat Analisis Determinan Kesehatan
➢ Visi, Misi
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan mendukung visi
dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”, dengan 7
misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya kemanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara
kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan mayarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53 Agenda prioritas ada 9 (NAWA CITA),
yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 8
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
➢ Tujuan
Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan inteligensia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sehingga tujuan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan tahun 2015 – 2019 yaitu tersusunnya kebijakan
pembangunan kesehatan berdasarkan analisis determinan kesehatan. Sebagai
salah satu satker di bawah Sekretaris Jenderal, indikator Pusat Analisis
Determinan Kesehatan termasuk dalam dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya kementerian kehatan, yaitu persentase harmonisasi dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Hasil analisis determinan
kesehatan dapat digunakan oleh satker lain baik di lingkungan Sekretaris Jenderal
maupun Eselon I lainnya.
➢ Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, adalah
Menyusun Dokumen Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan
Analisis Determinan Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 9
➢ Definisi Operasional Kinerja Kegiatan
Tabel 1
Definisi Operasional Indikator Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Tabel 2
Penjabaran Hasil Kerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
NO
KEGIATAN
INPUT
OUTPUT
OUTCOME
BENEFIT
IMPACT
1 2 3 4 5 6 7
1. Peningkatan
Analisis
Determinan
Kesehatan
Sumberdaya yang digunakan dalam menghasilkan output berupa hasil analisis determinan kesehatan adalah : Anggaran DIPA Satuan Kerja PADK dan dilaksanakan oleh seluruh staf PADK dan jejaringnya
Produk akhir yang
dihasilkan PADK
adalah berupa hasil
Analisis
Determinan
Kesehatan ,
dokumen hasil
analisis Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan, buku
pedoman, buku
profil
Dokumen Hasil
Analisis yang dapat
dimanfaatkan dalam
tahun berjalan (2019)
bagi LS/LP, Pimpinan,
Pusat dan Daerah,
Organisasi Profesi,
LSM.
Manfaat yang
diperoleh
pada tahun
2019 untuk
LS/LP,
Pimpinan,
Pusat dan
Daerah,
Organisasi
Profesi, LSM.
Hasil Analsis yang
dapat
meningkatkan
atau
memperbaiki
kebijakan
strategis,
manajerial,
teknis
B. Perjanjian Kinerja
Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyusun perjanjian kinerja dalam bentuk
Perjanjian Kinerja tingkat eselon II yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perjanjian Kinerja berisi sasaran
strategis, indikator kinerja, dan target kinerja kegiatan yang akan dicapai dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun, sesuai dengan rencana strategis.
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur,
NO
INDIKATOR
DEFINISI
OPERASIONAL
DATA
DUKUNG
TARGET
2015
2016
2017
2018
2019
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Hasil analisis
kebijakan yang
disusun untuk
peningkatan
pembangunan
kesehatan
Hasil analisis kebijakan terdiri dari analisis politik kesehatan, sosial ekonomi, perilaku dan kesehatan inteligensia
Hasil Analisis
Kebijakan
yang
dihasilkan
- 9 9 10 10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 10
dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelola. Tujuan khusus Perjanjian Kinerja, antara lain adalah:
1) Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;
2) Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi
amanah;
3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian utjuan dan sasaran
organisasi;
4) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; dan
5) Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Berikut adalah Perjanjian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan Tahun 2019:
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019
No. Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1 Kebijakan pembangunan
kesehatan berdasarkan analisis
determinan kesehatan
Hasil analisis kebijakan yang
disusun untuk peningkatan
pembangunan kesehatan
10
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 11
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja (4 tahun terakhir)
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian
kinerjanya, digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
kegiatan dan program yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis. Pengukuran
Kinerja adalah kegiatan manajemen, khususnya membandingkan tingkat kinerja yang
dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang
telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana
realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Analisis Determinan
Kesehatan dalam kurun waktu Januari – Desember 2019.
Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan
rencana tingkat pencapaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh
gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan
Pengukuran Kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator,
sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang
akan datang, agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil
guna dan berdaya guna. Hasil analisis pembangunan kesehatan dari sejumlah dokumen
analisis kebijakan pembangunan yang disusun.
Manfaat Pengukuran Kinerja antara lain, yaitu untuk memberikan gambaran kepada
pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan Misi Organisasi dalam rangka
mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
RENSTRA/Perjanjian Kinerja.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019, di mana Sekretariat Jenderal
Kesehatan sebagai unit utama yang membawahi Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
Dalam melaksanakan program kinerjanya, Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki
sasaran program. Sasaran tersebut merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata
oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur,
dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau
indikator-indikator yang mengacu pada indikator-indikator Sekretariat Jenderal sebagai
unit utama di atas Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sasaran Sekretariat Jenderal
adalah: “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas serta Pembinaan dan Pemberian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 12
Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan”.
Berikut capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan 4 tahun terakhir :
Tabel 4 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan
Kesehatan
No.
Indikator Kinerja 2016
Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
1 Jumlah Kebijakan Yang
Disusun Untuk Peningkatan
Pembangunan Kesehatan
9
9
Tabel 5 Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan
Kesehatan
2017 2018
No. Indikator Kinerja
Target Realisasi Target Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
9 9 10 10
2019
No. Indikator Kinerja Target
Realisasi
Output Jejaring Penguatan Analisis
Penilaian JF
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1 Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
10 10
1
5
2
Jika dilihat pada kedua tabel diatas, terdapat perbedaan Indikator Output Kinerja antara
tahun 2016 dengan tahun setelahnya. Tahun 2016 Pusat Analisis Determinan
Kesehatan menggunakan Jumlah Kebijakan Yang Disusun Untuk Peningkatan
Pembangunan Kesehatan kemudian pada tahun berikutnya Pusat Analisis Determinan
Kesehatan merevisi Indikator Output Kinerja menjadi Hasil analisis kebijakan yang
disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan.
Pada tahun 20019, Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah menetapkan target
untuk menghasilkan 10 (sepuluh) hasil analisis kebijakan pembangunan kesehatan. Hasil
analisis yang telah dihasilkan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan, yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 13
1. ANALISIS REGULASI TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK ATAU DIGITAL DI
INDONESIA
Pada tahun 2018 diperkirakan sebanyak 3,6 miliar manusia di
dunia mengakses internet setidaknya sekali tiap satu bulan.
Penetrasi pengguna internet di
Indonesia juga
terus tumbuh seiring dengan adanya
peningkatan variasi konten internet.
Hal ini mendorong sektor pemerintah
maupun swasta semakin tertarik
dalam melakukan investasi
pembangunan infrastruktur berupa
jaringan pendukung bagi para penyedia internet. Di zaman milenial ini juga terjadi
perubahan perilaku konsumen digital
dalam melakukan aktifitas yang terkait
sistem elektronik, dimana saat ini
cenderung ingin mendapatkan
informasi dan produk secara cepat,
banyak pilihan, mudah dan murah.
Berdasarkan data survey dari
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII), pada tahun 2016, dari 256,2 juta total penduduk Indonesia,
sebanyak 132,7 juta jiwa merupakan pengguna internet aktif (52,58%). Pada tahun
2017, sebanyak 143,16 juta jiwa
pengguna internet dari 262 juta total
penduduk Indonesia (54,64%). Pada
tahun 2018, sebanyak 171,17 juta
jiwa merupakan pengguna internet
dari 264,15 juta total penduduk
Indonesia, (60,80%). Tren ini
menunjukkan persentase pengguna internet semakin meningkat per tahunnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 14
Lokasi pengguna internet sebagian besar berada di pulau Jawa dan di wilayah urban.
Dengan perkembangan tersebut, secara
tidak langsung akan mengubah gaya dan
pola hidup masyarakat terutama di
wilayah perkotaan.
Berdasarkan hasil survey tersebut juga
(APJII, 2017), pemanfaatan internet
bidang kesehatan, sebanyak 51,06%
mencari informasi tentang kesehatan,
dan 14,05% melakukan konsultasi dengan ahli kesehatan.
Saat ini sudah berjalan berbagai provider startup bidang kesehatan yang ada di
Indonesia, dengan jumlah puluhan
juta pengguna aktif, dan yang telah
menjalin kemitraan dengan berbagai
Rumah Sakit, klinik, apotik dan
layanan kesehatan digital lainnya,
serta nilai bisnis teknologi kesehatan
digital yang diperkirakan bernilai
puluhan juta dolar, pendanaan berasal
dari dalam dan luar negeri.
Kemajuan yang terjadi di bidang teknologi informatika menyebabkan penggunaan
internet yang awalnya digunakan untuk tujuan paling sederhana berupa searching
data dan informasi, namun saat ini yang telah terjadi di Indonesia adalah digunakan
untuk proses transaksi, interaksi,
kolaborasi, dan mendekatkan
pelayanan (internet of things) dalam
kehidupan sehari-hari.
Kondisi tersebut akan menciptakan
multiplier effect bagi peningkatan
pertumbuhan ekonomi masyarakat
serta kemudahan akses terhadap
berbagai kebutuhan esensial setiap
warga negara. Sektor industri teknologi informatika akan terus menciptakan dan
mengembangkan inovasi di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pelayanan
kesehatan, dimana demand untuk bidang ini sangat tinggi. Masyarakat ingin
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 15
mendapatkan akses pelayanan
kesehatan dan informasi kesehatan
dalam waktu cepat, mudah, dan
murah. Hanya dengan mengakses
layanan kesehatan digital melalui
perangkat seluler yang setiap hari
digunakan oleh masyarakat, maka
akses masyarakat terhadap
perkembangan teknologi dan inovasi aplikasi pelayanan kesehatan ini sangat
diminati.
Saat ini telah berjalan begitu banyaknya aplikasi layanan kesehatan digital yang
dikelola oleh industri sektor bisnis. Inovasi bidang pelayanan kesehatan ini
memberikan manfaat yang besar untuk memperluas akses pelayanan kesehatan dan
mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya kesehatan yang terbatas.
Walaupun telah ada sebagian regulasi
untuk pengelolaan startup yang telah
diatur oleh Kementerian Komunikasi
dan Informatika, namun saat ini
pemerintah masih belum memiliki
peraturan yang memadai yang
mengatur tentang layanan kesehatan digital yang diberikan oleh provider aplikasi
digital.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian
berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau oleh
masyarakat.
Proyeksi pelayanan kesehatan di
masa depan yang semakin canggih
dalam penggunaan teknologi
informatika sebagai media virtual,
diprediksi dapat menimbulkan resiko
terjadinya kesenjangan kebijakan (policy gap).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 16
Menghasilkan rekomendasi sebagai berikut :
Dengan adanya berbagai policy gap terhadap peraturan yang sudah ada, maka
diperlukan revisi terhadap peraturan-peraturan tersebut atau inisiasi terbitnya peraturan
yang akan menjadi payung hukum besar terhadap penyelenggaraan pelayanan
kesehatan berbasis sistem elektronik.
Dari segi masyarakat sebagai user, peraturan ini dibutuhkan untuk menjamin agar
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai standar,
sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya, serta untuk menjamin
kerahasiaan medis. Dari segi penyedia layanan kesehatan digital sebagai provider, harus
dibentuk suatu sistem pertanggungjawaban terhadap layanan yang diberikan, regulasi
yang dibutuhkan dapat berupa pedoman dan pengaturan.
1. Revisi Permenkes 2052/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
- Pelayanan kesehatan secara digital bersifat konsultatif, edukatif, promotif dan
preventif, yang mengakomodir dan mendukung inovasi dalam perkembangan
teknologi, serta tindakan medis yang diperbolehkan dan diatur dalam standar
pelayanan kesehatan berbasis sistem elektronik.
- Mengutamakan prinsip patient safety.
- Perlu pengaturan izin praktik dan konsep lokasi pelayanan kesehatan berbasis
sistem elektronik.
- Perlu pengaturan mekanisme dan persyaratan dokter dalam memberikan
konsultasi apabila dokter memberikan layanan di luar lokasi izin tempat
praktiknya.
2. Revisi Permenkes 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
- Pelayanan praktik kedokteran berbasis digital mempertimbangkan jenis tindakan
medis yang diperbolehkan dan diatur dalam standar pelayanan kesehatan
berbasis sistem elektronik.
3. Revisi Permenkes 11/2017 tentang Keselamatan Pasien
- Perlu pengaturan untuk mengatur konsultasi dokter-pasien yang
diselenggarakan dalam layanan kesehatan digital dalam aspek keselamatan
pasien.
- Perlunya mengedepankan patient safety. Layanan kesehatan digital diharapkan
mampu mengantisipasi dan mengatasi insiden yang mungkin terjadi.
4. Revisi Permenkes 269/2008 tentang Rekam Medis
- Perlu pengaturan untuk mengatur substansi privasi, kerahasiaan, dan keamanan
data rekam medis elektronik, perlu diperkuat dengan melibatkan Kemenkominfo.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 17
- Perlu penyusunan standar aplikasi rekam medis berbasis elektronik.
- Perlu pengaturan vendor IT yang menawarkan aplikasi rekam medis elektronik
ke faskes agar memiliki standarisasi untuk rekam medis dan memiliki
kemampuan interoperabilitas.
- Perlu mengatur tentang jaminan data security.
- Penempatan server harus di dalam negeri.
- Perlu mengatur institusionalisasi pengawas data security rekam medis
pelayanan kesehatan berbasis sistem elektronik.
5. Penerbitan Regulasi Pelayanan Kesehatan Berbasis Sistem Elektronik atau Digital
- Perlu disusun standar pelayanan kesehatan berbasis elektronik.
- Perlu inisiasi regulasi yang mengatur mekanisme, prosedur syarat, cara, dan
kriteria pendirian pelayanan kesehatan digital untuk memberikan kepastian dan
perlindungan hukum bagi masyarakat, penyedia layanan atau provider, dan
tenaga kesehatan yang memberikan layanan.
- Perlu adanya Unit Pengawas di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk
melakukan pengawasan seluruh konten provider pemberi pelayanan kesehatan
berbasis elektronik.
- Perlu pengaturan batasan pemberian layanan hanya untuk konsultasi,
menitikberatkan pada pelayanan KIE, dan upaya promotif preventif.
- Perlu pengaturan dasar penentuan lokasi SIP untuk layanan kesehatan digital.
- Perlu pengaturan tenaga kesehatan yang direkrut memiliki kompetensi dan
dokumen persyaratan untuk melakukan layanan kesehatan.
- Perlu pengaturan mengenai pasien yang melakukan konsultasi sesuai dokumen
identitas kependudukannya.
- Perlu pengaturan standarisasi konten artikel kesehatan yang ditulis dokter
(syaratnya seperti sudah berdasarkan evidence based, lolos uji klinis, dsb).
- Perlu pengaturan standarisasi dan registrasi provider yang melakukan layanan
kesehatan digital.
- Perlu adanya KPI dan standar kualitas provider sebagai syarat agar provider
memberikan jaminan mutu berkualitas untuk masyarakat.
6. Penerbitan Regulasi tentang Penjualan Obat melalui Apotek Online dan Resep
Elektronik
- Mendorong finalisasi Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik Farmasi yang sedang berproses di Ditjen Farmalkes.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 18
- Apotek online hanya melayani pembelian obat golongan DOWA, bebas, bebas
terbatas, obat tradisional dan kosmetik, tidak diperbolehkan melayani resep obat
golongan narkotika/psikotropika.
- Aplikasi layanan online kesehatan hanya sebagai penyedia jasa informasi
layanan Apotek/Apoteker yang sudah berjalan secara offline (sudah memiliki ijin)
bagi masyarakat/konsumen
- Pemilihan layanan Apotek/Apoteker dilakukan oleh masyarakat/konsumen,
bukan oleh Aplikasi
- Aplikasi layanan hanya bisa dibuka oleh Apoteker dengan authentification
system, hanya melayani resep dokter yang dibuat secara elektronik dalam
aplikasi (e-prescription), tidak melayani resep dokter dengan metoda upload
dokumen resep.
7. Penerbitan Regulasi tentang Pemeriksaan Laboratorium melalui Media Digital
- Perlu pengaturan konsultasi pemeriksaan laboratorium dan mekanisme home
visit laboratorium.
- Siklus pelayanan pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan secara digital,
hanya proses administrasi atau pendaftaran, dan pelaporan hasil pemeriksaan.
- Laboratorium klinik harus berbadan hukum, kredensial, dan memiliki perizinan
pelaku pelayanan, serta dilakukan audit berkala.
- Perlu adanya badan/institusi pengaduan klinis/awam atau unit pengawas untuk
pemeriksaan laboratorium.
8. Penerbitan Regulasi tentang Pengawasan dan Pencegahan
- Perlu pengaturan tentang mekanisme untuk monitoring pasien setelah pulang
menggunakan teknologi digital agar lebih efisien.
- Perlu pengaturan feedback yang dilakukan oleh provider jika terjadi complain.
- Perlu pengawasan penjualan obat golongan narkotika/psikotropika melalui
media online.
- Perlu monitoring dan evaluasi teknis yang dilakukan oleh Unit Pengawas di
lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap penyedia layanan atau provider
untuk menjamin keselamatan pasien.
- Perlu standarisasi SNI sebagai dasar monitoring kualitas penyedia layanan
sebagai perangkat komunikasi dan informasi.
- Aplikasi cek dokter yang dimiliki oleh KKI dapat dipergunakan sebagai dasar
untuk mengawasi keabsahan SIP dokter praktek.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 19
2. DUKUNGAN PENYUSUNAN
DOKUMEN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN 2020-
2024
Pembangunan nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh
segenap komponen bangsa guna mencapai tujuan bernegara.
Dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional tersebut,
diperlukan adanya perencanaan
pembangunan nasional yang
ditujukan agar kegiatan
pembangunan berjalan efektif, efisien,
dan tepat sasaran. Perencanaan
pembangunan jangka panjang,
jangka menengah, dan tahunan
sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 kemudian dituangkan dalam dokumen RPJPN, RPJMN, dan RKP.
RPJMN Tahap IV (2020-2024) akan disusun sesuai dengan visi-misi program
prioritas Presiden terpilih untuk periode pemerintahan 2020-2024. Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 juga mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu
menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Renstra Kementerian Kesehatan
merupakan dokumen perencanaan
yang bersifat indikatif memuat
program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan
oleh Kementerian Kesehatan dan
menjadi acuan dalam penyusunan
perencanaan tahunan. Penyusunan
Renstra Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan: teknokratik,
politik, partisipatif, atas-bawah (top-down),dan bawah-atas (bottom-up).
Kegiatan Dukungan Penyusunan Dokumen Renstra Kementerian Kesehatan 2020-
2024 dilaksanakan dalam upaya mewujudkan SDM berkualitas dan berdaya saing
dengan meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 20
Menghasilkan rekomendasi sebagai berikut :
Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dokumen Renstra K/L memiliki
posisi yang sangat strategis. Renstra
K/L berkedudukan sebagai
penjabaran dari RPJMN, di mana
dalam penyusunan Renstra K/L harus
berpedoman pada RPJMN. Selain itu,
Renstra K/L juga digunakan sebagai
pedoman dalam penyusunan
rancangan Renja K/L.
Keterkaitan antara Renstra K/L dengan Visi Misi Presiden yaitu bahwa dalam
penyusunan Renstra K/L harus memperhatikan kesesuaian dengan Visi dan Misi
(platform) Presiden terpilih. Arahan Presiden terpilih 2020-2024 yaitu fokus pada
pengelolaan JKN, pengendalian stunting, mengendalikan mahalnya harga obat, serta
kesediaan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.
Dalam penyusunan Renstra K/L, pimpinan Kementerian/ Lembaga harus
berpedoman pada RPJMN dan memperhatikan himpunan hasil evaluasi
pelaksanaan pembangunan di sektor
yang sesuai dengan tugas dan
kewenangan Kementerian/Lembaga
yang bersangkutan, serta
memperhatikan aspirasi Masyarakat.
Sementara sasaran pembangunan
jangka menengah 2020-2024 yaitu
mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai
bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber
daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 21
3. KESIAPAN DAERAH DALAM IPLEMENTASI STANDAR
PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI
KABUPATEN / KOTA
SPM (Standar Pelayanan Minimal) bidang kesehatan pada
pemerintah daerah kabupaten/kota adalah ketentuan tentang jenis
dan mutu pelayanan dasar kesehatan
yang merupakan urusan
pemerintahan wajib yang berhak
diperoleh setiap warga negara secara
minimal. SPM Bidang Kesehatan
kabupaten/kota terdiri dari: 1)
pelayanan kesehatan ibu hamil; 2)
pelayanan kesehatan ibu bersalin; 3)
pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
4) pelayanan kesehatan balita; 5) pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
6) pelayanan kesehatan pada usia
produktif; 7) pelayanan kesehatan
pada usia lanjut; 8) pelayanan
kesehatan penderita hipertensi; 9)
pelayanan kesehatan penderita
diabetes melitus; 10) pelayanan
kesehatan orang dengan gangguan
jiwa berat; 11) pelayanan kesehatan
orang terduga tuberkulosis; dan 12)
pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan daya
tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus), bersifat
peningkatan/promotif dan
pencegahan/preventif.
Penguatan Sistem Kesehatan di seluruh
pemerintah daerah adalah salah satu
modalitas untuk memperkuat input
penyediaan pelayanan dasar bagi
setiap warga negara untuk mencapai
target SPM bidang kesehatan secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 22
nasional. Hal itu diamanatkan dalam Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional
(SKN). SKN adalah landasan
pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat secara berkelanjutan,
sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap
perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional untuk
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. SKN
terdiri dari 7 sub sistem yaitu: 1) Upaya Kesehatan; 2) Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan; 3) Pembiayaan Kesehatan; 4) Sumber Daya Manusia Kesehatan; 5)
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan; 6) Manajemen, Informasi dan
Regulasi Kesehatan; dan 7) Pemberdayaan Masyarakat.
Namun demikian, penerapan SPM
didaerah sangat dipengaruhi oleh
dinamika determinan kesehatan lain
seperti determinan politik, sosial,
ekonomi, agama, budaya,
pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan dan lain - lain yang
secara langsung mempengaruhi
kinerja kepemimpinan para kepala
daerah kabupaten/kota dalam mencapai ke 12 target jenis pelayanan dasar.
Terdapat confounding factor atau determinan lain yang mempengaruhi antara
modalitas dasar (input dalam SKN) dengan capaian SPM.
Ketika confounding factor dilakukan intervensi, maka dapat
mendongkrak pencapaian target pada tiap layanan dasar
SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dijelaskan pada
teori prinsip paretto yang menyatakan bahwa pada banyak
kejadian, sekitar 80% fenomena dari suatu akibat
disebabkan oleh 20% dari penyebabnya.
Oleh karena itu, untuk menjamin tercapainya seluruh
tujuan pembangunan kesehatan tidak cukup hanya
dengan melakukan penguatan Sistem Kesehatan Nasional di kabupaten/kota dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 23
pengendalian lingkungan strategis determinan kesehatan. Akan tetapi unsur
terpenting yang perlu menjadi fokus utama adalah mengupayakan terciptanya
kepemimpinan sosial dan politik yang memiliki inovasi dalam manajemen tata kelola
administrasi pembangunan pemerintah yang efektif dan efisien sehingga mampu
menjamin perlindungan faktor resiko sosial dan faktor resiko penyakit, mampu
menjamin kecepatan dalam mengadministrasikan penyediaan akses pelayanan
dasar yang memenuhi standar, dan adanya komitmen pemimpin dalam
meningkatkan kualitas dalam setiap tingkatan pelayanan kesehatan masyarakat
secara merata.
4. ANALISIS PEMBIAYAAN KETAHANAN KESEHATAN
Setelah terjadinya wabah penyakit seperti Sindrom Pernafasan
Akut Parah (SARS), infeksi virus Nipah, avian influenza A (H5N1)
dan A (H7N9), Ebola dan wabah Zika Virus; negara-negara di
dunia menyepakati komitmen global baru untuk memperkuat
kesiapsiagaan pandemi dan membangun kapasitas inti (core
capacity) untuk meningkatkan ketahanan kesehatan (health security) yang efektif
mampu mengatasi potensi ancaman kesehatan.
Upaya berkelanjutan untuk memperkuat ketahanan kesehatan dan penanganan
ancaman kesehatan dengan lebih baik berfokus pada kolaborasi, koordinasi, dan
peningkatan kapasitas yang lebih
besar di tingkat nasional, regional,
dan global tiap negara. Selain
pengembangan kapasitas dan
pencegahan dan pengendalian
penyakit. Sebagian besar negara
memiliki komitmen untuk
mengkolaborasikan upaya
peningkatan akses dan mutu kesehatan manusia dan kesehatan hewan. Namun
tantangan utama adalah bagaimana memastikan pembiayaan berkelanjutan untuk
mengkolaborasikan seluruh komponen lintas sektor dalam rangka menghadapi
ancaman kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Pada tahun 2016, bertolak dari latar belakang inilah pertemuan tingkat tinggi tentang
pembiayaan berkelanjutan dan integrasi regional untuk meningkatkan keamanan
kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi diadakan di Bali, Indonesia.
Pertemuan dihadiri dari delegasi pemerintah, dari kementerian kesehatan, pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 24
/ peternakan, dan keuangan; perwakilan organisasi regional; lembaga multilateral
dan mitra pembangunan. Rekomendasi utama dari pertemuan tersebut adalah
pengembangan alat penilaian pembiayaan keamanan kesehatan yang mencakup
satu pendekatan kesehatan dari semua ancaman kesehatan dan dibangun dengan
alat dan mekanisme yang ada. Tools yang kemudian disebut Health Security
Financing Assessment Tools (HSFAT) ini memberikan informasi dalam pembiayaan
holistik ketahanan kesehatan,
berfungsi sebagai alat advokasi untuk
meningkatkan pembiayaan domestik
dan eksternal, serta dalam rangka
meningkatkan efisiensi pembiayaan,
serta menjadi dasar dalam menyusun
kebijakan pembiayaan ketahanan
kesehatan di Indonesia. Penilaian
pembiayaan ketahanan kesehatan saat ini sedang diujicobakan di Vietnam dan akan
dilaksanakan masing-masing di Indonesia, Kamboja, Myanmar, dan Laos, dengan
dukungan dari Bank Dunia dan para mitra.
Tujuan dari Health Security Financing Assessment Tools (HFSAT) adalah untuk
mendukung pemerintah nasional dalam mengembangkan strategi keuangan yang
terkait dengan rencana aksi nasional yang diprioritaskan untuk Keamanan Kesehatan
dan memampukan negara-negara untuk memiliki sistem pembiayaan yang kuat dan
berkelanjutan menuju keamanan kesehatan yang efektif. Tools ini dirancang untuk
mendorong dialog kebijakan nasional mengenai pembiayaan keamanan kesehatan
baik untuk kesehatan manusia maupun hewan dan sektor-sektor lain yang relevan
dengan keamanan kesehatan. Tools ini juga menginformasikan penyempurnaan
strategi dan instrumen pembiayaan keamanan kesehatan untuk meningkatkan
kapasitas regulasi ketahanan kesehatan nasional.
Pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara anggota World Health Organization
(WHO) telah bernisiatif melakukan Joint External Evaluation (JEE) untuk
mengidentifikasi kesenjangan kapasitas kesiapan kesehatan dan kesiapsiagaan
menghadapi pandemi namum tools untuk memandu penyusunan baseline investasi
negara dalam pengembangan kapasitas menyusul diluncurkan pada tahun 2018
yakni National Action Plan for Health Security (NAPHS). Tools ini berupa pemetaan
pembiayaan ketahanan kesehatan secara nasional yang dibutuhkan lima tahun ke
depan. Manfaat tools adalah memetakan sumber daya serta mencegah terjadinya
kekurangan dana dalam implementasi ketahanan kesehatan. Gambaran rencana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 25
nasional ini akan dipublish terbuka sehingga mitra donor dapat membantu.
Sejalan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan
menyebutkan bahwa jenis pelayanan
dasar pada SPM Kesehatan Daerah
Provinsi terdiri atas: pelayanan
kesehatan bagi penduduk terdampak
krisis kesehatan akibat bencana
dan/atau berpotensi bencana provinsi;
dan b. pelayanan kesehatan bagi
penduduk pada kondisi kejadian luar
biasa provinsi.
Data dan informasi dari kedua tools ini (HSFAT dan NAPHS), serta perhitungan biaya
yang dibutuhkan menggunakan tools penghitungan biaya SPM (Siskobikes) akan
menjadi data yang digunakan sebagai dasar analisis penyusunan evidence based
policy. Kesenjangan, tumpang tindih, dan kebutuhan kebijakan menjadi hal prioritas
yang akan dianalisis dari hasil analisis belanja ketahanan kesehatan, kebutuhan
ketahanan kesehatan, serta standar biaya SPM kebencanaan dan KLB.
Rekomendasi berupa kebijakan pembiayaan ketahanan kesehatan nasional
diharapakan dapat disusun dan menjadi input strategis kepada pengambil kebijakan.
Penyusunan analisis dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Pertemuan Persiapan, dilakukan sebanyak
dua kali, menghasilkan output isu-isu, fakta,
permasalahan serta data terkait
pelaksanaan pembiayaan ketahanan
kesehatan.
2. Pertemuan Penyusunan Draft, dilakukan
sebanyak satu kali, menghasilkan keluaran masukan perbaikan instrumen
asesmen pembiayaan yang akan digunakan.
3. Pertemuan dalam kantor, dilakukan
sebanyak dua kali untuk
mengkoordinasikan instrumen yang telah
disusun kepada lintas program terkait.
4. Asesmen lapangan ke daerah dilakukan
sebanyak tiga kali di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali menghasilkan luaran gambaran
pembiayaan ketahanan kesehatan di tingkat pemerinatah provinsi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 26
KESIMPULAN
Pada tingkat pusat, pemahaman tentang ketahanan kesehatan sudah mulai tumbuh
namun belum cukup baik dan
dipahami secara meluas.
Sedangkan pada tingkat daerah,
ketahanan kesehatan masih
merupakan hal baru dan belum
dipahami oleh stake holder terkait.
Sehingga pada saat melakukan
penilaian pembiayaan ketahanan
kesehatan masih menemukan
banyak kendala teknis seperti definisi operasional ketahanan kesehatan, baik di
tingkat pusat maupun daerah.
Dari hasil asesmen dan analisis yang telah dilakukan, ketiga instrumen pembiayaan
ketahanan kesehatan (HSFAT, REMAP, dan SISCOBIKES) memiliki persamaan dan
perbedaan. Semuanya sama-sama bertujuan untuk menjamin ketersediaan
pembiayaan dalam menangani kondisi kedaruratan kesehatan masyarakat. Namun,
hal yang membedakan adalah ruang lingkup, struktur instrumen, proses, data atau
input yang dibutuhkan mekanisme pengumpulan data, dan luaran / pemanfaatan
hasil instrumen.
Tabel 6
Analisis Pembiayaan Kesehatan
SPM REMAP HSFA
Tujuan
Penghitungan
pembiayaan daerah
(sub nasional) untuk
menerapkan SPM
Kesehatan
(Permenkes 4/2019)
Mendapatkan gambaran
investasi yang dibutuhkan
untuk mengikuti
rekomendasi JEE dan
Tujuan Fungsi JEE yang
ingin dicapai oleh
Pemerintah
REMAP: mengidentifikasi
investasi (Anggaran)
pemerintah dan donor untuk
kegiatan ketahanan
kesehatan
• Penentuan baseline
Anggaran/belanja untuk KK
• Input untuk mengembangkan
data/informasi
Anggaran/belanja KK yang
konsisten
• Sebagai benchmark lintas
waktu dan antar negara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 27
SPM REMAP HSFA
Ruang
Lingkup
Kegiatan SPM terkait
dengan Pelayanan
kesehatan
(i) Krisis
Kesehatan
akibat bencana
atau berpotensi
bencana, dan
(ii) Kondisi
Kejadian Luar
Biasa
• Pemetaan/Mapping
pendanaan antar pemberi
dana, berbagai rencana
kegiatan ketahanan
kesehatan
• Monitor dan mengikuti
(track) progress
• Mengukur efek/dampak
(analisis dampak)
• Belanja 19 area teknis
Pencegahan, Deteksi,
Respon, Area Lain, dan
Pemulihan
• Pemetaan/Mapping sumber
pembiayaan, aliran dana,
tingkat pembiayaan, dan
penggunan dana terkait KK
• Peran organisasi terkait dan
bagaimana sistem koordinasi
Mekanisme RenGar,
pelaksanaan dan monitoring-
evaluasi
Struktur
Instrumen
Instrumen
Penghitungan
Pembiayaan
(Costing)
• Dashboard,
• Lembar Peta/Mapping
• Lembar Data entry
• Lembar Setting
• Lembar Kinerja NAPHS
• Lembar Kegiatan NAPHS
• Lembar Situasi
Pembiayaan
• Lembar Skor/Nilai JEE
• Mitra berdasarkan Area
Teknis
• Detail Mitra
• Lembar Prioritisasi
1) Tata Hubungan
Organisasi dan
Hubungan Kerja
2) Situasi Makrofiskal
3) Proses RenGar
4) Pembiayaan
(mapping, besaran,
distribusi)
5) Efisiensi dan
keberlangsungan
Proses
• Mapping
Kegiatan SPM →
Kegiatan Program
Lain
• Definsi
Kegiatan
• Technical Working
Group berdasar pilar
JEE (Prevent, Detect,
Response, Other IHR)
termasuk konsensus
untuk kuesioner/tool
• Pengisian data ke
REMAP Tool
• Training -untuk Focal
Point
• Update dan
Pemanfaatan untuk
Koordinasi Donor
• Monitoring kemajuan
dan koordinasi antar
kegiatan/technical
areas
• Analisis Dampak
• Technical Working Group
• Penyesuaian instrument
kondisi dan kebutuhan
lokal
• Kesepakatan Ruang
lingkup, jadwal,
• Identifikasi sumber data
• Desk review
• Wawancara mendalam
• Analisis data dan ekstraksi
data
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 28
SPM REMAP HSFA
Data atau
input yang
dibutuhkan
Unit dan Volume
Kegiatan, Satuan
Biaya
• Identitas,
• Pendanaan
• Proyeksi
• Sarpras
• Target
• SPM
• Kinerja
• Data
investasi/Anggaran
pemerintah dan donor
• Skor JEE
• Detail Technical Areas
• Detail Mitra/Partners
• NAPHS – Rencana
kegiatan/aksi
• Dokumen: Peraturan
perundangan yang berlaku,
Pedoman Pelaksanaan
Program/Juknis/Manual KK
• Data Kualitatif: Interview
pemahaman, komitmen,
proses
• Data Kuantitatif:
Anggaran, Realisasi
APBN & APBD sampai
dengan RKA KL, dan
sumber dana lain termasuk
swasta dan donor
Mekanisme
pengumpulan
data
SISCOBIKES (Excel
based)
REMAP Tool (Excel base) Intrumen Wawancara
Analisis data anggaran
Luaran
(Pemanfaatan
Hasil)
Estimasi Kebutuhan
Biaya SPM
Dashboard (Monitoring Data
visualization)
- Gambaran
Anggaran KK,
distribusi
- Anggaran NAPHS
dan peta sumber
daya dari
pemerintah dan
partner/mitra
(Ke dua point di
atas dihasilkan Gap
Kebutuhan
Anggaran)
- Prioritisasi Aktivitas
- Kinerja Rencana
Aksi
• Gambaran
Anggaran/belanja KK
• Proses pengambilan
keputusan, pengaliran dan
pemanfaatan dana
REKOMENDASI
1. Diperlukan sosialisasi secara intensif Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2019
tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi,
dan Kimia, baik di tingkat pusat, dan khusunyanya di tingkat pemerintah daerah.
2. Diperlukan peraturan teknis melengkapi Inpres 4 / 2019 yang memuat definisi
operasional ketahanan kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 29
3. Ketiga instrumen penilaian pembiayaan ketahanan kesehatan ini bersifat partial
dan saling melengkapi satu dengan lainnya, maka pemanfaatannya hanya dapat
digunakan sesuai ruang lingkup instrumen tersebut.
4. Siscobikes digunakan untuk Estimasi Kebutuhan Biaya SPM,
5. Remap menggambarkan Anggaran NAPHS dan peta sumber daya dari
pemerintah dan partner/mitra (Ke dua point di atas dihasilkan Gap Kebutuhan
Anggaran)
6. HSFAT digunakan untuk menggambarkan Anggaran/belanja ketahanan
kesehatan dan proses pengambilan keputusan, pengaliran dan pemanfaatan
dana
5. ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WISATA
KEBUGARAN DAN JAMU PUSAT ANALISIS DETERMINAN
KESEHATAN
Diperkirakan wisata (tourism) sudah ada sejak peradaban
manusia itu ada. Pemahaman wisata menjadi sedikit lebih jelas
saat para pedagang, petualang atau peziarah melakukan
perjalanan antar wilayah dengan motivasi dan juga tujuan yang jelas. Wisata pada
jaman dahulu tak lepas dari jalur perdagangan atau juga peziarahan melintasi
daratan dan lautan. Beberapa catatan menyebutkan bahwa para penguasa, orang
kaya atau tuan tanah melakukan “tetirah”, yaitu pergi dan menetap di tempat lain
untuk sementara waktu untuk memulihkan kesehatan atau sekedar beristirahat.
Kegiatan wisata menjadi semakin jelas saat kota-kota industri mulai bermunculan di
akhir abad ke-19, di mana kelompok pekerja dan keluarganya melakukan aktifitas
rekreasi di akhir pekan. Wisata menjadi industri yang masif kala wisatawan
memerlukan dukungan dari agen atau operator perjalanan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, orang kemudian
tidak lagi berwisata hanya untuk beristirahat semata. Semakin banyak orang yang
melakukan perjalanan untuk menemukenali nilai-nilai baru dan berbeda dari
kehidupan sehari-hari. Orang mulai mencari ketenangan agar bisa lepas sesaat dari
hingar bingar kehidupan kota. Aktifitas yang lebih menguatkan sisi kejiwaan pun
menjadi gaya hidup baru. Bahkan tak sedikit wisatawan kekinian yang melakukan
perjalanan untuk berkontribusiatas isu-isu keberlanjutan lingkungan. Motivasi
wisatawan mulai bergeser pada eksplorasi pengalaman dan pencarian makna
kehidupan (wanderlust) yang mendorong lahirnya genre-genre wisata dengan minat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 30
khusus. Bahkan dalam satu dekade terakhir ini semakin banyak wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan keseimbangan antara tubuh
(body), pikiran (mind) dan jiwa (spirit).
Pada akhir era tahun 1970-an, wisata kesehatan (health tourism) mengalami
perkembangan secara signifikan dan menjadi bagian penting dari industri pariwisata
dunia. Pada beberapa dekade berikutnya wisata kebugaran (wellness tourism)
menjadi pilihan yang menarik bagi wisatawan seiring dengan munculnya “gerakan
kebugaran” pada perbagai penjuru dunia. Wisata kesehatan (health tourism) lebih
ditujukan kepada individu yang memiliki kondisi medis tertentu yang mendorong
perjalanan yang bertujuan untuk memulihkan atau mendapatkan pengobatan yang
lebih baik bagi kesehatannya. Sedangkan wisata kebugaran (wellness tourism) lebih
diperuntukkan bagi individu yang sehat tetapi mencari metode terapi kesehatan
tertentu untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, serta juga untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran dalam perjalanan wisatanya.
Beberapa tahun terakhir, Indonesia mulai dikenal sebagai salah satu destinasi
wisata kebugaran kelas dunia. `Retreat yoga atau wellness resort di beberapa tempat
Bali sudah dikenal mempunyai reputasi bai kdi industry kebugaran. Sebagian besar
dari destinasi wisata di Indonesia juga sudah merespon kebutuhan atas kebugaran,
berupa spa, makanan sehat, pengobatan holistik hingga perawatan kesehatan
dengan peralatan berteknologi canggih.
Indonesia juga dikenal sebagai negeri yang subur. Diperkirakan sekitar 7.000
jenis tanaman rempah dan herbal yang tumbuh di Indonesia. Sebagian kecil saja –
atau kurang dari 200 jenis– yang dibudayakan dan menjadi bagian dari kekayaan
rempah dan herbal Indonesia. Indonesia juga mempunyai kekayaan tradisi setempat
dan pengetahuan lokal berbasis rempah dan herbal untuk kebugaran dan juga
penyembuhan.
Memerhatikan hal tersebut, Indonesia dinilai telah siap melaksanakan wisata
kebugaran dan jamu, sehingga Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata
telah sepakat untuk mengembangkan wisata kebugaran sebagai merekomendasikan
3 (tiga) destinasi wisata yang akan menjadi ujung tombak pengembangan wisata
kebugaran di Indonesia. Ketiga destinasi wisata tersebut adalah: Joglosemar
(Jogjakarta, Solo dan Semarang), Bali, serta Jakarta dan sekitarnya.
Rekomendasi
1. Destinasi Wisata Kebugaran dan Jamu (Wellness and Herbal Tourism) telah siap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 31
diimplementasikan. Diperlukan upaya kolaboratif, strategis dan komprehensif
agar penyelenggaraan wisata Kebugaran dan Jamu (Wellness and Herbal
Tourism) bisa berdampak terhadap peningkatan perekonomian negara dan
masyarakat.
2. Diperlukan kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang Penyelenggaraan
Wisata Kebugaran dan Jamu, misalnya : Tax insentif untuk pelaksanaan wisata
kesehatan, mereviu Kebijakan Penyelenggaraan SPA (pendirian, penguatan
pembinaan dan pengawasan).
6. ANALISIS PERILAKU MILENIAL DALAM MENDUKUNG
PERCEPATAN GERMAS DAN PIS-PK PADA 5 PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL
Kegiatan Analisis Perilaku Milenial dalam Mendukung Percepatan
Germas dan PIS-PK pada 5 Program Prioritas Nasional telah
dilaksanakan seluruh tahapannya dan menghasilkan out put
kegiatannya berupa policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,
kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
:
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
• Rapat Persiapan I dilaksanakan
tanggal 22 Maret 2019 di ruang rapat
Lt. 3 Gedung Prof. Sujudi, Kemenkes
dihadiri narasumber 1. drg.
Saraswati, MPH (Direktur Pelayanan
Kesehatan Primer) , 2. dr. Untung S,
Sutarjo, M.Kes (Analisis Kebijakan Ahli Utama), 3. Perwakilan Kepala
Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan,
peserta perwakilan Setditjen
Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Setbadan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Setbadan PPSDM
Kesehatan, Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pejabat dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 32
• Rapat Persiapan II dilaksanakan tanggal 4 Juli 2019 di Ruang Rapat PADK,
dihadiri narasumber : 1. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen Kesehatan, 2. Ketua Program Studi Ilmu
Antropologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, peserta
perwakilan Biro Perencanaan dan Anggaran, Setjen; Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat; Setditjen Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Setbadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Setbadan PPSDM Kesehatan, Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, Pejabat Struktural dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Pejabat
Fungsional Analisis Kebijakan di
lingkungan Pusat Analisis Determinan
Kesehatan, Pejabat Fungsional
Administrator Kesehatan di lingkungan
Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
b. Rapat Forum Dialog Analisis dilaksanakan pada hari Kamis - Sabtu/ 12 – 14
September 2019 tempat : Hotel Ibis, Slipi, narasumber : 1. Sekretaris
Departemen Program Studi Fakultas
Antropologi, UI, 2. Ketua Program Studi
Promosi Kesehatan, FKM UI, 3. Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, 4. Direktur
Kesehatan Keluarga, Peserta: Kepala Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Direktur Promosi dan Pelayanan
Masyarakat, Direktur Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktur Gizi Masyarakat,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, Direktur
Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kepala Pusat
Pelatihan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Asisten Deputi Pemberdayaan
Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Analis Kebijakan Ahli Utama
(dr.Untung Suseno Sutarjo, M.Kes), Pejabat dan Staf Pusat Analisis Determinan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 33
c. Kegiatan Asesmen Lapangan dilaksanakan di Dinkes Provinsi Jawa Barat, tgl
10 - 12 Oktober 2019, diterima oleh Kabid
Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat, Peserta Pusat; 1. dr.
Leny Evanita, MM , 2. Dr. Ahmad Muhidin,
M.Psi, 3. Pejabat dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI, Responden
Lokal: Pejabat dan staf pengelola kesehatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat (2 orang), Pejabat dan staf
pengelola promosi kesehatan, Dinas
Kesehatan Kota Bandung (2 orang), Tim
Kesehatan Keluarga Puskesmas
Babakan Sari (1 orang), Petugas
pengelola kesehatan keluarga, SMPN 1
Lembang, Kab. Bandung (2 orang).
d. Rapat Penyusunan Dokumen
Analisis dilaksanakan di ruang rapat
lantai 9 Gedung Sujudi Kemenkes,
pada tanggal 4 November 2019.
Narasumber yang hadir: 1. Dr. dr
Harmein Harun, MSc, 2. Direktur Gizi
Masyarakat. Peserta: Direktur
Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat, Direktur Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Kepala Pusat Data dan
Informasi, Setjen, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Setjen,
Kepala Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Balitbangkes, Kepala
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, Badan PPSDMK, Kepala Pusat Pelatihan
SDM Kesehatan, Badan PPSDMK, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung
Suseno Sutarjo, M. Kes), Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat
Analisis Determinan Kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 34
e. Rapat Finalisasi dokumen Analisis dilaksanakan di Ruang rapat PADK
Kemenkes pada tanggal 19 Desember 2019. Rapat finalisasi dihadiri
narasumber : 1. Dr. dr Harmein Harun, MSc, 2. Kepala Pusat Pelatihan SDM
Kesehatan, Badan PPSDM Kesehatan. Peserta: Direktur Kesehatan Keluarga,
Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat, Direktur Pencegahan
Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Jenderal P2P, Direktur Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur
Kesehatan Kerja dan Olah Raga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza,
Direktorat Jenderal P2P, Kepala Pusat Data dan Informasi, Setjen, Kepala Biro
Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Setjen, Kepala Puslitbang Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, Balitbangkes, Kepala Pusat Pendidikan SDM
Kesehatan, Badan PPSDMK, Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Badan
PPSDMK, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M. Kes),
Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat Analisis Determinan
Kesehatan.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
1. Kebijakan Germas bidang Promosi selama ini masih EIC seharusnya sudah
BCC dengan memilih “Agen Perubahan” di UKS, Posyandu Remaja, dan Saka
bhakti Husada
2. Penguatan PKPR dalam Anggaran dan SDM, anggaran dalam bentuk
BOK/DEKON, sedang SDM rekrutmen “Kader Cerdas/Kader Milenial” (minimal
lulusan S1 yang di gaji) untuk mengkomunikasikan program program Kemenkes
dengan memperluas area cakupanya bukan hanya KIA dan Napza tetapi juga
disesuaikan dengan Germas
3. Pembatasan makanan dan minuman berkadar GGL (Gula, Garam, Lemak)
tinggi dengan menaikan tax/pajak.
4. Setiap indikator PIS-PK di urai menjadi beberapa komponen dan diterjemahkan
dalam Bahasa Milenial, sehingga milenial sebagai Subjek tertantang memilih
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 35
salah satu komponen tersebut untuk di buat Vlog, youtube, Instagram, face book
dan disebarkan ke komunitasnya.
5. Bekerja sama dengan kementerian pendidikan murid bersama dengan guru
membaca Literasi kesehatan (PHBS) minimal tiap bulan 3 kali
6. Perlunya di buat sarana kesehatan/ Posyandu milenial di lingkungan 3F (Fun,
Food, Fashion) contoh bangunan sarana kesehatan ramah selfi, dan diberi
lukisan Destinasi wisata setempat, kantin ditaruh di depan atau di samping.
7. Perlunya kerjasama Kemendikbud, Kemenkes dan ibu orang tua siswa untuk
membawa bekal ke sekolah (modeling sekolah) sekaligus edukasi tentang gizi
seimbang
8. Membuat kerjasama dengan para Stake holder di daerah tempat ngumpul
milenial 3F (Food: café/tempat makan, Fun: pertandingan olah raga, Fashion:
Mall) bila ada milenial yang terjaring obesitas ada penawaran diskon 5% setiap
ada aktifitas fisik misal push-up dan squat jump untuk perempuannya di arahkan
ke senam Zumba, atau K-Pop
9. Membuat kerjasama dengan Kemenpora, Kemendagri, dan Pemda untuk
mengadakan Movement Car Free Day dengan Flashmob, line-dance, K-Pop,
Zumba, bersepeda sehat dan makan buah dan sayur tiap hari Sabtu atau
Minggu.
7. ANALISIS PERILAKU SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN di DAERAH
TERTINGGAL, PERBATASAN dan KEPULAUAN TERLUAR
Kegiatan Analisis Perilaku Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK)
telah dilaksanakan seluruh tahapannya dan menghasilkan out put
kegiatannya berupa policy paper yang berisi pendahuluan,
analisis, diskusi, kesimpulan dan rekomendasi. Dengan tahapan
kegiatan yang telah dilakukan adalah :
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
- Rapat persiapan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2019 di Ruang
Rapat PADK Kemenkes, lantai 9. Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan
narasumber Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan
dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan. Adapun peserta wakil dari Biro Kepegawaian, Biro
Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen
Kesehatan, Direktorat Pelayanan Primer, Pusat Pendidikan Sumber Daya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 36
Manusia Kesehatan, Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, Pejabat Struktural dan
Fungsional, serta staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
- Rapat persiapan kedua
dilaksanakan pada tanggal 11 Juli
2019 di ruang rapat PADK
Kemenkes lantai 9 (Rapat diluar
jam kantor/RDK). Mengundang
kurang lebih 50 peserta dengan
narasumber Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes, Kepala Pusat
Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan dan Direktur
Utama PT. Quantum, dan peserta
wakil dari Biro Kepegawaian, Biro
Umum, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Humaniora dan
Manajemen Kesehatan, Direktorat Pelayanan Primer, Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan, Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan, Pejabat
Struktural dan Fungsional, serta staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
b. Forum Dialog, dilaksanakan pada tanggal 12 sd 14 Agustus 2019 di Hotel Mercure
Sabang – Jakarta (full board).
Mengundang kurang lebih 50
peserta dengan Narasumber
dari Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Banten, Kepala Biro
Kepegawaian, Tim Pencerah
Nusantara Sehat, dan peserta
wakil dari Dinas Kesehatan
Propinsi Terpilih (Aceh, Jambi, Banten, Jawa Tengah), Bapelkkes Cikarang dan
Jawa Tengah, Konsultan Ahli Kebijakan (dr. Harmein Harun), dan Analis Kebijakan
Ahli Utama.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 37
c. Rapat Penyusunan, dilaksanakan pada tanggal 6 November 2019 di ruang rapat
PADK Kemenkes lantai 9 (Rapat di luar
jam kantor/RDK). Mengundang kurang
lebih 50 peserta, dengan narasumber
Asisten Deputi Perencanaan dan
Pengadaan SDM Aparatur,
Kementerian PAN RB, Kepala Pusat
Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan, Badan PPSDM
Kesehatan, dan dr Harmein Harun (konsultan kebijakan), dengan peserta undangan
dari Biro Kepegawaian, Biro Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen
Kesehatan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer, Pusat
Pendidikan SDM Kesehatan, Pusat
Pelatihan SDM Kesehatan, Pusat
Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr. Untung
Suseno Sutarjo, M.Kes dan drg. Usman Sumantri, M.Sc).
d. Asesmen Lapangan, dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Oktober 2019 di Dinas
Kesehatan Propinsi Jambi dan Puskesmas di wilayah Kabupaten Muaro Jambi
yakni Puskesmas Pondok Meja. Kegiatan asesmen lapangan dilakukan sebagai
berikut yaitu :
❖ Di ruang rapat Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Jambi, mengundang kurang
lebih 25 peserta dari Dinas
Kesehatan Propinsi Jambi, Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi, serta Puskesmas Pondok
Meja serta peserta PADK yakni
pejabat struktural, pejabat
fungsional dan staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 38
❖ Di Aula Puskesmas Pondok Meja dihadiri kurang lebih 25 orang yakni kepala
puskesmas, Kabid Pelayanan Kesehatan, seluruh staf puskesmas.
e. Finalisasi, dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2019 di RR PADK Kemenkes
lantai 9 (Rapat di luar jam Kantor/RDK).
Mengundang kurang lebih 50 orang, dengan
narasumber dr. Harmein Harun dan Kepala
Pusat Pelatihan SDM Kesehatan serta
peserta dari Dirjen Kesehatan Masyarakat
(Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan
Kerja dan Olah Raga, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat), Direktorat PTM, Direktorat
PKP, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan,
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, dan analis
kebijakan ahli utama.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
Rekomendasi analisis perilaku sumber daya manusia kesehatan di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan, sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 39
1. Perlu dilakukan Program Innovation Award sebagai langkah strategis dalam
meningkatkan aktualitas dan semangat untuk terus berpikir inovatif bagi para
SDM Kesehatan penugasan di daerah terpencil
2. Perlu dilakukan intervensi program lanjutan dengan menjadikan alumni
Nusantara Sehat sebagai Coach atau mentor bagi tenaga Nusantara Sehat yang
baru dan selanjutnya.
3. Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan dan pengembangan diri bagi Sumber Daya
Manusia Kesehatan untuk mengurangi gap kompetensi antara SDM kesehatan
di kota dan di daerah terpencil.
4. Menyediakan sarana dan prasarana di daerah seperti daerah asal tenaga
kesehatan tersebut (misal penyediaan wifii, sarana air bersih, lingkungan yang
aman dan nyaman)
5. Ada kepastian masa depan bagi tenaga kesehatan yang dikirim ke DTPK, seperti
selesai penugasan akan diangkat menjadi PNS.
8. ANALISIS KEBIJAKAN MEWUJUDKAN LANJUT USIA SEHAT
MENUJU LANJUT USIA AKTIF (ACTIVE AGEING)
Kegiatan Analisis Kebijakan Mewujudkan Lanjut Usia Sehat Menuju
Lanjut Usia Aktif (Active Ageing) telah dilaksanakan seluruh
tahapannya dan menghasilkan out put kegiatannya berupa policy
paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi, kesimpulan dan
rekomendasi. Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
Rapat Persiapan I dilaksanakan tanggal 5 April 2019 di ruang rapat PADK
Kemenkes dihadiri narasumber 1. Prof. Dr.
Tri Budi W Rahardjo, drg, MS, Anggota Tim
Pokja Siklus Hidup Fase Lansia, 2. dr.
Untung S, Sutarjo, M.Kes (Analisis
Kebijakan Ahli Utama), peserta Direktur
Kesehatan Keluarga – Ditjen Kesmas,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2P,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA,
Ditjen P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Ditjen Kesmas, Kepala Pusat
Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Litbangkes,
Dr. dr. Yudha Turana Sp.S (K) (Ketua Pokja Siklus Hidup Fase Lansia), Anies
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 40
Irawati (Tim Pokja Siklus Hidup Fase Lansia), Pejabat dan Staf Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Rapat Persiapan II dilaksanakan tanggal 17 Juli 2019 di Ruang Rapat PADK,
dihadiri narasumber : 1. Staf Khusus Menteri Bidang Pembangunan dan
Pembiayaan Kesehatan, 2. Direktur Kesehatan Keluarga, 3. Prof. Dr. dr. Siti Setiati,
Sp.PD-K, Ger, M.Epid, Peserta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, Ditjen P2P, Direktur
Pencegahan dan Pengendalian
Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA,
Ditjen P2P, Direktur Pelayanan
Kesehatan Primer, Ditjen Kesmas ,
Direktur Pelayanan Kesehatan
Rujukan, Ditjen Kesmas, Kepala
Pusat Data dan Informasi, Sekretaris
Jenderal , Prof. Dr. Drg. Tri Budi W. Rahardjo, Dr. Asviretty N.Y. Asir, MPH, dr. Yuda
Turana, Sp.S(K) Ketua Pokja Siklus
Hidup, Pejabat Struktural dan Staf
Pusat Analisis Determinan Kesehatan,
Pejabat Fungsional Analisis Kebijakan
di lingkungan Pusat Analisis
Determinan Kesehatan, Pejabat
Fungsional Administrator Kesehatan di
lingkungan Pusat Analisis Determinan
Kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 41
b. Rapat Forum Dialog Analisis dilaksanakan tanggal Kamis - Sabtu/ 15 – 17
Agustus 2019 tempat : Hotel Dafam Teras Kita, narasumber : 1. Prof. Dr. dr. Siti
Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid (Ketua umum PB PERGEMI, 2. dr Donald Pardede.
MPPM (Staf Khusus Menteri Bidang PPK), 3. Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K),
M.Epid, MH.Kes.(Sesditjen Yankes),
Peserta: Direktur Perencanaan
Kependudukan dan Perlindungan Sosial,
Kementerian PPN/Bappenas, Asisten
Deputi Pemberdayaan Disabilitas dan
Lansia, Kemenko PMK, Direktur
Rehabilitasi Sosial lanjut Usia, Ditjen
Rehabilitasi Sosial, Kementerian Sosial,
Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan, BKKBN, Kepala Kepala
Pusat Data dan Informasi, Sekretaris Jenderal, Direktur Pelayanan Kesehatan
Primer, Ditjen Pelayanan Kesehatan
Kemenkes RI, Direktur Pelayanan
Kesehatan Rujukan, Ditjen
Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI,
Direktur Kesehatan Keluarga, Ditjen
Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI,
Kepala Subdirektorat Kesehatan
Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan
Keluarga, Ditjen, Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Kepala Seksi Kualitas
Kesehatan Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen Pelayanan
Kesehatan Kemenkes RI, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr.Untung Suseno Sutarjo,
M.Kes), Pejabat dan Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI.
c. Kegiatan Asesmen Lapangan dilaksanakan di Dinkes Provinsi Bali, tgl 21 – 23
Oktober 2019, diterima oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Provinsi Bali ibu Dian Nardiani, SKM, MPH, Peserta Pusat; 1. Prof. Dr. drg Tri Budi
Wahyuni R, MS, 2. Ir. Salimar, M.Si, 3. Pejabat dan Staf Pusat Analisis Determinan
Kesehatan, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Responden Lokal:
Pejabat dan staf pengelola kesehatan lansia, Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2
orang), Pejabat dan staf pengelola kesehatan lansia, Dinas Kesehatan Kabupaten
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 42
Bali (2 orang), Tim Geriatri Rumah Sakit Sanglah (1 orang), Petugas pengelola
kesehatan lansia, Puskesmas Ramah Lansia Mengwi, Kab. Badung (1 orang),
Kader posyandu santun lansia, Kab Badung (1 orang).
d. Rapat Penyusunan Dokumen Analisis dilaksanakan di ruang rapat lantai 3
Gedung Sujudi Kemenkes, pada tanggal 18 November 2019. Narasumber yang
hadir: 1. Dr. dr Harmein Harun, MSc, 2. Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
Kementerian Sosial RI. Peserta: Direktur Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Jenderal P2P, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza, Direktorat Jenderal P2P, Direktur Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat,
Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur
Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kepala
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, Setjen, Kepala Pusat Data dan
Informasi, Setjen, Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung Suseno Sutarjo, M.
Kes), Kepala Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat, Kepala Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional, Direktorat
Jenderal P2P, Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD-K, Ger, M.Epid ( Tim Ahli Kelompok
Kerja Kebijakan dan Advokasi), Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo (Tim Ahli Kelompok
Kerja Suveilens dan Data ), Dr. RM. Nugroho Abiskusno, MSc (Tim Ahli Kelompok
Kerja Kebijakan dan Advokasi), Dr, dr. Yudha Turana, Sp.S (Tim Ahli Kelompok
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 43
Kerja Kebijakan dan Advokasi, Pejabat dan Struktural, Fungsional dan Staf Pusat
Analisis Determinan Kesehatan.
e. Rapat Finalisasi dokumen Analisis dilaksanakan di Ruang rapat PADK Kemenkes
pada tanggal 9 Desember 2019. Rapat finalisasi dihadiri narasumber : 1. Prof. Dr.
Tri Budi W. Rahardjo (Tim Ahli Kelompok Kerja Suveilens dan Data ), 2. Dr. dr.
Harmein Harun, M.Sc dan sebagai pembahas : 1. Staf Ahli Menteri Bidang Hukum
Kesehatan Kementerian Kesehatan, 2. Analis Kebijakan Ahli Utama ( dr. Untung
Suseno Sutarjo, M. Kes). Peserta yang hadir antara lain : Direktur Bina Ketahanan
Lansia dan Rentan BKKBN, Direktur Penanggulangan Kemiskinan BAPPENAS,
Direktur Rehabilitasi Sosial Usia Lanjut Kementerian Sosial, Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, Direktur Kesehatan Keluarga, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Jenderal
Pelayanan, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan,
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza,
Direktorat Jenderal P2P, Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Jenderal P2P, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Direktorat Jenderal
P2P, Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktur Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kepala Pusat Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan, Setjen, Kepala Pusat Data dan Informasi, Setjen, Kasubdit Kesehatan
Lanjut Usia, Direktorat Kesehatan Keluarga, Kasubbit Penyakit Diabetes Mellitus
dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular, Kasubbit Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Direktorat Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Dr. dr. Yudha Turana,Sp.S (Tim Ahli
Kelompok Kerja Kebijakan dan Advokasi, Pejabat dan Struktural, Fungsional dan
Staf Pusat Analisis Determinan Kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 44
Rekomendasi yang Dihasilkan:
1. Mewujudkan lanjut usia sehat menuju lanjut usia aktif maka diperlukan kebijakan
dan program antara lain:
a. Mengurangi beban kelebihan disabilitas, terutama pada populasi miskin dan
terpinggirkan
b. Mengurangi faktor risiko yang terkait dengan penyebab penyakit utama dan
meningkatkan faktor yang melindungi kesehatan dan kesejahteraan
sepanjang hidup
c. Mengembangkan sistem perawatan kesehatan primer yang menekankan
promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan penyediaan perawatan jangka
panjang yang bermartabat.
d. Mengadvokasi dan bekerja sama dengan sektor-sektor lain (seperti
pendidikan, perumahan dan pekerjaan) untuk memengaruhi perubahan
perilaku positif dalam mengembangkan faktor-faktor yang mendukung lanjut
usia menuju hidup sehat dan aktif.
2. Strategi dan Arah Kebijakan
a. Perlindungan sosial melalui pembekalan pendidikan dan pemberdayaan bagi
lanjut usia.
b. Populasi lanjut usia yang sehat dimulai dari gaya hidup sehat, mengurangi
faktor risiko penyakit dengan penedekatan siklus hidup dimulai dari janin
sampai lanjut usia dan perawatan jangka panjang.
c. Membangun kesadaran masyarakat dan lingkungan ramah lanjut usia
d. Pendamping perawatan (caregiver) melalui pengaturan kelembagaan
dengan memerhatikan standar mutu dan sistem pendidikan caregiver.
Hormati dan penuhi kebutuhan lanjut usia penguatan kebijakan - kebijakan
serta perlindungan terhadap kekerasan pada lanjut usia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 45
9. ANALISIS KEBIJAKAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA
MANUSIA
Kegiatan Analisis Kebijakan Penganekaragaman Pangan dalam
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia telah dilaksanakan
seluruh tahapannya dan menghasilkan out put kegiatannya berupa
policy paper yang berisi pendahuluan, analisis, diskusi,kesimpulan dan rekomendasi.
Dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah :
a. Rapat Persiapan, dilakukan sebanyak dua kali:
- Rapat persiapan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2019 pk 09.00
– 12.30 wib dilaksanakan di
Ruang Rapat PADK Kemenkes,
lantai 9. Mengundang kurang lebih
50 orang, dengan narasumber
Direktur Gizi Masyarakat, dan
peserta wakil dari Direktorat
Penanggulangan dan
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Kesehatan Keluarga,
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat Promkes dan
Pemberdayaan Masyarakat, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat,
Pusrengun – BPPSDM, Pusat Penelitian dan Pengembangan UKM, Pakar
Gizi (Dr. Anies Irawati), Peneliti dari Badan Litbangkes (Dr. Nellys dan Dr.
Fitrah), dan Ketua Tim Pokja Pengembangan Siklus Hidup Rapat persiapan
kedua dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2019 di ruang rapat PADK
Kemenkes lantai 9 (Rapat diluar jam kantor/RDK). Mengundang kurang lebih
50 peserta dengan narasumber Kepala Pusat Ketahanan Pangan-
Kementerian Pertanian, Badan Litbangkes, Direktur Penanggulangan dan
Pencegahan Penyakit Tidak Menular, dan peserta wakil dari Direktorat
Kesehatan Keluarga, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, Direktorat
Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Biro Komunikasi dan
Pemberdayaan Masyarakat, Pusrenggun – BPPSDM, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat Penelitian
dan Pengembangan UKM, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembanagn
Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Pakar Gizi (Dr. Anies Irawati),
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 46
Peneliti (Dr. Fitrah dan Dr. Nellys), Ketua dan anggota Tim Pokja
Pengembangan Siklus Hidup, dan Analis Kebijakan Ahli Utama.
b. Forum Dialog, dilaksanakan pada tanggal 28 sd 30 Agustus 2019 di Hotel Dafam
Teraskita – Jakarta (full board). Mengundang kurang lebih 50 peserta dengan
Narasumber dari BAPENNAS,
wakil rektor IPB, Dinas Kesehatan
Sukoharjo, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, dan peserta wakil
dari Dinas Kesehatan Provinsi
Terpilih (Jawa Tengah, Maluku,
Banten, Jawa Timur, Jawa Barat,
DKI Jakarta, dan Kabupaten Bogor, serta Kota Depok), Pusat Ketahanan Pangan-
Kementerian Pertanian, Direktorat Kesehatan Gizi, Direktorat Penanggulangan
dan Pencegahan Penyakit Tidak
Menular, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan
Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Upaya Kesehatan Masyarakat,
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Seameo Refron, LIPI,
Pakar Gizi (Dr. Anies Irawati), Peneliti (Dr. Fitrah), Tim Pokja Pengembangan
Siklus Hidup, Konsultan Ahli Kebijakan (dr. Harmein Harun), dan Analis Kebijakan
Ahli Utama.
c. Rapat Penyusunan, dilaksanakan pada tanggal 18 oktober 2019 di ruang rapat
PADK Kemenkes lantai 9 (Rapat di luar jam
kantor/RDK). Mengundang kurang lebih 50
peserta, dengan narasumber dr Harmein
Harun (konsultan kebijakan), dan
Muhammad Adil, MPH (Direktorat Gizi),
dengan peserta undangan dari Pusat
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian,
Direktorat Kesehatan Gizi, Direktorat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit
Tidak, Seameo Refron, Direktorat Promkes dan Pelayanan Masyarakat, Direktorat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 47
PKP, Tim Pokja Pengembangan Siklus Hidup, Analis Kebijakan Ahli Utama (dr.
Untung Suseno Sutarjo, M.Kes).
d. Asesmen Lapangan, dilaksanakan pada tanggal 24 – 26 Oktober 2019 di Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan 4 Puskesmas di wilayah Kabupaten
Sukoharjo yakni Puskesmas Polokarto, Sukoharjo, Bendosari dan Weru. Kegiatan
asesmen lapangan didampingi narasumber dr. Harmein Harun (konsultan
kebijakan) dan Dr. Anies Irawati (Ahli Gizi). Kegiatan asesmen lapangan dilakukan
sebagai berikut yaitu :
❖ Di ruang rapat Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo, mengundang
kurangb lebih 50 peserta dari
Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah, dan dari
wilayah Kabupaten Sukoharjo
adalah Tim Penggerak PKK,
Dinas Ketahanan Pangan,
Dinas Pertanian dan Lingkungan Hidup, Badan Keuangan Daerah, Badan
Anggaran Daerah, Kepala Dinas Kesehatan beserta jajarannya, Puskesmas
Polokarto, Puskesmas Bendosari, Puskesmas Sukoharjo dan Puskesmas Weru
serta peserta PADK yakni pejabat dan staf serta analis kebijakan madya dan
pejabat fungsional ahli madya.
❖ Di Aula Puskesmas Polokarto, Bendosari dan Sukoharjo masing-masing
puskesmas dihadiri kurang
lebih 50 orang yakni kepala
puskesmas, Kabid Gizi
Kesmas, seluruh staf
puskesmas, kepala desa
dan lurah, tokoh masyarakat
dan kader posyandu, kader
masyarakat (sebagai AoC
bernama DAHSIAT), dan TP
PKK Kecamatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 48
❖ Di Aula Puskesmas Weru : dihadiri
kurang lebih 50 peserta yakni
bapak camat, kepala puskesmas,
ketua TP PKK, kader posyandu,
kader masyarakat (Kepala
Paguyuban Rahusodo Utomo),
Danramil,
CSR (Perusahaan tekstil), dan seluruh jajaran
Puskesmas Weru.
e. Finalisasi, dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2019 di RR PADK Kemenkes
lantai 9 (Rapat di luar jam Kantor/RDK). Mengundang kurang lebih 50 orang,
dengan narasumber dr. Harmein Harun dan
Dr. Trihono serta peserta dari Dirjen
Kesehatan Masyarakat (Direktorat Gizi
Masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga,
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olah Raga,
Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat), Direktorat
PTM, Direktorat PKP, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Tehnologi Dasar Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Upaya
Kesehatan Masyarakat, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Humaniora dan
Manajemen Kesehatan, Seameo Refron, pakar gizi (Dr. Anies Irawati), peneliti (Dr.
Fitrah dan Dr. Nellys), Ketua dan anggota Tim Pokja Pengembangan Siklus Hidup,
dan analis kebijakan ahli utama.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
Rekomendasi analisis kebijakan penganekaragaman pangan dalam meningkatkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 49
kualitas SDM”
1. Perlu dilakukan kesinergian Pemerintahan Pusat dan Daerah baik dari tingkat
Provinsi, dan Kabupaten/Kota bahkan sampai tingkat Desa.
2. Perlu kerja sama lintas program dan sektor diberbagai pemangku kepentingan
termasuk dalam mengatasi permasalahan penganekaraman konsumsi pangan
disesuaikan dengan menu gizi seimbang (isi piringku)
3. Perlu peningkatan kuantitas dan kualitas penganekaragaman konsumsi pangan
masyarakat, melalui :
a. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat
sesuai menu gizi seimbang (isi piringku)
b. Pemerintah Pusat perlu mengembangkan penganekaragaman pangan
melalui implementasi isi piringku menurut kelompok umur, khususnya anak
usia 6-23 bulan dan 24-59 bulan (1000 HPK).
c. Pengembangan pangan pokok lokal
d. Promosi sosialisasi percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di
masyarakat/keluarga dengan “food model”
e. Peningkatan pangan segar yang aman, sehat dan bermutu
f. Peningkatan efektivitas dan kesamaan koordinasi penanganan penganeka
ragaman konsumsi pangan masyarakat di tingkat Pemerintah Pusat dan
Daerah baik kabupaten maupun kota.
10. ANALISIS KEBIJAKAN PERAN FILANTROPI UNTUK
PEMBANGUNAN KESEHATAN
Kegiatan Analisis Kebijakan Peran Filantropi untuk Pembangunan
Kesehatan telah dilaksanakan seluruh tahapannya untuk
menghasilkan output kegiatannya berupa Policy Paper yang berisi
Pendahuluan, Analisis, Diskusi, Kesimpulan dan Rekomendasi.
Adapun tahapan kegiatan yang telah dilakukan adalah:
a. Rapat Persiapan
Rapat Persiapan dilakukan 2 kali:
- Rapat Persiapan I di
laksanakan tgl 21 Mei 2019
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 50
pukul 09.00 – 12.30 wibdi Ruang rapat PADK Kemenkes, Mengundang kurang
lebih 50 orang, dengan
narasumber Staf Khusus
Menteri Bidang Pembangunan
dan Pembiayaan Kesehatan (dr.
Donald Pardede, MPPM) dan
Direktur Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
Peserta adalah wakil dari Direktorat Kesehatan Keluarga, Direktorat
Kesehatan Gizi, Kepala Pusat data dan Informasi, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Para Analis
Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan Pratama.
- Rapat Persiapan II dilaksanakan tgl 7 Agustus 2019 pukul 09.00 – 12.30 wib
di Ruang Rapat PADK, Kemenkes, lantai 9 Gedung Sujudi. Mengundang
kurang lebih 50 orang, dengan narasumber Ketua Persatuan Filantropi
Indonesia dan Direktur Utama
RSCM, Peserta kegiatan ini
adalah wakil dari Direktorat
Penanggulangan dan
Pencegahan Penyakit Tidak
Menular, Direktorat Kesehatan
Keluarga, Direktorat Kesehatan
Gizi, Dr. Harmein Harun, Kepala Pusat data dan Informasi, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Para
Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan Pratama.
b. Rapat Forum Dialog
Rapat Forum Dialog Analisis
dilaksanakan tanggal 2 – 4 September
2019 di Hotel Ibis Cawang Jakarta,
Mengundang kurang lebih 50 peserta
dengan Narasumber yaitu Prof DR
Laksono Trisnantoro, MSc. PhD., dan Direktur Perancangan Peraturan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 51
Perundang-Undangan Kemenhumham, Peserta dari kegiatan ini adalah Japfa
Foundation, Dompet Dhuafa, Yayasan
Kalla, Dinkes Bekasi, RSUD Kudus,
Direktur Pusat Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Dr.
Harmein Harun, Kepala Pusat data
dan Informasi, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan
Tehnologi dasar Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora
dan Manajemen Kesehatan, Para Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan
Pratama.
c. Rapat Penyusunan
Rapat penyusunan dokumen Analisis dilaksanakan tgl 20 Oktober 2019 pukul
16.00 sd 19.00 wib di Ruang
Rapat Lantai 3 Gedung Sujudi
Kemenkes, mengundang 50
peserta dengan narsumber
Konsultan Kebijakan DR.
Harmein dan Direktur Jenderal
Perpajakan. Peserta dari
kegiatan ini adalah Dompet
Dhuafa, We Care Indonesia, Japfa Foundation, Aksi cepat tanggap, Direktorat
Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat Kesehatan
Keluarga, Direktorat Kesehatan Gizi, Dr. Harmein Harun, Kepala Pusat data dan
Informasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar
Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen
Kesehatan,Dinkes DKI, Para Analis Kebijakan Ahli Utama, Madya, Muda dan
Pratama.
d. Asesmen Lapangan
Kegiatan asesmen lapangan dilaksanakan di Dinkes Kabupaten Bekasi,
Perusahaan Yutaka Manufacturing Indonesia, dan Perusahaan Indofood pada
tanggal 28 – 30 Oktober 2019, Dengan didampingi narasumber dr. Harmein
Harun (konsultan kebijakan) dan Dr. Anies Irawati (Ahli Gizi). Kegiatan asesmen
lapangan dilakukan sebagai berikut yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 52
❖ Dinkes Kabupaten Bekasi
Di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, mengundang 30 peserta dari
Dinas Kesehatan,pemegang program promosi kesehatan, kader kesehatan,
puskesmas dan RSUD Bekasi.
❖ PT Yutaka Manufacturing Indonesia
PT Yutaka Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang didirikan
bersama oleh Yutaka Giken
Co Ltd Jepang dengan PT.
Astra Honda Motor. Produk
utama dari PT Yutaka
Manufacturing Indonesia
adalah Disc Plate dan
Knalpot untuk komponen
kendaraan roda dua khusus
PT Astra Honda Motor. Filantropi di PT Yutaka Manufacturing Indonesia masih
merupakan hal baru, kegiatan sosial yang dilaksanakan selama ini adalah
menggunakan dana Corporate
Social Responsibility (CSR)
dari perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara,
kegiatan filantropi di PT Yutaka
Manufacturing Indonesia
diketahui dilaksanakan oleh
pihak lain yaitu Dewan
Kemakmuran Masjid setempat atau menggunakan pengumpulan dana secara
sukarela dari para pegawai perusahaan. Kegiatan filantropi tersebut berjalan
secara swadaya dan tidak ditangani oleh pihak PT Yutaka Manufacturing
Indonesia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 53
❖ PT. Indofood
Berdasarkan hasil wawancara yang
diilakukan, diketahui bahwa belum
ada kebijakan yang secara khusus
mengatur peran filantropi dalam
pembangunan kesehatan.
Sehingga dalam pelaksanaannya
tidak ditemukan adanya kendala
yang dapat menghambat filantropi
dalam memberikan bantuan kesehatan.
Belum adanya kebijakan yang
mengatur terkait penerimaan dan
pengelolaan dana hibah dari
masyarakat kepada instansi
pemerintah memunculkan kendala
bagi pihak dinas kesehatan, rumah
sakit, dan puskesmas. Kendala
tersebut adalah munculnya kehawatiran dalam pengelolaan bantuan tersebut
yang dapat berujung pada temuan oleh pihak auditor internal maupun
eksternal. Dampak dari hal tersebut adalah instansi pemerintah lebih banyak
menolak bantuan dari masyarakat, dan masyarakat lebih memilih untuk
memberikan sumbangan kepada pihak ketiga atau swasta.
e. Finalisasi
Dilaksanakan pada tanggal 20 Desember
2019 di ruang rapat PADK Kemenkes
lantai 9 gedung Sujudi pukul 16.00 sd
19.00 wib. Kegiatan ini mengundang 50
orang, dengan narasumber dr. Harmein
Harun dan Direktur Promosi Kesehatan
dan Pemberayaan Masyarakat. Peserta dari kegiatan ini adalah Dompet Dhuafa,
Kitabisa.com, We Care Indonesia, Japfa Foundation, Aksi cepat tanggap,
Direktorat Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Direktorat
Kesehatan Keluarga, Direktorat Kesehatan Gizi, Kepala Pusat data dan Informasi,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Tehnologi dasar Kesehatan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 54
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Humaniora dan Manajemen
Kesehatan, Dinkes DKI, para analis
kebijakan ahli utama, madya, muda
dan pratama.
Rekomendasi yang Dihasilkan:
Kementerian Kesehatan :
1. Pemerintah membuat mapping Peluang Kontribusi Filantropi untuk mendukung
Kesehatan, yang di upragde secara berkala dan di share di organisasi Filantropi
2. Pemerintah harus bisa mengidentifikasi dimana kebutuhannya dan dimana
kemitraan bisa dilakukan (dan kemitraan harus menyepakati manfaat yang dikejar,
risiko yang ditanggung bersama, dan indikator yang disepakati bersama).
3. Perlu ada forum komunikasi antara Kemenkes, filantropi, dan lintas sektor untuk
koordinasi.
Filantropi :
1. Filantropi mempunyai visi yang semakin besar di sektor kesehatan
2. Filantropi melakukan komunikasi secara teratur dan sistematis dengan pemerintah
3. Filantropi melakukan Inovasi yang bisa diadopsi oleh pemerintah
4. Filantropi melakukan peningkatan pemanfaatan bantuan
A.2. Capaian Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan lainnya:
1. ADVOKASI HASIL ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN DALAM
MENDUKUNG PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA (PERTEMUAN
KOORDINASI IMPLEMENTASI INPRES 4 TAHUN 2019 TENTANG
PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM MENCEGAH, MENDETEKSI, DAN
MERESPONS WABAH PENYAKIT PANDEMI GLOBAL, DAN KEDARURATAN
NUKLIR, BIOLOGI, DAN KIMIA)
Setelah terjadinya wabah penyakit
seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah
(SARS), infeksi virus Nipah, avian
influenza A (H5N1) dan A (H7N9), Ebola
dan wabah Zika Virus; negara-negara di
dunia menyepakati komitmen global
baru untuk memperkuat kesiapsiagaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 55
pandemi dan membangun kapasitas inti (core capacity) untuk meningkatkan
ketahanan kesehatan (health security) yang efektif mampu mengatasi potensi
ancaman kesehatan.
Upaya berkelanjutan untuk
memperkuat ketahanan kesehatan
dan penanganan ancaman
kesehatan dengan lebih baik
berfokus pada kolaborasi,
koordinasi, dan peningkatan
kapasitas yang lebih besar di tingkat
nasional, regional, dan global tiap negara. Selain pengembangan kapasitas dan
pencegahan dan pengendalian penyakit. Sebagian besar negara memiliki
komitmen untuk mengkolaborasikan upaya peningkatan akses dan mutu
kesehatan manusia dan kesehatan hewan. Namun tantangan utama adalah
bagaimana memastikan pembiayaan berkelanjutan untuk mengkolaborasikan
seluruh komponen lintas sektor dalam rangka menghadapi ancaman kesehatan
dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi.
Pada tahun 2016, bertolak dari latar belakang inilah pertemuan tingkat tinggi
tentang pembiayaan berkelanjutan dan integrasi regional untuk meningkatkan
keamanan kesehatan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi diadakan di Bali,
Indonesia. Pertemuan dihadiri dari delegasi pemerintah, dari kementerian
kesehatan, pertanian / peternakan, dan keuangan; perwakilan organisasi regional;
lembaga multilateral dan mitra
pembangunan. Rekomendasi utama
dari pertemuan tersebut adalah
pengembangan alat penilaian
pembiayaan keamanan kesehatan
yang mencakup satu pendekatan
kesehatan dari semua ancaman
kesehatan dan dibangun dengan alat dan mekanisme yang ada. Tools yang
kemudian disebut Health Security Financing Assessment Tools (HSFAT) ini
memberikan informasi dalam pembiayaan holistik ketahanan kesehatan, berfungsi
sebagai alat advokasi untuk meningkatkan pembiayaan domestik dan eksternal,
serta dalam rangka meningkatkan efisiensi pembiayaan, serta menjadi dasar
dalam menyusun kebijakan pembiayaan ketahanan kesehatan di Indonesia.
Penilaian pembiayaan ketahanan kesehatan saat ini sedang diujicobakan di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 56
Vietnam dan akan dilaksanakan masing-masing di Indonesia, Kamboja, Myanmar,
dan Laos, dengan dukungan dari Bank Dunia dan para mitra.
Tujuan dari Health Security Financing Assessment Tools (HFSAT) adalah untuk
mendukung pemerintah nasional dalam mengembangkan strategi keuangan yang
terkait dengan rencana aksi nasional yang diprioritaskan untuk Keamanan
Kesehatan dan memampukan negara-negara untuk memiliki sistem pembiayaan
yang kuat dan berkelanjutan menuju keamanan kesehatan yang efektif. Tools ini
dirancang untuk mendorong dialog kebijakan nasional mengenai pembiayaan
keamanan kesehatan baik untuk kesehatan manusia maupun hewan dan sektor-
sektor lain yang relevan dengan keamanan kesehatan. Tools ini juga
menginformasikan penyempurnaan strategi dan instrumen pembiayaan
keamanan kesehatan untuk meningkatkan kapasitas regulasi ketahanan
kesehatan nasional.
Pada tahun 2017, Indonesia sebagai negara anggota World Health Organization
(WHO) telah bernisiatif melakukan
Joint External Evaluation (JEE)
untuk mengidentifikasi kesenjangan
kapasitas kesiapan kesehatan dan
kesiapsiagaan menghadapi
pandemi namum tools untuk
memandu penyusunan baseline investasi negara dalam pengembangan
kapasitas menyusul diluncurkan pada tahun 2018 yakni Rencana Aksi Nasional
Ketahanan Kesehatan - National Action Plan for Health Security (NAPHS). Tools
ini berupa pemetaan pembiayaan ketahanan kesehatan secara nasional yang
dibutuhkan lima tahun ke depan. Manfaat tools adalah memetakan sumber daya
serta mencegah terjadinya kekurangan dana dalam implementasi ketahanan
kesehatan. Gambaran rencana nasional ini akan dipublish terbuka sehingga mitra
donor dapat membantu.
Sejalan dengan hal tersebut, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
kesehatan menyebutkan bahwa jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan
Daerah Provinsi terdiri atas:
pelayanan kesehatan bagi penduduk
terdampak krisis kesehatan akibat
bencana dan/atau berpotensi
bencana provinsi; dan b. pelayanan
kesehatan bagi penduduk pada
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 57
kondisi kejadian luar biasa provinsi.
Data dan informasi dari kedua tools ini (HSFAT dan NAPHS), serta perhitungan
biaya yang dibutuhkan menggunakan tools penghitungan biaya SPM (Siskobikes)
akan menjadi data yang digunakan sebagai dasar analisis penyusunan evidence
based policy. Kesenjangan, tumpang tindih, dan kebutuhan kebijakan menjadi hal
prioritas yang akan dianalisis dari hasil analisis belanja ketahanan kesehatan,
kebutuhan ketahanan kesehatan, serta standar biaya SPM kebencanaan dan
KLB.
Sejalan dengan hal tersebut telah ditetapkan Instruksi Presiden No 4 tahun 2019
tentang Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons
Wabah Penyakit Pandemi Global, dan
Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia.
Sehubungan telah ditetapkannya Inpres
tersebut maka dipandang perlu untuk
dilaksanakan pertemuan koordinasi
lintas Kementerian dan Lembaga terkait
pelaksanaan implementasi Instruksi Presiden No 4 tahun 2019 tentang
Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah
Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia khususnya
yang diinstruksikan pada Kementerian Kesehatan untuk mengkaji pembiayaan
yang diperlukan dalam meningkatkan kapasitas negara. Pertemuan ini
diselenggarakan oleh Pusat Analisis Determinan Kesehatan pada tanggal 12
September 2019 di Jakarta.
KESIMPULAN
Dari hasil pertemuan diperoleh kesimpulan bahwa pada tingkat pusat
(Kementerian dan Lembaga), pemahaman tentang ketahanan kesehatan sudah
mulai tumbuh namun belum cukup baik dan dipahami secara meluas. Masih
ditemukan kendala teknis seperti perbedaan pandangan penetapan Definisi
Operasional Ketahanan Kesehatan yang akan dijadikan rujukan.
Belum ditunjuk Unit teknis di Kementerian dan Lembaga masing-masing terkait
dalam hal implementasi Inpres 4 / 2019 sehingga program belum dapat sustain
dan tepat sasaran.
REKOMENDASI
a) Pusat Analisis Determinan Kesehatan bersurat kepada kementerian dan
lembaga yang tercantum dalam Inpres 4/2019 agar masing-masing instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 58
dapat menunjuk key person pada unit perencanaan dan teknis K/L masing-
masing untuk berkoordinasi lebih lanjut.
b) Mendorong diluncurkannya Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan
(NAPHS), agar dapat diimplementasikan dan dikolaborasikan dengan hasil
pengisian instrumen pembiayaan ketahanan kesehatan.
2. JEJARING PENINGKATAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN :
PENYUSUNAN NASKAH KAJIAN PEMBENTUKAN BADAN NASIONAL
PARIWISATA KESEHATAN
Pembangunan Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sasaran prioritas
dalam program kerja Presiden Joko Widodo. Sektor pariwisata berada di posisi
kedua sebagai penghasil devisa terbesar setelah Crude Palm Oil. Pertumbuhan
sektor pariwisata di Indonesia mencapai 25,68% pada tahun 2018. Indonesia
menempati urutan pertumbuhan sektor pariwisata tercepat ke-9 di dunia, nomor 3
di Asia, dan nomor 1 di Asia Tenggara menurut WTTC (World Travel and Tourism
Council). Indonesia ranking 7 dalam “Top-10 Countries Best in Travel negara
tujuan wisata paling diminati. Pada tahun 2019 dari sekor pariwisata pemerintah
menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 20 juta orang
dengan perolehan target devisa sebesar 20 miliar dollar AS atau setara dengan
Rp 2,8 triliun.
Indonesia sesungguhnya memiliki masa depan pariwisata kesehatan yang
menjanjikan jika sektor ini dikembangkan dengan tata kelola yang efektif sehingga
akan meningkatkan nilai manfaat ekonomi yang berkontribusi signifikan bagi
pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat. Potensi pariwisata
kesehatan di Indonesia yang dapat dikembangkan antara lain pariwisata medis,
pariwisata kebugaran/tradisional, pariwisata olahraga, dan pariwisata ilmiah
kesehatan.
Dalam wisata medis, Indonesia memiliki layanan unggulan yang kompeten dan
mampu bersaing dengan negara tetangga namun belum dikemas dengan
strategis promosi yang menjual. Pada pariwisata kebugaran/tradisional, Indonesia
mempunyai potensi yang besar karena memiliki kekayaan ragam tanaman
kesehatan, salah satu yang terkaya di dunia selain Brazil, selain beragam teknik
kebugaran tradisional. Di bidang pariwisata olahraga, Indonesia mempunyai
peluang yang besar dalam pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga sebagai
bagian yang terintegrasi dengan pelayanan Rumah Sakit Olahraga/Balai
Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM). Selain itu, Indonesia juga memiliki
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 59
prospek di bidang pariwisata ilmiah kesehatan, yaitu parwisata herbal dan
museum kesehatan.
Pengembangan pariwisata kesehatan dengan berbasis semua potensi tersebut
mendapat sejumlah tantangan yang cukup serius, diantaranya perlunya
perumusan ulang konsep kepariwisataan kesehatan nasional, luasnya lintas
sektor dan lintas program yang perlu dilibatkan, perlunya penguatan kebijakan dan
atau perbaikan dukungan regulasi, pembenahan infrastruktur dan suprastruktur
kesehatan, dan diperlukannya sejumlah satuan teknis tertentu yang dapat bekerja
lintas sektor untuk mengangani hal-hal teknis pariwisata kesehatan.
Memperhatikan situasi tersebut, dipandang perlu adanya suatu lembaga yang
bertanggungjawab dalam perancangan, perumusan, penetapan, koordinasi,
sebagai wadah untuk 1) menyusun kebijakan teknis wisata kesehatan, 2)
melakukan koordinasi lintas sektor untuk mancari solusi terhadap seluruh
hambatan pengembangan wisata kesehatan, 3) menyusun perencanaan program
dan kegiatan pengembangan wisata kesehatan serta 4) melakukan pengendalian
dan evaluasi pelaksanaan program.
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Uraian kegiatan penyusunan Analisis Pengembangan Pariwisata Kesehatan
Indonesia 2018 - 2020 terdiri dari :
• Persiapan dilaksanakan satu kali di kantor, untuk mengidentifikasi masalah
serta memetakan pemangku kepentingan yang akan terlibat.
• Penyusunan Draft dilaksanakan empat kali di kantor dan satu kali di luar
kantor (Jakarta), pada kegiatan ini dilakukan penyusunan draft analisis
kebijakan dari kerangka pikir dan kerangka kerja yang telah disusun.
• Finalisasi dilaksanakan 1 kali di kantor, menghasilkan gambaran besar
kerangka konsep penulisan policy paper pembentukan badan/konsorsium
penyelenggara wisata kesehatan.
Rekomendasi
a) Badan Nasional Wisata Kesehatan diperlukan untuk mengefektifkan
koordinasi lintas sektor penyelenggara wisata kesehatan yang menjalankan
fungsi secara komprehensip (memfasilitasi kolaborasi sektor publik-swasta
dalam skema PENTAHELIX) yang terpadu untuk industri perjalanan terkait
kesehatan (4 konsep wisata kesehatan), untuk promosi, pengembangan
bisnis, fasilitasi, jejaring, regulasi, dan sebagai pusat untuk menangani semua
pertanyaan tentang wisata kesehatan serta untuk secara efektif mengatasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 60
masalah yang mempengaruhi industri wisata kesehatan.
b) Diperlukan kebijakan dan regulasi yang mengatur tentang Penyelenggaraan
Wisata Kesehatan
3. PENGUATAN ANALISIS DAN PENYUSUNAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN (GERMAS)
Kegiatan penguatan ini berupa belanja jasa konsultan analisis kebijakan
pembangunan kesehatan. Jasa konsultan dialokasikan untuk dapat memberikan
pengayaan pada analisis kebijakan dan rancangan kebijakan yang disusun PADK
dengan memberikan sudut pandang yang berbeda dan objektif sehingga hasil
analisis maupun rancangan kebijakan yang disusun menjadi semakin
komprehensif dalam menjawab berbagai isu, permasalahan kesehatan dan
program prioritas.
Pada tahun 2019, analisis yang difokuskan pada topik Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Germas sudah dicanangkan sejak tahun
2017 dan ditetapkan dalam payung hukum Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
2017. Pada Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Germas
juga masih menjadi program besar dalam hal promotif dan preventif bidang
Kesehatan melalui indikator target Pembudayaan Germas. Akan tetapi, gema dari
program Germas di tengah masyarakat masih dirasa belum maksimal. Kajian
eksternal oleh konsultan diharapkan dapat menjadi salah satu upaya melihat
permasalahan melalui perspektif berbeda dan memperkaya alternatif intervensi
serta solusi.
Proses penunjukkan konsultan dilakukan sesuai aturan pengadaan jasa
konsultan. Adapun tema-tema analisis kebijakan Germas yang disusun adalah:
1) Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit
2) Peningkatan Aktivitas Fisik
3) Edukasi dan Perilaku Hidup Sehat
4) Peningkatan Kualitas Lingkungan
5) Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 61
4. ANALISIS PENGUATAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL
DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN SPM BIDANG
KESEHATAN
Penguatan Sistem Kesehatan di seluruh pemerintah
daerah adalah salah satu modalitas untuk memperkuat input
penyediaan pelayanan dasar bagi setiap warga negara untuk
mencapai target SPM bidang kesehatan secara nasional yang diamanatkan dalam
Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
(SKN). SKN adalah landasan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat secara berkelanjutan,
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan
dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional untuk menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Terbitnya PP No. 2/2018 tentang Standar Pelayanan Minimal yang dimaknai
sebagai tanggung jawab Provinsi maupun Kabupaten/Kota, memberikan amanah
kepada kementerian penyelenggara urusan pemerintah terkait untuk menyusun
standar teknis pelaksanaan SPM. Peraturan Pemerintah ini maka secata otomatis
menggantikan Permenkes No. 43/ 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan yang terdiri dari 12 layanan. Maka penyusunan ulang standar
teknis menjadi sesuatu yang penting, agar standar dapat dilaksanakan dengan
baik di semua daerah.
Berikut gambaran pemetaan Sistem Kesehatan Nasional di 10
kabupaten/kota pilot project yang dipilih berdasarkan dari hasil capaian SPM serta
fiskal pada suatu provinsi:
No Provinsi
Upaya
Kesehata
n
Penelit
ian d
an
Pengem
bangan
Kesehata
n
Pem
bia
yaan
Sum
ber
Daya
Manusia
Farm
alk
es
Manaje
men
Kesehata
n
Pem
berd
ayaan
Masyara
kat
1 Kota Pekanbaru 51 25 35 39 79 30 0
2 Kabupaten Kuantan Singingi
64 0 18 29 59 95 0
3 Kota Bogor 74 25 0 50 61 20 32
4 Kabupaten Cianjur 43 0 0 21 86 35 21
5 Kabupaten Gresik 71 0 18 4 53 30 16
6 Kabupaten Jombang 73 50 24 71 93 30 26
7 Kabupaten Buleleng 77 0 18 50 70 0 32
8 Kabupaten Bangli 89 0 6 32 89 30 37
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 62
No Provinsi
Upaya
Kesehata
n
Penelit
ian d
an
Pengem
bangan
Kesehata
n
Pem
bia
yaan
Sum
ber
Daya
Manusia
Farm
alk
es
Manaje
men
Kesehata
n
Pem
berd
ayaan
Masyara
kat
9 Kota Makassar 70 25 12 21 76 33 21
10 Kota Pare Pare 81 0 0 21 71 63 5
Ket:
Sangat Baik
76 - 100%
Cukup 26 - 50%
Baik
51 - 75%
Kurang 0 - 25%
Ketika hasil pemetaan diatas disandingkan dengan pencapaian target per jenis
layanan pada Sistem Kesehatan Daerah pada kabupaten/kota yang sama dan pada
bulan Oktober 2019, membuktikan bahwa pemerintah daerah kabupaten kota belum
siap dalam mengadministrasikan sistem kesehatan dalam menerapkan standar
pelayanan minimal kabupaten/kota.
No Provinsi SPM 2019
1 Kota Pekanbaru 0
2 Kabupaten Kuantan Singingi 0
3 Kota Bogor 0
4 Kabupaten Cianjur 0
5 Kabupaten Gresik 44
6 Kabupaten Jombang 39
7 Kabupaten Buleleng 44
8 Kabupaten Bangli 45
9 Kota Makassar 0
10 Kota Pare Pare 0
Ket:
Baik 100%
Sedang 51 - 99%
Kurang 0 - 50%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 63
Capaian SPM di daerah tidak hanya dipengaruhi oleh Sistem Kesehatan
Nasional namun juga sangat dipengaruhi
oleh dinamika determinan kesehatan lain
seperti determinan politik, sosial,
ekonomi, agama, budaya,
pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan dan lain - lain yang secara
langsung mempengaruhi kinerja
kepemimpinan para kepala daerah
kabupaten/kota dalam mencapai ke 12
target jenis pelayanan dasar.
Penyusunan Analisis dilakukan melalui
berbagai tahapan yaitu rapat persiapan,
rapat penyusunan instrumen, pelaksanaan
asesmen lapangan pada 2 kabupaten/kota
di 5 provinsi pilot project, pembahasan hasil asesmen lapangan. Pembiayaan untuk
pelaksanaan Penyusunan Instrumen Penguatan Sistem Kesehatan Nasional dalam
Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan bersumber pada dana hibah WHO
Biennium 2018-2019.
Tahap Kegiatan
• Rapat Persiapan
Dilaksanakan satu kali pada tanggal 17 Mei 2019 di Ruang Rapat PADK dengan
mengundang program penanggung jawab indikator SPM Kesehatan serta lintas
sektor seperti Bappenas, Kementerian Dalam Negeri serta para pakar.
• Penyusunan Instrumen Evaluasi
Dilaksanakan fullday 2 hari di hotel Aston Rasuna pada 20 – 21 Juni 2019
dengan mengundang unit utama serta 1 peserta daerah sebagai pilot project
hasil capaian SPM Kesehatan.
• Asesmen Lapangan
Dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota
pada 5 provinsi pilot project dengan acuan
pelaporan SPM Kesehatan serta
kapasitas fiscal kabupaten/kota tersebut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 64
❖ Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Riau (Kab. Kuantan Singingi dan
Kota Pekanbaru) pada tanggal 8 – 11 Juli 2019.
❖ Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan (Kota
Makassar dan Kota Pare-pare) pada tanggal 8 – 11 Juli 2019.
❖ Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Bali (Kab. Buleleng dan Bangli)
pada tanggal 15 - 17 Juli 2019.
❖ Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur (Kab. Jombang dan
Kota Surabaya) pada tanggal 2 – 4 Oktober 2019.
❖ Asesmen lapangan dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat (Kab. Cianjur dan
Kota Bogor) pada tanggal 9 – 11 Oktober 2019.
• Penyusunan Hasil
Dilaksanakan fullday pada tanggal 2 Agustus 2019 di Hotel Dafam Teraskita,
Jakarta untuk mengetahui hasil dari pengisian instrumen evaluasi SPM saat
melaksanakan asesmen lapangan pada Provinsi Riau, Bali dan Sulawesi
Selatan.
• Pembahasan Hasil Asesmen Lapangan
Dilaksanakan fullboard pada tanggal 14 – 16 Oktober 2019 di Hotel Mercure,
Jakarta dengan mengundang lintas program, lintas sektor serta peserta daerah
untuk menyampaikan hasil dari evaluasi capaian SPM yang dilaksanakan pada
5 provinsi pilot project.
• Finalisasi
Dilaksanakan satu kali rapat di luar jam kerja
pada tanggal 29 Oktober 2019 di Ruang
Rapat PADK untuk memfinalkan kajian dari
Analisis Penguatan SKN dalam
implementasi SPM Kesehatan di daerah.
Rekomendasi
a) Saat ini Kementerian Dalam Negeri sedang merevisi Permendagri No. 100 tahun
2019 tentang Penerapan SPM, sehingga Kemneterian Kesehatan perlu untuk
mengawal masuknya detil-detil yang ada pada Permenkes No. 4 tahun 2019
pada lampiran Permendagri yangs edang di revisi.
b) Agar evaluasi capaian tidak terlalu rigid dan langsung menjatuhkan sanksi
kepada kepala daerah mengingat sedang disusunnya Permendagri No. 90 tahun
2019 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi Perencanaan Daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 65
c) Mendorong pemerintahan daerah untuk menyusun regulasi tingkat daerah dalam
mendukung pelaksanaan SPM.
d) Mendorong Permendagri untuk mengeluarkan Surat Edaran kepada kepala
daerah terkait dengan pembentukan Sekretariat Bersama Pelaksanaan SPM
A.3. UPT VETIKAL YANG DIBINA DALAM RANGKA INTERNALISASI REVOLUSI
MENTAL BIDANG KESEHATAN
Kegiatan yang dilaksanakan pada UPT Vertikal yang dibina dalam rangka
Internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan merupakan kegiatan besar yang
terdiri dari raangkaian kegiatan sebagai bentuk outcome pelaksanaan Roadmap
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019. Roadmap Reformasi
Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Dokumen Revolusi Mental
Bidang Kesehatan diharmonisasikan dalam satu kesatuan outcome yaitu
perubahan mindset dan mental model/perilaku seluruh ASN dan jajaran kesehatan
lainnya untuk mendorong terciptanya budaya kerja baru yang positif dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Dalam rangka mendorong perubahan
mindset dan culture set berdasarkan program manajemen perubahan dalam
Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan 2015-2019 dan Internalisasi
Revolusi Mental Bidang Kesehatan, Pusat Analisis Determinan Kesehatan selaku
Pokja Manajemen Perubahan melaksanakan rangkaian kegiatan antara lain:
a. Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Kegiatan Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan telah
dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan
Kegiatan Sosialisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan. Kegiatan
Sosialisasi ini bertujuan untuk bertukar informasi dari seluruh Rumah Sakit
Vertikal berkaitan dengan pembangunan Revolusi Mental yang telah dilakukan
pasca pelaksanaan Kegiatan Internalisasi Nilai-nilai Revolusi Mental Bidang
Kesehatan.
Kegiatan Sosialisasi telah dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2019 bertempat
di Hotel Gren Melia, Jakarta dengan bentuk kegiatan paket meeting fullday satu hari.
Pada Kegiatan ini mengundang Narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang diwakilkan kepada Kepala Bagian Hukum,
Organisasi, dan Hubungan Masyarakat dan Direktur Mutu dan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan. Peserta pada kegiatan ini adalah para direktur/ direksi
dari seluruh Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan dengan total
undangan sebanyak 80 (delapan puluh) orang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 66
b. Implementasi Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Kegiatan Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental Kementerian Kesehatan telah
dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan
Kegiatan Implementasi Nilai-nilai Revolusi Mental. Kegiatan Implementasi Nilai-
nilai Revolusi Mental pada tahun ini dilakukan dalam bentuk kegiatan Talkshow
Kebijakan Kementerian Kesehatan untuk Gerakan Masyarakat hidup Sehat
(GERMAS). Kegiatan ini sebagai upaya pelaksanaan internalisasi nilai-nilai
Revolusi Mental sebagai upaya merubah perilaku masyarakat untuk hidup lebih
sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Pada kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat Balitbangkes Kementerian
esehatan, dan dr. Tan Shot Yen sekaligus bertindak sebagai narasumber dan
dipandu oleh Choky Sitohang sebagai pembawa acara. Pada kegiatan ini
mengundang perwakilan Dharma Wanita seluruh Kementerian dan Lembaga,
Tim Penggerak PKK dan Kowani se-Jabodetabek, dan Penyedia Catering Rapat
dengan total undangan sebanyak 300 (tiga ratus) orang dilaksanakan di Auditorium
Siwabessy Kementeian Kesehatan.
c. Pembinaan dan Pembekalan Agent of Change, Pembinaan dan Pembekalan
Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan telah
dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan
Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan.
Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan ini bertujuan untuk terinternalisasi tiga
nilai Revolusi Mental (Integritas, etos kerja, dan gotong royong) pada setiap
kebijakan, program, proyek, dan kegiatan di seluruh sistem birokrasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan khususnya di UPT Rumah Sakit Vertikal.
Kegiatan Pembinaan dan Pembekalan telah dilaksanakan pada 13 RS Vertikal yaitu
RS Persahabatan Jakarta (tanggal 25-26 November 2019), RSUP Fatmawati
Jakarta (tanggal 5-6 September 2019), RSAB Harapan Kita Jakarta (tanggal 9-
10 Juli 2019), RS Jantung dan Pembuluh Darah Jakarta (tanggal 28-29 Agustus
2019), RS Pusat Otak Nasional Jakarta (tanggal 2-27 September 2019), RS
Ketergantungan Obat Jakarta (tanggal 26-27 September 2019), RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan Jakarta (tanggal 17-18 September 2019), RS Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor (tanggal 25-26 Juli 2019), RS Dr. Sitanala Tangerang (tanggal 25-
26 Juli 2019), RS Dr. Tadjuddin Chalid Makassar (tanggal 23-24 Juli 2019), RS
Ratotok Buyat Minahasa Tenggara (tanggal 25-26 November 2019), Rumah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 67
Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga (tanggal 6-7 Agustus 2019), RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta (tanggal 24-25 Oktober 2019).
Pada Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Agen Perubahan di setiap Rumah
Sakit Vertikal dengan mengundang Narasumber Sekretaris Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan, Widyaiswara Kementerian dalam Negeri, dan Kepala
Pusat Inovasi Lembaga Administrasi Negara dengan total undangan sebanyak 50
(lima puluh puluh) orang.
d. Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC
Kegiatan Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC telah dilaksanakan
untuk menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan
Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan AoC. Kegiatan Konsolodasi Internal
Kementerian Kesehatan AoC pada tahun ini mengambil tema Internalisasi
Nilai-nilai Pancasila dalam Pembangunan Berwawasan Kesehatan, Sinergi Agen
Perubahan untuk Percepatan Inovasi Pembangunan Kesehatan. Kegiatan ini
sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan
pengembangan organisasi untuk mendorong perubahan organisasi Kementerian
Kesehatan berdasarkan road map reformasi birokrasi dan dokumen Revolusi
Mental di bidang kesehatan sebagai upaya mempercepat peningkatan integritas,
peningkatan akuntabilitas kinerja dan meningkatkan kualitas kepuasan
layanan.
Pada kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesehatan beserta seluruh Agen
Perubahan Kementerian Kesehatan dan perwakilan Agen Peruahan dari seluruh
Rumah Sakit Vertikal dengan mengundang Narasumber Ibu Alissa Wahid
dengan total undangan sebanyak 300 (tiga ratus) orang dilaksanakan di Auditorium
Siwabessy Kementeian Kesehatan.
e. Pengembangan dan Pemanfaatan Executive Brain Assessment (EBA),
Penyelenggaraan EBA LS/LP/UPT
Kegiatan Penyelenggaraan EBA telah dilaksanakan untuk menghasilkan output
kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan Penyelenggaraan EBA dan
Pemetaan Kapabilitas serta Integritas dari Agen Perubahan UPT yang ditunjuk.
Kegiatan Penyelenggaran EBA pada tahun ini dilaksanakan pada UPT
Kementerian Kesehatan yang sudah ditunjuk oleh Inspektorat Jenderal dengan
kriteria bahwa satuan kerja tersebut sudah atau sedang menuju WBK/WBBM.
Penyelenggaraan EBA telah dilaksanakan pada 10 UPT Kementerian Kesehatan
yang menuju WBK/ WBBM yaitu Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta (tanggal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 68
8 Juli 2019), Poltekkes Kemenkes Semarang (tanggal 18 Juni 2019), Poltekkes
Kemenkes Palembang (tanggal 20 Juni 2019), BBTKLPP Yogyakarta (tanggal 3
September 2019), KKP Kelas III Palangkaraya (tanggal 16 Juli 2019), KKP Kelas
II Tanjung Pinang (tanggal 16 Juli 2019), KKP Kelas II Padang (tanggal 20 Juni
2019), Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) Bandung (tanggal 16 Juli
2019), Balai Litbangkes Kelas I Banjarnegara (tanggal 16 Juli 2019), Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta (tanggal 18 Juni 2019).
Pada Kegiatan ini dhadiri oleh perwakilan Agen Perubahan di setiap UPT yang
ditunjuk dengan total undangan sebanyak 50 (lima puluh puluh) orang.
Penyelenggara EBA juga diarahkan pada pengembangan instrument EBA dengan
model CAT (Computer Assisted Test). Instrument ini nantinya akan dipergunakan
untuk Seleksi Kemampuan Bidang (SKB) pada rekrutmen CPNS di lingkungan
Kementerian Kesehatan sesuai dengan tuntutan dari Kemen PAN-RB, BKN, Biro
Kepegawaian Kementerian Kesehatan, dan dari para pelamar sendiri yang
menghendaki adanya proses seleksi yang akuntabel, transparan, dan memberikan
hasil yang real time. Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah mengembangan
instrument EBA dengan model CAT (Computer Assisted Test) sejak tahun 2016
dan dikembangkan di upgrade pada tahun 2019 ini sesuai dengan kebutuhan
seleksi CPNS. Untuk mengetahui kekuatan aplikasi CAT EBA CPNS yang telah
dibuat sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan penyempurnaan norma dan
SOP sehingga sesuai dengan kebutuhan penggunaan pada seleksi CPNS maka
perlu untuk dilakukan uji coba. Pelaksaaan uji coba CAT EBA dilakukan di 3
lokus pelaksana seleksi CPNS yaitu Poltekkes Jakarta III, Poltekkes Semarang,
dan Poltekkes Surabaya. Uraian pelaksaan uji coba CAT EBA sebagai berikut
Lokus Poltekkes Surabaya Poltekkes Semarang Poltekkes Jkt III
Tgl
Pelaksanaan
19 November 2019 28 November 2019 3 Desember 2019
Peserta Sesi 1: 100 Taruna tk.
akhir Politeknik
Penerbangan
Surabaya
100 Taruna tk. akhir
Politeknik Pelayaran
Surabaya
Sesi 2: 200 Mahasiswa
tk. akhir Poltekkes
Kemenkes Surabaya
Sesi 1: 195 Taruna tk.
akhir Politeknik
Pelayaran Semarang
Sesi 2: 197 Mahasiswa
tk. akhir Poltekkes
Kemenkes Semarang
Sesi 1: 184 Taruna
tk. akhir Politeknik
Transportasi Darat
Indonesia Bekasi
Sesi 2: 192
Mahasiswa tk.
akhir Poltekkes
Kemenkes Jakarta
III
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 69
f. Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus
Hidup
Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan
Siklus Hidup telah dilaksanakan untuk menghasilkan output kegiatan berupa
Dokumen Laporan Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain
Assessment (EBA) dan Siklus Hidup. Kegiatan Pengembangan Instrumen
Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus Hidup ini bertujuan untuk
koordinasi Tim Executive Brain Assessment (EBA) dan Tim Siklus Hidup guna
kelancaran implementasi pengembangan instrumen Executive Brain
Assessment dan program Siklus Hidup sehingga diperlukan pengamatan yang
berkelanjutan oleh tim pakar yang berkompeten.
Kegiatan Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan
Siklus Hidup telah dilaksanakan pada tanggal 24-25 September 2019 bertempat di
Sofyan Hotel Cut Mutia Jakarta dengan bentuk kegiatan paket meeting fullday
dua hari.
Pada Kegiatan ini mengundang seluruh tim EBA dan Tim Siklus Hidup dengan
total undangan sebanyak 40 (empat puluh) orang.
g. Penyusunan Norma EBA
Kegiatan Penyusunan Norma EBA dilaksanakan sebayak 2 kali tahapan, yaitu:
• Rapat Persiapan
Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA telah dilaksanakan untuk
menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan Rapat
Persiapan Penyusunan Norma EBA. Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan
Norma EBA ini bertujuan untuk Menyusun bank soal instrumen Executive
Brain Assessment (EBA), selain itu juga bertujuan juga untuk menyusun
instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dalam beberapa versi.
Kegiatan Rapat Persiapan Penyusunan Norma EBA telah dilaksanakan pada
tanggal 19 Agustus 2019 bertempat di Ruang rapat Pusat Analisis Determinan
Kesehatan dengan bentuk kegiatan Rapat Di luar Jam Kantor. Pada Kegiatan
ini mengundang Tim Nasional EBA, Kepala Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen BKN dan Kepala Biro Kepegawaian sebagai naasumber. Kegiatan
ini juga dihadiri oleh Kepala Pusat data dan Informasi, Kepala Bagian
Pengadaan Pegawai, Kepala Bidang Analisis Kompetensi dan Kebutuhan
Pelatihan, Pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Kepala Sub Bagian Penyusunan
Formasi Pegawai, Kepala Sub Bagian Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 70
dan Kepala Sub Bagian Pengangkatan Pegawai dengan Penugasan Khusus,
Kepala Sub Bagian Penilaian Kinerja dan Dukungan Informasi Kepegawaian
dengan total undangan sebanyak 40 (empat puluh) orang.
• Assessment Lapangan
Kegiatan Assessmen Lapangan Norma EBA telah dilaksanakan untuk
menghasilkan output kegiatan berupa Dokumen Laporan Kegiatan
Assessmen Lapangan Norma EBA. Kegiatan Assessmen Lapangan Norma
EBA ini bertujuan untuk Menyusun bank soal instrumen Executive Brain
Assessment (EBA), selain itu juga bertujuan juga untuk menyusun instrumen
Executive Brain Assessment (EBA) dalam beberapa versi.
Kegiatan Assessmen Lapangan Norma EBA telah dilaksanakan pada tanggal
5 September 2019 bertempat di Auditorium Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Pada Kegiatan ini mengundang Tim IT dari Pusat Pengembangan Sistem
Rekrutmen BKN, Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan, dan pihak
ketiga (vendor) sebagai pemantau pelaksanaan assessment lapangan dalam
hal ini pelaksaaan CAT EBA. Sedangkan peserta yang mengikuti proses tes
CAT EBA berasal dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan
total undangan sebanyak 50 (lima puluh) orang.
A.4. Pembinaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan dan Jabatan Fungsional
Administrator Kesehatan:
Sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.60 tahun 2016 Pusat
Analisis Determinan Kesehatan diberi amanat menjadi unit pembina jabatan
fungsional kesehatan Administrator Kesehatan (Adminkes) dan jabatan fungsional
non kesehatan Analis Kebijakan (Anjak).
Adapun tugas sebagai unit pembina dalam hal pembinaan jabatan fungsional
kesehatan adalah:
a) Mengusulkan materi kebijakan teknis tentang Jabatan Fungsional Kesehatan
yang menjadi binaannya untuk disampaikan kepada Unit yang membidangi
Pengembangan Jabatan Fungsional;
b) Menyusun usulan pedoman formasi Jabatan Fungsional yang menjadi
binaannya;
c) Melakukan identifikasi dan pengkajian serta pengusulan tunjangan Jabatan
Fungsional yang menjadi binaannya;
d) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
secara berkesinambungan kepada para pemangku kepentingan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 71
e) Mengusulkan bahan kurikulum pelatihan fungsional/teknis Jabatan Fungsional
yang menjadi binaannya dengan melibatkan organisasi profesi terkait;
f) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan
Fungsional berdasarkan usulan dari unit kepegawaian Eselon I yang menjadi
binaannya;
g) Melakukan pembinaan secara berjenjang terhadap pejabat fungsional yang
menjadi binaannya;
h) Mengusulkan Tim Penilai Pusat Jabatan Fungsional yang akan ditetapkan oleh
Pimpinan Unit Utama Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya;
i) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
j) Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional yang
menjadi binaannya;
k) Memfasilitasi penyelenggaraan uji kompetensi Jabatan Fungsional yang
menjadi binaannya;
l) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,
riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
m) Melakukan pemantauan, evaluasi Jabatan Fungsional yang menjadi
binaannya; dan
n) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional kepada Unit
yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional, paling sedikit 1 (satu)
kali dalam setahun.
Tugas Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai unit pembina jabatan
fungsional non kesehatan adalah:
a) Mensosialisasikan kebijakan Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
secara berkesinambungan;
b) Mengusulkan jenis dan jumlah peserta pelatihan fungsional/teknis Jabatan
Fungsional yang menjadi binaannya;
c) Melakukan pembinaan terhadap pejabat fungsional yang menjadi binaannya;
d) Menetapkan Tim Penilai Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e) Melakukan pembinaan terhadap Tim Penilai jabatan fungsional yang menjadi
binaannya;
f) Mengusulkan peserta uji kompetensi jabatan fungsional yang menjadi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 72
binaannya;
g) Melakukan pemutakhiran data Jabatan Fungsional yang menjadi binaannya
setiap akhir tahun meliputi variabel nama pemangku, jenis, kategori, jenjang,
riwayat pendidikan, riwayat pelatihan Jabatan Fungsional terkait dan variabel
lainnya yang diperlukan;
h) Menyampaikan hasil pelaksanaan pembinaan jabatan fungsional secara
berkala sesuai dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada Unit
yang membidangi Pengembangan Jabatan Fungsional dengan tembusan
Instansi Pembina Jabatan Fungsional terkait;
i) Memfasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional yang menjadi binaannya; dan
j) Melakukan pemantauan dan evaluasi jabatan fungsional yang menjadi
binaannya.
A.4.1. Jabatan Fungsional Analis Kebijakan
Pengertian Jabatan Fungsional Analis Kebijakan menurut Permenpan No.45
tahun 2019 adalah jabatan fungsional tertentu yang mempunyai ruang
lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian
dan analisis kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah. Analis
Kebijakan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan kajian dan analisis
kebijakan dalam lingkungan instansi Pusat dan Daerah.
Jabatan fungsional Analis Kebijakan di atur di dalam Permenkes No.45
tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Analis kebijakan dan Angka
Kreditnya. Instansi pembina jabatan fungsional Analis Kebijakan adalah
Lembaga Administrasi Negara (LAN), PADK menjadi unit pembina jabatan
fungsional Analis Kebijakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Di tahun 2019 terkait dengan pembinaan jabatan fungsional Analis
Kebijakan adalah:
a) Inpassing Jabatan fungsional Analis Kebijakan
b) Pelaksanaan Uji Kompetensi Inpassing Jabatan Fungsional Analis
Kebijakan
c) Pengangkatan dan Pelatikan jabatan fungsional Analis Kebijakan
➢ Inpassing Jabatan Fungsional Analis Kebijakan:
Selama tahun 2019 Penyelenggaraan uji kompetensi inpassing jabatan
fungsional Analis Kebijakan telah dilakukan selama 3 kali yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 73
No. Tanggal
Penyelenggaraan Lokasi
Penyelenggaraan Jumlah Peserta
1. 18 Juni 2019 Kantor LAN Jakarta 12 orang
2. 1 Agustus 2019 Kantor LAN Jakarta 4 orang
Rekapitulasi Jumlah yang sudah lulus uji kompetensi inpassing Analis
Kebijakan tahun 2019:
NO SATKER JUMLAH USULAN
BATAL LULUS TIDAK LULUS
Sekretariat Jenderal
1 Pusat Analisis Determinan Kesehatan
3 /3
2 Biro Hukum dan Organisasi 2 2
3 Biro Umum 2 1/1
4 Pusat Data dan Informasi 2 1 1
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
5 Sekretariat Badan Litbangkes 2 1 1
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6 Sekretariat Ditjen. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1 1
7 Direktorat P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
3 3
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
8 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
2 2
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
9 Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2 2
Inspektorat Jenderal
10 Sekretariat Inspektorat Jenderal 1 1
Jumlah 20 4 10 2
Jumlah pejabat fungsional Analis Kebijakan yang sudah menerima SK
pengangkatan sebagai Analis Kebijakan melalui proses inpassing:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 74
No Jenjang Jumlah
1 Analis Kebijakan Ahli Utama 2
2 Analis Kebijakan Ahli Madya 1
3 Analis Kebijakan Ahli Muda 18
4 Analis Kebijakan Ahli Pertama 17
Jumlah 38
Keberadaan Jabatan Fungsional Analis Kebijakan di lingkungan
Kementerian Kesehatan:
No. Unit Utama Ahli Pertama Ahli Muda Ahli Madya Ahli Utam
a
1 Sekretariat Jenderal 1 11 1 1
2 Inspektorat Jenderal 1 1 0 0
3 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
3 0 0 0
4 Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1 0 0 0
5 Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
0 0 0 0
6 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
0 0 0 0
7 Badan Litbangkes 1 0 0 0
8 Badan PPSDM Kesehatan
9 16 2 1
Total 16 28 3 2
A.4.2. Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)
Pengertian Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan (Adminkes)
menurut Kepmenpan No.42 tahun 2000 adalah Pegawai Negeri sipil yang
diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat
yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi
pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program
pembangunan kesehatan;
Tahun 2019 Pembinaan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan yang
dilakukan Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah:
a) Pelaksanaan inpassing Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan di
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 75
kantor pusat dan daerah
b) Rakor pembinaan jabatan fungsional Administrator Kesehatan wilayah
Barat,Tengah dan Timur
c) Peningkatan kompetensi jabatan fungsional Administrator Kesehatan
d) Pembentukan organisasi jabatan fungsional Administrator Kesehatan
e) Rapat Revisi Kurikulum, tunjangan jabatan fungsional Administrator
Kesehatan.
Rapat Koordinasi pembinaan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan
terbagi dalam 3 wilayah yaitu wilayah barat, wilayah tengah dan wilayah timur
yang berlangsung di 3 kota yaitu:
Wilayah barat di jakarta, wilayah tengah di yogyakarta, wilayah timur di
Surabaya yang dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten, Rumah Sakit vertikal Kementerian
Kesehatan, Balai Besar Kesehatan serta Balai Pelatihan Kesehatan di
Indonesia.
Selama tahun 2019 Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah
mengeluarkan surat Rekomendasi Usulan Kebutuhan/ formasi Administrator
Kesehatan :
NO INSTITUSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
1 Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
10 17 0 27
2 Dinas Kesehatan Kota Pariaman 13 9 1 23
3 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
2 2 0 4
4 Dinas Kesehatan Kota Pekan Baru 8 9 0 17
5 Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo
3 0 0 3
6 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
0 2 0 2
7 Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa 4 5 0 9
8 Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
3 12 3 18
9 Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat
0 0 1 1
10 RSUD Mandau 1 2 0 3
11 Dinas Kesehatan Kota Jambi 0 0 1 1
12 RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi 3 0 2 5
13 Dinas Kesehatan Kota Solok 5 7 0 12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 76
NO INSTITUSI ADMINKES PERTAMA
ADMINKES MUDA
ADMINKES MADYA
TOTAL
14 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 2 0 3
15 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
1 1 0 2
16 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
0 4 0 4
17 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
0 1 0 1
18 Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak 1 0 0 1
19 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
0 5 2 7
20 Lubuklinggau 1 4 0 5
21 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
3 6 0 9
22 Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 5 12 1 18
23 Dinas Kesehatan Kota Depok 1 1 1 3
24 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
4 6 6 16
25 Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo
6 0 0 6
26 Dinas Kesehatan Kota Dumai 5 7 0 12
27 Dinas Kesehatan Purworejo
28 Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan
0 3 2 5
29 Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1 3 1 5
81 120 21 222
Jumlah pejabat fungsional Administrator Kesehatan yang sudah diangkat
melalui proses inpassing di Lingkungan Kementerian Kesehatan:
No Jenjang Jumlah
1. Administrator Kesehatan Ahli Pertama 2 orang
2. Administrator Kesehatan Ahli Muda 11 orang
3. Administrator Kesehatan Ahli Madya 5 orang
Total 18 orang
B. Analisis Capaian Kinerja 2019
1. Definisi Operasional Indikator
Berdasarkan Dokumen RENSTRA/Perjanjian Kinerja, Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan, menetapkan 2 (dua) indikator dalam mencapai sasaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 77
hasil programnya, yaitu:
a) Hasil kebijakan publik yang berwawasan kesehatan;
b) Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan dalam mendukung program Kementerian
Kesehatan mempunyai indikator yang telah ditetapkan dalam RENSTRA, yaitu:
“Hasil Analisis Kebijakan Yang Disusun Untuk Peningkatan Pembangunan
Kesehatan”
2. Analisis Keberhasilan/Kegagalan Pencapaian Indikator 2019
a) Hal-hal yang yang mempengaruhi pencapaian target
- Adanya tugas lain yang mendesak diluar output PADK sesuai arahan
dari pimpinan.
- Penyerapan kegiatan paket meeting yang tidak sesuai
dengan perencanaan (undangan peserta dll), penyerapan belanja
modal tidak maksimal karena gagal lelang, revisi anggaran yang
menyesuaikan dengan situasi yang ada
b) Permasalahan
- Ketidaksesuaian antara jadwal dengan RPK/RPD
- Kurang dukungan Lintas Sektor/Program
c) Pemecahan Masalah
- Fokus dalam mengerjakan output
- Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan
penyerapan anggaran
- Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai
dengan ouput dan kegiatan PADK. Kerjasama antar lintas
program/sektor yang mendukung pelaksanaan penyerapan anggaran
- Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran
d) Rencana Tindak Lanjut
- Menyesuaikan jadwal dengan RPK/RPD
C. Sumber Daya/Realisasi Anggaran
Pusat Analisis Determinan Kesehatan didukung oleh beberapa sumber daya dalam
mencapai kinerjanya. Sumber daya tersebut, antara lain adalah Sumber Daya
Manusia, Anggaran, dan Sarana Prasarana.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 78
1. Sumber Daya Manusia
Pusat Analisis Determinan Kesehatan memiliki jumlah personil pegawai 56 orang
yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) 47 orang dan pegawai honorer 8 orang,
dengan rincian sebagai berikut:
a) Menurut Jabatan
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Grafik 1.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan
Berdasarkan jabatannya, di Pusat Analisis Determinan Kesehatan, paling banyak
diisi oleh jabatan fungsional umum.
b) Menurut Pendidikan:
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 2.
Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Analis KebijakanAhli Utama
Analis KebijakanAhli Madya
Analis KebijakanAhli Muda
Jumlah 1 1 4
00,5
11,5
22,5
33,5
44,5
JABATAN
AnalisKebijakan
Ahli Utama
AnalisKebijakan
Ahli Madya
AnalisKebijakanAhli Muda
AnalisKebijakan
AhliPertama
Administrator
KesehatanAhli Madya
Jumlah 1 1 4 1 2
0
1
2
3
4
5
Pendidikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 79
c) Berdasarkan Golongan
Jumlah pegawai berdasarkan golongan, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 3.
Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan
d) Berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT)
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
Grafik 4.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Tertentu
e) Berdasarkan Jabatan Fungsional Umum (JFU)
Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional tertentu, dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:
26%
74%
Golongan
Golongan IV
Golongan III
0
2
4
6
8
10
12Bendahara
Penata LaporanKeuangan
Analis Kepegawaian
Perencana
Pranata Komputer
Arsiparis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 80
Grafik 5.
Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional Umum
2. Sumber Daya Anggaran
Pada tahun 2019 DIPA Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebesar
Rp.18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN.
Tabel 6 Sumber daya anggaran (dalam ribuan)
No.
Indikator Kinerja
Anggaran
2016 2017 2018 2019
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Hasil analisis
kebijakan
yang disusun untuk
peningkatan
pembangunan
kesehatan
27.758.578
12.168.738
19.387.692
18.366.405
Realisasi Anggaran
Alokasi
anggaran sesuai DIPA
2016 2017 2018
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
[5831.001] Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan [Hasil Analisis]
22.577.836.000 19.640.942.202 6.603.352.000 6.304.527.940 10.948.660.000 9.206.818.705
[5831.002] RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
1.636.373.000 1.501.137.963 2.066.560.000 1.677.379.738
1 3 3 3 2 2
10
1 1
Jabatan Fungsional Umum
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 81
Alokasi anggaran
sesuai DIPA
2016 2017 2018
[5831.951] Layanan Internal (Overhead) [Bulan Layanan]
3.239.700.000 1.980.172.300 2.400.071.000 2.333.338.450 4.513.832.000 2.823.271.565
[5831.994] Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]
1.941.042.000 1.742.471.444 1.528.942.000 1.502.123.806 1.858.640.000 1.609.730.299
TOTAL 27.758.578.000 23.363.585.946 12.168.738.000 11.641.128.159 19.387.692.000 15.326.200.307
Alokasi anggaran sesuai DIPA
2019
Anggaran Realisasi
[5831.001]
10.122.699.000 8.235.784.728 Kebijakan Pembangunan Kesehatan Berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan [Hasil Analisis]
[5831.002] 1.826.646.000 1.588.357.963
RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
[5831.951] 1.904.352.000 1.653.069.517
Layanan Sarana dan Prasaranan Internal
[5831.951]
2.452.160.000 1.962.113.717 Layanan Internal (Overhead) [Bulan Layanan]
[5831.994]
2.060.548.000 1.863.491.419 Layanan Perkantoran [Bulan Layanan]
TOTAL 18.366.405.000 15.302.817.344
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2016
Vol Alokasi
Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.040 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
9
22.577.836.000
19.640.942.202
86,99%
9
9
100
5831.041 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)
1
3.239.700.000
1.980.172.300
61,12%
1
1
100
5831.994 Layanan Perkantoran
1 1.941.042.000
1.742.471.444
89,77%
1
1
100
Total 27.758.578.000 23.363.585.946
84,17%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 82
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2017
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total
Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
9
6.603.352.000
6.304.527.940
95%
9
9
100
5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
10
1.636.373.000
1.501.137.963
92%
10
10
100
5831.951 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)
1
2.400.071.000
2.333.338.450
97%
1
1
100
5831.994 Layanan Perkantoran
1
1.528.942.000
1.502.123.806
98%
1
1
100
Total 12.168.738.000 11.641.128.159 96%
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2018
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total
Realisasi Kinerja Realisasi
Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
10 10.948.660.000 9.206.818.705 84% 10 10 100
5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
10 2.066.560.000 1.677.379.738 81% 10 10 100
5831.970 Dukungan Layanan Manajemen (Bulan Layanan)
1 4.513.832.000 2.832.271.565 63% 1 1 100
5831.994 Layanan Perkantoran
1
1.858.640.000
1.609.730.299
87%
1
1
100
Total 19.387.692.000
15.326.200.307
79%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 83
No
Kode & Nama (Kegiatan dan Output Kegiatan)
TAHUN 2019
Vol
Alokasi Anggaran
Anggaran Fisik Kinerja Total Realisasi Kinerja Realisasi Kinerja
1
5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan
5831.001 Analisis Kebijakan Pembangunan Kesehatan
10 10.122.699.000 8.235.784.728 81% 10 10 100
5831.002 RS Vertikal yang melaksanakan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
13 1.826.646.000 1.588.357.963 87% 13 13 100
5831.951
Layanan Prasarana dan Prasarana Internal
1 1.904.352.000 1.653.069.517 87% 1 1 100
5831.951 Layanan Dukungan Manajemen (Bulan Layanan)
1 2.452.160.000 1.962.113.717 80% 1 1 100
5831.994 Layanan Perkantoran
1 2.060.548.000 1.863.491.419 90% 1 1 100
Total 18.366.405.000
15.302.817.344
83,32%
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana
Berdasarkan neraca Barang Milik Negara (BMN) tahun 2019, sumber daya sarana
dan prasarana di Pusat Analisis Determinan Kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Sumber daya sarana dan prasarana Tahun 2019
AKUN NERACA
JUMLAH
KODE URAIAN
1 2 3
117111
Barang Konsumsi
203.629.515
132111 Peralatan dan Mesin 5.931.324.061
135111 Aset Tetap dalam Renovasi 0
135121 Aset Tetap Lainnya 6.325.000
136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 49.280.000
137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (4.384.832.486)
162121 Hak Cipta 1.875.000.000
162151 Software 1.269.672.545
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 84
AKUN NERACA
JUMLAH
KODE URAIAN
1 2 3
166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan
1.191.161.800
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi
(1.190.751.800)
169312 Akumulasi Amortisasi Hak Cipta (94.923.135)
169315 Akumulasi Amortisasi software (896.783.858)
J U M L A H 3.959.101.642
4. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Pusat Analisis Determinan Kesehatan sebagai satuan kerja dibawah Sekretariat
Jenderal dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dalam meningkatkan hasil analisis kebijakan yang disusun
untuk peningkatan pembangunan kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan Pusat Analisis Determinan Kesehatan. Sehingga sangat
diperlukan analisis untuk pemenuhan dan penggunaan sumber daya. Pemenuhan
dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan Sumber Dana
(Anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja Pusat Analisis
Determinan Kesehatan melakukan beberapa analisis dan efisiensi dalam
pemenuhan dan penggunaan sumber daya maupun sumber dana. Untuk analisis
atas efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum Pusat Analisis
Determinan Kesehatan langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada bagian
yang berhubungan dengan target kinerjanya dan setiap pegawai melaksanakan
kinerja sesuai tupoksi masing-masing, dimana setiap harinya Pegawai di Pusat
Analisis Determinan Kesehatan membuat Laporan Kinerja. Sedangkan untuk
analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana (Anggaran), Pusat Analisis
Determinan Kesehatan melaksanakan setiap kinerja dengan menyesuaikan
kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip efektif dan efesien. Prinsip
efektif terlihat dari pencapaian target kinerja (output dan outcome) yang hampir
tercapai keseluruhan. Prinsip efesien terlihat dari adanya penghematan anggaran
atas setiap kinerja yang dilakukan tanpa mengurangi output atau outcome yang
dihasilkan. Penggunaan Sumber Dana tidak terlepas dari pemenuhan sumber dana.
Pusat Analisis Determinan Kesehatan terus berinovasi untuk pemenuhan sumber
dana. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan
tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 85
indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pusat Analisis
Determinan Kesehatan dengan realisasinya.
Sandingan Realisasi Anggaran dengan Alokasi Anggaran
- Harga penyelengaraan paket meeting dapat ditekan
- Ketidakhadiran peserta sesuai undangan dalam acara paket meeting, menambah
sisa mati yang terjadi pada akhir tahun anggaran sehingga tidak dapat
dioptimalisasi menjadi kegiatan lain.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 86
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
A. KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan tahun 2018,
merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian KesehatanRI dan seluruh pemangku kepentingan
baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu tahun 2018.
Laporan ini juga menjadi sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
secara berkelanjutan.
Indikator kinerja Pusat Analisis Determinan Kesehatan terdiri dari 1 (satu)
indikator. Pada tahun 2019, Pusat Analisis Determinan Kesehatan, dapat mencapai
indikator kinerjanya tersebut, mendekati target yang telah ditetapkan (terealisasi
sebesar 83,32%).Pada tahun 2019, DIPA Pusat Analisis Determinan sebesar Rp.
18.366.405.000,- yang bersumber dari APBN.
Prosentase pencapaian target tiap-tiap program/kegiatan adalah sebagai berikut:
1) Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
dengan output kinerja 100%, penyerapan anggaran sebesar 81%; 2) UPT Vertikal
yang dibina dalam rangka internalisasi Revolusi Mental Bidang Kesehatan dengan
capaian output sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 87%; 3) Layanan
Sarana dan Prasarana Internal dengan capaian output 100%, penyerapan anggaran
sebesar 87%; 4) Layanan Dukungan Manajemen Satker dengan capaian output
sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 80%; 5) Layanan Perkantoran dengan
capaian output sebesar 100%, penyerapan anggaran sebesar 90%. Meskipun
serapan anggaran tidak mencapai 100%, namun semua kegiatan dapat dilaksanakan
dengan baik. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi, yaitu antara lain penjadwalan kegiatan tidak tepat
waktu sesuai perencanaan. Keterbatasan waktu narasumber serta perbedaan
paradigma di antara peserta, juga menjadi salah satu permasalahan dalam kegiatan
penyusunan dokumen analisis.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Pusat Analisis Determinan Kesehatan telah
merealisasikan program dan kegiatan tahun 2019. Keberhasilan yang telah dicapai
tahun 2019 ini, diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di tahun
berikutnya dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, sedangkan segala
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 87
kekurangan yang menghambat tercapainya target dan kegiatan diharapkan dapat
diatasi sehingga tidak berdampak pada kinerja tahun-tahun mendatang.
B. TINDAK LANJUT
Pusat Analisis Determinan Kesehatan berusaha melakukan perbaikan dalam
penyerapan anggaran. Beberapa poin penting untuk tindak lanjut ditahun anggaran
2019 antara lain sebagai berikut :
1. Percepatan SK Pengelola Keuangan
2. Menetapkan program/kegiatan prioritas semester 1
3. Percepatan penyusunan RPK/RPD bagian dan bidang
4. Menginventarisir pengadaan barang dan jasa baik itu belanja modal maupun
belanja barang (untuk paket meeting) dengan menetapkan penanggung jawab
untuk lokasi dan tanggal pelaksanaan
5. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk buka blokir
6. Mempercepat proses administrasi data dukung untuk Dana Hibah
7. Kerjasama antar lintas program/sektor yang mendukung pelaksanaan
penyerapan anggaran
8. Arahan pimpinan yang mendukung penyerapan belanja barang sesuai dengan
ouput dan kegiatan PADK
9. Fleksibilitas regulasi dalam pencapaian kinerja terkait anggaran sesuai
ketentuan yang berlaku.
Demikian rencana tindak lanjut Pusat Analisis Determinan Kesehatan agar tidak terjadi
ketimpangan dalam penyerapan anggaran di tahun mendatang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 88
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 89
LAMPIRAN 1
PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN
TAHUN 2019
UNIT KERJA : PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
SATUAN
RENCANA TINGKAT CAPAIAN (TARGET)
REALISASI
PERSENTASE PENCAPAIAN
RENCANA TINGKAT CAPAIAN
KET
1 3 4 5 6 7
1 Kebijakan Pembangunan Kesehatan berdasarkan Analisis Determinan Kesehatan
Hasil analisis kebijakan yang disusun untuk peningkatan pembangunan kesehatan
Hasil Analisis
10 18 180%
FORMULIR PPS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 90
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN PUSAT ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2019
NO PROGRAM UTAMA
RENCANA TINGKAT
PENCAPAIAN
(TARGET)
REALISASI PERSEN TASE
(%) KET INDIKATOR
KINERJA SATUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
18.366.405.00
0 15.302.817.344 83,32
PENINGKATAN ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
18.366.405.000
15.302.817.344 83,32
ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
10.122.699.000
8.235.784.728 81,36
1 MENYUSUN ANALISIS KEBIJAKAN BIDANG LINGKUNGAN STRATEGIS
5.126.879.000 4.146.415.672 80,88
A Analisis Lingkungan Strategis Masukan :
Dana Rupiah 1.349.310.000 1.085.040.900 80,41
Keluaran :
Hasil analisis Dokumen 5 5 100%
B
Analisis Perilaku dan Kesehatan Intelegensia
Masukan :
Dana Rupiah 1.425.950.000 1.190.676.907 83,50
Keluaran :
Hasil analisis Dokumen 5 100%
C
Advokasi Hasil Analisis Kebijakan dalam Mendukung Pembangunan Kesehatan di Indonesia
Masukan :
Dana Rupiah 129.448.000 63.912.127 49,37
Keluaran :
Laporan Dokumen 100%
D
Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan dalam rangka Pembentukan National Board Pengembangan Wisata Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 164.300.000 110.779.000 67,42
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
E
Penguatan Analisis dan Penyusunan Rekomendasi KebijakanPembangunan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 1.233.300.000 1.034.771.948 83,90
Keluaran :
Laporan Dokumen 5 100%
FORMULIR PKK
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 91
F
Jejaring Peningkatan Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 485.210.000 321.879.300 66,34
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
G
Penguatan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam Mendukung Pencapaian SPM Bidang Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 339.361.000 339.355.490 100%
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
2 MELAKSANAKAN FORUM KOORDINASI ANALISIS DETERMINAN KESEHATAN
4.995.820.000 4.089.369.056 81,86
A
Pertemuan Koordinasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 2.365.210.000 2.036.457.939 86,10
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B Sosialisasi Determinan Kesehatan Masukan :
Dana Rupiah 677.000.000 512.213.210 75,66
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
C
Pengembangan Jabatan Fungsional Admintistror Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 1.635.800.000 1.267.936.805 77,51
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
D Evaluasi Pembinaan Wilayah Setjen Masukan :
Dana Rupiah 35.160.000 28.912.050 82,23
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
E Koordinasi Rapat Kerja Nasional Masukan :
Dana Rupiah 101.050.000 71.571.052 70,83
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
F Tunggan Paket Meeting Masukan :
Dana Rupiah 73.700.000 73.700.000 100,00
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
H
Konsolidasi Kegiatan Tahun Anggaran 2019
Masukan :
Dana Rupiah 107.900.000 98.578.000 91,36
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 92
UPT VERTIKAL YANG DIBINA DALAM RANGKA INTERNALISASI REVOLUSI
MENTAL BIDANG KESEHATAN
1.826.646.000
1.588.357.963
86,95
1 Sosialisasi Nilai-Nilai Revolusi Mental Bidang Kesehatan
223.830.000 199.611.773 89,18
A Sosialisasi Nilai Revolusi Mental Masukan :
Dana Rupiah 78.250.000 61.690.000 78,84
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B
Implementasi Roadmap Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 145.580.000 137.921.773 94,74
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
2 Pembinaan dan Perbekalan Agent of Change
585.010.000 509.541.753 87,10
A
Pembinaan dan Pembekalan Revolusi Mental Bidang Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 417.670.000 360.942.480 86,42
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B
Konsolidasi Internal Kementerian Kesehatan (AOC)
Masukan :
Dana Rupiah 167.340.000 148.599.273 88,80
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
3 Pengembangan dan Pemanfaatan Executive Brain Assessment
1.017.806.000 879.204.437 86,38
A Penyelenggaraan EBA LS/LP/UPT Masukan :
Dana Rupiah 817.656.000 726.744.587 88,88
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
B Pengembangan Instrumen Executive Brain Assessment (EBA) dan Siklus Hidup
Masukan :
Dana Rupiah 145.820.000 101.713.000 69,75
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
C Penyusunan Norma EBA Masukan :
Dana Rupiah 54.330.000 50.746.850 93,40
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
LAYANAN SARANA DAN PRASARANA INTERNAL
1.904.352.000 1.653.069.517 86,80
1 Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi
618.952.000 608.334.800 98,28
A Pengadaan Inventaris Kantor Masukan :
Dana Rupiah 618.952.000 608.334.800 98,28
Keluaran :
Laporan Dokumen 1 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 93
2 Pembangunan/renovasi gedung dan bangunan
1.285.400.000 1.044.734.717 81,28
B Pengadaan Perlengkapan Ruangan Masukan :
Dana Rupiah 186.400.000 127.788.652 68,56
Keluaran :
Laporan Dokumen
C Renovasi Ruang Kerja Masukan :
Dana Rupiah 1.099.000.000 916.946.065 83,43
Keluaran :
Laporan Dokumen 100%
6 LAYANAN DUKUNGAN MANAJEMEN SATKER 2.452.160.000 1.962.113.717 80,02
1 Penyusunan rencana program dan Penyusunan rencana anggaran 658.880.000 541.695.200 82,21
A Penyusunan RKAKL Masukan :
Dana Rupiah 253.120.000 203.053.000 80,22
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
B
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Masukan :
Dana Rupiah 80.900.000 76.051.200 94,01
Keluaran :
Laporan Dokumen
D
Penyusuna Profil dan Laporan Tahunan
Masukan :
Dana Rupiah 120.960.000 101.486.500 83,90
Keluaran :
Laporan Dokumen
E Tindak lanjut Hasil Ratas Pimpinan Masukan :
Dana Rupiah 164.160.000 126.493.500 77,06
Keluaran :
Laporan Dokumen
F Evaluasi Triwulan kegiatan PADK Masukan :
Dana Rupiah 39.740.000 34.611.000 87,09
Keluaran :
Laporan Dokumen
2 Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan
Masukan :
Dana Rupiah 59.880.000 49.576.000 82,79
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
A
Menyusun Laporan Keuangan dan BMN
Masukan :
Dana Rupiah 59.880.000 49.576.000 82,79
Keluaran :
Laporan Dokumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 94
3 PENGELOLAAN KEPEGAWAIAN 1.598.100.000 1.235.956.264 77,34
A Peningkatan Kemampuan SDM Masukan :
Dana Rupiah 579.600.000 415.971.200 71,77
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
B
Konsolidasi Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 544.510.000 464.912.364 85,38
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
C
Peningkatan Kualitas Kebijakan Pembangunan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 63.650.000 51.630.000 81,12
Keluaran :
Laporan Dokumen 1
D
Penilaian Jabfung Administrator Kesehatan dan Analisis Kebijakan
Masukan :
Dana Rupiah 410.340.000 303.442.700 73,95
Keluaran :
Laporan Dokumen 2
4 Pelayanan umum, Pelayanan rumah tangga dan perlengkapan
135.300.000 134.886.253 99,69
C
Pencetakan Hasil Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 70.000.000 69.612.500 99,45
Keluaran :
Dokumen Dokumen 1
D Pameran Masukan :
Dana Rupiah 65.300.000 65.273.753 99,96
Keluaran :
Software Dokumen 1
LAYANAN PERKANTORAN 2.060.548.000 1.863.491.419 90,44
1 OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN KANTOR
2.060.548.000 1.863.491.419 90,44
A
Pemeliharaan Ruang Kantor Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 15.300.000 0 -
Keluaran :
Pakaian Dinas Stell 1
B
Pemeliharaan Peralatan/Inventaris Kantor Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 44.080.000 38.691.000 87,77
Keluaran :
Peralatan/Inventaris Kantor
Unit 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 95
C
Pemeliharaan Kendaraan Operasional Roda-4 Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 206.980.000 200.791.445 97,01
Keluaran :
Pemeliharaan Kendaraan R-4
Unit 1
D
Pemeliharaan Kendaraan Operasional Roda-2 Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 3.640.000 3.618.400 99,41
Keluaran :
Pemeliharaan Kendaraan R-2
Unit 1
E Langganan Daya dan Jasa Masukan :
Dana Rupiah 44.300.000 41.076.611 92,72
Keluaran :
Jasa Bulan Layanan
12
E
Administrasi Operasional dan Kegiatan Pusat Analisis Determinan Kesehatan
Masukan :
Dana Rupiah 1.746.248.000 1.579.313.963 90,44
Keluaran :
Administrasi Perkantoran
Bulan 12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 96
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 - Pusat Analisis Determinan Kesehatan 97
top related