karakteristik kurikulum 2013eprints.unm.ac.id/5042/1/3. gabungan bab 1,2,3,4, dan 5.docx · web...
Post on 24-Dec-2019
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan di Indonesia masih menjadi permasalahan yang cukup
rumit. Jika Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang
dilibatkan dalam sebuah penelitian oleh United Nation Development Programe
(UNDP), Indonesia berada pada peringkat ke-7 dari sembilan negara ASEAN.
Salah satu unsur utama dalam penentuan komposit indeks pengembangan manusia
ialah tingkat pengetahuan bangsa atau pendidikan bangsa. Peringkat Indonesia
yang rendah dalam kualitas sumber daya manusia ini adalah gambaran mutu
pendidikan Indonesia yang rendah (Intanghina, 2009).
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah penerapan kurikulum. Hal ini
berlandaskan pada hakikat kurikulum itu sendiri. Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
yang berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kedudukan kurikulum sangat strategis
dalam seluruh proses pendidikan karena berisi rumusan tentang tujuan yang
menentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan diarahkan; dan berisi
rumusan tentang isi dan kegiatan belajar yang akan membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta nilai-nilai yang mereka
1
2
perlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas pekerjaan di masa yang akan
datang. Selain itu, fungsi kurikulum dalam pendidikan, yaitu mengarahkan guru,
kepala sekolah, pengawas, orang tua, dan peserta didik sesuai dengan peran dan
tugasnya masing-masing.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah
sebagai penyempurna Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum
2013 masuk dalam masa percobaannya di tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di tahun 2014, Kurikulum 2013
sudah diterapkan di Kelas I, II, III, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII
dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan kurikulum ini dapat diterapkan
secara menyeluruh di semua sekolah pada tahun berikutnya.
Kurikulum 2013 ini menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kurikulum ini
mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses langsung dan tidak
langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana
peserta didik mengembangakan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan
keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar
yang dirancang dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
(Widyastono, 2014:197).
RPP merupakan hasil pengembangan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar
(KD) (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013). RPP merupakan rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci mengacu pada silabus, buku teks
3
pelajaran, dan buku panduan guru (Salinan Permendikbud No. 103 Tahun 2014). RPP
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih
yang dirancang oleh guru sebagai pendidik
Pada dasarnya, setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP ketika guru tersebut akan mengajar (guru kelas) di SD dan untuk
mata pelajaran yang diampunya bagi guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap
dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
psikologis peserta didik (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013).
Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan perubahan kurikulum di
Indonesia maka pedoman standar nasional pendidikan telah mengalami
perubahan. Jika sebelumnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun
2005, maka sekarang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013
dengan tujuan tercapainya pendidikan nasional dan sesuai peraturan tersebut
berhubungan dengan standar proses yang menyatakan bahwa guru diharapkan
dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran.
Hasil penelitian Sumarno (dalam Wiyana, 2013:246) menyatakan bahwa
pemberdayaan kemampuan guru yang meliputi peningkatan kualifikasi
pendidikan, pelatihan penyusunan silabus dan RPP, serta penataan penulisan
karya ilmiah terhadap guru berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Kinerja
guru (melalui indikator pengetahuan, sikap, keterampilan) berpengaruh positif
4
terhadap kualitas pendidikan (kualitas nilai, dan kuantitas belajar). Kinerja guru
memiliki peran yang penting di dalam memengaruhi peningkatan kualitas
pendidikan di Sekolah Dasar. Hal ini menyiratkan bahwa kemampuan menyusun
RPP merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan.
Guru seharusnya melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik dan
dipersiapkan secara matang sebelum melaksanakan pembelajaran. Namun
sebaliknya, berdasarkan pengamatan di lapangan para guru menyusun RPP secara
tergesa-gesa, hanya menyalin dari RPP yang sudah ada tanpa melakukan
perbaikan. Analisis kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran telah banyak dilakukan penelitian, berdasarkan salah satu hasil
penelitian Wijaya (dalam Wiyana, 2013:244) menunjukkan bahwa kemampuan
awal guru dalam menyusun RPP tergolong masih rendah karena guru
kebingungan dalam merumuskan RPP karena mata pelajaran yang diajarkan
berbeda dengan latar belakang yang dimiliki dan tidak memiliki inisiatif dalam
menyusun RPP karena hanya menyalin dari MGMP. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian Kurniawati (2014) bahwa pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013
masih kurang, sehingga guru mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya,
terutama dalam penyusunan silabus dan RPP.
Berdasarkan uraian tersebut, sangat diperlukan penelitian mengenai
problematika guru dalam menyusunan RPP untuk mengetahui masalah-masalah
yang dihadapi guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 agar dapat diatasi
sehingga mampu meningkatkan keterampilan dan keprofesionalan guru. Untuk
itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Problematika
5
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 bagi
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallangga”. Hal ini didasarkan pada hasil
observasi awal peneliti di sekolah tersebut bahwa belum pernah diadakan
penelitian seputar penyusunan RPP dan ternyata guru-guru di sekolah tersebut
mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Secara umum permasalahan penelitian ini terkait dengan pemahaman guru
mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri I Pallangga dalam menyusun RPP
Kurikulum 2013. Agar penelitian ini lebih spesifik, maka disusun rumusan
masalah yang akan dikaji, sebagai berikut:
1. Masalah apa sajakah yang dihadapi guru bahasa Indonesia SMP Negeri I
Pallangga dalam menyusun RPP?
2. Bagaimanakah kesesuaian isi dokumen RPP yang disusun guru mata pelajaran
bahasa Indonesia SMP Negeri I Pallangga dengan Standar Proses untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013)?
3. Bagaimanakah kesesuaian isi dokumen RPP mata pelajaran bahasa Indonesia
guru SMP Negeri I Pallangga dengan Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan
Menengah (Permendikbud No. 64 Tahun 2013)?
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan mendeskripsikan pemahaman guru
bahasa Indonesia dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SMP Negeri I
Pallangga. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk memeroleh informasi dan
mendeskripsikan:
1. Masalah-masalah yang dihadapi guru bahasa Indonesia SMP Negeri I
Pallangga dalam menyusun RPP.
2. Kesesuaian isi dokumen RPP yang disusun guru mata pelajaran bahasa
Indonesia SMP Negeri I Pallangga dengan Standar Proses untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).
3. Kesesuaian isi dokumen RPP mata pelajaran bahasa Indonesia guru SMP
Negeri I Pallangga dengan Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah
(Permendikbud No. 64 Tahun 2013).
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga
pendidik dan pengembang kurikulum yang bersifat teoritis dan praktis:
1. Manfaat teoritis; hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas
wawasan guru dan pengembangan kurikulum khususnya guru bidang studi
bahasa Indonesia dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 di sekolah.
7
2. Manfaat Praktis; hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan
informasi bagi guru-guru, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga
pendidikan dalam dinamika pelaksanaan dan pengembangan penyusunan RPP
pada Kurikulum 2013 serta sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain
yang meneliti permasalahan yang sama.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Hakikat Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Latin curir, yaitu pelari,
dan curere yang artinya tempat berlari (Kurniasih dan Sani, 2014:3). Secara
terminologi, kurikulum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi ke-
4 adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan.
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsa.
Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi
kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu
suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk
memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis,
kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada filosofi bangsa
dan keputusan yuridis di bidang pendidikan (Daryanto, 2014:1).
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003).
Hasan (dalam Widyastono, 2014:4-5) mengelompokkan pengertian
kurikulum ke dalam empat dimensi, yang saling berhubungan satu sama lain,
8
9
yaitu: (1) kurikulum suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis, yang sebenarnya merupakan suatu perwujudan dari kurikulum suatu ide;
(3) kurikulum sebagai suatu kegiatan/aktivitas, yang sering disebut pula dengan
istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum, yang
sebenarnya merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis;
(4) kurikulum sebagai suatu hasil, yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.
Pengertian kurikulum sebagai suatu ide/gagasan memiliki makna bahwa
kurikulum adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pengertian kurikulum sebagai suatu
rencana memiliki makna bahwa kurikulum merupakan rencana yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Pengertian kurikulum
sebagai suatu kegiatan/aktivitas memandang kurikulum merupakan segala
aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Pengertian kurikulum sebagai suatu hasil memandang kurikulum harus
memerhatikan hasil yang akan dicapai oleh peserta didik agar sesuai dengan apa
yang telah direncanakan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
suatu perangkat yang dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan proses
pembelajaran, berisi kegiatan-kegiatan siswa yang diusahakan dapat mencapai
suatu tujuan pembelajaran khususnya dan tujuan pendidikan secara umum.
10
2. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah (1) sebagai construct yang
dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi
berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan, atau dikembangkan; (2) jawaban untuk
menyelesaikan berbagai masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan; (3)
untuk membangun kehidupan masa lalu, masa depan, dan berbagai rencana
pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan
kehidupan masa depan (Sutarto, dkk dalam Widyastono, 2014:9).
3. Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Bagi guru, kepala sekolah, pengawas,
orang tua, dan peserta didik. Menurut Sanjaya (dalam Widyastono, 2014:9) fungsi
kurikulum sebagai berikut:
a) Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum
tidak akan berjalan dengan sistematis dan efektif, sebab pembelajaran adalah
proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan
peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan. Tanpa kurikulum, dapat
dipastikan pembelajaran tanpa arah dan tujuan.
b) Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan
program sekolah. Penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana-prasarana
sekolah kepada Komite Sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah, baik
intakurikuler, kokuririkuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan-kegiatan lainnya
didasarkan pada kurikulum yang digunakan.
11
c) Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam melakukan
supervisi ke sekolah. Dengan berpedoman pada kurikulum, pengawas dapat
melihat apakah program sekolah, termasuk pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum, bagian-bagian
mana yang sudah dilaksanakan, dan bagian-bagian mana yang belum
dilaksanakan. Dengan demikian, pengawas bisa memberikan masukan atau
saran perbaikan.
d) Bagi orang tua peserta didik, kurikulum sebagai pedoman untuk memberikan
bantuan bagi penyelenggara program sekolah dan membantu putra-putrinya
berlajar di rumah sesuai dengan program sekolah. Melalui kurikulum, orang
tua dapat mengetahui tujuan yang harus dicapai peserta didik serta ruang
lingkup materi pelajarannya.
e) Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui
kurikulum, peserta didik dapat memahami kompetensi apa yang harus dicapai,
baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Ketika memulai pelajaran
guru memberitahu peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai setelah mengikuti pembelajaran, maka peserta didik bisa self-
evaluation, melakukan penilaian diri ketika pembelajaran sudah selesai. Apa
yang harus dilakukannya setelah menguasai kompetensi tertentu, dan apa yang
harus dilakukannya apabila dirinya belum menguasainya.
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Kompetensi
12
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ditagih dalam rapor dan merupakan
penentu kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik. Kompetensi pengetahuan
peserta didik yang dikembangkan meliputi mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan berwawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban. Kompetensi keterampilan peserta didik
yang dikembangkan meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyaji, menalar, dan mencipta agar menjadi pribadi yang berkemampuan pikir
dan tindak yang efektif serta kreatif dalam ranah konkret maupun abstrak.
Kompetensi sikap peserta didik yang dikembangkan meliputi menerima,
menghayati, mengamalkan sehingga menjadi pribadi yang beriman, berakhlak
mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia, dan peradabannya (Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan).
1. Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi
di sekolah dan masyarakat;
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
13
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar;
c. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
d. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
e. Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
f. Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmata pelajaran
dan jenjang pendidikan (Salinan Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014).
2. Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia
(Salinan Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor
58 Tahun 2014).
14
C. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
Suatu keistimewaan dalam Kurikulum 2013 adalah menempatkan bahasa
sebagai penghela ilmu pengetahuan (Nuh, 2013:37 dalam Mahsun, 2014:94).
Peran bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut tentu bukan merupakan
suatu kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks. Perancangan pembelajaran
bahasa Indonesia berbasis teks memberi ruang kepada peserta didik untuk
mengembangkan struktur berpikir yang berbeda satu sama lain.
Jenis teks pada KTSP berstruktur tunggal: pembuka, isi, dan penutup.
Dengan demikian, rumusan kompetensi dasar pada KTSP, masih
mencampuradukankan antara pendekatan linguistik struktur dengan lingusitik
sistemik fungsional. Suatu hal yang sangat berbeda dengan Kurikulum 2013 yang
sepenuhnya berbasis teks dengan struktur berpikir antarsatu teks dengan teks
lainnya berbeda, karena fungsi sosial yang diemban setiap teks berbeda. Dengan
kata lain, kurikulum 2013 sepenuhnya mendasarkan diri pada pendekatan
linguistik sistemik fungsional.
Teks dijadikan basis dalam pembelajarann Kurikilum 2013 didasarkan
pada alasan sebagai berikut: pertama, melalui teks kemampuan berpikir siswa
dapat dikembangkan; kedua, materi pembelajaran berupa teks lebih relevan
dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi siswa
yang mencakupi ketiga ranah pendidikan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(Mahsun, 2014:97).
15
D. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan media atau sarana yang
digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Serangkaian
perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan seorang guru dalam menghadapi
pembelajaran di kelas. Ada enam perangkat pembelajaran yang digunakan oleh
guru yaitu:
1. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran (Salinan Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun
2013)
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD) (Salinan Lampiran Permendikbud
No. 65 Tahun 2013).
3. Program semester dan program tahunan (Promes dan Prota). Program tahunan
merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu
dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran. Program
semester merupakan penjabaran dari program tahunan yang berisi garis-garis
besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut (Ibrahim dan Wahyuni, 2013: 37-45).
16
4. Buku siswa adalah buku teks pelajaran yang berisi materi pelajaran digunakan
untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik.
5. Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
6. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa
sedangkan rubrik penilaian merupakan panduan penilaian yang
menggambarkan kriteria yang diinginkan guru dalam menilai atau memberi
tingkatan dari hasil pekerjaan siswa.
E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih (Priyatni, 2014:161).
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD) (Amri, 2013:50).
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik (Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013). RPP disusun
17
berdasarkan KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
(Amri, 2013:50).
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD/MI dan untuk guru
mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal
tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum pembelajaran
dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri
dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan
disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah (Salinan Permendikbud No. 103 Tahun
2014).
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau
secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam
suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi oleh kepala sekolah atau guru
senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah (Salinan Peremdikbud No. 81 A Tahun
2013). Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) antarsekolah atau antarwilayah
dikoordinasikan dan disepervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
Pengembangan RPP dapat dilakukan di awal semester atau awal tahun pelajaran,
supaya RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran (Priyatni, 2014:162).
18
2. Acuan Pengembangan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP)
Acuan yang digunakan dalam pengembangan RPP, yaitu:
a. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah untuk jenjang SMP/MTs
Berdasarkan salinan lampiran Permendikbud No. 58 Tahun 2014, pembahasan
Struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah Ibtidaiyah sebagai
berikut:
1) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap
tingkat kelas. Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi
inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada
kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada
tabel berikut:
19
Tabel 1: Kompetensi Inti SMP/MTs
KOMPETENSI INTI
KELAS VII
KOMPETENSI INTI
KELAS VIII
KOMPETENSI INTI
KELAS IX
Sikap spiritual:
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya
Sikap spiritual:
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya
Sikap spiritual:
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya
Sikap sosial:
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
Sikap sosial:
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
Sikap sosial:
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
Pengetahuan:
3. Memahami
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural)
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
Pengetahuan:
3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
Pengetahuan:
3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
20
KOMPETENSI INTI
KELAS VII
KOMPETENSI INTI
KELAS VIII
KOMPETENSI INTI
KELAS IX
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya terkait
fenomena dan
kejadian tampak mata
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
Keterampilan:
4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam
ranah konkret
(menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca,
menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
Keterampilan:
4. Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
Keterampilan:
4. Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
2) Mata Pelajaran
Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat
ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian
Agama. Struktur kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut:
21
Tabel 2: Struktur Kurikulum SMP/MTs
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU PER
MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 38 38 38
22
Keterangan:
a) Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang
muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang
berdiri sendiri.
d) Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.
f) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak
50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting. Namun, yang diperhitungkan
Pemerintah maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h) Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya, satuan
pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk
setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
i) Khusus untuk Madrasah Tsanawiyah struktur kurikulum dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang diatur oleh Kementerian Agama.
23
j) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai
dengan kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan.
3) Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a) Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu.
Beban belajar satu minggu adalah minimal 38 jam pelajaran.
b) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit
18 minggu efektif.
c) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
efektif.
d) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu
efektif.
Beban belajar bagi SMP/MTs yang menyelengarakan Sistem Kredit Semester
(SKS), diatur lebih lanjut dalam Pedoman SKS.
4) Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran di SMP/MTs yang berbasis pada konsep-konsep
terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam
24
bentuk integrated sciences dan integrated social studies (Salinan Lampiran
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014).
5) Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar (KD) dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti
(KI). Rumusan KD dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
KD meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
a) kelompok 1 : kelompok KD sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
b) kelompok 2 : kelompok KD sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
c) kelompok 3 : kelompok KD pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
d) kelompok 4 : kelompok KD keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Tabel 3: KI dan KD Kelas VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
dan tulis
25
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung jawab, dan
santun dalam menanggapi secara pribadi hal-hal
atau kejadian berdasarkan hasil observasi
2.2 Memiliki perilaku percaya diri dan tanggung
jawab dalam membuat tanggapan pribadi atas
karya budaya masyarakat Indonesia yang penuh
makna
2.3 Memiliki perlaku kreatif, tanggung jawab, dan
santun dalam mendebatkan sudut pandang
tertentu tentang suatu masalah yang terjadi pada
masyarakat
2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam
memaparkan langkah-langkah suatu proses
berbentuk linear
2.5 Memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan
santun dalam merespon secara pribadi peristiwa
jangka pendek
3. Memahami
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan
3.2 Membedakan teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan
3.3 Mengklasifikasi teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik melalui lisan maupun tulisan
26
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
tampak mata 3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek berdasarkan
kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun
tulisan
4. Mencoba, mengolah,
dan menyaji dalam
ranah konkret
(menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
4.1 Menangkap makna teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek sesuai dengan karakteristik teks yang
akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan
cerita pendek sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
4.4 Meringkas teks hasil observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita
pendek baik secara lisan maupun tulisan
Tabel 4: KI dan KD Kelas VIII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana memahami informasi lisan
27
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
2.1 Memiliki perilaku jujur dalam menceritakan
sudut pandang moral yang eksplisit
2.2 Memiliki perilaku peduli, cinta tanah air, dan
semangat kebangsaan atas karya budaya yang
penuh makna
2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan
santun dalam berdebat tentang kasus atau sudut
pandang
2.4 Memilikiperilaku jujur dan percaya diri dalam
mengungkapkan kembali tujuan dan metode
serta hasil kegiatan
2.5 Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam
pengungkapan kembali peristiwa hidup diri
sendiri dan orang lain
3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
melalui lisan maupun tulisan
3.2 Membedakan teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
melalui lisan maupun tulisan
3.3 Mengklasifikasi teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
melalui lisan maupun tulisan
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita
moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan
28
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks
baik melalui lisan mupun tulisan
4. Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
4.1 Menangkap makna teks cerita moral/fabel,
ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi baik secara lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi
sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks cerita moral/fabel,
ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita
biografi sesuai dengan struktur dan kaidah teks
baik secara lisan maupun tulisan
4.4 Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan,
diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik
secara lisan maupun tulisan
Tabel 5: KI dan KD Kelas IX
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan
menghayati ajaran
agama yang dianutnya
1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai sarana memahami informasi
lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi
29
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
lisan dan tulis
2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun,
percaya diri, dalam
berinteraksi secara
efektif dengan
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan
keberadaannya
2.1 Memiliki perilaku jujur dan percaya diri dalam
menangani kejadian dan memberikan makna
kejadian dalam konteks budaya masyarakat
2.2 Memiliki perilaku cinta tanah air dan semangat
kebangsaan atas karya budaya masyarakat
Indonesia yang penuh makna dalam hal pesan
dan nilai-nilai budaya
2.3 Memiliki perilaku demokratis, kreatif, dan
santun dalam membantah sebuah sudut pandang
tentang suatu masalah
2.4 Memiliki rasa percaya diri dan semangat dalam
kegiatan ilmiah dan menceritakan kembali
kesimpulan hasil kegiatan ilmiah
3. Memahami dan
menerapkan
pengetahuan (faktual,
konseptual, dan
prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya
tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian
tampak mata
3.1 Memahami teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
lisan maupun tulisan
3.2 Membedakan teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik melalui
lisan maupun tulisan
3.3 Mengklasifikasi teks eksemplum, tanggapan
kritis, tantangan, dan rekaman percobaan baik
melalui lisan maupun tulisan
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks eksemplum,
tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman
percobaan berdasarkan kaidah-kaidah teks baik
melalui lisan mupun tulisan
4. Mengolah, menyaji, dan
menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
4.1 Menangkap makna teks eksemplum, tanggapan
kritis, tantangan, dan rekaman percobaan baik
secara lisan maupun tulisan
30
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah
abstrak (menulis,
membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
4.2 Menyusun teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan sesuai
dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik
secara lisan mupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks eksemplum,
tanggapan kritis, tantangan, dan rekaman
percobaan sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
4.4 Meringkas teks eksemplum, tanggapan kritis,
tantangan, dan rekaman percobaan baik secara
lisan maupun tulisan
b. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
1) Tingkat Kompetensi
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana
telah ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan
kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa tingkat kompetensi. Tingkat
kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan dalam SKL.
Tingkat kompetensi merupakan kriteria capaian kompetensi yang bersifat
generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas dalam
rangka pencapaian SKL. Tingkat kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang yang
harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. Tingkat
kompetensi tersebut diterapkan dalam hubungannya dengan tingkat kelas sejak
31
peserta didik mengikuti pendidikan TK/RA, Kelas I sampai dengan Kelas XII
jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tingkat kompetensi TK/RA bukan
merupakan prasyarat masuk Kelas I.
Tingkat kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3)
Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga
memperhatikan; tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan
pendidikan, dan keterpaduan antarjenjang yang relevan.
Berdasarkan pertimbangan di atas, tingkat kompetensi dirumuskan sebagai
berikut:
Tabel 6: Tingkat Kompetensi
N
O
TINGKAT
KOMPETENSI
TINGKAT
KELAS
1 Tingkat 0 TK/RA
2 Tingkat 1 Kelas I SD/MI/SDLB/PAKET A
Kelas II SD/MI/SDLB/PAKET A
3 Tingkat 2 Kelas III SD/MI/SDLB/PAKET A
Kelas IV SD/MI/SDLB/PAKET A
4 Tingkat 3 Kelas V SD/MI/SDLB/PAKET A
Kelas VI SD/MI/SDLB/PAKET A
5 Tingkat 4 Kelas VII SMP/MTS/SMPLB/PAKET B
Kelas VIII SMP/MTS/SMPLB/PAKET B
6 Tingkat 4A Kelas IX SMP/MTS/SMPLB/PAKET B
7 Tingkat 5 Kelas X SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET
C/PAKET C KEJURUAN
32
Kelas XI SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET
C/PAKET C KEJURUAN
8 Tingkat 6 Kelas XII SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/ PAKET
C/PAKET C KEJURUAN
Keterangan:
SDLB, SMPLB, dan SMALB yang dimaksud hanya diperuntukkan bagi
tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.
Tingkat kompetensi disusun berdasarkan taksonomi struktur capaian belajar
terobservasi (Structure of The Observed Learning Outcomes (SOLO) Taxonomy).
Berdasarkan taksonomi ini, capaian belajar dikelompokan dalam 5 kategori yakni:
Pre-Structural (0), Uni-Structural (1), Multi-Structural (2), Relational (3), dan
Extended-Abstract (4 dan 5). (Collis and Biggs: 1976).
Di atas kategori Extended-Abstract secara teoritis ada tiga tingkat yang
lebih kompleks yakni Psychodelia, Illumination, dan Creativity (Gowan and
Erikson: 1981) yang kesemua itu merupakan capaian belajar yang lebih abstrak.
Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan secara adaptif tingkat kompetensi
menjadi 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Masing-masing tingkat kompetensi mencakup 2
(dua) tingkat kelas, kecuali tingkat kompetensi 4A dan 6 hanya mencakup 1 (satu)
tingkat kelas. Tingkat kompetensi 4A merupakan kemampuan peralihan jenjang
pendidikaan dasar ke pendidikan menengah dan tingkat kompetensi 6 merupakan
kemampuan peralihan pendidikan menengah ke jenjang pendidikan tinggi.
Berdasarkan tingkat kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang
bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi
33
untuk setiap muatan kurikulum. Secara hirarkis, kompetensi lulusan digunakan
sebagai acuan untuk menetapkan kompetensi yang bersifat generik pada tiap
tingkat kompetensi. Kompetensi yang bersifat generik ini kemudian digunakan
untuk menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap muatan
kurikulum. Selanjutnya, kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk
menentukan Kompetensi Dasar (KD) pada pengembangan kurikulum satuan dan
jenjang pendidikan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan
sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat) dimensi
yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
Setiap tingkat kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Hal ini bermakna bahwa pembelajaran dan penilaian
pada tingkat yang sama memiliki karakteristik yang relatif sama dan
memungkinkan terjadinya akselerasi belajar dalam 1 (satu) tingkat kompetensi.
Selain itu, untuk tingkat kompetensi yang berbeda menuntut pembelajaran dan
penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat
kompetensi, semakin kompleks intensitas pengalaman belajar peserta didik dan
proses pembelajaran serta penilaian.
34
Uraian Kompetensi Inti untuk SMP/MTs/SMPLB/PAKET B disajikan
dalam tabel di bawah ini.
(a) Tingkat Kompetensi 4
Tabel 7: Kompetensi Inti (Tingkat Kelas VII-VIII
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Keterampilan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
(b) Tingkat Kompetensi 4A
Tabel 8: Kompetensi Inti Tingkat Kelas IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B
KOMPETENSI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spiritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
35
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Keterampilan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
2) Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
Tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi pada
SMP/MTs/SMPLB/PAKET B, sebagai berikut:
Tabel 9: Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi Kelas VII-VIII
Tingkat
Kompetensi
Kelas Kompetensi Ruang Lingkup Materi
4 VII-
VIII
- Memiliki perilaku jujur,
percaya
diri, tanggung jawab, kreatif,
peduli, santun dalam
merespons
berbagai hal secara pribadi
- Mengenal konteks budaya
dan
konteks sosial, satuan
kebahasaan, serta unsur
- Struktur teks genre cerita
(teks
cerita pendek, teks cerita
moral,
teks cerita biografi, teks cerita
prosedur), genre faktual (hasil
observasi, teks eksplanasi),
genre
tanggapan (teks tanggapan
deskriptif, teks eksposisi, teks
36
paralinguistik dalam penyajian
teks
- Mengenal bentuk dan ciri
teks
dalam genre cerita, faktual, dan
tanggapan
- Memahami teks dalam genre
cerita, faktual, dan tanggapan
- Mengklasifikasi teks dalam
genre
cerita, faktual, dan tanggapan
- Menemukan makna teks
dalam
genre cerita, faktual, dan
tanggapan
- Menyajikan teks dalam genre
cerita, faktual, dan tanggapan
secara lisan dan tulis
diskusi, teks ulasan)
- Konteks budaya, norma,
serta
konteks sosial yang
melatarbelakangi lahirnya
jenis
teks
- Satuan bahasa pembentuk
teks:
bunyi bahasa, fonem,
morfem,
kata, kelas kata, frasa, klausa
- Penanda kebahasaan dalam
teks
- Paralinguistik (lafal,
kelantangan,
intonasi, tempo, gestur, dan
mimik)
Tabel 10 : Tingkat Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi Kelas IX
Tingkat
Kompetensi
Kelas Kompetensi Ruang Lingkup Materi
4A IX - Memiliki perilaku jujur,
percaya
diri, tanggung jawab, kreatif,
peduli, dan santun dalam
menangani dan memberikan
berbagai hal
- Mengenal konteks budaya
dan
- Struktur teks genre cerita
(teks
eksemplum), genre faktual
(teks
rekaman percobaan), dan
genre
tanggapan (teks tantangan,
tanggapan kritis)
37
konteks sosial, satuan
kebahasaan, serta unsur
paralinguistik dalam penyajian
teks
- Mengenal bentuk dan ciri
teks
dalam genre faktual,
tanggapan,
dan cerita
- Memahami teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
- Mengklasifikasi teks dalam
genre
faktual, tanggapan, dan cerita
- Menemukan makna teks
dalam
genre faktual, tanggapan, dan
cerita
- Menyajikan teks dalam genre
faktual, tanggapan, dan cerita
secara lisan dan tulis
- Konteks budaya, norma,
serta
konteks sosial yang
melatarbelakangi lahirnya
jenis
teks
- Satuan bahasa pembentuk
teks:
klausa, kalimat inti, kalimat
tunggal, kalimat majemuk
- Penanda kebahasaan dalam
teks
- Paralinguistik (lafal,
kelantangan,
intonasi, tempo, gestur, dan
mimik)
c. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
38
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
(1) SD/MI : 35 menit
(2) SMP/MTs : 40 menit
(3) SMA/MA : 45 menit
(4) SMK/MAK : 45 menit
b) Buku Teks Pelajaran
Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatan efisiensi dan efektivitas
yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
c) Pengelolaan Kelas
(1) Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik seduai dengan
tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
(2) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
(3) Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh
peserta didik.
(4) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik.
39
(5) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
(6) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
(7) Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
(8) Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
(9) Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata
pelajaran; dan
(10) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru: (1) menyiapkan peserta didik secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2) memberi motivasi belajar
siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan
sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional; (3) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (4) menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan (5)
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
40
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu
dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan penyingkapan (discovery)
dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning)disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan.
(1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
(2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar
dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan
aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
41
individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
(3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topic dan subtopik) mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk
melakukan proses pengamatan
hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquirylearning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
c) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: (1) seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran
yang telah berlangsung; (2) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran; (3) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan (4) menginformasikan
rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
d. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103
Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
42
1) Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual (KD
dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan
keterampilan (KD dari KI-4).
b) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
c) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat
intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya,
norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
d) Berpusat pada peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
e) Berbasis konteks
Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai sumber
belajar.
f) Berorientasi kekinian
43
Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
g) Mengembangkan kemandirian belajar
Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar secara mandiri.
h) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedi.
i) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
j) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi
dan kondisi.
2) Komponen RPP
Komponen RPP terdiri atas:
a) Identitas meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, dan alokasi
waktu;
b) Kompetensi Inti (KI);
c) Kompetensi Dasar (KD);
44
d) Indikator Pencapaian Kompetensi;
e) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi. Materi pelajaran dapat berasal dari buku teks
pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal,
materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan
remedial;
f) Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup;
g) Penilaian, pembelajaran remedial, dan pengayaan;
h) Media/alat, bahan, dan sumber belajar.
3) Format RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu :
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar (KD)
1. ……………. (KD pada KI-1)
2. ……………. (KD pada KI-2)
3. ……………. (KD pada KI-3)
45
4. …………... (KD pada KI-4)
(Catatan: Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda.
Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan
dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang
gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada KI-3
dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4
dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan
terukur).
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. ………………(Indikator KD pada KI-1)
2. ………………(Indikator KD pada KI-2)
3. ………………(Indikator KD pada KI-3)
4. ………………(Indikator KD pada KI-4)
D. Materi Pembelajaran: (dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan
menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial)
E. Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan Pertama: (…….JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti: (Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak
harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat
dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan
46
muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat
digunakan berbagai metode dan teknik pembelajaran).
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
4) Menalar/mengasosiasi
5) mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (…….JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti:
1) Mengamati
2) Menanya
3) Mengumpulkan informasi/mencoba
4) Menalar/mengasosiasi
5) Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya
F. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
2. Instrumen Penilaian
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
47
c. Pertemuan Seterusnya
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Pembelajaran remedial dilakukan segera setelah kegiatan penilaian
G. Media/alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
Mengetahui, (Nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan)
Kepala Sekolah … Guru Mata Pelajaran
………………… ……………………….
NIP. …………… NIP. …………………..
e. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104
Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah
1) Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan
belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a) Sikap (Spiritual dan Sosial)
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap
sosial adalah sebagai berikut:
Tabel 11: Sasaran Penilaian Sikap Spritual dan Sosial
Tingkatan Sikap Deskripsi
Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian
48
terhadap nilai tersebut
Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam
membicarakan nilai tersebut
Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut; dan
komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai
dirinya
Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam
berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)
b) Pengetahuan
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir adalah
sebagai berikut:
Tabel 12: Sasaran Penilaian Kemampuan Berpikir
Kemampuan Berpikir Deskripsi
Mengingat:
Mengemukakan kembali apa
yang sudah dipelajari dari guru,
buku, sumber lainnya
sebagaimana aslinya, tanpa
melakukan perubahan.
Pengetahuan hafalan: ketepatan, kecepatan,
kebenaran pengetahuan yang diingat dan
digunakan ketika menjawab pertanyaan tentang
fakta, definisi konsep, prosedur, hukum, teori dari
apa yang sudah dipelajari di kelas tanpa
diubah/berubah.
Memahami:
Sudah ada proses pengolahan
dari bentuk aslinya tetapi arti
dari kata, istilah, tulisan, grafik,
tabel, gambar, foto tidak
berubah.
Kemampuan mengolah pengetahuan yang
dipelajari menjadi sesuatu yang baru seperti
menggantikan suatu kata/istilah dengan
kata/istilah lain yang sama maknanya; menulis
kembali suatu kalimat/paragraf/tulisan dengan
kalimat/paragraf/tulisan sendiri dengan tanpa
mengubah artinya informasi aslinya; mengubah
bentuk komunikasi dari bentuk kalimat ke bentuk
grafik/tabel/visual atau sebaliknya; memberi
tafsir suatu kalimat/paragraf/tulisan/data sesuai
dengan kemampuan peserta didik;
49
memperkirakan kemungkinan yang terjadi dari
suatu informasi yang terkandung dalam suatu
kalimat/paragraf/tulisan/data.
Menerapkan:
Menggunakan informasi,
konsep, prosedur, prinsip,
hukum, teori yang sudah
dipelajari untuk sesuatu yang
baru/belum dipelajari
Kemampuan menggunakan pengetahuan seperti
konsep massa, cahaya, suara, listrik, hukum
penawaran dan permintaan, hukum Boyle, hukum
Archimedes, membagi/
mengali/menambah/mengurangi/menjum-lah,
menghitung modal dan harga, hukum persamaan
kuadrat, menentukan arah kiblat, menggunakan
jangka, menghitung jarak tempat di peta,
menerapkan prinsip kronologi dalam menentukan
waktu suatu benda/peristiwa, dan sebagainya
dalam mempelajari sesuatu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya.
Menganalisis:
Menggunakan keterampilan
yang telah dipelajarinya
terhadap suatu informasi yang
belum diketahuinya dalam
mengelompokkan informasi,
menentukan keterhubungan
antara satu kelompok/ informasi
dengan kelompok/ informasi
lainnya, antara fakta dengan
konsep, antara argumentasi
dengan kesimpulan, benang
merah pemikiran antara satu
karya dengan karya lainnya
Kemampuan mengelompokkan benda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-
cirinya, memberi nama bagi kelompok tersebut,
menentukan apakah satu kelompok sejajar/lebih
tinggi/lebih luas dari yang lain, menentukan
mana yang lebih dulu dan mana yang belakangan
muncul, menentukan mana yang memberikan
pengaruh dan mana yang menerima pengaruh,
menemukan keterkaitan antara fakta dengan
kesimpulan, menentukan konsistensi antara apa
yang dikemukakan di bagian awal dengan bagian
berikutnya, menemukan pikiran pokok
penulis/pembicara/nara sumber, menemukan
kesamaan dalam alur berpikir antara satu karya
dengan karya lainnya, dan sebagainya
Mengevaluasi:
Menentukan nilai suatu benda
Kemampuan menilai apakah informasi yang
diberikan berguna, apakah suatu informasi/benda
50
atau informasi berdasarkan
suatu kriteria
menarik/menyenangkan bagi dirinya, adakah
penyimpangan dari kriteria suatu
pekerjaan/keputusan/ peraturan, memberikan
pertimbangan alternatif mana yang harus dipilih
berdasarkan kriteria, menilai
benar/salah/bagus/jelek dan sebagainya suatu
hasil kerja berdasarkan kriteria.
Mencipta:
Membuat sesuatu yang baru dari
apa yang sudah ada sehingga
hasil tersebut merupakan satu
kesatuan utuh dan berbeda dari
komponen yang digunakan
untuk membentuknya
Kemampuan membuat suatu cerita/tulisan dari
berbagai sumber yang dibacanya, membuat suatu
benda dari bahan yang tersedia, mengembangkan
fungsi baru dari suatu benda, mengembangkan
berbagai bentuk kreativitas lainnya.
Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan adalah
sebagai berikut:
Tabel 13: Sasaran Penilaian Dimensi Pengetahuan
Dimensi Pengetahuan Deskripsi
Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang,
nama benda, angka, tahun, dan hal-hal
yang terkait secara khusus dengan suatu
mata pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi,
keterkaitan antara satu kategori dengan
lainnya, hukum kausalita, definisi, teori.
Prosedural Pengetahuan tentang prosedur dan proses
khusus dari suatu mata pelajaran seperti
algoritma, teknik, metoda, dan kriteria
untuk menentukan ketepatan penggunaan
suatu prosedur.
Metakognitif Pengetahuan tentang cara mempelajari
51
pengetahuan, menentukan pengetahuan
yang penting dan tidak penting (strategic
knowledge), pengetahuan yang sesuai
dengan konteks tertentu, dan pengetahuan
diri (self-knowledge).
c) Keterampilan
Sasaran penilaiah hasil belajar pada keterampilan abstrak berupa kemampuan
belajar sebagai berikut:
Tabel 14: Sasaran Penilaian Kemampuan Belajar
Kemampuan Belajar Deskripsi
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca
suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task)
yang digunakan untuk mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/mencoba
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi, validitas informasi yang
dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/meng-
asosiasi
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan
kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua
fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan
keterkaitan antarberbagai jenis fakta/konsep/teori/
pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan
hubungan fakta/ konsep/teori dari dua sumber atau
lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan
52
interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan
dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai
jenis sumber.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai
menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik,
multi media dan lain-lain.
Sasaran penialain hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan kongkret sebagai
berikut:
Tabel 15: Sasaran Penilaian Keterampilan Kongkret
Keterampilan kongkret Deskripsi
Persepsi (perception) Menunjukan perhatian untuk melakukan
suatu gerakan
Kesiapan (set) Menunjukan kesiapan mental dan fisik
untuk melakukan suatu gerakan
Meniru (guided response) Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan
(mechanism)
Melakukan gerakan mekanistik
Mahir (complex or overt response) Melakukan gerakan kompleks dan
termodifikasi
Menjadi gerakan alami
(adaptation)
Menjadi gerakan alami yang diciptakan
sendiri atas dasar gerakan yang sudah
dikuasai sebelumnya
Menjadi tindakan orisinal
(origination)
Menjadi gerakan baru yang orisinal dan
sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi
ciri khasnya
2) Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan
belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi
yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik
53
atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan
dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan.
Ketuntasan belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan
peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan
dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai
kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni
predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).
Ketuntasan belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) ditetapkan dengan
predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan
dalam bentuk angka dan huruf, yakni 4,00 – 1,00 untuk angka yang ekuivalen
dengan huruf A sampai dengan D sebagaimana tertera pada tabel berikut:
Tabel 16: Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3,85 – 4,00 A
3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
54
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D
Ketuntasan belajar untuk pengetahuan ditetapkan dengan skor rerata 2,67 untuk
keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67.
3) Teknik dan instrumen
a) Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap
dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang
diharapkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta
didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan
penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung
berdasarkan modus.
(1) Observasi
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan
dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum.
55
Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran
dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung,
seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama,
kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah
atau bahkan di luar sekolah selama perilakunya dapat diamati guru.
Tabel 17: Contoh format pengamatan sikap dalam laboratorium bahasa
No. Nama
Aspek perilaku yang dinilai
Bekerja sama Rasa Ingin Tahu
Disiplin Peduli Keterangan
1.2.3.
AndiBadu….
Catatan: Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut: 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.
Format di atas dapat digunakan pada mata pelajaran lain dengan menyesuaikan
aspek perilaku yang ingin diamati.
(2) Penilaian diri (self assessment)
Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement)
terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting
bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik
yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning). Untuk
menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan
subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif.
Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut: (a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan
56
penilaian diri, (b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai, (c) Menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, (d) Merumuskan format penilaian, dapat
berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.
Tabel 18: Contoh Format Penilaian Diri untuk Aspek Sikap
Partisipasi dalam Diskusi Kelompok
Nama : ----------------------------
Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------
Kegiatan kelompok : ----------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, isilah dengan angka 4 – 1
didepan tiap pernyataan:
4 : selalu, 3 : sering, 2 : kadang-kadang, 1 : tidak pernah
1.--- Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan
2.--- Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
3.--- Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan
4.--- Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya
5. Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain
---- mengajukan pertanyaan
---- mengorganisasi ide-ide saya
---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan
---- melamun
6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan?
----------------------------------------------------------------------------------------------
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi
juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan
pengetahuan.
(3) Penilaian teman sebaya (peer assessment)
57
Penilaian teman sebaya merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antarpeserta didik.
Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman
sekelas atau sebaliknya.
Tabel 19: Contoh Format pada Penilaian Diri Antarteman
No.
Pernyataan
Skala
4
(selalu)
3
(sering)
2
(jarang)
1
(sangat
jarang)
1. Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang
lain
2. Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah
3. Teman saya menaati peraturan (tata-tertib) yang
diterapkan
4. Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri
5. Teman saya mengembalikan alat kebersihan,
pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah
selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula
6. Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan petunjuk guru
7. Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila
diberikan tugas oleh guru
8. Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada
orang lain
9. Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang
lain
10. Teman saya menolong teman yang sedang
mendapatkan kesulitan
(4) Penilaian jurnal (anecdotal record)
58
Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga
kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau
negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
Tabel 20: Contoh Format Penilaian melalui Jurnal
JURNALNama :…………………Kelas : …………………………..
Hari, tanggal Kejadian Keterangan
b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
(1) Tes tertulis.
Bentuk soal tes tertulis, yaitu:
(a) memilih jawaban, dapat berupa: pilihan ganda, dua pilihan (benar-salah,
ya-tidak), menjodohkan, dan sebab-akibat.
(b) mensuplai jawaban, dapat berupa: isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang
menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal
uraian. Soal-soal uraian menghendaki peserta didik mengemukakan atau
mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan
kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan
menyimpulkan. Kelemahan tes tertulis bentuk uraian antara lain cakupan materi
59
yang ditanyakan terbatas dan membutuhkan waktu lebih banyak dalam
mengoreksi jawaban.
(2) Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan.
Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui
observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Ketika terjadi diskusi,
guru dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan
(fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal,
kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang
digunakan pada waktu mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab
pertanyaan.
Tabel 21: Contoh Format Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab, dan
Percakapan
Nama
Peserta
Didik
Pernyataan
Pengungkapan
gagasan yang
orisinal
Kebenaran
konsep
Ketepatan
penggunaan
istilah
Dan lain sebagainya
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
A
B
…..
Keterangan: diisi dengan ceklis
(3) Penugasan
60
Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan:
(1) Unjuk kerja/kinerja/praktik
Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga,
presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca
puisi/deklamasi. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut: (a) Langkah-langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik
untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi, (b) Kelengkapan dan ketepatan
aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut, (c) Kemampuan-kemampuan
khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (d) Kemampuan yang akan
dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati, (e) Kemampuan yang akan
dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah-langkah pekerjaan yang akan
diamati.
Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Misalnya
61
untuk menilai kemampuan berbicara yang beragam dilakukan pengamatan
terhadap kegiatan-kegiatan seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato,
bercerita, dan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik
akan lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat
menggunakan instrumen sebagai berikut:
(a) Daftar cek
Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria
penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Tabel 22: Contoh Format Instrumen Penilaian Praktik di Laboratorium
Nama
Peserta
Didik
Pernyataan
Menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan benar
Membaca
prosedur kerja
Mengerjakan
tugas sesuai
prosedur
Mempresentasikan
hasil dengan baik
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Andi
Boby
Cicih
…….
(b) Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian
nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian
terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 4 = sangat baik,
3 = baik, 2 = cukup, dan 1 = kurang.
Tabel 23: Contoh Format Instrumen Penilaian Praktik Baca Puisi
Nama Aspek yang dinilai
62
Peserta
Didik
Pelafalan Mimik Intonasi Volume Nada
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Anton
Bartha
Charles
Dono
………
Keterangan: diisi dengan tanda cek (√).
Kategori penilaian: 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup; dan 1 = kurang.
(2) Projek
Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan
mengaplikasi, kemampuan menyelidiki dan kemampuan menginformasikan suatu
hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
sampai pelaporan. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang
perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan
kriteria penilaian atau rubrik.
Tabel 24: Contoh Format Rubrik untuk Menilai Projek
Aspek
Kriteria dan skor
1 2 3 4
Persiapan Jika memuat
tujuan, topik,
dan alasan
Jika memuat
tujuan, topik,
alasan, dan
tempat
penelitian
Jika memuat
tujuan, topik,
alasan, tempat
penelitian dan
responden
Jika memuat tujuan,
topik, alasan, tempat
penelitian, responden,
dan daftar pertanyaan
pelaksanaan Jika data
diperoleh
Jika data
diperoleh
Jika data
diperoleh
Jika data diperoleh
lengkap, terstruktur,
63
tidak
lengkap,
tidak
terstruktur,
dan tidak
sesuai tujuan
kurang
lengkap,
kurang
terstruktur,
dan kurang
sesuai tujuan
lengkap, kurang
terstruktur, dan
kurang sesuai
tujuan
dan sesuai tujuan
Pelaporan
secara tertulis
Jika
pembahasan
data tidak
sesuai tujuan
penelitian
dan membuat
simpulan,
tetapi tidak
relevan dan
tidak ada
saran
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai tujuan
penelitian
dan membuat
simpulan dan
saran, tetapi
tidak relevan
Jika
pembahasan
data kurang
sesuai tujuan
penelitian dan
membuat
simpulan dan
saran, tetapi
kurang relevan
Jika pembahasan data
sesuai tujuan
penelitian dan
membuat simpulan
dan saran yang
relevan
(3) Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk, teknologi, dan seni, seperti: sarana kebersihan (contoh: cairan
pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik),
hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat
dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu: (a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk, (b) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan
peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik,
64
(c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan,
tampilan, fungsi dan estetika.
Penilaian produk biasanya menggunakan: (a) Cara analitik, yaitu berdasarkan
aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat
pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk,
penilaian produk), dan (b) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari
produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk.
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Nama Proyek : Membuat Teks Deskripsi
*
Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat
** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban yang diberikan. Semakin
lengkap dan tepat jawaban, semakin tinggi perolehan skor.
Tabel 25: Contoh Format Penilaian Produk
(4) Portofolio
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil
No.
Aspek*
Skor**
1 2 3 4
1 Perencanaan: Mencari topik
2 Proses pembuatan:
a. Persiapan materi
b. Membuat paragraf sesuai struktur
c. Memperhatikan EYD
3 Hasil produk: teks deskripsi yang tepat sesuai dengan tema
dan EYD
Total Skor
65
karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri
dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
dinamika kemampuan belajar peserta didik melalui sekumpulan karyanya, antara
lain: karangan, puisi, surat, resensi buku/literatur, laporan penelitian, sinopsis dan
karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari pengalaman.
Mata Pelajaran : Bahasa IndonesiaAlokasi waktu : 1 semesterSampel yang dikumpulkan : karanganNama peserta didik : ………… Kelas : …………
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian
portofolio: (a) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri, (b) Tentukan
bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan, (c) Kumpulkan dan simpan hasil
kerja peserta didik dalam 1 map atau folder, (d) Beri tanggal pembuatan, (e)
Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik, (f) Minta peserta didik
untuk menilai hasil kerja mereka secara berkesinambungan, (g) Bagi yang kurang
No. KD Periode Aspek yang dinilai Keterangan/catatanTata
bahasaKosa kata
Kelengkapan gagasan
Sisetamtika penulisan
1 Menulis karangan deskriptif
30/710/8dst.
2 Membuat resensi buku
1/930/910/1dst
66
beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka waktunya, dan (h) Bila perlu,
jadwalkan pertemuan dengan orang tua.
Tabel 26: Contoh Format Penilaian Portofolio
(5) Tertulis
Selain menilai kompetensi pengetahuan, penilaian tertulis juga digunakan
untuk menilai kompetensi keterampilan, seperti menulis karangan, menulis
laporan, dan menulis surat.
3. Cara Menulis Identitas
Cara menulis identitas (Priyatni, 2014:167), sebagai berikut:
Satuan pendidikan : (isi dengan nama sekolah)
Mata pelajaran : (isi dengan nama mata pelajaran)
Kelas/Semester : (isi dengan tingkat dan dengan kata satu atau dua yang
relevan – dengan huruf)
Alokasi Waktu : (isi dengan jumlah jam peljaran x 40 menit untuk SMP,
disertai dengan jumlah pertemuan. Contoh: 6 x 40 menit (2
x pertemuan).)
4. Cara Menulis Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti untuk tiap-tipa jenjang ditulis lengkap, sesuai dengan
yang tersurat dalam standar isi, mulai dari KI 1 sampai dengan KI 4. Contoh :
1. KI 1 : ….
2. KI 2 : ….
3. KI 3 : ….
4. KI 4 : ….
67
5. Penentuan Kompetensi Dasar (KD) dan Pengembangan Indikator
Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, pemilihan KD dilakukan melalui
pemetaan KD. Dalam perumusan indikator, perlu diperhatikan prinsip-prinsip
(Priyatni, 2014:168-169) berikut:
a. Indikator dijabarkan sesuai dengan karakteristik KD,
b. Indikator disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, dan
sekolah,
c. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat/klausa dengan menggunakan kata
kerja operasional. Rumusan indikator minimal terdiri atas kata kerja pada KD
dan lingkup materi,
d. Indikator dapat diamati dan diukur ketercapaiannya,
e. Indikator dijadikan acuan dalam penyusunan penilaian.
Langkah-langkah dalam perumusan indikator (Priyatni, 2014:169) sebagai
berikut:
a. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada KD
(termasuk aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan),
b. Mempertanyakan perilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai bukti
pencapaian kompetensi,
c. Menjabarkan tingkat kompetensi (kata kerja pada KD) dan materi yang
menjadi media pencapaian kompetensi,
68
d. Menjabarkan materi pada KD,
f. Merumuskan indikator yang sekurang-kurangnya mencakup dua hal, yaitu
kompetensi dan materi untuk mencapai kompetensi.
Contoh penulisan indikator dari kompetensi dasar 3.1 mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas VII SMP:
KD. 3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
Indikator:
3.1.1 Menjelaskan pengertian teks ekslanasi
3.1.2 Menjelaskan struktur teks eksplanasi
3.1.3 Menjelaskan ciri kebahasaan teks eksplanasi
6. Penentuan Menulis Materi Pelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun materi pembelajaran
(Priyatni, 2014:172) sebagai berikut:
a. Materi memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
b. Materi pembelajaran ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi.
7. Cara Menulis Media dan Sumber Belajar
a. Media pembelajaran
Media adalah alat bantu proses pembelajaran untuk memudahkan
penyampaian materi pelajaran. Media dapat berupa: video/film, rekaman, audio,
model, chart, gambar, realita, dan sebagainya (Priyatni, 2014:174).
Contoh cara menuliskan media pembelajaran dalam RPP:
69
1) Video/film: Judul. Tahun. Prosedur. (Tersedia di Situs internet lengkap
dengan tanggal pengunduhan)
2) Rekaman audio: Judul. Tahun. Prosedur. (Tersedia di Situs internet lengkap
dengan tanggal pengunduhan)
3) Model: Nama model yang dimaksud.
4) Gambar: Judul gambar yang dimaksud.
5) Realita: Nama benda yang dimaksud.
b. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya (Salinan
Permendukbud No. 81A). Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Sumber belajar dapat berupa
buku siswa, buku referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar,
narasumber, dan sebagainya.
Contoh cara menuliskan sumber belajar (Priyatni, 2014:175):
1) Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku. Kota terbit:
Penerbit (halaman).
2) Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama majalah, Volume,
Nomor, Tahun (halaman).
3) Situs internet: penulis. Tahun judul artikel. Tersedia di Situs internet lengkap
dengan tanggal pengunduhan.
70
4) Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku).
8. Pengembangan Langkah-langkah Pembelajaran
Pengembangan langkah-langkah pembelajaran (Priyatni, 2014:176)
sebagai berikut:
a. Langkah-langkah pembelajaran dipilih menjadi beberapa pertemuan sesuai
dengan alokasi waktu yang disediakan untuk melaksanakan pembelajaran
dalam 1 RPP,
b. Tiap-tiap pertemuan memuat tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, ini, dan
penutup.
c. Persentase waktu untuk ketiga kegiatan tersebut sebagai berikut:
Pertemuan 1
1) Pendahuluan (10% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam
menit)
2) Kegiatan inti (75% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam
menit)
3) Penutup (15% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam menit)
Pertemuan 2
1) Pendahuluan (10% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam
menit)
2) Kegiatan inti (75% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam
menit)
3) Penutup (15% dari total waktu pertemuan yang dinyatakan dalam menit)
71
B. Kerangka Pikir
Pada kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks.
Pembelajaran tersebut dikembangkan dengan enam perangkat pembelajaran yaitu:
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program Semester dan
Program Tahunan (Promes dan Prota), buku siswa, media, instrumen dan rubrik
penilaian. Pada penelitian ini, peneliti mengfokuskan ke salah satu perangkat
pembelajaran yaitu RPP. RPP terdiri dari delapan komponen yang meliputi 1)
identitas, 2) KI, 3) KD, 4) indikator pencapaian kompetensi, 5) materi
pembelajaran, 6) kegiatan pembelajaran, 7) penilaian, pembelajaran remedial, dan
pengayaan, serta 8) media/alat, bahan, dan sumber. Ke-8 komponen tersebut harus
diperhatikan ketika menyusun RPP karena komponen tersebut harus ada dalam
RPP. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti problematika guru bahasa
Indonesia dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan wawancara dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan
data guna memeroleh temuan. Dari hasil temuan dapat ditarik kesimpulan
mengenai problematika guru bahasa Indonesia dalam menyusun RPP kurikulum
2013 SMP Negeri 1 Pallangga. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
diperhatikan pada bagan berikut.
72
Bagan 1.1 Kerangka Pikir
PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA
SILABUS
PENYUSUNAN RPP
KOMPONEN RPP
INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
MEDIAPROTA DAN PROMES
BUKU SISWA
TEMUAN
RPP
PERANGKAT PEMBELAJARAN
IDENTITAS
KURIKULUM 2013
KI
KD
INDIKATOR
MATERI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL, DAN
PENGAYAAN
73
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian desktiptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan
tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang
diteliti secara tepat. Pada penelitian ini, peneliti berusaha
menggambarkan/mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi guru bahasa
Indonesia dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 di SMP Negeri 1 Pallangga.
B. Lokasi Penelitian
Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Pallangga, jalan
Pembangunan No. 3 Kecamatan Pallangga. Peneliti memilih tempat tersebut
sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan hasil observasi awal peneliti, SMP
Negeri 1 Pallangga menggunakan kurikulum 2013, guru bahasa Indonesia di
sekolah tersebut menghadapi masalah, dan belum pernah dilakukan penelitian
dengan judul Analisis Problematika Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 bagi Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1
Pallangga. Informasi tersebut telah dikonfirmasi oleh kepala sekolah SMP Negeri
1 Pallangga selaku petugas supervisi.
MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER
BELAJAR
74
C. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah
data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau simbol
(Arikunto, 2006:239). Dalam penelitian yang dilakukan ini, data kualitatif
diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi.
D. Batasan Istilah
1. Problematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masalah yang
dihadapi guru bahasa Indonesia dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 SMP
Negeri 1 Pallangga.
2. RPP yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran Kurikulum 2013 yang disusun oleh guru bahasa Indonesia SMP
Negeri 1 Pallangga.
E. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah semua guru bahasa Indonesia SMP
Negeri 1 Pallangga, berjumlah enam belas orang. Namun, hanya dua belas guru
yang tidak berhalangan dan bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan tahapan sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya
jawab (Satori dan Komariah, 2013:130). Pada penelitian yang dilakukan, peneliti
73
75
mewawancarai hanya dua belas orang guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1
Pallangga dengan menggunakan telepon genggam sebagai alat perekam. Hal ini
disebabkan oleh dua orang guru tidak bersedia untuk diwawancarai karena
pemahaman tentang kurikulum 2013 yang masih kurang, sedangkan dua orang
guru lainnya tidak bisa ditemui oleh peneliti. Wawancara tersebut berfungsi
sebagai metode primer. Sebagai metode primer, data yang diperoleh dari
wawancara merupakan data yang utama guna menjawab permasalahan penelitian.
2. Studi Dokementasi
Studi Dokementasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari
penggunaan metode wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu
ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan
serta pembuktian suatu kejadian (Satori dan Komariah, 2013:149). Dalam
penelitian yang dilakukan, peneliti mengumpulkan masing-masing satu RPP dari
setiap guru. Namun, dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil tiga sampel
RPP kurikulum 2013 semester ganjil tahun 2015 dari guru bahasa Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh guru bahasa Indonesia/informan menyarankan untuk
mengambil masing-masing satu RPP dari perwakilan satu guru bahasa Indonesia
pada tiap tingkatan kelas. Hal dilakukan karena RPP disusun berdasarkan hasil
MGMP yang artinya RPP guru bahasa Indonesia kurang lebih sama dengan RPP
lainnya. Selanjutnya, dilakukanlah analisis dokumen terhadap data yang
diperoleh.
76
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknik ini
menurut Miles dan Hubermen diterapkan melalui tiga alur (Satori dan Komariah,
2013:238), yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkai, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting
(Satori dan Komariah, 2013:219). Apabila peneliti dalam melakukan penelitian
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki
pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian dalam melakukan reduksi data.
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya sesudah mereduksi data adalah menyajikan data.
Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai
bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart
dan sejenisnya (Satori dan Komariah, 2013:219). Pada penelitian ini, peneliti
menyajikan data yang telah direduksi dalam bentuk uraian.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
77
kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Pada penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan dengan berdasarkan
bukti-bukti berupa data hasil wawancara dan dokumen RPP guru bahasa
Indonesia SMP Negeri 1 Pallangga. Hasil observasi awal/kesimpulan awal yang
dilakukan peneliti sebelumnya, semakin diperkuat dengan ditemukan bukti-bukti
baru di lapangan selama proses penelitian.
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Masalah-masalah dalam Penyusunan RPP Kurikulum 2013
Peneliti memeroleh data dari hasil wawancara dan dokumen berupa RPP guru
bahasa Indonesia sehingga ditemukanlah gambaran mengenai masalah-masalah
dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 oleh guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Pallangga.
a) Hasil wawancara
Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai dua belas informan/guru bahasa
Indonesia di SMP Negeri 1 Pallangga. Peneliti menanyakan seputar penerapan
kurikulum 2013, khususnya penyusunan RPP. Mulai dari tanggapan mereka terhadap
penerapan kurikulum 2013 dan kendala yang dihadapi pada saat menyusun rencana
pembelajaran.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti berupa data, yaitu: guru bahasa
Indonesia di SMP Negeri 1 Pallangga mengalami kesulitan/kendala dalam
penyusunan beberapa komponen RPP kurikulum 2013. Kesulitan/kendala tersebut
meliputi:
1) penyusunan komponen penilaian,
2) perencanaan kegiatan pembelajaran,
3) penyusunan materi pembalajaran,
4) pemetaan KD, KI, dan perumusan indikator, serta
79
5) sistematika penulisan RPP.
b) Hasil Studi Dokumentasi
Selain wawancara, peneliti juga mengumpulkan data dengan menggunakan studi
dokumentasi. Peneliti mengambil RPP yang telah disusun oleh guru. Kemudian,
peneliti melakukan pemeriksaan dokumen terhadap RPP tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil masing-masing satu RPP dari guru pada
tiap tingkatan kelas, yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Hal ini sesuai saran dari para guru
menyatakan bahwa di SMP Negeri 1 Pallangga telah diadakan Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP), sehingga cukup mengambil masing-masing satu RPP dari
satu guru pada tiap tingkatan kelas.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti berupa data, yaitu: guru bahasa
Indonesia di SMP Negeri 1 Pallangga mengalami kesulitan/kendala dalam
penyusunan beberapa komponen RPP kurikulum 2013. Kesulitan/kendala tersebut
meliputi:
1) penyusunan komponen penilaian,
2) pemetaan KD, KI, dan perumusan indikator,
3) perencanaan media/alat, dan sumber belajar,
4) perencanaan kegiatan pembelajaran, serta
5) sistematika penulisan.
2. Kesesuaian Dokumen RPP dengan Standar Proses untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013)
Salah satu acuan pengembangan RPP pada kurikulum 2013 yaitu Permendikbud
No. 65 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Oleh karena
itu, peneliti mengumpulkan data mengenai kesesuaian dokumen RPP dengan Standar
78
80
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013).
Untuk memeroleh data tersebut, peneliti melakukan studi dokumentasi, yaitu
mengumpulkan RPP guru. Kemudian, peneliti melakukan pemeriksaan dokumen.
Hasil pemeriksaan dokumen mengenai kesesuaian RPP guru dengan Standar
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013)
menunjukkan bahwa bagian RPP guru yang tidak sesuai, yaitu pada pelaksanaan
pembelajaran, meliputi:
1) pembagian waktu di setiap kegiatan pembelajaran,
2) kegiatan pendahuluan,
3) kegiatan inti, dan
4) kegiatan penutup.
3. Kesesuaian Isi Dokumen RPP dengan Standar Isi untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah (Permendikbud No. 64 Tahun 2013)
Salah satu acuan pengembangan RPP pada kurikulum 2013 yaitu Permendikbud
No. 64 tentang Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Oleh karena itu,
peneliti mengumpulkan data mengenai kesesuaian dokumen RPP dengan Standar Isi
untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 64 Tahun 2013). Untuk
memeroleh data tersebut, peneliti melakukan studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan
RPP guru. Kemudian, peneliti melakukan pemeriksaan dokumen.
Hasil pemeriksaan dokumen mengenai kesesuaian RPP guru dengan Standar
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 64 Tahun 2013)
menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara RPP guru dengan Standar
Proses, yaitu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dicantumkan guru
dalam RPP.
81
B. Pembahasan
1. Masalah-masalah dalam Penyusunan RPP Kurikulum 2013
Peneliti menganalisis data hasil wawancara dan dokumen berupa RPP guru
bahasa Indonesia sehingga ditemukanlah gambaran mengenai prolematika
penyusunan RPP kurikulum 2013 oleh guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1
Pallangga.
a. Hasil wawancara
Hasil wawancara terhadap dua belas informan/guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Pallangga yang menggambarkan bahwa guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 1 Pallangga mengalami kesulitan/kendala dalam penyusunan beberapa
komponen RPP kurikulum 2013. Kesulitan/kendala tersebut meliputi:
1) penyusunan komponen penilaian
Berdasarkan hasil wawancara, penyusunan komponen penilaian merupakan
masalah yang paling banyak dihadapi guru bahasa Indonesia, utamanya penilaian
sikap. Informan 2 mengungkapkan bahwa guru terkendala pada penyusunan RPP
di bagian penilaian, khususnya penilain sikap karena banyak hal harus dinilai dan
kesemuanya itu harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Hal tersebut
dikonfirmasikan oleh informan 4. Informan tersebut menyatakan bahwa guru
biasanya mengalami kendala pada komponen penilaian karena banyaknya
komponen yang harus dinilai. Beberapa informan lain yaitu informan 1, 3, 8, 9, dan
11 juga mengungkapkan pendapat yang sejalan dengan informan 2 dan 4.
82
2) perencanaan kegiatan pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara, penyusunan perencanaan kegiatan
pembelajaran merupakan masalah ke-2 yang paling banyak dihadapi guru bahasa
Indonesia. Informan 8 mengungkapkan bahwa beliau kesulitan dalam menyusun
RPP kurikulum, tepatnya di bagian perencanaan langkah pembelajaran, yaitu
kegiatan inti. Hal tersebut dikonfirmasikan oleh informan 12. Informan tersebut
menyatakan bahwa beliau mengalami kendala pada perencanaan kegiatan
pembelajaran, yaitu pada tahap pendahuluan. Beberapa informan lain yaitu
informan 1, 5, dan 10 juga mengungkapkan pendapat yang sejalan dengan informan 8
dan 12.
3) penyusunan materi pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara, penyusunan materi pembelajaran merupakan
masalah ke-3 yang banyak dihadapi guru bahasa Indonesia seperti masalah ke-2.
Informan 7 mengungkapkan bahwa beliau terkendala dalam menemukan materi
yang akan dicatumkan di dalam RPP karena keterbatasan materi yang didapatkan.
Hal tersebut dikonfirmasikan oleh informan 9. Informan tersebut menyatakan
bahwa beliau mengalami kendala pada perencanaan materi pembelajaran, tepatnya
kesulitan dalam memilih dan memilah materi yang akan diajarkan karena mataeri
pembelajaran pada buku teks terbatas/sedikit serta belum tertata rapi setiap
KDnya dalam buku. Beberapa informan lain yaitu informan 5, 8, dan 10 juga
mengungkapkan pendapat yang sejalan dengan informan 7 dan 9.
83
4) pemetaan KD, KI, dan perumusan indikator
Berdasarkan hasil wawancara, penyusunan materi pembelajaran merupakan
masalah ke-4 yang dihadapi guru bahasa Indonesia. Informan 10 mengutarakan
bahwa masalah yang dihadapi dalam menyusun RPP kurikulum 2013 adalah
pemetaan KI, KD, dan perumusan indikator. Hal tersebut dikonfirmasikan oleh
informan 11. Informan tersebut menyatakan bahwa beliau mengalami kendala
pada pemetaan KI1, KI2, dan seterusnya. Beberapa informan lain yaitu informan 7
dan 8 juga mengungkapkan pendapat yang sejalan dengan informan 10 dan 11.
5) sistematika penulisan RPP
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti memeroleh informasi bahwa selain empat
kendala, guru juga mengalami kendala dalam sistematematika penulisan RPP yang
benar. Informan 1 mengungkapkan bahwa guru masih terkendala pada sistematika
penyusunan RPP kurikulum 2013 yang tepat. Hal tersebut dikonfirmasi oleh informan
5. Informan tersebut menyatakan bahwa pengembangan penulisan dalam RPP masih
terbilang kurang. Hal ini dikarenakan masih kurangnya infomasi mengenai kurikulum
2013 yang informan peroleh.
b. Hasil Studi Dokumentasi
Hasil pemeriksaan dokumen terhadap RPP guru bahasa Indonesia pada tiap
tingkatan kelas menggambarkan bahwa guru bahasa Indonesia mengalami
kesulitan/kendala dalam penyusunan beberapa komponen RPP kurikulum 2013.
84
Kesulitan/kendala tersebut meliputi:
1) penyusunan komponen penilaian
kelas
Hasil pemeriksaan dokumen RPP kelas VII, VIII, dan IX menunjukkan bahwa
penilaian yang disusun oleh guru tersebut tidak sesuai dengan teknik dan bentuk
penilaian autentik, indikator pencapaian, serta rubrik penilaian.
2) KI, KD dan perumusan indikator
Hasil pemeriksaan dokumen RPP menunjukkan bahwa: a) pada RPP kelas VII
dicantumkan KI2, 3, dan 4 yang tidak sesuai dengan standar isi (Permendikbud
No.64); b) pada RPP kelas VIII dicantumkan KI3 dan 4 yang tidak sesuai dengan
standar isi (Permendikbud No.64); c) RPP kelas IX dicantumkan KI3 dan 4 yang
tidak sesuai dengan standar isi (Permendikbud No.64). Begitu pula dengan bagian
KD. Dari hasil pemeriksaan dokumen RPP diperoleh data bahwa: a) pada RPP kelas
VIII dicantumkan KD 4.4 yang tidak sesuai dengan KD kelas VIII (Permendikbud
No. 58); dan b) pada RPP kelas IX dicantumkan KD 2.1 dan 2.2 yang tidak sesuai
dengan KD kelas IX (Permendikbud No. 58)
Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan dokumen RPP bagian indikator menunjukkan
bahwa: a) pada RPP kelas VII dicantumkan indikator yang tidak sesuai dengan
Permendikbud No. 103, permusan indikator pada KD 3.1 tidak menggunakan kata
kerja operasional,
3) perencanaan media/alat, bahan, dan sumber belajar,
85
Hasil pemeriksaan dokumen RPP kelas VII, VIII, dan IX menunjukkan bahwa
bahan belajar tidak dicantumkan dalam RPP guru. Hal tersebut tidak sesuai dengan
sistematika penulisan RPP (Permendikbud No.103).
4) perencanaan kegiatan pembelajaran,
Hasil pemeriksaan dokumen RPP menunjukkan bahwa: a) pada RPP kelas VII,
tepatnya pada tahapan kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup tidak lengkap
sehingga tidak sesuai dengan Standar Proses (Permendikbud No.65) dan alokasi
waktu di setiap tahapan kegiatan pembelajaran tidak dicantumkan sehingga tidak
sesuai dengan sistematika penulisan RPP kurikulum 2013 (Permendikbud No. 103);
b) pada RPP kelas VIII terdapat kesalahan pada tahap pembelajaran, tepatnya pada
kegiatan inti pertemuan ke-2. Tahap pembelajarannya tidak sesuai dengan KD untuk
kelas VIII. Hal tersebut tidak sesuai dengan Standar Proses (Permendikbud No.65).
5) sistematika penulisan
Sistematika penulisan RPP bahasa Indonesia kelas VII sebagai berikut: a)
identitas, b) KI, c) KD dan indikator, d) tujuan pembelajaran, e) materi pelajaran, f)
metode dan pendekatan pembelajaran, g) media dan sumber pembelajaran, h)
langkah-langkah kegiatan, serta i) penilaian. Hal tersebut tidak sesuai dengan
Permendikbud No.103 yang di dalamnya membahas komponen RPP kurikulum 2013
yang meliputi: a) identitas, b) KI, c) KD, d) indikator, e) materi pelajaran, f) kegiatan
pembelajaran, g) penilaian, dan h) media/alat, bahan, dan sumber belajar.
C. Kesesuaian Dokumen RPP dengan Standar Proses untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013)
86
Hasil pemeriksaan dokumen mengenai kesesuaian RPP guru dengan Standar
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 65 Tahun 2013)
menunjukkan bahwa bagian RPP guru yang tidak sesuai.
Bagian RPP guru yang tidak sesuai, yaitu pada pelaksanaan pembelajaran,
meliputi:
1) pembagian waktu di setiap kegiatan pembelajaran
Setelah melakukan pemeriksaan dokumen RPP, peneliti memeroleh data bahwa
untuk RPP bahasa Indonesia yang disusun oleh guru kelas VII dan VIII tidak sesuai
dengan Standar Proses (Permendikbud No. 65). Hal ini dibuktikan dengan tidak
dicantumkannya alokasi waktu di setiap tahapan kegiatan pembelajaran yang disusun
guru.
2) kegiatan pendahuluan,
Setelah melakukan pemeriksaan dokumen RPP, peneliti memeroleh data bahwa
untuk RPP bahasa Indonesia yang disusun oleh guru kelas VII tidak sesuai dengan
Standar Proses (Permendikbud No. 65). Hal ini dibuktikan dengan tidak
dicantumkannya secara lengkap langkah-langkah pada tahap kegiatan pendahuluan,
tepatnya proses tanya jawab seputar pengetahuan awal peserta didik tentang materi
yang akan diajarkan.
3) kegiatan inti,
Setelah melakukan pemeriksaan dokumen RPP, peneliti memeroleh data bahwa
untuk RPP bahasa Indonesia yang disusun oleh guru kelas VIII tidak sesuai dengan
Standar Proses (Permendikbud No. 65). Hal ini terbukti dengan ditemuinya kesalahan
87
langkah kegiatan pada tahap kegiatan inti, tepatnya bagian mengomunikasikan pada
pertemuan ke-2. Kesalahan tersebut membuat tahapan kegiatan inti dalam RPP
tersebut tidak sesuai dengan Standar Proses.
4) kegiatan penutup
Setelah melakukan pemeriksaan dokumen RPP, peneliti memeroleh data bahwa
untuk RPP bahasa Indonesia yang disusun oleh guru kelas VII tidak sesuai dengan
Standar Proses (Permendikbud No. 65). Hal ini terbukti dengan tidak dicantumkannya
secara lengkap langkah-langkah pada tahap kegiatan penutup, tepatnya arahan untuk
materi pelajaran selanjutnya.
D. Kesesuaian Isi Dokumen RPP dengan Standar Isi untuk Pendidikan Dasar
dan Menengah (Permendikbud No. 64 Tahun 2013)
Hasil pemeriksaan dokumen mengenai kesesuaian RPP guru dengan Standar
Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No. 64 Tahun 2013)
menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian, yaitu 1) pada kompetensi inti yang
dicantumkan guru kelas VII, tepatnya KI2, KI3, dan KI4; 2) pada kompetensi inti
yang dicantumkan guru kelas VIII, tepatnya KI3 dan KI4; 3) pada konpetensi inti
yang dicantumkan guru kelas IX, tepatnya KI3 dan KI4. Sedangkan untuk
kompetensi dasar, hanya KD yang dicantumkan guru kelas IX yang tidak sesuai
yaitu: KD 2.1 dan KD 2.2.
88
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Hasil analisis data (wawancara dan pemeriksaan dokumen RPP) menunjukkan
bahwa guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Pallangga mengalami
kesulitan/kendala dalam penyusunan RPP kurikulum 2013. Kesulitan/kendala
yang dihadapi, yaitu pertama, pada penyusunan komponen penilaian. Kedua,
perencanaan kegiatan pembelajaran. Ketiga, penyusunan materi pembelajaran.
Keempat, pada pemetaan KI, KD, dan perumusan indikator. Kelima,
sistematika penulisan RPP.
2. Dokumen RPP guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII dan VIII SMP
Negeri I Pallangga tidak sesuai dengan Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah (Permendikbud No.65 Tahun 2013), kecuali kelas IX.
3. Isi dokumen RPP yang disusun guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
VII, VIII, dan IX SMP Negeri I Pallangga tidak sesuai Standar Isi untuk
Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikbud No.64 Tahun 2013).
B. Saran
89
Bedasarkan hasil penelitian ini, diajukan saran untuk para guru atau calon
guru bahasa Indonesia. Hendaknya lebih teliti dalam menyusun RPP dengan
memperhatikan standar proses dan isi kurikulum 2013. Hendaknya juga guru
lebih aktif dan bersemangat dalam berdiskusi, mengikuti kegiatan seminar, diklat,
mencari dan berbagi informasi seputar kurikulum 2013 serta mengikuti MGMP
dengan lebih serius sehingga lebih mudah dalam mendalami/menelaah tentang
kurikulum 2013, utamanya dalam penyusunan RPP. Selain itu, diajukan pula
saran kepada peneliti selanjutnya untuk menkaji lebih dalam setiap kendala yang
dihadapi para guru dalam menyusun RPP agar masalah tersebut dapat diatasi
segera.
88
90
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofyan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departeman Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Intanghina. 2009. Peranan Dikltat Sertifikasi Guru dan Kemampuan Pedagogik terhadapKinerja Guru.(https://intanghina.wordpress.com/category/pendidikan/ diakses pada tanggal 22 Maret 2015).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013f. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin. 2014. Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawati, Jun. 2014. Analisis Kesulitan Guru Ekonomi Dalam Menyusun Silabus Dan RPP (Studi Pada SMAN 1 Kepanjen dan SMAN 10 Malang). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.
Jakarta: Rajagrafindo Persada.
91
Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurkulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Salinan Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 19.
Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd. Syukur. 2013. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter. Bandung: Refika Aditama.
Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiyana. 2013. Pengaruh Pengetahuan KTSP dan Pendidikan terhadap Kemampuan Menyusun RPP Guru SDN Jatiyoso Tahun 2011/2012, (online), Vol.1, No. 2, (http://eprints.uns.ac.id/4316/1/188-348-1-SM.pdf, diakses pada tanggal 22 Maret 2015).
90
92
LAMPIRAN
93
LAMPIRAN 1
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA PARA GURU
1. Bagaimana tanggapan Anda terhadap penerapan Kurikulum 2013?
2. Perbedaan apa saja yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran
khususnya RPP pada Kurikulum 2013 dengan KTSP?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013?
4. Menurut Anda, penyusunan bagian komponen RPP Kurikulum 2013 manakah
yang sulit?
5. Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyusun RPP
Kurikulum 2013?
92
94
LAMPIRAN II
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(PEMERIKSAAN DOKUMEN)
1. Nama Guru Sasaran : .................................................
2. Sekolah : .................................................
3. Mata Pelajaran : .................................................
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
1. Identitas
Tercantum pada RPP Terdapat : satuan
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
2. KI dan KD Tercantum pada RPP Sesuai dengan silabus
3.Indikator Pencapaian Kompetensi
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan KD,
KI, dan SKL. Kesesuaian
penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang dikembangkan.
Kesesuaian dengan muatan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Materi Pembelajara
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
93
95
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
n
indicator, KD, dan KI Memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
5.Kegiatan Pembelajaran
Tercantum pada RPP Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas dan proporsional.
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik dan metode pembelajaran.
Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
6.
Penilaian, Pembelajaran Remdial, dan Pengayaan
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
teknik dan bentuk penilaian autentik
Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi
Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal
Kesesuaian rubrik dengan bentuk penilaian
7.
Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan KD
dan KI. Kesesuaian dengan
materi pembelajaran dan pendekatan saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan)/model pembelajaran
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
94
96
LAMPIRAN III
PROFIL GURU
1. Nama : Mas’ud Kasim, S.Pd., M.Pd.
Jabatan : Kepala Sekolah dan guru bahasa Indonesia kelas VII
2. Nama : Hj. Nursiah Ichsan, S.Pd.
Jabatan : Ketua MGMP dan guru bahasa Indonesia kelas IX
3. Nama : Nurhayati Mansyir, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas IX
4. Nama : Dra. Hj. Saribanong
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas IX
5. Nama : Miswar Wahyudi, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas IX
6. Nama : Hasmawati, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas IX
7. Nama : Rahmawati, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas VIII
97
8. Nama : Nurhikma, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas VIII
9. Nama : Syamsinar, S.S.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas VIII
10. Nama : Zuliani, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas VIII
11. Nama : St. Hasnawati, S.Pd., M.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas VII
12. Nama : Rustiah, S.Pd.
Jabatan : Guru bahasa Indonesia kelas VII
96
98
LAMPIRAN IV
RPP GURU BAHASA INDONESIA
(RPP dari Guru dalam bentuk print out)
99
98
100
101
102
103
104
105
106
105
107
108
109
110
111
112
111
113
114
115
116
117
118
119
LAMPIRAN V
TRANSKRIP HASIL WAWANCARA
A. Informan 1
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 1 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga
sekaligus menjabat sebagai kepala sekolah, Bapak Mas’ud Kasim, S.Pd., M.Pd.
Beliau merupakan supervisor di sekolah tersebut. Hasil wawancara mengenai
tanggapan beliau terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 di Kabupaten Gowa belum dilaksanakan secara
menyeluruh di sekolah-sekolah, hanya ada enam sekolah yang ditunjuk sebagai
sekolah sasaran sesuai dengan Surat Keputusan Menteri. Salah satu sekolah
sasaran tersebut adalah SMP Negeri 1 Pallangga.
Namun sebenarnya, inti dari kurikulum 2013 itu sudah terimplementasi di
dalam Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). SKTB merupakan salah satu
program yang dicanangkan oleh Bapak Bupati Gowa. Menurut keterangan dari
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pallngga, konsep dari SKTB memliki kemiripan
120
dengan kurikulum 2013. Selain itu, menurut informasi yang diperoleh Kepala
Sekolah SMP Negeri 1 Pallangga bahwa model-model pembelajarannya dan
sistem pengadministrasian kurikulum 2013 memiliki kesamaan dengan SKTB.
Kemudian yang kedua, penerapan kurikulum 2013 masih terbilang baru
sehingga guru-guru di sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 masih
mengalami kendala. Pada penerapan kurikulum 2013 masih banyak hal yang perlu
disempurnakan dan dilengkapi karena menurut keterangan dari Kepala Sekolah
SMP Negeri 1 Pallangga bahwa pemahaman guru tentang bagaimana penerapan
kurikulum 2013 masih perlu ditingkatkan, misal pemahaman tentang sistem
pengadministrasian yang dianggap terlalu berat (memiliki banyak tuntutan-
tuntutan), banyak indikator-indikator yang dituntut dalam pengiimplementasian
pada proses pembelajaran yang menurut guru-guru agak rumit, termasuk sistem
penilaian yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga memerlukan
waktu dan konsentrasi khusus untuk itu, karena banyak komponen-komponen
yang harus diisi pada komponen penilaian serta pengelolaan PBM oleh guru-guru
juga masih banyak yang mengalami kekurangan.
2. Perbedaan antara penyusunan perangkat pembelajaran di kurikulum 2013
dengan KTSP
Menurut Beliau, hal yang perlu dipahami terlebih dahulu adalah kehadiran
kurikulum 2013 itu merupakan penyempurnaan dari KTSP. Masalah perbedaan
dalam penyusunan perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013, tidak banyak.
Perbedaan yang dimaksud adalah pada struktur penulisan. Antara lain, dalam
KTSP dikenal kompetensi dasar sedangkan di kurikulum 2013 kompetensi inti
119
121
(KI). Kemudian pada model pembelajarannya, pada KTSP dikenal dengan CTL,
sedangkan pada kurikulum 2013 yaitu saintific. Perbedaan hanya pada peristilaan-
peristilaan yang digunakan, tetapi pada dasarkan memiliki kesamaan makna
antara kedua kurikulum tersebut, walaupun sebenarnya pada kurikulum 2013
lebih diperinci lagi pengertian dan pengaplikasiannya.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut beliau, guru tidak mengalami kesulitan yang sangat berarti dalam
penyusunan RPP kurikulum 2013. Hal ini disebabkan oleh tidak begitu banyaknya
perbedaan antara penyusunan RPP kurikulum 2013 dengan KTSP. Namun, baik
itu pada KTSP ataupun pada kurikulum 2013, seorang guru perlu memahami
bagaiman cara mengintegrasikan isi kurikulum masuk menjadi uraian-uraian
dalam kegiatan pembelajaran dituliskan dalam RPP itu. Khusus untuk kurikulum
2013 yang banyak mengalami kendala sebenarnya dalam proses pembelajarannya.
Yang kedua, kurang pemahaman guru terhadap bagaimana guru menulis RPP
yang baik.
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi guru tersebut maka guru ikut serta
dalam kegiatan-kegiatan pelatihan, kegiatan-kegiatan penataran, workshop,
MGMP, sosialisasi, bimbingan-bimbingan teknis cara menyusun sebuah RPP
yang baik berdasarkan tuntutan kurikulum 2013.
B. Informan 2
1. Tanggapan Informan 2
Informan 2 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1
Pallngga sekaligus menjabat sebagai ketua MGMP, Ibu Hj. Nursiah Ichsan, S.Pd.
122
Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai tanggapan terhadap
penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa penerapan kurikulum 2013
di sekolah lebih baik daripada kurikulum sebelumnya sesuai dengan harapan agar
penerapannya. Guru-guru menganggap bahwa penerapan kurikulum 2013 itu
merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya.
2. Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran
khususnya RPP pada kurikulum 2013 dengan KTSP
Pada kurikulum KTSP dimulai dari SK yaitu standar kompetensi, kompetensi
dasar, tujuan dan seterusnya sampai dengan sumber serta bahan ajar. Sedangkan
di kurikulum 2013 lebih sederhana lagi. Dimulai dari komptensi inti (KI), tidak
mencantumkan lagi tujuan, kemudian materi hingga penilaian.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut Ibu Nursiah, beliau masih mengalami kesulitan dalam penyusunan
RPP. Hal ini disebabkan oleh kurikulum 2013 yang masih terbilang baru dan
kegiatan diklat yang diikuti belum bisa memberikan pemahaman secara
mendalam. Menurut beliau, dibutuhkan beberapa waktu lagi untuk lebih
mendalami kurikulum 2013.
Menurut beliau, penyusunan komponen RPP bagian penilaian. Penilaian pada
kurikulum 2013 lebih banyak aspek yang dinilai utamanya dalam aspek afektif.
Ada delapan sikap yang dinilai walaupun pada kenyataannya boleh menilai lima
poin sikap. Yang menjadi kendala atau yang membuat guru kewalahan adalah
dalam penyusunan RPP khususnya di bagian penilaian dan pada proses
123
penilaiannya karena kurang lebih ada empat puluh siswa yang harus dinilai dalam
satu kelas.
Informan 2 mengatasi kesulitan yang dihadapi dengan cara sebagai berikut:
Sharing dengan teman-teman guru yang serumpun, baik di dalam lingkungan
sekolah maupun di lingakungan kabupaten atau malah provinsi, tetapi tidak
menutup kemungkinan untuk sharing dengan guru-guru yang sudah dilatih dan
tidak serumpun, misalnya instruktur sehingga mereka lebih berpengalaman dalam
penyusunan RPP kurikulum 2013.
C. Informan 3
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 3 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Dra. Hj. Saribanong. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 bagus. Hal ini disebabkan oleh guru tidak terlalu
dibebani karena dia hanya berperan sebagai motivator, pendamping, dan pengarah
dalam pembelajaran. Pada kurikulum ini, siswa dituntut untuk aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu, buku atau bahan ajar menjadi salah satu pendukung
dalam proses pembelajaran.
2. Perbedaan penyusunan perangkat pembelajaran khususnya RPP pada
kurikulum 2013 dengan KTSP
Menurut beliau pasti ada perbedaan anatara kedua kurikulum tersebut. Pada
KTSP, aspek yang paling ditekankan adalah penegtahun siswa. setelah itu, adalah
keterampilan dan terakhir adalah sikap. Sedangkan pada kurikulum 2013, yang
124
pailng ditekankan adalah sikap dari siswa itu sendiri. Selajutnya, pengetahuan dan
terakhir adalah keterampilan.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut informan, beliau mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013. Beliau juga menambahkan bahwa kurikulum 2013 ini sebagian
itemnya adalah KTSP. Beliau merasa bahwa kurikulum 2013 belum sempurna,
berkisar 75%.
Menurut beliau, kesulitan yang dihadapi adalah pada penerapannya dalam
kelas, khususnya penilaian. Penilaian dalam kurikulum 2013 terlalu banyak,
utamanya pada penilaian sikap. Selain itu, guru kesulitan dalam memasukkan
nilai-nilai tersebut ke dalam buku laporan siswa.
Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam menyusun RPP yaitu dengan
mencari referensi di internet sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Selain itu, banyak RPP kurikulum 2013 di internet yang bisa dijadikan contoh
dalam penyusunan RPP.
D. Informan 4
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 4 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga
Ibu Hasmawati, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
kurikulum 2013 di sekolah dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru, seperti
pada penerapan kurikulum sebelumnya.
125
2. Perbedaan terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran khususnya
RPP kurikulum 2013 dengan KTSP
Menurut Ibu Hasmawati, ada perbedaan antara penyusunan perangkat
pembelajaran khususnya RPP kurikulum 2013 dengan KTSP. Perbedaannya yaitu
dalam hal penilaian. Pada kurikulum 2013 ada tiga aspek (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) yang masing-masing dinilai dan pemberian nilainya pun dipisah-
pisahkan setiap aspeknya, sedangkan pada KTSP, penilaiannya digabungkan.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Kadang kala guru mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum
2013, tetapi tugas guru adalah mengatasi masalah tersebut sehingga tidak
mengganggu kinerjanya dalam mengajar utamanya, pada penerapan kurikulum
baru tersebut. Penyusunan bagian komponen penilaian pada RPP kurikulum 2013
karena ada banyak hal yang dinilai. Hal tersebut kadang membuat guru
kewalahan. Guru mengatasi kesulitan yang dihadapi dengan cara selalu berusaha
melaksanakan kurikulum yang berlaku sesuai kemampuannya.
E. Informan 5
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 5 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Nurhayati Mansyir, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti
mengenai tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan
bahwa penerapan kurikulum 2013 di sekolah bagus, tetapi kesannya penerapan
kurikulum dilakukan secara tergesa-gesa. Hal ini disebabkan oleh pemahaman
guru yang masih perlu ditingkatkan mengenai implementasi kurikulum baru
126
tersebut. Namun, pada kenyataannya kurikulum baru tersebut sudah mulai
diterapkan di sekolah-sekolah.
2. Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran
khususnya RPP pada kurikulum 2013 dengan KTSP
Perbedaan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 dengan KTSP tidak terlalu
banyak. Pada RPP kurikulum 2013 sudah tidak ada tujuan sedangkan pada KTSP
dicantumkan tujuan pembelajarannya. Kemudian, perbedaannya pula terdapat
urutan penulisan bagian materi pembelajaran.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 ini terletak pada
pengembangan penulisannya dan pengaplikasiannya dalam proses pembelajaran.
Hal ini dikarenakan, kurikulum ini baru diterapkan sehingga informasi mengenai
pengembangan masih terbilang kurang. Penyusunan bagian komponen RPP
kurikulum 2013 yang sulit yaitu materi. Materinya sulit ditemukan karena
keterbatasan materi pelajaran yang ada di buku. Materi pelajaran jarang sekali
ditemukan dalam buku-buku, kadang materi yang dibutuhkan terdapat dalam
buku, tetapi pembahasannya terbatas atau sedikit. Untuk meminimalisir masalah
tersebut, guru biasanya mengambil materi pelajaran dari internet. Cara informan
mengatasi kesulitan dalam menyusun RPP kurikulum 2013 yaitu banyak beriskusi
dengan sesama guru-guru serumpun. Giat mencari lebih banyak informasi dari
internet dan dari teman-teman di tempat lain.
127
F. Informan 6
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 6 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu St. Hasnawati, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 di sekolah menekankan pada keseimbangan antara
penilaian sikap, pengetahuan, san keterampilan. Kemudian, dalam proses belajar
mengajarnya ada lima langkah yang perlu dilakukan. Mulai dari observasi,
menanyakan, mengasosiasikan, menganalisis hingga mempresentasikan hasil dari
analisis.
2. Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran
khususnya RPP kurikulum 2013 dengan KTSP
Perbedaannya terletak pada administrasi penilaian dan perangkat penilaiannya.
Pada kurikulum 2013 lebih lengkap, sedangkan KTSP tidak begitu lengkap. Pada
kurikulum 2013 perangkat penilaian terbagi menjadi tiga yaitu sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Sedangkan pada KTSP hanya pengetahuan saja.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut Ibu Hasnawati, beliau tidak mengalami kesulitan dalam penyusunan
RPP kurikulum 2013 karena penyusunannya hampir sama dengan KTSP dan juga
sudah ada pedoman penyusunannya yang disiapkan oleh pusat serta telah
disediakan silabus sebagai patokan pengembangan RPP.
G. Informan 7
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
128
Informan 7 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Rustiah, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 sebenarnya sangat bagus karena materi
pembelajarannya mudah diterima oleh siswa dan didukung oleh lingkungan,
hanya saja masih ada yang perlu direvisi. Misal, buku untuk siswa, silabus yang
dijadikan pedoman penyusunan RPP.
2. Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran
khususnya RPP pada kurikulum 2013 dengan KTSP
Penyusunan RPP dengan KTSP sebenarnya tidak beda jauh dengan kurikulum
2013. Pada kurikulum 2013 sudah tidak dicantumkan tujuan pembelajaran,
indikator, materi pembelajarnnya, penilaian sikap siswa dicantumkan dan
dijabarkan dalam RPP. Sedangkan pada KTSP adalah kebalikannya.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut Ibu Rustiah, beliau mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013. Banyak hal yang membuat beliau bingung. Penyusunan bagian
komponen RPP kurikulum 2013 yang sulit yaitu pada pemetaan kompetensi inti
dengan kompetensi dasar dan kesulitan dalam menemukan materi pembelajaran.
Cara mengatasi kesulitan atau kendala dalam menyusun RPP kurikulum 2013
dengan lebih banyak bertanya kepada orang yang lebih mengetahui dan sekaligus
mencari informasi-informasi lewat internet.
H. Informan 8
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
129
Informan 8 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Zuliani, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 rumit, tetapi menyenangkan. Dikatakan rumit karena
penilaiannya banyak, utama di penilaian sikap. Ada delapan kriteria, diantaranya
adalah disiplin, jujur, gotong-royong dan seterusnya. Penilaian dilakukan pada
saat pembelajaran. Untuk penilaian keterampilan diambil dari hasil analisis
ulangan harian. Sedangkan penilaian pengetahuan diambil dari kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
2. Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran,
khususnya RPP pada kurikulum 2013 dengan KTSP
Pada RPP kurikulum 2013 dalam satu KD terdapat empat keterampilan dan
penilaian sikapnya terbagi atas beberapa kriteria. Sedangkan pada KTSP
keterampilan tersebut terpisah dan penilaian sikapnya tidak dijabarkan.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut Ibu Zuliani, beliau mengalami kesulitan dalam pembagian KD/materi
yang telah dijabarkan menjadi indikator dan waktu pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Penyusunan bagian komponen RPP kurikulum 2013 yang sulit
adalah penyusunan bagian komponen kegiatan inti yang di dalamnya telah
direncanakan penilaian terhadap siswa. Dalam implementasi penilaiannya pun
pada saat pembelajaran guru pun mengalami kesulitan apalagi harus menilai 40
siswa dalam satu kelas, apalagi ditambah dengan kegiatan remedial dan
pengayaan bagi siswa. Menurut beliau, cara mengatasi kesulitan dalam
130
penyusunan RPP kurikulum 2013 yaitu guru harus pintar membagi waktu
pembelajaran dengan menyesuaikan KD yang akan diajarkan ditambah lagi
dengan penilaian terhadap siswa.
I. Informan 9
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 9 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Syamsinar, S.S. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 sebenarnya sangat bagus, utamanya dalam menilai
tingkah laku siswa. Cuman kita kendalanya dibagian penilaian. Penilaiannya itu
terlalu berbelit-belit sehingga untuk pengaplikasiannya dalam kelas pada saat
pembelajaran berlangsung sangat susah.
2. Perbedaan yang terdapat dalam penyusunan perangkat pembelajaran
khususnya RPP pada kurikulum 2013 dengan KTSP
Perbedaannya terletak pada langkah-langkah pembelajaran. Misalnya, pada
kurikulum 2013 terdapat langkah pembelajaran yaitu mengamati, kalau di KTSP
tidak ada.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Beliau mengalami kesulitan dalam memilah-milah materi yang akan diajarkan
setiap pertemuan. Apalagi materi yang ada dalam buku terbatas. Penyusunan
bagian komponen RPP kurikulum 2013 yang sulit yaitu pada bagian penilaian
karena ada tiga aspek yang dinilai dan utamanya dalam aspek sikap. Apalagi harus
131
menilai banyak siswa ketika pembelajaran berlangsung. Cara mengatasi kesulitan
dalam penyusunan RPP kurikulum 2013 yaitu guru harus kerja ekstra dan sabar,
apalagi jam pelajarannya ditambah.
J. Informan 10
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 10 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Rahmawati, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 bagus, tetapi teknik-teknik pembelajarannya terlalu
susah dan cara-cara belajarnya terlalu santai.
2. Perbedaan antara penyusunan RPP kurikulum 2013 dengan KTSP
RPP kurikulum 2013 lebih detail (banyak penjabaran tiap itemnya)
penulisannya daripada yang KTSP.
3. Kesulitan dalam menyusun RPP kurikulum 2013
Informan merasa kesluitan dalam menyusun RPP, khususnya pada
penyusunan indikator, pokok-pokok pembahasan, dan alokasi waktu (pembagian
waktu untuk setiap materi/KD yang akan diajarkan). Ibu Rahmwati mengatasi
kesulitan yang ia hadapi dalam menyusun RPP kurikulum 2013 yaitu dengan
banyak bertanya kepada guru yang berpengalaman. Walaupun beliau sudah
mengikuti MGMP, tetapi masih ada hal-hal yang belum terlalu beliau pahami.
K. Informan 11
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
132
Informan 11 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Bapak Miswar Wahyudi, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti
mengenai tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan
bahwa penerapan kurikulum 2013 bagus sekali. Hal ini dikarenakan siswa
diajarkan untuk mandiri dalam aktivitas belajar, tetapi tidak lepas dari pantauan
guru.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut Bapak Mizwar, beliau mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013, yaitu pemetaan KI1 ke KI2. Selain itu, kesulitan yang dialami
yaitu pada bagian penilain, terlalu banyak penilaian dan harus dijabarkan satu
persatu sikap siswa tersebut serta dalam menilai pengetahuan dan
keterampilannya. Cara mengatasi kesulitan dalam menyusun RPP kurikulum 2013
yaitu dengan membentuk MGMP/kelompok guru agar saling membantu dalam
menyelesaikan suatu masalah.
L. Informan 12
1. Tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013
Informan 12 adalah salah satu guru bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Pallngga,
Ibu Nurhikma, S.Pd. Dari hasil wawancara dilakukan oleh peneliti mengenai
tanggapan terhadap penerapan kurikulum 2013, beliau beranggapan bahwa
penerapan kurikulum 2013 tujuannya masih bersifat umum. Namun, tujuan,
komponen isi, metode, dan evaluasinya sudah lebih terarah dan jelas.
2. Perbedaan yang terdapat pada penyusunan perangkat pembelajaran khususnya
RPP pada kurikulum 2013 dengan KTSP
133
Kurikulum 2013 itu sifatnya lebih umum daripada KTSP. Lebih luas
cakupannya dibanding KTSP.
3. Kesulitan dalam penyusunan RPP kurikulum 2013
Menurut Ibu Nurhikma, beliau mengalami kesulitan dalam penyusunan RPP
kurikulum 2013. Penyusunan pada bagian langkah-langkah kegiatan, yaitu tahap
pendahuluan atau langkah awal dalam mengantarkan siswa masuk pada kegiatan
inti untuk mendalami suatu materi. Salah satu solusinya adalah dengan
mendeskripsikan kegiatan apersepsi sesuai dengan tema dan subtemanya.
134
LAMPIRAN VI
HASIL PEMERIKSAAN DOKUMEN
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(PEMERIKSAAN DOKUMEN)
1. Nama Guru Sasaran : Rustiah, S.Pd.
2. Jabatan : Guru Bahasa Indonesia Kelas VII
3. Sekolah : SMP Negeri 1 Pallangga
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
1. Identitas
Tercantum pada RPP Terdapat : satuan
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
Guru telah mencantumkan identitas pada RPP
Identitas yang dicantumkan guru sangat lengkap (terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan).
Catatan: Pemahaman guru terhadap identitas sudah sangat baik.
2. KI dan KD
Tercantum pada RPP Sesuai dengan silabus
Guru telah mencantumkan KI dan KD pada RPP, tetapi penulisan KD seharusnya dipisah dengan indikator (Seperti aturan Permendikbud No.103 Tahun 2014)
KI dan KD yang dicantumkan tidak sesuai dengan Standar Isi (Permendikbud No. 64), tepatnya pada KI2, 3, dan 4.
Catatan: Pemahaman guru terhadap penulisan KI dan KD sudah baik, tetapi guru harus lebih teliti dalam mencantumkan KI dan KD dengan benar (sesuai Permendikbud No.64).
135
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
3.Indikator Pencapaian Kompetensi
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan KD,
KI, dan SKL. Kesesuaian
penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang dikembangkan.
Kesesuaian dengan muatan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Guru telah mencantumkan indikator pencapaian kompetensi pada RPP, tetapi penulisannya seharusnya tidak digabungkan dengan KD (Seperti aturan Permendikbud No.103 Tahun 2014)
Indikator yang dirumuskan sesuai dengan KD, KI, SKL, kecuali indikator untuk aspek pengetahuan (pada KD 3.1 seharusnya tidak dijabarkan menjadi indikator keterampilan)
Kata kerja operasional yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan kecuali kata kerja yang digunakan pada indikator pengembangan KD 3.1. Kata kerja operasional yang digunakan kurang tepat.
Indikator yang dirumuskan sesuai dengan tiga aspek tersebut, tetapi masih ada yang kurang tepat yaitu aspek pada aspek pengetahuan
Guru mencantumkan tujuan pembelajaran, padahal dalam komponen RPP terbaru sesuai dengan Permendikbud No.103 Tahun 2014 tidak dicantumkan lagi
Catatan: (1) Pemahaman guru terhadap indikator pencapaian kompetensi sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan. (2) Pemahaman tentang komponen RPP terbaru yang sesuai dengan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 perlu didalami kembali.
4. Materi Pembelajaran
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
indikator, KD, dan KI Memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Guru telah mencantumkan materi pelajaran pada RPP
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sesuai dengan indikator, KD, dan KD
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sudah memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Namun, seharusnya ditambahkan dengan definisi materi pelajaran.
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sesuai dengan karakteristik peserta didik
Catatan: Pemahaman guru tentang materi
134
136
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
pelajaran sudah baik.
5.Kegiatan Pembelajaran
Tercantum pada RPP Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas dan proporsional.
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik dan metode pembelajaran.
Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
Guru telah mencantumkan kegiatan pembelajaran pada RPP
Guru telah mencantumkan kegiatan pendahuluan, init, dan penutup, tetapi tidak mencantumkan alokasi waktu di tiap tahapan kegiatan pembelajaran (tidak sesuai dengan Permendikbud No. 103) dan pada tahapan kegiatan pendahuluan, guru tidak melengkapinya dengan mencantumkan proses Tanya jawab seputar pengetahuan awal peserta didik tentang materi pelajaran yang akan diajarkan serta pada tahap penutup, guru tidak mencantumkan pula kegiatan penyampaian materi yang akan dipelajari di pertemuan selanjutnya. (tidak sesuai Standar Proses Permendikbud No.65).
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan pendekatan saintifik
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan sistematika materi
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru tidak mencantumkan waktu yang digunakan dalam setiap kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan penutup) (tidak sesuai dengan Permendikbud No.103).
Guru seharusnya tidak perlu mencantumkan lagi metode dan pendekatan pembelajaran (Sesuai dengan komponen RPP yang baru, Permendikbud No.103 Tahun 2014)
Catatan: (1) Pemahaman guru terhadap kegiatan pembelajaran sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan (2) Pemahaman tentang komponen RPP terbaru yang sesuai dengan Permendikbud No. 103 Tahun 2014 perlu didalami kembali dan Standar Proses (Permendikbud No.65).
6. Penilaian,
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
teknik dan bentuk penilaian autentik
Kesesuaian dengan
Guru telah mencantumkan penilaian Penilaian pembelajaran yang disusun
oleh guru tidak sesuai sepenuhnya dengan teknik dan bentuk penilaian autentik
137
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
Pembelajaran Remdial, dan Pengayaan
indikator pencapaian kompetensi
Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal
Kesesuaian rubrik dengan bentuk penilaian
Penilaian pembelajaran tidak sepenuhnya sesuai dengan indikator pencapaian yang dirumuskan oleh guru
Rubrik tidak sepenuhnya sesuai dengan bentuk penilaian
Catatan: Pemahaman guru terhadap penilaian pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
7.
Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan KD
dan KI. Kesesuaian dengan
materi pembelajaran dan pendekatan saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan)/model pembelajaran
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Guru telah mencantumkan media dan sumber belajar, tetapi tidak mencantumkan bahan pembelajaran
Sesuai dengan KD dan KI Sesuai dengan materi pembelajaran dan
pendekatan saintifik Sesuai dengan karakteristik peserta
didik
Catatan: Pemahaman guru terhadap media/alat, bahan, sumber belajar sudah baik tetapi masih perlu dilengkapi bahan belajar pada penyusunan RPP selanjutnya.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(PEMERIKSAAN DOKUMEN)
1. Nama Guru Sasaran : Syamsinar, S.S.
2. Jabatan : Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII
3. Sekolah : SMP Negeri 1 Pallangga
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
1. Identitas Tercantum pada RPP Terdapat : satuan
pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
Guru telah mencantumkan identitas pada RPP
Identitas yang dicantumkan guru sangat lengkap (terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan).
Catatan: Pemahaman guru terhadap
138
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
identitas sudah sangat baik.
2. KI dan KD
Tercantum pada RPP Sesuai dengan silabus
Guru telah mencantumkan KI dan KD pada RPP (Sesuai Standar Isi Permendikbud No.64).
KI dan KD yang dicantumkan tidak sesuai dengan Standar Isi (Permendikbud No. 64), tepatnya pada KI 3 dan 4. Sedangkan pada bagian KD, guru mencantumkan KD 4.4 yang tidak sesuai dengan Standar Isi.
Catatan: Pemahaman guru terhadap penulisan KI dan KD sudah baik, tetapi guru harus lebih teliti dalam mencantumkan KI dan KD dengan benar (sesuai Permendikbud No.64).
3.Indikator Pencapaian Kompetensi
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan KD,
KI, dan SKL. Kesesuaian
penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang dikembangkan.
Kesesuaian dengan muatan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Guru telah mencantumkan indikator pencapaian kompetensi pada RPP
Indikator yang dirumuskan sesuai dengan KD, KI, SKL, kecuali indikator untuk aspek sikap sosial.
Kata kerja operasional yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan kecuali kata kerja yang digunakan pada indikator pengembangan KD 3.1. Kata kerja operasional yang digunakan kurang tepat.
Indikator yang dirumuskan sesuai dengan tiga aspek tersebut, tetapi masih ada yang kurang tepat yaitu aspek sikap sosial.
Catatan: Pemahaman guru terhadap indikator pencapaian kompetensi sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan.
4. Materi Pembelajaran
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
indicator, KD, dan KI Memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Guru telah mencantumkan materi pelajaran pada RPP
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sesuai dengan indikator, KD, dan KD
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sudah memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sesuai dengan karakteristik peserta didik
139
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
Catatan: Pemahaman guru tentang materi pelajaran sudah sangat baik.
5.Kegiatan Pembelajaran
Tercantum pada RPP Menampilkan kegiatan
pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas dan proporsional.
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik dan metode pembelajaran.
Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
Guru telah mencantumkan kegiatan pembelajaran pada RPP
Guru telah mencantumkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, tetapi pada kegiatan inti di pertemuan ke-2 terdapat kesalahan/kekeliruan pada langkah mengomunikasikan. Pada langkah tersebut teks yang dicantumkan tidak sesuai dengan kelasnya. (Tidak sesuai Standar Isi dan Standar Proses).
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan pendekatan saintifik
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru tidak sesuai dengan sistematika materi
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru tidak sesuai dengan alokasi waktu (tidak sesuai Permendikbud No.103).
Catatan: Pemahaman guru terhadap kegiatan pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
6.
Penilaian, Pembelajaran Remdial, dan Pengayaan
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
teknik dan bentuk penilaian autentik
Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi
Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal
Kesesuaian rubrik dengan bentuk penilaian
Guru telah mencantumkan penilaian, Penilaian pembelajaran yang disusun
oleh guru belum sesuai sepenuhnya dengan teknik dan bentuk penilaian autentik
Penilaian pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan indikator pencapaian yang dirumuskan oleh guru
Rubrik belum sepenuhnya sesuai dengan bentuk penilaian
Catatan: Pemahaman guru terhadap penilaian pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
7. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan KD
dan KI. Kesesuaian dengan
materi pembelajaran dan pendekatan saintifik (pendekatan berbasis
Guru telah mencantumkan media dan sumber belajar, tetapi belum mencantumkan bahan pembelajaran
Sesuai dengan KD dan KI Sesuai dengan materi pembelajaran dan
pendekatan saintifik Sesuai dengan karakteristik peserta
140
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
proses keilmuan)/model pembelajaran
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
didik
Catatan: Pemahaman guru terhadap media/alat, bahan, sumber belajar sudah baik tetapi masih perlu dilengkapi bahan belajar pada penyusunan RPP selanjutnya.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(PEMERIKSAAN DOKUMEN)
1. Nama Guru Sasaran : Hj. Nursiah Ichsan, S.Pd.
2. Jabatan : Guru Bahasa Indonesia kelas IX
Ketua MGMP
3. Sekolah : SMP Negeri 1 Pallangga
4. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
1. Identitas
Tercantum pada RPP Terdapat : satuan
pendidikan, kelas, semester, mata pela-jaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
Guru telah mencantumkan identitas pada RPP
Identitas yang dicantumkan guru sangat lengkap (terdapat satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan), walaupun terdapat kekeliruan pada bagian kelasnya.
Catatan: Pemahaman guru terhadap identitas sudah baik.
2. KI dan KD Tercantum pada RPP Sesuai dengan silabus
Guru telah mencantumkan KI dan KD pada RPP
KI dan KD yang dicantumkan tidak sesuai dengan Standar Isi (Permendikbud No.64), tepatnya pada KI 3 dan 4, serta KD 2.1 dan 2.2.
Catatan: Pemahaman guru terhadap KI dan KD sudah baik, tetapi harus lebih teliti lagi
141
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
dalam memilih dan mencantumkan KI dan KD pada RPP.
3.Indikator Pencapaian Kompetensi
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
KD, KI, dan SKL. Kesesuaian
penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang dikembangkan.
Kesesuaian dengan muatan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Guru telah mencantumkan indikator pencapaian kompetensi pada RPP
Indikator yang dirumuskan sesuai dengan KD, KI, SKL, kecuali indikator untuk aspek sikap sosial.
Kata kerja operasional yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan kecuali kata kerja yang digunakan pada indikator pengembangan KD 3.1. Kata kerja operasional yang digunakan kurang tepat.
Indikator yang dirumuskan sesuai dengan tiga aspek tersebut, tetapi masih ada yang kurang tepat yaitu aspek sikap sosial.
Catatan: Pemahaman guru terhadap indikator pencapaian kompetensi sudah baik, tetapi masih perlu ditingkatkan.
4.Materi Pembelajaran
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
indikator, KD, dan KI Memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Guru telah mencantumkan materi pelajaran pada RPP
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sesuai dengan indikator, KD, dan KD
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sudah memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
Materi pembelajaran yang dicantumkan guru sesuai dengan karakteristik peserta didik
Catatan: Pemahaman guru tentang materi pelajaran sudah sangat baik.
5. Kegiatan Pembelajaran
Tercantum pada RPP Mencantumkan
kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas dan proporsional.
Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan saintifik
Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi
Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi
Guru telah mencantumkan kegiatan pembelajaran pada RPP
Guru telah mencantumkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas dan proporsional
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan pendekatan saintifik
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan sistematika materi
Kegiatan pembelajaran yang disusun oleh guru sesuai dengan alokasi waktu
Catatan: Pemahaman guru terhadap kegiatan pembelajaran sudah baik.
142
No
Komponen RPP Kriteria Deskripsi/Catatan
6.
Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
teknik dan bentuk penilaian autentik
Kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi
Kesesuaian rubrik dengan bentuk penilaian
Guru telah mencantumkan penilaian Penilaian pembelajaran yang disusun oleh
guru belum sesuai sepenuhnya dengan teknik dan bentuk penilaian autentik
Penilaian pembelajaran belum sepenuhnya sesuai dengan indikator pencapaian yang dirumuskan oleh guru
Rubrik belum sepenuhnya sesuai dengan bentuk penilaian
Catatan: Pemahaman guru terhadap penilaian pembelajaran masih perlu ditingkatkan.
7.
Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Tercantum pada RPP Kesesuaian dengan
KD dan KI. Kesesuaian dengan
materi pembelajaran dan pendekatan saintifik (pendekatan berbasis proses keilmuan)/model pembelajaran
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
Guru telah mencantumkan media dan sumber belajar, tetapi belum mencantumkan bahan pembelajaran
Sesuai dengan KD dan KI Sesuai dengan materi pembelajaran dan
pendekatan saintifik Sesuai dengan karakteristik peserta didik
Catatan: Pemahaman guru terhadap media/alat, bahan, sumber belajar sudah baik tetapi masih perlu dilengkapi bahan belajar pada penyusunan RPP selanjutnya.
top related