kapkayo prosiding...prosiding kesiapan tenaga kesehatan menghadapi mea 31 oktober 2015 seminar...
Post on 08-Nov-2020
15 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ProsidingProsiding
Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA
31 Oktober 2015
Kesiapan Tenaga KesehatanMenghadapi MEA
31 Oktober 2015
SEMINAR NASIONAL
Kerjasama
KAPKAYO dan LP3M STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
ISBN : 978-602-18471-2-1
KAPKAYO
ProsidingSEMINAR NASIONAL
Kesiapan Tenaga Kesehatan
menghadapi MEA
Tim Penyunting:Sarwinanti
Ismarwati
Yuli Isnaeni
Anjarwati
Widaryati
Lutfi Nurdian Asnindari
Siti Khotimah
Mamnu’ah
Menik Sri Daryati
Ery Khusnal
31 Oktober 2015
PROSIDING SEMINAR NASIONAL: KESIAPAN TENAGA KESEHATAN
MENGHADAPI MEA
Tim Penyunting :
Sarwinanti
Ismarwati
Yuli Isnaeni
Anjarwati
Widaryati
Lutfi Nurdian Asnindari
Siti Khotimah
Mamnu’ah
Menik Sri Daryati
Ery Khusnal
Setting & Layout : Aswad Creative
Desain Cover : Aswad Creative
Cetakan 1, Oktober 2015
ISBN : 978-602-18471-2-1
Diterbitkan
Jl. Ring Road Barat No.63, Mlangi, Nogotirto, Gamping,
Sleman, Yogyakarta 55292
Telp: (0274) 4469199, Fax:(0274) 4469204
email:
website: www.say.ac.id
stikesayo@say.ac.id
Ó 2015, Hak cipta dilindungi undang-undang
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah Nya kepada kami sehingga penyusunan Prosiding Seminar Nasional STIKES
'Aisyiyah Yogyakarta tahun 2015 ini dapat diselesaikan dengan lancar. Prosiding ini
memuat naskah-naskah hasil penelitian yang dipresentasikan pada Seminar
Nasional STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta bekerjasama dengan Alumni STIKES 'Aisyiyah
Yogyakarta (KAPKAYO).
Seminar Nasional STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta dengan tema “KESIAPAN
TENAGA KESEHATAN MENGHADAPI MEA" diselenggarakan sebagai media untuk
bertukar informasi hasil penelitian dan pengalaman ilmiah. Tujuan yang ingin
dicapai dalam seminar nasional ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami praktik mandiri tenaga kesehatan dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2. Memahami perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan
3. Memahami kebijakan PPNI dalam pelaksanaan Praktik Mandiri Perawat
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada pimpinan STIKES 'Aisyiyah
Yogyakarta, ketua KAPKAYO, panitia pelaksana seminar, dan semua pihak yang
telah berpartisipasi dan memberikan dukungan atas terselenggaranya seminar
nasional ini. Prosiding ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan
masukan untuk perbaikan prosiding ini di masa yang akan datang. Semoga dengan
terbitnya prosiding ini akan memberikan kontribusi positif dalam perkembangan
profesi perawat, bidan, dan fisioterapis. Selamat mengikuti seminar nasional.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Yogyakarta, Oktober 2015
Kepala LP3M
STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta
Sarwinanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat
iv
DAFTAR ISI
Halaman judul ..................................................................... i Kata Pengantar .................................................................... iii Daftar isi ............................................................................ iv ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Catur Esty Pamungkas, Mufdlilah ............................................... 1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN Andi Kasrida Dahlan .............................................................. 9 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN PREMATUR PADA IBU BERSALIN SPONTAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA Aulia Amini, Mufdlilah ............................................................ 20 SUNAT PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF BUDAYA DAN AGAMA Islamiyaturrohmah, Umu Hani .................................................. 34 PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN METODE PEER GROUP TERHADAP MINAT IBU MELAKUKAN PAP SMEAR Anita Dewi Widyastuti, Anjarwati .............................................. 45 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA PIJOT KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ana Pujianti Harahap ............................................................. 54 HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PRE MENSTRUAL SYNDROME SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL Elika Puspitasari ................................................................... 59 PENGARUH DISKUSI INTERAKTIF TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA ANAK JALANAN DI RUMAH SINGGAH GIRLAN NUSANTARA SLEMAN TAHUN 2014 Anis Eka Pratiwi ................................................................... 69 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR TAHUN 2011 Nurfaizah Alza ..................................................................... 78
v
PERBEDAAN PENJEPITAN TALI PUSAT DINI DAN LAMBAT DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA BAYI BARU LAHIR DI RSKIA SADEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Evi Wahyuntari, Dewi Rokhanawati ............................................ 85 HUBUNGAN ANTARA PERAN BIDAN SEBAGAI PENDIDIK DENGAN PEMBERIAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Nur Hidayatul Ainiyah ............................................................ 96 STUDI KASUS SIKAP PASANGAN INFERTIL PRIMERDI DESA WONOKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 Agustin Endriyani .................................................................. 103 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Inge Anggi Anggarini .............................................................. 112 PENGALAMAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM MENJALANI PERAWATANDI RUMAH SAKIT JIWA: STUDI FENOMENOLOGI Mamnu’ah, Tenti Kurniawati .................................................... 122 PENGARUH PERINEAL CARE DENGAN AIR DAUN SIRIH MERAH TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ‘AISYIYAH MUNTILAN TAHUN 2013 Nuli Nuryanti Zulala, Yuli Isnaeni ............................................... 137 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PARITAS DENGAN KUNJUNGAN NEONATAL TAHUN 2012 Tiara Pratiwi ....................................................................... 147 HUBUNGAN AKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS GEDONGTENGEN YOGYAKARTA 2014 Nila Qurmiasih, Umu Hani EN ................................................... 155 HUBUNGAN RIWAYAT PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POST PARTUM Nurul Mahmudah .................................................................. 163 FAKTOR PENGHAMBAT INTERNAL PENCAPAIAN INDEKS PRESTASI PADA MAHASISWA KEBIDANAN DIII Endang Koni Suryaningsih, Sjafiq, PA .......................................... 170 ANALISIS PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI PUSKESMAS KECAMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT Nurul Hidayah, Ahmad Ahid Mudayana ........................................ 179
vi
MANFAAT MUSCLE PUMPING EKSTREMITAS INFERIOR TERHADAP OEDEMA KAKI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KELURAHAN SIDAKAYA KABUPATEN CILACAP Enny Fitriahadi .................................................................... 196 PENGARUH PEMBERIAN BEDSIDE TEACHING (BST) TERHADAP NILAI DIRECT OBSERVATIONAL OF PROCEDURAL SKILLS (DOPS) PADA KETRAMPILAN PEMERIKSAAN HB SAHLI PADA MAHASISWA KEBIDANAN Yekti Satriyandari ................................................................. 204 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MOTIVATOR KELOMPOK PENDUKUNG IBU (KP-IBU) TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Fani Mayasari, Mufdlilah ......................................................... 220 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN NIAT MELAKUKAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING (VCT) PADA IBU HAMIL Charunia Anggraini, Dhesi Ari Astuti ........................................... 232 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Septi Indah Permata Sari, Fitria Siswi Utami ................................. 240 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS BAHU KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Fatmah Zakaria .................................................................... 250 STRATEGI COPING PADA PEREMPUAN YANG MENGALAMI KEKERASAN DOMESTIK DI DAERAH URBAN YOGYAKARTA Laily Nikmah, Elli Nur Hayati, Mohammad Hakimi ........................... 257 HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN Intan Mutiara Putri ................................................................ 265 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKSUALITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI Dwi Atma Vica Yanottama, Anita Rahmawati, Hesty Widyasih ............ 272 PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA 2015 Lia Dian Ayuningrum, Lutfi Nurdian Asnindari ................................ 286
vii
PENGARUH FAKTOR BUDAYA TERHADAP PEMILIHAN IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS SEWON II KABUPATEN BANTUL Ellyda Rizki Wijhati ............................................................... 295 GAMBARAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA BALITA KEMBAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARENGAN KABUPATEN TUBAN TAHUN 2014 Erien Luthfia ....................................................................... 304
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSKDIA SITI FATIMAH MAKASSAR
TAHUN 2011
Nurfaizah Alza
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus inkomplit di RSKDIA Siti Fatimah Makassar tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (deskriptif observasional) dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini semua ibu hamil mengalami abortus inkomplit sebanyak 138 kasus dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian abortus inkomplit (p = 0,042), tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian abortus inkomplit (p = 0,080), tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kejadian abortus inkomplit (p =0,391) dan tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejadian abortus inkomplit (p = 0,541).
Kata Kunci: Usia ibu, paritas, pendidikan, pekerjaan, kejadian
abortus inkomplit.
PENDAHULUAN
Menurut WHO (2010) bahwa data terakhir mengenai Angka Kematian
Maternal (Maternal Mortality Rate) adalah sebagaimana hasil MDGs tahun 2005,
yakni 400.000 per 100.000 kelahiran hidup (World Health Statistics, 2010).
Berdasarkan laporan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), pada tahun
2002-2003 Angka Kematian Maternal (Maternal Mortality Rate) sebesar 307.000
per 100.000 kelahiran hidup kemudian menjadi 248.000 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007 (Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Khusus
untuk Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah kematian maternal (maternal mortality)
pada tahun 2008 sebanyak 92 orang, yakni untuk usia kehamilan 0-7 bulan
sebanyak 37 orang dan usia kehamilan 7 bulan-partus sebanyak 55 orang. Pada
tahun 2009, tercatat sebanyak 94 orang. Untuk usia kehamilan 0-7 bulan
78
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 sebanyak 39 orang dan untuk usia 7 bulan-partus sebanyak 55 orang.
Berdasarkan data-data yang ada, telah jelas bahwa kematian maternal (maternal
mortality) di negara kita, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan masih sangat
tinggi (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2008-2009).
Kematian ibu hamil dapat terjadi dengan tiga peristiwa dalam satu
rangkaian yaitu wanita hamil, menderita komplikasi obsestrik, dan menyebabkan
kematian. Tingginya angka kematian ibu disebabkan oleh trias klasik, yaitu
perdarahan, pre ekslampsia atau ekslampsia dan infeksi. Ketiganya merupakan
penyebab kematian obsestrik secara langsung dimana penyebab paling banyak
atau utama adalah perdarahan.
Abortus merupakan bagian dari perdarahan pada masa kehamilan
(perdarahan hamil muda) yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang
tinggi. Kehidupan janin (anak dalam kandungan) menurut pandangan syariat
islam merupakan kehidupan yang harus dihormati, dengan mengganggapnya
sebagai suatu yang hidup yang wajib dijaga, karena itu syariat islam
mengharamkan tindakan melampaui batas terhadapnya meskipun yang melakukan
ayahnya atau ibunya sendiri yang telah mengandungnya dengan susah payah
(Qardhawi, 2002).
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak
dilaporkan kecuali apabila terjadi komplikasi. Dalam Azhari (2002), menurut
WHO, diperkirakan 4,2 juta kejadian abortus setiap tahun di Asia Tenggara
dengan perincian 1,3 juta di Vietnam dan Singapura, antara 155.000 sampai
750.000 di Filipina, antara 300.000 sampai 900.000 di Thailand dan di Indonesia
berkisar antara 750.000 sampai 1,5 juta.
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, tercatat bahwa pada
tahun 2008 terdapat 44 kematian maternal akibat perdarahan dan 6 (13,63%)
diantaranya terjadi karena abortus. Pada tahun 2009, dari 31 kematian maternal
akibat perdarahan sebanyak 5 (16,12%) kematian maternal karena abortus dan
pada tahun 2010 sebanyak 8 (16,66%) kematian maternal karena abortus dari 48
kematian maternal.
79
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tercatat jumlah angka
kejadian kelainan kehamilan/persalinan. Pada tahun 2008 tercatat jumlah kejadian
abortus sebanyak 2.571 kasus, pada tahun 2009 sebanyak 2.652 kasus dan untuk
tahun 2010 sebanyak 2.687 kasus. (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan,
2008-2010). Secara klinis abortus dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis,
yakni terdiri dari abortus imminens, insipiens, komplit, inkomplit, missed
abortion, habitualis dan abortus infeksiosa/septik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thabita Limbong M pada tahun 2008
di RSUD Mamuju menunjukkan bahwa dari 129 kasus abortus, yang paling sering
terjadi adalah abortus inkomplit yakni sebanyak 106 kasus atau dengan persentase
82,17% (Limbong, 2008). Data yang diperoleh dari pencatatan rekam medik
(Medical Record) rawat jalan dan rawat inap RSKDIA Fatimah Makassar tahun
2010 adalah terdapat 278 kasus dengan kejadian abortus yang paling sering
terjadi adalah abortus inkomplit sebanyak 156 kasus (56,12%) dari 3.863
persalinan. (Medical Record RSKDIA Siti Fatimah Makassar, 2010).
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan di atas maka tidak menutup
kemungkinan jumlah penderita abortus terus bertambah sehingga perlu diketahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan abortus tersebut. Hal inilah yang menjadi
dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor- Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Abortus Inkomplit di RSKDIA Siti Fatimah
Makassar Tahun 2011” dengan harapan dari hasil penelitian ini dapat memicu
peningkatan upaya dalam bidang kesehatan demi mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian abortus inkomplit di RSKDIA Siti Fatimah
Makassar Tahun 2011.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif (deskriptif observasional) dengan desain penelitian cross sectional.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan retrospektif. Pengumpulan data
80
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 menggunakan data Rekam Medik pasien selama tahun 2011. Sampel dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil yang dinyatakan mengalami abortus
inkomplit sebagaimana yang tercatat dalam rekam medik pasien di RSKDIA Siti
Fatimah Makassar tahun 2011 yakni sebanyak 138 kasus dengan menggunakan
tehnik purposive sampling.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisis hubungan umur ibu dengan Abortus Inkomplit
Kejadian abortus inkomplit pada gestasi <12 minggu yang dialami
oleh ibu dengan umur resiko rendah sebanyak 47 orang (50,5%) dan pada
gestasi ≥12 minggu sebanyak 46 orang (49,5%). Pada gestasi <12 minggu
yang dialami oleh ibu dengan umur resiko tinggi sebanyak 15 orang (33,3%)
dan pada gestasi ≥12 minggu sebanyak 30 orang (66,7%). Hasil uji statistic
diperoleh nilai p=0,042 (<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan kejadian abortus inkomplit.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa masa reproduksi muda (<20 tahun)
merupakan umur yang risiko tinggi terhadap kehamilan karena pada masa
tersebut kondisi panggul belum berkembang secara optimal dan kondisi
mental yang belum siap menghadapi kehamilan dan menjalankan peran
sebagai ibu (Rochjati, 2003).
Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun dikategorikan sebagai umur
risiko tinggi karena pada masa tersebut rahim dan bagian tubuh lainnya
fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur
20-35 sehingga rentan dengan komplikasi medis dalam kehamilan maupun
persalinan.
2. Analisis hubungan paritas dengan abortus inkomplit
Dari hasil analisis hubungan antara paritas dengan kejadian abortus
inkomplit, diperoleh data bahwa kejadian abortus inkomplit pada gestasi <12
minggu yang dialami oleh ibu dengan paritas resiko rendah sebanyak 56
orang (47,9%) dan pada gestasi ≥12 minggu sebanyak 61 orang (52,1%).
81
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
Sedangkan kejadian abortus inkomplit pada gestasi <12 minggu yang dialami
oleh ibu dengan paritas resiko tinggi sebanyak 6 orang (28,6%) dan pada
gestasi ≥12 minggu sebanyak 15 orang (71,4%). Hasil uji statistic diperoleh
nilai p = 0,080 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara paritas dengan kejadian abortus inkomplit.
Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara hasil penelitian
dan teori yang menyatakan bahwa paritas ≤3 merupakan paritas paling aman
ditinjau dari kematian maternal sementara paritas >3 dianggap resiko tinggi
karena fungsi organ-organ tubuh telah mengalami penurunan.
3. Analisis hubungan pendidikan dengan kejadian abortus inkomplit
Kejadian abortus inkomplit pada gestasi <12 minggu yang dialami
oleh ibu dengan pendidikaan resiko rendah sebanyak 36 orang (43,4%) dan
pada gestasi ≥12 minggu sebanyak 47 orang (56,6%). Sedangkan kejadian
abortus inkomplit pada gestasi <12 minggu yang dialami oleh ibu dengan
pendidikan resiko tinggi sebanyak 26 orang (47,3%) dan pada gestasi ≥12
minggu sebanyak 29 orang (52,7%). Hasil uji statistic diperoleh nilai p =
0,391 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan kejadian abortus inkomplit.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang
kurang, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai
yang baru diperkenalkan. Dengan pendidikan yang ditempuh ibu akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu, termasuk seputar kehamilannya
sehingga mampu menentukan sikap dalam menghadapi kehamilannya
(Broewer, cit Nursalam 2001).
4. Analisis hubungan pekerjaan dengan kejadian abortus inkomplit
Kejadian abortus inkomplit pada gestasi <12 minggu yang dialami
oleh ibu yang bekerja sebanyak 29 orang (44,6%) dan pada gestasi ≥12
minggu sebanyak 36 (55,4%). Sedangkan kejadian abortus inkomplit pada
82
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015
gestasi <12 minggu yang dialami oleh ibu yang tidak bekerja sebanyak 33
orang (45,2%) dan pada gestasi ≥12 minggu sebanyak 40 orang (54,8%).
Hasil uji statistic diperoleh nilai p = 0,541 (>0,05), maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kejadian
abortus inkomplit.
Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa beban kerja yang berlebihan,
terutama berdiri lebih dari 5 jam per hari merupakan faktor risiko independen
kelahiran pre-term, abortus dan IUGR (Yassin KM, cit Kuntari dkk 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara umur ibu dengan kejadian abortus inkomplit di RSKIDIA Siti Fatimah
Makassar tahun 2011 dan tidak ada hubungan antara paritas,pendidikan dan
pekerjaan ibu dengan kejadian abortus inkomplit di RSKIDIA Siti Fatimah
Makassar tahun 2011. Saran yang dapat diberikan adalah diharapkan kepada ibu
hamil agar menjaga kesehatan secara optimal selama masa kehamilan dengan
melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur dan melaksanakan anjuran dokter
atau bidan dengan melibatkan peran aktif keluarga, terutama suami.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari. 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan. Rekapitulasi Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan 2008-2009.
Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Profil Dinas Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id.
Kuntari, Titik dkk. 2010. Determinan Abortus di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4, No. 5.
Limbong, Thabita M. 2008. Gambaran Karakteristik Penderita Abortus Inkomplit di RSUD Kota Mamuju Tahun 2008. Jurnal Media Kebidanan Poltekkes Makassar.
83
Prosiding Seminar Nasional “Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi MEA”
31 Oktober 2015 Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta:
Sagung Seto.
Qardhawi, Yusuf. 2002. Hadyul Islam Farawi Mu’ashirah. Diterjemahkan oleh As’ad Yasin dengan judul Fatwa-fatwa Kontemporer. Cet. VI. Jakarta: Gema Insani Press.
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press.
World Health Organization. Profil World Health Statistic 2010.
84
top related