jurusan perbankan syariah fakultas ekonomi dan …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/992/1/rifka...
Post on 17-Aug-2019
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRI SYARIAH iB DI
BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP)
DEMAK
Tugas Akhir
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH
RIFKA ERVANINGROOM
NIM :
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
ii
APLIKASI PRODUK TABUNGAN HAJI BRISYARIAH iB DI BRI SYARIAH
KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) DEMAK
TUGAS AKHIR
Disusun dan Diajukan, Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md)
Pada Program Studi Perbankan Syariah
Oleh :
RIFKA ERVANINGROOM
NIM :
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
-Kita pasti bisa jikalau kita berfikir bahwa kita bisa-
-Ketika kamu hendak menyerah, ingatlah alasan mengapa kamu memulai-
-Jika tidak mampu berlari, biarkan dia berjalan. Bila tak mampu berjalan, biarkan dia
merangkak. Dialah usaha, asal tak berhenti sama sekali-
viii
PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini, penulis persembahkan untuk:
. Bapak, ibu serta adik yang memberikan semangat, dukungan serta do’a.
. Bapak/Ibu dosen serta staff Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
. Teman-teman seperjuangan angkatan jurusan D III Perbankan
Syariah.
. Pihak BRI Syariah Kntor Cabang Pembantu (KCP) Demak.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Aplikasi Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Demak”.
Tugas akhir ini disusun dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat
kelulusan program DIII Perbankan Syariah jurusan Syariah Program Studi DIII
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan
memberikan bimbingan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :
. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
. Bapak Dr. Anton Bawono, SE, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
. Bapak Drs. Alfred L.,M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam
Diploma III Perbankan Syariah.
. Bapak H. Abdul Aziz NP., S.Ag., MM selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, masukan serta pengarahan dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
. Bapak Mustofa Kamal, selaku Pimpinan Cabang Pembantu Bank BRI
Syariah Kantor Cabang Pembantu Demak, beserta seluruh karyawan yang
x
telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan
kegiatan magang dan penelitian dalam penulisan Tugas Akhir.
. Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
. Teman-teman DIII Perbankan Syariah Angkatan Tahun .
. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis memiliki masih menjadi kendala,
sehingga penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Dengan ini
penulis mengharapakan masukan dan kritikan dan berbagai pihak untuk
menjadikan penulis memperbaiki segala kekurangan. Meskipun demikian,
penulis berharap hasil penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Salatiga, September
Penulis
xi
ABSTRAK
Ervaningroom, Rifka. . Aplikasi Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB Di
BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak. Tugas Akhir,
Jurusan D III Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: H. Abdul
Aziz NP., S.Ag., MM
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh produk tabungan haji di bank BRI
Syariah KCP Demak yang menjadi produk unggulan. Produk tabungan haji
tersebut menggunakan akad mudharabah mutlaqah. Dimana pihak bank diberi
kebebasan dalam mengelola dana nasabah selama tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akad
mudharabah mutlaqah pada produk tabungan haji, sistem dan prosedur produk
tabungan haji serta kendala pada produk tabungan haji di BRI Syariah KCP
Demak. Metode penelitian ini menggunkan deskriptif kualitatif melalui
wawancara dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di BRI Syariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Demak, Kabupaten Demak. Hasil uji penelitian menunjukkan
bahwa penerapan akad mudharabah mutlaqah yang dilakukan di BRI Syariah
KCP Demak telah sesuai berdasarkan teori yang ada. Prosedur pembukaan
rekening produk tabungan haji juga tidak jauh berbeda dengan prosedur
pembukaan rekening di bank syariah lainnya.
Kata Kunci: Mudharabah Mutlaqah, Tabungan Haji, BRI Syariah KCP
Demak
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR .......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ...................................................... vi
MOTTO ................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan dan Manfaat .......................................................................
D. Metode Penelitian ..........................................................................
E. Sistematika Penulisan ....................................................................
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ...............................................................................
B. Kerangka Teoritik ..........................................................................
. Akad ........................................................................................
. Mudharabah .............................................................................
. Tabungan .................................................................................
. Haji ..........................................................................................
BAB III DESKRIPSI OBJEK
A. Gambaran Umun BRI Syariah .......................................................
B. Visi dan Misi .................................................................................
C. Produk-produk BRI Syariah ..........................................................
D. Perkembangan Produk Tabungan Haji ..........................................
BAB IV ANALISIS
A. Aplikasi Akad Mudharabah Mutlaqah pada Produk Tabungan
Haji BRISyariah iB di BRI Syariah KCP Demak ..........................
B. Sistem dan Prosedur Produk Tabungan Haji BRISyariah iB di
BRI Syariah KCP Demak ...............................................................
C. Kendala pada Produk Tabungan Haji BRISyariah iB di BRI
Syariah KCP Demak .......................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Struktur Organisasi BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Demak tahun .
Gambar Grafik Perkembangan Tabungan Haji BRI Syariah iB Di
BRI Syariah KCP Demak bulan Januari-Juli .
Gambar Skema Akad Mudharabah
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Perbandingan Tabungan Wadiah dan Tabungan
Mudharabah.
Tabel Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Usaha BRI Syariah.
Tabel Daftar Perkembangan Produk Tabungan Haji BRI Syariah
iB di BRI Syariah KCP Demak bulan Januari-Juni .
Tabel Perbedaan Ketentuan Tabungan Haji Antara Beberapa Bank
Di Indonesia.
Tabel Perubahan Nisbah Bagi Hasil di BRI Syariah KCP Demak
tahun .
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun , di desa Mit Ghamr, salah satu daerah di wilayah
Mesir dibentuk sebuah lembaga keuangan pedesaan yang bernama Mit
Ghamr Savings Bank atau biasa disebut Mit Ghamr Bank yang dipelopori
oleh seorang ekonom bernama Dr. Ahmad El Najjar. Lembaga keuangan
tersebut ternyata sangat sukses, baik dalam penghimpunan modal dari
masyarakat berupa tabungan, uang titipan dan zakat, sadaqah, dan infak,
maupun dalam memberikan modal kepada masyarakat yang
berpenghasilan rendah, terutama di bidang perdagangan dan industri.
Dalam operasinya, Mit Ghamr Bank tidak membebankan bunga pada
peminjam maupun membayar bunga kepada penabung. Bank ini
melakukan investasi secara langsung maupun dalam bentuk kemitraan
dengan pihak lain dan selanjutnya membagi keuntungan dengan para
penabung (Yaya, et al, ).
Keberhasilan Mit Ghamr Bank menginspirasi banyak pihak untuk
melakukan hal yang sama, seperti pemerintah Mesir di bawah
pemerintahan Gamal Abdul Naser membentuk Naser Social Investment
dengan basis perkotaan pada tahun . Masyarakat cendekiawan dan
profesional di Filipina membentuk Bank Amanah pada tahun . Serta
Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang beranggotakan pemerintah
berbagai negara berpenduduk Muslim mendirikan Islamic Development
Bank (IDB) pada tahun dan mulai beroperasi tahun dengan
kantor pusat di Jeddah.
Menurut Antonio ( : ) berkembangnya bank-bank syariah di
negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode -
an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai
dilakukan. Beberapa uji coba pada skala yang relatif terbatas diwujudkan.
Diantaranya adalah Baitut Tamwil-Salman, Bandung yang sempat tumbuh
mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk
koperasi, yakni Koperasi Ridho Gusti. Akan tetapi, prakarsa lebih khusus
untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun
. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal - Agustus
menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua,
Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada
Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya
Jakarta, - Agustus . Berdasarkan amanat Munas IV MUI,
dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Bank
Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut
di atas. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada
tanggal November . Pada saat penandatanganan akte pendirian ini
terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp miliar.
Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah
pertama di Indonesia, kemudian muncul bank syariah lain yang salah
satunya adalah PT. BRI Syariah yang berawal dari akuisisi PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada
Desember dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada
Oktober melalui suratnya o. /KEP.GBI/DpG/ , maka pada
tanggal November PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi.
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada Desember
ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah
(proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal Januari .
Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur
Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje
Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.
Saat ini Bank BRI Syariah memiliki kantor cabang yang tersebar di
Indonesia dan salah satunya berada di Kabupaten Demak. Kabupaten
Demak berbatasan dengan Laut Jawa di barat, Kabupaten Jepara di utara,
Kabupaten Kudus di timur, Kabupaten Grobogan di tenggara, serta Kota
Semarang di sebelah barat. Kabupaten Demak adalah salah satu kabupaten
di Jawa Tengah yang terletak pada ’ ” – ’ ” LS dan
’ ” BT dan terletak sekitar km di sebelah timur Kota
Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan
Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi. Penduduk Kabupaten Demak
sampai dengan tahun adalah . . jiwa. Dengan luas wilayah
, km maka kepadatan penduduk per kilometer persegi adalah .
jiwa (http://dppad.jatengprov.go.id/up ad-kab-demak/).
Seperti halnya bank pada umumnya, Bank BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Demak menyediakan beberapa produk
penghimpunan dana (funding) yang meliputi: Tabungan BRISyariah iB,
Tabunganku BRISyariah iB, Tabungan Haji BRISyariah iB, Tabungan
Impian BRISyariah iB, Giro BRISyariah iB, serta Deposito BRISyariah
iB.
Dari berbagai produk penghimpunan dana yang tersedia di Bank
BRI Syariah KCP Demak, produk Tabungan Haji BRISyariah iB menjadi
salah satu produk unggulan yang banyak diminati oleh mayoritas
penduduk kabupaten Demak. Melihat dengan banyaknya penduduk
Demak yang mayoritas beragama Muslim, maka tidak heran jika produk
Tabungan Haji BRISyariah iB ini banyak peminatnya. Produk tabungan
ini menggunakan akad mudharabah mutlaqah, yaitu akad kerja sama suatu
usaha antara dua pihak dimana pihak pemilik dana (nasabah) menyediakan
seluruh modal, sedangkan pihak pengelola dana (bank) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Secara teknis mudharabah
merupakan akad kerja sama antara dua pihak, satu pihak memberikan
modal kedapa pihak lainnya untuk berniaga atau usaha. Kemudian
keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud ingin membahas
lebih lanjut mengenai akad mudharabah mutlaqah yang diterapkan dalam
produk tabungan haji tersebut dalam penelitian Tugas Akhir dengan judul
“Aplikasi Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI
Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak”.
B. Rumusan Masalah
. Bagaimana aplikasi akad mudharabah mutlaqah pada produk
Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Pembantu (KCP) Demak ?
. Bagaimana sistem dan prosedur produk Tabungan Haji BRI Syariah iB
di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak ?
. Apa saja kendala produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI
Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak ?
C. Tujuan dan Manfaat
. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
a. Memahami produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI
Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak dari sisi akad
yang digunakan.
b. Mengetahui sistem dan prosedur yang digunakan dalam produk
Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Demak.
c. Mengetahui perkembangan dan kendala yang ada pada produk
Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor
Cabang Pembantu (KCP) Demak.
. Manfaat
a. Bagi Penulis
) Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya.
) Untuk menambah wawasan mengenai produk Tabungan Haji.
b. Bagi Bank BRI Syariah
Sebagai masukan bagi Bank BRI Syariah Kantor Cabang
Pembantu Demak untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan
pelayanan di masa yang akan datang.
c. Bagi IAIN Salatiga
) Untuk menambah perbendaharaan ilmiah di perpustakaan IAIN
Salatiga yang dapat dibaca oleh mahasiswa, dosen serta staf.
) Sebagai referensi untuk pihak lain yang membutuhkan
informasi mengenai permasalahan yang sama.
d. Bagi Pembaca
) Untuk menambah informasi dan wawasan tentang BRI Syariah.
) Untuk menambah referensi dalam penelitian yang selanjutnya.
D. Metode Penelitian
. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian
deskripsi. Penelitian deskripsi (Descriptive Research) secara garis
besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran
atau mencoba mencandra suatu peristiwa atau gejala secara sistematis,
faktual dengan penyusunan yang akurat. Pada penelitian ini kegiatan
yang dilakukan mencari data untuk dapat menggambarkan atau
mencandra secara faktual suatu peristiwa atau suatu gejala secara “apa
adanya” (Supardi, : ).
. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Dokumentasi
Supardi ( : ) penjaringan data dengan metode ini,
adalah penulis mencari dan mendapatkan data-data primer dengan
melalui data-data dari prasasti-prasasti, naskah-naskah kersipan
(baik dalam bentuk barang, cetakan maupun rekaman), data
gambar/foto/blue print dan lain sebagainya.
b. Metode Wawancara
Menurut Supardi ( : ) wawancara (interview) adalah
tanya jawab atau pertemuan dengan seseorang untuk suatu
pembicaraan. Metode wawancara dalam kontek ini berarti proses
memperoleh suatu fakta atau data dengan melakukan komunikasi
langsung (tanya jawab secara lisan) dengan responden penelitian,
baik secara temu wicara atau menggunkan teknologi komunikasi
(jarak jauh). Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai
karyawan di Bank BRI Syariah KCP Demak serta nasabah
tabungan Haji BRI Syariah iB.
. Analisis
Upaya yang dilakukan dalam analisis data yaitu dengan
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Moleong, : ).
E. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian serta
sistematika penulisan tugas akhir.
Bab II: Landasan Teori
Berisi kajian pustaka meliputi penelitian terdahulu serta
kerangka teoritik yang meliputi pengertian dari akad,
tabungan, mudharabah, serta haji yang diperoleh dari buku
referensi.
Bab III: Laporan Obyek
Berisi tentang gambaran umum Bank BRI Syariah, sejarah
pendirian, obyek tempat praktik, struktur organisasi, visi
dan misi, produk-produk Bank BRI Syariah serta
perkembangan tabungan Haji BRISyariah iB di bank BRI
Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.
Bab IV: Analisa
Berisi tentang analisa penulis yang berkaitan dengan
aplikasi akad mudharabah mutlaqah yang digunakan dalam
produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah
Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak, sistem dan
prosedur produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank
BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak, serta
kendala yang terdapat pada produk Tabungan Haji BRI
Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Demak.
Bab V: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan tugas akhir dan saran dari penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Penulis telah melakukan pengamatan pustaka terhadap penulisan
terdahulu mengenai penelitian yang mempunyai kesamaan terhadap pokok
permasalahan pada penelitian ini. Hal tersebut di lakukan agar penelitian
bukan merupakan pengulangan atas penelitian sebelumnya.
Sofiana Iin Ayuni dalam tugas akhirnya yang berjudul
“Analisis Akas Wadiah Pada Tabungan iB Hasanah Di Bank Negara
Indonesia Syariah KCP UNISSULA Semarang”. Tabungan iB Hasanah
dapat dilaksanakan dengan menggunakan dua akad yakni akad wadiah
atau mudharabah. Jika menggunakan prinsip mudharabah, bank akan
memberikan bagi hasil yang besarnya sesuai dengan yang dijanjikan
diawal. Sedangkan apabila menggunakan akad wadiah bank tidak punya
kewajiban memberi bagi hasil.
Sulistiyowati dalam tugas akhirnya yang berjudul “Analisis
Produk Talangan Haji Mabrur Pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Semarang”. Pembiayaan Talangan Haji pada Bank Syariah Mandiri
Semarang dalam pelaksanaannya mengunakan dua jenis akad yaitu akad
qardh dan akad ijarah. Akad qardh digunakan dalam pemberian dana
talangan haji kepada nasabah untuk mendapatkan porsi haji, sementara
akad ijarah digunakan dalam mengurusi pendaftaran haji melalui online
dengan sistem komputerisasi haji terpadu (siskohat).
Akhlis Farida Kurnia Rahmah dalam tugas akhirnya yang
berjudul “Analisa Pada Produk Tabungan iB Hasanah Di Bank BNI
Syariah”. Tabungan iB Hasanah ini dilaksanakan berdasarkan dua akad
yakni akad wadiah atau mudharabah yang berlaku untuk nasabah
perorangan ataupun non perorangan. Tabungan iB Hasanah memberikan
kemudahan untuk melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun sesuai
dengan keinginan nasabah.
Mahmud Anwari dalam tugas akhirnya yang berjudul
“Produk Simpanan Haji Pada BMT Al Ijtihad Pabelan Kabupaten
Semarang”. Prosedur pengajuan produk simpanan haji di BMT Al Ijtihad
tidak terlalu rumit dan sesuai dengan ketentuan yang ada. Nasabah produk
simpanan haji akan didaftarkan ke SISKOHAT dan akan mendapatkan
porsi antrian calon haji setelah saldo simpanan mencapai Rp . . ,-.
Berdasarkan kajian terhadap penelitian tersebut, perbedaan
penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu terdapat pada tempat
objek penelitian dan bagaimana aplikasi akad mudharabah mutlaqah pada
tabungan Haji BRI Syariah iB.
B. Kerangka Teoritik
. Akad
Dalam Ensiklopedi Hukum Islam, disebutkan akad berarti
perjanjian dan permufakatan (al-ittifaq), pertalian (tie), mengikat
secara bersama-sama (Dahlan, ).
Suhendi ( : - ) mengemukakan pengertian akad menurut
bahasa: ( ) mengikat (ar-rabtu), mengumpulkan dua ujung tali dan
mengikat salah satunya dengan yang lain sehingga bersambung,
kemudian keduanya menjadi sebagai sepotong benda. ( ) sambungan
(„aqdatun), yaitu sambungan yang memegang kedua ujung itu dan
mengikatnya. ( ) janji (al-„ahdu), sebagaimana dijelaskan dalam
Alquran:
تق ي بل من أوف ب ب المح يح ن اللقى فإ ه وات عهد
“Ya, siapa saja menepati janjinya dan takut kepada Allah,
sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang taqwa” (QS Ali
Imran: )
“Hai orang-orang yang beriman tepatilah janji-janjimu” (QS Al-
Maidah: )
Akad merupakan perjanjian diantara dua pihak yang sudah
teridentifikasikan secara detail dan jelas, dimana masing-masing pihak
berkewajiban untuk memenuhinya. Jika salah satu pihak melanggar
maka akan terkena sanksi sesuai dengan kesepakatan yang sudah
ditentukan dalam akad. Sedangkan menurut Musthafa Az-arka akad
merupakan ikatan secara hukum yang dilakukan oleh dua atau
beberapa pihak yang sama-sama berkeinginan mengikatkan dirinya
(Yudiana, : - ).
Pengertian akad menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor Tahun Tentang Perbankan Syariah adalah kesepakatan
tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat
adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan
prinsip syariah.
Berdasarkan pengertian diatas, akad adalah suatu kesepakatan atau
perjanjian antara dua belah pihak yang ditandai dengan ijab dan qabul
dalam bentuk ucapan ataupun dalam bentuk tertulis.
a. Rukun Akad
Rukun adalah unsur-unsur yang membentuk sesuatu, sehingga
sesuatu itu terwujud karena adanya unsur-unsur tersebut yang
membentuknya. Rumah misalnya, terbentuk karena adanya unsur-
unsur ang membentuknya yaitu fondasi, tiang, lantai, dinding, atap
dan seterusnya. Dalam konsepsi Islam, unsur-unsur yang
membentuk sesuatu itu disebut rukun (Anwar, ).
) Subjek atau pelaku akad, pennjual dan pembeli atau pihak-
pihak yang bertransaksi (aqid). Pengertian aqid ialah orang
yang berakad, terkadang masing-masing pihak terdiri dari satu
orang , terkadang terdiri dari beberapa orang.
) Objek akad (ma‟qud „alaih) ialah benda-benda yang menjadi
objek akad, seperti benda-benda yang dijual dalam akad jual
beli, dalam akad hibah (pemberian), dalam akad gadai, utang
yang dijamin seseorang dalam akad kafalah.
) Subtansi akad (maudhu‟ul „aqd) ialah tujuan atau maksud
pokok dari pengaduan akad. Hal tersebut senada dengan
pendapat Zuhaily ( : - Juz IV), subtansi akad adalah
maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam akad yang
dilakukan. Hal tersebut menjadi penting karena berpengaruh
terhadap implikasi tertentu. Selama akadnya berbeda, maka
tujuan pokok akad akan berbeda.
) Serah-terima (ijab qabul). Ijab ialah permulaan penjelasan yang
keluar dari salah seorang yang berakad sebagai gambaran
kehendaknya dalam mengadakan akad, sedangkan qabul ialah
perkataan yang keluar dari pihak berakad, yang diucapkan
setelah adanya ijab (Nawawi, : ).
b. Syarat Akad
Secara umum suatu akad harus memenuhi persyaratan yaitu:
) Pihak-pihak yang melakukan akad sudah memenuhi secara
hukum.
) Objek akad harus jelas dan tersedia serta dapt diserahkan ketika
akad berlangsung.
) Akad dan objek akad tidak dilarang syara’.
) Ada manfaatnya.
) Ijab dan qabul serta tujuan akad harus jelas dan diakui syara’
(Yudiana, : ).
. Mudharabah
Al mudharabah berasal dari kata dharaba yang berarti memukul
atau berjalan. Sedang yang dimaksud dengan memukul atau berjalan,
yaitu seseorang yang memukulkan tangannya untuk berjalan dimuka
bumi dalam mencari karunia Allah SWT. Secara praktis akad
mudharabah yaitu akad kerja sama dua orang atau lebih, salah satu
pihak menyediakan modal secara penuh dan pihak lain menjalankan
usaha. Pemilik modal disebut shohibul mal, sedangkan pengusaha
disebut dengan mudharib. Antara keduanya terikat kerja sama usaha.
Pembagian keuntungan disepakati bersama, sedang kerugiannya
ditanggung oleh pemilik modal, jika kerugian disebabkan bukan
karena kelalaian pengusaha. Akan tetapi jika kerugian tersebut
disebabkan karena kelalaian pengusaha, maka pengusaha berkewajiban
menanggung kerugian tersebut (Ridwan, : ).
Nawawi ( : - ) kerja sama dalam permodalan
(mudharabah) disyariatkan oleh firman Allah, hadis, ijma’ para
sahabat dan para imam. Mudharabah diberlakukan pada zaman
Rasulullah Saw., dan beliau merestuinya.
Firman Allah dalam Alquran:
“Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah” (QS. Muzammil: )
Hadis Nabi Muhammad Saw:
“Abas bin Abdul Muthalib menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia menyaratkan mudharabahnya agar tidak mengarungi
lautan dan menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika
persyaratan itu dilanggar ia harus menanggung resikonya. Ketika
persyaratan yang ditetapkan Abas itu didengar Rasulullah Saw.,
beliau membenarkannya”.
Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Suhaib r.a.,
bahwasanya Rasulullah Saw., bersabda,
“Ada tiga perkara yang diberkahi: jual beli yang ditangguhkan,
memberi modal, dan mencampur gandum dengan delai untuk keluarga
bukan untuk dijual”.
Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua bagian, yakni
mudharabah mutlaqah (bebas) dan mudharabah muqayyadah (terikat).
a. Mudharabah Mutlaqah (bebas).
Yang dimaksud dengan akad mudharabah mutlaqah yaitu
akad kerja antara dua orang atau lebih, atau antara shahibul mal
selaku investor dengan mudharib selaku pengusaha yang berlaku
secara luas. Artinya dalam akad tersebut tidak ada batasan tertentu,
baik dalam jenis usaha, daerah bisnis, waktu usaha maupun yang
lain. Intinya pengusaha memiliki kewenangan penuh untuk
menjalankan usahanya, sesuai dengan peluang bisnis yang ada.
b. Mudharabah muqoyyadah (terikat).
Yang dimaksud dengan mudharabah muqayyadah yaitu
kerja sama dua orang atau lebih atau antara shahibul mal selaku
investor dengan pengusaha atau mudharib, investor memberikan
batasan tertentu baik dalam jenis usaha, waktu maupun tempat.
Persyaratan ini tidak boleh dilanggar oleh pengusaha (Ridwan,
: - ).
. Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor Tahun Tentang Perbankan Syariah adalah simpanan
berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan
ketentuan tertentu yang disepakati, akan tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
Menurut Kasmir ( : ) ada beberapa alat penarikan tabungan,
hal ini tergantung dari persyaratan bank masing-masing. Alat yang
dimaksud adalah:
a. Buku Tabungan
Kepada setiap penabung biasanya diberikan buku tabungan.
Didalam buku tabungan berisi catatan saldo tabungan, penarikan,
penyetoran dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi.
Buku ini digunakan pada saat penarikan sehingga langsung dapat
mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut.
b. Slip Penarikan
Merupakan formulir penarikan dimana nasabah cukup
menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan
nasabah untuk menarik sejumlah uang.
c. Kartu yang terbuat dari plastik
Yaitu sejenis kartu kredit yang terbuat dari plastik yang
dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungan baik
yang ada di bank maupun di Automated Teller Machine (ATM).
ATM ini biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis.
Kepada nasabah pemegang kartu ATM akan diberikan nomor PIN
atau kata sandi yang digunakan setiap kali menarik uang dari
ATM.
d. Kombinasi
Yaitu penarikan tabungan dapat dilakukan kombinasi antara
buku tabungan dengan slip penarikan.
Menurut Karim ( : - ) dalam tabungan, bank syariah
mengembangkan dua akad yaitu wadiah dan mudharabah.
a. Tabungan Wadiah
Tabungan wadiah merupakan tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang harus dijaga
dan dikembalikan setiap saat sesuai kehendak pemiliknya.
Berkaitan dengan produk tabungan wadiah, bank syariah
menggunakan akad wadiah yad adh-dhamanah.
Dalam hal ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang
memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau
memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank
syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang
yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana
atau barang tersebut. Sebagai konsekuensinya, bank bertanggung
jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta
mengembalikannya kapan saja pemiliknya menghendaki. Disisi
lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil
penggunaan atau pemanfaatan dana atau barang tersebut.
Mengingat wadiah yad dhamanah ini mempunyai implikasi
hukum yang sama dengan qardh, maka nasabah penitip dan bank
tidak boleh saling menjanjikan untuk membagihasilkan
keuntungan harta tersebut. Namun demikian, bank diperkenankan
memberikan bonus kepada pemilik harta titipan selama tidak
disyaratkan di muka. Dengan kata lain, pemberian bonus
merupakan kebijakan bank syariah semata yang bersifat sukarela.
Berdasarkan uraian diatas, ketentuan umum tabungan wadiah
adalah sebagai berikut:
) Tabungan wadiah merupakan tabungan yang bersifat titipan
murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat (on call)
sesuai dengan kehendak pemiliknya.
) Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana atau
pemanfaatan barang menjadi pemilik atau tanggungan bank,
sedangkan nasabah penitip tidak dijanjikan imbalan dan tidak
mengalami kerugian.
) Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik harta
sebagai sebuah intensif selama tidak diperjanjikan dalam akad
pembukaan rekening.
b. Tabungan Mudharabah
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah
tabungan yang dijalankan berdasarkan akad mudharabah. Dalam
hal ini, bank syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana),
sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana).
Bank syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib, mempunyai
kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya,
termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak lain. Namun
disisi lain, bank syariah juga memiliki sifat sebagai wali amanah
(trustee), yang berarti bank harus berhati-hati atau bijaksana serta
beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
timbul akibat kesalahan atau kelalaiannya.
Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, bank syariah
akan membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah
yang telah disepakati dan dituangkan dala akad pembukaan
rekening.
Berdasarkan uraian diatas, ketentuan umum tabungan
mudharabah adalah sebagai berikut:
) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul mal
atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembangkannya, termasuk didalamnya
melakukan akad mudharabah dengan pihak lain.
) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai
dan bukan piutang.
) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah
dan dituangkan dalam bentuk akad pembukaan rekening
Tabel Perbandingan Tabungan Wadiah dan Mudharabah
menurut Ascarya ( : ) adalah sebagai berikut:
Tabel .
Perbandingan Tabungan Wadiah dan Tabungan Mudharabah
No. Mudharabah Wadiah
. Sifat Dana Investasi Titipan
. Penarikan Hanya dapat
dilakukan pada
periode/waktu
tertentu.
Dapat dilakukan
setiap saat.
. Insentif Bagi hasil Bonus (jika ada)
.
Penembalian
Modal
Tidak dijamin
dikembalikan
Dijamin
dikembalikan
. Haji
Haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima yang diwajibkan
Allah SWT kepada orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni
kesanggupan biaya serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan
perintah tersebut. Kewajiban ibadah haji hanya sekali seumur hidup,
kewajiban ini baru disyariatkan pada tahun ke- hijriyah, setelah
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah (Taufiqurrochman, : ).
Munir dan Sudarsono ( : - ) mengemukakan adapun
makna haji menurut istilah, yaitu menyengaja mengunjungi Ka’bah di
negeri Mekkah untuk menunaikan perintah Allah Ta’ala (ibadah) yang
telah ditentuakan. Pergi haji wajib bagi setiap umat Islam yang mampu
selama satu kali hidupnya.
Firman Allah SWT:
“Sempurnakanlah ibadat haji dan umrah karena Allah! Tetapi
kalau kamu berhalangan, bayarlah had-nya (pembayaran) mana yang
mudah diperoleh, dan janganlah kamu cukur kepalamu sebelum had-
nya itu sampai di tempatnya.” (Al-Baqarah: )
“Kewajiban manusia kepada Allah, ialah orang-orang yang telah
kuasa berjalannya (cukup hartanya untuk ongkos-ongkosnya
mengunjungi Baitullah) mengerjakan ibadah haji. Dan barangsiapa
yang kafir (ingkar tidak menurut perintah Allah) maka bahwasanya
Allah itu maha kaya pada sekalian alam (yakni tidak berhajat kepada
siapa pun juga).” (Al-Imron ayat ).
Sekiranya telah mampu untuk naik haji bagi umat Islam janganlah
menunda-nunda waktu lagi karena kita sudah diberi kelonggaran hanya
satu kali seumur hidup. Allah maha bijaksana dalam hal ini.
Disabdakan lagi oleh Rasulullah yakni :
“Dari Ibnu Abbas, telah berkata Rasulullah SAW. :”Hendaklah
kamu bersegera mengerjakan haji, karena sesungguhnya seseorang
tidak menyadari akan sesuatu halangan yang merintangi.” (Riwayat
Ahmad).
a. Syarat-syarat Wajib Haji
) Islam (tidak wajib bahkan tiada sah haji seorang kafir).
) Baligh (sampai umumnya), tidak diwajibkan bagi anak-anak.
) Berakal, dalam arti kata tidak wajib bagi orang yang gila.
) Merdeka, dalam arti kata tidak wajib bagi orang yang tidak
kuasa.
b. Rukun Haji
) Berniat, yaitu menyengaja berhaji.
) Ihram, yaitu memakai kain yang tidak berjahit, seperti selimut
dan sebagainya, tidak boleh menutup kepala (berkopiah) bagi
laki-laki, dan tidak boleh menutup muka serta tangannya bagi
perempuan dan pula dibolehkan memakai sandal atau slop.
) Wuquf di padang Arafah, yaitu pada tanggal Dzulhijjah.
) Thawaf, yaitu mengelilingi ka’bah tujuh kali.
) Sa’i yaitu berjalan (lari) antara Shafa dan Marwah tujuh kali.
) Bercukur atau bergunting rambut sekurang-kurangnya tiga atau
tujuh helai rambut.
BAB III
DESKRIPSI OBJEK
A. Gambaran Umum BRI Syariah
. Sejarah Pendirian BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada Desember dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada Oktober melalui
suratnya o. /KEP.GBI/DpG/ , maka pada tanggal
November PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang
semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi
kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service
excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan
nasabah dengan prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri
perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang
mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan
tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank
BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan
modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari
warna biru dan putih sebagai benang merah dengan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk.,
Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada
Desember ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam
PT. Bank BRI Syariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada
tanggal Januari . Penandatanganan dilakukan oleh Bapak
Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama
PT. Bank BRI Syariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga
terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat
baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak
ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank
BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka
dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis
yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan
kegiatan konsumer berdasarkan prinsip syariah
(http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah).
. Objek Tempat Praktik
Nama Tempat Praktik : Bank BRI Syariah KCP Demak
Alamat : Jl. Sunan Kalijaga No. RT. /RW.
, Kel. Bintoro, Kec. Demak
Telp. : ( )
Kode Pos :
Bank BRI Syariah KCP Demak di resmikan pada tanggal
Oktober yang saat ini dipimpin oleh Bapak Mustofa Kamal.
Kantor tersebut terletak di Jl. Sunan Kalijaga No. Demak. Bank
tersebut mulai menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
yang diberi nama PT. Bank BRI Syariah (yang kemudian disebut
dengan nama BRI Syariah) pada tanggal Oktober .
Nama BRI Syariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung
hubungan dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
selanjutnya disebut Bank Rakyat Indonesia, yang merupakan salah
satu bank terbesar di Indonesia. Bank BRI Syariah merupakan anak
perusahaan dari Bank Rakyat Indonesia yang akan melayani kebutuhan
perbankan masyarakat Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip
syariah.
. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah menetapkan bagaimana tugas akan
dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang
formal serta pola interaksi yang akan diikuti (Robbins, ).
Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Demak adalah sebagai berikut:
Gambar .
Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Demak
Keterangan:
a. Pimpinan Cabang Pembantu : Mustofa Kamal
b. Accounting Officer : Habibi Anggoro Kusumo
c. Unit Head : Asep Saifullah
PIMCAPEM
(Pimpinan Cabang Pembantu)
AO
(Accounting Officer)
UH
(Unit Head)
SO
(Sales Officer)
RO
(Relationship Officer)
BOS
(Branch Operation Supervior)
TELLER
CS
(Customer Service)
SECURITY
OB
(Office Boy)
d. Sales Officer : Edy Iswanto
Ryan Edwin
e. Relationship Officer Abrozun Na’im
f. Branch Operation Supervior : Samsul Rizal
g. Teller : Nur Vina Agustiani
h. Customer Service : Khairul Annas
i. Security : Taufiqur Rahman
Jalmono
j. Office Boy : Yudi
. Penjabaran Tugas dan Wewenang
Berikut adalah penjabaran tugas dan wewenang masing-masing
jabatan di BRI Syariah KCP Demak:
a. Pimpinan Cabang Pembantu
Merencanakan, mengkoordinir seluruh kegiatan kantor
cabang yang meliputi kegiatan pemasaran dan operasional untuk
menjamin tercapainya terget yang efektif dan efisien.
b. Accounting Officer
) Mencari nasabah potensial yang layak diberikan pembiayaan.
) Menganalisa dan menentukan layak tidaknya nasabah yang
akan diberikan pembiayaan.
) Melakukan penagihandan pengawasan terhadap nasabah yang
memperoleh pembiayaan.
c. Unit Head
) Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada peminjam.
) Menyusun rencana pembiayaan.
) Menerima dan menganalisis berkas-berkas pengajuan dari
peminjam.
) Membuat akad pembiayaan.
) Melakukan pembinaan anggota pembiayaan agar tidak terjadi
kredit macet.
) Membuat laporan perkembangan pembiayaan.
d. Sales Officer
Memperkenalkan, menawarkan serta menjual produk
kepada nasabah dengan baik.
e. Relationship Officer
) Mencari, menilai, menganalisis serta mengusulkan besarnya
pembiayaan yang akan disalurkan.
) Memantau pembiayaan yang sudah disalurkan kepada debitur.
f. Branch Operational Supervior
Mengkoordinir pelaksanaan operasional agar transaksi dari
nasabah di kantor dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
g. Teller
) Menerima setoran dari nasabah.
) Bertanggung jawab atas kesesuaian jumlah kas yang ada.
h. Customer Service
) Memberikan pelayanan informasi produk kepada nasabah.
) Membantu nasabah dalam proses pembukaan dan penutupan
rekening.
) Menyimpan berkas-berkas tabungan dan deposito.
i. Security
) Menjaga keamanan lingkungan kantor dari segala bentuk
kejahatan.
) Melindungi karyawan, nasabah ataupun tamu dari segala
bentuk kejahatan.
) Mengatur parkir dan mengunci semua pintu saat jam kantor
selesai dan membuka pintu saat jam kerja akan di mulai.
j. Office Boy
) Bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan
kantor.
) Membantu mengoperasikan mesin fotokopi serta melayani
kebutuhan karyawan.
B. Visi dan Misi Organisasi
. Visi
Menjadi bank ritel modern dan terkemuka dengan ragam layanan
finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk
kehidupan lebih bermakna.
. Misi
a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragaman
kebutuhan finansial nasabah.
b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesui
dengan prinsip-prinsip syariah.
c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun
dan dimana pun.
d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup
dan menghadirkan ketentraman pikiran.
C. Produk-produk Bank BRI Syariah
. Funding & Banking Service Group
a. Tabungan BRI Syariah iB
Merupakan tabungan yang menggunakan akad Wadiah yad
dhamanah.
) Syarat:
a) Nasabah perorangan, usia tahun keatas.
b) Fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku.
c) Setoran awal minimal Rp . ,-. Minimal setoran
berikutnya Rp . ,- dan saldo minimum Rp . ,-
) Fitur dan Manfaat:
a) Dana dapat diambil kapan saja.
b) Mendapatkan buku tabungan dan kartu ATM
c) Dapat diberikan bonus (sesuai kebijakan Bank dan tidak
diperjanjikan di awal).
) Biaya-biaya:
a) Biaya ganti PIN di ATM Rp . ,-
b) Biaya penutupan rekening Rp . ,-
c) Biaya penggantian buku karena rusak/hilang Rp . ,-
d) Biaya penggantian kartu ATM karena rusak/hilang Rp
. ,-
b. TabunganKU BRI Syariah iB
Adalah simpanan yang konsepnya sama dari Tabungan BRI
Syariah iB.
) Syarat dan Ketentuan:
a) Nasabah perorangan, WNI.
b) Fotokopi KTP/SIM/Paspor (untuk tahun keatas) yang
masih berlaku. Penabung yang dibawah perwalian, harus
menggunakan nama orang tua.
c) Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp . ,-.
Setoran tunai berikutnya minimum Rp . ,-
) Fasilitas:
a) Mendapatkan buku tabungan.
b) Tidak mendapatkan kartu ATM.
c) Setoran tunai dapat dilakukan secara on-line diseluruh
cabang BRI Syariah se-Indonesia.
) Biaya-biaya:
a) Gratis biaya administrasi bulanan.
b) Gratis biaya penggantian buku tabungan apabila
rusak/hilang.
c) Biaya penutupan rekening atas permintaan nasabah Rp
. ,-
c. Tabungan Haji BRI Syariah iB
Merupakan tabungan dengan pengelolaan dana tabungan haji
yang sesuai dengan syariah menggunakan akad Mudharabah
Mutlaqah untuk keperluan biaya menunaikan ibadah haji.
) Syarat:
a) Fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku.
b) Hanya diperuntukkan untuk nasabah perorangan usia
minimum tahun.
c) Setoran awal pembukaan rekening minimum Rp . ,-.
Setoran berikutnya minimum Rp . ,-.
) Fitur dan Manfaat:
a) Mendapatkan buku tabungan.
b) Tidak mendapatkan kartu ATM.
c) Mendapatkan nisbah bagi hasil yang menarik.
d) Penabung dilindungi oleh asuransi jiwa dan kecelakaan.
) Biaya-biaya:
a) Gratis administrasi bulanan tabungan.
b) Gratis biaya premi asuransi.
c) Gratis biaya dibawah saldo minimum.
d) Biaya penutupan rekening Rp . ,-
d. Tabungan Impian BRI Syariah iB
Merupakan jenis simpanan yang menggunakan konsep yang
sama dengan tabungan Haji BRI Syariah iB.
) Syarat:
a) Wajib memiliki rekening Tabungan BRISyariah iB sebagai
rekening induk.
b) Fotokopi KTP yang masih berlaku.
c) Usia saat pembukaan rekening minimal tahun, maksimal
tahun.
d) Setoran awal pembukaan minimum Rp . ,- dan setoran
rutin bulanan minimum Rp . ,-.
) Fitur dan Manfaat:
a) Mendapatkan buku tabungan dan sertifikat asuransi.
b) Tidak mendapatkan kartu ATM.
c) Bebas memilih tanggal dan jumlah nominal setoran rutin
setiap bulannya.
) Biaya-biaya:
a) Gratis biaya administrasi bulanan.
b) Biaya administrasi penutupan rekening Rp . ,-.
c) Gratis biaya premi asuransi.
e. Giro BRI Syariah iB
) Syarat dan Ketentuan:
(Perorangan)
a) Fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku.
b) Fotocopy NPWP.
c) Setoran awal minimum Rp . . ,- dan setoran
berikutnya minimum Rp . ,-
d) Saldo minimum Rp . ,-
(Perusahaan)
a) Fotokopi KTP/SIM/Paspor pejabat yang berwenang.
b) Fotokopi Anggaran Dasar dan perubahan-perubahannya
sekurang-kurangnya perubahan terakhir.
c) Akte pendirian perusahaan beserta perubahan (jika ada),
serta pengesahan Departemen Kehakiman. Apabila belum
ada pengesaham dari Departemen Kehakiman maka harus
ada surat keterangan dari notaris bahwa perusahaan sedang
dalam proses Departemen Kehakiman.
d) Fotocopy Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
e) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
f) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
g) Surat persetujuan pengurus.
h) Surat Keterangan Domisili Usaha/Perusahaan (SKDU)
i) Setoran awal minimum Rp . . ,- dan setoran
berikutnya minimum Rp . ,-
j) Saldo minimum Rp . ,-
) Fitur dan Manfaat:
a) Tidak mendapatkan kartu ATM maupun buku tabungan.
b) Laporan dana dan mutasi berupa rekening koran.
c) Kemudahan bertransaksi menggunakan cek/bilyet giro.
d) Dana dapat diambil kapan saja.
e) Dapat bertransaksi diseluruh jaringan BRISyariah secara
online.
) Biaya-biaya:
a) Biaya dibawah saldo minimum Rp . ,-
b) Biaya administrasi bulanan Rp . ,-
c) Biaya penutupan rekening Rp . ,-
d) Biaya buku cek/bilyet giro Rp . ,-
f. Deposito BRI Syariah iB
) Syarat dan Ketentuan:
(Perorangan)
a) Fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku dan surat
keterangan domisili untuk nasabah yang bertempat tinggal
tidak sesuai dengan bukti identitas diri.
b) Fotokopi NPWP
c) Penempatan minimum Rp . . ,-
d) Memiliki rekening tabungan atau giro perorangan di BRI
Syariah.
(Perusahaan)
a) Fotokopi KTP/SIM/Paspor pejabat yang berwenang.
b) Fotokopi Anggaran Dasar dan perubahan-perubahannya
sekurang-kurangnya perubahan terakhir.
c) Akte pendirian perusahaan beserta perubahan (jika ada),
serta pengesahan Departemen Kehakiman. Apabila belum
ada pengesaham dari Departemen Kehakiman maka harus
ada surat keterangan dari notaris bahwa perusahaan sedang
dalam proses Departemen Kehakiman.
d) Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
e) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
f) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
g) Surat persetujuan pengurus.
h) Surat Keterangan Domisili Usaha/Perusahaan (SKDU)
i) Penempatan minimum Rp . . ,-
j) Memiliki rekening tabungan atau giro di BRISyariah.
) Fitur dan Manfaat:
a) Tersedia pilihan jangka waktu , , , dan bulan.
b) Dapat diperpanjang secara otomatis.
c) Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan.
d) Dana hanya dapat diambil pada saat jatuh tempo.
e) Bukti kepemilikan berupa bilyet Deposito.
) Biaya-biaya:
a) Biaya administrasi pencairan deposito sebelum jatuh tempo
Rp . ,-
. Consumer Financing Group
a. KPR (Kepemilikan Pembiayaan Rumah) BRI Syariah iB
Pembiayaan kepemilikan rumah kepada perorangan untuk
memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian
dengan menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana
pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang
telah ditetapkan dimuka dan dibayar setiap bulan.
) Produk pembiayaan KPR menggunakan prinsip jual beli
(murabahah) dengan akad Murabahah bil Wakalah.
) Uang muka ringan minimum
) Jangka waktu fleksibel maksimal tahun.
) Plafon pembiayaan minimum Rp . . ,- dan maksimal
Rp . . . ,-
) Bebas pinalti untuk pelunasan sebelum jatuh tempo.
b. KKB (Kepemilikan Kendaraan Bermotor) BRISyariah iB
Pembiayaan kepemilikan mobil dari BRI Syariah kepada
nasabah perorangan untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan
dengan menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana
pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang
telah ditetapkan dimuka dan dibayar setiap bulan.
) Produk pembiayaan KPR menggunakan prinsip jual beli
(murabahah) dengan akad Murabahah bil wakalah.
) Melayani pembelian mobil baru dan bekas.
) Jangka waktu pembiayaan KKB minimum tahun dan
maksimum tahun.
) Plafon pembiayaan minimum Rp . . ,- dan maksimal
Rp . . . ,-
) Uang muka mulai %.
c. EmBP (Employee Benefit Program) BRI Syariah iB
Program kerja sama dengan suatu perusahaan yang dituangkan
dalam Master Agreement berupa fasilitas pembiayaan langsung
kepada pegawai dari perusahaan yang memenuhi kriteria bank
syariah.
) Kerja sama bersifat eksklusif (HRD maupun Koperasi
Perusahaan).
) Meningkatkan kersejahteraan dan loyalitas karyawan.
) Memenuhi kebutuhan akan perumahan, kendaraan atau
kebutuhan konsumtif.
d. KMG/KMJ (Kepemilikan Multi Guna/Jasa) BRI Syariah iB
Pembiayaan yang khusus diberikan untuk pegawai perusahaan
yang sudah melakukan Master Agreement dengan Bank BRI
Syariah. Untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa yang bersifat
konsumtif dengan cara yang mudah.
) KMG/KMJ bertujuan untuk memberikan pembiayaan,
pendidikan, perjalanan dalam rangka ibadah, pernikahan serta
untuk pembelian barang-barang konsumtif lainnya.
) Tanpa jaminan asset.
) Jangka waktu tahun.
e. PKE (Pembiayaan Kepemilikan Emas) BRI Syariah iB
Pembiayaan kepada perorangan untuk bertujuan kepemilikan
emas dengan menggunakan akad murabahah dimana
pengembalian pembiayaan dilakukan dengan mengangsur setiap
bulan sampai dengan jangka waktu selesai sesuai kesepakatan.
) Objek pembiayaan, emas batangan K dengan pecahan :
gram, gram, gram, gram, gram dan gram.
) Uang muka minimum % dari harga beli emas.
) Jangka waktu pembiayaan minimum bulan sampai dengan
maksimal bulan.
) Dapat dilunasi dipercepat setelah tahun dan emas dapat di
eksekusi setelah tahun dari tanggal akad.
f. Gadai BRISyariah iB
Pembiayaan untuk kebutuhan mendesak dan modal kerja usaha
dengan jaminan berupa emas gadai menggunakan perjanjian
pinjaman dana (qardh)dan perjanjian pemberian jasa berupa
pemeliharaan emas (ijarah).
) Minimal berat emas adalah gram dan maksimal pinjaman
juta per orang.
) Kadar emas minimal karat.
) Jangka waktu pinjaman gadai maksimal bukan dan maksimal
kali perpanjangan.
. Micro Banking Group
a. Pembiayaan MIKRO iB
) Usia calon nasabah minimum tahun atau telah menikah
(sama dengan tahun). Sedangkan usia maksimal calon
nasabah tahun saat akhir jangka waktu pembiayaan.
) Dokumen administrasi berupa KTP nasabah dan pasangan, akta
nikah/surat keterangan belum menikah, Kartu Keluarga (KK),
Surat Keterangan Usaha (SKU)/SIUP, serta foto x nasabah
dan pasangan.
) Lama usaha minimal tahun.
) Tenor Pembiayaan bulan sampai bulan.
) Tidak ada jaminan/agunan.
b. Pembiayaan MIKRO iB
) Usia calon nasabah minimum tahun atau telah menikah
(sama dengan tahun). Sedangkan usia maksimal calon
nasabah tahun saat akhir jangka waktu pembiayaan.
) Dokumen administrasi berupa KTP nasabah dan pasangan, akta
nikah/surat keterangan belum menikah, Kartu Keluarga (KK),
Surat Keterangan Usaha (SKU)/SIUP, foto x nasabah dan
pasangan, NPWP (plafon > juta) serta SPPT PBB tahun
terakhir (jika agunan tanah/bangunan).
) Lama usaha minimal tahun.
) Tenor Pembiayaan modal kerja maksimal bulan dan
investasi maksimal bulan.
) Jaminan/agunan dapat berupa tanah kosong, tanah dan
bangunan, kendaraan, kios dan Deposito BRISyariah.
c. Pembiayaan MIKRO iB)
) Usia calon nasabah minimum tahun atau telah menikah
(sama dengan tahun). Sedangkan usia maksimal calon
nasabah tahun saat akhir jangka waktu pembiayaan.
) Dokumen administrasi berupa KTP nasabah dan pasangan, akta
nikah/surat keterangan belum menikah, Kartu Keluarga (KK),
Surat Keterangan Usaha (SKU)/SIUP, foto x nasabah dan
pasangan, NPWP, serta SPPT PBB tahun terakhir (jika
agunan tanah/bangunan).
) Lama usaha minimal tahun.
) Tenor Pembiayaan modal kerja maksimal bulan dan
investasi maksimal bulan.
) Jaminan/agunan dapat berupa tanah kosong, tanah dan
bangunan, kendaraan, kios dan Deposito BRISyariah.
. Retail & Linkage Group
a. Pembiayaan Koperasi Karyawan (KOPKAR)
Pembiayaan yang diberikan kepada Koperasi Karyawan
(KOPKAR) dengan mekanisme executing, yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan konsumtif para karyawan.
) Kriteria Koperasi:
a) Koperasi Karyawan dari BUMN, Perusahaan
Multinasional, dan perusahaan besar swasta nasional.
b) Koperasi memenuhi persyaratan keabsahan badan hukum
dari Dinas/Departemen Koperasi.
c) Telah beroperasi minimal tahun.
d) Membukukan laba/keuntungan bersih dalam tahun
terakhir.
e) Wajib memberikan laporan keuangan yang diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (KAP) bagi koperasi yang memiliki
asset diatas Rp miliar.
f) Melaksanakan Rapat Akhir Tahun (RAT) minimal tahun
berturut-turut.
) Kriteria anggota koperasi:
a) WNI
b) Pegawai tetap
c) Telah menjadi anggota KOPKAR minimal tahun.
d) Usia maksimal pada saat jatuh tempo pembiayaan adalah
tahun atau tahun sebelum usia pensiun.
) Fitur:
a) Jangka waktu pembiayaan dapat sampai dengan bulan.
b) Anggota KOPKAR yang memperoleh fasilitas pembiayaan
dilindungi oleh asuransi jiwa kredit.
b. Pembiayaan Kontruksi Pengembangan Perumahan Untuk
Developer
Pembiayaan kontruksi pengembangan perumahan adalah
pembiayaan kepada pengembang/developer perumahan (landed
house) untuk pembangunan kontruksi rumah (housing
construction).
c. Pembiayaan Beragunan Tunai
Pembiayaan beragunan tunai adalah fasilitas pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah dengan tetap memenuhi unsur kepatuhan
kepada ketentuan syariah yang berlaku, dimana pembiayaan
dijamin penuh dengan agunan tunai berupa deposito BRISyariah.
) Fitur:
a) Penggunaan pembiayaan untuk modal kerja maupun
investasi
b) Rentang margin minimal sebesar
d. Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Usaha
Adalah pembiayaan yang diberikan kepada nasabah untuk
pembelian kendaraan roda empat atau lebih (kendaraan penumpang
dan/atau komersial) yang digunakan untuk sarana pendukung
usaha (untuk operasional perusahaan), dalam hal ini tidak termasuk
alat berat dan usaha transportasi.
) Akad pembiayaan murabahah.
) Plafon maksimal sebesar dari harga kendaraan yang
dibiayai.
) Jenis kendaraan yang dibiayai : kendaraan penumpang dan
kendaraan komersial (pick up, box dan truk maksimal roda
enam).
) Uang muka :
Tabel .
Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Usaha
Kendaraan Penumpang Komersil Jangka waktu pembiayaan
Baru
Bekas
-
Max. tahun
Max. tahun
Sumber: BRI Syariah
e. Pembiayaan Usaha SPBU
Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada para
pengusaha SPBU baik untuk memenuhi modal kerja (pembelian
BBM) maupun kebutuhan investasi (pembelian SPBU,
pembangunan SPBU baru, maupun renovasi SPBU).
Kriteria Nasabah :
) Pembiayaan Modal Kerja
a) Plafond pembiayaan sesuai hasil perhitungan kebutuhan
modal kerja pembelian BBM berdasarkan analisa BRI
Syariah.
b) Jangka waktu pembiayaan maksimal tahun dan dapat
diperpanjang.
) Pembiayaan Investasi
a) Pembiayaan diperuntukkan renovasi/pembangunan SPBU
maksimal dari RAB (diluar pembelian tanah dan
perjanjian), pembiayaan diperuntukkan pembelian SPBU
maksimal dari nilai pasar wajar SPBU menurut
penilaian appraiser.
b) Jangka waktu pembiayaan maksimal tahun.
D. Perkembangan Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI
Syariah KCP Demak
Bank BRI Syariah dengan visinya “Menjadi bank ritel modern dan
terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna” memiliki
beberapa produk yang unggul dalam layanan dan kinerja. Salah satu
produk unggulan Bank BRI Syariah adalah produk tabungan Haji
BRISyariah iB yang menggunakan akad mudharabah mutlaqah.
Sejak di resmikan pada tanggal Oktober , produk tabungan
haji BRI Syariah iB ini lebih mendominasi. Produk ini banyak menarik
minat masyarakat Demak. Berikut ini adalah perkembangan jumlah
nasabah produk tabungan Haji BRI Syariah iB di bank BRI Syariah KCP
Demak bulan Januari hingga Juli pada tahun .
Tabel .
Daftar Perkembangan Produk Tabungan Haji
Bulan Jumlah Nasabah Prosentase
Januari ,
Februari ,
Maret ,
April ,
Mei ,
Juni ,
Juli ,
Jumlah
Sumber: BRI Syariah KCP Demak Tahun
Daftar perkembangan jumlah nasabah produk tabungan Haji BRI
Syariah iB di atas, dapat pula dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar .
Grafik Perkembangan Tabungan Haji
Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari pihak bank BRI
Syariah KCP Demak dari bulan Januari hingga bulan Juli tahun .
Tidak adanya data khusus mengenai produk tabungan Haji BRI Syariah iB
dikarenakan kerahasiaan perusahaan.
Data diatas adalah data perkembangan jumlah nasabah produk
tabungan Haji BRI Syariah iB di bank BRI Syariah KCP Demak. Pada
bulan Januari jumlah nasabah produk tabungan haji terdapat orang,
pada bulan bulan Februari jumlah nasabah ada orang. Di bulan Maret
terdapat nasabah. Pada bulan April terdapat nasabah. Pada bulan
Mei ada nasabah. Di bulan Juni ada nasabah, dan pada bulan Juli
terdapat nasabah.
Dari data dan grafik diatas, produk tabungan Haji BRI Syariah iB
di bank BRI Syariah KCP Demak mengalami kenaikan dan penurunan
jumlah nasabah setiap bulannya. Pada bulan Januari nasabah produk
tabungan haji mencapai , . Pada bulan Februari nasabah produk haji
18,09%
18,68%
15,45%
9,90%
13,40%
10,56%
13,93%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Jumlah Nasabah
mencapai , . Pada bulan Maret mengalami penurunan, jumlah
nasabah hanya mencapai , . Pada bulan April terjadi penurunan
jumlah nasabah yang hanya mencapai , saja. Pada bulan Mei jumlah
nasabah mencapai , . Di bulan Juni jumlah nasabah hanya mencapai
, . Dan pada bulan Juli jumlah nasabah mencapai , .
Perkembangan jumlah nasabah produk tabungan Haji BRI Syariah
iB ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya dalam kebijakan
dan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak bank. Hal yang membedakan
antara produk tabungan Haji BRI Syariah iB dengan bank syariah lain
dalam kebijakan dan ketentuan yang diberlakukan oleh bank, yaitu
mengenai jumlah minimum setoran awal dan setoran selanjutnya, fasilitas
yang ditawarkan oleh bank, dan biaya administrasi yang dibebankan bank
kepada nasabah. Perbedaan ketentuan dan kebijakan antar bank syariah
tersebut, akan dipaparkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel .
Perbedaan Ketentuan Tabungan Haji Antara Beberapa Bank Di Indonesia
Bank
Ketentuan
Bank BRI
Syariah
Bank BNI
Syariah
Bank Mega
Syariah
Akad Mudharabah
Mutlaqah
Wadiah
Mudharabah
Mudharabah
Mutlaqah
Setoran Awal Rp . ,- Rp . ,-
(Wadiah)
Rp . ,-
(Mudharabah)
Rp . ,-
Nisbah bagi hasil
utuk nasabah
Biaya
administrasi
bulanan
Gratis
Gratis
Gratis
Biaya penutupan
rekening karena
pembatalan
Rp. .
Gratis
Rp. .
Saldo Minimum Rp. . Rp . ,- Rp. .
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa produk Tabungan Haji
BRI Syariah iB lebih terjangkau bagi nasabah, karena biaya pembukaan
sebesar Rp . ,- sedangkan di bank BNI Syariah biaya pembukaan
rekening sebesar Rp . ,- untuk akad wadiah dan Rp . ,- untuk
akad mudharabah, biaya pembukaan rekening di bank Mega Syariah
sebesar Rp . ,-. Selain itu saldo minimum di bank BRI Syariah lebih
murah yaitu sebesar Rp . ,- bila di bandingkan dengan bank BNI
Syariah dan Bank Mega Syariah yaitu sebesar Rp . ,-
BAB IV
ANALISIS
A. Aplikasi Akad Mudharabah Mutlaqah Pada Produk Tabungan Haji
BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Demak.
Tabungan Haji BRI Syariah iB merupakan produk simpanan dari BRI
Syariah untuk calon jemaah Haji dalam memenuhi kebutuhan setoran
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan prinsip bagi hasil.
Manfaat yang didapat adalah ketenangan dan kenyamanan serta lebih
berkah dalam penyempurnaan ibadah, karena pengelolaan dana sesuai
syariah.
Tabungan ini menggunakan konsep akad sesuai syariah yaitu akad
mudharabah mutlaqah. Menurut Ridwan ( : - ) yang dimaksud
dengan akad mudharabah mutlaqah yaitu akad kerja antara dua orang atau
lebih, atau antara shahibul mal selaku investor dengan mudharib selaku
pengusaha yang berlaku secara luas. Artinya dalam akad tersebut tidak ada
batasan tertentu, baik dalam jenis usaha, daerah bisnis, waktu usaha
maupun yang lain. Intinya pengusaha memiliki kewenangan penuh untuk
menjalankan usahanya, sesuai dengan peluang bisnis yang ada.
Gambar .
Skema akad mudharabah
Dalam praktiknya, bank BRI Syariah bertindak sebagai pengelola dana
mempunyai kebebasan untuk melakukan berbagai macam usaha dalam
mengelola dana yang dititipkan oleh pemilik dana (nasabah) selama tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Akan tetapi pihak bank juga
mempunyai tanggung jawab atas dana yang dikelolanya serta segala resiko
yang timbul akibat kesalahan dari pihak bank. Keuntungan yang diperoleh
dari hasil pengelolaan dana tersebut akan dibagi sesuai dengan
kesepakatan yang telah disepakati dalam kontrak. Besarnya porsi bagi
hasil yang diberikan telah diberitahukan oleh bank dan telah disetujui oleh
nasabah.
Berdasarkan uraian diatas, tabungan mudharabah mempunyai
ketentuan sebagai berikut:
) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai pemilik dana dan bank
bertindak sebagai pengelola dana.
) Sebagai pihak pengelola dana, bank dapat melakukan berbagai macam
usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam mengelola
dana nasabah.
) Keuntungan yang diperoleh dari hasil pengelolaan dana tersebut di bagi
berdasarkan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah.
Akad mudharabah adalah akad kerja sama dengan menggunakan prinsip
bagi hasil. Bank BRI Syariah telah menetapkan perubahan nisbah bagi hasil
pada produk tabungan Haji BRI Syariah iB dan tabungan Impian BRI Syariah
iB, yaitu sebagai berikut:
Tabel .
Perubahan Nisbah Bagi Hasil
Produk Porsi Nisbah Nasabah
Sebelum Perubahan
Porsi Nisbah Nasabah
Berlaku per
Agustus
Tabungan Haji
BRISyariah iB
Tabungan Impian
BRISyariah iB
Sumber: Bank BRI Syariah
Perubahan nisbah diatas berlaku secara efektif dari tanggal Agustus
. Apabila sampai dengan tanggal Juli , nasabah tidak
memberikan konfirmasi atau tanggapan atas perubahan nisbah nasabah
sebagaimana dimaksud pada tabel diatas, maka nasabah dianggap tidak
berkeberatan dan menyetujui perubahan nisbah nasabah tersebut.
Perubahan nisbah bagi hasil tersebut di latar belakangi oleh perubahan
bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Bank Indonesia telah
mengumumkan aturan suku bunga acuan baru, BI -days Reserve Repo.
Aturan tersebut berdampak tidak hanya berdampak pada bank
konvensional, akan tetapi juga pada perbankan syariah. Corporate
Secretary PT Bank BRI Syariah, Indriati Tri Handayani mengatakan,
kebijakan baru bank sentral itu memang sengaja dibuat untuk menurunkan
suku bunga perbankan. Perubahan tersebut akan berdampak pada
penurunan tingkat suku bunga dana pihak ketiga. Bagi BRI Syariah,
kebijakan baru Bank Indonesia tersebut akan membuat perusahaan harus
menyesuaikan tingkat bagi hasil (nisbah) dan suku bunga pembiayaannya.
Berdasarkan perubahan nisbah nasabah diatas, dalam produk tabungan
Haji BRI Syariah iB bank BRI Syariah menetapkan nisbah bagi hasil
sebesar untuk nasabah dan untuk pihak bank. Bagi hasil tersebut
akan dihitung, dibukukan dan diberikan setiap bulannya kepada nasabah.
Pihak customer servise berpendapat, perubahan nisbah bagi hasil
tersebut akan mempengaruhi minat masyarakat Demak untuk membuka
rekening tabungan haji dan menabung di bank BRI Syariah. Berdasarkan
wawancara dengan Ibu Purwati selaku nasabah produk tabungan haji di
BRI Syariah, beliau berpendapat bahwa perubahan nisbah bagi hasil
tersebut sangat disayangkan. Karena nasabah hanya memperoleh bagi
hasil sebesar saja.
Berbeda dengan Ibu Purwati, Bapak Santoso tidak merasa keberatan
dengan perubahan nisbah bagi hasil tersebut. Karena tujuan awal
menabung di bank BRI Syariah ini adalah untuk biaya pergi haji. Selain
Bapak Santoso pendapat yang serupa juga di paparkan oleh Ibu Masripah,
Bapak Achmadi serta Bapak Askuri.
B. Sistem dan Prosedur Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank
BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.
Dalam tabungan haji, bank BRI Syariah menetapkan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon nasabah yang ingin membuka
rekening tabungan haji ini. Persyaratan tersebut meliputi:
. Fotokopi KTP/SIM/Paspor yang masih berlaku.
. Hanya diperuntukkan untuk nasabah perorangan usia minimum
tahun.
. Setoran awal minimum Rp . ,-
. Minimal setoran berikutnya Rp . ,-
. Saldo minimum Rp . ,-
Sebagai langkah awal yang harus dilakukan nasabah dalam
memperoleh porsi keberangkatan haji di bank BRI Syariah KCP Demak
adalah membuka rekening tabungan Haji BRI Syariah iB.
. Prosedur Pembukaan Rekening
Calon nasabah yang ingin melakukan pembukaan rekening
Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah KCP Demak
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Calon nasabah berusia minimum tahun. Untuk calon nasabah
yang berusia dibawah tahun dapat menjadi nasabah tabungan
haji dengan melampirkan akta kelahiran dan fotokopi KTP milik
orang tua serta datang didampingi dengan orang tua, karena nama
yang akan dicantumkan adalah nama orang tua.
Hal tersebut juga sesuai dengan pemaparan dari Ibu Wahyu
Widiastuti pada tanggal Februari , beliau sedang
mendaftarkan putrinya menjadi nasabah produk tabungan haji.
Beliau menjelaskan bahwa putrinya yang sedang duduk di bangku
sekolah menengah pertama tersebut masih berusia tahun,
setelah bertanya kepada pihak customer service mengenai putrinya
yang masih dibawah tahun tersebut, ternyata putrinya dapat
mendaftar menjadi nasabah tabungan haji dengan persyaratan
melampirkan akta kelahiran dan fotokopi KTP orang tua atau wali
yang bersangkutan sebagai persyaratan tambahan. Karena nama
yang tercantum di dalam buku tabungan adalah nama orang tua
atau wali tersebut.
b. Calon nasabah yang bersangkutan datang ke kantor BRI Syariah
KCP Demak untuk mengisi formulir pembukaan rekening sesuai
dengan kartu identitas diri nasabah yang bersangkutan.
Formulir pembukaan tabungan haji yang harus diisi oleh nasabah
meliputi:
) Kartu contoh tanda tangan. Pada lembar ini, nasabah mengisi
nama, alamat, nomor telepon yang dapat dihubungi, serta
membubuhkan tanda tangan sebanyak kali.
) Aplikasi pembukaan tabungan haji BRI Syariah iB. Lembar ini
merupakan lembar persetujuan bahwa nasabah menyetujui
ketentuan-ketentuan yang ada pada tabungan haji BRI Syariah
iB, seperti akad mudharabah mutlaqah yang digunakan dalam
tabungan haji tersebut, serta besarnya bagi hasil yang telah
ditentukan oleh pihak bank.
) Aplikasi pembukaan CIF (Customer Information File). Pada
lembar ini, nasabah harus mengisi data keuangan nasabah, data
pekerjaan serta data keluarga yang dapat dihubungi.
) Surat pernyataan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Lembar
surat pernyataan NPWP ini harus diisi oleh nasabah yang
belum/tidak memiliki kartu NPWP. Bagi nasabah yang telah
memiliki kartu NPWP ditidak diwajibkan mengisi lembar surat
pernyataan NPWP, akan tetapi harus melampirkan fotokopi
kartu NPWP.
Pihak customer service menjelaskan, bagi nasabah yang sudah
lanjut usia ataupun nasabah yang kurang mengenal baca dan tulis,
dapat datang didampingi dengan anak atau kerabatnya untuk
membantu pengisian formulir pembukaan rekening tabungan haji.
Akan tetapi, tanda tangan tetap dilakukan oleh nasabah yang
bersangkutan.
c. Menyerahkan fotokopi kartu identitas (KTP/SIM/Paspor yang
masih berlaku). Serta membayar biaya administrasi sebesar Rp
. ,- untuk pembukaan rekening.
d. Setelah mendapat buku tabungan haji, proses pendaftaran selesai
dan nasabah tersebut sudah terdaftar sebagai nasabah tabungan
Haji di Bank BRI Syariah KCP Demak, dalam tabungan ini
nasabah tidak diberikan kartu ATM.
e. Selanjutnya nasabah dapat menabung dengan setoran minimal Rp
. ,-. Penyetoran dapat dilakukan di kantor bank BRI Syariah
selama jam kerja.
Apabila jumlah saldo nasabah telah mencapai saldo minimal Rp
. . ,- maka nasabah tersebut akan dihubungi oleh pihak bank
untuk melakukan pendaftaran SPPH (Surat Pendaftaran Pergi Haji) ke
kantor Kementrian Agama Demak agar memperoleh nomor porsi haji.
Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:
a. Membawa KTP
b. Membawa KK (Kartu Keluarga) bagi yang sudah menikah
c. Membawa buku nikah/akta lahir/ijasah
d. Membawa surat keterangan sehat dari dokter
e. Mengisi data yang sudah disediakan
f. Foto x sebanyak lembar
Apabila proses pendaftaran di Kementruan Agama Demak sudah
selesai, nasabah yang telah mendapatkan SPPH dari pihak Kementrian
Agama Demak harus kembali ke Bank BRI Syariah KCP Demak untuk
melakukan switching (pemindahbukuan) dari rekening nasabah ke
rekening Kementrian Agama Pusat sebesar Rp . . ,-. Setelah
proses switching selesai nasabah akan mendapatkan lembar BPIH
(Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) sebagai bukti bahwa nasabah
telah mendapatkan nomor porsi haji.
Selanjutnya, nasabah kembali lagi ke Kementrian Agama Demak
untuk menyerahkan tindasan bukti nomor porsi (BPIH). Setelah selesai
nasabah akan mendapatkan lembar BPIH asli yang nantinya digunakan
untuk proses pelunasan sebelum keberangkatan ke tanah suci. Estimasi
waktu keberangkatan ibadah haji berkisar sampai tahun.
. Prosedur Pelunasan
Pelunasan biaya ibadah haji dilakukan setelah selang waktu
sampai tahun setelah mendapatkan nomor porsi. Nasabah yang akan
melakukan pelunasan keberangkatan biaya ibadah haji harus
menyetorkan uang sesuai dengan jumlah yang dihitung berdasarkan
kurs dollar yang berlaku saat pelunasan. Ketentuan tersebut telah
ditetapkan oleh Kementrian Agama Pusat yang diumumkan lewat
siskohat (sistem komputerisasi haji terpadu) ke bank BRI Syariah.
Selain itu nasabah harus membawa beberapa persyaratan seperti:
a. Membawa KTP asli
b. Lembar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) asli
c. Materai sebanyak lembar
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Prapto. Beliau
merupakan nasabah tabungan haji di bank BRI Syariah dan telah
menunaikan ibadah haji di tahun . Beliau memaparkan bahwa
beliau menunggu keberangkatan ibadah haji selama tahun. Setelah
waktu keberangkatan diumumkan Kementrian Agama Pusat, pihak
bank akan segera menghubungi nasabah yang akan pergi haji di
periode tersebut melalui surat edaran. Surat edaran tersebut berisi
pemberitahuan bahwa nasabah yang menerima surat tersebut akan
melaksanakan keberangkatan ibadah haji di tahun tersebut, dan harus
segera melakukan proses pelunasan biaya ibadah haji. Saat pelunasan
keberangkatan ibadah haji harus membawa KTP, lembar BPIH asli,
dan materai sebanyak lembar.
. Pasca Pulang Haji
Setelah melaksanakan ibadah haji, nasabah produk tabungan Haji
BRISyariah harus melakukan penutupan rekening. Karena rekening
tabungan haji ini hanya dapat di gunakan sekali. Akan tetapi apabila
nasabah ingin melaksanakan ibadah haji lagi, nasabah dapat membuka
rekening yang baru. Syarat-syarat yang harus di bawa pada saat
penutupan rekening adalah:
a. Membawa KTP asli
b. Nasabah yang bersangkutan datang sendiri
c. Buku tabungan asli.
d. Saldo mengendap Rp . ,-
Bapak Prapto mengatakan penutupan rekening tabungan haji
dilakukan setelah pulang melaksanakan ibadah haji. Akan tetapi saat
melakukan penutupan rekening, beliau diwakilkan oleh adiknya
dikarenakan beliau sedang sakit. Syarat yang harus dibawa saat
maelakukan penutupan rekening adalah KTP asli dan buku tabungan
asli milik nasabah dalam hal ini KTP dan buku tabungan atas nama
Bapak Prapto. Seluruh sisa saldo dapat diambil saat penutupan
rekening akan tetapi nasabah dikenakan biaya penutupan rekening
sebesar Rp . ,-.
C. Kendala Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB di Bank BRI Syariah
Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.
Kendala merupakan sesuatu yang dapat menghambat atau membatasi
kinerja perusahaan. Demikian pula dengan produk tabungan haji di bank
BRI Syariah KCP Demak
Khairul Anwar selaku pihak customer service memaparkan hal yang
menghambat perkembangan produk tabungan haji di bank BRI Syariah
KCP Demak salah satunya adalah jumlah customer service yang tidak
sebanding dengan jumlah nasabah. Pihak customer service merasa
kewalahan melayani jumlah nasabah dengan masalah yang beraneka
ragam, seperti pembukaan rekening produk tabungan haji dan produk
lainnya, melayani keluhan-keluhan nasabah dan lain sebagainya. Nasabah
yang telah lanjut usia serta nasabah yang sebagian tidak mengenal baca
dan tulis juga menjadi salah satu kendala. Misalnya dalam masalah
pengisian formulir pembukaan tabungan haji, nasabah tersebut
memerlukan bantuan dari pihak customer service sehingga pelayanannya
memerlukan waktu yang lebih lama.
Selain itu pihak customer service juga menjelaskan kendala lain seperti
terjadinya offline dari kantor pusat. Karena segala proses perbankan yang
dilakukan di kantor cabang pembantu terhubung di kantor pusat, apabila di
kantor pusat terjadi offline maka kantor cabang pembantu tidak dapat
melakukan proses perbankan. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya
pembukaan rekening yang belum diproses.
Ibu Wahyu Widiastuti juga memaparkan hal yang serupa mengenai
kendala dalam produk tabungan haji ini. Beliau mengatakan bahwa pihak
bank perlu menambah customer service agar pelayanan pembukaan
tabungan haji dapat lebih cepat, dan antrian dapat berkurang. Selain itu
beliau juga menyayangkan sering terjadinya offline dari kantor pusat
sehingga proses pembukaan rekening harus ditunda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak bank dan nasabah
mengenai kendala yang menghambat perkembangan produk tabungan haji,
dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala tersebut meliputi:
. Jumlah customer service yang tidak sebanding dengan jumlah nasabah.
Mengingat tugas customer servise yang salah satunya memberikan
pelayanan informasi produk kepada nasabah merupakan hal penentu
bagi kemajuan bank, maka bank perlu menyediakan customer service
yang cukup. Saat ini, di bank BRI Syariah KCP Demak hanya
menyediakan satu customer service. Hal tersebut menjadi salah satu
kendala yang menghambat pelayanan di bank BRI Syariah KCP
Demak menjadi lama.
. Masyarakat Demak yang sebagian kurang memahami baca dan tulis,
terutama nasabah yang sudah lanjut usia. Untuk itu nasabah tersebut
memerlukan bantuan dalam pengisian formulir pembukaan rekening.
. Terjadinya offline dari kantor pusat. Apabila terjadi offline dari kantor
pusat maka kantor cabang pembantu tidak dapat melakukan pelayanan
pembukaan rekening kepada nasabah. Apabila terdapat nasabah yang
ingin membuka rekening tabungan tidak dapat diproses saat itu juga,
sehingga akan diproses ketika tidak terjadi offline dari kantor pusat.
Ketiga hal tersebut merupakan kendala yang menghambat pelayanan
dalam pembukaan rekening tabungan Haji BRI Syariah iB sehingga
mempengaruhi perkembangan produk tabungan Haji BRI Syariah iB di
bank BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Demak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis mengenai
aplikasi produk tabungan haji BRI Syariah iB di bank BRI Syariah KCP
Demak, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
. Produk Tabungan Haji BRI Syariah iB merupakan salah satu produk
tabungan yang menggunakan akad mudharabah mutlaqah. Akad
mudharabah mutlaqah merupakan akad kerja sama suatu usaha antara
dua pihak dimana pihak pemilik dana (nasabah) menyediakan seluruh
modal, sedang pihak pengelola dana (bank) bertindak selaku
pengelola. Dalam akad ini pihak bank diberikan kebebasan dalam
mengelola dana tersebut. Keuntungan usaha dibagi di antara mereka
sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Dalam tabungan
haji ini nisbah bagi hasil yang ditetapkan sebesar untuk nasabah
dan untuk pihak bank, penyetoran dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja di seluruh outlet BRI Syariah. Dalam tabungan haji ini
tidak disediakan kartu ATM dan dana tidak dapat diambil sewaktu-
waktu.
. Prosedur pembukaan rekening tabungan haji di bank BRI Syariah KCP
Demak tidak jauh berbeda dengan bank lainnya seperti; mengisi
formulir pembukaan rekening, melampirkan fotokopi identitas diri
(KTP/SIM/PASPOR) yang masih berlaku, melakukan setoran minimal
sebesar Rp . ,-. Nasabah minimal berusia tahun. Bagi nasabah
yang berusia dibawah tahun dapat menggunakan nama orang tua
dan harus melampirkan akta kelahiran. Bagi nasabah yang saldo
tabungannya telah mencapai minimal Rp . . ,- maka akan
langsung didaftarkan nomor porsi haji.
. Kendala-kendala yang menghambat perkembangan produk tabungan
haji di bank BRI Syariah KCP Demak meliputi: jumlah customer
service yang tidak sebanding dengan jumlah nasabah. Mengingat tugas
customer servise yang salah satunya memberikan pelayanan informasi
produk kepada nasabah merupakan hal penentu bagi kemajuan bank,
maka bank perlu menyediakan customer service yang cukup.
Masyarakat Demak yang sebagian kurang memahami baca dan tulis,
terutama nasabah yang sudah lanjut usia. Untuk itu nasabah tersebut
memerlukan bantuan dalam pengisian formulir pembukaan rekening.
Serta sering terjadinya offline dari kantor pusat. Apabila terjadi offline
dari kantor pusat maka kantor cabang pembantu tidak dapat melakukan
pelayanan pembukaan rekening kepada nasabah. Apabila terdapat
nasabah yang ingin membuka rekening tabungan tidak dapat diproses
saat itu juga, sehingga akan diproses ketika tidak terjadi offline dari
kantor pusat.
B. Saran
Setelah penulis menarik kesimpulan tentang aplikasi produk tabungan
haji BRI Syariah iB di bank BRI Syariah KCP Demak, maka penulis
mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat, antara lain:
. Meningkatkan kualitas pelayanan nasabah, agar masyarakat lebih
antusias membuka rekening di bank BRI Syariah KCP Demak.
. Perlunya penambahan karyawan di bank BRI Syariah KCP Demak,
terutama pada bagian customer servie.
. Memberikan inovasi-inovasi baru terhadap produk-produknya, agar
produk-produk selain tabungan haji juga memiliki perkembangan yang
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku:
Antonio, Muhammad Syafi’i. . Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press.
Anwar, Syamsul. . Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Anwari, Mahmud, . Produk Simpanan Haji Pada BMT Al Ijtihad Pabelan
Kabupaten Semarang. Salatiga: Jurusan Perbankan Syariah D III IAIN
Salatiga.
Ascarya. . Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Pers.
Ayuni, Sofiana Iin, . Analisis Akas Wadiah Pada Tabungan iB Hasanah Di
Bank Negara Indonesia Syariah KCP UNISSULA Semarang. Salatiga:
Jurusan Perbankan Syariah D III IAIN Salatiga.
Dahlan, Ahmad. . Bank Syariah: Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras.
Karim, Adiwarman. . Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Kasmir. . Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, Lexy J. . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munir dan Sudarsono. . Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Nawawi, Ismail. . Fikih Muamalah Klasik Dan Kontemporer. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Rahmah, Akhlis Farida Kurnia, . Analisa Pada Produk Tabungan iB
Hasanah Di Bank BNI Syariah. Salatiga: Jurusan Perbankan Syariah D
III IAIN Salatiga.
Ridwan, Muhammad. . Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil. Yogyakarta:
UII Press.
Rizal Yaya, et al. . Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik
Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen P. . Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi.
Jakarta: Arcan.
Suhendi, Hendi. . Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali Pers.
Sulistiyowati, . Analisis Produk Talangan Haji Mabrur Pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Semarang. Salatiga: Jurusan Perbankan Syariah D III
IAIN Salatiga.
Supardi. . Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Taufiqurrochman. . Manasik Haji & Ziarah Spiritual. UIN- Malang Press.
Referensi Web:
(http://dppad.jatengprov.go.id/up ad-kab-demak/) .
(http://www.brisyariah.co.id/?q=sejarah).
(http://www.dream.co.id/dinar/bri-syariah-evaluasi-penurunan-nisbah-dan-bunga-
pembiayaan- w.html).
LAMPIRAN
top related