jurusan al ahwal al syahsiyah - perpustakaan...
Post on 06-Aug-2019
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANG TUA
TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN
KEPADA ANAK KANDUNG
(Study Kasus Keluarga Nelayan Di Desa Tambak Mulyo Kelurahan
Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Syariah
Oleh :
AHMAD MUHAJIRNIM : 072111037
JURUSAN AL AHWAL AL SYAHSIYAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
-
ii
Drs. H. Eman Sulaeman, M.H.Jl. Tugurejo A.3 RT 2/l Semarang.Anthin Lathifah, M.Ag.Jl. Banjarsari RT I/VII Beringin Nagilyan Semarang.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 ( empat ) eks.
Hal : Naskah skripsi
A.n. Sdr. Ahmad Muhajir
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syariah
IAIN Walisongo Semarang
Di Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya
kirim naskah skripsi saudara :
Nama : Ahmad Muhajir
Nim : 072111053
Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyah
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANGTUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKANKEPADA ANAK KANDUNG (Study Kasus Keluarga NelayanDi Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas KecamatanSemarang Utara Kota Semarang)
Dengan ini mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera
dimunaqosahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 05 Juni 2012
-
iii
KEMENTRIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS SYARIAH SEMARANGJl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang
PENGESAHANNama : Ahmad Muhajir
Nim : 072111053
Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhsiyah
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORANGTUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKANKEPADA ANAK KANDUNG (Study Kasus Keluarga NelayanDi Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas KecamatanSemarang Utara Kota Semarang)
Telah dimunaqosahkan oleh dewan penguji Fakultas Syariah Institut Agama Islam
Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup,
pada tanggal : 28 Juni 2012
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana strata 1 tahun
akademik 2012/2013.
Semarang, 01 Juli 2012
-
iv
MOTTO
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. dan
orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan(Q.S. al-Thalaq: 7)1
1 Al-Quran, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta : Depag RI., Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1989, hlm. 946.
-
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tuatercinta, Ibu Muzaziroh dan Bapak Masyahid. Atas
curahan Doa, bimbingan dan kasih sayang mereka berduapenulis bisa seperti sekarang ini.
Kakaku tercinta, Ahmad Jamaluddin (alm), dan Adikkusatu-satunya yang tercinta Ahmad Maimun
Keluarga besar Murobbi ruhina H. Dahlan dan H. Dimyati,KH. Abdullah Salam, KH. Mamun Muzayyin
Segenap Keluarga Besar PP. Permata (Al-Hikmah) danKeluarga Besar Perguruan Islam Matholiul Falah (PIM)
Ds. Kajen Kec. Margoyoso Kab. Pati Jawa Tengah
Sahabat-sahabat karibku dan Kawan-kawan seperjuanganJangan pernah lemahkan kepalan tangan kiri, karena
perjuangan belum Usai.!!!
-
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang
telah atau pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi
satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang
terdapat dalam referensi yang menjadi bahan rujukan.
Semarang, 05 Juni 2012
Deklarator,
Ahmad MuhajirNIM. 072111053
-
vii
ABSTRAK
Pernikahan adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya,karena pernikahan tersebut banyak mengandung hikmah, antara lain untukmenyemurnakan agama, kebahagiaan, untuk menjalin persaudaraan, memperteguhkelanggengan rasa cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan kemasyarakatanyang diberkahi oleh Islam. Demikianlah yang dikehendaki adanya pernikahan menurutIslam, sehingga apabila pernikahan ini dilaksanakan dengan konsekuen menurutpedoman yang digariskan, maka segala bentuk masalah tidak akan timbul, karenamasing-masing pihak tahu akan hak dan kewajibannya dan akhirnya terwujudlahtujuan dan hikmah dari pernikahan itu. Namun tidak selamanya tujuan dan hikmahdari perkawinan tersebut dapat terlaksana dan terwujud sesuai dengan idealnya. Salahsatu contohnya adalah di bidang pemberian nafkah suami. Dari permasalahan diatas,penelitian ini akan mengkaji tentang faktor-faktor apakah yang menyebabkan orangtua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandungnya ? danbagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap orang tua tidak memberikan nafkahpendidikan kepada anak kandungnya di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung MasKecamatan Semarang Utara Kota Semarang?
Adapun jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan(fieldresearch). Data penelitian dihimpun dengan interview, observasi dan dokumentasi.Selanjutnya dianalisis menggunakan metode normative sosiologis yang mengungkappersoalan mengenai akibat dan implikasinya terhadap pengaruh Orang Tua TidakMemberikan Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandung di Desa Tambak MulyoKelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.
Hasil studi penelitian menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhiorang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandungnya di DesaTambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarangyaitu kesadaran pentingnya pendidikan rendah, keterbatasan keuangan, apatismeterhadap pentingnya pendidikan, orientasi kerja yang menjadi prioritas, Bahwamasyarakat di sana secara ekonomi berada pada tingkatan level menengah ke bawah,Habisnya pendapatan dalam perjalanan dalam melaut (sadoh), Anggapan terbatas dantidak pentingnya pendidikan, Sebagian besar anak dari informan di Tambak MulyoKelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara pendidikannya berada pada tingkatanSLTP saja, karena pendidikan hanya sebatas baca, tulis dan hitung. Adapun nafkahditinjau dari hukum Islam adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh orang yangwajib memberi nafkah seseorang, dari pengertian tersebut menunjukkan bahwa suamiwajib menafkahi keluarganya khususnya di bidang pendidikan kepada anakkandungnya, tetapi hal tersebut urung di lakukan para suami di Desa Tambak MulyoKelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang. Adapun suami yangbenar-benar mampu namun tidak mau memberikan nafkah pendidikan anaknya sertamempengaruhi anaknya untuk tidak sekolah, maka orang tua tersebut dapat dikenakansanksi atau dipaksa oleh hakim atau dipenjarakan sampai ia bersedia menunaikankewajibannya, karena telah meninggalkan kewajiban pemberian nafkah kepadaanaknya, seperti yang tertera dalam KHI pasal 80 dan UU Perkawinan No. 1 tahun1974 pasal 34 dan 45.
-
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya
kepada kita semua berupa akal dan fikiran sehingga manusia mampu merenungi
kebesaran dan kuasaNya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada bagida
besar sayyidina Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang mendapatkan
limpahan syafaatnya di akhirat kelak.
Dengan penuh kerendahan hati, penulis bersyukur dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang sederhana berupa skripsi dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH
PENDIDIKAN KEPADA ANAK KANDUNG (STUDY KASUS KELUARGA
NELAYAN DESA TAMBAK MULYO KELURAHAN TANJUNG MAS KEC.
SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG) dengan lancar tanpa banyak kendala
yang berarti.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah hasil jerih
porang tua penulis secara pribadi. Tetapi semua itu merupakan wujud akumulasi dari
usaha dan bantuan, pertolongan serta doa dari berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag, rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. DR. H. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang dan Pembantu Dekan I, II dan III yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk menulis skripsi ini dan yang telah mencurahkan tenaga dan fikiranya
guna menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga penulis bisa
menyelesaikan studi formal di bangku kuliah dengan baik.
3. Anthin Lathifah.,M.Ag, selaku ketua Jurusan AL-Ahwal Al-Syakhsiyah, dan Ibu
Nur Hidayati Setyani, selaku Sekretaris AL-Ahwal Al-Syakhsiyah Fakultas
Syariah IAIN Walisongo Semarang.
4. H. Eman Sulaiman, MH. dan Anthin Lathifah.,M.Ag. selaku Dosen Pembimbing
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan
memberi petunjuk dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
-
ix
5. Kedua orang tua penulis, Ibuku Muzaziroh dan Bapaku Masyahid yang selalu
berdoa. Atas motivasi dan arahannya, beserta segenap keluarga, atas segala doa,
perhatian dan arahan kasih sayangnya yang tidak dapat penulis ungkapan dalam
untaian kata-kata.
6. Al-Mukarrom Murobbi ruhina keluarga besar H. Dahlan, H. Dimyati, KH.
Abdullah Salam, KH. Mamun Muzayyin, matur agunging panuwun dating
punopo ingkang sampun panjenengan paringaken, sembah salam bekti soho
tadzim kawulo tansah kanjuk katur dumatheng panjenengan sekeluargo.
7. Segenap keluarga besar PP Al-Hikmah (Permata) dan Perguruan Islam Matholiul
Falah (PIM) matur suwun sanget ilmu yang telah panjenengan berikan, semoga
menjadi ilmu yang manfaat, barokah fiddini, waddunya, wal akhiroh amin,,,,,,
8. Semua Teman-teman kosku ringinsari II tercinta yang penuh canda dan tawa, saya
sebut dari sesepuhe dulu faqih (Mbah Jenggot), ibad (Kadabrak), Ghufron (pakde),
lutfi, zuhri, qodir (Kempot), judin, fajrin, latif, jirin, jiki, alan, opat, mereka yang
selalu memberikan motivasi sehingga terselesainya skripsi ini, I miss you all.
Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih
dari mereka berikan pada penulis, amin.
9. Sahabat karibku yang selalu memotivasi sampai skripsi ini jadi, THANK
TO,,,EKO (Kodok sesepuhe Tambak Lorok Pelabuhan) Thank Nasi Padangnya
(Simpang Raya) tetap jaya.
10. Teman-teman senasib seperjuangan yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu,
terutama teman-teman AS angkatan 2007 dan teman-teman di lingkungan Fakultas
Syariah IAIN Walisongo Semarang.
Penulis juga menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman pada
umumnya. Amin.
Semarang, 05 Juni 2012
Penulis,
Ahmad MuhajirNIM. 072111053
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ii
HALAMAN PENGESAHAN. iii
HALAMAN MOTTO.. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................ . v
HALAMAN DEKLARASI... . vi
ABSTRAK... vii
KATA PENGANTAR.. viii
DAFTAR ISI.................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah. 1
B. Perumusan masalah. 6
C. Tujuan penelitian.. 7
D. Telaah pustaka.. 7
E. Metode penelitian 9
F. Sistematika penulisan...... 14
BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG NAFKAH
A. Pengertian nafkah. 17
B. Dasar hukum kewajiban memberi nafkah.. 20
C. Sebab dan syarat memperoleh nafkah..... 24
-
xi
BAB III: GAMBARAN UMUM FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN
NAFKAH PENDIDIKAN KEPADA ANAK KANDUNG DI DESA
TAMBAK MULYO KELURAHAN TANJUNG MAS KEC.
SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG
A. Gambaran umum geografis masyarakat Desa Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota
Semarang... 40
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan
nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota
Semarang... 47
BAB IV: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN
KEPADA ANAK KANDUNG DALAM KELUARGA NELAYAN DI
DESA TAMBAK MULYO KELURAHAN TANJUNG MAS KEC.
SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG
A. Analisis Terhadap Faktor-Faktor yang mempengaruhi orang tua tidak
memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung dalam keluarga
nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec.
Semarang Utara Kota Semarang. 71
B. Analisis hukum Islam terhadap Faktor-faktor yang mempengaruhi
orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung
-
xii
di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang
Utara Kota Semarang. 78
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan 92
B. Saran-saran........ 95
C. Penutup...... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT telah menciptakan semua makhluk-Nya di muka bumi ini
untuk saling berpasang-pasangan. Demikian juga halnya dengan manusia yang
diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan yang satu dengan yang lainnya
saling membutuhkan untuk hidup berpasangan dengan kasih sayang dalam
satu ikatan pernikahan. Allah telah menegaskan dalam firman-Nya:
Artinya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderungdan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantara kamurasa kasih sayang. Sesungguhya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. ArRuum : 21)1
Ayat di atas menerangkan bahwa di antara tanda-tanda yang
menunjukkan kekuasaan Allah dan kasih sayang-Nya ialah Dia menjadikan
kaum perempuan sebagai istri dari jenis (tubuh) laki-laki, agar nyatalah
kecocokan dan sempurnalah kemanusiaan. Dia juga menjadikan rasa
1 Al-Quran, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, Al-Quran danTerjemahnya, Jakarta : Depag RI., Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1989, hlm. 644.
-
2
mawaddah dan ar-rahmah antara keduanya supanya saling membantu dalam
melengkapi kehidupan.2
Berdasarkan dalil di atas, maka pernikahan adalah salah satu asas
pokok hidup, yang penting dalam bermasyarakat karena pernikahan itu adalah
jalan untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan.
Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
pasal 1 : Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.3 Pengertian perkawinan tersebut dipertegas dalam pasal 2 Kompilasi
Hukum Islam (KHI) : Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan,
yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah
Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah.4 Ada juga yang
mendefinisikan bahwa nikah adalah ijab qobul (aqad) yang membolehkan atau
menghalalkan bercampur (bersetubuh) laki-laki dengan perempuan dengan
mengucapkan kata-kata nikah.5
Bertitik tolak dari pengertian pernikahan tersebut di atas, dapat
diketahui, bahwa pernikahan adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Allah
dan Rasul-Nya, karena pernikahan tersebut banyak mengandung hikmah,
2 Wahbah Az-Zuhaily, Tafsir al- Munir, juz 21, Beirut-Libanon : Dar Al-Fakir Al-Muasir, Cet. Ke-1, 1991, hlm. 69
3 Departemen Agama RI Perwakilan Jawa Tengah, Undang-Undang Perkawinan,Semarang : CV. Al Alawiyah, 1974, hlm. 5
4 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,Kompilasi Hukum Islam,2000, hlm. 14
5 Idris Ahmad, Fiqh Menurut Madzhab Syafii, Jakarta : Wijaya, 1969, hlm. 166
-
3
antara lain untuk kemakmuran,6 untuk menjalin persaudaraan, memperteguh
kelanggengan rasa cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan
kemasyarakatan yang diberkahi oleh Islam. Karena masyarakat yang saling
berhubungan dan menyayangi adalah masyarakat yang kuat dan bahagia.7
Demikianlah yang dikehendaki adanya pernikahan menurut Islam,
sehingga apabila pernikahan ini dilaksanakan dengan konsekuen menurut
pedoman yang digariskan, maka segala bentuk masalah tidak akan timbul,
karena masing-masing pihak tahu akan hak dan kewajibannya dan akhirnya
terwujudlah tujuan dan hikmah dari pernikahan itu. Namun tidak selamanya
tujuan dan hikmah dari perkawinan tersebut dapat terlaksana dan terwujud
sesuai dengan idealnya. Salah satu contohnya adalah di bidang pemberian
nafkah orang tua.
Nafkah dalam konteks hukum Islam merupakan kewajiban yang
menjadi konsekuensi bagi seorang orang tua akibat dari adanya perkawinan.
Secara bahasa, nafkah berasal dari bahasa Arab al-Nafaqah, yang artinya
biaya atau belanja.8 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nafkah memiliki
pengertian sebagai berikut:
a. Belanja untuk memelihara kehidupan.
b. Rizki, makan sehari-hari.
c. Uang belanja yang diberikan kepada isteri.
6 Syeikh Ali Ahmad Al Jurjawi, Hikmah At Tasyri Wa Falsafatuhu, Juz 1, Beirut :Libanon : Dar al-Fikr, hlm. 15.
7 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid 2, Beirut : Libanon : Dar al-Fikr, 1992, hlm. 12.8 Adib Bisri Munawir AF, Al-Bisyri Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pustaka
Progresif, t.th., hlm. 732.a
-
4
d. Gaji uang pendapatan.9
Sedangkan menurut istilah nafkah adalah pengeluaran yang harus
dikeluarkan oleh orang yang wajib memberi nafkah seseorang, baik berbentuk
roti, gula, pakaian, tempat tinggal, dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan keperluan hidup sehari-hari seperti air, minyak, lampu, dsb.10
Batasan pemberian nafkah tersebut secara lebih jelas dan tegas
disebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), yakni pada Pasal 80 ayat
(4) yang mengklasifikasikan nafkah yang harus diberikan dari penghasilan
suami sebagai berikut:
a. Nafkah kiswah dan tempat kediaman bagi isteri.
b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan pengobatan bagi isteri
dan anak.
c. Biaya pendidikan bagi anak.11
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa nafkah yang diberikan
oleh orang tua pada umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Lingkup keluarga terdekat yang harus dipenuhi nafkahnya oleh para orang tua
adalah isteri dan anak-anak, dengan klasifikasi sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 80 ayat (4) Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Akan tetapi, ada beberapa kasus yang berhubungan dengan pemenuhan
nafkah orang tua. Salah satu contohnya adalah pemenuhan nafkah orang tua
kepada anak di bidang pendidikan. Hal ini seperti terjadi di masyarakat Desa
9 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976,hlm. 667.
10 Djaman Nur, Fiqh Munakahat, Semarang: Toha Putra, cet. I, 1993, hlm. 100.11 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,
Edisi I, 1992, hlm. 133.
-
5
Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara yang
sebagian besar para orang tua di sana tidak memberikan nafkah pendidikan
kepada anak-anaknya. Padahal secara ukuran pendapatan, para orang tua
tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nafkah pendidikan
anak-anaknya. Namun hal itu, tidak dilakukan oleh para orang tua di Desa
Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian yang berhubungan dengan faktor-faktor yang
memepengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak
kandung di masyarakat Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas
Kecamatan Semarang Utara. Pada umumnya anak di sana banyak yang tidak
tamat SMA atau sederajat, di banding yang tamat SD atau sederajat, mereka
lebih memilih bekerja dari pada sekolah, mereka beralasan kerena bekerja bisa
mendapatkan uang buat masa depan kelak, di banding sekolah tinggi-tinggi
malah menghabiskan uang dan belum tentu mendapatkan pekerjaan yang
sesuai harapan, dan ironisnya asumsi mereka di dukung orang tuanya,
seharusnya orang tua itu bisa mengarahkan anaknya dalam hal kebaikan,
khususnya di bidang pendidikan, karena menuntut ilmu itu dapat bermanfaat
untuk bangsa, negara dan dirinya, pada kenyataanya anak adalah potensi serta
penerus cinta-cita bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakkan oleh generasi
sebelumnya. Dan ada pula sebagian anak yang di tawarin kerja pabrik oleh
tetangganya, tapi setelah di rasakan hasilnya sangat memuaskan, akhirnya
anak tersebut di suruh berhenti sekolah oleh orang tuanya, itung-itung gajinya
-
6
buat membayar utang orang tuanya dan membiayai sekolah adik-adiknya,12
adapun jumlah anak yang tidak tamat SD atau sederajat yaitu 3741 anak, dan
jumlah anak yamg tamat SD atau sederajat 1217 anak. Dari fenomena di atas
maka penelitian ini akan diberi judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Orang Tua Tidak Memberikan Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandung
(Study Kasus Keluarga Nelayan Di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung
Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang)
B. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
penulis tertarik dengan beberapa masalah yang kiranya perlu dikaji dan diteliti
diantaranya :
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan
nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang?
2. Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap orang tua yang tidak
memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak
Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota
Semarang?
12 Wawancara dengan Evi Septiani anak dari bapak Chusnul Hadi. Tgl 15 Nopember2011
-
7
C. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai
oleh penulis diantaranya :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tidak
memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak
Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota
Semarang.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap orang
tua yang tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di
Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara
Kota Semarang.
D. Telaah Pustaka
Bertitik tolak dari permasalaha di atas, sepengetahuan penulis,
permasalahan tentang orang tua yang tidak memberi nafkah pendidikan
kepada anak kandung kayaknya belum ada yang membahasnya secara
spesifik. Hanya saja menemukan beberapa tulisan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan permasalahan tersebut.
Dalam penggunaan telaah penulis menggunakan dokumentasi baik
yang berupa kitab-kitab, buku-buku, ataupun karya-karya ilmiah yang ada
kaitannya dengan skripsi penulis, Penelitian yang dimaksud di antaranya:
1. Skripsi yang disusun oleh Nur Ely Diana (052111172), Fakultas Syariah
Iain Walisongo dengan judul Analisis Putusan No. 619 / Pdt.G/2003/ PA.
-
8
Demak Tentang Penolakan Majelis Hakim Terhadap Nafkah Anak
(Hadhanah). Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1) Jika dilihat dari
aspek formilnya putusan PA No.619/Pdt.G/2003/PA.Dmk sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana dalam UU No 7/1989 yang
telah diamandemenkan menjadi UU No. 3 Th 2006 pasal 62. 2) penulis
kurang setuju dengan apa yang menjadi putusan majelis hakim.
Bagaimanapun juga Kewajiban memberi nafkah itu terletak pada orang tua
ketika orang tua tidak mampu memberi biaya maka ibu juga ikut memikul
biaya tersebut, sebagaimana tercantum dalam UU No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan pasal 41 huruf (b) dan Kompilasi Hukum Islam pasal
156 huruf (d)
2. Skripsi yang disusun oleh Buyani (NIM: 2195131) yang berjudul Tidak
Adanya Fasahk Terhadap Suami Kaya Yang Menolak Memberikan
Nafkah (Study Analisis Pemikiran Assyafii) Dalam skripsi ini dijelaskan
bahwa hanya membahas mengenai status kebolehan suami kaya yang tidak
memberikan nafkah kepada istri menurut imam Syafii.
3. Skripsi yang disusun oleh saudari Misleni (NIM: 2199014) dengan judul
Study Analisis Pendapat Ibn Hazm Tentang Kewajiban Memberi Nafkah
Kepada Kerabat dalam pembahasan ini yang di kaji adalah mengenai
kewajiban suami terhadap kerabatnya menurut Ibn Hazm.
4. Skripsi yang disusun Salbiyah (NIM: 2197172) yang berjudul Study
Analisis Pendapat Imam Syafii Tentang Tidak Wajib Nafkah Selain
Tempat Tinggal Kepada Istri Yang Di Talak Bain Kubro dalam skripsi
-
9
ini dijelaskan hanya sebatas membahas tentang ketidak wajiban suami atas
memberikan nafkah terhadap istri yang telah di talak bain kubro menurut
Imam Syafii.
Dari telaah pustaka ini, tampak bahwa fokus penelitiian ini berbeda
dengan fokus penelitian terdahulu kerena penelitian terdahulu belum secara
khusus membahas tentang Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua
Tidak Memberikan Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandungnya (Study
Kasus Keluarga Nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas
Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang)
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah:
1. Jenis penelitian
Jenis Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan.
Penelitian (field research) yaitu penelitian yang didasarkan pada obyek
lapangan didaerah atau lokasi tertentu guna mendapatkan data-data yang
nyata dan benar. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian lapangan
pada keluarga nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas
Kec. Semarang Utara Kota Semarang.
-
10
2. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subyek
dari mana data yang diperoleh.13
Ada dua macam data yang dipergunakan, yakni data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer.
Yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh langsung
dari sumbernya yaitu dari obyek yang akan diteliti.14 Jadi data primer
ini merupakan hasil wawancara dengan para orang tua atau informan
yang tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandungnya.
Adapun masyarakat di sana yang mayoritas sebagai nelayan, sebagian
besar memiliki perahu sendiri dan ada juga yang tidak memiliki
perahu, adapun para nelayan yang tidak memiliki perahu, maka
meraka menjadi jurag (buruh nelayan).
b. Data Sekunder.
Data sekunder adalah sumber data yang dijadikan data pelengkap
dan pendukung dari data primer.15 Yang diambil dari buku-buku yang
memiliki relevansi langsung dengan tema penulisan skripsi ini.
3. Metode Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan beberapa
instrumen pengumpulan data, diantaranya adalah sebagai berikut:
13 Hadi Sutrisno, Metodologi Penelitian, jilid 2, Yogyakarta: Ofset, 2000n, hlm. 66.14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 1992, hlm. 120.15 Surachmad, Dasar Dan Tehnik Reseach, Bandung: CV.Tarsito, 1990, hlm. 134.
-
11
a. Metode interview.
Yang sering disebut juga dengan wawancara adalah sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan wawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.16
Wawancara adalah salah satu bagian yang terpenting dari setiap
survey. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang
dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden.17
Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas dan
terpimpin yaitu mendapatkan informasi dari informan atau subyek
penelitian. Adapun informan yang di maksud adalah para orang tua di
Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara
Kota Semarang.
b. Metode observasi.
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.18
Observasi juga meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.19.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan jenis observasi non
partisipatif, yaitu penulis tidak melibatkan diri secara langsung dalam
16 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT, Rimaya RosdaKarya, 2006, hlm. 186.
17 Masri Singarimbuan, dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: PT.Pustaka Lp3ES, 1955, hlm. 192.
18 Hadi, Sutrisno, Metodologi Penelitian, jilid 2, Yogyakarta: Ofset, 2004, hlm.151.19 Op.Cit, hlm.156.
-
12
observasi, namun hanya melakukan pengamatan secara sepintas
kepada orang tua di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas
Kec. Semarang Utara Kota Semarang pada saat tertentu.
c. Metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan atau transkip, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.20
Yaitu cara memperoleh dengan menelusuri dan mempelajari
dokumen baik secara tertulis maupun tidak tertulis, catatan, buku-
buku, peraturan perundang-undangan. Metode ini digunakan untuk
memperoleh data-data atau dokumen yang dapat memberikan
penjelasan terhadap situasi di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung
Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang pada saat sekarang.
4. Metode Analisis Data.
Setelah data hasil penelitian dikumpulakan oleh peneliti (tentunya
dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data), langkah
selanjutnya yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana
menganalisis data yang telah diperoleh tadi. Langkah ini diperlukan karena
tujuan dari analisis data adalah untuk menyusun dan menginterpretasikan
data yang sudah diperoleh.21.
Untuk mengolah data yang diperoleh, dalam skripsi ini penulis
menggunakan analisis normatif sosiologis. Analisis data normatif yaitu
20 Ibid. hlm. 231.21 Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi 2007, hlm. 170.
-
13
suatu analisis yang pada hakekatnya menekankan pada metode deduktif
sebagai pegangan utama, dan metode induktif sebagai tata kerja
penunjang. Analisis normative terutama mempergunakan bahan-bahan
kepustakaan sebagai data penelitiannya. 22 Metode ini secara sosiologis di
gunakan untuk menggambarkan fakta yang terjadi pada masyarakat Desa
Tambak Mulyo dan menganalisis terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak
kandung pada masyarakat nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan
Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang. Pada kenyataannya
kebanyakan para orang tua di sana tidak menafkahi anaknya di bidang
pendidikan sampai SMA, mereka berasumsi bahwa pendidikan hanya
sebatas baca, tulis dan hitung saja, dan ada sebagian anak yang bilang
bekerja lebih penting dari pada sekolah karena bekerja bisa menghasilkan
uang buat masa depannya, kalau sekolah malah menghabiskan uang dan
belum tentu mendapatkan kerja sesuai dengan ijazahnya.23
Dalam metode ini peneliti akan mengungkap persoalan mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah
pendidikan kepada anak kandung pada masyarakat nelayan di Desa
Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota
Semarang.
22 Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006. hlm. 166.
23 Wawancara dengan Subiyanto anak dari Bapak Maskuri, informan Desa TambakMulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang, tanggal 13Nopember 2011.
-
14
Sedangkan analisis data sosiologis yaitu analisis yang tunduk pada
cara analisis data ilmu-ilmu sosial. Untuk menganalisis data tergantung
sungguh pada sifat data yang dikumpulkan oleh peneliti (tahap
pengumpulan data). Sifat data yang dikumpulkan hanya sedikit, bersifat
monografis atau terwujud kasus-kasus sehingga tidak dapat disusun
kedalam suatu struktur klasifikasi, analisis yang dipakai adalah kualitatif.24
Dalam menganalisis data sosiologis, penulis akan mengungkap
persoalan mengenai akibat dan implikasinya terhadap orang tua yang tidak
memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak
Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab susunan sebagai berikut:
Bab satu yang berisi tentang Pendahuluan, bab ini merupakan bab
pedahuluan yang akan membahas tentang garis besar penulisan skripsi ini
yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab dua adalah tentang tinjauan umum tentang nafkah. Bab ini
merupakan landasan teori, maka pembahasan bab ini akan terpusat pada
tinjauan umum tentang pengertian nafkah, dasar hukum kewajiban memberi
nafkah, sebab dan syarat memperoleh nafkah.
24 Ibid, hlm. 168.
-
15
Bab tiga merupakan penyajian data yang akan di teliti dalam skripsi ini
yaitu data-data dari keluarga nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan
Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang. Bab ini berisi tentang
gambaran umum Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec.
Semarang Utara Kota Semarang, meliputi letak geografis Desa Tambak
Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang (ditinjau
dari aspek ekonomi, agama, pendidikan, sosial dan budaya (adat istiadat),
faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua tidak memberikan nafkah
pendidikan kepada anak kandung di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung
Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.
Bab empat merupakan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di Desa
Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota
Semarang, Analisis hukum Islam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak kandung di desa
tambak mulyo kelurahan tanjung mas kec. semarang utara kota semarang.
Bab lima adalah merupakan bab terakhir sekaligus bab Penutup.
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.
Sedangkan bagian akhir berisikan daftar pustaka, lampiran-lampiran,
dan daftar riwayat hidup penulis.
-
16
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG NAFKAH
A. Pengertian Nafkah.
Nafkah menurut Bahasa Indonesia mempunyai pengertian:
a. Belanja untuk memelihara kehidupan
b. Rizki, makan sehari-hari
c. Uang belanja yang diberikan kepada isteri
d. Gaji uang pendapatan.1
Adapun menurut bahasa Arab, nafkah berasal dari kata al-
nafaqah, yang artinya biaya atau belanja.2 Sedangkan menurut
Abdurrahman al-Jaziri, nafkah secara bahasa berasal dari kata al-infaq,
yang berarti keluar dan pergi.3
Sedangkan menurut istilah nafkah adalah pengeluaran yang
harus dikeluarkan oleh orang yang wajib memberi nafkah seseorang, baik
berbentuk roti, gula, pakaian, tempat tinggal, dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan keperluan hidup sehari-hari seperti air, minyak,
lampu, dsb.4
1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976,hlm. 667.
2 Adib Bisri Munawir AF, al-Bisyri Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: PustakaProgresif, t.th., hlm. 732.
3 Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala Madzahib al-Arbaah, Juz I, Beirut Libanon:Daar al-Fikr, 1976, hlm. 482.
4 Djamaan Nur, Fiqh Munakahat, Semarang: Toha Putra, cet. I, 1993, hlm. 100.
-
17
Adapun menurut para fuqaha nafkah adalah:
a. Menurut Sayyid Sabiq
:
5.
Artinya: Pengertian nafkah di sini adalah memberikan sesuatu yangdibutuhkan isteri baik berupa makanan, tempat tinggal,pembantu rumah tangga dan pengobatan isteri walaupun isteriitu kaya.
b. Menurut Abd al-Rahman al-Jaziri sebagai berikut
6.
Artinya: Nafkah menurut istilah ahli fiqh yaitu mengeluarkannyaseseorang ongkos terhadap orang yang wajib dinafkahinya dariroti, lauk-pauk, pakaian, tempat tinggal dan apa yangmengikutinya dari air, minyak dan sebagainya.
c. Menurut al-Sanani
7.
Artinya: Nafkah adalah segala sesuatu yang dapat menutupi kebutuhanmanusia untuk dirinya atau ditambah orang lain yangmencakup makanan dan minuman.
5 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid VII, Beirut: Daar al-Fikr, 1968, hlm. 147.6 Al-Jaziri, op.cit., hlm. 482.7 Muhammad bin Ismail al-Asqalani, Subul al-Salam, Juz III, Semarang: Maktabah
Toha Putra, t.th., hlm. 218.
-
18
Menurut para ahli hukum, pengertian nafkah adalah sebagai
berikut:
a. Uang belanja yang diperlukan guna memelihara kehidupan orang
yang memerlukannya.8
b. Menurut Ensiklopedi Hukum Islam, nafkah adalah pengeluaran yang
biasanya dipergunakan oleh seseorang untuk sesuatu yang baik atau
dibelanjakan untuk orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.9
Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 80 ayat (4) telah
menyebutkan bahwa sesuai penghasilannya suami menanggung:
a. Nafkah kiswah dan tempat kediaman bagi isteri
b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan pengobatan bagi isteri dan
anak.
c. Biaya pendidikan bagi anak.10
Sedangkan pengertian kerabat menurut Kamus Bahasa
Indonesia mempunyai pengertian, yaitu: Dekat (Pertalian Keluarga) dan
Keluarga atau sanak saudara.11
Dan menurut Bahasa Arab berasal dari kata qoribun artinya
dekat.12 Dan menurut istilah adalah orang yang masih ada hubungan
8 R. Subekti, Kamus Hukum, Jakarta: Pradya Pramita, ce II, t.th., hlm. 76.9 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, cet. I,
1996, hlm. 1281.10 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,
Edisi I, 1992, hlm. 133.11 W.J.S. Poerwadarminta, op. cit., hlm. 485.12 Adib Bisri dan Munawir AF, op. cit., hlm. 589.
-
19
keturunan atau nasab baik ke atas maupun ke bawah, baik termasuk ahli
waris maupun tidak termasuk ahli waris atau disebut juga dengan famili.13
B. Dasar Hukum Kewajiban Memberi Nafkah
Mengenai dasar hukum nafkah yang dimaksud adalah dalil atau
hujjah yang menunjukkan adanya kewajiban seseorang untuk memberi
nafkah kepada orang yang menjadi tanggungannya.
Adapun dalil dari nash al-Qur'an yang menerangkan kewajiban
memberi nafkah adalah di antaranya sebagai berikut:
)233: (
Artinya: Dan kewajiban ayah memberi nafkah, dan pakaian kepadapara ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak dibebanimelainkan menurut kadar kesanggupannya. (al-Baqarah:233).14
Sedangkan rizki dalam ayat ini adalah makanan yang cukup.
Kiswah artinya pakaian. Sedangkan arti bi al-maruf, adalah yang sesuai
dengan adat dalam batasan syariat tidak berlebihan dan tidak terlalu
minim.15
13 M.Abdul Mujib dan Mabruri Tolhah, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta, Pustaka Firdaus,1994, hlm.155.
14 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Al-Waah, t.th.,hlm. 57.
15 Abdul Hamid Kisyik, Keluarga Sakinah, Jakarta: Mizan al-Bayan, t.th., hlm. 128.
-
20
Dalam surat Al-Thalaq ayat 6 disebutkan:
)6: (
Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempattinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamumenyusahkan mereka untuk menyempitkan hati mereka. Jikamereka sedang hamil, maka berikanlah nafkah mereka sampaimereka bersalin. (Q.S. al-Thalaq: 6).16
Perbedaan kewajiban antara si kaya dengan si miskin
didasarkan pada firman Allah S.W.T. dalam surat al-Thalaq ayat 7 yang
berbunyi sebagai berikut:
) 7:(
Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurutkemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinyahendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan AllahSWT. kepadanya, Allah SWT. tidak memikulkan beban kepadaseseorang melainkan sekadar apa yang Allah SWT. berikankepadanya. Allah SWT. akan memberikan kelapangan sesudahkesempitan. (Q.S. al-Thalaq: 7).17
Dari ayat di atas secara jelas menunjukkan adanya perbedaan
kewajiban nafkah antara satu orang dengan orang lain, antara orang kaya
dan orang miskin, karena adanya perbedaan kemampuan dan harta yang
dimiliki tiap orang menurut kadar dan keadaannya.
16 Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 946.17 Ibid.
-
21
Lain dari itu Allah SWT. juga mengingatkan akan hak-hak
terhadap kerabat yang secara langsung adalah merupakan perluasan dari
sistem kekeluargaan dengan firman-Nya antara lain:
) 215: (
Artinya: Jawablah: apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklahdiberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalamperjalanan. (Q.S. al-Baqarah: 215).18
Dan juga Allah S.W.T. berfirman:
)26:(
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akanhaknya kepada orang miskin, dan orang-orang dalamperjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros. (Q.S. al-Isra: 26).19
Adapun hujjahnya menurut sunnah adalah:
:
20.
Artinya: Dari Aisyah bahwa Hindun binti Utbah pernah bertanya:wahai Rasulullah sesungguhnya Abu Sufyan adalah orangyang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku,sehingga aku mesti mengambil dari padanya apa yang
18 Ibid., hlm. 52.19 Ibid., hlm. 428.20 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz III, Indonesia:
Maktabah Dahlah, t.th., hlm. 2218-2219.
-
22
mencukupi bagiku dan anakku dengan cara yang baik. (H.R.Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut menjelaskan bagi isteri yang kebetulan
suaminya kikir, ia boleh mengambil harta suami secukupnya untuk
kebutuhan pokok sehari-hari.21
:
22.
Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:sedinar yang engkau infakkan di jalan Allah, sedinar yangengkau infakkan dalam (membebaskan) hamba, sedinar yangengkau sedekahkan kepada seorang miskin dan sedinar yangengkau infakkan kepada keluarga maka lebih besar pahalanyaadalah yang engkau infakan kepada keluargamu. (H.R.Ahmad dan Muslim).
23.
Artinya: Dari Thoriq al Muharibi ra. Ia berkata: Kami datang keMadinah, tiba-tiba rasulullah SAW. Berdiri di atas mimbar danberpidato kepada manusia, beliau bersabda: Tangan orangyang memberi itu adalah tinggi, dahulukan orang-orang yangkamu tanggung, ibumu, ayahmu, saudara perempuanmu, dan
21 Abdul Hadi, Fiqh Munakahat, Jilid I, Semarang: Duta Grafika, 1989, hlm. 104.22 Muhammad Al-Syaukani, Nail al-Authar, Jilid IV, Beirut Libanon: Daar al-Kitab al-
Arabi, t.th., hlm. 424.23 Muhammad Jalaluddin al-Syuyuti, Sunnah An Nasai, Beirut Libanon: Daar al-Fikr,
Juz I, 1930, hlm. 61.
-
23
saudara laki-laki. Kemudian yang lebih bawah dan yang lebihbawah seterusnya.
Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 80 ayat (2) dan
(4) huruf a, b disebutkan sebagai berikut:
Pasal 80
ayat (2): suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segalasesuatu keperluan hidup rumah tangga sesuai dengankemampuannya.
Ayat (4): sesuai dengan penghasilannya suami menanggung (a)Kiswah, kiswah dan tempat tinggal bagi isteri, (b) biayarumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagiisteri dan anak.24
Sedangkan di dalam Undang-undang Perkawinan (UUP) No. 1
tahun 1974 di sebutkan sebagai berikut:
Pasal 34
ayat (1): suami wajib melindungi istrinya, dan memberikan segalasesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengankemampuannya.
Pasal 45
ayat (1): kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.25
C. Sebab dan Syarat Memperoleh Nafkah
Yang menyebabkan wajib memberi nafkah ada tiga, yaitu
karena ikatan perkawinan, hubungan kerabat atau sebagai hak milik.
Nafkah yang diberikan dalam bentuk; makan/minuman dan yang
sebanding dengannya, pakaian yang layak dan memadai, tempat tinggal
24 Abdurrahman, op.cit., hlm. 133.25 Amak F.Z., Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, bandung, pt al-maarif,
cet. 1, 1976, hlm. 144-146.
-
24
yang layak meskipun rumah sewa dan perabot dan perlengkapan rumah
tangga.26
Nafkah kerabat adalah menjadi kewajiban anak, laki-laki dan
perempuan untuk memberi nafkah kedua orang tuanya kakek neneknya.
Demikian pula orang tua harus memberi nafkah kepada faranya laki-laki
dan perempuan. Dalam melaksanakan kewajiban tersebut, perbedaan
agama tidak menjadi halangan. Syaratnya adalah bahwa orang yang
berkewajiban memberi nafkah itu harus mampu dan yang berhak
menerimanya tidak mampu.27 Dijelaskan dalam kitab Mughni al-Muhtaj,
disebutkan macam-macam nafkah, yaitu:
1. Nafkah pribadi.
2. Nafkah kepada orang lain yang menyebabkan munculnya sebab-sebab
memperoleh nafkah.28
Di antara sebab-sebab memperoleh nafkah adalah: Sebab
perkawinan, Sebab kekerabatan dan Sebab kepemilikan.
A. Sebab perkawinan
Yaitu wajib bagi seorang suami memberi nafkah kepada
isterinya dan anak-anaknya sehingga terwujudlah keluarga yang sejahtera
dan bahagia.29 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam surat Al-
Baqarah ayat 228 yaitu yang berbunyi:
26 peunoh daly, Hukum Perkawinan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. I, 1988, hlm.88.
27 Ibid, hlm. 100.28 Muhammad al-Khatib al-Syarbani, Mughni al-Muhtaj, juz V, Beirut, Libanon, Daar
al-Kitab al-Ilmiyah, t.th, 151.29 Abdul Muhaimin Asad, Risalah Nikah, Surabaya: Bintang Terang, t.th., hlm. 91.
-
25
)228: (
Artinya: Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengankewajibannya menurut cara yang makruf.(Q.S. al-Baqarah:228).30
Suami diwajibkan memberi nafkah kepada isterinya yang taat,
baik makanan, pakaian, tempat tinggal, perkakas rumah tangga, dan lain
sebagainya menurut keadaan di tempat masing-masing dan menurut
kemampuan suami.
Dijelaskan dalam fiqh sunnah syarat seorang isteri menerima
nafkah diantaranya;31 isteri dengan syarat sebagaimana dijelaskan oleh
Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah, dengan catatan:
1) Adanya akad pernikahan yang sah.
2) Isteri harus menyerahkan sepenuhnya kepada suaminya.
3) Suaminya dapat menikmati dirinya.
4) Tidak meralat untuk pindah tempat yang telah disediakan atau
dikehendaki suami.
5) Memberi kesempatan kepada suami untuk menikmati dirinya.
Nafkah yang diterima oleh seorang isteri dari suaminya adalah
tergantung dari ketaatannya. Karena itulah seorang isteri yang
membangkang, menyakiti hati suaminya tidak berhak untuk menerima
nafkah dari suaminya.32
30 Departemen Agama RI, loc.cit. hlm. 55.31 Sayyid Sabiq, op.cit., Juz VII, hlm. 88.32 Asad, loc.cit. hlm. 92.
-
26
Sabda Rasulullah s.a.w.:
33.
Artinya: Takutlah kamu kepada Allah SWT. dalam urusan wanita.Sesungguhnya kamu mengambil mereka dengan kepercayaanAllah SWT. dan halal bagimu mencampuri mereka dengankalimat Allah dan diwajibkan atas kamu (suami) memberinafkah dan pakaian kepada mereka (isteri) dengan cara yangsebaik-baiknya. (H.R. Muslim).
Kata-kata maruf (pantas) dalam hadits di atas, dapat diartikan
sebagai ukuran yang sudah sama-sama diketahui dan dapat diakui
bersama kepantasannya. Menurut pengertian yang sehat, menurut keadaan
suatu tempat dan disesuaikan dengan kemampuan suami serta
kedudukannya dalam masyarakat. Banyaknya nafkah adalah menurut
kecukupan yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang lazim pada
suatu waktu dan tempat. Walaupun sebagian ulama mengatakan bahwa
nafkah isteri itu ditetapkan dengan keadaan yang tertentu, hanya sekedar
cukup serta disesuaikan dengan keadaan suami.34
B. Sebab kerabat
Yaitu orang yang masih ada hubungan keturunan atau nasab
sebab dan terjadinya suatu akad perkawinan, baik ke atas maupun ke
bawah, baik yang termasuk ahli waris maupun tidak termasuk ahli waris.
Sebutan lain dari kerabat adalah family.35
33Ibid.34Ibid.35M. Abdul Mujib dan Mabrur Tholhah, op.cit, hlm. 155.
-
27
Adapun yang dinamakan kerabat, apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Mahramiyah, artinya; harus dari kerabat yang haram dinikah
b. Adanya kebutuhan untuk meminta dari kerabat
c. Disyaratkan lemahnya orang yang meminta nafkah kecuali dalam
nafkah yang wajib bagi orang tua kepada anak.
d. Disyaratkan mampu memberi nafkah kepada salah satu orang tua atas
anak laki-lakinya dan nafkah anak atas bapaknya.36
Maka memberi nafkah karena kerabat bagi seseorang juga
merupakan kewajiban. Apabila mereka cukup mampu dan karib
kerabatnya itu benar-benar memerlukan pertolongan karena miskin dan
lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah:
)26:(
Artinya: Dan berikanlah kepada kerabat-kerabat yang dekat akanhaknya (juga kepada) orang-orang miskin dan orang yangdalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros. (Q.S. al-Isra: 26).37
Maksud dari ayat di atas adalah: berikanlah olehmu wahai kaum
mukallaf, kepada kerabatmu segala haknya yaitu: hubungan kasih sayang
dan bergaul dengan baik dengan mereka. Jika mereka berhajat kepada
nafkah, berilah sekedar menutupi kebutuhannya. Demikian juga berilah
pertolongan akan orang miskin dan musafir yang berjalan untuk sesuatu
kepentingan yang dibenarkan syara, agar maksudnya tercapai.
36 M. Abu Zahrah, al-Ahwal al-Syakhsiyah, Mesir: Daar al-Fikr, t.th., hlm. 487.37 Departemen Agama RI, loc.cit, 428.
-
28
Hubungan karib kerabat itu selalu akan menimbulkan satu hak
dan kewajiban, di mana kerabat yang mampu berkewajiban membantu
kerabatnya yang tidak mampu, di mana hidupnya dalam keadaan serba
kekurangan. Sebaliknya kerabat yang tidak mempunyai kemampuan
mempunyai hak untuk memperoleh bantuan dari kerabat yang mampu.
Telah dijelaskan juga di dalam al-Qur'an yang menyuruh untuk
memperkuat hubungan kerabat ini dengan mengadakan hubungan baik
(silaturahmi) dan tolong menolong, baik moril maupun materiil, urusan
kebendaan dan kerohanian. Akan tetapi hubungan erat dengan kerabat itu
tidak boleh sampai menghilangkan rasa keadilan, atau hanya adil untuk
kerabat yang kaya dan tidak adil terhadap kerabat yang miskin.38
Sebagaimana firman Allah SWT.:
)90:(
Artinya: Sesungguhnya Allah memerintahkan supaya menjalankankeadilan, berbuat baik dan memberi kerabat-kerabat. Allahmelarang perbuatan keji, pelanggaran dan kedurhakaan. Diamengajarkan supaya kamu mengerti. (Q.S. al-Nahl: 90).39
Seseorang yang hidup di tengah-tengah keluarga dan
kerabatnya tidak dapat melepaskan diri dari kewajiban memperhatikan
resiko keluarga dan kerabatnya itu, maka seorang kerabat wajib ikut serta
memikirkan dan berusaha meningkatkan kualitas keluarga dan kerabat,
38 Fahruddin HS., Ensiklopedi al-Qur'an, Jilid I, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992, hlm.599.
39 Departemen Agama RI, loc.cit, 415.
-
29
sebagai sarana pembangunan keluarga baik di bidang mental spiritual
maupun di bidang fisik materiil. Hubungan hukum yang bersifat materiil
terhadap kerabat dan keluarga dekat ialah hubungan kecintaan,
penghormatan, kebajikan, mendoakan, sikap rendah diri, belas kasih,
bersilaturahmi, tenggang rasa dan ikut serta bertanggung jawab terhadap
nama baik dan kebahagiaan serta kesejahteraan seluruh kerabat dan
keluarga atas dasar cinta kasih dan kasih sayang. Sebagaimana firman
Allah SWT. sebagai berikut:
)215:(
Artinya: Mereka menanyakan kepada engkau: apakah yang akanmereka nafkahkan? Katakanlah: apa saja kebaikan yang kamunafkahkan adalah untuk ibu bapak, karib kerabat, anak-anakyatim, orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalanan.Apa saja kebaikan yang kamu kerjakan, sesungguhnya allahmaha tahu tentang itu. (Q.S. al-Baqarah: 215).40
Kerabat merupakan salah satu sebab adanya nafkah bagi
keluarga dekat sebagai kewajiban atas keluarga dekat yang mampu. Pada
umumnya para ulama sepakat bahwa yang wajib diberi nafkah ialah:
keluarga yang dekat yang memerlukan nafkah saja, tidak keluarga jauh.
Bila seseorang cukup mampu dalam hal membiayai kehidupannya, maka
dia juga berkewajiban menafkahi sanak keluarganya yang miskin
terutama mereka yang bertalian darah dan bersaudara serta berhak untuk
memperoleh bagian warisan pada saat kerabat yang melarat itu wafat.
40 Ibid., hlm. 52.
-
30
Seseorang yang kaya juga diwajibkan membantu dan menafkahi orang-
orang miskin dan membutuhkan yang tinggal di sekitarnya, tanpa
membedakan kedudukan, kepercayaan ataupun warna kulit, kalau dia
mampu melakukan hal yang sedemikian itu.41 Sebagaimana firman Allah
SWT.:
: (
233(
Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada paraibu dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebanimelainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorangibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayahkarena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. (Q.S.al-Baqarah: 233).42
Adapun syarat-syarat kewajiban memberi nafkah kepada
kerabat adalah sebagai berikut:
1) Adanya orang yang berhak menerima nafkah
Orang yang wajib diberi nafkah itu membutuhkan nafkah tersebut.
Dengan demikian, tidak wajib memberi nafkah pada orang yang
tidak membutuhkannya.
Anggota kerabat itu tidak mempunyai kesanggupan untuk berusaha
dan tidak mempunyai harta untuk kebutuhan nafkahnya sehingga
41 Basri Iba Asghary dan Wadi Masturi, Perkawinan dalam Syariat Islam, Jakarta: PT.Rineka Cipta, cet. I, 1992, hlm. 129.
42 Departemen Agama RI, loc.cit., hlm. 57.
-
31
dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Berdasarkan pendapat ulama
Hanafi dan Syafii berpendapat: ketidakmampuan bekerja tidak
merupakan syarat bagi kewajiban memberi nafkah kepada para ayah
dan para kakek.
2) Adanya orang yang berkewajiban memberi nafkah.
Menurut kesepakatan seluruh mazhab kecuali Hanafi, persyaratan
orang yang berhak memberi nafkah itu haruslah orang yang
berkecukupan dan mampu. Tetapi Hanafi mengatakan bahwa
persyaratan orang yang memberikan nafkah itu harus kaya, hanya
berlaku bagi kaum kerabat yang tidak terletak pada jalur pokok.
3) Disyaratkan harus seagama.
Apabila salah seorang diantaranya muslim dan lainnya non muslim
maka menurut Hambali tidak ada kewajiban memberi nafkah
sedangkan menurut Maliki dan Syafii tidak disyaratkan harus
seagama. Seorang muslim wajib memberi nafkah kepada kerabatnya
yang bukan muslim, sebagaimana halnya dengan nafkah untuk isteri
yang beragama ahli kitab, sedangkan suaminya seorang muslim.
Akan tetapi Hanafi berpendapat kaitannya dengan ayah dan anak,
tidak disyaratkan harus seagama, sedangkan bila bukan ayah dan
anak diharuskan seagama. Dengan demikian seseorang tidak wajib
memberi nafkah kepada saudaranya yang bukan muslim dan
-
32
sebaliknya.43
Adapun urutan orang-orang yang berhak dan berkewajiban
diberi nafkah, sebagaimana syarat-syarat di atas, maka yang paling utama
diberi nafkah ialah kerabat yang tidak mempunyai harta untuk menjaga
kelangsungan hidupnya dan ia belum memperoleh usaha dan pekerjaan
yang dapat menghasilkan sesuai untuk nafkahnya. Tentu saja kerabat yang
paling dekat lebih utama diberi nafkah dari kerabat yang agak jauh.
Persoalan timbul jika derajat hubungan kerabat yang memerlukan nafkah
itu adalah sama. Kemungkinan itu ialah:
a) Jika seorang mempunyai ayah, ibu dan anak.
Dalam hal ini didahulukan anak karena anak adalah milik
ayahnya, berdasarkan hadits:
44. :
Artinya: Bersabda Rasulullah SAW.: engkau dan harta engkau adalahmilik bapak engkau.
Jika seorang harus menafkahi ayah dan ibu (karena manafkahi
keduanya tidak sanggup), maka ia wajib mendahulukan ibunya,
berdasarkan hadits:
:
: :
43 M. Jawad Mughniyah, Al-ahwal al syahsiyah, Dar al Ilmiah, Beirut, t. th., hlm. 117-118.
44 Ibid., hlm. 199.
-
33
, : ,
45.
Artinya: Dari Thariq al-Muharabi semoga Allah SWT. meridhainya, iaberkata: aku datang dari Madinah, maka apabila Rasulullahs.a.w. berkhutbah beliau berkata: tangan memberi adalahmulia dan mulialah orang yang lebih berhak engkau berinafkah, yaitu ibu engkau, bapak engkau, saudara perempuanengkau dan saudara laki-laki engkau kemudian yang agak dekatdan yang agak dekat denganmu. (H.R. Nasai dan Ibn Hiban).
Dari hadits di atas juga dipahamkan bahwa jika dua orang
kerabat sama tingkat dan kewarisannya, maka kerabat yang wanita
didahulukan dari kerabat laki-laki, dan kakek serta nenek termasuk ushul,
maka urutannya setelah orang tua.
b) Setelah kerabat furu dan ushul barulah kerabat hawasy.
Hawasy yaitu kerabat yang dalam hubungan garis ke samping,
sesuai dengan hadits di atas maka didahulukan saudara perempuan,
kemudian saudara laki-laki, kemudian bibi, kemudian paman dan
seterusnya.46
Kewajiban memberi nafkah kepada kaum kerabat adalah dalam
jumlah yang bisa menutupi kebutuhan pokok yaitu berupa gandum (nasi),
lauk-pauk, pakaian dan tempat tinggal. Sebab, hal itu diwajibkan dalam
rangka mempertahankan hidup dan menghindari bencana. Besar nafkah
diukur dengan hal itu.47
45 Ibid hlm. 6146 Departemen Agama RI, Ilmu Fiqh, hlm. 201.47 Muhammad Jawad Mughniya, op.cit,. hlm. 116.
-
34
C. Sebab milik
Sebab milik yang dimaksudkan adalah sebagai berikut, yaitu
pertama apabila seseorang mempunyai budak baik laki-laki atau
perempuan48 dan kedua binatang peliharaan, apakah itu binatang ternak
(lembu, kerbau, dsb), ayam, burung dan kucing, maka binatang tersebut
harus dipeliharanya dengan baik, diberinya makanan yang cukup, dan
dibuatkan tempat tinggal (kandang) dengan baik. Walhasil tidak boleh
disia-siakan.49
Sabda Nabi SAW.:
:
50.
Artinya: Dari Ibn Umar bahwasannya nabi SAW. bersabda: telahdisiksa seorang perempuan sebab menyandra seekor kucing(dan tidak diberinya makan dan minum), sehingga kucing itumati. (H.R. Bukhari Muslim).
Adapun sebab dan syarat memperoleh nafkah tersebut secara
lebih tegas dan ringkas juga di sebutkan dalam Kompilasi Hukum Islam
(KHI) yakni pada pasal 77 ayat 3 suami isteri memikul kewajiban untuk
mengasuh dan memelihara anak-anak mereka, baik mengenai
pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan
agamanya. Kalimat suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan
48 Idris Ahmad, Fiqh Menurut Madzhab Syafii, Jakarta: Wijaya Djakarta, t. th., hlm.283.
49 As'ad, op.cit., hlm. 92.50Ibid..
-
35
memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani,
rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya secara hakekat
terkandung dua pihak, yakni suami dan isteri. Maksudnya adalah kedua
pihak tersebut memiliki kesamaan kewajiban dalam memelihara anak-
anak mereka, termasuk dalam pendidikan. Konsekuensinya adalah adanya
kebolehan isteri untuk membantu suami manakala suami kurang dapat
atau bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan nafkah pendidikan anak.
Dalam pasal 80 ayat (4) juga mengklasifikasikan susuai dengan
penghasilannya suami menanggung:
a. Nafkah kiswah dan tempat kediaman bagi isteri.
b. Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan pengobatan bagi
isteri dan anak.
c. Biaya pendidikan bagi anak.51
Hal tersebut juga di jelaskan syarat wajibnya memberikan
nafkah untuk anak-anaknya, yaitu:
a. Bahwa anak itu masih kecil, (belum balig)
b. Bahwa anak itu miskin, tiada mempunyai harta sendiri
unntuk nafkahnya.52
Apabila anak itu telah balig dan telah kuasa berusaha, maka
bapak tiada wajib memberi nafkah untuk anak itu. Begitu juga, jika anak
51 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo,Edisi I, 1992, hlm. 133
52 Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, Jakara, Hidakarya Agung, Cet.X, 1983, Hlm. 127
-
36
itu mempunyai harta sendiri untuk nafkahnya, meskipun dia masih kecil,
maka tiada wajib bapak memberi nafkahnya.
Hal itu juga di klasifikasikan dalam Kompilasi Hukum Islam
(KHI) pasal 98 ayat 1 batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau
dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik
maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan.53
Sehingga sangatlah jelas bahwa seorang suami adalah kepala
rumah tangga yang mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan rumah
tangga dengan memberikan nafkah, perlindungan kepada semua anggota
keluarga, memberi biaya perawatan dan pengobatan bagi istri dan anak
serta biaya pendidikan anak-anaknya. Hal tersebut juga di jelaskan di
Undang undang perkawinan mengatur hak dan kewajiban antara orang tua
dan anak yang menyangkut beberapa hal. Pertama mengatur tentang
kewajiban pemeliharaan dan pendidikan, bahwa kedua orang tua wajib
memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Kewajiban
orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu
kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun
perkawinan antara kedua orang tua putus.54 Ketentuan ini di atur di dalam
pasal 45 ayat 1 dan 2 dan pasal 47 ayat 1 undang-undang perkawinan No
1 tahun 1974 disebutkan sebagai berikut:
53 Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Cet. II, 2007,hlm. 34
54 Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, Jakarta, Rineka Cipta, Cet. I, 1991, hlm.188
-
37
Pasal 45
Ayat (1): Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya.
Ayat (2): Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasalini berlaku sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri,kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antarakedua orang tua putus.
Pasal 47
Ayat (1): Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahunatau belum pernah melangsungkan perkawinan adadibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidakdicabut dari kekuasaannya.55
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa nafkah yang
diberikan oleh ayah (suami) pada pokoknya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Lingkup keluarga terdekat yang harus dipenuhi
nafkahnya oleh para orang tua adalah isteri dan anak-anaknya dengan
klasifikasi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 80 ayat (4) Kompilasi
Hukum Islam (KHI) dan UU perkawinan pasal 45 ayat 1 dan 2 dan pasal
47 ayat 1.
Akan tetapi, ada beberapa kasus yang berhubungan dengan
pemenuhan nafkah orang tua. Salah satu contohnya adalah pemenuhan
nafkah orang tua kepada anak di bidang pendidikan. Hal ini seperti terjadi
di masyarakat Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan
Semarang Utara yang banyak dari para orang tua yang tidak
55 Amak F.Z., Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, Bandung, PT Al-Maarif, Cet. 1, 1976, hlm. 146-147
-
38
melaksanakan kewajiban memberikan nafkah pendidikan anak mereka.
Padahal secara ukuran pendapatan, para orang tua tersebut memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nafkah pendidikan anak-anak
mereka. Namun hal itu, urung dilakukan oleh para orang tua di Desa
Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota
Semarang.
-
39
BAB III
GAMBARAN UMUM FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN NAFKAH PENDIDIKAN KEPADA
ANAK KANDUNG DI DESA TAMBAK MULYO KELURAHAN
TANJUNG MAS KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA
SEMARANG
A. Gambaran Umum Geografis Masyarakat Desa Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang
Desa Tambak Mulyo atau dulunya juga disebut dengan nama Desa
Tambak Lorok merupakan salah satu wilayah yang berada di bawah
administrasi pemerintahan Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang
Utara Kota Semarang yang membawahi dua wilayah perkampungan. Satu
perkampungan lain yang berada di bawah wilayah Kelurahan Tanjung Mas
adalah Sidodadi.1
1. Adapun batas-batas wilayah di Desa Tambak Mulyo Keluran Tanjung Mas
Kec. Semarang Utara Kota Semarang yaitu:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Demak.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Semarang.
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
1 Kedua wilayah tersebut terpisah oleh jalan alteri. Wilayah Tambak Mulyo lebih dekatdengan wilayah laut daripada wilayah Sidodadi
-
40
Adapun jumlah penduduk Desa Tambak Mulyo Kel.Tanjung Mas yang
terdiri atas 16 RW dari 129 RT terdapat sekitar 13.000 jiwa dengan 2.600
kepala keluarga (KK).2 Pada tahun 2011 laporan Monografi kelurahan
Tanjung Mas Kec. Semarang Utara Kota Semarang.
2. Pada kawasan ini terdapat data yang menyebutkan bahwa jumlah rumah
dengan kriteria:
a. Rumah permanen sebanyak 635 buah.
b. Rumah semi permanen 1.168 buah.
c. Rumah non permanen 1.487 buah.3
Secara ekonomi menunjukkan bahwa masyarakat di sana rata-rata
rumahnya semi permanen dan non permanen yang terbuat dari dindingnya
setengah tembok dan setengah bambu, atapnya terbuat dari genteng maupun
seng atau asbes berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak berlantai (lantai
tanah), dari uraian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa masyarakat di sana
bisa di kategorikan sebagai masyarakat mampu, dalam arti mampu menafkahi
keluarganya khususnya dalam menafkahi pendidikan anaknya.
3. Penduduk menurut agama di kelurahan Tanjung Mas.
Dalam bidang agama Desa Tambak mulyo kelurahan Tanjung Mas
adalah mayoritas penduduknya beragama islam, tetapi dalam kerukunan umat
beragamanya sangat terjaga dengan baik antara agam yang satu dengan yang
lainnya, hal itu dapat dilihat pada monografi Desa Tambak Mulyo Kelurahan
Tanjung Mas tahun 2011.
2 Dikutip dari data monografi Kelurahan Tanjung Mas Tgl 20 Februari 2012.3 http://eprints.undip.ac.id/21600/ diakses tanggal 14 Desember 2011.
http://eprints.undip.ac.id/21600/ -
41
a. Islam : 21582
b. Khatolik : 7324
c. Protestan : 838
d. Hindu : 315
e. Budha : 271
f. Konghuchu : -
4. Banyaknya tempat peribadatan di Kelurahan Tanjung Mas.
Adapun untuk menampung kegiatan bagi para penganut agama dan
kepercayaan, di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas tersedia 4
tempat peribadatan, rinciannya dapat dilihat sebagai berikut:
a. Masjid : 12 buah
b. Surau/Musolla/Langgar : 28 buah
c. Gereja Protestan : 1 buah
d. Gereja Katolik : 2 buah
e. Kuil/Vihara : -
f. Pura : -
g. Klenteng : -
5. Ditinjau dari tingkat pendidikannya di Kelurahan Tanjung Mas.
a. Belum Sekolah : 1787 orang
b. Tidak tamat SD/sederajat : 3741 orang
c. Tamat SD/sederajat : 1217 orang
d. Tamat SLTP/sederajat : 899 orang
e. Tamat SLTA/sederajat : 664 orang
-
42
f. Tamat akademi/sederajat : 197 orang
g. Tamat pergpuruan tinggai/sederajat : 84 orang
h. Buta huruf : 31 orang
Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas, apabila di tinjau dari aspek pendidikannya maka
terlihat bahwa jumlah yang tamat SD atau tidak tamat SD terlihat tampak
paling banyak di banding yang tamat SMA atau yang lainnya. Hal ini perlu
perhatian bagi masyarakat yang tidak memberikan nafkah pendidikan kepada
anak kandungnya, khususnya para orang tua di Desa Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas agar lebih peduli lagi pada anaknya untuk mengasih
semangat agar mau sekolah yang lebih tinggi lagi.
6. Penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Tanjung Mas.
a. Petani Sawah : -
b. Nelayan : 2345 orang
c. Pengusaha Sedang/Besar : 12 orang
d. Pengrajin/Industri Kecil : 11 orang
e. Buruh Industri : 5287 orang
f. Buruh Bangunan : 4107 orang
g. Buruh Pertambangan : -
h. Buruh Perkebunan : -
i. Pedagang : 560 orang
j. Pengangkutan : 278 orang
k. Pegawai Negeri Sipil : 816 orang
-
43
l. ABRI : 105 orang
m. Pensiunan (ABRI/PNS) : 361 orang.4
Dari data di atas menunjukkan bahwa masyarakat Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas sebagian besar bekerja sebagi nelayan dan buruh
industri di banding profesi yang lainnya.
Sebagai wilayah yang berdekatan dengan pantai, Kelurahan Tanjung
Mas memiliki nilai penting bagi sumber pendapatan daerah. Sebab di sinilah
terdapat pelabuhan Tanjung Mas yang menjadi pintu masuk perdagangan
maupun transportasi manusia dari dan menuju kota Semarang. Selain sebagai
wilayah pelabuhan, Kelurahan Tanjung Mas juga dikenal sebagai wilayah
nelayan, khususnya di Desa Tambak Mulyo atau Tambak Lorok. Di wilayah
ini, mata pencaharian penduduknya didominasi oleh aktifitas nelayan.
Kondisi saat ini menunjukkan tinggi permukaan tanah maksimal di
kawasan Kelurahan Tanjung Mas adalah 0,50 m di atas permukaan air laut,
sementara rata-rata tinggi genangan air pasang maksimal adalah 0,40 - 0,60 m.
Berdasarkan penzoningan wilayah pantai Kota Semarang, kawasan Kelurahan
Tanjung Mas termasuk pada Zona Amblesan > 0,20 m per tahun. Sementara
berdasarkan keterangan penduduk setempat (Tambak Mulyo), diperoleh
informasi bahwa tinggi penurunan yang terjadi adalah antara 0,15 hingga 0,25
m per tahun. Akibat adanya penurunan tanah tersebut adalah seringnya air rob
yang masuk ke dalam wilayah perkampungan setinggi 60 cm hingga 1 meter.
Hal tersebut telah menyebabkan 22 Kepala Keluarga memilih untuk
4 Dikutip dari data monografi Kelurahan Tanjung Mas Tgl 20 Februari 2012.
-
44
mengungsi ke tempat lain.5 Bahkan pada akhir Januari, tepatnya tanggal 25
Januari 2012, banjir akibat meluapnya air laut telah melanda kawasan Tambak
Mulyo yang menyebabkan beberapa rumah penduduk mengalami kerusakan
yang lumayan parah.6
Bahkan menurut perhitungan matematis, sebagaimana disiarkan dalam
acara Trans 7, dalam jangka waktu 3 hingga 5 tahun Desa Tambak Mulyo
diperkirakan akan tenggelam apabila tidak segera dilakukan pembenahan
terkait dengan kondisi tanah. Selain permasalahan tanah, masalah ekonomi
juga menjadi salah satu masalah penting dalam kehidupan masyarakat Desa
Tambak Mulyo. Meski berdekatan dengan pelabuhan nasional, hal tersebut
ternyata tidak mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. Maka tidak
mengherankan manakala penduduk Desa Tambak Mulyo lebih didominasi
oleh nelayan miskin.7
7. Keadaan Sosial Keagamaan dan Sosial Kebudayaan.
Data menurut Biro Pusat Statistik Kelurahan Tanjung Mas tahun 2011
menunjukan bahwa jumlah penduduk di kelurahan Tanjung Mas kecamatan
Semarang Utara Kota Semarang, sekitar 13.000 jiwa. Dan 21582 diantaranya
beragama Islam, penduduk yang beragama katolik 7324 orang, Protestan 838
orang, Hindu 315 orang, dan Budha 271 orang dan konghucu tidak ada.
5 Sebagaimana diberitakan dalam Antara, 8 Desember 2008, dikutip darihttp://www.antaranews.com/view/?i=1228688606&c=WBM&s= diakses tanggal 14 Desember2011.
6 Lihat dalam Ombak Besar Rusak Rumah Warga Tambak Lorok, Suara Merdekasebagaimanadikutipdari http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/25/107696/ Ombak-Besar Rusak-Rumah-Warga-Tambaklorok- diakses tanggal 27 Januari 2012.
7 Sebagaimana disajikan dalam Indonesiaku episode 085 Trans 7, dapat juga dilihat dalamhttp://www.mytrans.com/video/2265/tambak-lorok-kampung-nelayan-miskin-kota-semarang/diakses tanggal 29 Pebruari 2012.
http://www.antaranews.com/view/?i=1228688606&c=WBM&shttp://www.mytrans.com/video/2265/tambak-lorok-kampung-nelayan-miskin-kota-semarang/ -
45
Masyarakat kelurahan Tanjung Mas pada umumnya beragama Islam.
Masyarakat Semarang Utara sangat menjunjung kerukunan antar umat
beragama, etnis keturunan dan pemerintah. Bukti lain dari indikasi tersebut
juga dapat dilihat dari sarana peribadatan yang terdapat di Kec. Semarang
Utara. Serta banyaknya jumlah masyarakat keturunan warga negara asing
yang berdomisili dikabupaten Semarang Utara dan beranak pinak hingga
menjadi suatu perkampungan.
Bedasarkan hasil observasi penulis, kehidupan keagamaan yang kuat
mendominasi perilaku sosial budaya masyarakat di Desa Tambak Mulyo Kec.
Semarang Utara. Hal tersebut terbukti dengan sifat dan karakteristik yang
telah mengakar yaitu:
Solidaritas yang tinggi dan toleransi
Patuh terhadap ulama dan orang yang dituakan
Gotong royong dan kekeluargaan
Kepercayaan yang kuat dan patuh terhadap Islam sebagai ciri
masyarakat agamis
. Masyarakat Tambak Mulyo Kec. Semarang Utara masih dipengaruhi
oleh ajaran kepercayaan yang mistik masih relatif tinggi, hal itu dapat dilihat
dari tradisi tahunan masyarakat Semarang Utara dalam Berbagai upacara adat,
seperti upacara sedekah laut, sedekah bumi yang di laksanakan satu tahun
sekali dengan membuang kepala kerbau di laut dan membawa nasi janganan
-
46
jadah pasar, tujuannya agar bekerjanya di beri kelancaran rizki yang melimpah
dan keselamatan dalam beraktifitas.8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua Tidak Memberikan
Nafkah Pendidikan Kepada Anak Kandung di Desa Tambak Mulyo
Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang
1. Deskripsi Informan Penelitian
Masyarakat yang menjadi sampel (informan) dalam penelitian ini
adalah masyarakat nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung
Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang yang mempengaruhi
orang tua tidak memberikan nafkah pendidikan kepada anak. Jumlah
masyarakat yang tidak memberikan kewajiban nafkah pendidikan anak di
Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara
mencapai sekitar 40 keluarga. Namun yang memberikan izin dan bersedia
dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya 15 keluarga di antaranya
adalah: Bpk Usmadi, Budi Supriyatin, Sudaryanto, Chusnul Hadi, Sunardi,
Agus Supriyanto, Mustofa, Budi Ari Wibowo, Soebowo, Ahmad Arifin,
Dawan, Maskuri(Cerai Mati), Senapun, Suhartono, Marni, sedangkan
sebanyak 25 keluarga tidak mau memberikan izin untuk menjadi informan
penelitian.
Dari ke-15 keluarga yang menjadi informan, mencapai 33 anak
dari informan yang tidak diberikan nafkah pendidikan oleh orang tuanya,
8 Dikutip dari data Monografi Kelurahan Tanjung Mas Tgl 20 Februari 2012.
-
47
namun penulis hanya mengambil 15 anak dari beberapa keluarga informan
saja, kebanyakan anak dari informan memiliki tingkat pendidikan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dengan jumlah informan sebanyak 8
orang, tingkat pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
sebanyak 4 orang, dan tingkat Sekolah Dasar (SD) sebanyak 3 orang.
Berikut ini tabulasi informan berdasarkan tingkat pendidikannya:
Tabel I
Klasifikasi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Nama Umur Tingkat Pendidikan
1 Bellinda 17 SD
2 Fauzi 18 SD
3 Dwi Fajar. S 26 SD
4 Fahri Ardiyansah 14 SLTP
5 Subiyanto 28 SLTP
6 Hafidz 22 SLTP
7 Nur Muhamad 23 SLTP
8 Puspita 26 SLTP
9 Pradema 20 SLTP
10 Emi kustiyaningsih 17 SLTP
11 Ahmad Dawam 19 SLTP
12 Mustadim 33 SLTA
13 Alrifki. F. W. 15 SLTA
14 Turmudi 18 SLTA
-
48
15 Rudy bagus 24 SLTA
Dari keterangan tabel di atas adalah hanya sebagian anak dari
keluarga informan saja, kalau penulis persentasekan sesuai dengan tingkat
pendidikannya yaitu: lulusan SD 20,0%, SLTP 3,3%, SLTA 26,7%.
Adapun dalam tingkat pendidikan anak di Desa Tambak Mulyo Kelurahan
Tanjung Mas sangat minim sekali, hal itu terlihat dalam minimnya
pendapatan ayah dalam bekerja bagi ayah yang tidak memiliki perahu
sendiri, padahal anaknya ingin melanjutkan pendidikannya yang lebih
tinggi lagi, tapi pada kenyataannya asumsi tersebut malah terbalik dengan
ayah yang memiliki perahu sendiri dan berpenghasilan banyak, akan tetapi
anaknya malah tidak mau melanjutkan sekolah, asumsi mereka sekolah
hanya sebatas baca, tulis dan hitung saja, karena di masyarakat sana ada
yang pendidikannya sampai sarjana namun pada kenyataannya masih sulit
mencari kerja, hal itu memperkuat anak dan orang tua untuk tidak
melanjutkan sekolahnya.
Masyarakat nelayan di Desa Tambak Mulyo Kelurahan Tanjung
Mas tidak seluruhnya memiliki perahu sendiri, ada beberapa nelayan yang
tidak memiliki perahu sendiri. Begitu pula dari masyarakat yang menjadi
informan penelitian ini tidak seluruhnya memiliki perahu. Dari ke-15
informan, sebanyak 4 orang tidak memiliki perahu sendiri sedangkan
sebanyak 11 telah memiliki perahu sendiri. Berikut ini tabulasi informan
berdasarkan kepemilikan perahu:
-
49
Tabel II
Klasifikasi Keluarga Informan Berdasarkan Kepemilikan Perahu
No Kepemilikan Perahu Jumlah Persentase (%)
1 Memiliki perahu 11 73,3
2 Tidak memiliki perahu 4 26,7
Dari ke-11 orang informan yang memiliki perahu, ada yang
memiliki perahu yang lebih dari satu buah yakni sebanyak 4 orang. Satu
dari 3 orang tersebut memiliki tiga buah perahu dan lebih dari 3 perahu,
sedangkan 2 orang memiliki dua perahu.
Dalam melaut, ada nelayan yang melakukan seorang diri dan ada
juga yang melakukannya secara bersama-sama. Selain itu, ada nelayan
yang ikut dengan orang lain (buruh nelayan/jurag) serta ada juga nelayan
yang tidak melaut dan hanya menyewakan perahunya kepada orang lain.
Berdasarkan dari proses melaut, informan penelitian dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
Tabel III
Klasifikasi Informan Berdasarkan Cara Melaut
No Cara Melaut Jumlah Persentase (%)
1 Melaut Sendiri 2 13,3
2 Menyewakan perahu dan bagi hasil 3 20,0
3 Buruh nelayan/jurag 4 26,7
-
50
4 Melaut bersama (bergiliran) 6 40,0
Usaha melaut yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Tambak
Mulyo meliputi wilayah sekitar Tambak Mulyo hingga wilayah di luar
Kota Semarang, seperti Kaliwungu (Kendal), Batang, hingga Pekalongan.
Jika melaut di sekitar Tambak Mulyo, umumnya dilakukan dalam 1 hari
(langsung pulang). Untuk melaut ke Batang kadang dilakukan selama 3
sampai 4 hari. Sedangkan proses melaut ke luar wilayah yang lumayan
jauh seperti Pekalongan dibutuhkan waktu sekitar satu minggu hingga dua
minggu, tapi semua itu tergantung musiman. Dari lokasi melaut, mayoritas
informan melaut hingga luar wilayah Tambak Mulyo yakni sebanyak 9
orang seringnya hingga Batang dan Pekalongan, 3 orang hingga
Kaliwungu, sedangkan sisanya hanya melaut di sekitar wilayah Tambak
Mulyo. Berikut ini tabulasi informan berdasarkan wilayah melautnya:
Tabel IV
Klasifikasi Informan Berdasarkan Wilayah Melaut
No Wilayah Melaut Jumlah Persentase (%)
1 Batang dan Pekalongan 9 60,0
2 Kaliwungu (Kendal) 3 20,0
3 Sekitar Tambak Mulyo 3 20,0
Dalam melaut, para nelayan memiliki beberapa jenis jala/jaring
yang digunakan untuk menjaring hewan laut. Tidak setiap hari seluruh
-
51
jaring dibawa oleh nelayan. Jenis jaring yang dibawa disesuaikan dengan
target yang ingin didapat sebab ada target yang keberadaannya dapat
ditemukan setiap musim namun ada juga yang hanya bersifat musim-
musim tertentu. Jenis tangkapan yang munculnya tergantung musim
seperti ikan tongkol, urang barat (udang putih yang besar) dan rajungan,
sedangkan untuk tangkapan harian dapat berupa ikan asin, kerang dan
udang kecil (rebon).
Berdasarkan ekonomi informan yang melautnya di Batang,
Pekalongan atau Kendal itu lebih banyak pendapatannya dari pada nelayan
yang melaut di Tambak Mulyo, karena yang melaut di luar Tambak Mulyo
itu berdasarkan informasi dari temannya yang sudah nelayan di daerah
tersebut, bahwa melaut di daerah tersebut saat ini lagi rame
penghasilannya/ikan.
Adapun berdasarkan tingkat pendidikan anak informan yang
melaut di luar Tambak Mulyo yang pendapatannya sangat banyak di
banding informan yang hanya melaut di daerah Tambak Mulyo atau
informan yang hanya menjadi jurag (buruh nelayan), secara tingkat
pendidikan anaknya malah lebih tinggi yang hanya melaut di Tambak
Mulyo yang penghasilannya lebih kecil dari pada informan yang nelayan
di luar Tambak Mulyo, karena pedidikan di sana hanya sebatas baca, tulis
dan hitung saja, kebanyakan asumsi tersebut di dominasi oleh anak
informan yang memunyai penghasilan lebih besar.
-
52
Berdasarkan tingkat ekonomi masyarakat di sana menunjukkan
berpenghasilan minim dalam mendapatkan uang sehari-harinya dalam
melaut, para informan sebagian besar bekerja sebagai nelayan yang
penghasilannya di tentukan dengan musim dalam menangkap ikan, adapun
suami yang tidak memiliki perahu sendiri atau jadi jurag (buruh nelayan)
sebagian besar istrinya membantu bekerja dengan usaha kecil-kecilan agar
dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Hasil perolehan tangkapan dalam satu hari berbeda-beda. Nelayan
yang melaut dalam satu hari terkadang tidak mendapatkan hasil sama
sekali dan paling banyak mendapatkan 2-4 basket9 atau sekitar 100-200
kg. Hasil tersebut merupakan hasil tangkapan yang dilakukan nelayan
secara bekerjasama dengan minimal dua orang nelayan dan maksimal 4
orang nelayan. Apabila nelayan melakukan kegiatan melaut sendirian,
maka hasil maksimalnya sebanyak 25 kg setiap hari.
Tabel V
Klasifikasi Informan Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua dan Tingkat
Pendidikan Anak
No Orang Tua Pekerjaan Nama anak Umur Pendidikan
1
Ayah
Ibu
Usmadi
Sriyatun
BuruhNelayanBuruhPabrik
1. Pradema2. Bellinda
2017
1. SLTP2. SD
2Ayah Budi
SupriyatinNelayan 1. Puspita
2. Hafidz2622
1. SLTP2. SLTP
9 Basket adalah istilah tempat ikan yang telah ditangkap. Ukurannya panjang 1 meter danlebar 0,5 meter dengan tinggi sekitar 20-25 cm berbentuk persegi dengan bagian atas terbuka.Tempat ini dapat menampung ikan dengan bobot sekitar 40-50 kg.
-
53
Ibu EffiKusriyati
PedagangNasi
3. Fauzi 18 3. SD
3
AyahIbu
SudaryantoNurAzizah
NelayanBuruhPabrik
1. Fatkhan2. Lailatussaadah.S
2219
1. SLTP2. SLTA
4
Ayah
Ibu
ChusnulHadiSiti Aminah
BuruhNelayanBuruhPabrik
1. Evi Septiani2. Emi
kustiyaningsih3. Elvana Fitriyani
2217
13
1. SD2. SLTP
3. SD
5
AyahIbu
SunardiMutoharoh
NelayanPedagangIkan(bakulikan)
1. Fahri Ardiyansah 14 1. SLTP
6
Ayah
Ibu
AgusSupriyantoSiti
Zulaikah
Nelayan
IbuRumahTangga
1. Vivi Maharani 15 1. SD
7
Ayah
Ibu
Mustofa
Jumilah
BuruhNelayanBuruhPabrik
1. Mustadim2. Suparno3. Mudah
333023
1. SLTA2. SLTP3. SD
8
Ayah
Ibu
Budi AriWibowoMusyarofah
Nelayan
PedagangNasi
1. Alrifki. F. W 15 1. SLTA
9
AyahIbu
SoebowoS. Sri lestari
NelayanBuruhPabrik
1. Hapsari. S2. Pramita Dewi. A.
P3. Sebastian. A
2725
23
1. SD2. SD
3. SLTP
10
Ayah
Ibu
AhmadArifinHafsari
Nelayan
IbuRumahTangga
1. Ahmad Dawam 19 1. SLTP
11
AyahIbu
DawanMashah
NelayanBuruhPabrik
1. Turmudi2. Wahyu Ningsih
1815
1. SLTA2. SLTP
12
Ayah
Ibu
Maskuri(CeraiMati)Safaatun
Nelayan
BuruhPabrik
1. Subiyanto2. Abdul Wahid3. Supriyanto
282115
1. SD2. SLTA3. SD
13Ayah Senapun Buruh
Nelayan1. Rondonah2. Nur Muhamad
2823
1. SD2. SLTP
-
54
Ibu Musripah Pedagang(bakulikan)
3. Nur Kasanah 21 3. SLTA
14
AyahIbu
SuhartonoKhotijah
NelayanBuruhPabrik
1. Ika Haryanti2. Dwi Fajar. S3. Achmad Saifudin
282620
1. SD2. SD3. SLTP
15
AyahIbu
MarniFarida
NelayanBuruhPabrik
1. Yazuri2. Rudy bagus
3224
1. SLTA2. SLTP
Tabel VI
Klasifikasi Informan Berdasarkan Pekerjaan Dan Penghasilan Isteri
Dalam Satu Bulan
NO Penghasilan Isteri Penjual nasi/bakul ikan Ibu rumah tangga
1 LemburTidak
lemburNasi Bakul ikan -
2 1.600.000800.000-
950.000700.000 2.000.000 -
Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa para isteri nelayan di
Desa Tambak Mulyo di dominasi oleh ibu yang bekerja sebagai buruh
pabrik di banding yang lainnya, adapun menurut penghasilannya ibu yang
bekerja di pabrik kalau lembur berkisar antara 1.600.000,-, adapun kalau
yang tidak lembur di sesuaikan UMR Kota Semarang, kira-kira sekitar
800.000,- sampai 950.000,-, penjual nasi 750.000, bakul ikan 2.000.000.
Adapun para suami di Tambak Mulyo sebagian besar bekerja sebagai
nelayan, dan sebagian para suami di sana ada yang di bantu oleh isterinya
bekerja sampingan, seperti: penjual nasi, buruh pabrik, penjual ikan (bakul
-
55
ikan/rajungan). itu artinya masyarakat Desa Tambak Mulyo Kelurahan
Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang secara ekonomi
top related