jtptunimus-gdl-purwinasih-5880-2ygkggjhvkhghjblhjbklkjhmn-13.bab-i

Post on 15-Sep-2015

5 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

bgkhbkjhjhkhkhjhk

TRANSCRIPT

  • 12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Tinjauan teori

    1. Perilaku

    a. Pengertian

    Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

    yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,

    berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

    sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

    perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

    yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak

    luar (Notoatmodjo, 2010, p.20).

    Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap

    stimulus (rangsangan dari luar) Skiner, 1938 ; Notoatmodjo, 2010, p.

    20)

    b. Bentuk respons

    Perilaku manusia terjadi melalu proses : Stimulus Organisme

    Respons, sehingga teori oleh Skiner ini disebut teori S-O-R

    (stimulus organisme respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan

    adanya dua jenis respons, yaitu :

  • 13

    1) Respondent respons atau reflexive

    Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan rangsangan (stimulus)

    tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan

    respons respons yang relatif tetap.

    2) Operant respons atau instrumental respons

    Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh

    stimulus atau forcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi

    untuk memperkuat respons.

    c. Macam macam perilaku

    Pengelompokkan perilaku manusia berdasarkan teori S-O-R

    menjadi dua, yaitu :

    1) Perlaku tertutup (covert behavior)

    Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

    masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.

    Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,

    perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang

    bersangkutan. Bentuk unobservable behavior atau covert

    behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

    2) Perilaku terbuka (overt behavor)

    Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

    sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari

    luar atau observable behavior

  • 14

    d. Domain perilaku

    Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan

    membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah, atau domain perilaku ini,

    yakni kognitif (cognitive), afektif (affektive) dan psikomotor

    (psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga

    domain ini, diterjemahkan ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan

    karsa (psikomotor).

    Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian

    domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis,

    dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku sebagai berikut

    (Notoatmodjo, 2010, p.26) :

    1) Pengetahuan

    a) Tahu (know)

    Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

    telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

    b) Memahami (comprehension)

    Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

    tersebut, tidak sekedar dapat meyebutkan, tetapi orang tersebut

    harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek

    yang diketahui tersebut.

    c) Aplikasi (application)

    Aplikasi diartikan apabila orag yang telah memahami objek

  • 15

    yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

    prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

    d) Analisis (analysis)

    Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

    atau memisahkan, kemudian mencri hubungan antara

    komponenkomponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

    objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

    itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang

    tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

    mengelompokan, membuat diagram terhadap pengetahuan atas

    objek tersebut.

    e) Sintesis (syntesis)

    Sintesis menunjuk kemampuan seseorang untuk merangkum

    atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

    komponenkomponen pengethuan yang dimiliki.

    f) Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu.

    Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria

    yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di

    masyarakat.

  • 16

    2) Sikap

    a) Pengertian

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

    seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo,

    2007, p.142). Chambell (1950) mendefinisikan sangat sederhana

    yaitu An individuals attitude is syndrome of response

    consistency with regard to object (Notoatmodjo, 2010, p.29).

    Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan

    bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

    bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu

    (Notoatmodjo, 2010, p.29)

    b) Komponen sikap

    Rosenberg dan Hovland (1960; Ajzen, 1988) mendefinisikan

    konstrak kognisi, afeksi, dan konasi sebagai tidak menyatu

    langsung ke dalam konsepsi mengenai sikap. Pandangan ini

    dinamakan tripartie model, menempatkan ketiga komponen

    afeksi, kognisi, dan konasi sebagai faktor pertama dalam suatu

    model hirarkis. Ketiganya didefinisikan tersendiri dan kemudian

    dalam abstraksi yang lebih tinggi membentuk konsep sikap

    sebagi faktor tunggal jenjang kedua (Azwar, 2010, p.7)

    (1) Komponen kognitif

    Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai

    apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap.

  • 17

    Sekalipun kepercayaan telah terbentuk, hal ini akan menjadi

    dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang

    diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian, interaksi

    kita dengan pengalaman dimasa yang akan datang serta,

    prediksi kita mengenai pengalaman tersebut akan

    mempunyai arti dan keteraturan. Tanpa adanya sesuatu

    yang kita pasti menjadi terlampau kompleks untuk dihayati

    dan sulit untuk ditafsirkan artinya. Kepercayaan yang

    menyederhanakan dan mengatur apa yang kita lihat dan kita

    temui (Azwar, 2010, p.25)

    (2) Komponen afektif

    Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif

    seseorang terhadap objek sikap. Secara umum, komponen

    ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap

    sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali

    sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

    Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini

    banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita

    percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek yang

    dimaksud (Azwar, 2010, p.26-27)

    (3) Komponen perilaku

    Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur

    sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan

  • 18

    berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan

    objek sikap yang dihadapinya. Hal ini berkaitan dengan

    dasar asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak

    mempengaruhi perilaku.

    Ketiga komponen ini saling berinteraksi, para ahli

    Psikologi Sosial sebagian besar beranggapan bahwa

    ketiganya selaras dan konsisten, dikarenakan apabila

    dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka

    ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang

    seragam. Secara barsama-sama membentuk sikap yang utuh

    (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

    pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang

    peranan penting. (Azwar, 2010, p.28)

    c) Tingakatan sikap

    (1) Menerima (receiving)

    Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

    memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

    (2) Merespon (responding)

    Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

    menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

    dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

    pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas

  • 19

    dari pekerjaan itu benar atau salah adalah orang menerima

    ide tersebut.

    (3) Menghargai (valuing)

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

    mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat

    ketiga.

    (4) Bertanggung jawab (responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

    dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang

    paling tinggi.

    3) Tindakan atau praktik

    Sikap belum terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya

    tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana

    dan prasarana. Praktik atau tidakan ini dapat dibedakan menjadi 3

    tingkatan menurut kualitasnya yakni :

    (1) Praktik terpimpin (guided response)

    Apabila subjek atau seeorang telah melakukan sesuatu tetapi

    masih tergantung pada tetapi masih tergantung pada tuntunan

    atau menggunakan panduan.

    (2) Praktik secara mekanisme (mechanism)

    Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau

    mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut

    praktik atau tindakan mekanis.

  • 20

    (3) Adopsi (adoption)

    Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah

    berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar

    rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan

    modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

    e. Faktor yang mempengaruhi perilaku

    1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors)

    Merupakan faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan

    nilai-nilai dan juga variasi demografi, seperti : status, umur, jenis

    kelamin dan susunan. Faktor ini bersifat dari dalam diri individu

    tersebut.

    a) Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

    Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

    besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

    Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

    penting untuk terbentuknya perilaku yang didasari oleh

    pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak

    didasari oleh pengetahuan. Di dalam diri orang terebut terjadi

    proses yang berurutan, (Notoatmodjo, 2003, p.128) yaitu :

  • 21

    (1) Awarenes (kesadaran)

    Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

    terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

    (2) Interest (merasa tertarik)

    Tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap

    subjek sudah mulai timbul.

    (3) Evaluation (menimbang-nimbang)

    Menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus

    tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah

    lebih baik lagi

    (4) Trial

    Subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesua apa yang

    dikehendaki oleh stimulus.

    (5) Adoption

    Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

    kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

    b) Keyakinan

    Keyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau objek

    benar atau nyata. Kebenaran adalah kata-kata yang sering

    digunakan untuk mengungkapkan atau mensyaratkan keyakinan

    agar terjadi perubahan perilaku.

    (1) Seseorang harus yakin bahwa kesehatannya terancam.

  • 22

    (2) Orang tersebut harus merasakan potensi keseriusan kondisi

    itu dalam bentuk nyeri atau ketidaknyamanan, kehilangan

    waktu untuk bekerja, dan kesulitan ekonomi.

    (3) Dalam mengukur keadaan tersebut, orang yang

    bersangkutan harus yakin bahwa menfaat yang berasal dari

    perilaku sehat melebihi pengeluaran yang harus dibayarkan

    dan sangat mungkin dilaksanan serta berada dalam

    kapasitas jangkauannya.

    (4) Harus ada isyarat kunci yang bertindak atau sesuatu

    kekuatan pencetus yang membuat orang itu merasa perlu

    mengambil keputusan tindakan.

    c) Nilai

    Secara langsung bahwa nilai-nilai perseorangan tidak dapat

    dipisahkan dari pilihan perilaku. Konflik dalam hal nilai yang

    menyangkut kesehatan merupakan satu dari dilema dan

    tantangan penting bagi para penyelenggara pendidikan

    kesehatan.

    d) Sikap

    Kata paling samar namun paling sering digunakan di dalam

    kamus ilmu-limu perilaku. Sikap merupakan kecenderungan

    jiwa atau perasaan yang relatif tetap terhadap kategori tertentu

    dari objek, atau situasi.

  • 23

    2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)

    Merupakan faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan

    fisik, termasuk di dalamnya adalah berbagai macam sarana dan

    prasarana, misal : dana, transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah

    dan lain sebagainya.

    a) Sarana

    Segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang

    berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan

    pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang

    berhubungan dengan organisasi kerja.

    b) Prasarana

    Penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di

    dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak

    tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat

    mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

    (1) Dana merupakan bentuk yang paling mudah

    yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai ekonomi dan

    karena dana atau uang dapat dengan segera dalam bentuk

    barang dan jasa.

    (2) Transprotasi adalah pemindaian manusia, hewan atau

    barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan

    menggunakan sebuah wahana yang digunakan untuk

  • 24

    memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-

    hari.

    (3) Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah

    upaya dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai

    suatu tujuan.

    (4) Kebijakaan pemerintah adalah yaitu suatu aturan yang

    mengatur kehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku

    mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi

    sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang

    mempunyai tugas menjatuhkan sanksi.

    3) Faktor-faktor pendukung (reinforcing factors)

    Faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

    tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas

    kesehatan, undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat

    maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.

    a) Sikap

    Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, dan merasa

    dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan

    perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku

    dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap

    boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau

    kelompok.

  • 25

    b) Tokoh masyarakat

    Orang yang dianggap serba tahu dan mempunyai pengaruh

    yang besar terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak-

    tanduknya merupakan pola aturan patut diteladani oleh

    masyarakat.

    c) Tokoh agama

    Panutan yang mempresentasikan kegalauan umatnya dan

    persoalan yang sudah dianggap oleh para tokoh agama

    menjadi perhatian untuk diselesaikan dan dicarikan jalan

    keluarnya.

    d) Petugas kesehatan

    Merupakaan tenaga profesional, seyogyanya selaku

    menerapkan etika dalam sebagian besar aktifitas sehari-hari.

    Etika yang merupakan suatu norma perilaku atau bisa

    disebut dengan azaz moral, sebaiknya selalu dijunjung dalam

    kehidupan bermasyarakat kelompok manusia.

    2. Dukungan sosial

    Dukungan sosial sangat diperlukan terutama pada wanita hamil di usia

    kurang dari 20 tahun yang kondisinya sudah sangat labil dalam menjalani

    kehamilannya. Individu yang termasuk dalam memberikan dukungan

    social meliputi pasangan (suami/istri), orang tua, anak, sanak keluarga,

    teman, tim kesehatan, atasan dan konselor.

  • 26

    a. Konsep dukungan sosial

    Beberapa pendapat mengatakan bahwa dukungan sosial terutama

    dalam konteks hubungan yang akrab atau kualitas hubungan

    perkawinan dan keluarga barangkali merupakan sumber dukungan

    social yang penting (Rodin dan Salovey, 1989 dikutip oleh Nursalam,

    2009, p. 28).

    b. Pengertian dukungan sosial

    Menurut Rook (1985) dukungan sosial sebagai salah satu

    diantara fungsi pertalian/ikatan sosial,menurut Ritter (1988) segi

    fungsionalnya meliputi dukungan emosional, mendorong adanya

    ungkapan perasaan memberi nasihat atau informasi, pemberian

    bantuan material (Nursalam, 2009 p. 28).

    Menurut Schwerzer dan Leppin (1994) sebagai fakta yang

    sebenarnya sebagai/kognisi individual atau dukungan yang dirasakan

    melawan dukungan yang diterima. Sedangkan menurut Gottlieb

    (1983) dukungan social terdiri atas informasi atau nasihat verbal dan

    atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh

    keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan

    mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak

    penerima (Nursalam, 2009, p. 28).

    c. Jenis dukungan sosial

    Menurut Depkes (2002) membedakan empat jenis atau dimensi

    dukungan sosial menjadi:

  • 27

    1) Dukungan informasional

    Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap

    orang yang bersangkutan.

    2) Dukungan penghargaan

    Terjadi lewat ungkapan hormat/pengahrgaan positif untuk orang

    lain itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau

    perasaan individu dan perbandingan positif orang itu dengan orang

    lain.

    3) Dukungan instrumental

    Mencakup bantuan langsung, misalnya orang memberi pinjaman

    uang kepada orang yang membutuhkan atau menolong dengan

    memberi pekerjaan pada orang lain yan tidak punya pekerjaan.

    4) Dukungan emosional

    Mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan dan informasi

    serta petunjuk (Nursalam, 2009, p. 28-29).

    d. Hubungan dukungan sosial dengan sosial dengan kesehatan

    Menurut Gottlieb (1983) terdapat pengaruh dukungan sosial terhadap

    kesehatan tetapi bagaimana hal itu bisa terjadi? Penelitian terutama

    memusatkan pengaruh dukungan sosial pada stres sebagai variable

    penengah dalam perilaku kesehatan dan hasil kesehatan. Dua teori

    pokok diusulkan, hipotesis penyangga (buffer hypothesis) dan

    hipotesis efek langsung (direct effect hypothesis).

  • 28

    Menurut hipotesis penyangga dukungan sosial

    mempengaruhi kesehatan dan melindungi orang itu terhadap efek

    negatif dan stres berat. Fungsi yang bersifat melindungi ini hanya

    atau terutama efektif jika orang itu mengalami stres yang kuat.

    Dalam stres yang rendah terjadi sedikit atau tidak ada penyangga

    bekerja dengan dua orang. Orang-orang dengan dukungan sosial

    tinggi mungkin akan kurang menilai situasi penuh stres (mereka

    akan tahu bahwa mungkin akan ada seseorang yang dapat

    membantu mereka). Orang-orang degan dukungan sosial tinggi

    akan merubah respon mereka terhadap sumber stres missal pergi ke

    seorang teman untuk membicarakan masalahnya.

    Hipotesis efek langsung berpendapat bahwa dukungan

    sosial itu bermanfaat bagi kesejahteraan dan kesehatan, tidak

    peduli banyaknya stres yang dialami orang-orang menurut

    hipotesis ini efek dukungan sosial yang positif sebanding dibawah

    intensitas stres tinggi dan rendah.

    e. Dimensi dukungan sosial

    Menurut Jacobson (1986) dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal:

    1) Emotional support, meliputi : perasaan nyaman, dihargai, dicintai,

    dan diperhatikan.

    2) Cognitif support, meliputi : informasi pengetahuan dan nasihat.

    3) Material support, meliputi : bantuan/pelayanan berupa sesuatu

    barang dalam mengatasi suatu masalah (Nursalam, 2009, p.30)

  • 29

    3. Dukungan suami

    a. Pengertian suami

    Suami adalah pemimpin dan pelindung bagi istrinya, maka

    kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik, mengarahkan serta

    mengertikan istri kepada kebenaran, kemudian membarinya nafkah

    lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Suparyanto,

    2011)

    Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa suami

    adalah pria yg menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri) yg

    telah menikah. Suami adalah pasangan hidup istri (ayah dari anak-

    anak), suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam

    suatu keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting,

    dimana suami sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah

    akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai kebijakan yang

    akan di putuskan termasuk merencanakan keluarga (KBBI, 2008).

    b. Peran atau dukungan suami

    Peran adalah perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh

    orang yang berkedudukan di masyarakat (KBBI, 2008). Peran juga

    merupakan suatu kumpulan norma untuk perilaku seseorang dalam

    suatu posisi khusus, seperti seorang istri, suami, anak, guru, hakim,

    dokter, perawat, rohanian, dan sebagainya (Suparyanto, 2011).

  • 30

    Jadi yang dimaksud dengan peran suami adalah perangkat

    tingkah yang dimiliki oleh seorang lelaki yang telah menikah, baik

    dalam fungsinya di keluarga maupun di masyarakat.

    c. Bentuk dukungan suami

    Orang terdekat ketika seorang wanita sedang hamil adalah suami.

    Untuk meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil suami sebagai

    pasangan mempunyai peran yang sangat penting. Berikut adalah

    bentuk peran suami dalam meningkatkan kesehatan istri yang sedang

    hamil (BKKBN, 2008, p.25-26)

    1) Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.

    2) Merencanakan bersama istri untuk menentukan jumlah anak yang

    diinginkan.

    3) Menginformasikan keluhan kehamilan dan riwayat kehamilan

    kepada petugas pemeriksaan kehamilan.

    4) Mengajak dan mengantarkan istri untuk memeriksakan kehamilan

    ke fasilitas kesehatan terdekat minimal 4 kali selama kehamilan.

    5) Memenuhi kebutuhan gizi istri

    6) Mempersiapkan biaya pemeriksaan kehamilan pada tenaga

    kesehatan.

    7) Mengetahui dan mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan.

    8) Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan bila terjadi gangguan

    kesehatan kehamilan dan janin.

  • 31

    9) Menentukan tempat persalinan sesuai dengan kemampuan dan

    kondisi daerah.

    4. Kehamilan

    a. Pengertian

    Proses kehamilan merupakan mata rantai yang saling

    berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi

    migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan partumbuhan

    zigot, terjadi nidasi (implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta

    dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 1998,

    p.95). Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

    bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2006,

    p.89).

    b. Tanda dan gejala kehamilan

    Wanita hamil yang sedang hamil pasti mempunyai tanda dan gejala

    yang mengindikasikan bahwa wanita tersebut benar-benar hamil.

    Dalam hal ini tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu

    (Sulistyawanti, 2009, p.45):

    1) Tanda-tanda persumtif

    Indikator dari tanda persumtif adalah karakteristik perubahan

    fisiologis yang mungkin terjadi pada saat kehamilan yaitu :

  • 32

    a) Amenorea (tidak dapat haid)

    Wanita harus mengetahui tanggal haid pertama haid terakhir

    (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

    tanggal persalinan (TTP).

    b) Nausea and vomoting (mual dan muntah)

    Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga

    akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari,

    disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah

    terlalu sering disebut hiperemesis.

    c) Mengidam (ingin makanan khusus)

    Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu

    terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.

    d) Tidak tahan suatu bau-bauan

    e) Pingsan

    Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

    f) Anoreksia (tidak ada selera makan)

    Hanya berlangsung pada terimester pertama kehamilan,

    kemudian nafsu makan akan timbul kembali.

    g) Fatigue (lelah)

    h) Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan

    pengaruh esrogen dan progesteron yang merangsang duktus

    dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery terlihat lebih

    membesar.

  • 33

    i) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

    membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua

    kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali, karena

    kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

    j) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh

    pengaruh hormon steroid.

    k) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid

    plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola

    payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).

    l) Epulis : hipertofi dari papil gusi.

    m) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis,

    dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.

    2) Tanda-tanda kemungkinan hamil

    Indikator mungkin hamil adalah karakteristik fisik yang bisa dilihat

    atau sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam

    perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis

    tanda dan gejala kehamilan diatas mungkin ditemukan pada kondisi

    yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai indikator

    positif suatu kehamilan. Tanda-tanda mungkin mungkin adalah

    sebagai berikut (Sulistyawanti, 2009, p.48):

    a) Perut membesar

    b) Uterus membesar : terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

    konsistensi dari rahim.

  • 34

    c) Tanda Hegar

    d) Tanda Chadwick

    e) Tanda Piscaseck

    f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang= Braxton Hicks

    g) Teraba Ballotement

    h) Reaksi kehamilan positif

    3) Tanda pasti hamil (tanda positif)

    Indikator pastii kehamilan adalah penemuan keberadaan jenin

    secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi

    kesehatan yang lain :

    a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa, atau diraba, juga

    bagian-bagian janin.

    b) Denyut jantung janin :

    (1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

    (2) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler

    (3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram

    (4) Dlihat pada ultrasonografi

    (5) Terlihat tulang tulang janin dalam foto-rontgen

    (Sulistyawanti, 2009, p.49)

  • 35

    c. Perubahan fisiologik wanita hamil

    Pada wanita hamil akan terjadi perubahan pada tubuh yang bersifat

    fisiologis. Hal ini adalah karena tubuh menyesuaikan dengan kondisi

    kehamilan yang sedang terjadi. Perubahan fsiologik yang terjadi

    adalah :

    1) Uterus

    Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah

    pengaruh estrogen dan progesterone yang kadarnya meningkat

    (Saifudin, 2009, p.175). Otot polos rahim mengalami

    hyperplasia dan hipertropi, disamping itu serabut-serabut

    kolagen yang menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar

    estrogen sehingga uterus menjadi lebih besar, lunak, dan dapat

    mengikuti pertumbuhan janin (Sarwono, 2005, p.89).

    2) Servik

    Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena

    hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak

    jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan

    ikat, hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini

    banyak mengandung estrogen. Akibat kadar estrogen meningkat

    dan dengan adanya hiper vaskularisasi maka konsistensi serviks

    menjadi lebih lunak (Saifudin, 2009, p.177).

  • 36

    3) Vagina dan vulva

    Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina.

    Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah

    atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks

    disebut tanda chadwick (Sarwono, 2005, p.95)).

    4) Ovarium (indung telur)

    Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung

    korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai

    terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

    Kejadian ini tidak dapat lepas dari kemampuan vili korialis yang

    mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip

    dengan hormon luteotropik hipofisis anterior (Sarwono, 2005,

    p.95).

    5) Kulit

    Pada daerah kulit terjadi hiperpigmentasi yaitu pada muka yang

    disebut cloasma gravida, putting susu dan areola payudara,

    perut disebut linea nigra striae dan juga pada vulva

    (Sulistyawanti, 2009, p.65). Estrogen dan progesteron diketahui

    mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa

    menjadi faktor pendorongnya (Saifudin, 2009, p.179).

    6) Dinding perut (abdominal wall)

    Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan

    robeknya serabut elastis dibawah kulit, sehingga timbul strie

  • 37

    gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada

    hidramnion dan kehamilan ganda, dapat diastasis rekti bahkan

    hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya

    dan disebut linea nigra (Sarwono, 2005, p.97).

    7) Tulang dan gigi

    Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-

    ligamen melunak (softening). Juga tejadi sedikit pelebaran pada

    ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat

    memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada

    tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi

    kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan

    kekurangan kalsium (Sulistyawanti, 2009, p.69).

    8) Payudara (mammae)

    Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat.

    Dapat teraba noduli-noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli,

    bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada

    putting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu

    jolong (kolostrum) berwarna kuning (Sarwono, 2005, p.95).

    9) Sirkulasi darah

    Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

    meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

    memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin

    dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena

  • 38

    pada sirkulasi retro-plasenter dan pengaruh hormon estrogen dan

    progesterone meningkat (Sarwono, 2005, p.96).

    10) Sistem pencernaan

    Karena pengaruh estrogen pengeluaran asam lambung

    meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur

    berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi

    mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut

    morning sickness, muntah yang terjadi disebut emesis

    gravidarum, muntah berlebihan sehingga mengganggu

    kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum dan

    progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan

    dapat menyebabkan obstipasi (Sulistyawanti, 2009, p.63).

    11) Sistem pernafasan

    Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek

    napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah

    diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru

    meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selau

    bernapas lebih dalam. Yang lebih menonjol adalah pernapasan

    dada (thoracic breathing) (Sarwono, 2005, p.96).

    d. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil

    Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh ibu hamil ketika akan hamil

    dan selama menjadi kehamilannya yaitu (BKKBN, 2008, p.23) :

    1) Mengatur jarak kehamilan sesuai dengan kurun reproduksi sehat.

  • 39

    2) Memperhatikan hal-hal penting selama kehamilan meliputi : tanda-

    tanda awal kehamilan, pemeriksaan kehamilan, keadaan yang perlu

    diwaspadai dalam kehamilan, tanda-tanda bahaya kehamilan, serta

    pemeliharaan dan perawatan kehamilan.

    e. Pemeriksaan kehamilan

    Untuk mengetahui kondisi ibu hamil dan janin yang sedang

    dikandungnya perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan meliputi

    frekuensi dan manfaat yaitu (BKKBN, 2008, p.24) :

    1) Frekuensi untuk memeriksaan kehamilan sekurang-kurangnya

    empat kali dalam masa kehamilan, dengan awal pemeriksaan

    segera kesulitan dalam kehamilan dan per terlambat datang haid.

    2) Manfaat memeriksakan kehamilan secara teratur adalah :

    memertahankan ibu hamil tetap sehat, deteksi dini kelainan,

    mendapatkan tablet tambah darah dan imunisasi TT 2 kali selama

    kehamilan, serta konseling oleh tenaga kesehatan.

    f. Hal yang perlu diwaspadai dalam kehamilan

    g. Kewaspadaan dalam kehamilan perlu dilakukan jika wanita tersebut

    mempunyai hal-hal yang menjadikan resiko dalam kehamilan adalah

    (BKKBN, 2008, p.24) :

    1) Usia ibu hamil dibawah usia 20 tahun dan diatas 35 tahun.

    2) Pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan

    sebelumnya.

    3) Jumlah anak lebih dari 4 orang.

  • 40

    4) Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan berikutnya

    kurang dari 2 tahun.

    5) Tinggi badan kurang dari 145 cm.

    6) Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm.

    7) Mempunyai riwayat penyakit menahun (TBC, sesak nafas, kencing

    manis).

    8) Berat badan ibu hamil tidak naik selama 3 bulan berturut-turut.

    9) Kelainan letak janin dalam rahim.

    10) Selaput kelopak mata pucat, sert menunjukkan gejala anemia.

    h. Tidak dianjurkan hamil pada usia terlalu muda

    Pemerintah melalui BKKBN menyarankan atau tidak menganjurkan

    wanita tidak hamil pada usia terlalu muda. Ada dua faktor yang

    melatarbelakangi hal tersebut yaitu (BKKBN, 2008, p.25) :

    1) Faktor kesiapan psikis

    Mengahadapi masalah rumah tangga sebagai seorang istri,

    perubahan yang terjadi saat kehamilan dan menjalankan peran

    sebagai seorang ibu dalam mengasuh anak.

    2) Faktor kesiapan fisik

    Kondisi fisik yang belum berkembang optimal akan

    meningkatkan risiko keguguran, pertumbuhan janin terhambat,

    kesulitan saat persalinan dan keracunan kehamilan (Modul 5

    Seri A BKKBN, 2008, p.25).

  • 41

    3) Alasan medis secara objektif untuk tidak hamil pada usia terlalu

    muda adalah sebagai berikut (Modul PUP BKKBN, p.22-23) :

    a) Kondisi tahim dan panggul

    b) Kemungkinan timbul resiko medik sebagai berikut :

    (1) Keguguran.

    (2) Preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria

    (3) Eklamsia (keracunan kehamilan)

    (4) Kesulitan persalinan

    (5) Preamatur

    (6) Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

    (7) Fistula Vesikovaginal

    (8) Fistula Retrovaginal

    (9) Kanker servik

    i. Masa menunda perkawinan dan kehamilan

    Kelahiran anak yang baik, adalah apabila dilahirkan oleh seorang ibu

    yang telah berusia 20 tahun. Kelahiran anak, oleh seorang ibu dibawah

    usia 20 tahun akan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.

    Karena itu sangat dianjurkan seorang perempuan belum berusia 20

    tahun untuk menunda usia perkawinan. Apabila sudah terlanjur

    menjadi pasangan dianjurkan untuk menunda kehamilan

    menggunakan alat kontrasepsi (Modul PUP BKKBN, 2008, p.22)

  • 42

    B. Kerangka teori

    Dari uraian tinjauan pustaka diatas, maka disusun kerangka teori sebagai

    berikut :

    Gambar 2.2 Kerangka Teori

    Sumber : Precede model

    (Green, 1990, p.120 ; dalam Notoatmodjo, 2010, p.74)

    Faktor Predisposisi :

    a. Pengetahuan

    b. Keyakinan

    c. Nilai

    d. Sikap

    Faktor Pemungkin :

    a. Ketersediaan sumber

    daya kesehatan

    b. Keterjangkauan sumber

    daya kesehatan

    c. Prioritas dan komitmen

    masyarakat/pemerintah

    d. Keterampilan yang

    berkaitan dengan

    kesehatan

    Faktor Penguat :

    a. Keluarga b. Teman sebaya c. Guru d. Majikan

    e. Petugas Kesehatan

    Perilaku

    kesehatan

  • 43

    C. Kerangka konsep

    Dari uraian tinjauan pustaka diatas, maka disusun kerangka konsep sebagai

    Berikut :

    Variabel independen Variabel dependen

    Gambar 2.3. Kerangka konsep

    D. Hipotesis

    Berdasarkan rumusan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah:

    Ha : Ada hubungan dukungan suami dengan perilaku wanita dalam

    menghadapi kehamilan di usia kurang dari 20 tahun di Puskesmas Tlogosari

    Kulon Semarang tahun 2011

    Perilaku wanita di usia

    kurang dari 20 tahun

    dalam menghadapi

    kehamilan

    Dukungan suami

top related