joko tri saputro - jopir.files.wordpress.com · uu pbb dikelola kemenkeu –kantor pelayanan pajak...
Post on 12-Jun-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Contents
Silabus Mobul Pajak Bumi dan Bangunan
Bab 1 Objek dan Subjek Pajak
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Penilaian
Dasar Pengenaan
Perhitungan PBB
Hak Wajib Pajak
Penagihan
Daluwarsa
• Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 jo No.12 Tahun 1994
tentang Pajak Bumi dan Bangunan
• Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 02 tahun 2012
tentang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan
Dasar hukum
Objek PBB
Bumipermukaan bumi dan tubuh bumi
yang ada dibawahnya
Bangunankonstruksi teknik yang ditanam
atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan
PBB adalah Pajak Objektif
Pasal 1 (1) dan (2) UU 12/1994 ttg PBB
Objek PBB
o Jalan Lingkungan yang terletak
dalam satu komplek bangunan
seperti hotel dan pabrik
o Jalan Tol
o Kolam Renang
o Pagar Mewah
o Taman Mewah
o Tempat Olah Raga
o Galangan Kapal/dermaga
o Tempat Penampungan/Kilang
Minyak, air, gas, pipa minyak
o Fasilitas lain yang memberikan
manfaat
Termasuk dalam Bangunan
Penjelasan Pasal 1 (2) UU 12/1994 ttg PBB
Objek yang TIDAK dikenakan PBB
o Digunakan semata-mata untuk
melayani kepentingan umum di
bidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan,
kebudayaan (non profit)
o Kuburan, peninggalan purbakala
o Hutan lindung, hutan suaka
alam, hutan wisata, taman
nasional
o Perwakilan diplomatik, konsulat
(asas timbal balik), organisasi
Internasional (kita sbgi anggota)
Fasos/Fasum/NonProfit
Pasal 3 UU 12/1994 ttg PBB
Objek Milik Pemerintah
Dimiliki / Dikuasai / Digunakan
Pemerintah Pusat / Daerah
Menyelenggarakan Pemerintaahan
Diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (PP)
Pasal 3 (3) UU 12/1994 ttg PBB
Subjek PBB
Orang Pribadi
Pasal 4 UU 12/1994 ttg PBB
Badan
Mempunyai Memperoleh Memiliki
Hak Manfaat
Bumi Bangunan
Dikenakan kewajiban membayar PBB
(Wajib Pajak)
Subjek PBB
Pasal 4 UU 12/1994 ttg PBB
Ditetapkan oleh negara
atas suatu obyek pajak belum jelas
diketahui wajib pajaknya
Tetapi masih dapat disanggah oleh Wajib Pajak
Sistem PBB
Ditetapkan oleh negaraBesaran nilai PBB terutang
Official Assessment System
Tetapi Wajib Pajak masih memiliki hak sesuai UU KUP
Sarana Pemberitahuan PBB Terutang
SPPTSurat Pemberitahuan Pajak Terutang
Terbit 1 kali untuk periode
1 (satu) tahun kalender
Terbit 1 lembar untuk setiap
objek sesuai NOP
Data sesuai kondisi tanggal
1 Januari tahun pajak tsb
Disampaikan ke Wajib
Pajak melalui perangkat
desa masing-masing
Sarana Pemberitahuan PBB Terutang
SPPTSurat Pemberitahuan Pajak Terutang
Dibayar melalui Bank atau
tempat yang ditunjuk yang
tertera di SPPT
Tidak menggunakan Surat
Setoran Pajak / SSE / Kode
Biling
Jatuh tempo pembayaran
sesuai tanggal yang tertera
di SPPT
(paling lama 6 bulan setelah
SPPT diterima)
Sarana Pemberitahuan PBB Terutang
SPPTSurat Pemberitahuan Pajak Terutang
Sanksi keterlambatan
pembayaran 2% per bulan
max 24bulan
SPPT BUKAN bukti
kepemilikan objek yang sah
Contoh Perhitungan Sanksi Keterlambatan
Rangga menerima SPPT tahun pajak 2019 atas ruko miliknya dengan nilai tagihan PBB
sebesar Rp. 1.200.000,- yang jatuh tempo tanggal 15 Agustus 2019
baru dilunasi pada tanggal 10 Oktober 2019.
Maka denda administrasi = 2% x 2 bulan x Rp. 1.200.000,-
= Rp 48.000,-
Ditagih menggunakan
Surat Tagihan Pajak (STP)
STP terbit bersamaan pada
saat pembayaran
dilakukan
Jadi yang harus dibayar
rangga pada saat melunasi
tagihan PBB-nya
= Rp1.200.000 + Rp48.000
= Rp1.248.000
Nomor Objek Pajak (NOP) PBB
Contoh NOP 32.75.040.003.004-0029.0
Fungsi seperti NPWP, kode
unik untuk masing-masing
Objek PBB
Proses Alur PBB
Pendataan
Menggunakan SPOP + Lamp
- Perekaman Data
- Pemutakhiran Data
- Penghapusan Data
Objek PBB
Tanggung Jawab Wajib Pajak
Penilaian
Menentukan NJOP
SPPT
Tanggung Jawab KPP(Official Assessment System)
NOP
Pendaftaran Objek Pajak (Pendataan)
Pendataan
Proses awal sebelum objek pajak dikenakan PBB terlebih dahulu harus
dilakukan proses pendataan, yaitu proses pengumpulan data objek yang
nantinya akan digunakan untuk melakukan penilaian dan penetapan PBB
SPOP LSPOP (Lampiran)
Menggunakan
Form SPOP +
Lampiran
Pendataan PBB
SPOP
Surat Pemberitahuan Objek Pajak
Pendaftaran Baru / Pemutakhiran Data / Penghapusan Data
o Subjek Pajak mengambil SPOP pada tempat yang ditunjuk
o Mengisi Benar, Lengkap dan Jelas
o Ditandatangani oleh Subjek Pajak
o Mengembalikan selambat-lambatnya 30 hari kerja setelah SPOP diterima
Pemutakhiran data
Dapat dilakukan pendataan secara masal melalui petugas khusus
Pasal 9 UU 12/1994 ttg PBB
Pendataan PBB
Berdasarkan SPOP
Diterbitkan SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang)
Apabila SPOP tidak dikembalikan melebihi batas 30 hari setelah SPOP
diterima
Diterbitkan Surat Teguran
Apabila diketahui data pada SPOP tidak benar / SPOP tidak disampaikan
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Sanksi 25%
dari selisih pajak yang terutang
Apabila PBB terutang seharusnya lebih besar dari data SPPT
Pasal 10 UU 12/1994 ttg PBB
Contoh Perhitungan Sanksi
Wajib Pajak tidak menyampaikan SPOP.
Berdasarkan objek yang ada, didaftarkan secara jabatan,
diterbitkan SKP yang berisi :
- obyek pajak dengan luas dan nilai jual.
- pokok pajak (PBB Terutang) = Rp. 1.000.000,-
- Sanksi administrasi 25% x Rp. 1.000.000,00 = Rp. 250.000,-
Jumlah pajak yang terhutang dalam SKPKB = Rp. 1.250.000,-
Pasal 10 UU 12/1994 ttg PBB
Contoh Perhitungan Sanksi
Wajib Pajak menyampaikan SPOP dengan data yang tidak benar.
Dilakukan Pemeriksaan dan berdasarkan hasil pemeriksaan,
diterbitkan SKP :
PBB bds data awal (salah) = Rp. 1.000.000,-
PBB bds penetapan pemeriksaan (data sebenarnya) = Rp. 1.500.000,-
Selisih = Rp. 500.000,-
Denda administrasi 25% x Rp. 500.000,00 = Rp. 125.000,-
------------------------
Jumlah pajak terhutang dalam SKP = Rp. 625.000,-
Yang harus dibayar WP = Pajak pada SPPT = Rp. 1.000.000,-
SKPKB = Rp. 625.000,-
Pasal 10 UU 12/1994 ttg PBB
Penilaian PBB
Penilaian
Dilakukan untuk menentukan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak)
adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi
secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Obyek
Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis,
atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti
NJOP
Dikelompokkan nilainya per
klas tanah atau klas
bangunan
Nilai adalah per m2
Ditetapkan paling lama setiap
3 tahun sekali
Penilaian PBB
NJOP TKP
Nilai Jual Objek Pajak - Tidak Kena Pajak
adalah pengurang dalam penentuan NJOP Kena Pajak (NJOP KP)
Diberikan 1x / tahun kepada setiap Wajib Pajak
Jika...
1 WP memiliki > 1 Objek
Maka NJOP TKP diberikan
hanya untuk 1 objek yang
nilai NJOP nya paling tinggi
Penilaian PBB
Pendekatan Penilaian
1. Pendekatan Data Pasar (membandingkan objek lain yang sejenis, dgn penyesuaian)
2. Pendekatan Biaya (memperhitungkan biaya pembuatan objek baru, dikurangi penyusutan)
3. Pendekatan Kapitalisasi Pendapatan (memproyeksikan pendapatan dari objek tersebut, dikurangi biaya)
Cara Penilaian
1. Penilaian Massal (berdasarkan Nilai Indikasi Rata-
Rata setiap Zona Nilai Tanah)
2. Penilaian Individu (objek tertentu bernilai tinggi)
PBB
Sektor P2 Sektor P3 Sektor Lainnya
o Perdesaan
o Perkotaan
o Perkebunan
o Perhutanan
o Pertambangan
Migas / MinerbaAwalnya merupakan
Pajak Pusat
Skg jadi Pajak Daerah
UU PDRD >> Perda
Dikelola Dispenda
masing-masing daerah
Pajak Pusat
UU PBB
Dikelola Kemenkeu – Kantor Pelayanan Pajak
o Perikanan Tangkap
o Perikanan Budidaya
o Jaringan Pipa
o Jaringan Kabel
o Jalan Tol
o Bandara
Per-20/PJ/2015 ttg Tata Cara
Pengenaan PBB Sektor Lainnya
Pengalihan sektor P2 ke daerah
paling lambat tanggal 31 des 2013
Tujuan Pengalihan PBB P2
1. meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah
2. memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan pungutan baru
3. memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi
4. memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif pajak daerah, dan
5. menyerahkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan pada
daerah.
Bagi Hasil PBB P2
Dulu :
10% Pusat
90% Daerah
Sekarang:
100% Daerah
Ttg PDRD
Rumus Perhitungan PBB
NJOP Bumi = a
NJOP Bangunan = b +
Total NJOP = c
NJOP TKP = d -
NJOP KP = e
PBB Terutang = Tarif x NJOP KP
= ?
Tarif diatur dengan Perda
Ingat !!
NJOP TKP hanya diberikan sebanyak 1x / tahun / Wajib Pajak
NJOP Bumi = a
NJOP Bangunan = b +
Total NJOP = c
NJOP TKP = d -
NJOP KP = e
PBB Terutang = Tarif x NJKP
= ?
Tarif 0,5%
NJKP : 20% jika NJOP KP < Rp1M
40% jika NJOP KP Rp1M ke atas
PBB P2 PBB P3 dan Lainnya
Dasar Penagihan PBB
Dasar yang digunakan negara untuk menagih PBB :
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Surat Tagihan Pajak (STP)
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
Jatuh tempo dan ketentuan lain terkait
STP dan SKPKB Tetap mengacu pada UU KUP
Metode penagihan aktif tetap sesuai UU PPSP
Hak Wajib Pajak
Terkait PBB, hak-hak WP tetap mengacu pada KUP
• Keberatan
• Banding
• Pengurangan
• Pembetulan
• Pembatalan Ketetapan
Hak-Hak Wajib Pajak
Hak Wajib Pajak
Hal yang mendasari :
1. Besar pajak terutang pada SPPT atau SKP tidak sesuai dengan
keadaan sebenarnya
2. Perbedaan penafsiran mengenai peraturan
▪ Keberatan
SPPT = Dapat diajukan kolektif / perorangan
SKP = Hanya diajukan perorangan
Hak Wajib Pajak
Syarat :
1. Diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia
2. 1 Surat Keberatan untuk 1 SPPT atau SKP
3. Diajukan ke Direktur Jenderal Pajak atau Kepala Daerah (khusus P2)
4. Dilampiri SKP atau SPPT asli
5. Disertai perhitungan menurut Wajib Pajak dan alasan
6. Diajukan dalam waktu max 3(tiga) bulan sejak diterimanya SPPT / SKP
7. Ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasa dengan Surat Kuasa
Khusus
8. Fotokopi identitas WP, bukti kepemilikan objek, IMB, dll
9. Khusus pengajuan Kolektif,
max PBB terutang di SPPT Rp200.000,-
▪ Keberatan
Hak Wajib Pajak
Syarat :
1. Diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia
2. Diajukan dalam waktu max 3 (tiga) bulan sejak diterimanya keputusan
keberatan
3. Dilampiri salinan keputusan keberatan
Sesuai UU KUP
▪ Banding
Hak Wajib Pajak
Dalam hal :
1. Kondisi Tertentu Objek Pajak yang ada hubungannya dengan Subjek Pajak
OP : Pensiunan, veteran, keadaan finansial
Badan : Kesulitan likuiditas
Dapat diberikan pengurangan setinggi-tingginya 75%
2. Objek Pajak
Bencana Alam, kebakaran, hama
Dapat diberikan pengurangan setinggi-tingginya 100%
▪ Pengurangan
SPPT = Dapat diajukan kolektif / perorangan
SKP = Hanya diajukan perorangan
Hak Wajib Pajak
Cara Pengajuan :
1. Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia
2. Diajukan ke Direktur Jenderal Pajak atau Kepala Daerah (khusus P2)
3. Menyebutkan prosentase pengurangan yang diminta
4. Diajukan selambat-lambatnya 3(tiga) bulan sejak
- diterimanya SPPT
- bencana alam / sebab lain
5. Untuk kolektif, selambat-lambatnya tanggal 10 Januari tahun pajak yang
bersangkutan
6. Tidak memiliki tunggakan PBB tahun sebelumnya
▪ Pengurangan
SPPT = Dapat diajukan kolektif / perorangan
SKP = Hanya diajukan perorangan
Hak Wajib Pajak
Dasar Pasal 16 UU KUP
Dalam hal :
- Kesalahan tulis
- Kesalahan hitung
- Kekeliruan penerapan aturan perundang-undangan
Diterbitkan surat keputusan pembetulan, yang menyebabkan nilai menjadi
- Lebih Kecil
- Lebih Besar
- Sama
Dibandingkan semula
▪ Pembetulan
Hak Wajib Pajak
Dasar Pasal 36 ayat 1b UU KUP
Dalam hal :
Kesalahan / Kekeliruan
Yang sifatnya material
Yaitu :
• Objek pajaknya tidak ada
• Hak Subjek Pajak terhadap Objek dinyatakan batal
▪ Pembatalan
Daluwarsa PBB
❑ Daluwarsa Penetapan
❑ Daluwarsa PenagihanTahun
Daluwarsa Penagihan tertangguh apabila
1. Disampaikan Surat Paksa
2. Melakukan tindak pidana dibidang perpajakan
Daluwarsa dalam arti negara kehilangan hak untuk
- menetapkan SKPKB
- menerbitkan sanksi pada STP
- menagih utang pajak (SPPT, SKPKB dan STP)
Tapi Wajib Pajak tetap boleh untuk melunasi utang pajak yg telah daluarsa
Perda 02/2012 ttg PBB P2 Kota Bekasi
NJOP TKP = Rp10.000.000,- (Ps.7)
Tarif (Ps.5)
NJOP s.d 500jt = 0,1%
Diatas 500jt s.d 1M = 0,15%
Diatas 1M = 0,25%
Berlaku 1 Januari 2013
Kasus 1 – PBB atas rumah
Tn. Joko memiliki 1 (satu) unit rumah 2 lantai di Perum Kemang Pratama Bekasi dengan
NOP 32.18.090.001.016-0338.0 (objek PBB miliknya satu-satunya) dengan spesifikasi :
luas tanah = 200m2
luas bangunan total 2 lantai = 150m2
kolam renang seluas 10m2
Diketahui NJOP tanah Rp2,5jt/m2 | bangunan Rp2jt/m2 | kolam Rp1jt/m2
Hitung PBB Tahun ini?
Jawab
NJOP Tanah = 200m2 x Rp 2,5jt = Rp 500.000.000,-
NJOP Bangunan
- Rumah = 150m2 x Rp2jt = Rp 300.000.000,-
- Kolam = 10m2 X Rp1jt = Rp 10.000.000,- +
Total NJOP = Rp 810.000.000,-
NJOP TKP = Rp 10.000.000,- -
NJOP KP = Rp 800.000.000,-
PBB Terutang = 0,15% x Rp 800jt = Rp 1.200.000,-
Kasus 2 – Memiliki lebih dari 1 Objek
Melanjutkan kasus nomor 1, Tn. Joko membeli objek PBB keduanya berupa 1 (satu) unit ruko di Ruko
Emerald SMB dengan luas bangunan 180m2, luas tanah 70m2
(Tn Joko memiliki > 1 objek, semua objek di SPPT atas nama Tn. Joko)
Diketahui NJOP tanah Rp2,5jt/m2 | bangunan Rp2jt/m2
Hitung PBB Tahun ini atas kedua objek tsb?
Jawab :
Objek ke 1 (Rumah) sama seperti jawaban kasus 1
Objek ke 2 (Ruko)
NJOP Tanah = 70m2 x Rp 2,5jt = Rp 175.000.000,-
NJOP Bangunan = 180m2 x Rp2jt = Rp 360.000.000,- +
Total NJOP = Rp 535.000.000,-
NJOP TKP = Rp 0,- -
NJOP KP = Rp 535.000.000,-
PBB Terutang = 0,15% x Rp 535jt = Rp 802.500,-
NJOP TKP dikenakan kepada objek rumah, karena Nilai NJOP Objek rumah lebih besar (Rp810jt)
Tn Joko di tahun ini mendapat 2 (dua) lembar SPPT atas masing-masing objek
Kasus 3 – PBB atas Apartemen / Satuan Rusun
Apartemen Centerpoint Bekasi memiliki luas area 5.000m2, mempunyai 2 tower
yang terdiri dari:
Bangunan Hunian :
- Tipe Studio, Luas 21m2 sebanyak 300unit
- Tipe Family, Luas 36m2 sebanyak 200unit
Bangunan bersama (tangga, lobby, koridor, dll) seluas 3.500m2
Bangunan sarana/fasilitas (kolam, lapangan tenis, parkir) seluas 2.200m2
NJOP Tanah Rp1jt/m2 | Bangunan hunian dan bersama Rp800rb/m2 | Bangunan
Sarana/fasilitas Rp700rb/m2
Hitung PBB atas Tipe Studio dan Family !
Kasus 3 – PBB atas Apartemen / Satuan Rusun
Jawab :
NJOP Tanah = 5.000m2 x Rp1jt = Rp 5.000.000.000,-
NJOP Bangunan
- Hunian
Tipe Studio = 21m2 x 300unit x Rp800rb = Rp 5.040.000.000,-
Tipe Family = 36m2 x 200unit x Rp800rb = Rp 5.760.000.000,-
- Bangunan Bersama = 3.500m2 x Rp800rb = Rp 2.800.000.000,-
- Bangunan Sarana /fas = 2.200m2 x Rp700rb = Rp 1.540.000.000,- +
Total NJOP Bangunan = Rp 15.140.000.000,-
Luas Bangunan yang bisa dihuni
Tipe Studio (21m2 x 300unit) = 6.300 m2
Tipe Family (36m2 x 200unit) = 7.200 m2 +
Total Luas dihuni = 13.500 m2
PBB Tipe Studio
NJOP Tanah = (21/13.500) x Rp 5.000.000.000,- = Rp 7.777.777,-
NJOP Bangunan = (21/13.500)x Rp15.140.000.000,- = Rp23.551.111 ,- +
Total NJOP = Rp31.328.888,-
NJOPTKP = Rp10.000.000,- -
NJOP KP = Rp21.328.888,-
PBB = 0,1% x Rp 21.328.888,- = Rp 21.328,-
Part 1 of 2
Kasus 3 – PBB atas Apartemen / Satuan Rusun
PBB Tipe Family
NJOP Tanah = (36/13.500) x Rp 5.000.000.000,- = Rp13.333.333,-
NJOP Bangunan = (36/13.500)x Rp15.140.000.000,- = Rp40.373.333 ,- +
Total NJOP = Rp53.706.666,-
NJOPTKP = Rp10.000.000,- -
NJOP KP = Rp43.706.666,-
PBB = 0,1% x Rp 43.706.000,- = Rp 43.706,-
Part 2 of 2
Kata kunci PBB Apartemen adalah Proporsional
(luas unit yg dia miliki / luas unit yang bisa dihuni)
NJOP TKP = Rp12.000.000,- (PMK-23/2014)
Tarif
0,5% x NJKP
NJKP
20% x NJOP (Jika NJOP < Rp1M)
40% x NJOP (Jika NJOP RP1M ke atas )(Pasal 5 UU PBB)
PER-64/PJ/2010
tentang Pengenaan PBB sektor Perkebunan
PBB P3 - Perkebunan
Objek PBB Perkebunanadalah bumi dan/atau bangunan yang berada di dalam kawasan yang digunakan
untuk kegiatan usaha perkebunan
Standar Investasi Tanaman (SIT)
adalah jumlah biaya tenaga kerja, bahan dan alat yang diinvestasikan untuk
pembukaan lahan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman.(Ditentukan oleh Kepala Kanwil DJP setiap tahun untuk masing-masing daerah)
Kawasan Perkebunanareal sebagaimana tercantum dalam Izin
- Izin Usaha Perkebunan Budidaya,
- Izin Usaha Perkebunan
- Izin Tetap Usaha Budidaya Perkebunan,
- Dan/atau Hak Guna Usaha untuk perkebunan
dan diluar areal tsb yang merupakan satu kesatuan yang digunakan untuk
kegiatan usaha perkebunan dan secara fisik tidak terpisahkan
PMK 186/PMK.03/2019
PBB P3 - Perkebunan
Areal PerkebunanAreal Produktif Perkebunan
merupakan areal yang telah ditanami tanaman perkebunan, meliputi tanah dan
pengembangan tanah berupa tanaman
Areal Belum Produktif Perkebunan
merupakan areal yang belum ditanami tanaman perkebunan, meliputi areal
yang belum diolah, areal yang sudah diolah tetapi belum ditanami, dan areal
pembibitan
Areal Tidak Produktif Perkebunan
merupakan areal yang tidak dapat diusahakan untuk kegiatan usaha perkebunan
Areal Pengaman Perkebunan
merupakan areal yang dimanfaatkan sebagai pendukung dan pengaman kegiatan
usaha perkebunan
Areal Emplasemen Perkebunan
merupakan areal yang di atasnya dimanfaatkan untuk bangunan serta fasilitas
penunjangnya.
PMK 186/PMK.03/2019
PBB P3 – Soal PBB Sektor Perkebunan
PT Sun Empire, mengelola sebuah perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Selatan memiliki
spesifikasi objek sbb:
Uraian Luas Harga/m² SIT/Ha
1 Areal Produktif 10Ha Rp250.000 Rp35.500.000
2 Areal belum produktif 7Ha Rp250.000
3 Areal Emplasemen 2Ha Rp225.000
4 Areal Tidak Produktif 4Ha Rp250.000
5 Areal Pengaman 1Ha Rp230.000
(1Ha = 10.000 m²)
Bangunan terdiri dari :
Uraian Luas Harga/m²
1 Gudang 5.500m² Rp3.500.000
2 Kantor 500m² Rp2.500.000
3 Perumahan Karyawan 2.000m² Rp2.750.000
4 Jalan diperkeras 2Ha Rp2.000.000
5 Sarana Olahraga dan Poliklinik 450m² Rp1.500.000
6 Masjid 30m² Rp1.250.000
Berapa PBB terutang
tahun ini?
PBB P3 – Jawab Perkebunan (Part 1 of 3)
Uraian Harga/m2 Harga Total
1 Areal Produktif seluas 10Ha 10Ha x 10.000m² = 100.000 250.000 25.000.000.000
SIT (10Ha X Rp35.500.000) 355.000.000
2 Areal belum produktif 7Ha 7Ha x 10.000m² = 70.000 250.000 17.500.000.000
3 Areal Emplasemen 2Ha x 10.000m² = 20.000 225.000 4.500.000.000
4 Areal Tidak Produktif 4Ha x 10.000m² = 40.000 250.000 10.000.000.000
5 Areal Pengaman 1Ha x 10.000m² = 10.000 230.000 2.300.000.000
240.000 59.655.000.000
Nilai Bumi per m2
= Rp59.655.000.000 : 240.000m2
= Rp248.563
Nilai bumi dikonversi ke Klas Bumi -> Klas 081 -> Nilai Rp253.000
Jadi, NJOP Bumi = 240.000m2 X Rp253.000,-
= Rp60.720.000.000,-
Luas
PBB P3 – Jawab Perkebunan (Part 2 of 3)
Uraian Harga/m2 Harga Total
1 Gudang 5.500m2 5.500 3.500.000 19.250.000.000
2 Kantor 500m2 500 2.500.000 1.250.000.000
3 Perumahan Karyawan 2.000m2 2.000 2.750.000 5.500.000.000
4 Jalan diperkeras 2Ha x 10.000 20.000 2.000.000 40.000.000.000
5 Sarana Olahraga dan Poliklinik 450m2 450 1.500.000 675.000.000
6 Masjid 30m2 1.250.000 Bukan Objek PBB
28.450 66.675.000.000
Nilai Bangunan per m2
= Rp66.675.000.000 : 28.450m2
= Rp2.343.585
Nilai bangunan dikonversi ke Klas Bangunan -> Klas 053 -> Nilai Rp2.320.000
Jadi, NJOP Bangunan = 28.450m2 X Rp2.320.000,-
= Rp66.004.000.000,-
Luas
PBB P3 – Jawab Perkebunan (Part 3 of 3)
NJOP Bumi 60.720.000.000
NJOP Bangunan 66.004.000.000
Total NJOP 126.724.000.000
NJOPTKP 12.000.000
NJOP Dasar Perhitungan 126.712.000.000
NJKP (40% x DPP) 50.684.800.000
PBB Terutang (0,5% x NJKP) 253.424.000
NJOP TKP = Rp12.000.000,- (PMK-23/2014)
Tarif
0,5% x NJKP
NJKP
20% x NJOP (Jika NJOP < Rp1M)
40% x NJOP (Jika NJOP RP1M ke atas )(Pasal 5 UU PBB)
Angka Kapitalisasi8,5
PER-42/PJ/2015
tentang Pengenaan PBB sektor Perhutanan
PBB P3 - Perhutanan
Objek PBB Perhutanan
adalah bumi dan/atau bangunan yang berada di dalam kawasan yang
digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan
Ijin Usaha Perhutanan
1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu termasuk IUPHHK-RE (Restorasi Ekosistem)
2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu
3. Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu
4. Izin Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
5. Hak Pengusahaan Hutan
6. Hak Pemungutan Hasil Hutan
7. Izin Lainnya yang sah.
PER-42/PJ/2015
PBB P3 - Perhutanan
Hutan Produksiadalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
Hutan Tanamanadalah Hutan Produksi yang dibangun dan
dimanfaatkan melalui serangkaian kegiatan berupa
penyiapan lahan, pembenihan atau pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan atau
penebangan, dan pemasaran hasil hutan.
Hutan AlamHutan Produksi yang didalamnya telah bertumbuhan
pohon-pohon alami dan dimanfaatkan melalui serangkaian
kegiatan berupa pemanenan atau penebangan, pengayaan,
pemeliharaan, dan pemasaran hasil hutan.
PER-42/PJ/2015
PBB P3 - Perhutanan
Log Pondsadalah areal perairan didalam hutan yang digunakan untuk tempat penimbunan kayu.
Log Yardsadalah areal daratan didalam hutan yang digunakan untuk penimbunan kayu..
------------------------
Angka Kapitalisasi adalah angka pengali tertentu yang digunakan untuk mengonversi pendapatan bersih setahun
menjadi nilai bumi Areal Produktif pada Hutan Alam.
PER-42/PJ/2015
PBB P3 – Soal PBB Sektor Perhutanan
Berapa PBB terutang
tahun ini?
PT Kera Ton Agung, sebuah perusahaan yang memiliki Izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
atas hutan alam di Kalimantan Barat, memiliki spesifikasi objek sbb:
Uraian Luas Harga/m2
1 Areal Produktif seluas 10Ha 10Ha 250.000
2 Areal Belum Produktif 8Ha 225.000
3 Areal Emplasemen 4Ha 250.000
4 Areal Pengaman (Log Ponds dan Log Yard) 1Ha 230.000
(1Ha = 10.000 m²)
Diketahui keuntungan bersih areal produktif untuk tahun pajak sebelumnya adalah Rp 1 Miliar
Bangunan terdiri dari :
Uraian Luas Harga/m2
1 Gudang 5.500m² 3.500.000
2 Perumahan Karyawan 2.000m² 2.500.000
3 Jalan diperkeras 2Ha 2.000.000
PBB P3 – Jawaban PBB Perhutanan (Part 1 of 3)
Nilai Bumi Areal Produktif
= Kapitalisasi x Pendapatan bersih
= 8,5 x Rp1M
= Rp8,5M
Uraian Harga/m² Harga Total
1 Areal Produktif seluas 10Ha 10Ha x 10.000m² 100.000 8.500.000.000 Kapitalisasi
2 Areal belum produktif 7Ha 7Ha x 10.000m² 70.000 225.000 15.750.000.000
4 Areal Emplasemen 4Ha x 10.000m² 40.000 250.000 10.000.000.000
5 Areal Pengaman 1Ha x 10.000m² 10.000 230.000 2.300.000.000
220.000 36.550.000.000
Nilai Bumi per m²
= Rp36.550.000.000 : 220.000m²
= Rp 166.136
Nilai bumi dikonversi ke Klas Bumi -> Klas 090 -> Nilai Rp160.000
Jadi, NJOP Bumi = 220.000m² X Rp160.000,-
= Rp 35.200.000.000
Luas
Nilai Bumi Areal Produktif
= Kapitalisasi x Pendapatan bersih
= 8,5 x Rp1M
= Rp8,5M
Uraian Harga/m² Harga Total
1 Areal Produktif seluas 10Ha 10Ha x 10.000m² 100.000 8.500.000.000 Kapitalisasi
2 Areal belum produktif 7Ha 7Ha x 10.000m² 70.000 225.000 15.750.000.000
4 Areal Emplasemen 4Ha x 10.000m² 40.000 250.000 10.000.000.000
5 Areal Pengaman 1Ha x 10.000m² 10.000 230.000 2.300.000.000
220.000 36.550.000.000
Nilai Bumi per m²
= Rp36.550.000.000 : 220.000m²
= Rp 166.136
Nilai bumi dikonversi ke Klas Bumi -> Klas 090 -> Nilai Rp160.000
Jadi, NJOP Bumi = 220.000m² X Rp160.000,-
= Rp 35.200.000.000
Luas
PBB P3 – Jawaban PBB Perhutanan (Part 2 of 3)
Nilai Bangunan
Uraian Harga/m² Harga Total
1 Gudang 5.500m² = 5.500 3.500.000 19.250.000.000
2 Perumahan Karyawan 2.000m² = 2.000 2.750.000 5.500.000.000
3 Jalan diperkeras 2Ha x 10.000m² = 20.000 2.000.000 40.000.000.000
27.500 64.750.000.000
Nilai Bangunan per m²
= Rp64.750.000.000 : 27.500m²
= Rp2.354.545
Nilai bangunan dikonversi ke Klas Bangunan -> Klas 053 -> Nilai Rp2.320.000
Jadi, NJOP Bangunan = 27.500m² X Rp2.320.000,-
= Rp63.800.000.000,-
Luas
PBB P3 – Jawaban PBB Perhutanan (Part 3 of 3)
NJOP Bumi 35.200.000.000
NJOP Bangunan 63.800.000.000
Total NJOP 99.000.000.000
NJOPTKP 12.000.000
NJOP Dasar Perhitungan 98.988.000.000
NJKP (40% x DPP) 39.595.200.000
PBB Terutang (0,5% x NJKP) 197.976.000
top related