isbn 979·97761·0·4 ijdcrc 0 )~e1adfjl itl~
Post on 16-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ISBN 979middot97761middot0middot4
IJDcrc 0 )~E1aDfjl ITl~
S[~I~AI ~ASIO~AL
Fakultas Farntasi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PUKWOKEKTO
2005
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TANAMAN
ORAT UNGGULAN INDONESIA
PLJRWOKERTO 6 - 7 MEl 200S
Dctcrbitkan dalam rangka
Slminar Nasional Pcnggalian Potlnsi Scmbilan Tanaman Obat Indol1lsia
Purwoklrto 6 - 7 1li 200S
Yang disclcnggarakan olth
Fakultas Farmasi UnivCsitas luhammadiyah Purwuklrto
Bekcrja sama dcngan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokcrto
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta dan
Fakultas Farmasi UniHrsitas Muhammadiyah Surakarta
ISBN 979-97761-()-4
Uak Cipta dilindungi oleh lndang-undang
Dilarang mencetak dan II1llltTbitkan sebagian atau scluruh buku ini dengan
cara dan dalam bentuk apapun tanpi seizin plllerbit
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT
UNGGULAN INDONESIA
Punvokcrto6 7 Mci 2005
Editor
Djoko Vahyono
Suwidjiyo Pramono
Revi Wulandari Nunuk Aries NuruIita Diniatik
Retno Wahyuningrum Susanti Anjar Mahardian Kusuma
FAKULTAS FARMAS[
UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH PURVOKERTO
2005
Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a
prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia
yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan
Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto
ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto
Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan
untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas
potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal
diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a
sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii
institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri
Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha
Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman
obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan
Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa
dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan
kalsira
PUfvokerto Desemher 2005
PenYlinting
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
DAFTARISI
Kata Peogantar 1
iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP
Laporan Ketua Panitia V
VBSusunan Panitia ixSusunan Acara
Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada
Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo
2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12
Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17
Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo
-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I
Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35
Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih
6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen
lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49
Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail
8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat
flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60
Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67
Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll
11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY
Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84
Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91
dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall
14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi
Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005
15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani
16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama
17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari
18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari
19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TANAMAN
ORAT UNGGULAN INDONESIA
PLJRWOKERTO 6 - 7 MEl 200S
Dctcrbitkan dalam rangka
Slminar Nasional Pcnggalian Potlnsi Scmbilan Tanaman Obat Indol1lsia
Purwoklrto 6 - 7 1li 200S
Yang disclcnggarakan olth
Fakultas Farmasi UnivCsitas luhammadiyah Purwuklrto
Bekcrja sama dcngan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokcrto
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta dan
Fakultas Farmasi UniHrsitas Muhammadiyah Surakarta
ISBN 979-97761-()-4
Uak Cipta dilindungi oleh lndang-undang
Dilarang mencetak dan II1llltTbitkan sebagian atau scluruh buku ini dengan
cara dan dalam bentuk apapun tanpi seizin plllerbit
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT
UNGGULAN INDONESIA
Punvokcrto6 7 Mci 2005
Editor
Djoko Vahyono
Suwidjiyo Pramono
Revi Wulandari Nunuk Aries NuruIita Diniatik
Retno Wahyuningrum Susanti Anjar Mahardian Kusuma
FAKULTAS FARMAS[
UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH PURVOKERTO
2005
Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a
prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia
yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan
Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto
ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto
Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan
untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas
potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal
diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a
sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii
institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri
Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha
Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman
obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan
Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa
dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan
kalsira
PUfvokerto Desemher 2005
PenYlinting
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
DAFTARISI
Kata Peogantar 1
iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP
Laporan Ketua Panitia V
VBSusunan Panitia ixSusunan Acara
Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada
Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo
2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12
Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17
Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo
-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I
Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35
Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih
6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen
lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49
Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail
8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat
flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60
Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67
Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll
11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY
Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84
Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91
dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall
14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi
Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005
15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani
16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama
17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari
18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari
19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT
UNGGULAN INDONESIA
Punvokcrto6 7 Mci 2005
Editor
Djoko Vahyono
Suwidjiyo Pramono
Revi Wulandari Nunuk Aries NuruIita Diniatik
Retno Wahyuningrum Susanti Anjar Mahardian Kusuma
FAKULTAS FARMAS[
UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH PURVOKERTO
2005
Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a
prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia
yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan
Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto
ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto
Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan
untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas
potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal
diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a
sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii
institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri
Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha
Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman
obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan
Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa
dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan
kalsira
PUfvokerto Desemher 2005
PenYlinting
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
DAFTARISI
Kata Peogantar 1
iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP
Laporan Ketua Panitia V
VBSusunan Panitia ixSusunan Acara
Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada
Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo
2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12
Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17
Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo
-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I
Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35
Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih
6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen
lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49
Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail
8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat
flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60
Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67
Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll
11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY
Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84
Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91
dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall
14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi
Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005
15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani
16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama
17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari
18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari
19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnialJ schin~~a
prosiding Seminar Nasional Penggalian Poensi Sellhilall Tanaillall Ohor Cnggulan Indonesia
yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005 oi Fahllitas Farlnasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan
Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladtah PllIyokerto
ke-40 Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara Universitas MlIhal1ll11adiyah PUfokerto
Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta Seminar ini benujuan
untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas
potensi ekonomis tanaman ohat trldisillnal perlInya slandariasi simpliil schin1-1l dapal
diperoleh kestabilan produk obat tradisional potensi farmakologis tanaman obat terutal11a
sembilan tanaman obat unggulan Indonesia Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher penelii
institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa) kalangan praklis indllslri
Kami berharap prosiding Seminar Nasional Penggaio1 POlensi Semhilal TmlOman Oha
Unggulan Indonesia ini dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman
obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan
Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pene lenggaraan scmll1ar sampa
dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih Jazakallahu khairan
kalsira
PUfvokerto Desemher 2005
PenYlinting
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
DAFTARISI
Kata Peogantar 1
iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP
Laporan Ketua Panitia V
VBSusunan Panitia ixSusunan Acara
Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada
Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo
2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12
Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17
Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo
-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I
Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35
Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih
6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen
lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49
Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail
8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat
flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60
Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67
Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll
11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY
Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84
Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91
dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall
14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi
Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005
15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani
16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama
17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari
18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari
19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
DAFTARISI
Kata Peogantar 1
iiDaftar lsi ivSambutan Rektor UMP
Laporan Ketua Panitia V
VBSusunan Panitia ixSusunan Acara
Makalah 1 Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus L) pada
Mcneit Putih Betina Dyah Aryani Perwitasari Yunesti Krisworo
2 Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs) Daunnya bcrkhasial Obat 12
Hary Wffi~langningrum 3 Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L terhadap Bobot Uterus Hewan 17
Coba Betina Immature Srinillgsih Agung Em Wiho1lo
-t Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe I
Sholihul Khoiri Achmad Nursyalldi Era Feronica Wahyu Widyaningsih 5 Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L) sebagai Ahernatif 35
Antihiperkolesterolemia SllOlihui Khoiri Achmad Nursyandi Okti Puji Astuti Wahyu Widyaningsih
6 Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42 pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen
lulqisllY Insall DlIi SWlU Widiartini 7 Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan 49
Kabupaten Cilaeap Dwi SUIlU Widyartini lIalqisny Ifsail
8 Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55 Obat
flary Waw1JlIgllillgulll 9 Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 60
Ballhallg Srijallto Tommy Eka AlilOrja Betty Alarita Soebrat 10 Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67
Diillfeksi P Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P nirur Akrolll
11Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala (A~yristic(1 semendum) terhadap Efek 77 Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY
Rei Wulalldari lis N(~fisah 12Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto 84
Hexa Apriliana Hidayah Dwi SUIIU Widyartini Dyah Purbasari 13Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) 91
dengan Pelarut Aseton dan Etanol Bambang Srijunto Mall Rosidah Eriffivan Risma Gustini Syahbirin Ahmad Khorul Yusro dun Aall
14Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneIo joenum-graecum L) terhadap 97 Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yang Diovariektomi
Kumia Agustini Silmali Wiryowidagdo Dadang Kusmana
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005
15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani
16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama
17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari
18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari
19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6~7 Mei 2005
15Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107 Anti~Kanker (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati Susi KU5umaningnlm Firdayani
16Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional Purwokerto Asmiyenti Djaliasrin Djalil Diniatik Revi Wulandari WaftllI lltra Nlir ASft1pound1m Yudha Sejatie Rony Agnes Ricky Duitama
17Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu Bulan Meishy 123 September 2002 Ratna Widi Astuli Dyah Aryani Perwitasari
18Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta Periode Januari-Juni 2003 lis Wahyuningsih- Dyah Aryan Penvilasari
19Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta Muhammad Muhfis
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005 Jlt
Upound$
SAMBUTAN REKTOR PADA SEMINAR NASIONAL IENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN T~~AMAN OBAT UNGGULAN INDONESIA
Assalalllualaikulll wr wb L
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada hariinikita dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara
Hadirin yang berbahagia
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat Amin
Wassalamualaikum wrwb
Purwokerto 6 Mei 2005 Rektor
ltd
Dr H Djoko Wahyono SU Apt NIP 130610225
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh) DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOL
Bambane Srijanto (I) Idah Rosidah (I) Eriawan Rismana (1)
Gustini Syahbidn (2) Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT (2) Departemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I J
I Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan salah satl jcnis tanaman obat yang
banyak digunakan masyarakat Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak terutama dari aspek khasiatnya Kecenderungan masyarakat global pada semangat back to nature membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rcarut ascton dan ctanol tlrhadap
~ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi 26 12 18 dan 24 jam dan rerhandingan hahan haku pelamt 15 dnn I 8 Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35degC
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku Di samring itu semakin lama Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 15 sedmgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut 1 8
Kata kunci Ekstraksi kurkumin temlllawak aseton etanol
PENDAHULUAN r bull Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn yang
I telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia baik sebagai obat
tradisional sebagai zat wama atauplln sebagai bahan pangan Khasiat temlllavak terutamaI I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya yakni kurkuminoid dan minyak
ntsiri Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar dlla bndlillgan scnym ailll kurt II 111 in d1l1
desmetoksikurkumin Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun mcnghilangkan rasa nyeriI
sendi menghilangkan sekresi empedll menurunkan kolestrol dan trigliserida darah anti bakteri
serta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal 1 i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
~ secara umum bersifat meningkatkan produksi getah empedll dan mampll menekan pembengkakan
jaringan (Liang et al 1985)
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin) Menurut Sidik dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang temulavak kering berkisar 316 Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 dan desmetoksikurkumin berkisar 29 - 42
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda Berdasarkan hasil yang diperoleh sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pcamt lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi jumlah pclarut 400600 dan 800 ml lama ekstraksi
I 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50degC kecepatan pengadukan 700
rpm menggunakan pelarut metano Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 186 - 306 kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan pelarutshy
bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan rim pang tcmulawak dari Balitro aseton teknis etanol teknis aseton pa (Merck) etanol
pa (Merck) kurkumin standar (Sigma) methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan - bahan
analisis lainnya
Alat labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk kontrol suitu pemanas rotavapour Heidolph
HPLC Knouer dan peralatan anal isis lainnya
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel -40 I + 80 l1lest~ dan pengadukan pada putaran 280
rpm dan suhu 35 c dengan variabel sebagai berikut
a PerbandingaIl pelarut - bahan 5 I dan 8 I
b Vaktu ekstraksi jam 6 jam 12 jam 18 jam dan 24 jam
-nalisis ILT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene kloroform
etall(i (49 49 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm
Sedangkan analisis HPLC dilakukan dengan menggllnakan jenis kolom hypersill C-18 panjang
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
kolom 25 em diameter kolom 46 mm fase gerak metanol air (60 40 ) Jaju alir I mil menir
panjang gelombang 254 nm detektor UV model K-250 I
Sampel temulawak basah dariBalitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60degC hingga tercapai kadar air maksima 10 Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak Serbuk yang berukuran -40+80 mesh disimpan dalam
plastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air abu kurkumin lemakminyak atsiri kurkuminprotein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton pa dan etanol pa serta alat soxhlet
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan kemudian
sampel dimasukkan Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40degC sampai tidak adanya destilat yang menetes Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 169 Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan Oei Ban Iiang
etal (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 316) Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 183-224
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor diantaranya adalah umur rimpang tempat tumbuh dan metode ana I isis yang digunakan
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I
Tabel 1 Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring
Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak Protein Pati
Kadar () 1532 377 169 (pelarut etanol) 243 (pelarut aseton) 774 1022
i6009
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
llasil Il1alisis prnksilllat bahan baku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut aseton
mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol Hal ini
menunjukkan bahwa aseton ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak j ika dibandingkan dengan etano Hasil analisis KLT
mcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot scdangkan kromatogram sampel
) tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2
Tab 2 Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil llulisis -I T I1hI111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot
s-dangkan kroll1atograrn slt1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihat
pada tabcl 3
Tabel 3 Data analsisis KLT ekstrak temulawak delgan pelarut etanol
Terihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
lt111101 111ltllpulli kltllliripilll jUl11lah dan jenisllya
RltmklllCIl ekslrak tutal ) mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
ariagt I hlllJi-i Japat Jilihat pada gambar l Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju(a dibandingkan dengan pelarut
Ul
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
~~~r1(77rT7rr~___bull
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia PuoP(eio 6-7 Mei 2005
aseton Hal Inl Jldul lt=l -2 ll- -r~-_ -~ -l1 3nt lebih banya jib
dibandingkan dengan peiamt 35dcn 5hinf3 her~lh ~ ektra an hbih tinggi
Rendemen
14 12
2
r
I
f-
f- -~ f-
[
l-
~~
i~
~F
o et8O 3 510 8 bull etalol35 8
6 o Aseton 35 5 4 o Aseton358 2 o
6 12 18 24
Waktu jam
Gambar I Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2
Kadar kurkumin 2
15 etanol 355
bull etanol35 8 1 o aseton35 5
05 o aseton 35 8
o 2 6 12 18 24
Waktu jam
J 1 ar Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
2~ 1 f3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku - ~k jwh herbeda Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar Lgt _ kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton Dengan demikian
jika d-_ r~esnya maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
efisien 0 iiib dibandingkan dengan penggunaan aseton [
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1 Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksi
kurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku
~~ uro-um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
tmdingan bahan baku -pelarut 1 5 sedangkan~I-middotmiddotmiddot
~ rltilrul 18
OAFTAR PlSTAKA
Aan 2004 Pengaruh Waktu Suhu dan isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll Skripsi FfPmiddotl IPB Bogor
AOAC 1984 Official Method of A1W~1sis of file Associatiol (~l (tJicial Alla(llical Chemisl Virginia USA AOAC Incorporation
Liang OB Widjaya amp Puspa S 1985 Bcbcrapa Aspek Isolasi Identifikasi dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb Dan Curcuma Domcstica Prosiding Simposillf1l Saliollal Temulwrak Univcrsitas Pajajaran Bandung
List PI-I amp Schmidt PC 1989 Pnoph[rmaceuticul Techllology Boston CRe Press Inc Ria EB 1989 Pengaruh Jumlah Pclarut Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak Skripsi Fateta IfB Bogor Sidik Mulyono MW amp Muhtadi A 1986 TelllulUlUk (Curcuma xUl1tzorriza Robx) Yayasan
Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica Jakarta Sinambela J M 1985 Fitotcrapi Fitostandar dan Tcmulawak Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temuawak Universitas Paj~jaran Bandung Trcyball RE bull 1976 Mass Transfer Operalion3 rJ cd 1cGra-Hili Book Co Tokyo YusroAK Pengaruh Waktu Suhu dan Nisbah Pclarut pada Ekstraksi Kurkumin dari
Temulawak dengan Pelarut Etanol Skripsi FffA IPB Bogor
top related