ips risma
Post on 04-Feb-2016
229 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
2. Hierarki Peraturan Perundang-undangan
Peraturan tertinggi yang berlaku dinegara kita adalah UUD 1945. UUD 1945
dikatakan sebagai hokum dasar, yaitu hokum dasar yang tertulis. Dikatakan hokum
dasar karena ada juga hukum dasar yang tidak tertulis yang biasa disebut dengan
istilah konvensi. Konvensi menurut Kaelan (2010), adalah aturan-aturan dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak
tertulis. Contoh konvensi di Negara kita salah satunya yaitu pidato kenegaraan
Presiden RI setiap tanggal 16 Agustus di depan siding DPR.
Hierarki (tata urutan) peraturan perundang-undangan yang berlaku dinegara
kita yang mesti dijadikan rujukan adalah undang-undang RI No. 10 tahun 2004
tentang “Pembentukan peraturan perundang-undangan”. Penegasan harus merujuk
pada UU tersebut karena produk hukum yang mengatur hierarki peraturan
perundang-undangan yang sekarang berlaku adalah UU RI No. 10 tahun 2004.
Dinegara kita pernah berlaku beberapa produk hokum yang mengatur tata
urutan perundang-undangan, yaitu Ketetapan MPRS nomor XX/MPRS/1966
tentang “Memorandum DPR-GR tentang sumber tertib hukum Republik
Indonesia”. Kemudian, di era reformasi MPR telah mengeluarkan produknya yang
berupa Keteapan MPR nomor III/MPR/2000 tentang “Sumber Hukum dan Tata
Urutan Peraturan Perundang-undangan”. Tata urutan perundang-undangan yang
sedang berlaku diatur dalam pasal 7 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 seperti
yang telah dirumuskan dibawah ini:
a. Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan:
1) UUD NKRI 1945
2) UU/ PERPU
3) Peraturan Pemerintah
4) Peraturan Presiden
5) Peraturan Daerah
b. Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi:
1) Perda Provinsi dibuat oleh DPRD Provinsi Bersama dengan Gubernur.
2) Perda Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD Kab/Kota bersama
Bupati/Walikota.
3) Peraturan Desa/peraturan yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan
desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.
c. Ketentuan mengenai tata cara pembuatan peraturan Desa/peraturan yang
setingkat diatur oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
d. Jenis peraturan Perundang-undangan selain yang dimaksud pada ayat (1)
diakui keberadaannyadan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
e. Kekuatan hokum peraturan perundang-undangan adalah sesuai dengan
hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Jenis Peraturan Perundang-undangan tersebut merupakan suatu tata urutan atau
susunan yang bersifat hierarkis yang berarti urutan tersebut bersifat berjenjang dan
tidak bisa dipindah tempatkan. Tata urutan yang berjenjang tersebut oleh Han
Kelsen disebut Stufen theorie atau teori berjenjang. Teori tersebut diibaratkan
kelsen seperti tangga-tangga piramid. Pada tiap-tiap tangga terdapat kaidah-kaidah
(norma), dan di puncak piramid terdapat suatu norma atau kaidah tertinggi yang
disebut Norma dasar (Grundnorm). Dinegara kita, norma tertinggi tersebut yaitu
Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Selanjutnya Nawiasky sebagai murid Hans Kelsen mengembangkan teori
berjenjang dengan menyebut theorie stufenaufbau de rechtsordnung dengan
mengelompokkan 4 norma hokum,
a. Staatsfundamental Norm, yang oleh Notonagoro diartikan pokok kaidah
Negara fundamental/Basic Norm: Staatsfundamental Norm merupakan
norma tertinggi yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut sumbernya. Dalam
tata urutan perundang-undangan di Negara Indonesia yang dikategorikan
sebagai Staatsfundamental Norm adalah Pembukaan UUD 1945 yang
didalamnya memuat pancasila.
b. Staatsgrundgesetze, yaitu aturan-aturan dasar Negara atau aturan-aturan
Negara yang masih bersifat pokok, bersifat umum dan belum mengandung
suatu sanksi, serta merupakan landasan bagi peraturan perundang-undangan
lainnya yaitu berlaku dalam Negara itu. Dalam tata perundang-undangan
Negara Indonesia yang dijadikan Staatsgrundgesetze adalah pasal-pasal
UUD 1945.
c. Formelle Gesetze, yaitu merupakan undang-undang dalam arti formal yang
sudah ada sanksi dan pemaksa. Termasuk Formelle Gesetze dalam tata
urutan perundang-undangan Negara ini adalah Undang-undang Perpu.
d. Verordnungen & Autonome Satzungen, yaitu peraturan pelaksanaan dan
peraturan-peraturan otonom yang sifatnya delegasian. Yang termasuk norma
ini dalam urutan tata perundang-undangan adalah Peraturan Pemerintah dan
kebawahnya.
3. Undang-undang Dasar 1945
Dalam tata peraturan perundang-undangan di Negara Indonesia, menurut
Miriam Budiardjo (1981: 106-107) Undang-undang Dasar 1945 mempunyai
kedudukan yang istimewa dibandingkan dengan Undang-undang lainnya,
dikarenakan:
top related