indonesia sebagai poros maritim dunia
Post on 05-Jan-2016
34 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia Melalui Semboyan
“Jalesveva Jayemahe”
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11°
LS dan antara 95° BB – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara berada di Pulau
Weh di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada pada 6° LU, untuk wilayah
Indonesia paling selatan berada di Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang
berada pada 11° LS, untuk wilayah Indonesia paling barat adalah di ujung utara
pulau Sumatera yang berada pada 95° BB, serta untuk wilayah Indonesia paling
timur berada di Kota Merauke yang berada pada 141° BT. Sedangkan secara
geografis Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik Sehingga tak heran jika Indonesia
memiliki letak yang sangat luas dan strategis karena indonesia berada di sekitar
garis khatulistiwa.
Wilayah Indonesia yang sangat luas ini terdiri atas 1/3 wilayah daratan dan
2/3 wilayah perairan khususnya lautan. Wilayah daratan Indonesia lebih berfokus
pada bidang agraris, sedangkan wilayah perairan Indonesia berfokus pada bidang
maritim. Dilihat dari luas bagiannya wilayah perairan khususnya maritim
memiliki potensi yang lebih dibanding wilayah daratannya. Hal ini dibuktikan
dengan sejarah kemaritiman Indonesia yang dahulu lebih dikenal sebagai
nusantara. Sejarah maritim nusantara berkembang sejak migrasi bangsa
Austronesia ke kawasan Asia Tenggara beberapa ribu tahun lalu untuk berdagang
yang mendahului peradaban Mesir, Yunani, India dan China dengan
menggunakan kapal bercadik dan alat navigasi seadanya. Ramainya arus
pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong munculnya
kerajaan-kerajaan yang bercorak maritim di Nusantara. Sejarah mencatat jika di
nusantara terdapat dua kerajaan maritim yang masyhur, yakni kerajaan Sriwijaya
pada abad 5-9 Masehi, dan kerajaan Majapahit pada abad 12 -14 Masehi. Pada
masa kerajaan Sriwijaya sistem politiknya menekankan pada penguasaan alur
pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah - wilayah strategis yang
dijadikan sebagai pangkalan kekuatan lautnya. Puncak kejayaan maritim
nusantara terjadi pada masa kerajaan Majapahit dibawah kepemimpinan Raden
Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada yang berhasil mempersatukan
nusantara. Kejayaan kerajaan – kerajaan terdahulu memberikan gambaran betapa
hebatnya kerajaan di nusantara yang mampu menyatukan nusantara dan disegani
bangsa lain karena pandangan rakyat atau masyarakatnya yang mampu
menjadikan maritim sebagai jantung dari kemajuan budaya,ekonomi, politik,
sosial, dan militernya. Tak heran jika TNI Angkatan Laut menggunakan
semboyan “Jalesveva Jayemahe” yang artinya “Di Lautan Kita Jaya” sebagai
mottonya. Yang menjadi pertanyaan, masih berlakukah semboyan angkatan laut
kita sekarang? Jalesveva Jayamahe, lantas apakah benar Indonesia menjadi tuan
di tanah air leluhur,atau hanya sekedar penonton yang senantiasa melihat harta
kekayaannya terkuras oleh pihak lain?
Indonesia sebenarnya kaya akan potensi lautnya, namun kekayaan dan
potensi laut yang melimpah tersebut masih sedikit sekali yang dimanfaatkan.
Masyarakat masih beranggapan bahwa potensi dan kekayaan yang ada di darat
lebih menjanjikan untuk dimanfaatkan dibandingkan memanfaatkan potensi laut
Indonesia. Sehingga banyak pihak asing masih berlalu - lalang di sekitar wilayah
perairan Indonesia tidak untuk sekedar melakukan transit namun mereka juga
turut mengeksploitasi hasil laut di Indonesia. Selain itu kapal ilegal juga masih
banyak yang berkeliaran untuk mencuri ikan. Hukum laut yang kurang tegas serta
kurangnya fasilitas pendukung seperti masih sedikitnya kapal patroli dan
sedikitnya jumlah pelabuhan di Indonesia mengakibatkan Indonesia masih belum
layak disebut sebagai poros maritim dunia. Padahal sebentar lagi Indonesia akan
menghadapi MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang membebaskan semua
produk asing untuk masuk ke Indonesia. Untuk itu Indonesia perlu upaya lebih
untuk mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan MEA khususnya pada
upaya perbaikan potensi maritimnya.
Berbagai upaya untuk memperbaiki potensi maritim di Indonesia perlu
didukung, salah satu caranya dengan mendukung program pemerintah seperti
mendukung lima kebijakan yang disampaikan oleh presiden RI Joko Widodo
terkait visi kelautan Indonesia menuju poros maritim dunia pada KTT ASEAN
tanggal 13 November 2014. Untuk menjadi poros maritim dunia, Indonesia perlu
melakukan perbaikan dari dalam dahulu kemudian melakukan perbaikan dari luar.
Rekonstruksi budaya maritim adalah langkah paling awal untuk memperbaiki
potensi maritim Indonesia dari dalam. Budaya maritim yang dibangun sejak
zaman kerajaan perlahan mulai terkikis terutama yang menyangkut kemakmuran
masyarakat pesisir. Bangsa Indonesia harus menyadari bahwa identitas
kemakmuran dan masa depannya sangat ditentukan oleh pengelolaan samudera.
Langkah ini dapat dilakukan dengan mensosialisasikan budaya maritim kepada
masyarakat,terutama masyarakat pesisir tentang budaya kemaritiman seperti
memberi tambahan pelajaran mengenai pendidikan lingkungan hidup yang
berbasis maritim. Untuk membangun kemakmuran masyarakat dan memberikan
pemahaman kepada masyarakat perlu adanya program nasional yang disebut
Sambang Nusa, yakni program berkunjung ke pulau-pulau terluar yang
berpenghuni. Jangan sampai mereka yang berdomisili jauh dari ibu kota
melupakan jati dirinya sebagai bagian dari negara Indonesia. Dalam
meningkatkan sektor kemaritiman, pengelolaan sumber daya laut dan
pembangunan kedaulatan pangan harus menjadi momok utama. Hal ini dapat
dilakukan melalui pengembangan industri perikanan dengan nelayan sebagai
agennya. Karena nelayan merupakan agen industri perikanan, maka kita wajib
untuk menjaga dan melestarikan lingkungan nelayan. Perlu adanya pengawasan
terhadap nelayan agar tidak melakukan penjaringan ikan secara destruktif atau
merusak lingkungan, baik itu menggunakan jaring-jaring terlarang,
penggunaan bom, atau pengunakan bahan kimia lain seperti potas demi
terciptanya lingkungan maritim yang sejahtera. Pengawasan juga difokuskan pada
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam kelautan seperti minyak dan
gas. Pembangunan infrastruktur maritim Indonesia juga perlu dilakukan, hal ini
dapat direalisasikan dengan melakukan pembangunan pelabuhan laut dalam atau
yang lebih dikenal dengan deep sea port bagi industri perkapalan agar semakin
memudahkan terjadinya akses. Selain pelabuhan, tol laut dan pariwisata maritim
berbasis wisata bahari juga perlu untuk dikembangkan. Perbaikan dari luar dapat
dilakukan dengan melakukan diplomasi maritim. Diplomasi ini dapat dilakukan
dengan mengajak semua negara di dunia untuk menghilangkan konflik di laut
seperti pelanggaran kedaulatan sengketa wilayah laut dan pencurian ikan.
Sehingga laut bukan berfungsi sebagai pemisah suatu negara melainkan sebagai
penghubung atau penyatu suatu negara. Pembangunan kekuatan maritim dan
armada laut merupakan langkah terakhir menuju terbentuknya dunia dengan
Indonesia sebagai poros maritimnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk
menjaga kekayaan dan ketertiban maritim.
top related