indeks pembangunan 2006 2007 - daps.bps.go.iddaps.bps.go.id/file pub/publikasi ipm.pdf · badan...

Post on 03-Feb-2018

222 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia

Katalog BPS: 4102002

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA2006 ‐ 2007

PENDAHULUAN1

3

Pendahuluan

Indeks Pembangunan Manusia, 2006-2007

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunanmanusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapabesar permasalahan yang paling mendasar di masyarakattersebut dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebutdiantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf,ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Namunpersoalannya adalah capaianpembangunan manusia secaraparsial sangat bervariasi dimana beberapa aspekpembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspekpembangunan lainnya gagal. Selanjutnya bagaimana menilaikeberhasilan pembangunan manusia secara keseluruhan?

Dewasa ini persoalan mengenai capaian pembangunanmanusia telah menjadi perhatian para penyelenggarapemerintahan. Berbagai ukuran pembangunan manusiadibuat namun tidak semuanya dapat digunakan sebagaiukuran standar yang dapat dibandingkan antar wilayah atauantar negara. Oleh karena itu Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan suatu ukuran standarpembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia(IPM) atau Human Development Index (HDI). Indeks inidibentuk berdasarkan empat indikator yaitu angka harapanhidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dankemampuan daya beli. Indikator angka harapan hidupmerepresentasikan dimensi umur panjang dan sehat.Selanjutnya, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolahmencerminkan output dari dimensi pengetahuan. Adapunindikator kemampuan daya beli digunakan untuk mengukurdimensi hidup layak.

Luasnya cakupan pembangunan manusia menjadikanpeningkatan IPM sebagai manifestasi dari pembangunanmanusia dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalammeningkatkan kemampuan dalam memperluas pilihan-pilihan

4 Indeks Pembangunan Manusia, 2006-2007

Pendahuluan

(enlarging the choices of the people). Seperti diketahui,beberapa faktor penting dalam pembangunan yang sangatefektif bagi pembangunan manusia adalah pendidikan dankesehatan. Dua faktor penting ini merupakan kebutuhan dasarmanusia yang perlu dimiliki agar mampu meningkatkanpotensinya. Umumnya, semakin tinggi kapabilitas dasar yangdimiliki suatu bangsa, semakin tinggi pula peluang untukmeningkatkan potensi bangsa itu. Di tengah eskalasipersaingan global, tuntutan terhadap kapabilitas dasar itudirasakan semakin tinggi. Jika tidak demikian maka bangsatersebut akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain yanglebih maju.

Untuk meningkatkan IPM semata-mata tidak hanya padapertumbuhan ekonomi karena pertumbuhan ekonomi barumerupakan syarat perlu. Agar pertumbuhan ekonomi sejalandengan pembangunan manusia, maka pertumbuhan ekonomiharus disertai dengan syarat cukup yaitu pemerataanpembangunan. Dengan pemerataan pembangunan terdapatjaminan bahwa semua penduduk dapat menikmati hasil-hasilpembangunan.

Berdasarkan pengalaman pembangunan di berbagainegara diperoleh pembelajaran bahwa untuk mempercepatpembangunan manusia dapat dilakukan antara lain melaluidua hal, yaitu distribusi pendapatan yang merata dan alokasibelanja publik yang memadai untuk pendidikan dan kesehatan.Korea Selatan sebagai contoh sukses, tetap konsistenmelakukan dua hal tersebut. Sebaliknya Brazil mengalamikegagalan karena memiliki distribusi pendapatan yangtimpang dan alokasi belanja publik yang kurang memadaiuntuk pendidikan dan kesehatan (UNDP, BPS, Bappenas,2004).

Saat ini tampaknya pemerintah sangat perhatian denganisue pembangunan manusia. Hal ini ditandai dengandiikutkannya IPM sebagai salah satu alokator dana alokasi

5

Pendahuluan

Indeks Pembangunan Manusia, 2006-2007

umum (DAU) untuk mengatasi kesenjangan keuangan wilayah(fiscal gap). Alokator lainnya adalah luas wilayah, jumlahpenduduk, produk domestik regional bruto dan indekskemahalan konstruksi. Seyogianya, wilayah dengan IPMrendah secara perlahan dapat mengejar ketertinggalannyakarena memperoleh alokasi dana yang berlebih. Meskipundemikian, hal itu masih sangat tergantung dengan strategipembangunan yang dijalankan oleh wilayah tertsebut.

Dengan demikian, cukup menarik untuk melihatpencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukanselama ini khususnya pada satu dasawarsa terakhir. Selainitu, menarik pula untuk dilihat perkembangan masing-masingkomponen IPM dalam memberikan kontribusi terhadappeningkatan IPM. Terkait dengan pelaksanaan desentralisasipemerintahan, barangkali perlu dilihat hasil-hasil pemerataanpembangunan manusia antar wilayah, khususnya pada levelprovinsi dan kabupaten/kota.

1.2 Tujuan Penulisan

Secara umum, publikasi ini akan menyajikan data dananalisa IPM selama 2006-2007. Data IPM secara lengkap dapatdilihat pada tabel lampiran. Untuk melihat perkembangan IPMjuga digunakan data IPM pada tahun sebelumnya. Selain itupublikasi ini juga akan menganalisis perkembangan masing-masing komponen IPM. Selanjutnya, akan diulas disparitasIPM antar wilayah.

Secara khusus, publikasi ini bertujuan:1. Menyajikan perkembangan IPM secara nasional dan

menurut komponennya.2. Menyajikan analisis perkembangan IPM antar provinsi dan

kabupaten/kota, maupun komponennya.

6 Indeks Pembangunan Manusia, 2006-2007

Pendahuluan

1.3 Sistematika Penulisan

Publikasi ini terdiri dari empat bab. Bab I, menyajikanlatar belakang penulisan. Bab ini menguraikan pentingnyaIPM sebagai ukuran untuk melihat kemajuan dalampembangunan manusia. Metodologi penghitungan IPM akandisajikan pada Bab II yang menguraikan tentang metodepenghitungan masing-masing komponen sampaiterbentuknya IPM. Selanjutnya pada Bab III akan disajikanhasil-hasil analisis IPM dan perkembangan komponennya.Kemudian Bab IV menguraikan disparitas IPM antar wilayahbaik provinsi maupun kabupaten/kota.

1.4 Sumber Data

Sumber data utama yang digunakan adalah dataSusenas Kor dan Susenas Modul Konsumsi. Sementarasebagai penunjang digunakan data Supas, Proyeksi Pendudukdan Indeks Harga Konsumen (IHK). Data Susenas Kordigunakan untuk menghitung dua indikator pembentuk IPMyaitu Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah(MYS). Sementara Angka Harapan Hidup (eo) dihitungmenggunakan data Susenas yang dikoreksi dengan dataSupas dan Proyeksi Penduduk. Sedangkan indikator daya beliatau PPP (purchasing power parity) dihitung menggunakandata Susenas modul Konsumsi yang didasarkan pada 27komoditi (lihat Tabel 2.2) dan Susenas Kor untuk mendapatkanpengeluaran per kapita. Untuk mendapatkan pengeluaranper kapita riil digunakan Indeks Harga Konsumen sebagaideflator.

2METODOLOGIPENGHITUNGAN

3HASIL-HASIL IPM

4DISPARITAS ANTARWILAYAH

LAMPIRAN-LAMPIRAN

top related