implikasi pemberlakuan psak 72 terhadap … · terdapat rekonsiliasi pendapatan 1.antara basis...
Post on 13-Jun-2019
270 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 1
IMPLIKASI PEMBERLAKUAN PSAK 72 TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN
Sesi II
Fasilitator:
Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA, ACPA
(Praktisi, Penulis & Akademisi)
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
BEBERAPA CONTOH KASUS
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 2
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
5-Step Model Pengakuan Pendapatan
Mengidentifikasi Kontrak dengan Pelanggan
a. Persetujuan atas kontrak (baik lisan maupun tulisan atau sesuai praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen untuk melaksanakan kewajiban mereka masing-masing,
b. Hak-hak setiap pihak dapat diidentifikasi, c. Jangka waktu pembayaran dapat diidentifikasi, d. Substansi komersial (adanya perubahan risiko,
waktu atau jumlah arus kas), e. Imbalan yang diperoleh sangat mungkin
(probable) ditagih.
Langkah
1
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Keberadaan kontrak dengan pelanggan (PSAK 72.09):
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 3
Dapat ditagih (probable)…
(1)
Hak atas barang dan jasa dan jangka waktu
pembayaran dapat diidentifikasi…
(2)
Mengandung substansi komersial...
(3)
Masing-masing pihak sepakat &
berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya…
(4)
Kontrak dianggap ada apabila…….
Kontrak dianggap ada jika……..
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Kontrak menciptakan hak dan kewajiban yang dapat dipaksakan........
Kontrak dianggap tidak ada apabila masing-masing pihak memiliki hak untuk melakukan terminasi atas kontrak tak terlaksana penuh tanpa kompensasi........
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 4
PSAK 72.15: Jika PSAK 72.09 tidak terpenuhi, pendapatan tetap diakui jika......
Entitas tidak memiliki sisa kewajiban untuk
mengalihkan barang dan jasa kepada pelanggan…..
(1)
Imbalan yang diterima dari
pelanggan tidak dapat dikembalikan……
(4)
Imbalan yang dijanjikan pelanggan telah diterima entitas dan tidak dapat
dikembalikan….
(2)
Kontrak telah diakhiri….
(3)
Imbalan yang diterima diakui
sebagai pendapatan
Jika (1+ 2) atau (3+4) tidak terpenuhi, maka imbalan dicatat sebagai liabilitas……
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Suatu kontrak tak terlaksana penuh (unperformed contract) apabila:
1. Entitas belum mengalihkan barang dan jasa, 2. Entitas belum menerima dan belum berhak
menerima imbalan apapun dalam kaitannya dengan barang dan jasa.
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 5
Kombinasi kontrak (PSAK 72.17):
Apakah dua kontrak atau lebih disepakati pada waktu yang sama atau berdekatan
dengan pelanggan yang sama atau dengan pihak berelasi dari pelanggan?
Dicatat sebagai kontrak terpisah
tidak
Apakah satu atau lebih kriteria di bawah ini terpenuhi? 1. Kontrak-kontrak tersebut dinegosiasikan
sebagai satu paket komersial, 2. Jumlah yang dibayarkan atas satu
kontrak bergantung pada harga atau pelaksanaan kontrak lain,
3. Barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak merupakan kewajiban pelaksanaan tunggal.
ya
Kontrak dicatat sebagai satu kesatuan
ya
tidak
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Bagan II.1
Menentukan Kewajiban Pelaksanaan
a. Suatu barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakan, atau
b. Serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat dibedakan yang secara substansial sama dan memiliki pola pengalihan yang sama kepada pelanggan.
Langkah
2
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Kewajiban pelaksanaan adalah setiap janji untuk mengalihkan kepada pelanggan (PSAK 72.22):
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 6
Barang atau jasa bersifat dapat dibedakan apabila:
Kriteria 1: Barang atau jasa yang dapat dibedakan: Apakah pelanggan dapat memanfaatkan barang atau jasa itu sendiri atau bersama dengan sumber daya lain yang tersedia?
Kriteria 2: Dapat dibedakan dalam konteks kontrak: Apakah janji entitas untuk mengalihkan barang atau jasa dapat diidentifikasi secara terpisah dari janji lain yang ada dalam kontrak?
dan
Kewajiban pelaksanaan dapat dibedakan
Kewajiban pelaksanaan tidak dapat dibedakan dengan barang
atau jasa lain
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
ya tidak
Bagan II.2
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Barang atau jasa secara substansi sama
Setiap barang atau jasa yang memiliki sifat dapat dibedakan dalam suatu rangkaian dianggap sebagai kewajiban
pelaksanaan yang dipenuhi sepanjang waktu (overtime)
Metode yang sama digunakan untuk mengukur progres pemenuhan penyelesaian kewajiban pelaksanaan untuk mengalihkan serangkaian
barang atau jasa yang memiliki sifat dapat dibedakan
Satu kewajiban pelaksanaan
+
+
=
Serangkaian barang atau jasa yang memiliki sifat dapat dibedakan:
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 7
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
PSAK 72.31:
”Entitas mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dengan mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan (yaitu aset) kepada pelanggan. Aset dialihkan ketika (atau selama) pelanggan memperoleh pengendalian atas aset.”
Penyelesaian kewajiban pelaksanaan…..
1. Penyelesaian sepanjang waktu (overtime)
2. Penyelesaian pada waktu tertentu(point time)
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Penyelesaian sepanjang waktu (overtime)-salah satu atau lebih terpenuhi…..
a. Pelanggan menerima dan mengkonsumsi manfaat secara simultan saat entitas melaksanakan kewajiban pelaksanaannya,
b. Pelaksanaan entitas menciptakan atau meningkatkan aset yang dikendalikan oleh pelanggan,
c. Pelaksanaan entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan alternatif bagi entitas dan entitas memiliki hak atas pembayaran yang dapat dipaksakan atas kinerja yang diselesaikan.
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 8
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Penyelesaian pada waktu tertentu (point in time)-indikator…..
a. Entitas memiliki hak atas pembayaran aset, b. Pelanggan memiliki hak kepemilikan legal, c. Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik
atas aset, d. Pelanggan memiliki risiko dan manfaat
signifikan atas kepemilikan aset, e. Pelanggan telah menerima aset.
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Metode pengukuran kemajuan atas penyelesaian kewajiban pelaksanaan sepanjang waktu (over time)…..
a. Metode output, mengakui pendapatan berdasarkan pengukuran langsung atas nilai barang atau jasa yang dialihkan kepada pelanggan,
b. Metode input, mengakui pendapatan berdasarkan usaha atau input entitas atas penyelesaian kewajiban pelaksanaan.
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 9
Menentukan Harga Transaksi
a. Imbalan variabel, b. Keberadaan komponen pendanaan
signifikan dalam kontrak, c. Imbalan non kas, d. Uang imbalan kepada pelanggan.
Langkah
3 Beberapa isu pengidentifikasikan harga transaksi:
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Imbalan variabel Entitas mengestimasi jumlah imbalan variabel dengan mempertimbangan risiko pembalikan pendatatan
(1)
Imbalan yang terutang kepada pelanggan Pengurangan harga, pembayaran atas barang atau jasa bersifat dapat dibedakan atau keduanya.
(4)
Komponen pendanaan signifikan Entitas menyesuaikan jumlah imbalan dengan memper-timbangkan time value of money
(2)
Imbalan non tunai Diukur dengan nilai wajar jika dapat diukur dengan andal, atau gunakan harga jual stand-alone
untuk barang dan jasa (3)
Harga transaksi
Penentuan harga transaksi:
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 10
Imbalan Variabel
diskon rabat
pengembalian dana
kredit
konsesi harga
insentif bonus kinerja
denda
item lainnya
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Apakah imbalan bersifat variabel atau tetap?
Tetapkan jumlah tersebut sebagai harga transaksi
variabel tetap
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Tentukan porsi jika ada, dari imbalan tersebut yang paling mungkin terjadi dengan pembalikan pendapatan yang
tidak akan terjadi pada masa yang akan datang.
Estimasi nilai imbalan berdasarkan nilai ekspektasian atau jumlah yang paling
mungkin.
Bagan II.3
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 11
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Expected Value Method
Most Likely Amount Method
Menggunakan konsep rata-rata tertimbang dengan angka-angka yang memungkinkan.
Menggunakan konsep angka tunggal yang memungkinkan.
Mengalokasikan harga transaksi Langkah
4 PSAK 72.73:
”Tujuan ketika mengalokasikan harga transaksi adalah entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan (atau barang atau jasa bersifat dapat dibedakan) dalam jumlah yang menggambarkan jumlah imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.”
Tentukan Harga Jual Berdiri Sendiri (Stand-
Alone Selling Price)
Alokasikan Harga Jual
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 12
Stand-alone selling price……..
“…….harga barang atau jasa yang dijanjikan dijual secara terpisah oleh entitas kepada pelanggan.”
“……..bukti terbaik dari harga jual berdiri sendiri adalah harga barang atau jasa yang dapat diobservasi ketika entitas menjual barang atau jasa secara terpisah dalam keadaan serupa dan kepada pelanggan serupa.”
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Pengalokasian berdasarkan harga jual berdiri sendiri
Kewajiban Pelaksanaan I
Kewajiban Pelaksanaan II
Kewajiban Pelaksanaan III
Tentukan harga jual berdiri sendiri
Apakah harga yang dapat diobservasi tersedia?
ya tidak
Gunakan harga yang dapat diobservasi
Gunakan harga taksiran
Adjusted Market
Assessment Approach
Expected cost plus a margin
approach
Residual approach
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72 Bagan II.4
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 13
Adjusted market assessment approach……
“.....Entitas mengevaluasi pasar di mana entitas menjual barang atau jasa dan mengestimasi harga dimana pelanggan dalam pasar tersebut diharapkan bersedia untuk membayar barang atau jasa tersebut.”
Expected cost plus a margin approach……
“......Entitas memprakirakan biaya ekspektasian untuk memenuhi kewajiban pelaksanaan dan kemudian menambahkan marjin yang sesuai untuk barang atau jasa tersebut.”
Residual approach……
“..... entitas dapat mengestimasi harga jual berdiri sendiri dengan merujuk pada harga transaksi total dikurangi dengan jumlah harga jual berdiri sendiri yang dapat diobservasi atas barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak.”
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Residual approach harus diterapkan dengan memperhatikan prudence principle…….
1. Entitas menjual barang yang sama kepada pelanggan yang berbeda dalam waktu yang berdekatan namun dengan harga jual yang sangat variatif, atau
2. Entitas belum menetapkan harga jual atau entitas belum pernah menjual secara terpisah.
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 14
Mengakui Pendapatan Langkah
5 Lakukan pencatatan pendapatan baik secara over time maupun a point in time.
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Apakah kewajiban pelaksanaan dipenuhi secara over time?
Identifikasi metode yang tepat untuk mengukur progres
Pengakuan pendapatan dengan cara point in time pada saat pengendalian atas
barang atau jasa dialihkan
Terapkan metode tersebut untuk mengakui pendapatan
secara over time
ya tidak
Bagan II.5
Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan
Model 5-Langkah Pengakuan Pendapatan
1. Harus ada hubungan antara barang/jasa yang dijanjikan dengan kontrak,
2. Beberapa kontrak mungkin perlu dikombinasikan,
3. Biaya untuk memperoleh kontrak perlu dikapitalisasi,
4. Pencatatan terkait modifikasi kontrak dapat berubah.
Pengakuan pendapatan secara terpisah harus dilakukan terhadap: 1. Setiap barang/jasa yang
dijual dalam satu paket bundling,
2. Barang/jasa yang diberikan secara gratis,
3. Jasa instalasi tertentu, 4. Janji-janji lain yang diberikan
kepada pelanggan.
1. Waktu pengakuan pendapatan dapat berubah,
2. Terdapat rekonsiliasi pendapatan antara basis akuntansi dan basis fiskal.
1. Penggunaan metode residu dibatasi,
2. Kesulitan-kesulitan dalam menentukan stand-alone price.
1. Nilai pendapatan tidak
akan sama dengan kas yang ditagih,
2. Terdapat imbalan yang harus diberikan diskon volume, tarif regresif dan imbalan variabel,
3. Data historis tentang profil pelanggan mungkin tidak tersedia.
FIVE-STEP-MODEL BERDASARKAN PSAK 72
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 15
Contoh I:
Entitas A, perusahaan software yang melakukan perjanjian dengan pelanggan B terkait pengadaan software aplikasi Customer Relationship Management. Tiga hari kemudian, dengan kontrak terpisah, entitas A telah menyepakati pemberian jasa konsultasi untuk melakukan software customization di pelanggan B sebelum pengoperasian.
Entitas A melakukan kombinasi atas kedua kontrak tersebut karena kedua kontrak tersebut dimulai pada waktu yang hampir bersamaan dengan pelanggan yang sama dan barang dan jasa yang diserahkan merupakan satu kewajiban pelaksanaan.
BEBERAPA CONTOH KASUS
Contoh II:
Entitas A dan pelanggan B menandatangani kontrak layanan jasa kebersihan selama 12 bulan yang mewajibkan pelanggan B membayar fee per bulan sebesar Rp 800.000.000. Pada saat perjanjian itu berakhir pada tanggal 31 Mei, entitas A tetap memberikan layanan jasa kebersihan dan pelanggan B tetap membayar Rp 800.000.000 per bulan. Perjanjian baru yang akan ditandatangani mewajibkan pelanggan B membayar Rp 1.000.000.000 per bulan. Perjanjian tersebut ditandatangani pada tanggal 31 Juli, yang diterapkan secara retrospektif sejak tanggal 1 Juni. Penasihat hukum entitas A menjelaskan bahwa tidak terdapat kewajiban pelanggan B untuk membayar entitas A atas jasa yang diberikan pada bulan Juni dan Juli sebelum perjanjian baru tersebut ditandatangani sehingga tidak terdapat kontrak pada bulan Juni dan juli.
BEBERAPA CONTOH KASUS
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 16
Contoh II: (lanjutan)
Karena kontrak yang lama berakhir pada tanggal 31 Mei, entitas A mencatat pembayaran bulan Juni dan Juli sebesar Rp 1.600.000.000 yang dicatat pelanggan B sebagai pendapatan hanya apabila pelaksanaan pemberian jasa pada bulan-bulan tersebut telah selesai dan secara substansial semua pembayaran sebesar Rp 1.600.000 telah ditagih dan tidak dapat dikembalikan (non refundable). Apabila kondisi tersebut belum terpenuhi, entitas A menangguhkan pengakuan pendapatan sebesar Rp 1.600.000.000 dan mengakuinya sebagai liabilitas hingga terdapat kontrak yang dapat dipaksakan (31 Juli). Entitas A mengakui Rp 2,000.000.000 per 31 Juli secara cumulative catch-up (Rp 1.000.000.000 untuk setiap bulannya), apabila perjanjian baru berlaku berlaku efektif.
BEBERAPA CONTOH KASUS
Contoh II: (lanjutan)
Namun, jika telah ditentukan bahwa kontrak baru dianggap berlaku pada tanggal 1 Juni, walaupun tidak terdapat perjanjian formal pada tanggal 31 Juli, pendapatan akan terus diakui dengan basis bulanan berdasarkan penafsiran legal dari hak dan kewajiban masing-masing pihak. Entitas A menaksir jumlah imbalan variabel yang diterima. Penandatanganan kontrak pada tanggal 31 Juli dianggap sebagai penyesuaian terhadap imbalan variabel atau modifikasi kontrak.
BEBERAPA CONTOH KASUS
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 17
Contoh III: Kriteria 1:
Handset dianggap memiliki sifat dapat dibedakan Pelanggan A memperoleh manfaat dari handset, karena handset memiliki fungsi dan manfaat yang berdiri sendiri, dan dapat dijual kembali. Fungsi handset terpisah dari jaringan Telco B, karena dapat digunakan menggunakan jaringan Telco yang lain. Sehingga dapat dikatakan Telco B menjual jasa secara terpisah. Pelanggan A memperoleh manfaat dari layanan jaringan dengan menggunakan infrastruktur Telco B yang tersedia, walaupun menggunakan handset dari vendor retail yang berbeda.
BEBERAPA CONTOH KASUS
Contoh III: (lanjutan) Kriteria 2:
Pelanggan A dapat membeli handset dan voice/data dari pihak-pihak yang berbeda. Pelanggan A dapat membeli handset dari peritel, merupakan bukti bahwa handset dan voice/data tidak tergantung atau berkorelasi satu sama lain.
Handset dan layanan jaringan dapat dipisahkan dalam kontrak karena bukan merupakan input untuk aset tunggal. Telco B tidak memberikan layanan yang terintegrasi.
BEBERAPA CONTOH KASUS
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 18
Contoh IV: Perusahaan manufaktur A menjual 1.000 unit tv kepada peritel B dengan harga Rp 500.000.000 (Rp 500.000 per unit). Perusahaan manufaktur A memberikan proteksi harga kepada peritel B dengan menyetujui penggantian atas setiap selisih harga Rp 500.000 per unit tv dengan harga yang terendah yang ditawarkan perusahaan manufaktur A selama 6 bulan berikutnya. Berdasarkan pengalaman perusahaan manufaktur A dengan kontrak yang sama, kemungkinannya adalah sebagai berikut:
Pengurangan harga dalam 6 bulan
Probabilita
Rp 0 70%
Rp 50.000 20%
Rp 100.000 10%
Setelah mempertimbangkan semua data dan kondisi, perusahaan manufaktur A menetapkan bahwa Expected Value Method memberikan prediksi terbaik terkait kemungkinan imbalan yang diperoleh. Hasilnya, perusahaan manufaktur menaksir harga Rp 480.000 per unit tv (Rp 500.000 x 70%) + (Rp 450.000 x 20%) + (Rp 400.000 x 10%).
Expected Value Method
BEBERAPA CONTOH KASUS
Contoh V:
Perusahaan konstruksi A melakukan perjanjian dengan pelanggan B untuk membangun gedung. Perusahaan konstruksi A akan menerima Rp 1,1 milyar atau Rp 1,3 milyar.
Karena hanya ada 2 kondisi yang memungkinkan, perusahaan konstruksi A menggunakan most likely amount method yang memberikan prediksi yang paling tepat. Sehingga harga transaksi diprediksi Rp 1,3 milyar.
Most Likely Amount Method
Kondisi Imbalan Probabilita
Pembangunan selesai tepat waktu
Rp 1,3 milyar
90%
Pembangunan tertunda
Rp 1,1 milyar
10%
BEBERAPA CONTOH KASUS
Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat 19
Questions?
Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA, ACPA
Email: marisippurba@gmail.com Phone: 0812 2068 4307
top related