implementasi program kartu identitas anak …
Post on 14-Nov-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU IDENTITAS ANAK MELALUI
PELAYANAN KELILING (STUDI DI DESA PEMATANG MAYAN KECAMATAN
RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh :
INDRA GUNAWAN
NIM: SIP.162325
PEMBIMBING:
H. M. Zaki, S.Ag.,M.Ag
Elvi Alfian. A, S.H., M.H
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
2
3
4
Pembimbing 1 : H.M. Zaki, S.Ag., M.Ag
Pembimbing II : Elvi Alfian. A, S.H., M.H
Alamat Fakultas Syariah
Jl. Jambi- Muara Bulian KM. 16 Simp. Ser Duren
Jaluko Kab Muara Jambi 31346 Telp. (074 I ) 582021
Jambi, Maret 2020
Kepada Yth
Dekan Fakultas Syariah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di -
Jambi
NOTA DINAS
Assolamu’alailaim, wr,wb
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
skripsi saudara lndra Gunawan SIP. 162325 yang Be;judul “Analisis
Program Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling (Studi di
Desa Pematang Mayan Kecamatan Rantau Rasau Kabupateu
Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi)”. Telah dpat diajukan untuk
dimunaqasahkan guna melengkapi tugas-tugas dn memenuhi syarat-syarat
mencapai gelar Sarjana Strata Satu (SI) pada Fakultas Syariah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Maka dengan ini kanii ajukan skripsi
tersebut agar dapat diterima dengan baik.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bernıanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa, dan Bangsa.
Wassalotnu 'alaikuni Wr.Wb
Pembimbing 1 Pembimbing 11
NIP.19700523 201412 1 001
NIP.19751117 199903 1 002
MOTTO
5
6
MOTTO
ة ل ِق وْم يؤُْمِنوُن حْم ر هُ ع ل ى عِلْم هُد ى و لْن ب ف صَّ هُم بكِِت ل ق دْ جِئنْ و
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka
yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(QS. Al-A’raf : 52)
7
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‘alamin
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT yang Maha Agung, Maha Tinggi,
Maha Adil, dan Maha Penyayang. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah
memberikanku kekuatan, menjadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, membekaliku
dengan ilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Kupersembahkan
skirpsi ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibundaku Siti Rukayah dan Ayahandaku Rasiban. Sebagai tanda bakti, hormat, dan
rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibunda dan
Ayahanda tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, Do’a,
dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tidak dapat tergantikan,
hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Ibu, Ayah terimalah
bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.
Adik ku tercinta Handoko Sukmawijaya tiada yang paling mengharukan saat kita
kumpul bersama. Terimakasih atas do’a dan kebaikan Adik selama ini, terimakasih karena
sudah menjadi Adik yang paling terbaik, walaupun kita berjauhan aku selalu mendo’akan
yang terbaik untuk Adik disana. Semoga nanti kita bisa membahagiakan kedua orangtua
kita dengan hasil kerja keras kita.
Terimakasih ku persembahkan untuk Alm. Nenek dan Alm mbah ku. Terimakasih
dari lahir hingga aku dewasa sudah menjaga, merawatku, memberikan semua yang terbaik
untuk cucunya. Mohon maaf karena selama nenek dan mbah masih hidup aku belum bisa
membalas semua kebaikan nenek dan mbah. Terimakasih kupersembahkan untuk teman-
teman seperjuangan angkatan 2016 Semoga nanti kita semua bisa menjadi orang yang
sukses. Amin…
8
ABSTRAK
Judul Skripsi : ANALISIS PROGRAM KARTU IDENTITAS ANAK
MELALUI PELAYANAN KELILING (STUDI DI DESA PEMATANG
MAYAN KECAMATAN RANTAU RASAU KABUPATEN TANJUNG
JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI)
Pelayanan publik menjadi suatu tolak ukur kinerja pemerintah yang paling
kasat mata. Masyarakat langsung dapat melihat dan menilai sistem kerja
pemerintahan berdasarkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
terhadap masyarakat berdasarkan berbagai fenomena yang ada terlihat bahwa
pemerintah sebagai penyedia pelayanan tidak luput dari masalah ini. Berbagai
pelayanan administratif, seperti pelayanan KTP, KK dan salah satunya pelayanan
pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA). Dengan demikian yang diharapkan oleh
masyarakat terhadap pelayanan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) yakni
kesederhanaan, kejelasan, adanya kepastian waktu, pelayanan berkualitas, kepastian
hasil, transparansi, dan sah secara hukum. Pelayanan merupakan semua bentuk
kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh para penyelenggara pelayanan publik sebagai
wujud upaya dalam kebutuhan publik dan ketentuan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan melalui data primer dan data sekunder,
teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelayanan yang ada di Desa Pematang Mayan
terkait dengan pelayanan Kartu Identitas Anak (KIA) masih dalam tahap proses
pelaksanaan pelayanan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA). Upaya dari
pemerintah Desa Pematang Mayan yaitu dengan cara mensosialisasikan program KIA
ke masyarakat dan sekolah-sekolah guna untuk menjadikan pelayanan lebih baik dan
berkualitas.
Kata-kata Kunci : Pelayanan Publik, Kartu Identitas Anak, Pemerintah, Masyarakat.
9
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis curahkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniannya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik dan lancar. Shalawat beriring salam tak lupa penulis
ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke
zaman yang penuh akan nikmat iman dan ilmu pengetahuan.
Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu tugas akhir studi dan syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Selain skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan
dorongan dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengarahan serta saran untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Tiada yang dapat penulis berikan kepada mereka untuk saat ini kecuali Do’a
kepada Allah SWT, semoga jasa baiknya dan pengorbanan mereka mendapat balasannya
dari Allah SWT. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag., MH selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Bapak Agus Salim, S.Th.I., MA.M.IR.,Ph.D Wakil Dekan I Fakultas Syariah Bidang
Akademik dan Kelembagaan.
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.,MH Wakil Dekan II Fakultas Syariah Dalam
Bidang Keuangan dan Administrasi.
5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH., M.Hum selaku Dekan III Fakultas Syariah di Bidang
Kemahasiswaan.
10
6. Ibu Irmawati Sagala, S. IP. M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Bapak
Yudi Armansyah, S.Th.I., M. Hum selaku Sekretaris jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Bapak H. M. Zaki, S.Ag., M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Elvi Alfian. A, S.H.,
M.H selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pemikirannya demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang
telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama mengikuti masa
perkuliahan.
Tiada yang dapat penulis berikan kepada mereka untuk saat ini kecuali do’a kepada
Allah SWT, Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat berguna sebagai
bahan masukan bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
Jambi, Maret 2020
Penulis
Indra Gunawan
SIP. 162325
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................................iii
MOTTO ................................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 5
D. Kerangka Teori ...................................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 15
BAB II METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 19
2. Pendekatan Penelitian ........................................................................... 19
3. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 20
4. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 21
5. Teknik Analisis Data ............................................................................ 23
6. Sistematika Penulisan ............................................................................ 25
12
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Pematang Mayan ............................................................. 27
B. Letak Geografis ..................................................................................... 28
C. Visi dan Misi ......................................................................................... 29
D. Struktur Pemerintahan Desa .................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Urgensi Implementasi Program Kartu Identitas Anak di Desa
Pematang Mayan 44
B. Kesiapan Pemerintah Desa Dalam Mendukung Program Kartu
Identitas Anak ....................................................................................... 51
C. Kendala Apa Saja Yang dihadapi Pemerintah Desa Dalam
Persiapan Pelaksanaan Program Kartu Identitas Anak ......................... 53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 56
B. Saran ...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
13
DAFTAR SINGKATAN
KIA : Kartu Identitas Anak
KIARI : Kartu Identitas Anak Republik Indonesia
PERMENDAGRI : Peraturan Menteri Dalam Negeri
PERDA : Peraturan Daerah
ADMINDUK : Administrasi Kependudukan
UU : Undang – Undang
DISDUKCAPIL : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
KADIS : Kepala Dinas
PEMDES : Pemerintahan Desa
KADES : Kepala Desa
SEKDES : Sekretaris Desa
KADUS : Kepala Dusun
KM : Kilo Meter
Ha : Hektar
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perkembangan Kepemimpinan Desa Pematang Mayan ....................... 28
Tabel 2 : Jenis Tetumbuhan Obat Tradisional ...................................................... 36
Tabel 3 : Peruntukan Ruang Wilayah Desa Pematang Mayan ............................ 37
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Perangkat Desa Pematang Mayan...................................... 32
Gambar 2 : Grafik Perbandingan Jumlah Warga Kerja dan Menganggur ....... 41
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakekatnya berkewajiban
memberikan perlindungan dan pengakuan atas status hukum atas peristiwa penting
kependudukan maupun peristiwa penting yang dialami penduduk.
Indonesia merupakan negara yang besar dalam hal jumlah penduduknya, setiap
tahunnya penduduk Indonesia mengalami peningkatan. Pelayanan kepada masyarakat
semakin ditingkatkan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan yang sudah disiapkan.
Wujud dari kesadaran masyarakat Indonesia terhadap hukum yaitu dengan
memiiki bukti tertulis menentukan status seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang ada
dalam kehidupan manusia seperti peristiwa perkawinan, kelahiran, kematian, pengakuan,
pengesahan anak dan perceraian. Berbagai peraturan perundang-undangan menurut
hierarki yang ada sudah diterbitkan, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 yang
telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi
Kependudukan, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak,
Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Tata Cara
17
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil bahkan peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 Tahun 2016 tentang pedoman Penertiban Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) Secara Nasional dan Peraturan Menteri
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas Anak (KIA).1 Dalam pasal 1 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan
menyebutkan bahwa administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan
dan penertiban dalam penertiban dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran
pendudukan, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan public dan pembangunan sector lain.2
wujud nyata tertib administrasi kependudukan dilaksanakan melalui
penertiban dokumen kependudukan sebagai upaya pendaftaran dan pencatatan sipil.
Dokumen kependudukan yang kini dimiliki oleh tiap penduduk diantaranya seperti
kartu tanda penduduk elektronik (E-KTP), kartu keluarga (KK), akta kelahiran, dan lain
sebagainya. Hal tersebut mendasari pemerintah pusat untuk melaksanakan program
kependudukan terbaru yakni program kartu identitas anak (KIA).
Upaya pemerintah pusat dalam melaksanakan program kartu identitas anak
(KIA) sebagai program administrasi kependudukan terbaru, yakni menjadi wujud nyata
perlindungan kepada anak sebagai kewajiban Negara dalam melindungi setiap warga
Negaranya. Peraturan menteri Dalam Negeri No 2 tahun 2016 tentang kartu identitas
anak (KIA), pasal 1 ayat 5 menyatakan perlindungan anak yaitu segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup tumbuh berkembang,
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi. Upaya perlindungan anak
1 Ni Ketut Sari Adnyani,”Pelayanan Sektor Publik Terkait Pengaturan Administrasi
Kependudukan Tentang Identitas Anak Dengan Pemberlakuan Permendagri,”Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial,
VoL 4. No. 2, (Desember 2018), hlm. 202. 2 Pasal 1 ayat (1).
18
mutlak dibutuhkan mengingat saat ini berbagai fenomena yang menjadikan anak
Indonesia sebagai korban semakin banyak terjadi.3
Manfaat kartu identitas anak (KIA) adalah sebagai tanda pengenal atau bukti
diri yang sah bagi anak berusia kurang dari 17 tahun atau 17 tahun kurang satu hari.
Selain itu nantinya, ditargetkan KIA digunakan sebagai salah satu persyaratan
pendaftaran sekolah dasar, pembuatan Kartu Tanda Pengenal (KTP) dan dokumen
keimigrasian, untuk mengurus klaim santunan kematian bagi pemegang KIA, untuk
mencegah terjadinya perdagangan anak dan untuk berbagai keperluan terkait lainnya
yang membutuhkan bukti diri berupa identitas anak (Disdukcapil Kabupaten Tanjung
Jabung Timur, 2019).4
Dalam peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur menimbang:
a. Bahwa ketika anak berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah tidak
memiliki identitas penduduk yang berlaku secara nasional dan terintegrasi dengan
system informasi dan administrasi kependudukan.
b. Bahwa kewajiban untuk memberikan identitas kependudukan kepada seluruh
masyarakat Tanjung Jabung Timur yang berlaku secara nasional sebagai upaya
perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional warga negara.
c. Bahwa pemberian identitas kependudukan kepada anak akan mendorong
peningkatan pendataan, perlindungan dan pelayanan public untuk mewujudkan hak
terbaik bagi anak.5
Berdasarkan Data Laporan Pelaksanaan Percetakan Kartu Identitas
Anak Republik Indonesia (KIARI) Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Sampai Dengan Februari 2019:
3 Jaka Permana, “Evaluasi Program Kartu Identitas Anak (KIA) Di Kota Cilegon Tahun 2018”,
Skripsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, (2018), hlm. 2. 4 Ibid, hlm. 4. 5 Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 35 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak.
19
Jumlah Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur 225.393 Jiwa, terdiri
dari 11 Kecamatan, Anak Usia 0-17 Tahun Kurang 1 Hari Berjumlah 66.610 Jiwa,
Distribusi Blangko KIA Kabupaten Tanjung Jabung Timur 11.331, Cetakan KIARI
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Sebanyak 3.270, Untuk Blangko Rusak Sebanyak
120 Blangko, Dan Sisa Blangko Sebanyak 7.941.
Hasil dari wawancara dengan sekretaris desa Pematang Mayan, Sugianto,
kamis (31 oktober 2019) mengenai pelayanan keliling soal pembuatan Kartu Identitas
Anak (jemput bola), masih sangat minim sosialisasi dari pemerintah disdukcapil
(kabupaten tanjung jabung timur) kemasyarakat desa pematang mayan mengenai
pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA), hingga sampai saat ini masyarakat masih
banyak yang belum mengetahui apa itu kegunaan Kartu Identitas Anak (KIA).6
Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti berkeinginan untuk melakukan
kajian secara lebih mendalam dan menyusunnya dalam bentuk penelitian skripsi dengan
judul “Analisis Program Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling (Studi
Di Desa Pematang Mayan Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, ada beberapa permasalahan
yang dijadikan rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana Urgensi Implementasi Program Kartu Identitas Anak di Desa Pematang
Mayan ?
2. Bagaimana Kesiapan Pemerintah Desa Dalam Mendukung Program Kartu Identitas
Anak ?
6 Wawancara Dengan Sugianto, Sekretaris Desa Pematang Mayan Kec. Rantau Rasau-Jambi, 31
Oktober 2019.
20
3. Kendala Apa Saja Yang dihadapi Pemerintah Desa Dalam Persiapan Pelaksanaan
Program Kartu Identitas Anak ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Segala yang dilakukan sudah sewajarnya memiliki tujuan dan kegunaan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui Urgensi Implementasi Program Kartu Identitas Anak di Desa
Pematang Mayan.
2. Mengetahui Kesiapan Pemerintah Desa Dalam Mendukung Program Kartu
Identitas Anak.
3. Mengetahui Kendala Apa Saja Yang dihadapi Pemerintah Desa Dalam Persiapan
Pelaksanaan Program Kartu Identitas Anak.
Selain itu, penelitian ini sepenuhnya diarahkan untuk memenuhi dua kegunaan
sekaligus, yaitu: pertama : kegunaan kartu identitas anak (KIA). Dalam hal ini
penelitian ini diharapkan akan sangat berguna bagi penggunaan kartu identitas anak ,
terutama berkenaan dengan masalah kendala dalam pelayanan kartu identitas anak.
Demikian pula, tujuan kartu identitas anak ini diharapkan dapat berguna untuk anak
yang berumur kurang dari 17 tahun atau 17 tahun kurang satu hari, sehingga dapat
memberi perlindungan terhadap anak. Kedua, aspek kemasyarakatan. Mengingat
penelitian ini mengangkat soal identitas anak, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
penelitian ini dapat berguna bagi kehidupan masyarakat, terutama dalam usaha untuk
membangun dan memberi wawasan kepada masyarakat.
Secara khusus, penelitian ini tentunya sangat berguna untuk mengasah dan
memperkaya ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan, bagi peneliti sendiri maupun pihak-
pihak lain yang berkepentingan.
D. Kerangka Teori
21
1. Pelayanan Publik
A. Pengertian Pelayanan Publik
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia. Sebagai contoh, dapat dilihat pada proses kelahiran seorang bayi. Ketika sang
bayi lahir, dia akan menangis karena menghadapi situasi yang sangat berbeda ketika ia
masih berada dalam kandungan. Jeritan bayi tersebut membutuhkan pelayanan dari
ibunya. Ketika memperoleh pelayanan (kasih saying) dari ibunya bayi tersebut akan
merasa nyaman dan berhenti menangis, sebaliknya dia akan tersenyum bahagia.
Proses kelahiran ini menunjukkan betapa pelayanan seorang ibu yang
menyenangkan sangatlah dibutuhkan. Hal senada juga dikemukakan Budiman Rusli
yang berpendapat bahwa selama hidupnya, manusia selalu membutuhkan pelayanan.
Pelayanan menurutnya sesuai dengan life cycle theory of leadership (LCTL) bahwa
pada awal kehidupan manusia (bayi) pelayanan secara fisik sangat tinggi, tetapi seiring
dengan usia manusia pelayanan yang dibutuhkan akan semakin menurun.7
Masyarakat setiap waktu selalu menuntut pelayanan publik yang berkualitas
dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan karena
secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini masih bercirikan: berbelit-belit,
lambat, mahal, dan melelahkan. Kecendrungan seperti itu terjadi karena masyarakat
masih diposisikan sebagai pihak yang “melayani” bukan yang dilayani. Oleh karena itu,
pada dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan public dengan mengembalikan dan
mendudukkan “pelayanan” dan yang “dilayani” ke pengertian yang sesungguhnya.
Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada masyarakat umum kadang dibalik menjadi
pelayanan masyarakat terhadap negara, meskipun negara berdiri sesungguhnya adalah
7 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 3.
22
untuk kepentingan masyarakat yang mendirikannya. Artinya, birokrat sesungguhnya
haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.8
Menurut Kotler dalam Sampara Lukman pelayanan adalah setiap kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.
Selanjutnya Sampara berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau
urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang
lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sementara dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil
pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makanan
atau minuman: menyediakan keperluan orang, mengiyakan, menerima, menggunakan.
Sementara itu, istilah publik berasal dari bahasa inggris public yang berarti
umum, masyarakat, negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa
Indonesia baku menjadi publik yang berarti umum, orang banyak, ramai. Padanan kata
yang tepat digunakan adalah praja yang sebenarnya bermakna rakyat sehingga lahir
istilah pamong praja yang berarti pemerintah yang melayani kepentingan seluruh
rakyat.
Inu dan kawan-kawan mendefenisikan publik adalah sejumlah manusia yang
memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan
baik berdasarkan nilai-nilai norma yang merasa memiliki. Oleh karena itu pelayanan
publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu
kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
pada suatu produk secara fisik.9
8 Ibid, hlm. 4. 9 Ibid. hlm. 5.
23
Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Kepmenpan
No.63/KEP/M.PAN/7/2003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan
kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik
(masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara
individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh
masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan pendidikan, dan lain-lain.
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Public
mendefinisikan pelayanan public sebagai berikut: “Pelayanan publik adalah kegiatan
atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik”.10
B. Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Menurut Bharata terdapat enam unsur penting dalam proses pelayanan
publik, yaitu:
10 Neneng Siti Maryam, “Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik,”Jurnal Ilmu
Politik dan Komunikasi, VoL 4. No.1, (Juni 2016), hlm. 8.
24
1. Penyedia layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu
kepada konsumn, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan
barang (goods) atau jasa-jasa (services).
2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (customer) yang
menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.
3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada
pihak yang membutuhkan layanan.
4. Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus mengacu
pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting
dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya
sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka
nikmati.
Menurut Kasmir ciri-ciri pelayanan publik yang baik adalah memiliki unsur-
unsur sebagai berikut:11
1. Tersedianya karyawan yang baik
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah (pelanggan) sejak awal hingga akhir
4. Mampu melayani secara cepat dan tepat
5. Mampu berkomunikasi
6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
7. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah (pelanggan)
9. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah (pelanggan)
C. Asas-asas Pelayanan Publik
11 Ibid, hlm. 8.
25
Menurut Ratminto dan Winarsih terdapat bebarapa asas dalam
penyelenggaraan pelayanan pemerintah dan perizinan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Empati dengan customers. Pegawai yang melayani urusan perizinan dari instansi
penyelenggara jasa perizinan harus dapat berempati dengan masyarakat pengguna
jasa pelayanan.
2. Pembatasan prosedur. Prosedur harus dirancang sependek mungkin, dengan
demikian konsep one stop shop benarbenar diterapkan.
3. Kejelasan tata cara pelayanan. Tata cara pelayanan harus didesain sesederhana
mungkin dan dikomunikasikan kepada masyarakat pengguna jasa layanan.
4. Minimalisasi pesyaratan pelayanan. Persyaratan dalam mengurus pelayanan harus
dibatasi sesedikit mungkin dan sebanyak yang benar-benar diperlukan.
5. Kejelasan kewenangan. Kewenangan pegawai yang melayani masyarakat
pengguna jasa pelayanan harus dirumuskan sejelas mungkin dengan membuat
bagan tugas dan distribusi kewenangan.
6. Transparansi biaya. Biaya pelayanan harus ditetapkan seminimal mungkin dan
setransparan mungkin.
7. Kepastian jadwal dan durasi pelayanan. Jadwal dan durasi pelayanan juga harus
pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas dan tidak resah.
8. Minimalisasi formulir. Formulir-formulir harus dirancang secara efisien, sehingga
akan dihasilkan formulir komposit (satu formulir yang dapat diapkai untuk
berbagai keperluan).12
9. Maksimalisasi masa berlakunya izin. Untuk menghindarkan terlalu seringnya
masyarakat mengurus izin, maka masa berlakunya izin harus ditetapkan selama
mungkin.
12 Ibid, hlm. 9.
26
10. Kejelasan hak dan kewajiban provides dan customers. Hak-hak dan
kewajibankewajiban bagi providers maupun customers harus dirumuskan secara
jelas, dan dilengkapi dengan sanksi serta ketentuan ganti rugi.
11. Efektivitas penanganan keluhan. Pelayanan yang baik sedapat mungkin harus
menghindarkan terjadinya keluhan. Akan tetapi jika muncul keluhan, maka harus
dirancang suatu mekanisme yang dapat memastikan bahwa keluhan tersebut
ditangani secara efektif sehingga permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan
dengan baik.13
D. Kualitas Pelayanan Publik
Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan
masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang
tercermin dari:
1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah di
mengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan
harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
13 Ibid, hlm. 9.
27
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek
keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.
Jika dihubungkan dengan administrasi publik, pelayanan adalah kualitas pelayanan
birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan
bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis.
Fitzsimmons dalam budiman berpendapat terdapat lima indicator pelayanan
publik, yaitu reliability yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar,
tangibles yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya, responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani
konsumen dengan cepat, assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan
moral dalam memberikan pelayanan, dan empati, yang ditandai tingkat kemauan untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.14
Berdasarkan beberapa pengertian dan penjelasan mengenai kualitas
pelayanan bahwa dapat disimpulkan kualitas pelayanan publik merupakan usaha untuk
memenuhi segala sesuatu yang berhubungan dengan produksi, jasa, manusia, proses,
lingkungan, dan yang menjadi kebutuhan serta keinginan konsumen baik itu berupa
barang dan jasa yang diharapkan dapat memenuhi harapan dan kepuasan masyarakat
sebagai pelanggan. Kualitas pelayanan secara umum harus memenuhi harapan-harapan
pelanggan dan memuaskan kebutuhan mereka. Namun, demikian meskipun definisi ini
berorientasi pada konsumen, tidak berarti bahwa dalam menentukan kualitas pelayanan
penyedia jasa harus menuruti semua keinginan konsumen.15
E. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelitian yang baik seperti yang telah dikemukakan pada
latar belakang masalah, maka penyusun berusaha untuk melakukan analisis lebih awal
14 Ibid. hlm. 7. 15 Ones Gita Crystalia, “Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2015”, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, (2015), hlm. 37.
28
terhadap pustaka atau karya-karya yang lebih mempunyai relevansi terhadap topik yang
akan diteliti. Adapun penelitian ataupun studi yang menjelaskan tentang Analisis
Program Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling (Studi Di Desa Pematang
Mayan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi).
Pertama, Maria Melcilin, Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Kartu
Identitas Anak (KIA). Adapun tujuan dari jurnal ini yaitu Upaya Untuk Meningkatkan
Pelayanan Dalam Pembuatan KIA. Untuk mencapai pelayanan yang berkualitas salah
satu poin penting yang termasuk dalam mendukung pencapaian pelayanan yang
berkualitas adalah tentang bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah terhadap
masyarakat terkait dengan pelayanan Kartu Identitas Anak yang diberikan. Berdasarkan
hasil observasi atau pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh
peneliti bahwa, Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Malang telah
melakukan upaya internal maupun eksternal untuk meningkatkan pelayanan pembuatan
Kartu Identitas Anak. Upaya internal merupakan upaya yang dilakukan oleh Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil itu sendiri seperti upaya jemput bola dimana
masyarakat tidak harus perlu datang ke Dispenduk, tetapi masyarakat hanya cukup
datang ke masing-masing kantor kelurahan membawa persyaratan yang sudah
ditentukan dan mengisi formulir KIA kemudian petugas bisa mengambil Kartu Identitas
Anak di Kelurahan masing-masing. Pihak Dispenduk juga telah memberi kemudahan
dalam pengurusan KIA bagi anak yang baru lahir. Yakni pengurusannya menjadi satu
paket dengan akta kelahiran dan perubahan kartu keluarga (KK). Sedangkan upaya
eksternal merupakan upaya yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil dengan bekerja sama dengan Sekolah-sekolah, Panti Asuhan, dan Pesantren.
Contoh realnya seperti Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil menyerahkan
formulir persyaratan pendaftaran KIA ke Sekolah, kemudian Guru-guru membantu
mendata Anak-anak yang belum mendapat atau mengurus Kartu Identitas Anak. Anak-
29
anak hanya perlu membawa persyaratan seperti yang sudah ditentukan seperti Fotocopy
KK, Fotocopy Akta Kelahiran, Fotocopy KTP kedua orang tua dan lain-lain. Setelah itu
tinggal menunggu waktu beberapa hari produk KIA diantar kembali ke Sekolah
kemudian dibagi ke Anak-anak yang bersangkutan.16
Kedua, Fernandes Yudha, Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan
Kartu Identitas Anak (KIA). Menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil Kota Batu khususnya pada
pelayanan Kartu Identitas Anak (KIA) sesuai dengan persyaratan/tuntutan demi
memenuhi kepuasan masyarakat serta bebas dari kekurangan/kerusakan. Upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik pada Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil
Kota Batu sudah sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang telah ditetapkan seperti
menyederhanakan pelayanan dengan tidak berbelit-belit, keterbukaan akan informasi
pelayanan, keadilan yang merata dengan tidak adanya diskriminasi serta kelengkapan
sarana dan prasarana yang masih perlu diperbaiki karena belum memadai dikarenakan
kursi pada ruang tunggu yang masih kurang dan belum terdapatnya petunjuk yang
menggambarkan skema/alur tentang tata cara pengurusan Kartu Identitas Anak (KIA).
Dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang masih belum memadai ini dapat
dikatakan bahwa upaya yang dilakukan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
untuk peningkatan kualitas pelayanan publik sudah pada tahap
peningkatan/pengerjaannya dengan hambatan yang perlu diperbaiki.17
Ketiga, skripsi yang disusun oleh Rinaldo Oktaviano Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekan Baru yang berjudul Peranan Dinas
16 Maria Melcilin Irenes, “Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Kartu Identitas Anak
(KIA),”Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Menjelaskan Bahwa Untuk mencapai pelayanan yang
berkualitas salah satu poin penting yang termasuk dalam mendukung pencapaian pelayanan yang
berkualitas adalah tentang bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat terkait
dengan pelayanan Kartu Identitas Anak yang diberikan, Vol. 8 .No. 4, (2019), hlm. 276. 17 Fernandes Yudha, “Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Kartu Identitas Anak
(KIA),”Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Menyimpulkan Bahwa Memenuhi Kepuasan Masyarakat
Serta Bebas Dari Kekurangan/Kerusakan, Vol. 6 .No. 2, (2017), hlm. 78.
30
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bukittinggi Dalam Penerbitan Kartu
Identitas Anak Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Kartu Identitas Anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak yang
dilakukan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bukittinggi bisa
dikatakan sudah cukup baik dengan memulai secara mandiri pada akhir Tahun 2017.
Namun terkait dengan peranan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kota Bukittinggi dapat dikatakan masih kurang maksimal, seperti
halnya kurangnya sosialisasi yang dilakukan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil Kota Bukittinggi dan juga belum adanya kerjasama yang dilakukan Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bukittinggi dengan para stakeholder untuk
memaksimalkan program KIA ini. Dalam pelaksanaan program KIA ini Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bukittinggi memiliki beberapa kendala yaitu
seperti: kurangnya anggaran dana dari APBD maupun APBN, kurangnya SDM yang
dimiliki Disdukcapil Kota Bukittinggi, dan kurangnya sarana dan prasarana pendukung
program KIA.18
Sedangkan dalam penelitian yang peneliti lakukan tentang, Analisis Program
Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling Di Desa Pematang Mayan Kecamatan
Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
18 Rinaldo Oktaviano, “Peranan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bukittinggi
Dalam Penerbitan Kartu Identitas Anak Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Kartu Identitas Anak”, Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru, (2019), hlm. 69.
31
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti. Menurut
Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskrptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang dapat diamati.19
Dengan menggunakan penelitian ini dapat memudahkan peneliti untuk
mendapatkan data yang objektif sehingga memudahkan peneliti mengetahui Program
Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling Di Desa Pematang Mayan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur Jambi. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode
Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci.20
Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Program Kartu Identitas Anak
Melalui Pelayanan Keliling Di Desa Pematang Mayan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research),
yaitu metode yang memperoleh data-data yang relevan melalui buku-buku, jurnal
ilmiah dan undang-undang yang berhubungan dengan judul penelitian.
2. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
19 Lexy J. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Hlm. 4. 20 Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009. Hlm.
9.
32
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis sumber data yaitu data
primer dan data sekunder:
a. Data Primer
Dalam penelitian ini digunakan data primer yaitu data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung dilapangan oleh yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan memerlukannya. Data primer ini disebut juga sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.21 Data primer yang peneliti maksud adalah
informasi-informasi yang diperoleh secara langsung yang dilakukan dengan observasi
dan wawancara kepada:
1. Kepala Desa Pematang Mayan
2. Sekretaris Desa Pematang Mayan
3. Kepala Dusun Pematang Mayan
4. Masyarakat Desa Pematang Mayan
Data primer ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai Analisis
Program Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling Di Desa Pematang Mayan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan atau
pengelolaan data yang bersifat studi dokumentasi atau data yang berbentuk sudah jadi.22
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber berupa literatur-literatur
berupa buku-buku, skripsi, jurnal dan data pendukung yang diperoleh penelitian dari
sumber informasi yang dikumpulkan selama proses penelitian.
2) Sumber Data
21 Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011. Hlm. 42. 22 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: GP
Press, 2008). Hlm, 253.
33
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah dari subjek
mana data diperoleh.23 Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
Kepala Desa Pematang Mayan, Sekretaris Desa Pematang Mayan, Kepala Dusun
Pematang Mayan, dan Masyarakat Desa Pematang Mayan. Sumber selanjutnya dalam
penelitian ini adalah sumber berupa tulisan, yaitu berupa buku, jurnal, skripsi dan data-
data lainnya.
3. Instrument Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan berbagai
teknik, namun dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah:
1. Observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan serangkaian perilaku
dan sesuai yang berkenaan dengan organisme yang sesuai dengan tujuan empiris.24
Akan tetapi, observasi disini diartikan lebih sempit, yaitu pengamatan dengan cara
menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan/kuesioner.
Maka peneliti mengamati secara langsung dilapangan. Objek penelitian ini
menggunakan observasi partisipasi, dimana peneliti melakukan interaksi secara
langsung dalam situasi sosial dengan subjek penelitian, teknik ini digunakan untuk
mengamati dan memahami peristiwa yang terjadi dilapangan.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara mengumpulkan bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan dengan cara sepihak, berhadapan
muka. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi
komunikasi atau percakapan antara pewawancara (interviewer) dan terwawancara
23 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Gramedia Indonesia,
2002). Hlm. 207. 24 Ibid, Hlm. 118.
34
(interviewee) dengan maksud menghimpun informasi dari interviewee. Interviewee
pada penelitian kualitatif adalah informan yang dari padanya pengetahuan dan
pemahaman diperoleh.
Metode wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik yang digunakan
untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua
alas an, Pertama dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang
diketahui dan dialami subyek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh
didalam diri subyek penelitian. Kedua apa yang ditanyakan kepada informan bisa
mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan juga masa mendatang.25
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur (structured interview). Dengan wawancara terstruktur ini peneliti lakukan
untuk memperoleh dan mengambil data, dengan mengadakan Tanya jawab secara
langsung dengan responden dan mendengar langsung serta mencatat dengan teliti apa
yang diterapkan oleh responden, metode ini digunakan untuk memperoleh data atau
informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan diantaranya yaitu, Kepala Desa
Pematang Mayan, Sekretaris Desa Pematang Mayan, Kepala Dusun Pematang Mayan,
dan Masyarakat Desa Pematang Mayan.
3. Dukumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang.26 Dalam
penelitian ini dokumentasi yang digunakan berupa foto lapangan dalam kegiatan
pengumpulan informasi atau data.
4. Teknik Analisis Data
25 Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Semarang: Alfabeta,2007). Hlm. 65. 26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009).
Hlm. 329.
35
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskrptif kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan bentuk penelitian
yang bersifat atau memiliki karakteristik bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan
yang sewajarnya dan sebagaimana adanya.27
Ada beberapa langkah dalam proses analisis data kualitatif, yaitu:28
1. Penyusun data
2. Klasifikasi data
3. Pengolahan data
4. Penyimpulan data
Berdasarkan pendapat tersebut, dalam kaitannya menganalisis data kualitatif
maka langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penyusun Data
Penyusun data ini dimaksud untuk mempermudah dalam menilai apakah data
yang dikumpulkan itu sudah memadai atau belum dan data yang didapat berguna atau
tidak dalam penelitian sehingga dilaksanakan seleksi penyusunan.
2. Klasifikasi Data
Klasifikasi data yang dimaksudkan sebagai usaha untuk menggolongkan data
yang didasarkan pada kategori yang diteliti. Penggolongan ini disesuaikan dengan sub-
sub permasalahan yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan analisa yang terkandung
dalam masalah itu sendiri.
3. Pengolahan Data
Setelah semua data dan fakta terkumpul, selanjutnya data tersebut diseleksi.
Kemudian diolah sehingga sistematis jelas dan mudah untuk dipahami menggunakan
teknis analisis data kualitatif.
27 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Jakarta: Gajah Mada University Press,
1993). Hlm. 174. 28 Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1985). Hlm. 151.
36
4. Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghubungkan data atau fakta yang
satu dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas kegunaannya.
Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan dan
verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.29
Dari keempat metode analisis data diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa, terealisasinya keempat metode ini setelah semua data-data yang diperlukan dan
dibutuhkan sudah diperoleh, kemudian akan di filter mana data yang diperlukan untuk
menyelesaikan penelitian ini dan mana yang tidak perlu.
B. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab, antara babnya ada yang
terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-permasalahan
tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan bab yang berikutnya.
Adapun sistematikanya sebagai berikut: Bab Pertama, membahas mengenai
pendahuluan yang terdiri dari sub bab sebagai berikut: latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, tinjauan
pustaka. Bab Kedua, metode penelitian yaitu waktu dan tempat penelitian, pendekatan
penelitian, jenis dan sumber data, teknik analisis data, sistematika penulisan, dan jadwal
penelitian. Bab Ketiga, membahas mengenai gambaran lokasi penelitian Desa
Pematang Mayan. Bab Keempat, membahas temuan dan pembahasan tentang Analisis
Program Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling Di Desa Pematang Mayan
Kecamatan Rantau-Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Bab
Kelima, penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
29 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2009). Hlm. 252.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa Pematang Mayan
Menurut dari cerita Tetua Dan tokoh Masyarakat Setempat Nama Desa
Pematang Mayan di ambil Dari Kata Pematang Yang Artinya Hamparan yang Tinggi
sedangkan Mayan adalah Bambu, Karena di daerah ini pada dulunya terdapat banyak
pohon bambu (mayan), dahulu Desa Pematang Mayan adalah Sebuah Dusun yang
tergabung dari desa Rantau Rasau II, dan Rantau Rasau Desa, Pematang mayan adalah
sebuah desa Pemekaran yang merupakan hasil gabungan dari pemecahan Dusun di desa
Rantau Rasau II dan dusun di Desa Rantau Rasau baik wilayah maupun penduduknya
merupakan gabungan dari kedua desa induk yang dimekarkan. Pendududuk desa
Pematang mayan yang berasal dari pemecahan desa Rantau Rasau II merupakan
penduduk Tranmigrasi pada Tahun 1970, sedangkan Penduduk yang berasal dari
Pemecahan desa Rantau Rasau merupakan Penduduk Perantauan yang tinggal di Pesisir
Sungai Batang hari pada Tahun 1969 dan merupakan penduduk Pendatang dari Pulau
Jawa. Sedang Penduduk asli Melayu Jambi terlebih dahulu datang dan tinggal di huluan
sungai Batang hari.30
Sesuai perkembangan sistem Adminitrasi Pemerintah di Indonesia, tepatnya
Tanggal 22 April 2005 dengan kebijakan Pemerintah Pematang mayan resmi berdiri
menjadi sebuah desa, Diberlakukanya UU No 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan
desa maka Tahun 1980 sebutan Kampung berubah menjadi desa yang dikepalai oleh
seorang yang disebut Kepala desa, dengan kebijakan pemerintah maka ditunjuk seorang
Pejabat sementara ( PJS ) sebagai pelaksana Adminitrasi roda pemerintahan desa,
Setahun kemudian tepatnya pada Tahun 2006 sudah menjadi desa Difinitip dan
30 Profil Desa Pematang Mayan tentang Sejarah Desa, 17 Februari 2020. Hlm. 5.
38
dipimpin oleh seorang Kepala desa dan telah dilaksanakan Pemilihan secara
Langsung.31
Tabel 1 Perkembangan Kepemimpinan Desa Pematang Mayan
NO NAMA TAHUN
MENJABAT JABATAN KETERANGAN
1 WAKIMAN 2005 PJS -
2 SUHARTONO 2006 - 2012 KEPALA
DESA -
3 SUHARTONO 2012 - 2018 KEPALA
DESA -
Jumlah penduduk Desa Pematang Mayan Pada Tahun 2017 sebanyak 1195 jiwa
terdiri dari 637 orang laki-laki dan 558 orang perempuan.yang tersebar dari 3 (tiga)
dusun. (Dusun Pematang Sari, Dusun Beringin Kencana, Dusun Mayan Jaya) dengan
total RT sebanyak 14 RT. Mayoritas penduduk Desa Pematang Mayan adalah beragama
islam, kebanyakan warga Desa berasal dari Pulau Jawa yang transmigrasi (Pelita)
pertama di provinsi jambi. perubuhan yang terlihat jelas di desa pematang mayan
adalah alih fungsi lahan dari Pangan (Sawah) Ke Perkebunan. banyak hamparan sawah
yang sudah di jadikan lahan perkebunan sawit.
B. Letak Geografis
Desa Pematang Mayan adalah salah satu desa dalam wilayah Kecamatan
Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Secara geografis,
Desa Pematang Mayan terletak pada Kordinat S 01°11.341'- E 104°06.706' yakni di
dataran rendah timur bagian tengah Pulau Sumatera Bentang Alam Berbak Jarak
Tempuh Ke ibukota provinsi (Kota Jambi), yakni 120 km dan biasanya ditempuh
hanya sekitar 4 jam perjalanan dengan mobil atau sepeda motor. Sedangkan Jarak
Tempuh Ke ibukota kabupaten tanjung jabung timur, yakni 45 km dan ditempuh
31 Ibid, hlm. 6.
39
selama 1,5 jam perjalanan dengan mobil atau sepeda motor. Dengan pusat kecamatan di
Desa Bandar Jaya 6 km, 15 menit (PETA-1).
C. Visi Dan Misi Desa Pematang Mayan
1. Visi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Visi desa pematang
mayan yaitu : mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat desa.32
2. Misi
Selain penyusunan Visi juga telah ditetapkan Misi-Misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh Desa agar tercapainya Visi Desa tersebut. Visi
berada di atas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam Misi untuk
memudahkan didalam pelaksanaan program.
Sebagaimana penyususnan Visi, Misi pun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi serta kebutuhan
masyarakat Desa Pematang Mayan, sehingga di dalam menunjang dan mendukung
terwujudnya Visi di atas, diperlukan Misi yang jelas dan konkrit maka Misi Desa
Pematang Mayan adalah:
a. Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa yang berkualitas
b. Mewujudkan masyarakat yang agamis, berbudaya dan toleran
c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik, bersih transparan dan
demokratis
d. Meningkatkan sumber daya manusia ( SDM ) melalui peningkatan kualitas
kesehatan, pendidikan dan kesetaraan gender.
32 Dokumentasi Kantor Desa Pematang Mayan tentang Visi dan Misi Desa Pematang Mayan, 17
Februari 2020.
40
D. Luas Wilayah Desa
Secara administratif, Desa Pematang Mayan berbatasan dengan
1. Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Rantau Rasau I
2. Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Telago Limo
3. Sebelah timur : berbatasan dengan Desa Rantau rasau
4. Sebelah barat : berbatasan dengan Desa rantau rasau II
Garis tapal batas desa ini adalah Hasil Tracking Tim Pemetaan Desa
Pematang Mayan dan Tim Studi Karasteristik desa Batas ini telah ditelusuri (tracked)
dan diperiksa ulang oleh Tim Pemetaan Desa Pematang Mayan pada selama Proses
Studi . Maka, berdasarkan peta mutakhir hasil penelusuran tersebut, secara keseluruhan
luas wilayah Desa Pematang Mayan adalah 1440.09 HA.33
E. Pembagian Wilayah Administrasi Desa
Desa Pematang Mayan terdiri dari 3 (tiga) dusun :
1. Dusun I Pematang Sari
Terdiri dari :
a. RT 01 Jumlah KK : 46 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 89
Perempuan : 61
b. RT 02 Jumlah KK : 37 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 71
Perempuan : 68
c. RT 03 Jumlah KK : 42 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 66
Perempuan : 70
d. RT 04 Jumlah KK : 17 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 36
Perempuan : 25
2. Dusun II Beringin Kencana
Terdiri dari :
a. RT 05 Jumlah KK : 43 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 66
Perempuan : 60
33 Profil Desa Pematang Mayan tentang Luas Wilayah Desa Pematang Mayan 17 Februari 2020
41
b. RT 06 Jumlah KK : 18 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 28
Perempuan : 24
c. RT 07 Jumlah KK : 13 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 27
Perempuan : 23
d. RT 08 Jumlah KK : 34 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 50
Perempuan : 54
e. RT 09 Jumlah KK : 06 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 10
Perempuan : 07
3. Dusun III Mayan Jaya
Terdiri dari :
a. RT 10 Jumlah KK : 35 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 56
Perempuan : 55
b. RT 11 Jumlah KK : 18 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 38
Perempuan : 41
c. RT 12 Jumlah KK : 33 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 55
Perempuan : 58
d. RT 13 Jumlah KK : 07 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 11
Perempuan : 11
e. RT 14 Jumlah KK : 03 Jumlah Jiwa Laki – Laki : 8
Perempuan : 5
42
F. Struktur Pemerintahan Desa
Struktur pemerintahan Desa Pematang Mayan di susun sesuai ketentuan
kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Sebagai Berikut :34
Struktur Pemerintahan Desa Pematang Mayan
Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi
Gambar 1 Struktur Perangkat Desa Pematang Mayan
PERSONIL PERANGKAT DESA
1. KEPALA DESA / LURAH
a. Nama : SUHARTONO
b. Pangkat / Gol :
c. Nip :
d. Pendidikan Terakhir : S M A
34 Profil Desa Pematang Mayan tentang Struktur Pemerintah Desa Pematang Mayan
KEPALA DESA SUHARTONO
SEKRETARIS DESA
SUGIANTO
KAUR PERENCANAAN
ADI ARIANTO
KAUR KEUANGAN
INDRI SELVITA
KASI PEMERINTAHAN JERY HELMANTO
KASI KESRA NGATMINAH
KADUS I SURYADI
KADUS II JUMADI
KADUS III SANTOSO
43
a. Pelatihan Yang Pernah Diikuti : Bimtek Aparatur Pemerintah Desa
e. Jenis Kelamin : Laki – Laki
f. No Hp : 0823 7131 7974
2. SEKRETARIS DESA
b. Nama : SUGIANTO
c. Pangkat / Gol :
d. Nip :
e. Pendidikan Terakhir : S M A
f. Pelatihan Yang pernah diikuti : Bimtek Aparatur Pemerintah Desa
g. Jenis Kelamin : Laki – Laki
h. No Hp : 0813 5550 2556
3. KETUA BPD
a. Nama : AHMAT SALEH
b. Pendidikan Terakhir : S M A
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : Laki – Laki
e. No Hp : 0853 8285 3582
4. KAUR UMUM DAN PERENCANAAN
a. Nama : ARI SANJOYO
b. Pendidikan Terakhir : S M A
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : Laki – Laki
e. No Hp : 0822 8141 5647
5. KAUR KEUANGAN
a. Nama : SITI LAILATUN
b. Pendidikan Terakhir : S M A
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. No Hp :
6. KASI PEMERINTAHAN
a. Nama : JERI HELMANTO
b. Pendidikan Terakhir : S M A
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : Laki - Laki
e. No Hp :
7. KASI KESEJAHTERAAN DAN PELAYANAN
a. Nama : RAHMAT PEMBANGUNAN
b. Pendidikan Terakhir : S M A
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : Laki - Laki
e. No Hp :
8. STAF KEUANGAN / BENDAHARA
a. Nama : SUPRIONO
b. Pendidikan Terakhir : SMA
44
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
e. No Hp :
9. KEPALA DUSUN I PEMATANG SARI
a. Nama : SURYADI
b. Pendidikan Terakhir : SMA
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
e. No Hp :
10. KEPALA DUSUN II BERINGIN KENCANA
a. Nama : JUMADI
b. Pendidikan Terakhir : SMA
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
e. No Hp :
11. KEPALA DUSUN III MAYAN JAYA
a. Nama : SANTOSO
b. Pendidikan Terakhir : SMEA
c. Pelatihan Yang pernah diikuti :
d. Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
e. No Hp :
G. Kondisi Morfologi Fisik Desa
Secara giologis, Wilayah Desa Pematang Mayan Ciri morfologi yang sama
dengan hampr semua desa lain yang sekitar dan di dataran Rendah kabupaten tanjung
Jabung timur pada umumnya, Kawasan ini terbentuk dari pelapukan kayu,daun dan
endapan air secara alam. Desa Pematang Mayan terletak di dataran rendah yang
sebagian besar lahannya merupakan tanah Kuning dan Tanah Rawa gambut (Hasil
Wawancara) dengan permukaan air tanah dangkal 0.5 - 2M. Hasil penelusuran Tim
Studi Desa Pematang Mayan jenis tanah yang banyak terdapat di wilayah desa
Pematang Mayan adalah Gley Hunic (Data RTRW Provinsi) , Jenis tanah ini
perkembanganya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu tofografi merupakan dataran
rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air. Tanah jenis ini termasuk tanah
kurang subur, ketersediaan air bersih terbatas atau kuarang dengan pH tanah asam ( 4 -
45
6 ) sehingga perlu teknologi tepat guna yang sedrhana, murah dan bisa diterima serta
dimanfaaatkan oleh masyarakat.
H. Ekosistem & Keanekaragaman Hayati
Sebagai Desa yang berda di dataran rendah Provinsi jambi, Desa Pematang
Mayan berdampingan langsung dengan Sungai Batang hari,Ciri Pokok bentang alam
dikawasan ini adalah ekosistem Dataran Rendah yang banyak rawa-rawa, Sedangkan
untuk jenis tumbuhan (Vegetasi) dalam wilayah Desa Pematang mayan adalah Khas
tetumbuhan dataran Rendah dengan tingkat keanekaraman hayati (biodiversity) tidak
terlalu banyak jika dibandingkan keanekaraman hayaty yang ada di dataran tinggi,
Penelusuran di wilayah Pematang mayan mengidentifikasi sebanyak 30 jenis
tetumbuhan.
Jenis Tetumbuhan Obat Tradisional Yang Masih Ditemukan
dalam Wilayah Pematang Mayan, Kecamatan Rantau Rasau ,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Tabel 2 Jenis Tetumbuhan Obat Tradisional
No Kode
(ID)
Nama Lokal Nama Ilmiah Tempat Ditemukan
1 TOB 001 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi belakang rumah
2 TOL 002 Sambung nyawa Gynura procumbens halaman rumah
3 TOB 003 Bandotan Ageratum conyzoides belakang rumah
4 TOL 004 Sereh Cyanopogon nardus halaman rumah
5 TOB 005 Pandan wangi Pandanus amaryllifolius belakang rumah
6 TOB 006 Tapak dara Catharanthus roseus Pekarangan rumah
7 TOB 007 Pinang Areca cathecu pekarangan rumah
8 TOB 008 Kelapa Cocos nucifera belakang rumah
9 TOB 009 kelapa sawit Elaeis guinensis ladang, sekitar rumah
10 TOB 010 inai air Impatiens balsamina pekarangan rumah
11 TOB 011 Jengger ayam Celosia cristata pekarangan rumah
12 TOB 012 Kedepot Physalis minima pekarangan rumah
13 TOB 013 ruku – ruku Ocimum sanctum belakang rumah
14 TOB 014 kemuning Murraya paniculata pekarangan rumah
15 TOB 015 Pegagan Centella asiatica semak tepi jalan
16 TOB 016 Bangle Zingiber purpureum belakang rumah
17 TOB 017 Pisang Musa paradisiaca belakang rumah
18 TOB 018 jambu air Eugenia aquatica tepi jalan
46
19 TOB 019 jambu biji Psidium guajava belakang rumah
20 TOB 020 Kates Carica papaya belakang rumah
21 TOB 021 Bunga betadin Jathropa multifida pekarangan rumah
22 TOB 022 Adam dan Hawa
dalam perahu
Rhoeo discolor tepi jalan
23 TOB 023 Cokelat Theobroma cacao tepi jalan
24 TOB 024 Pulutan Urena lobata semak tepi jalan
25 TOB 025 Paku sisik naga Drymoglossum
pilloseloides
menempel di pohon
kelapa
26 TOL 001 Nona makan sirih Clerodendrum
thomsoniae
tepi jalan,
pekarangan rumah
27 TOL 002 Kembang merak Caesalpinia
pulcherrima
pekarangan rumah
28 TOL 003 Binahong Anredera cordifolia menjalar di dinding
rumah
29 TOL 004 Tempuyung Sonchus arvensis pekarangan rumah
30 TOL 005 Dadap lengis Erythrina orientalis belakang rumah
I. Tataguna Lahan & Pemanfaatannya
Desa Pematang mayan terbentuk dan sampai sekarang berkembang dengan
pola keruangan Tranmigrasi dimana Pemukiman warga Terpisah pisah, tidak terkumpul
pada satu titik (pusat Desa), Hasil penelusuran Tim Studi Karakterisasi Desa 2017
menemukan Empat kawasan di seluruh wilayah Desa Pematang mayan ini :
Pemukiman, Persawahan, Perkebunan, Semak Belukar.
Peruntukan Ruang Wilayah Desa Pematang Mayan ,
Kecamata Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tannjung Jabung Timur, Provinsi
Jambi
Tabel 3 Peruntukan Ruang Wilayah Desa Pematang Mayan
No Peruntukan Ruang Letak Kodran Luas
Ha %
1 Permukiman Lihat Peta 4 58.80
4.1
47
J. Sarana & Praserana Desa
Prasarana dan sarana pelayanan umum yang tersedia di Desa Pematang
Mayan sampai saat ini berupa prasarana dan sarana dasar penyelenggaraan
pemerintahan, perekonomian, jasa keuangan, pendidikan dan kebudayaan, pelayanan
kesehatan, peribadatan, dan keamanan.35
Sarana Dan Prasarana
a. Kantor Desa : Ada
b. Prasarana Kesehatan
1. Puskesmas : -
2. Puskesmas Pembantu : Ada
3. Poliklinik : -
4. Posyandu / Polindes : Ada ( 2 Unit )
c. Prasarana Pendidikan
1. Perpustakaan Desa : -
35 Profil Desa Pematang Mayan tentang Sarana dan Prasarana Desa Pematang Mayan
2 Pertanian Pangan( sawah ) Lihat Peta 4 56.27
3.9
3 Kebun Sawit Masyarakat Lihat Peta 4 1073.75
75.1
4 Kebun Karet & Pinang Lihat Peta 4 6.87
0.5
5 Kebun Akasia & Pinang Lihat Peta 4 3.99
0.3
6 Semak Belukar Lihat Peta 4 232.65
16.2
JUMLAH 1440.09
100.0
48
2. Geduang Sekolah PAUD : 2 Unit
3. Gedung Sekolah TK : -
4. Gedung Sekolah SD : 2 Unit
5. Gedung Sekolah SMP : -
6. Gedung Sekolah SMA : -
7. Gedung Perguruan Tinggi : -
d. Prasarana Ibadah
1. Masjid : 3 Unit
2. Musholla : 7 Unit
3. Gereja : -
4. Pura : -
5. Vihara : -
6. Klenteng : -
e. Sarana Tranportasi
1. Jalan Desa ( Aspal / Beton ) : -
2. Jalan Kabupaten ( Aspal / Beton ) : -
3. Jalan Propinsi ( Aspal / beton ) : -
4. Jalan Nasional ( Aspal / Beton ) : -
5. Tambatan Perahu : -
6. Perahu Motor : 15 Unit
7. Lapangan Terbang : -
8. Jembatan Besi : 3 Unit
f. Prasarana Air Bersih
1. Hidran Umum : -
49
2. Penampungan air hujan : 326 Unit ( Tiap KK memiliki Drum
penampung air Hujan )
3. Mata air : -
4. Pengolahan Air Bersih : 2 Unit
5. Sumur gali : -
6. Sumur Pompa : 6 Unit
7. Tangki air bersih : -
g. Prasarana Sanitasi dan Irigasi
1. M C K Umum : -
2. Jamban Keluarga : 326 Unit ( Tiap KK memiliki Jamban
sendiri )
3. Saluran Drainase : -
4. Pintu Air : 13 Unit
5. Saluran Irigasi : -
K. Potensi Sumber Daya Manusia
a. Jumlah Kepala Keluarga
1. Jumlah Pra Sejahtera : -
2. Keluarga Sejahtera : -
3. Keluarga Sejahtera III Plus : -
b. Jumlah Penduduk
a. Laki – Laki : 637 Orang
b. Perempuan : 558 Orang
c. Usia 0 – 17 Tahun : 254 Orang
d. Usia 18 – 55 Tahun : 762 Orang
e. Usia 55 Tahun Keatas : 179 Orang
50
L. Pekerjaan / Mata Pencaharian
Dari 722 orang warga Desa Pematang Mayan yang berada dalam Kelompok
Usia kerja atau usia Produktif(16-55 tahun) dipridiksi hanya 1 % dari keselurahan usia
produktif yang tidak bekerja.36
GRAFIK
Perbandingan Jumlah Warga kerja /Usia Produktif
Yang bekerja dan menganggur di Desa Pematang Mayan
Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi
`
Gambar 2 Grafik Perbandingan Jumlah Warga Kerja dan Menganggur
a. Karyawan :
1. Pegawai Negri Sipil : 9 Orang
2. TNI / Polri : -
3. Swasta / BUMN : 1 Orang
36 Profil Desa Pematang Mayan tentang Mata Pencaharian Warga Desa Pematang Mayan
BEKERJA 99%
TIDAK BEKERJA 1 %
51
b. Wiraswasta / Pedagang : 25 Orang
c. Petani : 180 Orang
d. Buruh Tani : 98 Orang
e. Nelayan : 15 Orang
f. Peternak : 96 Orang
g. Jasa : 5 Orang
h. Pengrajin : 5 Orang
i. Pekerja Seni : 2 Orang
j. Pensiunan : 1 Orang
k. Lainnya : -
l. Tidak Bekerja / Pengaguran : 12 Orang
M. Politik & Keamanan Desa
Sesuai dengan Kesepakatan seluruh warga dan Pemerintahan Pematang
Mayan, Seluruh wilayah desa ini dibagi dalam tiga Dusun, yakni Dusun I Pematang
Sari,Dusun II Beringin Kencana ,Dusun III Mayan Jaya, Setiap Dusun tersebut dibagi
lagi dalam beberapa (RW) yang membawahi beberapa Rukun Tetangga (RT) sebagai
Suatu wilayah pemerintahan terkecil. Tim studi hanya memetakan administrtif wilayah
desa ini sampai ke tingkat RT. Kebebasan dalam berpolitik masyarakat desa Pematang
mayan diberikan seluas – luasnya tanpa ada tekanan dari pihak manapun, hal ini
tercermin dalam Pesta – Pesta Demokrasi yang telah dilaksanakan dalam pemilihan
umum yang telah berlangsung di Desa Pematang mayan.
Kebebasan Masyarakat dalam berpolik tercermin dari kegiatan yang telah dilaksanakan
dalam beberapa kali pesta demokrasi yang terselengara didesa Pematang Mayan.
52
N. KELEMBAGAAN
1. LPM ( Lembaga Pemberdayaan Masyarakat ) atau sebutan lain
a. Jumlah Pengurus : 7 Orang
b. Jumlah Lingkup Kegiatan : 5 Kegiatan
a. Bidang keagamaan
b. Bidang Seni Budaya
c. Bidang Ketertiban Lingkungan
d. Bidang Paguyuban Lingkungan
e. Bidang Adat dan Kebiasaan Lingkungan
O. KEAMANANDAN KETERTIBAN
1. Jumlah Anggota Linmas – Hansip : 5 Orang
2. Jumlah Pos Kampling : 3 ( setiap dusun 1 Pos Kampling )
a. Pencurian dan Perampokan : -
b. Perkosaan : -
c. Pembunuhan : -
d. Penipuan : -
e. Perkelahian Massal : -
f. Narkotika dan obat terlarang : -
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Urgensi Implementasi Program Kartu Identitas Anak di Desa Pematang
Mayan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu
Identitas Anak (KIA) merupakan peraturan yang menyatakan bahwa Kartu Identitas
Anak adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak yang berusia 17 tahun kurang
satu hari, yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten /
Kota. Sesuai dengan tujuannya, Kartu Identitas Anak bertujuan sebagai bentuk
identifikasi anak, sehingga melalui Kartu Identitas Anak diharapkan akan mewujudkan
data penduduk yang semakin akurat dan terintegrasi.
Tujuan dan tugas pemerintahan sekarang tidak hanya melaksanakan Undang-
Undang atau menetralisir kehendak Negara, tetapi juga lebih luas dari itu adalah
menyelenggarakan kepentingan umum. Pelayanan kepada masyarakat oleh pemerintah
dimaksudkan bahwa pemerintah tidaklah diadakan untuk melayani diri sendiri, namun
juga untuk melayani masyarakat, serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap
anggota untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya untuk mencapai
kemajuan bersama. Pemerintah ini sebagai alat untuk bertindak demi kepentingan
rakyat, untuk mencapai tujuan organisasi Negara, antara lain kesejahteraan, pertahanan,
keamanan, tata tertib, keadilan dan sebagainya.
Hasil Wawancara Penulis Dengan Sekretaris Desa Pematang Mayan,
“Sugianto” dia mengatakan :37
37 Wawancara dengan Bapak Sugianto Selaku Sekretaris Desa Pematang Mayan Pada Tanggal 4
April 2020.
54
“Urgensi pelaksanaan program kartu identitas anak (KIA), ya sangat penting
untuk usia anak sekolah, karena KIA sebagai ganti identitas yang belum
wajib E-KTP. dan nantinya KIA pasti akan sangat diperlukan oleh si anak”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Desa Pematang Mayan
dapat di pahami bahwa, Urgensi (Nilai Penting Untuk Segera dilaksanakan) Program
Kartu Identitas Anak (KIA) di Desa Pematang Mayan sangat penting, karena KIA
sebagai ganti identitas yang belum wajib E-KTP. Dan nantinya KIA pasti akan sangat
diperlukan/dibutuhkan oleh anak-anak usia kurang dari 17 tahun, sebagai contoh anak
yang sudah memeliki KIA ingin mengurus program bantuan dari sekolah atau dari
pemerintahan, maka KIA ini bakal menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan
bantuan tersebut. Selain itu nilai penting lainnya adalah sebagai pengganti akta
kelahiran yang lebih efektif karena lebih mudah dibawa, dan juga sebagai perlindungan
pemenuhan hak anak, menjamin akses sarana umum, hingga untuk mencegah terjadinya
perdagangan anak. Tidak hanya itu, KIA juga berguna untuk memudahkan anak
mendapatkan pelayanan publik dibidang kesehatan, pendidikan, imigrasi, perbankan,
dan transportasi.
Unsur Layanan yang di berikan oleh Pemerintah Desa Pematang Mayan
kepada masyarakatnya sudah cukup baik dalam membantu pihak yang lagi
membutuhkan layanan, dan juga disini penulis merasa puas mengenai pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah desa pematang mayan dalam hal memberikan informasi
mengenai Program Kartu Identitas Anak (KIA), sehingga penulis bisa lebih mudah
untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, guna untuk dijadikan karya tulis.
Bertanggung jawab kepada pelanggan yang membutuhkan layanan dari awal
hingga akhir, seperti yang dijelaskan oleh Pak Rahmat Pembangunan sebagai petugas
Registrasi Desa, beliau mengatakan, bila mana ada masyarakat yang membutuhkan
layanan seperti ingin membuat KIA, KK dan lain sebagainya saya siap membantu
55
masyarakat menguruskannya dan selanjutnya akan saya urus ke Disdukcapil Tanjung
Jabung Timur hingga selesai.
Kejelasan tata cara pelayanan yang di terapkan pemerintah desa pematang
mayan bisa dikatakan sudah cukup jelas, dan juga pihak pemerintah Desa sudah
mensosialisasikan mengenai tata cara pelayanannya kepada masyarakat. Bapak
Sugianto selaku sekretaris desa pematang mayan menjelaskan bahwa, beliau telah
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tatacara pelayanan yang di terapkan
oleh Pemerintah Desa Pematang Mayan dengan sejelas mungkin, agar nantinya
masyarakat tidak bingung lagi jika ingin mengurus atau membuat yang berkaitan soal
pemerintahan, misalkan seperti ingin mengurus Kartu Keluarga (KK) atau E-KTP bisa
di urus melalui petugas registrasi yaitu dengan Bapak Rahmat Pembangunan.
Kepastian jadwal dan durasi pelayanan di Pemerintah Desa Pematang Mayan
seperti yang dijelaskan oleh Sekretaris Desa Pematang Mayan mengenai kepastian dan
durasi untuk melayani masyarakatnya tidak ada batasan durasi, dalam artian pemerintah
desa tidak hanya melayani masyarakatnya hanya dikantor desa saja, karena kantor desa
hanya beroperasi dari hari senin sampai dengan hari jumat, dengan begitu pihak
pegawai desa siap melayani masyarakatnya di hari liburnya juga yaitu di kediaman
rumah pegawai desa tersebut, demi untuk membantu melayani masyarakatnya. Dan
untuk kepastian pelayanan di kantor desa masyarakat bisa datang di hari senin sampai
hari jumat dengan waktu pelayanan dari pukul 08:00 pagi hingga pukul 16:00 sore.
Pemerintah Desa Pematang Mayan dalam Penyediaan layanan atau bisa
disebut pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik
berupa layanan dalam bentuk penyediaan barang atau jasa, sudah cukup baik melayani
konsumennya, juga dari segi sarana prasarana yang ada di kantor desa pematang mayan
56
sudah cukup memadai sebagai alat pelayanan untuk masyarakat desa pematang mayan,
Contoh seperti masyarakat mengurus pembuatan Akta Kelahiran ataupun E-KTP
melalui pegawai desa untuk dibikinkan surat pengantar ke Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Tanjung Jabung Timur dengan menggunakan alat ketik
(komputer).
Indikator dasar hukum Pelaksanaan Program KIA, yakni Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak
(KIA) sebaiknya di sosialisasikan kepada masyarakat di Desa Pematang Mayan. Hal ini
ditujukan apabila masyarakat, khususnya orangtua yang ingin mengurus penerbitan
kartu KIA dapat mengetahui hal-hal yang diatur dalam Permendagri Nomor 2 Tahun
2016 Tentang KIA sehingga dapat menghindari adanya tindakan penyelewengan yang
dilakukan oleh oknum pegawai, dimana salah satu hal yang diatur dalam regulasi
tersebut berkenaan dengan proses penerbitan kartu KIA tidak dikenakan biaya. Namun
jika masyarakat tidak mengetahui regulasi tersebut dan menemukan adanya oknum
pegawai yang meminta biaya sewaktu memproses penerbitan KIA dapat dilaporkan
kepada pimpinan dari instansi yang bersangkutan sehingga segera dapat ditindak. Hal
ini dapat berdampak kepada peningkatan transparansi pelayanan publik.
Untuk mendukung pelaksanaan program KIA yang akan dilaksanakan Tahun
2020 Pemerintah Desa harus mempersiapkan data anak-anak berusia 0-17 tahun kurang
satu hari di Desa Pematang Mayan. Data-data tersebut antara lain data jumlah
penduduk Desa Pematang Mayan berusia 1-16 tahun dan data kepemilikan akta
kelahiran bagi usia 0-18 tahun. Data-data tersebut digunakan untuk mempermudah
dalam mengetahui seberapa banyak anak-anak yang akan di cetakkan KIA nantinya.
57
Bapak Rahmat Pembangunan selaku petugas Registrasi Desa Pematang
Mayan menyatakan bahwa pemberian KIA ini akan diberikan kepada anak usia 0-15
tahun, dimana anak usia 0-5 tahun, diberikan bersama dengan pemberian Akta
Kelahiran dan bagi anak usia 6-15 tahun diberikan kepada mereka yang mengajukan
permohonan. Namun apabila orangtua anak yang berusia 16-17 tahun kurang satu hari
ingin mengajukan permohonan akan tetap dilayani dan diberikan KIA. Program KIA
akan dilaksanakan di Desa Pematang Mayan melalui pelayanan keliling (jemput bola)
atau mobil keliling untuk bekerjasama dengan Pemerintah Desa juga dengan Sekolah-
sekolah.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 Tentang
Kartu Identitas Anak, ini termasuk aturan baru sehingga pemerintah perlu mengadakan
sosialisasi dalam rangka memberi tahu masyarakat mengenai KIA dan untuk mengajak
masyarakat membuat KIA. Sosialisasi ini akan dilakukan dalam beberapa cara yakni
dengan membuat surat edaran yang akan didistribusikan langsung ke petugas Registrasi
Desa. Setelah sosialisasi ini dilakukan nantinya diharapkan masyarakat Desa Pematang
Mayan bisa menerima dengan baik Permendagri tentang KIA ini. Karena masalah
pertentangan dengan masyarakat mengenai produk hukum, merupakan hal yang lumrah
terjadi karena dalam mewujudkan sebuah peraturan agar dapat diterima dan
dilaksanakan di dalam kehidupan bermasyarakat memang tidak mudah dan harus
melewati perjalanan yang cukup panjang. Ditambah mengenai KIA merupakan hal
yang sangat baru dan merupakan langkah baru pemerintah dalam upaya memenuhi hak
identitas anak. Untuk menerima hal yang baru butuh proses dan waktu yang panjang
untuk mencapai keberlakuan hukum baru dimasyarakat.
Prosedur pelaksanaan program KIA dinilai kurang dapat memudahkan
pemohon, seperti halnya tidak diketahui prosedur atau alur pelayanan program KIA
58
yang disebabkan oleh tidak adanya pemasangan papan informasi alur pelayanan
sehingga menimbulkan kesan rumitnya pelayanan program KIA, juga bisa berpotensi
memberikan efek negatif seperti pemohon yang tidak mendapatkan kepuasan atas
pelayanan yang diterimanya.
Hasil wawancara penulis dengan Ibu Entik, warga desa pematang mayan
mengaku belum tahu kalau ada program baru dari pemerintah pusat yaitu, KIA, dia
mengatakan, jika KIA wajib dimiliki anaknya, dia akan membuat KIA tersebut. “saya
belum tahu sih program KIA, belum tahu juga kegunaannya, tapi kalau untuk
kepentingan anak menurut saya itu sangat perlu ya. Harusnya ada pemberitahuan bahwa
ada program baru,” kata Entik di kediaman rumahnya, desa pematang mayan, rabu (26
februari 2020).38
Ibu Sulasmi, warga desa pematang mayan lainnya juga belum tahu soal
kewajiban memiliki KIA. Dia menyatakan akan mengurus pembuatan KIA untuk
anaknya jika KIA memudahkan anaknya dalam pengurusan daftar sekolah atau urusan
lainnya. Dia berharap pemerintah bisa sering sosialisasi KIA kepada masyarakat agar
masyarakat mengerti tentang program KIA dan mengetahui bahwa KIA wajib dimiliki
anak usia dibawah 17 tahun. “Saya belum tahu fungsinya buat apa, itu wajib atau tidak,
katanya sih wajib, tapi kurang jelas gitu itu buat apa, ya harus banyakin informasinya,
diperjelas.” Ujar Ibu Sulasmi dikediaman rumahnya, desa pematang mayan, rabu (26
februari 2020).39
Berbeda dengan Ibu Entik dan Ibu Sulasmi, Bapak Adi warga Desa
Pematang Mayan mengaku sudah tahu tentang Program Kartu Identitas Anak (KIA).
38 Wawancara dengan Ibu Entik selaku Warga Desa Pematang Mayan Pada Tanggal 26 Februari
2020.
39 Wawancara dengan Ibu Sulasmi selaku Warga Desa Pematang Mayan Pada Tanggal 26
Februari 2020.
59
Dia tahu Program KIA berdasarkan informasi dari Petugas Registrasi Desa Pematang
Mayan. Menurut bapak Adi, KIA akan memudahkan anaknya dalam pembuatan KTP
saat si anak berusia 17 tahun nanti. “saya sudah tahu dari petugas registrasi desa, ya
makanya saya buat KIA langsung ke kantor Disdukcapil Tanjung Jabung Timur, karena
penting juga buat anak saya berobat ke puskesmas nantinya pakai KIA.” Kata pak Adi
dikediaman rumahnya, desa pematang mayan, rabu (26 februari 2020).40
B. Kesiapan Aparatur Desa Guna Untuk Mendukung Program Kartu Identitas
Anak (KIA)
Untuk mencapai pelayanan yang berkualitas salah satu poin penting yang
termasuk dalam mendukung pencapaian pelayanan yang berkualitas adalah tentang
bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat terkait dengan
pelayanan Kartu Identitas Anak yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi atau
pengamatan, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa,
pemerintah Desa Pematang Mayan, atau petugas Registrasi Desa akan berupaya
melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait pelaksanaan Program Kartu Identitas Anak
(KIA).
Hasil Wawancara Penulis Dengan Sekretaris Desa Pematang Mayan,
“Sugianto” dia mengatakan :
“Pemerintah Desa Sudah Siap Untuk Mendukung Pelaksanaan Program
Kartu Identitas Anak (KIA) Baik Dari Segi SDM, Maupun Dari Segi Sarana
Prasarana, Logistik dan lain-lain”.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Sugianto selaku
Sekretaris Desa Pematang Mayan dapat di pahami bahwa, kesiapan dari pemerintah
desa guna untuk mendukung Program Kartu Identitas Anak (KIA) sudah siap dan juga
40 Wawancara dengan Bapak Adi selaku Warga Desa Pematang Mayan Pada Tanggal 26 Februari
2020.
60
dari segi SDM, dan Sarana Prasarana Pemerintah Desa sudah siap, Contoh: Pemerintah
desa siap menyediakan tempat/ruangan, listrik, layar lebar untuk penjelasan atau
mensosialisasikan Program Kartu Identitas Anak (KIA) tersebut.
Bapak Sugianto selaku Sekretaris Desa Pematang Mayan Menambahkan
bahwa, sosialisasi yang tepat seharusnya ke sekolah-sekolah, dan pemerintah desa
mendukung itu, artinya membantu mendukung pemerintah desa untuk
mensosialisasikan kemasyarakat, dan pemerintah desa akan membantu memberikan
fasilitas yang kurang di sekolah-sekolah.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil Tanjung Jabung Timur akan turun
kelapangan/jemput bola ke sekolah-sekolah apabila data anak sudah terkumpul dan di
antarkan oleh petugas Registrasi ke disdukcapil Tanjung Jabung Timur. Setelah data
persyaratan KIA sudah di serahkan ke disdukcapil, pihak disdukcapil akan mengoreksi
data-data tersebut, jika ada data yang belum akurat maka data persyaratan tersebut
harus di benahi terlebih dahulu, Contoh, seperti E-KTP orang tua ada kesalahan spasi
nama, misal Susi yanti, yang seharusnya nama tersebut tidak menggunakan spasi,
seperti Susiyanti. Maka data tersebut harus di perbaiki dahulu, dan yang sudah valid
data-datanya pihak Disdukcapil Tanjung Jabung Timur langsung turun kelapangan atau
ke sekolah-sekolah di Desa Pematang Mayan dalam hal pelayanan keliling/jemput bola
guna untuk mencetak Kartu Identitas Anak (KIA).
Alternatif lain yang dijelaskan oleh petugas registrasi desa dalam pembuatan
KIA yaitu dengan cara mengurus langsung ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Tanjung Jabung Timur, jelasnya ketika masyarakat yang langsung
mengurus ke disdukcapil tidak lama proses pembuatannya, karena begitu selesai
menyerahkan persyaratan KIA maka langsung di cetak dan bisa jadi hari itu juga.
61
C. Kendala Yang dihadapi Pemerintah Desa Dalam Persiapan Pelaksanaan
Program Kartu Identitas Anak (KIA)
Dalam sebuah pelaksanaan terhadap sebuah produk kebijakan tentu banyak
sekali kendala yang dihadapi, mulai dari kendala yang kecil sampai dengan kendala
yang besar. Kendala yang dialami tentu dapat membuat pelaksanaan sebuah kebijakan
tidak berjalan secara maksimal. Begitu pula dalam proses persiapan untuk pelaksanaan
program KIA di Desa Pematang Mayan juga terdapat beberapa kendala. Kendala yang
dihadapi yaitu:
Kurangnya Sosialisasi
Minimnya kegiatan sosiaisasi program KIA, beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan sosialisasi seperti menjalin kerjasama dengan pihak
sekolah terkait sosialisasi program KIA yang dapat memberikan efek positif, yakni
pencapaian sasaran program KIA dapat lebih menyeluruh di Desa Pematang Mayan.
Selain itu, Pemerintah Desa Pematang Mayan juga dapat meningkatkan upaya
penyebarluasan informasi program KIA kepada masyarakat Desa Pematang Mayan
melalui media Cetak, khususnya pemasangan papan reklame atau spanduk dijalan dan
lokasi-lokasi strategis di Desa Pematang Mayan sehingga masyarakat dapat mengetahui
secara pasti bahwa Desa Pematang Mayan sedang melaksanakan program administrasi
kependudukan yang terbaru (program KIA) sehingga dapat berkontribusi positif
terhadap peningkatan partisipasi masyarakat dalam program KIA.
Kurangnya sosialisasi dari pemerintah desa terkait Program Kartu Identitas
Anak (KIA), banyak warga Desa Pematang Mayan yang belum mengetahui tentang
KIA, serta kegunaannya dan syarat pembuatannya. Program KIA digagas pemerintah
62
pusat sejak tahun 2016, KIA diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia (Permendagri) Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak.
Hasil wawancara penulis dengan Sekretaris Desa Pematang Mayan
bahwasannya, kendala yang dihadapi saat ini memang dari pemerintah desa belum ada
mensosialisasikan Program KIA kelingkungan masyarakat ataupun ke sekolah-sekolah
setempat, selain itu yang tersulit bagi pemerintah desa adalah membangun kesadaran
masyarakatnya tersebut.
Kartu Identitas Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap anak dengan tujuan
untuk meningkatkan pendataan, perlindungan dan pelayanan publik, serta sebagai
upaya memberikan perlindungan dan pemenuhan hak konstitusional warga Negara.
Untuk pembuatan KIA, warga cukup membawa Fotocopy E-KTP kedua orang tua,
Fotocopy Akta lahir anak, Fotocopy Kartu Keluarga (KK) yang telah tercantum nama
anak dan foto ukuran 3×4 anak.
Hasil wawancara penulis dengan pak Rahmat Pembangunan “petugas
registrasi desa pematang mayan” beliau mengatakan :41
“upaya dari pemerintah desa pematang mayan dan petugas registrasi untuk
menangani persoalan hambatan dalam pelaksanaan program KIA, pertama,
kami akan melakukan sosialisasi ke masyarakat langsung, kedua, kami akan
melakukan kerjasama dengan pihak sekolah untuk membantu mendata anak
yang mau membuat KIA.”
Dari penjelasan di atas dapat di pahami bahwa, upaya pemerintah desa untuk
mensukseskan Persiapan Program Kartu Identitas Anak (KIA) yaitu dengan cara
pertama, mensosialisasikan program KIA ke masyarakat, sehingga dengan begitu
masyarakat akan tahu program baru ini, kedua, pemerintah desa melakukan kerjasama
41 Wawancara dengan Bapak Rahmat Pembangunan selaku Petugas Registrasi Desa Pematang
Mayan Pada Tanggal 25 Februari 2020.
63
dengan pihak sekolah untuk membantu mendata anak-anak yang ingin membuat Kartu
Identitas Anak (KIA), kemudian pihak sekolah memberitahukan kepada anak muridnya
untuk membawa persyaratan pembuatan KIA dengan memberikan jangka waktu untuk
mengumpulkan semua persyaratannya, seperti membawa: Fotocopy Akta kelahiran
anak, Fotocopy Kartu Keluarga (KK) orang tua, Fotocopy E-KTP orang tua. Foto anak
tidak perlu di bawa dari rumah, karena nantinya Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Tanjung Jabung Timur akan turun ke sekolah-sekolah untuk melayani anak-anak
yang akan membuat KIA dan mengambil foto anak langsung di sekolah-sekolah,
terutama di sekolah dasar (SD).
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai barikut :
1. Urgensi Implementasi Program Kartu Identitas Anak di Desa Pematang Mayan,
sangat penting, karena KIA sebagai ganti identitas yang belum wajib E-KTP. Dan
nantinya KIA pasti akan sangat diperlukan/dibutuhkan oleh anak-anak usia kurang
dari 17 tahun, sebagai contoh anak yang sudah memeliki KIA ingin mengurus
program bantuan dari sekolah atau dari pemerintahan, maka KIA ini bakal menjadi
salah satu syarat untuk mendapatkan bantuan tersebut. Selain itu nilai penting
lainnya adalah untuk pendataan anak-anak usia sekolah. Pelaksanaan Program
Kartu Identitas Anak Melalui Pelayanan Keliling di Desa Pematang Mayan belum
terlaksana dikarenakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Tanjung Jabung Timur belum ada mensosialisasikan ke Kecamatan Rantau Rasau
Desa Pematang Mayan. Kepala Dinas Disdukcapil Tanjung Jabung Timur
menjelaskan mengenai sosialisasi Program Kartu Identitas Anak (KIA) akan
dilaksanakan pada tahun 2020 terkhusus di Kecamatan Rantau Rasau Desa
Pematang Mayan. Untuk mendukung pelaksanaan program KIA yang akan
dilaksanakan Tahun 2020 Pemerintah Desa harus mempersiapkan data anak-anak
berusia 0-17 tahun kurang satu hari di Desa Pematang Mayan. Data-data tersebut
antara lain data jumlah penduduk Desa Pematang Mayan berusia 1-16 tahun dan
data kepemilikan akta kelahiran bagi usia 0-18 tahun. Data-data tersebut digunakan
65
untuk mempermudah dalam mengetahui seberapa banyak anak-anak yang akan di
cetakkan KIA.
2. Kesiapan Aparatur Desa Guna Untuk Mendukung Program Kartu Identitas Anak
(KIA) sudah siap dari segi SDM, dan Sarana Prasarana, Contoh: Pemerintah desa
siap menyediakan tempat/ruangan, listrik, layar lebar untuk penjelasan atau
mensosialisasikan Program Kartu Identitas Anak (KIA) ke masyarakat desa
pematang mayan. dan juga pemerintah Desa Pematang Mayan akan melakukan
kerjasama antar sekolah-sekolah guna untuk mendata anak-anak yang akan di
buatkan KIA.
3. Kendala Yang dihadapi Pemerintah Desa Dalam Persiapan Pelaksanaan Program
Kartu Identitas Anak (KIA) yaitu karena kurangnya sosialisasi, dan pemerintah
desa baru akan mensosialisasikan KIA ke masyarakat dan sekolah-sekolah, bisa
dikatakan untuk masyarakat setempat kebanyakan masih belum tahu tentang
adanya program KIA. Banyak warga Desa Pematang Mayan yang belum
mengetahui tentang KIA, serta kegunaannya dan syarat pembuatannya. Program
KIA digagas pemerintah pusat sejak tahun 2016, KIA diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Permendagri) Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Kartu Identitas Anak.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, penulis dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Pemerintah Desa Pematang Mayan segera mensosialisasikan Program Kartu
Identitas Anak kepada masyarakat, supaya masyarakat tahu dengan adanya
program baru ini, serta masyarakat juga mengerti kegunaan, manfaat dan juga
66
persyaratan untuk pembuatan KIA tersebut. Sedangkan sampai dengan saat ini
masyarakat masih banyak yang belum tahu dengan adanya Program KIA ini.
2. Pemerintah Desa Pematang Mayan bekerjasama dengan pihak sekolah-sekolah,
dengan memberikan berupa formulir pembuatan KIA, dan nantinya pihak sekolah
langsung mengumumkan ke murid-muridnya tentang pembuatan Kartu Identitas
Anak sekaligus dengan membawa persyaratannya, pihak sekolah akan memberikan
waktu kepada muridnya beberapa hari untuk mengumpulkan semua persyaratan
pembuatan KIA tersebut. Guna untuk mensukseskan Pelaksanaan Program
Pembuatan Kartu Identitas Anak.
67
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Gramedia
Indonesia, 2002.
Djaman Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2011.
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2009.
George Ritzer dan Goodman Douglas, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada
Media, 2004.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Jakarta: Gajah Mada University
Press, 1993.
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif,
Jakarta: GP Press, 2008.
Jaka Permana, Evaluasi Program Kartu Identitas Anak (KIA) Di Kota Cilegon Tahun
2018, Skripsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2018.
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia, 2004.
Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Lexy J. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1985.
Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto, Teori-Teori Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius,
2005.
Ones Gita Crystalia, Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta, 2015.
68
Poloma, Sosiologi Kontemporer, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2010.
Peter Hamilton, Talcott Parsons dan Pemikirannya Sebuah Pengantar, Yogyakarta: PT
Kiara Wacana, 1990.
Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, Semarang: Alfabeta,2007.
Rinaldo Oktaviano, Peranan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota
Bukittinggi Dalam Penerbitan Kartu Identitas Anak Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2019.
Siti Anisa, Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat di Kantor Desa
Helvetia Tahun 2018, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara, 2018.
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta,2009.
2. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan Peraturan
Bupati Tanjung Jabung Timur Nomor 35 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas
Anak.
3. Jurnal
Fernandes Yudha, Kualitas Pelayanan Publik Dalam Pembuatan Kartu Identitas Anak,
Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Vol. 6 .No. 2, 2017.
Ni Ketut Sari Adnyani, Pelayanan Sektor Publik Terkait Pengaturan Administrasi
Kependudukan Tentang Identitas Anak Dengan Pemberlakuan Permendagri,
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, VoL 4. No. 2, Desember 2018.
Neneng Siti Maryam, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Jurnal
Ilmu Politik dan Komunikasi, VoL 4. No.1, Juni 2016.
69
Rinaldo Oktaviano, “Peranan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota
Bukittinggi Dalam Penerbitan Kartu Identitas Anak Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak”,
Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,
(2019), hlm. 69.
70
Lampiran I
Tabel 4. Daftar Informan
No Nama Jabatan
1 Hartono Kepala Desa Pematang Mayan
2 Rahmat Pembangunan Petugas Registrasi Desa
3 Sugianto Sekretaris Desa Pematang Mayan
4 Sainal Kepala Bidang Disdukcapil Tanjung Jabung
Timur
5 Entik Warga Desa Pematang Mayan
6 Sulasmi Warga Desa Pematang Mayan
7 Adi Warga Desa Pematang Mayan
71
Lampiran II
Instrument Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh informasi
dan data obyektif, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan di Desa
Sei Toman.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan dalam wawancara sebagai
berikut:
1. Apa manfaat Kartu Identitas Anak (KIA) ?
2. Apa tujuan KIA ?
3. Bagaimana Pelaksanaan KIA di Desa Pematang Mayan ?
4. Bagaimana prosedur pelayanan KIA ?
5. Keluhan dari masyarakat mengenai pelayanan KIA ?
6. Adakah alternatif lain pembuatan KIA melalui pelayanan keliling dari standar SOP
?
7. Urgensi Implementasi Program Kartu Identitas Anak di Desa Pematang Mayan ?
8. Bagaimana Kesiapan Pemerintah Desa Dalam Mendukung Program Kartu Identitas
Anak ?
9. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan program Kartu Identitas Anak
melalui pelayanan keliling ?
72
Lampiran III
Dokumentasi
Kantor Desa Pematang Mayan Gedung Aula Kantor Desa Pematang
Mayan
Ruang Kerja Pemerintahan Desa Ruang Pengisian Absen Untuk Tamu
Struktur Organisasi Desa Pematang
Mayan
Contoh Kartu Identitas Anak (KIA) Milik
Anak Warga Desa Pematang Mayan
73
Wawancara Bersama Bapak Rahmat
Pembangunan Selaku Petugas Registrasi
Wawancara Bersama Bapak Sugianto
Selaku Sekretaris Desa Pematang Mayan
Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Tanjung Jabung Timur
Ruang Tunggu Tamu Dalam Pengambilan
Dan Penerimaan Berkas
74
Daftar Riwayat Hidup
Identitas Pribadi
1. Nama : Indra Gunawan
2. Tempat Tanggal Lahir : Rantau Rasau , 17 Juni 1996
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Golongan Darah : A
5. Agama : Islam
6. Bangsa : Indonesia
7. Status Perkawinan : Belum Kawin
8. Alamat :
Riwayat Pendidikan
1. Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Angkatan 2016 s/d
Sekarang
2. SMAN 1 Tanjung Jabung TimurAngkatan 2014
3. SMPN 9 Tanjung Jabung TimurAngkatan 2011
4. SDN 130 / X Rantau Rasau Angkatan 2008
Pengalaman Organisasi
1. Badan Pengurus Harian (BPH) Mahasiswa Pecinta Alam Sulthan Thaha
(MAPALA SUTHA)
2. Anggota PMII Rayon Syari’ah
3. Anggota Kesatuan Pembaharuan Mahasiswa Tanjung Jabung Timur (KAPEMA
TJT)
Jambi, 27 Juli 2020
Penulis
Indra Gunawan
NIM. SIP 162325
Dusun Pematang Sari, RT 001, Desa Pematang
Mayan, Kecamatan Rantau Rasau
top related