ibu bekerja: manajemen waktu (dan perasaan)

Post on 25-Dec-2014

6.073 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

ibu bekerja: manajemen waktu

[dan perasaan]

[we can!]

ibu bekerja: manajemen waktu [dan perasaan]

Masalah pengaturan waktu orangtua, bukan semata-mata isu ibu, atau hanya isu orangtua bekerja.

Prinsipnya, waktu orangtua berpengaruh pada kualitas interaksinya dengan anak, dari pola komunikasi,

disiplin ataupun pendidikan secara umum.

Di luar waktu untuk anak, orangtua butuh waktu untuk dirinya sendiri, karena orangtua yang menyisihkan waktu untuk dirinya cendrung lebih rendah tingkat stressnya dan juga berinteraksi

lebih baik dengan anak.

Orangtua perlu refleksi melihat hari-harinya, seberapa banyak waktu yang dihabiskan untuk semua

komitmen (pekerjaan, keluarga, dll).

Perbedaan paling penting adalah: waktu untuk anak dan waktu bersama anak.

Kadang kita merasa melakukan sesuatu untuk anak, menyiapkan makan, mengantar sekolah, dll. Atau bahkan menonton tv di ruangan yg sama, tapi tidak "bersama2”.

Waktu bersama anak pun perlu dilihat lagi, dalam interaksinya -- apakah ortu lebih sering mendengar atau

berbicara, ada kontak fisik atau tidak, anak atau ortu yang mengusulkan aktivitas.

Bagian paling sulit bagi orangtua bekerja biasanya adalah transisi dr rumah ke kantor, dan sebaliknya.

Aktivitas di pagi hari sebelum berangkat, dan sore atau malam saat pulang kantor, krusial dan mempengaruhi

perasaan dan perilaku orangtua dan anak.

Transisi akan lebih mudah jika ada persiapan yang baik – alat-alat yang diperlukan sekolah disiapkan di malam sebelumnya,

atau file-file pekerjaan dirapikan sebelum masuk ke rumah.

Orangtua dan anak butuh waktu transisi. Tidur-tiduran di tempat tidur 5 menit setelah membuka mata, menyanyi,

atau lainnya yang jadi kesukaan ortu dan anak. 

Melakukan ritual perpisahan yang mengesankan; ucapan atau sapaan selamat jalan yang kocak, pelukan yang hangat, dll.

Hal ini membantu ortu dan anak.

Sambutan yang hangat setelah pulang. Biasakan anggota keluarga fokus mengucap salam

atau memeluk saat ada yang datang. Hal ini juga sangat membantu.

Situasi di kantor. Cari teman kerja yg supportive dan bisa berbagi tips.

Bukan yg membuat kita merasa bersalah atau mengajak saling "membandingkan anak”.

Kenali pola kerja kita, apakah lebih efektif dengan alat atau cara tertentu, multitasking atau fokus ke satu hal secara

bertahap.

Jangan segan meminta bantuan teman saat memerlukannya, dan membantu teman saat ia

memerlukan.

Punya 1 kalendar untuk semua acara rumah dan kantor.

Biasakan menyelesaikan tugas kita maupun PR anak di Jumat sore atau malam daripada harus

melakukannya di Minggu sore atau malam.

Saat di rumah, sempatkan punya waktu individual dengan tiap anak, walaupun hanya 15 menit. Misalnya membaca 1

buku cerita pendek dengan si sulung, mengeloni anak bungsu sebelum tidur, dst.

Amati anak, di momen apa ia paling membutuhkan kita, dan rancang hari kita di seputar itu. Ada anak yang lebih butuh

dekapan atau ngobrol di pagi hari sebelum berangkat sekolah, ada yang lebih "on" di malam hari.

Sejak dini, bangun independensi anak untuk menyelesaikan PR dan bertanggungjawab pada tugasnya. Agar interaksi kita dengan anak tidak berfokus pada PR semata (jika ada masalah tentang PR,

bicarakan dengan pihak sekolah).

Buat "tanggung jawab rutin" bagi setiap anak atau seluruh keluarga yg bisa menjadi kegiatan bersama -- misalnya membuat jus atau sarapan di weekend, mengganti seprai atau memotong

rumput setiap minggu, dll.

Ajarkan anak untuk menghormati privacy kita (pasang tanda di depan pintu kamar), tidak berteriak saat ditelp, dll.

Hal ini membantu interaksi yg lebih positif.

Sempatkan waktu berkualitas bersama pasangan, melihat orangtuanya menghargai keberadaan dan waktu bersama satu

sama lain, adalah pelajaran yg sangat penting bagi anak.

Tidak semua permintaan atau pertanyaan anak harus dijawab pada saat itu; menyatakan ”Ibu pikir-pikir dulu ya", “Sekarang bukan waktu yg tepat”, dll adalah sesuatu yang

wajar.

Hati-hati dengan overscheduling, anak yang berlari-lari dr satu les ke les lain, "kewajiban sosial" atau acara weekend yg non stop.

Waktu tanpa agenda untuk bersama, tanpa melakukan apa-apa. Bersikap spontan sangat penting.

Perhatikan kebiasaan kita dan anak dalam menggunakan gadget atau elektronik, "switching off

hours" atau day(s) bisa jadi awal dari berbagai ide kegiatan bersama baru yang menyenangkan.

Sadari bahwa keseimbangan rumah-kantor dan manajemen waktu yang baik tidak selalu berhasil setiap saat. Akan ada waktu di mana

kita "kekurangan" waktu untuk salah satunya dan merasa gagal. Tapi selalu ada kesempatan lain untuk mencoba kembali.

Ceritakan pengalaman, tips dan trik seputar mengatur waktu sebagai ibu rumah tangga, ibu bekerja di rumah maupun di luar rumah

pada box komen di bawah ini sampai

Jumat 8 November 2013, pukul 12.00.

Login dulu ya. Gampang kok!

5 orang terpilih dapat memenangkan voucher belanja @100ribu. Yeay!

Pemenang diumumkan

Jumat, 8 November 2013 pukul 17.00.

Mariiiii :)

top related