i made sudarma kepala badan pengelola … · bali sebagai destinasi utama wisata di indonesia...

Post on 09-Aug-2019

218 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

I MADE SUDARMA

KEPALA BADAN PENGELOLA KEBERSIHAN SARBAGITA

Solid Waste Processing Plant - Location

Bali sebagai destinasi utama wisata di Indonesia

Kebersihan adalah suatu kebutuhan atau tuntutan bukan keinginan

Partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah rendah.

Pertumbuhan sampah terus meningkat

Perilaku 3 R (reduce, reuse, recycle) masih jauh dari harapan

Pembuangan sampah di TPS tidak sesuai dg jam yang telah ditetapkan

Penerimaan retribusi sampah rendah.

Pengelolaan sampah hampir sepenuhnya dibebankan kepada Pemda

Lahan TPA di wilayah Kabupaten/Kota Sarbagita cepat penuh :

Sulit mencari lahan untuk dijadikan TPA baru (penolakan masyarakat)Keterbatasan dana untuk OM (alat angkut & alat berat )

Keterbatasan teknologi (hanya open dumping)

Keterbatasan SDM (kuantitas, kualitas)

Pencemaran meningkat (bau, lindi, kebakaran, vektor penyakit)

SOLUSI : KERJASAMA ANTARA PEMDA MENJADI ALTERNATIF TERBAIK

Kajian legalitas

Kajian Institusi

Kajian Geografis

Kajian Demografis

Kajian Teknis

Kajian Ekonomi

Kajian Lingkungan

• Adanya permasalahanbersama dan persepsiyang sama

• Adanya kesamaanpandang dankepentingan dalampenyelesaianpermasalahan

• Adanya kesepahamandalam perbedaan“warna” politik

• Adanya dukunganformal dan informaldari Bupati/ Walikota

• Adanya kelembagaanyang independen dlmmenjalankankerjasama

• Leadership lembagakerjasama yang kuat

PENDORONG

• Keterbatasankapasitas SDM Pemda

• Keterbatasan saranadan prasaranapengelolaan sampah

• Keterbatasanpembiayaan dalampengelolaan sampah

• Keterbatasanpenguasaan IPTEK

• Keterbatasan lokasilahan dijadikan TPARegional

• Belum adanya TataCara Pelimpahansebagian kewenanganPemkab/ Pemkot kePemprov

PENGHAMBAT

• Adanya teknologipengolahan sampahyang produktif danramah lingkungan

• Adanya minat swastaberinvestasi dlmpengelolaan sampah

• Adanya kebijakanpemerintah dalampenggunaan pupukorganik

• Adanya kebijakanpemerintah dlmpengembangan energiterbarukan

• Adanya skemapendanaan dari cleandevelopmentmechanism (CDM)

PELUANG

• Adanya stigma bahwasampah sebagaibarang buangan,bukan sebagaisumberdaya.

• Rendahnya kesadarandan kultur masyarakatdlm pengelolaansampah

• Resistensi masyarakatterhadap teknologiyang memarginalkanaktivitas mereka

• Siklus Pilkada yangberpengaruh thdkonsistensi kebijakan/kesepakatan yg telahditetapkan

• Panjangnya prosedurdan birokrasi dalamskema CDM

TANTANGAN

Dibentuk berdasarkan SKB Bupati/WalikotaMerupakan lembaga non teknis/non struktural pemda untukmelaksanakan Tupoksi sebagaimana ditetapkan dalam SKBPengisian personalia melalui fit and proper testBentuk dan format kelembagaan akan dikembangkan sesuai dengankebutuhan dan peraturan yang berlaku (mis. BLU).

VISI :Mewujudkan Bali yang BALI (Bersih, Asri, Lestari dan Indah) melaluipengelolaan kebersihan yang profesional sehingga tetap menjadidaerah tujuan wisata utama di Indonesia

MISI :Menjembatani kepentingan pemerintah, swasta dan masyarakatdalam pengelolaan kebersihan dan pengolahan sampah

JANGKA PENDEK : SUBSISTEM PEMBUANGAN AKHIRPerubahan TPA dari Tempat Pembuangan Akhir menjadi TempatPemrosesan Akhir (Sesuai amanat UU no 18 tahun 2008)

Pengembangan Kemitraan dengan Pihak Ketiga/ Swasta dalampembangunan IPST

Penerapan teknologi yang tepat, hemat lahan dan ramahlingkungan secara profesionalRehabilitasi lingkungan dan kondisi TPA

JANGKA MENENGAH : SUBSISTEM PENGANGKUTAN

JANGKA PANJANG : SUBSISTEM SUMBER SAMPAH

Adanya satu lokasi pengolahan sampah hemat lahan denganskala regional yang representatif dari aspek teknologi, ekonomi,sosial dan lingkungan.

Meningkatkan kuantitas (cakupan) layanan dan kualitaspelayanan kebersihan pada masyarakat.

Mengurangi beban dan resiko pemda karena keterbatasanpembiayaan, sumber daya manusia dan teknologi.

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampahmelalui managemen yang profesional.

Dimana lokasi TPA regional ?

Kompensasi apa yang akan diterima pemerintah kab/kota yangwilayahnya dijadikan TPA regional ?

Berapa biaya yang diperlukan untuk pembangunan TPA regional(pengadaan lahan dan pembangunan infrastrukturnya)?

Bagaimana pembagian biaya untuk pembangunan TPA regionalmasing-masing kab/kota.

Kriteria apa yang dijadikan dasar untuk penentuan besarnyasharing biaya tersebut ?

Apa peran provinsi dan pemerintah pusat dalamkerjasama ini ?

Teknologi apa yang akan dipergunakan ?

Berapa harga teknologi tersebut ? Bagaimanapembiayaannya ?

Bagaimana kalau teknologi tersebut GAGAL? Siapayang bertanggung jawab ?

Bisakah melibatkan pihak ketiga (KPS) untuk mencapaitujuan?

Lahan yang dipergunakan untuk TPA Regional adalahlahan TPA yang masih aktif (TPA Suwung – Denpasar)

Penetapan lokasi TPA Regional, bertujuan untukrehabilitasi kondisi TPA eksisting dan juga kesediaanpemda setempat untuk menerimanya.

Kesediaan pemda menjadi “tuan rumah” juga didasarkanatas pertimbangan volume sampah yang dihasilkan

Kompensasi yang diterima “tuan rumah”, dalam bentuktangible dan intangible benefit.

PEMBIAYAAN DARI PROVINSI : Provinsi memfasilitasi kajian aspek legalitas dan teknis kerjasama antar

Pemda

Provinsi memfasilitasi terbentuknya kelembagaan BPKS danmenyediakan fasilitas awal operasional BPKS (kantor, kendaraan)

PEMBIAYAAN DARI PEMDA SARBAGITA : Pembiayaan untuk operasional kelembagaan BPKS didasarkan atas cost

sharing masing-masing pemda SARBAGITA .

Besarnya sharing masing-masing pemda bersifat proporsional, atasdasar perhitungan besaran produksi/volume sampah dan PADmasing-masing kabupaten/kota.

PEMBIAYAAN DARI PEMDA : Pemda menyiapkan lahan sesuai kebutuhan

Pemda melakukan sosialisasi rencana pembangunan TPA Regional

PEMBIAYAAN DARI INVESTOR : Investasi, Operational dan Maintenance menjadi tanggung jawab

investor

Bali sebagai destinasi utama wisata di IndonesiaKebersihan adalah suatu kebutuhan atau tuntutan bukan keinginanPartisipasi dan kesadaran masyarakat dalam penanganan sampah rendah.

Pertumbuhan sampah terus meningkatPerilaku 3 R (reduce, reuse, recycle) masih jauh dari harapanPembuangan sampah di TPS tidak sesuai dg jam yang telah ditetapkanIuran retribusi sampah rendah.

Pengelolaan sampah hampir sebagian besar dibebankan kepada PemdaLahan TPA di wilayah Kabupaten/Kota Sarbagita cepat penuh :

Keterbatasan dana (bin, container, TPS, alat angkut, alat berat, OM)

Keterbatasan teknologi (hanya open dumping)Keterbatasan SDM (kuantitas, kualitas)Pencemaran meningkat (bau, lindi, kebakaran, vektor penyakit)Sulit mencari lahan untuk dijadikan TPA baru (penolakan masyarakat)

Atas permasalahan ini,

MAKA KERJASAMA ANTAR PEMDA KAB./KOTASARBAGITA DIBANGUN

tujuannya :

MERINGANKAN PENDANAAN MASING-MASING PEMDA MINIMALISASI KEBUTUHAN LAHAN DAN MEMPERPANJANG USIA

PAKAI TPA TPA TERKONSENTRASI PADA SATU LOKASI UNTUK DIMANFAATKAN

BERSAMA (TPA REGIONAL) ADA LEMBAGA PENGELOLA YANG PROFESIONAL

MUNGKINKAH KERJASAMA PENGOLAHAN SAMPAH ANTARPEMDA DAPAT DILAKUKAN

DALAM ERA OTONOMI DAERAH ?

mungkin, apabila :

Ada kesamaan kebutuhan dalam mengantisipasi masa depanAda kesamaan masalah yang dihadapi

Ada kesamaaan pandang dan cara dalam pemecahan masalahAdanya kesepahaman dan kesediaan dalam menanggung resiko

kerjasama

DAN KERJASAMA MERUPAKAN PILIHAN TERBAIK

Pertanyaan :

1. Peran pimpinan daerah untuk menciptakan persamaan persepsidan komitmen yang menjadi landasan utama dalam kerjasamaantar pemda

2. Peran pimpinan daerah untuk membangun kepercayaan dankeyakinan kepada semua pihak (baik aparat maupunmasyarakatnya) untuk mendukung perwujudan kerjasama antarPemda sebagai sebuah kepentingan bersama di masa depan

3. Peran pimpinan daerah untuk menekankan prinsip-prinsip goodgovernance dalam mewujdukan dan mengelola kerjasama antarPemda

KERJASAMA DALAM :

INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH

TERPADU (IPST) SARBAGITA(DENPASAR~BADUNG~GIANYAR~

TABANAN)

INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH(DENPASAR ~ BADUNG)

INSTALASI PENGELOLAAN AIR MINUMSARBAGITAKU

(DENPASAR~BADUNG~GIANYAR~TABANAN~ KLUNGKUNG)

TRANSPORTASI SARBAGITA

Adanya satu lokasi pengolahan sampah hematlahan dengan skala regional yang representatifdari aspek teknologi, ekonomi, sosial danlingkungan.

Meningkatkan kuantitas (cakupan) layanan dankualitas pelayanan kebersihan pada masyarakat.

Mengurangi kendala dan resiko pemerintah karenaketerbatasan pembiayaan, sumber daya manusiadan teknologi.

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaansampah melalui managemen yang profesional.

ADAKAH PIHAK SWASTA YANG TERTARIKBEKERJASAMA (KPS) DALAM PENGELOLAAN

SAMPAH ?

Bila ada :

Aspek mana yang akan dikelola/dikerjasamakan ?Teknologi apa yang akan dipergunakan ?

Bagaimana scheme pembiayaan ?Apa hak dan kewajiban masing-masing pihak ?

Bagaimana mengemas Rencana KPS agar dapat menjadi modelinvestasi yang menarik?

1. PERAN PEMERINTAH DAERAH UNTUK DAPAT MEMBANGUNDAN MEMBERIKAN KEPERCAYAAN KEAMANAN SETIAP PIHAKTERMASUK PIHAK SWASTA YANG BERINVESTASI DIDAERAHNYA

2. PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMAS RENCANADAN BENTUK KERJASAMA SEHINGGA DAPAT MENARIK MINATPIHAK SWASTA UNTUK BERINVESTASI

3. PERAN PEMERINTAH DALAM MENDORONG UPAYA-UPAYASINERGI YANG DAPAT MEMBERIKAN KEUNTUNGAN/KEPUASAN KEPADA SEMUA PIHAK (PEMERINTAH,MASYARAKAT, DAN SWASTA)

• Pemda mengetahui dan dapat merumuskan kebutuhannya dengn tepat

• Pemda mengetahui dan menyadari tingkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhantersebut (seperti dana, asset, sumberdaya manusia yang dimiliki, dll)

• Kelayakan dari KPS bidang sanitasi, hendaknya jangan hanya diukur dari tangible benefitsemata, tetapi juga dilihat dari intengible benefit (manfaat ekonomi yang diterimamasyarakat dan lingkungan secara menyeluruh dalam jangka panjang)

• Adanya kelembagaan yang pasti, bersifat indipenden, dan konsisten dari pihak pemdadalam pelaksanaan KPS, lepas dari kepentingan politik dan penguasa.

• Pemilihan bentuk KPS yang paling “baik” dengan mempertimbangkan aspek-aspekkemampuan yang dimiliki oleh pemda

• Pelibatan masyarakat dan stakeholder dalam proses-proses KPS sebagai salah satu bentuklegitimasi proses

• Pemda harus meyakini bahwa KPS dijalankan bukan dengan “broker”, tetapi langsungdengan pemilik modal dan pemilik teknologi

• Pemda mendukung adanya kepastian dan jaminan keamanan investasi

• Adanya komitmen yang kuat dari kedua belah pihak untuk menjalankan KPS menjadiberhasil dan adanya skema yang mendukung KPS Win-Win Solution.

top related