hukum pengangkutan.docx
Post on 06-Jul-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 1/22
http://rienrara.blogspot.co.id/2012/11/hukum-pengangkutan-di-indonesia.html
diakses 11 Mei 2016 pukul 06.59
HUKUM PENGANGKUTAN DI INDONESIA
BAB I
HUKUM PENGANGKUTAN
1.
Pendahuluan Adalah penting sekali pengangkutan dalam dunia perniagaan, mengingat sarana ini
sebagai angkutan dari prosedur kea gen/grosir, sampai ke konsumen. Dari pelabuhan ke
gudang, dari tempat pelelangan iklan ke Pasar, dan lain-lain.
Mustahil bila ada suatu usaha perniagaan yang mengabaikan segi pengangkutan ini.
Di samping itu mengenai pengangkutan benda-benda tersebut yang diperlukan di tempat-
tempat tertentu, dalam keadaan yang lengkap dan utuh serta padat tepat waktunya, tetapi juga
mengenai pengangkutan ornag-orang yang memberikan perantaraan pada pelaksanaan
perusahaan. Ambillah misalnya seorang agen perniagaan, seseorang pekerja berkeliling
(handelsreziger, seorang komisioner. Mereka semuanya pada waktu tertentu tidak mungkin
memenuhi prestasi-prestasinya tanpa alat pengangkutan! belum lagi terhitung bertambahnya
orang-orang yang karena sesuatu hal misalnya untuk peninjauan di dalam atau di luar negeri,
mereka tentu memerlukan pengangkutan.
Akhirnya dapatlah diambil ksimpulan bahwa pada pokoknya pengangkutan adalah
pepindahan tempat,baik mengenai benda-benda maupun orang-orang karena perpindahan itu
mutlak diperlukan untuk men"apai dan meninggikan man#aat serta e#isiensi.
$edangkan pengangkutan itu sendiri tidak hanya di darat,melainkan pula di laut dan
udara.
2. Peraturan-peraturan yan Menatur Hu!u" Penan!utan dala" Perundan-
undanan d# Ind$ne%#a.
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 2/22
Dalam %&'D, warisan pemerintah 'india elanda dahulu yang hingga
sekarang masih berlaku,di berikan tempat yang sangat banyak untuk mengatur hukum
pengangkutan menyebrang laut (uku ke )) *itel ke + mengenai penyediaan dan pemuatan
kapal-kapal erra"ting en bera"ting an s"epen! *jtel ke + A tentang pengangkutan barang-
barang! *itel ke + tentang tentang pengangkutan orang-orang,sedangkan perihal
pengangkutan di darat serta di sungai-sungai dan perairan di pedalaman (riieren en binnen
wateren hanya diberikan sedikit peraturannya saja yang yang terdapat dibagian ke dan
bagian ke *itel ke +, buku ke ) %&'D. Perhatikanlah bahwa yang saya maksudkan ialah
perihal pengaturannya pengangkutan sebagai demikian yang di berikan se"ara sumir itu.
agi pula hanya mengenai barang-barang saja. $ama sekali tidak diadakan peraturan tentang
pengangkutan orang-orang di darat dalam %&'D. (*itel ke 0 uku ke )) %&'D, berisikan
sedikit peraturan tentang hukum perkapalan di perairan itu sebagai demikian.
Menurut pendapat Pro#.$oekardono,$'. *entang peraturan-peraturan yang mengatur
'ukum Pengangkutan dalam per&ndng-undangan di )ndonesia adalah sebagai berikut 1
2ikalau kita sudah mampu menyusun sebuah %&'D nasional sendiri sebagai
sebenarnya telah diinstruksikan kepada kekuasaan-kekuasaan pembuat &ndang-undang oleh
pasal 03 &&D$ dahulu layaklah tentang peraturan mengenai pengangkutan di darat yang
agak sedikit itu di dalam %&'D, sekarang di tinjau kembali dan diperluas sekedarnya.
Menurut pendapat penulis harus di pertimbangkan, apakah perlu atau tidak untuk sedikit-
dikitnya dalam kodi#ikasi hukum dagang nasional di maksudkan pula asas-asas dasar
mengenai pengangkutan dengan kereta api dan dengan kendaraan-kendaraan bermotor
(4tobis dan lain-lain . Pasal 56 ayat 0 %&'D sekarang telah menyinggung pengusaha-
pengusaha kendaraan umum (4penbare rijtuigen. Dewasa ini perihal pengangkutan dengan
kereta api masih di atur di dalam sebuah peraturan di luar %&'D,
yaitu di dalam $tb.057-6 (Peraturan-peraturan tentang pengangkutan dengan kereta api 8
epalingen +eroer $poorwegen atau di singkat dengan .+.$.. mengenai pengangkutan
dengan otobis-otobis diatur dalam &ndang-undang alu intas 2alan
(9egerkeersordonanntie $tb. 05-:6, sebagai diubah dan di tambah 0-5,mengenai
pengangkutan orang-orang! Pasal- pasal ;3-;< mengenai pengangkutan barang-barang, lebih
lanjut di kerjakan di dalam 1 Peraturan alu intas 2alan (wegerkeerserordening,
$tb.056-;<0 yang telah ditambah dan diubah dengan Peraturan Pemerintah =o.: tahun
05<0,=.05<0.
Pertimbangan yang sama sebagai dikemukakan di atas,perlu juga diadakan terhadap pengangkutan di udara yang dewasa ini masih diatur di luar %&'D, yaitu di dalam $tb.055-
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 3/22
033 (4rdonnansi Pengangkutan di &dara 3 u"hteroerordonnansi! betul kita sekarang
telah memiliki sebuah >&ndang-undang Penerbangan? yaitu sebuah &ndang-undang =o.:
tahun 05<:.=. 05<:-0<5, meulai berlaku dengan tanggal 0 Desember 05<:,tetapi dengan
&ndang-undang tersebut yang di "abut ialah > u"htaartbesluit 05@@ ($tb. 05-0:: dan
@u"htaartordonantie? 05; ($tb. 05;-3< dan tidak $tb. 055-033 termaksud diatas,
sehingga @ u"htaartordonantie@@ masih tetap berlaku berdasarkan pasal )) Aturan Peralihan
&&D 05;< Penyempurnaan penunjukan peraturan-peraturan yang berlaku dalam bidang
pengangkutan di &dara akan diberikan dalam bagian dari buku ini yang mengenai jenis
pengangkutan tersebut.
Masih ada lagi yang termasuk dalam kategori 'ukum Pengangkutan,adalah perihal
Pos,karena menyangkut pengiriman $urat-surat. %esemuanya ini diatur %&'D, yaitu
mengenai Pos dalam 1 0. >&ndang-undang Pos@@ ialah &ndang-undang =o. ; tahun 05<5.
=.05<5-0,mulai berlaku dengan tanggal 0 2uli 05<5 (P.P =o.; tahun 05<5-5!.
@peraturan Pos Dalam =egeri@@, P.P. 0 dan diatas di"abutlah berturut-turut >Pos-ordonnantie
05<@@, $tb. 05;-73, sebagai sudah beberaa kali diubah dan ditambah, terakhir dengan
&ndang-undang =o. 05<6-7< dan Posterordening 05< ($tb. 05;-70! postbesluit
Dienststukken 05< ($tb.05;-7.
Mengenai hubungan Pos )nternasional,pemerintah kita telah mengadakan PP.=o. 7 tahun
05<5, =.05<5 =o.;,mulai berlaku tanggal 0 2uli 05<5,dengan PP. mana di "abut
)nternasional Postbesluit 05;: ( $tb. 05;5-7< dan )nternasionale Posterordening 05;:
( $tb. 05;5-76 @@, sebagaimana telah beberapa kali di ubah dan di tambah,terakhir dengan PP.
=o.; tahun 05<7 (=.05<7-56.
Mengenai surat kawat dan telepon berturut-turut diatur dalam 1 *entang surat kawat 1
a. Dalam @Beglement *elegraph 05<3@@, telah di tetapkan dengan keputusan Mentri
Perhubungan tertanggal : April 05< =o. C "/0/0 untuk men"abut @Beglement oor
detelegraa#dienst in =ed. )ndie,$tb.05-<0; sebagai telah di ubah dan di tambah,terakhir
dengan keputusan Pemerintah tertanggal 3 agustus 05;5 =o. ;;, $tb.05;5-;;! mulai berlaku 0 2uli 05<3,*=.05<-;6!
b. &ndang-undang =o. tahun 05<7 =.05<7-0<, tentang perjanjian )nternasionalterhadap
Pemberian 2arak 2auh, yaitu @ onention )nternationale des *ele"ommuni"ations uenos
Aires 05<@@, mulai berlaku taggal 0 Desember 05<!
". $urat %eputusan Mentri Perhubungan tertanggal Desember 05< =4.C <a//0 tentang
pemberian izin kepada @able and 9iriless imited@@ di ondon (dengan penetapan
peraturan-peraturannya lebih lanjutuntuk mendaratkan dan mengeksploitasi kabel-kabel
telegra# di daerah B), *=. =o.<.
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 4/22
d. Perjanjian )nternasional untuk melindungi kabel-kabel telegra# di bawah ini permukaan laut
($tb. 0:50-0, , ,
*entang berita-berita telepon1 %eputusan Menteri Perhubungan tertanggal 0 2uni 05< =o.
C ;"/0/ tentang penetapan peraturan,syarat-syarat dan tari##-tari# *elepon,*=.=o.<31
Perlu diketahui,bahwa Peraturan-peraturan tersebut di atas belumlah dikatakan
lengkap,mengingat sepanjang tahun masih mun"ulnya peraturan baru tentang hal-hal yang
berkaitan dengan 'ukum Pengangkutan.
&. Art# Hu!u" Penan!utan '#la D#t#n(au dar# Se# Keperdataa Adapun arti hukum Pengangkutan bila ditinjau dari segi keperdataan,dapat kita tunjuk
sebagai keseluruhnya peraturan-peraturan, di dalam dan diluar kodi#ikasi ( %&' Perdata!
%&'D yang berdasarkan atas dan bertujuan untuk mengatur hubungan-hubungan hukum
yang terbit karena keprluan pemindahan barang-barang dan/atau orang-orang dari suatu
kelain tempat untuk memenuhi perikatan-perikatan yang lahir dari perjanjian-perjanjian
tertentu untuk memberikan perantaraan mendapatkan.
). Penert#an U"u" Tentan Hu!u" Penan!utan aik di dalam %&' Perdata maupun %&'D (baik yang sudah dikodi#ikasikan maupun
yang belum,yang berdasarkan atas dan bertujuan untuk mengatur hubungan-hubungan hukum
yang terbit karena pemindahan barang-barang dan atau orang-orang dari suatu kelain tempat
untuk memenuhi perikatan-perikatan yang lahir dan perjanjian-perjanjian tertentu, termasuk
di dalamnya perjanjian-perjanjian untuk memberikan perantaraan pengangkutan/ekspedisi.
*. Su"'er Tentan De+#n#%# Penan!utan $umber-sumber de#inisi tentang hukum pengangkutan dapat dijumpai pada *itel ke +
uku )) %&'D! %ita jumpai de#inisi-de#inisi mengenai perjanjian pemuatan menurut waktu
(tijberra"hting dan menurut perjalanan (ries-era"hting, termuat dalam pasal ;< ayat 0
dan ayat %&'D. Perjanjian-perjanjian ini memang merupakan perjanjian-perjanjian
pengangkutan, walupun agak %husus (akan lebih lanjut dibi"rakan pada bagian pengangkutan
di laut. uktinya ialah dalam pasal-pasal ;66 dan <0 %&'D sendiri,dalam pasal-pasal
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 5/22
mana antara lain di"antumkan1 pengangkutan didalam pengeertian titel-titel berturut-turut +
A dan + ini ialah dia yang mengikat dirinya untuk menyelenggarakan pengangkutan barang
menurut orang (penumpang berdasarkan perjanjian pemuatan menurut waktu atau perjalanan
atau berdasarkan perjanjian lain.
$ebagi "ontoh dapat diterangkan di bawah ini 1
Pada perbuatan hukum pengangkutan barang itu kita menjumpai pihak pengangkut dan
pihak pengirim. Pihak terakhir ini mungkin seorang dengan pihak penerima, misalnya
seorang pembeli di 2akarta yang berkediaman di Eogyakarta,mengirimkan benda-benda
pembeliannya dengan sebuah bis ke Eogyakarta untuk diterima olehnya di tempat itu.
Mungkin pihak pengirim dan pihak penerima adalah lain-lain orang atau badan. Pada
perbuatan 'ukum pengangkutan orang pengangkut berhadapan dengan penumpang yang
harus di bawa ketempat tujuan perjalanan tertentu. %arena tentunya pihak pengangkut itu baik mengenai pengangkutan barang, maupun mengenai pengangkutan orang, harus
mendapatkan upah sewajarnya, dapatkah kita menyusun de#inisi umum tentang perjanjian
pengangkutan.
,. De#n#%# Tentan hu!u" Penan!utan'ukum pengangkutan tidak lain ialah 1 $ebuah perjanjian timbal-balik, pada mana
pihak pengangkut mengikat diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang dan/atau
orang ke tempat tujuan tertentu,sedangkan pihak lainnya (pengirim-penerima! pengirim atau
penerima !penumpang berkeseharusan untuk menunaikan pembayaran biaya tertentu untuk
pengangkutan tersebut.
. S#at-%#at Hu!u" Penan!utanMenurut pasal-pasl 0630 b.bsd 063; dan seterusnya.%&' Perdata. Dapat dikemukakan
bahwa pada pemborongann itu menurut redaksi pasal 0630 b sendiri pihak pemborong harus
men"iptakan sesuatu tertentu (Feen bepaald werk totstand to brengen bagi pihal yang
memborongkan (aanbesteder, jadi sebuah benda baru (gedung,terusan,jalan kereta api, dan
sebagainya yang tadinya belum ada,kenyataannya sukar dapat di gunakan pada
pengangkutan,dalam mana sama sekali tidak diperjanjikan perwujudan benda baru,melainkan
pengangkut yang baik akan sekeras-kerasnya berusaha,supaya benda-benda muatan yang
diper"ayakan kepadanya se"ara utuh dan lengkap,tak berubah (tidak rusak atau
berkurangsampai di tempat tujuan. Pendapat ini banyak yang menolak,antaranya polak ))
bagian pertama (053 hal :.
Di dlam ode iil di Pran"is pun dengan tegas diperbedakn antara perjanjian pengangkutan
dan pemborongan,bahkan mengenai perjanjian pengangkutan barang dan orang diatur
tersendiri didalam ode iil itu,yaitu dalam pasal-pasal 07:-07:6,pasal-pasal mana
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 6/22
kemudian dengan perubahan dioper di dalam 9..%. di =ederland,pasal-pasal 50 dan
seterusnya (sama dengan pasal-pasal 50 dan seterusnya di dalam %&'D sekarang,jadi tidak
di oper di dalam .9G di =ederland.
*eranglah bahwa pengangkutan barang dan/atau orang merupakan pekerjaan tertentu yang
harus dipenuhi terhadap pihak yang memerlukan akan pekerjaan itu dengan pemberian upah.
Pekerjaan tersebut dilakukan pada waktu-waktu yang diperlukan,walaupun apabila
pengangkut menunaikan prestasinya se"ara baik, pembutuh-pembutuh pengangkutan
mungkin akan tetap memakai perusahaan pengangkutan tertentu yang kenamaan. Pada
umumnya hubungan hukum antara pengangkut dengan pihak yang memakainya itu adalah
berma"am-ma"am yaitu sama tinggi-sama rendah atau kedua belah pihak adalah
@ge"oordineerd@@. *idak ada imbangan majikan terhadap buruh (atasan terhadap bawahan
atau imbangan @gesubordineerd@@ pada hubungan hukum antara pemakai pengangkutan dan
pengangkut. %arena itu si#at perjanjian pengangkutan adalah sebuah perjanjian untuk
melakukan pelayanan (atau jasa berkala (een oereenkomsttot het erri"hten an enkele
diensten,pasal 0630 %&'Perdata.
Eang berpendapat demikian adalah Polak,bagian pertama (053,halaman 7! Molengraa#,jilid
)+ (5 halaman 536! +olmar ) (:, halaman 3. $ebagai diuraikan diatas, penulis sendiri
berpihak kepada penulis-penulis ternama itu.
&ntuk mengadakan system hukum yang sampai sekarang masih berlaku di )ndonesia, untuk
mengadakan perjanjian pengangkutan barang atau orang tidak diisyaratkan harus se"ara
tertulis. 2adi "ukup diwujudkan dengan persetujuan kehendak se"ara lisan saja. Dalam
pengangkutan barang menyebrang, yaitu dalam perjanjian pemuatan!masing-masing
pihak,yaitu penyediaan kapal (erra"ter dan pemakai penyedian kapal (berra"hter,dapat
diminta supaya dibuat akte yang dinamakan "harterparty (pasal ;<; %&'D. aik akte ini,
maupun surat angkutan (ra"htbrie# dalam pasal 53 %&'D, merupakan surat-surat
bukti,bukan untuk mengadakan perjanjian sebagai demikian.
/. Peraturan untu! Mendapat!an Penan!utan0 E!%ped#turPenu%aha
Penan!utan tran%p$rt prderne"er3
Dalam dunia perdagangan,adanya perantara adalah lazim. Demikian pula dalam usaha
pengangkutan. 'al ini karena orang ingin mendapatkan ongkos yang murah dan pelayanan
yang baik.
Perantara-perantara tersebut kita jumpai dengan penunjukan Hkspeditur dan pengusaha-
pengusaha pengangkutan. Perihal ekspeditur di dalam *itel ke +, bagian ke uku ke 0
%&'D.
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 7/22
Mengenai pengusaha-pengusaha pengangkutan tak di dapatkan peraturannya di dalam
%&'D! juga tentang golongan pengusaha-pengusaha pengangkutan ini akan lebih luas
diterangkan kemudian. &ntuk sementara mendapatkan pengertian tentang kemudian. &ntuk
sementara mendapatkan pengertian tentang ekspeditur itu, menurut gambaran pembuatan
&ndang-undang dalam pasal :6 ayat 0 %&'D! ia (ekspeditur itu melulu men"arikan
pengangkutan terhadap barang-barang bergerak bagi pihak pengirim,baik mengenai
pengangkutan di darat, maupun di peraliran termasuk di laut.
*etapi dalam praktek tidak saja ekspeditur itu men"arikan pengangkutan terhadap barang-
barang yang akan dilaksanakan oleh orang lain (pengangkut, misalkan biasanya ia
menjalankan pengangkutan sendiri, bahkan ide pembuat &ndang-undang tersebut dalam pasal
:6 ayat 0 adalah sekarang sangat jarang terjadi. Mengenai pengusaha pengangkutan, pihak ini
membebankan diri untuk menyelenggarakan seluruh pengangkutan antara tempat permulaan
pengiriman sampai tempat tujuan untuk biaya yang ditetapkan sekaligus .
4. A%a%-a%a% dar#pada Ha! Pener#"a Baran.
Agar lebih jelas untuk mengetahui asas-asas dari hak penerima barang,sebaiknya kita
menjabarkan sendiri dari para ahli mengenai ini,mengingat belum seragamnya pendapat.
Menurut Pro#.$oekardono, $', menguraikan bab ini sebagai berikut1 di dalam perjanjian
antara pengirim dan pengangkut diadakan ketentuan juga, agar supaya pengangkut
menyerahkan barang angkutan kepada yang dialamati. %etentuan di dalam perjanjian
pengangkutan bagi keman#aatan pihak ketiga,yaitu pihak yang dialamati tersebut, adalah tak
lain daripada penggunaan kemungkinan membuat klausula bagi kepentingan pihak ketiga di
dalam sebuah sebuah perjanjian, sebagai diatur di dalam pasal 007 %&'Perdata.
Demikian pendapat Dorhout mees (bukunya termasud 05<,halaman 3!
Molengraa## (Molengraa## )+ (5, halaman 5;! Polak (Polak, )), bagian pertama ("etakan
053,halaman 0! juga +ollmar ) (:, halaman 3.
Pendapat lain menyatakan tentang adanya "assie atau penyerahan hak-haknya menagih
pihak pengirim atas pihak pengangkut kepada si-penerima se"ara diam-diam (ditunjuk di
dalam Polak )) tersebut, halaman 0; dan di dalam +ollmar pada halaman yang sama. $aya
rasa bahwa "assie dengan "ara diam-diam itu akan sangant bertentangan dengan makna pasal
60 ayat %&' perdata . ada pula pendapat yang mau menganggap pihak pengirim sebagai
pemegang-kuasa atau pengurus kepentingan (Iaawaarnemer si-penerima (ditunjuk di dalam
polak )) dan +ollmar ) tersebut, pada halaman-halaman yang sama. Pendapat inipun tidak
akan sesuai dengan kenyataan bahwa perbuatan pengirim oleh pengirim itu biasanya
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 8/22
merupakan prestasi-utama, terbit dari perjanjian antara pengirim dan penerima, jual-beli
(dalam kebanyakan hal,pada mana penerima adalah pembeli.
agaimanapun! barulah pengangkut akan berurusan dengan penerima, apabila
penerima ini menunjukan kehendaknya dengan mau menerima barang-barang angkutan
termaksud. $emenjak kehendak ini terang-terangan di lahirkan misalnya pihak dialamati itu
memberitahukan kehendaknya kepada pengangkut, sudahlah pihak dialami membuktikan
kemauanya menggunakan ketentuan baginya di dalam perjanjian pengangkutan. $emenjak
saat inilah pengirim tidak berwenang lagi mengubah tujuan pengiriman barang-barang, pasal
007 ayat %&' Perdata.
%esediaan menerima barang-barang tersebut berartu juga bagi pihak dialamati bahwa
ia lalu harus membayar biaya pengangkutan,kalau ini ditagih daripadanya oleh pihak
pengangkut pada waktu penyerahan barang-barang angkutan. Pada angkutan itu karena
dengan kesediaannya pihak dialamati untuk menerima barang barangnya ditempuh tujuan
menuruti yang ditetapkan di dalam perjanjian pengangkutan, penerima lalu memasuki
perjanjiaan pengangkutan tersebut dan menaklukkan diri kepada seluruh perjanjian itu.
Penaklukan ini berarti pula penetapan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya penerima,
mengenai yang terakhir ini misalnya pembayaran biaya pengangkutan termaksud di atas.
$udah barang tentu perihal pembayaran biaya itu dapat diatur lain antara pengirim dan
penerima. )ni adalah di luar kepentingannya pengangkut. aginya adalah terpenting
memperoleh pembayaran biaya itu,baik dari pengirim,maupun dari penerima.
'ak menahan (retentie pada umumnya tidak diperkenankan oleh pembuat &ndang-
undang. 2adi apabila tuntutan pembayaran oleh pengangkut pada ketika penyerahan barang-
barang tidak dipenuhi oleh penerima pengangkut (jika ini mengenai pengangkutan di darat
dapat menuntut pembayaran biaya itu dengan jalan yang ditunjuk dalam pasal 5; %&'D.
'akim Pengadilan =egri (untuk selanjutnyadisingkat dengan P= atas permohonan
pengangkut dapat memerintahkan penjualan umum dari barang3barang angkutan yang tak
dibayar biayanya angkutan itu. Penjualan di depan umum ini adalah untuk menjamin
keberesan penjualan bagi kepentingan penerimanya.
*idaklah ada keberatan bahwa pihak yang dialamati sudah member tahukan
kehendaknya untuk menerima barang-barang kiriman yang diangkut, sebelum barang-barang
itu sampai di tempat tujuan,akan tetapi hak untuk memberitahukan itu tidak lalu berarti
bahwa pihak dialamati berhak minta penyerahan barang-barang angkutan sebelum barang-
barang ini sampai ditempat tujuan itu dan dalam perjanjian mana pihak dialamati dengan
kesediannya untuk menerima barang-barang angkutan,sudah memasukinya. Perubahan
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 9/22
tempat tujuan hanya mungkin, apabila itu disetujui terlebih dahulu oleh pengirim dan
pengangkut (pasal 0: ayat %&' Perdata.
15. Penan!utan d# Darat
Dalam buku ke 0 *itel ke 8 + bagian 8 %&'D di tegaskan,bahwa pengangkut-
pengangkut yang melalui darat dan nakhoda-nakhoda yang melayari sungai-sunagi dan
peraliran-peraliran di pealaman,termasuk terusan dan danau-danau.
%alau dilihat dari bunyi titel tersebut ke 0, pasal-pasal 7;: dan seterusnya, diatur
pula tentang kapal-kapal dan lain alat-alat pelayaran yang melayari sungai-sungai dan
peraliran-peraliran di pedalaman,tetapi *itel ke 0 itu terlalu erat hubungannya dengan
'ukum perkapalan yang diatur di dalam buku ke )) %&'D, sehingga lebih baik tidak
diuraikan sekarang ini.
&ntuk selanjutnya perlu ditegaskan bahwa bagian ke *itel + uku ) %&'D, itu
hanya mengenai pengangkutan barang-barang, bukan mengenai pengangkutan orang-orang
juga! 2adi dalam rangka (opzetnya memang adalah terbatas, akan tetapi tidaklah terbatas
perihal alatnya pengangkutan. Alat pengangkutan maupun termasuk,asalkan tidak digunakan
untuk melayari laut. 2uga mengenai orang-orangnya pengangkut tidaklah terbatas, sehingga
termasuk pula pengusaha-pengusaha perpindahan rumah! penguna-pengguna sepeda-
pengangkutan,pengangkut-pengangkut koper dan lain-lain bagasi di stasiun,dan sebagainya. Pentinglah artinya putusan 'o# Arnhem tertanggal 0 Mei 0507,=j. 0507-563! 9 030:7,
disebut di dalam bukunya Molengraa## tersebut halaman 563, karena kita antara lain di
2akarta dan lain-lain kota di )ndonesia mengenal beberapa pengusaha-pengusaha perpindahan
rumah. Menurut putusan tersebut rangkaian perbuatan pembungkusan barang-barang,
pengangkutannya, penempatannya barang-barang dan pembukaannya kembali dari barang-
barang terbungkus itu merupakan pelaksanaan sebuah perjanjian pengangkutan.
11. Penu%aha Penan!utan
Di dalam undang-undang pasal 50 dan seterusnya JJ, yang dimaksudkan dengan
pengangkut dan nakhoda adalah juga pengusaha. 2adi pengangkut dan nakhoda bukan
sekedar menjalankan atau melayari sendiri alat pengangkutan, tetapi juga berwenang
mengadakan pengangkutan dan memikul beban risiko tentang keselamatan barang-barang
yang diangkut.
Pendapat ini antara lain oleh Polak dan Molengraa## pada pokoknya didasarkan atas
persamaan kedudukannya pengangkut dan nakhoda dalam pasal50 yang sama dengan
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 10/22
kedudukannya pengusaha-pengusaha kendaraan umum (ondernemers an openbarerijtuigen
dalam pasal 56. Memang akan ganjil adanya,apabila kepada berjenis-jenis pengangkut yang
diatur dalam satu bagian dari %&'D, diberikan kedudukan-kedudukan yang berlain-lain.
&ntuk tegasnya tentang maksud pembuat undang-undag dalam bagian ke ))) uku ke )
%&'D, itu mengenai siapakah yang disebut dengan pengangkut (oerman dan nakhoda
(s"hipper didalam pasal 50 dan seterusnya itu,ada baiknya di tujuk pada putusan '.B.
tertanggal 7 Desember 0:5<, 9 67<<, dikemukakan dalam Molengraa## tersebut,dengan
putusan mana '.B. mengartikan perkataan @ $"hipper@@ (nakhodadalam pasal 50 sebagai
orang yang menjanjikan pengangkutan (hij die het eroer op zi"h neemt,bukan ia yang
menurut kenyataan ditugaskan menjalankan dan bukan pihak dalam perjanjian pengangkutan
(niet degene die,buiten het eroer"ontra"t stande, met het #eitelijk eroer is belast.Pengertian ini menurut penulis dapat di pakai pula untuk mena#sirkan istilah pengangkut
(oerman. Dengan demikian tidaklah benar pendapat Be"ht bank Den hag yang dengan
putusan tertanggal 07 april 0:5;, 9 6<, mena#sirkan @$"hipper@@ tersebut sebagai orang
yang selama berjalannya pengangkutan, menguasai langsung atas alat pengangkutan bukan si
pemilik atau pengusahanya.
2adi kita dapat menetapkan bahwa maksud pembuat &ndang-undang di dalam pasal 50
sampai dengan %&'D, adalah memberikan peraturan-peraturan,kepad mana takluklah
pengusaha-pegusaha pengangkutan manapun juga mengadakan perjanjian-perjanjian
pengangkutan barang melalui darat,sungai-sunagi,terusa-terusan dan lain-lain peraliran di
pedalaman (jadi tidak melalui,yaitu melayari laut,
12. Undan-undan tentan Perantara yan D#tun(u! $leh E!%ped#tur
*idak adanya peraturan tentang pengusaha pengankutan dalam %&'D tersebut di atas
adalah suatu bukti tentang @ ketinggal zaman @ nya dari %&'D. Padahal perantaraan pengusaha-pengusaha itu dalam soal pengangkutan barang besar sekli artinya. Eang diatur
dalam %&'D mengenai pemberian perantaraan dalam hal pengangkutan barang ialan
ekspeditur,*itel +, bagian ke , uku ke ).
Adapun persamaan antara ekspiditur dengan pengusaha angkutan ialah bahwa mereka
dua-duanya memberikan perantaraan dalam hal pengangkutan barang-barang antara pengirim
dan penerima, yaitu meliputi jarak dari tempat keberangkatan hingga sampai tempat tujuan,
akan tetapi dan di sini mulai tampak perbedaan dalam #ungsinya masing-masing! ekspiditur
men"arikan pengangkut bagi pengirim,biasanya dengan bertindak dengan atas nama sendiri
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 11/22
(ingatlah terhadap komisioner terhadap komitmen, akan tetapi biasanya tidak mengangkut
sendiri! jadi biasanya ekspeditur tidak mengadakan perjanjian pengangkutan antara dia dan
pengirim. )a mempertemukan pengiriman dengan pengangkut yang ia pilih dengan atau tidak
dengan persetujuan pengirim. Dalam hal terakhir ini apabila ekspeditur bertindak atas nama
sendiri dan menurut maksud perjanjian antara dia dan pengirim, pemilihan pengangkutan
diserhakan kepada ekspeditur. iasanya ekspeditur jadi tidak mengangkut sendiri (dalam
pengertian sebagai pihak dalam perjanjian pengangkutan menghadapi pengirim
$ama sekali lain halnya dengan pengusaha pengangkutan. )a malah mengadakan
perjanjian pengangkutan dengan pengirim untuk sejumlah biaya angkutan sekaligus, hanya ia
tidak menjanjikan bahwa dia sendir(sebagai pengusaha akan menyelenggarakan seluruh
pengangkutan itu akan terselenggarakan dengan biaya komplit tertentu dan sekaligus, lain
tidak dan terutama ia tidak menjanjikan akan mengangkut sendiri. Pengangkutan
sesungguhnya dapat dijalankan sendiri oleh pengangkut-pengangkut lainnya. Penggunaan
jasanya pengusaha pengangkutan itu terutama akan terjadi pada pengangkutan berangkai atau
lanjutan (doorgaand eroer, dengan demikian mungkin dengan menyebrang laut. Dalam
hubungan ini tidaklah mengherankan kalu pengusah pengangkutan itu termasuk dalam
pengertian pengangkut dalam pasal ;66 %&'D.
Meskipun ini diakui oleh Dorhout Mees,tetapi beliau masih menunjukan akan
perbedaan perusahaannya pengangkut, terutama kolom pengusaha pengangkutan itu menurut
kenyataan tidak mengangkut sendiri. 2adi pengusah pengangkutan itu tidak menjamin
pengangkutan dengan kapal atau alat alat pengangkutan itu tidak menjamin pengangkutan
dengan kapal atau alat pengangkutan tertentu.
$ingkatnya, perihal pengusaha itu tidak diatur dalam %&'D. 9alaupun
demikian,beberpa pasal seperti pasal 5, 5; (mengenai kerusakan atau pengurangan yang
tidak dapat dilihat dari luar! penolakan barang-barang kiriman atau perselisihan mengenai
penolakan itu, ;5 dan seterusnya (larangan hak menahan bagi pengangkut adalah penting
pula bagi pengusaha pengangkutan.
Dengan putusannya tertanggal 07 2uni 050, 9. 037:3.=.2 050, 57;, yaitu sebelum
terjadi perubahan-perubahan dalam buku ke )) 9..%. de =ederland,'.B. memutuskan bahwa
pasl 5< %&'D tidak berlaku bagi pengusaha pengangkutan. Dasar pertimbangannya
mengenai seluruh bagian ke *itel ke + uku ke 9..%.=ed (pada pokoknya sesuai dengan
bagian dan *itel yang sama uku ke ) %&'D, bagian mana sesungguhnya mengatur tentang
pengangkutan yang dilakukan oleh pengangkut-pengangkut / nahkoda-nahkoda sebagai
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 12/22
pengusaha-pengusaha berdiri sendiri (Dorhout Mees tersebut. Dengan "ara yang
mengherankan peraturannya yang mengenai terjadinya perjanjian tersebut didapatkan.
1&. Surat penan!utan
Mengenai @surat pengangkutan@@,Pro#.soekardono,$', menguraikan sebagai berikut 1
Dalam pasal 53 diterangkan bahwa surat angkutan merupakan perjanjian antara
pengirim/ekspeditur dan pengangkut/nakhoda.
$ebetulnya tanpa surat angkutan itu perjanjian, apabila telah ter"apai persetujuan
kehendak antar kedua belah pihak, sudah ada, sehingga surat angkutan tadi hanya merupakan
surat bukti belaka mengenai perjanjian angkutan, sekedar pengangkut/nakhoda suka
menerima barang untuk diangakut menurut penyembutan dan dengan syarat-syarat, sebagai
tertulis di dalam surat angkutan itu.
*idak mungkin demikian saja surat angkutan itu,karena hanya ditandatangani oleh
pengirim atau ekspiditur saja (pasal 53 ayat ) sub 6 %&'D, seketika dapat mengikat
pengangkut / nakhoda.
arulah akan mengikat mereka dan dengan demikian akan merupakan surat bukti dari
perjanjian pengangkutan, semenjak pengangkutan sudah mau menerima barang-barangangkutan dengan penyertaan surat angkutan termaksud.
Agar pengirim juga memegang sekedar pembuktian, baiknya ia minta turunan (duplikat
dari surat angkutan dengan disahkan oleh pengangkut/nahkoda atau pengirim minta sepu"uk
tanda penerimaan barang-barang dari pengangkut. iasanya surat angkutan tersebut dengan
barang-barangnya ditempat tujuan diserhakan kepada pihak dialamati.
Dengan demikian pihak ini dapat men"o"okan barang-barang yang dikirim kepadanya
itu dengan surat angkutan! siapa pengirimnya! lagi pula tentang syarat-syarat
pengangkutan,sehingga pihak dialamati dapat memahami hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sebagai pihak dialamati.
*injauan lanjut mengenai pasal 53 %&'D kita dengan masih adanya pasal ini harus
benar-benar memahami bahwa pembuat undang-undang tidak dengan sungguh-sungguh
bermaksud untuk mewujudkan perkataan-perkataannnya sendiri yang berbunyi >De
ra"htbrie#maakt de oerenkomst uit tuss"hen dan a#zender o# eKspeditur en den oerman o#
den s"hipper?,yang berarti 1 >surat angkutan merupakan perjanjian antara pengirim atau
ekspeditur dengan pengangkut atau nakhoda?, kalau benar-benar dimaksudkan sebagaimana
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 13/22
diu"apkan itu,tentunya disamping penandatangan pengirim atau ekspeditur, sub 6 ayat 0 pasal
53, harus pula diisyaratkan adanya penandatangannya pengangkut atau nakhoda atas surat
angkutan. Perjanjian pengangkutan ini bersi#at timbal balik, sehingga kalau surat angkutan itu
@merupakan perjanjian@@ sebagai dimaksudkan diatas, harus pula di atasnya didapat tanda
tangan pihak pengangkut/nahkoda. %arena ini malahan tidak diminta oleh pasal 53 %&'D.
2adi kita dapat menyimpulkan bahwa surat angkutan itu yang pada permulaannya
diadakannya oleh pengirim/ekspeditur, adalah sepu"uk surat sepihak yang lalu oleh
pengirim/ekspeditur dengan barang-barangnya diserahkan kepada pengangkut/nakhoda.
Molengraa## (jilid )+ (5, 535 menunjuk surat angkutan itu sebagai sepu"uk surat
pengantar terbuka, ditujukan kepada pihak dialamati.
aru dengan diterimanya baik oleh pengangkut/nakhoda itu tentang surat angkutan
plus barang-barangnya, surat angkutan itu lalu jadi surat bukti tentang perjanjian
pengangkutan antara pengirim/ekspeditur dengan pengangkut /nakhoda.
Pengangkut/nakhoda sebagai pihak dalam perjanjian pengangkut ( "ukup dengan lisan
berhak minta pemberian surat angkutan yang terbuat sesuai dengan pasal 53 %&'D. )a
berhak memegang sepu"uk surat itu untuk dapat menyelidiki barang-barang apa saja ia
menerima untuk pengangkutan dari pihak pengirim/ekspeditur. 2ika bertambah banyaknya
pengangkutan barang-barang, pengangkut, apalagi kalau barang-barangnya itu (dan
biasanyatelah terbungkus ketika diserahkan. )ni akan sangat menghambat kelan"aran lalu
lintas pengangkutan. Pengangkut dalam hal ini sebaliknya dengan persetujuannya pengirim
minta di"atat dalam surat angkutan bahwa ia (pengangkutsementara hanya dapat mengontrol
dari luar saja. Pengirimlah dimana perlu, harus kemudian membuktikan bahwa
pemberitaannya dalam surat angkutan adalah sudah benar. $urat angkutan tanpa "atatan apa-
apa dari pihak pengangkut/nakhoda ditunjuk sebagai surat angkutan bersih (s"hoone
ra"htbrie#.
1). I%# %urat an!utan.
Dalam mengisi isian jumlah biaya angkutan dari surat angkutan ini tidak perlu di isi
seketika, karena kemungkinan besar masih memerlukan banyak pertimbangan,pengukuran-
pengukuran maupun perhitungan pertimbangan-pertimbangan serta penghitungan barang-
barang lebih dulu oleh pengangkut.
Adapun yang harus diisi sebagai berikut 1
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 14/22
a. =ama, berat atau ukuran barang-barang angkutan, merek-merek dan jumlahnya!
b. =ama pihak dialamati (sayang tak disebutkan menurut &ndang-undang tentang tempat
kediaman pengangkut pihak dialamti! ini toh perlusekali, sebab kesitulah barang-barang
harus dikirimkan!
". =ama dan tempat kediaman pengangkut/nakhoda!d. 2umlah biaya angkutan!
e. Penanggalan surat angkutan
#. Penandatanganan pengirim atau ekspeditur!
g. Apa-apa yang selanjutnya masih diperjanjikan antara pihak-pihak,misalnya mengenai jangka
waktu didalam waktu mana pengangkut harus diselesaikan!penggantian kerugian kalau ada
kelambatan dan lain-lain hal.
1*. 6a(#' datar $leh e!%ped#tur
$esuai ketentuan yang berlaku pada pasal 53 ayat (,ekspeditur dibebani kewajibanmenda#tar surat angkutan itu dalam register hariannya. %ekurangan dalam &ndang-undang
ini ialah bahwa penda#taran itu tidak dibebankan pula pada pengangkut sebagai pengusaha.
$ekedar tentang pengisian dalam surat angkutan mengenai apa-apa yang selanjutnya
masih diperjanjikan antara pihak-pihak (=o.< sub 7 di atas . %emungkinan ada bahwa
ekspeditur /pengirim yang telah memilih seorang pengangkut/nakhoda tertentu,dengan pihak-
pihak ini lalu sudah dengan lisan merundingkan dan menentukan yang bersangkutan dan
mengingat akan #ungsi pembuktian dari surat angkutan itu, sudah sewajarnya ketentuan-
ketentuan khusus tersebut dimasukkannya juga.
1,. Art# pent#n Pe"'e'anan 7a(#' datar
%epentingan para pengirim akan benar-benar terpelihara,kalau kepada pengusaha-
pengusaha pengangkutan dibebani wajib penda#taran surat-surat angkutan, karena para
pengirim dipermudah mendapatkan bahan-bahan pembuktian, jika ini diperlukan.
ahwa penda#taraan tersebut sudah di bebankan kepada para ekspeditur memang
benar, tetapi tidak semua pengiriman memakai perantaraannya ekspeditur.
1. Ke"un!#nan Pener'#t Surat An!utan ata% Penant# Adalh mungkin (molengraa# jilid )+ (5, halaman 535 surat angkutan tersebut dibuat
atas nama pihak yang dialamati atau pengganti haknya (aan order, sehingga surat angkutan
itu dapat diperdagangkan. Penerbit atas pengganti (penggantian kreditur, aan order-stelling
pada umumnya tidaklah dilarang, ke"ulali kalau &ndang-undang atau suatu peraturan
berdasarkan &ndang-undang melarangnya! jadi hanya mengizinkan penerbitan atas nama,
misalnya dalam pasal ;0 %&'D. $urat angkutan atas penggantian termaksud, tentu atas nama
pihak dialamti atau penggantinya akan mirip dengan konosemen,atau dokumen angkutan
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 15/22
barang-barang menyebrang laut yang sangat penting artinya dalam dunia perdagangan
internasional,pasal <36 ayat-ayat 0, %&'D. Pentingnya konosemen tadi terutama terletak
pada kemungkinan memperalihkan hak atas barang-barang angkutan,sebelum penyerahnya di
tempat tujuan, pasal <0 7a %&'D, ialah terbawa oleh jarak sangat jauh yang ditempuh oleh
kapal pengangkutan menyebrang $amudera. tetapi dalam pengangkutan di darat (pedalaman
kirannya pembukaan kemungkinan untuk memperalihkan hak atas barang-barang yang
diangkut sebelum penyerahannya ditempat tujuan,jadi masih didalam perjalanan, tak akan
banyak dirasakan sebagai perlu .
1/. Ke7a(#'an 8!e7a(#'an dan ha!-ha! Para Penan!ut 9na!h$da I%#
7a(#' Pre%ta%# 'a# P#ha! Penan!ut. Dari perjanjian pengangkutan barang-barang tersebut terbit bagi mereka, perikatan
untuk memberi (erbintenis omte genen, pasal 0< %&' Perdata.bersambung dengan
pasal-pasal 0: ayat-ayat 0 dan %&' Perdata perikatan di muka berarti!
Dengan mentaati perjanjiaan pengangkutan in kokreto,pengangkut dengan itikad baik harus
menyelenggarakan pengangkutan barang-barang yang diper"ayakan kepadanya itu dengan
baik-baik dan dengan sendiri juga dengan se"epat-"epatnya! lagi pula pengangkut selama
pengangkutan,ialah mulai diterimanya barang-barang sampai diserahkannya kepada
(biasanya pihak dialamati di tempat tujuan,harus memeliharanya dengan baik-baik juga,
ialah sepertinya ia seorang tuan rumah yang baik terhadap barang-barang pengangkutan itu
dengan lengkap dan jelas dapat diserahkan ditempat tujuan kepada yang berhak
menerimanya.
14. Pe"'ayaran B#aya An!utan Kepada P#ha! Penan!ut.
$ebagai prestasi balasan haruslah dibayar biaya pengangkutan kepada pengangkut.
%arena biasanya pihak pengirim itu adalah lain daripada pihak penerima,liaht =o 0
tergantunglah dari perjanjian antra mereka, siapakah yang harus membayar biaya
pengangkutan. Dapat pula diperjanjikan apakah pembayaran biasanya pengangkutan. Dapat
pula diperjanjikan apakah pembayaran biasanya pengangkutan itu sudah harus dibayar pada
ketika mengirimkan barang-barang atau pada saat penerima barang-barang ditempat tujuan
oleh penerima. Pada pengangkutan di darat ini tidaklah di dalam &ndang-undang didapatkan
asas-utama mengenai saat pembayaran biaya pengangkutan,sebagai diatur dalam pasal ;50
%&'D mengenai pengangkutan barang-barang menyeberang laut. 2ikalau di sini disebutkan
bahwa baru sesudah penyerahan barang-barang di tempat tujauan dilakukan, pihak penerima
harus membayar biaya tersebut dan lain-lain perongkosan menurut dokumen-dokumen,
berdasarkan mana penerima mendapatkan penyerahan barang-barang itu, dalam *itel +
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 16/22
bagian ke uku ke ) %&'D tentang soal bilakan pembayaran biaya tersebut harus
dilakukan, tidak diatur. Menurut Dorhout Mees (05<, halaman 0, rupa-rupanya &ndang-
undang menghendaki bahwa biaya tersebut harus dibayar lebih dahulu. eliau mendasarkan
pendapat itu atas pasal 5; %&'D, menurut pasal mana kepada pengangkut diberikan jaminan
tentang pembayarannya atau tentang penerimaan itu menjadi perselisihan.
25. Pr$%edur yan D#una!an Penan!ut.
Prosedurnya adalah sebagai berikut1 pengangkut mengajukan surat permohonan
kepada %etua Pengadilan =egeri setempat untuk menuntut penyelidikan barang-barang yang
ditolak penerimaanya itu oleh seorangahli atau lebih. Pihak lawan,yaitu yang menolak
penerimaan barang-barang tersebut,apabila ia berada di tempat kedudukan Pengadilan
=egeri, didengar atas surat permohonan itu. 2ika "ukup beralasan, hakim akan
memerintahkan ekspertise tersebut dan penyimpannya barang-barang di dalam tempat
penyimpanan yang wajar, agar memungkinkan dapat dipakai sebagai obyek-obyek dari mana
kepada pengangkut dapat dibayarkan biaya pengangkutan dan lain-lain ongkos yang
bersambungan.
ilamana perlu dan tentunya harus beralasan, Pengadilan =egri, atas permohonannya
pengangkut dan setelah seberapa boleh mendengar pihak penerima atau ini sudah dipanggil
dengan "ukup, dapat memerintahkan penjualannya barang-barang yang lekas rusak dan lain-
lain barang juga dari yang disimpan itu,supaya pengangkut dapat pembayaran biaya
pengangkutan dan lain-lain perongkosan termaksud yang belum dibayar oleh penerima.
$upaya dapat dijauhkan ke"urangan-ke"urangan,maka penjualan harus diadakan didepan
umum.
Dorhout Mees tersebut (halaman 0 mengemukakan bahwa pengangkut tidak harus
menempuh jalan yang terbuka baginya dalam pasal 5; %&'D itu, tetapi tidak mengatakan
jalan apa lainnya yang ia,pengangkut ,dapat memakai untuk mendapatkan pembayara.
Menurut pendapat saya malahan pasal 5; itu memberikan jalan baginya yang termudah,
karena oleh pembuat &ndang-undang di"ukupkan dengan penggunaan prosedur olunter.
Dari hakim dimintakan tindakan "epat untuk seberapa boleh dan sejauh mungkin,
memulihkan keberesan dalam tata tertib pelaksanaan perjanjian pengangkutan.
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 17/22
%ita teringat akan jalan yang mudah juga dengan penggunaan prosedur nolunter yang
terbuka bagi komisioner mengenai tuntutan pembayaran penagihan-penagihannya terhadap
komisioner mengenai tuntutan pembyaran penagihan-penagihannya terhadap komiten,sebagai
dalam pasal : %&'D.
21. Pa%al 4142 KUHD tentan 6a(#' Pre%ta%# Penan!utan.kewajiban-kewajiaban pengangkut sebagai tertunjuk pada no.<7 di atas dan sebenarnya
telah diatur dalam hukum perjanjian didalam %&' Perdata, lalu dipertajam dalam pasal-pasal
50 dan 5 %&'D. Pasal pertama ini membebankan penggantian segala kerugian yang selama
perjalanan diderita pada barang-barang angkutan kepada pengangkut. $ebenarnya ini telah
dapat disimpulkan dari isi kewajibannya untuk penyerahan barang-barang itu di tempat
tujuan se"ara lengkap,tak berkurang dan utuh kepada pihak penerima! lihat juga pada pasal
0;; %&' Perdata. %ewajiban tadi berarti pula bahwa pengangkut harus men"egah
pengangkutan yang terlambat. *eranglah bahwa ditinjau dari sudut ini, pasal 5 %&'D
adalah berlebih-lebihan.
22. Ala%an-ala%an Mend#%:ulp#r D#r#nya penan!ut3
&ndang-undang memperkenankan kepada pengangkut untuk membuktikan bahwa
kurangnya kesempurnaan prestasi (barang-barang berkurang pada saat penyerahan atau
prestasinya yang tidak wajar atau tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan waktu
penyelesaian pengangkutan (beberapa barang ternyata rusak atau "a"at yang terlihat dari luar!
terlambat sampainya sampainya ditempat tujuan atau sama sekali tidak berprestasi (semua
barangnya lenyap atau rusak, tak dapat dipergunakan sama sekali semuanya itu adalah
disebabkan1
a. a"at yang melekat pada barang atau barang-barangnya sendiri!
b. %esalahan dan/atau kelalaian sendiri pada pengirim/ekspeditur.
". %eadaan memaksa (oerma"ht
Dalam perselisihan yang diajukan dan diperiksa di depan 'akim pihak penerima-
penggugat "ukup mendalilkan tidak adanya prestasi sama sekali dn sebagainya tersebut dari
pihak pengangkut-tergugat dan menuntut penggantian kerugian seperlunya! penggugat tidak
perlu mendalilkan dan membuktikan kesengajaan atau kelalaian tergugat. Diskulpasi menurut
&ndang-undang ialah termuat dalam pasal 0;; %&h Perdata.
a"at dan lekat pada barang-barang sendiri.
Dengan "a"at ini dimaksudkan,pembawaan (eignes"hap dari barang-barang tertentu
yang menyebabkan kerusakan benda atau benda ini jadi terbakar di dalam
perjalanan!pendeknya pembawaan-pembawaan pada benda-benda sendiri yang menyebabkan
benda-benda itu tidak tahan lama begitu lama dalam pengangkutan yang normal. ain hal
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 18/22
adanya kalau rusak atau ber"a"atnya barang-barang itu adalah akibat misalnya dari
penempatan tak kurang tepat dalam alat pengangkutan,jadi tidak dilakukan dengan sekedar
keahlian (onkundig. %erusakan atau kemunduran nilai benda yang dimaksudkan terakhir ini,
jika terbukti (kalau perlu tentu atas beban pengangkut.
%esalahan dan/atau kelalaian sendiri pada pengirim/ekspeditur, misalnya peti-peti
berisikan benda-benda pengiriman yang ternyata kurang kokoh! atau peti-peti yang ternyata
kurang rapat dan mudah dapat dimasuki air, dan sebagainya. Dengan "ontoh dalam bukunya
Dorhout Mees termaksud halaman 3,yaitu pembungkusan barang-barang yang kurang
men"ukupi, menurut pendapat saya tak selalu pengangkut dapat mendiskupir dirinya,
terutama jika ia pada waktu pemasukan atau pemuatan benda didalam pembungkusan yang
kurang beres itu dan seketika dapat terlihat, tidak terus menolaknya! setidak-tidaknya tidak
minta di"atat dalam surat angkutan.
%eadaan memaksa (oerma"ht, dalam pasal 50,5 %&'D hanya ditunjuk pada
keadaan memaksa ini.sedangkan dalam pasal 0;< %&' Perdata pada keadaan memaksa atau
peristiwa kebetulan (toeal, sehingga pernah timbul pernyataan,apakah perbedaannya antara
dua-duanya istilah itu.
Dengan Polak ()), bagian pertama,053!halaman : dan Molengraa## ()+, "etakan ke
5, halaman-halaman 50,50< saya berpendapat bahwa anatara dua istilah itu tidak ada
perbedaan. %arena dua-duanya,jika terbukti, mengakibatkan bahwa debitur, dalam hal ini
pengangkut,jadi terbebas dari tanggung jawabnya.
ahwa dua istilah tadi sesungguhnya isinya sama, dapat pula kita simpulkan dari
penjelasan resmi yang diberikan dalam pasal 0;; %&' Perdata sendiri. Dalam pasal ini
disebut tentang @ sebab yang tak dapat diduga semula? atau reemdeoorzak yang karenanya
tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada debitur.
erartikah keadaan memaksa itu harus sedemikian rupa ujudnya atau kerasnya, sehingga
harus ditinjau se"ara obyekti#, yaitu apakah benar-benar sama sekali tidak ada kesalahan atau
kelalaian sedikitpun pada debiturL Pembuat &ndang-undang sendiri menyesuaikan kepada
pertumbuhannya yurisprudensi,tidak bersikap begitu keras, karena dalam pasal-pasal ;6:
ayat dan < ayat %&'D istilah-istilah >oerma"ht o# toeal? di atas malahan sama
sekali dikeluarkan dari redaksi pasal-pasal itu dan ditekankan kepada pengertian subyekti#
oermat"h. Pada pokoknya pada ajaran ini dititikberatkan pada jawaban atas persoalan,
apakah oleh debitur di dalam keadaan kinkrit menurut pertimbangan yang lazim sudah
dijalankan segala ikhtiar pen"egahan,akan tetapi ia tidak berhasilL
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 19/22
&ntuk pengangkutan ini ajaran obyekti# dipandang terlalu berat,sehingga-juga pembuat
&ndang-undang memilih teori subyekti# tadi.
2&. Tuntutan Gant# ;u# terhadap penan!ut Oleh P#ha! Pener#"a.
2ikalau pengangkut dalam perselisihan-perselisihan antaranya dengan penerima/pengirim,ialah berdasarkan perjanjian pengangkutan,ternyata tidak melaksanakan
perjanjian itu se"ara wajar dan dalam waktu yang ditetapkan!tidak pula berhasil mendiskulpir
dirinya,maka sudah barang tentu pihak penerima/pengirim dapat menuntut penggantian
kerugian yang diderita, hak menuntut mana terbit dari perjanjian pengangkut tersebut sebagai
demikian. $iapa semestinya antara penerima/pengirim itu harus beraksi,pertama-tama
tergantung dari #a"tor apakah penerima telah melahirkan kehendaknya untuk menerimaaa
barang-barang angkutan,sehingga barang-barang itu harus diserahkan kepadanya. Apalagi
kalau dari awal mula telah ditetapkan bahwa pemerintah akan membayar segala biaya
angkutan. Di luar hal-hal ini, pengirimlah yang brhak menutut penggantian kerugian yang
dimaksud. &mumnya kita dapat menggunakan kriterium1 siapakah anatara
pengirim/penerima yang menurut kenyataan menderita kerugian,sebagai akibat langsung dari
tidak terlaksannya perjanjian pengangkutan (ada barang-barang yang lenyap sebagian atau
semuanya! ada kerusakan pada semua barang atau pada bagian! sampainya barang-barang
adalah terlambat. %arena itu segala sesuatu tergantung dari hubungan intern antara pengirim
dan penerima (pihak dialamti.
2). Kelelua%an Tanun <a7a' Penan!ut.
Misalnya barang-barang angkutan itu telah dijual oleh pengirim kepada pihak dialamati
dan harga teah pula dibayar,tetapi barang-barang tak sampai di tempat tujuan. iaya
pengiriman mungkin juga atas beban pembeli tersebut. %erugian yang harus diganti dalam
hal ini ialah harga barang pembelian itu, biaya pengiriman plus laba berapakah pembeli layak
dapat harapkan memperolehnya dengan penjualan lagi, andaikata pengriman itu sempurna
terwujud dan dapat diterima barang-barangnya pada waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.
Pada pasal 06 dan 0;6 %&' Perdata telah diatur tentang keleluasaan tanggung jawab
pengangkut.
2*. Pe"'ata%an Kelelua%aan tanun <a7a' Penan!ut .'anya kerugian yang layak dapat diperkirakan pada saat perjanjian pengangkutan
diadakan! lagi pula kerugian itu harus merupakan akibat seketika dan langsung dari tak
terlaksananya perjanjian pengangkutan (pasal 0;7 dan pasal 0;: %&' Perdata.
2adi dapatlah dikatakan, bahwa kesemuanya itu bener-benr harus diperhitungkan demimemenuhi rasa keadilan, terke"uali jika harus diperhitungkan demi memenuhi rasa keadilan,
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 20/22
terke"uali jika ada kesengajaan yang jelas akan memberatkan pihak pengangkut dalam
menentukan jumlah ganti kerugian.
Adapun tanggung jawab pengangkut tersebut yang kita ketahui sekarang mengenai
keleluasaan dan batas-batasnya, sesuai dengan terjadi serta tujuannya perjanjian
pengangkutan, mulai dengan penerimaannya barang-barang untuk diangku dan berlangsung
sampai dengan penyerahan yang wajar menurut hokum.
2,. Keh#lanan yan D#der#ta dan =a'a yan Ta! D#per$leh
Pada umumnya pihak yang dialamati tidak berhak untuk menolak penerimaan barang-
barang yang rusak pada saat penyerahan atau tidak lengkap jumlahnya, lalu dibiarkan saja
pada pengangkut yang kemudian pihak ini dituntut penggantian kerugian berdasarkan atas
anggapan, sepertinya kehilangan barang angkutan. 'al ini disebabkan karena penggantian
kerugian yang dituntut se"ara demikian itu adalah tidak berdasarkan kerugian yang nyata
menurut asas-asas yang baru saja kita melihat dari pasal-pasal 0;6,0;7 dan 0;: %&'
Perdata. %ehilangan yang diderita dan/atau laba yang diperolehkan itu (0; tak mungkin
terdiri atas hal-hal yang diamggap saja,melainkan harus nyata-nyata! lagi pula dibatasi oleh
isi pasal-pasal 0;7 dan 0;:. Pembuat &ndang-undang tak menghendaki memperkaya diri
pada pihak yang dialamati itu se"ara melawan hokum (onre"htmatige erijking. %e"uali
kalau barang-barang yang rusak itu atau barang-barang yang kurang /berkurang ekonomis tak
berharga lagi bagi pihak dialamati, mungkin ia menuntut kerugian penuh sebagaidipersoalkan diatas.
Ada yang berpendapat bahwa pasal 50 %&'D melarang tuntutan penggantian kerugian
mengenai laa yang tak diperolehkan karena pasal itu hanya diatur tentang kerugian yang
diderita oleh benda-benda yang diangkat.
Meskipun hal demikian tersebut tidak berdasarkan makna pasal tersebut, melainkan
hanya terpan"ang pada huru#-huru#nya.
ukankah karena kerusakan-kerusakan dan sebagainya itu riil akan lenyap atau sangat
berkuranglah nilai benda-benda itu,sehingga tidak mungkin dapat dijual lagi dengan
keuntungan yang berarti sebagai layak diharapkan semulaL 2adi interprestasi demikian sempit
sebagai dikemukakan di atas, harus kita tolak.
2. Ke%e!%a"aan yan D#ala"at# pener#"a3 6a!tu Mener#"a Baran-
'aran An!utan.
Pihak dialamati harus benar-benar seksama pada saat penyerahan barang-barang angkutan
kepadanya, karena apabila ada di antara barang-barang itu yang ber"a"at dan dapat dan dapatdilihat "a"atnya atau ada pula pengurangan jumlah barang yang juga seketika dapat terlihat
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 21/22
dengan sekedar keseksamaan, maka sesudah barang-barang termaksud diterima dan biaya
pengangkutanpun sudah dibayar, segala tuntutan terhadap pengangkut akan lenyap sebagai
kesalahannya penerima sendiri.
2/. Pen#n(auan Pa%al 2& A B dan Pa%al 1&& KUH Perdata.Pengurangan atau peniadaan tanggung jawab pengangkut %ita dapat mengerti bahwa
pihak-pihak pengangkut selalu akan berikhtiar untuk paling sdikit mengurangi pertanggung
jawaban mereka terhadap keselamatan berakhirnya perjanjian pengangkutan itu berhubung
dengan bertambahnya pengiriman barang-barang, bahkan mereka akan men"oba melepaskan
segala tanggung jawab itu. $udah barang tentu pernyataan sepihak dari mereka akan men"oba
melepaskan segala tanggung jawabnya dan dari mereka tak akan berakibat hokum sedikitpun.
Pengurangan atau peniadaan tanggung jawab bagi pengangkut,sekedar perniadaan ini
masih diperkenankan oleh &ndang-undang atau hokum, haruslah hasil dari persetujuan
kehendak kedua belah pihak dalam perjanjian pengangkutan yang diadakan se"ara sah dan
karenanya memenuhi akan segala unsure mutlak untuk adanya sebuah perjanjian pada
umumnya, sebagai diisyaratkan dalam pasal 03 %&' Perdata. Peniadaan tersebut
walaupun misalnya disetujui oleh pihak pengirim, takberkekuatan hokum, apabila peniadaan
itu bertujuan melenyapkan pertanggung jawaban pengangkut, juga kalau ketiadaan prestasi
atau prestasinya yang tak wajar adalah langsung diakibatkan kesengajaan pengangkut atau
ketidak jujurannya. &ndang-undang atau hokum tidak mengizinkan penyimpangan yang
terlalu/keterlaluan demikian itu, pasal A.. bsd. Pasal 07 %&' Perdata.
*epat sekali bahwa hokum positi# kita dengan dua pasal tersebut membatasi otonomi
pihak-pihak dalam mengadakan perjanjian pengangkutan.
Dilam batas-batas itu dan karena pasal-pasal 50 dan 5 %&'D, tidaklah bersi#at
memberikan hokum yang memakasa (dwingend re"ht, boleh saja dengan persetujuan
kehendak kedua belah pihak diadakan %lausula-klausula mengenai pengurangan atau
ketiadaan tanggung jawab pengangkut.
*idakkah merupakan syarat mutlak supaya klausula-klausula termaksud se"ara khusus
diadakan pada ketika mengadakan perjanjian pengangkutan.adalah "ukup apabila ketika
dapat dianggap memakluminya dan meskipun demikian tidak mengundurkan diri untuk
memasuki perjanjian in "on"reto. %eadaan memaklumi atau dapat dianggap sebagai demikian
itu pada pengirim dapat terjadi, jika peraturan-peraturan yang mengurangi atau meniadakan
tanggung jawab pada pengangkut itu sebelumnya memang sudah "ukup diumumkan oleh
pengangkut.
8/17/2019 Hukum pengangkutan.docx
http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pengangkutandocx 22/22
24. Manaat Menada!an Per(an(#an Pertanun pen#r#"an Baran-
'aran dala" Hal ;#%#!$nya Pen#r#"an Berta"'ah.
Mengadakan perjanjian pengangkutan yang membawa penambahan risiko bagi pengirim
itu adalah sebaiknya, apabila pengiriman barang-barang itu, supaya kerugian-kerugian yang
kemungkinan ia menderita kerugian dan tidak dapat dipinta penggantian kerugiannya dari
pengangkut karena klausula-klausula termaksud di atas, lalu mungkin dpat dipinta
penggantiannya tersebut dari penanggung. *iap-tiap pengirim yang sebagai pihak perjanjian
yang baik hendak berikhtiar supaya barang-barang pengiiman sampai dengan selamat
ditempat tujuan. *ak akan lupa mengadakan perjanjian pertanggungan kerugian itu, untuk
mana ia harus membayar premi yang lazim dan walaupun biaya pengiriman yang ditetapkan
antara pengangkut dengan adanya klusula-klusula pengurangan atau peniadaan tanggung jawab pengangkut akan berkurang tetapi pengiriman toh harus bayar premi kepada
penanggung atau premi itu akan ditanggung pembayarannya oleh penerima, hal mana tentu
tergantung dari ketentuan-ketentuan intern antara pengirim dan penerima.
&5. Perlunya >a"pur Tanan Pe"'uat Undan-undan d# Suatu Neara
Dalil yang dikemukakan para pengangkut ialah bahwa penurunan biaya angkutan atau
biaya yang rendah adalah termasuk kepentingan umum, tetapi adalah kepentingan umum
juga,apabila pengurangan atau peniadaan tanggung jawab bagi para pengangkut yang dapatmengakibatkan serba rendahnya biaya itu, jangan sampai membahayakan keselamatan
sebagai demikian. 4leh karena hal ini terang termasuk kepentingan umum baik bagi
pengusaha, maupun bagi =egara sediri yang sebagai badan hokum mungkin juga bertindak di
bidang prie dalam pengiriman barang-barang di darat, perlulah pembuat tanggung jawab
para pengangkut.
Dalam lapangan pengangkutan penyebrang laut pembuat &ndang-undang telah
men"ampuri ikut mengatur pembatasan tersebut,hal mana ternyata dari pasal ;73 dan
seterusnya %&'D ( mengenai pengangkutan 4rang.
Patutlah dinegara kita diadakan peraturan-peraturan mengenai pembatasan tanggung
jawab pengangkut di bidang pengangkutan di darat pula, sema"am yang telah ada dalam
pegangkutan menyebrang laut.
top related