hukum humaniter dan kejahata internasional
Post on 05-Apr-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Hukum Humaniter Dan Kejahata Internasional
1/4
HUKUM HUMANITER DAN KEJAHATA INTERNASIONAL
Konvensi Den Haag 2005
OLEH:
ELI SUPIANTO
B 111 09 379
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
-
7/31/2019 Hukum Humaniter Dan Kejahata Internasional
2/4
-
7/31/2019 Hukum Humaniter Dan Kejahata Internasional
3/4
konvensi ini dipandang sebagai instrumen hukum yang meletakkan aturan-aturan hukum untuk
menegakkan kesepakatan atau perjanjian para pihak mengenai forum untuk menyelesaikan
sengketa mereka, termasuk aturan-aturan untuk mengakui dan menegakkan (melaksanakan)
putusan-putusan yang dikeluarkan oleh forum (badan pengadilan) yang dipilih para
pihak.
Ruang Lingkup Konvensi
Konvensi ini dirumuskan dengan asumsi bahwa keberadaan suatu Konvensi mengenai perjanjian
pilihan forum ini dipandang perlu untuk memajukan perdagangan dan penanaman
modalinternasional melalui adanya suatu kerjasama di bidang pengadilan
[promote international trade and investment through enhanced judicial co-operation].6
Berlakunya aturan-aturan Konvensi terbatas pada transaksitransaksi berikut:
1. Konvensi berlaku hanya pada perjanjian atau kesepakatankesepakatan antara pengusaha(business-to-business agreements) yang di dalamnya terdapat pilihan suatu badan
peradilan (tertentu) atau beberapa badan peradilan dalam suatu negara untuk
menyelesaikan suatu sengketa (exclusive choice of court agreements);
2. Konvensi tidak mengatur kontrak yang salah satu pihaknya adalah konsumen (Pasal 2 (a);dan
3. Konvensi tidak mengatur kontrak nasional, di mana para pihak berdomisili di dalamwilayah suatu negara yang sama dan bahwa semua unsur yang terkait dengan sengketa
terkait dengan negara tersebut (Pasal 1 (2)).
4. Konvensi tidak mengatur kesepakatan atau perjanjian di bidang ketenagakerjaan, masalahhukum kekeluargaan, persidangan mengenai kepailitan, kerusakan karena adanya
aktivitas nuklir, tuntutan-tuntutan terhadap kerugian personal (personal injury claims)
(Pasal 2).
5. Konvensi memuat aturan-aturan yang memberikan hak kepada suatu badan peradilanuntuk tidak melaksanakan putusan badan peradilan asing apabila putusan tersebut
ternyata tidak sesuai dengan aturan-aturan hukum setempat (atau hukum di daerah
tersebut). Misalnya saja, pengakuan dan pelaksanaan suatu putusan tersebut akan ditolak
-
7/31/2019 Hukum Humaniter Dan Kejahata Internasional
4/4
apabila putusan tersebutbertentangan dengan keteriban umum di negara di mana putusan
tersebut dimintakan eksekusinya (pasal 9 (e)).
6. Konvensi membolehkan pula suatu pengadilan untuk menolak pelaksanaan suatu putusanbadan peradilan yang memberikan atau mengabulkan suatu tuntutan ganti rugi yang tidak
sesuai dengan kerugian yang nyata diderita oleh suatu pihak (Pasal 11). Pasal ini semata-
mata ditujukan untuk menolak suatu putusan yang di dalamnya memberikan ganti rugi
yang berlebihan jumlahnya.
7. Konvensi juga membolehkan suatu pengadilan untuk tidak melaksanakan suatu putusanapabila ternyata terbukti bahwa salah satu pihak tidak menerima pemberitahuan
persidangan atau apabila suatu pihak ternyata tidak memiliki kapasitas atau kecakapan
untuk menandatangani suatu perjanjian (Pasal 9);
8. Alasan lain yang diberikan Konvensi untuk tidak dilaksanakannya suatu putusan adalahapabila perjanjian yang di dalamnya ada pilihan forum tersebut ternyata batal (null and
void) berdasarkan hukum dari negara di mana pengadilan tersebut dipilih (Pasal 9); dan
9. Konvensi juga berlaku terhadap perjanjian asuransi dan reasuransi. Aturan ketentuankonvensi tetap berlaku terhadap sengketa tuntutan ganti rugi atas kerugian yang
dibayarkan bertalian dengan adanya tuntutan ganti rugi terhadap suatu gugatan yang
secara substansi Konvensi tidak mengaturnya (Pasal 17)
top related