hukum hukum qurban

Post on 11-Feb-2016

56 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

penjelasan seputa hukum qurban dalam Islam

TRANSCRIPT

Oleh : KH. M. Shiddiq Al-Jawi, S.Si, MSI

HUKUM-HUKUM QURBAN

Pimpinan PP HAMFARA Yogya, DPP HTI (Hizbut Tahrir Indonesia)

PENGERTIAN QURBANQurban disebut juga dgn istilah

Udh-hiyah Udh-hiyah adalah hewan kurban

(unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah SWT.

(Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, XIII/155; Al Ja’bari, 1994).

HUKUM QURBAN Qurban hukumnya sunnah, tidak wajib. Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Yusuf,

Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata :

”Qurban itu hukumnya sunnah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (muqim), dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji.”

HUKUM QURBAN Ukuran “mampu” berqurban, hakikatnya

sama dengan ukuran kemampuan shadaqah.

yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok (al hajat al asasiyah) --yaitu sandang, pangan, dan papan– dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang.

Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari menjalankan sunnah qurban.

HUKUM QURBAN Dasar kesunnahan qurban antara lain, firman

Allah SWT : وانحر لربك فصل

“Maka dirikan (kerjakan) shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.” (TQS Al Kautsar : 2).

Perintah di atas dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi SAW :

لكم سنة وهو بالنحر أمرت  “Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk

menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah.”(HR.At-Tirmidzi)

HUKUM QURBAN Orang yang mampu berqurban tapi tidak

berqurban, hukumnya makruh. Sabda Nabi SAW:

نا مصال يقربن فال يضح ولم سعة له كان من  “Barangsiapa yang mempunyai

kemampuan tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami.”

(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA. Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih. Lihat Subulus Salam IV/91)

KEUTAMAAN QURBAN Berqurban merupakan amal yang

paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adh-ha.

Sabda Nabi SAW : (أحب عمال+ النحر يوم) آدم) ابن) عمل) م)ا

دم هراقة من وجل عز الله إلى  “Tidak ada suatu amal anak Adam

pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban.” (HR. At Tirmidzi)

KEUTAMAAN QURBAN Tetesan darah hewan qurban akan

memintakan ampun bagi setiap dosa orang yang berqurban.

Sabda Nabi SAW : فان))ه اضحيت))ك فاشهدي قوم))ي فاطم))ة ي))ا

ك))ل دمه))ا م))ن تقط))ر قطرة باول ل))ك يغف))رعملته ذنب

“Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan…” (HR al-Baihaqi, lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/165)

WAKTU QURBAN Qurban dilaksanakan setelah sholat Idul Adh-ha

tanggal 10 Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib), yaitu tanggal 13 Zulhijjah.

Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha.

Sabda Nabi SAW : بعد ذبح ومن لنفسه ذبح فإنما الة الص قبل ذبح من

المسلمين سنة وأصاب نسكه تم فقد الة الص  “Barangsiapa menyembelih qurban sebelum sholat

Idul Adh-ha (10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam.” (HR. Bukhari)

WAKTU QURBAN Penentuan tanggal 10 Zulhijjah berdasarkan

ru`yat yang dilakukan oleh Amir (penguasa) Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud hadits no.1991).

Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang bersifat lokal (Indonesia saja misalnya), tetapi mengikuti ketentuan dari Makkah.

Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di seluruh dunia.

HEWAN QURBAN a.Jenis Hewan Hewan yang boleh dijadikan qurban adalah :

unta, sapi, dan kambing (atau domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam,

itik, dan ikan, tidak boleh dijadikan qurban. b.Jenis Kelamin Dalam berqurban boleh menyembelih hewan

jantan atau betina, tidak ada perbedaan, Itu sesuai hadits-hadits Nabi SAW yang

bersifat umum mencakup kebolehan berqurban dengan jenis jantan dan betina, dan tidak melarang salah satu jenis kelamin.

HEWAN QURBAN c.Umur Sesuai hadits-hadits Nabi SAW, dianggap

mencukupi, berqurban : (1) kambing/domba berumur satu tahun

masuk tahun kedua, (2) sapi (atau kerbau) berumur dua tahun

masuk tahun ketiga, (3) unta berumur lima tahun d. Kondisi Kondisi hewan harus sehat dan tidak

boleh mengandung cacat.

HEWAN QURBAN Sesuai hadits-hadits Nabi SAW, tidak dibenarkan

berkurban dengan hewan : (1) yang nyata-nyata buta sebelah, (2) yang nyata-nyata menderita penyakit (dalam

keadaan sakit), (3) yang nyata-nyata pincang jalannya, (4) yang nyata-nyata lemah kakinya serta kurus, (5) yang tidak ada sebagian tanduknya, (6) yang tidak ada sebagian kupingnya, (7) yang terpotong hidungnya, (8) yang pendek ekornya (karena

terpotong/putus), (9) yang rabun matanya.

QURBAN SENDIRI ATAU PATUNGAN Seekor kambing berlaku untuk satu

orang. Tak boleh qurban patungan (berserikat)

untuk satu ekor kambing. Sedangkan seekor unta atau sapi, boleh

patungan untuk tujuh orang (HR. Muslim). Lebih utama, satu orang berqurban satu

ekor unta atau sapi. Dalam satu keluarga (rumah), bagaimana

pun besarnya keluarga itu, dianjurkan ada seorang yang berkurban dengan seekor kambing.

TEKNIS PENYEMBELIHAN (1) Hewan yang akan dikurbankan

dibaringkan ke sebelah rusuknya yang kiri dengan posisi mukanya menghadap ke arah kiblat,

diiringi dengan membaca doa “Robbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.”

(Artinya : Ya Tuhan kami, terimalah kiranya qurban kami ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.)

TEKNIS PENYEMBELIHAN (2) Penyembelih meletakkan kakinya yang

sebelah di atas leher hewan, agar hewan itu tidak menggerak-gerakkan kepalanya atau meronta.

(3) Penyembelih melakukan penyembelihan, sambil membaca : “Bismillaahi Allaahu akbar.” (Artinya : Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).

(4) Kemudian penyembelih membaca doa kabul (doa supaya qurban diterima Allah) yaitu : “Allahumma minka wa ilayka. Allahumma taqabbal min …” (sebut nama orang yang berkurban).

(Artinya : Ya Allah, ini adalah dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari…. )

PEMANFAATAN DAGING KURBAN Disunnahkan bagi orang yang berqurban,

untuk memakan daging qurban, dan menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, dan menghadiahkan kepada karib kerabat.

Nabi SAW bersabda : وادخرو وأطعموا فكلوا

“Makanlah daging qurban itu, dan berikanlah kepada fakir-miskin, dan simpanlah.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, hadits shahih)

PEMANFAATAN DAGING KURBAN Berdasarkan hadits itu, pemanfaatan daging

qurban dilakukan menjadi tiga bagian/cara, yaitu : makanlah, berikanlah kepada fakir miskin, dan simpanlah. Namun pembagian ini sifatnya tidak wajib, tapi mubah (lihat Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid I/352; Al Jabari, 1994; Sayyid Sabiq, 1987).

Orang yang berqurban, disunnahkan turut memakan daging qurbannya sesuai hadits di atas. Boleh pula mengambil seluruhnya untuk dirinya sendiri. Jika diberikan semua kepada fakir-miskin, menurut Imam Al Ghazali, lebih baik. Dianjurkan pula untuk menyimpan untuk diri sendiri, atau untuk keluarga, tetangga, dan teman karib (Al Jabari, 1994; Rifa’i et.al, 1978).

PEMANFAATAN DAGING KURBAN Pembagian daging qurban kepada fakir dan

miskin, boleh dilakukan hingga di luar desa/ tempat dari tempat penyembelihan (Al Jabari, 1994).

 Bolehkah memberikan daging qurban kepada non-muslim ? Ibnu Qudamah (mazhab Hambali) dan yang lainnya (Al Hasan dan Abu Tsaur, dan segolongan ulama Hanafiyah) mengatakan boleh. Namun menurut Imam Malik dan Al Laits, lebih utama diberikan kepada muslim (Al Jabari, 1994).

 Penyembelih (jagal), tidak boleh diberi upah dari qurban. Kalau mau memberi upah, hendaklah berasal dari orang yang berqurban dan bukan dari qurban (Abdurrahman, 1990).

PEMANFAATAN DAGING KURBAN Menjual kulit hewan adalah haram, baik oleh

pekurban, maupun oleh takmir masjid sebagai wakilnya

Dalilnya sabda Nabi SAW:  وتصدقوا فكلوا واألضاحي الهدي لحوم تبيعوا وال

تبيعوها وال بجلودها واستمتعوا  “Dan janganlah kalian menjual daging hadyu

(qurban orang haji) dan daging qurban. Makanlah dan sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah manfaat kulitnya, dan jangan kamu menjualnya…”(HR. Ahmad)

Jika kulit sudah diberikan kepada orang fakir/miskin, lalu orang fakir dan miskin itu menjualnya, hukumnya boleh.

KEIKHLASAN BERKURBAN Hendaklah pekurban niatnya ikhlas lillahi ta’ala,

yang lahir dari ketaqwaan. Bukan berqurban karena riya` agar dipuji-puji

sebagai orang kaya, orang dermawan, atau politisi yang peduli rakyat, dan sebagainya.

Sesungguhnya yang sampai kepada Allah SWT adalah taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita.

Allah SWT berfirman: التقوى يناله ولكن دماؤها وال لحومها الله ينال لن

منكم  “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali

tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan daripada kamulah yang mencapainya.” (TQS Al Hajj : 37)

INSYA ALLAHTAMAT

top related