hubungan lari 60 meter dengan lompat …lib.unnes.ac.id/186/1/6147.pdfkesimpulan dari penelitian ini...
Post on 22-May-2018
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Sri Mulyati NIM. 6101907072
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada,
Hari : Minggu
Tanggal : 6 September 2009
Panitia,
Ketua, Sekretaris,
Drs. M. Nasution, M.Kes. Drs. Tri Rusetiadi, M.Kes. NIP. 19640423 199002 1 001 NIP. 19641023 199002 1 001
Penguji,
1. Dr. Soegiyanto KS, MS. ………………………. NIP. 19540111 198103 1 002 2. Drs. Margono, M.Kes. ……………………… NIP. 19601210 198601 1 001 3. Dra. Heny Setyawati, M.Si. ……………………… NIP. 19670610 199203 2 001
iii
SARI
Skripsi ini berjudul “Hubungan Lari 60 Meter dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Alasan Penulis mengambil judul penelitian adalah prestasi siswa SD pada nomor
lompat jauh sangat tertinggal, baik pada hasil latihan di sekolah maupun hasil di tingkat porseni. Bila ingin mencapai prestasi maksimal, sudah tentu banyak aspek yang perlu diperhatikan, karena pada nomor lompat jauh diperlukan kemampuan fisik yang cukup tinggi seperti kemampuan tolakan, power otot tungkai, kecepatan berlari dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan seseorang dapat melompat sejauh-jauhnya dengan teknik yang benar. Sesuai dengan alasan diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Apakah ada hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui ada tidaknya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa. Dengan cara Total Sampling sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa. Variabel dalam penelitian ini ada 2, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah lari 60 M. Dan variabel terikatnya adalah lompat jauh gaya jongkok. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen Adapun data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh waktu tercepat 9,341, waktu terendah 14,930, jumlah total sebesar 354,035 dengan rata-rata sebesar 11,801; 2) Lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh skor tertinggi 3,65, skor terendah 1,65, jumlah total sebesar 79,66 dengan rata-rata sebesar 2,66; 3) perhitungan statistik diperoleh nilai r = 0,790 sedangkan rtabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467. Sehingga rxy > rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Saran penelitian ini diharapkan bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkat kemampuan teknik lompat jauh gaya jongkok, hendaknya dengan meningkatkan lari jarak 60 M. Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu berusaha memperdalam ilmu baik secara teori maupun praktek melalui penelitian-penelitian yang lain. Dalam hal ini adalah cabang olahraga atletik pada nomor lompat jauh sehingga anak didik yang diasuhnya dapat berkembang dan berprestasi dalam kegiatan belajar maupun melatih.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“Adakah sama antara orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orang-
orang yang tidak berilmu pengetahuan? Sesungguhnya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima peringatan”
(Q.S. Az-Zumar : 9)
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1) Kedua orang tua tercinta;
2) Suamiku Husni Harsono ercinta;
3) Kedua anakku Arum Rahmadhani & Sekar
Arum Mulyaningtyas tersayang;
4) Rekan-rekan seperjuangan;
5) Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan
UNNES,
v
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan, dan petunjuk kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya serta terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Drs. Harry Pramono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang,
3. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Jasmani dan Rekreasi;
4. Drs. Margono, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan dorongan yang sangat besar artinya bagi penulis hingga
selesainya skripsi ini;
5. Dra. Heny Setyawati, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah membimbing
dan memberi pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;
6. Kepala SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian;
7. Rekan-rekan guru penjas yang bersedia membantu dalam pelaksanaan
penelitian;
8. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah mereka berikan
menjadikan amal kebajikan dan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidik
khususnya dan pembaca pada umumnya. Amien.
Semarang, September 2009
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL……………………………………………..........…..……………… i
PENGESAHAN…………………….......…………….…………......……… ii
SARI…………………………………………………............... .................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….....………………......................... iv
KATA PENGANTAR...…………………….....………... ............................. v
DAFTAR ISI…………..……………………….....……................................ vi
DAFTAR TABEL………………………………….....…………. ................ viii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN…..…………………………..... ............................... x
BAB I PENDAHULUAN..........…............................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………………… 5
1.3 Pembatasan Masalah ……………………………………….. 6
1.4 Perumusan Masalah ………………………………………… 7
1.5 Penegasan Istilah…………………………………………….. 7
1.6 Tujuan Penelitian…………..................………….................... 8
1.7 Manfaat Penelitian.................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................ 9
2.1 Landasan Teori ....................................................................... 9
2.1.1 Lari 60 Meter………………………………………………. 9
2.12 Lompat Jauh………………………………………………… 16
2.1.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok………………………………… 19
2.1.4 Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya
Jongkok …. 22
2.1.5 Kerangka Berpikir.................................................................... 24
2.2 Hipotesis…………………………………….. ……...........…. 24
vii
Halaman
BAB III METODE PENELITIAN….……………............………………... 26
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………. 26
3.2 Variabel Penelitian…………………………. ……….............. 27
3.3 Instrumen Penelitian ……………………………………….. 28
3.4 Ujicoba Instrumen …………………………………………. 30
3.5 Metode Analisa Data………....................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..…............…… 35
4.1 Analisis Data Lari 60 M …………………….. 35
4.2 Analisis Data Lompat Jauh Gaya Jongkok …………. 36
4.3 Analisis Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya
Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2008/2009 ……………………................................ 38
4.4 Pembahasan……….……….……….…..........… …………… 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………….…………............... ........... 43
5.1 Simpulan…………….………………. ..….............................. 43
5.2 Saran-saran……..…………………….. …………….............. 43
DAFTAR PUSTAKA….…………………. ................................................... 44
LAMPIRAN……………..……………………………. ................................ 45
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ……………………….. 35
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009……………… 37
Tabel 4.3 Persiapan Perhitungan Korelasi antara Lari 60 M dengan
Lompat Jauh Gaya Jongkok …………………….......................... 39
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Teknik Start Jongkok (Sumber: Tim Bina Karya Guru,
2005:40) ................................................................................. 11
Gambar 2.2 Teknik Kecondongan Badan (Sumber: Tim Bina Karya
Guru, 2005: 41)................................................................................ 15
Gambar 2.3 Teknik Melewati Garis Finish (Sumber: Tim Bina Karya
Guru, 2005:41) ........................................................................ 16
Gambar 2.4 Gerakan Awalan (Sumber: Tim Bina Karya Guru,
2005:42) ... 20
Gambar 2.5 Gerakan Menolak (Sumber: Tim Bina Karya Guru,
2005:43) 20
Gambar 2.6 Sikap Badan Saat Melayang di Udara (Sumber: Tim Bina
Karya Guru, 2007:23) .............................................................. 21
Gambar 2.7 Sikap Mendarat (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:
23) 21
Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009…………..................... 36
Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009 ………….. 37
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan …………................... 45
Lampiran 2 Data Lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan …………................... 46
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Lari 60 M ............................... 47
Lampiran 4 Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan …………........................................... 49
Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Lompat Jauh Gaya
Jongkok ... 50
Lampiran 6 Daftar Nama Pembantu Penelitian Lari 60 M …………….. 52
Lampiran 7 Daftar Nama Pembantu Penelitian Lompat Jauh Gaya
Jongkok …………………………………………………….. 53
Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ……………………………………. 54
Lampiran 9 Tabel Rank Spearman ........................................................... 57
Lampiran 10 Surat Permohonan ijin Penelitian ......................................... 58
Lampiran 11 Surat Penetapan Pembimbing ................................................ 59
Lampiran 12 Surat Keterangan Pengujian Ban Ukur ................................. 60
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk
mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga
berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Salah satu cabang
olahraga yang dapat mewujudkan kesehatan dan kondisi fisik yang bugar adalah
atletik. Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua, yang terdiri dari : lari,
lempar, dan lompat yang merupakan dasar dari gerakan manusia dan akan selalu
menyertai aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sejak ada di
dunia telah melakukan lari, lempar, lompat untuk mempertahankan serta
melanjutkan hidupnya.
Menurut Ballesteros (1979:1) selain meningkatkan taraf kesegaran jasmani
dan prestasi seseorang, “atletik menyediakan arena kegiatan riset dan percobaan
tentang manusia. Oleh karenanya bidang ilmiah yang berhubungan dengan
olahraga atletik menjadi sangat luas dan beraneka ragam”.
Menurut Jonath (1987:17) agar dapat menjaring bibit-bibit atlet berbakat
dari berbagai cabang olahraga, diperlukan adanya perkumpulan atau klub olahraga
sebagai tempat pembinaan dasar dalam jenjang terendah pada piramida sistem
pembinaan keseluruhan. Dikatakan bahwa di Eropa dan Amerika kehidupan
keolahragaan justru didukung dengan adanya klub-klub, termasuk klub-klub di
2
sekolah-sekolah. Kalau suatu sekolah tidak mempunyai klub, maka para siswa
yang berbakat harus dikirim ke klub di luar sekolah atas bimbingan guru olahraga
di sekolah tersebut.
Atletik merupakan salah satu bahan ajar mata pelajaran pendidikan jasmani,
yang diajarkan kepada siswa sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi. Di
samping itu atletik merupakan cabang olahraga prestasi yang dipertandingkan dari
tingkat daerah hingga internasional. Upaya pengenalan olahraga ini sejak dini
akan bermanfaat terhadap upaya pemasyarakatan dan pembibitan. Atletik
termasuk sebagai salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah.
Cabang olahraga atletik di samping murah, sarana yang digunakan pun
relatif mudah, terutama pada nomor-nomor lari. Tetapi kenyataan yang sering
dihadapi pada atletik antara lain pada nomor lompat sangat kurang peminatnya.
Maka perlu dipikirkan bagaimana caranya untuk menarik minat masyarakat,
khususnya siswa-siswa sekolah lanjutan yang merupakan calon pengganti atlet-
atlet mendatang untuk melakukan latihan-latihan pada nomor lompat, terutama
pada nomor lompat jauh siswa SD.
Berdasarkan kenyataan yang ada terlihat bahwa kemampuan teknik siswa
SD pada nomor lompat jauh sangat tertinggal, baik pada hasil latihan di sekolah
maupun hasil di tingkat porseni. Bila ingin mencapai prestasi maksimal, sudah
tentu banyak aspek yang perlu diperhatikan, karena pada nomor lompat jauh
diperlukan kemampuan fisik yang cukup tinggi seperti kemampuan tolakan,
power otot tungkai, kecepatan berlari dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan
seseorang dapat melompat sejauh-jauhnya dengan teknik yang benar.
3
Pembinaan olahraga di sekolah berkaitan erat dengan pendidikan jasmani,
yang tidak terlepas dari peranan guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam
menyumbangkan pemikirannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan usaha dan memperbaiki kelemahan
sistem strategi mengajar yang selama ini dipakai. Pemilihan strategi mengajar
yang tepat sangat membantu usaha mencapai keberhasilan proses belajar mengajar
di samping tujuan, bahan pelajaran, siswa dan lingkungan.
Singer (1970:15) mengatakan bahwa pengembangan kemampuan dengan
mempelajari satu ketangkasan untuk mencapai suatu prestasi membutuhkan
kekuatan. Karena kekuatan adalah faktor utama yang mendukung semua prestasi
di bidang pendidikan jasmani. Untuk meningkatkan kekuatan otot diperlukan
adanya suatu strategi yang dapat dipakai seefisien mungkin demi tercapainya
suatu hasil yang diharapkan.
Untuk memperoleh prestasi yang baik dalam olahraga pendidikan perlu
diajarkan latihan teknik-teknik dasar gerakan yang benar dengan mempergunakan
strategi mengajar yang tepat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karakteristik
dari cabang olahraga tersebut harus dipahami, misalnya dalam cabang atletik yaitu
pada nomor lompat jauh dibutuhkan latihan-latihan yang intensif dan terprogram
dengan baik sesuai dengan strategi mengajar, misalnya dengan metode lompat
raihan atau lompat tanpa awalan.
Strategi mengajar dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu strategi mengajar
keseluruhan dan strategi mengajar bagian yang mempunyai ciri dan karakteristik
tersendiri dalam penyajian bahan pelajaran untuk mencapai prestasi lompat jauh
4
yang baik. Hal ini merupakan strategi dalam menganalisis dan membandingkan
suatu gerakan yang dilakukannya dengan cara benar atau salah.
Pengalaman penulis sebagai tenaga pengajar serta pengamatan di lapangan
terhadap pelaksanaan belajar atletik lompat jauh di tingkat SD kurang berhasil,
kemungkinan strategi yang digunakan tidak dapat membantu usaha untuk
meningkatkan hasil belajar, di samping faktor yang lain. Dalam usaha
meningkatkan ketinggian lompatan untuk mencapai jarak yang maksimal, dapat
dilakukan dengan berbagai strategi. Penulis menggunakan strategi mengajar
dengan meningkatkan kecepatan berlari, untuk meningkatkan tinggi lompatan
yang berguna mencapai jarak lompatan yang lebih baik.
Dalam proses belajar mengajar keterampilan gerak lompat jauh, untuk
mencapai hasil lompatan yang maksimal seorang pelompat harus memiliki
kecepatan berlari yang tinggi. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Tim Bina
Karya Guru (2004: 26) bahwa “cara melakukan lompat jauh yang benar adalah
pelompat berlari secepat-sepatnya sebelum menumpu pada tempat tolakan. Lari
dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih
lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh”.
Jadi, dapat dikatakan bahwa faktor utama yang mendukung tercapainya
prestasi lompat jauh adalah kemampuan melakukan tolakan yang didukung
adanya kecepatan berlari yang tinggi. Dari pengamatan selama ini, strategi
mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar lompat jauh tidak
membedakan terhadap siswa yang memiliki kecepatan berlari yang tinggi dan
rendah.
5
Dari uraian di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan
Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009. Adapun penulis mengambil judul ini
secara singkat dapat dikemukakan alasan sebagai berikut:
1.1.1 Nomor lompat jauh termasuk materi wajib dalam kurikulum pendidikan
jasmani Sekolah Dasar.
1.1.2 Lari 60 M mempunyai hubungan dengan kemampuan lompat jauh gaya
jongkok.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam usaha mencapai prestasi olahraga yang lebih baik dan efektif, banyak
cara atau jalan yang dapat ditempuh, dan salah satu di antaranya adalah dengan
cara membenahi strategi mengajar. Untuk menentukan suatu strategi mengajar
yang akan dipergunakan dalam kegiatan mengajar lompat jauh, kiranya masih
terdapat sua19670610 199203 2 001tu unsur yaitu kecepatan berlari yang dapat
menentukan hasil lompatan.
Sebagaimana telah digambarkan dalam latar belakang masalah, timbul
sejumlah pertanyaan, yaitu:
1.2.1 Apakah kecepatan berlari dapat menunjang pembinaan regenerasi atlet
cabang olahraga ini?
1.2.2 Apakah melalui kegiatan olahraga tersebut dapat diperoleh bibit-bibit
pelompat jauh yang potensial?
1.2.3 Apakah kecepatan berlari mempunyai pengaruh terhadap prestasi lompat
jauh?
6
1.2.4 Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara kecepatan berlari yang tinggi
dan rendah terhadap hasil lompat jauh?
1.2.5 Apakah dengan meningkatkan kecepatan berlari dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam lompat jauh?
1.2.6 Apakah kecepatan berlari berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh?
1.2.7 Seberapa besar sumbangan kecepatan berlari dalam meningkatkan prestasi
lompat jauh?
1.2.8 Apakah terdapat interaksi antara kecepatan berlari terhadap prestasi
lompat jauh?
1.2.9 Selain kecepatan berlari, apakah ada jenis-jenis kekuatan lain yang dapat
meningkatkan prestasi lompat jauh?
Bila dikaji lebih lanjut, diduga masih terdapat beberapa pertanyaan-
pertanyaan yang dapat diidentifikasi. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemampuan
seseorang dalam menguasai keterampilan cabang olahraga lompat jauh.
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya masalah, seperti tampak dalam latar belakang masalah
dan indentifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada variabel yang diamati
yaitu hanya pada hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok.
7
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah
yang telah dilakukan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan yang signifikan lari 60 meter
dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
tahun pelajaran 2008/2009?”
1.5 Penegasan Istilah
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang
menyimpang dari judul penelitian, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan
dalam penelitian ini.
1.5.1 Hubungan
Menurut Idrus H.A (1996:136) hubungan artinya “sesuatu yang ada
kaitannya”.
1.5.2 Lari 60 meter
Lari 60 meter adalah kemampuan anak melakukan gerakan berlari dengan
cepat pada jarak 60 meter disertai kombinasi kecepatan dan jarak sesuai dengan
tingkat kemampuan anak (Aip Syarifuddin, 1993:26)
1.5.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok
Lompat jauh gaya jongkok adalah hasil kemampuan dalam lompat jauh
gaya jongkok yang diukur setelah mengikuti latihan dalam suatu periode tertentu.
Tujuannya adalah untuk mengetahui hasil belajar atau pengaruh dari latihan yang
dilakukan dalam belajar lompat jauh. (Aip Syarifuddin, 1993:73)
8
1.6 Tujuan Penelitian
Tujuan operasional dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa
kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009.
1.7 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh melalui hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.7.1 Bagi guru Penjas dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan pengajaran
lompat jauh gaya jongkok dengan meningkatkan lari jarak 60 meter.
1.7.2 Bagi pembina olahraga atletik dapat dijadikan sebagai bahan informasi
yang berarti dalam pengembangan nomor lompat jauh.
9
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Lari 60 Meter
Lari jarak 60 meter termasuk lari jarak pendek atau sering disebut sprint
adalah suatu cara berlari dimana anak harus menempuh jarak 60 meter dengan
kecepatan yang semaksimal mungkin. (Aip Syarifuddin, 1993: 63).
Untuk dapat mencapai suatu prestasi yang optimal, selain anak harus
memiliki kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan reaksi yang baik, juga
harus memahami dan menguasai teknik gerakannya. Menurut Aip Syarifuddin,
1993:64) teknik untuk lari jarak pendek yang harus benar-benar dipahami oleh
siswa SD adalah teknik start, teknik lari dan teknik melewati garis finish.
2.1.1.1 Teknik Start
Teknik start yang umum digunakan adalah start jongkok (crouching start).
Menurut Aip Syarifuddin (1993:65) Untuk melakukan teknik start jongkok ada
tiga macam, yaitu: (1) start pendek bunch start), (2) start menengah (medium
start) dan (3) start panjang (longated start).
Menurut Aip Syarifuddin (1993:65) sikap permulaan sebelum melakukan
start adalah berdiri tegak, kedua kaki rapat, kedua tangan di samping badan,
pandangannya ke depan. Selanjutnya gerakan pada waktu melakukan start adalah
sebagai berikut:
10
Hitungan 1 : langkahkan kaki kiri ke depan
Hitungan 2 : Letakkan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki kiri
jaraknya kira-kira satu kepal, badan tegak, paha kaki kanan
membentuk sudut ± 900.
Hitungan 3 : Angkat kedua tangan kedepan lurus sejajar bahu, dengan
jari-jari tangan dirapatkan dan ibu jari tangan dibuka
kedalam, hingga/telunjuk dan ibu jari tangan membentuk
huruf V.
Hitungan 4 : Jatuhkan ke depan dan letakkan jari-jari tangan di belakang
garis start, telunjuk dan ibu jari tangan hamper merupakan
garis sejajar dengan garis start. Kedua lengan tetap lurus
dan berat badan hampir seluruhnya berada pada kedua
tangan, leher lemas, dan pandangan ke depan kira-kira 1 –
11/2 m.
Hitungan 5 : Angkat pinggul ke atas, hingga pantat lenih tinggi dari
pundak. Lutut kaki yang depan membentuk sudut lebih
kurang 900 dan kaki yang belakang (kanan) kira-kira 1200.
Kedua lengan tetap lurus, berat badan pada kedua tangan,
leher tetap lemas, dan kepala mengikuti gerak badan.
Hitungan 6 : Lari secepat-cepatnya dengan menolakkan kaki pada start
blok (bila memakai start blok), tangan kiri diayunkan ke
depan, badan condongkan ke depan.
11
Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1993: 66) mengemukakan bahwa di dalam
lari jarak pendek ada 3 aba-aba yang digunakan untuk memberangkatkan pelari,
yaitu: bersedia …., sia …ap! Ya! Atau tembakan pistol. Oleh karena itu, apabila
anak telah memahami dan menguasai terhadap pentahapan belajar start tersebut,
maka untuk berikutnya lakukan dengan menggunakan aba-aba yang berlaku
dalam perlombaan lari. Caranya sebagai berikut:
2.1.1.1.1 Pada waktu aba-aba: “Bersedia…!” anak-anak langsung disuruh
melakukan gerakan pada hitungan 1 s/d 4.
2.1.1.1.2 Pada waktu aba-aba: Sia …ap!” anak-anak disuruh melakukan gerakan
pada hitungan 5.
2.1.1.1.3 Pada waktu aba-aba: “ya!” anak-anak disuruh melakukan gerakan pada
hitungan 6 yaitu lari.
Gambar 2.1. Teknik Start Jongkok
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 40)
12
2.1.1.2 Teknik Lari
Menurut Aip Syarifuddin (1993:66) untuk teknik lari pada jarak pendek
yang harus dipahami dan dikuasai oleh para anak-anak SD, adalah:
2.1.1.2.1 lari dengan menggunakan ujung kaki
2.1.1.2.2 badan agak condong ke depan kurang lebih 45-60 derajat sehingga titik
berat badan selalu di depan.
2.1.1.2.3 Sikap badan dan leher harus rileks
2.1.1.2.4 Ayun lengan dengan kuat dan cepat
2.1.1.2.5 Posisi sikut bengkok, ayunan lengan harus seirama dengan langkah
kaki dan tidak terlalu tinggi ayuanannya
Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1993:67) mengemukakan bahwa untuk
dapat mewujudkan teknik lari pada jarak pendek, pentahapan latihannya adalah
sebagai berikut:
2.1.1.2.6 Latihan gerakan kaki
Sikap permulaan:
Berdiri tegak, kedua kaki hampir rapat, kedua tangan di samping badan
pandangan ke depan.
Gerakannya:
Angkat tumit kaki kiri ke atas tinggi, lutut dibengkokkan lurus ke
depan. Kemudian tekankan ujung kaki kiri ke tanah sambil tumit
diturunkan, tumit kaki kanan diangkat ke atas tinggi dengan lutut
dibengkokkan lurus ke depan.
Tekankan lagi ujung kaki kanan ke tanah sambil lutut diturunkan dan
13
tumit kaki kiri diangkat ke atas tinggi. Demikian seterusnya tumit
diangkat dan diturunkan dengan menekankan ujung kaki ke tanah,
dilakukan secara bergantian. Pelaksanaannya mula-mula pelan makin
lama makin cepat.
2.1.1.2.7 Latihan pengangkatan lutut/paha
Sikap permulaan :
Sama seperti pada latihan
Gerakannya :
Bersama dengan mengangkat tumit kaki kiri, lutut/paha kaki kiri
diangkat ke atas tinggi, hingga paha dengan tungkai bawah
membentuk sudut ± 900, ujung kaki menuju ke bawah ke depan,
kemudian turunkan lagi ke bawah. Pada saat ujung kaki kiri kena
tanah, segera tumit kaki kanan diangkat bersamaan dengan lutut/paha
diangkat tinggi ke atas, hingga pada dengan tungkai bawah
membentuk sudut ± 900 ujung kaki menuju ke bawah, kemudian
turunkan lagi. Demikian seterusnya dilakukan secara bergantian.
Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelan-
pelan makin lama makin cepat, kemudian dilakukan sambil bergerak
maju ke depan dengan gerakan yang secepat-cepatnya.
2.1.1.2.8 Latihan ayunan tangan
Sikap permulaan :
Sama seperti pada latihan
Gerakannya:
14
2.1.1.2.8.1 Ayunkan tangan kiri dan tangan secara bergantian ke depan ke
belakang dan lemas, pangkal gerakan mulai dari persendian bahu
seperti berjalan. Lakukanlah secara berulang-ulang, mula-mula pelan,
makin lama makin cepat.
2.1.1.2.8.2 Apabila gerakan tersebut sudah dikuasai dan dapat dilakukan dengan
benar dan baik, kemudian sikut agak dibengkokkan dan jari-jari tangan
dikepalkan lemas. Ayunkan tangan kiri ke depan ke atas sampai ibu
jari tangan ada di muka hidung, tangan kanan diayunkan ke belakang.
Kemudian bersamaan dengan tangan kiri dari depan diayunkan ke
belakang, tangan kanan diayunkan dari belakang ke depan ke atas
sampai ibu jari tangan ada di muka hidung. Demikian seterusnya
dilakukan ayunan tangan ke depan dan ke belakang secara bergantian,
dan pangkal gerakannya dimulai dari persendian bahu. Lakukanlah
secara berulang-ulang, mula-mula pelan makin lama makin cepat.
2.1.1.2.8.3 Setelah pentahapan latihan tersebut benar-benar sudah dikuasai dan
dapat dilakukan dengan benar dan baik. Coba kombinasikan antara
latihan gerakan kaki, pengangkatan lutut/paha dengan ayunan tangan.
Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelan-
pelan makin lama makin cepat. Setelah benar-benar dikuasai dan dapat
dilakukan dengan cepat, luwes, dan lancar.
2.1.1.2.9 Latihan kecondongan badan
Sikap permulaan:
Sama seperti pada latihan.
Gerakannnya:
15
Angkat tumit ke atas tinggi, sambil badan diluruskan dan
dicondongkan ke depan. Pada saat terasa badan akan jatuh ke depan,
secepatnya lutut kaki kiri diayun ke belakang. Kemudian disusul
dengan mengangkat dan melangkahkan kaki kanan ke depan,
bersamaan dengan tangan kiri diayun ke depan tangan kanan diayun
ke belakang. Demikian seterusnya. Lakukan secara berulang-ulang
sampai benar-benar dikuasai dan dapat dilakukan dengan baik,
gerakan kaki dan tangan seperti pada latihan 1), 2) dan 30. setelah
pentahapan latihan dari gerakan 1), 2), 3) dan 4) dikuasai dan dapat
dilakukan dengan cepat, luwes dan lancar, lakukanlah dengan
mengkombinasikan gerakan dari latihan 1), 2), 3) dan 4).
Gambar 2.2 Teknik Kecondongan Badan
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41)
2.1.1.3 Teknik Melewati Garis Finish
Dalam perlombaan lari, terutama lari jarak pendek, teknik untuk melewati
garis finish harus benar-benar dikuasai oleh setiap pelari. Karena bila ada pelari
yang bersamaan melewati garis finish, maka akan dilihat pelari mana yang
16
terlebih dahulu dadanya atau salah satu anggota badannya menyentuh pita finish
itulah yang dianggap terlebih dahulu masuk atau pemenangnya.
Berkaitan dengan hal tersebut Aip Syarifuddin (1993:68) mengemukakan
bahwa di dalam perlombaan lari jarak pendek ada tiga cara melewati garis finish,
yaitu:
2.1.1.3.1 Dengan cara menjatuhkan dada ke depan
2.1.1.3.2 Dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya ke depan
2.1.1.3.3 Dengan cara lari terus secepat-cepatnya sampai beberapa meter
melewati garis finish.
Gambar 2.3 Teknik Melewati Garis Finish
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41)
2.1.2 Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dalam olahraga atletik,
merupakan suatu rangkaian gerak yang tidak terputus-putus. Prosesnya dimulai
dari lari awalan, diikuti gerakan tolakan dengan satu kaki, gerakan melayang dan
17
gerak mendarat. Sebagaimana dijelaskan oleh Deaur (1989 : 87) “lompat jauh
adalah suatu aktifitas yang diawali dengan berlari untuk mengambil awalan,
dilanjutkan menolak dengan satu kaki, melayang di udara dan mendarat dengan
dua kaki secara bersama-sama”.
Menurut Bernhard (1993:34) “unsur-unsur dasar lompat jauh meliputi:
2.1.2.1 Faktor-faktor kondisi, terutama kecepatan, kekuatan lompat, dan tujuan
yang diarahkan kepada keterampilan
2.1.2.2 Faktor-faktor teknik, ancang-ancang, persiapan lompat dan perpindahan
saat melayang dan pendaratan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, terdapat empat persyaratan yang
harus dikuasai dalam lompat jauh yaitu, awalan yang tepat, tolakan yang kuat, saat
melayang di udara dan mendarat. Keempat unsur tersebut merupakan suatu
kesatuan yang masing-masing memiliki mekanisme sendiri-sendiri.
Awalan pada lompat jauh memerlukan irama, kecepatan, dan ketepatan dari
langkah lari seorang pelompat. Hal ini penting agar pelompat dapat tepat
menempatkan kaki tolak pada papan tolak, pada kecepatan maksimal, sehingga
dapat menghasilkan lompatan yang baik. Aip Syarifudin (1993:73) mengatakan
bahwa jarak serta kecepatan awalan, tergantung dari si pelompat sendiri. Pada
umumnya jarak awalan untuk putera antara 40 s/d 50 meter, sedangkan untuk
puteri antara 30 s/d 45 meter. Tujuan dari pada pengambilan awalan adalah guna
mendapatkan kecepatan horizontal, yang nantinya dijadikan kecepatan vertical
untuk menentukan lintasan gerak dari titik berat badan.
Cara mengambil awalan bermacam-macam, diantaranya: mencoba beberapa
18
kali melakukan awalan, hingga tepat kemudian baru diukur. Beberapa kali lari
dari balok tolakan ke tempat di mana ia akan memulai awalan, atau gabungan dari
kedua cara tersebut.
Kemudian melakukan tolakan dengan tungkai yang dianggap terkuat, serta
dibantu ayunan tungkai dan kedua ayunan lengan. Di samping itu dibantu pula
dengan menengadahkan kepala, hingga sikap badan melenting ke belakang.
Menurut Aip Syarifuddin (1993:74) pada saat melayang di udara, sikap badan itu
bermacam-macam. “Sikap badan di udara, dinamakan gaya lompatan seperti:
2.1.2.3 Gaya jongkok atau tuck
Sikap badan di udara jongkok, badan dibulatkan, kedua lutut ditekuk, kedua
tangan lurus ke depan.
2.1.2.4 Gaya menggantung/melenting atau hang style
Sikap badan di udara dilentingkan ke belakang, kedua tungkai ke belakang,
dan kedua tangan ke atas ke belakang, seperti orang yang sedang menggantung.
2.1.2.5 Gaya jalan di udara atau walking in the air
Dari semua gerakan atau gaya tersebut tidak akan mempengaruhi parabola
dari titik berat badan, tetapi untuk menjaga keseimbangan serta mendapatkan
sikap jatuh atau mendarat yang lebih menguntungkan.
Pada saat mendarat harus diusahakan dapat mendarat yang sejauh-jauhnya
serta badan dalam keadaan seimbang. Caranya: tungkai bawah diayun aktif ke
depan, mendarat dengan kedua kaki, togok dibawa ke depan, kedua lengan
diayunkan ke depan.
19
Dalam penelitian ini yang akan ditekankan pada prestasi lompat jauh gaya
jongkok.
2.1.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut Tim Bina Karya Guru (2007:21) Lompat jauh gaya jongkok adalah
gerakan lompat jauh yang terdiri atas gerakan awalan, menolak, melompat,
melayang dan mendarat di bak pasir dengan kaki yang terkuat digunakan untuk
menumpu.
Lebih lanjut di dalam Tim Bina Karya Guru (2007:22-23) disebutkan bahwa
langkah-langkah lompat jauh gaya jongkok, meliputi:
2.1.3.1 Gerakan Awalan
Gerakan awalan berguna untuk memperoleh kecepatan yang maksimal
sebelum mencapai balok tolakan. Beberapa cara melakukan gerakan awalan
adalah sebagai berikut:
2.1.3.1.1 Berdiri dibelakang tanda awalan serta berkonsentrasi penuh.
2.1.3.1.2 Berlari cepat dengan langkah yang tegap menuju balok tumpuan
2.1.3.1.3 Kurang lebih 4 langkah lagi sebelum mencapai balok tumpuan, pikiran
berkonsentrasi pada balok tumpuan.
20
Gambar 2.4 Gerakan Awalan
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:42)
2.1.3.2 Gerakan Menolak
Pada saat akan melakukan gerakan menolak pada balok tumpuan, badan
agak condong ke belakang.
Gambar 2.5 Gerakan Menolak
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:43)
21
2.1.3.3 Gerakan Melayang
Pada lompat jauh gaya jongkok, sikap badan saat melayang adalah jongkok.
Gambar 2.6 Sikap Badan Saat Melayang di Udara
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:23)
2.1.3.4 Gerakan Mendarat
Pada saat mendarat kedua kaki rapat dan diluruskan ke depan. Badan
dibungkukkan ke depan. Tangan diayunkan ke depan. Berat badan didorong ke
depan. Tepat ketika mendarat harus jatuh pada kedua ujung kaki yang rapat dan
sejajar. Kedua lutut dilipat. Dagu ditarik ke dada sambil mengayun kedua tangan
kea rah belakang.
Pada waktu mendarat, keseimbangan badan harus dijaga sehingga tidak
jatuh terduduk atau menyentuh pasir.
22
Gambar 2.7 Sikap Mendarat
(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007: 23)
2.1.4 Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Dalam proses belajar mengajar lompat jauh selain strategi mengajar,
kecepatan berlari juga dapat mempengaruhi hasil belajar yang diinginkan.
Kecepatan berlari 60 meter memungkinkan dapat membantu bergerak lebih cepat
dan memelihara stabilitas tubuhnya dengan baik. Logikanya mereka yang
memiliki kecepatan berlari pada jarak 60 meter dengan cepat akan mendapat
keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok.
Dengan kecepatan berlari yang tinggi memungkinkan seorang siswa dapat
bergerak dengan cepat, memelihara stabilitas tubuhnya waktu bergerak, juga dapat
menyumbangkan peningkatan kelincahan. Berkaitan dengan belajar lompat jauh
gaya jongkok, kecepatan berlari khususnya jarak 60 meter merupakan prasyarat
untuk mencapai keterampilan melakukan lompat jauh gaya jongkok.
Melakukan lompat jauh gaya jongkok yang baik, ditopang beberapa
23
komponen gerak, kekurangan atau kelebihan komponen tertentu akan diimbangi
oleh komponen lainnya. Keberhasilan menampilkan lompat jauh gaya jongkok
bergantung pada sifat bangunan tubuh individu, dan kecepatan berlari merupakan
komponen utama pada penampilan gerak.
Tetapi perlu diketahui bahwa memiliki kecepatan berlari bukan merupakan
jaminan akan mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini disebabkan
komponen yang diperlukan pada lompat jauh gaya jongkok tidak otomatis
didominasi faktor kecepatan berlari saja. Artinya siswa yang kecepatan berlarinya
tinggi belum menjamin akan memiliki hasil belajar yang baik dalam olahraga
lompat jauh gaya jongkok.
Demikian pula bagi siswa yang kecepatan berlarinya rendah, bukan jaminan
akan memperlihatkan hasil yang jelek. Tetapi siswa yang kecepatan berlarinya
rendah berarti mempunyai kualitas kemampuan gerak yang rendah dan diduga
akan mengalami hambatan-hambatan dalam melakukan lompat jauh gaya
jongkok. Dengan demikian siswa yang memiliki kecepatanberlari yang tinggi
mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok
yang memerlukan kecepatan berlari.
Kecepatan berlari yang tinggi memberikan keuntungan dalam kemudahan
melawan gaya gravitasi bumi dalam mengangkat beban tubuh untuk melakukan
tolakan. Sebaliknya kecepatan berlari yang rendah akan mengalami hambatan
dalam melawan gaya gravitasi bumi.
Bila uraian-uraian di atas dihubungkan dengan hubungan kecepatan berlari
60 meter dengan prestasi lompat jauh gaya jongkok, diduga siswa yang memiliki
24
kecepatan berlari yang tinggi memberi hasil yang lebih baik dalam lompat jauh
gaya jongkok daripada yang memiliki kecepatan berlari yang rendah.
2.1.5 Kerangka Berpikir
Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hal-hal baru
yang dapat menunjang keefektifan hasil belajar dan meningkatkan proses belajar
mengajar siswa. Penulis mempermasalahkan tentang kecepatan berlari 60 meter
dalam meningkatkan prestasi lompat jauh gaya jongkok.
Dengan kecepatan berlari yang tinggi, siswa dapat melakukan gerakan
tolakan yang tinggi dan pada akhirnya hasil lompatan juga akan lebih jauh
dibandingkan siswa yang kecepatan larinya lambat. Karena cara melakukan
lompat jauh yang benar adalah pelompat berlari secepat-sepatnya sebelum
menumpu pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar
tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih
jauh.
Berdasarkan uraian tersebut, diduga kecepatan berlari 60 meter dapat
memberikan hasil yang lebih baik daripada kecepatan berlari yang rendah
terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok.
2.2 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka berpikir yang
telah diuraikan di depan, maka hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara
atas masalah yang telah dikemukakan sebelumnya adalah sebagai berikut:
25
Ha : “Ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya
jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009”.
H0 : “Tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran
2008/2009”.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang
disesuaikan dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Salah satu tugas
penting dalam penelitian ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab
akibat antara fenomena-fenomena dan menarik hukum-hukum tentang hubungan
sebab akibat itu.
Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metodologi penelitian.
Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pada pertanggungjawaban
metodologi penelitiannya. Sutrisno Hadi (1987:4) berpendapat bahwa
“metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis
yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras maksudnya adalah untuk
menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai
karya ilmiah yang setinggi-tingginya”
Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan
metodologi penelitian sebagai berikut.
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah suatu penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki,
disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi jumlah penduduk atau individu
paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1987:220).
27
Maksud dari pengertian di atas adalah bahwa populasi adalah suatu
individu yang akan dijadikan objek penelitian. Keseluruhan dari individu-individu
tersebut paling sedikit memiliki sifat yang sama. Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa.
3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling
Pengertian sampel menurut Sutrisno Hadi (1987:70) adalah “sebagian
individu yang diselidiki”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 30
siswa.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik
total sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1987:70) pengertian total sampling adalah
“pengambilan sampel secara keseluruhan dari jumlah populasi yang ada”. Dengan
demikian sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa.
3.2 Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1993:99) variabel adalah gejala yang
bervariasi dan menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan 2
variabel yaitu:
3.2.1 Variabel bebas yaitu lari 60 meter
3.2.2 Variabel terikat yaitu lompat jauh gaya jongkok.
28
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpulan
data adalah tes lari 60 meter dan tes lompat jauh gaya jongkok. Tes prestasi yang
digunakan adalah tes lompat jauh yang bertujuan untuk memperoleh data tentang
hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Kedungwuni.
3.3.1 Lari 60 M
Menurut Tim Bina Karya Guru (2004:30) untuk melakukan lari jarak 60 M
dengan benar adalah sebagai berikut:
3.3.1.1 Berlarilah pada lintasan masing-masing
3.3.1.2 Lakukan teknik start jongkok yang telah dipelajari
3.3.1.3 Berlarilah dengan sekuat-kuatnya untuk memenangkan perlombaan
3.3.2 Lompat Jauh Gaya Jongkok
Menurut Tim Bina Karya Guru (2004:26) Lompat jauh gaya jongkok
merupakan gaya yang paling mudah dilakukan. Adapun tahapan gerak lompat
jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut:
3.3.2.1 Tahap Awalan
Latihan awalan bertujuan untuk memusatkan perhatian dan merangsang
kecepatan berlari agar menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya.
Cara melakukannya pelompat berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu
pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat
melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang jauh.
29
3.3.2.2 Tahap Tolakan
Tolakan dilakukan dengan satu kaki yang kuat. Hindari tolakan yang salah,
yaitu kaki melewati papan tolakan. Sedangkan tolakan yang benar adalah posisi
kaki saat menolak berada sebelum papan tolakan atau di atas papan tolakan.
3.3.2.3 Tahap Melayang
Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki yang kuat akan
membawa badan melayang di udara lebih lama. Perlu diperhatikan pada saat
melayang harus dijaga keseimbangan badan sebagai persiapan mendarat.
3.3.2.4 Tahap Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap yang penting untuk diperhatikan. Pada. Saat
melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai hasil
yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adakah gerakan kaki,
kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun, dan tumit menyentuh
pasir.
Pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk
menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan dengan pinggul dapat dihindari jika
kedua kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan berlari dan tes
prestasi tersebut merupakan jenis data yang dapat diukur secara langsung atau
data kuantitatif. Agar hasil pengukuran dan tes ini valid atau terandal, maka alat-
alat yang digunakan diterakan terlebih dahulu.
30
3.4 Ujicoba Instrumen
Ujicoba istrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari
variabel lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok.
3.4.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau
kevaliditas suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengungkap untuk pengambilan data penelitian. Uji validitas dilakukan dengan
mengadakan uji coba instrumen. Setelah diujicobakan dilakukan analisis untuk
mengetahui validitas. Untuk menguji validitas, maka skor-skor dikorelasikan
dengan skor totalnya. Teknik korelasinya yang digunakan adalah korelasi product
moment dengan angka kasar.
Adapun rumusnya adalah :
)Y)(Y)(NX)(X(N
Y)X)((XYNr2222xy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan :
N : Jumlah Subjek Σ X : Jumlah Skor Item Σ Y : Jumlah Skor Total Σ XY : Jumlah Perkalian antara skor Item dengan skor total. Σ X2 : Jumlah Skor Item Kuadrat Σ Y2 : Jumlah Skor Total Kuadrat rxy : Koefisien korelasi antara X dengan Y (Suharsimi Arikunto, 2006 : 138).
Selanjutnya nilai rxy dibandingkan dengan nilai tabel product moment.
Instrumen dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar atau
sama dengan nilai rtabel taraf signifikansi 5%. Jika rxy < rtabel maka instrumen tidak
valid.
31
3.4.1.1 Hasil Uji Validitas Lari 60 M
Perhitungan validitas butir soal dilakukan menggunakan rumus korelasi
product moment. Dari hasil perhitungan, nilai yang diperoleh dikonsultasikan rtabel
dengan jumlah subjek yaitu N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,361. Koefisien
korelasi diperoleh hasil rxy sebesar 0,999. Maka hasilnya 0,999 lebih besar dari
0,361 atau rhitung > rtabel, tes yang dilaksanakan adalah valid.
3.4.1.2 Hasil Uji Validitas Lompat Jauh Gaya Jongkok
Perhitungan validitas dilakukan menggunakan rumus korelasi product
moment. Dari hasil perhitungan, nilai yang diperoleh dikonsultasikan rtabel dengan
jumlah subjek yaitu N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,361. Koefisien korelasi
diperoleh hasil rxy sebesar 0,964. Maka hasilnya 0,964 lebih besar dari 0,361 atau
rhitung > rtabel, tes yang dilaksanakan adalah valid.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mencari reliabilitas suatu
instrumen. Dalam penelitian ini digunakan rumus Spear Brown untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan riil dan satu misalnya angket atau soal
uraian (Suharsimi Arikunto, 2006: 190).
Adapun rumusnya :
21
21
21
21
11 r 1
r x 2
+=r
32
Dengan keterangan :
r11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan.
21
21r : Koefisien antara skor-skor setiap belahan
Untuk 2
12
1r dapat dicari dengan rumus :
{ }))()()((
))((22222
12
1YYNXXN
YXXYNrrr xyggΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ===
Harga r11 yang dapat dari perhitungan dapat diketahui dari tingkat
reliabilitasnya berdasarkan kriteria koefisien sebagai berikut :
0,00 - 0,20 Reliabilitas sangat rendah
0,21 - 0,40 Reliabilitas rendah
0,41 - 0,70 Reliabilitas cukup
0,71 - 0,90 Reliabilitas tinggi
0,91 - 1,00 Reliabilitas sangat tinggi (sempurna).
3.4.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Lari 60 M
Hasil perhitungan reliabilitas dengan rumus r11 diketahui nilainya sebesar
0,999, dengan demikian instrumen tersebut reliabilitasnya termasuk dalam
kategori sangat tinggi
3.4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Lompat Jauh Gaya Jongkok
Hasil perhitungan reliabilitas angket dengan rumus r11 diketahui nilainya
sebesar 0,982, dengan demikian instrumen tersebut reliabilitasnya termasuk dalam
kategori sangat tinggi.
33
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam
penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis
statistik dan analisis nonstatistik. Dalam penelitian ini analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik yaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk
mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang
berupa angka-angka.
Dari uraian di atas, maka alasan penelitian menggunakan teknik analisis
statistik untuk penghitungannya karena data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif yang berupa angka-angka.
Metode Analisis yang digunakan adalah menghitung koefisien korelasi rxy
untuk mengetahui adanya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya
jongkok dilakukan uji hipotesa dengan uji statistik Rank Spearman. Rumus yang
digunakan adalah :
NNb61 3
2
−−=sr (Husaini Usman, 2006 : 262)
3.5.1 Menentukan Hipotesis
Ha : r ≠ 0, ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni.
H0 : r = 0, tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat
jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni
3.5.2 Dipilih level signifikan α = 0,05
34
3.5.3 Kriteria pengujian :
H0 diterima bila : - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel
H0 ditolak bila : -ttabel > thitung > ttabel
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Lari 60 M
Untuk memperoleh data lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009,
dilaksanakan tes lari 60 M.
Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa distribusi skor lari 60 M siswa kelas
V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh waktu tercepat 9,341, waktu terendah
14,930, jumlah total sebesar 354,035 dengan rata-rata sebesar 11,801.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
Interval Frekuensi Prosentase Kumulatif
9,341 – 10,458 7 23,33% 23,33% 10,459 – 11,576 10 33,33% 56,66% 11,577 – 12,694 3 10,00% 66,66% 12,695 – 13,812 5 16,67% 83,33% 13,813 – 14,930 5 16,67% 100%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan grafik histogram data lari 60 M
siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 sebagai berikut:
36
0
5
10
15
20
25
30
35
9,341 - 10,458 10,459 - 11,576 11,577 - 12,694 12,695 - 13,812 13,813 - 14,930
FrekuensiProsentase
Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009
4.2 Analisis Data Lompat Jauh Gaya Jongkok
Untuk memperoleh data lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD
Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun
pelajaran 2008/2009, digunakan tes lompat jauh gaya jongkok.
Berdasarkan hasil tes dapat diketahui bahwa lompat jauh gaya jongkok
siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh skor tertinggi 3,65, skor
terendah 1,65, jumlah total sebesar 79,66 dengan rata-rata sebesar 2,66.
37
0
5
10
15
20
25
30
1,65 – 2,04 2,05 – 2,44 2,45 – 2,84 2,85 – 3,24 3,25 – 3,65
FrekuensiProsentase
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V
SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
Interval Frekuensi Prosentase Kumulatif
1,65 – 2,04 5 16,67% 16,67% 2,05 – 2,44 5 16,67% 33,33% 2,45 – 2,84 8 26,67% 60,00% 2,85 – 3,24 6 20,00% 80,00% 3,25 – 3,65 6 20,00% 100%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan grafik histogram data lompat jauh
gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
38
4.3 Analisis Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu hubungan Lari 60
M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
Adapun jumlah sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara Lari 60 M dengan
Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
ditempuh dengan analisis data.
Analisis data penelitian ini adalah: (1) membuat tabel persiapan untuk
menghitung uji korelasi; (2) memasukkan dan menghitung hasil dari tabel
persiapan ke dalam rumus uji korelasi;. Adapun langkah-langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
4.3.1 Membuat tabel persiapan untuk menghitung uji korelasi antara Lari 60 M
dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2008/2009.
Tabel persiapan untuk menghitung korelasi antara variabel Lari 60 M
dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok adalah sebagai berikut:
39
Tabel 4.3 Persiapan Perhitungan Korelasi antara Lari 60 M
dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok
No. X detik
Y Meter Rank X Rank Y b b2
1 9,408 3,30 2 4,5 -2,5 6,25 2 9,341 3,65 1 1 0 0 3 10,000 3,30 3 4,5 -1,5 2,25 4 10,422 3,05 7 9 -2 4 5 10,590 3,15 9 7 2 4 6 10,408 3,52 6 2 4 16 7 11,177 3,00 15 10 5 25 8 10,110 3,30 4 4,5 -0,5 0,25 9 11,367 2,90 16 11,5 4,5 20,25
10 12,660 2,80 20 13,5 6,5 42,25 11 11,067 3,10 13 8 5 25 12 11,870 2,60 18 15,5 2,5 6,25 13 10,563 2,90 8 11,5 -3,5 12,25 14 11,000 3,30 11 4,5 6,5 42,25 15 14,930 2,60 30 15,5 14,5 210,25 16 12,093 2,57 19 17 2 4 17 14,000 1,95 26,5 28 -1,5 2,25 18 10,268 2,80 5 13,5 -8,5 72,25 19 12,730 1,90 22 29 -7 49 20 11,122 2,10 14 23,5 -9,5 90,25 21 12,729 1,65 21 30 -9 81 22 13,610 2,05 25 25 0 0 23 14,740 2,00 29 26,5 2,5 6,25 24 12,903 2,16 23 22 1 1 25 14,000 2,00 26,5 26,5 0 0 26 11,063 2,51 12 19 -7 49 27 13,000 2,55 24 18 6 36 28 10,903 2,50 10 20 -10 100 29 14,580 2,10 28 23,5 4,5 20,25 30 11,381 2,35 17 21 -4 16 ∑ 354,035 79,66 0 943,5
4.3.2 Memasukkan dan menghitung hasil dari tabel persiapan ke dalam rumus
uji korelasi.
NNb61 3
2
−−=sr
40
= 30)30(5,94361 3 −
− x
= 30-27000
56611 −
= 2697056611 −
= 0,209899891 −
= 0,790
Selanjutnya harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga rtabel N =
30 taraf signifikansi 5%, ternyata diperoleh nilai rtabel = 0,467. Hasilnya adalah rxy
lebih besar dari rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini berarti hipotesis kerja yaitu
terdapat korelasi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya
Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 diterima. Sebaliknya
hipotesis nihil tidak terdapat korelasi yang signifikan antara Lari 60 M dengan
Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009
ditolak.
Dengan demikian lari 60 M ada hubungan yang signifikan dengan lompat
jauh gaya jongkok, yang selanjutnya dapat diinterpretasikan bahwa semakin cepat
anak berlari maka akan semakin baik hasil lompat jauh gaya jongkoknya.
Sebaliknya kecepatan lari 60 M yang rendah atau lambat maka hasil lompat jauh
gaya jongkok juga akan rendah atau kurang.
41
4.4 Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil perhitungan uji hipotesis, diketahui bahwa r =
0,790 sedangkan rtabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467.
Sehingga rhitung > rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa
hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “Ada hubungan yang signifikan
antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD
Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2008/2009” diterima. Sebaliknya hipotesis nihil yang menyatakan tidak
ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok
pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 ditolak.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang
signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok. Hasil penelitian
ini secara keseluruhan dapat membuktikan kebenaran hipotesis, namun temuan
dari treatment yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan temuan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui kemampuan
melakukan teknik lompat jauh dengan baik dan benar dipengaruhi oleh kecepatan
anak berlari. Kemampuan melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok anak yang
memiliki kecepatan berlari 60 M lebih baik daripada yang kecepatan berlari 60 M
lambatpada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.
Dalam kerangka teori dan kerangka berpikir telah dikemukakan bahwa
kecepatan berlari 60 M berpengaruh terhadap kemampuan anak melakukan
42
lompat jauh gaya jongkok. Hal ini disebabkan karena anak yang memiliki
kecepatan berlari 60 M memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan anak yang
kecepatan berlari 60 M rendah atau lambat. Jadi bila dirujuk kepada kerangka
teori dan kerangka berpikir tersebut, lari 60 M diduga ada hubungannya dengan
kemampuan lompat jauh gaya jongkok.
43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Memperhatikan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, dapat
dikemukakana simpulan sebagai berikut ada hubungan yang signifikan antara Lari
60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02
Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran
2008/2009. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji hipotesis, diketahui
r = 0,790 sedangkan rtabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467.
Sehingga rxy > rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis
kerja (Ha) yang diajukan diterima.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan
melalui hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
5.2.1 Bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkat prestasi lompat jauh gaya
jongkok, hendaknya dengan meningkatkan kecepatan berlari jarak 60 M.
5.2.2 Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu berusaha memperdalam ilmu
baik secara teori maupun praktek melalui penelitian-penelitian yang lain.
Dalam hal ini adalah cabang olahraga atletik pada nomor lompat jauh
sehingga anak didik yang diasuhnya dapat berkembang dan berprestasi
dalam kegiatan belajar maupun melatih.
44
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syarifuddin.1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Ballesteros, J. M., 1979. Pedoman Latihan Dasar Atletik, Jakarta : PASI. Dikutip
dari skripsi Rismoyo. Bernhard, Gunter. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Lompat Tinggi, Jauh,
Jangkit Dan Lompat Galah. Semarang : Dahara Prize. Dikutip dari skripsi Rismoyo.
Husaini Usman, 2006. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara. Idrus, H.A. 1996. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Surabaya : Bintang
Usaha Jaya. Singer, Robert N. 1970. Motor Learning And Human Performance. London : The
Macmillan Company. Dikutip dari tesis Wismo. Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak, Jakarta :
Depdikbud, Universitsa Terbuka. Dikutip dari skripsi Muh.Nur Efendi. Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Research II. Yogyakarta : Penerbit Fakultas
Psikologi UGM. Tim Bina Karya Guru. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas 4.
Jakarta: Erlangga. _________. 2005. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga. _________. 2007. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Erlangga. U. Jonath. 1987. Atletik 1. Jakarta : Rosda Jaya Putra. Dikutip dari skripsi
Sukardi.
45
L A M P I R A N
46
Lampiran 1
DATA KECEPATAN BERLARI 60 M DAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI
KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN
No. Nama Siswa Kecepatan Berlari 60 M Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok
1 Vika Zubaidi 9,408 3,30 2 M. Agus Supriyanto 9,341 3,65 3 Asep Saefudin 10,000 3,30 4 Novan Ardiyanto 10,422 3,05 5 Ali Murtadho 10,590 3,15 6 Akhmad Syaefudin 10,408 3,52 7 M. Rizal 11,177 3,00 8 M. Ivan Prasetyo 10,110 3,30 9 Restu Illahi 11,367 2,90
10 Muhyidin 12,660 2,80 11 Fikri Munir 11,067 3,10 12 M. Farkhan Ibadi 11,870 2,60 13 Fahmi Akhkam 10,563 2,90 14 Rifkhan Saifudin 11,000 3,30 15 Aini Sakinah 14,930 2,60 16 Firda Mitasari 12,093 2,57 17 Fani Desi Amalia 14,000 1,95 18 Qonita Fitri Widyanti 10,268 2,80 19 Diana Lestari 12,730 1,90 20 Istiyanti 11,122 2,10 21 Fida Ayu 12,729 1,65 22 Nur Khamidah 13,610 2,05 23 Nurul Fadhilah 14,740 2,00 24 Bekti Susanti 12,903 2,16 25 Siti Halimah 14,000 2,00 26 Amelia Susanti 11,063 2,51 27 Reni Agustina 13,000 2,55 28 Rika Fadhilah 10,903 2,50 29 Siti Ismailiyah 14,580 2,10 30 Melisa 11,381 2,35
Jumlah Total 354,035 79,66 Rata-rata 11,801 2,66
47
Lampiran 2
DATA LARI 60 M SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
No. Nama Siswa Skor 1 Vika Zubaidi 9,408 2 M. Agus Supriyanto 9,341 3 Asep Saefudin 10,000 4 Novan Ardiyanto 10,422 5 Ali Murtadho 10,590 6 Akhmad Syaefudin 10,408 7 M. Rizal 11,177 8 M. Ivan Prasetyo 10,110 9 Restu Illahi 11,367
10 Muhyidin 12,660 11 Fikri Munir 11,067 12 M. Farkhan Ibadi 11,870 13 Fahmi Akhkam 10,563 14 Rifkhan Saifudin 11,000 15 Aini Sakinah 14,930 16 Firda Mitasari 12,093 17 Fani Desi Amalia 14,000 18 Qonita Fitri Widyanti 10,268 19 Diana Lestari 12,730 20 Istiyanti 11,122 21 Fida Ayu 12,729 22 Nur Khamidah 13,610 23 Nurul Fadhilah 14,740 24 Bekti Susanti 12,903 25 Siti Halimah 14,000 26 Amelia Susanti 11,063 27 Reni Agustina 13,000 28 Rika Fadhilah 10,903 29 Siti Ismailiyah 14,580 30 Melisa 11,381
Jumlah Total 354,035 Rata-rata 11,801
48
Lampiran 3
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
LARI 60 M
1. Uji Validitas
Untuk menguji validitas tes digunakan rumus product moment dengan angka
kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut :
{ }))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
TABEL PERSIAPAN UJI VALIDITAS TES KECEPATAN BERLARI 60 M
No. TES (X) PRETES (Y) X2 Y2 XY 1 9,408 9,410 88,51 88,55 88,53 2 9,341 9,345 87,25 87,33 87,29 3 10,000 10,000 100,00 100,00 100,00 4 10,422 10,425 108,62 108,68 108,65 5 10,590 10,600 112,15 112,36 112,25 6 10,408 10,502 108,33 110,29 109,30 7 11,177 11,180 124,93 124,99 124,96 8 10,110 10,115 102,21 102,31 102,26 9 11,367 11,370 129,21 129,28 129,24 10 12,660 12,670 160,28 160,53 160,40 11 11,067 11,226 122,48 126,02 124,24 12 11,870 11,900 140,90 141,61 141,25 13 10,563 10,565 111,58 111,62 111,60 14 11,000 11,015 121,00 121,33 121,17 15 14,930 14,950 222,90 223,50 223,20 16 12,093 12,100 146,24 146,41 146,33 17 14,000 14,183 196,00 201,16 198,56 18 10,268 10,270 105,43 105,47 105,45 19 12,730 12,750 162,05 162,56 162,31 20 11,122 11,182 123,70 125,04 124,37 21 12,729 12,735 162,03 162,18 162,10 22 13,610 13,650 185,23 186,32 185,78 23 14,740 14,745 217,27 217,42 217,34 24 12,903 12,950 166,49 167,70 167,09 25 14,000 14,100 196,00 198,81 197,40 26 11,063 11,100 122,39 123,21 122,80 27 13,000 13,050 169,00 170,30 169,65 28 10,903 10,950 118,88 119,90 119,39 29 14,580 14,588 212,58 212,81 212,69 30 11,381 11,390 129,53 129,73 129,63 ∑ 354,035 355,016 4253,14 4277,43 4265,24
49
Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung validitas tes.
ΣX = 354,035 ΣX2 = 4253,14 ΣXY = 4265,24
ΣY = 355,016 ΣY2 = 4277,43 N = 30
Kemudian masukkan ke dalam rumus :
{ }))Y(YN)()X(XN(
)Y)(X(XYNr2222xy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
= { }))016,355(43,427730)()035,354(14,425330(
)016,355035,354(4265,243022 −−
−
xx
xx
= { })126036,4-128323)(125340,8-127594,3(
125688,1-127957,3
= { })2286,639)(2253,542(
2269,169
= 5153038
169,2269
= 2270,03
169,2269
= 0,999
Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel
pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30. Hasilnya ternyata 0,361 sehingga
rhitung = 0,999 > rtabel = 0,361. Dengan demikian, untuk tes lari 60 M adalah
valid.
2. Uji Reliabelitas
Untuk menghitung Uji Reliabilitas digunakan rumus :
21
21
21
21
11 r 1
r x 2
+=r
= 999,01999,02
+x
= 1.999621,999241
50
= 0,999
Dengan demikian instrument tes yang dilakukan reliabilitasnya
sangat tinggi karena berada diantara 0,91 – 1,00.
51
Lampiran 4
DATA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN
PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009
No. Nama Siswa Skor 1 Vika Zubaidi 3,30 2 M. Agus Supriyanto 3,65 3 Asep Saefudin 3,30 4 Novan Ardiyanto 3,05 5 Ali Murtadho 3,15 6 Akhmad Syaefudin 3,52 7 M. Rizal 3,00 8 M. Ivan Prasetyo 3,30 9 Restu Illahi 2,90
10 Muhyidin 2,80 11 Fikri Munir 3,10 12 M. Farkhan Ibadi 2,60 13 Fahmi Akhkam 2,90 14 Rifkhan Saifudin 3,30 15 Aini Sakinah 2,60 16 Firda Mitasari 2,57 17 Fani Desi Amalia 1,95 18 Qonita Fitri Widyanti 2,80 19 Diana Lestari 1,90 20 Istiyanti 2,10 21 Fida Ayu 1,65 22 Nur Khamidah 2,05 23 Nurul Fadhilah 2,00 24 Bekti Susanti 2,16 25 Siti Halimah 2,00 26 Amelia Susanti 2,51 27 Reni Agustina 2,55 28 Rika Fadhilah 2,50 29 Siti Ismailiyah 2,10 30 Melisa 2,35
Jumlah Total 79,66 Rata-rata 2,66
52
Lampiran 5
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
1. Uji Validitas
Untuk menguji validitas tes digunakan rumus product moment dengan angka kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut :
{ }))()()((
))((2222 YYNXXN
YXXYNrxyΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
TABEL PERSIAPAN UJI VALIDITAS TES LOMPAT JAUH GAYA
JONGKOK
No. TES (X) PRETES (Y) X2 Y2 XY1 3,30 3,25 10,89 10,56 10,732 3,65 3,60 13,32 12,96 13,143 3,30 3,00 10,89 9,00 9,904 3,05 3,00 9,30 9,00 9,155 3,15 3,00 9,92 9,00 9,456 3,52 3,45 12,39 11,90 12,147 3,00 2,85 9,00 8,12 8,558 3,30 3,15 10,89 9,92 10,409 2,90 2,40 8,41 5,76 6,9610 2,80 2,70 7,84 7,29 7,5611 3,10 2,60 9,61 6,76 8,0612 2,60 2,60 6,76 6,76 6,7613 2,90 2,80 8,41 7,84 8,1214 3,30 3,25 10,89 10,56 10,7315 2,60 2,50 6,76 6,25 6,5016 2,57 2,10 6,60 4,41 5,4017 1,95 1,70 3,80 2,89 3,3218 2,80 2,70 7,84 7,29 7,5619 1,90 1,75 3,61 3,06 3,3320 2,10 2,00 4,41 4,00 4,2021 1,65 1,65 2,72 2,72 2,7222 2,05 2,00 4,20 4,00 4,1023 2,00 2,00 4,00 4,00 4,0024 2,16 2,15 4,67 4,62 4,6425 2,00 2,00 4,00 4,00 4,0026 2,51 2,50 6,30 6,25 6,2827 2,55 2,55 6,50 6,50 6,5028 2,50 2,50 6,25 6,25 6,2529 2,10 2,00 4,41 4,00 4,2030 2,35 2,25 5,52 5,06 5,29∑ 79,66 76,00 220,13 200,76 209,92
53
Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung validitas tes.
ΣX = 79,66 ΣX2 = 220,13 ΣXY = 209,92
ΣY = 76,00 ΣY2 = 200,76 N = 30
Kemudian masukkan ke dalam rumus :
{ }))Y(YN)()X(XN(
)Y)(X(XYNr2222xy
Σ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
= { }))00,76(76,20030)()66,79(13,22030(
)00,7666,79(209,923022 −−
−
xx
xx
= { })5776-6022,65)(6345,72-6603,93(
6054,16-6297,53
= { })246,65)(258,21(
243,37
= 63688,58
37,243
= 252,366
37,243
= 0,964
Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel
pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30. Hasilnya ternyata 0,361 sehingga
rhitung = 0,964 > rtabel = 0,361. Dengan demikian, untuk tes lompat jauh gaya
jongkok adalah valid.
2. Uji Reliabelitas
Untuk menghitung Uji Reliabilitas digunakan rumus :
21
21
21
21
11 r 1
r x 2
+=r
= 964,01964,02
+x
54
= 1,9643341,928667
= 0,982 Dengan demikian instrument tes yang dilakukan reliabilitasnya
sangat tinggi karena berada diantara 0,91 – 1,00.
55
Lampiran 6
DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN
LARI 60 M
No. Nama Tugas
1. Bapak Mugimin Starter
2. Ibu Endang Sri Kuwati Pemanggil Anak
3. Ibu Umi Kosidah Pencatat Waktu
4. Ibu Nuratmi Timers (Pengambil Waktu)
5. Ibu Ana Timers (Pengambil Waktu)
6. Bapak Darto Timers (Pengambil Waktu)
7. Bapak Tri Hadiyanto Dokumentasi
56
Lampiran 7
DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN
LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
No. Nama Tugas
1. Ibu Endang Sri Kuwati Pemanggil Anak
2. Ibu Umi Kosidah Pencatat Hasil
3. Bapak Darto Pengukur Jarak
4. Bapak Mugimin Mengatur Anak
57
Lampiran 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pemanasan Sebelum Tes Dilaksanakan
Pemanasan Sebelum Tes Dilaksanakan
58
Melakukan Tes Berlari 60 M
Melakukan Tes Berlari 60 M
59
Melakukan Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok
Melakukan Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok
top related