hubungan keterampilan guru dalam ... suasana di dalam kelas. siswa yang duduk di belakang, selalu...
Post on 29-Apr-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD DI KECAMATAN
WANAREJA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Muhammad Rizal
NIM. 09105241039
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
APRIL 2015
ii
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Hubungan Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas
dengan Prestasi Belajar Siswa SD di Kecamatan Wanareja“ yang disusun oleh
Muhammad Rizal, NIM. 09105241039 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
diujikan.
Yogyakarta, Maret 2015
Pembimbing I Pembimbing II
Dr, Haryanto, M. Pd. Eko Budi Prasetyo, M. Pd.
NIP.196009021987021001 NIP.19621028 198803 1 002
iii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Yogyakarta, 16 April 2015
Yang Menyatakan,
Muhammad Rizal
NIM. 09105241039
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dan judul “HUBUNGAN KETERAMPILAN GURU DALAM
MENGELOLA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD DI KECAMATAN
WANAREJA “ yang disusun oleh Muhammad Rizal, NIM. 09105241039 telah
dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta, tanggal 09 April 2015 dan dinyatakan lulus.
DEWAN PENGUJI
Nama
Jabatan TandaTangan Tanggal
Dr. Haryanto, M. Pd Ketua Penguji …………
………
Suyantiningsih, M. Ed Sekertaris …………
………
Dr. Ali Mustadi, M. Pd Penguji Utama …………
………
Eko Budi Prasetyo, M. Pd Penguji Pendamping …………
………
Yogyakarta,
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,
Dr. Haryanto, M. Pd.
NIP. 19600902 198702 1 001
v
MOTTO
Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi kita bisa mengubah masa depan dengan
belajar dari masa lalu
(Muhamad Rizal)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Tugiyo Yusuf dan Ibu Isrowiyah, tercinta motivator terbesar dalam
hidupku yang tak pernah lelah mendo’akanku setiap saat dan menyayangiku,
atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini.
2. Kakak-Kakakku Mas Anas, Mba Lengga, Mba Ari, A Asep, Mba Evi, dan
Adiku Hudan Hanafi, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama
kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak
akan bisa tergantikan.
3. Juwita Angellia Maharani, terima kasih atas sayang, perhatian, dan
kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini, semoga engkau pilihan yang terbaik buatku
dan masa depanku. Terima kasih “sayang”
vii
HUBUNGAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD DI KECAMATAN
WANAREJA
Oleh:
Muhammad Rizal
NIM. 09105241039
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan
guru dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Guru kelas di kecamatan Wanareja yang berjumlah 365 Guru. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling, sebanyak 40
guru yang terdiri dari 32 guru berstatus PNS dan 8 guru berstatus wiyata bakti.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
kelas dengan angket, dan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dengan analisis
dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi
sederhana satu prediktor.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
Terdapat hubungan antara keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan
prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja. Uji keberartian koefisien korelasi
tersebut dilakukan dengan cara mengonsultasi harga r hitung dengan r tabel, pada α =
5% dengan N = 40 diperoleh r tabel sebesar 0.304. Karena koefisien korelasi antara
rx.y = 0.851 > r(0.05)(40) = 0.304, berarti koefisien korelasi tersebut signifikan.
Kata kunci: keterampilan guru, pengelolaan kelas, prestasi belajar
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas kasih
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir Skripsi dan judul “Hubungan
Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas dengan Prestasi Belajar Siswa SD di
Kecamatan Wanareja“ yang disusun oleh Muhammad Rizal dapat diselesaikan
dan lancar.
Selesainya penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd, M.A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar
di Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Bapak, Dr. Haryanto, M. Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
sekaligus sebagai pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dengan
penuh kesabaran dan ketelitian.
3. Bapak Dr. Sugeng Bayu Wahono, M. Si selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Eko Budi Prasetyo, M. Pd, selaku pembimbing II dalam penyusunan
skripsi ini, yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan
ketelitian.
5. Seluruh dosen dan staf jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan yang
telah memberikan ilmu dan informasi yang bermanfaat.
6. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa mengirimkan doa untuk penulis.
ix
7. Guru-guru Sekolah Dasar di Kecamatan Wanareja
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat untuk
semua. Amin.
Yogyakarta, 16 April 2015
Penulis,
x
DAFTAR ISI
hal.
HALAMAN JUDUL .........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iv
MOTTO .............................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................5
C. Pembatasan Masalah .....................................................................................5
D. Perumusan Masalah .....................................................................................5
E. Tujuan Penelitian ..........................................................................................5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori ..............................................................................................7
1. Pengelolaan Kelas ...................................................................................7
2. Tujuan Pengelolaan Kelas .......................................................................12
3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas ..........................................................14
4. Komponen Pengelolaan Kelas ................................................................16
5. Keterampilan Mengelola Kelas ...............................................................19
xi
6. Pengelolaan Kelas yang Efektif ..............................................................21
7. Kegiatan Pengelolaan Kelas ....................................................................22
8. Prestasi Belajar ........................................................................................26
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa ....................29
10. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar ........................................................30
B. Penelitiaan yang Relevan ..............................................................................32
C. Kerangka Berpikir .........................................................................................33
D. HipotesisPenelitian ........................................................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..........................................................................................35
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................................35
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................36
D. Teknik dan Instrumen ...................................................................................37
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian ..............................................................................43
B. Hasil Analisis Data ........................................................................................45
C. Pembahasan ...................................................................................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................................51
B. Implikasi Hasil Penelitian ............................................................................51
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................51
D. Saran .............................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................53
LAMPIRAN .......................................................................................................55
xii
DAFTAR TABEL
hal.
Tabel 1. Kisi-Kisi Penyusunan Angket.. ..........................................................39
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas.. ....................................................45
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Linieritas Hubungan.. ........................................46
Tabel 4. Koefisien Korelasi Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas (X)
dengan Prestasi Belajar Siswa (Y)......................................................47
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal.
Gambar 1. Bagan Kegiatan Pengelolaan Kelas..................................................23
Gambar 2. Desain Tempat Duduk ......................................................................26
Gambar 3. Bagan Kerangka Berfikir .................................................................34
Gambar 4. Grafik Deskripsi Status Guru ............................................................43
Gambar 5. Grafik Deskripsi Keterampilan Mengelola Kelas .............................44
Gambar 6. Grafik Deskripsi Prestasi Belajar Siswa............................................44
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
hal.
Lampiran 1. Angket ..........................................................................................57
Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas Angket .................................................61
Lampiran 3. Uji Normalitas ..............................................................................65
Lampiran 4. Uji Linieritas .................................................................................67
Lampiran 5. Uji Regresi Korelasi ....................................................................69
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ................................................................72
Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian .....................................................................76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu
semakin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini,
maka muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya
bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas, salah satunya cara yang ditempuh adalah
melalui peningkatan mutu pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan
kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. Aktivitas
dalam mendidik merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan dan ada sesuatu
yang hendak dicapai dalam pekerjaan tersebut, maka dalam setiap
pelaksanaanya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap
jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem
pendidikan yang terintegral.
Namun pendidikan di Indonesia saat ini tidak lepas dari berbagai
permasalahan, diantaranya masih minimnya sarana-prasarana sekolah,
rendahnya kualitas guru, kesempatan pemerataan pendidikan, relevansi
pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan hingga
menurunnya mutu pendidikan.
Pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar
mutu pendidikan meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum,
2
penataran bagi guru-guru, penyempurnaan buku-buku pelajaran dan
penambahan alat peraga. Namun demikian mutu yang dicapai belum seperti
apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak ada
artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua siswa, siswa dan masyarakat
yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan
belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang
baik. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui
proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui
nilai yang diberikan oleh guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari
oleh peserta didik.
Setiap orang pasti mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik
orang tua, siswa dan lebih-lebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar
yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa
dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya eksplorasi baik
fisik maupun psikis.
Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah, banyak
faktor yang mempengaruhi. Diantara faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa adalah: faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari dalam diri
anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan
sebagainya. Faktor itu berwujud juga sebagai kebutuhan dari anak serta faktor
eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri anak, seperti kebersihan
rumah, udara, iklim sekolah, keluarga, masyarakat, teman, guru, media,
3
sarana dan pra sarana belajar. Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa terdapat faktor utama yang sangat berpengaruh dalam
keberhasilan pembelajaran dan berdampak pada prestasi belajar siswa yaitu
keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar
mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya profesionalisme guru
harus diperhatikan.
Salah satu indikator bahwa seorang guru dapat dikatakan profesional
adalah memiliki kemampuan dalam mengelola kelas, yaitu usaha guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar mengajar yang optimal serta
mengembalikannya ketika terjadi gangguan agar tujuan pembelajaran
tercapai. Sebagai manajer guru bertanggung jawab memelihara lingkungan
fisik kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan
atau membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelas.
Menurut Djamarah dan Zain (2010:173), pengelolaan kelas
merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa
sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efesien dan
memungkinkan mereka dapat belajar.
Oleh sebab itu, pengelolaan kelas merupakan kegiatan yang
diperlukan agar peserta didik merasa aman, nyaman dan senang berada di
sekolah dan tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar
yang akan dicapai oleh siswa.
4
Pada kenyataannya, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah
peneliti lakukan pada 10 Desember 2013 di beberapa sekolah dasar di
kecamatan Wanareja, terlihat masih jarang guru-guru melakukan pengelolaan
kelas yang bervariasi. Tata ruang yang masih biasa, membuat siswa bosan
dengan suasana di dalam kelas. Siswa yang duduk di belakang, selalu akan
duduk dibelakang jika guru tidak memberikan instruksi untuk maju kedepan.
Suasana kelas yang selalu sama, membuat motivasi belajar siswa akan
menurun. Peningkatan prestasi belajar juga tidak terlalu signifikan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya penurunan angka kelulusan yang cukup signifikan.
Data yang diperoleh dari DISDIKPORA Kecamatan Wanareja tingkat
kelulusan menurun dari 99,51% pada tahun 2010 menurun hingga 93,34%
tahun 2011 dan 89,18% pada tahun 2012.
Dengan melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dipandang
sebagai suatu usaha yang sangat penting untuk menciptakan suasana belajar
yang kondusif. Guru di tuntut untuk dapat mengelola kelasnya agar minat
siswa dalam belajar semakin tinggi sehingga prestasi belajar siswa
meningkat. Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya
ilmiah berupa skripsi dengan judul “HUBUNGAN KETERAMPILAN
GURU DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA SD DI KECAMATAN WANAREJA”
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat penulis rumuskan
permasalahan pokok yang dikaji dalam skripsi ini, rumusan masalah tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya keterampilan guru dalam mengelola kelas di Kecamatan
Wanareja.
2. Rendahnya prestasi belajar siswa di Kecamatan Wanareja.
3. Minimnya sarana dan pra-sarana sekolah di Kecamatan Wanareja.
4. Rendahnya minat belajar siswa di Kecamatan Wanareja.
5. Rendahnya motivasi belajar siswa di Kecamatan Wanareja.
C. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini pada:
1. Rendahnya keterampilan guru dalam mengelola kelas di Kecamatan
Wanareja .
2. Rendahnya prestasi belajar siswa di Kecamatan Wanareja.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan “Apakah ada hubungan antara keterampilan guru dalam
mengelola kelas guru dengan prestasi belajar siswa SD?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa SD di
Kecamatan Wanareja.
6
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Guru, yaitu sebagai umpan balik terhadap kemampuan
mengelola kelas yang dimilikinya agar lebih ditingkatkan lagi
kemampuan tersebut untuk proses pelajaran yang berorientasi pada
siswa.
2. Bagi Kepala sekolah, yaitu sebagai masukan terhadap kemampuan
mengelola kelas yang dimiliki seorang guru sehingga akan lebih
ditingkatkan lagi pembinaan serta pengawasan terhadap kinerja guru
tersebut.
3. Bagi peneliti dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang
sangat berarti terutama dalam hal penelitian.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengelolaan Kelas
Dalam proses pembelajaran di kelas yang sangat urgen untuk
dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan
kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kondisi belajar yang baik
diharapkan proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik pula.
Proses pembelajaran yang baik akan meminimalkan kemungkinan
terjadinya kegagalan serta kesalahan dalam pembelajaran. Maka dari itu
penting sekali bagi seorang guru memiliki kemampuan menciptakan
kondisi belajar mengajar yang baik dan untuk mencapai tingkat efektivitas
yang optimal dalam kegiatan instruksional kemampuan pengelolaan kelas
merupakan salah satu faktor yang juga harus dikuasai oleh seorang guru, di
samping faktor - faktor lainnya. Kemampuan tersebut yang kemudian
disebut dengan kemampuan mengelola kelas.
Sebelum memberikan pengertian tentang pengelolaan kelas
berikut ini adalah pengertian tentang kelas yang dikemukakan oleh
Purnomo (2005: 3), bahwa "Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan
fisik) dan rombongan belajar (lingkungan emosional)". Lingkungan fisik
meliputi : (1) ruangan, (2) keindahan kelas, (3) pengaturan tempat duduk,
(4) pengaturan sarana dan alat pengajaran, (5) ventilasi dan pengaturan
cahaya. Sedangkan lingkungan sosio-emosional meliputi: (1) tipe
8
kepemimpinan guru, (2) sikap guru, (3) suara guru, (4) pembinaan
hubungan yang baik.
Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang
bersifat statis dan pasif, namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi
antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Ciri utama kelas adalah
pada aktivitasnya untuk dapat menjalankan aktivitas atau kegiatan
pembelajaran yang dinamis perlu adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas
baik dan terencana. Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya
berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang
jelas, menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana,
dan evaluasi yang tepat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah
keberhasilan guru dalam mencegah timbulnya perilaku subyek didik yang
mengganggu jalannya proses belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan
kemampuan mengelolanya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 470), istilah
pengelolaan diartikan dengan "penyelenggaraan, pengurusan". Sedangkan
yang dimaksud dengan kelas adalah "tingkat, ruang tempat belajar di
sekolah". Dengan kata lain pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat
sebagai suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana
dilakukan kegiatan belajar mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut
pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Usman (2004: 97),
bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
9
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar".
Hadari Nawawi (1991), menyatakan bahwa pengelolaan kelas
adalah kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas, berupa
pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap program untuk
melakukan kegiatan-kegiatan proaktif dan terarah, sehingga waktu dan
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan
kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan
perkembangan siswa.
Hamid Darmadi (2004: 6) menyatakan bahwa pengelolaan kelas
adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku siswa
yang diinginkan, mengulang atau meniadakan tingkah laku yang tidak
diinginkan, dengan hubungan-hubungan interpersonal dan iklim sosio-
emosional yang positif serta mengembangkan dan mempermudah
organisasi kelas yang efektif.
Lois V. Jhonson dan Mary A. Bany dalam bukunya classroom
Management (diikhtiarkan oleh: Made Pidarta) menyatakan mengenai
pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Berdasarkan pandangan lama, pengelolaan kelas adalah
mempertahankan ketertiban kelas.
2. Berdasarkan konsepsi modern, pengelolaan kelas adalah proses
seleksi yang menggunakan alat-alat yang tetap problem dan
situasi kelas. Guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan
memelihara sistem/organisasi kelas, sehingga individu dapat
memanfaatkan kemampuan dan bakat inerginya pada tugas-tugas
individual.
10
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan (Suharsimi Arikunto, 1996). Disini guru
sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar dituntut untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif agar tujuan dari kegiatan
belajar guru tersebut dapat tercapai.
Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan
oleh para ahli di atas, dapatlah memberi suatu gambaran serta pemahaman
yang jelas bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu usaha menyiapkan
kondisi yang optimal agar proses atau kegiatan belajar mengajar dapat
berlangsung secara lancar. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang
amat kompleks dan seorang guru menggunakannya untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dari beberapa definisi diatas, masing-masing mempunyai asumsi
yang berbeda-beda. Para ahli menggabungkan beberapa dimensi itu
menjadi definisi yang bersifat pluralistik, yaitu bahwa pengelolaan kelas
sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkah laku peserta
didik yang diinginkan, menghubungkan interpersonal dan iklim sosio
emosional yang positif serta mengembangkan dan mempertahankan
organisasi kelas yang efektif.
11
Berdasarkan uraian di atas, maka fungsi pengelolaan kelas sangat
mendasar sekali karena kegiatan guru dalam mengelola kelas meliputi
kegiatan mengelola tingkah laku peserta didik dalam kelas, menciptakan
iklim sosio emosional dan mengelola proses kelompok, sehingga
keberhasilan guru dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan,
indikatornya proses belajar mengajar berlangsung secara efektif. Inti
kegiatan suatu sekolah atau kelas adalah proses belajar mengajar (PBM).
Kualitas belajar peserta didik serta para lulusan banyak ditentukan oleh
keberhasilan pelaksanaan PBM tersebut atau dengan kata lain banyak
ditentukan oleh fungsi dan peran guru.
Berdasarkan beberapa definisi diatas bahwa efektifitas
pengelolaan kelas adalah tingkat tercapainya tujuan dari pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang
dilakukan guru dalam upaya menciptakan kondisi kelas adalah melakukan
komunikasi dan hubungan interpersonal antara guru peserta didik secara
timbal balik dan efektif, selain melakukan perencanaan atau persiapan
mengajar.
Guru sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai
peranan yang strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan di kelas, orang yang akan mengimplementasikan
kegiatan yang direncanakan dengan subjek dan objek peserta didik, orang
menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang akan
digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas, dan guru pula yang akan
12
menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan
yang muncul, maka dengan beberapa pendekatan-pendekatan yang
dikemukakan, akan sangat membantu guru dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya.
Guru dalam melakukan tugas mengajar di suatu kelas, perlu
merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang bagaimana yang
perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar
peserta didik serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut.
Menyusun strategi untuk mengantisipasi apabila hambatan dan tantangan
muncul agar proses belajar mengajar tetap dapat berjalan dan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Pengelolaan kelas akan
menjadi sederhana untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja
yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional
akan sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya.
Dengan demikian pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari
motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat
sejauh mana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas,
sedangkan dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan
dalam pengelolaan kelas akan mengoptimalkan dan memaksimalkan
keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung pada
tujuan pendidikan dan secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah
13
penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik
sehingga subyek didik terhindar dari permasalahan mengganggu seperti
peserta didik mengantuk, enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk
kelas, mengajukan pertanyaan aneh dan lain sebagainya.
Tujuan diadakannya pengelolaan kelas menurut Djauzak Ahmad
(1992:2) adalah:
1. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang
sosial, ekonomi, keluarga, budaya, dan sifat-sifat dirinya.
2. Menciptakan situasi dan kondisi kelas, sebagai kelompok belajar
dan lingkungan belajar agar siswa dapat mengembangkan
kemampuannya seoptimal mungkin.
3. Menghilangkan berbagai hambatan belajar, dan interaksi antara
guru-siswa dan siswa-siswa.
4. Menyediakan dan mengatur fasilitas, alat-alat media belajar dan
ruang belajar, serta siswa dalam belajar.
Tujuan pengelolaan kelas menurut sudirman (dalam Djamarah
2006) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan
pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam
kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan sosial, emosial, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan
peserta didik belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang
memberi kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual,
emosional,dan sikap serta apresiasi pada peserta didik. Sedangkan
Arikunto (dalam Djamarah 2006) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
14
Dari pendapat ahli, dapat disimpulkan tujuan pengelolaan kelas
adalah menciptakan suasana kelas yang nyaman agar terhindar dari hal
yang mengganggu, sehingga tercapai tujuan pengajaran yang kondusif,
efektif, dan efisien.
3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip pengelolaan kelas disini
adalah hal-hal yang dapat dijadikan pedoman atau pegangan guru di dalam
mengelola, agar menjadi terarah dan efisien. Dalam rangka memperkecil
masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan
kelas dapat dipergunakan menurut Moh. Uzer Usman (2004: 97-98), yaitu:
1. Kehangatan dan Keantusiasan
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar
mengajar. Guru yang menunjukkan antusias pada tugas dan
aktifitas siswanya akan berhasil dalam mengimplementasikan
pengelolaan kelas.
2. Tantangan
Perhatian dan minat belajar siswa akan terjaga dengan
penggunaan kata-kata atau tindakan yang menantang. Tindakan
yang dilakukan guru tersebut dapat mengurangi munculnya
tingkah laku yang menyimpang.
3. Bervariasi
Pengunaan media belajar dan strategi pembelajaran yang
bervariasisiswa akan mengurangi munculnya gangguan,
15
Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan diatas
merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang
efektif.
4. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk dapat mengubah
strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya
gangguan siswa, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya
gangguan siswa seperti keributan siswa, tidak mengerjakan tugas,
dan lain sebagainya.
5. Penekanan Pada Hal-Hal Positif
Penekanan hal-hal yang positif yaitu, penekanan yang
dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif dari pada
menegur tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan
kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat
mengganggu proses belajar mengajar.
6. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah siswa dapat
mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya
selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri
dan guru sendiri hendaknnya menjalani teladan mengenai
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggungjawab. Jadi guru
16
harus disiplin dalam segala hal bila ingin siswanya ikut
berdisiplin dalam segala hal.
Dalam penelitian ini peneliti fokus pada keakraban guru, pola
interaksi, dan kevariasian dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip pengelolaan
kelas ini merupakan konsep-konsep yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kelas.
4. Komponen Pengelolaan kelas
Terdapat dua komponen utama mengenai mengelola kelas yang
perlu diperhatikan oleh guru menurut Isjoni (2012), yakni:
1. Keterampilan yang bersifat preventif, yakni keterampilan
menciptakan dan memelihara kondisi belajar optimal guna
menghindari terjadinya situasi yang tidak menguntungkan atau
mengganggu proses belajar mengajar. Dalam mengembangkan
keterampilan mengelola kelas yang bersifat preventif, guru dapat
menggunakan kemampuannya dengan cara:
a) Menunjukan sikap tanggap. Dalam tugasnya mengajar, guru
harus terlibat secara fisik maupun mental dalam arti guru
selalu memiliki waktu untuk semua perilaku siswa, baik
peserta didik yang menunjukan perlaku positif maupun
perlaku negatif. Sikap tanggap itu dapat dilakukan dengan
17
cara memandang secara seksama, gerak mendekati, memberi
pernyataan.
b) Membagi perhatian. Guru harus mampu membagi
perhatiannya ke semua siswa secara bersamaan, perhatian itu
dapat bersifat visual maupun bersifat verbal. Perhatian
bersifat visual misalnya guru dapat mengubah pandangannya
dalam memperhatikan kegiatan pertama, sehingga dapat
melirik ke kegiatan kedua, tanpa kehilangan perhatian pada
kegiatan pertama. Kontak pandang ini dapat dilakukan
terhadap kelompok siswa atau individu. Perhatian bersifat
verbal misalnya member komentar, penjelasan, pernyataan
dan sebagainya terhadap aktifitas siswa pertama, sementara ia
memimpin dan terlibat pada aktifitas siswa yang lain.
c) Menyiagakan waktu. Dalam menyiagakan waktu guru
memusatkan perhatian siswanya pada satu tugas dengan
maksud agar siswanya terlibat dalam tugas itu dan
menghindari penyimpangan perhatian siswa.
d) Menuntut tanggung jawab siswa. Guru harus menuntut
tanggung jawab siswanya dengan cara mengecek tugas-tugas
yang diberikan pada siswanya. Dengan cara ini siswa merasa
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas yang
diberikan oleh gurunya.
18
e) Memberi petunjuk yang jelas. Petunjuk ini dapat dilakukan
untuk materi yang disampaikan, tugas yang diberikan dan
perilaku-perilaku siswa lainnya yang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung pada pelajaran.
f) Menegur. Tegurlah siswa bila mereka menunjukkan perilaku
yang mengganggu atau menyimpang. Sampaikan teguran itu
dengan tegas dan jelas tertuju pada perilaku yang
mengganggu, menghindari ejekan dan peringatan yang kasar
dan menyakitkan.
g) Memberi penguatan. Perilaku siswa yang baik positif maupun
yang negatif perlu memperoleh penguatan. Perilaku positif
diberikan penguatan agar perilaku tersebut muncul kembali.
Perilaku negatif diberikan penguatan dengan cara member
teguran atau hukuman agar perilaku tersebut tidak terjadi
kembali.
2. Keterampilan yang bersifat represif, yakni keterampilan
mengembalikan kondisi belajar mengajar yang tidak menentu ke
dalam kondisi belajar yang efektif. Dalam mengembangkan
keterampilan mengelola kelas yang bersifat represif, guru dapat
menggunakan kemampuannya dengan cara :
a) memodifikasi tingkah laku. Perilaku siswa yang mengganggu
dianalisis kemudian dilakukan langkah-langkah untuk
19
remedial. dalam hal ini guru dapat bekerja sama dengan guru
Bimbingan Konseling (BK), orang tua, atau guru lainya.
b) Pengelolaan kelompok. Dalam menangani masalah
pengelolaan kelas, guru dapat memanfaatkan pendekatan
pemecahan masalah kelompok. Pendekatan ini dapat
dilakukan dengan cara memperlancar tugas-tugas dan
memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
c) menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah. Guru dapat melaksanakan beberapa
cara untuk mengendalikan tingkah laku mengganggu yang
muncul yaitu: pertama menyadari sebab-sebab perilaku itu
muncul, dan kedua menemukan pemecahannya.
5. Ketrampilan Mengelola Kelas
Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya berkaitan
langsung dengan proses belajar mengajar, misalnya tujuan yang jelas,
menguasai materi, pemilihan metode yang tepat, penggunaan sarana, dan
evaluasi yang tepat. Hal ini yang tidak kalah pentingnya adalah
keberhasilan guru dalam mencegah timbul perilaku subyek didik yang
mengganggu jalannya proses belajar mengajar, kondisi fisik belajar dan
kemampuan mengelolanya.
Oleh sebab itu kegiatan guru dapat dibagi menjadi dua yaitu
kegiatan pengelolaan pengajaran dan kegiatan pengelolaan kelas. Tujuan
20
pengajaran yang tidak jelas, materi yang terlalu mudah atau terlalu sulit,
urutan materi tidak sistematis, alat pembelajaran tidak tersedia, merupakan
contoh masalah pembelajaran. Sedangkan subyek pendidik mengantuk,
enggan mengerjakan tugas, terlambat masuk kelas, mengganggu teman
lain, Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang mengaktifkan sisa
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Aksesbilitas : siswa mudah menjangkau alat dan sumber belajar.
2. Mobilitas : siswa dengan guru mudah bergerak dari satu bagian ke
bagian lain.
3. Interaksi : memudahkan terjadi interaksi antara diri siswa maupun
antar siswa.
4. Variasi kerja siswa : memungkinkan siswa bekerja secara
perorangan, berpasangan atau kelompok.
mengajukan pertanyaan aneh, tempat duduk banyak kutu busu,
ruang kelas kotor, merupakan contoh masalah pengelolaan kelas. Dan
penanggulangan nya seorang guru harus dapat memberikan bimbingan
sebab ini secara psikologis akan menarik keterlibatan siswa. Guru bisa
memulainya dengan apa yang disukai siswa, bagaimana cara berpikir
mereka dan bagaimana mereka menyikapi hal-hal yang terjadi dalam
kehidupan mereka.
Pada intinya ketrampilan guru dalam mengelola kelas sangat
bergantung pada kemampuannya menganalisis masalah kelas yang
21
dihadapinya jika guru tepat dalam mengelola kelas maka proses belajar
mengajar akan efektif.
6. Pengelolaan Kelas yang Efektif
Bila kelas diberikan batasan sebagai sekelompok orang yang
belajar bersama, yang mendapatkan pengajaran dari guru, maka di
dalamnya terdapat orang-orang yang melakukan kegiatan belajar dengan
karakteristik mereka masing-masing yang berbeda dari yang satu dengan
yang lainnya.
Perbedaan ini perlu guru pahami agar mudah dalam melakukan
pengelolaan kelas secara efektif. Menurut Syaiful Bahri (2005: 214) Untuk
mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan
tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu
tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
c. Kelompok mempunyai prilaku sendiri yang berbeda dengan prilaku
masing-masing individu dalam kelompok itu. Kelompok
mempengaruhi individu-individu dalam hal bagaimana mereka
memandang dirinya masing-masing dan bagaimana belajar.
d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-
anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam
membimbing mereka di kelas di kala belajar.
22
e. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru
dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara
kelompok, makin puas anggota-anggota di dalam kelas
f. Struktur kelompok, pola komunisi, dan kesatuan kelompok
ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik
pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau
bermusuhan.
Pengelolaan kelas yang efektif guru sering melibatkan dan
memperhatikan isyarat siswa, memfasilitasi transisi yang efektif antara
tahapan yang berbeda antar kelas, pengaturan dan memelihara catatan
murid yang baik. mengembangkan dan menggunakan pengelolaan kelas
yang efektif, dapat membantu siswa merasa nyaman, aman, dihormati,
menantang, dan mengarah ke pemberdayaan siswa.
7. Kegiatan Pengelolaan Kelas
kegiatan pengelolaan kelas meliputi dua kegiatan yang secara
garis besar terdiri dari:
a. Pengaturan Subyek Belajar
Pengaturan subyek belajar adalah bagaimana mengatur dan
menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi
intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan
kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang
sesuai dengan minat dan keinginannya.
b. Pengaturan Fasilitas
Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan
siswa, sehingga seluruh siswa terfasilitasi dalam aktifitasnya
di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk
meningkatkan efektifitas belajar siswa sehingga siswa merasa
senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik (Ade
Rukmana, 2006: 33).
23
Untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas
dapat dilihat di bagan!.
Gambar 1. Bagan Kegiatan Pengelolaan Kelas
Menurut Muhammad Sholeh Hamid, S. Pd dalam bukunya
Metode Edutaiment tahun 2011, pengaturan bangku mempunyai peranan
penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku dapat
dilakukan secara fleksibel dengan memposisikan sedemikian rupa, sesuai
dengan kebutuhan pengajaran yang efektif dan efisien. Hal yang dilakukan
agar semua siswa mampu menangkap pelajaran yang diberikan dengan
merata, seksama, menarik, tidak monoton, dan mempunyai sudut pandang
bervariasi terhadap pelajaran yang tengah diikuti.
Sebagaimana diketahui kemampuan siswa tidak sama. Ada yang
cepat untuk menangkap materi dan ada yang agak lambat, bahkan adayang
sangat lambat. Karena itu, perlu ada sebuah setrategi jitu untuk
menyeimbangkan masalah ini. Salah satu strategi yang bisa dilakukan
Kegiatan Pengelolaan Kelas
Mengatur Orang (kondisi
emosional
Tingkah laku
Kedisiplinan
Minat/perhatian
Gairah belajar
Dinamika kelompok
Mengatur Fasilitas Belajar-
Mengajar (kondisi fisik)
Ventilasi
Pencahayaan
Kenyamanan
Letak duduk
Penempatan siswa
24
adalah mengatur kapan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan,
atau klasikal.
Pengaturan bangku tersebut dapat dilakukan untuk memenuhi
empat tujuan pembelajaran, yakni aksebilitas yang membuat siswa mudah
menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia, mobilitas yang
membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain
dalam kelas, interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antar
guru, siswa, maupun antar siswa, dan bervariasi kerja siswa yang
memungkinkan siswa bekerja secara perorangan, berpasangan, atau
kelompok.
Pengaturan bangku kelas tentu menjadi alternatif menarik bagi
terciptanya konsep edutainment dalam pembelajaran. Dengan variasi
tempat duduk sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dinamisnya gerak
siswa dan guru dalam ruangan kelas, tentu saja siswa akan merasakan
kenyamanan, sehingga ia akan mudah menyerap pembelajaran dengan
baik.
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam,
ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu
tempat yang diduduki oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk
siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun
sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk
diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.
25
Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk yang biasa
digunakan di dalam kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk setengah
lingkaran, berhadapan, dan sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk
berjejer kebelakang digunakandalam kelas dengan metode belajar
ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat menggunakan posisi setengah
lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif penataan tempat duduk
dengan metode kerja kelompok atau bahkan bentuk pembelajaran
kooperatif, maka menurut Lie (2007: 52) ada beberapa model penataan
bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya
seperti:
Meja tapal kuda, siswa bekelompok di ujung meja
Penataan tapal kuda, siswa dalam satu kelompok ditempatkan
berdekatan
Meja Panjang
Meja Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan
Meja berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja
26
Gambar 2. Desain tempat duduk
Dari kutipan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, salah satu
jenis pengelolaan kelas yaitu pengaturan bangku, siswa dapat merasakan
kenyamanan dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa, sehingga
prestasi belajar ikut meningkat.
8. Prestasi Belajar
Dalam buku Kamus Besar Indonesia prestasi adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dalam tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Sedangkan dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dinyatakan
bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil yang
menyenangkann hati yang diperoleh dengan keuletan bekerja (J. S.
Badudu, 2003: 258).
27
Dari dua pengertian di atas mengenai prestasi, meskipun ada
perbedaan dari sisi redaksi, namun pada intinya tetaplah sama yaitu hasil
usaha atau perolehan yang diraih dengan cara bekerja dalam hal ini belajar
yang ditunjukkan dengan nilai baik itu berupa angka maupun huruf dan
dapat menyenangkan hati.
Sebagian besar dari proses perkembangan berlangsung melalui
kegiatan belajar. Belajar yang disadari atau tidak, sederhana atau
kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau
dari media elektronika, belajar di sekolah, di rumah, di lingkungan kerja
atau di masyarakat (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 155).
Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses
perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu (yang),
terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu
harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya
terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behaviour)
tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang
(potential behaviour). Hal ini yang perlu diperhatikan ialah bahwa
perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman (Irwanto,
1996: 105).
Secara umum, belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi
seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dalam
perspektif psikologi pendidikan, belajar mendefinisikan sebagai suatu
perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai
dari sebuah pengalaman (Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, 2006: 75).
Menurut Alisuf Sabri (1996: 60) belajar ialah proses perubahan
tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah
28
laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau
memperbaiki/meningkatkan perilaku yang ada.
Menurut W. S. Winkel (1999: 53) belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
aktivitas psikis/mental yang menimbulkan perubahan dalam segala
perilaku individu yang relatif menetap yang tidak hanya terjadi pada masa
sekarang saja tetapi bisa pada masa mendatang baik melalui latihan
ataupun pengalaman.
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang diraih seseorang selama
dan sesudah ia mengalami prose belajar (W.S. Winkel, 1999: 52).
Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro (2006: 43) prestasi belajar
ialah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Penulis dapat menyimpulkan mengenai prestasi belajar dari yang
dikemukakan di atas bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang itu
tidak hanya berkutat pada nilai yang terbentuk angka-angka saja, akan
tetapi lebih dari itu yakni menciptakan perubahan-perubahan perilaku
individu ke arah yang lebih baik, baik itu selama dan sesudah ia mengikuti
proses belajar.
29
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Alisuf Sabri (1996: 60) membagi faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar menjadi dua bagian yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekternal) terdiri
dari faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa faktor
fisiologis dan faktor psikologis. Berikut ini adalah masing-masing
penjabaran dari kedua faktor tersebut yaitu:
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti:
keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam),
tempat letak gedung sekolah dan sebagainya.
Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan
represantasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses
dan hasil belajar siswa.
b. Faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,
sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan
kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang
digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
30
c. Faktor Kondisi Internal Siswa
Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada
dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis
siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan
dan pendengaran.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti: kemampuan persepsi,
ingatan, berpikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan
appersepsi) yang dimiliki siswa.
10. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang
diharapkan dapat tercapai setelah seseorang belajar. Menurut Ahmad
Tafsir (2007: 78-79) hasil/prestasi belajar terbagi menjadi dua standar,
yaitu standar absolut dan standar relatif. Standar absolut digunakan untuk
menyatakan tingkat penguasaan bahan pengajaran atau tujuan pengajaran
oleh siswa sedangkan standar relatif menggambar kemampuan siswa
dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompok.
Sementara Good dan Brophy (Hamzah B. Uno, 2008: 15)
menyatakan bahwa prestasi belajar siswa tampak pada penguasaan pola
tanggapan baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan (skill),
31
kebiasaan (habit), sikap dan pendirian (attitude), kemampuan (ability),
pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), emosi
(emosional), apresiasi (appreciation), jasmani dan etika atau budi pekerti,
serta hubungan sosial.
Adapun menurut Benjamin S. Bloom dan Rathwohl,
sebagaimana yang dikutip oleh Yatim Riyanto (2009: 17-18), bahwa
hasil belajar diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu: ranah kognitif
(cognitive domain), ranah psikomotor (psychomotor domain), dan ranah
afektif (affective domain).
Bertolak dari beberapa pendapat tersebut di atas, penulis lebih
cenderung kepada pendapat Benjamin S. Bloom. Kecenderungan ini
didasarkan pada alasan bahwa tiga ranah yang diajukan lebih terukur,
dalam artian bahwa untuk mengetahui prestasi belajar yang dimaksud
mudah dan dapat dilaksakan, khususnya pada pembelajaran yang bersifat
formal.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis berkesimpulan bahwa
jenis prestasi belajar itu meliputi tiga ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah
kognitif (cognitive domain), 2) ranah afektif (affective domain), dan
ranah psikomotor (psychomotor domain).
Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada
ketiga ranah tersebut di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-
indikator sebagai petunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih
prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut. Dalam hal ini
32
Muhibbin Syah (2008: 150) mengemukakan bahwa: “Kunci pokok untuk
memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-
garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkann
dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau di ukur.
Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai
indikator-indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang
akan menggunakan alat dan kiat evaluasi. Menurut Muhibbin Syah,
urgensi pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-
jenis prestasi belajar dan indikator-indikatornya adalah bahwa pemilihan
dan penggunaan alat evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel, dan
valid.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil Penelitian yang relevan dengan penelitian ini sangat diperlukan
guna mendukung kajian teoritis yang telah dikemukakan sehingga dapat
digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berpikir. Adapun
beberapa penelitian yang relevan adalah:
1. Penelitian berjudul “Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar
Siswa dalam Bidang Studi Al-Qur’an Hadits” yang dilakukan oleh
Muhammad Irfan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh kompetensi guru Al-Qur’an Hadits terhadap prestasi belajar
siswa. Hasilnya terdapat hubungan kompetensi guru dengan prestasi
belajar siswa walaupun hubungan positif itu hanya pada tingkat sedang
atau cukup saja.
33
2. Penelitian yang berjudul “Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas dan
Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS di
MTs NU Astanajapura Kabupaten Cirebon” yang dilakukan oleh M.
Taufik Hidayat. Penelitian bertujuan untuk memperoleh data tentang
kemampuan guru dalam mengelola kelas dan prestasi belajar siswa, serta
untuk mengetahui bagaimana pengaruh mengelola kelas terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs NU Astajapura Kabupaten
Cirebon. Hasilnya ada korelasi antara dua variabel tersebut dan termasuk
dalam katagori sedang.
C. Kerangka berpikir
Dapat diketahui bahwa seorang guru yang akan melaksanakan
pembelajaran tentunya diperlukan untuk membuat rencana program
pembelajaran, dan ketika ia akan akan memulai pembelajaran di kelas
tentunya diawali dengan pengelolaan kelas, yaitu pertama, pengelolaan
terhadap kondisi fisik kelas seperti posisi kursi, meja, lemari, dan penempatan
siswa. Kedua, pengelolaan terhadap emosional seperti tingkah laku siswa,
kedisiplinan, perhatian, semangat belajar, dan hubungan kemanusiaan antara
guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga dengan kedua unsur
pengelolaan kelas tersebut melahirkan kondisi belajar yang kondusif dan
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sehingga berdampak
positif kepada prestasi belajar siswa, baik itu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Kerangka berfikir ini dapat dilihat pada gambar 3.
34
Gambar 3. Bagan Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
Adapun rumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ada korelasi positif antara keterampilan guru dalam mengelola
kelas (variabel X) dengan prestasi belajar siswa (variabel Y).
Guru
Rencana
Program
Pembelajaran
(RPP)
Pen
gel
ola
an K
elas
Mengelola
Kondisi
Emosional
Mengelola
Kondisi
Fisik
Tingkah laku
Kedisiplinan
Perhatian
Gairah
belajar
Dinamika
kelompok
Letak duduk
Kenyamanan
Penempatan
siswa
Ventilasi
Penchayaan
Kondisi
belajar yang
kondusif
Merasa
nyaman
Aman
Dihormati
Motivasi
belajar siswa
Prestasi Belajar Siswa
Ranah Kognitif
Ranah Afektif
Ranah Psikomotor
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu teknik
atau cara yang digunakan untuk menguraikan masalah atau keadaan yang ada
di lapangan dan menganalisa data atau informasi yang diperoleh tentang
kondisi keterampilan guru terhadap prestasi belajar siswa, kemudian mencari
apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut atau tidak.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian
korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara kedua atau beberapa variabel (Suharsimi Arikunto,
2006:247).
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 118) “Variabel adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel
bebas di sini yaitu keterampilan guru, sedangkan variabel terikat merupakan
pretasi belajar siswa. Agar tidak terjadi salah penafsiran pada penelitian ini
maka berikut akan dikemukakan definisi operasional dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Keterampilan guru dalam mengelola kelas : Keterampilan guru yang
dimaksud adalah keterampilan dalam mengelola kelas meliputi penataan
tempat duduk dan pengkondisian ruang kelas dalam kegiatan belajar
mengajar. Data diambil dari angket yang diberikan oleh peneliti.
36
2. Prestasi belajar siswa: Prestasi belajar adalah hasil usaha atau perolehan
yang diraih dengan cara bekerja dalam hal ini belajar yang ditunjukkan
dengan nilai baik itu berupa angka maupun huruf dan dapat
menyenangkan hati. Prestasi belajar siswa meliputi semua nilai mata
pelajaran yang diambil dari rapot semester gasal tahun ajaran 2014/2015
yang telah dirata-rata dengan nilai harian.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) populasi adalah
Keseluruhan subjek penelitian. Populasi ini berpedoman pada pendapat
Suharsimi Arikunto yang mengatakan :
Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat waktu, tenaga, dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk
penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar,
hasilnya akan lebih baik .
Populasi dari penelitian ini adalah Guru kelas di kecamatan
Wanareja yang berjumlah 365 Guru.
37
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2006: 117). Menurut Sugiyono (2007: 56) sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sample,
mengingat populasinya lebih dari 100 guru, maka peneliti hanya mengambil
sampel sebanyak kurang lebih 10% dari populasi yaitu 40 guru.
D. Teknik dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Angket
Dalam penelitian ini angket diberikan kepada guru untuk
memperoleh informasi mengenai ketrampilan dalam mengelola kelas.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,
artinya alternatif jawabannya sudah disediakan. Responden hanya
memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan
pendapatnya. Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai
empat kemungkinan jawaban yang berjumlah genap. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden bersikap
ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.
38
b. Analisis Dokumen
Analisis dokumen adalah salah satu metode pengumpulan
data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang ada pada sebuah sistem.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2007: 98) instrumen penelitian adalah alat
atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data guna mendukung
dalam keberhasilan suatu penelitian. Untuk mengumpulkan data yang
akan diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan
instrumen penelitian sebagai berikut:
a. Angket Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas
Penyusunan angket keterampilan guru dalam mengelola kelas
mengacu pada dua faktor yaitu: mengatur kondisi fisik dan mengatur
kondisi emosional. Ada 12 indikator dalam penyusunan istrumen
penyusunan angket yang terdiri dari 25 item soal dengan perincinian
sebagaimana pada tabel 1.
b. Dokumentasi Data
Dokumentasi data diambil dari nilai rata-rata semua mata
pelajaran pada rapot semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
39
Tabel 1.Kisi-kisi Intrumen Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas
Variabel Faktor Indikator Nomor Butir
Pernyataan Keterampilan guru
dalam mengelola
kelas
Mengatur
fasilitas belajar
mengajar
(kondisi fisik)
1. Mengatur tempat
duduk dan tata ruang
yang sesuai dengan
strategi yang
digunakan
1-2
2. Menentukan alokasi
penggunaan waktu
belajar-mengajar
3-4
3. Menentukan cara
mengorganisasi
siswa agar terlibat
secara aktif dalam
kegiatan belajar
mengajar
5-6
Mengatur
siswa
(kondisi
emosional)
1. Menunjukkan sikap
tanggap
7-8
2. Interaksi yang baik
dengan siswa
9-10
3. Membagi perhatian 11-12
4. Memusatkan
perhatian kelompok
13-14
5. Memberikan
petunjuk-petunjuk
yang jelas
15-16
6. Menegur 17-18
7. Memodifikasi
tingkah laku
19-20
8. Pengelolaan
kelompok
21-23
9. Menemukan dan
memecahkan tingkah
laku yang
menimbulkan
masalah
24-25
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara untuk menguraikan keterangan-
keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan
oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain.
40
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi
datanya menyimpang atau tidak dari distribusi normal. Data yang baik
dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah
data yang memiliki distribusi normal. Konsep dasar dari uji normalitas
Kolmogorov Smirnov adalah membandingkan distribusi data (yang akan
diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal
baku adalah data yang telah ditransformasikan kedalam bentuk Z-Score
dan diasumsikan normal. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan
tidak menimbulkan perbedaan persepsi diantara satu pengamat dengan
pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan
menggunakan grafik. Uji normalitas ini dianalisis dengan bantuan
program SPSS.
Keterangan: X2
= Chi-kuadrat
Oi = Frekuensi pengamatan
Ei = Frekuensi yang diharapkan
k = banyaknya interval
Menurut metode Kolmogorov Smirnov, kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
41
1) Jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji
mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku,
berarti data tersebut tidak normal
2) Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku,
berarti data tersebut normal (Gempur Safar, 2010).
b. Uji Linearitas
Uji linieritas regresi bertujuan untuk menguji kekeliruan
eksperimen atau alat eksperimen dan menguji model linier yang telah
diambil. Untuk itu dalam uji linieritas regresi ini akan menghasilkan uji
independen dan uji tuna cocok regresi linier. Hal ini dimaksudkan untuk
menguji apakah korelasi antara variabel predictor dengan criterium
berbentuk linier atau tidak. Rumusnya sebagai berikut:
Kererangan:
: Nilai garis regresi
N : Cacah kasus (jumlah responden)
m : Cacah predictor (jumlah predictor/variabel)
R : Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
: Rerata kuadrat garis regresi
: Rerata kuadrat garis residu.
(Sutrisno hadi, 1995: 14)
Dari analisis di atas bila diperoleh harga F maka selanjutnya
dicocokan dengan harga pada tabel pada taraf signifikan 5% dengan
derajat kebebasan m lawan N-m-1.
ㅳ
42
2. Pengujian Hipotesis
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat menggunakan rumus pearson product
moment.
r=
))((22
yx
XY
Keterangan: X = Variabel Prediktor
Y = Variabel Kriterium
N = Jumlah pasangan skor
Σxy = Jumlah skor kali X dan Y
Σx = Jumlah skor X
Σy = Jumlah skor Y
Σx2
= Jumlah kuadrat skor X
Σy2
= Jumlah kuadrat skor Y
(Σx)2
= Kuadrat jumlah skor X
(Σy)2
= Kuadrat jumlah skor Y
(Sutrisno Hadi, 1995:4)
Sedangkan untuk mencari persamaan garis regresi dengan
menggunakan rumus regresi sederhana sebagai berikut:
1) ∑XY = a∑ K∑X
2) ∑Y = a∑X NK
Y = aX + K
Keterangan : Y = Kriterium
a = Bilangan koefisien prediktor
K = Bilangan konstan
X = Prediktor
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan
data, yaitu tentang keterampilan guru dalam mengelola kelas kaitannya dengan
prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja. Data untuk mengidentifikasi
keterampilan guru dalam mengelola kelas diungkapkan dengan angket yang
terdiri atas 23 pertanyaan.
Gambar 1. Grafik Deskripsi Status Guru
Data penelitian diambil dengan menyebar angket pada guru sekolah
dasar yang berada di kecamatan Wanareja, yaitu berjumlah 40 guru. Guru
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 32 guru, dan yang berstatus
wiyata 8 guru. Dibawah ini akan di tampilkan grafik mengenai status guru,
keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan prestasi belajar siswa yang
diambil dari nilai rata-rata nilai rapot.
0
5
10
15
20
25
30
35
PNS WIYATA
DESKRIPSI STATUS GURU
44
Gambar 2. Grafik Deskripsi Keterampilan Guru Mengelola Kelas di
Kecamatan Wanareja
Dilihat pada gambar 2, dari ke 40 guru dari SD yang berada di
kecamatan Wanareja, guru yang memiliki nilai diantara 60-70 adalah 40%.
Nilai yang paling banyak menunjuk pada interval nilai 70-80 yaitu 50% guru,
dan 10% guru yang lain menunjukan pada interval nilai 80-90.
Gambar 3. Grafik Prestasi Belajar Siswa di Kecamatan Wanareja
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
60-70 70-80 80-90 90-100
DESKRIPSI KETERAMPILAN GURU
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
60-70 70-80 80-90 90-100
DESKRIPSI PRESTASI BELAJAR SISWA
45
Pada gambar 3, dari ke 40 SD yang ada di kecamatan Wanareja, 85%
menunjuk pada interval skor 70-80, dan 15% menunjuk pada interval skor 70-
80.
B. Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Prasyarat
Analisis data untuk menguji hipotesis memerlukan beberapa uji
persyaratan yang harus dipenuhi agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan. Uji persyaratan analisis meliputi:
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari tiap-tiap variabel yang dianalisis sebenarnya mengikuti
pola sebaran normal atau tidak. Uji normalitas variabel dilakukan dengan
menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan untuk
mengetahui normal tidaknya suatu sebaran adalah p > 0.05 sebaran
dinyatakan normal, dan jika p < 0.05 sebaran dikatakan tidak
normal.Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Variabel P Sig. Keterangan
Keterampilan Guru Mengelola
Kelas (X) 0.977 0,05 Normal
Tabel menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) adalah lebih
besar dari 0.05, jadi data adalah berdistribusi normal.
46
2. Uji Linearitas
Pengujian linieritas hubungan dilakukan melalui uji F. Hubungan
antara variabel X dengan Y dinyatakan linier apabila nilai F tabel> F
hitungdengan db = m; N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Hasil uji linieritas
dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Linieritas Hubungan
Hubungan
Fungsional
F Keterangan
Hitung db Tabel
X.Y 1.016 13;25 2.13 Linier
Dari tabel 3, terlihat bahwa nilai Fhitung variabel bebas dengan
variabel terikat adalah lebih kecil dari Ftabel. Jadi, hubungan variabel
bebas dengan variabel terikatnya dinyatakan linier.
2. Hasil Pengujian Korelasi Regresi
a. Korelasi antara kriterium dengan prediktor
∑xy = ∑XY – ( )( )
= 220.903 – ( )( )
= 220.903 –
= 220.903 – 220.495,25
= 407,75
∑ = ∑ – ( )
= 204.228 –
= 204.228 – 203.347,6
= 880,4
∑ = – ( )
= 239.346,77 –
= 239.346,77 – 239.088,91
= 257,86
47
))((
22
yx
xy
= )86,257)(4,880(
75,407
=
= 0.855
b. Mengkonsultasikan harga r hitung dengan r tabel.
Tabel 4. Koefisien Korelasi Keterampilan Guru dalam Mengelola
kelas (X) dengan Prestasi Belajar Siswa(Y)
Korelasi rhitung rtabel Keterangan
X.Y 0.855 0.304 Signifikan
Uji keberartian koefisien korelasi tersebut dilakukan
dengan cara mengonsultasi harga r hitungdengan r tabel, pada α = 5%
dengan N = 40 diperoleh r tabel sebesar 0.304. Karena koefisien
korelasi antara rx1.y = 0.855 > r(0.05)(40) = 0.304, berarti koefisien
korelasi tersebut signifikan. Dengan demikian hipotesis yang
berbunyi “Terdapat hubungan keterampilan guru dalam mengelola
kelas kaitannya dengan prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja”,
diterima.Artinya ada hubungan yang signifikan antara
keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap prestasi
belajar siswa di kecamatan Wanareja.
48
c. Persamaan garis regresi
Untuk mengisi persamaan garis regresi itu harga koefisien
prediktor (yaitu harga a) dengan bilangan konstan K harus kita
ketemukan terlebih dahulu. Harga-harga a dan K itu kita dapat
ketemukan melalui metode skor kasar harga-harga a dan K dapat
kita cari dari persamaan :
1) ∑XY = a∑ K∑X
2) ∑Y = a∑X NK
Jika data yang sudah kita ketahui kita masukan ke dalam
rumus-rumus itu
1) 220.903 = 204.228a 2852K
2) 3092, 5 = 2852a 40K
dengan penyelesaian persamaan secara simultan akan kita
ketemukan (dengan membagi persamaan 1 dengan 2852 dan
persamaan 2 dengan 40) :
3) 77,46 = 71, 61a K
4) 77, 31 = 71,3a K
5) 0, 15 = 0, 31a
a = 0, 48
4) 77,3 = 71, 3a K
K = 43, 08
Dengan harga a = 0, 48 dan K = 43, 08 persamaan garis
regresinya adalah :
49
Y = aX K
Y = 0,48X 43, 08
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keterampilan guru
dalam mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja.
Berdasarkan hasil penelitian, keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja.
Pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Usman (2004:
97), bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar". Dengan pernyataan tersebut,
terbukti bahwa dengan pengelolaan kelas yang baik proses belajar mengajar
menjadi maksimal dan prestasi belajar siswa meningkat.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah: faktor internal, yaitu
faktor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental,
tingkat kecerdasan, minatdan sebagainya. Selanjutnya faktor eksternal, yaitu
faktor yang dating dari luar anak, seperti kebersihan rumah, udara, iklim
sekolah, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana dan prasarana
belajar.
Diantara beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
terdapat faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan
pembelajaran dan berdampak pada prestasi belajar siswa yaitu keberadaan
50
guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar
sangat berpengaruh, maka sudah semestinya profesionalisme guru harus
diperhatikan.
Salah satu indikator bahwa seorang guru dapat dikatakan professional
adalah memiliki kemampuan dalam mengelola kelas, yaitu usaha guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar mengajar yang optimal serta
mengembalikannya ketika terjadi gangguan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Pengelolaan kelas bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, terlebih lagi
belum adanya satupun pendekatan belajar yang dikatakan paling baik untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada di kelas. Kepedulian seorang guru sangat
penting dalam membangun situasi kondusif di dalam kelas. Dengan situasi
kondusif di dalam kelas, akan membuat pembelajaran lebih efektif dan optimal.
Pengelolaan kelas yang efektif sering melibatkan dan memperhatikan
isyarat siswa, seperti memfasilitasi transisi yang efektif antara tahapan yang
berbeda antar kelas, pengaturan dan memelihara catatan muridyang baik, dan
tentu saja mengembangkan dan menggunakan strategi pengajaran yang kuat.
Sehingga dengan menggunakan pengelolaan kelas yang efektif, dapat
membantu siswa merasa nyaman, aman, dihormati, menantang dan mengarah
ke pemberdayaan siswa.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian,
dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan, bahwa: keterampilan guru dalam
mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa di kecamatan Wanareja
mempunyai hubungan yang nyata (signifikansi). Keterampilan guru dalam
mengelola kelas mempunyai pengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di kecamatan Wanareja.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas dapat
dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Dengan diketahui hubungan keterampilan guru dalam mengelola kelas
kaitannya dengan prestasi belajar siswa sangat berpengaruh, diharapkan
guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajar
2. Dengan diketahui keterampilan guru dalam mengelola kelas kaitannya
dengan prestasi belajar siswa sangat berpengaruh, diharapkan sekolah
memberikan fasilitas, sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru dan siswa.
C. Keterbatasan Hasil Penelitian
Kendatipun peneliti sudah berusaha keras memenuhi segala kebutuhan
yang dipersyaratkan, bukan berarti penelitian ini tanpa kelemahan dan
kekurangan. Beberapa kelemahan dan kekurangan yang dapat dikemukakan
disini antara lain:
52
1. Sulitnya mengetahui kesungguhan responden dalam mengisi angket. Usaha
yang dilakukan untuk memperkecil kesalahan yaitu dengan memberi
gambaran tentang maksud dan tujuan penelitian ini.
2. Pengumpulan data dalam penelitian ini hanya didasarkan hasil isian angket
sehingga dimungkinkan adanya unsur kurang objektif dalam proses
pengisian seperti adanya saling bersamaan dalam pengisian angket. Selain
itu dalam pengisian angket diperoleh adanya sifat responden sendiri seperti
kejujuran dan ketakutan dalam menjawab responden tersebut dengan
sebenarnya.
3. Pengambilan data ini menggunakan angket tertutup, akan lebih baik lagi
seandainya disertai dengan pengambilan data menggunakan angket terbuka
atau wawancara.
4. Saat pengambilan data penelitianya itu saat penyebaran angket penelitian
kepada responden, tidak dapat dipantau secara langsung dan cermat apakah
jawaban yang diberikan oleh responden benar-benar sesuai dengan
pendapatnya sendiri atau tidak.
D. Saran-saran
Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan hasil
penelitian ini, antara lain:
1. Agar sekolah-sekolah di kecamatan Wanareja yang masih kurang dalam
pengelolaan kelas untuk lebih bervariasi lagi untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
53
2. Agar mengembangkan penelitian lebih dalam lagi tentang keterampilan guru
dalam mengelola kelas kaitannya dengan prestasi belajar siswa di daerah
lain.
3. Agar melakukan penelitian tentang keterampilan guru dalam mengelola
kelas kaitannya dengan prestasi belajar siswa dengan metode lain.
54
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat. (2008). Teknik Pengelolaan Kelas.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com.
Anas, Sudijono. (2008). StatistikPendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Anita Lie. (2007). Cooperative Learning (Memperaktikan Cooperatif Learning di
Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT Grasindo
Arikunto, Suharsimi. (1996). Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan
Evaluatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
______. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
______. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Badudu. J. S. (2003). Kamus Kata-kata Serapan Asing. Jakarta: Bumi Aksara
Bompa, T.O. (1994). Theory and Methodology of Training.The Key to Athletic
Performance, 3th Edition. Dubuque IOWA: Kendalhunt Publishing Company.
Darmadi, Hamid. (2004). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, Bahri Syaiful. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interkasi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan. (2006). Strategi BelajarMengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
______. (2010). Strategi BelajarMengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi, Sutrisno. (1995). Analisis Regresi. Yogyakarta. Andi Offset.
Hamid, Moh. Sholeh. (2011). Metode Edutainment. Diva Press.
Irwanto, dkk. (1996). Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Johnson, lois V. & Mary A. Bany, (1970). Classroom Management.
Massachusetts: De heat and Company.
Nawawi. Hadari. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta.
Alfabeta.
55
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Purnomo. (2005). Strategi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Riyanto, Yatim. (2009). Paradigm Baru Pembeajaran: Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana.
Rukmana, Ade dan Suryana, Asep. (2006). Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI
PRESS.
Sabri, Alisuf. M. (1996). Psikologi Pendidikan.Jakarta. CV Pedoman Ilmu Jaya.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Tafsir, Ahmad. (2007). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Tirtonegoro, Sutrinah. (2006). Anak Supernormal dan Program Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung. Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Usman, Moh. Uzer. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung. Remaja Rosda
Karya
______. (2007).Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Winkel. W. S. (1999). Psikologi Pengajaran.Jakarta. PT Grasindo Persada.
W.J.S., Poerwadarmita. (2002). Tim Penyusunan Kamus Pusat Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Z. Zurina dan Sayuti, Wahdi. (2006). Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-
Dasar Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press.
56
LAMPIRAN
57
LAMPIRAN
ANGKET
58
DAFTAR ANGKET UNTUK GURU
Nama Respoden :
Asal Sekolah :
Sebelum mengisi angket ini mohon diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
2. Sebelum menjawab pikirkan jawaban yang hendak diisi. Berilah tanda silang
(X) pada jawaban pilihan anda.
3. Hasil jawaban anda merupakan informasi (data) yang penting bagi penulis
sebagai bahan skripsi, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan anda.
Selamat mengerjakan
1. Apakah bapak/ibu menata ruang kelas agar suasana belajar menyenangkan
?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2. Apakah bapak/ibu menata tempat duduk sesuai dengan strategi yang
digunakan ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
3. Apakah penataan tempat duduk siswa dilakukan setiap minggu ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
4. Apakah bapak/ibu terlibat dan melibatkan siswa dalam penggunaan media
pengajaran (alat pengajaran) ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
5. Apakah siswa dilibatkan dalam menata keindahan dan kebersihan kelas ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
6. Apakah bapak/ibu memberikan respon atas setiap pertanyaan siswa tanpa
mengabaikan siswa lain ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
7. Apakah bapak/ibu menegur siswa jika kelas tidak nyaman dan tidak bersih
?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
8. Apakah bapak/ibu memberikan masukan, perhatian, nasihat dan sikap
tanggap terhadap masalah yang dihadapi siswa ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
9. Apakah bapak/ibu memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi di
depan kelas ?
59
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
10. Apakah bapak/ibu memberikan penghargaan dengan acungan ibu jari atau
ucapan kepada kelompok kerja siswa yang telah melaksanakan tugas
dengan baik ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
11. Apakah bapak/ibu menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar yang
ada di dalam kelas ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
12. Apakah bapak/ibu membimbing siswa agar dapat bekerjasama dalam
kelompok kerja untuk mengerjakan tugas sekolah ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
13. Apakah bapak/ibu memotivasi siswa dalam melaksanakan tugas individu
maupun kelompok ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
14. Apakah bapak/ibu memberikan semangat siswa untuk bekerjasama dalam
kelompok kerja yang telah dibentuk ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
15. Apakah bapak/ibu memberi penghargaan baik pujian/hadiah terhadap siswa
yang taat pada tata tertib kelas ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
16. Apakah bapak/ibu memberi hukuman kepada siswa yang melanggar aturan
kelas atau tidak mengerjakan tugas, dengan cara yang menyakitkan ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
17. Apakah bapak/ibu memberikan teguran secara langsung kepada siswa yang
melanggar tata tertib kelas ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
18. Apakah bapak/ibu mengenali masalah apa yang dihadapi siswa dan
membantu menyelesaikan masalah tersebut ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
19. Apakah bapak/ibu mengingatkan perilaku siswa yang menyimpang dari
aturan kelas atau sekolah ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
20. Apakah bapak/ibu memulihkan semangat belajar siswa yang bermasalah ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
21. Apakah bapak/ibu melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada siswa
yang berperilaku negatif ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
22. Apakah bapak/ibu melibatkan siswa untuk menyimpulkan materi yang
dipelajari ?
60
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
23. Apakah bapak/ibu tepat waktu dalam memulai dan mengakhiri pelajaran ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
61
LAMPIRAN
VALIDITAS DAN
RELIABILITAS
62
Lampiran validitas dan reliabilitas
1. Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan
VAR00001 117.8000 1092.800 .707 VALID
VAR00002 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00003 117.8000 1092.800 .707 VALID
VAR00004 118.3000 1072.642 .868 VALID
VAR00005 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00006 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00007 118.1500 1108.134 .848 VALID
VAR00008 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00009 117.9500 1090.576 .769 VALID
VAR00010 117.9500 1090.576 .769 VALID
VAR00011 117.5000 1089.316 .853 VALID
VAR00012 117.4000 1134.568 .139 GUGUR
VAR00013 117.8000 1069.958 .939 VALID
VAR00014 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00015 118.1000 1089.147 .856 VALID
VAR00016 117.3000 1120.958 .138 GUGUR
VAR00017 118.1500 1095.818 .736 VALID
VAR00018 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00019 117.5000 1089.316 .853 VALID
VAR00020 118.3000 1072.642 .868 VALID
VAR00021 117.8000 1069.958 .939 VALID
VAR00022 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00023 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00024 118.1500 1069.713 .855 VALID
VAR00025 117.8000 1082.274 .921 VALID
63
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation Keterangan
VAR00001 117.8000 1092.800 .707 VALID
VAR00002 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00003 117.8000 1092.800 .707 VALID
VAR00004 118.3000 1072.642 .868 VALID
VAR00005 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00006 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00007 118.1500 1108.134 .848 VALID
VAR00008 117.8000 1082.274 .921 VALID
VAR00009 117.9500 1090.576 .769 VALID
VAR00010 117.9500 1090.576 .769 VALID
VAR00011 117.5000 1089.316 .853 VALID
VAR00012 117.4000 1134.568 .139 GUGUR
VAR00013 117.8000 1069.958 .939 VALID
VAR00014 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00015 118.1000 1089.147 .856 VALID
VAR00016 117.3000 1120.958 .138 GUGUR
VAR00017 118.1500 1095.818 .736 VALID
VAR00018 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00019 117.5000 1089.316 .853 VALID
VAR00020 118.3000 1072.642 .868 VALID
VAR00021 117.8000 1069.958 .939 VALID
VAR00022 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00023 118.1000 1063.042 .941 VALID
VAR00024 118.1500 1069.713 .855 VALID
VAR00025 117.8000 1082.274 .921 VALID
TOTAL 60.1500 282.239 1.000
Keterangan: r hitung > r tabel (df 20=0,423) = valid
64
2. Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.985 23
65
LAMPIRAN UJI
NORMALITAS
66
Lampiran Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.39854136
Most Extreme Differences Absolute .075
Positive .075
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .476
Asymp. Sig. (2-tailed) .977
a. Test distribution is Normal.
67
LAMPIRAN UJI
LINIERITAS
68
Lampiran Uji Linier
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
y * x Between
Groups
(Combined) 226.079 14 16.149 8.088 .000
Linearity 199.715 1 199.715 100.024 .000
Deviation from
Linearity 26.364 13 2.028 1.016 .467
Within Groups 49.917 25 1.997
Total 275.996 39
69
LAMPIRAN
KORELASI
REGRESI
70
Lampiran Korelasi Regresi
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 xa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .851a .724 .716 1.417
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 199.715 1 199.715 99.490 .000a
Residual 76.281 38 2.007
Total 275.996 39
a. Predictors: (Constant), x
b. Dependent Variable: y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 42.831 3.412 12.553 .000
x .476 .048 .851 9.974 .000
a. Dependent Variable: y
71
Garis Regresi
y = 0.476x + 42.831 R² = 0.724
72
74
76
78
80
82
84
86
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Ke
tera
mp
ilan
Gu
ru
Nilai Rata-rata
72
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
73
DOKUMENTASI
Gambar 1.
Guru SD sedang menerangkan
Gambar 2.
Media Pembelajaran di SD Bantar 04
74
Gambar 3.
Penataan tempat duduk berkelompok di SD Malabar 03
Gambar 4.
SDN Adimulya 04
75
Gambar 5.
Siswa aktif ingin menjawab ketika diberi pertanyaan
Gambar 6.
Saat di dalam kelas sepatu dilepas agar kelas tetap bersih
76
LAMPIRAN
SURAT IJIN
PENELITIAN
77
1. Lampiran Surat Ijin Penelitian
78
2. Lampiran Surat dari Kesbarling DIY
79
3. Lampiran Surat dari BPMD Jawa Tengah
80
4. Lampiran Surat dari Kesbangpol
81
5. Lampiran Surat dari BPMD Cilacap
82
6. Lampiran Surat dari Disdikpora Cilacap
83
7. Lampiran Surat dari Disdikpora Kecamatan Wanareja
\
top related