hubungan citra murabahah dengan minat nasabah di bmt nu sejahtera mangkang kota semarang
Post on 01-Mar-2018
237 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
1/97
HUBUNGAN CITRA MURABAHAH DENGAN MINAT
NASABAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG KOTA
SEMARANG
Skripsi
Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)
Dalam Ilmu Syariah Jurusan Ekonomi Islam
Disusun Oleh :
ALI MASKHUR062411029
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
2/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
3/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
4/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
5/97
MOTTO
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecualidengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-
suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.1
1
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Quran,Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta: Departemen Agama, 1995, hlm. 156.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
6/97
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan teruntuk :
Bapak dan Ibu, karya ini terangkai dari keringat, airmata dan doamu
berdua. Setiap keringat dan airmata yang keluar karenaku menjelma dalam
setiap huruf; setiap doa yang terpanjat menyatu menyampuli karya
hidupku.
Kekasihku tersayang dan tercinta, Mutiara Anggreini, kesetiaan dankesabaranmu adalah bingkai dari karya ini.
Adikku semoga karya ini menjelma menjadi pelecut untuk menjadikan diri
sebagai uswatun hasanahyang lebih baik dalam tholabul ilmi.
Seluruh teman-teman baikku, ragu kalian akanku telah menuntunku pada
alur kehidupan yang lebih dewasa
Fakultas (Syariah)ku tercinta, semoga karya ini menjadi bukti cintaku
kepadamu dan bukan menjadi lambang perpisahan engkau dan aku.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
7/97
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang
telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian
juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2011
Deklarator
ALI MASKHUR
NIM. 062411029
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
8/97
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya praktek murabahah di BMT
NU Sejahtera yang memiliki peluang untuk menumbuhkan persepsi masyarakat
yang baik terhadap produk tersebut. Praktek tersebut berpusat pada adanya
kemudahan dan fleksibilitas pengadaan barang dalam akad murabahah, di mana
pengadaan barang dapat dilakukan sendiri oleh nasabah setelah adanya
penyerahan uang dan penandatanganan akad. Hal ini akan memunculkan sebuah
citra yang positif terhadap produk murabahah. Kemunculan citra tersebut tentu
akan menimbulkan hubungan yang positif dengan penumbuhan minat masyarakat
untuk melakukan pembelian atau pemanfaatan produk murabahah. Oleh sebab itu,
maka penulis kemudian ingin mengukur seberapa besar hubungan citra
murabahah dengan minat nasabah untuk membeli produk murabahah.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
sedangkan analisa data menggunakan rumusan korelasi Spearman yang
diaplikasikan secara komputasi dengan menggunakan program SPSS seri 16.0.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Koefisien korelasi dapat
diketahui dari table coefficient correlationdengan melihat pada baris coefficient
correlation yang menunjukkan angka 0,901. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa nilai koefisien korelasi antara citra produk dengan kepuasan nasabah
adalah sebesar 0,901. Koefisien korelasi sebesar 0,901 berada di interval nilai
korelasi 0,90 1,00. Selain itu, hasil tersebut juga mengandung makna bahwa
hubungan antara citra murabahah dengan minat nasabah sebesar 90,01%.
Keberadaan tersebut sekaligus mengindikasikan bahwa tingkat keeratan hubungan
antara variable X dan variable Y adalah sangat kuat atau tinggi. Ketentuan dalam
pengujian keberartian adalah manakala angka Siglebih besar dari konstanta yang
digunakan, yakni 0,05 maka hipotesis akan ditolak. Namun apabila sebaliknya,
yakni Sig lebih kecil dari konstanta, maka hipotesis dapat diterima. Dari table
correlations diketahui bahwa angka Sigadalah sebesar 0,000. Oleh karena angka
0,000 adalah lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Dari perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa citra murabahah memiliki
hubungan yang positif dengan penciptaan minat nasabah untuk membeli atau
memanfaatkan produk murabahah di BMT NU Sejahtera Mangkang KotaSemarang.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
9/97
KATA PENGANTAR
.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Tiada kata yang pantas diucapkan selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat
Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, disusun sebagai
kelengkapan guna memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Ekonomi Islam di Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. DR. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo
Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
2. Dr. Ali Murtadho, M.Ag dan H. Maltuf Fitri, S.E., M.Si selaku
Pembimbing I dan II yang dengan penuh kesabaran dan keteladanan telah
berkenan meluangkan waktu dan memberikan pemikirannya untuk
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian dan
penulisan skripsi.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
10/97
3.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang yang
telah memberi bekal ilmu pengetahuan serta staf dan karyawan fakultas
syariah, dengan pelayanannya.
4. Bapak, Ibu dan adik-adikku atas doa restu dan pengorbanan baik secara
moral ataupun material yang tidak mungkin terbalas.
5. Segenap pihak yang tidak mungkin disebutkan, atas bantuannya baik moril
maupun materiil secara langsung atau tidak dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga semua amal dan kebaikannya yang telah diperbuat akan
mendapat imbalan yang lebih baik lagi dari Allah SWT dan penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
11/97
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
HALAMANNOTAPEMBIMBING....................................................... ii
HALAMANPENGESAHAN................................................................... iv
HALAMANMOTTO............................................................................... v
HALAMANPERSEMBAHAN............................................................... vi
HALAMANPERNYATAAN................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................. viiiKATAPENGANTAR............................................................................... ix
DAFTARISI.............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang ................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.............................................................. 7
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 71.4Tinjauan Pustaka................................................................ 8
1.5
Sistematika Penulisan ........................................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1Citra Murabahah ................................................................
2.1.1. Citra ....................................................................... 11
2.1.2.
Murabahah ............................................................. 152.1.3. Citra Murabahah .................................................... 21
2.2Minat Nasabah ................................................................... 24
2.2.1.Pengertian ................................................................. 24
2.2.2.Macam-macam Minat ............................................... 25
2.2.3.Faktor yang Mempengaruhi Minat ........................... 26
2.2.4.Unsur-unsur Minat .................................................... 28
2.3Hipotesis ............................................................................ 29
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
12/97
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Jenis Peneliitian ............................................................... 313.2.
Sumber Data .................................................................... 31
3.3. Populasi dan Sampel ........................................................ 32
3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................. 33
3.5. Metode Analisa Data ....................................................... 34
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISA
4.1.
Deskripsi Data Penelitian ................................................. 374.2.Analisa.............................................................................. 63
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 71
5.2 Saran-saran ....................................................................... 72
5.3
Penutup ............................................................................. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
13/97
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari
kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya
mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia
jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan
prinsip-prinsip syariah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan
praktek riba, kegiatan maisir (spekulasi), dangharar (ketidakjelasan).1Hal ini
karena Bank syariah telah memberikan jalan keluar dari apa-apa yang
dilarang oleh kitab suci mereka. Serta inilah yang tepat untuk
mengembangkan kerja sama antar umat beragama, bersama-sama memerangi
riba yang dilarang oleh agama Samawi.2
Aktifitas perbankan syariah hampir tidak berbeda dengan aktifitas
perbankan konvesional, yakni berkisar pada aktifitas pembiayaan dan
pengumpulan dana. Perbedaannya hanya pada aspek syariah yang terkandung
dalam tiap produk perbankan syariah yang mana dalam produk perbankan
syariah berlaku sistem bagi hasil sedangkan dalam perbankan konvensional
berlaku sistem bunga.
1 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan
(UPP) AMP YKPN, hlm. 13.2
Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1992, hlm. 14
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
14/97
2
Salah satu produk yang ada dalam perbankan syariah adalah produk
murabahah. Pengertian murabahah sendiri adalah suatu perjanjian jual beli
untuk barang tertentu antara penjual dengan pembeli, dimana pemilik barang
akan menyerahkan barang seketika, sedangkan pembayaran dilakukan pada
saat jatuh tempo.3 Aplikasi dalam lembaga keuangan: pada sisi aset,
murabahah dilakukan antara nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai
penjual, dengan harga dan keuntungan disepakati diawal. Pada sisi liabilitas,
murabahah diterapkan untuk deposito, yang dananya dikhususkan untuk
pembiayaan murabahahsaja.4
Jika harga jual telah ditetapkan dan disepakati, maka harga tersebut
tidak boleh diubah walaupun terjadi inflasi, deflasi, atau kenaikan tingkat suku
bunga pasar. Hal inilah yang membedakannya dengan konsep ekonomi
konvensional, yang menetapkan imbalan atas kredit/pembiayaan yang
diberikan berdasarkan prosentase tertentu (sesuai tingkat suku bunga pasar)
dari saldo kredit/pembiayaan. Dengan demikian bunga atau imbalan yang
dibebankan kepada nasabah akan mengikuti pergerakan (naik atau turunnya)
tingkat suku bunga. Perbedaan yang lain adalah jika terjadi penunggakan
pembayaran, maka dalam konsep ekonomi konvensional akan dikenakan
penalti dengan bunga-berbunga. Hal ini tidak boleh terjadi dalam ekonomi
Islam karena bunga atau riba menjadi salah satu larangan dalam hukum Islam
sebagaimana ditegaskan Allah dalam Q.S. al-Baqarah ayat 275 berikut ini:
3 Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 76; lihat juga dalam Totok Budi Santoso dan Sigit
Triandaru,Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm.171.4
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah; Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,Jakarta: Alvabet, Cet. 3, 2000, hlm. 201.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
15/97
3
Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan
lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yangdemikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat),
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-
orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa
yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.5
Selain beberapa hal diatas, yang membedakan murabahah dengan
kredit di bank konvensional di antaranya adalah :
1. Pihak bank berperan sebagai penjual barang (komoditas) kepada nasabah
(akad jual beli), sedangkan pada bank konvensional pihak bank berperan
selaku pemberi kredit (uang kepada nasabah).
2.
Hutang nasabah sebesar harga jual (tetap) selama jangka waktu
murabahah, adapun dalam bank konvensional hutang nasabah sebesar
kredit ditambah bunga yang besarnya berubah-ubah.
3.
Bank syariah melakukan analisa supplier, ini tidak dilakukan di bank
konvensional
5
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Quran,Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta: Departemen Agama, 1995, hlm. 69.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
16/97
4
Margin (markup) yang diterima oleh bank syariah (BMT) ditetapkan
berdasarkan manfaat (added value) bisnis yang dijalankan nasabah dan
merupakan kesepakatan penuh dari kedua belah pihak. Sedangkan dalam bank
konvensional besarnya bunga ditetapkan berdasarkan rate pasar yang berlaku.6
Salah satu lembaga keuangan syariah yang menjadikan murabahah
sebagai salah satu produknya adalah BMT NU Sejahtera yang berlokasi di
Jalan Raya Mangkang. Keberadaan BMT NU Sejahtera tidak dapat dilepaskan
dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang merupakan rekomendasi
dari hasil Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kota Semarang pada tahun
2006.7
Praktek murabahah di BMT NU Sejahtera baru dilaksanakan pada
tahun 2009, tepatnya sejak bulan Oktober. Prosedur untuk menjadi nasabah di
BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang tidaklah terlalu sulit.
Masyarakat yang ingin menjadi nasabah Murabahah tinggal mendaftarkan diri
ke BMT yang kemudian ditindaklanjuti oleh pihak BMT dengan survei ke
tempat tinggal pemohon. Apabila disetujui, maka BMT akan segera
mencairkan dana Murabahah kepada pemohon dalam bentuk uang tunai dan
bukan dalam bentuk peralatan maupun barang yang dibutuhkan oleh
pemohon.8
6 Inastitute Bankir Indonesia, Konsep Produk Dan Implementasi Operasional Bank
Syariah,Jakarta: Jembatan, 2001, hlm 84.7 Profil BMT NU Sejahtera, Company Profile PC LPNU Kota Semarang Lembaga
Keuangan Syariah BMT NU Sejahtera,Arsip Powerpoint, Semarang: BMT NU Sejahtera.8
Wawancara dengan Bapak Idris Imron, Manager HRD BMT NU Sejahtera Mangkang,2 Desember 2010.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
17/97
5
Jumlah nasabah produk murabahah pada tahun 2009 (Oktober-
Desember) sebanyak 52 orang dengan jumlah dana yang ditasharufkan sebesar
Rp. 568.250.000,00 (Lima ratus enam puluh delapan juta dua ratus lima puluh
ribu rupiah). Apabila dibuat rata-rata, maka masing-masing nasabah
mendapatkan tasharuf murabahah sebesar Rp. 10.927.884,00 (Sepuluh juta
sembilan ratus dua puluh tujuh ribu delapan ratus delapan puluh empat
rupiah). Jumlah nasabah murabahah BMT NU Sejahtera pada tahun 2010
mengalami peningkatan yang signifikan. Total nasabah hingga tahun 2010
adalah sebanyak 180 orang. Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah
nasabah sebanyak 128 orang selama tahun 2010. Dana yang ditasharufkan
juga mengalami peningkatan, yakni menjadi Rp. 2.684.594.468,00 (Dua miliar
enam ratus delapan puluh empat juta lima ratus sembilan puluh empat ribu
empat ratus enam delapan rupiah). Jumlah tersebut jika dirata-ratakan, maka
masing-masing nasabah menerima tasharuf sebesar Rp. 20.973.394,00 (Dua
puluh juta sembila ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh empat
rupiah)9Penjelasan ini secara tidak langsung mengindikasikan adanya faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan tersebut. Berikut ini tabulasi
peningkatan nasabah dan pembiayaan yang dialami oleh BMT NU Sejahtera
Mangkang Kota Semarang.
9Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Idris Imron, Kepala HRD/JA BMT NU Sejahtera
yang dipercaya untuk memberikan informasi kepada penulis mengenai data nasabah MurabahahBMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Wawancara pra riset tanggal 2 Desember 2010.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
18/97
6
Tabel 1.1
Jumlah Nasabah dan Total Pembiayaan Periode 2009 (Oktober-
Desember) dan 2010 BMT NU Sejahtera
No Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Pembiayaan
1 2009 52 Rp. 568.250.000,00
2 2010 180 Rp. 2.684.594.468,00
Peningkatan 128 Rp. 2.116.344.468,00
Sumber : dikembangkan oleh penulis dari dokumentasi BMT NU Sejahtera Mangkang
Kota Semarang Tahun 2010/2011
Apabila memperhatikan prosedur Murabahah yang diterapkan di BMT
NU Sejahtera, maka sekilas akan dapat diketahui bahwa nilai yang ditawarkan
oleh produk Murabahah memiliki peranan penting. Kemudahan dalam
pengajuan dan kebebasan penggunaan dana Murabahah oleh pemohon bisa
jadi merupakan faktor yang penting dalam membentuk citra murabahah di
lingkungan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan yang disandarkan pada pemaparan di atas,
maka salah satu sisi menarik adalah adanya peluang kemunculan minat
nasabah dari adanya citra positif yang melekat dalam produk murabahah di
BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Oleh sebab itulah, maka
penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengukur hubungan citra murabahah dengan minat nasabah dalam sebuah
penelitian yang berjudul Hubungan Citra Murabahah dengan Minat
Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
19/97
7
1.2.Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang
berkaitan dengan sejauhmana citra suatu produk, yang dalam hal ini adalah
murabahah, memiliki hubungan dengan minat nasabah. Dengan kata lain,
apakah minat pembelian atau pemanfaatan yang dilakukan oleh nasabah
berhubungan dengan pencitraan produk murabahah sebelum adanya
pemmbelian. Untuk mengetahui jawaban terhadap permasalahan tersebut,
maka dalam penelitian ini diajukan tiga rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1.
Berapa nilai korelasi citra murabahah dengan minat nasabah di BMT
NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang?
1.2.2. Berapa tingkat keeratan korelasi citra murabahah dengan minat
nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang?
1.2.3.
Berapa tingkat keberartian korelasi citra murabahah dengan minat
nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1.
Untuk mengetahui nilai korelasi citra murabahah dengan minat
nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang.
1.3.2. Untuk mengetahui tingkat keeratan korelasi citra murabahah dengan
minat nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang.
1.3.3. Untuk mengetahui tingkat keberartian korelasi citra murabahah
dengan minat nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota
Semarang
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
20/97
8
1.4.Tinjauan Pustaka
Sebelum penelitian yang akan penulis laksanakan, ada beberapa
penelitian yang telah mengkaji dan meneliti mengenai pelaksanaan
murabahah maupun yang sejenis dengan murabahah, sebagaimana telah
dilakukan oleh Osep Muharam (2303012) mahasiswa Fakultas Syariah IAIN
Walisongo Semarang dengan judul Proses Realisasi Pembiayaan Murabahah
di KSPS BMT Syariah Walisongo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa praktek murabahah lebih cenderung didasari pada kepercayaan kepada
nasabah untuk membelikan barang sendiri tanpa harus dibelikan oleh BMT.
Hal ini karena akad yang digunakan adalah akad perwakilan dengan unsur
amanah (wakalah).
Penelitian yang diadakan oleh Choirul Rozikin, mahasiswa D3
Perbankan Syariah, Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dengan
Tugas Akhir yang berjudul Mekanisme Pembiayaan Murabahah pada BPRS
Artha Surya Barakah Semarang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
proses pengembalian pinjaman murabahah dilakukan dengan system angsuran.
Hal ini untuk memudahkan dan meringankan resiko serta mendatangkan
keuntungan yang tetap. Syarat utama yang diperhatikan BPRS Artha Surya
Barakah adalah sifat dari nasabah. Selama ini system tersebut berhasil
menjaga pembiayaan murabahah di BPRS Artha Surya Barakah dalam
keadaan sehat dan lancar. Kebijakan BPRS untuk pembayaran yang terlambat
adalah dengan memberlakukan denda yang disesuaikan dengan biaya
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
21/97
9
penagihan. Hasil denda tersebut nantinya akan dimasukkan dalam rekening
zakat, infaq, dan shadaqah untuk kepentingan sosial.
Dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,Zainul Arifin
menjelaskan bahwa Bai bitsaman ajil atau jual beli tangguh sama dengan
Murabbahah yang pembayarannya secara angsuran, dimana dalam transaksi
ini penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan dan
tidak termasuk barang haram.10
1.5.Sistematika Penulisan
1
Bagian awal
Terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing,
halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata
pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan halaman daftar
gambar.
2 Bagian Isi
Terdiri dari beberapa bab antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini meliputi teori tentang Citra, Murabahahdan Minat
serta Hipotesis.
10
Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2002, hlm.26.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
22/97
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis dan sumber data,
populasi, teknik dan pengumpulan data, variabel dan
pengukurannya, dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Gambaran tentang BMT NU Sejahtera Mangkang Kota
Semarang, gambaran umum responden, diskripsi data
penelitian, dan analisis data penelitian.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran-
saran dan kata penutup.
3 Bagian Akhir
Dalam bagian ini terdiri dari daftar kepustakaan dan daftar lampiran-
lampiran.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
23/97
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Citra Murabahah
2.1.1
Citra
Istilah citra produk terdiri dari dua kata yakni citra dan
produk. Oleh sebab itu, untuk mengetahui pengertian istilah citra
produk maka berikut akan penulis paparkan pengertian dari masing-
masing kata yang membentuknya.
Kotler secara luas mendefinisikan citra sebagai jumlah dari
keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang
dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek dimaksud bisa berupa
orang, organisasi, berarti seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan atas
organisasi dari seseorang merupakan citra.1
Citra itu sendiri abstrak (Intangible ) dan tidak dapat di ukur
secara metematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilain
baik dan buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun
negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya. Penilaian atau tanggapan tersebut
dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek), kesan-kesan
yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga,
1
Elvinaro Ardianto, Public Relation Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hlm.134.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
24/97
12
organisasi, atau produk barang dan jasa pelayananya yang diwakili
oleh pihak humas.
Biasanya citra itu berakar dari amanah kepercayaan yang
kongkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan
atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah
kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan
mengalami suatu proses yang cepat atau lambat untuk membentuk
opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra
(image).2
Image yang positif sebuah brand atau produk adalah berkaitan
dengan tanggapan atau kesan positif dari para konsumen, pemasok,
dan publik lain terhadap pengalaman selama menggunakan atau
mengkonsumsi produk tersebut yang menunjukkan bahwa mereka
percaya, merasa puas, loyal, dan pada gilirannya terjalin kerja sama
yang saling menguntungkan.
Menurut Phillip Kotler dan Hermawan Kartajaya, pembentukan
citra dalam benak konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
yakni:
3
a.
Komunikasi dari sumber lain yang belum tentu sama dengan yang
dilakukan pemasar. Komunikasi bisa datang dari konsumen lain,
pengecer, dan pesaing.
2Rosady Ruslan,Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003, hlm. 68 -69.3
Philip Kotler & Hermawan K., Repositioning ASIA From Bubble to SustainableEconomy, Singapore: John Wiley & Sons, 2000, hlm. 485 33.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
25/97
13
b. Pengalaman konsumen melalui suatu eksperimen yang dilakukan
konsumen dapat mengubah persepsi4
yang dimiliki sebelumnya.
Oleh sebab itu, jumlah berbagai persepsi yang timbul itulah yang
akan membentuk total image of brand (citra keseluruhan sebuah
merek).
c.
Pengembangan produk: posisi brand terhadap produk memang
cukup unik. Di satu sisi, merupakan payung bagi produk, artinya
dengan dibekali brand tersebut, produk dapat naik nilainya. Di sisi
lain, performa produk ikut membentuk brand image yang
memayunginya dan tentunya konsumen akan membandingkan
antara performa produk yang telah dirasakan dengan janji brand
dalam slogan.
Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa proses
pencitraan sangat bergantung kepada proses persepsi dari konsumen
yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada
merek tersebut. Selain karena refleksi memori, konsep tentang persepsi
merek juga dapat terbentuk karena alasan subyektif dan emosi pribadi.
Sehingga tidak jarang persepsi konsumen berbeda dengan keadaan
merek yang sesungguhnya.5
4Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor seperti: a) Latar belakang budaya. b) Pengalaman
masa lalu. c) Nilai-nilai yang dianut. d) Berita-berita yang berkembang. Lihat dalam Rhenald
Kasali,Manajemen Public Relations. Konsep & Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama
Grafiti, 1994, hlm. 235
Erna Ferrinadewi,Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, hlm. 166.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
26/97
14
Brand image terdiri dari dua komponen, yakni asosiasi merek
(brand association) dan sikap positif, kekuatan serta keunikan merek
(favorability, strength and uniqueness of brand). Asosiasi merek dapat
terbentuk berdasarkan atribut produk, manfaat produk, dan
keseluruhan evaluasi terhadap suatu merek. Sedangkan sikap positif
dan keunikan merek terdiri dari tiga hal dalam benak konsumen, yakni
keinginan, keyakinan bahwa suatu merek dapat memenuhi
kebutuhannya, dan keyakinan bahwa suatu merek memiliki perbedaan
yang signifikan dengan merek yang lainnya.6
Citra produk atau merek yang terbentuk sebelum adanya
kemanfaatan merek umumnya didasarkan pada pengetahuan tentang
produk atau merek, keinginan, serta keyakinan konsumen akan citra
kualitas produk/merek. Sedangkan citra yang terbentuk sesudah
adanya kemanfaatan identik dengan tingkat kepuasan manfaat yang
dirasakan oleh pengguna. Realisasi munculnya kepuasan konsumen
sangat bergantung pada pengetahuan konsumen terhadap produk dan
proses promosi produk yang menyeluruh dan jujur. Sebaliknya, apabila
tidak terpenuhi kedua hal tersebut, maka tidak jarang kepuasan
manfaat yang dirasakan oleh konsumen tidak selaras dengan citra yang
terbentuk sebelum pemilihan dan pembelian suatu produk/merek
(brand) akibat tidak maksimalnya pengetahuan mereka terhadap
produk/merek.
6Ibid.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
27/97
15
2.1.2Murabahah
Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa Arab
dengan akar kata ribh yang artinya keuntungan. Sedangkan secara
istilah, menurut Muhammad, murabahah merupakan jual beli barang
pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati.7
Menurut Syafii Antonio, secara istilah murabahah adalah jual beli
barang dengan harga asal dengan tambahan harga keuntungan yang
disepakati.8 Istilah yang hampir sama juga diberikan oleh Hulwati
yang menyatakan bahwa murabahah secara istilah adalah menjual
suatu barang dengan harga modal ditambah dengan keuntungan.9
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa
murabahah adalah akad jual beli terhadap sesuatu barang yang terjadi
di antara dua pihak atau lebih yang mana harga penjualannya
didasarkan pada adanya tambahan keuntungan yang ditambahkan pada
harga asal. Tambahan keuntungan tersebut harus diketahui dan
disepakati oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam akad
murabahah.10
Dalil-dalil yang dijadikan sebagai landasan dasar pelaksanaan
akad pembiayaan murabahah di antaranya adalah sebagai berikut:
7 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: AMP
YPKN, 20028 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani, 2001, hlm. 101.9Hulwati,Ekonomi Islam Teori dan Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syariah di
Pasar Modal Indonesia dan Malaysia, Jakarta: Ciputat Press Group, 2009, hlm. 76.10
Mengenai pengertian murabahah secara istilah lainnya dapat dilihat dalam Dadan
Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah Obligasi, Pasar Modal, Rekasadana,
Finance, dan Pegadaian, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009, hlm. 92-93; M. Ridwan,Manajemen Baitul Mal wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 178.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
28/97
16
Q.S. an-Nisa ayat 29
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.11
Q.S. al-Baqarah ayat 275
Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
11
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Quran,Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta: Departemen Agama, 1995, hlm. 156.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
29/97
17
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Makaorang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.12
Selain dalil dari al-Qiran, terdapat juga dalil yang
berhubungan dengan murabahah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dari Shuhaib sebagai berikut:
Artinya : Bahwasanya Nabi SAW bersabda: Ada tiga hal yang
mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,
muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus
dengan gandum kasar (jewawut) untuk keperluan rumah
tangga, bukan untuk dijual.13
Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa murabahah atau jual
beli secara tangguh (tidak secara tunai) diperbolehkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Kebolehan ini sama artinya dengan
diperbolehkannya murabahah dalam Islam.
Dalam suatu akad murabahah di dalamnya terkandung aspek-
aspek sebagai berikut:14
a.
Pihak yang berakad
b. Barang yang menjadi obyek akad15
12Ibid., hlm. 69.
13Ibnu Majah,Sunan Ibnu Majah, Beirut: Daar al-Kutb, t.th., hlm. 135.
14 Terkait dengan ketentuan syarat dari elemen-elemen dalam akad murabahah dapat
dilihat dalam Institite Bankir Indonesia, Konsep Produk Dan Implementasi Operasional Bank
Syariah,Jakarta: Jembatan, 2001, hlm. 76-77.15
Barang yang menjadi obyek harus merupakan barang milik orang yang menyediakan.Namun pengertian tersebut tidak berlaku kaku. Maksudnya adalah bisa saja barang tersebut tidak
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
30/97
18
c. Sighat akad16
Manfaat yang dapat diperoleh dari produk murabahah di
antaranya adalah sebagai berikut:17
Manfaat untuk nasabah:
a.
Nasabah dapat menghindari system peminjaman uang berbunga.
b.
Nasabah dapat memilih barang yang diinginkan dengan cara
melakukan pembelian barang sendiri dengan ditemani oleh wakil
dari lembaga keuangan syariah.
c. Adanya kesepakatan antara nasabah dan lembaga keuangan
syariah akan lebih membuat akad semakin transparan.
d. Nasabah dapat melakukan penawaran terhadap batas keuntungan
penjualan barang oleh lembaga keuangan syariah.
e.
Nasabah dapat memesan barang terlebih dahulu dalam jangka
waktu yang telah disepakati.
Manfaat untuk lembaga keuangan syariah adalah sebagai berikut:
a.
Pihak lembaga keuangan syariah dapat menghindari system
peminjaman uang berbunga.
b.
Sebagai salah satu pengembangan aset jasa pembiayaan.
dibeli secara langsung oleh pihak yang menyediakan pembiayaan murabahah. Seperti misalnya
pada murabahah yang mana barang dibelikan oleh pihak pemohon. Lihat dalam Abdullah Saeed,
Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi Kontemporer, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 136-140.16
Akad murabahah dilakukan setelah adanya penyerahan barang yang menjadi obyekdalam akad murabahah. Oleh sebab itu, meskipun pengadaan barang (proses pembelian barang)
dilakukan oleh pemohon, barang tetap harus diserahkan terlebih dahulu kepada pihak yang
memberikan pembiayaan sehingga akan terpenuhi syarat barang adalah milik dari pemberi
pembiayaan. Lihat dalam Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman umum Lembaga Keuangan Syariah ,
Jakarta: Gramedia, 2010., hlm. 140.17Disarikan oleh penulis dari Muhammad Syafii Antonio, op.cit., hlm. 106.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
31/97
19
c. Melalui murabahah kontemporer, lembaga keuangan syariah tidak
perlu bersusah payah untuk mencarikan barang yang menjadi
obyek murabahah.
Sedangkan resiko-resiko murabahah antara lain adalah:18
a. Rentan terhadap kerugian, khususnya bagi lembaga keuangan
syariah manakala terjadi pemesanan barang yang telah disepakati
namun pada saat pembelian terjadi kenaikan harga.
b. Apabila murabahah dilaksanakan dengan system klasik, maka akan
merugikan nasabah karena nasabah tidak dapat memilih barang sesuai
dengan keinginannya.
Batas keuntungan yang ada dalam murabahah berbeda dengan
system riba. Pada produk murabahah, keuntungan yang ada diperoleh
dari kesepakatan antara kedua belah pihak dan tidak ada aspek paksaan
dari salah satu pihak. Sedangkan pada system riba, keuntungan
merupakan salah satu hal yang menjadi syarat terjadinya akad. Dalam
arti pemberi pinjaman memiliki hak mutlak dalam menentukan
keuntungan tanpa adanya kesepakatan dengan pihak pemohon
pinjaman.
19
Ketentuan-ketentuan murabahah secara garis besar terkait
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam akad pembiayaan serta hal-hal
yang berhubungan dalam kegiatan pembiayaan murabahah. Berikut ini
18
Ibid., hlm. 108; disarikan juga dari Hulwati, op. cit., hlm. 80.19Hulwati,ibid., hlm., 82.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
32/97
20
adalah ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan akad pembiayaan
murabahah.20
a. Ketentuan terkait dengan pihak-pihak yang terlibat dalam akad
1) Lembaga keuangan (bank) dan nasabah harus melakukan akad
murabahah yang bebas riba
2)
Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat
Islam
3) Bank membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati kualifikasinya
4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank
dan harus bebas riba
5)
Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian
6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
dengan harga jual beli plus keuntungannya. Dalam hal ini bank
harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah
7) Pembayaran harga barang dilakukan sesuai dengan waktu yang
telah disepakati
20Ketentuan ini penulis sarikan dari Ahmad Ifham Sholihin, op. cit., hlm.142 dst.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
33/97
21
8) Bank dapat membuat akad khusus kepada nasabah untuk
menjaga kekhawatiran terhadap rusaknya akad
9) Apabila bank mewakilkan kepada nasabah dalam pembelian
barang, maka akad akan dilakukan setelah barang menjadi
milik bank
10)
Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian
sesuatu barang atau aset kepada bank
11)Apabila permohonan tersebut disetujui oleh bank, maka
nasabah harus menerima atau membeli sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati
12)Nasabah dapat dimintai uang muka jika hal ini diinginkan oleh
pihak lembaga keuangan (bank)
13)
Apabila nasabah menolak untuk membeli barang yang telah
dijanjikan, maka biaya riil harus dibayar dari uang muka yang
diberikan nasabah.
14)
Apabila uang muka tersebut tidak mencukupi untuk membayar
biaya riil, maka bank dapat meminta kekurangnya kepada
nasabah
b. Ketentuan yang berhubungan dengan aktifitas atau sesuatu yang
berhubungan dengan akad pembiayaan murabahah
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
34/97
22
1) Jaminan dalam murabahah diperbolehkan agar nasabah serius
dengan pesanannya. Dalam hal ini bank dapat meminta kepada
nasabah berupa jaminan yang dapat dipegang
2) Penyelesaian hutang antara nasabah dengan pihak bank tidak
ada kaitannya dengan transaksi lain hutang dilakukan nasabah
dengan pihak ketiga
3) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran
berakhir, maka ia tidak wajib segera melunasi seluruh
angsurannya
4) Jika penjualan tersebut menyebabkan kerugian, nasabah harus
menyelesaikan hutangnya sesuai dengan kesepakatan
5) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak diperbolehkan
menunda pembayaran
6)
Apabila nasabah menunda-nunda melakukan pembayaran,
maka penyelesaiannya dapat dilakukan melalui arbitrase
7)
Apabila nasabah dinyatakan pailit (bangkrut) maka bank harus
memberikan kebijakan tangguh kepada nasabah untuk melunasi
hutang sampai ia memiliki kemampuan kembali.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
35/97
23
8) Dalam akad pembiayaan murabahah dapat diterapkan denda
bagi nasabah yang menunda-nunda pembayaran21
9) Dalam akad murabahah dapat diterapkan pemberian uang
muka22
10)Dalam akad murabahah dapat diberlakukan adanya diskon23
11)Dalam murabahah dapat diterapkan potongan pelunasan24
2.1.3
Citra Murabahah
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui citra yang
melekat pada murabahah adalah bahwa murabahah merupakan produk
pembiayaan dalam hal pengadaan barang yang Islami dengan
karakteristik sebagai berikut:
a. Merupakan akad pembiayaan dalam bentuk pengadaan barang
b. Pengadaan barang dapat dilakukan oleh pihak penjual maupun
pihak pembeli
c. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun tangguh
d. Murabahah didasarkan pada ketentuan syariat Islam
e.
Tidak ada aspek riba dalam murabahah
21 Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 17/DSN-MKUI/IX/2000 tentang Sanksi
atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran22
Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 13/DSN-MKUI/IX/2000 tentang Uang
Muka dalam Murabahah23
Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 16/DSN-MKUI/IX/2000 tentang Diskon
dalam Murabahah24
Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 23/DSN-MKUI/IX/2002 tentang PotonganPelunasan dalam Murabahah
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
36/97
24
f. Harga barang dan Margin keuntungan harus diketahui oleh pihak
yang terlibat dalam akad pembiayaan murabahah
g.
Dapat dikenakan diskon pada proses pembayaran
h.
Dapat dikenakan denda dalam keterlambatan pembayaran
i.
Diperkenankan adanya jaminan
2.2.
Minat Nasabah
2.2.1. Pengertian
Secara kebahasaan, minat dalam bahasa Inggris disandarkan
pada kata interest25dan dalam bahasa Arab disandarkan pada kata
ihtimaam26 dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk
memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai
perasaan senang. Dalam bahasan tersebut terkandung suatu
pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek,
ada usaha untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, atau
berhubungan dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang,
ada daya penarik dari objek.27
Menurut B. Simanjuntak, minat adalah suatu sikap subyek
terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan. Minat bukan sesuatu
25John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia,
2000, hlm. 327.26
M. Kasir Ibrahim,Kamus Arab, Surabaya: Apollo, t.th, hlm. 581.27
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalamPerspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm. 263.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
37/97
25
hal yang dibawa sejak lahir sifatnya bukan tertutup-tetapi berubah
dengan suasana lingkungan.28
Minat adalah sesuatu yang pribadi dan
berhubungan dengan sikap. Minat juga penting dalam pengambilan
keputusan.29 Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Minat
merupakan kecenderungan yang sifatnya konstan atau tetap. Minat
dan senang berbeda. Senang merupakan minat yang bersifat
sementara sedangkan minat memiliki sifat yang tetap.30Sedangkan
menurut Andi Mappiare, minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,
prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.31
Menurut pengertian yang paling mendasar, minat berarti
sibuk, tertarik atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan
karena menyadari pentingnya kegiatan itu.32
2.2.2.
Macam-macam Minat
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini
sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan,
misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arah minat, dan
28B. Simanjuntak, Sosiologi Pembangunan, Bandung: Tarsito, 1986, hlm. 55-56
29Singgih D Gunarsa dan Ny Singgih D Gunarsa, Psikologi Perawatan, Jakarta: Gunung
Mulia, 2008, hlm. 68.30
Eliza Herijulianti, dkk., Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta: Penerbit Kedokteran
EGC, 2001, hlm. 20.31
Andi Mappiare,Psikologi Remaja,Surabaya: Usaha Nasional, t.th, hlm. 62.32
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna,1998, hlm. 28.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
38/97
26
berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu
sendiri.33
Berdasarkan timbulnya menurut Witherington, minat ada 2
macam:34
a.
Minat primitif atau biologis yaitu minat yang timbul dari
kebutuhan dan jaringan yang berkisar pada soal-soal makanan,
comfort (kebahagiaan hidup) atau kebebasan aktivitas. Minat
primitif bisa dikatakan sebagai minat pokok. Kebutuhan pokok
manusia adalah untuk mempertahankan hidup, maka yang
dibutuhkan adalah makan, sehingga kebutuhan pokok
terpenuhi.
b. Minat kultural / minat sosial yaitu minat yang berasal dari
perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya, minat dari taraf
tinggi merupakan hasil dari pendidikan. Minat ini dikatakan
sebagai minat pelengkap seperti prestise /rasa harga diri atau
kedudukan sosialnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin banyak pula kebutuhanya, tidak hanya makan
saja, melainkan juga kebutuhan prestise dan kedudukan
sosialnya. Orang yang pendidikanya tinggi, maka minat dan
kebutuhanya juga banyak, semisal demi harga dirinya maka ia
ingin mempunyai mobil, rumah yang bagus dan lain-lain.
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Minat
33Abdul Rahman Shaleh-Muhbib Abdul Wahab, op. cit., hlm. 265-268.
34
H.C. Witherington, Psikologi Pendidikan, terj. M. Bukhari, Jakarta: Rineka Cipta,1991, hlm. 125.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
39/97
27
Menurut Muhibbin Syah faktor yang mempengaruhi minat ada
dua, yaitu:
a.
Faktor intrinsik yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan
belajar, meliputi perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya
terhadap materi tersebut.
b. Faktor ekstrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan
kegiatan.35
Sedangkan Crow and Crow (1973) sebagaimana yang dikutip
oleh Abdur Rahman Shaleh, beliau berpendapat ada tiga faktor yang
menjadikan timbulnya minat, yaitu:
a.
Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan, ingin
tahu seks. Dorongan untuk makan membangkitkan minat untuk
belajar atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi
makanan dan lain-lain, sedangkan dorongan rasa ingin tahu akan
membangkitkan minat untuk belajar, menuntut ilmu, melakukan
penelitian dan lain-lain.
b.
Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya minat untuk
belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin
mendapatkan penghargaan di masyarakat.
35Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, cet. I, Jakarta: Logos, 1999, hlm. 137.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
40/97
28
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan
menimbulkan perasaan senang dan memperkuat minat, sebaliknya
kegagalan akan menghilangkan minat.36
2.2.4.
Unsur-unsur Minat
Unsur-unsur yang terkandung dalam minat meliputi:
a. Perasaan tertarik
Kurt Singer mengatakan bahwa sejak semula dunia ini
menunjukkan suatu karakter yang bersifat mengajak bagi seorang
anak. Artinya dunia ini memperlihatkan dirinya dengan cara yang
menarik, memikat.37
b. Motif
Motif dalam bahasa inggrisnya motive dari kata
motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif
dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit
tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.38
c.
Perasaan senang
Antara minat dengan perasaan senang terdapat hubungan
timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau peserta didik
yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat dan
36Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, op.cit., hlm. 263-265.
37Kurt Singer,Membina Hasrat Belajar di Sekolah, terj. Bergman Sitorus, Bandung: CV.
Remaja Karya, 1987, hlm. 79.38
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, t.th,hlm. 64.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
41/97
29
sebaliknya.39Perasaan senang merupakan aktivitas psikis yang di
dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.40
d.
Perhatian
Menurut Wasty Soemanto perhatian dapat diartikan
menjadi dua macam yakni perhatian yaitu pemusatan tenaga /
kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek-objek dan perhatian
adalah pendayagunaan kesadaran untuk mengerti sesuatu
aktivitas.41 Menurut Agus Sujanto, perhatian adalah
konsentrasi/aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian,
dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada
itu.42
2.3.Hipotesis
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa citra
suatu produk akan mampu menjadi penyebab timbulnya suatu perhatian
seseorang terhadap produk. Semakin baik citra suatu produk, maka akan
semakin dalam perhatian seseorang. Keberadaan perhatian tersebut akan
semakin memunculkan persepsi yang utuh terhadap produk sehingga akan
mampu mendorong minat seseorang terhadap produk. Dari kerangka berfikir
di atas dapat dibuat skema penelitian sebagai berikut:
39W.S Winkel,Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, hlm. 105.
40W.S Winkel,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: PT. Gramedia, 1983,
hlm. 30.41
Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hlm. 32.42Agus Sujanto,Psikologi Umum, Jakarta: Aksara Baru, 1985, hlm. 98.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
42/97
30
Dari penjelasan di atas dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara citra murabahah dengan minat nasabah
2. Hubungan tersebut memiliki arah positif, yakni semakin tinggi kualitas
citra murabahah maka minat nasabah akan semakin tinggi pula.
Pengetahuan
Produk
Citra Minat
Tertarik
Motif
Perhatian
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
43/97
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data
diperoleh dari hasil pengumpulan data secara langsung di BMT NU
Sejahtera Mangkang Kota Semarang.
3.2. Sumber Data
3.2.1.
Data Primer
Dalam penelitian kali ini menggunakan data primer atau
data empiris yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.1 Data
primer dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan
dengan citra murabahah dan minat nasabah. Sumber data primer
dalam penelitian ini adalah nasabah BMT NU Sejahtera yang
mengambil produk murabahah.
3.2.2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data penelitian yang berasal dari
sumber kedua yang dapat di peroleh melalui buku-buku, brosur
dan artikel yang di dapat dariwebsiteatau diperoleh dari catatan
pihak lain yang berkaitan dengan penelitian ini.2
1Iqbal Hasan,Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, hlm
19.2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, DanKebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 119
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
44/97
32
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.3 Adapun populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh nasabah BMT NU Sejahtera yang mengambil
produk murabahah yang berjumlah 180 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.4 Dalam penelitian ini yang
menjadi sampel adalah sebagian nasabah BMT NU Sejahtera
yang mengambil produk murabahah. Metode pengambilan
sample yang digunakan adalah simple random sampling yaitu
pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi yang homogen.
Agar sampel terdistribusi dengan baik, maka populasi juga harus
dibuat acak/tidak urut.5
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa Untuk sekedar ancer ancer
maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
3Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi,Bandung: Alfabeta, 2006, hlm. 90.
4Ibid, hlm. 91
5
Husein Umar, Metode Riset Bisnis,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm.138
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
45/97
33
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 1015 % atau 20 25 %
atau lebih.6Berdasar pada teori ini, dan karena jumlah populasi lebih
dari seratus, maka penulis memberikan batasan jumlah sampel sebesar
11,1% dari jumlah populasi, yakni:
11,1% x 180 = 19,9 yang dibulatkan menjadi 20 orang
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan
penulis adalah :
3.4.1. Metode angket (kuesioner)
Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa
daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk memperoleh
keterangan dari sejumlah responden.7
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan kuesioner pernyataan, yakni berisikan pernyataan dan
responden cukup memberikan pernyataan mereka dengan
memberikan tanda centang pada kolom jawaban yang telah
disediakan. Data yang digunakan dalam kuesioner merupakan
data kualitatif (berupa paparan deskripsi kalimat), sedangkan
sifat dasar dari kuesioner yang digunakan adalah kuantitatif di
6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta , 1991, hlm. 1077Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alafabeta, 2006, hlm. 162
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
46/97
34
mana masing-masing pilihan sikap atas pernyataan memiliki nilai
yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya dalam bab ini.
Angket kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari dua variable, yakni variable terikat (dependent)
dan variable bebas (independent). Angket variable terikat (X)
dalam penelitian ini adalah angket tentang citra murabahah,
sedangkan angket variable bebas dalam penelitian ini adalah
angket tentang minat nasabah. Jumlah item angket tentang citra
murabahah sebanyak 11 pernyataan dan jumlah item angket
tentang minat terdiri dari 15 item pernyataan.
3.4.2. Metode wawancara
Interview adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan menggunakan percakapan dengan sumber
informasi secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh
keterangan yang relevan dengan penelitian ini.8
3.5. Metode Analisis Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
kaidah statistik dengan menggunakan rumus korelasi melalui program
SPSS 16.0. Langkah-langkah analisa datanya meliputi:
1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner
Uji validitas kuesioner dilakukan untuk menguji kelayakan
kuesioner. Dalam pengujian ini digunakan teknik satu jalan.
8Koentjaraningrat,Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981, hlm 162.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
47/97
35
Maksudnya adalah dalam pengujian validitas tersebut, apabila
terdapat item pernyataan yang tidak valid maka item tersebut akan
dibuang dan tidak akan dilakukan pergantian item. Konsekuensinya
akan terjadi pengurangan jumlah item pernyataan.
Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner akan
menggunakan rumusan nilai kritik (r) product momentpada tingkat
signifikansi 0,05. Untuk jumlah sample 20 orang, maka akan
digunakan ketentuan db sebesar 18. Hal ini dikarenakan sudah
menjadi ketentuan bahwa db diperoleh dari jumlah sample (N)
dikurangi 2, yang mana dalam table nilai kritik r dalam product
moment diperoleh nilai 0,444. Dengan demikian, apabila nilai
masing-masing item kurang () dari 0,444 maka item tersebut dianggap valid.
Selain untuk menguji validitas item, nilai kritik r juga
digunakan sebagai acuan reliabilitas. Data kuesioner akan dianggap
reliabel manakala hasil penghitungan reliabilitas yang ada dalam
table reliability coefficientspada kolom cronbachs alphalebih besar
(>) dari nilai kritik r; sebaliknya apabila hasil penghitungan lebih
kecil (
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
48/97
36
2. Menghitung koefisien korelasi Spearman melalui rumusan SPSS9
3.
Menghitung tingkat keeratan hubungan (korelasi) dengan
menggunakan tabel keeratan hubungan variabel sebagai berikut:10
Gambar 3.1
Tabel Keeratan Hubungan Variabel
Nilai Korelasi Keterangan
0,00< 0,20 Hubungan sangat lemah
0,20 < 0,40 Hubungan rendah
0,40 < 0,70 Hubungan sedang / cukup
0,70 0,90 Hubungan kuat / tinggi
0,90 1,00 Hubungan sangat kuat/ tinggi
Sumber: Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007
4.
Menguji keberartian koefisien korelasi yang juga akan menggunakan
komputasi dengan rumus SPSS.11
9Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
Dilengkapi Aplikasi Program SPSS, Bandung: Pustaka Setia, 2007, hlm. 107-121.10
Ibid., hlm. 127-128.11Ibid., hlm. 128-132.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
49/97
BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN ANALISA
4.1.Deskripsi Data Penelitian
1.
Sejarah Perkembangan BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang didirikan pada
tahun 2007 dengan akta notaris badan hokum sebagai koperasi No.
180.08/315 yang ditetapkan pada tanggal 5 Mei 2007. Keberadaan BMT
NU Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan
nahdliyin (NU) terkait masalah pengembangan ekonomi umat Islam. Hal
ini disebabkan masih banyaknya umat Islam yang membutuhkan bantuan
dalam pengembangan usaha perekonomian mereka, khususnya yang masih
dalam tingkat usaha mikro dan kecil (UMKM).
Oleh sebab itulah, maka dalam Konpercab tahun 2006, diputuskan
bahwa Pengurus Cabang (PC) NU harus mendirikan lembaga keuangan
berbasis syariah. Pada saat itu diputuskan agar PC NU mendirikan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Putusan tersebut kemudian
ditindaklanjuti dengan pembentukan koperasi oleh PC NU Semarang
dengan nama Koperasi NU Sejahtera atau Koperasi NUS. Langkah ini
kemudian dikembangkan dan akhirnya pada tahun 2007 dibentuklah Baitul
Mal wa Tamwil (BMT) dengan menggunakan nama yang sama, yakni
BMT NU Sejahtera.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
50/97
38
Dalam penggunaan nama Sejahtera terkandung harapan dan
sekaligus tujuan dari pendirian BMT. harapan dan tujuan tersebut tidak
lain adalah agar BMT NU Sejahtera mampu menjadi sarana warga
nahdliyin pada khususnya dan umat Islam pada umumnya untuk mencapai
kesejahteraan hidup yang Islami. Aplikasi dari hal tersebut diwujudkan
dalam dua aplikasi pelayanan yang disediakan di BMT NU Sejahtera
dalam bentuk simpanan dan pembiayaan. Produk simpanan yang
dikeluarkan oleh BMT NU Sejahtera adalah simpanan wadiah dengan
sistem fee(bonus). Sedangkan produk pembiayaan yang ada di BMT NU
Sejahtera juga hanya satu, yakni pembiayaan murabahah.
2. Visi dan Misi
Visi dari BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang adalah
Menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi ummat yang mandiri dengan
landasan syariah.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka BMT NU Sejahtera
Mangkang Kota Semarang memiliki misi sebagai berikut:
1)
Menjadi penyelenggaraan layanan keuangan syariah yang prima
kepada anggota dan mitra usaha.
2)
Menjadi model pengelolaan keuangan ummat yang efisien, efektif,
transparan, dan profesional.
3) Mengembangkan jaring kerjasama ekonomi syariah.
4) Mengembangkan sistem ekonomi ummat yang berkeadilan sesuai
syariah.
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
51/97
39
3. Tujuan
Pendirian BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang memiliki
tujuan-tujuan sebagai berikut:
1)
Meningkatkan pemberdayaan ekonomi ummat berdasarkan prinsip
syariah yang amanah dan berkeadilan.
2)
Mengembangkan ekonomi ummat dalam bentuk usaha mikro, kecil,
dan menengah dengan berpegang pada prinsip syariah.
3) Meningkatkan pengetahuan ummat dalam pengelolaan keuangan yang
bersih, jujur, dan transparan.
4) Meningkatkan semangat dan peran serta masyarakat dalam kegiatan
BMT NU Sejahtera.
4. Struktur Organisasi
Untuk menjalankan operasionalnya, BMT NU Sejahtera Mangkang
Kota Semarang didukung struktur organisasi sebagai berikut:
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
52/97
40
RAT
Direktur Utama
Direktur Operasional
Kepala Cabang Kepala Cabang
Dewan Pengawas
General Manajer
Kepala Cabang
Account Kabag Account Kabag KabaAccount
AA
AA
AR
Ad
Ad
AA
AR
Ad
Ad
AA
AA
AR
Ad
AA
Sekretaris
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Manajemen BMT NU Sejahtera Mangkang Kota
Semarang
Sumber: Arsip BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, 2010
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
53/97
41
Gambar 4.2Struktur OrganisasiPengurus Pusat Dan Pengawas BMTNU Sejahtera
Mangkang Kota Semarang
Susunan Pengurus:
Susunan Pengawas:
Sumber: Arsip BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, 2010
RAT
KETUA
Drs. Muhtarom, Akt
BENDAHARA
H. Achmad Kaffi, S.E
SEKRETARIS
Drs. A. Budi Utomo,S.Mn.,M.Pd
WAKIL KETUA
Drs. Sugiharto, M.M
Wa. SEKRETARIS
Abdullah, S.E
RAT
KETUA
Maman A., S.H
ANGGOTA
Agustiono
ANGGOTA
Rohani A.H
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
54/97
42
Direktur Utama
Manager Umum
Manager Finance
Staff Administrasi
Account Officer
Office Boy
General Manager
Gambar 4.3
Struktur Organisasi Kantor Pusat Semarang
Sumber: Arsip BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, 2010
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
55/97
43
5. Deskripsi Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah produk
Murabahah BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang yang
berjumlah 180 orang. Dari 180 orang tersebut, nasabah perempuan hanya
42 sedangkan sisanya yakni 138 orang adalah laki-laki.
Tabel 4.1
Persentase Jumlah Nasabah
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 138 76,66
2 Perempuan 42 23,33
Total 180 100
Acuan pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan
pedoman sample Suharsimi Arikunto yang menyebut bahwa sample dapat
diambil sebesar minimal 10% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini,
sample yang diambil adalah sebesar 11,1% sehingga diperoleh sample
sebesar 19,9 yang kemudian dibulatkan menjadi 20 orang.
Dari 20 orang sampel yang dipilih, sebanyak 17 adalah orang laki-
laki dan 3 orang adalah perempuan. Tabulasi sampel tersebut dapat
dipaparkan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Persentase Jumlah Nasabah
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 17 85
2 Perempuan 3 15
Total 20 100
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
56/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
57/97
45
Sedangkan yang belum memberikan pengakuan sebanyak 3 orang
nasabah (15%) seluruhnya tidak menolak asumsi tersebut. Namun
demikian, tidak berarti bahwa ada nasabah yang menganggap bahwa
prosedur murabahah rumit, sebab ke-15% sampel yang belum memberikan
pengakuan ketidakrumitan prosedur murabahah juga tidak menganggap
prosedur murabahah sebagai sesuatu yang rumit. Mereka berada pada
status netral yang artinya bahwa prosedur permohonan murabahah tidaklah
terlalu rumit. Mereka ini umumnya adalah para nasabah yang mengajukan
permohonan murabahah untuk pertama kalinya dan sebelumnya terbiasa
dengan pinjaman perorangan yang biasanya dilakukan tanpa melalui
prosedural peminjaman layaknya di lembaga keuangan. Indikasi bahwa
ketiga nasabah tidak menolak adalah pilihan mereka yang memilih untuk
netral, artinya mereka belum setuju namun juga tidak menolak bahwa
murabahah di BMT NU Sejahtera tidak rumit.
Tabel 4.4
Proses Pencairan Murabahah Cepat
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 1 5
S 18 90
N 1 5TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Meski masih menyisakan 15% nasabah yang belum berani
menyatakan ketidakrumitan prosedur murabahah, untuk masalah
kecepatan pencairan hanya menyisakan 1 sampel nasabah (5%) yang
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
58/97
46
memilih posisi netral dalam menjawab pernyataan terkait dengan
kecepatan proses pencairan murabahah. Sedangkan 19 sampel lainnya
(95%) menyatakan bahwa pencairan murabahah di BMT NU Sejahtera
Mangkang cepat. Ke-19 sampel tersebut, 1 orang memberikan jawaban
sangat setuju sedangkan 18 orang lainnya memberikan jawaban setuju.
Dari jawaban itu mengandung makna bahwa masih ada nasabah yang
belum merasakan kecepatan pencairan dana murabahah. Akan tetapi, hal
ini tidak dapat menjadikan kekhawatiran bagi pihak BMT karena sampel
nasabah yang memberikan jawaban tersebut adalah nasabah yang pertama
kali mengajukan murabahah. Sampel tersebut juga memberikan penjelasan
bahwa pada saat itu, petugas BMT memberikan penjelasan kepadanya
bahwa banyak yang melakukan pengajuan murabahah pada saat dia ingin
mengajukan permohonan sehingga dia memaklumi keadaan tersebut.
Penjelasan inilah yang penulis maksud dengan tidak perlunya
kekhawatiran BMT terhadap jawaban pernyataan tersebut.
Tabel 4.5
Pencairan Murabahah Bukan Dalam Bentuk Barang Melainkan Uang
Tunai
Keterangan Frekuensi Persentase (%)SS 1 5
S 16 80
N 3 15
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
59/97
47
Jawaban mengenai pencairan murabahah di atas menunjukkan
tidak seluruh nasabah memiliki pemahaman bahwa pencairan murabahah
identik dengan uang tunai namun juga tidak ada yang menolak bahwa
pencairan murabahah dapat berbentuk uang tunai. Hal ini dikarenakan
sebanyak 85% sampel nasabah memiliki pemahaman bahwa pencairan
dana murabahah dalam bentuk uang dan bukan dalam bentuk barang,
sedangkan sebanyak 15% tidak memberikan pernyataan setuju dan juga
tidak setuju melainkan memberikan jawaban netral. Alasan yang diberikan
oleh ke-3 sampel nasabah yang memberikan jawaban netral adalah karena
dalam pencairan murabahah yang mereka ketahui dari penjelasan petugas
dapat dilakukan dalam bentuk barang dan uang tunai dan kebanyakan
dilakukan dalam bentuk uang tunai. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa secara tidak langsung ke-15% sampel nasabah memberikan
pengakuan bahwa pencairan murabahah mayoritas dilakukan dalam bentuk
uang tunai. Bahkan pada prakteknya, sampel nasabah ini juga memilih
pencairan dana dalam bentuk uang tunai.
Selain berkaitan dengan proses pencairan dan bentuk pencairan
dana, para sampel nasabah juga memberikan pengakuan bahwa dalam
proses pencairan tersebut tidak ada potongan harga yang dibebankan
kepada nasabah. Para sampel nasabah memiliki pemahaman berdasarkan
penjelasan petugas BMT bahwa permohonan dana mereka akan cair secara
keseluruhan tanpa adanya potongan sedikitpun. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya pengakuan dari 100% sampel nasabah yang menyatakan
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
60/97
48
bahwa tidak ada potongan harga dalam proses pencairan murabahah pada
tabulasi di bawah ini.
Tabel 4.6
Tidak Ada Potongan Harga dalam Pencairan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 2 10
S 18 90
N 0 0
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Dari tabulasi di atas sekaligus dapat menjadi penegas bahwa
seluruh sampel nasabah memiliki pemahaman bahwa dalam pencairan
murabahah tidak ada potongan harga dan dana dapat diterima oleh nasabah
secara utuh sesuai dengan nominal yang disepakati dalam akad.
Penjelasan berikutnya adalah mengenai jawaban pernyataan dari
jangka waktu pembayaran. Dari sampel nasabah, tidak seluruhnya
menyatakan bahwa waktu pembayaran murabahah tidak terlalu pendek.
Sebanyak satu orang sampel menyatakan netral terkait dengan waktu
pembayaran murabahah sedangkan sebanyak 19 orang menyatakan
sepakat bahwa waktu pembayaran murabahah tidak terlalu pendek. Hal ini
dapat terlihat dalam tabulasi jawaban di bawah ini:
Tabel 4.7
Jangka Waktu Pembayaran Tidak Terlalu Pendek
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 4 20
S 15 75
N 1 5
TS 0 0
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
61/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
62/97
50
STS 0 0
Total 20 100
Asumsi sampel mengenai bagi hasil yang menguntungkan
berdampak pada asumsi mengenai jumlah angsuran yang akan dibayarkan
setiap bulannya. Maksudnya adalah bahwa keikutsertaan nasabah dalam
kesepakatan harga adalah indikator dari peran nasabah dalam menentukan
besaran angsuran yang tentunya akan disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi mereka. Hal ini terlihat dari jawaban nasabah yang memberikan
pernyataan sangat setuju sebanyak 5 orang (25%) dan pernyataan setuju
sebanyak 15 orang (75%). Itu berarti bahwa seluruh sampel nasabah
memberikan pernyataan bahwa jumlah angsuran yang dibayarkan sesuai
dengan kemampuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.9
Jumlah Angsuran yang Dibayarkan Sesuai dengan Kemampuan
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 5 25
S 15 75
N 0 0
TS 0 0
STS 0 0Total 20 100
Terkait dengan legalitas syariat dalam produk murabahah, ternyata
tidak seluruh sampel nasabah memberikan persetujuan. Hal ini dapat
terlihat dari jawaban berikut ini:
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
63/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
64/97
52
memiliki pemahaman bahwa besaran dana pengajuan murabahah tidak
terbatas.
Meski pada jawaban tabel 4.9 semua nasabah sepakat bahwa
jumlah angsuran akan memiliki kesamaan dengan kesesuaian kemampuan
mereka, namun tetap saja hal itu tidak dijadikan jaminan oleh seluruh
nasabah tentang berat ringannya. Dari 20 sampel nasabah, terdapat 7
(35%) sampel yang menyatakan netral terkait dengan anggapan bahwa
beban angsuran tidak terlalu berat. Alasan yang diajukan adalah bahwa
pendapatan mereka tidak tetap. Artinya, bisa saja akan terasa berat apabila
tidak memperoleh hasil untuk membayar angsuran. Akan tetapi hal itu
tidak lantas membuat nasabah menolak anggapan bahwa beban angsuran
tidak terlalu berat. Sebanyak 13 orang (65%) sampel memiliki pemahaman
bahwa beban angsuran tidak terlalu berat. Hal ini dikarenakan anggapan
mereka bahwa nasabah dilibatkan dalam penentuan beban angsuran,
sehingga beban angsuran tersebut secara tidak langsung merupakan hasil
perkiraan perhitungan nasabah. Jawaban dari aspek beban angsuran tidak
terlalu berat dapat dilihat dalam tabulasi berikut ini:
Tabel 4.12Beban Angsuran Tidak Terlalu Berat Karena Dapat Dicicil
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 0 0
S 13 65
N 7 35
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
65/97
53
Para nasabah memahami bahwa bagi hasil akan berhenti manakala
telah lunas tanggungan meskipun belum jatuh tempo. Pemahaman yang
menyeluruh pada nasabah dapat dilihat dalam tabulasi berikut ini:
Tabel 4.13
Pembayaran Bagi Hasil Akan Terhenti Saat Pelunasan Meskipun
Belum Jatuh Tempo
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 1 5S 19 95
N 0 5
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 orang (95%)
menyatakan setuju dan 1 orang (5%) menyatakan sangat setuju.
Deskripsi Jawaban Angket Variabel Minat Nasabah
Kemudahan proses pengajuan menjadi faktor utama minat dari
beberapa nasabah dalam pengajuan produk murabahah. Hal ini
ditunjukkan dengan jawaban sangat setuju dari 5 orang sampel nasabah
(25%). Jawaban sangat setuju itu menandakan bahwa kelima nasabah
tersebut pada dasarnya mengajukan pembiayaan murabahah karena adanya
faktor kemudahan dalam proses pengajuan. Sebanyak 12 orang (60%)
menyatakan bahwa faktor kemudahan dalam proses memang menjadi
salah satu faktor dalam pengajuan namun bukanlah faktor utama. Hal ini
terlihat dari kualitas jawaban yang hanya menyatakan setuju. Sedangkan 3
sampel sisanya (15%) tidak menyatakan kemudahan sebagai faktor minat
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
66/97
54
mereka dalam mengajukan permohonan murabahah namun juga tidak
memberikan anggapan tidak setuju. Hal ini dapat terlihat dari tabulasi
jawaban berikut ini:
Tabel 4.14
Mengajukan Permohonan Murabahah Karena Proses Lebih Mudah
Dibandingkan Dengan Produk Pembiayaan Di Instansi Lain
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 5 25
S 12 60N 3 15
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Meskipun nasabah memiliki pemahaman bahwa murabahah
merupakan produk pembiayaan yang cepat dalam pencairan, namun
nasabah tidak lantas menjadikannya sebagai salah faktor utama minat
dalam mengajukan permohonan. Hal ini terlihat dari tidak adanya jawaban
sangat setuju dari pernyataan mengenai kebutuhan pencairan uang dalam
tempo cepat. Namun begitu, jawaban setuju sebanyak 18 (90%) orang
memiliki arti bahwa kecepatan pencairan dana menjadi salah satu faktor
minat nasabah dalam mengajukan permohonan murabahah meskipun
bukan faktor utama. Dalam hal ini, sebanyak 2 orang (10%) menyatakan
netral. Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa tidak ada satupun
nasabah yang tidak menjadikan kecepatan pencairan sebagai salah satu
faktor utama minat mereka dalam mengajukan permohonan murabahah.
Selain hal tersebut, ada juga hal lain yang tidak menjadi salah satu faktor
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
67/97
55
utama minat nasabah dalam mengajukan permohonan murabahah, yakni
beban angsuran yang tidak terlalu berat. Hal ini dapat terlihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 4.15
Mengajukan Permohonan Murabahah Karena Saya Butuh Uang
Dalam Tempo Cepat
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 0 0
S 18 90
N 2 10
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Pencairan dana dalam bentuk uang tunai juga menjadi salah satu
faktor pendorong minat sampel nasabah. Hal ini terbukti dengan adanya 16
sampel (80%) yang memberikan jawaban setuju dan 3 orang (15%)
menyatakan sangat setuju. Sedangkan 1 orang sisanya (5%) menyatakan
netral. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.16
Lebih Memilih Pencairan Dana Dalam Bentuk Uang Daripada
Barang Karena Lebih Bebas Memilih Kualitas Barang Yang Akan
Dibeli
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 3 15
S 16 80
N 1 5
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
68/97
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
69/97
57
Selain aspek jangka waktu, aspek yang menjadi faktor utama
pendorong minat 4 orang nasabah (20%) adalah aspek tingkat bagi hasil
yang menguntungkan. Bahkan pada aspek ini tidak ada jawaban netral
karena 16 orang sampel lainnya (80%) memberikan pernyataan setuju
yang artinya mereka menjadikan aspek tingkat bagi hasil sebagai faktor
pendorong minat namun bukan faktor yang utama. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19
Adanya Tingkat Bagi Hasil yang Menguntungkan Menjadi
Pertimbangan dalam Mengajukan Murabahah
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 4 20
S 16 80
N 0 0
TS 0 0STS 0 0
Total 20 100
Sedangkan hal yang menjadi domain faktor utama pendorong
minat nasabah dalam mengajukan permohonan pembiayaan murabahah
adalah jumlah angsuran yang tidak terlalu berat. Hal ini diindikasikan
dengan adanya jawaban sebanyak 6 orang nasabah (30%) yang
memberikan kualitas jawaban sangat setuju. Artinya, keenam nasabah
tersebut menjadikan hal jumlah angsuran yang tidak terlalu berat menjadi
salah satu faktor utama pendorong minat mengajukan permohonan
murabahah. Sedangkan 14 orang lainnya (70%) menyatakan setuju. Hal ini
terlihat pada jawaban angket berikut ini:
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
70/97
58
Tabel 4.20
Jumlah Angsuran yang Dibayarkan Tidak Terlalu Berat Menjadi
Pertimbangan Dalam Mengajukan Murabahah
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 6 30
S 14 70
N 0 0
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Anehnya, meskipun nasabah memiliki pemahaman tentang produk
perbankan Islami, ternyata hal itu tidak menjadi faktor utama dari para
nasabah. Adanya legalitas maupun aspek bagi hasil hanya menjadi salah
faktor utama dari 1 orang nasabah (5%) sebagai pendorong minat
mengajukan permohonan murabahah. Sedangkan 19 orang lainnya (95%)
hanya menjadikan aspek legalitas sebagai faktor pendorong namun bukan
sebagai faktor yang utama. Hal ini dapat dilihat pada jawaban berikut:
Tabel 4.21
Legalitas Hukum Islam Menjadi Pertimbangan Dalam Mengajukan
Murabahah
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 1 5S 19 95
N 0 0
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
-
7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang
71/97
59
Untuk aspek tingkat besaran dana permohonan, aspek tersebut
menjadi faktor utama bagi 3 orang nasabah. Hal ini dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.22
Tingkat Besaran Dana Permohonan Tidak Terbatas Menjadi
Pertimbangan Dalam Mengajukan Murabahah
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
SS 3 15
S 17 85
N 0 0
TS 0 0
STS 0 0
Total 20 100
Dari tabulasi di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 orang
sampel (15%) memberikan jawaban sangat setuju yang artinya menjadikan
aspek ini sebagai faktor utama pendorong minat nasabah. Sedangkan 17
orang nasabah lain (85%) hanya menjadikan sebagai salah satu faktor
namun bukanlah faktor yang utama.
Aspek bebang angsuran yang sesuai dengan kemampuan ternyata
tidak menjadi faktor utama sebagai pendorong minat nasabah. Hal ini
dapat terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.23
Beban Angsur
top related