historiografi - osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/wp-content/uploads/2020/... ·...
Post on 03-Dec-2020
24 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Historiografi
Historiografi merupakan sebuah kajian entang metode sejarawan dalam mengembangkan
sejarah sebagai disiplin akademis dan secara luas. Kata historiografi berasal dari kata history
(sejarah) dan graph (tulisan), sehingga historiografi berarti tulisan sejarah baik yang memiliki
sidat ilmiah (problem oriented) ataupun yang tidak ilmiah. Tujuan historiografi yaitu untuk
menulis peristiwa di masa lalu secara kronologis dan sistematis.
Historiografi Tradisional
Terbagi menjadi dua, yaitu Historiografi Hindu-Buddha dan Historiografi Islam.
Ciri-ciri historiografi Hindu-Buddha:
1. Karya yang dibuat dalam bentuk terjemahan naskah dari India.
2. Memiliki sifat religiomagis.
3. Memiliki sifat sentris.
Contoh: Kitab Mahabrata dan Ramayana
Ciri-ciri historiografi Islam:
1. Berisikan unsur mitos
2. Telah mengenal unsur kronologi
3. Memiliki sifat etnosentris.
Contoh: Hikayat Aceh dan Babad Demak
Historiografi Kolonial
Merupakan penulisan sejarah yang dibuat pada masa kolonial. Penulisannya berfokus
terhadap kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang
Belanda atau Eropa. Tujuan ditulisnya adalah sebagai penguat kedudukan mereka di
Indonesia.
Ciri-ciri historiografi kolonial
1. Neerlandosentrisme atau Eropasentrisme
2. Memiliki sifat mitologis
3. Memiliki sifat subjektif
4. Memiliki sifat diskriminatif
5. Mengabaikan sumber lokal
6. Tentang sejarah orang-orang besar.
Contoh: Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indi karya A.J. Eijkman
dan F.W Stapel
Historiografi Modern
• Muncul akibat tuntutan ketepatan teknik untuk mendapatkan fakta-fakta sejarah
• Fakta sejarah didapat melalui penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu,
adanya teknik pengarsipan, dan rekonstruksi melalui sejarah lisan.
• Masa ini dimulai dengan munculnya studi sejarah kritis, yang menggunakan prinsip-
prinsip metode penelitian sejarah.
• Contoh Historiografi Modern : Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono
Kartodirdjo dan Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.
• Ciri-ciri :
1. Bersifat metodologis, sejarawan diwajibkan menggunakan kaidah-kaidah
ilmiah
2. Bersifat kritis historis, penelitian sejarah menggunakan pendekatan
multidimensional
3. Sebagai kritik terhadap historiografi nasional, lahir sebagai kritik terhadap
historiografi nasional yang dianggap memiliki kecenderungan
menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan keindonesiaan.
4. Munculnya peran rakyat-rakyat kecil
Historiografi Nasional
• Merupakan penulisan sejarah yang bersifat Indonesia sentris, dengan metodologi
sejarah Indonesia dan pendekatan multidimensional. Jadi, penulisannya dilihat dari
sisi kepentingan nasional.
• Bisa juga disebut historiografi pada masa kemerdekaan
• Subjek dari historiografi nasional ialah orang Indonesia asli, bukan penjajah ataupun
raja yang memimpin suatu kerajaan.
• Contoh : Islam dan Masyarakat karya Taufik Abdullah, Pemberontakan Petani Banten
oleh Sartono Kartodirdjo, Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson
• Ciri-ciri :
1. Sebagian besar ditulis oleh bangsa sendiri dan dengan sudut pandang
bangsa atau perspektif bangsa sendiri.
2. Sifatnya nasionalisme atau character and nation building, yakni
mengagung-agungkan bangsa sendiri dan pembangun identitias nasional
suatu bangsa.
3. Menggunakan metode sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah
4. Bersifat Kritis Historis, yakni menggunakan pendekatan multidimensional.
Artinya historiografi modern mengambil ilmu-ilmu sosial lain, yang
mempertajam kualitas sejarah dari aspek sosial, ekonomi, politik, dan
budaya.
5. Pelaku Sejarah Luas dan Beragam, yang artinya pelakunya tidak hanya
berasal dari tokoh nasional sebagai tokoh utama, tetapi juga golongan kecil
seperti petani juga terlibat di dalamnya.
6. Indonesia sentris, yakni bersifat keindonesiaan
MANUSIA PURBA DI INDONESIA
MEGANTHROPUS PALEOJAVANICUS
• Pertama kali ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald di Sangiran
pada tahun 1941. Meganthropus yang ditemukan oleh von Koeningswald diketahui
berasal dari masa Pleistosen awal dan merupakan manusia purba tertua yang
ditemukan di Indonesia.
• Dinamakan ‘mega’ karena ukurannya yang lebih besar dibandingkan fosil-fosil
lainnya. Rahang dan giginya besar, bahkan hampir sama dengan rahang gorila.
Meganthropus tersebut kemudian dikenal sebagai Manusia Sangiran.
• Ciri-ciri: berbadan tegap dengan tonjolan tajam di kepala; bertulang pipi tebal dengan
tonjolan kening yang mencolok; tidak memiliki dagu; mempunyai otot kunyah gigi,
dan rahang yang besar dan kuat; otot tengkuk kuat.
• Hasil kebudayaan: perkakas kasar dari batu; flake/alat serpih; kapak genggam;
perkakas dari tanduk rusa; kapak perimbas; kebudayaan ngandong & pacitan.
PITHECANTHROPUS
• “Pithekos” = kera & “anthropus” = manusia -> manusia kera.
• Volume kepala antara manusia dan kera (900 cc).
• Pertama kali ditemukan pada 1891 oleh Eugene Dubois.
• Sisa-sisa kehidupannya ditemukan di Mojokerto, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran,
Sambungmacan, dan Ngandong.
PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS/PITHECANTHROPUS ROBUSTUS
• Ditemukan Von Koenigswald pada 1936 di Kapuklagen, Mojokerto Utara.
• Merupakan jenis pithecanthropus tertua (2,5-1,25 juta tahun lalu) sehingga
diperkirakan hidup berdampingan dengan meganthropus paleojavanicus.
• Ciri: badan tegap; tinggi 165-180 cm; muka menonjol; hidung lebar; tulang rahang &
geraham kuat; tidak punya dagu; tulang pipi kuat; tonjolan kening tebal; volume otak
750-1300 cc; otot tengkuk kukuh.
• Hasil budaya: kapak perimbas; kapak penetak; kapak genggam; pahat genggam; alat
serpih; alat-alat dari tulang; budaya food gathering.
PITHECANTHROPUS ERECTUS/HOMO ERECTUS
Ditemukan Eugene Dubois pada 1890 di Trinil, Ngawi.
Ciri: volume otak 900 cc; tulang kening menonjol; tulang dahi lurus ke belakang; tulang kaki
cukup besar; tidak punya dagu; hidung lebar; pipi menonjol ke depan & ke samping; geraham
besar; tinggi 165-170 cm; berat 100 kg; badan tegap.
Memiliki tingkat kecerdasan tinggi karena kebiasaan menggunakan api; sudah mampu
bekerja sama; tidak mencuri makanan dari orang lain.
Hasil kebudayaan: alat serpih; bilah; serut; kapak perimbas; kapak penetak; kapak genggam;
bola batu.
HOMO SAPIENS
• Homo = manusia & sapiens = cerdas -> manusia cerdas (karena mampu membuat
peralatan dari batu & tulang untuk berburu dan meramu).
• Fisik, akal, dan sifatnya mendekati manusia modern.
• Ciri umum: volume otak 1000-1200 cc, tinggi 130-210 cm; otot tengkuk menyusut;
alat kunyah & gigi menyusut; muka tidak menonjol; berdiri & berjalan tegak;
berdagu; tulang rahang tidak begitu kuat.
HOMO WAJAKENSIS
• Ditemukan di Wajak, lembah Sungai Brantas kab. Tulungagung, Jawa Timur yang
kemudian diselidiki Eugene Dubois.
• Ciri: muka datar & lebar; hidung lebar; mulut menonjol; dahi agak mirin; busur
kening nyata; tenggorokan berukuran sedang.
• Memiliki 2 ciri yaitu Mongoloid dan Austramelanosoid.
• Disebut cerdas karena sudah mengenal upacara penguburan.
• Hasil kebudayaan: kapak perimbas (chooper), kapak penetak, kapak genggam.
HOMO SOLOENSIS
• Ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo, Ngandong, Ngawi, Jawa Timur oleh C.
Ter Haar dan Oppenoorth pada 1932 yang kemudian diselidiki oleh von Koenigswald
& Franz Weidenreich.
• Ciri: volume otak 1000-2000 cc; tinggi 130-210 cm; otak sudah berkembang; otot
bagian tengkuk mengalami reduksi; alat pengunyah menyusut; bisa berjalan & berdiri
dengan sempurna.
• Hasil kebudayaan; kapak genggam; kapak perimbas; alat serpih; peralatan dari tulang.
HOMO FLORESIENSIS
• Ditemukan di Flores, NTT oleh Mike Morwood dan R.P. Soedjono.
• Ciri: tinggi 100 cm; berat 30 kg; otak kecil; tidak punya dagu; mampu berjalan tegak.
• Merupakan nenek moyang dari orang Katai Flores yang menderita penyakit
microcephalia (bertengkorak dan berotak kecil).
• Hasil kebudayaan: alat-alat dari tulang.
MANUSIA PURBA DI ASIA
1. Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus-Pekinensis
Manusia purba jenis ini hidup
bersamaan dengan manusia purba
yang ada di Indonesia yakni
Pithecanthropus. Dikarenakan hidup
bersamaan dengan Pithecanthropus
sehingga manusia purba
Sinanthropus Pekinensis sudah
mengenal api layaknya Manusia
Pithecanthropus.
Ciri-ciri :
• Kapasitas tulang tengkorak sekitar 1000 cm3.
• Memiliki tengkorak yang pipih pada wajah.
• Memiliki dahi kecil
• Sebuah lunas dekat atas kepala sebagai pelengkap otot
• Tinggi badan sekita 165 – 180 cm
• Bagian belakang tampak menonjol
• Langit – langit mulut besar
• Gigi Modern (taring dan gigi besar)
2. Shanidar Fosil
Shanidar-Fosil
Manusia purba jenis ini ditemukan ditemukan sesuai
dengan namanya yakni di Gua Shanidar yang
merupakan sebuah situs Arkeologi yang berada di
Gunung Bradost, Zagros Gunung di Arbil Governorate
Wilayah Kurdistan, Negara Irak. Situs ini terletak di
Lembah Besar Zab.
Manusia Shanidar Fosil ditemukan dan diteliti oleh
Ralph Solecki dari Universitas Columbia yang hidup
kurang lebih 60 – 80.000 tahun.
3. Manusia Neanderthal
Manusia-Neanderthal
Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan
Dr. Fulfrott di lembah sungai Neander
tahun 1956. Manusia purba ini
tersebar di Asia Barat, Tengah dan
Eropa.
Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan
Dr. Fulfrott di lembah sungai Neander
tahun 1956. Manusia purba ini
tersebar di Asia Barat, Tengah dan
Eropa.
Ciri-Ciri :
• Dahi Rendah dengan oksipital sanggul memproyaksikan pertengahan
muka.
• Manusia ini relatif pendek, tulang belikat membungkuk
• Pembesaran tulang rusuk, dengan berdada tegap.
MANUSIA PURBA DI ASIA
4. Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus-Pekinensis
Manusia purba jenis ini hidup
bersamaan dengan manusia purba
yang ada di Indonesia yakni
Pithecanthropus. Dikarenakan hidup
bersamaan dengan Pithecanthropus
sehingga manusia purba
Sinanthropus Pekinensis sudah
mengenal api layaknya Manusia Pithecanthropus.
Ciri-ciri :
• Kapasitas tulang tengkorak sekitar 1000 cm3.
• Memiliki tengkorak yang pipih pada wajah.
• Memiliki dahi kecil
• Sebuah lunas dekat atas kepala sebagai pelengkap otot
• Tinggi badan sekita 165 – 180 cm
• Bagian belakang tampak menonjol
• Langit – langit mulut besar
• Gigi Modern (taring dan gigi besar)
5. Shanidar Fosil
Shanidar-Fosil
Manusia purba jenis ini ditemukan ditemukan sesuai
dengan namanya yakni di Gua Shanidar yang
merupakan sebuah situs Arkeologi yang berada di
Gunung Bradost, Zagros Gunung di Arbil Governorate
Wilayah Kurdistan, Negara Irak. Situs ini terletak di
Lembah Besar Zab.
Manusia Shanidar Fosil ditemukan dan diteliti oleh
Ralph Solecki dari Universitas Columbia yang hidup
kurang lebih 60 – 80.000 tahun.
6. Manusia Neanderthal
Manusia-Neanderthal
Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan
Dr. Fulfrott di lembah sungai Neander
tahun 1956. Manusia purba ini
tersebar di Asia Barat, Tengah dan
Eropa.
Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan
Dr. Fulfrott di lembah sungai Neander
tahun 1956. Manusia purba ini
tersebar di Asia Barat, Tengah dan
Eropa.
Ciri-Ciri :
• Dahi Rendah dengan oksipital sanggul memproyaksikan pertengahan
muka.
• Manusia ini relatif pendek, tulang belikat membungkuk
• Pembesaran tulang rusuk, dengan berdada tegap.
• Manusia Purba Di Afrika
•
Manusia Purba Yang Terdapat Di Afrika
Pada tahun 1924 Raymond Dart kelahiran Australia, guru besar anatomi
Universitas Witwatersrand di Johannesburg, Afrika Selatan menemukan
fosil pecahan tengkorak dan bagian belakang rahang bawah manusia
yang digali dari sebuah pertambangan batu gamping di Taung, Tanjung
Harapan (Bostwana).
•
Setelah diteliti secara intensif, akhirnya Dart berhasil menyimpulkan
bahwa fosil tersebut adalah kerangka seorang anak yang berusia sekitar
5 - 6 tahun.la menamakan makhluk kecil itu dengan nama
Australopithecus Africanus atau kera Afrika Selatan.
Selain Australopithecus Africanus di Afrika Selatan juga ditemukan
Australopithecus Robustus. Jenis ini adalah hasil penyelidikan T.T.
Robinson dan Robert Broom. Jenis ini satu marga dengan
Australopithecus Africanus namun Australopithecus Robustus
mempunyai badan lebih besar daripada Australopithecus
Africanus.Selain di Afrika Selatan, penyelidikan manusia purba juga
dilakukan di Afrika Timur. Seorang ahli bernama Louis Leakey
mengadakan penyelidikan di Lembah Olduvia, Tanzania Utara 1931.
•
• Hasil temuannya dinamakan Australopithecus Boisei. Selain itu, Louis
Leakey menemukan fosil lain yang disebut Homo Hobilis (Tukang).
Jenis manusia purba lain juga ditemukan oleh Richard Leakey (anak
Louis Leakey) di timur Danau Turnaka, Kenya Utara. Temuan Richard
Leakey ini paling lengkap di antara temuan yang pernah didapat di
mana saja. Temuan Richard tersebut berbeda dengan Australopithecus
Boisei. la menggolongkan makhluk ini sejenis homo.
• Berikut adalah jenis dan ciri manusia purba yang terdapat di Afrika:
1. Australipithecus Africanus
• •
Ditemukan oleh Raymond Dart di dekat sebuah pertambangan Taung,
Tanjung Harapan (Bostwana),pada tahun 1924. Setelah direkonstruksi
ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5-6
tahun. Fosil ini di beri nama Australopithecus Africanus, karena hampir
mirip dengan penduduk asli Australia. Selanjutnya, Robert Broom
menemukan fosil serupa yang berupa tengkorak orang dewasa di tempat
yang sama.
Ciri-Ciri Australipithecus Africanus yaitu:
• Memiliki tinggi ± 1,5 m
• Volume otak 450-600 cc
• Memiliki tubuh yang ramping
• Australopithecus jantan lebih besar dalam ukuran tubuh 20-40% lebih
tinggi, 30-40% lebih berat dari perempuan.
• Umur sekitar 3,0-2,3 juta tahun.
• Makanan yaitu,buah, kacang, biji dan umbi akar
• Hidup di semak-semak di hutan kayu.
• 2.Homo Rudolfensis
• •
Para peneliti menemukan fosil manusia purba baru di Koobi Fora
Afrika Timur danau Rudolf di Kenya, yang diperkirakan berusia 2,4
juta tahun. Antropolog meyakini Homo Rudolfensis pernah tinggal
jutaan tahun lalu di dekat Lake Turkana yang kini dikenal dengan
Kenya. Pada 1972, peneliti menemukan tengkorak parsial di dekat Lake
Turkana.
Peneliti menemukan bahwa fosil ini menunjukkan bentuk wajah yang
tidak biasa yaitu berbentuk datar dan panjang. Hal inilah yang membuat
para ilmuwan mengkategorikannya sebagai spesies baru yang
dinamakan Homo rudolfensis. Homo Rudolfensis memiliki ciri yaitu,
• Memiliki otak yang besar dan Bebadan tegap
• 3.Homo Ergaster
•
Ditemukan oleh Richard Leaky di Afrika timur dan selatan.Homo
Ergaster dari bahasa Latin yang berarti "manusia yang pandai"adalah
spesies hominin yang telah punah yang hidup di Afrika timur dan
selatan antara 1.9 hingga 1.4 juta tahun yang lalu pada era Pleistosen
dan pendinginan iklim global. Beberapa paleoantropologi menganggap
Homo Ergaster bagian dari jenis Homo Erectus
4. Australopithecus Robustus
•
Ditemukan oleh J.T Robinson dan Robert Broom di Afrika Selatan,yang
memiliki badan tegap.Hidup antara 1,5 juta tahun yang lalu. Tubuhnya
mirip dengan Australopithecus Africanus
Ciri-ciri Australopithecus Robustus yaitu,
• Gigi dan tulang rahang lebih kuat,
• Berjalan dengan dua kaki,dan tegak seperti manusia,
• Badan lebih besar dan kekar,
• wajahnya datar tidak memiliki kening,
• memiliki tulang alis yang besar ,
• Volume otak sekitar 525 cc
• Umur sekitar 2,0-1,0 juta tahun,
• Makan makanan yang keras, berpasir seperti kacang dan umbi akar,
terkadang makan daging,
• tinggal di hutan kayu.
5.Homo Habilis
•
Ditemukan oleh Louis Leaky di lembah olduvia,Tanzania Utara
dipantai timur Danau Turnaka, Kenya. Homo Habilis dari bahasa Latin
yang berarti "manusia yang pandai menggunakan tangannya" adalah
sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8
juta tahun yang lalu pada masa awal. Homo habilis memiliki tubuh
yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern.
Homo habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan
primitif yang terbuat dari batu hal ini dibuktikan dengan ditemukannya
peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil mereka.
• Ciri-ciri Homo Habilis yaitu,
• Umur sekitar 2,3-1,2 juta tahun,
• hidup di hutan kayu terbuka dan sungai,
• memiliki rahang dangeraham yang besar,
• tidak memiliki dagu,
• tulang alis tebal
• memiliki tengkorak yang panjang merendah
6.Australopithecus Boisei
•
Australopithecus Boisei hidup antara 2,1-1,1 juta tahun yang lalu.
Australopithecus Boisei cukup mirip dengan Australopithecus robustus,
tetapi wajahnya lebih besar.
Ciri-ciri Australopithecus Boisei yaitu,
• Memiliki geraham yang besar yaitu berukuran 0,9 inci
• Volume otak sekitar 500 cc
• Muka lebar dan datar
• Bentuk kepala ada yang lonjong, bundar, dan sedang
• Berhidung sedang dan memiliki mulut yang menonjol
- MANUSIA PURBA DI EROPA -
1.Homo heidelbergensis
Merupakan nenek moyang Homo neandaerthalensis dan Homosapiens. Ditemukan di
negara jerman, kota heilderberg. Ditemukan pada 1908 oleh Otto Schoetensack. memiliki ciri
fisik yaitu volume otak sekira 1.100 cc-1.400 cc, tinggi badan sekira 180 cm, otot badan dan
rangka tubuh lebih kuat. disebut sebagai manusia raksasa. Para ahli mengkatagorikan sebagai
homo sapiens, oleh karena itu memiliki kemampuan lebih maju dibandingkan manusia purba
jenis pithecanthropus. tingkat kemajuan tersebut disebabkan oleh volume otak yang hamper
sama dengan volume otak modern.Homo heidelbergensis sudah menggunakan alat alat yang
cukup maju untuk kegiatan berburu.contoh hewan yang diburu badak.kuda
nil,beruang,rusa,kuda.Para ahli memperkirakan manusia purba ini merupakan manusia purba
pertama di eropa yang telah mengenal system penguburan jenazah dan memiliki kemampuan
menggunakan bahasa walaupun dalam tingkat sederhana.
2.Homo neanderthalensis
Manusia dari neander,ditemukan di lembah sungai neander,dusseldorf,jerman. Selain
itu juga ditemukan di spy (belgia), swancombe (inggris), steinhem (jerman), tauvarel
(prancis). Rudolf virchwow dan fulfort yang menemukan dan meperkiran fosil tersebut hidup
pada masa pleistosen dan masih satu subspecies dengan homo sapiens yang hidup di asia.
Beberapa ahli lain menyatakan bahwa Homo neanderthalensis merupakan tahap penelitian
dari homo erectus ke homo sapiens.dipeerkirakan telah hidup pada 15-25 ribu tahun yang
lalu. Memiliki ciri ciri yaitu rahang menonjol, bentuk dahi rendah, tulang pelipis emnonjol,
dagu tipis, volume otak antara 1.400-1.500 cc, tinggi badan sekira 165-168 cm untuk pria dan
wanita 152-156 cm, dan kerangka tulang lebih kukuh daripada manusia modern.
Dalam penelitian Rudolf virchwow dan fulfort ditemukan alat alat dari batu dan
tulang. Selain itu ditemukan bekas bekas api yang menunjukkan bahwa hidup di daerah
dingin. Para ahli memperkirakan Homo neanderthalensis telah mampu menggunakan
peralatan untuk kegiatan berburu, meramu, dan memasak. Penemuan peralatan kubur
membuktikan bahwa telah mengenal system kepercayaan.
Salah satu keunggulan Homo neanderthalensis adalah membangun rumah dari bahan
kayu. Sementara itu kelemahan nya ketidak mampuan melawan iklim dingin di benua eropa.
Kepunahan Homo neanderthalensis disebabkan oleh cuaca dingin yang cukup ekstrem di
eropa dan penyakit endemik.
3.Homo cro magnon
Merupakan jenis manusia purba yang dianggap memiliki ciri fisik mirip dengan ras
manusia modern di eropa. Ditemukan oleh Louis Lartet di les eyzies de tayae, Dordogne,
Prancis pada 1868. .Homo cro magnon dianggap memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi
daripada homo heidelbergensis dan homo neanderthalensis. Homo cro magnon tidak
memiliki kaitan genetic dengan homo neanderthalensis. Ahli genitika Giorgio bertorella
melakukan tes genetik terhadap hosil homo cro magnon dan homo neanderthalensis. Homo
cro magnon memiliki ciri fisik yang mendekati ras manusia eropa modern seperti dahi
vertical, muka datar, dagu tampak nyata, tinggi badan rata rata 165 cm, dan kapasitas
tengkorak sekira 1.400 cc. dengan ukuran otak yang cukup besar homo cro magnon sebagai
suatu ras yang berasal dari afrika kuno.
Homo cro magnon memiliki kebudayaan yang lebih modern yaitu menggunakan gua
dan ceruk ceruk kecil sebagai tempat tinggal dan mahir membuat lukisan gua dan mampu
membuat alat alat dari batu yang cukup indah. Homo cro magnon dipercaya sudah memiliki
kemampuan menciptakan senjata yang baik untuk keperluan berburu.
KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA
A. Kehidupan Masyarakat Berburu dan Mengumpulkan Makanan
1.Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan ini sangatlah
sederhana. Kehidupan mereka tak ubah seperti kelompok hewan karena
bergantung pada apa yang disediakan oleh alam. Pada masa ini manusia hidup di
alam bebas seperti di hutan, tepi-tepi sungai, goa, dan lembah. Keadaan berburu
mereka pun masih belum stabil dan sangat liar. Pada masa ini, mereka cenderung
berjalan menyusuri tepi-tepi pantai dan pada masa selanjutnyalah baru mereka
menciptakan perahu.
2. Kehidupan Sosial
Masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal
kehidupan kelompok. Jumlah anggota dalam setiap kelompok sekitar 10-15 orang.
Mereka selalu hidup berpindah-pindah. Hubungan antar anggota kelompok
sangatlah erat. Mereka bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta
mempertahankan hidup mereka. Masing-masing kelompok memiliki pemimpin dan
mereka menghormati pemimpin mereka masing-masing .
3. Kehidupan Budaya
Pada masa ini mereka mulai membuat alat-alat berburu, alat pemotong, alat
pengeruk tanah dan lainnya. Para ahli menafsirkan pembuat alat tersebut ialah
jenis manusia Pithecanthropus dan kebudayaannya disebut tradisi Paleolitikum
(batu tua). Banyak di temukan di kali basoka, daerah Kabupaten Pacitan .
Penelitian ini di lakukan oleh H.R van Heekeren, Besuki, dan R.P. Soejono (1953-
1954).Adapun benda-benda hasil kebudayan zaman tersebut ialah:
oKapak Perimbas
oKapak Penetak
oKapak Genggam
oPahat Genggam
oAlat serpih
oAlat-alat dari tulang
4. Kehidupan Ekonomi
Pada masa mengumpulkan makanan ini, mereka bekerja sama dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan anggota kelompok yang masih sedikit
mereka dapat dengan mudah memenuhi sebagian besar kebutuhan hidupnya dari
alam bebas, saat persedian hutan habis mereka pindah ke daerah lainnya untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan mereka.
5. Kehidupan Kepercayaan Masyarakat
Pada masa ini mereka sudah memiliki anggapan tertentu dan memberikan
penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dengan sisteam penguburan
dan mereka sudah mempergunakan akal pikiran mereka walaupun hanya terbatas
hal-hal tertentu saja. Dengan penguburan terhadap orang yang baru meninggal
maka konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang sudah
meninggal dan yang masih hidup sudah di yakini.
B. Kehidupan Masyarakat Beternak dan Bercocok Tanam
1.Lingkungan Alam Kehidupan
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah
berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan
hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari
bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan,
demikian seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai
memikirkan kembali untuk hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Oleh
karena itu, manusia mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-
tanah persawahan. Kehidupan menetap yang dipilih manusia pada masa lampau
itu merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai
kemajuan.
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat pada masa bercocok tanam mengalami peningkatan yang
cukup pesat. Masyarakat mulai mempunyai tempat tinggal tetap. Tempat tinggal
tetap untuk mempererat hubugan antar manusia, yang menunjukkan bahwa
manusia tidak bisa hidup sendiri. Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat
pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan
bergotong royong. Cara hidup bergotong royong itu bersifat agraris.
3. Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan kehidupan masyarakat semakin
bertambah, namun tidak ada anggota masyarakat yang dapat memenuhi
kehidupannya sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi
kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang yang
disebut sistem barter. Sistem barter ini menjadi awal munculnya perdagangan atau
sistem perekonomian masyarakat. Untuk memperlancar kegiatan tersebut\
dibutuhkan tempat khusus yang dapat dijadikan sebagai tempat pertemuan antara
penjual dan pembeli yang disebut pasar.
4. Sistem Kepercayaan Masyarakat
ž Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin
bertambah. Mereka percaya bahwam orang-orang yang meninggal rohnya pergi ke
suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau tetap berada di wilayah
di sekitar tempat tinggalnya sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk
dimintai bantuannya dalam kasus seperti menanggulangi wabah penyakit atau
mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang tempat tinggalnya. Di
Indonesia, kepercayaan dan pemujaan kepada roh nenek moyang terlihat melalui
peninggalan-peninggalan tugu-tugu batu atau bangunan-bangunan mengalithikum.
Bangunan-bangunan itu banyak ditemukan di tempat-tempat tinggi dari daerah
sekitarnya sehingga muncul anggapan masyarakat bahwa roh-roh tersebut berada
di tempat yang lebih tinggi.
5. Kehidupan Budaya
ž Pada masa kehidupan bercocok tanam kebudayaan yang dihasilkan semakin beragam
seperti yang terbuat dari tanah liat, batu, dan tulang. Contohnya:
1.Beliung Persegi
diduga digunakan untuk upacara. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Semenanjung Melayu dan Asia Tenggara.
2. Kapak Lonjong
Kapak ini ditemukan di daerah Maluku, Papua, sebagian Sulawesi Utara, Kepulauan
Filipina, Taiwan dan Cina.
3. Mata Panah
Digunakan untuk berburu dan menangkap ikan. Ditemukan di daerah Papua.
4. Gerabah
Digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda perhiasan dan sebagai
alat untuk mencurahkan rasa seni. Ditemukan di seluruh wilayah Indonesia.
6. Perhiasan
Pada masa bercocok tanam kebudayan, telah dikenal berbagai bentuk perhiasan.
Bahan dasarnya berasal dari lingkungan alam sekitar tempat tinggal mereka yaitu
seperti tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Perhiasaan yang dihasilkan
seperti kalung, gelang dan lain-lain. Disamping perhiasan tersebut juga ditemukan
kebudayaan yang terbuat dari batu besar atau Megalitikum pada masa kehidupan
masyarakat bercocok tanam. Kebudayaan megalitikum erat kaitannya dengan
kegiatan religius, yaitu kepercayaan terhadap nenek moyang. Bangunan ini dibuat
berdasarkan adanya kepercayaan hubungan antara alam fana dan alam baka.
Contoh Bangunan Pada Masa Megalitikum
• ž Menhir, adalah tugu batu tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang,
ditemukan di daerah Sumatera, Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
• ž Waruga, adalah kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari batu
utuh. Ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
• ž Dolmen, adalah meja batu tempat meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada
roh nenek moyang. Di bawah dolmen biasanya sering ditemukan kubur batu.
Ditemukan di Telagamukmin, Sumberjaya, Lampung Barat.
ž
• Punden berundak-undak, adalah bangunan suci tempat pemujaan terhadap roh
nenek moyang yang dibuat bertingkat-tingkat. Ditemukan di daerah Lebak Si
Beduk daerah Banten Selatan.
• ž Sarkofagus, adalah peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu tunggal).
Banyak ditemukan di Bali.
• ž Kubur batu, adalahb peti jenazah terbuat dari batu pipih. Banyak ditemukan di
daerah Kuningan, Jawa Barat.
• Arca, arca dari masa megalitikum menggambarkan kehidupan binatang dan
manusia. Banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah dan
Jawa Timur.
C. Perkembangan Teknologi Masyarakat Awal Indonesia
1.Keadaan Alam Lingkungan Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan menetap manusia sudah dapat menghasilkan kebutuhannya
sendiri, meskipun tidak seluruhnya. Pengenalan teknologi pada masa itu terlihat
jelas pada teknik pembuatan tempat tinggal atau peralatan-peralatan yang
mereka gunakan untuk membantu upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ketika manusia mulai mengenal logam, manusia telah dapat menggunakan peralatan yang
terbuat dari logam, seperti peralatan rumah tangga, pertanian,
berburu, berkebun, dll. Tetapi dengan meluasnya penggunaan peralatan yang
terbuat dari logam, peralatan tersebut dibuat oleh orang yang ahli dibidangnya
yang disebut undagi dan tempat pembuatan alat tersebut disebut perundagian.
Dalam perkembangan teknologi awal ini, masyarakat Indonesia juga mulai mengenal
benda-benda yang terbuat dari logam dan perunggu. Hal ini terbukti karena
ditemukannya benda-benda dari perunggu di beberapa wilayah di Indonesia.
Dapat disimpulkan bahwa seiring dengan mulai dikenalnya logam, pola pikir dan
teknologi manusia berkembang.
2. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masa perundagian adalah masa manusia telah mengenal logam. Masa perundagian
sangat penting artinya dalam perkembangan sejarah Indonesia, karena pada
masa ini terjalin hubungan dengan daerah-daerah disekitar Indonesia. Hubungan
ini terjadi karena bahan-bahan dari logam yang tersedia menyebar di tempat-
tempat tertentu dan untuk mendapatkannya dilakukan sistem barter.
Pada masa ini juga menjadi dasar bertumbuh kembangnya kerajaan-kerajaan di
Indonesia peninggalan-peninggalan masa perundagian menunjukkan kekayaan
dan keanekaragaman budaya Indonesia.
Kemakmuran masyarakat diketahui melalui perkembangan teknik pertanian.
Masyarakat persawahan terus berkembang dengan pesat termasuk pada aktivitas
ekonominya.
3. Kehidupan Budaya Masyarakat
Benda-benda peninggalan bangsa Indonesia yang terbuat dari logam diantaranya:
1.Nekara Perunggu
Fungsinya sebagai pelengkap upacara untuk memohon turunnya, hujan dan sebagai
genderang perang. Banyak ditemukan di daerah timur Indonesia.
2. Kapak Perunggu
Ada yang berbentuk pahat, jantung atau tembilang.
3. Bejana Perunggu
Bentuknya mirip gitar spanyol tanpa tangkai. Ditemukan di daerah Madura dan
Sumatera
4. Arca Perunggu
Ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, Lumajang, Bogor dan Palembang.
5. Perhiasan
Ditemukan di daerah Bogor, Bali, Malang.
D. Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia
1.Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang
Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat Indonesia berawal dari
kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan. Pada umunya
mereka hidup berpindah-pindah. Namun, dalam perkembangannya mereka mulai
menetap, menetap di goa-goa yang di tepi pantai atau di pedalaman.
Orang mulai memiliki pandangan bahwa hidup tidak berhenti setelah orang
meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih
baik.
Inti kepercayaan terhadap roh nenek moyang terus berkembang dari zaman-zaman.
2. Kepercayaan Bersifat Animisme
Animisme merupakan kepercayaan masyarakat terhadap benda yang dianggap
memiliki roh atau jiwa.Awal munculnya kepercayaan ini didasari dari berbagai pengalaman
masyarakat yang bersangkutan.
Di samping itu muncul kepercayaan terhadap benda-benda pusaka yang dipandang
memiliki roh yang dianggap dapat memberi petunjuk tentang berbagai hal yang
berkembang dalam masyarakat. Contohnya sebilah keris yang dianggap pusaka.
Kepercayaan seperti ini masih berkembang hingga sekarang.
3. Kepercayaan Bersifat Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda memilki kekuatan gaib.
Contohnya batu cincin dipandang mempuyai kekuatan untuk melemahkan lawan.
4. Kepercayaan Bersifat Monoisme
Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman
PENGARUH BUDAYA BASCONHOABINH
Kebudayaan BasconHoabinh ternyata berkembang sampai ke kepulauan nusantara. Hasil
budayanya seperti Peble (kapak Sumatera) dan alat-alat tulang. Jadi, kebudayaan
BasconHoabinh adalah budaya zaman mesoliticum (zaman batu tengah). Dinamakan
BasconHoabinh karena tempat penemuan kebudayaan ini berada di pegunungan di daerah
Hoabin Tonkin Indocina. Kebudayaan BasconHoabinh masuk melalui Thailand Melayu lalu
menyebar ke Nusantara. Ciri khas alat batu kebudayaan BasconHoabinh adalah penyerpihan
pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran kurang satu kepalan, dan sering
kali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam.Di Indonesia, alat-alat batu dari
kebudayaan BasconHoabinh ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara,
Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua (Irian Jaya). Di daerah Jawa, alat-alat kebudayaan
batu sejenis dengan kebudayaan BasconHoabinh ditemukan di daerah lembah sungai
Bengawan Solo. Di samping daerah-daerah di atas, maka kebudayaan ini juga ditemukan di
pedalaman Semenanjung Minahasa (Sulawesi Utara), Flores, Maluku Utara dan lain-lain.
BUDAYA DONGSON
1. Dampak atau Pengaruh Budaya Dongson Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat
Awal Kepulauan Indonesia.
Pengaruh kuat budaya Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat awal kepulauan
Indonesia adalah dalam hal pembuatan barang dari logam, terutama perunggu. Tradisi
pembuatan barang budaya dari perunggu di Vietnam (bagian Utara) dimulai sekitar
pertengahan milenium kedua sebelum masehi. Tradisi perunggu menurut para Arkeolog
Vietnam berasal dari budaya masyarakat Dong Dau dan Go Mun. Bersama dengan wilayah
Muangthai (bagian tengah dan Timur Laut) kawasan ini memiliki bukti paling awal tentang
tradisi pembuatan perunggu di Asia Tenggara.
Jenis-jenis barang perunggu yang dihasilkan diantaranya kapak corong (corong merupakan
pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya), ujung tombak, sabit,
mata panah, dan benda-benda kecil lainnya seperti pisau, kail dan aneka bentuk gelang.
Sekitar 300 SM, mulai muncul tradisi pembuatan nekara perunggu, penguburan orang yang
memiliki status sosial tinggi, dan kehadiran benda-benda besi untuk yang pertama kalinya.
Tradisi-tradisi Dongson inilah yang berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan
masyarakat awal kelupauan Indonesia secara umum.Banyak sekali daerah di Indonesia
ditemukan benda-benda budaya yang memiliki kesamaan corak dengan benda-benda tradisi
Dongson.
Diantara contoh nekara yang penting dari Indonesia adalah nekara “Makalamau” dari pulau
Sangeang, dekat Sumbawa. Nekara “Makalamau” memiliki hiasan berupa gambar orang yang
berpakaian seragam menyerupai pakaian jaman dinasti Han di Cina atau Kushan (India
Utara) atau Satavahana (India Tengah). Nekara dari Kepulauan Kai berhiaskan gambar kijang
dan adegan perburuan macan. Nekara dari pulau Selayar bergambar gajah dan burung
merak.Nekara dari Bali memiliki empat patung katak pada bagian bidang pukulnya, dengan
pola-pola hiasan yang tidak terpadu berupa gambar prajurit dan motif perahu. Semua itu
menunjukkan kesamaan dengan nekara-nekara yang ditemukan di Vietnam, di wilayah
dimana budaya Dongsonberkembang.
Cara pembuatannya menggunakan teknik pencetakan, awalnya lembaran lilin ditempelkan
pada inti tanah liat (menerupai bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bagian dalam),
lalu dihias dengan cap-cap dari tanah liat atau batu yang berhias perahu, orang dan lainna.
Kemudian lembaran lilin berhias tadi ditutup dengan tanah liat yang berfungsi sebagai
cetakan bagian luar setelah terlebih dulu diberi paku-paku yang berfungsi untuk menyatukan
cetakan luar dan dalam. Setelah itu dibakar sehingga lilinnya meleleh keluar dan rongga yang
ditinggalkan oleh lilin kemudian diisi dengan cairan logam.
Selain dibawa sendiri oleh orang Dongson, banyak barang logam dari tradisi Dongson itu
yang dikirim ke Indonesia sebagai barang hadiah yang diberikan pada penguasa setempat
sebagai lambang martabat raja dan kekuasaannya oleh para penguasa politik dan agama di
Vietnam. Akibat terjadinya pengenalan benda dan teknologi perunggu dari Dongson
(Vietnam) ke wilayah kepulauan Indonesia menyebabkan di beberapa daerah kemudian
muncul pusat-pusat daerah pembuatan logam.
KEBUDAYAAN SAHUYNH
Kebudayaan Sahuynh berasal dari wilayah Vietnam Selatan dan berkembang pada akhir
kebudayaan logam sekitar 1 abad sebelum masehi (100 tahun SM). Sahuynh merupakan
kampung pesisir di selatan Da Nang, diantara Thua Thein dan delta sungai Dong Nai di
Provinsi Quang Nam, Vietnam. Kebudayaan Sahuynh menghasilkan alat-alat perunggu dan
tempayan yang memilki corak tersendiri. Pendukung kebudayaan Sahuynh sudah
menggunakan besi ketika orang-orang Dongson masih menggunakan perunggu. Ragam hias
kebudayaan Sahuynh juga ditemukan di Taiwan, Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Kebudayaan Sahuynh diperkirakan dibawa oleh bangsa Cham berbahasa Austronesia. Hasil
kebudayaan Sahuynh di Indonesia dapat diketahui dari penemuan kubur tempayan di
Sulawesi. Tempayan kubur memiliki hiasan-hiasan garis dan bidang yang diisi dengan tera
tepian kerang. Bentuk tempayan kubur di Sulawesi memiliki kesamaan dengan tempayan
kubur yang ditemukan di Sahuynh . Kubur tempayan digunakan untuk mengubur jenazah.
Dalam penguburan ini jenazah dimasukkan ke tempayan besar. Diperkirakan cara
penguburan ini merupakan tradisi yang dibawa bangsa Cham ke Indonesia. Kesamaan ini
diperkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting yang kedua ujungnya berhias
kepala hewan (Lingling-O). Adanya pengaruh budaya Sahuynh di Indonesia menunjukkan
bahwa nenek moyang bangsa Indonesia bersikap terbuka dan toleran terhadap budaya baru
yang berkembang dalam masyarakat. Dengan sikap tersebut, masyarakat Indonesia tidak
mengalami culture shock (guncangan budaya) karena budaya asing yang masuk ke Indonesia
dipadukan dengan budaya lokal dan menghasilkan budaya baru sehingga kebudayaan
Indonesia semakin beragam.
PERADABAN AWAL ASIA
1. Peradaban Cina Kuno
• Peradaban Cina Kuno berkembang di daerah sekitar sungai Huang Ho (Kuning) di
utara dan sungai Yang Tse (Chang Jiang) di sebelah selatan.
• Pada zaman dahulu wilayah Cina disebut Chung-Kuo (negara tengah) karena mereka
yakin bahwa negerinya terletak di tengah-tengah dunia. Penduduknya pun disebut
Chung-Hua (warga negara-negara tengah).
• Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan Cina di lembah sungai Huang Ho
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Air Sungai Huang Ho membeku pada musim dingin, sehingga sulit bagi
masyarakat untuk melakukan beberapa aktivitas
2) Ketika musim semi tiba, salju mencair dan menimbulkan air serta menggenangi
dataran rendah
3) Keadaan tersebut dihadapi oleh masyarakat Cina dengan membuat tanggul
raksasa. Sungai Hwang-Ho disebut Sungai Kuning, karena air yang mengalir
berwarna kuning
• Pada tahun 2500 SM di lembah sungai Huang Ho tumbuh peradaban manusia yang
didukung oleh bangsa Han (campuran ras Mongoloid dengan ras Kaukasoid).
• Menurut cerita, pada sekitar 1800-1600 SM di Lembah Sungai Huang-Ho telah
berdiri pemerintahan Dinasti Xia dengan dasar budaya perunggu, tetapi
masyarakatnya belum mengenal tulisan.
• Sejarah Cina Kuno ditandai oleh muncul dan runtuhnya dinasti. Setiap dinasti
memiliki ciri yang berbeda dalam hal peradaban yang diciptakannya :
a. Dinasti Shang (1500 – 1027 SM)
Beribu kota di Yin Chu (An-Yang) yang terletak di sebelah utara Lembah
Sungai Kuning. Kaisar Shang memerintah sebagai raja imam dengan membagi-
bagi kekuasaannya dalam 30 wilayah yang diperintah oleh raja-raja bawahan.
Pada masa Dinasti Shang, tulisan mulai dikenal. Awal terciptanya tulisan Cina
berkaitan dengan kepercayaan yang dianut Dinasti Shang. Raja-raja Shang adalah
juga pendeta yang sering memohon kepada dewa. Alat yang digunakan untuk
meminta permohonan dan doa tersebut adalah tulisan gambar yang ditulis di
permukaan tulang sapi. Tulisan tersebut lama-kelamaan berkembang dan
digunakan oleh banyak orang pada generasi-generasi mendatang. Tulisan ini
akhirnya bukan hanya menyebar di daratan Cina, melainkan juga ke Korea dan
Jepang.
b. Dinasti Chou (1027 – 221 SM)
Pemerintahan bersifat feodalisme. Pemerintahan langsung berada di bawah
kekuasaan kaisar, pemerintah daerah dipegang oleh para pembantu kaisar yang
menguasai daerah-daerah atas nama kaisar yang disebut raja vazal.
Masa Dinasti Chou ditandai dengan kemajuan kreativitas intelektual. Muncul
tokoh-tokoh filsafat Cina ternama seperti Konfusius yang mengembangkan
konfusianisme, Lao Tze yang mengembangkan Taoisme, Han Fei Tsu, dan Li Ssu
yang mengembangkan ajaran legalisme.
c. Dinasti Chin (221 – 206 SM)
Pemerintahan berbentuk kesatuan, dengan raja pertama bernama Chin Shih
Huang Ti. Pada masa pemerintahannya terjadi berbagai pembaruan, di antaranya
penghapusan aturan-aturan feodalisme dengan mengadakan landreform (para
petani diberi hak lebih besar), penghapusan sistem raja vazal, pembentukan
provinsi, dan pengangkatan gubernur. Untuk membendung serangan bangsa luar
dari utara (bangsa Hsiung Nu), Dinasti Chin membangun "Tembok Besar” Cina.
Pada masa ini dibuat standardisasi dalam tulisan untuk memecahkan
permasalahan luasnya wilayah Cina dan keragaman dialek dalam berkomunikasi.
Selain itu, untuk memudahkan pemungutan pajak dibuat standardisasi mata uang
dan timbangan.
d. Dinasti Han (206 – 220 M)
Didirikan oleh Liu-Pang dan mencapai masa kejayaan pada masa
pemerintahan Kaisar Han Wu Ti. Pada pemerintahan Han Wu Ti, wilayah
imperium diperluas ke Turkestan, India, Korea, dan Indocina. Pada masa ini
dibangun Jalan Sutra, yaitu jalan yang menghubungkan Cina dengan Asia Tengah,
Kashmir, bahkan sampai ke Asia Barat bertemu dengan jalur Romawi.
Perdagangan mengalami kemajuan, dan melalui kegiatan ini terjadi pertemuan
budaya Cina dan India. Wilayah Indocina mendapat pengaruh dari kebudayaan
Cina dan India. Pada masa ini juga, agama Buddha masuk ke Cina melalui
hubungan dagang. Peradaban masa Han yang paling mengagumkan adalah
ditemukannya kertas sekitar tahun 105 M. Penemuan tersebut mampu menunjang
berkembangnya peradaban yang lebih tinggi pada dinasti-dinasti berikutnya.
e. Zaman Enam Dinasti (220 – 589 M)
Pada zaman ini agama Buddha berkembang di Cina. Banyak pendeta atau
biksu Cina yang pergi belajar ke India, di antaranya Fa-Hien. Fa-Hien menuliskan
kisah perjalanannya dalam buku yang berjudul Fu Kuo Chi. Muncul pula seni
bangunan untuk pagoda dan kuil Buddha yang bergaya Cina.
f. Dinasti Tang (618 – 906 M)
Setelah 400 tahun berperang saudara, Cina disatukan lagi oleh Dinasti Tang.
Didirikan oleh Li Yuan yang kemudian kekuasaannya diteruskan oleh anaknya, Li
Shimin (Kaisar Tang Taizong). Ibu kota Dinasti Tang ditetapkan di Sian Fu. Dari
ibu kotanya tersebut kaisar menjalankan pemerintahan yang dibantu oleh
pegawai-pegawai istana yang diangkatnya.
Pada zaman ini seni sastra berkembang. Penyair Cina yang terkenal pada
zaman ini adalah Li Tai Po dan Tu Fu. Agama Nasrani dan Islam mulai masuk ke
Cina melalui Asia Tengah. Kedua agama itu masuk ke Cina melalui hubungan
perdagangan. Bidang pendidikan juga berkembang pesat.
g. Dinasti Sung (960 – 1279 M)
Pada abad ke-10 M, Dinasti Tang runtuh dan negeri Cina kembali mengalami
kekacauan dan silih berganti raja-raja memerintah. Baru pada tahun 960 M
kekacauan ini berhasil diatasi dan selanjutnya berdiri Dinasti Sung.
Pada zaman Dinasti Sung, filsafat, sastra, dan seni maju dengan pesat. Filsafat
Neo Konfusianisme lahir pada zaman ini. Filsafat ini merupakan ajaran Kung Tse
yang telah menerima pengaruh Taoisrne dan Buddhisme.
Empat dinasti yang berkuasa sampai abad ke-20 adalah Sung (906–1280 M),
Mongol (1259–1368 M), Ming (1368–1644 M), dan Manchu (1644–1912 M)
• Pertanian dan Perdagangan
➢ Bangsa Cina Kuno telah mengenal sistem pertanian sejak zaman Neolithikum
yakni sekitar tahun 5000 SM. Tanaman pangan utama yang diusahakan adalah
padi, buah-buahan, kacang-kacangan, sayur-mayur, dan lain-lain. Pada zaman
perunggu tanaman pertanian yang diprioritaskan, antara lain, padi, teh, kacang,
kedelai, rami, dan lain-lain. Kemudian pada masa pemerintahan Dinasti Chin
(221-206 SM) terjadi kemajuan yang sangat pesat dalam sistem pertanian. Pada
masa ini pertanian sudah diusahakan secara intensif. Pada masa itu telah dikenal
pupuk untuk menyuburkan tanah.
• Aksara
➢ Cina sudah mengenal aksara sejak Dinasti Shang. Aksara Cina yang berbentuk
pictograph ini ditulis di atas kulit penyu dan tulang. Aksara semula ditulis dan
digambar untuk kepentingan ramal-meramal, karena bangsa Cina sejak zaman
dahulu suka dengan ramalan.
➢ Pada zaman Dinasti Chou, aksara Cina ditulis pada potongan bambu. Cara
menuliskannya adalah dari atas ke bawah. Sekitar tahun 105 M, pada masa
Dinasti Han ditemukan teknik pembuatan kertas yang dibuat dari campuran
bubur kayu dan lem. Sehingga aksara Cina kemudian ditulis di atas kertas.
Penemu tersebut bernama Tsai Lun. Adapun pada zaman Dinasti T'ang
ditemukan teknik cetak (untuk mencetak buku dan kalender).
• Kepercayaan
➢ Bangsa Cina memuja dan menganggap dewa-dewa memiliki kekuatan alam.
Dunia digambarkan sebagai bidang segi empat dan di atasnya tertutup oleh langit
yang terdiri dari sembilan lapisan. Di tengah-tengah dunia yang berbentuk
segiempat terletak T'ienhsia, suatu daerah yang didiami oleh bangsa Barbar Cina.
Di luar daerah bangsa-bangsa Barbar terdapat daerah kosong dan menjadi tempat
tinggal para hantu dan Dewi Pa, yang menguasai musim kemarau. Di sebelah
timur dan selatan negara Cina ada empat lautan besar yang disebut Su-hai. Dewa-
dewa yang dipuja bangsa Cina pada saat itu di antaranya Feng Pa (Dewa angin),
Lei-Shih (Dewa Angin Topan), Tai-Shan (dewa yang menguasai bukit suci), dan
lain sebagainya.
• Teknologi
➢ Keramik merupakan ciri khas dari hasil karya masyarakat Cina. Pembuatan
benda-benda dari keramik itu mengandung jiwa seni, karena pada benda-benda
keramik terdapat berbagai macam bentuk hiasan, seperti guci keramik yang
dihias dengan seekor ular naga atau dihias dengan gambar-gambar hewan
maupun tumbuh-tumbuhan. Sejak zaman dahulu bangsa Cina sangat ahli
membuat keramik (gerabah), porselen, kain sutra, kertas dari kayu, benda-benda
dari perunggu dan mesiu. Bangunan-bangunan istana, rumah, dan tembok kota
dibuat dari batu bata.
• Kalender
➢ Sejak Dinasti Shang, di Cina sudah dikenal sistem kalender. Kalender Cina
membagi 1 tahun menjadi 12 bulan. Satu bulan terdiri atas 29/30 hari.
Perhitungannya mengikuti peredaran bulan. Berkaitan dengan kalender, dikenal
pula astronomi (ilmu perbintangan), astrologi (ramalan perbintangan), serta shio,
keberuntungan, dan feng-shui.
2. Peradaban India Kuno
Daerah India merupakan suatu Jazirah Benua Asia yang disebut dengan nama anak
benua. Di sebelah utara daerah India terbentang Pegunungan Himalaya yang menjadi
pemisah India dengan daerah lainnya di Asia. Antara Pegunungan Himalaya dan Hindu
Kush terdapat Celah Kaibar. Celah Kaibar inilah yang dilalui oleh masyarakat India untuk
menjalin hubungan dengan daerah-daerah lain di Asia. Di tengah-tengah daerah India
terdapat Pegunungan Windya. Pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian, yaitu
India Utara dan India Selatan. Pada daerah India bagian utara mengalir Sungai Shindu
(Indus), Gangga, Yamuna, dan Brahmaputra. Daerah itu merupakan daerah yang subur
sehingga sangat padat penduduknya. Di daerah itu pulalah muncul pusat peradaban awal
di Asia, yaitu peradaban Lembah Sungai Indus dan Lembah Sungai Gangga.
a) Peradaban Lembah Sungai Indus
• Pusat Peradaban
Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibukota daerah Lembah Sungai Indus
bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibukota Lembah Sungai Indus bagian utara.
• Sistem Pertanian dan Pengairan
Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian
menjadi mata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya,
masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus
sampai jauh ke daerah pedalaman.
Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian
menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban
yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas,
teh, dan lain-lain.
• Teknologi
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan
budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai
macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam materai dengan
lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan
anak panah.
• Pemerintahan
1) India di Bawah Persia
Pada 513–298 SM, India jatuh ke tangan bangsa Persia di bawah Kaisar Darius. Dari
bangsa Persia, bangsa India memperoleh pengetahuan mengenai pembuatan mata
uang dari perak, bahasa, dan tulisan Aramaic (bahasa Persia), serta pengalaman
berdagang dengan Barat.
2) Dinasti Maurya
Di bawah Chandragupta, Kerajaan Maurya berkembang menjadi imperium yang
wilayahnya membentang dari Punjab dan Pegunungan Himalaya di sebelah utara serta
wilayah Afghanistan di barat sampai Benggala di sebelah timur.
3) Raja Ashoka
Sepeninggal Chandragupta, wilayah imperium diperluas oleh cucunya yang bernama
Ashoka (269–232 SM) sampai ke Kalingga di pantai timur India. Pada masa
pemerintahannya, Buddha ditetapkan sebagai agama negara. Dia sendiri adalah
penganut Buddha yang taat. Pada masa Ashoka, peradaban India mencapai puncak
kejayaannya.
Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil.
Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang
berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan
Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.
• Kepercayaan
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau
memuja banyak dewa. Mereka juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan
gajah serta menyembah pohon.
b) Peradaban Lembah Sungai Gangga
• Pusat Peradaban
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan
Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna. Pendukung peradaban Lembah Sungai
Gangga adalah Bangsa Arya, yaitu bangsa peternak dengan kehidupan yang terus
mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus
dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap. Selanjutnya,
mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan
kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan
bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.
• Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan
kelanjutanan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus.
Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau
dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan
yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru.
Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
• Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di
wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama
Hindu dikenal sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan
kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang
menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.
Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta
Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua
aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga
meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni
pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke
daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
3. Peradaban Mesopotamia
• Berkembang di Lembah Sungai Eufrat dan Tigris. Wilayah peradaban ini sekarang
menjadi bagian dari negara Irak.
• Istilah Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani, yaitu mesos artinya tengah dan
potamos artinya sungai. Peradaban ini pada awalnya dibangun oleh bangsa Sumer dan
Semit.
• Sistem Kepercayaan
Bangsa Sumeria percaya pada banyak dewa (polytheisme). Setiap dewa
memiliki sifat berbeda. Mereka percaya pada dewa bumi yang disebut Enlil, raja dewa
yang berkuasa atas alam semesta. Enki, dewa bijaksana yang menjalankan kebijakan
Enlil di bumi. Bangsa Babylonia percaya bahwa para dewa telah memilih Marduk
sebagai raja dewa.
• Penyebaran Peradaban Mesopotamia
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang membangun pola dasar sosial ekonomi
dan kehidupan intelektual di Mesopotamia, sedangkan bangsa Semit adalah yang
menyebarkannya ke luar wilayah Mesopotamia. Sekitar tahun 2331 SM, bangsa Semit
di bawah pimpinan Sargon menaklukkan bangsa Sumeria dan mendirikan imperium
baru dengan ibu kota Akkad. Pada masa ini, peradaban Mesopotamia menyebar ke
Suriah dan pantai timur Laut Tengah serta Mesir.
• Imperium Babylonia Lama
Imperium Babylonia menggantikan Imperium Sargon. Pada masa ini,
perdagangan bukan hanya berkembang pesat di sepanjang Sungai Eufrat dan Tigris,
melainkan juga di Assyria, Armenia, Suriah, Palestina, dan Laut Tengah. Kota-kota di
kawasan ini tumbuh pesat berkat kegiatan dagang.Berkembangnya Babylonia juga
ditunjang oleh peran rajanya yang memiliki pandangan jauh ke depan.
Raja tersebut bernama Hammurabi (1792–1750 SM). Sumbangan terbesar
Hammurabi bagi peradaban manusia adalah Undang-Undang Hammurabi atau Law
Code of Hammuraby. Tulisan pertama di Mesopotamia yang berbentuk cuneiform
(aksara paku) ditemukan oleh bangsa Sumeria pada kira-kira tahun 3100 SM.
Sepeninggal Hammurabi, wilayah Babylonia terpecah belah dan akhirnya runtuh
karena serangan dari bangsa Het. Mesopotamia kemudian diduduki dan diperintah
oleh bangsa Kass.
• Kerajaan Babylonia Baru atau Chaldea
Setelah berhasil merebut kekuasaan bangsa Assyria pada tahun 612 SM,
bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalassar membangun kembali Kerajaan
Babylonia (atau disebut juga dengan Babylonia Baru). Raja-raja yang pernah
berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di antaranya Raja Nabopalassar, Raja
Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru
runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.
• Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM).
Keunggulan-keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :
1) Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang
terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
2) Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-
tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat
pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
3) Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun
perpustakaan tertua di dunia.
4) Mesopotamia pada zaman Babylonia Baru terkenal dengan "taman gantung", yang
kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
• Penanggalan/Kalender
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggalan yang dimaksudkan
untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu
dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas
kehidupan, baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya.
Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan
musim,, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik.
pembagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui
sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi
1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.
• Pertanian dan Pengairan
Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah
dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah
surut meninggalkan Iapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah
masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau bertani.Bangsa-bangsa di
Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan memanfaatkan
airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang baik.
Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air
yang berlebihan di masa banjir.
PERADABAN PERKEMBANGAN AWAL KEHIDUPAN DI AFRIKA
Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia dan juga menjadi benua dengan penduduk
terbanyak dengan sepertujuh populasi dunia setelah Asia. Afrika juga sering dikenal sebagai
benua hitam karena mayoritas penduduknya memanglah dari ras negroid yang berkulit hitam
akan tetapi bukan berarti kata Afrika tersebut bermakna hitam. Kata Afrika diketahui berasal
dari bahasa latin yaitu Africa terra yang berarti tanah afri . Sementara kata Afer ini berasal
dari bahasa Fenisia yaitu Afar yang berarti debu, atau juga dari suku Afridi yang mendiami
bagian utara benua dekat Kartago, atau juga dari bahasa Yunani yaitu Aphrike yang berarti
tanpa dingin.
Dari semua asal kata tersebut Afrika secara sejarahnya diketahui bahwa merupakan tempat
tinggal manusia yang paling awal dan dari benua ini manusia kemudian menyebar ke benua-
benua lainnya. Dari hal itu, maka Afrika merupakan tempat yang dimana terjadinya garis
evolusi kera menjadi berbeda dari protohuman pada tujuh juta tahun yang lalu. Sehingga
Afrika merupakan satu-satunya benua yang ditinggali nenek moyang manusia hingga sekitar
dua juta tahun lampau ketika Homo Erectus berkembang keluar Afrika menuju Eropa dan
Asia yang kemudian dari benua-benua tersebut mereka mengalami evolusi yang berlainan
dan menjadi spesies yang berbeda dan berakhir menjadi Homo Sapiens.
Dengan adanya hal tersebut tentunya Afrika mempunyai jejak sejarah yang cukup panjang
dengan mulai munculnya beberapa peradaban-peradaban kuno yang mengawali dari
kehidupan manusia yang bahkan juga merupakan salah satu dari peradaban kuno tertua di
dunia.
SISTEM KEPERCAYAAN
Kepercayaan bangsa Mesir bersifat politeisme. Dewa-dewa yang disembah bangsa Mesir,
antara lain, Dewa Amon-Ra , Dewa Osiris , dan Dewa Isis . Mereka juga percaya bahwa jiwa
seseorang yang mati akan tetap hidup selama jasadnya masih tetap- utuh.
SISTEM PEMERINTAHAN
Sebagai kawasan yang berbasis pertanian besar, Mesir Kuno dipimpin oleh seorang Firaun.
Di daerah-daerah terdapat 20 provinsi yang masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur.
Firaun Mesir Kuno berperan sebagai Raja Dewa . Baru pada tahun 2133 SM, Firaun hanya
diakui sebagai "keturunan dewa" saja. Pada mulanya, Mesir terbagi menjadi dua, yaitu Mesir
Bawah dengan ibu kota di Memphis dan Mesir Atas dengan ibu kota di Thebe. Sejak Firaun
Menes dari Wangsa I berkuasa, kedua Mesir dapat disatukan. Penyatuan ini ditandai dengan
mahkota yang dikenakan Menes berupa mahkota bersusun dua. Pehyatuan Menes ini oleh
penerusnya dikembangkan dengan ekspansi ke Sudan, Nubia dan Libya.
Pada masa kekuasaan Wangsa lll , pemerintahan dipegang oleh Firaun Joser. Saat itu, Mesir
berhasil menguasai daerah Nubia Hilir.
Pada masa pemerintahan Wangsa IV , ada beberapa Firaun yang menonjol di antaranya
Khufu, Khafre, dan Menkaure. Pada waktu itu, Mesir berperang dengan Nubia dan Libya.
Pada tahun 1674-1567 SM, Mesir diserang dan dikuasai oleh bangsa Hyksos.
Selanjutnya Ahmosis I dari Wangsa XVIII berhasil mengusir bangsa Hyksos dan
mengembalikan kemerdekaan dan kejayaan Mesir. Firaun Thutmosis lll memperluas
kekuasaan Mesir sampai dengan tepi Sungai Eufrat.
Administrasi dan perdagangan
Firaun adalah raja yang berkuasa penuh atas negara dan, setidaknya dalam teori, memiliki
kontrol atas semua tanah dan sumber dayanya. Firaun juga merupakan komandan militer
tertinggi dan kepala pemerintahan, yang bergantung pada birokrasi pejabat untuk mengurusi
masalah-masalahnya. Yang bertanggung jawab terhadap masalah administrasi adalah orang
kedua di kerjaan, sang wazir, yang juga berperan sebagai perwakilan raja yang mengkordinir
survey tanah, kas negara, proyek pembangunan, sistem hukum, dan arsip-arsip kerajaan.
Status social
Masyarakat Mesir Kuno ketika itu sangat terstratifikasi dan status sosial yang dimiliki
seseorang ditampilkan secara terang-terangan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai
petani, namun demikian hasil pertanian dimiliki dan dikelolah oleh negara, kuil, atau
keluarga ningrat yang memiliki tanah. Petani juga dikenai pajak tenaga kerja dan dipaksa
bekerja membuat irigasi atau proyek konstruksi menggunakan sistem corvée. Seniman dan
pengrajin memiliki status yang lebih tinggi dari petani, namun mereka juga berada di bawah
kendali negara, bekerja di toko-toko yang terletak di kuil dan dibayar langsung dari kas
negara.
Sistem hukum
Sistem hukum di Mesir Kuno secara resmi dikepalai oleh firaun yang bertanggung jawab
membuat peraturan, menciptakan keadilan, serta menjaga hukum dan ketentraman, sebuah
konsep yang disebut masyarakat Mesir Kuno sebagai Ma'at. Meskipun belum ada aturan
hukum yang ditemukan, dokumen pengadilan menunjukkan bahwa hukum di Mesir Kuno
dibuat berdasarkan pandangan umum tentang apa yang benar dan apa yang salah, serta
menekankan cara untuk membuat kesepakatan dan menyelesaikan konflik. Dewan sesepuh
lokal, yang dikenal dengan nama Kenbet di Kerajaan Baru, bertanggung jawab mengurus
persidangan yang hanya berkaitan dengan permasalahan-permasalahan kecil. Kasus yang
lebih besar termasuk di antaranya pembunuhan, transaksi tanah dalam jumlah besar, dan
pencurian makam diserahkan kepada Kenbet Besar yang dipimpin oleh wazir atau firaun.
Penggugat dan tergugat diharapkan mewakili diri mereka sendiri dan diminta untuk
bersumpah bahwa mereka mengatakan yang sebenarnya.
Pertanian
Kondisi geografi yang mendukung dan tanah di tepi sungai Nil yang subur membuat bangsa
Mesir mampu memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu dan
sumber daya dalam pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah sangat
penting di Mesir Kuno karena pajak dinilai berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki
seseorang. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir
mengenal tiga musim: Akhet , Peret , dan Shemu . Musim banjir berlangsung dari Juni hingga
September, menumpuk lanau kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai. Setelah
banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani membajak dan
menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal.
Hewan
Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan
merupakan elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan
tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Hewan, baik yang didomestikasi
maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi bangsa Mesir
Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah mengumpulkan pajak
terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan ukuran ternak melambangkan
martabat dan kepentingan pemiliknya.
Sumber daya alam
Mesir kaya akan batu bangunan dan dekoratif, bijih tembaga dan timah, emas, dan batu-batu
semimulia. Kekayaan itu memungkinkan orang Mesir Kuno untuk membangun monumen,
memahat patung, membuat alat-alat, dan perhiasan. Pembalsem menggunakan garam dari
Wadi Natrun untuk mumifikasi, yang juga menjadi sumber gypsum yang diperlukan untuk
membuat plester. Batuan yang mengandung bijih besi dapat ditemukan di wadi-wadi gurun
timur dan Sinai yang kondisi alam yang tidak ramah. Membutuhkan ekspedisi besar untuk
mendapatkan sumber daya alam di sana. Terdapat sebuah tambang emas luas di Nubia, dan
salah satu peta pertama yang ditemukan adalah peta sebuah tambang emas di wilayah ini.
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
a.Arsitektur
Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang
menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang
matematika, geometri dan arsitektur. Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah
piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan. Piramida dibangun
untuk tempat pemakaman Firaun.Arsitek terkenal pembuat piramida adalah
Imhotep.Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di
bagian luarnya. Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah.Di bagian
dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida
terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida.
Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza.
Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure.
b.Tulisan dan aksara
Masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut Hieroglyph berbentuk
gambar.Tulisan Hieroglyph ditemukan di dinding piramida, tugu obelisk maupun daun
papirus.Huruf Hieroglyph terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan
benda-benda.Setiap lambang memiliki makna.Tulisan Hieroglyph berkembang menjadi lebih
sederhana kemudian dikenal dengan tulisan hieratik dan demotis.Tulisan hieratik atau tulisan
suci dipergunakan oleh para pendeta.Demotis adalah tulisan rakyat yang dipergunakan untuk
urusan keduniawian misalnya jual beli. Huruf-huruf Mesir itu semula menimbulkan teka-teki
karena tidak diketahui maknanya.Secara kebetulan pada waktu Napoleon menyerbu Mesir
pada tahun 1799 salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna
hitam di daerah Rosetta. Batu itu kemudian dikenal dengan batu Rosetta memuat inskripsi
dalam tiga bahasa.Pada tahun 1822 J.F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan
batu Rosetta dengan membandingkan tiga bentuk tulisan yang digunakan yaitu Hieroglyph,
Demotik dan Yunani.
c.Astronomi
Masyarakat Mesir mula-mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus bulan selama
291/2 hari.Karena dianggap kurang tetap kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan
kemunculan bintang anjing yang muncul setiap tahun. Mereka menghitung satu tahun adalah
12 bulan, satu bulan 30 hari dan lamanya setahun adalah 365 hari yaitu 12 x 30 hari lalu
ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitungan ini sama dengan
kalender yang kita gunakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah . Penghitungan kalender
Mesir dengan sistem Solar kemudian diadopsi oleh bangsa Romawi menjadi kalender
Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih
penghitungan sistem lunar menjadi tarik Hijriah.
d.Pengobatan
Praktek penguburan Mesir kuno yang melibatkan pembalseman, memang tidak melibatkan
pengetahuan rinci tentang anatomi manusia. Dokter Mesir kuno bisa menjahit luka,
memperbaiki tulang yang patah dan mengamputasi anggota badan yang terinfeksi.
Pemotongan yang dibalut oleh daging mentah, linen, dan penyeka direndam dengan madu.
Opium juga digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Bawang dan bawang putih
digunakan sebagai makanan kesehatan dalam diet mereka.
Dekat dengan sungai Nil berarti bahwa akan banyak penyakit yang terbawa air, seperti
malaria misalnya. Penyakit umum lainnya termasuk tekanan fisik yang disebabkan dari beban
kehidupan kerja. Naas-nya, harapan hidup mereka hanya dikisaran antara 30 (wanita) dan 35
(pria). bahkan sekitar sepertiga dari bayi yang lahir di Mesir tidak pernah mencapai usia
dewasa.
Awal Mula Peradaban Kuno Amerika
Sumber : Monster-bego.blogspot.com
Menurut penelitian arkeolog, ada beberapa bangsa yang pertama kali datang ke Amerika
sesudah kedatangan bangsa Amurian. Tepat pada awal abad masehi atau berjarak beberapa
tahun setelah kedatangan bangsa Amurian, bangsa ras Mongoloid datang ke Amerika.
Kedatangan bangsa Mongolia menciptakan terjadinya percampuran antara dua ras. Lalu,
lahirlah bangsa baru yang dinamakan Amerind atau yang lebih kalian kenal dengan Indian
Amerika.
Bangsa Amerind menyebar ke semua penjuru benua Amerika ini, dimulai dari Amerika
Selatan, Tengah, hingga ke Utara. Selain kegiatan berburu dan mengumpulkan buah-buahan
liar, bangsa Amerind telah bercocok tanam juga sebelumnya. Berdasarkan penemuan
arkeologis sekitar tahun 2500 SM, bangsa ini sudah menanam jagung, tomat, cokelat,
kentang, kacang dan juga tembakau. Selain bercocok tanam, bangsa amerind sudah
menemukan cara yang sangat bagus untuk meningkatkan produktivitas pertanian yaitu dalam
setahun bisa panen 3 kali.
Tahun-tahun berlalu, peradaban baru yang lebih maju pun muncul di benua Amerika. Apa
saja itu?
1. Peradaban Maya
Peradaban maya berfokus pada kehidupan agraris, mulai dari menanam jagung, merica, biji-
bijian, kacang-kacangan, sampai buah-buahan. Kegiatan masyarakatnya adalah bertani dan
berdagang. Keduanya menjadi aktivis utama bangsa Maya ini. Bangsa Maya berdagang
dengan cara menjualnya yakni dengan membawa barang dagangannya langsung ke pembeli.
Dilihat dari sisi ilmu pengetahuan dan teknologi, bangsa Maya sudah menciptakan 2 sistem
penanggalan. Sistem penanggalan pertama dihitung menurut lamanya masa bumi untuk
mengelilingi matahari, yakni 365 hari pertahun dengan rincian setiap tahunnya berjumlah 18
bulan, setiap bulannya berjumlah 20 hari dan ada 1 bulan yang berjumlah 5 hari saja.
Bangsa Maya ini membudidayakan sistem penulisan hieroglyph untuk mencatat beberapa
kejadian/peristiwa, astronomi dan juga kegiatan upacara agama. Seluruhnya ditulis di atas
kulit rusa atau kerbau serta kulit pohon. Tulisan hieroglyph sendiri mempunyai 850 karakter.
2. Peradaban Aztec
Bangsa Aztec itu merupakan salah satu bangsa peradaban awal amerika yang sering
berperang. Bahkan berperang sudah menjadi aktivis dan budaya sehari-hari juga menjadi
sistem kepercayaan bagi mereka. Jadi, mereka menjadikan peperangan sebagai budaya
sehari-hari, sebab mereka berasumsi bahwa matahari merupakan sumber dari kehidupan
mereka yang harus tetap dipelihara secara terus menerus. Agar matahari tetap beredar pada
orbitnya, terbit dan juga tenggelam. Sementara bangsa ini, menyembah dewa matahari yang
terbesar, yaitu Huitzilopochtli.
Bangsa Aztec memiliki anggapan, agar matahari tetap mengorbit dan berputar, diperlukan
pelumas. Suatu pelumas murni yang bersumber dari darah manusia karena bangsa ini
meyakini bahwa pengorbanan manusia menjadi tugas wajib dan suci supaya dewa tetap
memberikan kemakmuran bagi manusia. Untuk menuliskan bermacam jenis peristiwa seperti
ritual keagamaan, catatan sejarah, informasi pengorbanan, kegiatan ekonomi, hingga puisi,
bangsa Aztec ini memakai huruf piktograf yang dinamakan n’ahuatl. Catatan-catatan itu lalu
disimpan di kulit kayu atau kulit rusa.
3. Peradaban Inca
Perkembangan peradaban Inca ini sampai ke kawasan wilayah barat Amerika Selatan,
khususnya Peru. Hampir sama dengan bangsa Aztec, bangsa Inca pun mempunyai watak
militer, yang dipakai untuk menjalankan perluasan wilayah dengan cara berperang. Pada
tahun 600 hingga 1000 Masehi, peradaban Inca ini mulai mengembangkan pertanian. Mereka
menciptakan sebuah sistem untuk upaya menanggulangi longsor, yaitu terasering. Bangsa ini
pun menciptakan sistem irigasi untuk mengatasi potensi terjadinya bencana banjir.
Untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka dan memberi makan tentara, birokrat, juga
buruh pabrik, bangsa Inca terus merawat lahan pertanian milik mereka. Untuk pengolahan
tanah, mereka memakai bajak yang berasal dari perunggu. Alhasil pertanian mereka pun
jumlahnya banyak, ada tomat, kentang putih, kacang-kacangan dan juga jagung. Bangsa ini
juga punya minuman khas, yaitu chicha, sejenis bir yang terbuat dari saripati jagung.
Sistem pemerintahan bangsa Inca adalah kerajaan/monarki. Untuk penerapan sistem
pemerintahannya, bangsa Inca berbeda dengan bangsa Aztec. Bangsa Aztec mengendalikan
rakyat jajahan dengan teror, sedangkan bangsa Inca mengontrolnya dengan penyatuan
imperium/ sekelompok negara/etnis yang menduduki wilayah geografis yang sangat luas.
Untuk pertahanan kesatuan imperium bangsa ini, mereka menciptakan jalan-jalan yang lebar
untuk menghubungkan pusat pemerintahan dengan sejumlah wilayah yang sudah
ditaklukkannya. Sementara, berjalannya sistem pemerintahan Inca, dapat disebut bersifat
sosialis. Karena hasil pertanian yang berlebih pada daerah subur, akan disampaikan ke
wilayah - wilayah yang kekurangan.
PERADABAN MESIR KUNO
Peradaban Mesir Kuno adalah peradaban regional tertua kedua, yang muncul setelah
peradaban Sumeria. Jika orang-orang Sumeria yang membangun sistem drainase dan irigasi
di rawa belantara tanah genting di lembah bawah Sugai Tigris dan Eufrat. Maka orang-orang
Mesir juga melakukan hal sama dengan membuka rawa belantara di lembah bawah dan delta
sungai Nil.
Orang-orang Mesir Kuno banyak mengadopsi kebudayaan nenek moyang Neolitik dan
Chalelolitik. Selain itu mereka juga banyak mendapatkan pengaruh dari peradaban Sumeria.
Dalam perkembangannya, peradaban Mesir menjelma menjadi salah satu peradaban paling
maju pada masa kuno. Bahkan hingga saat ini, banyak peninggalan dari peradaban tersebut
yang membuat peneliti-peneliti masa modern berdecak kagum.
Sungai Nil : Pusat Kehidupan Masyarakat Mesir Kuno
Berabad-abad sebelum berdirinya pemukiman pertama di Mesir Kuno, wilayah Sungai Nil
bukan lah wilayah yang layak untuk dihuni. Secara keseluruhan sungai ini mengalir
sepanjang 6.400 kilometer lebih. Sungai Nil dibentuk oleh dua sungai besar yang menyatu,
yakni Nil Biru yang bermata air di Ethiopia dan Nil Putih yang bersumber di Uganda. Kedua
sungai ini bersatu di Khartoum dan menjadi Nil yang sesungguhnya, dan dari sini mengalir
lah sungai yang menyatu sepanjang 3.040 kilometer mengarah ke utara ke Laut Tengah.
Setiap tahun, hujan membasahi pegunungan selatan, air yang terkumpul kemudian mengalir
dengan deras di sepanjang Nil, dan menggenangi daerah di sekitarnya. Menurut Herodotus,
“Jika Nil merendam tanah tersebut, seluruh Mesir menjadi lautan.” Banjir yang sedemikian
rupa, menjadikan wilayah tersebut tidak berpenghuni.
Orang-orang yang nantinya menjadi pemukim pertama Mesir, masih bermukim di dekat
pesisir Laut Merah dan berkelana ke Sahara. Iklim yang lembab menjadikan Sahara pada
masa itu dapat ditumbuhi rumput dan berair, sehingga banyak ditinggali manusia. Akan tetapi
pola cuaca panas dan kering tiba-tiba mengubah dataran Mesopotamia, termasuk Sahara
menjadi gersang. Perubahan iklim menyebabkan penduduk Sahara berpindah ke timur,
menuju lembah Nil yang terairi dengan baik.
Berkat berkurangnya curah hujan, Nil telah menjadi daerah layak huni. Pengungsi tersebut
kemudian mendirikan pemukiman pertama di lembah Nil, sekitar tahun 5000-4000 SM. Para
pengungsi pertama ini pada perkembangannya dikenal sebagai orang Mesir pertama.
Para pendatang tersebut menemukan cara untuk mengatasi banjir tahunan dengan menggali
tempat penampungan untuk menyimpan air pada masa banjir, serta saluran untuk mengairi
ladang di musim panas. Mereka membangun permukiman di kedua tepi, dan menanam biji-
bijian di tanah subur lembah Sungai Nil. Selain bercocok tanam, mereka juga berburu
binatang liar di sekitar Sungai Nil. Penduduk Lembah Nil semakin bertambah, setelah
bergabungnya pendatang lain dari pesisir barat Laut Merah.
mesir kunoIlustrasi kehidupan Mesir Kuno
Berbeda dengan Sumeria, Lembah Nil memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari
mineral hingga binatang untuk dimakan tersedia. Hanya kayu yang sulit diperoleh di tempat
tersebut. Kondisi yang sedemikian rupa, menjadikan orang-orang Mesir sangat bergantung
pada sumber daya alam di sekitar Sungai Nil. Bagi Mesir Kuno, Sungai Nil berperan
layaknya laut bagi Inggris dan Alpen bagi Swiss. Nil membentuk perekonomian, dan
menentukan struktur politik Bangsa Mesir.
Mesir adalah “hadiah pemberian sungai”, tulis Herodotus. Tanpa Sungai Nil, negeri tersebut
tandus: berkat adanya Nil, para firaun (pharaoh) memerintah salah satu negeri paling makmur
selama hampir seribu tahun.
Raja Scorpion dan Pendirian Dinasti Mesir Kuno
Pendirian pemukiman Mesir Kuno, menandai kemunculan peradaban baru di wilayah Mesir.
Seiring dengan perkembangannya, penduduk Mesir terbagi menjadi dua wilayah. Pertama,
kota-kota di bagian selatan yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari Kerajaan Putih
atau sering disebut Kerajaan Mesir Hulu. Kedua, aliansi kota-kota bagian utara yang
membentuk Kerajaan Merah atau Kerajaan Mesir Hilir, dengan kota Heliopolis dan Buto
sebagai kota yang paling berkembang.
Tahun 3200 SM, Mesir mengalami periode puncak masuknya pemukim baru.Nubt di jalur
timur-barat yang mengarah ke tambang-tambang emas menjadi kota terkuat di selatan,
sementara Hierankonpolis, yang dihuni 10.000 penduduk terletak tidak jauh dari sana.
Pada periode yang sama muncul seorang raja, yang berusaha menyatukan kedua kerajaan.
Raja tersebut adalah Raja Kerajaan Putih, bernama Scorpion. Scorpion kemungkinan besar
berasal dari Hierankonpolis. Ia adalah raja pertama yang mempunyai rencana untuk
menggabungkan Kerajaan Putih dan Merah di bawah satu raja. Akan tetapi hasil dari kerja
kerasnya tidak bertahan lama, karena kedua kerajaan kembali terpecah.
Satu abad kemudian atau sekitar tahun 3100 SM, raja selatan lain bernama Narmer mengikuti
jejak Raja Scorpio. Ia kembali berusaha menyatukan kedua kerajaan. Kemungkinan besar
Narmer adalah nama lain untuk Menes, yang muncul dalam daftar raja Mesir. Peleburan
perbatasan antara kedua kerajaan tersebut menandai berdirinya dinasti pertama Mesir Kuno.
Menes merayakan kemenangan dengan membangun sebuah ibu kota di Memphis, sebagai
titik pusat kekaisaran yang baru. Kota tersebut didirikan 32 kilometer di sebelah selatan
bagian delta paling hulu, dekat tempat bertemunya Mesir hilir dan hulu. Memphis menjadi
kota terbesar di negeri itu. Memphis bertahan sebagai ibu kota Mesir kuno, selama 400 tahun
atau selama 18 firaun pengganti Menes.
Sistem Pemerintahan Mesir Kuno
Salah satu yang menonjol dari peradaban Mesir Kuno adalah sistem organisasi pemerintahan
yang sentralistis (unifikasi) dan efektif untuk mengatur Mesir dari air terjun pertama hingga
Laut Tengah. Unifikasi politik dan administratif Meir terjadi pada periode awal pemerintahan
Mesir Kuno. Sistem tersebut merupakan syarat politik yang memungkinkan pemeliharaan
irigasi dan agrikultur di Mesir.
Kekuasaan kolektif manusia yang terkonsentrasi di tangan seorang penguasa seluruh Mesir,
menghasilkan surplus sarana kehidupan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengelolaan tanah genting Mesir yang terorganisir menjadikan kebutuhan masyarakat
tercukupi bahkan dapat dikatakan sangat makmur.
Pada masa awal itu telah dimulai pembentukan sebuah perangkat istana raja, pengumpulan
pajak, dan sebuah sistem ekonomi yang memungkinkan Mesir menikmati kemewahan
dengan menopang warga negara yang tidak menghasilkan makanan: imam-imam purna
waktu untuk menyelenggarakan kurban bagi raja, pengrajin logam terampil menyediakan
perhiasan untuk para bangsawan dan wanita biasa, sementara para juru tulis memegang
pencatatan birokrasi yang tengah berkembang.
Peradaban Mesir Kuno (3200-2180 SM)
By Rifai Shodiq Fathoni / 07 Dec, 2016 02 Mar, 2018 / Sejarah Dunia
FacebookTwitterWhatsAppPinterestPeradaban Mesir Kuno adalah peradaban regional tertua
kedua, yang muncul setelah peradaban Sumeria. Jika orang-orang Sumeria yang membangun
sistem drainase dan irigasi di rawa belantara tanah genting di lembah bawah Sugai Tigris dan
Eufrat. Maka orang-orang Mesir juga melakukan hal sama dengan membuka rawa belantara
di lembah bawah dan delta sungai Nil.
Orang-orang Mesir Kuno banyak mengadopsi kebudayaan nenek moyang Neolitik dan
Chalelolitik. Selain itu mereka juga banyak mendapatkan pengaruh dari peradaban Sumeria.
Dalam perkembangannya, peradaban Mesir menjelma menjadi salah satu peradaban paling
maju pada masa kuno. Bahkan hingga saat ini, banyak peninggalan dari peradaban tersebut
yang membuat peneliti-peneliti masa modern berdecak kagum.
Sungai Nil : Pusat Kehidupan Masyarakat Mesir Kuno
Berabad-abad sebelum berdirinya pemukiman pertama di Mesir Kuno, wilayah Sungai Nil
bukan lah wilayah yang layak untuk dihuni. Secara keseluruhan sungai ini mengalir
sepanjang 6.400 kilometer lebih. Sungai Nil dibentuk oleh dua sungai besar yang menyatu,
yakni Nil Biru yang bermata air di Ethiopia dan Nil Putih yang bersumber di Uganda. Kedua
sungai ini bersatu di Khartoum dan menjadi Nil yang sesungguhnya, dan dari sini mengalir
lah sungai yang menyatu sepanjang 3.040 kilometer mengarah ke utara ke Laut Tengah.
Setiap tahun, hujan membasahi pegunungan selatan, air yang terkumpul kemudian mengalir
dengan deras di sepanjang Nil, dan menggenangi daerah di sekitarnya. Menurut Herodotus,
“Jika Nil merendam tanah tersebut, seluruh Mesir menjadi lautan.” Banjir yang sedemikian
rupa, menjadikan wilayah tersebut tidak berpenghuni.
Orang-orang yang nantinya menjadi pemukim pertama Mesir, masih bermukim di dekat
pesisir Laut Merah dan berkelana ke Sahara. Iklim yang lembab menjadikan Sahara pada
masa itu dapat ditumbuhi rumput dan berair, sehingga banyak ditinggali manusia. Akan tetapi
pola cuaca panas dan kering tiba-tiba mengubah dataran Mesopotamia, termasuk Sahara
menjadi gersang. Perubahan iklim menyebabkan penduduk Sahara berpindah ke timur,
menuju lembah Nil yang terairi dengan baik.
Berkat berkurangnya curah hujan, Nil telah menjadi daerah layak huni. Pengungsi tersebut
kemudian mendirikan pemukiman pertama di lembah Nil, sekitar tahun 5000-4000 SM. Para
pengungsi pertama ini pada perkembangannya dikenal sebagai orang Mesir pertama.
Para pendatang tersebut menemukan cara untuk mengatasi banjir tahunan dengan menggali
tempat penampungan untuk menyimpan air pada masa banjir, serta saluran untuk mengairi
ladang di musim panas. Mereka membangun permukiman di kedua tepi, dan menanam biji-
bijian di tanah subur lembah Sungai Nil. Selain bercocok tanam, mereka juga berburu
binatang liar di sekitar Sungai Nil. Penduduk Lembah Nil semakin bertambah, setelah
bergabungnya pendatang lain dari pesisir barat Laut Merah.
mesir kunoIlustrasi kehidupan Mesir Kuno
Berbeda dengan Sumeria, Lembah Nil memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari
mineral hingga binatang untuk dimakan tersedia. Hanya kayu yang sulit diperoleh di tempat
tersebut. Kondisi yang sedemikian rupa, menjadikan orang-orang Mesir sangat bergantung
pada sumber daya alam di sekitar Sungai Nil. Bagi Mesir Kuno, Sungai Nil berperan
layaknya laut bagi Inggris dan Alpen bagi Swiss. Nil membentuk perekonomian, dan
menentukan struktur politik Bangsa Mesir.
Mesir adalah “hadiah pemberian sungai”, tulis Herodotus. Tanpa Sungai Nil, negeri tersebut
tandus: berkat adanya Nil, para firaun (pharaoh) memerintah salah satu negeri paling makmur
selama hampir seribu tahun.
Raja Scorpion dan Pendirian Dinasti Mesir Kuno
Pendirian pemukiman Mesir Kuno, menandai kemunculan peradaban baru di wilayah Mesir.
Seiring dengan perkembangannya, penduduk Mesir terbagi menjadi dua wilayah. Pertama,
kota-kota di bagian selatan yang mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari Kerajaan Putih
atau sering disebut Kerajaan Mesir Hulu. Kedua, aliansi kota-kota bagian utara yang
membentuk Kerajaan Merah atau Kerajaan Mesir Hilir, dengan kota Heliopolis dan Buto
sebagai kota yang paling berkembang.
Tahun 3200 SM, Mesir mengalami periode puncak masuknya pemukim baru.Nubt di jalur
timur-barat yang mengarah ke tambang-tambang emas menjadi kota terkuat di selatan,
sementara Hierankonpolis, yang dihuni 10.000 penduduk terletak tidak jauh dari sana.
mesir kunoprasasti yang menjelaskan sosok raja scorpion
Pada periode yang sama muncul seorang raja, yang berusaha menyatukan kedua kerajaan.
Raja tersebut adalah Raja Kerajaan Putih, bernama Scorpion. Scorpion kemungkinan besar
berasal dari Hierankonpolis. Ia adalah raja pertama yang mempunyai rencana untuk
menggabungkan Kerajaan Putih dan Merah di bawah satu raja. Akan tetapi hasil dari kerja
kerasnya tidak bertahan lama, karena kedua kerajaan kembali terpecah.
Satu abad kemudian atau sekitar tahun 3100 SM, raja selatan lain bernama Narmer mengikuti
jejak Raja Scorpio. Ia kembali berusaha menyatukan kedua kerajaan. Kemungkinan besar
Narmer adalah nama lain untuk Menes, yang muncul dalam daftar raja Mesir. Peleburan
perbatasan antara kedua kerajaan tersebut menandai berdirinya dinasti pertama Mesir Kuno.
Menes merayakan kemenangan dengan membangun sebuah ibu kota di Memphis, sebagai
titik pusat kekaisaran yang baru. Kota tersebut didirikan 32 kilometer di sebelah selatan
bagian delta paling hulu, dekat tempat bertemunya Mesir hilir dan hulu. Memphis menjadi
kota terbesar di negeri itu. Memphis bertahan sebagai ibu kota Mesir kuno, selama 400 tahun
atau selama 18 firaun pengganti Menes.
Sistem Pemerintahan Mesir Kuno
Salah satu yang menonjol dari peradaban Mesir Kuno adalah sistem organisasi pemerintahan
yang sentralistis (unifikasi) dan efektif untuk mengatur Mesir dari air terjun pertama hingga
Laut Tengah. Unifikasi politik dan administratif Meir terjadi pada periode awal pemerintahan
Mesir Kuno. Sistem tersebut merupakan syarat politik yang memungkinkan pemeliharaan
irigasi dan agrikultur di Mesir.
Kekuasaan kolektif manusia yang terkonsentrasi di tangan seorang penguasa seluruh Mesir,
menghasilkan surplus sarana kehidupan masyarakat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengelolaan tanah genting Mesir yang terorganisir menjadikan kebutuhan masyarakat
tercukupi bahkan dapat dikatakan sangat makmur.
Pada masa awal itu telah dimulai pembentukan sebuah perangkat istana raja, pengumpulan
pajak, dan sebuah sistem ekonomi yang memungkinkan Mesir menikmati kemewahan
dengan menopang warga negara yang tidak menghasilkan makanan: imam-imam purna
waktu untuk menyelenggarakan kurban bagi raja, pengrajin logam terampil menyediakan
perhiasan untuk para bangsawan dan wanita biasa, sementara para juru tulis memegang
pencatatan birokrasi yang tengah berkembang.
Firaun / Pharaoh
Firaun adalah sebutan untuk penguasa absolut Mesir Kuno. Pada Mesir Kuno, mereka
mengklaim sebagai penjelmaan Horus (dewa kehidupan) di bumi serta menyandang
kekuasaan yang tidak lenyap di waktu malam atau dengan kematian. Ketika firaun
meninggal, ia tidak lagi dipandang sebagai penjelmaan Horus, melainkan penjelmaan Osiris
(dewa dunia bawah).
mesir kunoFiraun : penguasa absolut Mesir Kuno
Selanjutnya putra dari firaun yang wafat menerima peran sebagai Horus yang menjelma.
Penerapan kepercayaan teologis seperti itu, mempunyai kegunaan praktis sebagai sebuah cara
untuk melegitimasikan penguasa pengganti. Raja yang baru bukan saja dianggap sebagai
keturunan raja yang lama, melainkan juga dianggap sebagai reinkarnasi dari ayahnya.
Dari kepercayaan semacam itu, para firaun mempunyai kecenderungan untuk menikahi
saudara perempuan dan terkadang anak perempuan mereka sendiri. Ketika seorang firaun
menggantikan ayahya, ibunya (istri firaun sebelumnya) dalam arti tertentu menjadi istrinya
juga, karena firaun adalah penjelmaan firaun sebelumnya.
Adjib, firaun keempat dari dinasti Pertama, menambahkan sebuah gelar nesu-bit keterangan
pada gelar rajanya. Nesu-bit memiliki arti di atas dan di bawah, yang menandakan kekuasaan
firaun di dunia atas dan dunia bawah. Nesu adalah kuasa pemerintahan ilahi, martabat rajawi
atas yang beralih dari satu raja ke raja lain, sementara bit adalah penyandang fana dari kuasa
itu, raja di bawah.
Mumi dan Tradisi Pemakaman Mesir Kuno
Bagi orang Mesir, hidup di akhirat adalah hidup badani, bukan penggantian berbentuk
rohaniah. Jiwa meninggalkan badan pada saat kematian, tetapi menurut harapannya jiwa itu
dapat kembali pada badan tadi. Oleh karena itu orang-orang Mesir sangat bernafsu untuk
mengekalkan kehidupannya demi dirinya sesudah mati, dan mengejar tujuan akhirat secara
lebih serius dibanding tujuan apa pun yang bisa diraih selama kehidupan di dunia.
Ketika raja-raja Dinasti Pertama melakukan pemakaman, oang-orang Mesir belum pernah
membalsam orang mati. Prosesi pemakaman pun masih sangat sederhana, yakni badan raja
dibungkus kain, yang kadang kala direndam di cairan damar. Akan tetapi, medode itu sama
sekali tidak dapat mengawetkan mayat. Metode pengawetan mayat terus berkembang hingga
akhirnya menghasilkan suatu tradisi perawatan bagi jenazah orang-orang Mesir yang
dinamakan dengan pemumian.
Tidak ada bukti sejarah yang menggambarkan penggarapan jenazah menjadi mumi.
Pengetahuan yang ada sekarang tentang proses itu (pembalseman, penggunaan minyak,
garam, dll) sebagian besar berdasarkan tulisan Herodotus dan penyelidikan terhadap mumi
sendiri.
Setelah pemumian dilaksanakan, mumi dimasukkan makam (makam di dalam piramid untuk
firaun) bersama dengan barang-barang yang diharapkan akan diperlukan oleh yang mati
dalam kehidupan barunya . Barang tersebut biasanya berupa makanan, alas kaki, perhiasasan,
serta mahkota atau tongkat jika ia seorang firaun.
Pemakaman dengan model pemumian, membutuhkan biaya yang sangat mahal. Bahkan,
mahalnya biaya untuk mengawetkan jenazah melebihi kebutuhan mereka untuk merias diri
selama hidup. Pada zaman Mesir Kuno, hanya firaun yang berhak hidup di alam akhirat,
sehingga pemumian hanya dilakukan untuk seorang firaun.
Akan tetapi pada masa kerajaan baru, 11 abad kemudian, kehidupan akhirat merupakan hak
semua orang Mesir, akibatnya tradisi pemumian semakin banyak dilakukan. Biaya yang
sangat mahal mengakibatkan tidak semua rakyat Mesir saat itu dapat melakukan tradisi
pemakaman selayaknya, orang-orang miskin menggunakan kain kafan sebagai pengganti peti
dan melakukan penguburan di bawah timbunan pasir.
Piramida : Proyek Monumental Firaun
Sekitar tahun 2630 SM, rakyat Mesir mulai membangun piramida sebagai makam raja-
rajanya. Firaun pertama yang menggunakan piramida adalah firaun Djoser. Ketika Djoser
wafat, ia tidak dikuburkan di pemakaman tradisional di Abydos. Ia telah membangun
makamnya sendiri jauh di utara di kota Saqqara.
Selain itu, ia juga meninggalkan makam tradisional Dinasti Kedua yang terbuat dari bata
lumpur. Makamnya terbuat dari batu dan harus tahan selamanya. Makam firaun mengalami
pergeseran makna bukan lagi sebagai tempat keberangkatan untuk perjalan rohnya di dunia
berikutnya, melainkan sebagai suatu tempat di mana sang firaun akan terus hidup.
Di sekeliling makam Djoser, ditata sebuah kota lengkap untuk rohnya atau sering disebut
dengan nekropolis (kota arwah). Pada pusat kota arwah yang dibangun di atas makam itu
sendiri berdiri lah piramida pertama Mesir: Piramida Berundak. Enam tingkat balok batu
tegak menjulang ke ketinggian sekitar 70 meter. Di bawahnya, terdapat lorong-lorong menuju
ke makam keluarga raja, yang digali di tanah di bawah lapisan terbawah.
mesir kunoPiramida Berundak
Imhoteb, Wazir Djoser lah yang merancang dan memimpin pembangunan struktur yang
ganjil itu. Imhoteb adalah orang pertama yang mendesain sebuah bagunan dari batu yang
dipotong-potong. Piramida Berundak dapat dikatakan sebagai perluasan dari sebuah bentuk
pemakaman Mesir purba. Kuburan-kuburan layaknya di Abydos dengan atap tertutup.
Piramida sendiri dibangun oleh suatu angkatan kerja laki-laki kekar yang terorganisasi yang
dapat dibebaskan dari pekerjaan bertani dan berperang. Pembangunan piramida memerlukan
kondisi negeri yang makmur. Hanya sebuah negara yang kuat dan berkecukupan yang
mampu memberikan makanan serta pakaian utuk para pembuat piramida. Mesir telah
mencapai suatu tingkat kemakmuran dan keteraturan pada masa tersebut. Oleh karena itu,
mulainya abad piramida juga menandai awal suatu era baru dalam sejarah Mesir: Kerajaan
Mesir Lama.
Paza zaman Kerajaan Lama, segera setelah seorang firaun naik tahta, maka dimuai lah proyek
pembuatan piramid yang akan menjadi makamnya. Firaun mengerahkan tata kerja luas yang
terdiri dari pekerja bangunan dan arsitek. Setiap desa mengirimkan sejumlah pekerja ke
tempat pembangunan, dan gudang kerajaan mengeluarkan peralatan serta pakaian.
Piramida terbesar dibangun pada masa Firaun Khufu sekitar tahun 2600-2500 SM. Piramida
Besar itu sering juga disebut Piramida Giza, sesuai letaknya yang berada di Giza. Piramida
Giza dibangun dengan 2 juta balok batu, yang rata-rata setiap batu mempunyai berat 2,5 ton.
mesir kunoPiramida Giza
Layaknya Piramida Berundak, Piramida Giza dibangun lengkap dengan kompleksnya.
Kompleks tersebut tersusun dari: piramida utama, sebuah jalur pengantar ke bawah menuju
sebuah kuil lembah, sebuah kuil untuk persembahan di sebelah timur, dan tiga piramida yang
lebih kecil untuk para permaisuri khufu.
Piramida yang dibangun di dataran Giza itu memiliki puncak setinggi 160 meter. Sisi luar
piramida sangat seragam, masing-masing sisi memliki panjang sekitar230 mter, dan di antara
sisi hanya mempunyai selisih 20 cm.
Proyek besar dan berat itu membutuhkan waktu sekitar 23 tahun, pembangunan dikerjakan
dengan peralatan sederhana, tanpa binatang pengangkut batu atau roda. Khufu mengerahkan
salah satu dari regu pekerja yang paling besar di dunia. Banyak kisah yang menyatakan
ketika Khufu memulai proyek pembangunan piramidanya, ia memperlakukn pekerja
layaknya budak yang hina. Piramida itu sendiri merupakan tanda kesaksian atas kekuasaan
absolut firaun.
Pada zaman Khufu, tujuan asli dari nekropolis pertama yang dibangun Imhotep telah
terkaburkan. Piramida yang seharusnya melambangkan kesakralan kepercayaan Mesir Kuno,
berubah menjadi simbol dari kebesaran kekuasaan pembangunnya. Rumah roh telah menjadi
peninggalan yang melambangkan kemegahan hidup seorang firaun.
Piramida terbesar kedua, dibangun oleh putra Khufu yang bernama Khafre. Khafre
memerintah dalam periode waktu lama. Khafre memerintah selama 64 yahun menurut
Manetho, dan 56 tahun menurut perhitungan Herodotus.
Seperti ayahnya, Khafre mencurahkan begitu banyak energi untuk membangun piramida,
sehingga ia melalaikan dewa-dewa dan tidak membuka kembali tempat pemujaan. Selain itu
ia juga memperlakukan para pekerja piramida layaknya budak, akibatnya rakyat Mesir sangat
membencinya.
Piramida Khafre, yang sering disebut sebagai Piramida Kedua, hanya 10 meter lebih rendah
daripada Piramida Besar Khufu. Meskipun demikian, Khafre membangun piramidanya di
lahan yang lebih tinggi, sehingga pengunjung yang tidak begitu memperhatikan akan
terkecoh dan mengira bahwa Piramida Kedua lebih tinggi. Khafre adalah pembangun terakhir
piramida besar dan penguras terakhir energi rakyatnya. Penerusnya, Menkaure, dipaksa
berhemat dan mengubah perilaku.
Patung Sphinx
Khafre selain meninggalkan Piramida Kedua, ia juga meninggalkan monumen spektakuler
lainnya, yakni Patung Sphinx. Patung yang terbuat dari batu kapur itu mempunyai bentuk
misterius, sebagian singa, dan sebagian elang, dengan wajah manusia. Patung raksasa itu
menatap ke arah timur.
mesir kunoPatung Sphinx di Giza
Asal usul sosok sphix sendiri sama sekali tidak diketahui. Seperti halnya piramida, Sphinx
juga telah memunculkan teori-teori tidak masuk akal tersendiri : mulai dari bangunan yang
berumur 10.000 tahun, sebagai titik pusat energi global, hingga patung yang dibangun oleh
makhluk Atlantis atau alien.
Penjelasan yang tidak masuk akal sebenarnya tidak perlu, karena patung tersebut sebenarnya
mempunyai nilai simbolis bagi rakyat Mesir Kuno. Elang diidentifikasikan dengan Horus,
sedangkan singa diidentifikasikan dengan matahari dan dengan demikian melambangkan
dewa matahari Ra.
Patung Sphinx dipercaya menjaga tempat di mana jiwa akan berada secara abadi.
Penambahan wajah pada patung itu adalah salah satu upaya firaun untk mengklaim identititas
mereka. Kemungkinan Kahafre perlu menciptakan sebuah bukti baru keilahiannya, untuk
meredam kebencian terhadapnya.
PERADABAN ROMAWI
Perdaban Romawi Kuno didirikan oleh Bangsa Erutska yang berasal dari Asi Kecil. Bangsa
Etruska sudah memiliki peradaban yang tinggi sejak tahun 800 Masehi. Mereka hidup secara
berkelompok seperti pola Negara kota yang dikembangkan oleh perafanam Yunani Kuno.
Sejak tahun 509 SM, bangsat Etruska mulai menduduki Kota Roma dan membangun
peradaban Romawi.
A. Kondisi Geografis
Peradaban Romawi Kuno berkembang di wilayah semenanjung Itali, sebelah
selatan pegunangan Alpen. Wilayah tersebut memiliki tanah yang subur untuk
lahan pertanian, juga memiliki banyak pertambangan mineral seperti emas,
biji besi, tembanga , batu pualam, dan batu marmer. Oleh karena itu kondisi
ini mendukung berkembanganya peradaban Romawi.
B. Kehidupan Pemerintahan dan Hukum
Peradaban ini mendapat banyak pengaruh dari Yunani Kuno. Salah satunya
adalah system pemerintahan . peradaban Romawi kuno mengalami perubahan
sistem pemerintahan selama tiga kali. Yaitu kerajaan, republik, dan
kekaisaran.
1. Masa Kerajaan (753-509 SM)
Masa ini dimulai ketika Bangsa Romawi dijajah Bangsa
Etruska yang berlangsung pada 509 SM. Pada masa itu
Romawi berbentuk kerajaan selama 240 tahun yang diperintah
oleh 7 raja.
Raja-raja pada saat memerintah TIDAK memiliki kekuasa
absolut, tetapi bertanggung jawab kepada dewan majelis.
Majelis memiliki pengaruh yang besar di dalam pemerintahan
yang menyebabkan terjadinya konflik antara raja dengan kaum
bangsawan yang sebagian besar adalah anggota majelis. Kaum
bangsawan tersebut dikenal dengan sebutan patricia.
Kemudian perselisihan tersebut dimenangkan oleh golongan
majelis, dan sekaligus mengakhiri pemerintahan dalam bentuk
kerajaan.
2. Masa Republik (509-27 SM)
Pada masa ini kekuasaan tertinggi berada di tangan Senat yang
beranggotakan tiga ratus orang kaum patricia. Senat
menjalankan pemerintahan didamping oleh 2 orang konsul
dengan masa jabatan satu tahun, konsul pertama menangani
bidang hukum dan ekonomi dan konsul kedua menangani
bidang pertahanan. Ketika dalam masa yang darurat jumah
konsul hanya satu orang yang disebut seorang diktatum. Oleh
karenanya Romawi-lah peradaban pertama yang menerapkan
sistem republik.
Kemudian pada tahun 280 SM Romawi berhasil menaklukan
kota-kota koloni Yunani di italia bagian selatan seperti pulau
Sisilia dan beberapa wilayah Afrika bagian utara. Penaklukan
tersebut menimbulkan konflik dengan Bangsa Funisia yang
berasal dari Afrika. Selain itu, penaklukan ini menyebabkan
terjadinya perang Phoenia atau perang Funisia.
Pada masa republik ini terjadi perebutan kekuasaan antara
panglima perang dengan Senat yang sering terjadi. Pada tahun
59 SM Roma dikuasai oleh Triumvirat I yang terjadi atas
Pompeyus, Crasus, dan Julius Caesar. Pada tahun 53 SM Julius
Ceasar menjadi diktator di Republik Roma setalah wafat
Pompeyus dan Crassus. Akan tetapi masa pemerintahan Julius
Caesar hanya berjalan hingga 44 SM. Yang kemudian Republik
Roma dikuasai oleh Triumvirat II yang terdiri atas Octavianus,
Lepidus, dan Anthonius.
3. Masa Kekaisaran (27 SM-475 M)
Pada masa Triumvirat II tidak berlangsung lama karena terjadi
perang saudara antar ke tiga kepemimpinannya. Dalam perang
tersebut keponakan Julius Caesar yaitu Octavianus tampil
sebagai pemenang dan mulainya kekaisaran Romawi.
Pada masa pemerintahan Octavianus Senat memberikan
seluruh jabatan penting kepada Octavianus. Kemudian
Octavianus merangkap beberapa jabatan diantaranya konsul,
tribun, imperator (panglima umum), pontifex maximus (imam
agung), princeps (warga Negara utama), dan Augustus (yang
mulia). Dan juga Octavianus menjalin perdagangan hingga
Afrika Timur, India, dan Cina.
Sejak tahun 100 Masehi Roma diperintah oleh 4 kaisar yaitu
Trajanus, Hadrianus, Antonimus, dan Marcus Aurelius. Dan
pada tahun 117 M kekaisaran berkembang semakin pesat. Yang
membentang dari Laut Kaspia di timur hingga Samudra
Atlantik di barat dan dari Britania (Inggris) di utara hingga
Mesir di selatan, yang terdiri dari 43 provinsi yang tesebar dari
benua Eropa, Asia, dan Afrika. Kekaisaran Romawi ini mulai
mengalami kemunduran dan keruntuhan pada masa
pemerintahan Kaisar Konstantin.
C. Kehidupan Sosial Budaya dan Kepecayaan
Sistem sosial masyarakat Romawi tebagi menjadi 2 golongan besar yaitu
patricia dan plebei. Patricia terdiri atas golongan bangsawan sedangakan
plebei terdiri dari masyarakat menengah kebawah dengan pekerjaan sebagai
petani, seniman dan pedagang. Jumlah golongan patricia tidak terlalu banyak
sekitar 8% dari jumlah penduduk Romawi, meskipun begitu golongan patricia
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pemerintahan
Wilayah Romawi begitu luas memengaruhi sektor ekonomi. Kota Roma
sebagai pusat interaksi dan perdagangan dari berbagai provinsi. Romawi juga
dikenal dengan penghasil anggur dan zairun bekualitas, akan tetapi untuk
mencukupi kebutuhan hidup mereka mendatangkan gandum dari wilayah
mesir, dimana mesir juga termaksuk dalam wilayah kekaisaran Romawi.
Dalam segi sistem kepercayaan, masyarakat Romawi menganut sistem
kepercayaan animisme, yaitu memercayai kekuatan roh. Beberapa roh yang
dianggap dapat membantu kehidupan manusia diantaranya Leres, Penates,
Janus, dan Vesta. Dalam perkembangannya masyarakat Romawi juga
mengadopsi kepecayaan menyebah dewa-dewi diantaranya yaitu Jupiter,
Apollo, Venus, Juno, Mars, Minerva, dan Neptunus. Dan kemudian
mengalami perubahan kepercayaan seiring berkembangnya agama kristen.
D. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Peradaban ini membawa pengaruh besar terhadap pekembangan ilmu
pengetahuan. Khususnya ilmu kedokteran dimana bangsa Romawi
menciptakan beberapa peralatan yang digunakan dalan operasi khusus
kedokteran seperti gunting tang (forcep) dan jepitan (tweezer). Dan istilah
opersai Caesar pertama kali digunakan oleh bangsa Romawi.
Sedangkan dalam bidang teknologi pembangunan, peradaban Romawi
mengadopsi seni bangunan yang dikembangkan oleh peradaban Yunani,
Persia, dan bangsa Etruska. Bangunan di peradaban Romawi Kuno
mengadopsi teknik pilar dari Yunani, teknik bangunan plengkung dari bangsa
Etruska, serta banguna bekubah dari bangsa Persia. Ketiga teknik peninggalan
Romawi Kuno yang dipadukan menjadi bangunan Romawi. Beberapa
peninggalan bangunan peradaban Romawi Kuno yang masih berdiri hingga
kini diantaranya Amphiteater Colosseum, Pantheon, Gedung Circus
Maximus, Aquaduk, dan Viaduk.
Peradaban Romawi Kuno juga mengembangkan sistem kemiliteran yang
disebut garis komando, melalui garis komando dikenal sebagi kekuatan
militer terkuat pada masanya. Istilah-istilah kemiliteran pada peradaban
Romawi masih sering digunakan sampai sekarang. Selain itu istilah militer
lainnya yang masih di gunakan hingga saat ini yaitu legion, divisi, dan
batalion.
Sejarah Eropa
Europe digambarkan oleh kartografer Antwerpen Abraham Ortelius pada tahun 1595
Peta menunjukkan ekspansi Neolitik dari tahun 7000 hingga 5000 SM, termasuk Kebudayaan
Cardium dalam warna biru.
Parthenon, sebuah Kuil Athena kuno di Akropolis (kota puncak bukit), jatuh ke tangan Roma
pada tahun 176 SM
Sejarah Eropa dimulai dari sejak manusia pertama menghuni daratan Eropa pada zaman
prasejarah hingga saat ini.
Untuk prasejarah Eropa, manusia mulai masuk ke Eropa pada Zaman Batu Tua
(Paleolitikum). Penerapan pertanian sekitar tahun 7000 SM mengantar manusia masuk
Zaman Batu Muda (Neolitikum). Neolitikum di Eropa berlangsung selama 4000 tahun
bersamaan dengan tersebarnya budaya penggunaan logam ke seluruh benua. Kemajuan
teknologi selama zaman prasejarah datang melalui orang-orang Mediterania, menyebar secara
bertahap ke arah barat laut. Beberapa peradaban paling terkenal dari prasejarah Eropa adalah
peradaban Minoa dan Mykenai, yang berkembang selama Zaman Perunggu sampai
keruntuhan Zaman Perunggu dalam waktu yang singkat sekitar tahun 1200 SM.
Periode dalam sejarah Eropa yang dikenal sebagai era klasik dimulai dengan munculnya
negara-kota Yunani Kuno. Pengaruh Yunani mencapai puncaknya di bawah kekaisaran
Alexander Agung, yang menyebar ke seluruh Asia. Eropa utara dan barat didominasi oleh
kebudayaan La Tène, pendahulu bangsa Kelt. Roma, sebuah negara-kota kecil, secara
tradisional berdiri pada tahun 753 SM, kemudian tumbuh menjadi Republik Romawi pada
509 SM dan kemudian menggantikan kebudayaan Yunani sebagai peradaban Mediterania
dominan. Peristiwa-peristiwa pada masa pemerintahan Julius Caesar mendorong reorganisasi
Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Kekaisaran ini kemudian dibagi oleh kaisar
Diokletianus menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur. Selama
abad ke-4 dan ke-5, orang-orang Jermanik dari Eropa utara meningkatkan kekuatan dan
serangan yang berulang-ulang yang menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada
tahun 476 M, saat yang secara tradisional menandai akhir dari periode klasik dan awal Abad
Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan, Kekaisaran Romawi Timur bertahan, meskipun sejarawan modern
menyebut negara ini sebagai Kekaisaran Bizantium. Di Eropa Barat, bangsa Jermanik
menduduki bekas wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat dan mendirikan kerajaan dan
kekaisaran mereka sendiri. Dari semua bangsa Jermanik, suku Frank naik ke posisi hegemoni
atas di Eropa Barat, Kerajaan Franka mencapai puncaknya di bawah pimpinan Charlemagne
sekitar tahun 800 M. Kerajaan ini kemudian terbagi menjadi beberapa bagian; Franka Barat
akan berevolusi menjadi Kerajaan Prancis, sementara Franka Timur akan berevolusi menjadi
Kekaisaran Romawi Suci, cikal bakal Jerman modern. Kepulauan Inggris menjadi tempat
beberapa migrasi skala besar. Penduduk asli Celtic telah terpinggirkan selama periode
Britania Romawi, dan ketika bangsa Romawi meninggalkan Kepulauan Inggris selama tahun
400-an, gelombang bangsa Anglo-Saxon Jermanik bermigrasi ke Inggris selatan dan
mendirikan serangkaian kerajaan kecil yang akhirnya berkembang menjadi Kerajaan Inggris
tahun 927 M.
Peradaban Yunani-Romawi menghiasi zaman permulaan Eropa, dimulai dari Yunani Kuno,
yang biasanya dianggap sebagai dasar dari peradaban Barat dan pengaruhnya dalam bahasa,
politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu pengetahuan, dan seni. Nilai-nilai tersebut diteruskan
oleh Republik Roma yang berpusat di Laut Tengah, hingga Kekaisaran Romawi mencapai
puncak kejayaannya sekitar tahun 150.
top related