halaman judul p r o f i l k e s e h a t a n t a h u n 2 0 1 8 · profil kesehatan uptd puskesmas...
Post on 21-Jul-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
HALAMAN JUDUL
P R O F I L K E S E H A T A N
T A H U N 2 0 1 8
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJARNEGARA UPTD PUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya penyusunan Profil Kesehatan UPTD Puskesmas
Susukan 2 Tahun 2018. Terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan
ini.
Profil kesehatan merupakan salah satu media publikasi
data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan
yang cukup komprehensif. Profil kesehatan disusun
berdasarkan ketersediaan data, informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber
dari UPTD Puskesmas serta jejaring dan jaringannya.
Dalam profil kesehatan Tahun 2018 ini, pembaca dapat memperoleh data dan
informasi mengenai gambaran umum dan demografi, Sarana dan Pembiayaan
Kesehatan, Tenaga Kesehatan, Kesehatan Keluarga, Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit. Data dan informasi yang ditampilkan pada profil kesehatan
dapat membantu dalam mengukur capaian pembangunan bidang kesehatan di suatu
wilayah kerja UPTD Puskesmas dan sebagai dasar untuk perencanaan program
pembangunan kesehatan selanjutnya.
Kami menyadari masih banyak yang belum sempurna dalam penyusunan buku
ini, terutama karena keterbatasan waktu, tenaga dan sumber data yang ada. Sehingga
kritik dan saran senantiasa kami harapkan guna meningkatkan kualitas profil
kesehatan pada tahun-tahun yang akan datang. Kami juga mohon maaf jika karena
kekhilafan kami, terdapat kesalahan penulisan dalam buku profil kesehatan ini.
Akhirnya, semoga Allah Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai langkah-langkah
kita. Amiin.
Banjarnegara, April 2019
KEPALA UPTD PUSKESMAS
SUSUKAN 2
WINDIARETNO, S.KM
NIP. 19730613 199603 1 003
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
BAB I GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN DEMOGRAFI ........................ 1
A. KEADAAN GEOGRAFI ...................................................................... 1
B. KEPENDUDUKAN .............................................................................. 2
1. Pertumbuhan Penduduk .................................................................. 2
2. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur ................................. 2
3. Kepadatan Penduduk....................................................................... 3
BAB II SARANA DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN ..................................... 4
A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT ............................................ 4
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................................... 5
BAB III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ........................................... 6
A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN .................................................... 6
B. RASIO TENAGA KESEHATAN ......................................................... 8
BAB IV KESEHATAN KELUARGA ..................................................................... 9
A. KESEHATAN IBU ............................................................................... 9
B. KESEHATAN ANAK......................................................................... 19
C. GIZI ..................................................................................................... 28
BAB V KESEHATAN LINGKUNGAN ............................................................... 33
A. STBM .................................................................................................. 34
B. AIR MINUM ....................................................................................... 34
C. AKSES SANITASI LAYAK .............................................................. 36
D. TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) .................................................. 38
E. TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM) ............................... 39
BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT ............................................................... 41
A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG ............................................. 41
B. PENYAKIT YANG DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD3I) .................................................................................................. 49
C. PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR DAN
ZOONOSIS ......................................................................................... 50
D. PENYAKIT TIDAK MENULAR ....................................................... 53
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Angka Kematian Ibu ............................................................................... 10
Gambar 4.2 Cakupan K1 dan K4 ................................................................................ 12
Gambar 4.3 Cakupan K4 dan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan ............................. 14
Gambar 4.4 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan .......................................... 16
Gambar 4.5 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan ........................................ 17
Gambar 4.6 Peserta KB aktif ...................................................................................... 19
Gambar 4.7 Angka Kematian Bayi (AKB) ................................................................. 20
Gambar 4.8 Cakupan KN 1 dan KN Lengkap ............................................................ 22
Gambar 4.9 Penanganan Komplikasi Neonatal .......................................................... 23
Gambar 4.10 Cakupan Imunisasi Bayi ....................................................................... 24
Gambar 4.11 Cakupan pemberian ASI eksklusif ........................................................ 29
Gambar 4.12 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita ............................. 30
Gambar 4.13 Cakupan Penimbangan Balita ............................................................... 31
Gambar 4. 14 Prevalensi Gizi Buruk .......................................................................... 32
Gambar 5.1 Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak ..................... 36
Gambar 5.2 Persentase Akses Jamban Sehat .............................................................. 37
Gambar 5.3 Persentase TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan .............................. 38
Gambar 5.4 Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan .............................. 39
Gambar 6.1 Penemuan kasus TB BTA+ ..................................................................... 43
Gambar 6.2 Angka Keberhasilan Pengobatan TB ...................................................... 44
Gambar 6.3 Kasus HIV dan AIDS .............................................................................. 45
Gambar 6.4 Penemuan dan Penanganan Pendeita Pneumonia ................................... 47
Gambar 6.5 Angka Kesakitan (IR/Insiden Rate) DBD per 100.000 penduduk .......... 51
Gambar 6.6 Angka Kesakitan (Anual Parasite Insidence) Malaria ............................ 53
Gambar 6.7 Kasus Penyakit Tidak Menular ............................................................... 55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Penduduk .......................................................................................... 3
Tabel 2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan .............................................................. 4
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 1
BAB I
GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN DEMOGRAFI
A. KEADAAN GEOGRAFI
Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Bajarnegara yang letaknya berada pada jarak 40 Km ke arah Barat dari Ibu Kota
Kabupaten. Secara Astronomi terletak diantara 70.12’ – 70.31’ Lintang Selatan
dan 1090.29’ – 1090.45’.50’’ Bujur Timur. Dibatasi oleh:
Sebelah Utara Kecamatan Kemangkon (Kab. Purbalingga)
Sebelah Timur Kecamatan Purwareja Klampok
Sebelah Selatan Kecamatan Sumpiuh (Kab. Banyumas) dan
Sebelah Barat Kecamatan Somagede ( Kab. Banyumas)
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 2
Dengan luas wilayah kurang lebih 1652 Km2 atau 495,9 Ha atau sekitar
2,18 % dari Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara. Secara administratif Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Susukan 2 terbagi dalam 7 desa. Desa/kelurahan yang
terluas adalah desa/kelurahan Panerusan Wetan dengan luas 340,4 Km2 atau
sekitar 20,59 % dari luas total Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Susukan 2.
Sedangkan desa/kelurahan Piasa Wetan merupakan memiliki wilayah paling kecil
yaitu hanya seluas 98,7 Km2 atau sekitar 5,96 %.
Topografi Kecamatan Susukan terdiri dari wilayah daratan dengan Ketinggian
antara 0 – 106 m dari permukaan laut.
B. KEPENDUDUKAN
1. Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan rekapitulasi data penduduk tahun 2017, jumlah penduduk
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Susukan 2 adalah 17.014 jiwa meningkat
25, 4 % dibanding tahun 2018 yaitu 21.336 jiwa. Kenaikan penduduk terbesar
di desa/kelurahan Panerusan Kulon. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin
dan umur di wilayah kerja UPTD Puskesmas Susukan 2 pada tahun 2018,
dengan jumlah penduduk total sebesar 21.336 jiwa, yang terdiri dari 10.241
laki-laki dan 10.952 perempuan.
2. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur
Melihat struktur penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Susukan
2 terjadi adanya kenaikan penduduk disemua umur. Adanya kenaikan usia
produktif yaitu 15-44 tahun sebagai bonus demografi sehingga dapat
mengurangi angka ketergantungan. Bonus demografi dengan peningkatan
penduduk usia produktif merupakan tantangan untuk memperkuat investasi di
bidang kesehatan, pendidikan maupun ketenagakerjaan. Di lain pihak,
penduduk usia lanjut (65+ tahun) membutuhkan perhatian dari sektor kesehatan
dalam perawatan kesehatan fisik dan kejiwaan lanjut usia (lansia) serta
penanggulangan penyakit degeneratif sehingga perlu diperluas sasaran
pelayanan penduduk yang tidak saja memberikan perhatian kepada bayi dan
anak serta orang dewasa, tetapi juga terhadap orang tua. Adapun perbandingan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 3
komposisi penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Susukan 2 menurut
kelompok umur dari tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1. Struktur Penduduk
UPTD Puskesmas Susukan 2 Menurut Golongan Umur
Tahun 2014-2018
Golongan
Umur (Th)
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun
2016
Tahun
2017
Tahun
2018
<1 270 286 288 287872 287
1 – 4 1.872 1.824 1.846 2.137 2.499
5 – 14 5.060 5.153 5.062 5.082 5.110
15 – 44 8.028 7.841 7.841 7.906 8.268
45 – 64 3.850 3.417 3.438 3.458 3.480
65 ke atas 1020 1.385 1.416 1.426 1.692
Total 20.100 19.906 19.891 20.296 21.336
3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di UPTD Puskesmas Susukan 2 tahun 2018
sebesar 13 /km2. Angka ini bila dibandingkan dengan tahun 2017 terjadi
kenaikan kepadatan yaitu sebesar 3 /km2.
Sebaran penduduk ternyata tidak merata, beberapa desa/kelurahan
dengan angka yang cukup tinggi, yaitu desa/kelurahan Brengkok sebesar
18,01/km2, sedangkan desa/kelurahan dengan cakupan rendah yaitu
desa/kelurahan Panerusan Wetan sebesar 9,23/km2.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 4
BAB II
SARANA DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
Penyediaan sarana kesehatan merupakan kebutuhan pokok dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu perhatian utama
pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan agar lapisan masyarakat dapat
menikmati pelayanan kesehatan.
Tabel 2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2018
No. Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1. RS Pemerintah 1
2. RS Swasta 2
3. Puskesmas 35
3. Laboratorium Kesehatan Daerah 1
4 Gudang Farmasi Kesehatan 1
5. Unit Tranfusi Darah 1
5. Klinik 14
6. Apotek 56
7. Toko Obat 4
8. Jumlah Tempat Tidur Rawat Inap di Puskesmas
Rumah Sakit dan klinik 761
A. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut,
Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama serta sebagai
wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Jumlah Puskesmas di Kecamatan Susukan sebanyak 2 Puskesmas, terdiri
dari UPTD Puskesmas Susukan 1 dan Susukan 2, sedangkan UPTD Puskesmas
Susukan 1 mampu PONED/perawatan dan UPTD Puskesmas Susukan 2
Puskesmas non perawatan. Jumlah Puskesmas pembantu sebanyak 0 Pustu, 2
Puskesmas Keliling dan 2 ambulans.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 5
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain upaya
promotif dan preventif, diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah
sakit yang berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.
B. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pada tahun 2018 Anggaran Pendapatan dan Belanja UPTD Puskesmas
Susukan 2 untuk kesehatan adalah Rp. 1.396.265.000,- belanja langsung sebesar
Rp. 169.790.000,- Dari Rp. 905.770.000,- terdiri dari anggaran APBD murni
sebesar Rp. 191.790.000,- dan dari anggaran Kapitasi JKN sebesar Rp.
713.980.000,-.
Selain dari APBD dan Kapitasi JKN juga mendapat alokasi dana dari APBN
Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 490.495.000,-.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 6
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Sumber daya manusia kesehatan merupakan salah satu sub sistem dalam sistem
kesehatan nasional yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui berbagai upaya dan pelayanan kesehatan. Upaya dan
pelayanan kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab,
memiliki etik dan moral tinggi, keahlian dan berwenang.
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan di kelompokan menjadi beberapa rumpun dan sub rumpun.
Rumpun tenaga kesehatan menurut Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan Pasal 11 adalah tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga
kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan
lingkungan, tenaga gizi, tenaga psikologi klinis, tenaga keterapian fisik, tenaga
keteknesian medis, tenaga teknik boimedika, tenaga kesehatan tradisional, dan
tenaga kesehatan lain.
Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
pusat kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Untuk mendukung fungsi dan tujuan puskesmas di perlukan sumber daya manusia
kesehatan baik tenaga kesehatan maupun tenaga penunjang kesehatan.
Pada peraturan yang sama di pasal 16 ayat 3 di sebutkan bahwa minimal
tenaga kesehatan di puskesmas terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter
gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 7
teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Sedangkan tenaga
penunjang kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi
keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lainnya.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas dihitung berdasarkan analisis
beban kerja dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlah pelayanan yang
diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja,
luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
lainnya di wilayah kerjanya, dan pembagian waktu saja.
Pada Puskesmas non rawat inap, minimal jumlah dokter yaitu satu orang,
sedangkan pada puskesmas rawat inap minimal jumlah dokter dua orang, baik pada
perkotaan, perdesaaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil. Rincian
lengkap mengenai Puskesmas dengan jumlah dokter dapat dilihat di tabel 72
lampiran profil kesehatan.
Perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orang
sedangkan pada Puskesmas rawat inap minimal berjumlah delapan orang. Kondisi ini
merupakan standar minimal di wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil
dan sangat terpencil. Rincian lengkap mengenai Puskesmas dengan jumlah bidan dan
perawat dapat dilihat di tabel 73 lampiran profil kesehatan.
Jumlah bidan di Puskesmas non rawat inap minimal empat orang dan di
Pusekmas rawat inap minimal tujuh orang. Kondisi ini merupakan standar minimal
wilayah perkotaan, perdesaan, kawasan terpencil dan sangat terpencil. Rincian
lengkap mengenai jumlah bidan per Puskesmas dapat di lihat pada tabel 73 lampiran
profil kesehatan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, bahwa tenaga kesehatan di puskesmas tidak hanya
tenaga medis tetapi juga tenaga promotif dan preventif untuk mendukung tugas
Puskesmas dalam melaksanakan upaya kesehatan masyarakat. Dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019, salah satu indikator
dalam meningkatkan ketersediaan dan mutu SDMK sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan yaitu jumlah Puskesmas yang memiliki lima jenis tenaga kesehatan
promotif dan preventif. Tenaga Kesehatan yang dimaksud adalah tenaga kesehatan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 8
lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat, dan
analisis kesehatan.
B. RASIO TENAGA KESEHATAN
Rasio tenaga kesehatan per jumlah penduduk merupakan indikator untuk
mengukur tenaga kesehatan untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk
mencapai target pembangunan kesehatan tertentu. Berdasarkan Menteri Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Kesehatan Tahun 2015-2025, target rasio tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk pada tahun 2019 di antaranya rasio dokter umum 45 per 100.000
penduduk, rasio dokter gigi 13 per 100.000 penduduk, rasio perawat 180 per 100.000
penduduk, rasio bidan 120 per 100.000 penduduk, tenaga kefarmasian 24 per
100.000 penduduk, tenaga kesehatan masyarakat 16 per 100.000 penduduk, tenaga
gizi 14 per 100.000 penduduk dan kesehatan lingkungan 18 per 100.000 penduduk.
Jumlah dokter umum di UPTD Puskesmas Susukan 2 tahun 2018 adalah 1
dokter, jumlah dokter gigi adalah 0. Tenaga keperawatan terdiri atas tenaga perawat
dan bidan. Jumlah perawat tahun 2018 adalah 4 perawat. Jumlah bidan di tahun 2018
adalah 9 bidan. Tenaga kefarmasian terdiri atas tenaga teknis kefarmasian (analis
farmasi, asisten apoteker dan sarjana farmasi) dan apoteker. Tenaga kefarmasian di
tahun 2018 sejumlah 1 orang terdiri dari teknis kefarmasian 0 orang dan apoteker 1
orang. Tenaga kesehatan masyarakat di tahun 2018 sejumlah 1 orang. Tenaga
kesehatan lingkungan di tahun 2018 sebanyak 1 orang.
Tenaga gizi meliputi tenaga nutrisionis dan dietisen. Nutrisionis adalah tenaga
kesehatan lulus Sekolah Pembantu Ahli Gizi (SPAG), diploma III, diploma IV dan
Strata 1 bidang gizi. Sedangkan dietisen adalah tenaga kesehatan lulusan diploma IV
dan strata 1 bidang gizi yang telah mengikuti program internship gizi. Jumlah tenaga
gizi di tahun 2018 adalah 1 tenaga gizi yang terdiri dari 1 nutrisionis dan 0 dietisen.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 9
BAB IV
KESEHATAN KELUARGA
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya. Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan di hidupnya dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Lebih jauh lagi, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga, menyebutkan bahwa pembangunan keluarga dilakukan
dalam upaya untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang
sehat. Selain lingkungan yang sehat, masih menurut peraturan pemerintah tersebut, kondisi
kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari keluarga
yang berkualitas.
Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, keluarga memiliki peran
signifikan dalam status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi
dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak
merupakan kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas
pada ibu dan fase tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya
upaya kesehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di
Indonesia.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan
terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status
kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.
A. KESEHATAN IBU
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau
pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan
lain-lain disetiap 100.000 kelahiran hidup.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, terlebih lagi
mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Penurunan AKI di
Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228.
Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan kepeningkatan AKI yang signifikan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 10
yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015.
Angka Kematian Ibu (AKI) dihitung dari banyaknya wanita yang meninggal dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam
masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
100. 000 kelahiran hidup.
Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang
dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di
fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari
kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua
pada saat melahirkan (>35 tahun), terlalu muda pada saat melahirkan (<20 tahun), terlalu
banyak anak (>4 anak), terlalu rapat jarak kelahiran/paritas (<2 tahun).
Angka Kematian Ibu (AKI) di UPTD Puskesmas Susukan 2 tahun 2018 adalah
0/100.000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah kematian ibu
sebesar 0 kasus dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 287 bayi lahir hidup. Angka
tersebut sama dengan jika dibandingkan tahun 2017 yaitu sebesar 0/100.000 kelahiran
hidup dengan jumlah kematian ibu sebesar 0 dengan kelahiran hidup sebesar 256 bayi.
Gambar 4.1 Angka Kematian Ibu
(AKI) Per 100.000 Kelahiran Hidup Di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun
2014-2018
0,00
0,00
0,00
0,00 0,000,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Capaian kinerja yang cukup membanggakan tersebut di atas antara lain disebabkan
oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam melakukan deteksi dini
kegawatdaruratan dalam masa kehamilan dan persalinan, semakin tingginya komitmen
aparat kesehatan dalam melakukan upaya penyelamatan ibu dan, pencegahan
komplikasi, semakin meningkatnya kompetensi Tim kesehatan dalam memberikan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 11
pelayanan, semakin baiknya pemenuhan sarana prasarana alat kesehatan yang
mendukung pelayanan serta terjalinnya komunikasi yang baik melalui pengembangan
jejaring pelayanan kesehatan mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan dasar ke pelayanan
rujukan.
Upaya- upaya teknis yang telah dilakukan di lapangan antara lain, siaga penuh saat
musim persalinan tiba maupun waktu tertentu (lebaran, tahun baru), adanya alat-alat
penunjang pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang baru di Puskesmas, serta
adanya jalinan komunikasi melalui jejaring media sosial (whatsapp grup) untuk
menyampaikan kasus – kasus kegawatdaruratan agar dapat memperoleh pelayanan dan
penanganan yang tepat di Puskesmas maupun Rumah Sakit.
Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap
ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan
kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas
pelayan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan,
dan pelayanan keluarga berencana. Data mengenai kematian ibu menurut kelompok
umur dapat dilihat pada tabel 6 lampiran profil kesehatan.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan Kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Proses ini dilakukan selama
rentang usia kehamilan ibu yang dikelompokan sesuai usia kehamilan menjadi
trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu
hamil yang diberikan harus memenuhi elemen pelayanan sebagai berikut :
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Penentuan status imunusasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid
sesuai status imunisasi
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling,
termasuk keluarga berencana)
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah
dilakukan sebelumnya) dan
10. Tatalaksana kasus
Selain elemen tindakan yang harus dipenuhi, pelayanan kesehatan ibu hamil
juga harus memenuhi frekuensi minimal di tiap trimester, yaitu satu kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 12-24 minggu) dan dua kali pada trimester ketiga ( usia kehamilan 24
minggu sampai persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 12
menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini faktor
risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan.
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan
dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan
jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang di
anjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannnya ketenaga kesehatan. Cakupan pelayanan ibu hamil
dapat diketahui keterjangkauan (K1) dan pemeriksaan yang berkualitas (K4) ibu
hamil. Jumlah ibu hamil di UPTD Puskesmas Susukan 2 pada tahun 2018 adalah 317
dengan cakupan K1 sebesar 311 atau 98% menurun dibanding tahun 2017 yang
sebesar 100% sedangkan untuk K4 cakupannya adalah 290 atau sebesar 91%
meningkat dibanding tahun 2017 yaitu 90%.
Gambar 4.2 Cakupan K1 dan K4
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
98,0097,00
94,50
100,00
98,00
88,3190,73
92,5
90 91
82,00
84,00
86,00
88,00
90,00
92,00
94,00
96,00
98,00
100,00
102,00
2014 2015 2016 2017 2018
K1
K4
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil tidak
hanya dari sisi akses. Kualitas pelayanan yang diberikan juga harus ditingkatkan
diantaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil harus
diberikan saat kunjungan. Keberadaan puskesmas secara ideal harus didukung dengan
aksebilitas yang baik. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan aspek geografis dan
kemudahan sarana dan prasarana transportasi. Dalam mendukung penjangkauan
terhadap masyarakan di wilayah kerjanya, puskesmas juga sudah menerapkan konsep
satelit dengan menyediakan puskesmas pembantu.
Salah satu komponen pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pemberian zat besi
sebanyak 90 tablet (Fe3). Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 13
membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel
darah merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat
pada tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.
Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin. Selama hamil,
asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada
tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan
menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat
besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada
janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk kebutuhan tumbuh
kembangnya, termasuk untuk perkembangan otaknya, sekaligus menyimpannya
dalam hati sebagai cadangan hingga bayi berusia 6 bulan.
Selain itu, zat besi juga membantu dalam mempercepat proses penyembuhan
luka khususnya luka yang timbul dalam proses persalinan. Kekurangan zat besi sejak
sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita
anemia. Anemia merupakan salah satu risiko kematian ibu, kejadian bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi terhadap janin dan ibu, keguguran, dan
kelahiran prematur.
2. Pelayanan Imunisasi Tetanus Toksoid bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus
yang disebabkan bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang
tidak aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan.
Clostridium Tetani masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang
menyerang sistem syaraf pusat.
Sebagai upaya mengedalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor
risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi mengamanatkan bahwa wanita usia subur dan ibu hamil merupakan salah
satu kelompok populasi yang menjadi sasaran imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan
adalah kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi imunisasi dasar pada bayi yang
diberikan kepada anak batita, anak usia sekolah dan wanita usia subur termasuk ibu
hamil.
Wanita usia subur yang menjadi sasaran imunisasi TT adalah wanita berusia
antara 15-49 tahun yang terdiri dari WUS hamil (ibu hamil) dan tidak hamil.
Imunisasi lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan
pelayanan antenatal. Imunisasi TT pada WUS diberikan sebanyak 5 dosis dengan
interval tertentu, dimulai sebelum dan atau saat hamil yang berguna bagi kekebalan
seumur hidup. Interval pemberian imunisasi TT dan lama masa perlindungan yang
diberikan sebagai berikut.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 14
a. TT2 memiliki interval minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3
tahun.
b. TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5
tahun.
c. TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10
tahun.
d. TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25
tahun.
Screening status imunisasi TT harus dilakukan sebelum pemberian vaksin.
Pemberian imunisasi TT tidak perlu dilakukan bila hasil screening menunjukkan
wanita usia subur telah mendapatkan imunisasi TT5 yang harus dibuktikan dengan
buku KIA, rekam medis, dan atau kohort. Kelompok ibu hamil yang juga
mendapatkan TT2 sampai dengan TT5 dikatakan mendapatkan imunisasi TT2+. Data
mengenai imunisasi TT dapat dilihat pada tabel 30 dan 31 lampiran profil kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan kematian bayi
yaitu dengan mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan, serta diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan
persalinan adalah proses pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai
dengan kala IV persalinan. Keberhasilan program ini diukur melalui indikator
persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan PN) dan persentase
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Cakupan Pf).
Gambar 4.3 Cakupan K4 dan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
98,90 99,7096,60 100,00
100,00
88,390,7
92,590
98
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
2014 2015 2016 2017 2018
Linakes
K4
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Persalinan oleh tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Susukan 2 tahun 2018
sebesar 100% sama dengan tahun 2017 yaitu sebesar 100%. Cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan ini didukung oleh keberhasilan program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
bersalin dengan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Kebijakan Kementerian
Kesehatan dalam dekade terakhir menekankan agar setiap persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan dalam rangka menurunkan kematian ibu dan kematian bayi.
Penekanan persalinan yang aman adalah persalinan ditolong tenaga kesehatan di
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 15
fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan persalinan di fasilitas kesehatan sebagai
salah satu indikator upaya kesehatan ibu, menggantikan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan.
Analisis kematian ibu yang dilakukan Direktorat Bina Kesehatan Ibu pada
tahun 2010 membuktikan bahwa kematian ibu terkait erat dengan penolong
persalinan dan tempat/fasilitas persalinan. Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
terbukti berkontribusi terhadap turunnya risiko kematian ibu. Demikian pula dengan
tempat/fasilitas, jika persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan, juga akan
semakin menekan risiko kematian ibu.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan tetap konsisten dalam menerapkan
kebijakan bahwa seluruh persalinan harus di tolong oleh tim tenaga kesehatan dan di
dorong untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk daerah dengan akses
sulit upaya yang dilakukan yaitu mengembangkan program Rumah Tunggu
Kelahiran. Para dukun diupayakan bermitra dengan bidan dengan hak dan kewajiban
yang jelas. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan tidak lagi dikerjakan
oleh dukun, namun dirujuk ke bidan.
Bagi ibu hamil yang di daerah tempat tinggalnya tidak ada bidan atau jauh dari
fasilitas pelayanan kesehatan, maka menjelang hari taksiran persalinan diupayakan
sudah berada didekat fasilitas pelayanan kesehatan, yaitu di Rumah Tunggu
Kelahiran. Rumah Tunggu Kelahiran tersebut dapat berupa rumah tunggu khusus
yang dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat maupun di rumah sanak
saudara yang letak rumahnya bersekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan. Data
mengenai persalinan oleh tenaga kesehatan per puskesmas dapat dilihat di tabel 29
lampiran profil kesehatan.
4. Pelayananan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai
standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
yaitu pada enam jam sampai tiga hari pasca persalinan, pada hari keempat sampai
dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42
pasca persalinan. Masa nifas dimulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca
persalinan. Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas diberikan terdiri dari:
a) Pemeriksaan tanda vital ( tekanan darah,nadi,nafas, dan suhu)
b) Pemeriksaan tinggi pucak rahim ( fundus uteri )
c) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain
d) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif
e) Pemberian komunikasi, informasi, dan dedukasi ( KIE ) kesehatan ibu nifas dan
bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana
f) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
Pelayanan kesehatan ibu nifas termasuk diantaranya kegiatan sweeping atau
kunjungan rumah bagi yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ibu nifas
yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2018 sebesar 100% sama dengan tahun
sebelumnya yaitu 100%.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 16
Gambar 4.4 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
dan Kunjungan Nifas di UPTD Puskesmas Susukan 2
Tahun 2014-2018
98,90
99,70
96,60
100,00
100,00
98,5
99,7
96,6
100
100
94,00
95,00
96,00
97,00
98,00
99,00
100,00
101,00
2014 2015 2016 2017 2018
Linakes
Kunjungan Nifas
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
5. Pelayanan/Penanganan Komplikasi Kebidanan
Komplikasi pada proses kehamilan, persalinan dan nifas juga salah satu
penyebab kematian ibu dan kematian bayi. Komplikasi kebidanan adalah kesakitan
pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan atau janin dalam kandungan, baik
langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular maupun tidak menular
yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau janin. Sebagai upaya menurunkan angka
kematian ibu dan kematian bayi maka dilakukan pelayanan/penanganan komplikasi
kebidanan. Pelayanan/penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu hamil, bersalin atau nifas untuk memberikan perlindungan dan penanganan
definitif sesuai standar oleh tenga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan.
Keberhasilan program ini dapat diukur melalui indikator cakupan penanganan
komplikasi kebidanan (Cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan negara
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil,
bersalin, nifas) dengan komplikasi. Pelayanan komplikasi pada ibu hamil tahun 2018
telah mencapai 100%.
Sebesar 20% dari kehamilan diprediksi akan mengalami komplikasi.
Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian, namun demikian
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan di tangani bila: 1) Ibu segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) Tenaga kesehatan melakukan prosedur penangan
yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan
persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah
perdarahan pasca-salin; 3) Tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini
komplikasi; 4) Apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan
pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
rujukan; 5) Proses rujukan efektif; 6) Pelayanan di RS yang cepat dan tepat.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 17
Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui: 1) Peningkatan pelayanan antenatal yang
mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai; 2)
Pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil,
pelayanan pasca persalinan dan kelahiran; serta 3) Pelayanan emergensi obstetrik dan
neonatal dasar (PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara
tepat waktu oleh masyarakat yang membutuhkan.
Beberapa terobosan dalam penurunan AKI dan AKB telah dilakukan, salah
satunya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) program
tersebut menitik beratkan kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat dalam
melakukan upaya deteksi dini, menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta
menyediakan akses dalam pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar
ditingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Dalam implementasinya, P4K merupakan
salah unsur dari Desa Siaga. P4K mulai diperkenalkan oleh Menteri Kesehatan pada
tahun 2007. Pelaksanaan P4K di desa-desa tersebut perlu dipastikan agar mampu
membantu keluarga dalam membuat perencanaan persalinan yang baik dan
meningkatkan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan,
persalinan, dan nifas agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang merupakan
upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir. Kegiatan ini dilakukan melalui pembahasan kasus kematian ibu
atau bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan
kesehatan. Salah satu hasil kajian yang di dapat dari AMP adalah kendala yang
timbul dalam upaya penyelamatan ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan maternal
dan bayi baru lahir. Kajian tersebut juga menghasilkan rekomendasi intervensi dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa mendatang.
Gambar 4.5 Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
152,60
187,10259,00
159,00
196,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 18
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa secara umum cakupan penanganan
komplikasi kebidanan selama kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami kenaikan,
akan tetapi menurun pada tahun 2017. Data mengenai penanganan komplikasi
kebidanan dan neonatal dapat dilihat pada tabel 33 lampiran profil kesehatan.
6. Pelayanan Kontrasepsi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga berencana, dan
sistem informasi keluarga menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana (KB)
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu dengan
kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35
tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga
agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan
ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pelayanan KB menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan
perempuan untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah
anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai
anak.
Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS) dapat
menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan
informasi yang telah mereka pahami, termasuk keuntungan dan kerugian, risiko
metode kontrasepsi dari petugas kesehatan. Program Keluarga Berencana (KB)
dilakukan diantaranya dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran. Sasaran program KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang lebih
dititikberatkan pada kelompok wanita usia subur (WUS) yang berada pada kisaran
usia 15-49 tahun.
Sasaran pelaksanaan program KB yaitu pasangan usia subur. Pasangan usia
subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan yang sah,
yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. Peserta KB aktif adalah
pasangan usia subur (PUS) yang saat ini menggunakan salah satu alat kontrasepsi
tanpa diselingi kehamilan. Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru
pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi dan atau pasanmgan usia subur yang
kembali menggunakan metode kontrasepsi setelah melahirkan/keguguran.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan
sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau
masyarakat, termasuk Keluarga Berencana. Pelayanan kesehatan dalam Keluarga
Berencana dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 19
membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas. Pasangan Usia Subur bisa
mendapatkan pelayanan kontrasepsi di tempat-tempat yang melayani program KB.
Pada tahun 2018 dari jumlah 3.470 Pasangan Usia Subur sebanyak 2.690
(78%) adalah peserta KB aktif menurun dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 2.554
(83%) sedangkan peserta KB baru sejumlah 150 ( 4%) menurun dibanding tahun
2017 yaitu sebesar 872 (29%).
Gambar 4.6 Peserta KB aktif
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
87,00
80,20
75,10
83,0078,00
68,00
70,00
72,00
74,00
76,00
78,00
80,00
82,00
84,00
86,00
88,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Penurunan peserta KB aktif pada tahun 2018 disebabkan oleh penurunan
jumlah peserta KB baru. Hal ini membuktikan kesadaran masyarakat khususnya
pasangan usia subur untuk melakukan KB masih rendah terutama dengan metode
kontrasepsi jangka panjang. Data mengenai penggunaan alat kontrasepsi dapat dilihat
pada tabel 34 dan 35 lampiran profil kesehatan.
B. KESEHATAN ANAK
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi
yang akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam
kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai usia delapan belas tahun. Upaya
kesehatan anak antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak.
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian
Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi
penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012, angka kematian
neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini sama
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 20
dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin dibanding SDKI
tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1000 kelahiran hidup.
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar
22,23 per 1000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar
23 per 1000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA)
hasil SUPAS 2015 sebesar 26,29 per 1000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target
MDG 2015 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.
Gambar 4.7 Angka Kematian Bayi (AKB)
Per 1000 Kelahiran Hidup di UPTD Puskesmas Susukan 2
Tahun 2014-2018
11,00
3,00
0,00
3,00
6,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Angka Kematian Bayi (AKB) dihitung dari jumlah kematian bayi 0<12 bulan per
1000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB)
di tahun 2018 adalah 6/1000 kelahiran hidup dimana secara absolut dihitung dari jumlah
kematian bayi sebesar 2 dengan kelahiran hidup sebesar 287 Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2018 meningkat dibanding tahun 2017 yang hanya sebesar 3/1000
kelahiran hidup dengan jumlah kematian 1 kasus dari 256 kelahiran hidup.
Beberapa kondisi yang memberikan kontribusi terhadap masalah ini antara lain,
kurangnya kemampuan keluarga untuk mengenali tanda bahaya pada bayi atau balita
yang mengalami masalah kesehatan, masih tingginya kejadian persalinan sebelum
waktunya (pre term), dan pola asuh yang kurang maksimal dari orang tua atau keluarga
besar terhadap bayi dan balita. Kurangnya kemampuan mengenali tanda bahaya pada
kasus kematian bayi dan balita sebagian dipicu oleh masih adanya mitos /kepercayaan
yang salah di masyarakat dalam memberikan asuhan antara lain, kurangnya pengetahuan
keluarga tentang perawatan bayi baru lahi dan pola asuh antara lain menjaga kehangatan
bayi, pemberian makanan yang terlalu dini dan tidak dapat mengenali tanda bahaya
ketika bayi mulai lemah, karena dianggap bayi sedang tidur, sehingga menunda untuk
mendapat pertolongan selain itu keterbatasan pengetahuan pengasuh tentang cara
menghindari anak dari bahaya (contoh anak berisiko tenggelam di kolam sekitar rumah)
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 21
Data mengenai kematian bayi menurut jenis kelamin per puskesmas dapat dilihat
pada tabel 5 lampiran profil kesehatan.
1. Pelayanan Kesehatan Neonatal
Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari. Pada
masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim dan
terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu
bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling
tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang
tepat, bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengadakan
risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas nkesehatan serta menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang
menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian
pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi, antara lain
kunjungan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Muda (MTBM)
termasuk konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1
injeksi dan hepatitis BO injeksi bila belum diberikan.
Kunjungan neonatal pertama (KN1) adalah cakupan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir (umur 6 jam-48 jam) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani sesuai standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal yaitu pemeriksaan
sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan
bayi baru lahir termasuk ASI eksklusif dan perawatan tali pusat. Pada kunjungan
neonatal pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan
imunisasi hepatitis B0 (bila belum diberikan pada saat lahir). Cakupan kunjungan
neonatal pertama (KN1) tahun 2018 sebesar 100% sama dengan tahun 2017 yang
juga sebesar 99%.
Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi
neonatal adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi baru lahir
memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal minimal 3 kali, yaitu 1 kali pada
6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28 hari sesuai standar di satu wilayah
kerja pada satu tahun. Cakupan KN1 dan KN lengkap tahun 2013-2017 dapat dilihat
pada gambar 4.2.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 22
Gambar 4.8 Cakupan KN 1 dan KN Lengkap
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
97,80
123,30
100,70
99,00
100,00
97,4
123,3
101,4 99100
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
2014 2015 2016 2017 2018
KN1
KN Lengkap
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
2. Penanganan Komplikasi Neonatal
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,
ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR,
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun yang termasuk
klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM).
Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan di tangani, namun terkendala
oleh akses kepelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial
ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini,
dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan.
Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap
neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan
yang mendapat pelayanan yang sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,
atau perawat) terlatih baik dirumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana
pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan
standar MTBM, Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat Lahir
Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial ditingkat pelayanan kesehatan,
PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya. Penanganan
komplikasi neonatal tahun 2018 adalah 25% meningkat/menurun dibanding tahun
2017 yaitu 39%.
Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi dihitung berdasarkan
15 persen dari jumlah bayi baru lahir. Indikator ini mengukur kemampuan
manajemen program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam menyelenggarakan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 23
pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan komplikasi.
Cakupan pelayanan neonatal dengan komplikasi selama lima tahun terakhir
cenderung meningkat, hanya pada tahun 2016 terlihat menurun. Selengkapnya dapat
dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.9 Penanganan Komplikasi Neonatal
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
172,80
128,20
122,70
39,0025,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
3. Imunisasi
Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena berbagai
penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi adalah suatu
upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan
sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk
kedalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain TBC,
Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan
radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari berbagai
penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian.
Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/bakteri/protozoa/jamur, masuk
kedalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk kedalam tubuh manusia akan
dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara alamiah
sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk
melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi berinteraksi dengan antigen,
respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum
mengenali antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang kedua dan seterusnya, sistem
kekebalan tubuh sudah mngenali antigen yang masuk kedalam tubuh, sehingga
antibodi yang tebentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.
Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut
imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 24
upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam
upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen yang telah dilemahkan yang
berasal dari vaksin.
Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk
terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi yang
dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-anak, wanita
usia subur, dan ibu hamil.
a) Imunisasi Dasar pada Bayi
Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan vaksin yang
disuntikan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui mulut.
Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi,
setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio dan 1 dosis campak.
Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan
imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai komitmen Indonesia pada
global untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90% secara
tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah salah satu
penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak
memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita. Cakupan
masing-masing jenis imunisasi adalah sebagai berikut: Hepatitis B neonatus
(94%), (BCG (96%), DPT-HB-Hib 3 (100%), HB 1/DPTHB 1 (101%), Polio 4
(100%), dan Campak (101%).
Gambar 4.10 Cakupan Imunisasi Bayi
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
2014 2015 2016 2017 2018
BCG (%) 96 0 96 101 96
Polio 4 (%) 105 0 96,1 105 100
Hb1/DPTHb1 (%) 97,9 0 97.5 109 101
HB Neonatus/Hb0 (%) 95,7 92,5 96,7 94 98,2
Campak (%) 100 0 90,5 96 101
84
86
88
90
92
94
96
98
100
102
104
106
2014 2015 2016 2017 2018
BCG
Polio 4
HB1/DPT Hb1
HB Neonatus
Campak
Sumber : Data Pengelola Surveilance dan Imunisasi
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 25
b) Angka Drop Out Cakupan Imunisasi DPT/HB1-Campak
Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan
umurnya. Pada kondisi ini diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara
optimal. Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan
imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan drop out
(DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 pada awal
pemberian imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi campak, disebut angka
drop out DPT/HB1-Campak. Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih
penurunan cakupan imunisasi campak terhadap cakupan imunisasi DPT/HB1.
Angka drop out imunisasi DPT/HB1-Campak pada tahun 2018 adalah 1%
menurun dibanding tahun 2017 sebesar 12%. DO rate DPT/HB1-Campak
diharapkan agar tidak melebihi 5%.
c) Desa/Kelurahan UCI ( Universal Child Immunization )
Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan.
Desa/kelurahan UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana lebih dari 80%
dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat
imunisasi dasar lengkap. Pada tahun 2018 seluruh desa di Kabupaten Banjarnegara
telah mencapai UCI (persentase desa/keluarahan UCI adalah 100%)
4. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah
Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan anak.
Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, misalnya pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan
benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi
atau ketajaman penglihatan dan masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak
termasuk pula intevensi pada anak usia sekolah.
Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan
program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan
sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sasaran dari
pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa SD/sederajat kelas satu.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga lainnya yang
terlatih (guru UKS/UKGS dan dokter kecil). Tenaga kesehatan yang dimaksud yaitu
tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih
sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru
yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKSG disekolah dan telah dilatih tentang
UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari
murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.
Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa
dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 26
pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada
khususnya dan kesehatan tubuh serta lingkungan pada umumnya.
Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan
kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah satu indikator yang
dievaluasi keberhasilannya. Kegiatan penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui
secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan
tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk
memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan anak
sekolah umum maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun perencanaan,
pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Melalui penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat diharapkan dapat
menapis atau menjaring anak yang sakit dan melakukan tindakan intervensi secara
dini, sehingga anak yang sakit menjadi sembuh dan anak yang sehat tidak tertular
menjadi sakit. Capaian penjaringan murid kelas 1 SD/setingkat pada tahun 2018
adalah 97% meningkat/menurun dibanding tahun 2017 sebesar 91%. Data
penjaringan kesehatan peserta didik kelas I secara rinci dapat dilihat pada tabel 49
lampiran profil kesehatan.
5. Pelayanan Kesehatan pada Kasus Kekerasan terhadap Anak (KIA)
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia delapan belas
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Semua anak mempunyai hak
untuk mendapatkan perlindungan. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang dan berpartisipasi, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
deskriminasi.
Organisasi Kesehatan Dunia/WHO mendefinisikan kekerasan terhadap anak
sebagai semua bentuk tindakan/perlakuan menyakitkan secara fisik ataupun
emosional, penyalahgunaan seksual, penelantaran, eksploitasi, komersial atau lainnya
yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan
anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang
dilakukan dalam konteks hubungan tanggungjawab.
Menurut KOMNAS Perlindungan Anak (2006), pemicu kekerasan terhadap
anak diantaranya yaitu 1) Kekerasan dalam rumah tangga, yaitu dalam keluarga
terjadi kekerasan yang melibatkan baik pihak ayah, ibu dan saudara yang lainnya.
Anak sering kali menjadi sasaran kemarahan orang tua, 2) Disfungsi keluarga, yaitu
peran orang tua tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Adanya disfungsi peran ayah
sebagai pemimpin keluarga dan peran ibu sebagai sosok yang membimbing dan
menyayangi, 3) Faktor ekonomi, yaitu kekerasan timbul karena tekanan ekonomi. 4)
Pandangan keliru tentang posisi anak dalam keluarga. Orang tua menganggap bahwa
anak adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa. Dengan demikian pola asuh apapun
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 27
berhak dilakukan oleh orang tua. Disamping itu, kekerasan pada anak terinspirasi dari
tayangan televisi maupun media-media lainnya yang tersebar di lingkungan
masyarakat.
Dalam bidang kesehatan, pemerintah melakukan intervensi dalam bentuk
penyediaan akses pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan pada anak yang terdiri
dari pelayanan ditingkat dasar melalui puskesmas. Pendekatan pelayanan kesehatan
KtA di puskesmas dilakukan melalui tiga aspek yaitu melalui tiga aspek yaitu
meliputi aspek medis (pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang), mediko legal
(visum et repertum) dan psikososial (rumah aman). Penatalaksanaan kasus merupakan
multidisiplin dengan melibatkan lembaga pelayanan kesehatan, lembaga
perlindungan anak, lembaga bantuan hukum, aparat penegak hukum dan lembaga
sosial lainnya yang terbentuk dalam mekanisme kerja jejaring.
Pelayanan kesehatan lebih difokuskan pada upaya promotif dan preventif
seperti penyuluhan mengenai dampak KtA terhadap tumbuh kembang anak baik
secara fisik maupun psikologis di sekolah melalui program UKS dan di tingkat
masyarakat memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK dan lain-lain. Selain itu,
puskesmas juga memberikan pelayanan kuratif yaitu penanganan darurat medis,
pelayanan rehabilitatif dengan memberikan konseling. Pelayanan rujukan mediko
legal dan psikososial.
Program KtA diarahkan untuk menyediakan akses pelayanan kesehatan secara
komperehensif di pelayanan tingkat dasar dan rujukan. Target puskesmas mampu tata
laksana KtA adalah setiap Kabupaten/kota memiliki minimal dua puskesmas mampu
tata laksana KtA. Kriterianya adalah memiliki tenaga terlatih tata laksaana kasus KtA
(dokter atau dokter gigi dan perawat atau bidan) dan melakukan pelayanan rujukan
kasus KtA.
Pada tahun 2015 target program perlindungan kesehatan anak yaitu puskesmas
mampu tata laksana KtA dengan indikator tiap Kabupaten/kota memiliki minimal
empat puskesmas yang mampu tata laksana kasus KtA. Pada tahun 2018 semua
Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara mampu tata laksana kasus KtA.
Pada Pasal 108 KUHAP ayat (3) dinyatakan bahwa setiap pegawai negeri
dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengatahui tentang terjadinya peristiwa
yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik
atau penyidik. Untuk itu, telah dibuat Permenkes Nomor 68 Tahun 2013 tentang
Kewajiban Pemberi Layanan Kesehatan untuk memberikan informasi atas adanya
dugaan kekerasan terhadap anak. Diharapkan dengan Permenkes ini, tenaga
kesehatan dapat bekerja lebih profesional.
6. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Salah satu upaya kesehatan anak yang ditetapkan melalui Instruksi Presiden
yaitu Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas. Program ini mulai
dikembangkan pada tahun 2003 yang bertujuan khusus untuk meningkatkan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 28
pengtahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi dan perilaku hidup
sehat serta memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada remaja.
Setiap Kabupaten/kota minimal memiliki empat puskesmas mampu tata laksana
PKPR. Pada tahun 2018 semua Puskesmas di Kabupaten Banjarnegara merupakan
Puskesmas mampu tatalaksana PKPR.
Puskesmas yang memiliki program PKPR memberikan layanan baik di dalam
maupun di luar gedung yang ditujukan bagi kelompok remaja berbasis sekolah
ataupun masyarakat. Hal ini dilakukan agar layanan yang diberikan dapat
menjangkau semua kelompok remaja (usia 10-18 tahun).Kriteria yang ditetapkan bagi
Puskesmas yang mampu laksana PKPR yaitu :
1. Melakukan pembinaan pada minimal satu sekolah (sekolah umum, sekolah
berbasis agama) dengan melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) di sekolah binaan minimal dua kali dalam setahun;
2. Melatih kader kesehatan remaja di sekolah minimal sebanyak 100% dari jumlah
murid di sekolah binaan; dan
3. Memberikan pelayanan konseling pada semua remaja yang memerlukan konseling
yang kontak dengan petugas PKPR.
Layanan PKPR merupakan pendekatan yang komprehensif dan menekankan
pada upaya promotif/preventif berupa pembekalan kesehatan dan peningkatan
keterampilan psikososial dengan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).
Layanan konseling menjadi ciri dari PKPR mengingat permasalahan remaja yang
tidak hanya berhubungan dengan fisik tetapi juga psikososial. Upaya penjangkauan
terhadap kelompok remaja juga dilakukan melalui kegiatan Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE), Focus Group Discussion (FGD), dan penyuluhan di sekolah-
sekolah dan kelompok remaja lainnya.
Fenomena peer groups (kelompok sebaya) juga menjadi perhatian pada
program PKPR. Oleh karena itu, program ini juga memberdayakan remaja sebagai
konselor sebaya yang diharapkan mampu menjadi agen pengubah (agent of change)
di kelompoknya. Konselor sebaya ini sangat potensial karena adanya kecenderungan
pada remaja untuk memilih teman sebaya sebagai tempat berdiskusi dan rujukan
informasi.
Selain pemberian informasi, edukasi, dan kegiatan seperti disebutkan diatas,
pelayanan kesehatan sekolah ini meliputi pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan
perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi, penemuan kasus-kasus dini yang
mungkin terjadi, pengobatan sederhana, pertolongan pertama serta rujukan bila
menemukan kasus yang tidak dapat ditanggulangi di sekolah.
C. GIZI
Pada subbab gizi ini akan dibahas upaya peningkatan gizi balita yaitu pemberian
ASI eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita 6-59 tahun bulan,
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 29
cakupan penimbangan balita di posyandu serta penemuan dan penanganan gizi buruk.
Selain itu pada subbab ini juga dibahas tingkat kecukupan energi dan protein pada balita,
lansia juga pada penduduk serta keseluruhan.
1. Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam
bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
(kecuali obat, vitamin, dan mineral).
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi. Kolostrum
berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga. Hari keempat
sampai hari kesepuluh ASI mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih
sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna
susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga mengandung zat
penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan mengganggu enzim di usus. Susu
formula tidak mengandung enzim sehingga penyerapan makanan tergantung pada
enzim yang terdapat di usus bayi.
Gambar 4.11 Cakupan pemberian ASI eksklusif
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
49,30
68,10
62,90
66,00
71,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan tahun 2018 sebesar
71% meningkat dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 61%. Dengan meningkatnya
jumlah kelas ibu menyusui yang didukung dana APBD Kabupaten dan Bantuan
Operasional Kesehatan cakupan pemberian ASI ekslusif juga semakin meningkat.
Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Eksklusif antara lain :
a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yg tidak
ada masalah medis
b. Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak memberi
kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 30
pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti dengan belum tersedianya ruang
laktasi dan perangkat pendukungnya.
c. Sikap dan perilaku ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif masih rendah
d. Belum semua desa ada kelas ibu menyusui.
Data mengenai cakupan pemberian ASI ekslusif dapat dilihat pada tabel 39
lampiran profil kesehatan.
2. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita Usia 6-59 Bulan
Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak, disimpan
dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar
tubuh.
Kekurangan Vitamin A (KVA) dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh
balita serta meningkatkan risiko kesakitan dan kematian. Kekurangan Vitamin A juga
merupakan penyebab utama kebutaan pada anak yang dapat dicegah.
Dalam lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2015
dinyatakan bahwa untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian pada balita
dengan kekurangan vitamin A, pemerintah menyelenggarakan kegiatan pemberian
Vitamin A dalam bentuk kapsul vitamin A biru 100.000 IU bagi bayi usia enam
sampai dengan sebelas bulan, kapsul vitamin A merah 200.000 IU untuk anak balita
usia dua belas sampai dengan lima puluh sembilan bulan, dan ibu nifas.
Gambar 4.12 Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
100,00 98,89
153,73
97,00
96,00
0,0020,0040,0060,0080,00
100,00120,00140,00160,00180,00
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Pada tahun 2018 cakupan pemberian Vitamin A pada balita 6-59 bulan di
sebesar 96% menurun dibanding tahun 2017 sebesar 153.73 % dari target SPM tahun
2018 sebesar 100%. Besarnya cakupan Vitamin A antara lain disebabkan kondisi
geografis dan keterjangkauan akses menuju lokasi posyandu dalam pendistribusian
Vitamin A.
Menurut Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, pemberian
sumplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh balita umur 6-59 bulan secara
serentak melalui posyandu yaitu; bulan Februari atau Agustus pada bayi umur 6-11
bulan serta bulan Februari dan Agustus pada anak balita 12-59 bulan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 31
Tidak semua kegiatan di wilayah tersebut dilaporkan, termasuk kegiatan
sweeping pemberian kapsul Vitamin A oleh tenaga kesehatan. Capaian pemberian
Vitamin A pada bayi, anak balita, dan balita secara rinci dapat dilihat pada tabel 44
lampiran profil kesehatan.
3. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang
ditimbang di seluruh posyandu yang melapor disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor
disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Peran serta masyarakat dalam penimbangan balita menjadi sangat penting
dalam deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita,
maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif. Sehingga bila berat badan
anak tidak naik ataupun jika ditemukan penyakit akan dapat segera dilakukan upaya
pemulihan dan pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk.
Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk akan
mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk dapat ditekan.
Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga pemberian makanan
tambahan dan pemberian suplemen gizi.
Gizi buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih
diperhatikan yaitu pada kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan
masa tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk pertumbuhan
janin sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada masa
berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus.
Gambar 4.13 Cakupan Penimbangan Balita
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
81,7 84,1 87,483
118
0
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Cakupan penimbangan balita menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal
ini membuktikan posyandu semakin dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan balitanya serta meningkatnya kesadaran dan peran
serta masyarakat untuk aktif dalam kegiatan posyandu. Peningkatan kualitas
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 32
posyandu harus didukung oleh sarana prasarana dan tenaga kesehatan sebagai
pendamping.
Diperlukan upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
menimbang balitanya karena cakupan penimbangan balita belum mencapai 90% dari
jumlah balita yang terdaftar di posyandu yang melapor. Sedangkan balita yang tidak
dapat ditimbang di Posyandu dapat dicapai melalui penjaringan (sweeping) oleh
tenaga kesehatan kerumah balita. Selain itu peningkatan keterampilan petugas (kader)
posyandu untuk mendeteksi status gizi balita juga perlu ditingkatkan.
4. Penemuan dan Penanganan Gizi Buruk
Pendataan gizi buruk di Banjarnegara didasarkan pada 2 kategori yaitu dengan
indikator membandingkan berat badan dengan umur (BB/U) dan kategori kedua
adalah membandingkan berat badan dengan tinggi badan (BB/TB). Skrining pertama
dilakukan di posyandu dengan membandingkan berat badan dengan umur melalui
kegiatan penimbangan, jika ditemukan balita yang berada di bawah garis merah
(BGM) atau dua kali tidak naik (2T), maka dilakukan konfirmasi status gizi dengan
menggunakan indikator berat badan menurut tinggi badan. Jika ternyata balita
tersebut merupakan kasus buruk, maka segera dilakukan perawatan gizi buruk sesuai
pedoman di posyandu dan puskesmas. Jika ternyata terdapat penyakit penyerta yang
berat dan tidak dapat ditangani di Puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.
Berdasarkan penimbangan balita di posyandu dengan metode BB/TB pada
tahun 2018 ditemukan 1 kasus gizi buruk jika dibandingkan tahun 2017 dimana
terdapat 0 balita gizi buruk. Kasus gizi buruk yang dimaksud ditentukan berdasarkan
perhitungan berat badan menurut tinggi badan balita Zscore < -3 standar deviasi
(balita sangat kurus).
Gambar 4. 14 Prevalensi Gizi Buruk
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
6 6
4
01
0
1
2
3
4
5
6
7
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Pengelola Kesehatan Keluarga dan Gizi
Data mengenai gizi buruk dapat dilihat pada tabel 48 lampiran profil
kesehatan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 33
BAB V
KESEHATAN LINGKUNGAN
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa
upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik fisik, kimia,biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum
harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair,
padat dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan, vektor penyakit, zat
kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar,
udara yang tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi maupun sosial. Sedangkan
menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi
dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi
kesehatan.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat, disamping perilaku dan pelayanan kesehatan. Program
Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan tersebut adalah melaksanakan: (1) Pengawasan kualitas air dan sanitasi
dasar; (2) Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat Tempat Umum (TTU); (3)
Pengawasan Hygiene dan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM).
Indikator sasaran kegiatan pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar meliputi :
(1) Desa yang melaksanakan STBM; (2) Proporsi Penduduk Akses Air Minum; (3)
Proporsi Penduduk Akses Jamban Sehat. Sedangkan indikator sasaran kegiatan
Pengawasan Hygiene dan Sanitasi TTU dan TPM meliputi: (1) Proporsi TTU
memenuhi syarat; (2) Proporsi TPM memenuhi syarat; (3) Proporsi Puskesmas yang
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 34
ramah lingkungan; (4) Proporsi Rumah Sakit yang ramah lingkungan; (5) Proporsi
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga memenuhi syarat; (6) Proporsi Pengelolaan
Limbah Cair Rumah Tangga memenuhi syarat. Pencapaian dari masing-masing
indikator sasaran adalah sebagai berikut :
A. STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah Pendekatan untuk
mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar
(BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan
makanan yang aman, mengelola sampah rumah tangga dengan benar, mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan
metode pemicuan.
Indikator bahwa suatu Desa/Kelurahan dikatakan sebagai Desa/Kelurahan
STBM adalah Desa/Kelurahan tersebut telah mencapai 5 (lima) Pilar STBM.
Desa/kelurahan STBM pada tahun 2018 ada 0 desa.
Indikator bahwa suatu desa/kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM
adalah : (1) Minimal telah ada intervensi melalui Pemicuan di salah satu dusun dalam
desa/kelurahan tersebut; (2) Ada masyarakat yang bertanggung jawab untuk
melanjutkan aksi intervensi STBM seperti disebutkan pada poin pertama, baik
individu (natural leader) ataupun bentuk kelompok masyarakat; (3) Sebagai respon
dari aksi intervensi STBM, kelompok masyarakat menyusun suatu rencana aksi
kegiatan dalam rangka mencapai komitmen perubahan perilaku pilar STBM, yang
telah disepakati bersama.
Adanya dukungan yang besar dari pemerintah bersinergi dengan keberhasilan
program ini. Kecukupan alokasi anggaran yang cukup, koordinasi dan kerjasama
dengan lintas sektor, lembaga swadaya masyarakat, sosialisasi yang intensif tentang
STBM termasuk jamban murah melalui kegiatan wirausaha sanitasi serta melakukan
monitoring dan evaluasi secara ketat dan terus menerus akan meningkatkan
pencapaian program ini.
B. AIR MINUM
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 35
langsung diminum. Pada Permenkes tersebut juga disebutkan bahwa penyelenggara
air minum wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.
Dalam hal ini penyelenggara air minum diantaranya adalah Badan Usaha Milik
Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, badan usaha
swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan individual yang
menyelengarakan penyediaan air minum.
Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi
persyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia dan radioaktif. Secara fisik air minum
yang sehat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat
terlarut, kekeruhan dan suhu sesuai ambang batas yang ditetapkan. Secara
mikrobiologis air minum yang sehat harus bebas dari bakteri E. Coli dan total bakteri
koliform. Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung dalam air minum seperti besi,
alumunium, klor, arsen dan lainnya harus di bawah ambang batas yang ditentukan.
Secara radioaktif, kadar gross alpha activity tidak boleh melebihi 0,1 becquerel per
liter (Bq/l) dan kadar gross beta activity tidak boleh melebihi 1 Bq/l.
Jenis sarana akses air minum yang dipantau meliputi: Sumur Gali (SGL)
Terlindung, SGL dengan Pompa, Sumur Bor dengan Pompa, Terminal Air (TA),
Mata Air Terlindung, Penampungan Air Hujan (PAH), Perpipaan BPSPAM
(PP.BPSPAM).
Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat dilakukan
pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan secara internal. Pengawasan
kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten. Pengawasan kualitas air minum secara internal
merupakan pengawasan yang dilaksanakan oleh penyelenggara air minum untuk
menjamin kualitas air minum yang diproduksi memenuhi syarat. Kegiatan
pengawasan kualitas air minum meliputi inspeksi sanitasi, pengambilan sampel air,
pengujian kualitas air, analisis hasil pemeriksaan laboratorium, rekomendasi dan
tindak lanjut.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 36
Gambar 5.1 Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Yang Layak
Di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
61,45 62,6165,34
76,3 60,92
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
Penduduk yang memiliki akses air bersih tahun 2018 sebesar 60,92%
menurun dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 76,3%. Data mengenai penduduk
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas dapat dilihat pada tabel
59 lampiran profil kesehatan.
C. AKSES SANITASI LAYAK
Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan
manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif di
banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat,
tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian
diare dan munculnya beberapa penyakit.
Berdasarkan konsep dan definisi MDGs rumah tangga memiliki akses sanitasi
layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat kesehatan antara
lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septic (septic tank), Sistem Pengelolaan Air
Limbah (SPAL) yang digunakan sendiri atau bersama.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 37
Gambar 5.2 Persentase Akses Jamban Sehat
UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
60,9
49
70,4
81
65,6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
Jumlah penduduk dengan akses sanitasi layak atau jamban sehat tahun 2018
adalah sebesar 14.003 (65,6%) menurun dibanding tahun 2017 yaitu 15.820 (81%).
Jenis sanitasi dasar yang dipantau sebagai akses jamban sehat meliputi jamban
komunal, leher angsa, plengsengan dan cemplung.
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan menggunakan jamban
dengan syarat sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran paling
sedikit berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan, sumur
gali, dan lain-lain). Tetapi kalau keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang
retak-retak pada musim kemarau, demikian juga bila letak jamban di sebelah
atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut
hendaknya lebih dari 15 meter;
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk
itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau
penutup lubang yang rapat;
3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran
1×1 meter, dan dibuat cukup landai/miring ke arah lubang jongkok;
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 38
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan
yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan-
bahan yang ada setempat;
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang;
6. Cukup penerangan;
7. Lantai kedap air;
8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9. Ventilasi cukup baik;
10. Tersedia air dan alat pembersih.
D. TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)
Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum yang
digunakan untuk kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan, antara lain pasar, sekolah, fasyankes, terminal, stasiun, bandara,
pelabuhan, bioskop, hotel dan tempat umum lainnya
Gambar 5.3 Persentase TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
71,4
36,840
55
70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
Persentase tempat tempat umum yang memenuhi syarat dari tahun ke tahun
cenderung meningkat,akan tetapi tetap perlu upaya pembinaan dan pengawasan yang
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 39
lebih intensif agar kenaikan menjadi signifikan. Pengawasan Tempat Tempat Umum
meliputi sarana pendidikan, kesehatan dan perhotelan.
TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat dan fasilitas umum
minimal sarana pendidikan dan pasar rakyat yang memenuhi syarat kesehatan. TTU
dinyatakan sehat apabila memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis dan dapat
mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya.
Tahun 2018 dari 20 tempat-tempat umum yang ada yang memenuhi syarat kesehatan
ada 14 (70%) meningkat dari tahun 2017 yaitu sebesar 11 (55%). Penurunan ini
disebabkan karena belum semua TTU memiliki sertifikat yang disyaratkan untuk
memenuhi kriteria sehat. Data mengenai tempat-tempat umum yang memenuhi
syarat kesehatan dapat dilihat pada tabel 63 lampiran profil kesehatan.
E. TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM)
Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan
yang meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum,
kantin, dan makanan jajanan. Persentase TPM memenuhi syarat dapat dilihat pada
gambar 5.4.
Gambar 5.4 Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
37,93
39,7246,1
54,1455,06
0
10
20
30
40
50
60
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Kesehatan Lingkungan
TPM dinyatakan sehat sesuai dengan Kepmenkes Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran. Persyaratan higiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi :
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 40
1. Persyaratan lokasi dan bangunan
2. Persyaratan fasilitas sanitasi
3. Persyaratan dapur, rumah makan, dan gudang makanan
4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
5. Persyaratan pengolahan makanan
6. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
7. Persyaratan penyajian makanan jadi
8. Persyaratan peralatan yang digunakan
Pelaksanaan kegiatan higiene sanitasi pangan merupakan salah satu aspek
dalam menjaga keamanan pangan yang harus dilaksanakan secara terstruktur dan
terukur dengan kegiatan, sasaran dan ukuran kinerja yang jelas, salah satunya dengan
mewujudkan tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan.
Dari 158 tempat pengelolaan makanan tahun 2018 yang memenuhi higiene sanitasi
adalah 87 tempat (55,06%) meningkat dibanding tahun sebelumnya. Data mengenai
tempat pengolahan makanan (TPM) dapat dilihat pada tabel 64 lampiran profil
kesehatan.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 41
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insiden, prevalens, morbiditas
atau mortalitas dari suatu pennyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal.
Angka kesakitan dan kematian penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat
kesehatan suatu masyarakat.
Pengendalian penyakit yang akan di bahas Bab ini yaitu pengendalian penyakit
menular, meliputi penyakit menular langsung, penyakit yang dapat dikendalikan dengan
imunisasi, penyakit yang di tularkan melalui vektor dan zoonosis, dan dampak
kesehatan akibat bencana.
A. PENYAKIT MENULAR LANGSUNG
1. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan
berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat
tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang
9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India,
Indonesia, dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak.
(WHO,Global Tuberculosis Report,2015).
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacteruim tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien TB
BTA (Bakteri Tahan Asam) positif melalui percik renik dahak yang di
keluarkannya. TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil.
Beban penyakit yang di sebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan
Case Notifikation Rate (CNR), prevalensi,dan mortalitas/kematian. Penemuan
pasien merupakan langkah pertama dalam kegiatan tatalaksana pasien TB.
Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, secara bermakna dapat
menurunkan kesakitan dan kematian akibat TB, penularan TB di masyarakat dan
sekaligus merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif di
masyarakat.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 42
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate = CNR) adalah angka
yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara
100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.
a. Seluruh Kasus TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Sumber
penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei).
Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
Pada tahun 2018 jumlah seluruh kasus TB yang ditemukan sebanyak 4
kasus menurun dibanding tahun 2017 sebesar 11 kasus. Menurut jenis kelamin,
jumlah kasus pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu 3 kali
dibandingkan pada perempuan.
Rincian lengkap mengenai CNR puskesmas dapat dilihat di Lampiran 7
tabel profil kesehatan.
b. Kasus TB Paru BTA+
Jumlah kasus TB Paru BTA+ tahun 2018 sebesar 4 kasus menurun
dibanding tahun 2017 sebesar 11 kasus. Angka notifikasi TB paru BTA +
tahun 2018 adalah 18,75% menurun dibanding tahun 2017 sebesar 56,34%.
Kasus TB Paru BTA + sangat dipengaruhi oleh pemeriksaan awal
terduga TB secara standar program, terduga TB harus diperiksa secara
bakteriologi sehingga penegakan diagnosanya jelas yaitu TB paru BTA + atau
TB paru BTA - terdiagnosa klinis.
Kasus TB Paru BTA + menunjukan adanya keparahan kasus TB, dengan
adanya diagnosa TB Paru BTA + maka pengobatan TB menjadi lebih jelas dan
lebih terarah. Pengendalian dan pencegahan penyakit TB Paru juga menjadi
lebih mudah ketika diagnosa TB ditegakan dengan pemeriksaan BTA.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 43
Gambar 6.1 Penemuan kasus TB BTA+
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
16
1416
11
4
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
c. Angka Keberhasilan Pengobatan
Salah satu upaya untuk mengendalikan tuberkulosis yaitu dengan
pengobatan. Indikator yang digunakan sebagai evaluasi pengobatan yaitu
angka keberhasilan pengobatan (succese rate). Angka keberhasilan pengobatan
ini didapatkan dari penjumlahan angka kesembuhan (Cure Rate) dan angka
pengobatan lengkap.
Pengobatan TB di anggap berhasil ketika pasien TB mendapatkan
pengobatan sampai sembuh dan mendapatkan pengobatan lengkap. Pasien TB
dikatakan sembuh apabila pemeriksaan dahak pada bulan ke 2 pengobatan,
bulan ke 5 pengobatan dan akhir pengobatan BTA nya negatif. Pasien TB
dikatakan mendapatkan pengobatan lengkap apabila pasien melakukan
pengobatan sesuai program yaitu 6 bulan untuk kategori 1 dan 8 bulan untuk
kategori 2. Angka keberhasilan pengobatan TB pada tahun 2018 adalah 100%
sama dengan tahun 2017 yaitu 100.%. Angka keberhasilan pengobatan sangat
dipengaruhi oleh kepatuhan pasien dalam meakukan pengobatan sampai selsai.
Edukasi dan pendampingan dari petugas kesehatan dan pendamping minum
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 44
obat yang ditunjuk juga sangat berperan dalam capaian angka keberhasilan
pengobatan.
Gambar 6.2 Angka Keberhasilan Pengobatan TB
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
0
176,92
100 100
100
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Data mengenai tuberkulosis menurut indikator, jenis kelamin dan angka
pengobatan dapat dilihat pada tabel 7,8,9 lampiran profil kesehatan.
2. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunedoficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi
tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga
sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain.
a. Jumlah Kasus HIV positif dan AIDS
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan
sebagai HIV positif. HIV dapat ditularkan melalui hubungan seks, tranfusi
darah, penggunaan jarum suntik bergantian dan penularan dari ibu ke anak
(perinatal). Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat di ketahui
melalui 3 metode, yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing
(VCT), sero survey, dan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP)
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 45
Jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan pada tahun 2018
sebanyak 0 kasus, menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2 kasus.
Sedangkan jumlah kasus AIDS yang dilaporkan tahun 2018 sebanyak 0 kasus
baru dibanding tahun 2017 sebesar 4 kasus. Data mengenai HIV dan AIDS
menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 11 lampiran profil kesehatan.
Gambar 6.3 Kasus HIV dan AIDS
Di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
00
0
2
00 0 0
4
00 0 0 0 00
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
2014 2015 2016 2017 2018
Kematian akibat AIDS
AIDS
HIV
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
Gambar 6.3 menunjukkan kecenderungan/tren kasus HIV mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Menurut jenis kelamin, Presentase kasus baru
HIV tahun 2018 pada kelompok perempuan lebih besar dibandingkan pada
kelompok laki-laki sedangkan kasus AIDS kelompok laki-laki lebih
mendominasi dibanding perempuan.
b. Kematian akibat AIDS
Peningkatan kasus AIDS ini dikarenakan upaya penemuan atau pencarian
kasus yang semakin intensif melalui VCT di rumah sakit dan upaya
penjangkauan oleh LSM peduli AIDS di kelompok risiko tinggi. Kasus
HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, artinya kasus yang dilaporkan
hanya sebagian kecil yang ada di masyarakat.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 46
Jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh virus HIV pada tahun 2018
adalah 2 kasus yang terdiri dari laki-laki 1 kasus dan perempuan 1 kasus. Kasus
penyakit HIV dan AIDS didominasi golongan umur 30-39 tahun dimana pada
tahun 2017 didominasi golongan umur 40-49 tahun. Kematian akibat penyakit
AIDS pada tahun 2018 ada 0 kasus menurun dibanding tahun 2017 yaitu 4.
kasus terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan.
Upaya yang telah dilakukan dalam menecegah dan mengendalikan
penularan virus HIV di Kabupaten Banjarnegara antara lain :
a. Screening pada ibu hamil, pasien TB, pasien IMS (Infeksi Menular Seksual)
dan Populasi Kunci (LSL, Waria, WPS dan Pengguna Napza Suntik)
b. Mobile Clinic VCT (Voluntary Counseling and Testing) di Rutan, Tempat
Karaoke dan Kelompok Populasi Kunci
c. Pengobatan ARV (Anti Retroviral Virus) bagi penderita HIV-AIDS dengan
pemeriksaan laboratorium CD4 secara berkala.
3. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyebab dari 15% kematian balita, Pneumonia
menyerang semua umur di semua wilayah, namun banyak terjadi di Asia Selatan
dan Afrika sub-Sahara. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-
anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang
memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur, dan
bakteri. Gejala penyakit pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk,
mengeluarkan dahak, dan sesak napas.
Perkiraan penderita pneumonia pada balita tahun 2018 adalah 70 dengan
jumlah yang ditemukan dan ditangani sebesar 61 (100%). Kasus Pneumonia
tertinggi pada tahun 2018 di desa/kelurahan Brengkok yaitu sebesar 13 menurun
dibanding tahun 2017 sebesar 35 kasus dari jumlah perkiraan kasus sebesar 111
kasus, sedangkan terendah ada di desa/kelurahan Piasa Wetan yaitu 4 kasus dari
jumlah perkiraan kasus 5 kasus.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 47
Gambar 6.4 Penemuan dan Penanganan Pendeita Pneumonia
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
5,2
35,8535,8
100
124,5
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu
dengan meningkatkan penemuan pneumonia pada balita. Data mengenai
Pneumonia menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada
tabel 10 lampiran profil kesehatan.
4. Kusta
Penyakit kusta disebut juga sebagai penyakit Lepra atau penyakit Hansen
disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium leprae. Bakteri ini mengalami proses
pembelahan cukup lama antara 2-3 minggu. Daya tahan hidup kuman kusta
mencapai 9 hari di luar tubuh manusia. Kuman kusta memiliki masa inkubasi 2-5
tahun bahkan juga dapat memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan
kasus kusta yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progesif, menyebabkan
kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.
a. Angka Prevalensi dan Angka Penemuan Kasus Baru
Sejak tercapainya status eliminasi kusta pada tahun 2000, situasi kusta
di Indonesia menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal tersebut dapat terlihat
dari angka penemuan kasus baru kusta selama lebih dari dua belas tahun yang
menunjukkan kisaran angka antara enam hingga delapan per 100.000 penduduk
dan angka prevalensi yang berkisar antara delapan hingga sepuluh per 100.000
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 48
penduduk per tahunnya. Namun, sejak tahun 2012 hingga tahun 2015 angka
tersebut menunjukkan penurunan.
Target prevalensi kusta sebesar <1 per 10.000 penduduk (<10 per
100.000 penduduk). Prevalensi kusta di Banjarnegara pada tahun 2018 sebesar
1,76 % atau menurun dibanding tahun 2017 yaitu 2,25 per 100.000 penduduk
dan telah mencapai target program.
Pada tahun 2018 terdapat 0 kasus kusta dengan 0 kasus MB dan 0 kasus
PB sama dengan tahun 2017 yaitu 0 kasus dengan 0 kasus MB dan 0 kasus PB.
Sedangkan menurut jenis kelamin 0% penderita kusta tahun 2018 berjenis
kelamin laki-laki dan sisanya berjenis kelamin perempuan.
b. Angka cacat tingkat 2
Pengendalian kasus kusta antara lain dengan meningkatkan deteksi
kasus sejak dini. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan
dalam mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat 2. Angka cacat
tingkat 2 pada tahun 2018 menunjukan angka 0.
c. Proporsi kusta MB dan proporsi penderita kusta pada anak
Indikator lain yang digunakan pada penyakit kusta yaitu proporsi
penderita kusta pada anak (0-14 tahun) di antara penderita baru yang
memperlihatkan sumber utama dan tingkat penularan di masyarakat. Di
Kabupaten Banjarnegara tahun 2018 tidak ada kasus kusta pada anak usia 0-14
tahun. Data mengenai kusta dapat dilihat pada tabel 14,15,16,17 lampiran
profil kesehatan.
5. Diare
Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga
merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Diare
merupakan penyakit berbasis lingkungan, dengan kondisi sanitasi yang kurang
layak merupakan faktor risiko terjadinya diare, buang air besar sembarangan,
ketersediaan air bersih serta perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang
belum sesuai dengan syarat kesehatan turut berpengaruh terhadap terjadinya
penyakit diare.
Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader
kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan dikali jumlah penduduk di satu
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 49
wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei
Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk. Pada tahun 2019
perkiraan jumlah penderita diare sebanyak 22.193 orang, sedangkan jumlah
penderita diare yang dilaporkan di tangani sebanyak 428 orang atau 100% dari
target 100%. Data mengenai diare dapat dilihat pada tabel 13 lampiran profil
kesehatan.
B. PENYAKIT YANG DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
1. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum disebabkan oleh hasil Clostridium tetani, yang masuk
ketubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus
tetanus neonatorum banyak di temukan di negara berkembang khususnya negara
dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.
2. Campak
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet
(ludah) orang yang telah terinfeksi. Gejala-gejalanya adalah demam, batuk, pilek,
dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3-5 hari setelah anak menderita
demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar
ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit Campak ini
adalah radang paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada
sendi, dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang
permanen (menetap).
Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan
usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
Campak dinyatakan sebagai KLB apabila terdapat 5 atau lebih kasus klinis
dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi secara mengelompok dan
dibuktikan adanya hubungan epidemiologis.
3. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae
yang menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya
menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 50
4. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)
Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf,
utamanya menyerang anak balita dan menular terutama melalui fekal-oral. Polio
ditandai dengan gejala awal demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku dileher, serta
sakit ditungkai dan lengan. Pada 1 dari 200 infeksi menyebabkan kelumpuhan
permanen (biasanya pada tungkai), dan 5-10% dari yang menderita kelumpuhan
meninggal karena kelumpuhan pada otot-otot pernafasan.
Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi bebas polio bersama
negara-negara South East Asia Region pada tanggal 27 Maret 2014. Saat ini
tinggal 2 negara, yaitu Afghanistan dan Pakistan yang masih endemik polio.
Setelah Indonesia dinyatakan bebas polio, bukan berarti Indonesia menurunkan
upaya imunisasi dan surveilens AFP, upaya pencegahan harus terus ditingkatkan
hingga seluruh dunia benar-benar terbebas dari polio.
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus
lumpuh layuh akut (AFP) pada anak usia < 15 tahun, yang merupakan kelompok
yang rentan terhadap penyakit polio, dalam upaya untuk menemukan adanya
transmisi virus polio liar. Surveilans AFP juga penting untuk dokumentasi tidak
adanya virus polio liar untuk sertifikasi bebas polio.
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans,
akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus
polio liar. Untuk itu diperlukan spesimen adekuat yang sesuai dengan persyaratan,
yaitu diambil ≤14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0°C – 8°C sampai
di laboratorium.
Non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio
sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio.
Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP rate minimal 2/100.000
populasi anak usia <15 tahun.
C. PENYAKIT DITULARKAN VEKTOR DAN ZOONOSIS
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthoprod-Borne Virus, genus
Flavivirus, dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari
genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 51
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit
ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Pada tahun 2018 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 0 kasus
dan tidak ada kematian akibat DBD sama dengan tahun 2017 dimana terdapat 0
kasus. IR tahun 2018 sebesar 0/100.000 penduduk sama dengan tahun2017 yaitu
0/100.000 penduduk dan telah mencapai target nasional yang ditetapkan yaitu
<51/100.000 penduduk. Kasus tahun 2018 terbanyak terdapat di desa/kelurahan 0
kasus.
Gambar 6.5 Angka Kesakitan (IR/Insiden Rate) DBD per 100.000 penduduk
di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
0
3
5
0 00
1
2
3
4
5
6
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Pendampingan Pemantauan jentik di wilayah kota oleh tim fogger
diharapkan dapat menurunkan potensi penularan DBD. Bila kawasan perkotaan
dapat dikendalian maka kemungkinan kasus akan dapat diturunkan. Karena
selama ini kasus terbanyak di wilayah kota. Selain itu kota juga menjadi tempat
aktifitas masyarakat terbanyak, seperti sekolah, perkantoran dan perdagangan.
Bila ada orang tertular di kantor, pasar atau sekolah maka akan menjadi sumber
penular di wilayahnya.
Bila ada kasus, segera dapat direspon dengan memverifikasi kasus
kemudian bila memenuhi kriteria fogging (pengasapan), akan segera dilakukan
tindakan tersebut. Peran lainnya yang di jalankan oleh Tim Fogger adalah
melakukan pendampingan pemantauan jentik ketika tidak ada kasus atau paska
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 52
adanya kasus. Pendampingan tersebut dilakukan baik di masyarakat, di sekolah
maupun di instansi terutama untuk wilayah kota. Kegiatan wajib lainnya pada
setiap wilayah kasus, yaitu dengan penyuluhan masyarakat tentang pengendalian
demam berdarah serta pembentukan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik).
2. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh
nyamuk malaria (Anopheles Sp) betina, dapat menyerang semua orang, jenis
kelamin dan semua golongan umur.
Penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi masalah di Kabupaten
Banjarnegara, dimana ada 5 Kecamatan yang memiliki kasus positif Malaria yaitu
Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu, Pagedongan dan kecamatan Punggelan.
Jumlah penderita Malaria pada tahun 2018 yang ditemukan dan dinyatakan
sebagai malaria (+) sebanyak 0 penderita menurun jumlahnya jika dibandingkan
tahun 2017 yaitu sebanyak 0penderita, atau dengan angka kesakitan Malaria
setahun (Annual Parasite Incedence, API) 0 per 1000 penduduk sama dengan
tahun 2017 yang sebesar 0 per 1000 penduduk.. Keberhasilan penanganan malaria
di desa-desa endemik antara lain dengan kegiatan pengambilan sediaan darah
penderita panas di masyarakat (MFS/ Mass Fever Survey), pelacakan kasus
malaria, monitoring pengobatan, dan kegiatan pengambilan darah seluruh warga
(MBS/ Mass Blood Survey).
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 53
Gambar 6.6 Angka Kesakitan (Anual Parasite Insidence) Malaria
per 1000 penduduk di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2014-2018
0 00 0 00
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : Data Pengelola Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Untuk menjamin kasus malaria tetap rendah diperlukan upaya-upaya untuk
mempertahankan kasus supaya tidak meningkat kembali seperti penemuan dini
dan tatalaksana kasus yang tepat. Kasus malaria import di daerah reseptif yang
terlambat ditangani sangat potensial untuk terjadinya penularan lokal (indigenous)
bahkan peningkatan kasus atau KLB. Penanganan kasus malaria yang terlambat
juga bisa menyebabkan kasus kematian.
Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat
harus benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan
program pengendalian malaria. Pengobatan efektif adalah pemberian ACT
(Artemicin-based Combination Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan
obat harus diminum habis dalam tiga hari. Data mengenai malaria dapat dilihat
pada tabel 22 lampiran profil kesehatan.
D. PENYAKIT TIDAK MENULAR
Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik
lainnya merupakan 63 persen penyebab kematian di seluruh dunia dengan
membunuh 36 juta jiwa per tahun (WHO, 2010). Di Indonesia sendiri, penyakit
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 54
menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu
bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat. Hal tersebut
menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, sekaligus tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas
bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu lama dan memerlukan biaya
besar. Beberapa jenis PTM merupakan penyakit kronik dan/atau katastropik yang
dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu
dampak PTM adalah terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara
global, regional, dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
Berbagai faktor risiko PTM antara lain yaitu merokok dan keterpaparan
terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup
yang tidak sehat, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat keluarga (keturunan).
Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari pengobatan. Upaya pencegahan
penyakit tidak menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah
diidentifikasi.
Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa
promosi Perilaku Bersih dan Sehat, deteksi dini, serta pengendalian masalah
tembakau. Beberapa Kabupaten/kota telah menerbitkan peraturan terkait Kawasan
Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian PTM tidak akan berhasil jika hanya
dilakukan oleh Dinas Kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor, baik
pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, bahkan
seluruh lapisan masyarakat.
Dalam rangka pengendalian PTM dilakukan surveilans epidemiologi PTM.
Ruang lingkup surveilans epidemiologi PTM mencakup pengamatan penyakit
jantung dan pembuluh darah, penyakit kanker, penyakit Diabetes Melitus dan
penyakit metabolism lainnya, penyakit kronis, serta pengendalian gangguan akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.
Berdasar hasil rekapitulasi data kasus baru PTM, jumlah kasus baru PTM yang
dilaporkan secara keseluruhan pada tahun 2018 adalah 2.121 kasus meningkat
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018 55
dibanding tahun 2017 sebanyak 526 kasus. Adapun kasus PTM tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Gambar 6.7 Kasus Penyakit Tidak Menular
Di UPTD Puskesmas Susukan 2 Tahun 2018
0 0
408
1390
56130
0 0109
25 3 00
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
Sumber : Data Pengelola Pengendalian PTM dan Kesehatan Jiwa
Penyakit Hipertensi masih menempati jumlah kasus terbesar dari seluruh
PTM yang dilaporkan, sedangkan urutan kedua terbanyak adalah Obesitas. Dua
penyakit tersebut menjadi prioritas utama pengendalian PTM di Banjarnegara.
Jika Hipertensi dan Obesitas tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan
PTM lanjutan seperti Diabetes Melitus, Jantung, Stroke, Gagal Ginjal, dsb.
Pengendalian PTM dapat dilakukan dengan intervensi yang tepat pada setiap
sasaran/kelompok populasi tertentu sehingga peningkatan kasus baru PTM dapat
ditekan.
L P L + P SatuanA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 1.652 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 10.241 10.952 21.336 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,2 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 10,0 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 40,0 per 100 penduduk produktif Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 99,5 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 2,88 3,33 6,21 % Tabel 39 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 1.186,00 1.013,00 2,20 % Tabel 3b. SMA/ SMK/ MA 589,00 210,00 523,00 % Tabel 3c. Sekolah menengah kejuruan 214,00 232,00 446,00 % Tabel 3d. Diploma I/Diploma II 221,00 211,00 432,00 % Tabel 3e. Akademi/Diploma III 212,00 111,00 323,00 % Tabel 3f. Universitas/Diploma IV 133,00 89,00 222,00 % Tabel 3g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 141 146 287 Tabel 411 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 7 14 7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 412 Jumlah Kematian Neonatal - 1 2 neonatal Tabel 513 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 0 7 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 514 Jumlah Bayi Mati - 1 1 bayi Tabel 515 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0 7 3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 516 Jumlah Balita Mati 0 0 0 Balita Tabel 517 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0 0 0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 518 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 0 Ibu Tabel 6Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 0 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
B.2 Angka Kesakitan19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 8 3 4 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 8,00 2,00 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 0,00 4,69 18,75 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 5 3 8 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 23,43 14,06 37,50 per 100.000 penduduk Tabel 7
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2017
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Kasus TB anak 0-14 tahun 0,00 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 28,00 32,00 60,00 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 7,00 8,00 15,00 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 66,67 200,00 100,00 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 2,00 3,00 5,00 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 0,51 #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 1021 Jumlah Kasus HIV 1 1 0 Kasus Tabel 1122 Jumlah Kasus AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 1123 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 1124 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 1125 Donor darah diskrining positif HIV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 1226 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,50 0,50 100,00 % Tabel 1327 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 0 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0,00 0,00 0,00 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th - per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Campak 0 0 0 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 0,00 0,00 0,00 per 100.000 penduduk Tabel 2130 Case Fatality Rate DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 2131 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,00 0,00 0,00 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 2232 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2233 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 2334 Cakupan pengukuran tekanan darah 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2435 Cakupan pemeriksaan obesitas 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2536 Cakupan pemeriksaan IVA+ 0,00 % Tabel 2637 Cakupan pemeriksaan CBE 0,00 % Tabel 2638 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam #DIV/0! % Tabel 28
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100 % Tabel 2940 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90,00 % Tabel 2941 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 100,00 % Tabel 2942 Pelayanan Ibu Nifas 100,00 % Tabel 2943 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 100,00 % Tabel 2944 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ - % Tabel 3045 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ - % Tabel 3146 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 96,00 % Tabel 3247 Penanganan komplikasi kebidanan 1,96 % Tabel 3348 Penanganan komplikasi Neonatal 0,31 0,20 0,25 % Tabel 3349 Peserta KB Baru 29,00 % Tabel 3650 Peserta KB Aktif 83,00 % Tabel 3651 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 3752 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 5,00 8,00 0,06 % Tabel 3753 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 1,00 1,00 1,00 % Tabel 3854 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 1,00 0,99 1,00 % Tabel 3855 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 0,77 0,65 0,71 % Tabel 3956 Pelayanan kesehatan bayi 1,00 1,00 0,52 % Tabel 4057 Desa/Kelurahan UCI 1,00 % Tabel 4158 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 1,07 0,95 1,01 % Tabel 4259 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak (0,12) 0,12 0,01 % Tabel 4260 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 1,07 0,95 1,01 % Tabel 4361 Bayi Mendapat Vitamin A 0,99 1,00 0,99 % Tabel 4462 Anak Balita Mendapat Vitamin A 0,96 0,96 0,96 % Tabel 4463 Baduta ditimbang 0,85 0,85 0,85 % Tabel 4564 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,08 0,16 0,12 % Tabel 4565 Pelayanan kesehatan anak balita 1,00 1,00 1,00 % Tabel 4666 Balita ditimbang (D/S) 1,23 1,12 1,18 % Tabel 4767 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,03 0,07 4,91 % Tabel 4768 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan - 1,00 1,00 % Tabel 4869 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 91,00 92,00 91,00 %
Tabel 4970 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap - Tabel 5071 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 1,00 sekolah Tabel 5172 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 1,00 sekolah Tabel 5173 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 0,93 0,98 0,95 % Tabel 5174 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 0,69 0,92 0,79 % Tabel 5175 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 0,69 0,92 0,79 % Tabel 5176 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 0,43 2,17 1,31 % Tabel 5277 Kegiatan promosi kesehatan:
a. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan 456 Tabel 53
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
b. Jumlah kunjungan rumah 1743 Tabel 53c. Penyebaran informasi 456 Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase
78 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 8.961,00 .3,3% .6,8% % Tabel 5479 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan - - - % Tabel 5580 Cakupan Kunjungan Rawat Inap - - - % Tabel 5581 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS - - - per 100.000 pasien keluar Tabel 5682 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS - - - per 100.000 pasien keluar Tabel 5683 Bed Occupation Rate (BOR) di RS - % Tabel 5784 Bed Turn Over (BTO) di RS - Kali Tabel 5785 Turn of Interval (TOI) di RS - Hari Tabel 5786 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 57
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat87 Rumah Tangga ber-PHBS #DIV/0! % Tabel 58
C.4 Keadaan Lingkungan88 Persentase rumah sehat 72,31 % Tabel 5989 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak - % Tabel 6090 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 100,00 % Tabel 6191 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak - % Tabel 6292 Desa STBM - % Tabel 6393 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 70,00 % Tabel 64
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 55,06 % Tabel 65TPM tidak memenuhi syarat dibina - % Tabel 66TPM memenuhi syarat diuji petik - % Tabel 66
D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan94 Jumlah Rumah Sakit Umum - RS Tabel 6895 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 68
119 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 68120 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 1,00 Tabel 68
Jumlah Puskesmas Keliling 1,00 Tabel 68Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 68
121 Jumlah Apotek 1,00 Tabel 68122 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 - % Tabel 69124 Jumlah Posyandu - Posyandu Tabel 70125 Posyandu Aktif #DIV/0! % Tabel 70
L P L + P SatuanANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
126 Rasio posyandu per 100 balita - per 100 balita Tabel 70127 UKBM
Poskesdes - Poskesdes Tabel 71Polindes - Polindes Tabel 71Posbindu - Posbindu Tabel 71Posmaldes - Posmaldes Tabel 71Pos Tb desa - Pos Tb desa Tabel 71
128 Jumlah Desa Siaga - Desa Tabel 72129 Persentase Desa Siaga #DIV/0! % Tabel 72
D.2 Tenaga Kesehatan130 Jumlah Dokter Spesialis - - - Orang Tabel 73132 Jumlah Dokter Umum - - - Orang Tabel 73133 Rasio Dokter (spesialis+umum) - per 100.000 penduduk Tabel 73134 Jumlah Dokter Gigi - - - Orang Tabel 73135 Jumlah Bidan 9,00 Orang Tabel 74136 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 89,69 per 100.000 penduduk Tabel 74137 Jumlah Perawat 1,00 3,00 4,00 Orang Tabel 74136 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 20,11 per 100.000 penduduk Tabel 74138 Jumlah Perawat Gigi - 1,00 1,00 Orang Tabel 74139 Jumlah Tenaga Kefarmasian - - - Orang Tabel 75141 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan - 1,00 1,00 Orang Tabel 76142 Jumlah Tenaga Sanitasi 1,00 - 1,00 Orang Tabel 76140 Jumlah Tenaga Gizi - 1,00 1,00 Orang Tabel 77
D.3 Pembiayaan Kesehatan145 Total Anggaran Kesehatan 596.635.000 Rp Tabel 82146 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota - % Tabel 82147 Anggaran Kesehatan Perkapita - Rp Tabel 82
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT DESA
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km 2) TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 PIASA WETAN 98,7 1 0 1 1.408 396 3,56 14,272 PAKIKIRAN 284,2 1 0 1 2.852 850 3,36 10,043 BRENGKOK 162,2 1 0 1 2.922 826 3,54 18,014 PANERUSAN KULON 305,8 1 0 1 4.318 782 5,52 14,125 PANERUSAN WETAN 340,4 1 0 1 3.143 892 3,52 9,236 KEMRANGGON 232,5 1 0 1 3.650 1.100 3,32 15,707 KARANGSALAM 228,4 1 0 1 3.043 899 3,38 13,32
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.652,2 7 - 7 21.336 5.745 3,71 13
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota - Sumber lain : Data Desa
JUMLAHPENDUDUK
JUMLAHNO DESA DESA KELURAHAN DESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMURPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 1.288 1.355 2.786 95,062 5 - 9 1.232 1.344 2.576 91,673 10 - 14 1.227 1.307 2.534 93,884 15 - 19 843 886 1.729 95,155 20 - 24 724 796 1.520 90,956 25 - 29 678 689 1.367 98,407 30 - 34 625 673 1.298 92,878 35 - 39 612 668 1.280 91,629 40 - 44 496 578 1.074 85,81
10 45 - 49 488 492 980 99,1911 50 - 54 464 475 939 97,6812 55 - 59 438 446 884 98,2113 60 - 64 323 354 677 91,2414 65 - 69 314 341 655 92,0815 70 - 74 264 294 558 89,8016 75+ 225 254 479 88,58
JUMLAH 10.241 10.952 21.336 93,51ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 82
Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota - Sumber lain…... (sebutkan)
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUAN1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 3.352 4.234 7.586
2 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANGMELEK HURUF 2.221 1.889 4.110 54% 46% 54%
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANGDITAMATKAN:a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 445 353 798 56% 44% 19%b. SD/MI 369 334 703 52% 48% 17%c. SMP/ MTs 345 318 663 52% 48% 16%d. SMA/ MA 313 210 523 60% 40% 13%e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 214 232 446 48% 52% 11%f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 221 211 432 51% 49% 11%g. AKADEMI/DIPLOMA III 212 111 323 66% 34% 8%h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 133 89 222 60% 40% 5%i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0 0 0% 0% 0%
TABEL 3
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
JUMLAH PERSENTASE
Sumber: …………… (sebutkan)
NO VARIABEL
TABEL 4
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 10 0 10 9 1 10 19 1 20
2 PAKIKIRAN 22 0 22 21 0 21 43 0 43
3 BRENGKOK 21 0 21 23 0 23 44 0 44
4 PANERUSAN KULON 17 0 17 18 1 19 35 1 36
5 PANERUSAN WETAN 250
25 24 0 24 49 0 49
6 KEMRANGGON 24 0 24 38 0 38 62 0 62
7 KARANGSALAM 22 0 22 13 0 13 35 0 35
JUMLAH (KAB/KOTA) 141 0 141 146 2 148 287 2 2890,0 13,5 6,9
Sumber: ………. (sebutkan)
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
HIDUP + MATIHIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN
JUMLAH KELAHIRAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
NO DESA
HIDUP MATI
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 00 0 0 0 7 7 0 0 3 3 0 0
Sumber: ………. (sebutkan)
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
BAYI ANAKBALITA BALITABALITA NEONATAL BAYI ANAK
BALITA BALITA NEONATAL
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
NO DESA
NEONATAL BAYI ANAKBALITA
TABEL 6JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR
< 20tahun
20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20
tahun20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20
tahun20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH < 20
tahun20-34tahun ≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 PIASA WETAN 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
287 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: ………. (sebutkan)Keterangan:
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO DESA JUMLAH LAHIRHIDUP
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
KEMATIAN IBUJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
TABEL 7
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PIASA WETAN 702 706 1.408 0 0% 0 0% 0 0 0% 0 0% 0
2 PAKIKIRAN 1.473 1.379 2.852 0 0% 1 7% 1 0 0% 2 100% 2
3 BRENGKOK 1.486 1.436 2.922 0 0% 0 0% 0 0 0% 1 100% 1
4 PANERUSAN KULON 1.453 2.865 4.318 0 0% 0 0% 0 1 100% 0 0% 1
5 PANERUSAN WETAN 1.576 1.567 3.143 2 13% 0 0% 2 3 100% 0 0% 3
6 KEMRANGGON 1.843 1.807 3.650 1 5% 0 0% 1 1 100% 0 0% 1
7 KARANGSALAM 1.516 1.527 3.043 0 0% 0 0% 0 0 0% 0 0% 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10.049 11.287 21.336 3 3% 1 0% 4 5 63% 3 38% 8
CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 4,69 18,75
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 23,43 14,06 37,50
Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 19906
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUKMENURUT JENIS KELAMIN
JUMLAH KASUS BARU BTA+ JUMLAH SELURUHKASUS TB
L P L PNO DESAL+P L+P
KASUS TB ANAK0-14 TAHUNJUMLAH PENDUDUK
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 3 1 4 0 0 0 0% 0% 0%
2 PAKIKIRAN 6 5 11 0 1 1 0% 20% 9%
3 BRENGKOK 0 11 11 0 0 0 0% 0% 0%
4 PANERUSAN KULON 4 3 7 0 0 0 0% 0% 0%
5 PANERUSAN WETAN 6 3 9 2 0 2 33% 0% 22%
6 KEMRANGGON 3 2 5 1 0 1 33% 0% 20%
7 KARANGSALAM 1 3 4 0 0 0 0% 0% 0%
JUMLAH (KAB/KOTA) 23 28 51 3 1 4 13% 4% 8%
Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:
PUSKESMAS SUSKAN 2TAHUN 2018
NO DESA BTA (+) % BTA (+)TERHADAP SUSPEK
SUSPEK
TABEL 9
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0% 0 0% 0 0% 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 1 1 0 0% 1 100% 1 100% 0 0,00 1 100,00 1 100,00 0 2 2 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0% 0 0% 0 0% 0 0,00 1 100,00 1 100,00 0 1 1 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0% 0 0% 0 0% 1 100,00 0 0,00 1 100,00 1 0 1 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 2 0 2 0 0% 0 0% 0 0% 1 50,00 0 0,00 1 50,00 1 0 1 0 0 0
6 KEMRANGGON 1 0 1 0 0% 0 0% 0 0% 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0% 0 0% 0 0% 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 1 4 0 0% 1 100% 1 25% 2 67 2 200 4 100 2 3 5 0 0 0
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:
P L + PNO DESABTA (+) DIOBATI
ANGKA KEBERHASILANPENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)
JUMLAH KEMATIANSELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA PENGOBATAN LENGKAP(COMPLETE RATE)
L P L + P L
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PIASA WETAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 PAKIKIRAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BRENGKOK 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 KEMRANGGON 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 KARANGSALAM 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:
PNEUMONIA PADA BALITAPENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + PNO DESA JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
TABEL 11
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+PPROPORSIKELOMPOK
UMURL P L+P
PROPORSIKELOMPOK
UMURL P L+P
PROPORSIKELOMPOK
UMURL P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 < 1 TAHUN
2 1 - 4 TAHUN
3 5 - 14 TAHUN
4 15 - 19 TAHUN
5 20 - 29 TAHUN
6 30 - 39 TAHUN
7 40 - 49 TAHUN
8 50 - 59 TAHUN
9 ≥ 60 TAHUN
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: …………….. (sebutkan)Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KELOMPOK UMUR
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
H I V AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
TABEL 12
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: …………….. (sebutkan)
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
DONOR DARAHSAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP
HIV POSITIF HIV
L P L + P L P L + PNO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH PENDONOR
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PIASA WETAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 PAKIKIRAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BRENGKOK 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 KEMRANGGON 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 KARANGSALAM 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
Sumber: …………….. (sebutkan)
P L + PNO DESAJUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN
KASUS
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
DIAREDIARE DITANGANI
L
TABEL 14
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 0,00 0,00 0,00
Sumber: …………….. (sebutkan)
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
KASUS BARUPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MBNO DESA
TABEL 15
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PIASA WETAN - - - - 0,00 - 0
2 PAKIKIRAN - - - - 0,00 - 0
3 BRENGKOK - - - - 0,00 - 0
4 PANERUSAN KULON - - - - 0,00 - 0
5 PANERUSAN WETAN - - - - 0,00 - 0
6 KEMRANGGON - - - - 0,00 - 0
7 KARANGSALAM - - - - 0,00 - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - 0,00 - 0ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK -
Sumber: …………….. (sebutkan)
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA PENDERITA KUSTA0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2NO DESA
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0
Sumber: …………….. (sebutkan)
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAHNO DESA
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: …………….. (sebutkan)
L + P L P L + PNO DESA PENDERITA PB PENDERITA MBRFT PB RFT MBL P
TABEL 18
NO DESA JUMLAH PENDUDUK<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP(NON POLIO)
1 2 3 4
1 PIASA WETAN 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0
3 BRENGKOK 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0
6 KEMRANGGON 0 0
7 KARANGSALAM 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
Sumber: …………….. (sebutkan)Keterangan:
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:7.896
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)PUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0,00 0,00 0,00
Sumber: …………….. (sebutkan)
MENINGGALPERTUSIS
DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUMJUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
NO DESAMENINGGAL MENINGGAL
TABEL 20
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 02 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 03 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 04 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 05 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 06 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 07 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0,0
Sumber: …………….. (sebutkan)
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN
JUMLAH KASUS PD3ICAMPAK
JUMLAH KASUSNO DESA
MENINGGALPOLIO HEPATITIS B
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 PAKIKIRAN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 BRENGKOK #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 KEMRANGGON #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 KARANGSALAM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 0,0
Sumber: …………….. (sebutkan)Ket:
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)NO DESA
TABEL 22
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 PIASA WETAN 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
2 PAKIKIRAN 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 BRENGKOK 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 KEMRANGGON 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 KARANGSALAM 0 0 0 - - - - - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO -
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
Sumber: …………….. (sebutkan)
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN
MALARIASEDIAAN DARAH DIPERIKSA
POSITIFNO DESAL P L+P
SUSPEK
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
MENINGGAL CFR
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0
Sumber: …………….. (sebutkan)Ket:
PENDERITA FILARIASIS
NO DESA KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 24
CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Sumber: …………….. (sebutkan)
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO DESAJUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN
TABEL 25
CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI +PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Sumber: …………….. (sebutkan)
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DANJARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN
TABEL 26
PUSKESMAS SUSUKAN 2
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7
1 PIASA WETAN 0 0,00 0 0,00
2 PAKIKIRAN 0 0 0 0
3 BRENGKOK 0 0 0 0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 0 0 0 0
7 KARANGSALAM 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0
Sumber: …………….. (sebutkan)Ket:
PEMERIKSAAN IVA PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA(CBE)NO DESA PEREMPUAN
USIA 30-49 TAHUN
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
TAHUN 2018
TABEL 27
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)PUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN
DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P 0-7
HARI8-28HARI
1-11BLN
1-4THN
5-9THN
10-14THN
15-19THN
20-44THN
45-54THN
55-59THN
60-69THN
70+THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber: ………………… (sebutkan)
JUMLAH KEMATIAN JUMLAH PENDUDUKTERANCAM ATTACK RATE (%) CFR (%)KELOMPOK UMUR PENDERITA
2018
JUMLAH PENDERITAYANG TERSERANG
NO JENIS KEJADIANLUAR BIASA JUMLAH
KECJUMLAH
DESA/KEL
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL)
TABEL 28
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5
1 PIASA WETAN 0 0 #DIV/0!
2 PAKIKIRAN 0 0 #DIV/0!
3 BRENGKOK 0 0 #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON 0 0 #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN 0 0 #DIV/0!
6 KEMRANGGON 0 0 #DIV/0!
7 KARANGSALAM 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0!
Sumber: ………………….. (sebutkan)
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
KLB DI DESA/KELURAHANNO DESA
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 29
PUSKESMAS SUSUKAN 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PIASA WETAN 21 21 100% 22 105% 20 20 100% 20 100% 20 100%
2 PAKIKIRAN 50 50 100% 49 98% 43 43 100% 43 100% 43 100%
3 BRENGKOK 49 49 100% 42 86% 44 44 100% 44 100% 44 100%
4 PANERUSAN KULON 44 41 93% 34 77% 35 35 100% 35 100% 35 100%
5 PANERUSAN WETAN 52 52 100% 49 94% 49 49 100% 49 100% 49 100%
6 KEMRANGGON 61 58 95% 57 93% 62 62 100% 62 100% 62 100%
7 KARANGSALAM 40 40 100% 37 93% 35 35 100% 35 100% 35 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 317 311 98% 290 91% 288 288 100% 288 100% 288 100%
Sumber: ………. (sebutkan)
IBU NIFASMENDAPAT VIT ANO DESA
TAHUN 2018
JUMLAH JUMLAH
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS
K1 K4 PERSALINANDITOLONG NAKES
MENDAPATYANKES NIFAS
TABEL 30
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PIASA WETAN 21 0 - 0 - 0 - 0 0% 1 0,0 0 -
2 PAKIKIRAN 50 0 - 0 - 0 - 0 0% 0 - 0 -
3 BRENGKOK 49 0 - 0 - 0 0% 1 0,0 0 0% 0 -
4 PANERUSAN KULON 44 0 - 0 - 0 - 0 0% 0 0% 0 -
5 PANERUSAN WETAN 52 0 - 0 - 0 - 0 0% 5 10% 0 -
6 KEMRANGGON 61 0 - 0 - 0 0% 9 15% 4 7% 0 -
7 KARANGSALAM 40 0 - 0 0% 1 3% 1 3% 0 0% 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 317 0 - 0 0% 1 0% 11 3% 10 3% 0 -
Sumber: …………….. (sebutkan)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILNO DESA JUMLAH IBU
HAMIL
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PIASA WETAN 268 0 - 0 - 0 0% 10 4% 1 37% 0 -
2 PAKIKIRAN 576 0 - 0 - 1 17% 18 3% 1 17% 0 -
3 BRENGKOK 578 0 - 0 - 0 0% 15 3% 0 0% 0 -
4 PANERUSAN KULON 576 0 - 0 - 0 0% 13 2% 1 17% 0 -
5 PANERUSAN WETAN 606 0 - 0 - 0 0% 21 3% 0 0% 0 -
6 KEMRANGGON 688 0 - 0 - 1 15% 10 1% 0 0% 0 -
7 KARANGSALAM 568 0 - 0 - 0 0% 3 1% 1 18% 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.860 0 - 0 - 2 5% 90 2% 4 10% 0 -
Sumber: …………….. (sebutkan)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUSNO DESA JUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 PIASA WETAN 21 21 100% 21 100%
2 PAKIKIRAN 50 50 100% 50 100%
3 BRENGKOK 49 49 100% 49 100%
4 PANERUSAN KULON 44 44 100% 44 100%
5 PANERUSAN WETAN 52 52 100% 52 100%
6 KEMRANGGON 61 61 100% 61 100%
7 KARANGSALAM 40 40 100% 40 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 317 317 100% 317 100%
Sumber: ……………… (sebutkan)
NO DESA JUMLAHIBU HAMIL
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 33
Σ % L P L + P L P L + P Σ % Σ % Σ %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PIASA WETAN 21 5 10 200% 10 9 19 2 3 5 - 0% - 0% - 0%
2 PAKIKIRAN 42 11 23 209% 22 21 43 5 6 11 - 0% 2 33% 2 18%
3 BRENGKOK 49 11 30 273% 21 23 44 4 4 8 3 75% 1 25% 4 50%
4 PANERUSAN KULON 44 10 23 230% 17 18 35 5 5 10 3 60% 1 20% 4 40%
5 PANERUSAN WETAN 47 12 26 217% 25 24 49 6 6 12 2 33% - 0% 2 17%
6 KEMRANGGON 61 13 26 200% 24 38 62 5 5 10 2 40% 3 60% 5 50%
7 KARANGSALAM 40 11 5 45% 22 13 35 5 6 11 - 0% - 0% - 0%
JUMLAH (KAB/KOTA) 304 73 143 196% 141 146 287 32 35 67 10 31% 7 20% 17 25%
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
L P L + PNO DESA JUMLAHIBU HAMIL
PERKIRAANBUMIL
DENGANKOMPLIKASIKEBIDANAN
TAHUN 2018
JUMLAH LAHIR HIDUP PERKIRAAN NEONATALKOMPLIKASI
PENANGANANKOMPLIKASIKEBIDANAN
TABEL 34
PESERTA KB AKTIFMKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KON
DOM % SUNTIK % PIL % OBAT
VAGINA % LAINNYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PIASA WETAN 10 7% 0 0% 15 10% 9 6% 34 22% 0 0% 86 57% 32 21% 0 0% 0 0% 118 78% 152 100%
2 PAKIKIRAN 20 6% 1 0% 16 5% 35 10% 72 21% 1 0% 236 70% 28 8% 0 0% 0 0% 265 79% 337 100%
3 BRENGKOK 11 3% 0 0% 14 4% 53 14% 78 20% 4 1% 261 67% 48 12% 0 0% 0 0% 313 80% 391 100%
4 PANERUSAN KULON 12 4% 2 1% 9 3% 42 13% 65 20% 6 2% 231 70% 30 9% 0 0% 0 0% 267 80% 332 100%
5 PANERUSAN WETAN 25 6% 4 1% 30 7% 35 8% 94 21% 8 2% 265 59% 80 18% 0 0% 0 0% 353 79% 447 100%
6 KEMRANGGON 31 7% 0 0% 35 7% 39 8% 105 22% 12 3% 279 59% 77 16% 0 0% 0 0% 368 78% 473 100%
7 KARANGSALAM 38 7% 10 2% 57 10% 84 15% 189 34% 12 2% 250 45% 108 19% 0 0% 0 0% 370 66% 559 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 147 5% 17 1% 176 7% 297 11% 637 24% 43 2% 1.608 60% 403 15% 0 0% 0 0% 2.054 76% 2.691 100%
Sumber: ……………….. (sebutkan)Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
NON MKJPNO DESA MKJP
+ NONMKJP
% MKJP +NON MKJP
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 35
PESERTA KB BARUMKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % OBATVAGINA % LAIN
NYA % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PIASA WETAN 0 0% 0 0% 0 0% 6 43% 6 43% 1 7% 5 36% 2 14% 0 0% 0 0% 8 57% 14 100%
2 PAKIKIRAN 0 0% 0 0% 0 0% 1 5% 1 5% 2 10% 15 75% 2 10% 0 0% 0 0% 19 95% 20 100%
3 BRENGKOK 2 11% 0 0% 0 0% 2 11% 4 21% 3 16% 10 53% 2 11% 0 0% 0 0% 15 79% 19 100%
4 PANERUSAN KULON 0 0% 0 0% 0 0% 1 4% 1 4% 1 4% 20 83% 2 8% 0 0% 0 0% 23 96% 24 100%
5 PANERUSAN WETAN 1 5% 0 0% 0 0% 1 5% 2 10% 1 5% 15 75% 2 10% 0 0% 0 0% 18 90% 20 100%
6 KEMRANGGON 0 0% 0 0% 0 0% 4 15% 4 15% 2 8% 20 77% 0 0% 0 0% 0 0% 22 85% 26 100%
7 KARANGSALAM 1 4% 0 0% 0 0% 2 8% 3 12% 0 0% 20 77% 3 12% 0 0% 0 0% 23 88% 26 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 3% 0 0% 0 0% 17 11% 21 14% 10 7% 105 70% 13 9% 0 0% 0 0% 128 86% 149 100%
Sumber: ……………….. (sebutkan)Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI
NON MKJPNO DESA MKJP +
NONMKJP
% MKJP+ NONMKJP
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7
1 PIASA WETAN 248 14 6% 152 61%
2 PAKIKIRAN 465 20 4% 336 72%
3 BRENGKOK 483 19 4% 391 81%
4 PANERUSAN KULON 395 25 6% 332 84%
5 PANERUSAN WETAN 560 20 4% 447 80%
6 KEMRANGGON 622 26 4% 473 76%
7 KARANGSALAM 697 26 4% 559 80%
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.470 150 4% 2.690 78%
Sumber: …………….. (sebutkan)
PESERTA KB AKTIFNO DESA JUMLAH PUS
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 37
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PIASA WETAN 10 9 19 10 100% 9 100% 19 100% 1 10% 1 11% 2 11%
2 PAKIKIRAN 22 21 43 22 100% 21 100% 43 100% 0 0% 0 0% 0 0%
3 BRENGKOK 21 23 44 21 100% 23 100% 44 100% 3 14% 1 4% 4 9%
4 PANERUSAN KULON 17 18 35 17 100% 18 100% 35 100% 2 12% 2 11% 4 11%
5 PANERUSAN WETAN 25 24 49 25 100% 24 100% 49 100% 3 12% 1 4% 4 8%
6 KEMRANGGON 24 38 62 24 100% 38 100% 62 100% 1 4% 2 5% 3 5%
7 KARANGSALAM 22 13 35 22 100% 13 100% 35 100% 0 0% 0 0% 0 0%
JUMLAH (KAB/KOTA) 141 146 287 141 100% 146 100% 287 100% 10 7% 7 5% 17 6%
Sumber: ………. (sebutkan)
L P L + PNO DESA JUMLAH LAHIR HIDUP
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLRL P L + P
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PIASA WETAN 10 9 19 10 100% 9 100% 19 100% 10 100% 9 100% 19 100%
2 PAKIKIRAN 22 21 43 22 100% 21 100% 43 100% 22 100% 21 100% 43 100%
3 BRENGKOK 21 23 44 21 100% 23 100% 44 100% 21 100% 23 100% 44 100%
4 PANERUSAN KULON 17 18 35 17 100% 18 100% 35 100% 17 100% 17 94% 34 97%
5 PANERUSAN WETAN 25 24 49 25 100% 24 100% 49 100% 25 100% 24 100% 49 100%
6 KEMRANGGON 24 38 62 24 100% 38 100% 62 100% 24 100% 38 100% 62 100%
7 KARANGSALAM 22 13 35 22 100% 13 100% 35 100% 22 100% 13 100% 35 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 141 146 287 141 100% 146 100% 287 100% 141 100% 145 99% 286 100%
Sumber: ………. (sebutkan)
L + PNO DESA JUMLAH BAYIKUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
TABEL 38
L P L + P L P
TABEL 39
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 41 22 63 37 90% 16 73% 53 84%
2 PAKIKIRAN 8 7 15 5 63% 2 29% 7 47%
3 BRENGKOK 70 78 148 62 89% 31 40% 93 63%
4 PANERUSAN KULON 54 63 117 27 50% 33 52% 60 51%
5 PANERUSAN WETAN 224 275 499 158 71% 169 61% 327 66%
6 KEMRANGGON 26 35 61 22 85% 32 91% 54 89%
7 KARANGSALAM 103 94 197 96 93% 92 98% 188 95%
JUMLAH (KAB/KOTA) 526 574 1.100 407 77% 375 65% 782 71%
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFUSIA 0-6 BULAN
L P L + PNO DESA JUMLAH BAYI 0-6 BULAN
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 40
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 10 9 62 10 100% 9 100% 19 31%
2 PAKIKIRAN 22 21 87 22 100% 21 100% 43 49%
3 BRENGKOK 21 23 79 21 100% 23 100% 44 56%
4 PANERUSAN KULON 17 18 84 17 100% 18 100% 35 42%
5 PANERUSAN WETAN 25 24 111 25 100% 24 100% 49 44%
6 KEMRANGGON 24 38 97 24 100% 38 100% 62 64%
7 KARANGSALAM 22 13 35 22 100% 13 100% 35 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 141 146 555 141 100% 146 100% 287 52%
Sumber: ………. (sebutkan)
PELAYANAN KESEHATAN BAYIL P L + PNO DESA JUMLAH BAYI
TABEL 41
1 2 3 4 5
1 PIASA WETAN 1 1 100%
2 PAKIKIRAN 1 1 100%
3 BRENGKOK 1 1 100%
4 PANERUSAN KULON 1 1 100%
5 PANERUSAN WETAN 1 1 100%
6 KEMRANGGON 1 1 100%
7 KARANGSALAM 1 1 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 7 100%
Sumber: …………….. (sebutkan)
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI
NO DESA JUMLAHDESA/KELURAHAN DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN
BAYI DIIMUNISASIDPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PIASA WETAN 10 9 19 10 100% 10 111% 20 105% 13 130% 8 89% 21 111% 9 90% 8 89% 17 89% 10% 20% 15%
2 PAKIKIRAN 22 21 43 26 118% 22 105% 48 112% 25 114% 17 81% 42 98% 29 132% 20 95% 49 114% -12% 9% -2%
3 BRENGKOK 21 23 44 18 86% 22 96% 40 91% 16 76% 20 87% 36 82% 20 95% 17 74% 37 84% -11% 23% 8%
4 PANERUSAN KULON 17 18 35 17 100% 18 100% 35 100% 17 100% 19 106% 36 103% 17 100% 19 106% 36 103% 0% -6% -3%
5 PANERUSAN WETAN 25 24 49 20 80% 29 121% 49 100% 24 96% 21 88% 45 92% 21 84% 20 83% 41 84% -5% 31% 16%
6 KEMRANGGON 24 38 62 26 108% 36 95% 62 100% 26 108% 36 95% 62 100% 30 125% 34 89% 64 103% -15% 6% -3%
7 KARANGSALAM 22 13 35 18 82% 19 146% 37 106% 22 100% 22 169% 44 126% 25 114% 20 154% 45 129% -39% -5% -22%
JUMLAH (KAB/KOTA) 141 146 287 135 96% 156 107% 291 101% 143 101% 143 98% 286 100% 151 107% 138 95% 289 101% -12% 12% 1%
Sumber: …………….. (sebutkan)
L + PP L + P
DO RATE (%)JUMLAH BAYI
L P L + P
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
NO DESAL
L P L + P L P
TABEL 43
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN
BAYI DIIMUNISASIBCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 PIASA WETAN 10 9 19 8 80% 9 100% 17 89% 13 130% 8 89% 21 111% 9 90% 8 89% 17 89%
2 PAKIKIRAN 22 21 43 24 109% 20 95% 44 102% 25 114% 17 81% 42 98% 29 132% 20 95% 49 114%
3 BRENGKOK 21 23 44 17 81% 24 104% 41 93% 16 76% 20 87% 36 82% 20 95% 17 74% 37 84%
4 PANERUSAN KULON 17 18 35 17 100% 18 100% 35 100% 17 100% 19 106% 36 103% 17 100% 19 106% 36 103%
5 PANERUSAN WETAN 25 24 49 17 68% 21 88% 38 78% 24 96% 21 88% 45 92% 21 84% 20 83% 41 84%
6 KEMRANGGON 24 38 62 26 108% 36 95% 62 100% 26 108% 36 95% 62 100% 30 125% 34 89% 64 103%
7 KARANGSALAM 22 13 35 21 95% 17 131% 38 109% 22 100% 22 169% 44 126% 25 114% 20 154% 45 129%
JUMLAH (KAB/KOTA) 141 146 287 130 92% 145 99% 275 96% 143 101% 143 98% 286 100% 151 107% 138 95% 289 101%
Sumber: …………….. (sebutkan)
L + P L P L + P
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L + PNO DESA
JUMLAH BAYIL P
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P ΣƷ % Σ % Σ % L P L+P Σ % Σ % Σ % L P L+P Σ % Σ % Σ %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 PIASA WETAN 8 3 11 8 100% 3 100% 11 100% 42 24 66 42 100% 22 92% 64 97% 50 27 77 50 100% 25 93% 75 97%
2 PAKIKIRAN 13 9 22 12 92% 9 100% 21 95% 84 69 153 80 95% 65 94% 145 95% 97 78 175 92 95% 74 95% 166 95%
3 BRENGKOK 7 6 13 7 100% 6 100% 13 100% 61 57 118 58 95% 57 100% 115 97% 68 63 131 65 96% 61 97% 126 96%
4 PANERUSAN KULON 10 14 24 10 100% 14 100% 24 100% 63 60 123 60 95% 55 92% 115 93% 73 74 147 70 96% 69 93% 139 95%
5 PANERUSAN WETAN 10 15 25 10 100% 15 100% 25 100% 72 58 130 68 94% 55 95% 123 95% 82 73 155 78 95% 66 90% 144 93%
6 KEMRANGGON 15 20 35 15 100% 20 100% 35 100% 129 94 223 125 97% 91 97% 216 97% 144 114 258 140 97% 116 102% 256 99%
7 KARANGSALAM 8 11 19 8 100% 11 100% 19 100% 58 60 118 56 97% 59 98% 115 97% 64 71 135 64 100% 70 99% 134 99%
JUMLAH (KAB/KOTA) 71 78 149 70 99% 78 100% 148 99% 509 422 931 489 96% 404 96% 893 96% 578 500 1.078 559 97% 481 96% 1.040 96%
Sumber: ……………… (sebutkan)
P L + PNO DESA JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT ALL P L + P L P L + P
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PIASA WETAN 22 12 34 19 12 31 86% 100% 91% 3 16% 3 25% 6 19%
2 PAKIKIRAN 43 38 81 32 32 64 74% 84% 79% 3 9% 3 9% 6 9%
3 BRENGKOK 24 29 53 21 21 42 88% 72% 79% 5 24% 9 43% 14 33%
4 PANERUSAN KULON 26 36 62 23 23 46 88% 64% 74% 4 17% 10 43% 14 30%
5 PANERUSAN WETAN 30 33 63 25 25 50 83% 76% 79% 0 0% 0 0% 0 0%
6 KEMRANGGON 59 55 114 53 53 106 90% 96% 93% 0 0% 4 8% 4 4%
7 KARANGSALAM 36 30 66 32 32 64 89% 107% 97% 1 3% 3 9% 4 6%
JUMLAH (KAB/KOTA) 240 233 473 205 198 403 85% 85% 85% 16 8% 32 16% 48 12%
Sumber: ………. (sebutkan)
BGMJUMLAH (D) % (D/S)
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+PNO DESA JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)DITIMBANG
TABEL 46
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 45 26 71 45 100% 26 100% 71 100%
2 PAKIKIRAN 78 63 141 78 100% 63 100% 141 100%
3 BRENGKOK 55 55 110 55 100% 55 100% 110 100%
4 PANERUSAN KULON 56 69 125 56 100% 69 100% 125 100%
5 PANERUSAN WETAN 83 65 148 83 100% 65 100% 148 100%
6 KEMRANGGON 119 85 204 119 100% 85 100% 204 100%
7 KARANGSALAM 66 63 129 66 100% 63 100% 129 100%
JUMLAH (KAB/KOTA) 502 426 928 502 100% 426 100% 928 100%
Sumber: ………. (sebutkan)
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)L P L + P
NO DESA JUMLAH
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PIASA WETAN 53 33 86 43 31 74 123% 106% 116% 3 7% 3 10% 6 8%
2 PAKIKIRAN 102 84 186 81 70 151 126% 120% 123% 3 4% 3 4% 6 4%
3 BRENGKOK 68 74 142 55 63 118 124% 117% 120% 5 9% 9 14% 14 12%
4 PANERUSAN KULON 86 49 135 72 48 120 119% 102% 113% 4 6% 10 21% 14 12%
5 PANERUSAN WETAN 100 83 183 72 75 147 139% 111% 124% 0 0% 0 0% 0 0%
6 KEMRANGGON 147 117 264 127 105 232 116% 111% 114% 0 0% 4 4% 4 2%
7 KARANGSALAM 84 74 158 69 66 135 122% 112% 117% 1 1% 3 5% 4 3%
JUMLAH (KAB/KOTA) 640 514 1.154 519 458 977 123% 112% 118% 16 3% 32 7% 48 4,9
Sumber: ………. (sebutkan)
BGMJUMLAH (D) % (D/S)
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+PNO DESA JUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S)
BALITADITIMBANG
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P Σ % Σ % Σ %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
2 PAKIKIRAN - 1 1 - 0,0 1 1,0 1 1,0
3 BRENGKOK - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
4 PANERUSAN KULON - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
5 PANERUSAN WETAN - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
6 KEMRANGGON - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
7 KARANGSALAM - - - - 0,0 - 0,0 - 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) - 1 1 - - 1 1 1 1
Sumber: ……………… (sebutkan)
MENDAPAT PERAWATANL P L + PNO DESA JUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 PIASA WETAN 12 9 21 11 92% 9 100% 20 95% 1 1 100
2 PAKIKIRAN 46 44 90 44 96% 44 100% 88 98% 3 3 100
3 BRENGKOK 21 19 40 19 90% 18 95% 37 93% 3 3 100
4 PANERUSAN KULON 16 19 35 13 81% 19 100% 32 91% 3 3 100
5 PANERUSAN WETAN 23 16 39 22 96% 16 100% 38 97% 3 3 100
6 KEMRANGGON 20 33 53 20 100% 33 100% 53 100% 3 3 100
7 KARANGSALAM 24 12 36 24 100% 12 100% 36 100% 2 2 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 162 152 314 153 94% 151 99% 304 97% 18 18 100
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 94,4 99,3 96,8
Sumber: ………. (sebutkan)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)L P L + PNO DESA
JUMLAH
MENDAPATPELAYANANKESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JUMLAH
SD DAN SETINGKAT
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGITETAP
RASIO TUMPATAN/PENCABUTAN
1 2 3 4 5
1 PIASA WETAN 0 0 0,0
2 PAKIKIRAN 0 0 0,0
3 BRENGKOK 0 0 0,0
4 PANERUSAN KULON 0 0 0,0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0,0
6 KEMRANGGON 0 0 0,0
7 KARANGSALAM 0 0 0,0
JUMLAH (KAB/ KOTA) 0 0 0,0
Sumber: …………… (sebutkan)
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
NO DESA
TABEL 50
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMINPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 PIASA WETAN 1 1 100% 1 100% 57 63 120 50 88% 60 95% 110 92% 8 7 15 5 63% 7 100% 12 80%
2 PAKIKIRAN 3 3 100% 3 100% 46 44 90 44 96% 44 100% 88 98% 7 4 11 5 71% 4 100% 9 82%
3 BRENGKOK 3 3 100% 3 100% 21 19 40 19 90% 18 95% 37 93% 3 2 5 2 67% 2 100% 4 80%
4 PANERUSAN KULON 3 3 100% 3 100% 16 19 35 13 81% 19 100% 32 91% 2 2 4 1 50% 2 100% 3 75%
5 PENERUSAN WETAN 3 3 100% 3 100% 23 16 39 22 96% 16 100% 38 97% 3 3 6 2 67% 2 67% 4 67%
6 KEMRANGGON 3 3 100% 3 100% 20 33 53 20 100% 33 100% 53 100% 5 4 9 4 80% 3 75% 7 78%
7 KARANGSALAM 2 2 100% 2 100% 24 12 36 24 100% 12 100% 36 100% 4 2 6 3 75% 2 100% 5 83%
JUMLAH (KAB/ KOTA) 18 18 100% 18 100% 207 206 413 192 93% 202 98% 394 95% 32 24 56 22 69% 22 92% 44 79%
Sumber: …………… (sebutkan)
JUMLAHSD/MI
MENDAPATYAN. GIGI
%
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
TABEL 51
NO DESA JUMLAHSD/MI
JUMLAHSD/MI DGNSIKAT GIGI
MASSAL
%
TABEL 52
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 PIASA WETAN 83 101 184 33 40% 668 661% 701 381%
2 PAKIKIRAN 170 225 395 404 238% 606 269% 1.010 256%
3 BRENGKOK 298 339 637 24 8% 523 154% 547 86%
4 PANERUSAN KULON 101 133 234 3 3% 188 141% 191 82%
5 PANERUSAN WETAN 349 237 586 2 1% 408 172% 410 70%
6 KEMRANGGON 180 180 360 17 9% 294 163% 311 86%
7 KARANGSALAM 260 255 515 134 52% 498 195% 632 123%
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.441 1.470 2.911 617 43% 3.185 217% 3.802 131%
Sumber: ………. (sebutkan)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATANNO DESA
USILA (60TAHUN+)
TABEL 53
KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
JUMLAH KEGIATANPENYULUHANKESEHATAN
JUMLAHKUNJUNGAN
RUMAH
PENYEBARANINFORMASI
1 2 3 4 5
1 PIASA WETAN 62 360 62
2 PAKIKIRAN 55 650 55
3 BRENGKOK 42 0 42
4 PANERUSAN KULON 48 523 48
5 PANERUSAN WETAN 89 210 89
6 KEMRANGGON 67 0 67
7 KARANGSALAM 93 0 93
SUB JUMLAH I 456 1743 456
12
JUMLAH (KAB/KOTA) 456 1743 456
Sumber: ……………. (sebutkan)
JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN
NO PUSKESMAS
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 54
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
%L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 JAMKESMAS 1.931 5.167 7.098 .7,7% .20,6% .28,3%
2 ASKES PNS 210 424 634 .0,8% .1,7% .2,5%
3 JPK JAMSOSTEK 0 0 0 0 0 0
4 TNI/POLRI/PNS/KEMHAN/PNS POLRI 0 0 0 0 0 0
5 ASURANSI PERUSAHAAN 0 0 0 0 0 0
6 ASURANSI SWASTA 0 0 0 0 0 0
7 JAMKESDA 305 924 1.229 .24,8% .75,18% .99,98%
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.446 6.515 8.961 .3,3% .6,8% .10,1%
Sumber: ……………….. (sebutkan)
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATANJUMLAHNO JENIS JAMINAN KESEHATAN
TABEL 55
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Puskesmas Susukan 2 8.347 16.703 25.050 0 0 0 27 20 47
SUB JUMLAH I1 RS ….2 RS ….3 RS ….4 RS ….
SUB JUMLAH II1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
SUB JUMLAH IIIJUMLAH (KAB/KOTA)JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber: ……………… (sebutkan)Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAHNO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
TABEL 56
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 0 - - - - - - - - - - - - - - - -
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
NONAMA RUMAH
SAKITaJUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
PASIEN KELUAR(HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWAT GDR NDR
TABEL 57
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKITPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
NONAMA RUMAH
SAKITaJUMLAH
TEMPAT TIDURPASIEN KELUAR(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARIPERAWATAN
JUMLAH LAMADIRAWAT BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 0 0 - - - 0% - - 0,0
2
3
4
5
6
7
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH JUMLAHDIPANTAU % DIPANTAU JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7
1 PIASA WETAN #DIV/0! #DIV/0!
2 PAKIKIRAN #DIV/0! #DIV/0!
3 BRENGKOK #DIV/0! #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON #DIV/0! #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN #DIV/0! #DIV/0!
6 KEMRANGGON #DIV/0! #DIV/0!
7 KARANGSALAM #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) - - #DIV/0! - #DIV/0!
Sum
TABEL 58
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS)
RUMAH TANGGANO DESA
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 PIASA WETAN385 279
72,47 10670
66,0410
14,28571429 289
75
2 PAKIKIRAN843 580
68,80 263130
49,4322
16,92307692 602
71
3 BRENGKOK705 519
73,62 186100
53,7615
15 534
76
4 PANERUSAN KULON771 516
66,93 255150
58,8220
13,33333333 536
70
5 PANERUSAN WETAN867 670
77,28 197100
50,7618
18 688
79
6 KEMRANGGON995 686
68,94 309170
55,0218
10,58823529 704
71
7 KARANGSALAM1112 728
65,47 384170
44,2725
14,70588235 753
68
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.678 3.978 70 1.700 890 52 128 14 4.106 72
PERSENTASE RUMAH SEHAT
2017 2018
RUMAH MEMENUHI SYARAT(RUMAH SEHAT) RUMAH DIBINA RUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARATRUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
Sumber: ……………………..
NO DESAJUMLAH
SELURUHRUMAH
JUMLAHRUMAH YANG
BELUMMEMENUHI
SYARAT
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 60
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 PIASA WETAN - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
2 PAKIKIRAN - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
3 BRENGKOK - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
4 PANERUSAN KULON - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
5 PANERUSAN WETAN - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
6 KEMRANGGON - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
7 KARANGSALAM - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) - 0 0 - 0 - 0 - 0 - - 0,00 0 0 0 0,00
Sumber: ………………… (sebutkan)
JUM
LAH
%
MEMENUHISYARATPENDUDUK
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
PENDUDUKYANG MEMILIKI
AKSES AIRMINUM
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT
MEMENUHISYARAT
MEMENUHISYARAT
MEMENUHISYARAT
MEMENUHISYARAT
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SAR
ANA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
KPE
NG
GU
NA
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK)
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN
NO DESA
TABEL 61
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7
1 PIASA WETAN 0 0 0,00 0 0
2 PAKIKIRAN 0 0 0,00 0 0
3 BRENGKOK 2 1 50,00 1 100
4 PANERUSAN KULON 0 0 0,00 0 0
5 PANERUSAN WETAN 0 0 0,00 0 0
6 KEMRANGGON 3 2 66,67 2 100
7 KARANGSALAM 2 2 100,00 2 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 5 71,43 5 100
Sumber: ………………… (sebutkan)
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA MEMENUHI SYARAT(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO PUSKESMAS
JUMLAHPENYELENGGARA
AIR MINUM
TABEL 62
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
KP
EN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
KP
EN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
KP
EN
GG
UN
A
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
KP
EN
GG
UN
A
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 PIASA WETAN - - - - 0 - - - - 0
2 PAKIKIRAN - - - - 0 - - - - 0
3 BRENGKOK - - - - 0 - - - - 0
4 PANERUSAN KULON - - - - 0 - - - - 0
5 PANERUSAN WETAN - - - - 0 - - - - 0
6 KEMRANGGON - - - - 0 - - - - 0
7 KARANGSALAM - - - - 0 - - - - 0
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - 0 - - - - 0
Sumber: ………………… (sebutkan)
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
PENDUDUKDENGAN AKSESSANITASI LAYAKMEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
NO DESA
JUM
LAH
PEN
DU
DU
K
JUM
LAH
SA
RA
NA
JUM
LAH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JUM
LAH
SA
RA
NA
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN
JENIS SARANA JAMBANKOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
TABEL 63
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PIASA WETAN 1 1 100 1 100 0 0
2 PAKIKIRAN 1 1 100 1 100 0 0
3 BRENGKOK 1 1 100 1 100 0 0
4 PANERUSAN KULON 1 1 100 1 100 0 0
5 PANERUSAN WETAN 1 1 100 0 0 0 0
6 KEMRANGGON 1 1 100 1 100 0 0
7 KARANGSALAM 1 1 100 1 100 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 7 7 100 6 85,7142857 0 0
Sumber: ………………… (sebutkan)
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA MELAKSANAKANSTBM
DESA STOP BABS(SBS) DESA STBMNO DESA JUMLAH DESA/
KELURAHAN
TABEL 64
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
SD
SLT
P
SLT
A
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
HS
AK
IT U
MU
M
BIN
TAN
G
NO
NB
INTA
NG
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
JUM
LAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 PIASA WETAN1 - - - - - -
1 1 100,0 - - - - 0 0 - - 0 - - - 1 100,0
2 PAKIKIRAN2 - - 1 - - -
3 1 50,0 - - - - 1 100 - - 0 - - - 2 66,7
3 BRENGKOK3 - - - - - -
3 2 66,7 - - - - 0 0 - - 0 - - - 2 66,7
4 PANERUSAN KULON2 1 - - - - -
3 1 50,0 1 100,0 - - 0 0 - - 0 - - - 2 66,7
5 PANERUSAN WETAN3 1 1 - - - -
5 2 66,7 1 100,0 1 100,0 0 0 - - 0 - - - 4 80,0
6 KEMRANGGON3 - - - - - -
3 2 66,7 - - - - 0 0 - - 0 - - - 2 66,7
7 KARANGSALAM2 - - - - - -
2 1 50,0 - - - - 0 0 - - 0 - - - 1 50,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 16 2 1 1 0 0 0 20 10 62,5 2 100,0 1 100,0 1 100 0 - 0 - 0 - 14 70,0
Sumber: …………………….. (sebutkan)
NON BINTANGSLTP
TEMPAT-TEMPATUMUMRUMAH SAKIT
UMUM
SARANA KESEHATAN
NO DESA
HOTEL
SLTA BINTANGHOTEL
SD
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN
JUM
LAH
TTU PUSKESMAS
SARANAKESEHATANSARANA PENDIDIKAN
TABEL 65
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JASA BOGARUMAHMAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIRMINUM(DAM)
MAKANANJAJANAN TOTAL % JASA BOGA
RUMAHMAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIRMINUM(DAM)
MAKANANJAJANAN TOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 PIASA WETAN 19 3 0 0 7 10 52,63 1 0 0 8 9 47,37
2 PAKIKIRAN 44 3 0 0 14 17 38,64 1 0 0 26 27 61,36
3 BRENGKOK 26 3 0 2 8 13 50,00 1 0 0 12 13 50,00
4 PANERUSAN KULON 12 1 0 0 7 8 66,67 0 0 0 4 4 33,33
5 PANERUSAN WETAN 18 3 0 0 9 12 66,67 1 0 0 5 6 33,33
6 KEMRANGGON 18 2 0 3 7 12 66,67 2 0 0 4 6 33,33
7 KARANGSALAM 21 3 0 2 10 15 71,43 1 0 0 5 6 28,57
JUMLAH (KAB/KOTA) 158 18 0 7 62 87 55,06 7 0 0 64 71 44,94
Sumber: …………………….. (sebutkan)
0
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
NO DESA JUMLAHTPM
TABEL 66
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
JAS
A B
OG
A
RU
MA
H M
AK
AN
/R
ES
TOR
AN
DE
PO
T A
IRM
INU
M (D
AM
)
MA
KA
NA
NJA
JAN
AN
TOTA
L
JAS
A B
OG
A
RU
MA
H M
AK
AN
/R
ES
TOR
AN
DE
PO
T A
IRM
INU
M (D
AM
)
MA
KA
NA
NJA
JAN
AN
TOTA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 PIASA WETAN
2 PAKIKIRAN
3 BRENGKOK
4 PANERUSAN KULON
5 PANERUSAN WETAN
6 KEMRANGGON
7 KARANGSALAM
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: …………………….. (sebutkan)
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
NO DESA
JUM
LAH
TP
M T
IDA
KM
EM
EN
UH
I SY
AR
AT
PE
RS
EN
TAS
E T
PM
DIB
INA
JUM
LAH
TP
MM
EM
EN
UH
I SY
AR
AT
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
PE
RS
EN
TAS
E T
PM
DIU
JI P
ETI
K
TABEL 67
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL
PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN
PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 81 Alopurinol tablet 100 mg tablet #DIV/0!2 Aminofilin tablet 200 mg tablet #DIV/0!3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet #DIV/0!4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet #DIV/0!7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol #DIV/0!8 Metampiron tablet 500 mg tablet #DIV/0!9 Metampiron injeksi 250 mg ampul #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :AluminiumHidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg
tablet #DIV/0!
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +polimiksin 10.000 IU/g
tube #DIV/0!
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +Heksaklorofen 250 mg
supp #DIV/0!
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + AsamSalisilat 3%
pot #DIV/0!
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet #DIV/0!15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mgtablet #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial #DIV/0!17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet #DIV/0!18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul #DIV/0!23 Betametason krim 0,1 % krim #DIV/0!24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul #DIV/0!25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol #DIV/0!28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet #DIV/0!29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul #DIV/0!30 Diazepam tablet 2 mg tablet #DIV/0!31 Diazepam tablet 5 mg tablet #DIV/0!32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul #DIV/0!37 Etakridin larutan 0,1% botol #DIV/0!38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul #DIV/0!40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet #DIV/0!41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol #DIV/0!44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul #DIV/0!45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet #DIV/0!46 Furosemid tablet 40 mg tablet #DIV/0!47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 gsach #DIV/0!
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol #DIV/0!50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet #DIV/0!51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet #DIV/0!52 Gliserin botol #DIV/0!53 Glukosa larutan infus 5% botol #DIV/0!54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet #DIV/0!57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet #DIV/0!59 Haloperidol tablet 5 mg tablet #DIV/0!60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet #DIV/0!61 Hidrkortison krim 2,5% tube #DIV/0!62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet #DIV/0!63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet #DIV/0!64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet #DIV/0!65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet #DIV/0!66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet #DIV/0!67 Kaptopril tablet 25 mg tablet #DIV/0!68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol #DIV/0!73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet #DIV/0!74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet #DIV/0!77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet #DIV/0!78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
Sulfadoxin 500 mgtablet #DIV/0!
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
botol #DIV/0!
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol400 mg, Trimetoprim 80 mg
tablet #DIV/0!
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol100 mg, Trimetoprim 20 mg
tablet #DIV/0!
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
NO NAMA OBAT SATUANTERKECIL KEBUTUHAN TOTAL
PENGGUNAAN SISA STOK JUMLAHOBAT/VAKSIN
PERSENTASEKETERSEDIAANOBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial #DIV/0!85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet #DIV/0!
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul #DIV/0!92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet #DIV/0!94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol #DIV/0!96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet #DIV/0!99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol #DIV/0!100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube #DIV/0!101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial #DIV/0!102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul #DIV/0!103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol #DIV/0!104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!105 Paracetamol tablet 500 mg tablet #DIV/0!106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet #DIV/0!108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet #DIV/0!109 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!110 Povidon Iodida larutan 10 % botol #DIV/0!111 Prednison tablet 5 mg tablet #DIV/0!112 Primakuin tablet 15 mg tablet #DIV/0!113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet #DIV/0!114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!117 Ringer Laktat larutan infus botol #DIV/0!118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap
4%tube #DIV/0!
119 Salisil bedak 2% kotak #DIV/0!120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial #DIV/0!121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul #DIV/0!124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul #DIV/0!126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol #DIV/0!128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul #DIV/0!130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul #DIV/0!131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet #DIV/0!132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet #DIV/0!134 Vaksin Rabies Vero vial #DIV/0!135 Vitamin B Kompleks tablet tablet #DIV/0!
VAKSIN136 BCG vial 70 47 23 70,00 100,00137 T T vial 20 14 6 20,00 100,00138 D T vial 40 38 2 40,00 100,00139 CAMPAK 10 Dosis vial 60 513 57 570,00 950,00140 POLIO 10 Dosis vial 60 27 33 60,00 100,00141 DPT-HB-HIB vial 70 60 58 118,00 168,57142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 35 15 20 35,00 100,00143 POLIO 20 Dosis vial 65 40 25 65,00 100,00144 CAMPAK 20 Dosis vial 180 252 28 280,00 155,56
TABEL 68
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKANPUSKESMAS SUSUKAN 2
TAHUN 2018
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 0 0 0 0 -2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 -
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 0 0 0 0 - - JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 0 0 0 0 -
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 1 0 0 0 13 PUSKESMAS KELILING 0 0 1 0 0 0 14 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 0 0 0 0 -
1 RUMAH BERSALIN 0 0 1 0 0 0 -2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 0 -3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 0 -5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 -7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 0 0 0 0 -
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 -6 APOTEK 0 0 0 0 0 1 17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 0 -8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 1 1
Sumber: ……................ (sebutkan)
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
SARANA PELAYANAN LAIN
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NO FASILITAS KESEHATAN
TABEL 69
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 -
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 -
Sumber: ……………… (sebutkan)
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
TABEL 70
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 PIASA WETAN 0 0 #DIV/0!
2 PAKIKIRAN 0 0 #DIV/0!
3 BRENGKOK 0 0 #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON 0 0 #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN 0 0 #DIV/0!
6 KEMRANGGON 0 0 #DIV/0!
7 KARANGSALAM 0 0 #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
Sumber: ……………………. (sebutkan)
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
NO DESAJUMLAH
POSYANDU AKTIF
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA
STRATA POSYANDUPRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 71
POSKESDES POLINDES POSBINDU POSMALDES POS TB DESA1 2 3 4 5 6 7 8
1 PIASA WETAN
2 PAKIKIRAN
3 BRENGKOK
4 PANERUSAN KULON
5 PANERUSAN WETAN
6 KEMRANGGON
7 KARANGSALAM
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 -
Sumber: ………. (sebutkan)
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)NO DESA DESA/KELURAHAN
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 72
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 PIASA WETAN #DIV/0!
2 PAKIKIRAN #DIV/0!
3 BRENGKOK #DIV/0!
4 PANERUSAN KULON #DIV/0!
5 PANERUSAN WETAN #DIV/0!
6 KEMRANGGON #DIV/0!
7 KARANGSALAM #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
Sumber: ………. (sebutkan)
JUMLAH DESA SIAGA
DESA/KELURAHAN SIAGA
NO DESAJUMLAHDESA/
KELURAHAN
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TABEL 73
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Susukan 2 - - - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - -
1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
Keterangan : a termasuk S3
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGI DOKTERSPESIALIS GIGI TOTAL
Sumber: ……………… (sebutkan)
NO UNIT KERJA
TABEL 74
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Susukan 2 9 1 3 4 0 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 9 1 3 4 0 1 1
1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 0 0 0,00 0 0 0,00
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 1 3 4 0 1 1
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 89,69 20,11 5,03
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
PERAWATa PERAWAT GIGINO UNIT KERJA BIDAN
TABEL 75
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
TENAGA TEKNISKEFARMASIANa APOTEKER
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
1 Puskesmas Susukan 2 - - - - 1 1 - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - 1 1 - 1 11 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATKLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - -RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KEFARMASIAN
TOTALNO UNIT KERJA
TABEL 76
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGANL P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 81 Puskesmas Susukan 2 - 1 1 1 - 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 1 1 1 - 11 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATKLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) - 1 1 1 - 1RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,027399326 5,027399326
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TABEL 77
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Susukan 2 - 1 1 - - - - 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - 1 1 - - - - 1 11 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATKLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) - 1 1 - - - - 1 1RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,027399326 0 5,027399326
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
TOTALNO UNIT KERJA
TABEL 78
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTURL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 171 Puskesmas Susukan 2 - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATKLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - -RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0 0 0 0 0
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDISNO UNIT KERJA TOTAL
TABEL 79
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Susuykan 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAINKLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATKLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0
Sumber: ……………… (sebutkan)Keterangan:
*yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
TEKNISIKARDIOVASKULER JUMLAH
NO UNIT KERJA
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISIELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI ANALISIS
KESEHATANREFRAKSIONIS
OPTISIEN ORTETIK PROSTETIKREKAM MEDIS DAN
INFORMASIKESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSIDARAH
TABEL 80
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Susukan 2 1 2 3 1 1 2 2 3 5
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 2 3 1 1 2 2 3 51 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAININSTITUSI DIKNAKES/DIKLATDINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) 1 2 3 1 1 2 2 3 5
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KESEHATAN LAINNYAPENGELOLA PROGRAM
KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYANO UNIT KERJATOTAL
TABEL 81
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Puskesmas Susukan 2 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintahdan swasta dan termasukpula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAININSTITUSI DIKNAKES/DIKLATDINAS KESEHATAN KAB/KOTAJUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Sumber: ……………… (sebutkan)
TENAGA PENDIDIK TENAGAKEPENDIDIKAN JURUNO UNIT KERJA
TOTAL
JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA NON KESEHATANPEJABAT
STRUKTURALSTAF PENUNJANG
ADMINISTRASISTAF PENUNJANG
TEKNOLOGISTAF PENUNJANG
PERENCANAAN
TABEL 82
PUSKESMAS SUSUKAN 2TAHUN 2018
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
a. Belanja Langsung 177.043.000 99,91
b. Belanja Tidak Langsung
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- Dana Dekonsentrasi
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 419.592.000 95,27
- ASKESKIN
- Lain-lain (sebutkan)
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN
596.635.000 96,6
Sumber: ……................ (sebutkan)
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
top related