gm bab iii

Post on 23-Jan-2016

42 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

GM Bab III

TRANSCRIPT

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

BAB III

PARAMENTER BENTANG ALAM SUNGAI

3.1 Pengertian Sungai

Dalam parameter bentang alam ini dijelaskan tentang berbagai dan

bentuk– bentuk serta pola aliran sungai dengan berbagai macam dengan

beberapa stadia sungai khusus pada masalah yang berkaitan dengan

sungai.

Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera,

Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah

sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum

menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara

yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau

tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa

bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa

anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air

biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di

sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut

dikenali sebagai muara sungai.

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air

dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun,

mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai

juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan

sedimen dan polutan.Sungai itu terbentuk dengan adanya aliran air dari

satu atau beberapa sumber air yg berada di ketinggian. Misalnya di sebuah

puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air hujan sangat banyak jatuh

di daerah itu, kemudian terkumpul di bagian yg cekung, lama kelamaan

dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya mengalir keluar melalui bagian

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

bibir cekungan yg paling mudah tergerus air, selanjutnya air itu akan

mengalir di atas permukaan tanah yg paling rendah, mungkin mula mula

merata, namun karena ada bagian~bagian di permukaan tanah yang tidak

begitu keras, maka mudahlah terkikis, sehingga menjadi alur~alur yang

tercipta makin hari makin panjang, seiring dgn makin deras dan makin

seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin

dalam, alur itu akan berbelok, atau bercabang, apabila air yg mengalir

disitu terhalang oleh batu sebesar alur itu,atau batu yg banyak, demikian

juga dgn sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yg mengalir

dari atas, kemudian menemukan bagian~bagian yg dpt di tembus ke bwh

permukaan tnh dan mengalir ke arah dataran yg rendah. lama kelamaan

sungai itu akan semakin lebar.

Pada tahun 1880 an seorang geologist berkebangssan Amerika,

William Davis Morris, berpendapat bahwa sungai dan lembahnya ibarat

organisme hidup. Sungai berubah dari waktu ke waktu, mengalami masa

muda, dewasa, dan masa tua. Menurut Davis, siklus kehidupan sungai

dimulai ketika tanah baru muncul di atas permukaan laut. Hujan kemudian

mengikisnya dan membuat parit, kemudian parit-parit itu bertemu

sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air pada daerah

yang cekung, tapi kemudian hilang sebagai sebagai sungai dangkal.

Kemudian memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya

membentuk sisi yang curam, lembah bentuk V. Anak-anak sungai

kemudian tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari

pohon. Semakin tuan sungai, lembahnya semakin dlam dan anak-anak

sungainya semakin panjang.

Pola pengaliran adalah rangkaian bentuk aliran-aliran sungai pada

daerah lemah tempat erosi mengambil bagian secara aktif serta daerah

rendah rendah tempat air permukaan mengalir dan berkumpul

(A.D.Howard, 1967). Kalimat di atas dapat dipahami sebagai:

1. Rangkaian bentuk aliran-aliran sungai : terdapat lebih dari satu aliran

sungsai dan terdiri diatas aliran utama, cabang, dan ranting sungai.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

2. Pada daerah lembah : atau zona lembah, yaitu bidang perlapisan,

bidang kekar dan sesar atau bidang diskontinuitas.

3. Tempat erosi mengambil bagian secara aktif : artinya terdapat daya

tahan terhadap erosi yang berbeda-beda, tergantung batuannya

(litologi).

4. Daerah rendah tempat air permukaan mengalir dan berkumpul : faktor

lereng dan bentuk lahan.

Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pola pengaliran merupakan fungsi dari:

1. Topografi (kelerengan)

2. Bentuk lahan

3. Tingkat erosi (resistensi batuan)

4. Litologi (ukuran butir-pelapukan)

5. Struktur geologi (kekar,sesar,lipatan,dan perlapisan batuan).

6. Iklim (curah hujan dan vegetasi) serta infiltrsi (peresapan).

3.2 Bagian dan Bentuk Sungai

Pembagi salah satu bentuk dari elok dengan pengeringan sungai

mempunyai dua bagian dan dari bentuk tersendiri dan bagian ini dapat

terjadi karna dalam proses mempunyai tingkat terosi, kerapatan sungai

jenis suatu litologi, pola struktur serta kondisi morfologi daerah sehingga

membentuk pola aliran sungai yang teratur.

3.2.1 Hulu sungai

Adalah letak pengeringan berjalan biasanya dimulai pada

daerah yang mempunyai ketinggian yang lebih dari yang

lain.Bagian hulu merupakan bagian awal dari sebuah sungai.

Biasanya bagian ini terletak di pegunungan. Pada bagian ini,

lembah sungai memiliki bentuk menyerupai huruf V. Ciri cirinya

adalah, sungai sungai dibagian hulu memiliki aliran yang sangat

deras dan sungai sungainya lumayan dalam. Hal ini di karenakan

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

karena leteknya yang di daerah pegunungan yang memiliki

kemiringan cukup curam. Sehingga air akan sangat cepat untuk

mengalir ke bawah. Proses yang terjadi disini adalah proses erosi.

Proses erosi sendiri diakibatkan oleh aliran yang sangat deras tadi.

Karena aliran ini juga lah, air akan menggerus sungai dengan

sangat cepat, sehingga lembah sungai ini membentuk huruf V.

3.2.2 Tengah sungai

Ialah tengah sungai adalah daerah dimana sungai mencapai

setengah perjalanan, daerah ini ditandai dengan adanya daerah

dataran banjir, daerah erosi, aktif dan daerah pengendapan dan lain

sebagainya.Bagian tengah adalah lanjutan dari bagian hulu tadi.

Bagian tengah biasanya memiliki cirri lembah sungai membentuk

huruf U. Hal ini dikarenakan kondisi lokasinya yang tidak curam

lagi, melainkan landai. Hal ini mengakibatkan aliran air tidak

begitu deras. Karena air tidak terlalu deras, maka proses erosi disini

sidah tidak begitu dominan. Masih ada proses erosi, tetapi itu kecil

sekali. Proses yang dominan terjadi di daerah ini adalah

transportasi. Maksudnya adalah, hasil dari erosi yang terjasi di

bagian hulu tadi, dibawa oleh air menuju ke daerah bawahnya,

kearah hulu.

3.2.3 Hilir sungai

Hilir sungai dalah bagian terakhir dari perjalanan sungai

ataupun juga biasa disebut dengan kata akhir sungai, terdapat pada

daerah samudra, sedangkan pada bagian hilir daerah ini sering

ditandai oleh adanya dataran banjir yang luas daerah

pengendapan.Bagian hilir adalah bagian sungai terakhir, yang

akhirnya bagian ini akan mengantar sungai itu ke laut (muara). Ciri

cirri bagian ini adalah, lembah sungai disini tidak berbentuk V atau

U lagi, tetapi lebih menyerupai huruf U yang lebar. Sungai di

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

daerah hilir ini biasanya sudah ber-meander (Berliku liku). Di

daerah ini proses yang dominan adalah sedimentasi. Artikel

partikel hasil erosi di bagian hulu, yang kemudian di transportasi di

bagian tengah, akan di endapkan di bagian hilir ini. Jika sungai

bermuara di laut yang permukaan bawah lautnya landai, dan arus /

gelombangnya tidak besar, maka kemungkinan akan terbentuk

delta.

Gambar 3.1 Bagian sungai

3.2.4 Bentuk / Tipe Sungai

Berdasarkan bentuk atau tipe sungai, yaitu :

1. Sungai consequent lateral : sungai yang arah alirannya

menurunilereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi

seperti dome, blockmountain, atau dataran yang baru terangkat.

2. Sungai consequent longitudinal : sungai yang alirannya sejajar

dengan antiklinal.

3. Sungai subsequent : sungai yang arah alirannya menuju ke

sungai konsekuen lateral.

4. Sungai superimposed : sungai yang mengalir pada lapisan

sedimen yang datar dan menutupi lapisan batuan di bawahnya.

5. Sungai antecedent : sungai yang arah alirannya tetap karena

dapat mengimbangi pengangkatan.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

6. Sungai resequent : sungai yang arah alirannya sejajar dengan

sungai konsekuen lateral dan menuju ke sungai subsekuen.

7. Sungai obsequen : sungai yang mengalir menuruni permukaan

patahan, arahnya berlawanan dengan dip patahan.

8. Sungai insequent : sungai yang arah aliran airnya tidak

mengikuti perlapisan batuan sehingga arahnya tidak menentu.

9. Sungai reverse : sungai yang kekuatan erosinya tidak mampu

mengimbangi pengangkatan, sehingga mengubah arah untuk

menyesuaikan diri.

10. Sungai composit : sungai yang mengalir dari daerah yang

berlainan struktur geologinya.

11. Sungai anaclinal : sungai yang mengalir di suatu daerah

yang terangkat yangarahnya berlawanan dengan arah aliran

sungai.

12. Sungai compound : sungai yang membawa air dari daerah

yang berlawanan geomorfologinya.

Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga

macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.

1. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan

atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang

ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

2. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari

pencairan es.Contoh sungai yang airnya benar-benar murni

berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh dikatakan tidak

ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang

berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman

(yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai

contoh jenis sungai ini.

3. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari

pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai

Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai

dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai

periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.

1. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang

tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai

Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai

Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan

airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.

Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya

sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah.

Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta

serta sungai Brantas di Jawa Timur.

3. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau

airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh

sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba.

4. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada

saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir

sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan

sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai

dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai

subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen

yaitu :

1. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir

mengikuti arah lereng awal.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

2. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran

airnya mengikut strike batuan.

3. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan

arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan

kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.

4. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir

mengikuti arahkemiringan lapisan batuan dan bermuara di

sungai subsekuen.

5. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol

oleh litologi maupun struktur geologi.

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi

dua yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.

1. Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan

arah aliran airnya walau pun ada struktur geologi (batuan) yang

melintang.Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga

mampu menembus batuan yang merintanginya.

2. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan

prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

3.3 Orde Sungai

Sungai dapat diamati melalui susunan, dari tingkat kepanjangan

sungai, mengemukakan tentang aliran sungai antara lain :

- Horton

- Stahler

- Sheve

3.4 Pola Aliran Sungai

Sungai –sungai induk, cabangnya secara keseluruhan bentuk pola

jaringan, pola jaringan tersebut dengan berjalannya waktu, suatu sistem

jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu diantara saluran

utama dengan cabang –cabang dan pembentukan pola pengaliran ini

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat

diklafikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya.Bentuk atau pola

berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi

bawah permukaan. Saluransaluran sungai berkembang ketika air

permukaan (surface runoff) meningkat pada batuan dasarnya kurang

resisten terhadap erosi. Macam-macam pola pengaliran :

3.4.1 Denritik

Adalah berbentuk dahan seperti dengan rantingnya, pohon

tidak akan dipengaruh dengan risistensi batuan. Misalnya pada

batuan granit, atau dataran dengan lapisan batuan yang relatif

horizontal.

1. Bentuk menyerupai cabang-cabang pohon.

2. Mencerminkan resistensi batuan atau homogenitas tanah yang

seragam.

3. Lapisan horisontal atau miring landai, kontrol struktur kurang

berkembang.

Gambar 3.2 Pola Sungai Dendritik.

3.4.2 Rectangular

Rectangular adalah membentuk bercabang – cabang

membentuk yang relative tegak lurus sama dengan lainnya.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

1. Aliran cabang sungai tegak lurus terhadap sungai induk.

2. Aliran memotong daerah secara tidak menerus.

3. Mencerminkan kekar/ sesar yang saling tegak lurus, tidak

serumit pola trellis.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Gambar 3.3 Pola Pengaliran Rectangular.

3.4.3 Pola Paralel

Paralel Adalah pola yang pada umumnya mencirikan lereng

yang curam tetapi juga dapat pada suatu daerah dengan cara

morfologi yang parallel memanjang.

Misalnya : pada lereng – lereng gunung api sampai dengan kaki

gunung biasanya akan berkembang dan akan menjadi pola denritik

dan trellis seperti :

1. Terbentuk aliran cabang-cabang sungai yang sejajar atau

paralel pada bentang alam yang memanjang.

2. Mencerminkan kelerengan yang cukup besar dan hampir

seragam.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Gambar 3.4 Pola Aliran Paralel

3.4.4 Pola Annular

Annular adalah pola yang melingkar rmeliputi batuan lunak

atau sebuah kubah yang trkikis puncaknya dan struktur basin dan

juga terjadi pada suatu intrusi bertipesu bawen dan cabangnya

dapat membentuk absek wen resek wen. Hal ini adalah merupakan

daerah bekas variasi dari daerah trellis.

1. Cabang sungai mengalir tegak lurus sungai utama yang

melingkar.

2. Pada sturktur kubah, cerkungan, atau pada intrusi stock yang

tererosi.

3. Sungai dikontrol pola sesar atau kekar pada bedrock.

Gambar 3.5 Pola Pengaliran Annular.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

3.4.5 Pola Trellis

Trellis adalah pola aliran yang membentuk tangga sering

kali didapati pada pegunungan dan kekar.

1. Terbentuk dari cabang-cabang sungai kecil yang berukuran

sama dengan aliran tegak lurus sepanjang sungai induk

subsekuen yang paralel.

2. Terdapat pada daerah lipatan, patahan yang paralel, daerah blok

punggungan pantai hasil pengangkatan dasar laut, daerah

vulkanik atau metasedimen derajat rendah dengan pelapukan

yang berbeda-beda.

Gambar 3.6 Pola Aliran Trellis

3.4.6 Radial

1. Bentuk aliran seolah memancar dari satu titik pusat berasosiasi

dengan tubuh gunung api atau kubah berstadia muda.

2. Dalam konsep Davis, pola radial ini adalah menyebar dari satu

titik pusat (sentrifugal), sedangkan klasifikasi lain menyatakan

pola radial mencakup dua sistem pola pengaliran yaitu :

sentrifugal dan sentripetal.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Gambar 3.7 Pola Pengaliran Radial Sentripetal

Gambar 3.8 Pola Pengaliran Radial Sentrifugal

3.4.7 Multibasinal

1. Pada daerah endapan antar bukit, batuan dasar yang tererosi.

2. Ditandai adanya cekungan-cekungan yang kering atau terisi air

yang saling terpisah, aliran yang terputus dan arah aliran yang

berbeda-beda.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

3. Pada daerah aktif gerakan tanah, vulkanik, dan elarutan batu

gamping.

Gambar 3.9 Pola Pengaliran Multi Basinal

2.4.8 Contorted

1. Terbentuk dari aliran cabang-cabang sungai yang relatif tegak

lurus terhadap sungai induk subsekuen yang melengkung.

2. Dibedakan dari recurved trellis dengan ciri daerahnya yang

tidak teratur, dikontrol struktur sesar, lipatan menunjam, atau

pada daerah labil.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Gambar 3.10 Pola pengaliran Sungai contorted

3.5 Stadia Sungai

Stadia sungai adalah sungai bias diartikan sebagai tingkatan suatu

kedewasaan atau umur pada sungai. Dalam hal ini biasanya dapat

ditentukan oleh perbandingan oleh daya erosi vertical dan horizontal suatu

tempat. Dari sebuah sungai dengan cabangnya mempunya istaliserosi yang

berbeda – beda setiap dari segmen secara longitoginal.

Dari sebuah sungai dengan cabang-cabang akan mempunyai stadia

erosi yang berbeda pada setiap segmen longitudinal ,maka stadia sungai

dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

3.5.1 Sungai Stadia Muda

1. Lembah yang sempit tebingnya sangat curam.

2. Sungai relatif lebih lurus.

3. Erosi vertikalnya lebih kuat dibandingkan dengan erosi

4. Bentuk lembahnya menyerupai huruf V.

5. Biasanya jarang dijumpai adanya perkampungan disekitarnya.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

6. Didapati bentuk air terjun oleh struktur oleh batuan dasar,

kekerasan batuan dan sebagainya.

Gambar 3.11 Sungai Stadia Muda

3.5.2 Sungai Stadia Dewasa

1. Sungai menunjukan adanya meader.

2. Didapati adanya dataran banjir fleadpalin dan tetap masih akan

sempit.

3. Erosi vertikal dan horizontalnya dapat dikatakan akan masih

seimbang.

4. Mulai dijumpai adanya perkampungan dan relative lebih

banyak.

5. Dinding sungai tidak suram.

6. Pada sungai ini terdapat suatu kelokan (meander).

7. Didapat adanya daratan banjar (fload flaind) tetapi sempit.

8. Erosi vertikal relatif sama dengan erosi horizontal.

9. Bentuk lembah menyerupai huruf”U”.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Gambar 3.12 Sungai Stadia Dewasa

3.5.3 Sungai Stadia Tua

1. Sungai menunjukan adanya pola dataran banjir yang luas.

2. Banyak didapati adanya “oxbow lake” disekitar sungai.

3. Dijumpai lembah dataran (berbentuk seperti cawan) dan

adanya perkampungan.

4. Erosi horizontal lebih dominan dibandingkan polaerosi

vertikal.

5. Meander mulai berkurang.

6. Banyak didapat adanya “Oxbow Lake” didaerah sekitar sungai.

7. Dijumpai pola daratan banjar yang luas.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Gambar 3.13 Sungai Stadia Tua

3.6 Klasifikasi Sungai

Sungai dapat diklasifikasikan yang berdasarkan tiga klasifikasi,

yaitu :

3.6.1 Berdasarkan Genetik

Klasifikasi sungai secara genetic adalah klasifikasi

berdasarkan struktur dan relatifnya menurut stahler 1945

klasifikasinya terbagi menjadi empat jenis :

1. Sungai Konsekuen

Yaitu sungai yang mengalir dengan searah pada

kemiringan batuan dan hal ini merupakan sungai utama.

Apabila mengalir searah dengan kemiringan mulai dari daerah

Kubah, pegunungan blok yang baru terangkat, dataran pantai

terangkat mula-mula memiliki sungai konsekuen.

2. Sungai Subsekuen

Yaitu cabang dari sungai konsekuen dan menglir sejajar

jurus batuan strek. Mengalir dan membentuk lembah sepanjang

daerah lunak. Disebut juga ’strike stream’ karena

mengalirsepanjang jurus lapisan.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

3. Sungai Resekuen

Yaitu cabang dari sungai subsuken yang mengalir

searah pada sungai konsekuen. Mengalir berlawanan arah

dengan arah kemiringann lapisan dan juga berlawanan dengan

arah aliran sungaikonsekuen. Biasanya pendek dengan gradient

tajam, dan merupakan sungai musiman yang mengalir pada

gawir. Umumnya merupkan cabang dari sungai subsekuen.

4. Sungai Obsekuen

Yaitu cabang dari sungai subsekuen yang mengalir

sejajar dengan sungai konsekuen. Mengalir searah dengan

sungai konsekuen dan searah dengan kemiringan lapisan.

5. Sungai Insekuen

Merupakan sungai yang tidak jelas pengendaliannya

tidak mengikuti struktur batuan, dan tidak jelas mengikuti

kemiringan lapisan. Pola alirannya umumnya dendritik. Banyak

menyangkut sungai – sungai kecil.

6. Sungai Superimpos

Merupakan sungai yang mula – mula mengalir diatas

suatu daratan aluvial atau dataran peneplain, denganlapisan

tipis yang menutupinya sehingga sehingga lapisan dibawahnya

tersembunyi. Jika terdapat rejuvenasi maka sungai tersebut

kemudian mengikis perlahan-lahan endapan aluvial atau

lapisan penutup tersebut dan menyingkapkan lapisan tanpa

mengubah banyak pola aliran semula.

7. Sungai Asteseden

Sungai yang mengalir tetap pada pola alirannya

meskipun selama itu terjadi perubahan – perubahan struktur

misalnya sesar, lipatan,. Ini dapat terjadi jika struktur terbentuk

atau terjadi perlahan – lahan.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

8. Anaklinal

Dipergunakan untuk sungai anteseden didaerah yang

mengalami pengangkatan sedemikian sehingga kemiringannya

berlawanan dengan arah aliran sungai.

9. Compound Streams

Mengairi daerah dengan umur geomorfik yang

berbedabeda, ‘compound streams’ mengairi daerah dengan

struktur geologi yang berlainan. Banyak sungai-sungai besar

dapat dimasukan kedalam compound ataupun comporite

streams misalnya sungai Bengawan solo, Citarum, Asahan, dan

sebagainya.

3.6.2 Berdasarkan Kualitas Air

Klasifikasi ini didasarkan banyaknya kualitas air yang ada :

1. Sungai normal

Yaitu arah sungai alirannya tetap atau sepanjang tahun

tidak akan berubah.

2. Sungai Periodis

Yaitu sungai yang volume airnya besar dari pada musim

hujan, dan kecil pada musim kemarau.

3. Sungai Epiodis

Yaitu sungai yang mengalir pada musim hujan, apabila

musim kemarau artinya tidak mengalir, bahkan bagian hulu

kering.

3.6.3 BerdasarkanTektonik

Klasifikasi ini didasarkan pada control dari tektonik atau

control struktur yang ada tiga :

1. Sungai Patahan

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

Yaitu sungai yang mengalir mengikuti pada bidang sesar.

2. Sungai Antecedent

Yaitu sungainya terlebih dahulu ada kemudian terbentuk

lembah diiringi proses oroganesa.

3. Sungai Epigenetis

Yaitu lembahnya lebih dahulu ada dari pada terbentuknya

sungai.

3.6.4 Berdasarkan Debit Airnya

1. Sungai permanen

Yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif

tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan,

Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi dan Indragiri

di Sumatera.

2. Sungai periodik

Yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya

banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh

sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai

Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai

Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta

sungai Brantas di Jawa Timur.

3. Sungai intermittent atau sungai episodik

Yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim

penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering.

Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba

dan sungai Batanghari di Sumatera.

4. Sungai ephemeral

Yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim

hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

56

LAPORAN GEOMORFOLOGI 2013

jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini

airnya belum tentu banyak.

3.6.5 Sungai lapisan batuan yang dilalui

1. Sungai anaklinal

Yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan

karena tidak mapu mengimbangi pengangkatan batuan.

3.6.6 Berdasarkan sumber airnya.

1. Sungai hujan

Yaitu sungai yang berasal dari air hujan, sungai ini

banyak dijumpai di Pulau jawa dan kawasan Nusa Tenggara.

2. sungai gletser

Yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es, sungai ini

banyak dijumpai di negara yang beriklim dingin seperti sungai

gangga di India dan sungai phein di jerman.

3. sungai campuran

Yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es,

dapat dijumpai di Papua contohnya Sungai Digul dan sungai

Memberano.

FIKRI RIZKY ILHAMI

12.02.0008

top related