gangguan pada suhu dingin.ppt
Post on 01-Jan-2016
23 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
HIPOTERMIA
• DEFINISI– Penurunan suhu inti di bawah 35°C
• ETIOLOGI– Dalam lingkungan yang dingin terjadi
termoregulasi yg beruasaha mempertahankan suhu tubuh normal. Jika terpapar dingin terus menerus, lama kelamaan tubuh menjadi lelah dan tidak dapat menghasilkan panas.
• RESIKO– Malnutrisi, kondisi-kondisi kronis (seperti
penyakit Parkinson atau stroke)• Pasien cenderung sulit untuk dapat menghasilkan panas
lewat mobilisasi massa otot berkurang respon terhadap dingin (menggigil) menurun.
• Pasien malnutrisi memiliki tingkat metabolisme basal yang rendah, akibat dari penurunan massa otot dan cadangan lemak.
– Demensia• Respon perilaku terhadap dingin terganggu pada orang
dengan demensia, dan mereka tidak dapat mencari perlindungan atau pakaian hangat di suhu dingin
– Hipotiroidisme, hipopituitarism, dan hipoadrenalism
• Terjadi penurunan metabolisme
– Septicaemia, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan selulitis
• Sepsis dapat menyebabkan vasodilatasi perifer sehingga mempercepat kehilangan panas kulit.
• Pelepasan sitokin juga dapat mengganggu termoregulasi
– Konsumsi alkohol, intoksikasi akut, dan penyalahgunaan kronis
• Alkohol mengganggu proses glukoneogenesis, sehingga produksi panas berkurang
• Penggunaan alkohol kronis sama seperti kasus malnutrisi
– Zat penyalahgunaan (seperti ganja dan narkotika)
• Obat-obatan dapat mengurangi kesadaran seseorang dari lingkungan yg dingin
– Obat neuroleptik (misalnya klorpromazin• Obat ini mengganggu fungsi hipotalamus,
sehingga mengganggu termoregulasi
– Luka bakar, dermatitis berat, dan Psoriasis berat
• Mekanisme adaptif kulit terhadap dingin, seperti vasokonstriksi arteriol terganggu. Akibatnya panas hilang melalui penguapan cairan dari kulit
– Kemiskinan, kualitas buruk akomodasi, dan isolasi sosial
• Hidup dalam kualitas buruk dan akomodasi kurang menyebabkan hilangnya panas dengan konduksi ke udara sekitarnya dan oleh radiasi dari obyek dingin di sekitarnya.
– Tenggelam atau perendaman• Air memiliki konduktivitas yang lebih besar untuk
panas dibandingkan dengan udara
• STADIUM– Stadium I (Perangsangan)/ Hipotermia ringan 32-
35°C• Terjadi tremor otot hingga maksimal, akibatnya kecepatan
metabolisme basal sangat meningkat, semua sumber glukosa dipakai, dan penggunaan O2 meningkat sampai 6x
• Takikardi dan vasokonstriksi menimbulkan peningkatan tekanan darah
• Vasokonstriksi di daerah perifer menimbulkan nyeri• Pasien dari sadar bisa menjadi bingung bahkan apatis
– Stadium II (Kelelahan)/ Hipotermia sedang, 32-28°C
• Sumber glukosa tidak ada lagi (Hipoglikemia)• Terjadi bradikardia, aritmia, dan depresi
pernapasan• Pasien mulai berhalusinasi dan berperilaku
menyimpang tidak sadar• Tidak lagi dapat merasakan nyeri
– Stadium III (Paralisis)/ Hipotermia berat, + < 28°C
• Koma; refleks pupil hilang• Fibrilasi ventrikel, asistol, apnea• Terhentinya aliran darah ke otak
• PEMERIKSAAN– Urea dan elektrolit
• Hipotermia dapat menyebabkan gagal ginjal oliguri. Diduga akibat dari cardiac output rendah atau rhabdomyolysis. Hiperkalemia mungkin dapat terjadi
– Hitung darah lengkap• Trombositopenia dapat terjadi akibat dari
hepatosplenic sequestration. Volume sel sedikit meningkat sebagai akibat inti suhu tubuh turun.
– Glukosa• Penting untuk setiap pasien dengan penurunan tingkat
kesadaran.
– Koagulasi• Hipotermia dapat menyebabkan koagulopati, tapi ini sulit
untuk mendeteksi ini karena uji laboratorium dilakukan pada suhu tubuh 37 ° C, dan pada suhu ini koagulopati biasanya sudah terjadi
– Elektrokardiografi• Mendeteksi gelombang J klasik dan mendeteksi aritmia
– Gas Darah• Terjadi pembentukan asam laktat karena perfusi
jaringan yang buruk.
– Fungsi tiroid tes• Hipotiroidism adalah salah satu peneyebab
terjadinya hipotermia
top related