gangguan jiwa pada lansia
Post on 01-Jun-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 1/18
Gangguan Jiwa pada Lansia
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fsik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada
lansia. Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah
kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien eriatri dan Psikogeriatri
yang merupakan bagian dari erontologi, yaitu ilmu yang mempelajari
segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fsiologis, psikologis,
sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain. !imbulnya perhatian pada orang-
orang usia lanjut dikarenakan adanya si"at-si"at atau "aktor-"aktor khusus
yang mempengaruhi kehidupan pada usia lanjut.#ansia merupakan salah satu "ase kehidupan yang dialami oleh
indi$idu yang berumur panjang. #ansia tidak hanya meliputi aspek
biologis, tetapi juga psikologis dan sosial. Perubahan yang terjadi pada
lansia dapat disebut sebagai perubahan %senesens% dan perubahan
&senilitas'. Perubahan %senesens' adalah perubahan-perubahan normal
dan fsiologik akibat usia lanjut. Perubalian &senilitas' adalah perubahan-
perubahan patologik permanent dan disertai dengan makin memburuknya
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 2/18
kondisi badan pada usia lanjut. ementara itu, perubahan yang dihadapi
lansia pada amumnya adalah pada bidang klinik, kesehatan jiwa dan
problema bidang sosio ekonomi. leh karma itu lansia adalah kelompok
dengan resiko tinggi terhadap problema fsik dan mental.Proses menua pada manusia merupakan "enomena yang tidak
dapat dihindarkan. einakin baik pelayanan kesehatan sebuah bangsa
makin tinggi pula harapan hidup masyarakatnya dan padan gilirannya
makin tinggi pula jumlah penduduknya yang berusia lanjut. *emikian pula
di +ndonesia.*alam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lansia
sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fsik,
psikologis, spiritual dan sosial. al tersebut karena pendekatan dari satuaspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lansia yang
membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensi".sia lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahan kesehatan
jasmaniah saja, tapi juga permasalahan gangguan mental dalam
menghadapi usia senja. #ansia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan
manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan
harapan. anyak "aktor yang menyebabkan seorang mengalami
gangguan mental seperti depresi.
A. Defnisi Lanjut Usia#ansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk mempertahankan struktur dan "ungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
in"eksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. ( /ahyu, 0112)Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fsik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksisatu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah
kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada
lansia.Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari
masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promoto",
pre$enti", kurati" dan rehabilitati" serta psikososial yang menyertai
kehidupan lansia. *iperkirakan +ndonesia mulai tahun 3221 hingga 0104lansia (umur 51 ke atas) akan meningkat hingga 63,6 7 (geriatric and
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 3/18
psychigeriatric workshop training "or trainers, 0118) masalah yang paling
banyak adalah demensia, delerium, depresi, paranoid dan ansietas.9dapun tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut
3. Menyesuaikan diri terhadap ketahanan dan kesehatan yang berkurang.
0.
Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan berkurangnyapendapatan.
4. Menyesuaikan diri terhadap kemungkinan ditinggalkan pasangan hidup6. Mempertahankan kehidupan yang memuaskan dan mencari makna
hidup.:. Menjaga hubungan baik dengan anak5. Membina hubungan dengan teman sebaya dan berperan serta dalam
organisasi sosial
B. Batasan Umur pada Lanjut Usia*;PK; <+ membagi #ansia sebagai berikut=
3. Kelompok menjelang usia lanjut (6: - :6 tahun).0. Kelompok usia lanjut (:: - 56 tahun).4. Kelompok usia lanjut (5: tahun lebih ). (>arida, 0131)
edangkan / membagi lansia menjadi 4 kategori, yaitu=
3. sia lanjut = 51 - ?6 tahun0. sia !ua = ?: - 82 tahun4. sia sangat lanjut = @ 21 tahun
C. Penyebab Gangguan Jiwa pada Lansia3. Masalah keluarga0. Masalah interpersonal4. Penyakit6. Masalah sosial. (>arida, 0131)
D. Masalah Psi !s!sial yang Mun"ul pada Lansia3. *epresi
a.
!anda dan gejala>rekuensi tampak bertambah sesuai usia, meski laju relaps, yaitu
waktu antara dua episod depresi tampak berkurang. >rekuensi bunuh diri
juga naik tajam dengan penuaan. Aamun ada bukti baik bahwa ciri
tertentu depresi, yaitu gangguan obsesional dan "obik berkurang dengan
penuaan.tudi epidemiologik depresi pada manula diganggu oleh kebingungan
antara depresi dan demensia. 9nggota keluarga pasien demensia sering
membawa pasien dengan keluhan utama depresi tanpa adanya gangguan
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 4/18
mood sejati apapun. Psikiater harus mengenali kurangnya bicara,
melambatnya gait (cara berjalan), mendatarnya a"ek dan turunnya minat
dalam dan keterlibatan dengan akti$itas sosial dan personal, yang
semuanya menunjukkan depresi pada pasien muda, bila tanpa dis"oria jelas, pertanda demensia dini pada pasien tua. Penentuan kogniti" yang
akan menentukan defsit pada demensia, bila sesuai, dapat membuat
lebih jelas diagnosa demensia.*epresi dapat terjadi bersamaan dengan demensia dan merupakan
konkomitan sering dari stadium awal penyakit 9lBheimer (stadium 4-:
pada lobal *eterioration cale). ila depresi terjadi dalam konteks
penyakit 9lBheimer, gejala tersering adalah berlinang air mata, yang
sering disertai tanda awal gangguan tidur khas, kecurigaan, cemas, dan
agitasi, yang membentuk sindrom perilaku dari penyakit 9lBheimer. ejala
lain, yang mengingatkan pada depresi dalam konteks lain, dapat terjadi
pada sindrom depresi" dari penyakit 9lBheimer, termasuk keluhan somatik
dan perilaku obsesi". *is"oria per$asi" relati$e jarang sekali dan pasien
9lBheimer dengan depresi sangat jarang menunjukkan perilaku bunuh diri.
Pernyataan maneristik seperti &saya berharap saya mati,' sering
ditemukan pada penyakit 9lBheimer, tapi pernyataan itu tidak disertai
rencana bunuh diri, sikap atau tindakan kea arah itu.erbeda dengan psikosis, depresi tampak tak pernah terjadi pada
stadium lebih lanjut dari penyakit 9lBheimer, meski sering merupakan
mani"estasi paling awal dari penyakit itu dan dapat mendahului gejala
kogniti" sejauh banyak bulan atau tahun.*epresi juga sering terjadi bersama in"ark atau cidera otak lain,
dengan atau tanpa demensia serentak. Patologi yang menimpa regio otak
"rontal dipercayai khususnya terkait dengan simtomatologi a"ekti". *epresi
berkaitan dengan in"ark otak secara khas berkaitan dengan inkontinensia
emosional, yaitu episod mendadak menangis tanpa dis"oria per$asi$e,
konsisten, atau a"ekti".elain demensia dan trauma otak jelas, depresi pada manula sering
disebabkan oleh patologi fsik dengan etiologi beraneka. Misal, gangguan
elektrolit akibat diuretik saja atau bersamaan dengan obat lain dapat
menyebabkan presentasi gangguan mood, juga defsiensi $itamin 30
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 5/18
akibat malabsorpsi yang mungkin berkaitan dengan operasi saluran
cerna.b. !erapi
Penyakit depresi primer (idiopatik) pada manula bersi"at serius dan dalam
banyak hal merupakan keadaaan yang mengancam nyawa. Cara terapiyang harus diberikan prioritas meliputi antidepresan, ;C!, dan M9 -
inhibitor. ( arold, 3226)3) 9nti-depresan
emakin luas jenisnya, semuanya berpotensi berguna bagi manula.
*iantaranya paling disukai untuk manula adalah amina sekunder,
termasuk desipramin dan nortriptilin, sebagian karena mareka kurang
menimbulkan hipotensi dari pada amina tersier. *esipramin sangat
rendah e"ek samping antikolinergiknya dibandingkan antidepresan lain
umumnya, ini menguntungkan karena manula diketahui kurang akti"
"ungsi neurotransmitter kolinergik dan dipercaya khususnya peka
terhadap e"ek samping antikolinergik. Aortriptilin jgua sering di anggap
obat terpilih untuk manula karena mampu dipantau jendela terapeutik
berupa kadar darah berhubungan dengan reaksi klinis. >luoDetin dan
bupropion dapat berguna khususnya pada manula karena bere"ek
samping antikolenergik minimal. ( arold, 3226)0) ;C!
*apat menjadi terapi terpilih untuk depresi pada manula, khususnya
jika "aktor jantung membatasi atau memustahilkan obat antidepresen
atau jika penolakan makan merupakan ancaman akut bahkan masalah
mengancam jiwa. <isiko ;C! sangat rendah dan sering kurang dari
"armakoterapi. etiap risiko terapi harus dipertimbangkan terhadap risiko
depresi, terhadap status mental pasien dan setiap resiko bunuh diri.
( arold, 3226)4) M9 +
9man untuk manula bila diberikan dengan kewaspadaan laBim. Pada
manula, terapi depresi akibat penyakit lain tidak berbeda jauh dari terapi
depresi idiopatik kecuali bahwa terapi gangguan yang mendasari, jika
mungkin, dapat mendahului atau mengesampingkan perlunya menterapi
gejala a"ekti"nya secara lebih langsung. ila depresi dan demensia terjadi
bersamaan, terapi depresi mungkin dapat atau tidak mengakibatkanresolusi gangguan kogniti". Meski jika gangguan kogniti" remisi
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 6/18
seluruhnya, pada sekitar separuh kasus itu, gejala dini kehilangan kogniti"
akan jelas lagi dalam sekitar 0-4 tahun. ( arold, 3226)
0. angguan mania dan bipolar
9ngka relaps mania dan gangguan bipolar bertambah dengan usia.Panjang rata-rata episode morbid minimal sama pada pasien tua
dibandingkan yang lebih muda. Kebanyakan kasus penyakit bipolar mulai
sebelum usia :1, kemunculan sesudah usia 5: dianggap tak laBim. ila
suatu episode manik terjadi untuk pertama kalinya sesudah usia 5:, harus
dicurigai adanya patofsiologik (organik) etiologik mencolok. Kemungkinan
etiologi termasuk e"ek samping obat atau demensia konkomitan.
Pemakaian litium pada manula lebih berbahaya karena seringtimbulnya morbiditas berkaitan dengan usia dan perubahan "aali. #itium
diekskesi oleh ren dan bersihan renal yang menurun dan E atau penyakit
renal dapat menaikkan resiko keracunan. *iuretik tiaBid menurunkan
bersihan renal terhadap litium dan akibatnya pemakaian serentak obat-
obat itu dapat memerlukan penyesuaian dosis litium. bat lain dapat juga
mengganggu bersihan litium. #itium dapat menimbulkan e"ek P yang
mungkin lebih peka bagi manula. Karena "aktor-"aktor ini, pemantauankadar serum yang lebih sering dianjurkan bagi manula. ( arold, 3226)
4. kiBo"renia, status paranoid, dan psikosis kehidupan lanjut lain
a. !anda dan gejalaPemasukan awal ke rumah sakit jiwa untuk skiBo"ren memuncak dari
usia 0: hingga 46 dan relati" jarang sesudah usia 5:. Psikosis paranoid
dari aneka etiologi umumnya timbul pada pasien tua, termasuk banyak
pasien tua tanpa riwayat psikopatologi berarti pramorbid. *efsit sensorik
tampak merupakan predisposisi terhadap psikosis paranoid pada sebagian
pasien manula.Pada yang lainnya, CF* atau demensia berkaitan dengan munculnya
patologi. bat atau kausa patofsiologik lain harus digali dengan hati-hati
pada semua kasus. !emuan mutakhir menunjukkan bahwa paranoid dan
psikosis delusional pada kasus tertentu mungkin menjadi sebab demensia
degenerati" primer tipe 9lBheimer. Pada kasus lain, status ini mungkin
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 7/18
berkaitan dengan "aktor serebro$askular yang tidak selalu jelas
berdasarkan temuan klinis atau neuroimaging. Perubahan
neurotransmitter berkaitan dengan penuaan dapat juga menjadi
predisposisi psikosis pada manula.ecara lebih spesifk, pada manula penurunan aneka sistem
neurotransmitter telah ditunjukkan secara meyakinkan. Misalnya terdapat
penurunan "ungsi dopaminergik berkaitan dengan kehilangan sel
berkaitan usia pada substansia nigra, dengan atau tanpa gejala
parkinsonian jelas. Guga terdapat perubahan berkaitan usia pada "ungsi
noradrenergik berkaitan dengan bukti fsik kehilangan sel di lokus
seruleus. *emikian juga, perubahan sistem neurotransmitter kolinergik
berkaitan-usia terjadi berkaitan dengan turunnya akti$itas enBim
asetiltrans"erase kolin. ecara keseluruhan, perubahan neurokimia P ini
semua mengakibatkan penetapan ulang imbangan (resetting)
neurotransmitter P, dan dalam banyak hal perubahan itu dapat menjadi
predisposisi bagi psikosis pada manula. ( arold, 3226)b. !erapi
Perubahan system neurotransmitter P manula tampak berperan
besar, baik dalam etiologi maupun terapi psikosis. Pada umumnya psikosis
pada manula sering bereaksi terhadap dosis obat yang jauh lebih rendah
dibandingkan psikosis pada pasien lebih muda. Manula juga jauh lebih
peka terhadap banyak e"ek samping obat antipsikotik dibandingkan
pasien lebih muda. ( arold, 3226)
6. angguan ingatan berkaitan usia, penyakit 9lBheimer, dan gangguan
demensia lain.Perubahan kognisi adalah termasuk yang paling sering dan penting
(dalam hal morbiditas, mortalitas dan dampak terhadap anggota keluarga
dan masyarakat umumnya) daripada kondisi medis berkaitan dengan usia.
( arold, 3226)a. Penyakit 9lBheimer
Perubahan kognisi pada penuaan normal dan pada penyakit
9lBheimer progresi" terjadi dalam kesinambungan.3). tadium satu = normal = tanpa bukti objekti" atau subjekti" penurunan
kogniti".
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 8/18
0). tadium dua = normal untuk usia = keluhan subjekti" penurunan kogniti".
mumnya klien lebih dari 5: mengeluh subjekti" tak mengingat hal
seperti nama dan lokasi objek seperti halnya :-31 tahun silam.4). tadium tiga = kompatibel dengan penyakit alBheimer insipien = bukti
samar penurunan objekti" dalam tugas sosial atau pekerjaan kompleks.6). tadium empat = penyakit alBheimer ringan = defsit muncul jelas pada
wawancara klinis yang cermat.:). tadium lima = penyakit alBheimer sedang = defsit cukup berat hingga
pasien tak lagi dapat hidup lebih lama tanpa bantuan.5). tadium enam = penyakit alBheimer berat sedang = defsit cukup besar
hingga butuh bantuan dalam hal akti$itas kehidupan dasar sehari-hari.?). tadium tujuh = penyakit alBheimer berat = defsit cukup berat hingga
butuh bantuan terus menerus dalam akti$itas sehari-hari.!9 +A > A + A9# *9A P< <; + P9*9 P;A 99A A <M9# *9A
P;AH9K+! 9#I;+M;<
tadium
penilaia
n
"ungsio
nal
Karakteristik *iagnosis klinis
Perkiraan
lamanya
penyakit
alBeimer
3
0
4
6
:
5a
b
c
d
e
?a
b
!anpa penurunan
*efsit subjekti" dalam pencarian
kata
*efsit ditemukan dalam tugas
menuntut perhatian besar
Perlu bantuan dalam tugas
kompleks
Perlu bantuan dalam memilih
pakaian yang tepat
Perlu bantuan dalam berpakaian
Perlu bantuan untuk mandi dengan
benar
Perlu bantuan dengan mekanika
toilet
+nkonteninsia uri
*ewasa normal
*ewasa tua normal
esuai dengan
penyakit alBeimer
insipien
Penyakit alBeimer
ringan
Penyakit alBeimer
sedang
Penyakit alBeimer
berat sedang
Penyakit alBeimer
? tahun
0 tahun
38 bulan
: bulan
: bulan
: bulan
6 bulan
31 bulan
30 bulan
38 bulan
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 9/18
c
d
e"
+nkontinensia $okal
Kemampuan bicara terbatas
kepada sekitar enam kata
KhaBanah kata yang dapatdimengerti terbatas pada satu kata
Kemampuan ambulasi hilang
Kemampuian duduk tegak hilang
Kemampuan terseenyum hilang
Kemampuan mempertahankan
kepala tegak hilang
berat
30 bulan
30 bulan
38 bulan30 bulan
atau lebih
lama
b. *emensia multi in"ark+ni mrupakan sebab utama kedua dari demensia pada manula. +tu
paling sering terjadi bersamaan dengan penyakit 9lBheimer. tudi patologi
klasik menunjukkan sekitar :17 kasus demensia yang di autopsi
berkaitan dengan penyakit 9lBheimer saja, 0:7 dengan penyakit
9lBheimer berkaitan dengan "aktor serebro$askular, dan 3:7 dengan
demensia multi in"ark tanpa bukti neuropatologik penyakit 9lBheimer.
c. angguan demensia lain dan diagnosis banding demensiaKausa demensia lain termasuk penyakit pick, penyakit creutB"eldt-
jakob, korea huntington, demensia terkait alkohol (demensia KorsakoJ),
hidrose"alus tekanan normal, dan demensia akibat aneka gangguan "aali.3) Penyakit pick adalah demensia degenerati" yang sulit dibedakan secara
klinis dari penyakit alBeimer. ecara neuropatologis, itu berbeda karena
hasil pemeriksaan autopsi otak menunjukan badan pick dan bukan
karakteristik berkas neurofbrilar, plakat senil, atau degenerasi
granulo$askular dari penyakit alBeimer. Penyakit pick juga cenderungmengenai regio "rontal otak, sedang alBeimer jauh lebih di"us. Penyakit
pick berdistribusi usia lebih muda daripada alBheimer, menimbulkan jauh
lebih banyak demensia pada dekade keenam. ecara klinis, penyakit pick
tampak di tandai gambaran yang lebih ke lobus "rontal daripada penyakit
alBheimer. !ak ada terapi untuk penyakit pick.0) Penyakit creutB"eldt-jakob adalah kondisi yang langka menimpa sekitar
satu per sejuta orang ber$ariasi dan akut. eringkali penyakit ini
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 10/18
dibedakan dari penyakit alBhemier yang mungkin lebih cepat
perjalannanya atau berdasarkan patologi neural, $okal dan terlokaliasasi.4) Korea-huntington dapat tampil dengan ganguan demensia sebelum
munculnmya patologi korei"orm.6) idrose"alus tekanan normal ditandai oleh gangguan berjalan
inkontinensi uri, temuan neuro radiologi dan timbulnya relati" dini.:) *emensia akibat gangguan "aali beragam. !emuan positi" dari salah satu
studi ini harus di interpretasi oleh klinisi mereka mungkin menunjukan
suatu etiologi primer demensia yang mungkin dapat diobati, mereka
mungkin pertanda tambahan rudapaksa dalam konteks demenseia
degenerati". ( arold, 3226)
#. $a t!r%$a t!r yang Mempengaruhi &esehatan Jiwa Lansia9da beberapa "aktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
jiwa lansia. >aktor-"aktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak
sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia.9dapun beberapa "aktor yang dihadapi para lansia yang sangat
mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut=3. Penurunan Kondisi >isik
etelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi
adanya kondisi fsik yang bersi"at patologis berganda (multiple pathology),
misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi
makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. ecara umum kondisi
fsik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan
secara berlipat ganda. al ini semua dapat menimbulkan gangguan atau
kelainan "ungsi fsik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat
menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.*alam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fsik yang
sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fsik dengankondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada
usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersi"at mem"orsir fsiknya.
eorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik,
misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.0. Penurunan >ungsi dan Potensi eksual
Penurunan "ungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fsik seperti = angguan jantung,
gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, $aginitis, baru selesai
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 11/18
operasi = misalnya prostatektomi, kekurangan giBi, karena pencernaan
kurang sempurna atau na"su makan sangat kurang, penggunaan obat-
obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tran uiliBer. >aktor
psikologis yang menyertai lansia antara lain =a. <asa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada
lansiab. ikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat
oleh tradisi dan budaya .c. Kelelahan atau kebosanan karena kurang $ariasi dalam kehidupannya .d. Pasangan hidup telah meninggal .e. *is"ungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan
jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dan sebagainya.4. Perubahan 9spek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami
penurunan "ungsi kogniti" dan psikomotor. >ungsi kogniti" meliputi proses
belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain
sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.
ementara "ungsi psikomotorik (konati") meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
*engan adanya penurunan kedua "ungsi tersebut, lansia jugamengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan
kepribadian lansia.6. Perubahan yang erkaitan *engan Pekerjaan
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun.
Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati
hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering
diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.<eaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari
model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.Makin meningkatnya jumlah manula dalam masyarakat telah
melahirkan sejumlah penelitian psikologis tentang kemampuan orang
lanjut usia. Penelitian ini telah mengukuhkan bahwa orang lanjut usia
cenderung lebih lamban dalam pemahaman mental dan kurang mampu
melakukan tugas-tugas yang menuntut ia mempelajari hal-hal baru.
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 12/18
$. Gangguan Jiwa pada Usia Lanjut3. *elirium.
Merupakan indrom tak rganik ( ), yang ditandai dengan
Luktuasi kesadaran, apatis, somnolen, spoor, koma, sensiti", gangguan
proses berpikir. Konsentrasi pada lanjut usia akan mengalamikebingungan dan persepsi halusinasi $isual (pada umumnya). Psikomotor
akan mengikuti gangguan berpikir dan halusinasi0. Psikosa pada lansia
ejala gejala = awalnya idea of reference , waham, terkadang
sebagai penyerta demensia, premorbid, schiBo"renia4. 9buse pada lansia
!indakan yang disengaja atau kelalaian terhadap lansia baik dalam
bentuk malnutrisi, fsikEtenaga atau luka fsik, psikologis oleh orang lain
yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan nutrisi, pakaian,
pengawasan, pelayanan medis, rehabilitasi, dan perlindungan yang
dibutuhkan. Abuse, suatu tindakan kekerasan yang disengaja seperti kekerasan
fsik, mental dan psikologi, serta jenis penyiksaan lainnya yang tidak
dibenarkanNeglect, suatu keadaan di ana lansia yang tidak mampu untuk
memenuhi kebutuhan sendiri tidak mendapatkan bantuan dari keluargamaupun pemberi asuhan (caregi$er)
!indakan-tindakan yang dapat dilakukan sebagai berikuta. primer = pendekatan kepada komunitasElingkunganpeberi dukungan pada
lansia, memperkuat koping indi$idu dan keluarga, pola sehat lingkungan,
melihat tanda-tanda risiko tinggi.b. sekunder = diskusi,komunikasi yang e"ekti" dengan keluargac. tersier = tidak menoleransi kekerasan, mengharagai dan peduli pada
anggota keluarga, memprioritaskan kepada keamanan, tulus secara utuh
dan pendayagunaan. (>arida, 0131)6. angguan demensia
>aktor resiko demensia yang sudah diketahui adalah usia, riwayat
keluarga, dan jenis kelamin wanita. Perubahan khas pada demensia
terjadi pada kognisi, memori, bahasa, dan kemampuan $isuospasial, tapi
gangguan perilaku juga sering ditemui, termasuk agitasi, restlessness,
wandering, kemarahan, kekerasan, suka berteriak, impulsi", gangguan
tidur, dan waham.:. angguan depresi
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 13/18
ejala yang sering muncul pada gangguan depresi" adalah
menurunnya konsentrasi dan fsik, gangguan tidur (khususnya bangun
pagi terlalu cepat dan sering terbangun (multiple awakenings), na"su
makan menurun, penurunan berat badan, dan masalah-masalah padatubuh.
5. angguan kecemasan !ermasuk gangguan panik, ketakutan ("obia), gangguan obsesi"-
kompulsi", gangguan kecemasan yang menyeluruh, gangguan stres akut,
dan gangguan stres pasca trauma. !anda dan gejala ketakutan ("obia) pada lansia tidak seberat
daripada yang lebih muda, tetapi e"eknya sama. angguan kecemasan
mulai muncul pada masa remaja awal atau pertengahan, tetapi beberapa
dapat muncul pertama kali setelah usia 51 tahun.Pengobatan harus disesuaikan dengan penderita dan harus
diperhitungkan pengaruh biopsikososial yang menghasilkan gangguan.
>armakoterapi dan psikoterapi dibutuhkan.
G. Pende atan Perawatan Lanjut Usia3. Pendekatan fsik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyekti", kebutuhan,
kejadian-kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya,perubahan fsik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bias di
capai dan dikembangkan, dan penyakit yang yang dapat dicegah atau
ditekan progresiftasnya. Perawatan fsik secara umum bagi klien lanjut
usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu=a. Klien lanjut usia yang masih akti", yang keadaan fsiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-
hari masih mampu melakukan sendiri. b. Klien lanjut usia yang pasi" atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan
fsiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui
dasar perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang
berhubungan dengan keberhasilan perorangan untuk mempertahankan
kesehatannya.
Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah
timbulnya peradangan, mengingat sumber in"eksi dapat timbul bila
keberhasilan kurang mendapat perhatian.
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 14/18
*isamping itu kemunduran kondisi fsik akibat proses penuaan, dapat
mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan
in"eksi dari luar. ntuk klien lanjut usia yang masih akti" dapat diberikan
bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit danbadan, kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi
tidurnya, hal makanan, cara memakan obat, dan cara pindahdari tempat
tidur ke kursi atau sebaliknya. al ini penting meskipun tidak selalu
keluhan-keluhan yang dikemukakan atau gejala yang ditemukan
memerlukan perawatan, tidak jarang pada klien lanjut usia dihadapkan
pada dokter dalam keadaan gawat yang memerlukan tindakan darurat
dan intensi", misalnya gangguan serebro$askuler mendadak, trauma,
intoksikasi dan kejang-kejang, untuk itu perlu pengamatan secermat
mungkin.
9dapun komponen pendekatan fsik yang lebuh mendasar adalah
memperhatikan atau membantu para klien lanjut usia untuk berna"as
dengan lancar, makan, minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap
tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk,
merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan
menukar pakaian, mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan
kecelakaan.!oleransi terhadap kakurangan 0 sangat menurun pada klien
lanjut usia, untuk itu kekurangan 0 yang mendadak harus disegah
dengan posisi bersandar pada beberapa bantal, jangan melakukan gerak
badan yang berlebihan.
eorang perawat harus mampu memoti$asi para klien lanjut usia agar
mau dan menerima makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan
mengunyah sering dapat menyebabkan hilangnya na"su makan. ntuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menghidangkan makanan agak
lunak atau memakai gigi palsu. /aktu makan yang teratur, menu
ber$ariasi dan bergiBi, makanan yang serasi dan suasana yang
menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada penyakit
tertentu perawat harus mengatur makanan mereka sesuai dengan diet
yang dianjurkan.
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 15/18
Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah
timbulnya peradangan, mengingat sumber in"eksi bisa saja timbul bila
kebersihan kurang mendapat perhatian. leh karena itu, kebersihan
badan, tempat tidur, kebersihan rambut, kuku dan mulut atau gigi perlumendapat perhatian perawatan karena semua itu akan mempengaruhi
kesehatan klien lanjut usia.
Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus
dilakukan kepada klien lanjut usia yang diduga menderita penyakit
tertentu atau secara berkala bila memperlihatkan kelainan, misalnya=
batuk, pilek, dsb. Perawat perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan
kesehatan, jika ada keluhan insomnia, harus dicari penyebabnya,
kemudian mengkomunikasikan dengan mereka tentang cara
pemecahannya. Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lanjut usia
membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa keluhan yang
dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah
dimminum, apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dsb. entuhan
(misalnya genggaman tangan) terkadang sangat berarti buat mereka.
0. Pendekatan psikis*isini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukati" pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan
sebagai supporter , interpreter terhadap segala sesuatu yang asing,
sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang
akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat
harus selalu memegang prinsip !ripple , yaitu sabar, simpatik danser$ice.
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta
kasih sayang dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan
perawatan.. ntuk itu perawat harus selalu menciptakan suasana yang
aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam
batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.Perawat harus membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut
usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri,
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 16/18
rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fsik, dan kelainan
yang dideritanya.al itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena
bersama dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini
meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa
yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan
kewaspadaan , perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk
tiduran diwaktu siang, dan pergeseran libido.Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang
membosankan, jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila
lupa melakukan kesalahan . arus diingat kemunduran ingatan jangan
diman"aatkan untuk tujuan tertentu.ila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka
terhadap kesehatan, perawat bila melakukannya secara perlahan Nlahan
dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kearah
pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak
menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini
mereka puas dan bahagia.4. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salahsatu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk
berkumpul bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan
sosialisasi mereka. Gadi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan
bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain.Penyakit memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para
lanjut usia untuk mengadakan konunikasi dan melakukan rekreasi, misal
jalan pagi, nonton flm, atau hiburan lain. !idak sedikit klien tidak tidur
terasa, stress memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang
dirumah sehingga menimbulkan kekecewaan, ketakutan atau
kekhawatiran, dan rasa kecemasan. !idak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut
usia, hal ini dapat diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak
dan kewajiban bersama. *engan demikian perawat tetap mempunyai
hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 17/18
yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia di Panti /erda.6. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin
dalam hubungannya dengan !uhan atau agama yang dianutnua dalamkedaan sakit atau mendeteksi kematian.
ehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang
menghadapi kematian, *<. !ony styobuhi mengemukakan bahwa maut
sering kali menggugah rasa takut. <asa semacam ini didasari oleh
berbagai macam "actor, seperti ketidak pastian akan pengalaman
selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan
keluatga dan lingkungan sekitarnya. *alam menghadapi kematian setiap
klien lanjut usia akan memberikan reaksi yang berbeda, tergantung dari
kepribadian dan cara dalam mengahadapi hidup ini. 9dapun kegelisahan
yang timbul diakibatkan oleh persoalan keluarga perawat harus dapat
meyakinkan lanjut usia bahwa kalaupun kelurga tadi di tinggalkan , masih
ada orang lain yang mengurus mereka. edangkan rasa bersalah selalu
menghantui pikiran lanjut usia.mumnya pada waktu kematian akan datang agama atau
kepercayaan seseorang merupakan "actor yang penting sekali. Pada
waktu inilah kelahiran seorang iman sangat perlu untuk melapangkan
dada klien lanjut usia.*engan demikian pendekatan perawat pada klien lanjut usia bukan
hanya terhadap fsik saja, melainkan perawat lebih dituntut menemukan
pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.
8/8/2019 Gangguan Jiwa Pada Lansia
http://slidepdf.com/reader/full/gangguan-jiwa-pada-lansia 18/18
'e(erensi )Kaplan, arold + O enjamin G. adock. 3226. Buku Saku Psikiatri Klinik. Gakarta=
inapura 9ksara.Kusumawati, >arida O Hudi artono. 0133. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Gakarta=
alemba Medika.*amaiyanti, Mukhripah O +skandar. 0130. Asuhan Keperawatn Jiwa. andung=
<efka 9ditama.Maramis, /.>. 3226. Il u Kedokteran Jiwa. urabaya= 9irlangga ni$ersity Press.Maryam, <. iti. 0118. !engenal "sia #anjut dan Perawatann$a. Gakarta= alemba
Medika.Purwaningsih, /ahyu O +na Karlina. 0112. Asuhan Keperawatan Jiwa . Hogyakartaa
= Auha Medika
top related