ganggang karang
Post on 14-Aug-2015
149 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Ganggang Karang (Kelas Charophyceae)
Ganggang Karang hanya terdiri atas beberapa marga saja. Sel-selnya mempunyai dinding
selulosa, klorofil a dan b, dan zat tepung sebagai hasil asimilasi, dan merupakan zat makanan
cadangan. Hidupnya di kolam-kolam atau selokan sebagai bentos. Habitusnya seperti tumbuhan
yang seluruhnya hidup di dalam air. Talus berbuku-buku dengan ruas-ruas yang panjang dengan
cabang-cabang yang tersusun dalam suatu karangan. Pembiakan seksual dengan oogami.
Oogonium diselubungi benang-benang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Anteridium
bergandeng-gandengan mrupakan benang-benang dan tersusun dalam sebuah badan berbentuk
peluru yang kosong.
Pada buku-bukunya tumbuh cabang-cabang pendek yang beruas-ruas, kadang-kadang
juga cabang-cabang yang lebih pendek lagi pada buku-bukunya
Dari ketiak cabang-cabang pendek itu seringkali tumbuh cabang-cabang yang panjang yang
susunannya sama dengan sumbu pokoknya. Sumbu itu pada pangkalnya melekat pada substrat
yang keras (bata atau kayu) melainkan melekat pada Lumpur atau pasir. Beberapa jenis
Characeae pada bagian bawah sumbunya membentuk semacam umbi yang penuh terisi dengan
tepung dan merupakan alat untuk mengatasi kala yang buruk.
Sumbu pokok dan cabang-cabangnya bertambah panjang karena sel ujung selalu
memisahkan segmen dengan membentuk dinding-dinding pemisah melintang. Segmen itu
membentang menjadi suatu sel ruas yang memanjang dan tidak membelah diri lagi, dan sel
buku-buku yang berbentuk cakram.
Sel buku-buku itu tetap pendek, tetapi membelah lagi dengan dinding pemisah
membujur, dan dari sel-sel ini akhirnya terbentuk cabang-cabang danjuga rizoid-rizoid. Pada
Nitella tiap-tiap ruas sumbu hanya terdiri atas satu sel ruas saja, tetapi pada Characeae umumnya,
sel ruas itu dikelilingi oleh selapis sel-sel yang tersusun sejajar menurut poros bujur, yang keluar
pada buku-buku dari sel-sel bagian bawah cabang-cabang.
Sel-selnya mengandung sebuah inti dan kloroplas berbentuk bulat. Dalam sel-sel ruas inti
mengadakan pembelahan amitosis, sehingga dalam sel-sel ruas terdapat beberapa inti.
Pembiakan aseksual dengan spora tidak ada. Alat-alat pembiakan seksual berupa
anteridium bulat berwarna kekuning-kuningan, dan oogonium berbentuk seperti telur berwarna
hijau dan terdapa tdalam ketiak cabang.
Anteridium berasal dari satu sel induk yangkemudian membelah-belah menjadi 8 sel,
yang dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan lalu membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel,
sehingga dengan initerbentuklah 24 sel. Delapn sel yang paling luar pipih, dinamakan sel-sel
dinding (pelindung), 8 sel di tengah-tengah dinamakan sel-sel pemegang (manubrium), 8 lagi
yang paling dalam dinamakan sel-sel pokok. Sel-sel dinding lalu membentuk tonjolan-tonjolan
radial yang tidak sempurna, sehingga sel-sel itu terbagi-bagi dalm ruang-ruang yang terpisah-
pisah tidak sempurna pula. Sel-sel yang di tengah kemudian membentang kea rah radial. Karena
sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu akan terjadi suatui ruangan dengan sel-sel
pemegang dan sel-sel pokok di dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu membuat 3-6 sel
sekunder, dan dari sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen terdiri atas sel-sel
berbentuk cakram.
Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk spiral yang mempunyai satu
bintik mata, kadang-kadang tanpa plastida dan mempunyai dua bulu cambuk. Oogonium mula-
mula hanya satu sel telur saja yang penuh terisi dengan tetes-tetes minyak dan butir-butir tepung,
kemudian oogonium itu diselubungi oleh 5 buluh yang terpilin seperti spiral. Ujung benang-
benang selubung oogonium ini merupakan bentuk seperti mahkota, di antaranya terdapat celah-
celah jalan masuknya spermatozoid. Setelah selesai pembuahan, sel telur membentuk dinding
yang tidak berwarna. Dinding benang-benang pembungkus yang sebelah dalm menebal, warna
menjadi pirang, kadang-kadang diperkuat dengan kapur, sedang dinding luarnya lenyap setelah
buah itu jatuh. Pada perkecambahan zigot terjadi pembelahan reduksi dan terjadilah 4 inti
haploid. Dari 4 inti ini yang 3 mengalami degenerasi, sehingga akhirnya dari satu zigot hanya
tumbuh satu tumbuhan baru saja.
Karena sifat-sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka Characeae penting peranannya
dalam pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil, Characeae ditemukan pada lapisan-
lapisan tanah dari zamn Jura.
Charophyceae atau Ganggang Karang merupakan golongan yang terasing, baik ke bawah
maupunke atas. Menurut susunan talusnya kelompok ganggang ini tergolong organisme yang
lebih tinggi tingkat perkembangannya (pembiakan generatif dengan oogami, tak ada pembiakan
aseksual). Dari bentuk talus dan alat-alat perkembangbiakan seksual, sukar ditemukan
hubungannya dengan salah satu golongan Chlorophyceae, tetapi umumnya masih dianggap
berdekatan dengan ganggang hijau itu. Semua warga kelas ini hanya dimasukkan dalam satu
bangsa saja, yaitu Charales yang terbagi dalm beberapa suku Characeae yang meliputi antara lain
Chara fragilis, Chara intermedia, Nitella gracilis, Tolypella prolifera.
Gambar Chara fragilis
Ganggang Pirang (Kelas Phaeophyceae)
Phaeophyceae adalah ganggang yang berwarna pirang. Dalam kromatofornya terkandung
klorofil-a, karotin, dan santofil, tetapi terutama fikosantin yang menutupi warna lainnya dan yang
menyebabkan ganggang itu kelihatan berwarna pirang. Sampai 50 % dari berat keringnya terdiri
atas laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin dan lebih dekat dengan selulosa
daripada dengan tepung. Selain laminarin juga ditemukan manit, minyak, dan zat-zat lain.
Dinding selnya terdiri dari pektin, selulosa, algin. Pada Phaeophyceae tingkat
perkembangan yang dapat bergerak berupa zoospora dan gamet, mempunyai 2 buluh cambuk
yang heterokon dan terdapat di bagian samping badannya yang berbentuk buah per atau sekoci.
Kebanyakan Phaeophyceae hidup dalam air laut, hanya beberapa jenis saja yang hidup
dalam air tawar. Gangganng ini termasuk bentos, melekat pada batu-batuan, kayu, epifit pada
talus lain ganggang, bahkan ada yang hidup sebagai endofit.
1. Bangsa Phaeosporales
Bangsa ini merupakan sebagian besar ganggang pirang. Kebanyakan mempunyai
perawakan seperti Cladophora, tetapi ada pula yang mempunyai talus yang lebih tinggi
tingkatannya. Pembiakan terjadi secara :
a. Aseksual dengan zoospora, yang terjadi karena adanya reeduksi. Dari zoospora itu
tumbuh gametofit haploid dengan gamatangium yang berwarna berkotak-kotak.
b. Seksual dengan isogami. Gametangium bersel banyak.
Gambar gametagium berkotak-kotak dan sporangium yang unilokulur pada plyceta ramulosa
Zoospora ganggang pirang
A. Zoospora chorda filum
B. Idem dari Ectocarpus globiffer
C. Zoospora yang telah menarik ke dalam flagelnya
Pada golongan ini terdapat satu pergiliran keturunan. Pada Ectocarpus siliculosus, gametofit dan
sporofit mempunyai habitus yang sama. Perkecualian terdapat pada Cutleria yang gametofitnya
lebih besar dari sporofit. Gametofit mempunyai talus yang tegak, bercabang-cabang menggarpu,
berbentuk pita, sedang sporofit mempunyai talus yang pipih, kecil seperti cakram, tipis, tepinya
berlekuk-lekuk, dan dinamakan Aglaozonia. Pada Ectocarpus dan Pleurocladia terdapat jenis-
jenis yang hidup sebagai epifit pada lain ganggang.
Pada beberapa jenis suku Cutleriaceae gametangium dan gamet betina lebih besar daripada yang
jantan, jadi di sini terdapat anisogami. Pada Phaeosporales tidak ada oogami. Phaeosporales
antara lain mencakup :
- Suku Ectocarpaceae. Contoh ; Ectocarpus siliculosus, Pleurocladia lacustris
- Suku Cutleriaceae. Contoh ; Cutleria multifida, Heterochordia abietina.
2. Bangsa Laminariles
Dalam bangsa ini termasuk suku Laminariaceae, yang antara lain meliputi
- Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan, talusnya mencapai panjang 60 m
dengan berat sampai 100 kg. Mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang
bergantungan, talus dapat terapung-apung pada permukaan air laut.
- Lessonia sp. Mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.
- Laminaria clustoni, pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas
menyerupai daunatau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun
diperbarui.
Pada Laminaria terdapat pergiliran keturunan yang beraturan. Gametofit itu berasal dari
zoospora, pada ujungnya terdapat anteridim yang hanya terdiri atas satu sel, masing-masing
mengeluarkan dua spermatozoid yang mempunyai dua bulu cambuk.
Gambar daur kehidupan & skema pergiliran keturunan Cutleria multifucata
Zigot hasil perkawinan tumbuh menjadi sporofit. Pada permukaan sporofit terdapat sel-
sel mandul berbentuk buluh (parafisis). Masing sporangium menghasilkan banyak zoospora
dengan dua bulu cambuk. Nerecystis leutkeana, talus mempunyai bagian seperti batang yang
panjangnya 70 m dan pada ujungnya trdapat gelembung pengapung berbentuk lembaran.
Gambar daur kehidupan & skema pergiliran keturunan Laminaria Cutloni
3.Bangsa Dictyotales
Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan
mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Gamet jantan mempunyai satu
bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dan beraturan, dan
keduanya mempuynyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu, misalnya
Dictyota dichotoma. Bangsa Dictyotales terdiri atas satu suku saja, yaitu Dictyotaceae, yang
meliputi beberapa jenis, antara lain :
- Dictyotaceae dichotoma
- Dictyopteris polypoides
- Padina pavonia
Gambar Nereocytys luetkeana
4.Bangsa Fucales
Bersama-sama dengan Laminariales ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi
lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif dengan oogami. Fucales hanya terdiri atas satu
suku yaitu Fucaceae, meliputi antara lain Fucus srratus. Fucus yang sudah berumur beberapa
tahun mempunyai talus yang berbentuk pita yang ditengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk
tengah, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat pada batu dengan suatu
alat perekat berbentuk cakram. Ujung cabang-cabang talus ini agak membesar dan mempunyai
lekukan-lekukan yang disebit konseptakel. Didalamnya terdapat benang-benang mandul
(parafisis), oogonium, anteridium. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid. Oogonium
berupa suatu badan yang duduk di atas tangkai terdiri atas satu sel saja, dan mengandung 8 sel
telur.
Selain Fucus serratus dalam suku ini termasuk pula Fucus vsiculosus, Sargassum
vulgare, Turbinaria decurrens. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Phaeopyceae
bersifat heterotrik. Phaeopyceae mempunyai perkembangan yang setingkat dengan
Chlorophyceae. Melihat adanya rambut-rambut mengkilat pada salah satu bulu cambuknya yang
heterokon itu, rupanya ada hubungan kekerabatan dengan Chrysomonadales dan
Heterochloridales. Pembelahan reduksi pada umumnya terjadi pada pembentukan spora.
Gametofit dan sporofit dapat bersifat isomorf, dapat juga heteromorf. Beberapa jenis
Phaeophyceae menghasilkan yodium. Ada yang mempunyai khasiat obat, misalnya Laminaria
cloustoni dan Fucus vesiculosus.
top related