fts pertemuan ketiga ( prefurmulasi )
Post on 11-Feb-2016
247 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekerasan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral.
TABLET
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan
2. Harus mengandung zat aktif yang homoge dan stabil
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik
4. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan
5. Bebas dari kerusakan fisik
Kriteria TabletSuatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak
dipilih;
2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;
3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume
yang kecil sehingga memudahkan proses pembuatan,
pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan;
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat
dicegah/diperkecil.
Keuntungan Sediaan Tablet
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan);
2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :• Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak
padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;
• Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa);
Kerugian Sediaan Tablet
1. Tablet triturate, tablet ini bentuknya kecil dan biasanya
silindris, dibuat dengan cetakan MTT atau dibuat dengan
kompresi CTT dan biasanya sejumlah kecil obat keras di
industri tablet ini dibuat secara kompresi dengan skala
kecil dengan cara mencetak karena lebih mudah dan lebih
murah di banding tablet yang dibuat secara kompresi.
2. Tablet hipodermik, tablet yang penggunaanya dengan
menyuntikkan kedalam jaringan, cara penggunaannya
dengan cara melarutkan tablet kemudian baru disuntikkan
kepada pasien.
3. Tablet bukal dan sublingual, yaitu tablet yang disisipkan
dibawah lidah biasanya berbentuk datar.
Jenis-jenis tablet
4. Tablet effervesescent, yaitu tablet yang melarut sempurna
dalam air, dibuat dengan menggempa atau mencetak
mengandung zat tambahan berupa campuran asam dan
basa yang apabila dicelupkan dalam air akan
mengeluarkan gas karbondioksida.
5. tablet kunyah, yaitu mudah hancur ketika dikunyah
biasanya mengandung mannitol yang berasa dan berwarna
khusus.
6. tablet vaginal, tablet yang dimasukkan kedalam vagina
untuk pengobatan lokal.
7. Tablet implantasi, yaitu tablet steril yang diberikan atau
diletakkan dibaawah kulit.
Cont’
Granulasi basah (wet granulation) granulasi basah adalah cara pembuatan
tablet dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dengan jumlah yang tepat sehingga diperoleh masa lembab yang dapat digranulasi. metode ini bisa dilakukan apabila zat aktif tahan lembab dan tahan panas dan sifat alirannya buruk.
Metode pembuatan tablet
- memperoleh aliran yang lebih baik
- meningkatkan kompresibilitas
- untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
- mengontrol pelepasan
- mencegah pemisahan komponen selama prose
- meningkatkan distribusi keseragaman kandungan
Keuntungan granulasi basah
- tahap pengerjaan lebih lama
- banyak tahapan validasi yang harus dilakukan
- biaya cukup tinggi
- zat aktif tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan metode ini
Kekurangan/kerugian granulasi basah
Granulasi kering adalah proses pembuatan tablet dengan cara mencampurkan zat aktif dan bahan dalam keadaan kering, untuk kemudian dikempa, lalu dihancurkan menjadi partikel yang lebih besar, lalu dikempa kembali untuk mendapatkan tablet yang memenuhi persyaratan. prinsipnya membuat granul yang baik dengan cara mekanis, tanpa pengikat dan pelarut.
Granulasi kering (slugging)
- peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
- cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
- tahap pengerjaan tidak terlalu lama
- biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
- mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan pengikat
Keuntungan granulasi kering
- memerlukan mesin tablet khusus untuk slug
- tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam
- proses banyak menghasilkan debu, sehingga rentan terhadap kontaminasi silang
Kerugian/kekurangan granulasi kering
Kempa langsung adalh proses pembuatan tablet dengan cara pengempaan zat aktif dan bahan tambahan secara langsung tanpa perlakuan awal terlebih dahulu. metode ini digunakan apabila sifat alirannya baik, dosis kecil, rentang dosis terapi zat tidak sempit, zat aktif tidak tahan pemanasan dan lembab.
Kempa langsung (KL)
- lebih ekonomis
- lebih singkat prosesnya
- dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
- waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai pengikat
Keuntungan metode kempa langsung
- kurang seragamnya kandungan zat aktif karna
kerapatan bulk antar zat aktif dan pengisi berbeda.
- zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk
dikempa langsung
- sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat
mudah mengalir, memiliki kompresibilitas,
kohesifitas dan adhesifitas yang baik
Kerugian/kekurangan metode kempa langsung
POTENSI AMILUM LOKAL SEBAGAI EKSIPIEN
DALAM FORMULASI SEDIAAN TABLET
Contoh jurnal
AmilumAmilum merupakan salah satu eksipien yang paling banyak digunakan dalam industry farmasi karena memiliki sifat sebagai bahan pengikat dan bahan penghancur. Amilum secara luas digunakan pada industri farmasi dengan alasan mudah didapat, murah, putih dan inert. Amilum bisa berfungsi sebagai bahan pengisi, pengikat dan penghancur pada tablet dan kapsul. Fungsinya tergantung pada bagaimana amilum diinkorporasi ke dalam formulasi.
Dalam percobaan dilakukan pengujian formulasi amilum lokal seperti amilum singkong, jagung, pisang kepok, dan ubi jalar yang dilihat dari sifat fisik dan fisikokimia serta pengujian disolusi tablet dari pemakaian eksipien amilum dari beberapa jenis amilum diatas. Dari percobaan diperoleh hasil yaitu......
TERIMA KASIH
1.
1. Karakteristik fisikokimia amilum pisang kepok, amilum jagung, amilum singkong dan amilum ubi jalar memenuhi persyaratan untuk dikembangkan menjadi bahan penghancur dan bahan pengikat pada tablet yang dibuat dengan teknik granulasi. 2. Tablet asetaminofen yang dibuat dengan menggunakan amilum pisang kepok, amilum singkong dan amilum ubi jalar sebagai bahan penghancur dan bahan pengikat memenuhi persyaratan sifat fisik, kimia dan disolusi tablet.
top related