flowchart persiapan keadaan dan tanggap darurat fix
Post on 28-Dec-2015
1.185 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERAN, FUNGSI, TUGAS, DA
TANGGUNG JAWAB
DEPARTEMEN SDM
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
1. Peran Departemen Sumber Daya Manusia adalah melakukan persiapan
dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection :
1. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber
daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin
timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan /
forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain
sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru,
struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal
seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain
sebagainya.
2. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat
pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk
memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini
diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan /
job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
3. Seleksi tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang
tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang
perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar
riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv
pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan
yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah
memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara
kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
2.1 Fungsi Manajemen
a. Perencanaan ( planning )
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif dan
efesien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan secara efektif dalam
membentuk terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan.
b. Pengorganisasian ( organizing )
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengarahkan semua
karyawan dengan menetapakan pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi, wewenang, intergrasi dan koordinasi, melalui
pengorganisasian ini akan membantu terwujudnya tujuan secara
efektif.
c. Pengarahan ( directing )
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerjasama dan bekerja secara efektif dan efesien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
d. Pengendalian ( controlling )
Pengendalian adalah kegiatan semua karyawan agar mentaati
peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Bila terdapat
keselahan atau penyimpangan maka akan dilakukan kegiatan
perbaikan dan penyempurnaan.
2.2 Fungsi Operasional
a. Pengadaan tenaga kerja ( SDM ).
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan dan orientasi
dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
b. Pengembangan
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis
dan konsetual, dan moral melalui pendidikan dan pelatihan.
c. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian imbalan jasa dan balas jasa perusahaan
terhadap jasa –jasa yang telah diberikan tenaga kerja bagi perusahaan.
d. Pengintegrasian
Pengintegrasian adalah kegiatan yang mengikat tenaga kerja manusia
ke dalam perusahaan. Integrasi bertujuan untuk kepentingan
perusahaan dan kepentingan karyawan, hal ini dilakukan karena
adanya kepetingan bersama perusahaan yang berbeda tetapi harus
diwujudkan dalam sebuah kepentingan dan tujuan organisasi
perusahaan.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara atau meningkatakan kondisi fisik, mental dan loyalitas
karyawan agar mereka mau bekerjasama sampai pensiun.
f. Pemutusan hubungan kerja
Perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja dikarenakan
karwayan tersebut tidak mungkin untuk dibina dan dimanfaatkan oleh
perusahaan sehingga perusahaan menetapkan keputusan untuk
melakukan pemutusan hubungan kerja.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Departemen Sumber Daya Manusia
3.1 Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus
menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk
itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih
menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan
kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi
karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat
rendah maupun yang tinggi.
3.2 Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and
protection
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur
dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting
dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada
lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang
ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau
pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan.
Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja
tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau
imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah
diterangkan pada artikel lain pada situs organisasi.org ini.
3.3 Divisi Sumber Daya Manusia berdasarkan Peraturan Direksi Nomor: PD-
11/DIR/2012 tanggal 8 Agustus 2012 Tentang Struktur Organisasi ,
memilik tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
a. Perumusan rencana, kebijakan dan strategi SDM sesuai dengan
arah strategis bisnis perusahaan dan UU
b. Analisis dan evaluasi dalam rangka menentukan tingkat kebutuhan
optimal SDM baik dalam jumlah maupun kualitas
c. Perumusan kebijakan serta metoda pengembangan kompetensi
SDM perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan jangka
pendek maupun panjang
d. Perumusan kerangka dasar program kegiatan pendidikan dan
pelatihan dalam rangka memenuhi kebutuhan perusahaan dan
pengembangan karir
e. Pengembangan sistem kompensasi termasuk remunerasi dan
manfaat yang berorientasi kepada prestasi dan kontribusi
f. Perumusan prosedur pengelolaan SDM antara lain meliputi
penerimaan karyawan, penempatan, pengangkatan, orientasi,
penilaian, pengembangan karir, hubungan karyawan, mutasi,
penugasan diluar perusahaan, tenaga outsourching baik langsung
maupun pihak ketiga.
g. Pengelolaan database dan informasi karyawan
h. Pengelolaan kegiatan Hubungan Industrial Perusahaan, yang
meliputi penyelesaian Isu-Isu ketenagakerjaan, evaluasi Perjanjian
Kerja Bersama (PKB) dan peraturan pelaksanaan (SKD) dari PKB
dan penyelesaian perselisihan ketenagakerjaan
i. Pencapaian kinerja di unit kerjanya
j. Penyusunan laporan unit kerja
k. Penyusunan RKA, POA, dan evaluasi SOP unit kerja
l. Penyelesaian tindak lanjut temuan audit internal maupun eksternal
di lingkungan unit kerjanya
m. Pembinaan dan peningkatan mutu karyawan di lingkungan unit
kerjanya
MANUAL BOOK
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
4.4.6 Pengendalian Operasional
Organisasi harus mengidentifikasi dan merencanakan operasi yang terkait dengan
aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi. Sesuai dengan kebijakan,
tujuan dan sasaran lingkungan agar operasi tersebut dilaksanaanpada kondisi
tertentu, dengan:
a) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk
mengendalikan situasiyang tidak sesuai dengan kebijakan, tujuan dan
sasaran lingkungan apabila prosedur tersebut tidak ada; dan
b) Menetapkan kriteria operasi dalam prosedur; dan
c) Menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur yang terkait dengan
aspek lingkungan penting yang telah diidentifikasi pada barang dan jasa
yang digunakan oleh organisasi serta mengkomunikasikan prosedur dan
persyaratan yang berlaku kepada pemasok, termasuk kontraktor.
4.4.7 Kesiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
untuk mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan, yang dapat
menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan
menanggapinya
Organisasi harus melakuka tindakan terhadap situasi darurat dan
kecelakaan yng terjadi serta mencegah atau mengatasi dampak lingkungan negatif
yang ditimbulkan.
Organisasi harus meninjau prosedur kesiagaan dan tanggap darurat secara
berkala apabila diperlukan organisasi menyempurnakan prosedur tersebut,
khususnya setelah terjadi kecelakaan dan situasi darurat.
Organisasi juga harus menguji prosedur tersebut secara berkala apabila
dapat dilaksanakan.
FLOWCHART PERSIAPAN KEADAAN DAN TANGGAP DARURAT
SURVEI POTENSI SITUASI
DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
Mulai
Mengidentifikasi potensi situasi darurat yang menimbulkan dampak lingkungan
Menentukan tindakan pencegahan situasi darurat yang menimbulkan dampak
Membuat prosedur tanggap darurat
Menguji prosedur tanggap darurat
Review, revisi prosedur tanggap darurat
Selesai
Situasi darurat
Melakukan tindakan tanggap darurat
Evaluasi tindakan darurat
PROSEDUR PENGENDALIAN
TANGGAP DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
PROSEDUR PENGENDALIAN TANGGAP
DARURAT
Dibuat oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :
TTD TTD TTD
Devisi sumber Daya
Manusia
Management
RepresentativePresiden direktur
1. TUJUAN
1.1 Untuk menjelaskan mekanisme pengendalian tanggap darurat, supaya jika
terjadi keadaan darurst maka korban atau kerugian dapat diminimalkan
atau bahkan dihilangkan sama sekali
1.2 Sebagai panduan departemen terkait untuk melakukan pengendalian
tanggap darurat
2. RUANG LINGKUP
1.1 Prosedur ini berlaku untuk semua keadaan darurat yang berpotensi terjadi
di PT. Rahardi Ceria Chemical.
1.2 Prosedur ini berlaku dalam ruang lingkup penerapan system manajemen
mutu (SMM) dan system manjemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) di PT. Rahardi Ceria Chemical.
2. REFERENSI
2.1 Standart OHSAS 18001:2007
2.2 Standart ISO 9001 : 2008
3. DEFINISI
3.1 Keadaaan Darurat adalah suatu kejadian, kondisi, atau peristiwa yang
akan membahayakan kesehatan/keselamatan karyawan dan masyarakat,
dan atau mengganggu/merusak fungsi lingkungan, dan atau menganggu
keberlangsungan operasional pabrik, dimana bila terjadi keadaan tersebut
harus dilakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan sesegera
mungkin.
3.2 Evakuasi adalah meningalkan tempat kerja atau tempat tinggal ke tempat
lain yang dianggap aman untuk menyelamatkan diri.
3.3 Tim Kesiagaan Darurat (Emergency Team) adalah tim khusus yang
mempunyai keahlian dan kemampuan untuk mengendalikan dan
menanggulangi setiap keadaan darurat serta mampu memberikan
pertolongan pertama (P3K).
4. TANGGUNG JAWAB
4.1 Management Representative – MR
4.2 Semua Departemen Terkait
4.3 Panitia Pembina K3
4.4 Divisi SDM
5. PROSES
5.1 Jenis tanggap darurat yang dicakup dalam penerapan (SMK3) di
perusahaan adalah:
5.1.1 Kebakaran;
5.1.2 Gempa bumi;
5.1.3 Banjir;
5.1.4 Pekerja mengalami insiden
5.1.5 Insiden terhadap bahan imia berbahaya dan beracun;
5.2 Jika terjadi keadaan darurat dan terjadi insiden pada pekerja dan atau
terhadap bahan berbahya dan beracun, maka akan dilakukan:
5.2.1 Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan/atau;
5.2.2 Medical evacuation (medivac) ke rumah sakit/ klinik/ puskesmas
terdekat;
5.2.3 Penangulangan terhadap bahan berbahaya dan beracun.
5.3 Jika terjadi keadaan tanggap darurat, maka pihak eksternal yang dihubungi
adalah;
6.3.1 Dinas pemadaman kebakaran 123
6.3.2 Rumah sakit Mitra Surabaya 031-491-055
6.3.3 Ambulance 115
6.3.4 Kepolisian 122
5.4 Perencanaan
5.4.1 Bagian tekait harus melakukan identifikasi potensi keadaan darurat
yang mungkin timbul di area masing-masing.
5.4.2 Tim Tanggap Darurat membuat perencanaan terkait dengan potesi
keadaan darurat yang mungkin timbul dalam bentuk pedoman untuk
etiap keadaan darurat yang mungkin terjadi, tim keadaan darurat
dengan pembagian tugas masing-masing bagian, daftar telepon
penting, peta evakuasi.
5.4.3 Tim Tanggap Darurat brsama dengan pihak terkait melakukan
sosialisasi perencanaan yang sudah dibuat kepada semua karyawan
dan konraktor sesuai prosedur komunikasi internal dan eksternal dan
prosedur partisipasi dan konsultasi.
5.5 Simulasi dan Driil
5.5.1 Tim Tanggap Darurat membuat jadwal simulasi dan Driil terkait
dengan keadaan darurat. Jadwal ini harus dibuat setiap 1 tahun
sekali.
5.5.2 Tim Tanggap Darurat dan Security melakuakan simulasi dan Driil
sesuai jadwal yang telah dibuat.
5.5.3 Koordinator Tim Tanggap Darurat bersama Divisi SDM melakukan
evaluasi terhadap pelaksnaan simulasi dan driil yang telah dilakukan
dan mencatat hasilnya dalam Form Evaluasi Simulasi dan Driil
Keadaan Darurat.
5.6 Penanganan Keadaan Darurat
5.6.1 Setiap orang yang berada diarea perusahaan melaporkan kondisis
yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat yang terjadi kepada
Tim penanganan keadaan darurat.
5.6.2 Tim Tanggap Darurat harus melakukan penaganan keadaan darurat.
5.6.3 Apabila kondisi tidak bisa ditanggulangi oleh pihak internal, lakukan
kordinasi dengan pihak terkait dengan segera menghubunginya
sesuai daftar nomor telepon penting yang ada.
5.7 Investigasi dan Pemuliahan Kondisi
5.7.1 Security melakukan pengamanan terhadap area kejadian dengan
memasang pembatas sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak
masuk area tersebut.
5.7.2 Devisi SDM dan departemen terkait harus melakukan investigasi
terhadap keadaan darurat yang terjadi pada kurun waktu maksimal
1x24 jam. Hasil investigasi diluangkan Form Laporan Insiden.
5.7.3 Dokumentasi hasil aktifitas tersebut diatas sesuai dengan Prosedur
Pengendalian catatan
5.8 Dokumen Kontrol menyimpn dan mendistribusikan dokumen dengan
menggunakan Form Tanda Terima Dokumen.
6. LAMPIRAN
6.1 Form Identifikasi Potensi Keadaan Darurat.
6.2 Form Daftar Instansi Berwenang dalam Keadaan Darurat
6.3 Form Evaluasi Simulasi dan Driil Keadaan Darurat.
6.4 Form Laporan Insiden
6.5 Form laporan dan evaluasi keadaan darurat
6.6 Instruksi kerja evakuasi tanggap darurat
6.7 Kesiapan dan tanggap darurat
6.8 Kesiapan dan tanggap darurat kebakaran
6.9 Kesiapan dan tanggap darurat gempa bumi
6.10 Kesiapan dan tanggap darurat Huru hara
6.11 Kesiapan dan tanggap darurat banjir
6.12 Kesiapan dan tanggap darurat ancaman bom
6.13 Kesiapan dan tanggap darurat cedera parah
6.14 Kesiapan dan tanggap darurat tumpahan minyak
6.15 Struktur organisasi kesianggaan dan tanggap darurat
7. KETETAPAN DAN REVISI
No.Revisi Tanggal Revisi Item revisi Disusun oleh :
6.1 Formulir Identifikasi Potensi Keadaan Darurat
SURVEI POTENSI SITUASI
DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
No. LOKASIPOTENSI SITUASI
DARURAT
USULAN TINDAKAN
PENCEGAHAN SIUASI
DARURAT
6.2 Formulir Daftar Instansi Berwenang dalam Keadaan Darurat
DAFTAR INSTANSI YANG
BERWENANG DALAM SITUASI
DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
NO.SITUASI
DARURAT
INSTANSI BERWENANG YANG DIHUBUNGI
INSTANSI ALAMAT TELEPON FAX/MAIL
6.6 INSTRUKSI KERJA EVAKUASI KEADAAN DARURAT
INSTRUKSI KERJA
EVAKUASI TANGGAP
DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
Tahap Persiapan
1. Pastikan di sekitar tempat bekerja tidak ada benda yang menghalangi untuk evakuasi.
2. Pastikan letak dan besar sumber api yang ada.3. Tentukan sikap apakah api bisa dilakukan
pemadaman dengan sarana terdekat yang dimiliki dan anda dapat melakukaknnya.
4. Kendalikan emosi diri yang dapat menimbulkan akibat fatal karena kepanikan.
5. Informasikan dengan rekan terdekat dengan singkat tentang situasi yang terjadi dan persiapkan evakuasi.
6. Pastikan tidak ada barang yang anda bawa sehingga mengganggu langkah evakuasi anda.
Evakuasi
8. Berlarilah ke arah pintu darurat yang terdekat dengan lokasi dimana anda berada dengan teratur segera setelah memastikan anda harus menyelamatkan diri.
9. Pastikan jagan sampai menimbulkan kegusaran dan saling berebut yang dapat menghambat evakuasi. Arah kan langkah anda ke tempat konsolidasi.
Tahap Konsolidasi
1. Berkumpulah dengan rekan anda yang berada dalam satu lokasi kerja di tempat konsolidasi.
2. Periksalah apakah teman terdekat di tempat kerja sudah terlihat oleh anda.
3. Jika tidak ada laporkan pada pimpinan anda di lokasi yang ada di tempat itu.
4. Lakukan tindakan pertolongan pertama jika ada korban dan segera menghubungi petugas medis yang ada.
Standar pengetahuan yang dimiliki karyawan
1. Setiap karyawan wajib mengetahui peta evakuasi, peta letak hidrant dan APAR yang telah disebarkan oleh bagian umum.
2. Setiap karyawan wajib mengetahui maksud tanda-tanda emergency yang lazim, dipasang dan telah diberitahukan.
3. Karyawan harus mengetahui denah dan arah lokasi ditempat ia bekerja.
4. Karyawan harus mengetahui posisi di dalam ruang mana saat keadaan darurat terjadi.
HAL - HAL KHUSUS :1. Evakuasi hanya boleh dilakukan setelah dipertimbangkan secara layak dan
diperintahkan oleh yang berhak.2. Instruksi Evakuasi bersifat penting dan terbatas.3. Lakukanlah Evakuasi dengan cepat dan tepat, dan perhatikan tanda-tanda dan jalur
evakuasi4. Lakukan tindakan anda dengan pikiran tenang dan jangan ragu-ragu atau bingung.5. Konsolidasi harus dilakukan agar dapat mengetahui kemungkinan adanya korban
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.7 Kesiagaan dan Tanggap Darurat
6.7.1 Ketua Tim Tanggap Darurat yang telah ditunjuk oleh Wakil
Manajemen, bertanggung jawab untuk menyusun rencana kesiagaan
dan tanggap darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk
mengatasi suatu keadaan darurat, sebagai berikut :
a. Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya
b. Pengkajian akibat / dampak dan menyiapkan pencegahannya
c. Prosedur penanggulangan keadaan darurat
d. Sistem komunikasi dalam keadaan darurat
e. Personil yang bertanggung jawab
f. Tata cara pemberitahuan keadaan darurat
g. Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon
Pejabat terkait
h. Peta situasi dalam keadaan darurat.
i. Program evakuasi dalam keadaan darurat.
j. Peta daerah aman untuk evakuasi.
k. Peta tempat / titik berkumpul (Assembly point).
l. Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut.
m. Program pelatihan keadaan darurat.
6.7.2 Rencana kesiagaan dan tanggap darurat oleh Ketua Tim Tanggap
Darurat didistribusikan ke semua petugas terkait.
6.7.3 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan pelatihan
kesiagaan dan tanggap darurat terutama pada keadaan darurat yang
paling memungkinkan terjadi di Kantor Pusat atau lokasi pekerjaan /
proyek kepada anggota tim dan karyawan.
6.7.4 Ketua Tim Tanggap Darurat mengantisipasi kejadian-kejadian yang
dapat diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang paling
mungkin terjadi, antara lain sebagai berikut :
a. Kebakaran atau ledakan
b. Gempa bumi
c. Huru-hara / demonstrasi
d. Banjir
e. Sabotase atau ancaman Bom
f. Cedera parah
g. Tumpahan minyak (B3)
6.7.5 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat gambar /
denah umum yang memperlihatkan tata letak (layout) semua peralatan
kedaruratan, jalur evakuasi, daerah aman dan tempat untuk berkumpul
(Assembly point).
6.7.6 Ketua Tim Tanggap Darurat juga bertanggung jawab untuk menyusun
petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan keaadaan
darurat
6.7.7 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menjelaskan tata cara
evakuasi dalam keadaan darurat kepada anggota tim.
6.7.8 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menetapkan
kewenangan dan tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab dalam keadaan darurat sebelum pejabat yang
berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab. Semua
pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti komando yang
diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada perubahan petugas maka
daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke P2K3 atau Unit K3.
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT KEBAKARAN
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.8 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Kebakaran
6.8.1 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk memberikan
penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menghadapi kondisi darurat akibat kebakaran, serta penjelasan
pencegahan bahaya kebakaran sesuai Instruksi Kerja Pencegahan
Bahaya Kebakaran serta cara penggunaan APAR sesuai dengan
Instruksi Kerja APAR.
6.8.2 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk menyusun
prosedur tindak darurat untuk keadaan kebakaran.
6.8.3 Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat
kebakaran segera mengambil APAR yang terdekat dan berusaha
memadamkan api sambil berteriak memberitahukan kepada karyawan
lainnya untuk segera melaporkan adanya kebakaran kepada Unit LK3
atau petugas yang ditunjuk.
6.8.4 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk membunyikan
alarm (jika ada) atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda
disertai dengan pemberitahuan adanya kebakaran melalui pengeras
suara.
6.8.5 Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada petugas
pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak
dibutuhkan.
6.8.6 Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada semua pegawai
termasuk tamu atau pengunjung untuk menuju kedaerah yang aman
dengan cara memberikan komando :
a. Tidak boleh Panik
b. Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok
kecil
c. Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk
evakuasi.
d. Jangan terburu-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu
menuruni tangga darurat.
6.8.7 Anggota tim yang ditunjuk menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran.
6.8.8 Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pejabat PT RCC yang
berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil
alih kendali.
6.8.9 Anggota tim yang ditunjuk mengupayakan penyelamatan antara lain
a. Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan
pengamanan
b. Melokalisir lokasi bahaya
c. Memberikan pertolongan pertama.
6.8.10 Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pihak kepolisian dan
Lembaga / Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran yang
terjadi.
6.8.11 Matriks Tindakan darurat Kebakaran
Tingkat bahaya Tanda Bahaya Instruksi dari Tindakan
Bahaya 1 Kebakaran masih terkendali (mudah dipadamkan)
Teriak kebakaran a. Orang pertama yang
melihat api.b. Melapor kepada
koordinator.c. Koordinator area
melapor kepada PM/SM.
Bahaya 2 Api berkobar susah dipadamkan, tapi masih dapat dikendalikan.
Teriak kebakaran dan lonceng area dibunyikan
Koordinator area / Petugas yang telah ditunjuk
a. Orang pertama yang melihat api segera memadamkannya.
b. Melapor keadaan kebakaran kepada PM/SM & security.
c. Mengkoordinir anggota P2K setempat pemadaman
d. Security memulai mengadakan pengamanan area.
e. Minta bantuan anggota P2K terdekat untuk ikut menanggulangi.
f. Bila api padam, kembali keurutan b,c bahaya 1, bila tidak padam, masuk bahaya 3
Bahaya 3 Api berkobar tidak terkendali dan tidak dapat dipadamkan oleh APAR.
Sirene dibunyikan (Full)
Pimpinan Keselamatan
a. Instruksi evakuasi. b. Mengkoordinir
pemadaman dengan hydrant.
c. Panggil Dinas Kebakaran.
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT GEMPA BUMI
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.9 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Gempa Bumi
6.9.1 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk memberikan
penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
menghadapi kondisi darurat akibat Gempa Bumi.
6.9.2 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk menyusun
prosedur kesiagaan dan tanggap darurat untuk keadaan gempa bumi.
6.9.3 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab mengambil langkah
penyelamatan sesuai prosedur yang dimiliki jika terjadi kondisi darurat
akibat gempa bumi.
6.9.4 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab membunyikan alarm
atau tanda bahaya secara terus menerus dengan jeda disertai dengan
pemberitahuan adanya gempa bumi melalui pengeras suara.
6.9.5 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memberikan
pengarahan melalui radio atau pengeras suara kepada semua pegawai
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Selama goncangan, merunduk dan mencari tempat
perlindungan yang aman
b. Segera setelah goncangan, menjauhi jendela, dinding dan
jaringan / instalasi listrik.
c. Jangan panik, selalu berkumpul bersama dalam kelompok-
kelompok kecil.
d. Jangan terburu-buru mengungsi, kecuali bangunan ada
kecenderungan akan mengalami kerusakan yang parah serta
pada posisi di daerah yang berisiko tinggi.
6.9.6 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memberitahukan
kepada semua pegawai untuk menuju ke daerah yang aman.
6.9.7 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk memberitahukan
kepada petugas pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran
listrik yang tidak dibutuhkan.
6.9.8 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pejabat
PT RCC yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian
dan mengambil alih kendali.
6.9.9 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab melakukan upaya-
upaya penyelamatan dengan memberikan pertolongan pertama.
6.9.10 Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menghubungi pihak
kepolisian dan Lembaga / Instansi yang terkait dengan gempa bumi
yang terjadi.
6.9.11 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan
terjadinya gempa bumi termasuk kerusakan dan korban bila ada
kepada pihak-pihak yang terkait.
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT HURU HARA
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.10 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Huru Hara / Demonstrasi
6.10.1 Bila terjadi aksi demonstrasi atau serbuan dari luar perusahaan,
Ketua Tim Tanggap Darurat atau Petugas Keamanan harus
menerima dan melayani dengan baik dan meminta perwakilan dari
mereka untuk mendiskusikannya secara baik-baik di ruang tamu.
6.10.2 Bila aksi terus berlangsung dan tidak terjadi kesepakatan, maka
informasikan kepada bagian yang berwenang sambil tetap meminta
para penyerbu tenang dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang
merugikan / tindakan brutal.
6.10.3 Bila tidak terjadi kesepakatan dan aksi terus berlangsung dan
tambah tidak terkendali, maka Ketua Tim Tanggap Darurat dan
Petugas Keamanan dapat meminta bantuan pengamanan kepada
aparat daerah setempat yang berwenang seperti : Kepolisian.
6.10.4 Sambil menanti keadaan, semua karyawan bersiap siaga untuk
melakukan tindakan-tindakan pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat yang dapat terjadi.
6.10.5 Bila terjadi keadaan darurat, maka Ketua Tim Tanggap Darurat
memimpin tindakan penanganan yang sesuai.
6.10.6 Bila huru-hara atau demonstrasi berasal dari dalam, yaitu
karyawan PT RCC dan menjurus pada keadaan darurat yang tidak
terkendali, maka Ketua Tim Tanggap Darurat dapat menghubungi
aparat daerah setempat yang berwenang untuk meminta bantuan
pengamanan.
6.10.7 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan
terjadinya huru hara / demonstrasi termasuk kerusakan dan korban
bila ada kepada pihak-pihak yang terkait.
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT BANJIR
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.11 Kesiagaan dan Tanggap Banjir
6.11.1 Bila terjadi bencana alam banjir yang datang secara perlahan-lahan,
semua karyawan harus mengamankan lingkungan sekitarnya dari
kemungkinan bahaya banjir yang lebih besar, yang dapat terjadi,
disamping harus memperhatikan keselamatan dirinya, misalnya :
a. Menyingkirkan benda-benda, sampah atau apapun yang dapat
menghambat / menyumbat jalannya air.
b. Mematikan arus listrik dari kabel atau alat yang mungkin dapat
terendam air.
c. Memindahkan file atau dokumen dengan jarak 30 cm atau lebih
tinggi dari lantai sebelum meninggalkan ruangan.
6.11.2 Bila hal tersebut tidak bisa ditangani sendiri, minta bantuan orang
lain atau yang berwenang.
6.11.3 Untuk menunggu keadaan selanjutnya, Kepala Bagian harus
memonitor dan melakukan tindakan-tindakan pencegahan lainnya
di lapangan dengan meminta bantuan kepada bawahannya.
6.11.4 Bila keadaan bertambah buruk dan menjurus kepada keadaan
darurat maka lakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan
keadaan darurat yang sesuai.
6.11.5 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat laporan
terjadinya banjir termasuk kerusakan bila ada kepada pihak-pihak
yang terkait.
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT ANCAMAN BOM
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.12 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Ancaman Bom
6.12.1 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan
penjelasan kepada semua pegawai mengenai langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat ancaman
bom.
6.12.1.1 Ancaman Bom Melalui Telepon
1. Selama menerima telepon dari orang / si penelpon
diusahakan tetap tenang.
2. Mengupayakan agar si penelpon terus bicara dan mencatat
seluruh percakapan :
a. Dimana bom dipasang
b. Berapa banyak bom yang dipasang
c. Kapan bom akan meledak
3. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab segera
melapor kepada pejabat yang terkait atau petugas yang
ditunjuk.
4. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak
lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan
tindakan penanganan keadaan darurat.
6.12.1.2 Ancaman Bom melalui Surat
1. Penerima surat segera menghubungi pejabat atau petugas
yang ditunjuk.
2. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab menindak
lanjuti laporan yang diterima dengan segera melakukan
tindakan penanganan keadaan darurat.
6.12.1.3 Menemukan Obyek Yang Mencurigakan
1. Penemu atau orang pertama yang mengetahui obyek yang
mencurigakan dilarang menyentuh.
2. Penemu segera menghubungi kepada pejabat atau petugas
yang ditunjuk dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
a. Identitas pelapor / penemu obyek
b. Lokasi obyek
c. Ciri-ciri obyek
3. Semua pegawai yang berada disekitar lokasi obyek tersebut
supaya menjauhi area / lokasi obyek.
4. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab
menghubungi pihak kepolisian dan lembaga / instansi yang
terkait.
5. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab memasang
tanda peringatan “Jangan mendekat“ dan memasang pagar /
pembatas sekeliling area / lokasi obyek.
6. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab
menempatkan petugas keamanan untuk menjaga area /
lokasi obyek agar orang tidak mendekat.
7. Jika dipandang perlu dilakukan tindakan evakuasi.
8. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab
menghubungi pejabat PT RCC yang berkompeten, untuk
segera datang ke lokasi kejadian dan mengambil alih
kendali.
9. Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab melakukan
upaya-upaya penyelamatan dengan memberikan
pertolongan pertama.
10.Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab
menghubungi pihak kepolisian atau pihak yang berwajib.
6.12.2 Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat
laporan terjadinya ancaman bom / sabotase termasuk
kerusakan atau korban bila ada kepada pihak-pihak yang
terkait.
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT CEDERA PARAH DAN
TUMPAHAN MINYAK
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.13 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Cedera Parah
6.13.1 Pertolongan pertama terhadap korban cedera parah dilakukan
sesuai Instruksi Kerja PPPK.
6.13.2 Pelaporan atas terjadinya cedera parah ditindaklajuti sesuai
Prosedur Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan dan Insiden.
6.14 Kesiagaan dan Tanggap Darurat Tumpahan Minyak
6.14.1 Untuk mencegah terjadinya tumpahan atau ceceran material atau
limbah B3 harus diperhatikan :
a. Untuk pekerja yang membawa material atau limbah B3, harus
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai atau
dipersyaratkan sesuai MSDS material tersebut. Misal : sarung
tangan, masker.
b. Menyediakan tempat penampung atau wadah yang sesuai dari
bahan atau material B3 yang akan dibawa.
c. Isi material atau limbah B3 pada tempat penampungan tidak
lebih dari ¾ dari luas tempat penampungan tersebut agar tidak
tercecer selama proses pemindahan.
6.14.2 Bila terjadi tumpahan gunakan pasir, tanah, serbuk kayu yang
tersedia dan lokalisir tumpahan tersebut agar tidak meluas. Minta
bantuan pihak lain bila tidak dapat menangani sendiri.
6.14.3 Bila terjadi ceceran gunakan kain majun, agar ceceran tidak
menyerap ke tanah. Masukkan atau buang kain majun yang telah
terkontaminasi pada tempat limbah B3 yang telah disediakan.
6.14.4 Hal yang perlu diperhatikan :
a. Menggunakan pelindung pada saat proses penuangan material
atau limbah B3.
b. Pada saat penuangan berilah penampung di bawahnya dengan
bak penampungan agar tumpahan dan ceceran yang langsung
ke tanah tidak terjadi atau dapat dikurangi.
c. Apabila terkena bahan kimia pada mata atau kulit, maka segeral
cuci dengan air bersih. Apabila kondisi tidak membaik maka
mintalah bantuan pengobatan.
d. Apabila kejadian tersebut tidak membaik maka segeralah
dibawa ke dokter atau rumah sakit dan sertakan MSDS atas
material tersebut.
e. Dilarang makan, minum atau menyalakan api selama
penanganan material atau limbah B3.
STRUKTUR ORGANISASI
KESIAGAAN DAN TANGGAP
DARURAT
No.dokumen : Tanggal :
No.Revisi : Halaman :
6.15 Struktur Organisasi Kesiagaan dan Tanggap Darurat
6.15.1 Wakil Manajemen menetapkan Struktur Organisasi untuk
menangani keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi di semua
Proses di PT RCC Organisasi ini mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
1. Ketua P2K3 memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan
tindak darurat di PT RCC. Ketua Unit K3 memimpin dan
mengkoordinir semua kegiatan tindak darurat di Proyek. Ketua
Unit K3 di jabat oleh : Kepala Proyek.
2. Petugas K3 merupakan anggota P2K3 atau Unit K3 yang
ditunjuk. Petugas K3 bertugas :
a. Memimpin kegiatan tindak darurat di lapangan
b. Menginformasikan kepada publik dan lembaga / instansi
yang terkait (kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Rumah
sakit , pers dll)
c. Melakukan kegitan pemadaman api dan tindakan
penyelamatan.
d. Memberikan pertolongan pertama kepada korban sampai
bantuan medis datang.
e. Berkoordinasi dengan teknisi mematikan aliran listrik
sewaktu terjadi kebakaran, gempa bumi dan kondisi bahaya
lainnya. Teknisi terdiri dari petugas maintenance PT RCC.
f. Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung
kembali jumlah orang yang berada di tempat titik
berkumpul (Assembly point) dengan membandingkan
jumlah orang yang terdaftar sebelum kejadian. Jumlah
orang yang dihitung termasuk tamu, pengunjung dan
top related