fisiologi dan pengukuran kerja tutorial 8...
Post on 01-Feb-2018
319 Views
Preview:
TRANSCRIPT
tutorial 8
Prodi Teknik IndustriFakultas Teknologi IndustriUniversitas Islam IndonesiaTahun Ajaran2016/2017
STOPWATCH
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
www.labdske-uii.com
Stopwatch 2016
TIME STUDY: METODE STOPWATCH
A. DESKRIPSI
Metode Stopwatch (jam henti) merupakan pengukuran waktu kerja secara langsung yang
biasa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-
ulang/repetitive(Wignjosoebroto, 2003). Pengukuran metode stopwatch ini diperkenalkan
pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekiar abad 19. Hasil pengukuran metode ini
adalah waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, dimana waktu ini akan
dipergunakan sebagai standard penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan
melaksanakan pekerjaan yang sama.
B. Tujuan Tutorial
1. Memperkenalkan kepada praktikan metode Stopwatch dalam aplikasipengukuran
waktu kerja secara langsung.
2. Praktikan mampu menghitung waktu normal dan waktu baku suatu pekerjaan dengan
mengidentifikasi serta mengukur elemen-elemen pekerjaannya.
3. Praktikan mampu menentukan jumlah siklus kerja dengan menghitung uji kecukupan
dan keseragaman data.
4. Praktikan mampu menentukan ratingfactorsertaallowance seorang operator dengan
menganalisa performansi kerja dan keadaan lingkungan operator.
C. INPUT DAN OUTPUT
Input :
a) Elemen-elemen kerja pada suatu
pekerjaan.
b) Durasi pada masing-masing elemen
pekerjaan.
c) Jumlah data pengamatan
Output :
a) Uji Kecukupan Data
b) Uji Keseragaman Data
c) Waktu normal
d) Waktu baku
Stopwatch 2016
D. PERALATAN TUTORIAL STOPWATCH
Alat Tutorial Stopwatch
a) Stopwatch
b) Lembar Pengamatan
c) Pulpen/ Alat tulis
d) Kalkulator
Stopwatch 2016
E. PROSEDUR PELAKSANAAN TUTORIAL
Berikut ini adalah alur pelaksanaan tutorial stopwatch:
Mulai
Menentukan
Pengamat &
Operator
Pengamat menghitung
waktu & mengamati
operator
Operator
melakukan
perakitan
Menentukan
elemen kerja
Konsultasi elemen
kerja kepada asisten
Operator
melakukan
perakitan produk
Pengamat
menghitung waktu
setiap elemen kerja
Praktikan melakukan
pengolahan data beserta
penentuan RF &
allowance
Acc?
Melakukan konsultasi
dengan asisten
pembimbing
Selesai
Salah
Benar
Tidak
Ya
Gambar 8.1 Alur Tutorial Stopwatch
Stopwatch 2016
LANDASAN TEORI
Stopwatch
1. Konsep Pengukuran Waktu Kerja
Menurut Wignjosoebroto (2003), Niebel dan Freivalds (1999) dan Barnes (1997),
pengukuran waktu kerja dapat diklasifikasikan sesuai dengan bagan dibawah ini:
Pengukuran Waktu Kerja
Langsung
Work Sampling
Stopwatch
Tidak Langsung
Metode Standard Data
Metode Analisa Regresi
Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan
Gambar 8.2 Metode Pengukuran Kerja
(Sumber: Barnes, 1980)
Menurut Wignjosoebroto (2003), pengukuran kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki ketrampilan rata –
rata dan terlatih baik) dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja
yang normal.
Untuk mengetahui apakah suatu sistem kerja yang diterapkan sudah baik, maka diperlukan
prinsip-prinsip pengukuran kerja yang meliputi teknik-teknik pengukuran mengenai waktu yang
dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan, pengaruh psikologis dan fisiologis. Salah satu pengukuran
kerja adalah pengukuran waktu kerja (time study).
Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mendapatkan waktu standar/waktu baku
penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat, oleh
pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang telah berjalan
dengan baik(Barnes, 1980).Manfaat dari menghitung waktu baku ini adalah (Wignjosoebroto,
2003):
1. Untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja
Stopwatch 2016
2. Untuk menentukan standar biaya dalam mempersiapkan anggaran
3. Untuk menentukan pemanfaatan mesin, jumlah mesin yang dapat dioperasikan seorang
operator dan embantu dalam menyeimbangkan lintasan produksi.
4. Perencanaan system pemberian bonus dan intensif bagi karyawan.
5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
2. Metode Pengukuran Waktu Kerja Stopwatch
Metode Stopwatch (jam henti) merupakan pengukuran waktu kerja secara langsung
yang biasa diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-
ulang/repetitive(Wignjosoebroto, 2003). Pengukuran metode stopwatch ini diperkenalkan
pertama kali oleh Frederick W.Taylor sekiar abad 19.
Menurut Barnes (1980), metode pembacaan stopwatch yang sering digunakan
adalah:
Gambar 8.3 Metode pembacaan (Sumber: Barnes, 1980)
a) Continuous Timing
Pada metode ini stopwatch dijalankan terus menerus selama pengamatan.Stopwatch
baru akan dihentikan pada saat pengamatan selesai dilakukan dan pada akhir
pengamatan waktu yang telah didapat dicatat. Selain itu untuk mendapatkan masing-
masing waktu individu maka perlu dilakukan proses pengurangan.Pada pengukuran
ini stopwatch tidak di STOP hingga semua produk selesai dilakukan.
continuous timing
repetitive timing
accumulative timing
Stopwatch 2016
Tabel 8.1 Contoh hasil pengambilan data metode continuous timing
NO Elemen Kerja Detik Ke- Waktu
1 Memasang Badan Atas 15 15 Detik
2 Memasang Kunci Body 18 3 Detik
3 Memasang Sayap 23 5 Detik
4 Packing 31 8 Detik
b) Repetitive Timing
Untuk metode ini cara menggunakan stopwatch, stopwatch ini dibaca secara simultan
dan angka pada stopwatch dikembalikan ke angka nol setelah setiap proses selesai.
Metode ini dapat dilakukan pencatatan langsung tanpa perlu mengurangi waktu. Pada
pengukuran ini stopwatch di STOP setelah elemen kerja 1 selesai dikerjakan, START
kembali dalam posisi jarum Stopwatch diangka NOL ketika elemen ke-2 mulai
dikerjakan.
Tabel 8.2 Contoh hasil pengambilan data metode repetitive timing
NO Elemen Kerja Waktu
1 Memasang Badan Atas 15 Detik
2 Memasang Kunci Body 3 Detik
3 Memasang Sayap 5 Detik
4 Packing 8 Detik
c) Accumulative Timing
Pada metode ini cara menggunakan stopwatch melibatkan dua atau lebih stopwatch,
hal ini dikarenakan metode yang digunakan yaitu ketika stopwatch yang pertama
berhenti kemudian stopwatch yang kedua mulai dijalankan dan ketika stopwatch yang
kedua berhenti maka stopwatch yang ketiga dijalankan.Pengukuran ini menggunakan
2 atau lebih stopwatch. Stopwatch beroperasi secara bergantian per tiap elemen kerja.
Stopwatch 2016
Gambar 8.4 Alat Studi Waktu
Tabel 8.3 Contoh hasil pengambilan data metode accumulative timing
Stopwatch Elemen Kerja Waktu Keterangan
1 Memasang Badan Atas 15 Detik Stopwatch 1
2 Memasang Kunci Body 3 Detik Stopwatch 2
3 Memasang Sayap 5 Detik Stopwatch 1
4 Packing 5 Detik Stopwatch 2
3. Langkah-langkah
Menurut Sutalaksana (1979), beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan metode stopwatch adalah
1. Penetapan tujuan pengukuran
2. Melakukan Penelitian
3. Menentukan operator.
Beberapa kriteria operator yang tidak dianjurkan adalah :
Orang yang tercepat dalam melakukan pekerjaan
Orang yang paling lambat dalam melakukan pekerjaan
Pekerja dengan kelakuan yang wajar ketika sedang diamati.
Objek pengamatan haruslah memiliki waktu pengerjaan yang tepat dantelah terlatih
dengan baik (Meyers, 1999).
4. Menguraikan pekerjaan menjadi beberapa elemen kerja.
5. Menyiapkan alat-alat pengukuran
1. Stopwatch
2. Papan Pengamatan
3. Kalkulator
4. Pena atau pensil
Stopwatch 2016
4. Pelaksanaan Pengukuran Metode Stopwatch
Setelah dilakukan langkah-langkah persiapan pada D.1.3, kemudian dilaksanakan
pengukuran kerja. Adapun langkah-langkah yang dikerjakan selama pengukuran waktu
kerja berlangsung, yaitu (Sutalaksana, 1979):
1. Pengukuran Pendahuluan
Pengukuran pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui berapa kali pengukuran
harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang didapat dari
hasil perhitungan waktu pengamatan. Biasanya pengukuran waktu dilakukan
sebanyak 25 kali pengukuran.
2. Uji kecukupan data
Ada 2 faktor yang mempengaruhi kecukupan data :
1. Tingkat kepercayaan (Confidence Level).
2. Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy).
Asumsikan operator adalah manusia normal, sehingga kecukupan data dapat
dihitung dengan (Barnes, 1980) :
N’ =
222 )().(/
X
XXNsk
Dimana:
k = tingkat keyakinan
Jika tingkat keyakinan99%,maka k =2,58 ≈ 3
Jika tingkat keyakinan95%,maka k = 1,96≈ 2
Jika tingkat keyakinan68%,maka k = 1
s=derajat ketelitian
Kesimpulan dari perhitungan yang diperoleh yaitu :
a. Apabila N’ ≤ N (jumlah pengamatan teoritis lebih kecil atau sama dengan pengamatan
yang sebenarnya dilakukan), maka data tersebut dinyatakan telah mencukupi untuk
tingkat keyakinan dan derajat ketelitian yang diinginkan tersebut, sehingga data
tersebut dapat diolah untuk mencari waktu baku.
Stopwatch 2016
b. Tetapi jika sebaliknya, dimana N’ > N (jumlah pengamatan teoritis lebih besar dari
jumlah pengamatan yang ada), maka data tersebut dinyatakan tidak cukup. Dan agar
data tersebut dapat diolah untuk mencari waktu baku, maka data pengamatan harus
ditambah lagi sampai lebih besar dari jumlah data pengamatan teoritis.
3. Uji Keseragaman Data
Proses analisa keseragaman data ini dilakukan dengan menggunakan control yang
diperoleh dari pengamatan. Data-data yang didapat dari pengamatan kemudian
dikelompokkan kedalam beberapa sub grup dan diselidiki apakah rata-rata sub grup
tersebut berada dalam batas kontrol.
Formulasi uji keseragaman data :
UCL/LCL= �̅� ± 𝑘𝜎
Dimana:
�̅�= rata – rata waktu elemen kerja
k= tingkat keyakinan
𝜎 = standar deviasi
n = jumlah pengamatan
Catatan:
Jika nilai p berada pada batas kontrol, maka semua data tersebut dapat diproses.
Sebaliknya, jika ada nilai p yang berada di luar batas kontrol, maka datapengamatan
yang melewati batas yang bersangkutan harus “dibuang”, karena data dikatakan
seragam apabila data tersebut berada dalam batas kontrol. Berikut ini adalah data
seragam dan tidak seragam yang ditunjukkan pada gambar 8.5 dan gambar 8.6.
Stopwatch 2016
Gambar 8.5 Data Seragam
Gambar 8.6 Data Tidak Seragam
4. RatingFactor
Rating Factor merupakan proses penyesuaian waktu yang dilakukan kepada pekerja
agar sesuai dengan pekerja yang bekerja normal (Meyers, 1999). Salah satu metode
tertua dalam menentukan performance erating adalah metode yang dikembangkan
oleh Westinghouse Electric Corporation. Berikut pada tabel 8.4 adalah nilai-nilai
faktor yang diperhitungkan dalam perhitungan.
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ra
ta-r
ata
wa
ktu
pen
yel
esa
ian
(d
etik
)
Pengamatan ke-n
Uji Keseragaman Data Elemen X
BKA Operator BKB
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Rata
-rata
wak
tu
pen
yel
esa
ian
(d
etik
)
Pengamatan ke-n
Uji Keseragaman Data Elemen Y
BKA Operator BKB
Stopwatch 2016
Tabel 8.4 TabelWestinghouse
SKILL
EFFORT
+0,15 A1
Superskill +0,13 A1
Superskill +0,13 A2 +0,12 A2 +0,11 B1
Excellent +0,10 B1
Excellent +0,08 B2 +0,08 B2 +0,06 C1
Good +0,05 C1
Good +0,03 C2 +0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average
-0,05 E1
Fair -0,04 E1
Fair -0,10 E2 -0,08 E2 -0,16 F1
Poor -0,12 F1
Poor -0,22 F2 -0,17 F2
CONDITION
CONSISTENCY
+0,06 A Ideal +0,04 A Ideal +0,04 B Excellent +0,03 B Excellent +0,02 C Good +0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average
-0,03 E Fair -0,02 E Fair -0,07 F Poor -0,04 F Poor
Terdapat tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu operator bekerja dalam kondisi
normal (P=1), operator bekerja diatas normal (P>1) dan operator bekerja dibawah
normal (P<1) (Purnomo, 2014). Rating factor dapat dihitung dengan cara:
𝑃 = 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 + 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒
Sebagai contoh, apabila diketahui bahwa waktu rata-rata yang diukur
terhadap suatu elemen kerja adalah 0,05 menit dan rating factoroperator adalah
memenuhi klasifikasi berikut:
- Excellent Skill (B2) : + 0,08
- Good Effort (C2) : + 0,02
- Good Condition (C) : + 0,01
- Good Consistency (C) : + 0,01 +
Total : + 0.13
Maka, rating factor nya adalah:
𝑃 = 1 + 0,13 = 1,13
Stopwatch 2016
Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri – ciri
dari setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:
5. Allowance
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa
fatique, dan hambatan – hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini
merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja, dan yang selama pengukuran
tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan setelah
mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan (Barnes, 1980).
6. Menghitung Waktu Baku
a) Menghitung waktu per elemen kerja
Tabel 8.5 Hasil Rekap Data Pengamatan
No Elemen Kerja 1 2 …. N Rata-
rata
RF
1 Mengambil
body bawah
5 s 1.14
5 s
2 Memasang besi 7 s 1.02
12 s
… … … … … … …
5 Mengencangkan
skrup
5 s 0.99
20s
b) Waktu Normal
Rerata Waktu Elemen Kerja x Rating
c) Waktu Baku
Waktu normal + (Allowance x Waktu Normal)
= 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 ×100
100−𝐴𝑙𝑙
Stopwatch 2016
5. Contoh Soal
Seorang karyawan perusahaan elektronik, mempunyai tugas untuk merakit steker.
Untuk menilai apakah kinerja karyawannya sudah efektif maka dilakukan analisis time
study dalam perakitan steker tersebut menggunakan metode stopwatch. Dalam
pengamatan ini dilakukan 10 perakitan untuk mengetahui seberapa lama pekerja
menyelesaikan perakitan untuk 1 unit steker.
Dalam penelitian ini dilakukan pembagian elemen kerja menjadi memasang
body bawah, memasang besi 1, memasang besi 2, memasang body atas dan
mengencangkan sekrup pada steker. Selain pembagian elemen kerja juga dilakukan
pemberian ratingfactor untuk tiap-tiap elemen, untuk elemen 1 sebesar 1.13, elemen 2
sebesar 1.15, elemen 3 sebesar 1.08, elemen 4 sebesar dan elemen 5 sebesar 1.12.
Tabel 8.6 Contoh Rekap Data Pengamatan
Jawaban:
Dari data pengamatan diatas, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari waktu
normal untuk tiap elemen kerja.
- Waktu normal elemen kerja 1 = 2.5 x 1.13 = 2.825 detik
- Waktu normal elemen kerja 2 = 1.8 x 1.15 = 2.07 detik
- Waktu normal elemen kerja 3 = 3.2 x 1.08 = 3.456 detik
Elemen Kerja Pengamatan ke-(detik) Rata-
rata RF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Memasang body
bawah
3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2.5 1.13
3 28 51 78 100 123 145 165 186 210
Memasang besi
1
1 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1.8 1.15
4 30 54 81 102 125 147 166 187 211
Memasang besi
2
4 3 4 3 2 4 2 2 5 3 3.2 1.08
8 33 58 84 104 129 149 168 192 214
Memasang body
atas
4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2.6 1.13
12 36 60 87 107 131 151 171 194 216
Mengencangkan
sekrup
13 12 16 10 14 12 11 13 14 13 12.8 1.12
25 48 76 97 121 143 162 184 208 229
Stopwatch 2016
- Waktu normal elemen kerja 4 = 2.6 x 1.13 = 2.938 detik
- Waktu normal elemen kerja 5 = 12.8 x 1.12 = 14.336 detik
Total waktu normal = 25.625 detik
- Waktu standar untuk kegiatan perakitan dengan allowance 15%.
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑥 100
100−𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑘𝑢 = 25.625 𝑥 100
100−15= 30.15 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Stopwatch 2016
REFERENSI
Barnes, R.M. 1980. Motion and time study.New York: John Wiley& Sons.
Meyers, F.E. 1999. Motion and Time Study. Prentice-Hall.
Niebel, B.W., Freivalds, A. 1999. Methods, Standards, and Work Design.Singapore : McGraw-
Hill.
Purnomo, Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Edisi kedua.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Purnomo, H. 2014. Metode Pengukuran Kerja. Yogyakarta: CV Sigma.
Sutalaksana, Iftikar Z, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: ITB.
Wignjosoebroto, S., 2003.Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu.Edisi ketiga. Jakatrta: Penerbit PT.
Guna Widya.
Stopwatch 2016
LAMPIRAN
Faktor Penyesuaian
Tabel 1. Westinghouse Table
SKILL EFFORT
+0,15 A1 Super skill +0,13 A1 Excessive +0,13 A2 +0,12 A2 +0,11 B1 Excellent +0,10 B1 Excellent +0,08 B2 +0,08 B2 +0,06 C1 Good +0,05 C1 Good +0,03 C2 +0,02 C2 0,00 D Average 0,00 D Average
-0,05 E1 Fair -0,04 E1 Fair -0,10 E2 -0,08 E2 -0,16 F1 Poor -0,12 F Poor -0,22 F2 -0,17 F2
CONDITION CONSISTENCY
+0,06 A Idea
l
+0,04 A Ideal +0,04 B Excellent +0,03 B Excellent +0,02 C Good +0,01 C Good 0,00 D Average 0,00 D Average
-0,03 E Fair -0,02 E Fair -0,07 F Poor -0,04 F Poor
Stopwatch 2016
Skill
Untuk keperluan penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri – ciri dari
setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini:
SUPER SKILL : 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.
2. Bekerja dengan sempurna
3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik
4. Gerakan – gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit
untuk diikuti.
5. Kadang – kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan –
gerakan mesin.
6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya
tidak terlampau terlihat karena lancarnya.
7. Tidak terkesan adanya gerakan – gerakan berpikir dan
merencanakan dan merencanakan tentang apa yang dikerjakan
(sudah sangat otomatis)
8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan bersangkutan
adalah pekerjaan yang baik.
EXELLENT SKILL : 1. Percaya pada diri sendiri
2. Tampak cocok dengan pekerjaannya.
3. Terlihat telah terlatih baik.
4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran–
pengukuran atau pemeriksaan–pemeriksaan.
5. Gerakan–gerakan kerja beserta urutan–urutannya dijalankan
tanpa kesalahan.
6. Menggunakan peralatan dengan baik.
7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.
8. Bekerjanya cepat tetapi halus.
9. Bekerja berirama dan terkoordinasi.
Stopwatch 2016
GOOD SKILL : 1. Kwalitas hasil baik.
2. Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerjaan
pada umumnya.
3. Dapat memberikann petunjuk – petunjuk pada pekerja lain
yang keterampilannya lebih rendah.
4. Tampak jelas sebagai kerja yang cakap .
5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.
6. Tiada keragu - raguan
7. Bekerjanya “stabil”
8. Gerakannya – gerakannya terkoordinasi dengan baik.
9. Gerakan – gerakannya cepat.
AVERAGE SKILL : 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.
3. Terlihatnya ada pekerjaan – pekerjaan yang perencana.
4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5. Gerakan – gerakannya cukup menunjukan tidak adanya keragu
– raguan.
6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik.
7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk
pekerjaannya.
8. Bekerjanya cukup teliti.
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.
Stopwatch 2016
FAIR SKILL : 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.
2. Mengenal peralatan dan lingkuan secukupnya.
3. Terlihat adanya perencanaan – perencanaan sebelum
melakukan gerakan.
4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi
telah ditempatkan dipekerjaan itu sejak lama.
6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi
tampak selalu tidak yakin.
7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan – kesalahan sendiri.
8. Jika tidak bekerja sungguh – sungguh outputnya akan sangat
rendah
9. Biasanya tidak ragu – ragu dalam menjalankan gerakan –
gerakanya.
POOR SKILL : 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.
2. Gerakan – gerakannya kaku.
3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan – urutan gerakan.
4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan.
5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.
6. Ragu – ragu dalam menjalankan gerakan – gerakan kerja.
7. Sering melakukan kesalahan – kesalahan
8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.
Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi juga kedalam kelas – kelas dengan ciri
masing - masing. Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukan atau
diberikan operator ketikan melakukan pekerjaannya. Berikut ini ada enam kelas usaha dengan
ciri – cirinya.
Stopwatch 2016
Effort
EXCESSIVE EFFORT : 1. Kecepatan sangat berlebihan.
2. Usahanya sangat besungguh – sungguh tetapi dapat
membahayakan kesehatannya.
3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan
sepanjang hari kerja.
EXELLENT EFFORT : 1. Jelas terlihat kecepatan kerjannya yang tinggi
2. Gerakan – gerakan lebih “ekonomis” daripada operator –
operator biasa.
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4. Banyak memberi saran - saran.
5. Menerima saran – saran dan petunjuk dengan senang.
6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.
7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.
8. Bangga atas kelebihannya.
9. Gerakan – gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.
10. Bekerja sitematis.
11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu element keelemen
lainnya tidak terlihat.
GOOD EFFORT : 1. Bekerja berirama
2. Saat – saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang –
kadang tidak ada.
3. Penuh perhatian pada pekerjaan.
4. Senang pada pekerjaannya
5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.
6. Percaya pada kebaikan maksut pengukuran waktu.
Stopwatch 2016
7. Menerima saran – saran dan petunjuk – petunjuk dengan
senang.
8. Dapat memberikan saran – saran untuk perbaikan kerja.
9. Tempat kerjanya diatur dengan baik dan rapi.
10. Menggunakan alat – alat yang tepat dengan baik.
11. memelihara dengan baik kondisi peralatan.
AVERAGE EFFORT : 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.
2. Bekerja dengan Stabil.
3. Menerima saran – saran tetapi tidak melaksanakannya.
4. Set Up dilakukan dengan baik.
5. Melakukan kegiatan – kegiatan perencanaan.
FAIR EFFORT : 1. Saran – saran yang baik diterima dengan kesal.
2. Kadang – kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaanya.
3. Kurang sungguh – sungguh.
4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.
5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.
6. Alat – alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.
7. Terlihatadanyakecenderungan kurang perhatian pada
pekerjaanya.
8. Terlampau hati – hati.
9. Sitematika kerjanya sedang – sedang aja.
10. Gerakan – gerakan tidak terencana.
POOR EFFORT 1. Banyak membuang – buang waktu.
2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja.
3. Tidak mau menerima saran – saran.
4. Tampak malas dan lambat bekerja.
Stopwatch 2016
5. Melakukan gerakan – gerakan yang tidak perlu untuk
mengambil alat – alat dan bahan – bahan.
6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi.
7. Tidak perduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang
dipakai.
8. Mengubah – ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.
9. Set Up kerjanya terlihat tidak baik.
Stopwatch 2016
Tabel Allowance
Stopwatch 2016
Tabel Allowance
Stopwatch 2016
www.labdske-uii.com
Say: “Ya Rabb, increase me in knowledge”
QS. Thaha: 114
top related