faktor yang mempengaruhi terhambatnya pertumbuhan janin
Post on 27-Dec-2015
80 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN JANIN DAN INDIVIDU
1. PENGARUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN
1. Gizi Ibu
Gizi makanan ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik akan
berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif. Pengaruh ini
tampak jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan besarnya. Panjang dan
besarnya bayi dalam keadaan normal bila gizi juga baik. Gizi yang berlebihan mengakibatkan
bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa
menyulitkan proses kelahiran. Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil,
dan kondisi kesehatannya kurang baik.
Menu protein tinggi dibutuhkan oleh ibu hamil. Protein diperlukan untuk pertumbuhan bayi
yang dikandungnya. Kelahiran premature lebih banyak terjadi pada ibu yang kekurangan gizi.
Bayi premature umumnya berat badannya kurang, cenderung mengalami hambatan dalam
perkembangannya, bak hambatan pertumbuhan fisik, hambatan perkembangan gerak,
maupun hambatan perkembangan mental. Faktor penyebab utama kekuangan gizi pada ibu
hamil adalah kondisi social ekonomi yang rendah.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
a. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
b. Terhadap Perslinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR)
Sunber :
Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi Ibu terhadap
Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi Mahasiswa FKM USU.
Medan.
1. Aktifitas Fisik
Pada saat hamil ibu tetap perlu melakukan aktiftas fisik, Tetapi terbatas pada aktifitas ringan.
Aktifitas fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan, apalagi bila dilakukan
pada bulan-bulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa mengakibatkan kelelahan.
Ibu hamil yang terlalu sering mengalami kelelahan fisik, besarnya janin akan menyusut atau
berkembangnnya tidak baik.
1. Kondisi Emosional
Kondisi emosional ibu hamil yang tidak stabil misalnya sering marah-marah atau selalu
sedih, bisa berakibat tidak baik terhadap perkembangan kejiwaan bayi yang akan dilahirkan.
Dalam perkembangnnya, bayi bisa menjadi cengeng atau terlalu perasa.
Suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung,
tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat, sekresi asam lambung, dan
lain-lain. Trauma, stres, atau tekanan psikologis juga dapat memunculkan gejala fisik seperti
letih, lesu, mudah marah, gelisah, pening, mual atau merasa malas.
Karena perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis dan sebaliknya,
maka mudah bagi ibu hamil untuk mengalami trauma. Menurut Shinto, trauma ini ternyata
dapat dirasakan juga oleh janin. Bahkan, janin sudah menunjukkan reaksi terhadap stimulasi
yang berasal dari luar tubuh ibunya. Sementara dalam masa perkembangan janin, ada masa-
masa yang dianggap kritis yang menyangkut pembentukan organ tubuh. Oleh karena itu, mau
tidak mau ibu hamil harus menjaga kondisi fisik maupun psikisnya agar bayinya dapat
tumbuh sehat.
1. Penyakit yang di hidap Ibu
Penyakit yang diderita ibu pada saat hamil bias berakibat negative kepada janin yang
dikandung. Akibat negatif yang bias ditimbulkan adalah kematian pada saat di dalam
kandungan atau terbentuknya organ-organ tubuh jari yang tidak sempurna atau cacat.
Penyakit ibu yang bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan antara lain : kolera,
malaria, influenza, dan sipilis. Sipilis juga mengakibatkan kebutaan atau kecacatan fisik yang
lain pada bayi yang dilahirkan.
1. Pengaruh Obat-obatan, narkoba, dan rokok
Seperti halnya penyakit, beberapa macam obat-obatan yang diminum atau disuntikkan bisa
mengakibatkan pertumbuhan organ-organ tubuh yang tidak sempurna. Pengaruh ini terutama
bisa terejadi pada saat awal kehamilan. Obat-obatan yang bisa berpengaruh negatif tersebut
antara lain aspirin dan obat-obat malaria.
Penggunaan obat-obatan narkotika, misalnya : heroin, kokain, atau morfin juga berpengaruh
tidak baik terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh ini terbawa sampai lahir. Pengaruh
Narkotika seperti yang dialami oleh ibunya tertular pada bayinya.
Ibu hamil yang perokok juga berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung. Besarnya
pengaruh tergantung pada banyak sedikitnya rokok yang dihisap setiap harinya. Pengaruhnya
adalah terhadap pertumbuhan janin, yang tampak pada kurangnya berat bai yang dilahirkan.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDIVIDU
1. Gizi
Berbicara masalah gizi, kita tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat makanan atau
nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung
zat-zat nutrien yang dibutuhkan oleh tubuh agar tubuh dapat melakukan fungsi-fungsinya
dengan sebaik-baiknya. Dengan perkataan lain zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh untuk
pertumbuhan, perbaikan jaringan dan pemeliharaan tubuh beserta semua fungsinya.
Sejak dari masa janin, bayi, remaja sampai ke masa dewasa dan lansia (lanjut usia), manusia
membutuhkan zat-zat yang berguna untuk membantu fungsi semua organ agar dapat berjalan
dengan baik, apakah zat itu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, garam mineral dan air.
Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan sebagai sumber tenaga atau energi untuk bekerja.
Kalori yang dihasilkan untuk setiap 1 gram karbohidrat adalah sebesar 4 gramkalori, sedang 1
gram protein menghasilkan 4 gramkalori dan untuk setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan
kalori sebesar 9 gramkalori. Vitamin dan mineral dibutuhkan sebagai pengatur tubuh dengan
jalan memperlancar proses oksidasi, memelihara fungsi normal otot dan syaraf, vitalitas
jaringan dan menunjang fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam proses-proses tersebut
juga dibutuhkan air dan oksigen dari udara. Peranan air sangat penting sebagai medium atau
pelarut dari getah-getah tubuh, peredaran darah dan proses-proses dalam tubuh lainnya.
Kebutuhan akan zat-zat ini berbeda-beda dan perbedaan ini tergantung dari umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pada wanita dewasa,
kalori yang dibutuhkan berkisar antara 1.600 -2000 kilokalori, sedangkan pria dewasa
membutuhkan sekitar 2.500 -3.000 kilokalori setiap harinya. Secara umum pengaruh gizi
pada manusia sangatlah kompleks, antara lain dapat berpengaruh terhadap perkembangan
mental, perkembangan fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja yang mana kesemua ini
sangatlah erat hubungannya dengan perbaikan atau peningkatan pendapatan masyarakat.
Dengan demikian agar dapat melakukan kerja seoptimal mungkin sangatlah perlu
diperhatikan kualitas makanan yang dimakan, hendaknyalah memakan makanan yang cukup
mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh atau makanan yang berimbang (balanced
diet).
Banyak masalah-masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat tidak
adanyakeseimbangan gizi yang lebih dikenal sebagai akibat gizi salah.
Gizi salah yang diderita pada masa janin (dalam kandungan) dan masa
anak-anak dapat menghambat antara lain kecerdasan, motivasi,
kesanggupan belajar. Selain itu, ada dugaan bahwa gizi salah yang
diderita pada masa janin dapat menimbulkan kelainan kromosoma yang
bisa berakibatkan pada perilaku abnormal ataupun kelainan-kelainan
yang akan bertahan selama hidup. Masalah lain yang dapat diakibatkan
oleh gizi salah ini adalah gangguan perkembangan Fisik. Suatu studi yang
dilakukan di India menunjukkan bahwa 90 % dari 3000 anak yang berasal
dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah mempunyai ukuran tubuh
lebih kecil dari ukuran normal. Keadaan seperti ini merupakan gambaran
umum dari masyarakat di negara-negara yang secara ekonomi tergolong
kurang berkembang. Masih berkaitan dengan berat badan lahir yang
rendah, pada suatu penelitian yang dilakukan di Hertfordshire (lnggris)
ditemukan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang
dari 2,5 kg mempunyai resiko yang besar untuk menderita penyakit
jantung koroner.
Namun yang cukup menarik dari penelitian tersebut bahwa resiko itu
menjadi menurun bila kekurangan tersebut dapat dikejar sehingga
mencapai berat badan yang normal (Barker,1992). Jadi jelas sekali bahwa
perawatan yang tentunya termasuk gizi dalam hal ini cukup menentukan
kondisi seseorang selanjutnya dan ini,tentunya sedikit banyaknya akan
berkaitan dengan produktifitas kerja dan kualitas hidupnya di kemudian
hari.
Sebenarnya, dalam pembahasan gizi salah yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan tidaklah semata-mata hanya keadaan kurang gizi,
namun kelebihan gizipun dapat menimbulkan gangguan pada manusia.
Jadi kalau kita tilik lebih dalam yang tergolong dalam gizi salah
(malnutrisi) ini ada dua golongan, yaitu kurang gizi (under nutrition) dan
kelebihan gizi (over nutrition). Jelas, bahwa gangguan atau penyakit yang
ditimbulkan oleh golongan kedua ini lebih banyak dijumpai pada
masyarakat di negara-negara maju seperti penyakit jantung koroner,
darah tinggi (hipertensi), dan lain-lain. Sedangkan pada negara- negara
berkembang pada umumnya banyak dijumpai keadaan kurang gizi yang
sering disebut dengan Kurang Energi Protein (KEP), Defisiensi vitamin A,
Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKI) dan lain-lain yang nantinya
dapat berakibat pada turunnya daya tubuh dan memudahkan untuk
mendapat penyakit-penyakit infeksi ataupun gangguan lain.
Di Indonesia, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh BPS melalui modul
SUSENAS tahun 1986, 1987, dan 1989 serta hasil survai Vitamin A tahun
1978 menunjukkan adanya penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk yang cukup bermakna. Pada tahun 1978 prevalensi gizi kurang dan
gizi buruk di Indonesia sebesar 15,9% yang kemudian menurun hingga
10,5% pada tahun 1989. Demikian pula prevalensiKurang Energi Protein
(KEP) berat juga mengalami penurunan dari 3% menjadi 1,4% dalam
kurun waktu yang sama. Keadaan ini menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan energi dan protein rumah tangga
Kecenderungan ini selain disebabkan sudah mulai menurunnya jumlah
penduduk yang miskin, juga pemerintah giat melakukan berbagai
program upaya perbaikan gizi masyarakat. Sedangkan masalah GAKI di
negara kita masih merupakan masalah yang cukup besar. Data tahun
1990 menunjukkan angka prevalensi nasional GAKI dalam bentuk angka
penyakit gondok sebesar 27,7%. Angka ini hila dibandingkan dengan data
tahun 1982 (37,2%) telah mengalami penurunan. Namun bila diperhatikan
per propinsi, masih terdapat beberapa propinsi yang justru menunjukkan
peningkatan prevalensi. Walaupun permasalahan kesehatan yang masih
berkaitan dengan gizi kurang masih cukup banyak dijumpai di Indonesia,
namun saat ini permasalahan gizi lebih sudah mulai meningkat terutama
di daerah perkotaan di Indonesia. Hal ini terlihat dari Survei kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) dimana penyakit kardiovaskuler yang pada tahun
1972 merupakan penyebab kematian peringkat 11 menjadi peringkat ke-3
pada tahun 1986 dan pada SKRT 1992 menjadi penyebab utama
kemaatian di Indonesia. Dengan melihat kondisi ini, maka saat ini
Indonesia sedang menghadapi dua masalah atau problema ganda gizi
dimana diperlukan pemecahan masalah yang tepat sehingga diharapkan
kualitas sumber daya akan meningkat yang pada akhirnya juga
berhubungan dengan tingkat produktifitasnya.
Secara umum, permasalahan gizi dan pangan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain faktor demografi seperti pertambahan jumlah
penduduk, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, besarnya proporsi
penduduk usia muda, penyebaran penduduk yang tidak merata,
perubahan susunan penduduk; faktor sosial ekonomi dimana terjadinya
peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatnya laju pertumbuhan
ekonomi yang secara baik langsung berpengaruh pada pendapatan
keluarga. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada masalah gizi dan
pangan adalah perkembangan IPTEK dimana terjadinya arus moderenisasi
yang membawa banyak perubahan pada pola hidup masyarakat termasuk
pada pola makan. Salah satu dampak dari arus moderenisasi terhadap
pola makan adalah meningkatnya konsumsi lemak.
2. Pengaruh status sosial ekonomi
Pengaruh status sosial ekonomi terhadap pertumbuhan fisik bersifat tidak langsung. Jumlah
keluarga dan status sosial ekonomi berhubungan dengan kemungkinan mencukupi kebutuhan
gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik, dan kemungkinan terciptanya suasana
keluarga yang menyenangkan atau tidak ada himpitan psikososial. Kemiskinan selalu
berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan,
akan menghambat pertumbuhan anak.
Selain itu anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial
ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang
lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga
yang status ekonominya rendah. Pengaruh bermain bagi perkembangan
anak :
1.o
Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak Bermain dapat digunakan sebagai terapi Bermain dapat mempengaruhi dan menambah pengetahuan
anak Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak
3. Aktivitas
Agar terjadi pertumbuhan yang normal diperlukan aktibitas fisik dengan intensitas yang
cukup. Pengaruh yang lain terjadi adalah terhadap tulang dan otot. Aktifitas fisik yang terlalu
ringan tidak membawa pengaruh nyata, dan bila terlalu berat bisa merusak atau
mengakibatkan cedera.
Berikut contoh aktivitas yang berguna bagi perkembangan individu:
1. Pergi ke perpustakaan
Biasakan anak membaca buku. Bila sempat, sisakan waktu setiap hari, kalau tidak, beberapa
kali setiap minggu untuk membacakan cerita kepada anak. Jangan lupa untuk membahas
kembali apa yang telah dibaca. Tanyakan kepada mereka tentang ceritanya, bantu mereka
menemukan kosakata baru dan ajak anak untuk membaca beragam macam bacaan. Buatlah
membaca itu gampang dan menyenangkan bagi anak dengan cara membuat buku berada di
sekitar mereka. Ajak mereka ke perpustakaan. Sediakan sebanyak mungkin buku yang pantas
di sekitar rumah.
1. Bercocok tanam
Dengan mengajak anak bercocok tanam, Anda bisa mengajarkan kepada anak Anda banyak
hal. Mulai membuat taman bunga sendiri, atau bahkan 1 pot saja. Dengan ini anak bisa
belajar makna tumbuh dan bertanggung jawab. Jadi setiap kali ia menyiram bunganya di pagi
hari, ia akan ingat bahwa tanaman, seperti kita semua itu mulai dari benih, tumbuh,
berkembang dan kelak layu dan mati. Dan selalu perlu air dan matahari!
1. Bermain
Hidup anak pada dasarnya adalah bermain. Dengan bermain, anak belajar banyak hal.
1. Melihat awan
Aneh? Mungkin. Karena tidak dibiasakan menikmati langit. Atau biasa hanya terpaku dengan
indahnya bintang-bintang di malam hari. Padahal awan itu hampir selalu ada, selalu bergerak
dan kadang-kadang membentuk hal-hal yang unik, seperti kuda nil, atau pesawat terbang.
Bisa mengajak anak untuk menggambarkan bentuk apa yang dia lihat di awan. Kadang
mereka bisa melihat 1 awan tapi dengan 2 bentuk yang berbeda. Dan juga bisa mengajaknya
membuat puisi tentang awan. Atau biarkan mereka mengarang cerita tentang apa kira-kira
rasanya bila kita bisa hidup di awan. Hal ini bisa memicu daya imajinasi dan kreativitas.
E. Menulis surat
Kebiasaan memiliki sahabat pena sudah begitu jauh dari kehidupan anak-anak. Dengan
teknologi yang kini sudah begitu canggih, anak lebih senang menggunakan telepon untuk
bercerita. Tapi ternyata menulis surat melatih banyak hal. Selain mengenali prosedur
pengiriman barang (amplop, perangko dan jasa besar pak pos), menulis surat juga melatih
motorik dan membuat anak senang bila menerima balasan. Ajak anak menulis surat ke nenek
kakek atau saudara yang tinggal jauh. Dan tunggu balasannya! Jika anak mulai mengenal
teknologi internet, bisa saja sarana e-mail bisa digunakan untuk melatih kebiasaan menulis.
F. Jalan-jalan
Jalan-jalan itu mudah dan murah. Tidak perlu banyak mengeluarkan uang. Jalan-jalan ke
rumah teman atau sekadar berkeliling lingkungan rumah saja untuk menyapa tetangga. Kita
juga bisa berjalan-jalan ke taman kota dan membuat piknik atau sekadar bermain di sana.
Jalan-jalan itu baik untuk tubuh karena bisa menurunkan tekanan darah dan resiko terkena
penyakit jantung. Dan yang lebih menguntungkan, jalan-jalan juga bisa mengurangi berat
badan. Jalan-jalan juga bisa menenangkan pikiran dan melepaskan stres. Karena dengan
berjalan, otak melepaskan zat yang bisa meringankan tekanan pada otot serta mengurangi
kecemasan.
G. Berenang
Semua anak suka bermain air. Jadi ajak berenang. Selain sangat menyenangkan, berenang itu
juga salah satu cara berolahraga. Kalau bosan untuk berenang di kolam sekitar, ajak anak
untuk pergi ke pantai. Selain bermain dengan ombak, anak juga bisa diajak membuat istana
yang indah dari pasir dan mengoleksi kerang-kerang yang cantik.
H. Mendengarkan radio atau membaca koran
Anak sekarang sudah jarang sekali mendengarkan radio, apalagi membaca koran. Padahal
mungin mereka bisa mendapatkan informasi yang tidak kalah banyaknya dibanding
mendengarkan berita di TV. Radio bisa melatih anak untuk mendengarkan dengan baik dan
koran bisa mengajak anak untuk menambah wawasannya tentang dunia
I. Memasak bersama ibu
Masak-memasak bukan hanya pekerjaan ’perempuan’, bila sesuai, anak lelaki pun tidak ada
salahnya diajak memasak bersama. Suatu hari keahlian itu pasti berguna juga baginya. Ajak
anak memasak makanan-makanan ringan yang unik dan mengasyikkan. Misalnya membuat
puding semangka kuning atau es krim rasa pisang!
J. Berolahraga
Kadang kata olahraga terdengar berat, tapi setelah dilakukan biasanya menyenangkan. Selain
jalan-jalan, bersepeda dan berenang, masih banyak lagi olahraga yang bisa dilakukan
bersama keluarga. Kalau mau yang sederhana, main badminton. Kalau mau yang lebih
menantang, pergi water rafting.
K. Rapikan rumah dan halaman
Biasanya yang ini adalah tugas pembantu rumah tangga. Kali ini, ajak anak untuk
memerhatikan tempat tinggalnya sendiri. Karena pembantu tidak selalu ada untuk melayani.
Ingatkan anak bahwa pembantu disebut demikian karena tugasnya memang ’membantu’ hal-
hal yang kita tidak bisa kerjakan. Bukan sebaliknya. Dengan demikian anak akan belajar
untuk bertanggung jawab dan lebih menghargai pembantu. Lagipula, tinggal di lingkungan
yang rapi dan bersih itu sehat dan menyenangkan.
1. Ambil les
Pelajaran di sekolah hanya melatih otak kiri. Jangan lupa untuk melatih otak kanannya.
Ambil les yang menarik dan sesuai dengan bakat anak anda. Mulai dari les musik dengan
piano, gitar, biola atau drumnya, atau les menari mulai dari tarian daerah, tarian modern dan
ballet, atau les-les lainnya. Tapi ingat, jangan sampai les-les ini menambah beban belajar
yang sudah menumpuk di sekolah. Pastikan anak mendapatkan waktu yang cukup untuk
istirahat juga.
M. Bercengkrama dengan keluarga
Nah ini yang mahal. Karena penelitian mengatakan bahwa 54% anak berusia 4-6 mengaku
lebih senang menonton TV daripada bermain dengan ayahnya. Para orangtua juga mengaku
bahwa mereka hanya menghabiskan sekitar 40 menit perhari untuk melakukan percakapan
yang berarti dengan anaknya. Kedekatan dengan keluarga tidak bisa dibeli. Jangan biarkan
televisi mencuri lagi waktu kita untuk keluarga yang memang sudah tinggal sedikit sekali
karena terpotong aktivitas sehari-hari.
N. Belajar
Sebetulnya apapun yang kita lakukan merupakan pembelajaran. Jadi belajar itu bukan hanya
lewat buku. Belajar hal-hal baru yang belum kita ketahui. Belajar naik motor atau membuat
sarang burung dari kayu. Belajar mengantri, belajar main basket dan belajar yang lain.
4. Pengaruh genetik
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan
(genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh
dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh
keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan.
Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya
temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang
sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan
(genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok
(1992), banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik
menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti
tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek-yang paling
banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
keturunan.
A. Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu
diwariskan (ditururikan). la juga mengemukakan bahwa lingkungan dan
budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia telah
melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, di antaranya ada
yang membandingkan tentang anak kembar yang berasal dari satu telur
(identical twins) dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical hvins
memiliki genetik yang identik, karena itu kecerdasan (IQ) s^harusnya
sama. Fraternel twins pada anak sekandung genetiknya tidak sama
karena itu IQ-nya pun tidak sama. Menurut Jensen bila pengaruh
lingkungan lebih penting pada identical ftiv’m yang dibesarkan pada aua
lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukkan IQ yang berbeda
pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukkan bahwa identical t\vins
yang dibesarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ-
nya. 82. Dua saudara sekandung yang dipelihara pada dua lingkungan
yang berbeaa korelasi rata-rata IQ-nya, 50.
Banyak ahli-ahli yang mengkritik Jensen. Salah seorang di antaranya
mengkritik tentang definisi kecerdasan itu sendiri. Menurut Jensen IQ yang
diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator
kecerdasan yang baik. Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ hanya
menyentuh sebagian kecil saja dari kecerdasan. Cara individu
niemecahkan masalah sehari-hari. penycsuaian dirinya terhadap
lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek
kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku
yang digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanynkan
.penelitian tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup
lingkungan-lingkungan yang berbeda secara radikal. Karena itu tidaklah
mengherankan bahwa studi tentang genetik menunjukkan bahwa
lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80
person. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi
kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa penganih itu berkisar
sekitar 50 persen.
1. Temperamen
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam
merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai
temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan
tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang,
sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat parta vvaktu yang
lama dan sebagian lagi tidak demikian. Slebagian bayi merejpons orang
Iain dengan hangat, sebagai lagi pasif dart acuh tidak acuh. .Gaya-gaya
perilaku tersebut di atas menunjukkan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu
mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkr>n:
Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif
dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta
dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman baru. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta
sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-
pengalaman baru.
Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan
yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri
yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, Berpendapat
bahvva temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan
dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-
masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh
lingkungan terhadap temperamen sebesar .50 sampai .60 menunjukkan
lemahnya pengaruh tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun
saat anak itu tumbuh menjadi- lebih besar. Menetap atau konsisten
tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubtingan antara
anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anak
pun mempengartihi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya
yang sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya, hal ini akan
menjadikan anak yang sulit menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes
dapat inemberi pengaruh yang menen’angkan terhadap anak yang sulit
atau akan tetap menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau
berkeras kepala.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa keturunan mempengaruhi
temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua
terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil
yang ditemui dalani lingkungan.
1. Interaksi keturunan lingkungan dan perkembangan
Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan
menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat
badan, minat yang khas. Bila seorang gadis cantik dan cerdas terpilih
menjadi ketua OSIS, apakah k:ta akan berkesimpulan bahwa
keberhasilannya itu hanya karena lingkungan atau lainnya karena
keturunannya? tentu saja karena keduanya. Karena pengaruii lingkungan
bergantung kepada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa
antara keduanya. terdapat interaksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan
anak dan berlanjut terus sr.mpai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan
dibesarkan pada kelur.rga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan
secara individual dengan varjasi yang kecil pada kepribadian dan minat. .
Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga
mempunyai penekanan yang sama kepada anak-anaknya berkenaan
dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak
mencapai tingkal tertinggi. Mereka tidak mengarahkan anak ke arah
minat dan kepribadian yang sama. Kebanyakan orang tua menghendaki
anaknya untuk mencapai tingkat kecerdasan di atas rata-rata.
Apakah yang .perlu diketahui tentang interaksi antara keturunan dengan
lingkungan dalam perkembangan? Kita perlu mengetahui lebih banyak
tentang interaksi tersebut dalam perkembangan yang berlangsung
normal. Misalnya, apakah arti perbedaan IQ antara dua orang sebesar 95
dan 1257 Untuk dapat menjawabnya diperlukan informasi tentang
pengaruh-pengaruh budaya dan genetik. Kita pun perlu mengetahui
pengaruh keturunan terhadap seluruh siklus kehidupan. Contoh lain
pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil lingkungan,
walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lingkungan seperti nutrisi, berat, obat-obatan dan kesehalan, evolusi
dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan
menopause tidak dapat diabaikan.
5. Pengaruh Musim dan Iklim
Pengaruh musim dan iklim antara lain terhadap irama pertumbuhan. Dalam jangka panjang
pertumbuhan bentuk tubuh juga terjadi dari generasi dan kegenerasi. orang yang berada di
daerah iklim panas cenderung lebih langsing bentuk tubuhnya dibandingkan orang-orang di
daerah beriklim dingin. Dan orang-orang di daerah iklim dingin cenderung lebih lemak. Dan
juga orang-orang yang tinggal di daerah dataran tinggi memiliki lingkaran dadanya dan paru-
paru lebih besar dibanding orang-orang yang ringgal di daerah pantai atau dataran rendah.
Pengaruh iklim dan musim cukup besar pada masa adolesensi yang merupakan masa
pertumbuhan pesat.
6. Pengaruh himpitan psikososial
Himpitan psikosial (stress) bisa menghambat pertumbuhan, hal ini ada kaitannnya dengan
fungsi hormon pertumbuhan yang menjadi tidak normal. Fungsi pertumbuhan yang tidak
normal mengakibatkan pertumbuhan tidak normal. Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
7. Pengaruh urbanisasi
Pengaruh urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota) menunjukkan adanya
hubungan positif dengan pertumbuhan anak. Sejumlah penelitian mengidentifikasi bahwa
anak-anak dari keluarga yang pindah ke kota cenderung lebih tinggi dan lebih cepat matang
dibandingkan dengan anak-anak yang tetap tinggal di daerah desa. Karena peningkatan
pertumbuhan fisik berhubungan dengan faktor kegizian yang cenderung meningkat karena
mengikuti pola makanan orang kota.
8. Kecenderungan sekular
Kecenderungan sekuler adalah kecenderungan adanya perubahan dari tahun ke tahun kerena
perkembangan jaman. Misalnya anak-anak sekarang cenderung lebih besar dan semakin lebih
cepat mencapai kematangan dalam pertumbuhannya. Adanya kecenderungan sekuler
dimungkinkan kerena adanya perubahan pola kehidupan dan perkembangan dalam berbagai
bidang kehidupan yang bisa mendukung kehidupan manusia yang semakin baik.
9. Suku
Beragamnya faktor lingkungan yang ada dalam kehidupan berbagai suku bangsa,
mengakibatkan terjadinya perbedaan ukuran tubuh rata-rata orang dewasa, kecepatan
pertumbuhan, dan bentuk tubuh antara kelompok suku-suku bangsa yang berbeda.
Eveleth dan Tenner (1976) telah mengadakan penelitian terhadap bangsa-bangsa eropa,
amerika, afrika, dan asia. Hasil penelitian antara lain adalah bahwa laki-laki orang amerika,
eropa, dan afrika imbang tinggi badanya, tetapi perempuannya orang amerika-afrika sedikit
lebih tinggi dibandingkan orang eropa. Sedangkan orang-orang asia baik laki-laki maupun
perempuan cenderung lebih kecil dan pendek dibandingkan dengan bangsa-bangsa lainnya.
10. Kesehatan
Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang
sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah
raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk,
bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola
makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat
saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot
dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit
pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi
guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi
anak layaknya makanan cepat saji.
Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat
mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak: Exercise is linked with
many aspects of being physically and mentally healthy in children and
adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang
merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar.
Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut
adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika
berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika
olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai
social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan.
Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan
pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka
belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka
diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health
Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling
besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker
darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan
menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya.
Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.
Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan
pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya
kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di
Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002;
Kramer, 2003):
Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak
yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak.
Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik
PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan
tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan
orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana
seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.
Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam
menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah
orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya
hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat
membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika
Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit
asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain
itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss,
2001 dalam Santrock, 2007).
Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun
mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan
oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola koinsumsi
pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi
anak usia dini.
top related