evaluasi kinerja pejabat struktural di kantor …
Post on 20-Oct-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
EVALUASI KINERJA PEJABAT STRUKTURAL DI KANTOR
KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA
NURNANENGSI
Nomor Stambuk: 10561 04362 11
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
2
ABSTRAK
NURNANENGSI. Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa (Dibimbing oleh Abdul Kadir Adys dan Adnan
Ma’ruf).
Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural pada dasarnya merupakan alat yang
digunakan oleh instansi pemerintahan atau organisasi tertentu untuk menilai
kinerja para aparatur yang lamban. Evaluasi kinerja merupakan alat motivasi bagi
para aparatur untuk menaikan standar kerja mereka, selain sebagai alat untuk
memotivasi, evaluasi kinerja juga untuk mengukur tujuan kerja serta
memberdayakan para aparatur. Sehingga dalam pelaksanaan kerja mereka akan
mampu meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas sesuai dengan harapan
organisasi baik organisasi publik maupun swasta khusunya di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
analisa data yang digunakan adalah Data Reduction (Reduksi Data), Data Display
(Penyajian Data), Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan dan Verifikasi).
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi,
wawancara dan dokumentasi. Sementara informan yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah aparat kantor Kecamatan Bungaya dan beberapa masyarakat
di Kecamatan Bungaya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kinerja Pejabat Struktural di
Kantor Kecamatan Bungaya belum maksimal, hal ini disebabkan karena kurang
aktifnya dari aparat Kecamatan Bungaya untuk menjalankan tugasnya dan
kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas.
Keyword: Evaluasi Kinerja
3
4
5
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural Di Kantor
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Abdul Kadir Adys, SH, MM selaku pembimbing I dan Bapak Adnan
Ma’ruf, S.Sos, M.si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran serta senantiasa memberikan motivasi, arahan dan
bimbingannya sehingga selesainya penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah mengelola
fakultas dengan sebaik-baiknya.
3. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
v
6
4. Bapak Dr. Burhanuddin, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar.
5. Segenap Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik yang telah sudi berbagi ilmunya kepada penulis
selama ini.
6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Gama dan Ibunda Baisa yang telah
melahirkan, membesarkan, mendidik, mengarahkan, dan senantiasa
mendo’akan serta memberikan bantuan yang tiada ternilai baik moral maupun
materi, nasehat serta pengorbanan yang tak terhingga dalam melalui hari demi
hari dalam kehidupan ini.
7. Buat Bapak Camat Bungaya beserta seluruh jajarannya, penulis mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini kepada penulis
semoga apa yang Bapak lakukan dinilai ibadah disisiNya.
8. Buat saudaraku tercinta, Harianto, dan Nurhayati yang senantiasa
memberikan bantuan yang tiada ternilai baik moral maupun materi kepada
penulis.
9. Kepada sahabat-sahabatku (Lusianti, Sahirah, Reski Andayani, Resky
Ekawati, Nurul Amroni H, Islamiah Fitriany) dan teman-teman seperjuangan
di jurusan Ilmu Administrasi Negara angkatan 011, terima kasih atas bantuan
dan motivasinya selama ini.
vi
7
10. Teman-teman KKP angkatan IX serta segenap rekan, sahabat, saudara dan
berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis
ucapkan banyak terima kasih atas setiap bantuan dan do’anya.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi penelitian ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 13 Oktober 2015
Penulis,
Nurnanengsi
vii
8
DAFTAR ISI
Halaman Pengajuan Skripsi ................................................................................ i
Halaman Persetujuan .......................................................................................... ii
Halaman Penerimaan Tim ................................................................................... iii
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................... iv
Abstrak .................................................................................................................. v
Kata Pengantar ..................................................................................................... v
Daftar Isi ............................................................................................................... viii
Daftar Tabel .......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Konsep Evaluasi ........................................................................... 8
1. Pengertian Evaluasi ............................................................... 8
2. Karakteristik Evaluasi ........................................................... 10
3. Jenis Evaluasi ........................................................................ 12
4. Fungsi Evaluasi ..................................................................... 13
5. Tujuan Evaluasi ..................................................................... 14
B. Konsep Kinerja ............................................................................. 14
1. Pengertian Kinerja ................................................................. 14
2. Indikator Kinerja ................................................................... 16
3. Penilaian Kinerja ................................................................... 19
4. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja ................................. 20
5. Evaluasi Kinerja .................................................................... 25
6. Fungsi Evaluasi Kinerja ........................................................ 27
C. Konsep Jabatan Struktural ............................................................ 29
D. Kerangka Pikir ............................................................................. 31
E. Fokus Penelitian ........................................................................... 32
E. Deskripsi Fokus Penelitian ........................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 35
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 35
B. Jenis dan Tipe Penelitian .............................................................. 35
C. Sumber Data ................................................................................. 36
D. Informan Penelitian ...................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 37
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 38
viii
9
G. Keabsahan Data ............................................................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 41
A. Deskripsi Obyek Penelitian .......................................................... 41
1. Profil Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa ................................................................... 41
2. Struktur Organisasi ............................................................... 46
B. Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa ........................................................... 62
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 95
A. Simpulan ...................................................................................... 95
B. Saran ............................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97
ix
10
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1 Tipe Kriteria Evaluasi 11
2 Informa Penelitian 37
3 Eselon dan Jenjang Pangkat Jabatan Struktural 42
4 Keadaan Pegawai Berdasarkan Eselon 44
5 Keadaan Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang 44
6 Keadaan Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian 45
7 Keadaan Pegawai Berdasarkan Jabatan 46
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian kinerja terhadap suatu perusahaan merupakan suatu tahap
evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan
aktivitas perusahaan di dalamnya. Pekerjaan yang diinginkan oleh perusahaan
terhadap para pekerja memiliki standar mutu (quality) untuk mengukur
keberhasilan kerja. Hasil kinerja dari pegawai atau karyawan dalam
pengembangan perusahaan Namun kualitas kerja dari beberapa pekerja tidak
selamanya sesuai dengan standar mutu yang diberlakukan oleh para pekerja atau
karyawan. Suatu saat situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mencapai
tujuan dan harapan perusahaan tersebut, sehingga menyebabkan penilaian
terhadap prestasi kerja yang dihasilkan (performance) menjadi menurun.
Perusahaan go public yang telah tercatat di bursa efek hal ini sangat
berguna untuk investor yang ingin menanamkan modalnya, dengan mengetahui
perkembangan perusahaan tersebut. Suatu perusahaan harus mempunyai acuan
untuk menilai kinerja, agar dapat mengetahui sebarapa besar laba yang diperoleh
dan tingkat kerugian yang akan didapat nanti. Karena keberhasilan dan
kesuksesan dari berkembangnya perusahaan itu di lihat dari seberapa besar kinerja
karyawan yang ada di perusahaan itu, begitu pula dengan organisasi
pemerintahan. Keberhasilan pemerintah dalam melakukan pelayanan bagi
masyarakat itu sangat di pengaruhi oleh kinerja aparatur pemerintah.
2
Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan
faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efesien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja indivindu sangat bermamfaat bagi
dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut
maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana efesiensi kinerja
karyawan. Kinerja pegawai yang tinggi merupakan salah satu syarat dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan diperoleh dari upaya
perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia yang berpotensi agar dapat
meningkatkan hasil kerjanya. Pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan
perusahaan tercermin dari kinerja pegawai yang dihasilkan dan dari pencapaian
tujuan perusahaan. Kinerja sebagai suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh individu atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada
suatu periode tertentu. Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu prestasi yang
dicapai dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dalam suatu periode.
Penyelenggaraan pemerintah yang baik diperlukan kemampuan dalam
mengelola dan memberdayakan, potensi dan sumber daya yang tersedia.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan modal utama dalam pencapaian
good governance. Perkembangan sumber daya manusia merupakan alat penentu
keberhasilan pemerintah, sumber daya manusia menentukan tercapainya tujuan
dari pemerintahan. Kemampuan sumber daya manusia yang handal, maka
pemerintah dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Penerapan e-
3
government di lingkungan pemerintahan dapat terlakasana dengan baik apabila
memperhatikan sumber daya manusianya yaitu kinerja.
Pelaksanaan pembangunan mengikutsertakan pegawai atau aparatur
pemerintah bersama rakyat memegang peranan penting yaitu sebagai pelaksana
dalam menjalankan pembangunan dan sebagai penggerak laju pembangunan di
segala bidang. Peranan pegawai atau aparatur Negara sangat dituntut dalam
menjalankan tugas dibidang masing-masing untuk lebih ulet, terampil, cekatan,
berdedikasi tinggi dan menuju kepada suatu efisiensi untuk dapat mencapai tujuan
nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata dan
berkesinambungan baik materil maupun spiritual.
Sebagaimana diketahui bahwa untuk dapat menggerakkan atau
mengarahkan dengan tepat sehingga pegawai dapat bekerja lebih efisien guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi, Maka unsur manusia
dalam organisasi khususnya pegawai atau aparatur pemerintah perlu mendapat
perhatian yang serius dari setiap organisasi. Salah satu kunci keberhasilan suatu
organsiasi dalam usaha pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh kemampuan
serta keterampilan pegawainya disamping kemampuan untuk menggerakkan dan
mengarahkan bawahan atau pegawai dari pimpinan organisasi itu sendiri.
Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi
Daerah telah memberikan arah perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Setiap daerah diberi kewenangan dan dituntut untuk meningkatkan kemandirian
daerah baik dalam hal keuangan maupun kualitas sumber daya manusianya.
Pemerintah daerah harus berupaya untuk lebih meningkatkan kualitas sumber
4
daya aparatur disegala bidang karena peran sumber daya manusia diharapkan
dapat meningkatkan kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Gowa, pada khususnya kecamatan Bungaya adalah
salah satu organisasi sektor publik yang masih harus belajar untuk terus
meningkatkan kinerja, tentunya peranan manajemen jadi bagian yang sangat
penting untuk diperhatikan. Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan
proses organisasional, dimana para anggota organisasi yang dalam hal ini adalah
para manajer ikut serta dan mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan
keputusan yang berkepentingan dengan mereka. Dalam sebuah Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) biasanya terdapat beberapa Kepala Bagian yang
membidangi satu bidang tertentu, Misalnya keuangan, perencanaan, dan
sekretariat, dan lain-lain. Kinerja dari Kepala Bagian tersebut mencerminkan
pemerintahan yang baik dalam meningkatkan kinerja dari para aparatur
pemerintah di Kabupaten Kepala Bagian juga dituntut untuk bisa menerapkan
keadilan prosedural sesuai dengan semestinya.
Kinerja aparatur pemerintah di kabupaten Gowa khususnya Kecamatan
Bungaya harus mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Dan melihat keadaan
yang terjadi di kantor kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa banyak beberapa
kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan kinerja pemerintahan. Hal ini merujuk
pada sering terjadinya keluhan dari masyarakat tentang pelayanan yang dilakukan
di kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
5
Mengingat masalah-masalah tersebut, sangat diperlukan bagi organisasi
untuk dapat mempersiapkan suatu sistem yang efektif untuk memperbaiki sikap
dan perilaku kerja para pegawai di kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa untuk
dapat menghasilkan kinerja yang produktif dan efektif yang bermanfaat bagi
organisasi, Negara dan terutama masyarakat yang merasakan pelayanan publik.
Untuk menghindari kesalahan dan penyimpangan tugas dan tanggungjawab yang
lebih buruk maka setiap pegawai harus dituntut untuk meningkatkan produktivitas
kerja mereka. Sebagai seorang mahasiswa yang terpelajar kita harus kritis tentang
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, oleh karena itu, perlu adanya
evaluasi kinerja tentang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah apakah
terlaksana dengan baik atau tidak khususnya di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa.
Meilihat kondisi yang terjadi saat ini, khususnya di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa banyak kejanggalan-kejanggalan yang dirasakan oleh
masyarakat setempat, seperti kurangnya respon aparat terhadap keluhan
masyarakat contoh kecil penyelesaian KTP yang terkadang terhambat sampai
berbulan-bulan, kurangnya tanggungjawab aparat Kantor Kecamatan Bungaya
atas kerja yang dilakukannya contoh hilangnya data-data atau berkas penting,
tidak tepat waktu dalam menyelesaikan kerja, sebagai contoh terdapat beberapa
aparatur Pemerintah Kecamatan Bungaya yang tidak disiplin dalam menjalankan
tugasnya, datang dan pulang tidak tepat pada waktunya dengan mengabaikan
aturan yang seharusnya dipatuhi oleh seorang aparatur Pemerintah.
6
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas kinerja pejabat struktural di Kantor kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana efesiensi kinerja pejabat struktural di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa?
3. Bagaimana kecukupan kinerja pejabat struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk:
1. Mengetahui efektivitas kinerja pejabat struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa.
2. Mengetahui efesiensi kinerja pejabat struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa.
3. Mengetahui kecukupan kinerja pejabat struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa.
7
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat atau kegunaan
baik teoritis maupun pratikal sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a) Dapat memperluas dan memperkaya wawasan ilmiah, khususnya dalam Ilmu
Administrasi.
b) Sebagai bahan informasi bagi calon peneliti yang akan melakukan penelitian
yang sama.
2. Kegunaan Praktikal
Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Gowa khususnya pejabat
struktural di Kantor Kecamatan Bungaya dalam upaya pencapaian kinerja
yang optimal.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan benar-
benar dihasilkan. Jadi ini membantu pengambilan kebijakan pada tahap penilaian
kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan. Evaluasi tidak hanya
menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah terselesaikan,
tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali
masalah (Dunn, 2003:28-29).
Pengertian di atas, menjelaskan bahwa evaluasi merupakan hasil kebijakan
dimana pada kenyataannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau sasaran
kebijakan. Bagian akhir dari suatu proses kerja adalah evaluasi kinerja. Evaluasi
kinerja membantu pimpinan untuk mengambil keputusan dalam suatu kebijakan,
nilai yang dihasilkan dari evaluasi membuat suatu kebijan bermanfaat bagi
pelayanan publik.
Menurut Nugroho dalam Mustari (2013:143), evaluasi diperlukan untuk
melihat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Tujuan pokok evaluasi adalah
untuk melihat seberapa besar kesenjangan antara pencapaian dan harapan suatu
kebijakan publik. Sedangkan menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:255), yang
dimaksudkan sebagai evaluasi pegawai adalah “perbandingan pegawai-
9
pegawaiyang diklasifikasikan guna menetukan kompensasi yang pantas bagi
pegawai-pegawai tersebut”. Dari pendapat ini dapat diartikan bahwa apa yang
dimaksud dengan evaluasi pegawai akan menyangkut masalah penilaian atas
pegawai-pegawai dengan cara membandingkan pegawai dalam suatu klasifikasi.
Lebih lanjut menurut defnisi lain yang dikemukakan oleh Stutflebeam
dalam Arikunto (2011:2), mengatakan bahwa evaluasi merupakan proses
penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi
pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan. Sedangkan menurut
Jabar dan Arikunto (2008:11), bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil
sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan
informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan
kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Berdasarkan pengertian-pengertian evaluasi yang telah dikemukakan di
atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi sifatnya lebih luas daripada pengukuran.
Evaluasi meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran hanya terbatas pada
deskripsi kuantitatif, sedangkan evaluasi selain menyangkut pengukuran tersebut
berlanjut dengan pemberian nilai (valuing) berupa keputusan-keputusan maupun
nilai tingkah laku yang diukur. Istilah pengukuran (measurement) menunjuk pada
segi kuantitas (how much), istilah penilaian menunjuk pada segi kualitas (what
value), istilah evaluasi berkenaan dengan keduanya, yaitu pengukuran dan
10
penilaian. Evaluasi tidak hanya menyangkut gambaran tingkah laku secara
kuantitatif, tetapi juga secara kualitatif.
2. Karakteristik Evaluasi
Menurut Dunn (2003:608-609), evaluasi mempunyai karakteristik yang
membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya yaitu:
a. Fokus nilai
Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada penilaian menyangkut
keperluan atau nilai dari sesuatu kebijakan dan program.
b. Interdependensi Fakta-Nilai
Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta” maupun “nilai”.
c. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau
Tuntutan evaluatif, berbeda dengan tuntutan-tuntutan advokat, diarahkan
pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.
d. Dualitas nilai
Nilai-nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas ganda,
karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
Berdasarkan penjelasan di atas, karakteristik evaluasi terdiri dari empat
karakter. Yang pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari
suatu kebijakan dalam ketepatan pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan. Kedua
yaitu interdependensi fakta-nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu
kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti
atau fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu
orientasi masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada
11
hasil sekarang dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari
kebijakan tersebut. Keempat yaitu dualitas nilai, karena nilai-nilai dari evaluasi
mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada
maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan
lain. Adapun tipe kriteria evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Tipe Kriteria Evaluasi
Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi
Efektifitas Apakah hasil yang diinginkan telah
dicapai?
Unit Pelayanan
Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan
untuk mencapai hasil yang
diinginkan?
Unit Biaya
Manfaat bersih
Rasio biaya-manfaat
Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil
yang diinginkan memecahkan
masalah?
Biaya tetap
(masalah tipe I)
Efektifitas tetap
(masalah tipe II)
Perataan Apakah biaya dan manfaat
didistribusikan dengan merata
kepada kelompok-kelompok
tertentu?
Kriteria Pareto
Kriteria kaldor-Hicks
Kriteria Rawls
Resposivitas
Apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan, preferensi
atau nilai kelompok-kelompok
tertentu?
Konsistensi dengan
survai warga negara
12
Ketepatan
Apakah hasil (tujuan) yang
diinginkan benar-benar berguna
atau bernilai?
Program publik harus
merata dan efisien
Sumber: Dunn, 2003:610
Berdasarkan kriteria di atas, evaluasi membagi beberapa tipe kriteria
diantaranya: pertama yaitu efektivitas merupakan suatu alternatif mencapai hasil
(akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.
Intinya adalah efek dari suatu aktivitas. Kedua yaitu efisiensi, berkenaan dengan
jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu.
Ketiga, kecukupan merupakan sejauhmana tingkat efektivitas dalam memecahkan
masalah untuk memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan
masalah.
3. Jenis Evaluasi
Jika dilihat dari pentahapannya, secara umum evaluasi dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Evaluasi tahap perencanaan
Yaitu evaluasi yang digunakan dalam tahap perencanaan untuk mencoba
memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai alternatif dan
kemungkinan terhadap cara pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Evaluasi pada tahap pelaksanaan
Pada tahap ini evaluasi adalah suatu kegiatan yang melakukan analisa untuk
menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana.
Terdapat perbedaan antara konsep menurut penelitian ini dengan monitoring.
Evaluasi bertujuan terutama untuk mengetahui apakah yang ingin dicapai
13
sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai
tujuan tersebut. Sedangkan monitoring bertujuan melihat pelaksanaan proyek
sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk
mencapai tujuan, sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap
dapat mencapai tujuan, apakah tujuan tersebut sudah berubah dan apakah
pencapaian program tersebut akan memecahkan masalah yang akan
dipecahkan.
c. Evaluasi pada tahap pasca pelaksanaan
Dalam hal ini konsep pada tahap pelaksanaan, yang membedakannya terletak
pada objek yang dinilai dengan yang dianalisa, dimana tingkat kemajuan
pelaksanaan dibanding rencana tetapi hasil pelaksanaan dibanding dengan
rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan
tersebut sesuai dengan tujuan yang akan atau ingin dicapai. (Suharto,
2006:12).
4. Fungsi Evaluasi
Menurut Wahab (2002:51), evaluasi memiliki tiga fungsi utama dalam
analisis kebijakan, yaitu:
a. Evaluasi memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai kinerja
kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah
dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi
mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu dan target tertentu telah
dicapai.
14
b. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai
yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mendefenisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
c. Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis
kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi
tentang tidak memadai kinerja kebijakan yang dapat memberi sumbangan
pada perumusan ulang masalah kebijakan.
5. Tujuan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai berbagai tujuan sesuai dengan
objek evaluasinya. Menurut Wirawan (2009:22), tujuan dalam melaksanakan
evaluasi antara lain:
a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat, menilai apakah program
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana;
b. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar;
c. Evaluasi program dapat mengidentifikasikan dan menemukan mana dimensi
program yang jalan dan mana program yang tidak berjalan, pengembangan
staf serta memberikan masukan kepada pimpinan/manajer program mengenai
kinerja staf dalam melayani masyarakat, jika terjadi staf kompetensinya
rendah maka perlu dilakukan pengembangan dengan segera, tujuan evaluasi
lainnya adalah untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang, akreditasi
program, mengambil keputusan mengenai program, memberikan balikan
kepada pimpinan dari staf program.
15
B. Konsep Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. (Mangkunegara, 2007:67). Sedangkan menurut Whitmore dalam Uno
dan Lamatenggo (2014:59), mendefinisikan kinerja sebagai pelaksanaan fungsi-
fungsi yang dituntut dari seseorang atau dengan kata lain kinerja adalah suatu
perbuatan, suatu prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui
keterampilan yang nyata. Bertolak dari pandangan Whitmore tersebut, kinerja
menuntut adanya pengekspresian potensi seseorang, dan tanggung jawab atau
kepemilikan menyeluruh.
Berdasarkan defenisi di atas, bahwa kinerja merupakan suatu konsep yang
strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen
dengan para karyawan untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling
dominan adalah sumber daya manusia, walaupun perencanaan telah tersusun
dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak
berkualitas dengan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, maka perencanaan
yang telah disusun tersebut akan sia-sia.
Menurut Pasolong (2013:196-197), menjelaskan bahwa konsep kinerja
pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi yaitu, kinerja pegawai (per individu) dan
kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil perseorangan dalam suatu
16
organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai
suatu organisasi. Sedangkan menurut Bastian dalam Nogi (2005:175), kinerja
organisasi sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas
dalam suatu organisasi, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
organisasi tersebut. Senada dengan pendapat tersebut, Encyclopedia of Public
Administration and Public Policy dalam Keban (2004:193), juga menyebutkan
kinerja dapat memberikan gambaran tentang seberapa jauh organisasi mencapai
hasil ketika dibandingkan dengan pencapaian tujuan dan target yang telah
ditetapkan.
Lebih lanjut menurut Widodo (2005:78), menjelaskan bahwa kinerja
adalah melakukan suatu pekerjaan (job) dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang telah diharapkan. Kinerja pegawai
dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, tercapainya tujuan
organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Fahmi (2011:2),
kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut
bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu
periode waktu.
Kinerja pegawai merupakan penilaian hasil kerja seseorang dalam suatu
organisasi sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam
17
kegiatan atau aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna
mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi dan
dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
2. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang dimaksud oleh LAN-RI dalam Pasolong
(2013:202), adalah ukuran kuantitatif (angka-angka) dan kualitatif (naratif) yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator masukan (inputs), keluaran
(outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts). Lebih lanjut
menurut LAN-RI dalam Pasolong (2013:202), mendefinisikan indikator masukan
(inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber
daya manusia, informasi, kebijakan atau peraturan perundang-undangan, dan
sebagainya. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang dicapai dari suatu
kegiatan yang dapat berupa fisik dan atau non fisik. Indikator hasil (outcomes)
adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada
jangka menengah (efek langsung). Indikator manfaat (benefits) adalah sesuatu
yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak
(impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada
setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. Sedangkan
menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2012:105-106), indikator keluaran (outputs)
digunakan untuk mengetahui konsekuensi langsung yang dirasakan oleh
kelompok sasaran sebagai akibat adanya realisasi kegiatan, aktivitas, yang
18
dilaksanakan dalam implementasi suatu kebijakan. Indikator hasil (outcomes)
adalah untuk menilai hasil implementasi suatu kebijakan (Purwanto dan
Sulistyastuti, 2012:110).
Menurut Dwiyanto (2012:50-51), terdapat beberapa indikator yang
digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik yaitu sebagai berikut:
a. Produktifitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio
antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan
kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan
suatu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa
besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu
indikator kinerja yang penting.
b. Kualitas Layanan, yaitu cenderung menjadi semakin penting dalam
menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif
yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan
publik terhadap kualitas. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap
layanan dapat dijadikan indikator kinerja birokrasi publik.
c. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan
program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas di sini merunjuk pada
keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan
aspirasi masyarakat.
19
d. Responsibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi
publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar
dengan kebijakan birokrasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
e. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
birokrasi publiktunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh
rakyat, dengan sendirinya akanselalumemprioritaskan kepentingan publik.
Dalam konteks ini, akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat
seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu konsisten dengan
kehendak publik.
3. Penilaian Kinerja
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:231), penilaian kinerja adalah suatu
kegiatan yang dilakukan manajemen/penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga
kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian/deskripsi
pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengukur kinerja masing-masing tenaga kerja dalam
mengembangkan kualitas kerja, pembinaan selanjutnya, tindakan perbaikan atas
pekerjaan yang kurang sesuai dengan deskripsi pekerjaan, serta untuk keperluan
yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan lainnya. Sedangkan menurut
Fahmi (2011:65), penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada
pihak manajemen perusahaan baik karyawan maupun manajer yang selama ini
telah melakukan pekerjaannya.
20
Penilaian hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai
prestasi kerja karyawan. Untuk mencapai tujuan ini, sistem-sistem penilaian harus
mempunyai hubungan dengan pekerjaan (job related), praktis, mempunyai
standar-standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan.
Observasi-observasi penilaian dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Observasi langsung terjadi bila penilaian secara nyata melihat
pelaksanaan kerja. Di lain pihak observasi tidak langsung terjadi bila penilai
hanya dapat menilai “tiruan” pelaksanaan kerja nyata sehingga kurang akurat
(Handoko, 2001:138).
Lebih lanjut menurut Nuraini (2005:31), penilaian kinerja merupakan
proses mengukur sampai sejauh mana manajemendapat mencapai persyaratan-
persyaratan pekerjaan atau seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang
ditugaskan. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan kegiatan atau program kebijaksanaan sesuai dengan
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi
perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian
kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan/pegawai
mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan
kemudian mengomunikasikan informasi tersebut. Penilaian yang dilakukan
tersebut nantinya akan menjadi bahan masukan yang berarti dalam menilai kinerja
yang dilakukan dan selanjutnya dapat dilakukan perbaikan, atau yang biasa
disebut perbaikan yang berkelanjutan.
21
4. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
Bagi pihak manajemen perusahaan ada banyak manfaat dengan
dilakukannya penilaian kinerja. Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen
untuk:
a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian
karyawan secara maksimum;
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,
seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian;
c. Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan;
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka;
e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan (Fahmi, 2011:66).
Lebih lanjut menurut Basri dan Rivai (2004:55), manfaat penilaian kinerja
bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui manfaat yang mereka
harapkan. Manfaat penilaian kinerja menurut pihak-pihak yang berkepentingan
dalam penilaian adalah:
1) Bagi Orang yang Dinilai (Karyawan)
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja,
antara lain:
a. Meningkatkan motivasi;
b. Meningkatkan kepuasan hidup;
c. Adanya kejelasan standar hasil yang mereka terapkan;
22
d. Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif;
e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar;
f. Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebih besar,
membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.
g. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas;
h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi;
i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana
mereka mengatasinya;
j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu
dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut;
k. Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan;
l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apapun dorongan
atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan;
m. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.
2) Bagi Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan)
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah:
a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja
karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya;
b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang
pekerjaan individu dan departemen yang lengkap;
c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk
pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.
d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi;
23
e. Peningkatan kepuasan kerja;
f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut,rasa grogi,
harapan, dan aspirasi mereka.
g. Meningkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari paramanajer
maupun dari para karyawan;
h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan
memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan;
i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat di antara manajer dan juga para
karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide
para manajer.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:232-233), landasan utama dalam
penyelenggaraan penilaian kinerja yang efektif adalah kesadaran bahwa
keberhasilannya paling tidak dipengaruhi oleh masalah prosedur dan proses
maupun jenis bentuk atau sistem pencatatan standar yang digunakan. Seringkali
perusahaan khususnya manajemen/penyelia penilai terlalu menitik beratkan pada
bagaimana penilaian yang tepat, dan sangat langka yang memperhatikan
bagaimana sebenarnya penilaian kinerja dilaksanakan. Penilaian kinerja dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut:
a. Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan
jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan;
b. Nasehat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam perusahaan;
24
c. Alat untuk memberikan umpan balik (feedback) yang mendorong ke arah
kemajuan dan kemungkinan memperbaiki/meningkatkan kualitas kerja bagi
tenaga kerja;
d. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seorang
pemegang tugas dan pekerjaan;
e. Landasan/bahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang
ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan ketenagakerjaan
lainnya.
Menurut Azhari (2011:74), tujuan diadakannya penilaian kinerja adalah
untuk mendapatkan data-data yang objektif dalam pembinaan pegawai negeri sipil
yang berdasarkan sistem karier, dan sistem prestasi kerja. Adapun unsur-unsur
yang dinilai dalam format Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah:
a. Kesetiaan; adalah kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan pemerintah.
b. Prestasi Kerja; adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang PNS dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
c. Tanggung Jawab; adalah kesanggupan seorang PNS menyelesaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya,
serta berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan
yang dilakukannya.
d. Ketaatan; adalah kesanggupan seorang PNS untuk menaati segala peraturan
perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah
25
kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta kesanggupan
untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
e. Kejujuran; adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan
kemampuan untuk tidak meyalahgunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
f. Kerja sama; adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain, dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan
sehingga bisa mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
g. Prakarsa; adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan,
langkah-langkah, atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasannya.
h. Kepemimpinan; adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang
lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas
pokok. Penilaian unsur kepemimpinan hanya dikenakan bagi PNS yang
berpangkat Pengatur Muda Golongan Ruang II/a ke atas yang memangku
jabatan.
5. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja disebut juga “Performance evaluation” atau
“Performance appraisal”. Appraisal berasal dari kata Latin “appratiare” yang
berarti memberikan nilai atau harga. Evaluasi kinerja berarti memberikan nilai
atas pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang untuk diberikan imbalan,
kompensasi atau penghargaan. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil
dalam memberikan imbalan atau penghargaan kepada pekerja. Setiap orang pada
26
umumnya ingin berprestasi dan mengharapkan prestasinya diketahui dan dihargai
oarang lain.
Menurut Mengginson dalam Mangkunegara (2005:10), evaluasi kinerja
adalah penilaian prestasi kerja (performance appraisal), suatu proses yang
digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seseorang karyawan melakukan
pekerjaannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan pendapat
tersebut, maka evaluasi kinerja merupakan suatu proses penilaian kinerja aparatur
yang dilakukan untuk melihat tanggung jawab pekerjaannya setiap hari apakah
terjadi peningkatan atau penurunan sehingga pemimpin bisa memberikan suatu
motivasi penunjang untuk melihat kinerja aparatur kedepannya. Evaluasi harus
sering dilakukan agar masalah yang di hadapi dapat diketahui dan dicari jalan
keluar yang baik.
Lebih lanjut menurut Simanjuntak (2005:103), evaluasi kinerja merupakan
suatu metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas (performance) seseorang
atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi
sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu.
Berdasarkan pengertian tersebut maka evaluasi kinerja merupakan suatu proses
yang digunakan oleh pimpinan untuk menentukan prestasi kerja seorang
karyawan dalam melakukan pekerjaannya menurut tugas dan tanggung jawabnya.
Menurut Mahsun (2006:55), menjelaskan bahwa evaluasi kinerja adalah
kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan manajer publik
dalam melaksanakan kegiatan dan fungsi yang diamanahkan kepadanya
sebagaimana visi dan misi organisasi. Evaluasi kinerja juga merupakan suatu
27
proses umpan balik (feedback) atas hasil kinerja saat ini dan masa lalu sebagai
dasar dan pelajaran untuk memperbaiki kinerja di masa datang.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
kinerja merupakan penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi. Selain itu, juga untuk
menentukan kebutuhan pelatihan kerja secara tepat, memberikan tanggung jawab
yang sesuai kepada karyawan sehingga dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih
baik di masa mendatang dan sebagai dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal
promosi jabatan atau penentuan imbalan.
6. Fungsi Evaluasi Kinerja
Menurut Wirawan (2009:24), fungsi evaluasi kinerja adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan balikan kepada aparatur ternilai mengenai kinerjanya. Ketika
merekrut pegawai (ternilai), aparatur harus melaksanakan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya sesuai dengan uraian tugas, prosedur operasi, dan
memenuhi standar kinerja.
b. Alat promosi dan demosi. Hampir di semua sistem evaluasi kinerja, hasil
evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan memberikan promosi kepada
aparatur ternilai yang kinerjanya memenuhi ketentuan pembarian promosi.
Promosi dapat berupa kenaikan gaji, pemberian bonus atau komisi, kenaikan
pangkat atau menduduki jabatan tertentu. Sebaliknya, jika kinerja aparatur
ternilai tidak memenuhi standar atau buruk, instansi menggunakan hasilnya
28
sebagai dasar untuk memberikan demosi berupa penurunan gaji, pangkat atau
jabatan aparatur ternilai.
c. Alat memotivasi ternilai. Kinerja ternilai yang memenuhi standar, sangat
baik, atau superior, evaluasi kinerja merupakan alat untuk memotivasi kinerja
aparatur. Hasil evaluasi dapat digunakan instansi untuk memotivasi aparatur
agar mempertahankan kinerja yang superior dan meningkatkan kinerja baik
atau sedang.
d. Penentuan dan pengukuaran tujuan kinerja. Sistem evaluasi kinerja yang
menggunakan prinsip manajemen by objectives, evaluasi kinerja dimulai
dengan menentukan tujuan atau sasaran kerja aparatur ternilai pada awal
tahun.
e. Konseling kinerja buruk. Evaluasi kinerja, tidak semua aparatur mampu
memenuhi standar kinerjanya atau kinerjanya buruk. Hal itu mungkin karena
ia menghadapi masalah pribadi atau ia tidak berupaya menyelesaikan
pekerjaannya secara masksimal. Bagi aparatur seperti ini penilai akan
memberikan konseling mengenai penyebab rendahnya kinerja ternilai dan
mengupayakan peningkatan kinerja ditahun mendatang. Konseling dapat
dilakukan sebelum evaluasi kinerja jika atasan dapat mengetahui kelambanan
aparatur.
f. Pemberdayaan aparatur. Evaluasi kinerja merupakan alat untuk
memberdayakan aparatur agar mampu menaiki tangga atau jenjang karier.
Evaluasi kinerja menentukan apakah kinerja aparatur dapat dipergunakan
sebagai ukuran untuk meningkatkan kariernya.
29
Berdasarkan fungsi di atas, evaluasi kinerja merupakan alat yang
digunakan oleh instansi pemerintahan atau organisasi tertentu untuk menilai
kinerja para aparatur yang lamban. Evaluasi kinerja untuk memotivasi para
aparatur untuk meningkatkan kinerjanya, pemberian konseling membantu para
aparatur untuk mencegah kinerja yang terlalu lamban sehingga sebelum diadakan
evaluasi kinerja para pemipin sudah lebih dulu menjalankan konseling untuk
mengadakan perbaikan pada waktu mendatang. Evaluasi kinerja merupakan alat
motivasi bagi para aparatur untuk menaikan standar kerja mereka, selain sebagai
alat untuk memotivasi, evaluasi kinerja juga untuk mengukur tujuan kerja serta
memberdayakan para aparatur. Sehingga dalam pelaksanaan kerja mereka akan
mampu meningkatkan pelayanan yang baik dan berkualitas sesuai dengan harapan
organisasi baik organisasi publik maupun swasta.
C. Konsep Jabatan Struktural
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
27/PMK.0l/2014 Tentang Pedoman Pembentukan dan Penggunaan Jabatan
Fungsional Tertentu di Lingkungan Kementerian Keuangan, mendefinisikan
jabatan struktural sebagai suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak seseorang PNS dalam rangka memimpin suatu satuan
organisasi negara. Ditambahkan oleh Thoha (2010:20), pegawai yang menduduki
jabatan struktural digolongkan melalui sistem eselonisasi. Ada empat eselon bagi
pejabat struktural, dahulu pernah ada sampai lima eselon, akan tetapi
disempurnakan hanya empat eselon.
30
Klasifikasi eselon bagi pejabat struktural dipergunakan terbalik dengan
golongan kepangkatan. Sebagai contoh dapat disebutkan berikut ini:
1. Eselon I merupakan eselon tertinggi di jabat oleh pejabat struktural tertinggi
di dalam kepegawaian sipil, seperti jabatan Sekretaris Jenderal, Direktoral
Jenderal, Inspektorat Jenderal suatu departemen pemerintah.
2. Eselon II merupakan jabatan struktural yang berada di bawah pejabat eselon
I, seperti Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat.
3. Eselon III merupakan jabatan struktural di bawah eselon II, seperti Kepala
Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sun Direktorat.
4. Eselon IV merupakan jabatan struktural yang terendah di bawah eselon III,
seperti Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bidang dan Kepala Seksi. (Thoha,
2010:20).
Lebih lanjut berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2002 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam
Jabatan Struktural pada pasal 5 menjelaskan bahwa seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang diangkat dalam jabatan struktural harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu:
1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;
2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 (satu) tingkat di bawah jenjang
pangkat yang ditentukan;
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan;
31
4. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir;
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan;
6. Sehat jasmani dan rohani;
D. Kerangka Pikir
Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan benar-
benar dihasilkan. Jadi ini membantu pengambilan kebijakan pada tahap penilaian
kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan. Evaluasi tidak hanya
menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah telah terselesaikan,
tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali
masalah (Dunn, 2003:28-29).
Evaluasi kinerja merupakan suatu metode dan proses penilaian
pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit
kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau
tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Berdasarkan pengertian tersebut maka
evaluasi kinerja merupakan suatu proses yang digunakan oleh pimpinan untuk
menentukan prestasi kerja seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya
menurut tugas dan tanggung jawabnya (Simanjuntak, 2005:103).
Evaluasi kinerja pejabat struktural di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa perluh adanya kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah
sehingga terlaksan adengan baik. Maka dalam kaitannya dengan mengevaluasi
32
Efesiensi
1. Efesiensi Waktu
2. Efesiensi kinerja
Evaluasi Kinerja
Pejabat Struktural
Optimalisasi Kinerja
pejabat struktural
Efektivitas
1.Ketetapan kinerja
2.Hasil kinerja
kinerja pegawai dalam jabatan struktural khususnya aparat di kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa, setidaknya terdapat bebrapa hal yang harus menjadi
bahan evaluasi kerja yaitu efektifitas kerja pegawai dalam arti apakah hasil kerja
yang diinginkan telah tercapai, yang kedua adalah efisiensi untuk mengetahui
seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan
ketiga adalah kecukupan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil yang
diinginkan memecahkan masalah. untuk mengetahui alur kerangka piker dapat
dilihat dari bagan di bawah ini, adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir
E. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dari kerangka pikir di atas, maka adapun fokus dalam
penelitian ini adalah mengenai efektivitas kinerja pejabat struktural, efesiensi
kinerja pejabat struktural dan kecukupan kinerja pejabat struktural dikantor
Kecamatan Bungaya kabupaten Gowa.
Kecukupan
1.Sarana dan prasarana
2.Personil
33
F. Deskripsi Fokus
Guna memberikan keseragaman pengertian mengenai objek penelitian,
berikut ini diuraikan beberapa deskripsi fokus:
1. Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural adalah proses pengumpulan berbagai
informasi terkait hasil kerja yang dilakukan oleh pejabat struktural yang
berada di kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa untuk menentukan
langkah-langkah aternatif kebijakan/keputusan yang akan dilakukan
selanjutnya. Adapun eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural dari yang
tertinggi sampai dengan yang terendah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
2. Efektifitas merupakan pemanfaatan berbagai sumber daya pegawai di kantor
Kecamatan Bungaya, termasuk sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu
yang secara sadar digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan sejumlah
pekerjaan tepat pada waktu, indikator efektifitas kinerja adalah Penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. dan Hasil kerja sesuai
dengan yang direncanakan.
3. Efisiensi adalah usaha yang dilakukan oleh aparat kantor Kecamatan
Bungaya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar dan dengan
penuh kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan tingkat efesiensi
yang di maksud adalah; a) Segi waktu, suatu pekerjaan disebut lebih efisien
bila hasil kerja berdasarkan patokan ukuran yang diinginkan untuk
memperoleh sesuatu yang baik dan maksimal; b) Segi kinerja, yaitu hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
34
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan.
4. Kecukupan adalah upaya yang dilakukan oleh aparat kantor Kecamatan
Bungaya untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil yang diinginkan
dalam memecahkan masalah. Kecukupan adalah upaya yang dilakukan oleh
aparat kantor Kecamatan Bungaya untuk mengetahui sejauh mana pencapaian
hasil yang diinginkan dalam memecahkan masalah dengan menggunakan
fasilitas pelengkap yang dimiliki adalah meja, kursi, papan tulis/informasi,
OHP, LCD, lemari, komputer dan peralatan kerja lainnya. Kecukupan yang
dimaksud adalah kecukupan sarana dan prasanan.
5. Optimalisasi kinerja adalah upaya yang dilakukan oleh pejabat struktural di
kantor Kecamatan Bungaya untuk meminimalkan berbagai macam masalah
yang ada dan memaksimalkan fungsi aparat dalam melaksanakan setiap
pekerjaan yang diembannya.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini selama kurang lebih 2
bulan setelah seminar proposal dan bertempat di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa. Penelitian ini bermaksud melihat bagaimana keberhasilan dari
pelaksanaan kinerja dari pejabat struktural di Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa.
Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada: (1) Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa merupakan salah satu unsur birokrasi di tingkat
kecamatan yang menjalankan sistem kinerja birokrasi; (2) Kurang optimalnya
kinerja aparatur di Kantor Kecamatan Bungaya kabupaten Gowa dalam hal
pemberian pelayanan kepada masyarakat.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berkaitan dengan tujuan penelitian adalah untuk memberikan gambaran
mengenai evaluasi kinerja dari pejabat struktural di Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa yang terjadi secara obyektif. Maka, jenis penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan
tentang kinerja pejabat struktural di Kecamatan Bungaya.
2. Tipe Penelitian
Tipe Penelitian ini adalah tipe fenomenologi dimaksudkan untuk memberi
gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti berdasarkan
36
pengalaman yang dialami oleh informan. Adapun masalah-masalah yang
diteliti adalah mengenai kinerja dari pejabat struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa.
C. Sumber Data
1. Data primer, yaitu data empiris yang diperoleh dari informan berdasarkan
hasil wawancara. Jenis data yang ingin diperoleh adalah mengenai data
pegawai struktural serta data-data lain yang dibutuhkan untuk melengkapi
penyusunan penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai laporan-
laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang
digunakan dalam penelitian. Adapun laporan atau dokumen yang bersifat
informasi tertulis yang dikumpulkan peneliti adalah mengenai kinerja dari
pejabat struktural di Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
D. Informan Penelitian
Setelah observasi awal dan menjalani observasi selama di lapangan
peneliti mendapatkan beberapa informasi terkait kondisi kinerja yang kurang
optimal yang terjadi di Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Demi
mendapatkan informasi dan data-data yang akurat maka peneliti mengambil
beberapa informan yang terlibat di Kecamatan khususnya aparat Kantor
Kecamatan Bungaya dan beberapa masyarakat demi menguatkan hasil penelitian
yang relevan sesuai kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan tepatnya di
Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
37
Adapun jumlah informan penelitian ini berjumlah 8 orang, yang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Informan Penelitian
No Jabatan Jumlah
(orang)
1 Camat Bungaya 1
2 Sekretaris Camat Bungaya 1
3 Kasi Pembangunan 1
4 Staff kantor Kecamatan Bungaya 3
5 Masyarakat 2
Jumlah 8
Sumber: Kasubag. Kepegawaian Kantor Kecamatan Bungaya Tahun 2015
E. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan) adalah pengamatan data yang dilakukan melalui
pengamatan penulis secara langsung di lapangan mengenai kinerja dari
pejabat struktural di Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
2. Studi Kepustakaan (Dokumen) adalah dokumen yang diperlukan dalam
penelitian ini tentang permasalahan-permasalahan yang sedang diteliti
meliputi data daftar absen pegawai serta kinerja dari pejabat struktural di
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
3. Wawancara adalah dimana penulis melakukan interview atau wawancara
terhadap pemimpin (atasan) atau sekertaris (wakil atasan) serta beberapa staf
di yang bekerja pada Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi penelitian mengenai
38
keberhasilan kinerja dari pejabat struktural di Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data ialah langkah selanjutya untuk mengelola data dimana data
yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk
menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.
Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012:91-99), menjelaskan bahwa
analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dalam hal ini gambaran mengenai kinerja dari pejabat struktural di
Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Sehingga mempermudah
peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.Dalam hal ini
peneliti berusaha untuk menguraikan secara singkat tentang bagaimana
kinerja dari pejabat struktural di Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa berbentuk teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing and Verification)
39
Langkah ketiga dalam analisis data menurut Miles and Hubberman adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek dalam hal ini mengenai
bagaimana kinerja dari pejabat struktural di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
G. Keabsahan Data
Salah satu cara paling penting dan mudah dalam uji keabsahan hasil
penelitian adalah dengan melakukan triangulasi. Menurut Sugiyono (2012:127),
teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggaungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu:
1. Triangulasi sumber
Trianguasi sumber berarti membandingkan dengan cara mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang
berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara,
membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan
secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan doumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan obsevasi,
40
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data
tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain,
untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya
benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpul
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat nara sumber masih segar,
belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga
kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melalakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga ditemukan kepastian datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan
dengan cara mengecek hasil penelitian, dari tim peneliti lain yang diberi tugas
melakukan pengumpulan data.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian Penelitian
1. Profil Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
Pada tahun 1980 terjadi pemekaran kecamatan dimana Tompobulu salah
satu kecamatan yang ada didalam pemekaran tersebut yang hasil pemekarannya
diberi nama kecamatan Bungaya dengan ibu kota kecamatan adalah desa Sapaya
pada saat itu. Pada tahun 1984-1985 dan sejak tahun 1980-1999 tetap menjadikan
desa Sapaya sebagai ibu kota kecamatan.
Kecamatan Bungaya merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Gowa dengan luas wilayah ± 175,53 km² yang terdiri dari 5 (lima)
desa dan 2 (dua) kelurahan dimana beberapa wilayah berada dalam kondisi
prasarana jalan yang kurang baik sehingga secara keseluruhan tidak dapat
diangkau dalam 1 (satu) hari perjalan, selain itu masih ada beberapa Desa yang
belum menikmati fasilitas telekomunikasi seperti telephone sehingga dapat
mengganggu penyampaian informasi secara cepat. Belum lagi jarak ke Ibukota
Kabupaten yang cukup jauh yaitu 50 (lima puluh) km, sehingga senantiasa terjadi
keterlambatan dalam pendistribusian Surat Keluar yang berujung kepada
keterlambatan informasi kepada Pemerintah Desa ataupun masyarakat yang
menjadi tujuan surat yaitu berkisar 2-3 hari, hal ini disebabkan pula oleh
terbatasnya jumlah Penyedia Jasa Surat Menyurat (kurir) dimana hanya ada 2
(dua) orang yang tercantum dalam DPA (Daftar Penggunaan Anggaran).
42
Melihat kondisi tersebut tentunya tidak sejalan dengan kondisi ideal yang
diinginkan oleh semua pihak baik Kantor Kecamatan Bungaya selaku instansi
pengirim Surat Keluar maupun pihak-pihak yang menjadi tujuan surat, terlebih
jika jenis surat yang akan didistribusikan bersifat sangat penting dan harus segera
tiba ditujuan. Maka, dapat dipastikan ketepatan dari tibanya informasi melalui
optimalisasi pendistribusian Surat Keluar dengan program satu hari selesai (One
Day Clear) yaitu terdistribusinya Surat Keluar baik secara substansi maupun
secara fisik ke tujuan masing-masing dalam hari penerbitan yang sama akan
merupakan kunci dari kondisi ideal bagi permasalahan yang ada saat ini.
Adapun eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural dari yang tertinggi
sampai dengan yang terendah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.Eselon dan Jenjang Pangkat Jabatan Struktural
No Eselon
Jenjang, Pangkat, Golongan/Ruang
Terendah Tertinggi
Pangkat Gol/
Ruang Pangkat
Gol/
Ruang
1 Ia
Pembina Utama
Madya
IV/d Pembina Utama IV/e
2 I b Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e
3
II a Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama
Madya
IV/d
4
II b Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama
Muda
IV/c
43
5 III a Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b
6 III b Penata Tingkat I III/d Pembina IV/a
7 IV a Penata III/c Penata Tingkat I III/d
8
IV b Penata Muda T ingkat
I
III/b Penata III/c
Sumber: Keputusan Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2002
Berdasarkan uraian dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa Eselon dan
Jenjang Pangkat Jabatan Struktural tersusun dari yang terendah sampai yang
tertinggi, seperti eselon Ia jenjang terendah dengan pangkat pembina utama dan
golongan ruang IV/d sedangkat eselon Ia jenjang tertinggi dengan pangkat
pembina utama dan golongan ruang IV/e, eselon Ib jenjang terendah dengan
pangkat Pembina utama muda dan golongan ruang IV/c sedangkan jenjang
tertinggi eselon Ib dengan pangkat pembina utama dan golongan ruang IV/e,
eselon IIa jenjang terendah dengan pangkat pembina utama muda dan golongan
ruang IV/c sedangkan eselon IIa jenjang tertinggi dengan pangkat pembina utama
madya dan golongan ruang IV/d, eselon IIb dengan jenjang terendah dengan
pangkat pembina tingkat I dengan golongan ruang IV/b sedangkan eselon IIb
jenjang tertinggi dengan pangkat pembina utama muda dan golongan ruang IV/c,
eselon IIIa jenjang terendah dengan pangkat pembina dengan golongan ruang IVa
sedangkan eselon IIIa jenjang tertingi dengan pangkat Pembina tingkat I dan
golongan ruang IV/b, eselon IIIb jenjang terendah penata tingkat I dengan
golongan ruang IIId sedangkan eselon IIIb jenjang tertinggi dengan pangkat
pembina dan golongan ruang IV/a, eselon IVa jenjang terendah dengan pangkat
44
penata dengan golongan ruang III/c sedangkan eselon IVa jenjang tertinggi
dengan pangkat penata tingkat I dan golongan ruang IV/d, eselon IV/b jenjang
terendah dengan pangkat penata muda tingkat I dengan golongan ruang III/b
sedangkan eselon IVb jenjang tertinggi dengan pangkat penata dan golonga ruang
III/c
Adapun keadaan pegawai di Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
menurut eselon dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini:
Tabel 4. Keadaan Pegawai Berdasarkan Eselon
No Tingkat Eselon Jumlah Persentase
(%)
1 Eselon III 2 orang 9,09 %
2 Eselon IV 7 orang 31,82 %
3 Non Eselon 13 orang 59,09 %
Jumlah 22 orang 100%
Sumber: Kasubag. Umum dan Kepegawaian Kantor Kecamatan Bungaya Tahun 2015
Berdasarkan uraian dari tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa pegawai
yang bekerja di Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa berjumlah 22
orang, adapun pegawai dengan jabatan eselon III berjumlah 2 orang atau sebesar
9,09 persen, dan pegawai dengan jabatan eselon IV berjumlah 7 orang atau
sebesar 31,83 persen, sedangkan pegawai non eselon berjumlah 13 orang atau
sebesar 59,09 persen dari total jumlah pegawai yang ada. Hal tersebut
membuktikan bahwa pegawai yang bertugas di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa memiliki tingkat eselon bervariasi hanya saja untuk
memperlancar segala program-program kerja yang telah ada diperlukan adanya
beberapa pegawai dengan eselon yang memadai.
45
Lebih lanjut keadaan pegawai berdasarkan golongan ruang di Kantor
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dapat di lihat pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5. Keadaan Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang
No Golongan Ruang Jumlah Persentase
(%)
1 Golongan IV 2 orang 9,09%
2 Golongan III 7 orang 31,82%
3 Golongan II 3 orang 13,62%
4 Non Golongan 10 orang 45,45%
Jumlah 22 orang 100%
Sumber: Kasubag. Umum dan Kepegawaian Kantor Kecamatan Bungaya Tahun 2015
Berdasarkan uraian dari tabel 5 di atas, maka dapat diketahui bahwa
pegawai yang memiliki golongan IV berjumlah 2 orang atau sebesar 9,09 persen
dari jumlah pegawai yang ada, sedangkan pegawai yang memiliki golongan III
sebanyak 7 orang atau sebesar 31,81 persen. Untuk pegawai dengan golongan II
sebanyak 3 orang atau sebesar 13,62 persen dan pegawai yang tidak memiliki
golongan sebanyak 10 orang atau sebesar 45,45 persen. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pegawai yang tidak memiliki golongan cukup mendominasi
dikarenakan status mereka sebagai pegawai kontrak.
Adapun keadaan pegawai yang bekerja di kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa sampai pada tahun 2015 sepenuhnya belum berstatus pegawai
tetap, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 6. di bawah ini:
46
Tabel 6. Keadaan Pegawai Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah Persentase
(%)
1 Tetap 12 orang 54,54%
2 Kontrak 4 orang 18,18%
3 PHL 6 orang 27,27%
Jumlah 22 orang 100%
Sumber: Kasubag Umum dan Kepegawaian Kantor Kecamatan Bungaya Tahun 2015
Berdasarkan uraian dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pegawai yang
telah berstatus sebagai pegawai tetap sebanyak 12 orang atau sebesar 54,54 persen
sedangkan pegawai yang berstatus sebagai pegawai kontrak sebanyak 4 orang
atau sebesar 18,18 persen dan adapun pegawai yang berstatus sebagai PHL
sebanyak 6 orang atau sebesar 27,27 persen. Sehingga dari penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa status pegawai yang bekerja di Kantor Kecamatan
Bugaya Kabupaten Gowa sangat mendominasi sedangkan selebihnya adalah
pegawai yang bestatus kontrak dan PHL.
Adapun keadaan pegawai berdasarkan jabatan dapat dilihat secara rinci
pada tabel 7 di bawah ini:
Tabel 7. Keadaan Pegawai Berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah Persentase (%)
1 Camat 1 orang 4,54 %
2 Sekertaris Camat 1 orang 4,54 %
3 Kepala Seksi 4 orang 18,18 %
4 Kepala Sub Bagian 3 orang 13,63 %
47
5 Staff 13 orang 59,09 %
Jumlah 22 orang 100%
Sumber: Kasubag Umum dan Kepegawaian Kantor Kecamatan Bungaya Tahun 2015
Berdasarkan uraian dari tabel 7 di atas, dapat diketahui bahwa Jabatan
Camat dan Sekertaris Camat masing-masing 1 orang, pegawai dengan jabatan
keplaa seksi berjumlah 5 orang yang terdiri dari; Kasi.Pemerintahan, Kasi.
Ketentraman dan Ketertiban Umum, Kasi. Perekonomian, Kasi. Kesejahteraan
Sosial, dan Kasi. Pembangunan. Sedangkan pegawai dengan jabatan Kepala Sub
Bagian berjumlah 3 orang yang terdiri atas; Kasubag. Umum dan Kepegawaian,
Kasubag. Perencanaan dan Pelaporan dan Kasubag. Keuangan. Sedangkan
selebihnya adalah staff yang berjumlah 13 orang.
2. Struktur Organisasi
Sampai saat ini, struktur organisasi kepegawaiandan pejabat struktural
telah mengalami beberapa kali perubahan sesuai dengan tuntutan layanan yang
diberikan dan perkembangan pemerinahan. Merujuk pada Peraturan Daerah
Kabupaten Gowa Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Gowa, fungsi-fungsi Badan Kepegawaian di depermentasikan ke
dalam satuan organisasi, tugas fungsi dan rincian tugas jabatan struktural pada
Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa, sebagai berikut:
a. Camat
b. Sekretariat
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
48
3. Sub Bagian Keuangan
a) Seksi Pemerintahan
b) Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
c) Seksi Perekonomian
d) Seksi Kesejahteraan Sosial
e) Seksi Pembangunan
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat susunan Pejabat Struktural di Kantor
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa sesuai dengan fungsinya:
a. Camat
Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang mempunyai tugas pokok
memimpin Kecamatan dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan
kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati di bidang pemerintahan,
ketentraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Desa/Kelurahan,
perekonomian, kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat, pelayanan
masyarakat serta pembinaan sekretariat Kecamatan sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam menyelenggarakan tugas, Kepala kecamatan mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah.
2) Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat.
3) Pelaksanaan koordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum.
49
4) Pelaksanaan koordinasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan.
5) Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum.
6) Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan.
7) Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan.
8) Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya
dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
9) Pembinaan dan pelaksanaan kesekretariatan Kecamatan.
10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Adapun rincian tugas dari Seorang Camat adalah sebagai berikut:
1) Membina, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan program dan kegiatan
di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan
masyarakat Desa/Kelurahan, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat.
2) Mengkoodinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
3) Mengkoodinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
4) Membina penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan.
5) Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya.
6) Membina dan mengarahkan Sekretaris Kecamatan, para Kepala Sub Bagian
dan Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya.
50
7) Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan rumah tangga,
administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan (aset), dan keuangan
Kecamatan..
8) Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas
pegawai dalam lingkup Kecamatan.
9) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait.Menilai
prestasi kerja Sekretaris Kecamatan, para Kepala Sub Bagian dan Kepala
Seksi dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier.
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
b. Sekretaris Camat
Sekretaris Kecamatan dipimpin oleh seorang Sekretaris mempunyai tugas
merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia,
mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas kesekretariatan,
meliputi urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta
pengelolaan keuangan dalam lingkup Kecamatan.
Dalam menyelenggarakan tugas kepala sub bagian Tata Usaha mempunyai
fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang umum, kepegawaian, perlengkapan
dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan.
2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum,
kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta
keuangan.
51
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum, kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan.
4) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan kesekretariatan.
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Adapun rincian tugasnya sebagai berikut:
1) Menyusun rencana program dan kegiatan Sekretariat Kecamatan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas.
2) Melaksanakan surat menyurat untuk kepentingan dinas.
3) Menerima, meneliti, mengagenda, dan mendistribusikan surat-surat masuk
dan surat keluar.
4) Mengelola urusan rumah tangga.
5) Mengelola urusan administrasi keuangan.
6) Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
7) Mengelola urusan administrasi perlengkapan dan peralatan.
8) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program/kegiatan.
9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Adapun Sub-Sub Bagian dalam Kesekretariatan diantaranya:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala sub
bagian mempunyai tugas merencanakan kegiatan, memberi petunjuk, memberi
tugas, membimbing, memeriksa/mengecek, menyelia, mengatur, mengevaluasi
dan melaporkan kegiatan administrasi umum dan kepegawaian lingkup
52
kecamatan. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian mempunyai fungsi:
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian.
b) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan
kepegawaian.
c) Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum dan
kepegawaian.
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Adapun rincian tugas sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pelaksanaan program dan kegiatan di bidang umum dan
kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b) Mengeloladan melaksanakan urusan rumah tangga dan surat menyurat.
c) Mengeloladan melaksanakan urusan kearsipan.
d) Mengeloladan melaksanakan urusan keprotokoleran dan perjalanan dinas.
e) Mengeloladan melaksanakan urusan ketatalaksanaan.
f) Mengeloladan melaksanakan urusan perlengkapan.
g) Mengeloladan melaksanakan urusan kepegawaian.
h) Mengeloladan melaksanakan urusan umum lainnya.
i) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bagian
Umum dan Kepegawaia.
53
j) Menilai prestasi kerja staf dalam rangka pembinaan dan pengembangan
karier.
k) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian.
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bagian, mempunyai tugas menyiapkan bahan, menghimpun, mengelola dan
melaksanakan administrasi perencanaan dan pelaporan. Dalam menyelenggarakan
tugas, Kepala sub bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi:
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan dan
pelaporan.
b) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan
pelaporan.
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan dan pelaporan.
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Adapun Rincian tugas sebagai berikut:
a) Menyusun rencana dan jadwal kegiatan operasional tahunan kecamatan
sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b) Menghimpun dan mempersiapkan bahan penyusunan rencana kerja
kecamatan.
54
c) Menghimpun dan mempersiapkan bahan penyusunan laporan.
d) Mengkoordinasikan penyusunan rencana program dan kegiatan kecamatan.
e) Mengkoordinasikan penyelenggaraan perencanaan program dan kegiatan di
lingkup kecamatan.
f) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sub bagian
perencanaan dan pelaporan.
g) Menginventarisir permasalahan-permasalahan pelaksanaan program kegiatan.
h) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Perencanaan dan
Pelaporan.
i) Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan RKA, DPA, LAKIP,
RENSTRA dan RENJA.
j) Menilai prestasi kerja staf dalam rangka pembinaan dan pengembangan
karier.
k) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
2. Sub Bagian Keuangan
Sub bagian Keuangan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian
mempunyai tugas merencanakan kegiatan, memberi petunjuk, memberi tugas,
membimbing, memeriksa/mengecek, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan
melaporkan urusan keuangan, kegiatan kebendaharawanan lingkup kecamatan.
Dalam menyelenggarakan tugas Kepala sub bagian Keuangan mempunyai
fungsi:
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang keuangan.
b) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang keuangan.
55
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang keuangan.
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Rincian tugas sebagai berikut:
a) Membuat rencana operasional program kerja sub bagian.
b) Mempersiapkan bahan-bahan dan menyusun rencana kebutuhan anggaran di
lingkungan kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
c) Membuat daftar usulan kegiatan.
d) Membuat daftar gaji dan melaksanakan penggajian.
e) Menyiapkan proses administrasi terkait dengan penatausahaan keuangan
daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
f) Melaksanakan perbendaharaan keuangan.
g) Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran untuk periode lima
tahunan dan tahunan.
h) Mengelola dan melaksanakan verifikasi anggaran.
i) Mengelola dan melaksanakan pembukuan dan pelaporan keuangan.
j) Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan Sub Bagian Keuangan.
k) Melaksanakan pengendalian tugas pembantu pemegang kas.
l) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c. Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai tugas pokok membantu Camat
dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas di bidang
56
pemerintahan. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala seksi pemerintahan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pemerintahan;
2) Pemberian dukungan atas pelaksanaan tugas di bidang pemerintahan;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemerintahan;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Rincian tugas sebagai berikut:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Seksi Pemerintahan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b) Menyelenggarakan fasilitasi pemilihan Kepala Desa dan Badan Perwakilan
Desa;
c) Menyelenggarakan lomba atau penilaian Desa/Kelurahan tingkat Kecamatan;
d) Menyelenggarakan fasilitasi kerjasama antar Desa/Kelurahan dan
penyelesaian perselisihan antar Desa/Kelurahan;
e) Memfasilitasi penataan Desa/Kelurahan dan penyusunan peraturan Desa;
f) Melaksanakan kegiatan administrasi kependudukan, inventarisasi aset daerah
atau kekayaan daerah lainnya yang ada di wilayah kerjanya;
g) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait;
h) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
i) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Seksi Pemerintahan;
57
j) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Adapun seksi-seksi Pemerintan terbagi atas tiga bagian yaitu:
1. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas pokok
membantu Camat dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas
di bidang ketentraman dan ketertiban umum. Dalam menyelenggarakan tugas
Kepala seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi:
a) Penyusunan program dan rencana kerja seksi Ketentraman dan ketertiban;
b) Pelaksanaan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati kepada
Camat dibidang ketentraman dan ketertiban;
c) Penyelenggaraaan Ketentraman dan ketertiban sesuai dengan yang
dilimpahkan oleh Bupati kepada Camat;
d) Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan Ketentraman dan
ketertiban di Kecamatan;
e) Penyelenggaraan tugas pembantuan tugas lain yang diberikan sesuai
fungsinya.
Adapun Rincian tugas sebagai berikut:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban
umum sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b) Menyelenggarakan pembinaan ketentraman dan ketertiban, ideologi dan
kesatuan bangsa, serta kemasyarakatan;
c) Melaksanakan koordinasi dan pembinaan kesatuan Polisi Pamong Praja dan
perlindungan masyarakat di wilayah kerjanya;
58
d) Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan kerukunan hidup antar umat
beragama;
e) Menegakkan dan melaksanakan Peraturan Daerah dan Keputusan Bupati serta
Peraturan Perundang-undangan lainnya di wilayah kerjanya;
f) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait;
g) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
h) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Seksi Ketentraman dan Ketertiban umum;
i) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang
diberikan oleh Camat;
j) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Camat.
2. Seksi Perekonomian
Kepala Seksi Perekonomian mempunyai tugas pokok membantu Camat
dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas di bidang
perekonomian. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala seksi Perekonomian
mempunyai fungsi:
a) Penyusunan program dan rencana kerja seksi Perekonomian;
b) Pelaksanaan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati kepada
Camat dibidang Perekonomian;
c) Penyelenggaraan Perekonomian sesuai dengan yang dilimpahkan oleh Bupati
kepada Camat;
59
d) Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan Perekonomian dan di
Kecamatan;
e) Penyelenggaraan tugas pembantuan tugas lain yang diberikan sesuai
fungsinya.
Rincian tugas sebagai berikut:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Seksi Perekonomian sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha perkonomian di wilayah
kerjanya;
c) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi pengembangan perekonomian
Desa/Kelurahan di wilayah kerjanya;
d) Melaksanakan kegiatan di bidang pemberian rekomendasi dan perijinan
tertentu sesuai dengan kewenangannya;
e) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait;
f) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
g) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Seksi Perekonomian;
h) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang
diberikan oleh Camat;
i) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Camat.
3. Seksi Kesejahteraan Sosial
60
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas pokok membantu
Camat dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas di bidang
kesejahteraan sosial. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Seksi
Kesejahteraan sosial menyelenggarakan fungsi:
a) Penyusunan program dan rencana kerja seksi Kesejahteraan Rakyat;
b) Pelaksanaan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati kepada
camat di bidang Kesejahteraan sosial;
c) Penyelenggaraan Kesejahteraan sosial sesuai dengan yang dilimpahkan oleh
bupati kepada camat;
d) Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan sosial
di kecamatan;
e) Penyelenggaraan tugas pembantuan tugas lain yang diberikan sesuai
fungsinya.
Rincian tugas dimaksud sebagai berikut:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Seksi Kesejahteraan sosial sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kegiatan program pendidikan,
generasi muda, keolahragaan, kebudayaan, kepramukaan serta peranan
wanita;
c) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kegiatan program kesehatan
masyarakat;
d) Melaksanakan fasilitasi penyelenggaraan sarana pendidikan dan pelayanan
kesehatan;
61
e) Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan di bidang pencegahan dan
penanggulangan bencana alam, pengungsi dan masalah sosial;
f) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait;
g) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
h) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Seksi Kesejahteraan Rakyat;
i) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang
diberikan oleh Camat;
j) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Camat.
4. Seksi Pembangunan
Kepala Seksi Pembangunan mempunyai tugas pokok membantu Camat
dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas di bidang
pembangunan. Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala seksi Pembangunan
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan program dan rencana kerja seksi pembangunan;
2) Pelaksanaan kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati kepada Camat
dibidang Pembangunan;
3) Pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan
oleh Bupati kepada camat;
4) Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di
wilayah kecamatan;
62
5) Penyelenggaraaan tugas pembantuan dan tugas lain yang diberikan sesuai
dengan bidang tugas.
Rincian tugas sebagai berikut:
a) Menyusun rencana program dan kegiatan Seksi Pembangunan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas;
b) Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan
Desa/Kelurahan di wilayah kerjanya;
c) Melaksanakan dan memfasilitasi pemungutan atas pajak dan retribusi daerah
di wilayah kerjanya
d) Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan swadaya masyarakat;
e) Menyelenggarakan pembinaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
lembaga adat;
f) Menyelenggarakan fasilitasi kegiatan organisasi sosial/kemasyarakatan dan
lembaga swadaya masyarakat (LSM);
g) Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi atau unit kerja terkait;
h) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan
bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;
i) Melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan
Seksi Pembangunan Masyarakat Desa/Kelurahan;
j) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas yang
diberikan oleh Camat;
k) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Camat.
63
B. Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa
Evaluasi kinerja pejabat struktural merupakan proses untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh Seorang Pejabat Struktural di Kantor
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gawa. Upaya mengetahui Kinerja Pejabat
Struktural di Kantor Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa dapat diketahui dari
jawaban para informan dan hasil observasi peneliti. Evaluasi Kinerja merupakan
faktor penting untuk mengetahui keluhan dari Pejabat Struktural maupun dari
masyarakat. Pejabat Struktural mempunyai tugas dan fungsi, unit organisasi yang
selanjutnya diuraikan menjadi rincian tugas yang diselesaikan pada jangka waktu
tertentu beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi kinerja Pejabat Struktural
antara lain; Efektifitas pengukuran keberhasilan program, Efesiensi waktu dan
biaya, kecukupan sarana dan prasarana.
1. Efektifitas
Efektifitas merupakan pemanfaatan berbagai sumber daya pegawai di kantor
Kecamatan Bungaya, termasuk sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang
secara sadar digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan
tepat pada waktu, indikator efektifitas kinerja adalah; (a) Penyelesaian pekerjaan
tepat pada waktu yang telah ditetapkan; (b). Hasil kerja sesuai dengan yang
direncanakan.
a. Ketetapan Kinerja (Penyelesaian kineja tepat pada waktu yang telah
ditetapkan)
64
Penyelesaian kinerja secara tepat waktu merupakan suatu ukuran yang
menyatakan seberapa jauh tujuan (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah
tercapai yang mana tujuan tersebut sudah ditetapkan sebelumnya.
Hasil wawancara yang diperoleh dari ZU selaku Camat Bungaya terkait
efektifitas penyelesaian pekerjaan tepat waktu adalah sebagai berikut:
“Kami selalu berusaha untuk terus berperan aktif melaksanakan tugas
pokok dan fungsi yang telah diberikan baik sebagai pelayan maupun
dalam hal penyelenggara pembangunan di seluruh wilayah yang berada di
Kecamatan Bungaya ini, serta lebih peduli terhadap kebutuhan
masyarakat, proaktif dalam memantau kondisi di Wilayah Kecamatan
Bungaya” (Hasil wawancara dengan ZU pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai uraian informan dia atas, dapat diketahui bahwa Pemerintah
Kecamatan Bungaya terus menurus melaksankan tugas dan fungsi yang telah di
berikan baik sebagai pelayan maupun penyelenggara pembangunan di wilayah
kecamatan Bungaya.
Berdasarkan hasil obsevasi selama dilapangan, peneliti menemukan hal
yang berbeda dimana proses pelayanan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
kepada masyarakat tidak sesuai yang di harapkan seperti dalam pengurusan dan
pelayanan surat isin pembangunan seringkali di abaikan oleh pihak Pemerintah
Kecamatan Bungaya.
Hasil wawancara yang diperoleh dari AS, selaku Sekretaris Camat
Kecamatan Bungaya terkait efektifitas penyelesaian pekerjaan tepat waktu adalah
sebagai berikut:
“Ya penyelesaian pekerjaan selalu tepat waktu kami kerjakan akan tetapi
pasti ada kendala-kendala yang akan dirasakan oleh pihak aparat tertentu
sehubungan dengan beberapa peralatan administrasi terbatas namun di samping itu kami selalu respon terhadap masyarakat dan terus berupaya
65
dalam penyelesaian program kerja kami” (Hasil wawancara dengan AS
pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam menyelesaikan program-program kerja terus berusaha
berperan aktif dalam melaksanakan tugas-tugasnya selaku pelayan publik
terutama dalam menjalankan apa yang telah menjadi tugas pokok dan fungsinya.
Selain itu, aparat pemerintah juga dituntut untuk selalu responsif dan proaktif
dalam melayani masyarakatnya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti menemukan hal
yang sama bahwa penyelesaian tugas-tugas dan pelayanan terkadang terhambat,
sebagai aparat Kecamatan Bungaya sekaligus pelayan masyarakat seharusnya
bekerja dengan tepat waktu, akan tetapi disebabkan adanya kendala-kendala
seperti: Tidak disiplin waktu masuk kantor dan tidak tepat waktu dalam
menyelesaikan kinerjanya sehingga kinerja pegawai tidak maksimal.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari MN selaku Kasi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Pekerjaan yang dilakukan oleh aparat pemerintah kalau saya katakan yah
berjalan secara efektif karena apabila ada masyarakat yang datang untuk
minta bantuan kami selalu membantu, akan tetapi kerkadamg masyarakat
tidak paham akan kendala atau hambatan-hambatan yang dirasakan oleh
para pegawai sehingga biasanya perkerjaan tersebut tidak tepat waktu akan
tetapi kami selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk
masyarakat”. (Hasil wawancara dengan MN, pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas dapat diketahui bahwa dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan aparat pemerintah kecamatan bungaya selalu
berupaya agar setiap pekerjaan yang diembannya akan dikerjakan sesuai dengan
hasil yang diinginkan oleh masyarakat.
66
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa dalam menyelesaikan suatu pekerjaan aparat pemerintah terkadang
terkendala mengenai fasilitas yang kurang memadai di kantor kecamatan Bungaya
seperti beberapa peralatan administratif yaitu: Komputer, ATK dan beberapa alat
administratif lainnya sehingga dalam penyelesaikan suatu pekerjaan terhambat
hingga waktu yang tidak ditentukan.
Sama halnya wawancara yang diperoleh dari DI, selaku Staf Seksi Kessos
yang mengatakan bahwa:
“Kami selaku pegawai kecamatan selalu berupaya untuk selalu sedia dan
tepat waktu dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang dititipkan kepada
kami” (Hasil wawancara dengan DI pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas aparat Pemerintah Kecamatan
Bungaya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan selalau berupaya untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Berdasarkan hasil observasi selama berada di lapangan informan melihat
adanya usaha dari aparat Pemerintah Kecamatan Bungaya untuk selalu melayani
masyarakat.
Berbeda halnya wawancara yang diperoleh dari HB, selaku masyarakat
terkait efektifitas penyelesaian pekerjaan tepat waktu adalah sebagai berikut:
“Secara pribadi saya mengatakan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan
yang dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Bungaya baik dalam segi fisik
maupun non fisik belum merata, hal ini mungkin disebabkan karena
kurang aktifnya saya liat Pemerintah berada di Kantor Kecamatan.
Sehingga Pemerintah Kecamatan belum maksimal dalam menyelesaikan
pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya. Namun walau demikian
semestinya Pemeritah Kecamatan harus terus berupaya semaksimal
mungkin untuk menyelesaaikan sebuah pekerjaan yang sudah menjadi tanggungjawab dari seorang Pemerintah” (Hasil wawancara dengan HB
pada tanggal 8 juli 2015).
67
Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan
Bungaya belum terlaksana secara maksimal.
Hal tersebut ditambahkan oleh NS, selaku mayarakat setempat yang
mengatakan bahwa:
“Semestinya Pemerintah Kecamatan Bungaya sebagai pelayan masyarakat
hendaknya senantiasa memperhatikan berbagai kebutuhan dan keluhan
dari masyarakat, akan tetapi sampai saat ini Pemerintah susah untuk
ditemui karena jarangnya masuk kantor sehingga membebankan
masyarakat apabila ingin bertemu” (Hasil wawancara dengan NS pada
tanggal 10 juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa dalam
melaksanakan tugas dan fungsi yang dilakukan oleh aparat kecamatan Bungaya
bekerja sama dengan seluruh komponen masyarakat tidak berjalan sesuai dengan
harapan yang diinginkan. Hal tersebut disebabkan karena jarak antara kantor dan
tempat tinggal yang cukup jauh yang ditempuh oleh aparat kecamatan sehingga
menyulitkan masyarakat apabila ingin mengurus persuratan ataupun kepentingan
lainnya.
Hal tersebut sesuai dengan observasi peneliti selama di lapangan yang
menemukan adanya keterhambatan dan keterlambatan yang berjalan sangat
lamban diakibatkan kurang aktifnya aparat kecamatan dalam menyelesaikan
pekerjaan bahkan jauh dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini
disebabkan karena lemahnya campur tangan dari seorang pemimpin. Selain itu,
masih adanya para pegawai yang meninggalkan kantor pada jam kerja bukan
untuk keperluan kantor, tapi hanya untuk keperluan pribadi hal ini dapat dilihat
68
pada saat peneliti melakukan observasi dan melihat adanya pegawai yang
meninggalkan kantor pada saat jam kerja.
b. Hasil kinerja sesuai dengan yang direncanakan
Tercapainya hasil suatu organisasi sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya di perlukannya pengawasan terhadap kinerja pegawainya. Cara
tersebut merupakan suatu proses dimana pemimpin ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana,
perintah, tujuan, atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan ZU, selaku Camat Kecamatan
Bungaya yang mengatakan bahwa:
“Pekerjaan yang kami kerjakan disini itu sesuai dengan permintaan dari
masyarakat itu sendiri kami selalu berusaha memberikan hal yang terbaik
dalam melayani masyarakat dan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka” (Hasil Wawancara
dengan ZU, pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan wawancara yang disampaikan informan di atas dapat
diketahui bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam pencapaian hasil kerja yang
sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya tercapai sesuai dengan harapan
masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam melaksanakan tugasnya tidak
dikerjakan sesuai dengan yang diharapkan masyarakat sehingga pekerjaan
tersebut terhambat.
Lebih lanjut wawancara yang dilakukan dengan AS, selaku Sekertaris
Camat Bungaya yang mengatakan bahwa:
69
“Setiap pekerjaan yang sudah direncanakan sebelumnya baik itu pekerjaan
sehubungan dengan pengurusan administrasi maupun pekerjaan
pembangunan kami telah jalankan dan membuahkan hasilsesuai dengan
harapan kami dan juga harapan masyarakat yang sudah terpenuhi” (Hasil
Wawancara dengan AS, pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan wawancara informan yang disampaikan di atas, dapat
diketahui bahwa setiap pekerjaan yang sudah direncanakan sebelumnya itu sudah
berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil sesuai dengan harapan yang
diinginkan.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengerjakan tugasnya yang
sudah direncanakan sebelumya itu sangat jauh dari hasil yang diinginkan oleh
masyarakat.
Adapun wawancara informan yang diperoleh dari MN, selaku Kasi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Setiap pekerjaan yang kami kerjakan seperti pembangunan itu sudah
direncanakan sebelumnya jadi kami selaku aparat pemerintah selalu
mengerjakan dan apapun hasilnya itulah kinerja kami dan kembali lagi
pada masyarakat yang merasakannya” (Hasil wawancara dengan MN,
pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan wawancara informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
pemerintah kecamatan dalam menjalankan kerjanya sudah terlaksana dengan baik
sesuai harapan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam menjalankan kinerjanya yang
sudah direncanakan itu tidak berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya sebab
aparat Kecamatan Bungaya dalam mengerjakan sesuatu itu sangat lamban.
70
Adapun wawancara yang diperoleh dari BA, selaku Staf Seksi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Hasil kerja yang kami peroleh dari pekerjaan yang kami laksanakan itu
sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, selain itu kami selalu
mengerjakan sesuai dengan permintaan dari masyarakat jadi kalau bisa
saya katakan hasil yang diinginkan masyarakat itu sudah terpenuhi” (Hasil
Wawancara dengan BA, pada tanggal 10 juli 2015).
Sesuai dengan wawancara informan di atas, dapat diketahui bahwa hasil
kinerja yang sudah direncanakan sebelumnya itu sesuai dengan harapan
masyarakat dan terlaksana dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam menyelesaikan kerjanya itu
belum sesuai dengan harapan dari masyarakat dan belum terlaksana dengan
maksimal.
Adapun wawancara yang diperoleh dari DI, selaku Staf Seksi Kessos
yang mengatakan bahwa:
“Dalam melaksanakan kerja sesuai dengan hasil yang memuaskan
masyarakat kami selalu mengerjakannya dengan semaksimal mugkin agar
sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan masyarakat” (Hasil wawancara
dengan DI, pada tanggal 10 juli 2015).
Sesuai dengan wawancara yang di sampaikan di atas, dapat diketahui
bahwa dalam pelaksanaan perkerjaan yang dilakukan oleh aparat pemerintah
Kecamatan Bungaya berjalan sesuai harapan masyarakat dan mendapatkan hasil
yang sesuai.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam melaksanakan kinerjanya
belum memuaskan masyarakat sesuai dengan yang diharapkan.
71
Adapun wawancara yang diperoleh dari AI selaku Staf Seksi Ekonomi
yang mengatakan bahwa:
“Kami selalu sedia dalam melayani dan mengerjakan yang ingin diurus
oleh masyarakat dan bekerja serta memberikan hasil yang di harapkan
oleh masyarakat yang sesuai” (Hasil wawancara dengan AI, pada tanggal 8
juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa kinerja
yang dilakukan oleh aparat Kecamatan Bungaya sudah dijalankan dan dikerjakan
dengan baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengupayakan kinerja belum
sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh masyarakat dan belum memberikan
hasil yang sesuai.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa informan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pencapaian hasil dari penyelesaian pekerjaan belum sesuai dengan yang di
rencanakan sebelumnya akan tetapi aparat Kecamatan Bungaya selalu
mengupayakan agar hasil yang diharapkan oleh masyarakat dapat terpenuhi
dengan tepat sasaran.
Berbeda halnya wawancara informan yang diperoleh dari HB selaku
masyarakat yang mengatakan bahwa:
“Berbicara tentang hasil dari yang dikerjakan oleh aparat Kecamatan
Bungaya yah sesuai akan tetapi proses pelaksanaanya itu sangat lamban
dan tidak tepat waktu” (Hasil wawancara dengan HB, pada tanggal 12
juli).
72
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam memperoleh hasil sudah sesuai akan tetapi dalam
proses penyelesaian yang sangat lama.
Selain itu wawancara serupa juga diperoleh dari NS selaku masyarakat
yang mengatakan bahwa:
“Sesuai dengan pengalama saya, kalau boleh dikata pekerjaan yang
dikerjakan oleh aparat kantor kecamatan Bungaya mereka sudah
mengerjakannya dan hasilnya juga sesuai akan tetapi terkadang
menggunakan waktu yang sangat lama” (Hasil wawancara dengan NS
pada tanggal 12 juli 2015).
Sesuai dengan wawancara informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam melaksanakan kerjanya belum sesuai dengan harapan
dari masyarakat selain itu aparat Kantor Kecamatan Bungaya sangat lamban
dalam proes penyelesaian pekerjaan.
Setelah peneliti melakukan observasi selama di lapangan, hal tersebut
sesuai dengan observasi yang menemukan bahwasanya aparat Kecamatan
Bungaya dalam pencapaian hasil kerjanya sangat lama dan tidak sesuai dengan
rencana sebelumnya sehingga masyarakat merasa tidak diperhatikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok individu tersebut mempunyai
kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa
tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai selama periode waktu yang telah
ditentukan organisasi.
73
2. Efesiensi
Efisiensi adalah usaha yang dilakukan oleh aparat kantor Kecamatan
Bungaya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar dan penuh
kemampuan sesuai dengan yang dimilikinya untuk menghasilkan kinerja yang
memuaskan. Efesiensi yang di maksud adalah; a) Efesiensi Segi waktu dan b)
Efisiensi Segi kinerja.
a. Efesiensi waktu
Efesiensi waktu juga perlu diperhatikan dalam kinerja untuk penyelesaian
kerja sehingga tercapai kinerja yang tepat, namun terkadang efesiensi suatu
pekerjaan disebut lebih efesien bila memanfaatkan waktu berdasarkan
patokan ukuran yang diinginkan untuk memperoleh sesuatu yang baik dan
maksimal.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan ZU, selaku Camat Bungaya
terkait efesiensi waktu adalah sebagai berikut :
“Dalam melaksanakan pekerjaan di Kantor Kecamatan Bungaya ini, kami
sering kali melakukan rapat dengan para pegawai untuk membahas apa-
apa saja program kerja yang akan direalilsasikan selanjutnya tentunya
dalam rapat itu kami mendapatkan kemudahan melaksanakan tugas-tugas
agar diselesaikan secara tepat waktu” (Hasil wawancara dengan ZU, pada
tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam meyelesaikan kinerja dan tepat waktu, aparat
kecamatan telah berupaya untuk membangun hubungan kerjasama yang baik
antarpegawai dengan melalui rapat rutin.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya tidak pernah mengadakan rapat rutin
74
seperti yang dikemukakan oleh informan di atas, selain itu aparat Kecamatan
jarang berkumpul dengan yang lainnya dalam satu kantor.
Adapun wawancara yang diperoleh dari AS, selaku Sekertaris Camat
Bungaya yang mengatakan bahwa:
“Pelaksanaan kinerja menurut kami telah berjalan tepat waktu sesuai
dengan yang diharapkan masyrakat, terlihat bahwa peran Pemerintah
Kecamatan selaku pelaksana dan penanggung jawab ditingkat Kecamatan
cukup berhasil selain itu saya kira tanggapan atau respon positif dari
segenap masyarakat agar turut memberikan bantuan moral kepada
Pemerintah Kecamatan dalam melaksanakan hal-hal yang positif” (Hasil
wawancara dengan AS, pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan tanggapan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam menyelesaikan kinerja secara tepat waktu telah
dilaksanakan sesuai dengan harapan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam menjalankan kerjanya
mendapatkan respon negatif dari masyarakat terhadap tata kerja dari pihak aparat
Kecamatan Bungaya yang kurang membuahkan hasil yang baik terhadap beberapa
kinerja yang dijalankannya.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan MN, selaku Kasi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Kami selaku aparat Pemerintah dalam menjalankan kinerja yah tepat
waktu karena kami merasa pekerjaan kami adalah amanah dari masyarakat
maka kami harus mengerjakan sesuai dengan yang diinginkan” (Hasil
wawancara dengan MN, pada tanggal 8 juli 2015).
Sesuai dengan tanggapan yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya sadar akan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menyelesaikan kinerja dan tepat waktu.
75
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa respon masyarakat terkait kinerja yang yang di laksanakan oleh
aparat Kecamatan Bungaya belum maksimal sesui keinginan dari masyarakat.
Adapun wawancara yang diperoleh dari BA, selaku Staf Seksi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Sampai saat ini kinerja yang kami laksanakan itu selalu tepat waktu
karena setiap ada masyarakat yang datang kepada kami, kami juga
tentunya merespon dengan baik agar kiranya persoalan yang dikeluhkan
oleh masyarakat insya allah kami selalu siap untuk membatu untuk
menyelesaikannya” (Hasil wawancara dengan BA, pada tanggal 10 juli
2015).
Sesuai dengan penjelasan yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam meyelesaikan kinerjanya secara tepat waktu
sudah terlaksana dengan baik selain itu, aparat Kecamatan juga merespon dengan
baik atas keluhan masyarakatnya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam pelayanan terhadap masyarakat
terkadang tidak masuk kantor sehingga masyarakat kesulitan untuk mengurus
sesuatu.
Lebih lanjut wawancara yang diperoleh dari DI, selaku Staf Seksi Kessos
yang mengatakan bahwa:
“Kalau berbicara tentang efesien dalam pekerjaan kami di kantor ini ya
efesian kami selalu mengerjakan pekerjaan kami tepat waktu karena kami
saling kerja sama antar pegawai lainnya apabila ada hambatan yang kami
dapatkan” (Hasil Wawancara dengan DI, pada tanggal 10 juli 2015).
Sesuai dengan tanggapan yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan dalam menyelesaikan kinerja dan tepat waktu sudah terlasana
76
dengan baik karena aparat Kecamatan selalu berupaya dengan baik dengan cara
kerja sama dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam menjalankan kinerjanya
bekerjasama apabila salah satu dari mereka tidak bias mengerjakannya.
Adapun wawancara yang diperoleh dari AI, selaku Staf Seksi Ekonomi
yang mengatakan bahwa:
“Efesian suatu pekerjaan yang kami kerjakan tentunya kembali pada
penilaian masyarakat seperti apa tanggapan mereka akan tetapi kalau
menurut saya, kami sudah efesien karena kami selalu tepat waktu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan” (Hasil wawancara dengan AI pada tanggal
10 juli 2015).
Sesuai dengan tanggapan di atas, dapat diketahui bahwa aparat Kecamatan
dalam menyelesaikan kinerja secara tepat waktu sudah terlaksana dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengefesienkan waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan sangat jauh dari harapan masyarakat.
Namun berbeda halnya wawancara yang didperoleh dari HB, selaku
Masyarakan yang mengatakan bahwa:
“Terkadang penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh aparat kecamatan
berjalan sangat lamban dan hasilnya terkadang tidak memuaskan
masyarakat. Hal ini yang terkadang membuat kami kecawa dengan aparat
kecamatan yang seolah-olah mengabaikan yang kita urus, padahal
sebelumnya kami berharap agar menyelesaikannya tidak membutuhkan
waktu yang lama” (Hasil wawancara dengan HB, pada tanggal 15 juli
2015).
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
terkadang dalam menyelesaikan kinerja secara tepat waktu yang dilakukan oleh
77
aparat Kecamatan Bungaya kurang memuaskan warga masyarakat, hal ini
disebabkan karena hasil yang diinginkan sebelumnya oleh masyarakat tidak tepat
pada waktunya yang terkesan sangat lamban yang mengakibatkan adanya
masyarakat yang merasa jenuh dalam penyelesaian kinerja yang di lakukan oleh
aparat Kecamatan Bungaya.
Selain itu, setelah observasi di lapangan peneliti juga menemukan adanya
pekerjaan yang terbengkalai sampai saat ini yaitu adanya persengketaan tanah
antar warga yang belum terselesaikan, itu mengakibatkan lemahnya pergerakan
dari aparat pemerintah khususnya kasi pembangunan yang dimana seharusnya
menyelesaikan persoalan seperti itu yang sudah menjadi pekerjaan dari seorang
aparat kecamatan. Disisi lain peneliti juga menemukan adanya pekerjaan yang
belum diselesaikan oleh aparat kecamatan bungaya yang sampai saat ini berjalan
sangat lamban yaitu pembuatan KTP yang belum diselesaikan hingga berminggu-
minggu. Hal tersebut disebabkan karena pihak aparat pemerintah yang jarang
masuk kantor karena tidak adanya rasa kedisiplinan waktu sehingga tidak terlalu
paham akan kondisi dari masyarakat yang akan mengurus berbagai keperluan
lainnya.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari NS, selaku masyarakat yang
mengatakan bahwa:
“Kalau saya liat Pemerintah sekarang khususnya di Kantor Kecamatan
Bungaya dalam menyelesaikan kinerjanya sangat lama dan berbelit-belit,
terkadang kita sebagai masyarakat apabila ingin mengurus sesuatu kita
sering kali bolak balik Kantor Kecamatan, karena jarangnya ada staf di
Kantor Kecamatan. Mungkin hal tersebut diakibatkan karena jarak antara rumah dengan Kantor Kecamatan yang cukup jauh sehingga mereka jarang
masuk kantor dan susah untuk bisa ditemui” (Hasil wawancara dengan NS,
pada tanggal 10 Juli 2015).
78
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam menyelesaikan kinerjanya secara tepat
waktu belum dirasakan oleh masyarakat dimana para aparat Pemerintah
Kecamatan Bungaya yang tidak profesional dalam menyelesaikan kinerjanya yang
ternyata belum maksimal.
Hasil observasi selama peneliti berada di lapangan menunjukkan bahwa
aparat pemerintah kecamatan kurang maksimal dalam menyelesaikan kinerjanya
dengan baik, dimana penyelesaian pekerjaannya yang sering kali terlambat dan
menggunakan waktu yang sangat lama.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian
pekerjaan secara tepat waktu yang dilakukan oleh aparat Kecamatan Bungaya
belum maksimal dan terkadang dalam proses penyelesaiannya yang sangat lama.
Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa kurang
aktifnya aparat kecamatan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, sehingga bagi
sebagian masyarakat berasumsi bahwa Pemerintah Kecamatan Bungaya masa
bodoh dengan masyarakatnya.
b. Efesiensi kerja
Efesiensi kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pejabat struktural dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan.
Hasil wawancara yang diperoleh dari ZU, selaku Camat Bungaya yang
mengatakan bahwa:
“Kami dalam upaya megerjakan sesuatu secara efesien kami terlebih
dahulu mengerjakan beberapa item-item yang telah direncanakan
79
sebelumnya dan mengerjakan satu persatu agar pekerjaan berjalan secara
stabil” (Hasil wawancara dengan ZU, pada tanggal 8 Juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam menjalankan kerja sudah dilakukan dengan cara
bertahap agar kerja yang mereka lakukan dapat terlaksana dengan stabil.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengupayakan kinerjanya secara
efesien dengan proses pelaksanaan yang bertahap sehingga mendapatkan hasil
yang optimal.
Adapun hasil wawancara informan yang diperoleh dari AS, selaku
Sekertaris Camat Bungaya yang mengatakan bahwa:
“Pekerjaan yang efesien yang selalu kami upayakan dalam mengerjakan
segala hal kami selalu bertindak dengan secepat mungkin agar perkerjaan
kami tidak menumpuk” (Hasil wawancara dengan AS, pada tanggal 8 Juli
2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam mengefisienkan kinerja selalu diupayakan agar
pekerjaan yang lainnya dapat terselesaikan dengan segera.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam melaksanakan kerjanya aparat
kecamatan sering menunda beberapa kinerjanya sehingga dapat terhambat.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari MN, selaku Kasi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Dalam pekerjaan yang efesien itu akan terlaksana dengan lancar apabila
setiap pegawai mengerjakan masing-masing tugasnya dengan cepat”
(Hasil wawancara dengan MN, pada tanggal 8 Juli 2015).
80
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam mengefesienkan kinerja yang baik apabila seorang
aparat Kecamatan Bungaya mengerjakan masing-masing tugasnya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam bekerja secara efesien itu dapat
terpenuhi apabila dari seorang aparat Kecamatan Bungaya dapat mengerjakan
tugas-tugasnya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Selain itu adapun wawancara yang diperoleh dari BA selaku Staf Seksi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Yah sudah efesien, karena pekerjaan yang efesien dalam menyelesaikan
suatu kerja sesuai dengan hasil yang memuaskan itu akan dapat terpenuhi
apabila aparat Kecamatan saling bekerjasama sehingga membuahkan hasil
yang maksimal pula dan itu sudah terjalin antar pegawai” (Hasil
wawancara dengan BA, pada tanggal 8 Juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam mengefesienkan kinerja yang baik sudah terlaksana
dengan baik, selain itu aparat Kecamatan Bungaya juga mengungkapkan bahwa
tercapainya kinerja yang efesien itu karena adanya kerjasama dengan aparat
lainnya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengefesienkan kinerjanya
belum terlihat adanya hasil yang maksimal.
Adapun wawancara yang diperoleh dari DI, selaku Staf Seksi Kessos yang
mengatakan bahwa:
“Efesien atau tidak efesiennya suatu kinerja pegawai Kecamatan Bungaya
disini itu tergantung dari para pegawainya sendiri dan saya melihat para
81
pegawai disni selalu efesien dalam kinerjanya” (Hasil Wawancara dengan
DI, pada tanggal 8 Juli 2015).
Sesuai dengan yang disampaikan oleh informan di atas, dapat diketahui
bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengerjakan kinerjanya sudah
dikerjakan dengan efesien.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam menyelelesaikan kinerjanya
secara efesien itu belum tercapai.
Adapun wawancara yang diperoleh dari AI, selaku Staf Seksi Ekonomi
yang mengatakan bahwa:
“Pekerjaan yang kami kerjakan selalu di usakan dengan seefesien mungkin
dengan mengerjakan tugas kami masing-masing” (Hasil Wawancara
dengan AI, pada tanggal 12 Juli 2015).
Sesuai dengan pernyataan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam mengerjakan kinerjanya selalu berusaha dalam
mengefesienkan kinrjanya dengan cara bekerja sesuai dengan tugas dan
bidangnya masing-masing.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam melaksanakam pekerjaannya belum efesien
karena masih adanya tugas-tugas yang seharusnya diselesaikan namun terhambat.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa informan di atas dapat disimpulkan
bahwa efesiennya suatu kinerja aparat Kecamatan Bungaya selalu diupayakan
oleh aparat Kecamatan Bungaya agar kinerja yang telah berjalan dapat efesien
secara optimal sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya.
82
Adapun wawancara yang diperoleh dari HB, selaku masyarakat yang
mengatakan bahwa:
“Kalau saya perhatikan setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh
pemerintah disini sangat lama dan terkadang tidak sesuai dengan harapan”
(Hasil Wawancara dengan HB, pada tanggal 10 Juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam melaksanakan pekerjaan sangat lama dan
terkadan tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan peneliti menemukan hal
yang sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam kinerja sangat lamban dan
terkadang hasil kinerjanya tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
Adapun wawancara yang diperoleh dari NS, selaku masyarakat yang
mengatakan bahwa:
“Setiap kinerja yang dijalankan oleh Pemerintahan setelah mengamati
sebagai masyarakat saya menilai kurang efesien sebab setiap kinerja yang
saya lihat sangat lama dan menggunakan waktu yang sangat lama” (Hasil
wawancara dengan NS, pada tanggal 10 Juli 2015).
Sesuai penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam menjalankan kinerjanya sangat lama dan
menggunakan waktu yang sangat lama.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan peneliti menemukan hal
yang sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya belum maksimal dalam
penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan seperti pembuatan KTP yang terkadang
terhambat hingga beberapa waktu lamanya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian
kinerja yang dilakukan oleh aparat Kecamatan Bungaya belum maksimal dan
83
lama. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan di lapangan terlihat bahwa
kurang aktif dan kurang kreatifnya para aparat kecamatan dalam menyelesaikan
sebuah pekerjaan, sehingga bagi sebagian masyarakat berasumsi bahwa
Pemerintah Kecamatan Bungaya tidak professional dalam penyelesaian kinerja.
3. Kecukupan
Kecukupan adalah upaya yang dilakukan oleh aparat kantor Kecamatan
Bungaya untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil yang diinginkan dalam
memecahkan masalah dengan menggunakan Fasilitas pelengkap yang dimiliki
seperti meja, kursi, papan tulis, OHP, LCD, lemari, komputer dan peralatan kerja
lainnya. Kecukupan yang di maksud adalah kecukupan sarana dan kecukupan
prasarana.
a. Kecukupan Sarana dan Prasarana
Hasil wawancara yang diperoleh dari ZU, Sselaku Camat Bungaya terkait
kecukupan yang mengatakan bahwa:
“Pada dasarnya seluruh aparatur kecamatan membutuhkan sarana dan
prasarana penunjang kerja mereka, baik berupa sarana prasarana secara
fisik ataupun berupa pelayanan administrasi perkantoran, dalam
penyelasaiannya yang terkadang terhambat, hal ini disebabkan pelayanan
administrasi perkantoran belum begitu maksimal. Diantaranya adalah
penyediaan jasa administrasi keuangan yang memang dikarenakan
kurangnya dana khusus untuk menunjang kegiatan kecamatan berupa dana
taktis dari pemerintah kota. Namun kekhawatiran ini lambat laun sudah
dapat diminimalisir dengan danakas kecamatan ataupun dana pribadi
camat” (Hasil wawancara dengan ZU, pada tanggal 8 Juli 2015)
Hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa Kecamatan Bungaya dalam
upayanya untuk melaksanakan program pelayanan administrasi perkantoran
belum begitu maksimal. Hal ini dikarenakan aparatur Kecamatan Bungaya masih
terkendala dengan penyediaan jasa administrasi keuangan yang dapat menunjang
84
terlaksananya agenda-agenda ataupun program kecamatan lainnya, khususnya
yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu berikut wawancara yang diperoleh dari AS, selaku Sekertaris
Camat Bungaya yang mengatakan bahwa:
“Sejauh ini hasil yang kami perolehadalah kepuasan dari masyarakat,
sebuah keberhasilan sebagai pelayan masyarakat, selain itu fasilitas yang
masih dalam proses perbaikan dan penambahan beberapa alat administratif
lainya bukanlah sebuah kendala bagi kami untuk megerjakan tugas sesuai
dengan yang diinginkan oleh masyarakat” (Hasil wawancara dengan AS
pada tanggal 08 juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa
Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam menyelesaikan kinerjanya dengan baik
alat administratif bukanlah sebuah kendala untuk menjalankan dan menyelesaikan
kinerjanya. Selain itu aparat Pemerintah kecamatan telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan harapan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam menjalankan kinerjanya tanpa alat
yang kurang memadai untuk dipergunakan aparat Kecamatan Bungaya tetap
melaksankannya akan tetapi proses pelaksanaan tersebut menggunakan waktu
yang lama.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari MN, selaku Kasi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Hasil yang kami peroleh mungkin adalah suatu keberhasilan untuk
melayani masyarakat melihat berbagai alat administratif yang kurang
mendukung sehingga pelayanan tersebut belum terlalu maksimal akan
tetapi kami selalu berupaya untuk memperhatikan keluhan-keluhan dari
masyarakat sehingga tercipta pelayanan yang merata dan kepentingan bersama dapat tercapai itu adalah harapan kami sebagai pelayan
masyarakat” (Hasil wawancara dengan MN, pada tanggal 8 Juli 2015).
85
Sesuai dengan tanggapan informan di atas dapat diketahui bahwa aparat
Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam suatu pencapaian tujuan untuk melayani
masyarakat ternyata belum maksimal dengan baik, akan tetapi aparat Kecamatan
Bungaya selalu berupaya untuk melakukan hal yang terbaik sesuai dengan
keinginan masyarkat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat adanya
upaya dari aparat Kecamatan Bungaya yang ingin bekerja tanpa melihat
mepersoalkan fasilitas yang kurang memadai.
Hasil wawancara yang diperoleh dari BA, selaku Staf Seksi Pembangunan
yang mengatakan bahwa:
“Dengan situasi yang ada di Kantor ini kami selaku aparat Pemerintah
Kecamatan Bungaya mengakui belum maksimal dalam pencapain tujuan
yang maksimal yang sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat
sebelumnya ditunjang dengan berbagai fasilitas yang kurang memadai
sehingga dalam proses penyelesaian kerja terkadang sering terhambatakan
tetapi kami selalu beruapaya memperbaiki berbagai fasitas yang sudah
tidak memadai untuk dipergunakan” (Hasil wawancara dengan BA, pada
tanggal 8 Juli 2015).
Sesuai dengan hasil wawancara yang disampaikan oleh informan di atas,
dapat diketahui bahwa Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam proses pencapaian
tujuan belum berjalan baik kerena ditunjang dengan berbagai kendala mengenai
fasilitas administrative perkantoran. Namun disisi lain dari aparat kecamatan itu
sendiri terus berupaya untuk meningkat berbagai fasilitas kantor.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam mengupayakan kinerja yang baik
aparat Kecamatan selalu berupaya untuk melakukan yang semestinya.
86
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari DI selaku Staf Seksi Kessos
yang mengatakan bahwa:
“Melihat berbagai fasilitas yang ada disini itu juga menjadi perhatian
khusus akan tetapi kami disini sebagai pelayan masyarakat selalu
merespon masyararakat apabila ada yang ingin mengurus sesuatu sehingga
dalam hal pencapain tujuan kami selalu melakukan yang terbaik” (Hasil
wawancara dengan DI, pada tanggal 12 Juli 2015).
Sesuai dengan tanggapan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam pencapaian tujuan belum mencapai
sasaran yang diinginkan akan tetapi aparat pemerintah kecamatan Bungaya selalu
berupaya untuk selalu berperan aktif dalam menjalankan tugas dan taanggung
jawabnya sebagai pelayan masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat bahwa
dengan fasilitas admistratif yang kurang di Kantor Kecamatan Bungaya, aparat
Kecamatan tetap melayani masyarakat akan tetapi dalam proses pelaksanaannya
terkadang berjalan sangat lamban.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari AI selaku Staf Seksi
Ekonomi yang mengatakan bahwa:
“Kami disini itu selalu melaksanakan tugas dan tanggung jawab kami
tanpa mempermasalahkan fasilitas yang ada walaupun itu sangat penting
dan juga menunjang dan jika ditanyakan berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan kami dalam kerja dan juga sebagai pelayanan masyarakat yah sesuai
dengan harapan masyarakat kami selalu mengerjakan apabila ada
masyarakat yang datang dan segera dilayani” (Hasil wawancara dengan
AI, pada tanggal 12 Juli 2015).
Sesuai dengan hasil wawancara peniliti di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam suatu pencapaian tujuan yang baik sudah
dilaksanakan dengan baik pula.
87
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti masih melihat
bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam melayani masyarakat dalam proses
penyelesaian pekerjaan belum stabil.
Berberda halnya hasil wawancara yang diperoleh dari HB selaku
masyarakat yang mengatakan bahwa:
“Melihat kondisi yang ada di Kantor Kecamatan kalau saya perhatikan
sangat tidak mendukung untuk menyelesaikan kinerja yang baik karena
saya liat fasilitas juga yang kurang mendukung yang hanya seadanya
sehingga dalam proses penyesaian kerja dari aparat kecamatan Bungaya
tidak tepat waktu”. (Hasil wawancara dengan HB, pada tanggal 20 Juli
2015).
Seperti halnya wawancara yang diperoleh dari NS, selaku masyarakat yang
mengatakan bahwa:
“Setiap kerja yang di lakukan oleh aparat Kecamatan Bungaya tidak
berjalan dengan baik dan belum mencapai hasil yang diharapkan kenapa
demikian mungkin hal tersebut karena diakibatkan oleh beberapa fasilitas
admistratif kantor yang belum lengkap sehingga dapat menunjang kinerja
itu tidak tercapai dengan baik sesuai dengan sasaran yang diinginkan, tidak
terlepas dari itu alangkah baiknya kalau pemerintah memperhatikan
peralatan yang seharusnya disediakan sehingga dalam kerja aparat
Kecamatan dapat terlaksana dengan baik”. (Hasil wawancara dengan NS,
pada tanggal 20 Juli 2015).
Sesuai dengan pernyataan dari wawancara informan di atas, dapat
diketahui bahwa aparat kecamatan bungaya dalam pencapaian tujuan ternyata
belum maksimal hal itu diakibatkan karena kurangnya fasilitas yang memadai
sehingga menjadi faktor penghambat terlaksananya kinerja yang baik.
Selama peneliti berada di Kantor Kecamatan Bungaya dapat diketahui
bahwa dalam penyelesaian kinerja yang dilakukan oleh aparat kecamatan
Bungaya belum mendapatkan hasil yang memuaskan sebagaimana yang
diharapkan oleh masyarakat sebelumnya, selain itu peran Pemerintah Kecamatan
88
kurang aktif dalam memperhatikan fasilitis yang dibutuhkan dalam kantor
kecamatan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam mencapai hasil kinerja yang belum
optimal hal tersebut diakibatkan karena berbagai macam fasilitas kantor seperti
administratif sebagai alat pendukung untuk membantu dalam proses penyelesaian
kinerja aparat Kecamatan Bungaya. Selain itu hasil penelitian yang ditemukan
dilapangan terlihat bahwa kurang aktifnya pemerintah kecamatan dalam
melakukan pemantauan baik dalam lingkungan kantor kecamatan maupun di
lingkungan masyarakat. Selain itu, Sarana dan prasarana yang merupakan salah
satu penunjang berjalannya suatu proses pelayanan publik seperti halnya dengan
Sumber daya manusia di Kecamatan Bungaya. Sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan publik yang ada di kantor Kecamatan Bungaya masih terdapat
kekurangan dan keluhan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
akan merasa nyaman jika saranadan prasarana dipenuhi dengan baik apa bila
masyarakat datang ke kantor melakukan pengurusan.
b. Personil
Organisasi dalam kegiatan pencapaian tujuannya, faktor yang paling
penting adalah sumber daya manusia, karena sebaik apapun sebuah organisasi,
sebanyak apapun sarana prasarana yang dimiliki organisasi, tanpa adanya peran
dari sumber daya manusia (pegawai) semua itu tidak akan berjalan dengan baik,
karena sumber daya manusia berperan sebagai motor penggerak bagi kehidupan
organisasi, manusialah yang mengatur dan menjalankan sarana dan prasarana
89
yang ada dalam organisasi. Tanpa adanya sumber daya manusia, sumber daya
sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi tidak akan dapat berjalan. Oleh
karena itu, dalam upaya mendukung pencapaian tujuan organisasi tersebut,
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Sumber daya
manusia yang berkualitas dan professional cenderung memiliki kinerja yang lebih
baik, sehingga upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting
untuk diperhatikan oleh pimpinan organisasi. Sumber daya manusia yang ada
dalam organisasi harus senantiasa diberdayakan dan dikembangkan agar menjadi
sumber daya yang kompetitif.
Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat
dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Sumber daya
manusia adalah satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan,
keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya.
Satu-satunya sumber daya yang memliki rasio, rasa dan karsa. Semua potensi
sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi
dalam pencapaian tujuan.
Adapun wawancara yang diperoleh dari ZU, selaku Camat Bungaya yang
mengatakan baahwa:
“Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sangat
dibutuhkan aparatur-aparatur pemerintah yang memiliki kualitas sumber
daya manusia yang handal, untuk itulah kemudian dapat dikatakan
keberhasilan suatu pelayanan salah satunya sangat ditentukan oleh kualitas
aparat yang ditunjuk sebagai pelayanan publik, akan tetapi sumber daya
manusia yang berada di Kantor ini sangat kurang sehingga menjadi
kendala dalam proses pekerjaan yang maksimal” (Hasil wawancara dengan ZU, pada tanggal 8 Juli 2015).
90
Sesuai dengan penjelasan informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya dalam upaya melaksanakan kinerja yang cepat itu terkendala
dengan sumber daya manusia yang masih kurang.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa terkendalanya suatu kinerja yang dikerjakan oleh aparat Kecamatan
Bungaya itu disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia yang memiliki
kualitas khusus dalam melayani masyarakat.
Adapun wawancara yang diperoleh dari AS, selaku Sekertaris Camat
Bungaya yang mengatakan bahwa:
“Berhasilnya suatu Pemerintahan yang baik dilihat dari peranan pegawai
atau aparatur sebagai sumber daya manusia dalam upaya mendukung
keberhasilan pemerintahan dan kami disini sudah menempatkan pegawai
sesuai dengan keahlian dan bidangnya masing-masing” (Hasil wawancara
dengan AS, pada tanggal 8 Juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya sudah menempatkan sumber daya aparatur sesuai
dengan keahliannya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya yang sebagian tidak sesuai dengan
jabatan yang didudukinya.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari MN selaku Kasi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Disini itu masih kurang sumber daya manusia yang memadai sehingga
dalam struktur organisasi belum lengkap terisi disebabkan belum
lengkapnya sumber daya manusia atau aparatur yang handal dan mungkin
juga bisa menjadi penghambat bagi masyarakat yang ingin mengurus” (Hasil wawancara dengan MN, pada tanggal 12 Juli 2015).
91
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam memperadakan sumber daya manusia belum
dapat terwujud sehingga dalam proses kinerja jadi terhambat.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam memperadakan sumber manusia
yang berkualitas belum dapat tercapai selain itu kondisi dari sistem aparatur
kecamatan dalam kinerjanya masih tergolong dibawah standar.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari BA, selaku Staf Seksi
Pembangunan yang mengatakan bahwa:
“Kalau melihat situasi dan medan yang bekerja di kantor ini kita bisa
melihat bahwamasih perlu sumber daya manusia yang berpontensi sesuai
dengan bidangnya sehingga dalam proses pelayanan terhadap masyarakat
dapat berjalan dengan baik” (Hasil wawancara dengan BA, pada tanggal
12 Juli 2015).
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
masih kurangnya aparat Kecamatan Bungaya dan masih perlu adanya
penambahan sehingga tercipta pelanan yang berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil obsevasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
sama bahwa masih perlu adanya penambahan aparatur pemerintahan yang
berkompoten.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari DI, selaku Staf Seksi Kessos
yang mengatakan bahwa:
“Sumber daya manusia atau selaku aparat Kecamatan Bungaya selalu aktif
dibidangnya masing-masing akan tetapi masih perlu adanya penambahan
yang dapat membantu dan siap untuk bekerja sehingga kinerja kami dapat
berkualitas di mata masyarakat” (Hasil wawancara dengan DI, pada tanggal 12 Juli 2015).
92
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam kinerjanya selalu aktif dalam kinerjanya.
Berdasarkan hasil observasi selama di lapangan, peneliti melihat hal yang
berbeda bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam kinerjanya masih belum aktif
hal tersebut mungkin diakibatkan karena masih kurangnya sumber daya manusia
yang perlu diperhatikan oleh aparat Pemerintahan Kecamatan Bungaya khususnya
Camat.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari AI, selaku Staf Seksi
Ekonomi yang mengatakan bahwa:
“Keadaan pegawai disini itu masih perlu penambahan, dengan aparat yang
sudah ada itu sudah menunjukkan kualitas mereka dan selalu melayani
masyarakat” (Hasil wawancara dengan AI pada tanggal 12 Juli 2015).
Sesuai penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa aparat
Kecamatan Bungaya sudah menunjukkan kualitas kinerja mereka.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, peneliti melihat hal yang berbeda
bahwa aparat Kecamatan Bungaya masih kurang berkualitas dalam melaksanakan
kinerjanya.
Berbeda halnya hasil wawancara yang diperoleh dari HB, selaku
masyarakat yang mengatakan bahwa:
“Aparat yang bekerja di Kantor Kecamatan Bungaya kalau saya lihat itu
seringkali menyalahi aturan-aturan sebagaimana yang saya ketahui bahwa
pegawai negeri sipil itu harus masuk kantor sesuai dengan jadwal pegawai
negeri sipil seperti mulai dari hari senin sampai dengan hari sabtu akan
tetapi para aparat kecamatan Bungaya hanya semaunya saja masuk kantor
selain itu aparat Kecamatan apabila di kantor khususnya ibu-ibu hanya
asyik bergosip setelah sekitar sejam di Kantor dia pergi lagi tanpa ada
kepentingan kantor akan tetapi kepentingan pribadi” (Hasil wawancara dengan HB, pada tanggal 15 Juli 2015).
93
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya tidak disiplin pada saat jam kerja sebagaimana yang
seharusnya dilakukan oleh seorang pejabat struktural terutama di Kantor
Kecamatan Bungaya.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari NS, selaku masyarakat yang
mengatakan bahwa:
“Kondisi aparat Kecamatan Bungaya saat ini sangat lamban dari berbagai
macam pengurusan maupun dalam aktifitas masuk kantor karena sering
kali saya lihat beberapa dari masyarakat yang datang ke kantor Kecamatan
yang ingin mengurus terhambat karena kurangnya pegawai yang masuk
Kantor sehingga menyulitkan masyarakat apabila ingin mendapatkan
pelayanan, seharusnya aparat kecamatan Bungaya harus selalu sedia di
kantor untuk melayani masyarakat yang datang dan ingin mengurus
berbagai macam persuratan-persuratan dan lain-lain selain itu perlu adanya
perhatian khusus dari Camat Bungaya untuk melihat kondisi kinerja dari
para pegawainya” (Hasil wawancara dengan NS, pada tanggal 15 Juli
2015).
Sesuai dengan penjelasan dari informan di atas, dapat diketahui bahwa
aparat Kecamatan Bungaya dalam pelayan Sbelum mendapatkan kepuasan dari
masarakat sehingga perlu adanya perhatian khusus dari Kepala Kecamatan itu
sendiri atau Camat Bungaya.
Selain itu hasil temuan dari observasi peneliti juga melihat kondisi yang
sama bahwasanya aparat kecamatan Bungaya jarang masuk kantor, tidak tepat
waktu yang terkadang datang jam 10 pulang jam 12, dan lamban dalam melayani
masyarakat. Hal tersebut disebabkan kurang aktifnya kepala Kecamatan Bungaya
atau Camat Bungaya dalam mengontrol kinerja dari masing-masing para
pegawainya.
94
Berdasarkan penjelasan dari beberapa informan di atas, dapat disimpulkan
bahwa aparat Kecamatan Bungaya dalam kinerjanya masih sangat lamban dan
belum sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat. Selain itu lemahnya
sumber daya manusia dalam mengelola pengurusan administrasi yang tergolong
masih lambat, kurangnya jumlah pegawai dan kualitas dari pegawai yang masih
kurang.
95
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Kecamatan
Bungaya mengenai Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa. Maka dari itu, penulis dapat menyimpulkan dari hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Efektifitas kinerja yang dimiliki oleh aparat Kecamatan Bungaya masih
mengalami keterhambatan dan keterlambatan, dan belum di selesaikan secara
maksimal dan tepat waktu, hal ini disebabkan karena kurang aktifnya
Pemerintah Kecamatan Bungaya dalam menyelesaikan kinerja yang terbilang
sangat lamban dan jauh dari hasil yang diharapkan oleh masyarakat.
2. Efesiensi kinerja yang dimiliki oleh aparat Kecamatan Bungaya belum tepat
waktu secara maksimal dalam proses penyelesaian kinerjanya sehingga hasil
kerja yang dihasilkan tidak optimal.
3. Kecukupan yang dimiliki Kantor Kecamatan Bungaya yang terkadang masih
sering terhambat di karenakan fasilitas sarana dan prasarana yang kurang
memadai sehingga dalam penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu itu
belum dirasakan oleh masyarakat. Selain itu perlu adanya perhatian khusus
dari pemimpin agar upaya perbaikan kualitas sumber daya yang ada di
dalamnya misalnya menetapkan kompetensi setiap staf, menyeimbangkan
jumlah kerja dengan beban kerja, pemenuhan sarana fisik, perbaikan sistem
96
manajemen dan memberi perhatian khusus kepada setiap staf serta
menciptakan iklim kerja yang kondusif.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Kecamatan
Bungaya mengenai Evaluasi Kinerja Pejabat Struktural di Kantor Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa dan melihat permasalahan yang terjadi dalam lingkup
Pemerintahan Kecamatan Bungaya, maka dari itu peneliti menyarankan:
1. Bagi aparat Pemerintah Kecamatan Bungaya hendaknya lebih
mengoptimalkan perannya selaku abdi masyarakat dalam menyelesaikan
pekerjaanya guna membangun image yang positif di kalangan masyarakat.
2. Pemerintah Kecamatan Bungaya harus lebih aktif dalam berkomunikasi
dengan aparat yang lainnya untuk menyatukan konsep dan tujuan yang sama
untuk mewujudkan harapan dari masyarakat sehingga peyelesaian kinerja
dapat terlaksana dengan baik.
3. Aparat Kecamatan Bungaya harus lebih disiplin waktu, serta bertanggung
jawab sebagai pelayan masyarakat dan menyedikan fasilitas administrasi di
Kantor Kecamatan Bungaya agar kiranya setiap kinerja yang akan dikerjakan
dapat terlaksana dan berjalan dengan baik.
97
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:
Jakarta.
Azhari. 2011. Mereformasi Birokrasi Publik Indonesia. Cetakan Pertama. Pustaka
Pelajar: Yogyakarta.
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Edisi Kedua.
Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Dwiyanto, Agus. 2012. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Cetakan
Keempat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Kinerja; Teori dan Aplikasi. Cetakan Kedua.
Alfabeta: Bandung.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Edisi Kedua, Cetakan Kelima belas. BPFE: Yogyakarta.
Jabar, dan Arikunto, Suharsimi. 2008. Evaluasi Program Pendidikan. Bumi
Aksara: Jakarta.
Keban, Yeremias T. 2004. Enam Dimensi Strategis Admistrasi Publik, Konep,
Teori, dan Isu. Gava Media: Yogyakarta.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE: Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Refika Aditama:
Bandung.
. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Mustari, Nuryanti. 2013. Implementasi Kebijakan Publik; Pemahaman Teoritis
Empiris. Cetakan Pertama. Membumi Publishing: Makassar.
Nogi, Tangkilisan Hessel S. 2005. Manajemen Publik. Gramedia Widia Sarana
Indonesia: Jakarta.
Nuraini, Ida. 2005. Pengantar Ekonomi Mikro. UMM: Malang.
Pasolong, Harbani. 2013. Kepemimpinan Birokrasi. Cetakan Ketiga. Alfabeta:
Bandung.
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2012. Implementasi
Kebijakan Publik; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Cetakan I. Gava
Media: Yogyakarta.
98
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2002 tentang
perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100
Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan
Struktural.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 27/PMK.0l/2014
Tentang Pedoman Pembentukan dan Penggunaan Jabatan Fungsional
Tertentu di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Rivai, Veithzal dan Basri, Ahmad Fawzi. 2004. Performance Appraisal: Sistem
yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya
Saing Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sastrohadiwiryo, B Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia;
Pendekatan Administratif dan Operasional. Cetakan Pertama. Bumi
Aksara: Jakarta.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. FE UI: Jakarta.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung.
Suharto, Edi. 2006. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik: Peran
pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial dalam
mewujudkan negara kesejahteraan (welfare state) di Indonesia. Alfabeta:
Bandung.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia; Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi
Publik. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Thoha, Miftah. 2010. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Edisi Pertama,
Cetakan Keempat. Kencana Prenada media Group: Jakarta.
Uno, Hamzah B dan Lamatenggo, Nina. 2014. Teori Kinerja dan Pengukurannya.
Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Bumi Aksara: Jakarta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
Wahab, Abdul Solichin. 2002. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi Ke
Implementasian Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara: Jakarta.
Widodo, Joko. 2005. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Bayumedia
Publishing: Malang.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori Aplikasi dan
Penelitian. Salemba Empat: Jakarta.
99
top related