essay ismki
Post on 24-Apr-2015
330 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Saat ini merdeka, ya memang merdeka. Ada yang berkata seperti itu namun juga ada
yang berkata bahwa kita belum merdeka! Atas dasar apa khalayak ramai berkata
demikian?
Apakah kita lupa, mungkin sebenarnya kita memang belum merdeka. "Mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia". Kalimat ini tertulis
jelas pada pembukaan UUD 1945.
Kita memang hanya diantarkan sampai pintu gerbang! Apalagi saat ini kita hanya
merupakan generasi yang menikmati buah jerih payah pejuang hingga sampai di
"gerbang" ini. Lalu kenapa kita tidak segera masuk ke wilayah kemerdekaan
sebenarnya? Kenapa hanya di pintu gerbang saja?
Mungkin saja ini adalah jalan Tuhan karena rakyat Indonesia kurang bersyukur dengan
karunia yang sudah diberikan saat ini. Oleh karena itu, Tuhan lebih baik menahan
Indonesia hanya di depan pintu gerbang kemerdekaan saja.
Coba lihat, di awal kemerdekaan sudah banyak perebutan kekuasaan, semuanya seperti
hanya berpikir seputar tentang dirinya saja. KEMAKMURAN! Perut kenyang dompet
tebal lantas langsung bahagia!
Mungkin ini terkesan celotehan konyol tanpa bukti! Tapi apakah kita lupa? Jika lupa
coba ingat kembali sebuah fakta ini
67 Tahun kemerdekaan berapa banyak rakyat Indonesia menjadi perokok? Bukan ingin
menyudutkan atau menyalahkan, namun untuk apa berteriak minta tolong karena sakit
tapi dengan sadar manusia itu sendiri merusak tubuhnya. Padahal kita tahu, Jenderal
Sudirman tetap memimpin perang walau dalam kondisi sakit keras.
Mungkin banyak yang mengetahui sampai saat ini ada yang tidak ingin putra-putrinya
diimunisasi untuk berbagai alasan. Padahal, manfaat dari imunisasi sangat besar bahkan
kita juga tidak sadar untuk menemukan formula imunisasi saat ini laksana perjuangan
meraih kemerdekaan dari bayang-bayang ancaman sakit yang terus menghantui.
Memang ini hanyalah masalah waktu. Waktu yang akan menghantarkan ketidaktahuan
menjadi sebuah pemahaman. Namun, sampai kapan kita terus terperdaya dan terlarut
hingga terus diam di gerbang ini dalam posisi stagnan.?
Untuk mempercepat proses ini kita butuh biokatalisator. Apa biokatalisator ini?
Jawabannya adalah Pendidikan dan Kesehatan.
Gunakan setiap kesempatan untuk belajar dan fasilitasi jiwa dan raga ini dengan
kesehatan. Tentunya ini harus seiring sejalan. Gugurkan daun-daun tua dan ganti
dengan yang baru yang lebih revolusioner. Musnahkan budaya buruk yang mengganggu
pikiran untuk maju.
Jangan hanya menjadi genarasi yang merasa bahagia ketika perut kenyang dan terus
mengeluh atas kemiskinan. Jangan hanya berpikir di sekitarmu saja. Gunakan
kesempatan makan, minum, dan seluruh yang ada di hidup ini untuk terus membuat
jiwa dan raga ini tetap sehat. Gunakan sehatmu untuk terus berbuat lebih banyak guna
kepentingan rakyat Indonesia. Dan jangan lupa,, TETAPLAH MENJADI RAKYAT
YANG SADAR AKAN KEPEMIMPINANNYA.
DIRGAHAYU REPUBLIK INDOESIA ke-67. JAYALAH NEGERIKU JAYALAH
INDONESIA
HIDUP MAHASISWA!!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!
Bergerak bersama, bersatu dalam KASTRAT, berjuang untuk bangsa.
Kastrat, We Think Always
Staf magang kastrat ISMKI Wilayah 4
Dimas Bintoro Kresna Yustisia Handoyo/Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Malang.
top related